• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Media Pembelajaran Audio Visual PowerPoint dengan Kerangka Kerja Saintifik untuk Mata Pelajaran Matematika Kelas 5 Sekolah Dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Media Pembelajaran Audio Visual PowerPoint dengan Kerangka Kerja Saintifik untuk Mata Pelajaran Matematika Kelas 5 Sekolah Dasar"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

28

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Pengembangan

Meurut Nana Syaodih Sukmadinata (2012:164) penelitian pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan. Di era modern ini banyak sekali model atau desain pengembangan yang dikembangkan oleh para ahli. Salah satu desain pengembangan yang sering digunakan dalam penelitian adalah model pengembangan dari Borg and Gall.

Tahap model pengembangan Borg and Gall dalam Sukmadinata (2012:169-170) meliputi 10 tahap yaitu (1) research and information collecting, (2) planning, (3) develop preliminary form of product, (4) preliminary field testing, (5) main product revision, (6) main field testing, (7) operational product revision, (8) operational field testing, (9) final product revision, (10) dissemination and implementation. Jika diartikan maka model pengembangan Borg and Gall yaitu (1) studi pendahuluan, (2) merencanakan penelitian, (3) pengembangan desain, (4) uji produk secara terbatas, (5) revisi hasil uji lapangan terbatas, (6) uji coba luas, (7) revisi hasil uji lapangan lebih luas, (8) uji kelayakan, (9) revisi final hasil uji kelayakan, (10) desiminasi dan implementasi produk akhir.

Peneliti menggunakan desain dari Borg and Gall karena langkah-langkah yang telah dituliskan sangatlah jelas sehingga membuat peneliti menjadi paham dengan apa saja yang harus dilakukan dalam penelitian yang akan dilakukan.

(2)

29

collecting atau studi pendahuluan. Tahap ini peneliti mencari informasi mengenai data-data pembelajaran siswa di lapangan serta kurikulum dan kendala yang dialami. Data tersebut kemudian digunakan sebagai bahan masuk ke langkah kedua yaitu (2) planning atau merencanakan penelitian. Pada tahap kedua ini mulai dibuat perencanaan pengembangan media pembelajaran sesuai dengan data yang diperoleh pada studi pendahuluan. Hal yang perlu dilakuakan adalah menentukan tujuan penelitian, memperkirakan waktu serta pihak-pihak yang ikut berpartisipasi dalam pengembangan yang akan dilakukan. Setelah perencanaan dibuat maka akan masuk pada langkah ketiga yaitu (3) develop preliminary form of product pengembangan desain. Dalam pengembangan desain, peneliti akan mulai membuat desain produk yang dikembangkan. Setelah desain produk selesai dikembangkan, akan dilakukan uji validitas pada pakar media dan juga pakar materi. Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan masukan mengenai kelemahan desain produk yang dikembangkan agar dapat diperbaiki sebelum dilakukan proses uji coba terbatas. Selain itu juga peneliti mulai menentukan tahap-tahap pelaksanaan uji desain di lapangan serta menentukan peran pihak-pihak yang akan terlibat dalam penelitian ini.

(3)

30

3.2 Definisi Konsep

Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel yaitu: 1. Variabel independen atau variabel bebas

Variabel independen atau variabel bebas dalam penelitian ini adalah media pembelajaran audio visual yang dikembangkan dengan menerapkan kerangka kerja saintifik.

Dalam penelitian ini akan mengembangkan media audio visual berupa media powerpoint yang dalam penggunaanya menerapkan kerangkan kerja saintifik yaitu melalui tahap mengamati, menanya, mencoba, menalar/mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.

2. Variabel dependen atau variabel terikat

Variabel dependen atau variabel terikat dalam penelitian ini adalah efektifitas. Efektifitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tercapainya tujuan pembelajaran, menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah pembelajaran berlangsung, serta siswa mencapai kompetensi yang diharapkan. Semua itu dapat diukur dengan rata-rata hasil belajar yang melebihi KKM yang ditetapkan serta naiknya rata-rata hasil belajar siswa.

