• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENELITIAN TINDAKAN KELAS SMA - Blog Sekolah Dasar Bab 1_5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENELITIAN TINDAKAN KELAS SMA - Blog Sekolah Dasar Bab 1_5"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penelitian ini dilakukan atas dasar rendahnya aktivitas belajar peserta didik pada mata pelajaran sosiologi di kelas XI.IS.2 SMA Negeri 1 Kebumen semester 1 tahun 2010/2011. Aktivitas belajar peserta didik yang rendah, tampak dari sebagian besar peserta didik yang tidak memperhatikan guru pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Sebagian besar peserta didik tidak memiliki keberanian untuk bertanya dan menyampaikan pendapat. Beberapa pertanyaan yang diberikan guru hanya dapat dijawab oleh satu atau dua peserta didik saja sedangkan peserta didik yang lain cenderung pasif. Sebagian besar peserta didik juga terlihat malas dan tidak antusias mengikuti kegiatan pembelajaran. Ada beberapa peserta didik yang melamun dan ada juga yang mengantuk. Bahkan beberapa peserta didik ada yang bersendau gurau dengan temannya.

(2)

Berdasarkan pengamatan dan pengalaman dalam melaksanakan pembelajaran di kelas selama ini, guru juga belum menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi, yang inovatif dan kreatif serta yang memotivasi peserta didik untuk berperan aktif. Selama ini guru lebih dominan melakukan pembelajaran dengan metode ceramah. Metode ceramah merupakan metode pembelajaran konvensional yang sering dilakukan oleh guru. Metode ceramah hanya bertumpu pada satu pihak yang aktif yaitu guru sebagai nara sumber utama dalam pembelajaran. Sedangkan peserta didik cenderung pasif karena berada pada posisi sebagai penerima materi. Kegiatan pembelajaran seperti ini tidak merangsang peserta didik peserta didik untuk berpikir lebih tinggi, kritis, kreatif, dan inovatif. Selain itu, pembelajaran seperti ini juga membuat peserta didik merasa pasif, jenuh dan menganggap materi sosiologi sebagai materi hapalan yang membosankan. Banyak peserta didik yang tidak menguasai dan memahami materi sosiologi secara komprehensif sehingga hasil belajar sosiologi peserta didik rendah dan tidak memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang sudah ditentukan.

(3)

belajar sosiologi peserta didik meningkat yang ditunjukkan dengan tercapainya kriteria ketuntasan minimal (KKM) sejumlah 75%. Selain itu, peneliti juga berharap guru dapat menerapkan berbagai metode pembelajaran yang relevan dengan materi, inovatif dan kreatif serta memotivasi peserta didik untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Pada kenyataannya, aktivitas dan hasil belajar sosiologi materi Struktur Sosial peserta didik masih rendah dan guru belum menerapkan model pembelajaran yang relevan dengan materi, yang inovatif dan kreatif serta memotivasi peserta didik untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan yang tinggi antara harapan peneliti dengan kenyataan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.

Untuk meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar sosiologi materi Struktur Sosial maka perlu adanya suatu tindakan pemecahan masalah. Tindakan tersebut ini adalah melakukan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Dengan penelitian tindakan kelas, peneliti berharap aktivitas dan hasil belajar sosiologi materi Struktur Sosial peserta didik meningkat.

(4)

mempresentasikan laporan atau materi sehingga penyajiannya menjadi lebih menarik dn lebih jelas. Jadi pemanfaatan media Microsoft Power Point dalam proses pembelajaran sosiologi adalah suatu strategi pembelajaran sosiologi yang terarah dan terencana yang dilakukan oleh guru dengan memanfaatkan media Microsoft Power Point untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Pada metode penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus atau 2 tindakan. Tiap-tiap siklus terdiri atas beberapa tahapan yang telah ditentukan. Tahapan-tahapan dalan penelitian tindakan kelas ini adalah perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting).

(5)

peserta didik ke dalam kelompok yang lebih kecil yaitu masing-masing kelompok terdiri atas 4 angggota.

Setelah dilakukan tindakan pembelajaran pada siklus II, diharapkan terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar peserta didik. Karena kegiatan diskusi secara kelompok kecil mendorong peserta didik untuk berperan aktif, memberikan ide-ide kreatif dan inovatif sehingga kegiatan pembelajaran menjadi lebih hidup dan interaktif. Dengan aktivitas belajar yang baik peserta didik dapat memiliki kemampuan dan ketrampilan dalam bekerja sama dengan kelompok, dapat menyampaikan ide-ide atau pendapatnya yang kreatif dan inovatif, serta lebih mudah memahami dan menguasai materi pelajaran sehingga target 75 % pencapaian kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran sosiologi bagi peserta didik di SMA Negeri 1 Kebumen tahun 2010/2011 dapat tercapai.

B. Identifikasi Masalah

Ada beberapa permasalahan yang perlu segera mendapat pemecahan dalam upaya peningkatan aktivitas dan hasil belajar sosiologi materi Struktur Sosial bagi peserta didik kelas XI.IS.2 SMA Negeri 1 Kebumen semester 1 Tahun 2010/2011. Permasalahan tersebut antara lain sebagai berikut :

1. Mengapa aktivitas belajar sosiologi materi Struktur Sosial rendah ?

2. Mengapa hasil belajar sosiologi materi Struktur Sosial rendah ?

(6)

C. Pembatasan Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian ini tidak meluas, diperlukan adanya pembatasan masalah. Penelitian ini dibatasi pada masalah peningkatan aktivitas dan hasil belajar sosiologi materi Struktur Sosial melalui pemanfaatan media Microsoft Power Point. Pemanfaatan media Microsoft Power Point dalam pembelajaran sosiologi adalah metode pembelajaran sosiologi yang terarah dan terencana yang dilakukan oleh guru dengan memanfaatkan media presentasi Microsoft Power Point untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Metode pembelajaran ini merupakan metode pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk merangsang perhatian peserta didik dan memotivasi mereka agar dapat berpikir kreatif dan inovatif, dan serta memiliki kemampuan tinggi untuk merumuskan ide, gagasan atau pendapatnya.

Peserta didik yang diteliti dibatasi pada peserta didik kelas XI.IS.2 SMA Negeri 1 Kebumen pada semester 1 Tahun 2010/2011. Jumlah peserta didik yang diteliti adalah seluruh peserta didik di kelas XI.IS.2 yaitu sebanyak 31 peserta didik terdiri atas 14 peserta didik laki–laki dan 17 peserta didik perempuan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, diajukan rumusan masalah sebagai berikut:

(7)

semester 1 tahun 2010/2011 dapat ditingkatkan melalui pemanfaatan media Microsoft Power Point?

2. Apakah hasil belajar sosiologi materi Struktur Sosial bagi peserta didik kelas XI.IS.2 di SMA Negeri 1 Kebumen semester 1 tahun 2010/2011 dapat ditingkatkan melalui pemanfaatan media Microsoft Power Point?

3. Apakah aktivitas dan hasil belajar sosiologi materi Struktur Sosial bagi peserta didik kelas XI.IS.2 di SMA Negeri 1 Kebumen semester 1 tahun 2010/2011 dapat ditingkatkan melalui pemanfaatan media Microsoft Power Point?

E. Pemecahan Masalah

(8)

bersendau gurau dengan temannya. Selain aktivitas belajar peserta didik yang rendah, hasil belajar sosiologi materi Struktur Sosial juga masih rendah. Berdasarkan Kriteria Ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran sosiologi di SMA Negeri 1 Kebumen tahun 2010/2011 yang telah ditetapkan yaitu 75, diketahui bahwa pada ulangan harian sosiologi yang telah dilakukan sebelumnya hanya 16,12 % atau 5 dari 31 peserta didik yang tuntas dengan nilai di atas atau sama dengan 75. Sedangkan nilai rerata peserta didik kelas XI.IS.2 adalah 68,90.

Menghadapi permasalahan di atas perlu kiranya dilakukan upaya pemecahan masalah. Upaya tersebut adalah dengan melakukan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas atau sering disebut classroom action research adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas dengan menekankan pada penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses dalam pembelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti memanfaatan media Microsoft Power Point dalam kegiatan pembelajaran.

(9)

mengenai tugas yang harus diselesaikan. Setelah selesai, peserta didik menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas secara bergantian. Di akhir pembelajaran guru melakukan evaluasi melalui ulangan harian. Dari hasil ulangan harian dapat diketahui sejauh mana kemampuan peserta didik dalam menguasai dan memahami materi tersebut. Tindakan pada siklus II sama dengan siklus I hanya pada siklus II guru membagi peserta didik ke dalam kelompok diskusi yang lebih kecil yaitu masing-masing kelompok terdiri atas 4 anggota.

