• Tidak ada hasil yang ditemukan

S FIS 0706654 Appendix15

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S FIS 0706654 Appendix15"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran E.1.b

Nurul Aini, 2014

Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisika(studi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DATA OBSERVASI

AKTIVITAS GURU DAN SISWA SELAMA KBM

Pertemuan : Kedua

Hari : Kamis, 14 Februari 2013

Pukul : pukul 09.45 s/d 11.15

Teknik Penelitian : Observasi

Tempat : SMALB Negeri Cicendo Kota Bandung

Tahap Pembelajaran

Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Catatan

Tahap Pendahuluan

1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan

salam seperti pada pertemuan pertama. Lalu

melihat satu siswanya tidak hadir, guru

menanyakan penyebabnya kepada siswa lainnya.

2. Guru tidak melakukan apersepsi, guru hanya

mengulas materi pada pertemuan pertama dengan memberikan pertanyaan kepada siswa terkait materi pertemuan pertama.

3. Kemudian guru memulai fase konsepsi awal

dengan menampilkan animasi gempa bumi serta menjelaskan simbol yang ada pada animasi tsb

4. Kemudian menyakan kepada siswa bila gempa

bumi terjadi di titik A mengapa di titik B masih terasa getarannya.

5. Guru menyebutkan banyak contoh gelombang di

1. Siswa menjawab salam seperti yang dilakukan pada

pertemuan pertama. Lalu menjawab pertanyaan guru penyebab Alen tidak masuk sekolah. Hanya satu siswa (Reni) yang menjawab bahwa Alen sedang sakit. Siswa lainnya tidak tahu.

2. Siswa hanya menyimak dan sesekali menjawab

pertanyaan dan mengikuti perkataan guru.

3. Siswa menyimak dan memperhatikan dengan detail

gerak pada animasi tsb.

4. Siswa hanya menjawab setahu mereka. Yaitu ada

yang menjawab, getarannya bergerak (Saliha), ada yang hanya diam dan senyum-senyum (Risa), dan ada yang menjawab ikut bergetar (Reni).

5. Siswa hanya memperhatikan perkataan guru. Dan

menggangguk ketika tahu contoh gelombang yang

(2)

Lampiran E.1.b

Nurul Aini, 2014

Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisika(studi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu kehidupan sehari-hari.

6. Guru menjelaskan topik bahasan dan tujuan

pembelajaran pada pertemuan hari itu.

disebutkan guru.

6. Siswa hanya memperhatikan perkataan guru.

Tahap Inti/ Penyajian

7. Guru menggunakan slinki untuk

mendemonstrasikan gelombang. Demonstrasi

pertama tentang bentuk gelombang. Guru

menyimpangkan slinki tsb ke kanan dan ke kiri

sehingga membentuk gelombang transversal,

kemudian mendorong dan menarik slinki tsb ke depan dan ke belakang sehingga membentuk gelombang longitudinal.

8. Kemudian guru meminta dua orang siswa

menggambar bentuk gelombang yang mereka lihat pada papan tulis.

9. Guru menjelaskan gambar yang dibentuk siswa.

10.Kemudian guru mengungkapkan permasalahan

pada pertemuan hari ini yaitu apa perbedaan dari

dua bentuk gelombang tersebut? Dan apa

penyebabnya?

11.Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS) dan

menjelaskan langkah-langkah percobaan, serta

mengarahkan siswa agar dapat menentukan apa yang akan diamati, diukur, dan ditulis.

12.Setelah itu, guru mempersilakan siswa untuk

menggunakan slinki dan melakukan percobaan per

7. Siswa memperhatikan yang dikakukan guru dengan

detail, dan seperti ingin mencobanya sendiri namun guru belum mempersilakannya.

8. Risa menggambar gelombang transversal dan Reni

menggambar gelombang longitudinal. Gelombang

yang digambar Risa sudah hampir benar, sedangkan

gelombang yang digambar Reni tidak

memperlihatkan bagian rapatan dan renggangan, semuanya hampir sama. Sehingga guru mengkoreksi gambar yang dibuat Reni.

9. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang

kedua gambar tersebut. Sepintas terlihat siswa dapat membedakan kedua bentuk gelombang tsb.