3.3 Prosedur Pengembangan

Dalam penelitian ini sesuai yang telah diuraikan dalam 3.1 desain pengembangan yang dipakai adalah desain pengembangan Borg and Gall yang telah dimodivikasi. Hal tersebut dilakukan mengingat waktu penelitian yang terbatas. Selain itu modivikasi juga dilakukan agar penelitian yang dilakukan lebih mudah dipahami dan juga lebih mudah dilakukan. Diagram 2 merupakan gambaran desain pengembangan Borg and Gall yang telah dimodivikasi:

Diagram 1

Modivikasi Desain Pengembangan Borg and Gall

Studi Pendahuluan

Merencanakan penelitian

Pengembangan desain

Uji produk secara terbatas

(4)

31

3.3.1 Tahap Studi Pendahulun

Tahap pertama yang akan peneliti lakukan adalah tahap studi pendahuluan. Tahap ini dibagi lagi menjadi beberapa tahapan yaitu analisis kebutuhan, studi pustaka, studi literatur.

Pada tahp studi pustaka peneliti mengkajin konsep tentang media pembelajaran serta pendekaatan saintifik yang akan dikembangkan. Kajian ini juga meliputu kurikulum 2013 yang akan berlangsung pada bulan April atau saat penelitian akan berlangsung. Hal-hal yang perlu dikaji yaitu mengenai standar kompetensi serta kompetensi dasar pada mata pelajaran yang akan diajarkan pada bulan April tersebut. Selain itu juga perlu mengkaji penelitian-penelitian yang relevan dengan pengembangan media pembelajaran yang akan dilakukan.

Setelah melakukan studi pustaka maka peneliti akan melakukan studi literatur ke SD N Randuacir 01 di Salatiga untuk mengetahui perencanaan dan pelaksanaan penelitian pengembangan yang akan dilakukan. Studi literatur ini akan dilaksanakan pada bulan Januari akhir atau bulan Febuari. Studi literatur ini akan dilakuakan dengan studi dokumenter, wawancara serta observasi kelas saat terjadi proses belajar mengajar. Observasi ini bertujuan untuk mengetahui proses belajar mengajar yang dilakukan guru serta untuk mengetahui karakteristik siswa di SD tersebut. Setelah observasi kelas maka peneliti akan melakukan wawancara dengan guru kelas yang bertujuan untuk mengetahui perkiraan materi yang akan diajarkan pada bulan April saat penelitian berlangsung. Selain itu wawancara juga digunakan untuk mengetahui media pembelajaran yang ada serta kelemahan-kelemahan dari media pembelajaran tersebut sehingga nantinya peneliti bisa merangcang media pembelajaran yang lebih baik.

Dalam observasi tersebut peneliti akan melakukn studi dokumenter yang bertujuan untuk mengetahui keadaan di sekolah sehingga nantinya peneliti dapat merancang pembelajaran yang sesuai dengan tempat serta dapat memperkirakan apa saja yang akan dibutuhkan.

(5)

32

menentukan tujuan, waktu pelaksanaan, serta perkiraan biaya yang akan dibutuhkan.

3.3.2 Tahap Merencanakan penelitian

Setelah melakukan proses studi pendahuluan dan telah mendapatkan data-data yang dibutuhkan maka akan dilakukan tahap kedua yaitu merencanakan penelitian. Langakah pertama yang perlu dilakukan dalam merencanakan penelituian ini adalah menentukan tujuan penelitian. Salah satu tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengembangkan media pembelajaran dengan kerangka kerja saintifik untuk menyambut datangnya kembali kurikulum 2013. Dari media yang dikembangkan diharapkan akan membuat siswa terbiasa untuk melakukan pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Harapanya kelak ketika kurikulum 2013 duterapkan kembali akan berjalan dengan lancar karena siswa terbiasa dengan pendekatan saintifik. Selain itu pengembangan media ini juga bertujuan untuk mempermudah siswa memahami materi yang diajarkan sehingga hasil belajar siswa akan meningkat.

Setelah menentukan tujuan penelitian maka akan ditentukan mata pelajaran yang akan digunakan serta materinya. Selain itu juga akan ditentukan waktu yang dibutuhkan serta pihak-pihak yang ikut berpartisipasi dalam pengembangan yang akan dilakukan.

3.3.3 Tahap Pengembangan Desain

Tahap ini memuat pengembangan desain media pembelajaran yang akan dibuat. Penyusunan produk awal berupa media pembelajaran ini dengan kerangka kerja saintifik yang melalui tahap mengamati, menanya, mencoba, menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan sesuai dengan apa yang diamanatkan pada kurikulum 2013. Dalam penyusunan media pembelajaran tersebut didasarkan atas hasil observasi yang telah dilakukan. Hasil penyusunan produk awal ini berupa sebuah desain media pembelajaran audio visual yang dikembangkan dengan menerapkan kerangka kerja saintifik.