Setelah dilakukan tindakan pembelajaran pada siklus II, diharapkan terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar peserta didik. Karena kegiatan diskusi secara kelompok kecil mendorong peserta didik untuk berperan aktif, memberikan ide-ide kreatif dan inovatif sehingga kegiatan pembelajaran menjadi lebih hidup dan interaktif. Dengan aktivitas belajar yang baik peserta didik dapat memiliki kemampuan dan ketrampilan dalam bekerja sama dengan kelompok, dapat menyampaikan ide-ide atau pendapatnya yang kreatif dan inovatif, serta lebih mudah memahami dan menguasai materi pelajaran sehingga target 75 % pencapaian kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran sosiologi bagi peserta didik di SMA Negeri 1 Kebumen tahun 2010/2011 dapat tercapai.

F. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.

Secara terperinci dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Tujuan Umum

(10)

a. Untuk meningkatkan aktivitas belajar sosiologi materi Struktur Sosial bagi peserta didik kelas XI.IS.2 di SMA Negeri 1 Kebumen semester 1 tahun 2010/2011 .

b. Untuk meningkatkan hasil belajar sosiologi materi Struktur Sosial bagi peserta didik kelas XI.IS.2 di SMA Negeri 1 Kebumen semester 1 tahun 2010/2011 .

c. Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar sosiologi materi Struktur Sosial bagi peserta didik kelas XI.IS.2 di SMA Negeri 1 Kebumen semester 1 tahun 2010/2011 .

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut.

a. Untuk meningkatkan aktivitas belajar sosiologi materi Struktur Sosial bagi peserta didik kelas XI.IS.2 di SMA Negeri 1 Kebumen semester 1 tahun 2010/2011 melalui pemanfaatan media Microsoft Power Point. b. Untuk meningkatkan hasil belajar sosiologi materi Struktur Sosial bagi

peserta didik kelas XI.IS.2 di SMA Negeri 1 Kebumen semester 1 tahun 2010/2011 melalui pemanfaatan media Microsoft Power Point.

(11)

G. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak. Pihak-pihak yang secara langsung merasakan manfaat dari penelitian ini diantaranya adalah peserta didik, guru, maupun sekolah.

1. Manfaat bagi peserta didik

Manfaat penelitian bagi peserta didik dapat dirinci sebagai berikut:

a. Meningkatnya aktivitas belajar sosiologi materi Struktur Sosial bagi peserta didik kelas XI.IS.2 di SMA Negeri 1 Kebumen semester 1 tahun 2010/2011 .

b. Meningkatnya hasil belajar sosiologi materi Struktur Sosial bagi peserta didik kelas XI.IS.2 di SMA Negeri 1 Kebumen semester 1 tahun 2010/2011 .

c. Meningkatnya aktivitas dan hasil belajar sosiologi materi Struktur Sosial bagi peserta didik kelas XI.IS.2 di SMA Negeri 1 Kebumen semester 1 tahun 2010/2011.

2. Manfaat bagi Guru

Manfaat penelitian bagi guru dapat dirinci sebagai berikut.

a. Meningkatnya wawasan guru mengenai berbagai metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif

(12)

c. Meningkatnya profesionalisme guru melalui kemampuannya dalam mengembangkan dan menerapkan berbagai metode pembelajaran inovatif.

3. Manfaat bagi Sekolah

Manfaat penelitian ini bagi sekolah adalah sebagai berikut:

a. Sebagai umpan balik untuk memperbaiki proses pembelajaran sosiologi.

(13)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Teori

1. Aktivitas Belajar Sosiologi

a. Hakikat Belajar

Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Menurut Gagne (Dahar, 1989:11) belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Menurut Winnkel (dalam Riyanto, 2009:5) belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan–perubahan dalam pengetahuan–pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas. Sedangkan menurut Slameto (2003:2), belajar diartikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya .

(14)

Proses belajar yang terjadi di sekolah artinya adalah proses yang kompleks yang terjadi pada diri peserta didik sebagai hasil interaksinya dengan seluruh warga sekolah termasuk dengan semua bahan atau materi serta berbagai sumber belajar. Seluruh warga sekolah diantaranya adalah para peserta didik lainnya, para guru, kepala sekolah dan para wakil kepala sekolah, petugas perpustakaan, dan lain-lainnya. Sedangkan bahan atau materi belajar dapat berupa buku, modul, media massa dan lain-lain. Sumber belajar dapat berupa televisi, komputer, perpustakaan, laboratorium, dan lain-lain. Proses belajar yang terjadi pada peserta didik dimaksudkan untuk mengarahkan pada perubahan pada diri peserta dididk secara terencana dan terarah dalam aspek pengetahuan, ketrampilan, maupun sikap.

Dari beberapa pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar yang dialami oleh peserta didik merupakan suatu proses yang terencana dan terarah yang dialami oleh peserta didik sebagai hasil interaksinya seluruh warga sekolah termasuk dengan semua bahan atau materi serta berbagai sumber belajar. Proses tersebut membentuk adanya suatu perubahan yang terjadi pada aspek pengetahuan, ketrampilan, dan sikap.

b. Aktivitas Belajar

(15)

terjadi. Aktivitas belajar adalah kegiatan-kegiatan peserta didik yang menunjang dalam keberhasilan belajar. Dalam aktivitas belajar ada beberapa prinsip yang berorientasi pada pandangan ilmu jiwa, yaitu pandangan ilmu jiwa lama dan pandangan ilmu jiwa modern.

Menurut pandangan Ilmu Jiwa Lama Melalui konsep Tabularasa, John Locke mengibaratkan jiwa (psyche) seseorang bagaikan kerta putih yang tidak ditulis. Kertas putih ini kemudian akan mendapatkan coretan atau tulisan dari luar. Dalam hal ini, peserta didik diibaratkan sebagai kertas putih yang siap ditulis oleh guru. Aktivitas seperti itu menunjukkan adanya dominasi pembelajaran oleh guru sedangkan peserta didik cenderung bersifat pasif. Pandangan ini didukung pula oleh pendapat Herbert yang menyatakan bahwa jiwa adalah keseluruhan tanggapan yang secara mekanis dikuasai oleh hukum-hukum asosiasi. Atau dengan kata lain dipengaruhi oleh unsur-unsur dari luar.

Dari dua pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran, peran dan aktivitas guru akan selalu mendominasi. Sedangkan peran peserta didik hanya terbatas pada aktivitas mendengarkan, mencatat, menjawab apabila guru memberikan pertanyaan. Peserta didik hanya akan bekerja jika ada perintah dari guru. Proses pembelajaran seperti ini tidak mendorong peserta didik untuk berpikir ke tingkat yang lebih tinggi dan beraktivitas. Hal ini jelas bertentangan dengan hakikat pribadi peserta didik sebagai sumber belajar.

(16)

yang dapat berkembang secara aktif melalui motivasi atau dorongan-dorongan kebutuhan yang ada. Disinilah, peran guru untuk membimbing dan menciptakan kondisi dan situasi yang kondusif agar peserta didik dapat mengembangkan bakat dan potensinya secara maksimal. Guru bertugas menyediakan bahan pelajaran sedangkan peserta didik aktif mengolah dan mencerna pelajaran sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

Pada prinsipnya aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran, mulai dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis. Kegiatan fisik berupa ketrampilan-ketrampilan dasar sedangkan kegiatan psikis berupa ketrampilan terintegrasi. Ketrampilan dasar meliputi kegiatan mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan dan mengkomunikasikan.

(17)

menganalisis, mengambil keputusan; (8) Emotional activities, seperti minat, merasa bosan, berani, tenang, gugup, gembira, bersemangat. (Sardiman 2010:97-101)

Tentu saja kegiatan tersebut di atas tidak terpisah satu sama lain. Karena dalam suatu kegiatan motoris yang dilakukan oleh seseorang terkandung pula kegiatan mental dan perasaan tertentu. Misalnya, aktivitas belajar yang dilakukan oleh peserta didik akan berhubungan dengan masalah belajar menulis, mencatat, memandang, membaca, mengingat, berfikir, latihan atau praktek dan sebagainya.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa proses belajar yang dilakukan oleh seseorang tidak terlepas dari adanya aktivitas-aktifitas fisik dan mental didalamya. Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta untuk menghasilkan perubahan pengetahuan-pengetahuan, nilai-nilai sikap, dan keterampilan sebagai bentuk latihan yang dilaksanakan secara sengaja.