10.Siswa menjawab bentuk gelombang pertama

berbukit dan lembah, bentuk gelombang kedua rapatan dan renggangan. Namun siswa terlihat berpikir ketika ditanya apa kira-kira penyebab perbedaan kedua gelombang tersebut.

11.Siswa memperhatikan penjelasan guru. Sesekali

mereka mengulang perkataan guru sebagai tanda mereka belum mengerti.

12.Siswa melakukan percobaan bersama teman

(3)

Lampiran E.1.b

Nurul Aini, 2014

Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisika(studi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu kelompok.

13.Setelah siswa mencoba membuat gelombang

menggunakan slinki, guru menanyakan kembali

apakah siswa sudah mengetahui perbedaan

terbentuknya dua gelombang tsb ketika kalian menyimpangkannya? Untuk memperkuat jawaban

siswa, guru mengkoreksi dan menambahkan

materi.

14.Kemudian guru mengarahkan siswa untuk mencari

tahu permasalahan kedua, yaitu tentang cepat rambat gelombang. Bila panjang slinki diubah, ukur waktunya.

15.Guru mengarahkan dan membantu siswa

menjelaskan percobaan yang kedua.

16.Guru meminta tiap kelompok yang terdiri dari 2

siswa untuk memegang tiap-tiap ujung slinki dan mengukur panjangnya sesuai yang diminta pada LKS.

17.Setelah itu guru meminta salah satu siswa untuk

menggetarkan dan siswa lainnya mengukur waktu getar dari pangkal sampai ujung slinki (sampai getaran dirasakan siswa yang diujung slinki), untuk dua bentuk gelombang yang berbeda (transversal dan longitudinal)

18.Setelah guru memastikan data yang didapat siswa

sekelompoknya. Reni karena sendiri maka dibantu dengan salah seorang observer.

13.Siswa menjawab (Reni), disimpangkan ke atas dan menggetarkan dan siswa lainnya mengukur waktu dengan stopwatch.

15.Siswa melakukannya sesuai dengan langkah yang

ada di LKS dan mengisi tabel pada LKS dengan data waktu yang diukur dari panjang slinki yang diubah-ubah.

16. Siswa mengukur panjang slinki menggunakan LKS

dan memberi tanda ukurannya pada ubin lantai. Terlihat terkadang siswa kurang akurat mengukur panjang slinki karena tanda dan patokan yang diukur berubah-ubah oleh siswa.

17.Siswa melakukan yang diperintah guru. Terkadang

bila kurang akurat guru meminta siswa untuk mengulangnya kembali sampai data yang didapatkan tidak melenceng terlalu jauh.

18.Setelah siswa melakukan percobaan cepat rambat

untuk gelombang transversal, selanjutnya pada

mengukur waktu

(4)

Lampiran E.1.b

Nurul Aini, 2014

Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisika(studi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu benar, guru meminta siswa untuk mengisi tabel pengamatan LKS, dan mengisi bagian tabel yang masih kosong.

19.Kemudian guru membimbing siswa menjawab

pertanyaan yang ada di LKS diselingi pemberian materi.

20.Guru membimbing siswa membuat grafik dari data

pengamatan. Guru tidak mengajarkan siswa untuk membuat skala grafik pada LKS, sehingga grafik

yang dibuat masih sama dengan pertemuan

pertama.

21.Setelah semua LKS terisi, guru meminta

masing-masing kelompok untuk menjelaskan hasil

pengamatannya.

22.Setelah siswa ada yang mempresentasikan data

pengamatannya, guru membimbing siswa untuk menyusun kesimpulan dan menuliskannya pada LKS.

gelombang longitudinal, kemudian mengisi tabel

pengamatan LKS.

19.LKS dapat diisi siswa dengan baik hanya saja pada

petrtanyaan yang membutuhkan alasan, ada satu kelompok tidak memberikan alasannya dan ada satu

kelompok yang memberikan alasannya kurang

lengkap.

20.Teknik membuat grafik siswa hampir sama dengan

pertemuan pertama, bahkan data yang seharusnya diletakkan pada sumbu X malah diletakkan pada sumbu Y.

