• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI ASAHAN NOMOR 35 TAHUN 2020 TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUPATI ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI ASAHAN NOMOR 35 TAHUN 2020 TENTANG"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

1

BUPATI ASAHAN

PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI ASAHAN

NOMOR 35 TAHUN 2020 TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI ASAHAN NOMOR 55 TAHUN 2019 TENTANG PEDOMAN TEKNIS DANA DESA TAHUN ANGGARAN 2020

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ASAHAN,

Menimbang : a. bahwa penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) telah terdampak bagi kehidupan sosial, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat Desa, sehingga dapat melakukan penanganan pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan Bantuan Langsung Tunai Desa yang bersumber dari Dana Desa;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Asahan Nomor 55 Tahun 2019 tentang Pedoman Teknis Dana Desa Tahun Anggaran 2020;

Mengingat : 1. Undang-Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Otonom Kabupaten-Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 58, Tambahan lembaran Negara Nomor 1092);

2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

(2)

2

4. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2019 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2020 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 198, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6410);

5. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan/atau dalam rangka Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6485);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6321);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5558), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5864);

8. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2020 tentang Perubahan Postur dan Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2020 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 98);

(3)

3

9. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2015 tentang Pedoman Pedoman Tata Tertib dan Mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 159); 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2016

tentang Pengelolaan Aset Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 53);

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2016 tentang Kewenangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1037);

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 96 Tahun 2017 tentang Tata Cara Kerjasama Desa Di Bidang Pemerintahan Desa (Berita Negara Republik Indonesia tahun 2017 Nomor 1444);

13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor

205/PMK.07/2019 tentang Pengelolaan Dana Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1700) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 50/PMK.07/2020 tentang Perubahan Kedua Atas

Peraturan Menteri Keuangan Nomor

205/PMK.07/2019 tentang Pengelolaan Dana Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 500);

14. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 11 Tahun 2019 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2020 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1012) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 07 Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 11 Tahun 2019 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2020 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 632);

15. Peraturan Daerah Kabupaten Asahan Nomor 8 Tahun 2019 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2020 (Lembaran Daerah Kabupaten Asahan Tahun 2019 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Asahan Nomor 5);

16. Peraturan Bupati Asahan Nomor 13 Tahun 2018 tentang Kewenangan Desa (Berita Daerah Kabupaten Asahan Tahun 2018 Nomor 13);

(4)

4

17. Peraturan Bupati Asahan Nomor 49 Tahun 2019 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2020 (Berita Daerah Kabupaten Asahan Tahun 2019 Nomor 49), sebagaimana telah diubah beberapakali terakhir dengan Peraturan Bupati Asahan Nomor 17 Tahun 2020 tentang Perubahan Kelima Atas Peraturan Bupati Asahan Nomor 49 Tahun 2019 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2020 (Berita Daerah Kabupaten Asahan Tahun 2020 Nomor 17);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI ASAHAN NOMOR 55 TAHUN 2019 TENTANG PEDOMAN TEKNIS DANA DESA TAHUN ANGGARAN 2020.

Pasal I

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Bupati Asahan Nomor 55 Tahun 2019 tentang Pedoman Teknis Dana Desa Tahun Anggaran 2020 (Berita Daerah Kabupaten Asahan Tahun 2019 Nomor 55) diubah sebagai berikut :

1. Ketentuan Pasal 1 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Kabupaten adalah Kabupaten Asahan.

2. Bupati adalah Bupati Asahan.

3. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Bupati dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.

4. Desa adalah adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

5. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

6. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dibantu perangkat desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan Desa.

(5)

5

7. Dana Desa adalah dana yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.

8. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.

9. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angina topan dan tanah longsor.

10. Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa non alam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemic dan wabah penyakit.

11. Pandemi Corona Virus Disease (COVID-19) adalah skala penyebaran penyakit Corona Virus Disease (COVID-19) yang terjadi secara global di seluruh dunia.

12. Bantuan Langsung Tunai Desa yang selanjutnya disingkat BLT Dana Desa adalah pemberian uang tunai kepada keluarga miskin atau tidak mampu di Desa yang bersumber dari Dana Desa untuk mengurangi dampak ekonomi akibat adanya pandemi.

13. Kewenangan Desa adalah kewenangan yang dimiliki Desa meliputi kewenangan di bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, Pelaksanaan Pembangunan Desa, Pembinaan Kemasyarakatan Desa, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul dan adat istiadat Desa.

14. Kewenangan berdasarkan hak asal usul adalah hak yang merupakan warisan yang masih hidup dan prakarsa Desa atau prakarsa masyarakat Desa sesuai dengan perkembangan kehidupan masyarakat.

15. Kewenangan lokal berskala Desa adalah kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat Desa yang telah dijalankan oleh Desa atau mampu dan efektif dijalankan oleh Desa atau yang muncul karena perkembangan Desa dan prakarsa masyarakat Desa.

16. Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.

(6)

6

17. Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah upaya mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat Desa.

18. Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Desa, yang selanjutnya disingkat RPJM Desa, adalah Rencana kegiatan pembangunan desa untuk jangka waktu 6 (enam) tahun.

19. Rencana Kerja Pemerintah Desa, yang selanjutnya disingkat RKP Desa, adalah penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.

20. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang selanjutnya disingkat APB Desa, adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa. 21. Rekening Kas Umum Negara, yang selanjutnya disingkat RKUN

adalah rekening tempat penyimpanan uang Negara yang ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara untuk menampung seluruh penerimaan Negara da membayar seluruh pengeluaran Negara pada bank sentral.

22. Rekening Kas Umum Daerah, yang selanjutnya disingkat RKUD adalah rekening tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh Bupati untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan membayar seluruh pengeluaran daerah pada bank yang ditetapkan. 23. Rekening Kas Desa, yang selanjutnya disingkat RKD adalah rekening

tempat penyimpanan uang Pemerintahan Desa yang menampung seluruh penerimaan Desa dan untuk membayar seluruh pengeluaran Desa pada yang ditetapkan.