(6)

33

pembelajaran serta uji pakar materi dalam media pembelajaran tersebut. Pakar media pembelajaran adalah pakar yang ahli dalam bidang media pembelajaran. Pakar yang akan memvalidasi media pembelajaran ini adalah dosen dalam UKSW yaitu Bp. Ridho Sarwono, M.Pd. yang merupakan salah satu pakar media pembelajaran yang dimiki oleh UKSW. Pakar materi adalah pakar yang ahli dalam bidang materi pelajaran serta metode yang digunakan. Dalam penelitian ini akan difokuskan pada mata pelajaran matematika oleh karena itu pakar yang akan memvalidasi merupakan pakar yang ahli dalam matematika. Pakar matematika yang akan memvalidasi materi pada desain media yang dikembangkan yaitu Ibu Erlina Prihatnani, S.Si., M.Pd. Beliau merupakan salah satu dosen di FKIP pendidikan matematika di UKSW. Hasil dari proses uji pakar tersebut akan digunakan sebagai acuan perbaikan serta penyempurnaan desain media pembelajaran yang telah dibuat. Setelah desain pembelajaran selesai tahap revisi oleh pakar media dan materi maka desain media pembelajaran siap untuk diuji cobakan untuk diketahui apakah media pembelajaran valid sehingga layak untuk digunakan.

3.3.4 Tahap Uji Produk Secara Terbatas

(7)

34

tersebut lalu dikumpulkan dan dianalisis untuk dijadikan bahan penilaian produk yang telah dibuat. Untuk menganalisis data tes siswa menggunakan Paired simple t test. Hasil analisis tersebut digunakan untuk menentukan apakah draft media yang dikembangkan valid dan layak untuk diterapkan dalam pembelajaran. Hasil analisis juga digunakan untuk menentukan apakah media pembelajaran yang dibuat efektif.

Setelah proses uji coba selesai maka produk akan dilakukan perbaikan akhir. Dalam pelaksanaan uji coba akan didapatkan kekurangan dari draft media pembelajaran yang dibuat. Selain itu akan didapatkan saran-saran perbaikan dari prakrtisi (guru) yang dapat membuat draft media pembelajaran lebih baik. Setelah mengalami perbaikan akhir ini produk yang dihasilkan akan lebih sempurna karena telah melewati proses validasi pakar media berkaitan dengan tampilan dan operasional. Selain itu juga telah melewati validasi dari pakar materi berkaitan dengan tampilan, isi materi, operasional, evaluasi serta perbaikan setelah proses uji coba berkaitan dengan saran-saran dari guru setelah menggunakan draft media pembelajaran yang dikembangkan.

3.3.5 Tahap Revisi Hasil Uji Lapangan Terbatas

Setelah desain media yang dikembangkan selesai dilakukan uji coba terbatas maka akan dilakukan revisi akhir dari hasil uji coba terbatas. Dalam pelaksanaan uji coba terbatas jika didapatkan kendala-kendala atau masalah pada media yag dikembangkan maka akan dilakukan proses perbaikan. Selain itu masukan-masukan dari praktisi (guru) akan digunakan sebagai pertimbangan dalam proses perbaikan ini. Hal ini dilakukan agar media yang dihasilkan dalam penelitian ini menjadi lebih sempurna karena telah melewati proses validasi pakar materi, validasi pakar media dan juga revisi akhir dari hasil uji coba terbatas. 3.4 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

(8)

35

3.4.1.1Observasi

Observasi ini dilakukan untuk mengecek proses penggunaan media. Dalam obsevasi observer melihat reaksi guru saat menggunakan media pembelajaran yang dikembangkan. Dari pengamatan ini akan diketahui apakah guru menguasai penggunaan media, canggung saat menggunakan. Selain mengamati penggunaan media observer juga mengamati responn siswa saat melakukakn pembelajaran menggunakan media yang dikembangkan. Dalam pengamatan ini akan diketahui apakah siswa lebih semangat dalam pembelajaran atau justru membuat siswa semakin bingung. Dengan prosedur seperti ini data yang ingin diperoleh adalah mengetahui apakah guru menguasai penggunaan media serta respon siswa terhadap media yang dikembangkan. Hal tersebut penting diamati karena akan mempengaruhi tingkat keberhasilan penggunaan media pembelajaran yang dikembangkan.