21.Karena ada satu kelompok yang hanya satu siswa

saja, maka hanya satu kelompok yang maju ke depan kelas dan itu pun hanya menuliskan hasil data pengamatan tidak menjelaskan hasil percobaan.

22.Terlihat pada LKS siswa sudah mampu membuat

23.Guru meminta siswa menyebutkan materi yang

telah dipelajari hari ini (refleksi) dan menanyakan apakah ada yang bertanya.

24.Guru memberitahu materi untuk pembelajaran

selanjutnya lalu menutup pelajaran dengan salam.

23.Semua siswa menjawab hal-hal yang dipelajari hari

(5)

Lampiran E.1.b

Nurul Aini, 2014

Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisika(studi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kesan dan Komentar:

Bila dilihat dari KBM, materi yang disampaikan cukup mudah dipahami siswa. Hanya saja ada materi yang abstrak bagi siswa yaitu materi tentang cepat rambat gelombang. Menurut peneliti, bila ingin menjelaskan konsep tersebut terlebih dulu guru melakukan apersepsi tentang konsep kecepatan dan mengarahkan bahwa konsep kecepatan analog dengan konsep cepat rambat gelombang. Untuk materi tentang bentuk gelombang sudah sangat baik dimengerti siswa. Terlihat dari LKS, siswa dapat membedakan dan menyebutkan ciri-ciri gelombang tersebut, dan dapat menyebutkan penyebab perbedaan kedua bentuk gelombang tersebut. Namun siswa masih ada yang tertukar nama gelombang longitudinal dan gelombang transversal. Percobaan yang dilakukan lebih mudah dari pertemuan pertama, sehingga siswa tidak mengalami banyak kesulitan menagkap maksud percobaan tersebut. Hanya saja dalam percobaan cepat rambat gelombang kuranglah tepat. Sebab dalam percobaan tersebut siswa mengukur panjang dan waktu gelombang. Sedangkan dalam melihat berapa banyak gelombang pun siswa kurang jelas memperhatikannya. Terlebih lagi mengukur kecepatan tidak bisa dirasa-rasa dari getaran yang dilakukan siswa. Menurut penulis bila konsep cepat rambat ini ingin diberikan, maka percobaan yang tepat yaitu menggunakan gelombang berdiri (stasioner). Sehingga siswa dapat melihat banyaknya gelombang yang terjadi dan mengukur waktunya dengan tepat. Namun kendala dari sekolah adalah alat yang kurang lengkap.

Gambar

gambar yang dibuat Reni. memperhatikan kedua gambar tersebut. Sepintas terlihat siswa dapat
tabel mengidentifikasi ciri dari gambar

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil uji t antara nilai yang dirasakan terhadap loyalitas merek menunjukkan t hitung sebesar 3,254 > t tabel sebesar 1,660 dengan demikian dinyatakan hipotesis keempat

peramalan ( forecasting ) tingkat keandalan dari masing – masing unit, sehingga diharapkan tingkat keandalan suatu unit pembangkit dapat terus naik seiring dengan meningkatnya

WACC sama dengan jumlah biaya dari setiap komponen modal- hutang jangka pendek, hutang jangka panjang dan equitas pemegang saham- ditimbang berdasarkan proporsi relatifnya

Penelitian yang dilakukan ini me- miliki tujuan yaitu untuk menguji bagaimana pengaruh variabel kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual

BANK berhak dengan ketentuan dan syarat-syarat yang dianggap baik oleh BANK untuk menjual dan/atau mengalihkan sebagian atau seluruh hak tagih BANK, baik pokok maupun bunga,

Turbin Propeler disebut juga turbin baling-baling poros horizontal adalah turbin yang bekerja di dalam air yang dapat mengubah head kecil atau rendah menjadi power yang

kematian harus meningkat, sehingga angka pertumbuhan melambat hingga nol (zero) • Populasi sebaiknya mengikuti suatu kurva berbentuk-S.. Kurva

Pada mulanya, pouw yang direndam dalam air akan dituangkan ke sejenis tikar (lihat idiah ) dengan memijak-mijaknya untuk mengasingkan tepungnya (iaitu tepung sagu yang