2. Ketentuan ayat (5) Pasal 12 diubah, sehingga Pasal 12 berbunyi sebagai berikut :

Pasal 12

(1) Dana Desa digunakan untuk membiayai pelaksanaan pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana prasarana dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf a terdiri dari: a. lingkungan pemukiman, meliputi kegiatan:

1. pembangunan dan/atau perbaikan rumah untuk warga miskin;

2. penerangan lingkungan pemukiman; 3. pedestrian;

4. drainase;

5. tendon air bersih atau penampungan air hujan bersama;

6. pipanisasi untuk mendukung distribusi air bersih ke rumah penduduk;

(7)

7

7. alat pemadaman kebakaran hutan dan lahan; 8. sumur resapan;

9. selokan;

10. tempat pembuangan sampah; 11. gerobak sampah;

12. kendaraan pengangkut sampah; 13. mesin pengolah sampah;

14. pembangunan ruang terbuka hijau;

15. pembangunan bank sampah desa; dan/atau

16. sarana prasarana lingkungan pemukiman lainnya yang sesuai dengan analisis kebutuhan dan kondisi Desa yang diputuskan dalam musyawarah Desa

b. transportasi, meliputi kegiatan:

1. perahu/ketinting bagi Desa di kawasan DAS; 2. tambatan perahu;

3. dermaga apung; 4. tambat apung (buoy); 5. jalan pemukiman; 6. jalan poros Desa;

7. jalan Desa antara permukiman ke wilayah pertanian; 8. jalan Desa antara antara permukiman ke lokasi wisata; 9. jembatan Desa;

10. gorong-gorong;

11. terminal Desa; dan/atau

12. sarana prasarana transportasi lainnya yang sesuai dengan kewenangan desa yang diputuskan dalam musyawarah Desa. c. energi, meliputi kegiatan:

1. pembangkit listrik tenaga mikro hidro milik Desa; 2. pembangkit listrik tenaga diesel milik Desa;

3. pembangkit listrik tenaga matahari milik Desa; 4. pembangkit listrik tenaga angin milik Desa; 5. instalasi biogas milik Desa;

6. jaringan distribusi listrik milik Desa; dan/atau

7. sarana prasarana energi lainnya yang sesuai dengan analisis kebutuhan dan kondisi Desa yang diputuskan dalam musyawarah Desa.

d. informasi dan komunikasi, meliputi kegiatan: 1. jaringan internet untuk warga Desa;

2. website Desa;

3. peralatan pengeras suara untuk sarana umum (loudspeaker); 4. radio Single Side Band (SSB) milik Desa; dan/atau

5. sarana prasarana komunikasi lainnya yang sesuai dengan analisis kebutuhan dan kondisi Desa yang diputuskan dalam musyawarah Desa.

(8)

8

(2) Dana Desa digunakan untuk membiayai pelaksanaan pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pelayanan sosial dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf b terdiri dari:

a. kesehatan masyarakat, meliputi kegiatan: 1. air bersih berskala Desa;

2. jambanisasi;

3. mandi, cuci, kakus (MCK);

4. mobil/kapal motor untuk ambulance Desa; 5. balai pengobatan;

6. posyandu;

7. poskesdes/polindes; 8. posbindu;

9. tikar pertumbuhan (alat ukur tinggi badan untukbayi) sebagai media deteksi dini stunting;

10. kampanye Desa bebas BAB Sembarangan (BABS); dan/atau 11. sarana prasarana kesehatan lainnya uang sesuai dengan

analisis kebutuhan dan kondisi Desa yang diputuskan dalam musyawarah Desa.

b. pendidikan dan kebudayaan, meliputi kegiatan: 1. taman bacaan masyarakat;

2. bangunan PAUD bagi Desa yang belum ada gedung Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD);

3. pengenbangan bangunan/rehabilitas gedung PAUD untuk PAUD HI;

4. buku dan peralatan belajar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) lainnya;

5. wahana permainan anak di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD); 6. taman belajar keagamaan;

7. sarana dan prasarana bermain dan kreatifitas anak; 8. pembangunan atau renovasi sarana olahraga Desa; 9. bangunan perpustakaan Desa;

10. buku/bahan bacaan;

11. balai pelatihan/kegiatan belajar masyarakat; 12. gedung sanggar seni/ruang ekonomi kreatif; 13. film dokumenter;

14. peralatan kesenian dan kebudayaan; 15. pembuatan galeri atau museum Desa;

16. pengadaan media komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) terkait hak anak, gizi dan kesehatan ibu dan anak serta isu lain, keluarga berencana dan kesehatan reproduksi di Desa; 17. sarana dan prasarana perjalanan anak ke dan dari sekolah

yang aman bagi anak; dan/atau

18. sarana prasana pendidikan dan kebudayaan lainnya yang sesuai dengan analisis kebutuhan dan kondisi Desa yang diputuskan dalam musyawarah Desa.

(9)

9

(3) Dana Desa digunakan untuk membiayai pelaksanaan pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana prasarana usaha ekonomi Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf c terdiri dari:

a. Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana prasarana produksi dan pengolahan hasil usaha pertanian dan/atau perikanan untuk ketahanan pangan dan usaha pertanian berskala produktif yang difokuskan kepada pembentukan dan pengembangan produk unggulan Desa dan/atau produk unggulan kawasan perdesaan, antara lain:

1. bendungan berskala kecil;

2. pembangunan atau perbaikan embung; 3. irigasi Desa;

4. percetakan lahan pertanian; 5. kolam ikan;

6. kapal penangkap ikan;

7. tempat pendaratan kapal penangkap ikan; 8. tambak garam;

9. kandang ternak; 10. mesin pakan ternak; 11. mesin penetas telur;

12. gudang penyimpanan Sarana Produksi Pertanian (SAPROTAN); dan/atau

13. pengeringan hasil pertanian (lantai jemur gabah, jagung, kopi, cokelat, dan kopra);

14. embung Desa;

15. gudang pendingin (cold storage);

16. sarana budidaya ikan (benih, pakan, obat, kincir dan pompa air);

17. alat penangkap ikan ramah lingkungan (bagan, jaring, pancing, dan perangkap);

18. alat bantu penangkapan ikan (rumpon dan lampu); 19. keramba jaring apung;

20. keranjang ikan;

21. alat timbang dan ukur hasil tangkapan; 22. alat produksi es;

23. gudang Desa (penyimpanan komoditas perkebunan dan perikanan);

24. tempat penjemuran ikan; dan/atau

25. sarana prasarana produksi pertanian lainnya yang sesuai dengan analisis kebutuhan dan kondisi Desa yang diputuskan dalam musyawarah Desa.

b. Pengadaan, pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pemasaran yang difokuskan kepada pembentukan dan pengembangan produk unggulan Desa dan/atau produk unggulan kawasan perdesaan, antara lain:

(10)

10 1. pasar Desa;

2. pasar Sayur; 3. pasar Hewan;

4. tempat Pelelangan Ikan; 5. toko Online;

6. gudang barang

7. tempat pemasaran ikan; dan/atau

8. sarana prasarana usaha ekonomi pertanian lainnya yang sesuai dengan analisis kebutuhan dan kondisi Desa yang diputuskan dalam musyawarah Desa

c. Pengadaan, pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana jasa serta usaha industri kecil dan/atau industri rumahan yang difokuskan kepada pembentukan dan pengembangan produk unggulan Desa dan/atau produk unggulan kawasan perdesaan, antara lain:

1. mesin jahit;

2. peralatan bengkel kendaraan bermotor; 3. mesin penepung ikan;