3.4.1.2Angket

Angket ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar motivasi siswa untuk belajar menggunakan media yang dikembangkan. Untuk mendapatkan data motivasi siswa akan sangat sulit jika dilakukan melalui tes sehingga peneliti memutuskan untuk menggunakan angket. Melalui angket ini data yang ingin diperoleh adalah mengetahui seberapa menyenangkan media pembelajaran yang dibuat seta seberapa besar motivasi siswa belajar menggunakan media pembelajaran yang dikembangkan. Hasil angket ini kemudian akan digunakan untuk menentukan seberapa evektif media yang dikembangkan.

3.4.1.3Tes

(9)

36

dibuat. Hasil tes tersebut akan dianalisis dengan hasil angket yang telah didapatkan dan digunakan untuk mengetahui seberapa efektif media pembelajaran yang telah dikembangkan.

3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang akan diuji maka dibutuhkan intrumen atau alat. Instrumen yang digunakan haruslah mampu mengumpulkan semua informasi yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini instrumen pengumpulan data yang digunakan yaitu lembar validasi pakar media, lembar validasi pakar materi, lembar observasi, angket, lembar penilaian guru, lembar soal pretes dan postes. Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data pada uji pakar (validitas) serta uji terbatas. Instrumen tersebut terdiri dari: 3.4.2.1Lembar Validasi Pakar Media

Lembar pakar validitas media digunakan untuk menilai desain produk media pembelajaran awal yang dibuat yang berfokus pada media yang digunakan. Tabel 2 merupakan kisi-kisi lembar validitas pakar media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini:

Tabel 2

Kisi-Kisi Lembar Validasi Pakar Media

No Aspek Indikator Skor

1 2 3 4 5

1 Tampilan 1. Kesesuaian pemilihan ukuran teks

2. Kesesuaian pemilihan jenis teks 3. Kesesuaian pemilihan background 4. Kualitas warna

5. Kesesuaian penggunaan warna 6. Kualitas suara media

7. Kualitas animasi pada media 8. Kejelasan sajian gambar

2 Operasional 1. Kejelasan bentuk menu

2. Konsistensi tampilan menu

3. Kemudahan memahami struktur

navigasi

4. Kecepatan fungsi menu (kinerja navigasi)

(10)

37

Aspek yang akan dinilai oleh pakar media mengenai produk yang dibuat berfokus pada aspek tampilan serta aspek operasional. Aspek tampilan berkaitan dengan aspek pengemasan materi yang dibuat dalam media yang dikembangkan. Aspek tampilan yang dimaksud meliputi ukuran teks, jenis teks, background, warna tampilan, kualitas suara, serta kualitas animasi. Sedangkan untuk aspek operasional berkaitan dengan penggunaan media yang dikembangkan. Aspek operasional tersebut meliputi kejelasan bentuk menu, konsistensi tampilan menu, kemudahan memahami struktur navigasi, serta kecepatan fungsi dan reaksi menu. 3.4.2.2Lembar Validitas Pakar Materi

Lembar validitas pakar materi digunakan untuk menilai desain produk media pembelajaran yang dibuat yang berfokus pada materi.

Tabel 3

Kisi-Kisi Lembar Validasi Pakar Materi

No Aspek Indikator Skor

1 2 3 4 5

1 Isi Materi 1. Kejelasan tujuan

2. Kejelasan kompetensi dasar

3. Kesesuaian tujuan dan materi

4. Kejelasan penyajian materi

5. Kelengkapan materi berdasrkan ilustrasi yang dibuat

6. Kejelasan bahasa yang digunakan

7. Kejelasan informasi pada ilustrasi gambar

8. Kebermanfaatan media untuk kemudahan memahami konsep 9. Kesesuaian format sajian dengan

karakteristik sasaran

10.Ketepatan penggunaan istilah 11.Urutan penyampaian informasi 12.Kelengkapan materi

2 Evaluasi 13.Kecukupan evaluasi

(11)