2. Hasil Belajar Sosiologi materi Struktur Sosial

a. Hakikat Hasil Belajar

(18)

Menurut Sudjana (2009:22-23) hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar juga merupakan suatu kompetensi atau kecakapan yang dapat dicapai oleh peserta didik setelah melalui kegiatan pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakana oleh guru di suatu sekolah dan kelas tertentu. Tujuan pembelajaran biasanya diarahkan pada salah satu kawasan dari taksonomi. Mengacu dari pemikiran Blomm, kawasan belajar sebagai tujuan pendidikan dibagi menjadi tiga bagian yaitu kognitif, afektif, dan psikomotoris. Ranah kognitif dapat dijabarkan: (1) pengetahuan, 2) pemahaman, 3) aplikasi, 4) analisis, 5) sintesis, dan 6) evaluasi. Ranah afektif dikategorikan menjadi: 1) resiving/attending, 2) jawaban (responding), 3) penilaian (valuing), 4) organisasi, dan 5) internalisasi. Ranah psikomotorisk, tampak dalam bentuk keterampilan (skill) yakni : 1) gerakan refleks, 2) keterampilan gerakan dasar, 3) kemampuan perseptual, 4) keharmonisan atau ketepatan, 5) gerakan ketrampilan kompleks, dan 6) gerakan ekspresif dan interpretatif.

Hasil belajar dapat dinyatakan dengan skor hasil tes atau angka yang diberikan oleh guru berdasarkan pengamatannya belaka atau keduanya yaitu hasil tes serta pengamatan guru pada waktu peserta didik melakukan diskusi kelompok.

(19)

b. Hakikat Sosiologi

Sosiologi merupakan mata pelajaran yang diajarkan sesuai kurikulum yang ada di mana di dalamnya mempelajari masyarakat dengan berbagai macam gejala sosial.

Menurut Sorokin (dalam Soekanto, 1994:20), sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang:

1) hubungan maupun pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala nonsosial, misalnya pengaruh lingkungan geografis dengan kepribadian seseorang.

2) hubungan maupun pengaruh timbal balik antara berbagai gejala sosial, seperti antara gejala ekonomi dengan agama.

3) ciri–ciri umum dari semua jenis gejala atau fenomena sosial yang terjadi dalam masyarakat.

(20)

Dari definisi atas dapat disimpulkan bahwa sosiologi adalah suatu ilmu pengetahuan sosial yang mengkaji masalah sosial dan segala bentuk perubahan yang terjadi di dalamnya.

c. Hakikat Struktur Sosial

Struktur sosial merupakan salah satu materi pembelajaran dalam mata pelajaran sosiologi. Membicarakan struktur sosial tidak dapat lepas dari kenyataan bahwa kehidupan sosial membentuk suatu sistem sosial yang saling berkaitan satu sama lain. Menurut Raymond Flirth (dalam Tim Yudhistira, 2005:30) struktur sosial merupakan suatu pergaulan hidup manusia meliputi berbagai tipe kelompok yang terjadi dari banyak orang dan meliputi pula lembaga-lembaga dimana orang banyak tersebut ambil bagian. Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa struktur sosial adalah cara bagaimana suatu masyarakat terorganisasi dalam hubungan-hubungan yang dapat diprediksikan melalui pola perilaku yang berulang-ulang antarindividu dan antarkelompok dalam masyarakat.

Struktur sosial memiliki empat unsur pokok yaitu kelompok sosial, lembaga sosial, kaidah sosial dan lapisan atau stratifikasi sosial. Semua unsure pokok tersebut saling berkaitan satu sama lain membentuk keseimbangan dan kesinambungan dalam kehidupan bersama di masyarakat.

(21)

d. Hasil Belajar Sosiologi materi Struktur Sosial

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar sosiologi materi Struktur Sosial adalah kecakapan atau kemampuan kognitif, psikomotorik, dan efektif yang telah dicapai peserta didik dalam menganalisis kehidupan masyarakat sebagai sebuah struktur yang saling berhubungan satu sama lain dalam rangka membentuk keseimbangan dan kesinambungan dalam kehidupan bersama.

3. Media Microsoft Power Point

a. Hakikat Media

Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’ , ‘perantara’, ‘pengantar’. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Dalam arti lebih khusus, pengertian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkat, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Media yang sering diganti dengan istilah mediator menunjukkan fungsi atau perannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar, yaitu peserta didik dan isi pelajaran.

(22)

gambar, grafik, televisi, dan komputer. Dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan peserta didik untuk belajar.

Hamalik mengemukakan bahwa pemakaian media dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap peserta didik. Selain membangkitkan motivasi dan minat peserta didik, media juga dapat membantu peserta didik untuk meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.

(23)

dalam membaca, untuk mengorganisasikan informasi dalam teks, dan mengingatnya kembali.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran merupakan proses komunikasi yang berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Dengan media pembelajaran, bahan pembelajaran dapat disampaikan secara lebih menarik dan lebih jelas sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan peserta didik dalam kegiatan belajar sehingga tercapai tujuan pembelajaran.

b. Media Microsoft Power Point

Perkembangan dan penemuan-penemuan baru di bidang teknologi komunikasi dan informasi nyaris menyentuh seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk juga di dunia pendidikan. Pengaruh perkembangan tersebut tampak jelas dalam upaya-upaya pembaharuan dalam sistem pendidikan dan pembelajaran. Pemanfaatan perangkat komputer dan jaringan internet dalam kegiatan pembelajaran merupakan salah satu contohnya.

(24)

presentasi untuk memaparkan laporan dalam suatu forum. Ini adalah bagian dari Microsoft Office suite, dan berjalan pada Microsoft Windows dan Apple 's Mac OS X sistem operasi. Sedangkan media Microsoft Power Point dalam kegiatan pembelajaran adalah alat bantu presentasi berbasis teknologi komputer yang berfungsi untuk menyampaikan bahan pelajaran sehingga lebih mudah dan lebih menarik dipelajari. Microsoft Power Point terdiri atas sejumlah halaman individual atau disebut dengan istilah slide. Slide tersebut dapat diisi dengan teks, gambar, grafik, tabel, dan benda-benda lain yang dapat diatur dengan bebas pada slide. Selain itu pemanfaatan media Microsoft Power Point dalam pembelajaran dapat dilengkapi dengan gambar animasi bergerak dan interaktif, warna dan background yang lebih menarik untuk memperindah tampilan sehingga merangsang perhatian para peserta didik. (Moh. Daim, 2010:25-26)

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa Media Microsoft Power Point merupakan alat bantu presentasi yang digunakan untuk menyampaikan bahan pelajaran secara lebih menarik dan interaktif sehingga merangsang perhatian para peserta didik.

c. Pemanfaatan media Microsoft Power Point Kelompok Besar dan Kelompok Kecil

(25)

Sedangkan pemanfaatan media Microsoft Power Point Kelompok kecil adalah penggunakan alat bantu presentasi oleh guru untuk menyampaikan materi pelajaran yang ditindaklanjuti dengan aktivitas kerja kelompok yang mana masing-masing kelompok terdiri atas 4 anggota.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang telah dilakukan oleh Moh. Daim Azis, S.Pd Tahun 2009/2010.

Hasil penelitian Moh. Daim Azis, S.Pd merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Turbin dalam Pelajaran PDTM melalui Penggunaan Media Microsoft Power Point bagi Peserta Didik Kelas XI TPB SMK Negeri 1 Gombong Semester 2 Tahun 2009/2010. Penelitian Moh. Daim Azis, S.Pd bertujuan untuk: (1) meningkatkan keaktifan belajar Turbin dalam pelajaran PDTM melalui penggunaan media Microsoft Power Point bagi peserta didik kelas XI TPB SMK Negeri 1 Gombong semester 2 tahun 2009/2010; (2) meningkatkan hasil belajar Turbin dalam pelajaran PDTM melalui penggunaan media Microsoft Power Point bagi peserta didik kelas XI TPB SMK Negeri 1 Gombong Semester 2 Tahun 2009/2010; (3) meningkatkan keaktifan dan hasil belajar Turbin dalam pelajaran PDTM melalui penggunaan media Microsoft Power Point bagi peserta didik Kelas XI TPB SMK Negeri 1 Gombong semester 2 tahun 2009/2010.

(26)

Power Point. Peningkatan hasil belajar dapat dilihat pada perbandingann nilai tertinggi, nilai terendah, nilai rerata, dan rentang nilai. Nilai tertinggi pada kondisi awal adalah 90, pada siklus I, 90, dan meningkat pada siklus II yaitu 95. Nilai terendah pada kondisi awal adalah 60, pada siklus I, 65, dan pada siklus II, 80. Nilai rerata pada kondisi awal adalah 73,50, pada siklus I, 80, dan meningkat pada siklus II yaitu 86. Terjadi peningkatan nilai rerata peserta didik dari kondisi awal ke siklus II sebesar 12,50 persen. Sedangkan untuk rentang nilai pada kondisi awal adalah 30, pada siklus I, 25, dan meningkat pada siklus II yaitu 15. Dengan demikian secara umum terjadi peningkatan hasil belajar Turbin dalam pelajaran PDTM melalui penggunaan media Microsoft Power Point

C. Kerangka Berpikir

(27)
(28)

Gambar 1.