4. mesin penepung ketela pohon; 5. mesin bubut untuk mobiler; 6. mesin packing kemasan; 7. roaster kopi;

8. mesin percetakan; 9. bioskop mini;

10. alat pengelola hasil perikanan;

11. docking kapal (perbengkelan perahu dan mesin); dan/atau 12. sarana dan prasarana usaha ekonomi non pertanian berskala

produktif lainnya yang sesuai dengan analisis kebutuhan dan kondisi Desa yang diputuskan dalam musyawarah Desa.

d. Pengadaan, pembangunan pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana Desa Wisata, anatara lain:

1. ruang ganti dan/atau toilet; 2. pergola;

3. gazebo;

4. lampu taman; 5. pagar pembatas;

6. pondok wisata (homestay);

7. panggung kesenian/pertunjukan; 8. kios cendramata;

9. pusat jajanan kuliner; 10. tempat ibadah;

11. menara pandang (viewing deck); 12. gapura identitas;

13. wahana permainan anak; 14. wahanan permainan outbond; 15. teman rekreasi;

(11)

11 16. tempat penjualan tiket; 17. angkutan wisata;

18. tracking wisata mangrove;

19. peralatan wisata snorkeling dan diving; 20. papan interpretasi;

21. sarana dan prasarana kebersihan;

22. pembuatan media promosi (brosur, leaflet, audio visual); 23. internet corner; dan/atau

24. sarana dan prasarana desa wisata lainnya yang sesuai dengan kewenangan desa dan diputuskan dalam musyawarah desa. e. Pengadaan, pembangunan pemanfaatan dan pemeliharaan sarana

dan prasarana Teknologi Tepat Guna (TTG) untuk kemajuan ekonomi yang difokuskan kepada pembentukan dan pengembangan produk unggulan Desa dan.atau produk unggulan kawasan perdesaan, antara lain:

1. penggilingan padi; 2. peraut kelapa;

3. penepung biji-bijian; 4. pencacah pakan ternak; 5. mesin sangria kopi;

6. pemotong/pengiris buah dan sayuran; 7. pompa air;

8. traktor mini;

9. desalinasi air laut;

10. pengolahan limbah sampah; 11. kolam budidaya;

12. mesin pembuat es dari air laut (slurry ice); dan/atau

13. sarana dan prasarana lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.

(4) Dana Desa digunakan untuk membiayai pelaksanaan Dana Desa digunakan untuk membiayai pelaksanaan Pengadaan, Pembangunan, Pengembangan dan Pemeliharaan Sarana Prasarana Pelestarian Lingkungan Hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf d, terdiri dari:

a. pembuatan terasering; b. kolam untuk mata air; c. plesengan sungai;

d. pencegahan kebakaran hutan; e. pencegahan abrasi pantai; f. pembangunan talud;

g. papan informasi lingkungan hidup; h. pemulihan stock ikan (restocking) local; i. rehabilitasi kawasan mangrove;

(12)

12

k. sarana dan prasarana untuk pelestarian lingkungan lainnya yang sesuai dengan analisis kebutuhan dan kondisi Desa yang diputuskan dalam musyawarah Desa.

(5) Dana Desa digunakan untuk membiayai pelaksanaan Dana Desa digunakan untuk membiayai pelaksanaan Pengadaan, Pembangunan, Pengembangan Dan Pemeliharaan Sarana Prasarana penanggulangan bencana alam, non alam dan/atau kejadian luar biasa lainnya yang meliputi :

a. kegiatan tanggap darurat bencana alam dan/atau nonalam; b. pembangunan jalan evakuasi dalam bencana gunung berapi; c. pembangunan gedung pengungsian;

d. rehabilitasi fasilitas umum untuk kegiatan isolasi korban pandemi COVID-19;

e. pembersihan lingkungan perumahan yang terkena bencana alam dan/atau nonalam;

f. kegiatan-kegiatan lain yang bertujuan membatasi perkembangan, penyebaran dan/atau penularan penyakit pandemi untuk melindungi warga;

g. rehabilitasi dan rekonstruksi lingkungan perumahan yang terkena bencana alam;

h. pembuatan peta potensi rawan bencana di Desa;

i. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) untuk bencana; j. alat Pemadam Api Ringan (APAR) di Desa; dan

k. sarana prasarana untuk penanggulangan bencana yang lainnya sesuai dengan kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.

3. Ketentuan ayat (2) Pasal 15 diubah, sehingga Pasal 15 berbunyi sebagai berikut :

Pasal 15

(1) Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun Anggaran 2020 digunakan untuk membiayai program dan kegiatan bidang pemberdayaan masyarakat Desa sesuai dengan Kewenangan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) yang ditujukan untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas masyarakat Desa dengan mendayagunakan potensi dan sumber dayanya sendiri sehingga Desa dapat menghidupi dirinya secara mandiri.

(2) Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun Anggaran 2020 digunakan untuk membiayai program dan kegiatan bidang pemberdayaan masyarakat Desa sesuai dengan Kewenangan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), yaitu :

a. Peningkatan Kualitas dan Akses terhadap Pelayanan Sosial Dasar 1. peningkatan partisipasi masyarakat dalam rangka pengelolaan

kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat, meliputi kegiatan; a) pelatihan pengelolaan air minum;

(13)

13

c) bantuan insentif untuk kader PAUD, kader posyandu dan kader pembangunan manusia (KPM);

d) alat bantu penyandang disabilitas;

e) sosialisasi dan advokasi sarana dan prasarana yang ramah terhadap anak penyandang disabilitas;

f) pemantauan pertumbuhan dan penyediaan makanan sehat untuk peningkatan gizi bagi balita dan anak sekolah;

g) kampanye dan promosi hak-hak anak, keterampilan pengasuhan anak dan perlindungan anak serta pencegahan perkawinan anak;

h) kampanye dan promosi gerakan makan ikan; i) sosialisasi gerakan aman pangan;

j) praktek atau demo pemberian makanan bagi bayi dan anak (PMBA), stimulasi tumbuh kembang, PHB, dan lain lain di laanan kesehatan dan sosial dasar Desa Posyandu, BKB, PKK, dll);

k) pengelolaan balai pengobatan Desa dan persalinan;

l) pelatihan pengembangan apotek hidup Desa dan produk hotikultura;

m)perawatan kesehatan dan/atau pendampingan untuk ibu hamil, nifas dan menyusui, keluarganya dalam merawat anakdan lansia;

n) penguatan pos penyuluhan Desa (Posluhdes);

o) pendampingan pasca persalinan, kunjungan nipas, dan kunjungan noenatal;

p) pendampingan untuk pemberian imunisasi, stimulasi perkembangan anak, peran ayah dalam pengasuhan, dll; q) sosialisasi kampanye imunisasi;

r) kampanye dan promosi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), gizi seimbang, pencegahan penyakit seperti diare, penyakit meular, penyakit seksual, HIV/AIDS, tuberculosis, hipertensi, diabetes mellitus dan gangguan jiwa;

s) sosialisasi dan promosi keluarga berencana serta kesehatan reproduksi di tingkat Desa;

t) kampanye kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga;

u) pelatihan pengelolaan kapasitas kelompok usaha peningkatan pendapatan keluarga sejahtera (UPPKS);

v) peningkatan peran mitra Desa dalam pengelolaan pengembangan keterampilan kelompok UPPKS berbasis era digitalisasi;

w) pengelolaan kegiatan rehabilitasi bagi peyandang disabilitas; x) pelatihan kader kesehatan masyarakat untuk gizi,

kesehatan, air bersih, sanitasi, pengasuhan anak, stimulasi, pola konsumsi dan lainnya;