38

Tabel 3 merupakan kisi-kisi lembar validasi pakar materi yang dibuat oleh peneliti. Aspek yang akan dinilai oleh pakar materi yaitu berfokus pada aspek isi materi serta aspek evaluasi. Aspek isi materi berkaitan dengan kedalaman materi yang disajikan dalam media yang dikembangkan. Aspek isi materi yang dimaksud meliputi kejelasan tujuan, kejelasan KD, kesesuaian tujuan dan materi, urutan penyampaian materi, dan juga kelengkapan materi. Sedangkan untuk aspek evaluasi berkaitan dengan kecukupan serta kesesuaian evaluasi yang terdapat dalam media. Aspek operasional tersebut meliputi kejelasan kecukupan evaluasi, kesesuaian evaluasi dengan tujuan, serta kesesuaian evaluasi dengan materi. 3.4.2.3Lembar Observasi Penggunaan Media

Lembar observasi dibuat oleh peneliti bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan media pembelajaran saat proses uji coba berlangsung. Lembar observasi ini digunakan untuk mengecek apakah dalam menggunakan media pembelajaran berjalan lancar sesuai dengan yang diharapkan oleh peneliti. Kisi-kisi lembar observasi penggunaan media dicantumkan pada tabel 4.

Tabel 4

Kisi-Kisi Lembar Observasi Penggunaan Media

No Aspek Indikator Keterlaksanaan

Ya Tidak

1 Guru 1. Canggung dalam menggunakan media

2. Guru antusias dalam menggunakan media 3. Guru paham penggunaan media

4. Guru menguasai media pembelajaran

5. Guru menjelaskan seluruh materi dalam media 6. Guru lancar menggunakan media

7. Guru terampil menggunakan media 8. Ada masalah dalam menggunakan media

2 Siswa 1. Siswa semangat belajar menggunakan media

2. Siswa tertarik dengan media yang digunakan 3. Siswa serius memperhatikan materi dalam media 4. Siswa merespon penggunaan media

5. Siswa mengikuti semua perintah dalam media 6. Siswa mampu mendengar dengan jelas suara pada

media

7. Siswa mampu melihat jelas gambar pada media 8. Siswa mampu menjawab semua pertanyaan pada

media

(12)

39

Dari lebar observasi ini akan diketahui reaksi guru saat menggunakan media pembelajaran yang dikembangkan. Selain itu melalui lembar observasi ini juga akan diketahui respon siswa terhadap media pembelajaran yang dikembangkan saat pembelajaran sedang berlangsung. Melalui lembar observasi ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan berkaitan dengan hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh proses pelaksanaan pembelajaran dan bagaimana penggunaan media pembelajaran yang dikembangkan ini. Oleh karena itu dalam penelitian ini penting dibuat lembar observasi terutama untuk mengecek penggunaan media dalam proses pembelajaran.

3.4.2.4Angket Untuk Siswa

Angket untuk siswa ini digunakan sebagai sarana penilaian siswa mengenai media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran.

Tabel 5

Kisi-Kisi Angket Siswa

No Aspek Kriteria

1. Tampilan 1. Suka dengan media yang digunakan

2. Suka dengan gambar pada media 3. Suka dengan warna-warna pada media

4. Mudah memahami materi pada media

5. Mudah mendengarkan suara media

6. Media tidak membosankan

1. Mendapat pengalaman belajar menarik menggunakan media

2. Media membuat semangat belajar meningkat Kalimat mudah dipahami

3. Ingin mengulanggi pembelajaran dengan media

2 Pemahaman materi Paham sifat-sifat bangun ruang

4. Paham jaring-jaring bangun ruang

5. Mudah memahami materi pembelajaran

6. Paham tentang pengertian rusuk 7. Paham tentang pengertian titik sudut 8. Paham tetntang pengertian sisi

9. Dapat memberikan contoh bangun ruang sederhana dalam kehidupan sehari-hari

10. Paham tentang perbedaan bangun ruang kubus dan balok 11. Paham tentang persamaan bangun ruang tabung dan

kerucut

(13)

40

Tabel 5 merupakan kisi-kisi angket yang digunakan dalam penelitian ini. Angket diberikan setelah proses pembelajaran selesai. Melalui angket ini peneliti dapat menilai seberapa bermakna dan menyenangkan pembelajaran yang dirancang menggunakan media pembelajaran yang dibuat oleh peneliti. Angket ini juga merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mengukur seberapa efektif media pembelajaran yang telah dibuat oleh peneliti. Oleh karena itu dalam penelaitian ini penting dilakukan pengambilan data angket siswa.

