• Tidak ada hasil yang ditemukan

S GEO 1105563 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S GEO 1105563 Chapter1"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Asep Agus Syaripudin, 2015

PENGUKURAN D AN PEMETAAN UNTUK PEMECAHAN BID ANG TANAH D I KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Di era globalisasi saat ini informasi dikategorikan sebagai kebutuhan pokok

disampingkan kebutuhan akan sandang, papan dan pangan dimana informasi dapat diakses secara “real time” sehingga tidak ada dinding pembatasan (baik secara geografis, politik dan sebagainya), masyarakat sangat haus informasi telah berubah bentuk menjadi

suatu komoditi (kebutuhan pokok).

Dengan semakin berkembangnya informasi pelayanan melalui internet yang pesat.

Dinamis dan luas tersebut didukung oleh kemajuan teknologi dan informasi di segala

bidang hal ini mendorong transformasi masyarakat tradisional menjadi masyarakat yang

informatif.

Sistem informasi dan teknologi telah menjadi komponen yang sangat penting bagi

keberhasilan bisnis dan organisasi, terutama organisasi di Kantor Pertanahan

Kabupaten/kota. Perubahan paradigma dari pelayanan sistem manual diubah menjadi

pelayanan yang berbasis teknologi yang merupakan kewajiban dan tuntutan masyarakat

dalam menjawab percepatan dan transparasi layanan di bidang pertanahan.

Selain dengan berkembangnya informasi pembangunan juga pada jaman sekarang

sudah sangat pesat perkembangannya, pembangunan yang telah berjalan dengan pesatnya

seakan-akan sedikit menutupi keresahan masyarakat akan keberadaan tanah. Kebutuhan

akan pemilikan dan penguasaan tanah secara sah sangatlah diperlukan pada masa sekarang

ini. Dalam pengertian penguasaan tanah terkandung arti yang lebih luas daripada

pemilikan tanah, oleh karena ada kemungkinan seseorang menguasai tanah tanpa memiliki

tanah yang bersangkutan ataupun sebaliknya seseorang pemilik tanah tidak dapat

melaksanakan penguasaan terhadap tanahnya.

Hal tersebut adalah jelas perlu untuk ditata kembali guna mencegah jangan sampai

terjadi adanya penguasaan tanah oleh suatu pihak dengan menimbulkan kerugian pada

pihak lain, penguasaan tanah secara melampaui batas dan juga penguasaan tanah oleh

(2)

Asep Agus Syaripudin, 2015

PENGUKURAN D AN PEMETAAN UNTUK PEMECAHAN BID ANG TANAH D I KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang harus diperhatikan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan hidup rakyat dan

pemerataan keadilan agar setiap warga dapat mempunyai tanah dengan hak milik dalam

batas-batas yang ditentukan..

Dalam prinsip-prinsip penguasaan dan pemanfaatan tanah , suatu kebijakan

nasional pembaruan agraria harus menerima kenyataan bahwa ada masyarakat-masyarakat

dan komunitas-komunitas tertentu di Indonesia yang masih memiliki ruang untuk

mengembangkan hukum dan tata cara pengelolaan sumber daya alamnya berdasarkan

pengetahuan asli/setempat dan berdasarkan tatanan hukum dan adat setempat. Maka dari

itu Pengukuran kadastral selain memeriksa kelengkapan dokumen tanah juga

menginvestigasi, mengukur, memetakan dan menetapkan batas-batas bidang tanah

kepemilikan sesuai aturan yang berlaku. Agar tidak menimbulkan masalah atau sengketa

di kemudian hari, sebelum melakukan transaksi/jual beli tanah/tukar

guling/hibah/pembebasan tanah/pembagian waris atau bentuk lain apapun dalam rangka

pengalihan hak atas bidang tanah, bahkan ketika akan melakukan kegiatan konstruksi di

atas bidang tanah yang batas-batas kepemilikanya tidak jelas, harus dilakukan pemeriksaan

berkas, peninjauan, pengecekan, pengukuran, dan pemetaan sesuai kaidah-kaidah teknis

kadastral. Dengan begitu dapat dihindari salah bidang/kelebihan bayar/kekurangan

bayar/penyerobotan tanah/ovelap ataupun potensi-potensi gugatan dari pihak lain/yang

berkepentingan terhadap tanah tersebut.

Selain pengukuran tanah juga biasanya berlangsung pada tahap pemetaan bidang

tanah, Pemetaan bidang tanah adalah hasil pemetaan bidang tanah atau lebih pada

lembaran kertas dengan suatu skala tertentu yang batas-batasnya telah ditetapkan oleh

pejabat yang berwenang dan digunakan untuk pengumuman data fisik .Dari definisi diatas,

jelas dimaksudkan bahwa setiap data hasil pengukuran bidang tanah baik yang

dilaksanakan secara sistematik maupun sporadik harus dibuatkan peta bidang tanahnya.

.Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk menyusun laporan dengan judul:

Pengukuran dan Pemetaan Untuk Pemecahan Bidang Tanah Dalam Pembuatan

(3)

Asep Agus Syaripudin, 2015

PENGUKURAN D AN PEMETAAN UNTUK PEMECAHAN BID ANG TANAH D I KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

I.2 Tujuan

Sesuai dengan uraian yang telah disebutkan di atas, maka penulis mempunyai

tujuan yang akan menjadi inti laporan adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui metode Pemecahaan Bidang Tanah.

2. Untuk mengetahui hasil Pengukuran bidang tanah dan Pemecahaan Bidang Tanah.

3. Untuk mengetahui proses pembuatan gambar Pemetaan Bidang Tanah dan

Pemecahaan Bidang tanah dari hasil Pengukuran.

4. Untuk menemukan permasalahan berikut cara penyelesaiannya dalam pelaksanaan

Pemecahaan bidang tanah

1.3 Produk Akhir

Berdasarkan uraian di atas produk akhirnya adalah berupa hasil pengukuran bidang

tanah yang di cetak di surat ukur dan data spatial hasil pemetaan baik itu dari hasil

Referensi

Dokumen terkait

Bahan baku yang digunakan adalah limbah kulit buah aren dan air, sebagai bahan pembantu digunakan glukosa dan mikroorganisme yang berasal dari kotoran sapi yang

Gaya bermain kita yang menyesuaikan kenyamanan kita dalam bermain dan rasa bangga kita bermain skateboard, sampai munculnya rasa untuk unjuk diri.. Banyak skateboarder menjadi

Pada model Vertical Wall Abutment untuk arah C terjadi fenomena yang berbeda dengan arah A, seperti tampak pada Gambar 5 (b). Pada Arah C, saat dilakukan simulasi

Masing-masing variabel penelitian akan dideskripsikan dengan menerangkan nilai rata-rata, nilai terendah dan tertinggi agar dapat memberikan kesimpulan tentang perkembangan

Dengan beralihnya agama ahli waris dari agama Hindu Ke agama Kristen Protestan, maka ahli waris tersebut tidak dapat mewaris lagi, karena menurut Hukum Adat Waris Bali

Fase Terminasi; Perawat menanyakan perasaan klien terhadap tindakan / prosedur keperawatan yang sudah dilakukan, perawat memperhatikan respon klien setelah tindakan