(14)

14

y) pelatihan kader untuk melakukan pendampingan dalam memberi ASI, pembuatan makanan pendamping ASI, stimulasi anak, cara mengosok gigi dan cuci tangan pakai sabun untuk 1000 hari pertama kehidupan;

z) pelatihan kader kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga;

aa)pelatihan hak-hak anak, keterampilan pengasuhan anak dan perlindungan anak;

bb) pelatihan kader keamanan pangan Desa;

cc)sosialisasi keamanan pangan kepada masyarakat dan pelaku usaha pangan;

dd) penyuluhan kesehatan dampak penggunaan kompresor dalam penangkapan ikan; dan

ee)kegiatan pengelolaan pelayanan kesehatan masyarakat Desa lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa;

2. peningkatan partisipasi masyarakat dalam rangka pengelolaan kegiatan pelayanan pendidikan dan kebudayaan, meliputi kegiatan :

a) bantuan insentif guru/Pembina PAUD/TK/TPA/TPQ/guru taman belajar keagamaan, taman belajar anak dan fasilitator pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM);

b) penyelenggaraan pengembangan anak usia dini secara holistik integratif (PAUD HI);

c) penyelenggaraan kelas pengasuhan/parenting bagi orang tua anak usia 0-2 tahun;

d) pembiayaan pelatihan guru PAUD tentang konvergensi pencegahan stunting di Desa;

e) pelatihan untuk kader pembangunan manusia (KPM);

f) penyuluhan manfaat data kependudukan bagi kader pembangunan Desa;

g) pelatihan keterampilan perlindungan anak dan keterampilan kerja bagi remaja yang akan memasuki usia dunia kerja;

h) pelatihan dan penyelenggaraan kursus seni budaya;

i) bantuan pemberdayaan bidang seni, budaya, agama, olahraga, dan pendidikan non formal lainnya;

j) pelatihan pembuatan film documenter, jurnalis, pembuatan dan penggunaan media, blog dan internet (film, foto, tulisan, vlog dan media lainnya);

k) pelatihan dan KIE tentang pencegahan perkawinan anak; l) pelatihan dan KIE tentang pencegahan dan penanganan

kekerasan pada peremuan dan anak termasuk tindak pidana perdagangan orang;

m) bantuan pendampingan kepada anak tidak sekolah (ATS) bagi warga miskin;

(15)

15

n) pemberian bantuan peralatan pendidikan sebelum anak diterima di satuan pendidikan bagi warga miskin;

o) pemberian bantuan biaya pendidikan untuk anak dari keluarga tidak mampu, minimal jenjang pendidikan menengah;

p) pemberian bantuan biaya pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus;

q) penyelenggaraan pendidikan keluarga dan penguatan parenting bagi orang tua yang memiliki anak usia sekolah; r) pelatihan menenun/membatik dengan menggunakan warna

alam, motif-motif yang sudah ada dan/atau diciptakan sendiri dan/atau sesuai tren;

s) pelatihan pembuatan produk/karya kreatif yang merupakan keunikan/kekhasan Desa tersebut sesuai kebutuhan pasar; t) pelatihan alat musik khas daerah setempat atau modern; u) pelatihan penggunaan perangkat produksi barang/jasa

kreatif seperti mesin jahit, alat ukir, kamera, computer, mesin percetakan;

v) pelatihan kepada pelaku ekonomi kreatif untuk berpromosi baik di media online atau offline;

w) pelatihan pelaku ekonomi kreatif pemula bagi masyarakat Desa;

x) pelatihan cara konservasi produk/karya kreatif bagi para pelaku kreatif misalnya cara pendokumentasian melalui tulisan dan visual;

y) pelatihan pengelolaan keuangan sederhana dalam mengakses permodalan baik di bank dan non-bank;

z) pendidikan keterampilan non-formal berbasis potensi Desa; aa) pendidikan/pelatihan konservasi sumberdaya pesisir; dan bb) kegiatan pengelolaan pendidikan dan kebudayaan lainnya

yang sesuai dengan kewenangan desa dan diputuskan dalam musyawarah desa.

b. Pengelolaan sarana prasarana desa berdasarkan kemampuan teknis dan sumber daya lokal yang tersedia.

1. Pengelolaan lingkungan perumahan Desa, meliputi kegiatan: a) Pengelolaan sampah bersekala rumah tangga;

b) Pengelolaan sarana pengelolaan air limbah;

c) Pengelolaan lingkungan lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.

2. Pengelolaan transportasi Desa, meliputi kegiatan: a) Pengelolaan terminal desa;

b) Pengelolaan tambatan perahu;

c) Pengelolaan transportasi lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.

(16)

16

3. Pengembangan energi terbarukan, meliputi kegiatan : a) Pengolahan limbah peternakan untuk energi biogas; b) Pembuatan bioethanol dari ubi kayu;

c) Pengelolaan minyakgoreng bekas menjadi biodiesel; d) Pengelolaan pembangkit listrik tenaga angina; e) Pengelolaan energi tenaga matahari;

f) Pelatihan pemanfaatan energi tenaga matahari; dan

g) Pengembangan energi terbarukan lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.

4. Pengelolaan informasi dan komunikasi, meliputi kegiatan : a) Sistem informasi Desa;

b) Website Desa; c) Radio komunitas;

d) Pengelolaan sistem informasi pencatatan hasil tangkapan ikan; dan

e) Pengelolaan informasi dan komunikasi lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.

c. Pengelolaan usaha ekonomi produktif serta pengelolaan sarana dan prasarana ekonomi.