3.4.2.5Lembar Penilaian Guru

Lembar penilaian guru ini digunakan untuk mendapatkan data penilaian dari guru mengenai media pembelajaran yang dikembangkan. Tabel 6 merupakan lembar penilaian guru yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 6

Lembar Penilaian Guru

No Aspek Indikator Skor

1 2 3 4 5

1 Isi Materi 1. Kejelasan tujuan

2. Kejelasan kompetensi dasar 3. Kejelasan penyajian materi 4. Kelengkapan materi

5. Kejelasan bahasa yang digunakan 6. Kejelasan informasi pada ilustrasi

gambar

7. Kebermanfaatan media untuk kemudahan memahami konsep 8. Kessuaian evaluasi dengan materi

2 Tampilan 1. Kesesuaian ukuran teks dan pemilihan

warna

2. Kejelasasn petunjuk penggunaan media

3. Kualitas suara pada media 4. Kemenarikan tampilan fisik

3 Operasional 1. Kejelasan bentuk menu

2. Kemudahan memahami struktur

navigasi

3. Kecepatan fungsi menu

4 Evaluasi

4. Ketepatan reaksi menu 1. Kecukupan evaluasi

(14)

41

Berbeda dengan lembar validasi dari pakar, lembar penilaian guru ini diberikan setelah guru menggunakan media yang dikembangkan dalam poses pembelajaran. Lembar penilaian guru yang dibuat dalam penelitian ini terdiri dari empat aspek yaitu aspek isi, aspek tampilan, aspek operasional, serta aspek evaluasi. Dalam lembar penilaian guru ini semua aspek yang dilakukan uji validasi pakar akan dinilai kembali setelah proses uji coba. Melalui lembar penilaian guru yang dibuat peneliti akan mendapatkan skor penilaian dan juga saran perbaikan setelah desain media yang dikembangkan dilakukan uji coba. Melalui saran dari guru tersebut maka desain media akan dilakukan perbaikan akhir.

3.4.2.6Lembar Soal

3.4.2.6.1 Lembar Soal Pre Test

Lembar soal pretest digunakan untuk mengukur kemampuan siswa pada materi sebelumnya. Lembar soal pre test diberikan kepada siswa sebelum proses pembelajaran menggunakan media dilaksanakan. Materi pada soal pre test ini merupakan materi sebelum materi pada media pembelajaran yang dibuat. Soal pre test yang digunakan merupakan soal-soal yang telah dinyatakan valid setelah dilakukan uji validitas. Hasil dari pretest ini dapat digunakan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah melakukan proses pembelajaran menggunakan media yang dikembangkan. Oleh karena itu pembuatan soal pre test sangatlah penting dilakukan dalam penelitian ini. Melalui pre test ini akan diketahui hasil belajar sebelum dan sesudah menggunakan media yang dikembangkan mengalami kenaikan atau justru mengalami penurunan.

(15)

42

Tabel 7

Kisi-Kisi Soal Pre Test

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator Item Soal

Mengenal Pecahan

Mengubah pecahan biasa menjadi persen

1,2

Mengubah pecahan biasa menjadi desimal

Menjumlahkan pecahan biasa dengan pecahan campuran berpenyebut tidak sama secara berturut-turut

11,12,13

Menjumlahkan pecahan biasa dengan persen dan pecahan decimal

14,15,16

Mengurangkan pecahan berpenyebut tidak sama

19,20,21

Mengurangkan pecahan dengan dua pecahan lain yang berpenyebut tidak sama secara bertutut-turut

22,23

Pengurangan pecahan dengan persen dan decimal

Membedakan pembilang dan penyebut 26,27,28

Menentukan pecahan dari gambar yang disajikan

29,30

3.4.2.6.2 Lembar Soal Evaluasi (Post Test)

(16)

43

Tabel 8

Kisi-Kisi Soal Evaluasi (Post Test)

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator Item Soal

Memahami

sifat-Menyebutkan pengertian rusuk 1,9

Menyebutkan pengertian titik sudut 13,41

Menyebutkan pengertian sisi 2,42

Mengidentifikasi sifat-sifat berbagai macam bangun ruang sederhana

7,10,11,12,14

Menyebutkan contoh bangun ruang sederhana dalam kehidupan sehari-hari

8,28,30,32, 37,43,44 Menentukan perbedaan bangun ruang

kubus dan balok

36

Menentukan persamaan bangun ruang tabung dan kerucut

3.4.3 Uji Validitas Soal

Sebelum lembar soal digunakan maka peneliti akan melakukan uji validitas soal tersebut. Soal yang digunakan merupakan soal-soal yang valid. Untuk mendapatkan data yang akan dimasukkan untuk mengukur validitas melalui program SPSS 20. Dasar pengambilan item yang valid berdasarkan kriteria Sugiyono (2011:182) bahwa syarat minimum dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3. Jadi kalau korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir dalam instrumen tersebut dianggap tidak valid.