Skema Kerangka Berpikir

Tindaka n Tindaka n Kondisi Awal Kondisi Awal Peneliti

belum memanfaatkan media Microsoft Power Point

Peneliti

belum memanfaatkan media Microsoft Power Point

Aktivitas dan hasil belajar sosiologi materi Struktur Sosial rendah

Aktivitas dan hasil belajar sosiologi materi Struktur Sosial rendah

Peneliti sudah memanfaatkan media Microsoft Power Point

Peneliti sudah memanfaatkan media Microsoft Power Point

Siklus I.

Peneliti menyampaikan materi menggunakan media Microsoft Power Point. Pada aktivitas kelompok, dibentuk kelompok besar untuk menganalisis gambar yang ditayangkan melalui media Microsoft Power Point. Setelah selesai, secara bergantian peserta didik mempresentasikan hasil diskusi. Setelah pembelajaran dilakukan evaluasi.

Siklus I.

Peneliti menyampaikan materi menggunakan media Microsoft Power Point. Pada aktivitas kelompok, dibentuk kelompok besar untuk menganalisis gambar yang ditayangkan melalui media Microsoft Power Point. Setelah selesai, secara bergantian peserta didik mempresentasikan hasil diskusi. Setelah pembelajaran dilakukan evaluasi.

Siklus II.

Peneliti menyampaikan materi menggunakan media Microsoft Power Point. Pada aktivitas kelompok, dibentuk kelompok kecil untuk menganalisis gambar yang ditayangkan melalui media

Microsoft Power Point. Setelah selesai, secara bergantian peserta didik mempresentasikan hasil diskusi. Setelah pembelajaran dilakukan evaluasi.

Siklus II.

Peneliti menyampaikan materi menggunakan media Microsoft Power Point. Pada aktivitas kelompok, dibentuk kelompok kecil untuk menganalisis gambar yang ditayangkan melalui media Microsoft Power Point. Setelah selesai, secara bergantian peserta didik mempresentasikan hasil diskusi. Setelah pembelajaran dilakukan evaluasi.

Diduga melalui pemanfaatan media

Microsoft Power Point dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar sosiologi materi Struktur Sosial bagi peserta didik kelas XI. IS.2 SMA Negeri 1 Kebumen pada Semester 1 Tahun 2010/2011

Diduga melalui pemanfaatan media Microsoft Power

Point dapat

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar sosiologi materi Struktur Sosial bagi peserta didik kelas XI. IS.2 SMA Negeri 1 Kebumen pada Semester 1 Tahun 2010/2011 Kondisi

(29)

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan pada penelitian ini antara lain sebagai berikut.

1. Aktivitas belajar sosiologi materi Struktur Sosial bagi peserta didik kelas XI.IS.2 di SMA Negeri 1 Kebumen semester 1 tahun 2010/2011 dapat ditingkatkan melalui pemanfaatan media Microsoft Power Point.

2. Hasil belajar sosiologi materi Struktur Sosial bagi peserta didik kelas XI.IS.2 di SMA Negeri 1 Kebumen semester 1 tahun 2010/2011 dapat ditingkatkan melalui pemanfaatan media Microsoft Power Point.

(30)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian

1. Waktu Penelitian

[image:30.595.115.539.476.695.2]

Penelitian ini dilakukan mulai bulan Agustus sampai dengan bulan Desember tahun 2010. Oleh karena itu, pada bulan Agustus 2010 peneliti mulai menyusun proposal, menyusun instrumen, melaksanakan penelitian, dan mengumpulkan data pada. Dengan demikian, data yang dianalisis adalah data pembelajaran yang disajikan pada semester 1 Tahun 2010/2011. Untuk lebih jelasnya mengenai pembagian waktu penelitian dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini.

Tabel 1

Alokasi Waktu Penelitian

No. Uraian Keg. Agustus September Oktober November Desember 1 Penyusunan

Proposal PTK 2 Penyusunan

Instrumen PTK 3 Pengumpulan

Data dengan Melakukan Tindakan Siklus I dan II 4 Analisis Data 5 Pembahasan/

Diskusi 6 Penyusunan

Laporan PTK

(31)

dalam kelas. Tahap selanjutnya, peneliti mulai menyusun proposal di bulan Agustus dan melakukan penelitian di bulan September dan Oktober dengan pertimbangan di bulan tersebut peserta didik masih melaksanakan proses pembelajaran dan belum melaksanakan Ulangan Akhir Semester 1. Sedangkan untuk kegiatan analisis data, pembahasan atau diskusi, dan penyusunan laporan hasil PTK dilaksanakan pada bulan November dan awal Desember tahun 2010 yaitu pada saat peserta didik sedang mengikuti Ulangan Akhir Semester dan pada saat liburan sekolah semester 1 tahun 2010/2011 berlangsung.

2. Tempat Penelitian

(32)

B. Subjek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI.IS.2 SMA Negeri 1 Kebumen pada semester 1 Tahun 2010/2011. Jumlah peserta didik kelas XI.IS.2 adalah 31 terdiri atas 14 laki-laki dan 17 perempuan. Penelitian dilakukan di kelas XI.IS.2 SMA Negeri 1 Kebumen pada semester 1 Tahun 2010/2011.

C. Sumber Data

Sumber data berasal dari sumber data primer dan sekunder. Data primer berupa hasil nilai ulangan harian pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Data ini merupakan data kuantitatif. Sedangkan data sekunder berasal dari proses pengamatan (observasi) yang dilakukan oleh teman sejawat (guru kolaborasi), jurnal guru kolaborasi, dan jurnal peserta didik. Data ini merupakan data kualitatif.

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

1. Teknik pengumpulan data

(33)

pendapatnya, antusiasme peserta didik saat kegiatan pembelajaran berlangsung, interaksi sosial antarpeserta didik, interaksi sosial antara peserta didik dengan guru serta kemampuana peserta didik dalam memecahkan masalah. Jurnal dibuat guru kolaborasi untuk mengetahui respon peserta didik terhadap proses pembelajaran yang dilakukan guru. Jurnal juga diisi oleh peserta didik untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dialami peserta didik selama dalam proses pembelajaran dan pendapat peserta didik tentang pelaksanaan proses pembelajaran yang baru saja dilaksanakan guru. Teknik nontes dilaksanakan dengan melakukan observasi, catatan jurnal guru, dan jurnal peserta didik. Teknik tes dilaksanakan secara tertulis dengan menggunakan soal pilihan ganda atau obyektif guna mengukur kemampuan peserta didik dalam menjelaskan memahami struktur sosial serta berbagai faktor penyebab Konflik Sosial dan Mobilitas Sosial.

2) Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data pada teknik dokumentasi adalah dokumen catatan personal peserta didik dan dokumen daftar nilai ulangan. Sedangkan alat pengumpulan data pada teknik observasi adalah lembar observasi, lembar jurnal guru kolaborasi, serta jurnal peserta didik. Alat pengumpulan data untuk teknis tes adalah hasil ulangan harian. Tes berupa butir soal tertulis berbentuk pilihan ganda atau obyektif.

E. Validasi Data

(34)

2. Data kualitatif divalidasi melalui triangulasi sumber, yaitu hasil observasi guru kolaborasi, jurnal guru kolaborasi, dan jurnal peserta didik.

F. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif komparatif. Analisis data kualitatif dilakukan dengan membandingkan hasil observasi, jurnal guru kolaborasi dan jurnal peserta didik berdasarkan hasil observasi dan refleksi dari tiap-tiap siklus. Berdasarkan hasil observasi dan jurnal guru kolaborasi maupun peserta didik dapat diketahui ada atau tidaknya peningkatan aktivitas belajar dalam proses pembelajaran melalui pemanfaatan media Microsoft Power Point.

Analisis data kuantitatif dilakukan dengan membandingkan nilai ulangan harian kondisi awal, nilai ulangan harian setelah siklus I, dan nilai ulangan harian setelah siklus II. Berdasarkan perbandingan tersebut peneliti dapat mengetahui ada/tidaknya peningkatan hasil belajar bagi peserta didik yang sedang diteliti. Kemudian dilanjutkan dengan refleksi atau penarikan kesimpulan.

G. Indikator Kinerja

(35)

mengemukakan pendapat. Selain aktivitas belajar peserta didik rendah, hasil belajar sosiologi juga masih rendah. Berdasarkan Kriteria Ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran sosiologi di SMA Negeri 1 Kebumen tahun 2010/2011 yang telah ditetapkan yaitu 75, diketahui bahwa pada ulangan harian sosiologi sebelumnya yang diikuti 31 peserta didik hanya 16,12 % atau 5 peserta didik yang tuntas dengan nilai di atas atau sama dengan 75. Sedangkan nilai rerata peserta didik kelas XI.IS.2 untuk ulangan harian tersebut adalah 68,90.