1. Pengelolaan produksi dan hasil produksi usaha pertanian untuk ketahanan pangan dan usaha pertanian yang difokuskan kepada pembentukan dan pengembangan produk unggulan Desa dan/atau produk unggulan kawasan perdesaan, meliputi kegiatan :

a) Perbenihan tanaman pangan; b) Pembibitan tanaman keras; c) Pengadaan pupuk;

d) Pembenihan ikan air tawar; e) Pengelolaan usaha hutan desa; f) Pengelolaan usaha hutan sosial; g) Pengadaan bibit/induk ternak; h) Inseminasi buatan;

i) Pengadaan pakan ternak; j) Tepung tapioca; k) Kerupuk; l) Keripik jamur; m) Keripik jagung; n) Ikan asin; o) Abon sapi; p) Susu sapi; q) Kopi; r) Cokelat; s) Karet;

(17)

17

t) Olahan ikan ( nugget, bakso, kerupuk, terasi, ikan asap, ikan asin, ikan rebus, dan ikan abon);

u) Olahan rumput laut (agar-agar, dodol, nori, permen, kosmetik, karagenan dll);

v) Olahan mangrove (bolu, tinta batik, keripik, permen dll); w) Pelatihan pembibitan mangrove dan vegetasi pantai; x) Pelatihan pembenihan ikan air tawar, payau dan laut;

y) Pengelolaan hutan mangrove dan vegetasi pantai (hutan cemara laut); dan

z) Pengelolaan produksi dan hasil produksi pertanian lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.

2. Pengelolaan usaha jasa dan industri kecil yang difokuskan kepada pembentukan dan pengembangan produk unggulan Desa dan/atau produk unggulan kawasan perdesaan, meliputi kegiatan :

a) Mobiler kayu dan rotan; b) Alat-alat rumah tangga;

c) Pakaian jadi/konveksi kerajinan tangan; d) Kain tenun;

e) Kain batik;

f) Bengkel kendaraan bermotor; g) Pedagang di pasar;

h) Pedagang pengepul;

i) Pelatihan pengelolaan docking kapal;

j) Pelatihan pengelolaan kemitraan usaha perikanan tangkap; k) Pelatihan pemasaran perikanan;

l) Pengelolaan jasa dan industri kecil lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.

3. Pendirian dan pengembangan BUMDesa dan/atau BUMDesa Bersama, meliputi kegiatan :

a) Pendirian BUMDesa dan/atau BUMDesa Bersama;

b) Penyertaan modal BUMDesa dan/atau BUMDesa Bersama; c) Penguatan permodalan BUMDesa dan/atau BUMDesa

Bersama; dan

d) Kegiatan pengembangan BUMDesa dan/atau BUMDesa Bersama lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.

4. Pengembangan usaha BUMDesa dan/atau BUMDesa Bersama yang difokuskan kepada pembentukan dan pengembangan produk unggulan Desa dan/atau produk unggulan kawasan perdesaan, meliputi kegiatan :

a) Pengelolaan hutan desa; b) Pengelolaan hutan adat; c) Pengelolaan air minum;

(18)

18

d) Pengelolaan pariwisata Desa;

e) Pengelolaan ikan (pengasapan, penggaraman, dan perebusan);

f) Pengelolaan wisata hutan mangrove (tracking, jelajah mangrove dan wisata edukasi);

g) Pelatihan sentra pembenihan mangrove dan begetasi pantai; h) Pelatihan pembenihan ikan;

i) Pelatihan usaha pemasaran dan distribusi produk perikanan; dan

j) Produk unggulan lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.

5. Pembentukan dan pengembangan usaha ekonomi masyarakat yang difokuskan kepada pembentukan dan pengembangan produk unggulan Desa dan/atau produk unggulan kawasan perdesaan, meliputi kegiatan :

a) Hutan kemasyarakatan; b) Hutan tanaman rakyat; c) Kemitraan kehutanan;

d) Pembentukan usaha ekonomi masyarakat;

e) Pembentukan dan pengembangan usaha industri kecil dan/atau industri rumahan;

f) Bantuan sarana produksi, distribusi dan pemasaran untuk usaha ekonomi masyarakat; dan

g) Pembentukan dan pengembangan usaha ekonomi lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.

6. Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna untuk kemajuan ekonomi yang difokuskan kepada pembentukan dan pengembangan produk unggulan Desa dan/atau produk unggulan kawasan perdesaan, meliputi kegiatan :

a) sosialisasi TTG;

b) pos pelayanan teknologi Desa (Posyantekdes); c) percontohan TTG untuk :

1) produksi pertanian;

2) pengembangan sumber energi perdesaan; 3) pengembangan sarana transportasi; 4) pengembangan sarana komunikasi; dan 5) pengembangan jasa dan industri kecil;

d) sosialisasi sistem informasi pencatatan hasil tangkapan ikan;

e) sosialisasi sistem informasi cuaca dan iklim; dan

f) pengembangan dan pemanfaatan TTG lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.

(19)

19

7. Pengelolaan pemasaran hasil produksi usaha BUMDesa dan usaha ekonomi lainnya yang difokuskan kepada pembentukan dan pengembangan produk unggulan Desa dan/atau produk unggulan kawasan perdesaan, meliputi kegiatan :

a) Penyediaan informasi harga/pasar;

b) Pameran hasil usaha BUMDesa, usaha ekonomi masyarakat;

c) Kerjasama perdagangan antar Desa;

d) Kerjasama perdagangan antar pihak ketiga; dan

e) Pengelolaan pemasaran lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.

d. Penguatan dan fasilitasi masyarakat Desa dalam kesiapsiagaan menghadapi tanggap darurat bencana serta kejadian luar biasa lainnya, meliputi kegiatan :

1. Penyediaan layanan informasi tentang bencana;

2. pelatihan pencegahan dan penanganan penyakit menular atau pandemi seperti pembuatan hand sanitizer, Alat Pelindung Diri (APD), disinfektan, dan lain-lain;

3. pelatihan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana;

4. pelatihan tenaga sukarelawan untuk penanganan bencana; 5. pelatihan pengenalan potensi bencana dan mitigasi; dan

6. penguatan kesiapsiagaan masyarakat yang lainnya sesuai dengan kewenangan Desa yang diputuskan dalam musyawarah Desa.

e. Pelestarian lingkungan hidup, meliputi kegiatan : 1. Pembibitan pohon langka;

2. Reboisasi;

3. Rehabilitasi lahan gambut;

4. Pembersihan daerah aliran sungai;

5. Pembersihan daerah sekitar pantai (bersih pantai); 6. Pemeliharaan hutan bakau;

7. Pelatihan rehabilitasi mangrove;

8. Pelatihan rehabilitasi terumbu karang; 9. Pelatihan pengelolahan limbah;

10. Kegiatan lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.

f. Pemberdayaan masyarakat Desa untuk memperkuat tata kelola Desa yang demokratis dan berkeadilan sosial

1. Mendorong partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan pembangunan Desa yang dilaksanakan secara swakelola oleh Desa, meliputi kegiatan :

a) Pengembangan sistem informasi Desa (SID);

b) Pengembangan pusat kemasyarakatan Desa, rumah Desa sehat dan/atau balai rakyat;

(20)

20

c) Pengembangan pusat kemasyarakatan Desa dan/atau balai rakyat;

d) Kegiatan lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.