3.4.3.1Validitas Pre Test

(17)

44

dinyatakan tidak valid karena memiliki corrected item-total correlation kurang dari 0,3. Hasil uji validitas soal pre test dicantumkan pada tabel 9.

Tabel 9

Hasil Uji Validitas Pre Test

Bentuk

3.4.3.2Validitas Post Test

Soal yang dibuat peneliti untuk uji validitas post test sebanyak 45 soal dan 28 soal dinyatakan valid. Hasil uji validitas post test disajikan pada tabel 10.

Tabel 10

Hasil Uji Validitas Post Test

(18)

45

Dari 45 soal post test yang diujikan sebanyak 28 soal dinyatakan valid karena mempunyai corrected item-total correlation lebih dari 0,3.

3.4.4 Uji Reliabilitas Soal

Setelah uji validitas selesai maka akan diadakan uji reabilitas. Pengukuran reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan pedoman dari Sugiyono (2011:184) yakni suatu instrumen dinyatakan reliabel bila koefisien reliabilitas minimal 0,6. Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat keajegan intrumen dari variabel yang diukur.

3.4.4.1Uji Reliabilitas Soal Pre Test

Instrumen yang dilakukan uji reliabilitas merupakan instrumen yang dinyatakan valid dan akan digunakan sebagai soal pre test. Hasil pengujian reliabilitas 25 butir soal pre test didapatkan koefisien reliabilitas sebesar 0,931. Karena koefisien reliabilitas 0,931 lebih dari 0,6 maka soal layak untuk digunakan. Data hasil uji reliabilitas soal pre test disajikan pada tabel 11.

Tabel 11

Hasil Uji Reliabilitas Soal Pre Test

Bentuk Instrumen Jumlah Item Soal Koefisien Reliabilitas (α)

Pilihan Ganda 25 0,931

3.4.4.2Uji Reabilitas Soal Post Test

Uji reliabilitas post test juga dilakukan terhadap soal yang dinyatakan valid dan akan digunakan dalam penelitian. Dari uji reliabilitas 25 soal post test didapatkan besar koefisien reliabilitas sebesar 0,888 sehingga soal post test layak untuk digunakan sebagai instrumen penelitian. Data hasil uji reliabilitas post test disajikan pada tabel 12.

Tabel 12

Hasil Uji Reliabilitas Soal Pre Test

Bentuk Instrumen Jumlah Item Soal Koefisien Reliabilitas (α)

(19)

46

3.4.5 Uji Tingkat Kesukaran Soal

Selain dilakukan uji validitas dan uji reabilitas, soal pre test dan post test juga dilakukan uji tingkat kesukaran soal. Uji tingkat kesukaran ini digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaran soal yang telah dibuat. Tingkat kesukaran soal dilihat dari kemampuan siswa dalam menjawabnya. Selain itu uji tingkat kesukaran soal juga digunakan untuk memilih soal yang digunakan untuk soal pre test dan post test. Cara melakukan analisis untuk menentukan tingkat kesukaran soal adalah dengan menggunakan rumus dari Nana Sudjana (2011:137) sebagai berikut:

I = 𝐵 𝑁

Keterangan:

I = indeks kesulitan untuk setiap butir soal

B = banyaknya siswa yang menjawab benar untuk setiap butir soal

N = banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan Kriteria indeks kesulitan soal sebagai berikut:

0 - 0,30 = soal kategori sukar 0,31- 0,70 = soal kategori sedang 0,71- 1.00 = soal kategori mudah

3.4.5.1Tingkat Kesukaran Soal Pre Test

Hasil uji tingkat kesukaran soal pre test disajikan pada tabel 13. Tabel 13

Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Pre Test Indeks

Kesukaran

Nomor Soal

Mudah 1, 2, 3, 4, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15 Sedang 5, 7, 16, 17, 18, 19, 10, 20, 22, 23, 24, 25

(20)

47

Hasil uji tingkat kesukaran soal pre test menunjukkan sebanyak 13 soal masuk ke dalam kategori mudah, sedangkan 12 soal lainnya masuk ke dalam kategori sedang.