Berdasarkan pada kenyataan tersebut, setelah dilaksanakan 2 siklus tindakan kelas ditentukan target yang diharapkan yaitu aktivitas belajar peserta didik meningkat, sebagian besar peserta didik konsentrasi pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, sebagian besar peserta didik memiliki keberanian untuk bertanya dan sebagian peserta didik memiliki rasa percaya diri untuk mengemukakan pendapat. Target berikutnya adalah hasil belajar sosioalogi meningkat, yaitu 75 % peserta didik mencapai kriteria ketuntasan minimal yaitu nilai 75 dan rata-rata nilai ulangan harian meningkat dari 68,90 menjadi 75.

H. Prosedur Tindakan

(36)
[image:36.595.122.503.118.290.2]

Gambar 2.

Pelaksanaan Tindakan dalam Dua Siklus

Dalam penelitian ini, prosedur tindakan kelas dibagi dalam dua siklus. Adapun pelaksanaan tiap siklus sebagai berikut.

1. Siklus I a. Perencanaan

Pada tahap ini dipersiapkan rencana pembelajaran sebagai pedoman melaksanakan proses pembelajaran, lembar evaluasi untuk diujikan pada akhir siklus, lembar dan pedoman observasi, serta lembar jurnal guru kolaborasi dan jurnal peserta didik.

b. Tindakan

Tahap tindakan siklus I dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan (6 X 45 menit). Tiap kali pertemuan dirinci menjadi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup. Pada kegiatan siklus I guru menyampaikan materi berupa teks menggunakan media Microsoft Power Point. Pada aktivitas kelompok, guru membentuk kelompok besar yang terdiri atas 6 dan (ada yang) 7 anggota. Melalui

Siklus II Siklus I

Observing

Reflecting Acting

Planning

Observing

Reflecting Acting

(37)

gambar yang ditayangkan dengan media Microsoft Power Point, masing-masing kelompok berdiskusi untuk menganalis gambar berdasarkan materi yang telah disampaikan oleh guru. Setelah selesai berdiskusi, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas dan menyerahkan laporan hasil diskusinya kepada guru. Sebagai evaluasi dilaksanakan ulangan harian untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam menyerap materi yang telah disampaikan sebelumnya.

c. Observasi

Pada kegiatan pengamatan ini teman sejawat (guru kolaborasi) mengamati aktivitas belajar peserta didik saat proses pembelajaran berlangsung. Pada akhir siklus, peserta didik diberi kesempatan untuk membuat jurnal tentang pendapatnya terhadap pelaksanaan pembelajaran melalui pemanfaatan media Microsoft Power Point yang telah dilakukan guru.

d. Refleksi

Pada tahap ini dipaparkan perbandingan antara nilai ulangan harian kondisi awal dan nilai ulangan harian siklus I. Berdasarkan hasil analisis perbandingan nilai tersebut, observasi dan jurnal guru kolaborasi, serta jurnal peserta didik dapat diketahui sejauh mana peningkatan aktivitas dan hasil belajar peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran melalui pemanfaatan media Microsoft Power Point.

(38)

2. Siklus II a. Perencanaan

Pada tahap ini dipersiapkan rencana pembelajaran sebagai pedoman melaksanakan proses pembelajaran, lembar evaluasi untuk diujikan pada akhir siklus, lembar dan pedoman observasi, serta lembar jurnal guru kolaborasi dan jurnal peserta didik.

b. Tindakan

Tahap tindakan siklus I dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan (6 X 45 menit). Tiap kali pertemuan dirinci menjadi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup. Pada kegiatan siklus I guru menyampaikan materi berupa teks menggunakan media Microsoft Power Point. Pada aktivitas kelompok, guru membentuk kelompok kecil yang terdiri atas 4 anggota. Melalui gambar yang ditayangkan dengan media Microsoft Power Point, masing-masing kelompok berdiskusi untuk menganalis gambar berdasarkan materi yang telah disampaikan oleh guru. Setelah selesai berdiskusi, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas dan menyerahkan laporan hasil diskusinya kepada guru. Sebagai evaluasi dilaksanakan ulangan harian untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam menyerap materi yang telah disampaikan sebelumnya.

c. Observasi

(39)

pendapatnya terhadap pelaksanaan pembelajaran melalui pemanfaatan media Microsoft Power Point yang telah dilakukan guru.

d. Refleksi

(40)

BAB IV

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

H. Deskripsi Kondisi Awal

1. Deskripsi Aktivitas Belajar Sosiologi

Kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran sosiologi di kelas XI.IS.2 SMA Negeri 1 Kebumen pada semester 1 Tahun 2010/2011 cenderung stagnan. Hal ini dapat diketahui pada rendahnya aktivitas belajar peserta didik. Terbukti sebagian besar peserta didik tidak memperhatikan guru pada saat kegiatan pembelajaran. Sebagian besar peserta didik tidak memiliki keberanian bertanya dan menyampaikan pendapat. Sebagian besar peserta didik tidak antusias mengikuti kegiatan pembelajaran. Bahkan ada peserta didik yang bersendau gurau dengan temannya, ada yang melamun, dan ada juga yang mengantuk.

2. Deskripsi Hasil Belajar Sosiologi

(41)
[image:41.595.129.521.167.272.2]

Tabel 2

Nilai Ulangan Kondisi Awal Peserta didik

No. Uraian Jumlah

1 Nilai Tertinggi 85

2 Nilai Terendah 50

3 Nilai Rerata 68,90

4 Rentang Nilai 35

Dari tabel di atas dapat diketahui hasil belajar yang telah diperoleh peserta didik dalam proses pembelajaran kondisi awal yaitu nilai tertinggi 85, nilai terendah 50, nilai rerata 68,90, dan rentang nilai 35.

[image:41.595.161.479.440.628.2]

Perbandingan antara nilai tertinggi, nilai terendah, nilai rerata, dan rentang nilai pada kondisi awal terlihat lebih jelas dalam grafik di bawah ini.

Gambar 3

Grafik Nilai Ulangan Kondisi Awal

(42)

sebagian besar guru melaksanakan pembelajaran secara tradisional konvensional dengan metode ceramah dan sesekali diselingi tanya jawab. Metode seperti ini menunjukkan adanya dominasi pembelajaran oleh guru sedangkan peserta didik cenderung bersifat pasif. Peran peserta didik hanya terbatas pada kegiatan mendengarkan, mencatat, dan menjawab apabila guru memberikan pertanyaan, serta bekerja jika ada perintah dari guru. Proses pembelajaran seperti ini tidak merangsang peserta didik untuk berpikir ke tingkat yang lebih tinggi, sulit untuk berkolaborasi, dan kurang memiliki keberanian dalam merumuskan dan menyampaikan ide, gagasan serta pendapatnya. Dan akhirnya tujuan pembelajaran tidak tercapai.

I. Deskripsi Hasil Siklus I

1. Perencanaan Tindakan

Guru mempersiapkan rencana pembelajaran sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran, mempersiapkan materi Konflik Sosial. Materi berupa teks yang akan disampaikan melalui pemanfaatan media Microsoft Power Point.. Di samping itu, guru juga mempersiapkan lembar observasi, lembar jurnal guru, dan lembar jurnal peserta didik. Unsur-unsur yang akan diobservasi dan hal-hal yang akan diketahui melalui jurnal, didiskusikan terlebih dahulu oleh guru dan kolaborator.

(43)

tentang Konflik Sosial yang telah dimiliki peserta didik sehingga guru dapat menentukan seberapa dalam metode ceramah dapat diminimalkan.

Kegiatan inti yang direncanakan pada siklus I ini yaitu pemanfaatan media Microsoft Power Point kelompok besar. Setelah guru menyampaikan materi yang berupa teks akan dilanjutkan dengan aktivitas kelompok. Melalui pemanfaatan media Microsoft Power Point, guru menampilkan gambar-gambar yang berhubungan dengan konflik sosial. Selanjutnya, masing-masing kelompok berdiskusi untuk menganalis gambar berdasarkan materi yang telah disampaikan oleh guru. Setelah selesai berdiskusi, masing-masing kelompok akan mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas dan menyerahkan laporan hasil diskusinya kepada guru.

Pada bagian penutup pembelajaran siklus I akan dipersiapkan kisi-kisi soal, soal evaluasi dan pedoman penilaian untuk mengetahui sejauh mana kemampuan peserta didik dalam menyerap materi.

2. Pelaksanaan Tindakan

(44)
[image:44.595.124.510.103.640.2]

Pada gambar tampak peserta didik sedang melakukan doa bersama. Selanjutnya tampak pada gambar peserta didik sedang memasang nomor.

Gambar 4

(45)

Tampak pada gambar, guru sedang menyampaikan materi menggunan media Microsoft Power Point.