2. Mengembangkan program dan kegiatan pembangunan Desa secara berkelanjutan dengan mendayagunakan sumber daya manusia dan sumber daya alam yang ada di Desa, meliputi kegiatan :

a) Penyusunan arah pengembangan Desa;

b) Penyusunan rancangan program/kegiatan pembangunan Desa yang berkelanjutan;

c) Penyusunan rencana pengelolaan sumber daya ikan di Desa;

d) Pengelolaan sistem informasi pencatatan hasil perikanan; e) Peningkatan kapasitas kelompok nelayan dalam

pengelolaan perikanan; dan

f) Kegiatan lainnya yang dengan kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.

3. Menyusun perencanaan pembangunan Desa sesuai dengan prioritas, potensi, dan nilai kearifan lokal, meliputi kegiatan : a) Pendataan potensi dan aset desa;

b) Penyusunan profil Desa/data Desa; c) Penyusunan peta asset Desa;

d) Penyusunan data untuk pengisian aplikasi sistem perencanaan, penganggaran, analisi dan evaluasi kemiskinan terpadu.

e) Dukungan penetapan IDM;

f) Penyusunan peta Desa rawan bencana; dan

g) Kegiatan lainnya yang sesuai kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.

4. Menyusun perencanaan dan penganggaran yang berpihak kepada kepentingan warga miskin, warga disabilitas, perempuan, anak dan kelompok marginal, meliputi kegiatan : a) Sosialisasi penggunaan dana Desa;

b) Penyelenggaraan musyawarah kelompok warga miskin, warga disabilitas, perempuan, anak dan kelompok marginal;

c) Pembentukan dan pengembangan forum anak Desa sebagai pusat kemasyarakatan dan wadah partisipasi bagi anak-anak di Desa.

d) Rembug stunting di Desa;

e) Rembug anak Desa khusus sebagai bagian dari musrembangdes;

f) Pelatihan kepemimpinan perempuan sebagai bagian dari musrembangdes;

(21)

21

g) Penyusunan usulan kelompok warga miskin, warga disabilitas, perempuan, anak, dan kelompok marginal; h) Sosialisasi tentang kependudukan bagi kelompok

masyarakat dan keluarga;

i) Pelatihan bagi kader Desa tentang gender;

j) Pendataan penduduk rentan (misalnya anak dengan kebutuhan khusus kepala rumah tangga perempuan dan sebagainya) sebagai dasar pelaksanaan kegiatan yang bersifat afirmasi;

k) Pelatihan perencanaan dan penganggaran yang responsive gender bagi fasilitator Desa;

l) Kegiatan lainnya yang sesuai kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.

5. Mengembangkan system transparansi dan akuntabilitas dalam pelaksanaan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa, meliputi kegiatan :

a) Pengembangan sistem administrasi keuangan dan asset Desa berbasis data digital;

b) Pengembangan laporan keuangan dan asset Desa yang terbuka untuk publik;

c) Pengembangan sistem informasi Desa yang berbasis masyarakat; dan

d) Kegiatan lainnya yang sesuai kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.

6. Mendorong partisipasi masyarakat dalam penyusunan kebijakan Desa yang dilakukan melalui musyawarah Desa, meliputi kegiatan:

a) Penyebarluasan informasi kepada masyarakat Desa perihal hal-hal strategis yang akan dibahas dalam musyawarah desa;

b) Penyelenggaraan musyawarah Desa;

c) Kegiatan lainnya yang sesuai kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.

7. Melakukan pendampingan masyarakat Desa melalui pembentukan dan pelatihan kader pemberdayaan masyarakat Desa yang diselenggarakan di Desa, meliputi kegiatan :

a) Pelatihan kader/pendampingan forum anak (atau kelompok anak lainnya) terkait hak anak, keterampilan memfasilitasi anak dan pengorganisasian.

b) Pelatihan anggota forum anak terkait hak anak, data dasar Desa, asset Desa, pengorganisasian, jurnalis warga dan isu anak lainnya;

c) Advokasi pemenuhan hak anak, perempuan, difabel warga miskin dan masyarakat marginal terhadap akdes administrasi kependudukan dan catatan sipil;

(22)

22

d) Peningkatan kapasitas kelompok nelayan, pembudidaya ikan, petambak garam, pengolah ikan dan pemasar ikan; dan

e) Kegiatan pendampingan masyarakat Desa lainnya yang sesuai kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.

8. Menyelenggarakan peningkatan kualitas dan kapasitas sumber daya manusia masyarakat Desa untuk pengembangan kesejahteraan ekonomi Desa yang difokuskan kepada pembentukan dan pengembangan produk unggulan Desa dan/atau produk unggulan kawasan perdesaan, meliputi kegiatan :

a) Pelatihan usaha pertanian, perikanan, perkebunan, indsutri kecil dan perdagangan;

b) Pelatihan industri rumahan; c) Pelatihan teknologi tepat guna;

d) Pelatihan kerja dan keterampilan bagi masyarakat Desa sesuai kondisi Desa;

e) Pelatihan pemandu wisata; f) Interpretasi wisata;

g) Pelatihan bahasa asing; h) Pelatihan digitalisasi;

i) Pelatihan pengelolaan Desa wisata;

j) Pelatihan sadar wisata dan pembentukan kelompok sadar wisata/pokdarwis;

k) Pelatihan penangkapan ikan diatas kapal;

l) Pelatihan penanganan penggunaan alat tangkap ramah lingkungan;

m) Pelatihan pengemasan ikan/produk ikan; n) Pelatihan teknik pemasaran online;

o) Pelatihan pembuatan rencana usaha perikanan; dan

p) Kegiatan peningkatan kapasitas lainnya untuk mendukung pembentukan dan pengembangan produk unggulan Desa dan/atau produk unggulan kawasan perdesaan yang sesuai yang sesuai kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.

9. Melakukan pengawasan dan pemantauan penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan pembangunan Desa yang dilakukan secara partisipatif oleh masyarakat Desa, meliputi kegiatan : a) Pemantauan berbasis komunitas;

b) Audit berbasis komunitas;

c) Pengembangan unit pengaduan di Desa;

d) Pengembangan bantuan hukum dan paralegal Desa untuk penyelesaian masalah secara mandiri oleh Desa;

(23)

23

f) Penyelenggaraan musyawarah Desa untuk pertanggungjawaban dan serah terima hasil pembangunan Desa; dan

g) Kegiatan lainnya yang sesuai yang sesuai kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.

4. Ketentuan Pasal 19 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 19

Prioritas penggunaan Dana Desa Tahun Anggaran 2020 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 Ayat (1) disesuaikan dengan kebutuhan dan kewenangan Desa serta menyelaraskan dengan program pembangunan Kabupaten yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Asahan Tahun 2016-2021.