3.4.5.2Tingkat Kesukaran Soal Post Test

Hasil uji tingkat kesukaran soal post test disajikan pada tabel 14. Tabel 14

Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Post Test Indeks

Kesukaran

Nomor Soal

Mudah 2, 4, 6, 7, 8, 10, 14, 16, 17, 15, 19, 20, 21 Sedang 1, 3, 5, 12, 13, 18, 11, 22, 23, 24, 25

Sukar 22

Tabel 14 menunjukkan bahwa sebanyak 13 soal masuk ke dalam kategori mudah, 11 soal masuk ke dalam kategoro sedang dan 1 soal masuk ke dalam kategori sukar. Perbandingan tingkat kesukaran soal pre test dan post tes dari hasil uji tingkat kesukaran sebagian besar sama, yaitu mempunyai 13 soal kategori mudah, dan 11 soal kategori sedang. Jadi dapat disimpulkan tingkat kesukaran pada butir soal pre test dan post test adalah tidak jauh berbeda.

3.5 Analisis Data

(21)

48

Tabel 15

Acuan Konversi Data Kuantitatif Menjadi Data Kualitatif

Rumus Perhitungan Perhitungan Interprestasi

x > 𝑴𝒊 + 1,8 𝑺𝑫𝒊 x > 4,20 Sangat Baik

𝑴𝒊+ 0,6 𝑺𝑫𝒊 < x ≤ 𝑴𝒊+1,8 𝑺𝑫𝒊 3,40 < x ≤ 4,20

Baik

𝑴𝒊- 0,6 𝑺𝑫𝒊 < x ≤ 𝑴𝒊+ 0,6 𝑺𝑫𝒊 2,60 < x ≤ 3,40

Cukup

𝑴𝒊- 1,8 𝑺𝑫𝒊 < x ≤ 𝑴𝒊- 0,6 𝑺𝑫𝒊 1,80 < x ≤ 2,60

Kurang

x≤ 𝑴𝒊- 1,8 𝑺𝑫𝒊 x ≤ 1,80 Sangat Kurang

Keterangan

𝑀𝑖 = rerata ideal = 1

2 (skor maksimal ideal + skor minimal ideal) = 1

2 (5 + 1) = 3

𝑆𝐷𝑖 = Standar Deviasi Ideal

= 16 (skor maksimal ideal - skor minimal ideal) = 16 (5-1)

= 16 (4) = 23

x = Skor rerata data empiris

Gambar

Tabel 2 merupakan kisi-kisi lembar validitas pakar media pembelajaran yang
Tabel 3 Kisi-Kisi Lembar Validasi Pakar Materi
Tabel 4 Kisi-Kisi Lembar Observasi Penggunaan Media
Tabel 5 Kisi-Kisi Angket Siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Liberalisme adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang

CM5 Coklat silverQueen mempunyai kualitas rasa yang khas dibandingkan coklat merek lain.. CM6 Saya merasa puas dengan coklat SilverQueen karena memiliki banyak

Pada bahan minyak kecepatan rotasi digunakan sebesar 50 rpm dikarenakan dengan ukuran tersebut spindlenya bisa berputar di sampel bahan tersebut, setelah

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan persepsi merek mewah terhadap niat beli dinyatakan tidak signifikan, diketahui bahwa nilai signifikansi (0,135)

menunjukkan bahwa lama waktu pemasakan berpengaruh sangat nyata terhadap rendemen pulp acetosolve dari ampas tebu dan bambu betung yang dihasilkan.. Sridach (2010)

Tujuan penelitian adalah memperoleh hasil (yield) dan kadar bioetanol dari kulit bawang putih ditinjau dari pengadukan dan nisbah ko-kultur ragi, serta interaksi antar

Research Report Research Report Executive Summary Executive Summary Research Overview Research Overview Technical Appendix Technical Appendix Implementation Strategies

perikanan darat atau perikanan budidaya. Secara umum, saat ini tren perikanan tangkap mulai menurun seiring dengan peningkatan kegiatan perikanan tangkap dan terbatasnya daya