(46)

Salah satu kelompok sedang melakukan presentasi di depan kelas

(47)

Pertemuan I (2 X 45 menit)

Kegiatan pembelajaran pada siklus I pertemuan pertama dapat dilihat pada gambar 4. Pembelajaran diiikuti oleh seluruh peserta didik yaitu berjumlah 31 peserta didik. Pada bagian pendahuluan, guru membuka pembelajaran dengan membaca doa bersama dan mengucapkan salam, menanyakan kondisi peserta didik, dan mempresensi peserta didik. Setelah itu, guru menyampaikan apersepsi, dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

(48)

Guru menutup kegiatan pembelajaran dan menugaskan peserta didik untuk menyusun hasil diskusi dan mempersiapkan kegiatan presentasi pada pertemuan yang akan datang.

Pertemuan II (2 X 45 menit)

Pada Siklus I pertemuan kedua diikuti oleh seluruh peserta didik. Pada bagian pendahuluan guru membuka pembelajaran dengan membaca doa bersama dan mengucapkan salam, menanyakan kondisi peserta didik, dan mempresensi peserta didik. Guru mengorganisasikan peserta didik untuk berkelompok seperti saat pertemuan 1.

Pada kegiatan inti dilakukan presentasi kelompok. Sebelumnya guru mengecek kesiapan dan kelengkapan kelompok. Presentasi dilakukan dengan cara diundi. Masing-masing kelompok secara bergantian maju ke depan kelas untuk menyampaikan hasil diskusi sebelumnya. Pada kegiatan presentasi ada pula sesi panya jawab. Para peserta diberi kesempatan untuk bertanya ataupun memberikan tanggapan. Setelah selesai presentasi, peserta didik dipandu guru menyimpulkan hasil presentasi.

(49)

Pertemuan III ( 2 X 45 menit)

Siklus 1 pertemuan ketiga diikuti 31 peserta didik. Pada bagian pendahuluan guru membuka pembelajaran dengan doa bersama dan mengucapkan salam, menanyakan kondisi peserta didik, dan mempresensi peserta didik. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini yaitu ulangan harian.

Pada tahap evaluasi, guru menyampaikan petunjuk mengerjakan soal ulangan harian. Guru juga mengingatkan agar peserta didik mengerjakan soal secara teliti dan penuh kejujuran. Soal berbentuk pilihan ganda sebanyak 40 soal. Peserta didik dibagi lembar soal dan lembar jawab. Setelah selesai mengerjakan, peserta didik mengumpulkan lembar soal dan jawabannya kepada guru. Setelah evaluasi, dilakukan pembahasan dan tanya jawab. Guru menyimpulkan materi pelajaran hari ini.

Guru menutup pembelajaran pada sikus I dengan menyampaikan rencana perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus II, mengucapkan salam penutup dan memberi kesempatan peserta didik untuk berpendapat tentang pelaksanaan proses pembelajaran melalui jurnal.

3. Hasil Pengamatan

a. Aktivitas Belajar Sosiologi

(50)

kegiatan pembelajaran berlangsung, sebagian peserta didik memperhatikan guru yang sedang menerangkan materi, sebagian peserta didik mengajukan pertanyaan untuk hal-hal yang belum dipahami, sebagian peserta didik juga ada yang memberikan tanggapan atas pertanyaan yang diberikan guru. Pada saat kegiatan diskusi berlangsung, sebagian peserta didik saling bertukar pendapat, mencatat hal-hal yang penting dan menganalisis proses terjadinya konflik sosial serta upaya-upaya untuk mengatasinya untuk disusun sebagai bahan laporan dan presentasi kelompok. Meskipun terjadi perubahan pada aktivitas belajar peserta didik namun masih ada beberapa masalah yang muncul. Diantaranya saat dilakukan pembentukan kelompok, situasi sempat sedikit ramai karena ada 1-2 peserta didik yang lupa kelompoknya. Hal ini dikarenakan karena mereka kurang konsentrasi saat pembentukan kelompok. Pada saat diskusi berlangsung, masih ada sebagian peserta didik yang kurang konsentrasi. Hal ini dapat dilihat adanya peserta didik yang tidak konsentrasi, peserta didik yang, peserta didik yang pasif, peserta didik yang mendominasi pembicaraan, dan peserta didik yang mengantuk. Proses pembelajaran siklus I dideskripsikan dari hasil nontes berupa observasi guru kolaborasi, jurnal guru, dan jurnal peserta didik. Berikut ini dideskripsikan hasil dari masing-masing instrumen nontes.

1) Deskripsi Observasi Guru Kolaborasi

(51)

mengetahui sejauh mana pengetahuan awal peserta didik mengenai Konflik Sosial. Beberapa pertanyaan awal disampaikan dan peserta didik diberi waktu 5 menit untuk menjawab pertanyaan. Selanjutnya, melalui pemanfaatan media Microsoft Power Point guru menyampaikan materi berupa teks mengenai definisi Konflik Sosial dan berpesan agar peserta didik mendengarkan dengan baik sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran. Setelah materi selesai disampaikan, kegiatan berikutnya adalah aktivitas kelompok. Guru membentuk kelompok besar secara heterogen yang masing-masing kelompok terdiri atas 6 anggota. Karena jumlah siswa 31, maka ada 1 dari 5 kelompok yang jumlah anggotanya 7. Melalui pemanfataan media Microsoft Power Point, guru menampilkan gambar bertema konflik sosial. Berdasarkan gambar-gambar yang ada, masing-masing kelompok saling berdiskusi untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Guru.

(52)

Beberapa hambatan yang terjadi pada kegiatan pembelajaran di siklus I adalah sebagai berikut :

a) Satu peserta didik anggota kelompok datang terlambat karena alasan kendala teknis alat transportasi.

b) Pada kegiatan diskusi, sebagian anggota kelompok dalam mengerjakan tugas tidak serius, bahkan memperbincangkan hal-hal lain di luar materi diskusi,

c) Antaranggota kelompok ada yang bercanda. Hal ini terjadi karena kurang efektifnya pembagian kerja kelompok

d) Saat presentasi dimulai, ada satu kelompok belum siap dengan laporan hasil diskusinya

e) Terjadi pemusatan pembicaraan pada salah satu anggota kelompok sehingga pembicaraan dikuasai oleh seseorang.

2) Diskripsi Jurnal Guru Kolaborasi

(53)

Respon positif terhadap pemanfaatan media Microsoft Power Point juga tampak dari antusiasme peserta didik untuk memperhatikan dengan seksama gambar-gambar yang muncul pada slide. Selain memberikan rasa tertarik juga memberikan gambaran yang lebih jelas dan riil tentang kehidupan yang terjadi di masyarakat. Namun masih ada peserta didik yang mengalami hambatan mempelajari dan memahami materi, karena pada slide hanya ditampilkan garis-garis besarnya saja. Pada tahap diskusi dan presentasi, pembentukan kelompok besar sempat sedikit ramai. Tampak beberapa peserta didik yang tidak segera mengikuti perintah guru untuk berkelompok dengan teman-temannya. Ada beberapa peserta didik yang merasa enggan dan sulit bekerja sama dengan teman. Ada peserta didik yang lupa kelompoknya karena kurang berkonsentrasi saat dibacakan pembentukan kelompok.

Kegiatan diskusi kelompok belum maksimal. Saat diskusi, sebagian peserta didik ada yang serius dan sebagian peserta didik tidak serius bahkan ada yang mengerjakan hal lain. Sebagian peserta didik saling bertukar pendapat, bertanya, namun ada pula yang bercanda dan mengantuk. Masih ada peserta didik yang mendominasi pembicaraan dan sebagian peserta didik pasif dalam diskusi.

(54)

3) Deskripsi Jurnal Peserta Didik

Dari 31 peserta didik yang mengikuti proses belajar mengajar siklus I, sebagian peserta didik menyatakan senang terhadap pemanfaatan media Microsoft Power Point meningkatkan aktivitas dan hasil belajar sosiologi materi Struktur Sosial. Sebagian peserta didik menyatakan senang dengan kegiatan diskusi kelompok karena memberikan kesempatan para peserta didik untuk melatih ketrampilan bekerja sama. Sebagian kecil peserta didik berpendapat agar dilakukan pembentukkan kelompok kecil karena pembentukan kelompok besar kurang efektif untuk kegiatan diskusi. Sebagian kecil peserta didik mengusulkan agar guru selalu selalu membimbing peserta didik saat diskusi kelompok. Beberapa peserta didik berpendapat kesulitan belajar dengan metode diskusi kelompok.

Berbagai alasan yang dikemukakan peserta didik dalam mendukung pemanfaatan media Microsoft Power Point tersebut dikemukakan melalui jurnal peserta didik sebagai berikut.

a) Peserta didik dituntut untuk benar-benar memahami materi secara mendalam

b) Peserta didik dilatih untuk menghargai orang lain

c) Peserta didik dilatih untuk bekerja sama dalam kelompok.

d) Peserta didik merasa terdorong untuk berpikir kritis, inovatif, dan kreatif e) Peserta didik merasa tertantang untuk berani berpendapat, bersikap serius,

(55)

f) Peserta didik lebih senang karena suasana belajar memancing kreativitas serta keberanian untuk berpendapat.