5. Ketentuan ayat (4) Pasal 20 diubah, sehingga Pasal 20 berbunyi sebagai berikut :

Pasal 20

(1) Dana Desa disalurkan dari RKUN ke RKD melalui RKUD.

(2) Penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui pemotongan Dana Desa setiap Daerah Kabupaten/Kota dan penyaluran dana hasil pemotongan Dana Desa ke RKD.

(3) Pemotongan Dana Desa setiap Daerah Kabupaten/Kota dan penyaluran dana hasil pemotongan Dana Desa ke RKD sebagaiman dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan berdasarkan surat kuasa pemindahbukuan Dana Desa dari Bupati.

(4) Penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara bertahap, dengan ketentuan sebagai berikut :

a. tahap I paling cepat bulan Januari sebesar 40% (empat puluh persen);

b. tahap II paling cepat bulan Maret sebesar 40% (empat puluh persen); dan

c. tahap III paling cepat bulan Juni sebesar 20% (dua puluh persen). (5) Surat kuasa pemindahbukuan Dana Desa dari Bupati sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

6. Ketentuan Pasal 21 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 21

Penyaluran Dana Desa tahap I dilakukan setelah Bupati menyampaikan kepada Kepala KPPN selaku KPA penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa, meliputi :

a. Peraturan Bupati/Walikota mengenai tata cara pembagian dan penetapan rincian Dana Desa setiap Desa; dan

(24)

24

7. Ketentuan Pasal 22 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 22

Penyaluran Dana Desa Tahap II dilakukan setelah Bupati menyampaikan permohonan penyaluran Dana Desa Tahap II kepada Kepala KPPN selaku KPA penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa.

8. Di antara Pasal 23 dan Pasal 24 disisipkan 1 (satu) Pasal, yakni Pasal 23A sehingga berbunyi sebagai berikut :

Pasal 23A

(1) Dalam hal Desa belum salur Dana Desa Tahap I, Dana Desa disalurkan dengan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 dengan tambahan ketentuan :

a. Penyaluran Dana Desa tahap I dilakukan dalam 3 (tiga) kali dengan besaran :

1. Penyaluran pertama sebesar 15% (lima belas persen); 2. Penyaluran kedua sebesar 15% (lima belas persen); 3. Penyaluran ketiga sebesar 10% (sepuluh persen);

b. Penyaluran Dana Desa tahap II dilakukan dalam 3 (tiga) kali dengan besaran :

1. Penyaluran pertama sebesar 15% (lima belas persen); 2. Penyaluran kedua sebesar 15% (lima belas persen); 3. Penyaluran ketiga sebesar 10% (sepuluh persen);

c. Penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b dengan rentang waktu antara penyaluran paling cepat 2 (dua) minggu.

(2) Dalam hal Desa telah salur Dana Desa Tahap II sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 maka :

a. Penyaluran Dana Desa tahap II dilakukan 3 (tiga) kali dengan besaran :

1. Penyaluran pertama sebesar 15% (lima belas persen); 2. Penyaluran kedua sebesar 15% (lima belas persen); 3. Penyaluran ketiga sebesar 10% (sepuluh persen);

b. Penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud pada huruf a dengan rentang waktu antara penyaluran paling cepat 2 (dua) minggu.

9. Ketentuan Pasal 24 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 24

Penyaluran Dana Desa tahap III dilakukan dengan ketentuan dalam Pasal 20 ayat (4) huruf c, setelah Bupati menyampaikan permohonan penyaluran Dana Desa Tahap III kepada Kepala KPPN selaku KPA penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa, dengan melampirkan :

(25)

25

a. Peraturan Bupati mengenai perubahan tata cara pembagian dan penetapan rincian Dana Desa setiap Desa dan Peraturan Bupati mengenai perubahan tata cara pembagian dan penetapan rincian Dana Desa setiap Desa;

b. Peraturan Desa mengenai Perubahan APBDes;

c. Laporan realisasi penyerapan dan capaian keluaran Dana Desa tahun anggaran sebelumnya;

d. Laporan realisasi penyerapan dan capaian keluaran Dana Desa sampai dengan tahap II menunjukan realisasi penyerapan paling sedikit 50% (lima puluh persen) dan capaian keluaran menunjukan paling sedikit sebesar 50% (lima puluh persen); dan

e. Laporan konvergensi pencegahan stunting tingkat Desa tahun anggaran sebelumnya.

10. Ketentuan Pasal 26 dihapus.

11. Ketentuan Pasal 27 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 27

(1) Penyaluran Dana Desa ke RKD dilaksanakan secara bertahap.

(2) Tahapan penyaluran Dana Desa ke RKD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan pada :

a. tahap I paling cepat bulan Januari sebesar 40% (empat puluh persen);

b. tahap II paling cepat bulan Maret sebesar 40% (empat puluh persen); dan

c. tahap III paling cepat bulan Juni sebesar 20% (dua puluh persen). 12. Ketentuan Pasal 28 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut :

Pasal 28

Penyaluran Dana Desa tahap I dilakukan setelah Kepala Desa menyampaikan dokumen pengajuan Dana Desa Tahap I kepada Bupati c.q Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Asahan.

13. Ketentuan Pasal 29 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 29

Penyaluran Dana Desa tahap II dilakukan setelah Kepala Desa menyampaikan dokumen pengajuan Dana Desa Tahap II kepada Bupati c.q Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Asahan.

(26)

26

14. Ketentuan Pasal 30 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 30

Penyaluran dana Desa tahap III setelah Kepala Desa menyampaikan dokumen pengajuan dana Desa Tahap III kepada Bupati c.q Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Asahan dan ditembuskan kepada Inspektorat Daerah Kabupaten Asahan, dengan melampirkan dokumen berupa :

a. Peraturan Desa mengenai APBDes;

b. Laporan realisasi penyerapan dan capaian keluaran Dana Desa tahun anggaran sebelumnya;

c. laporan realisasi penggunaan Dana Desa hingga tahap II dan menunjukkan rata-rata realisasi penyerapan paling sedikit 50% (Sembilan puluh persen) dan rata-rata capaian keluaran menunjukkan paling sedikit 50% (lima puluh persen) telah digunakan; d. laporan konvergensi pencegahan stunting Tingkat Kabupaten tahun

sebelumnya; dan

e. foto copy rekening Kas Desa. 15. Ketentuan Pasal 32 dihapus.

16. Ketentuan Pasal 33 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 33

(1) Kepala Desa menyampaikan laporan dana desa setiap tahap kepada Bupati c.q Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Asahan dan ditembuskan kepada Inspektorat Daerah Kabupaten Asahan.