Peserta didik juga mengungkapkan kesulitan-kesulitan yang dialami dalam proses pembelajaran siklus I. Kesulitan-kesulitan tersebut diungkapkan melalui jurnal sebagai berikut.

a) Peserta didik sulit mempelajari dan memahami materi baru

b) Peserta didik kurang percaya diri untuk mengemukakan pendapatnya c) Peserta didik tidak merasa nyaman jika bekerja dalam kelompok yang

anggotanya tidak disukai.

d) Peserta didik terkadang membicarakan hal lain saat bekerja kelompok. e) Terkadang ada peserta didik yang berisik sehingga mengganggu

konsentrasi peserta didik lain.

b. Hasil Belajar Sosiologi

Pelaksanaan ulangan harian siklus I pada materi Konflik Sosial diikuti oleh 31 peserta didik. Pada umumnya peserta didik dapat mengidentifikasi faktor-faktor penyebab terjadinya Konflik Sosial. Demikian pula, sebagian peserta didik juga dapat mengklasifikasikan macam-macam Konflik Sosial. Namun, peserta didik pada umumnya belum dapat mendiskripsikan cara-cara yang tepat untuk menanggulangi terjadinya Konflik Sosial.

(56)
[image:56.595.126.488.553.759.2]

didik yang salah dalam menjawab soal tentang klasifikasi macam-macam Konflik Sosial. Namun, pada umumnya peserta didik salah dalam menjawab soal tentang cara-cara yang tepat untuk menanggulangi terjadinya Konflik Sosial. Berikut ini adalah gambaran mengenai hasil ulangan harian Siklus I yang terdapat pada tabel 3.

Tabel 3.

Nilai Ulangan Siklus I

No. Uraian Jumlah

1. Nilai Tertinggi 85

2. Nilai Terendah 53

3. Nilai Rerata 72,32

4. Rentang Nilai 32

(57)

Gambar 5

Grafik Nilai Ulangan Siklus I

4. Refleksi

a. Aktivitas Belajar Sosiologi

Berdasarkan hasil pengamatan berupa observasi guru kolaborasi, jurnal guru, dan jurnal peserta didik dapat diketahui peningkatan aktivitas belajar sosiologi kondisi awal dengan siklus I. Perbandingan antara aktivitas belajar peserta didik kondisi awal dengan siklus I yaitu, pada kondisi awal sebagian besar peserta didik tidak memperhatikan guru dalam proses pembelajaran, sebagian besar peserta didik tidak memiliki keberanian bertanya dan menyampaikan pendapat, sebagian besar peserta didik terlihat malas mengikuti kegiatan pembelajaran berlangsung. Bahkan beberapa peserta didik ada yang bercanda dengan temannya, ada yang melamun, dan juga ada yang mengantuk.

Sedangkan aktivitas belajar pada siklus I adalah sebagian peserta didik memperhatikan guru dalam proses pembelajaran, sebagian peserta didik memiliki keberanian bertanya dan menyampaikan pendapat. Sebagian peserta didik terlihat malas mengikuti kegiatan pembelajaran berlangsung. Bahkan masih ada peserta didik ada yang bercanda dengan temannya, ada yang melamun, dan juga juga ada yang mengantuk.

b. Hasil Belajar Sosiologi

(58)
[image:58.595.133.505.611.739.2]

awal 50, sedangkan nilai terendah pada siklus I menjadi 53. Terjadi peningkatan pula untuk nilai rerata yang telah dicapai peserta didik, yaitu nilai rerata kondisi awal 68,90 dan meningkat pada siklus I, 72,32. Dari perbandingan nilai tersebut, telah terjadi peningkatan nilai rerata peserta didik dari kondisi awal ke siklus I sebesar 3,42 persen. Sedangkan untuk rentang nilai yang dicapai peserta didik, pada kondisi awal adalah 35 dan pada siklus I, 32. Sedangkan berdasarkan kriteria ketuntasan mata pelajaran sosiologi, maka terjadi peningkatan prosentase ketuntasan materi Konflik Sosial, yaitu pada kondisi awal 16,12 % (5 dari 31 peserta didik) dan meningkat pada siklus I, 48,39 % (15 dari 31 peserta didik). Dengan demikian, pemanfaatan media Microsoft Power Point dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar sosiologi materi Struktur Sosial. Perbandingan nilai ulangan kondisi awal dengan nilai siklus I dapat dilihat pada tabel perbandingan nilai ulangan kondisi awal dengan nilai siklus I.

Tabel 4

Perbandingan Nilai Ulangan Kondisi Awal dengan Nilai Ulangan Siklus I

No. Uraian Kondisi Awal Siklus I

1. Nilai Tertinggi 85 85

2. Nilai Terendah 50 53

3. Nilai Rerata 68,90 72, 32

(59)
[image:59.595.140.490.178.346.2]

Gambaran peningkatan nilai ulangan kondisi awal ke siklus I akan lebih jelas dalam grafik berikut.

Gambar 6

Grafik Perbandingan Nilai Ulangan Kondisi Awal dengan Siklus I

(60)

memahami dan menguasai materi sehingga target pencapaian kriteria ketuntasan minimal pada mata pelajaran sosiologi di atas 75 % tercapai.

J. Deskripsi Hasil Siklus II

1. Perencanaan Tindakan

Guru mempersiapkan rencana pembelajaran sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran, mempersiapkan materi Mobilitas Sosial. Materi berupa teks yang akan disampaikan melalui pemanfaatan media Microsoft Power Point.. Di samping itu, guru juga mempersiapkan lembar observasi, lembar jurnal guru, dan lembar jurnal peserta didik. Unsur-unsur yang akan diobservasi dan hal-hal yang akan diketahui melalui jurnal didiskusikan terlebih dahulu oleh guru dan kolaborator.

Rencana apersepsi melalui kegiatan tanya jawab berupa penggalian konsep dan contoh Mobilitas Sosial yang terjadi di masyarakat. Pada penggalian konsep dan contoh Mobilitas Sosial ini diharapkan diperoleh gambaran tentang proses Mobilitas Sosial yang telah dimiliki peserta didik sehingga guru dapat menentukan kegiatan pembelajaran selanjutnya.

(61)

mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas dan menyerahkan laporan hasil diskusinya kepada guru.

Pada bagian penutup pembelajaran siklus II akan dipersiapkan kisi-kisi soal, soal evaluasi dan pedoman penilaian untuk mengetahui sejauh mana kemampuan peserta didik dalam menyerap materi.

2. Pelaksanaan Tindakan

Tahap tindakan siklus II ini dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Tiap kali pertemuan dirinci menjadi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Kegiatan tiap-tiap tahap tersebut diantaranya terlihat dari gambar 7.

Para peserta didik sedang membentuk kelompok diskusi.

(62)
[image:62.595.129.501.232.488.2]

Gambar 7

Kegiatan Pembelajaran siklus II, secara urut dari pertemuan ke 1, 2, dan 3 Sebelum dilaksanakan kegiatan presentasi, terlebih dahulu dilakukanpengundian. Terlihat seorang peserta didik mengundi kelompok yang akan maju presentasi

(63)
(64)

Pertemuan I (2 X 45 menit)

Kegiatan pembelajaran pada siklus II pertemuan pertama dapat dilihat pada gambar 7. Pembelajaran diiikuti oleh seluruh peserta didik yaitu berjumlah 31 peserta didik. Pada bagian pendahuluan, guru membuka pembelajaran dengan membaca doa bersama dan mengucapkan salam, menanyakan kondisi peserta didik, dan mempresensi peserta didik. Setelah itu, guru menyampaikan apersepsi, dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

(65)

kelompok. Guru membentuk kelompok kecil secara heterogen yang masing-masing kelompok terdiri atas 4 anggota. Karena jumlah siswa 31, maka ada 1 dari 8 kelompok yang jumlah anggotanya 3. Melalui pemanfaatan media Microsoft Power Point, guru menayangkan gambar-gambar mobilitas sosial. Berdasarkan gambar tersebut, peserta didik ditugaskan untuk menganalisis proses mobilitasnya. Tema diskusi berbeda untuk masing-masing kelompok dan diberikan dengan cara diundi. Masing-masing saling berdiskusi dan saling bertukar pikiran untuk menyelesaikan tugas dari guru.

Guru menutup kegiatan pembelajaran hari ini dan menugaskan peserta didik untuk menyusun laporan hasil diskusi serta mempersiapkan kegiatan presentasi yang akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya.

Pertemuan II (2 X 45 menit)

Pada Siklus II pertemuan kedua diikuti oleh seluruh peserta didik. Pada bagian pendahuluan guru membuka pembelajaran dengan membaca doa bersama dan mengucapkan salam, menanyakan kondisi peserta didik, dan mempresensi peserta didik. Guru mengorganisasikan peserta didik untuk berkelompok seperti saat pertemuan 1.

(66)

jawab. Setelah selesai, guru bersama dengan para peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran.

Setelah selesai presentasi, guru menutup seluruh kegiatan pembelajaran hari ini dan mengingatkan peserta didik agar mempersiapkan materi ulangan harian pada pertemuan yang akan datang.

Pertemuan III ( 2 x 45 menit)

Siklus II pertemuan ketiga diikuti 31 peserta didik. Pada bagian pendahuluan guru membuka pembelajaran dengan doa bersama dan mengucapkan salam, menanyakan kondisi peserta didik, dan mempresensi peserta didik. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini yaitu ulangan harian.

Pada tahap evaluasi, guru menyampaikan petunjuk mengerjakan soal. Guru juga mengingatkan peserta didik untuk teliti dan penuh kejujuran dalam mengerjakan soal ulangan. Masing-masing peserta didik dibagi lembar soal dan lembar jawab. Setelah selesai mengerjakan, peserta didik mengumpulkan lembar soal dan jawabannya kepada guru. Setelah evaluasi, dilakukan pembahasan dan tanya jawab.

Guru menutup pembelajaran pada sikus II dan mengucapkan salam penutup serta memberi kesempatan peserta didik untuk berpendapat tentang pelaksanaan proses pembelajaran melalui jurnal peserta didik.

3. Hasil Pengamatan

(67)

Pada kegiatan pembelajaran siklus II terjadi perubahan yang signifikan berupa peningkatan aktivitas belajar peserta didik. Hal ini disebabkan karena peserta didik sudah mempersiapkan diri lebih awal untuk mengikuti pembelajaran. Selain itu peserta didik juga sudah lebih siap untuk bekerja sama secara kelompok. Melalui pemanfaatan media Microsoft Power Point yang disertai dengan gambar-gambar penunjang guru menerangkan konsep dasar materi Mobilitas Sosial sehingga menjadi lebih menarik dan lebih jelas. Saat kegiatan pembelajaran berlangsung, sebagian besar peserta didik memperhatikan guru yang sedang menerangkan materi, sebagian besar peserta didik mengajukan pertanyaan untuk hal-hal yang belum dipahami, sebagian besar peserta didik juga memberikan tanggapan atas pertanyaan yang diberikan guru. Saat pembentukan kelompok kecil, dengan lebih tanggap peserta didik segera menyesuaikan diri. Hal ini dikarenakan mereka semakin menyadari efektifitas dan efesiensi waktu untuk kerja kelompok. Pada saat kegiatan diskusi berlangsung, peserta didik saling bertukar pikiran, mencatat hal-hal yang penting dan menganalisis proses mobilitas sosial disusun sebagai bahan laporan dan presentasi kelompok. Pada saat presentasi, peserta didik juga tampak antusias mengikuti dari awal hingga akhir. Hal itu tampak dari banyaknya peserta didik yang bertanya maupun menanggapi saat presentasi.

Proses pembelajaran siklus II dideskripsikan dari hasil nontes berupa observasi guru kolaborasi, jurnal guru, dan jurnal peserta. Berikut ini dideskripsikan hasil dari masing-masing instrumen nontes.

(68)

Pada kegiatan pembelajaran diklus II dapat didiskripsikan bahwa sebagian besar peserta didik memperhatikan materi Mobilitas Sosial yang disampaikan guru melalui pemanfaatan media Microsoft Power Point. Karena selain tampilan berupa teks juga diberi gambar-gambar sebagai penunjang sehingga lebih menarik dan lebih jelas. Antusiasme peserta didik juga tampak saat pada saat kerja kelompok maupun ketika kegiatan presentasi berlangsung. Pembentukan kelompok kecil memang efektif karena memberikan kesempatan yang besar kepada masing-masing anggota untuk berperan aktif dan saling bertukar pendapat. Pada pelaksanaan presentasi semua anggota aktif berperan dan tidak ada anggota yang mendominasi pembicaran. Para peserta didikpun sangat antusias memberikan tanggapan. Hal itu tampak dari banyaknya peserta didik yang ingin bertanya.

Kegiatan diskusi maupun presentasi yang tampak hidup dan interaktif serta antusiasme peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dari awal hingga akhir menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar para peserta didik.

2) Diskripsi Jurnal Guru Kolaborasi

(69)

paparan awal mengenai proses Mobilitas Sosial, sebagian besar peserta didik mencatat hal-hal penting dari materi tersebut..

Respon positif terhadap pemanfaatan media Microsoft Power Point juga tampak dari antusiasme peserta didik untuk memperhatikan dengan seksama gambar-gambar yang muncul pada slide. Selain memberikan rasa tertarik juga memberikan gambaran yang lebih jelas dan riil tentang kehidupan yang terjadi di masyarakat. Pada tahap diskusi dan presentasi, pembentukan kelompok kecil juga terasa lebih efektif karena semua anggota memiliki kesempatan untuk berperan aktif dalam kelompok. Tidak tampak peserta didik yang mendominasi pembicaraan karena semua saling menghargai dan saling bekerja sama untuk menyelesaikan permasalahan.

Kegiatan diskusi kelompk juga tampak lebih hidup dan lebih interaktif. Hal itu tampak dari banyaknya siswa yang menanggapi baik bertanya maupun menjawab pertanyaan saat kegiatan presentasi berlangsung. Secara keseluruhan, situasi atau suasana pembelajaran berjalan baik. Peserta didik aktif dalam kegiatan pembelajaran. Mereka juga mengikuti tiap tahap pembelajaran dari awal hingga akhir dengan baik.

3) Deskripsi Jurnal Peserta Didik

(70)

melatih ketrampilan bekerja sama. Sebagian peserta didik mengusulkan agar metode ini diterapkan pada kegiatan pembelajaran berikutnya dan ditambahkan aplikasi-aplikasi lain seperti suara dan gambar bergerak sehingga lebih menarik. Sebagian kecil peserta didik mengusulkan agar guru selalu selalu membimbing peserta didik saat diskusi kelompok. Kesulitan masih terjadi pada satu dua peserta didik namun dapat diatasi dengan pemberian bimbingan dan pengajaran tersendiri.

b. Hasil Belajar Sosiologi

[image:70.595.143.483.635.739.2]

Pelaksanaan ulangan harian siklus II pada materi Mobilitas Sosial diikuti oleh 31 peserta didik. Berdasarkan hasil ulangan pada siklus II dapat diketahui bahwa peserta didik pada umumnya dapat mengklasifikasikan secara benar tentang bentuk-bentuk Mobilitas Sosial. Sebagian besar peserta didik juga dapat menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi proses Mobilitas Sosial secara benar. Sebagian besar peserta didik juga dapat mendiskripsikan proses Mobilitas Sosial secara benar. Berikut ini adalah gambaran mengenai hasil ulangan harian Siklus II yang terdapat pada tabel 5.

Tabel 5

Nilai Ulangan Harian Siklus II

No. Uraian Jumlah

1. Nilai Tertinggi 93

2. Nilai Terendah 68

3. Nilai Rerata 80,93

(71)
[image:71.595.161.477.254.479.2]

Dari tabel di atas dapat diketahui nilai yang telah diperoleh peserta didik da

Gambar

gambar melalui media gambar
Tabel 1
Gambar 2.
Gambar 3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan contoh di atas, jelaslah kiranya bahwa pembuktian tak langsung (terbalik) adalah pembuktian dengan pemisalan ingkaran pernyataan yang akan dibuktikan tadi sebagai hal yang

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ”Apakah dengan menggunakan Model Active Learning Strategi Learning Tournament dapat

Variabel dependen pada penelitian ini adalah tingkat kepatuhan perusahaan go public pada konvergensi International Financial Reporting Standard yang diukur berdasarkan

analytic hierarchy process (AHP) digunakan untuk mengetahui bobot dari tiap ² tiap faktor yang berpengaruh terhadap kinerja rantai pasok sari apel.. Pengukuran kinerja

Salah satu jenis pajak daerah yang erat terkait masalah transportasi adalah Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) yaitu pajak yang dipungut atas kepemilikan atau penguasaan kendaraan

Responden yang paling sedikit adalah responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik tentang metode kontrasepsi pria dan mempunyai sikap yang cukup terhadap keikutsertaan menjadi

Apabila dikuasakan maka surat kuasa harus bermaterai 6000 dan bertanda

Dengan ini diberitahukan bahwa setelah diadakan penelitian menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku oleh Pokja Pengadaan Konstrtuksi ULP Sekretariat Daerah , maka