(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu :

a. Laporan realiasi penyerapan dan capaian output Dana Desa tahun anggaran 2019 paling lambat tanggal 7 Februari 2020;

b. Laporan realisasi pelaksanaan APBDesa Semester I paling lambat tanggal 31 Juli 2020;

c. Laporan realiasi penyerapan dan capaian output Dana Desa Tahap I dan Tahap II tahun Anggaran 2020, disampaikan pada saat pengajuan pencairan Dana Desa Tahap III;

d. Laporan konvergensi pencegahan stunting tingkat Desa tahun anggaran sebelumnya, disampaikan pada saat pengajuan pencairan Dana Desa Tahap III.

(3) Bupati c.q Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Asahan dapat memfasilitasi percepatan penyampaian laporan realisasi penyerapan dan capaian output Dana Desa.

(4) Dalam hal fasilitasi percepatan penyampaian laporan realisasi penyerapan dan capaian output Dana Desa, Bupati c.q Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Asahan dibantu oleh tenaga pendamping profesional.

(27)

27

(5) Laporan realiasi penyerapan dan capaian output Dana Desa disusun sesuai dengan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. (6) Laporan konvergensi pencegahan stunting tingkat Desa disusun

sesuai dengan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. 17. Ketentuan Pasal 35 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut :

Pasal 35

(1) Bupati C.q Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Asahan melakukan pemantauan dan evaluasi atas :

a. sisa Dana Desa di RKD; dan/atau b. capaian output Dana Desa.

(2) Dalam hal berdasarkan pemantauan dan evaluasi atas sisa Dana Desa di RKD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdapat sisa Dana Desa di RKD, Bupati c.q Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Asahan:

a. meminta penjelasan kepada Kepala Desa mengenai sisa Dana Desa di RKD dimaksud; dan/atau

b. meminta aparat pengawas fungsional daerah untuk melakukan pemeriksaan.

(3) Pemantauan Sisa Dana Desa di RKD dilakukan untuk mengetahui besaran Dana Desa tahun anggaran sebelumnya yang belum digunakan oleh Desa.

(4) Sisa Dana Desa di RKD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperhitungkan dengan penyaluran Dana Desa tahap III tahun anggaran berjalan.

18. Diantara BAB X dan BAB XI disisipkan 1 (satu) BAB, yakni BAB XA sehingga berbunyi sebagai berikut :

BAB XA

KETENTUAN PERALIHAN

19. Di antara Pasal 37 dan Pasal 38 disisipkan 1 (satu) Pasal, yakni Pasal 37A sehingga berbunyi sebagai berikut :

Pasal 37A

(1) Kepala Desa melakukan rekonsiliasi data kumulatif sisa Dana Desa Tahun Anggaran 2015 sampai dengan tahun 2018 di RKD yang tidak dipergunakan atau tidak dianggarkan kembali di tahun anggaran berikutnya dengan Bupati paling lambat minggu kedua bulan Oktober 2020.

(2) Kepala Desa menyetorkan sisa Dana Desa di RKD Tahun Anggaran 2015 sampai dengan tahun 2018 hasil rekonsiliasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ke RKUD paling lambat akhir bulan Oktober 2020.

(3) Sisa Dana Desa tahun 2019 yang masih berada di RKUD, dapat disalurkan ke RKD paling lambat bulan Juli 2020.

(28)

28

(4) Bupati melakukan rekonsiliasi dengan Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara selaku Kuasa Pengguna Anggaran Penyaluran Dana Alokasi Khusus Fisik dan Dana Desa atas data kumulatif sisa Dana Desa tahun 2015 sampai dengan tahun 2018 yang disetor oleh Kepala Desa ke RKUD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan sisa Dana di RKUD tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 yang tidak disalurkan ke RKD paling lambat akhir bulan November 2020.

(5) Bupati menyetorkan sisa Dana Desa di RKUD hasil rekonsiliasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ke RKUN paling lambat akhir bulan Desember 2020.

(6) Dalam hal terdapat sisa Dana Desa Tahun Anggaran 2019 di RKD yang tidak dipergunakan atau tidak dianggarkan kembali pada Tahun Anggaran 2020, sisa Dana Desa tersebut diperhitungkan pada saat penyaluran Dana Desa tahap II Tahun Anggaran 2020.

(7) Penghitungan sisa Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (8) berdasarkan laporan realisasi penyerapan dan capaian keluaran Dana Desa tahun anggaran sebelumnya.

20. Ketentuan Lampiran I diubah, sehingga menjadi sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

Pasal II

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan perundangan Peraturan Bupati ini dengan menempatkannya dalam Berita Daerah Kabupaten Asahan.

Ditetapkan di Kisaran

pada tanggal 24 September 2020 BUPATI ASAHAN,

ttd S U R Y A Diundangkan di Kisaran

pada tanggal 24 September 2020

Pj. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN ASAHAN, ttd

JOHN HARDI NASUTION

BERITA DAERAH KABUPATEN ASAHAN TAHUN 2020 NOMOR 36

(29)

29 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI ASAHAN

NOMOR 35 TAHUN 2020

TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN ANGGARAN 2020

RINCIAN DANA DESA UNTUK SETIAP DESA DI KABUPATEN ASAHAN TAHUN ANGGARAN 2020

NO NAMA DESA ALOKASI DASAR (Rp)

ALOKASI AFIRMASI (Rp) ALOKASI KINERJA (Rp) ALOKASI FORMULA (Rp) JUMLAH (Rp) 1 2 3 4 5 6 7 = 3 + 4 + 5 + 6 I. MERANT 1 MERANTI 651.999.000 0 144.096.000 97.600.000 893.695.000

2 PERKEBUNAN SEI BALAI 651.999.000 0 0 100.847.000 752.846.000

3 SEI BELURU 651.999.000 0 0 73.708.000 725.707.000 4 SERDANG 651.999.000 0 0 118.548.000 770.547.000 5 GAJAH 651.999.000 0 0 67.636.000 719.635.000 6 AIR PUTIH 651.999.000 0 144.096.000 69.664.000 865.759.000 7 SUKAJADI 651.999.000 0 0 99.286.000 751.285.000 JUMLAH 4.563.993.000 0 288.192.000 627.289.000 5.479.474.000

II. AIR JOMAN

8 AIR JOMAN 651.999.000 0 0 193.886.000 845.885.000

9 AIR JOMAN BARU 651.999.000 0 0 243.619.000 895.618.000

10 BANJAR 651.999.000 0 0 87.198.000 739.197.000

11 PASAR LEMBU 651.999.000 0 0 96.014.000 748.013.000

12 PUNGGULAN 651.999.000 0 0 133.182.000 785.181.000

13 SUBUR 651.999.000 0 0 139.965.000 791.964.000

(30)

30 NO NAMA DESA ALOKASI DASAR (Rp)

ALOKASI AFIRMASI (Rp) ALOKASI KINERJA (Rp) ALOKASI FORMULA (Rp) JUMLAH (Rp) 1 2 3 4 5 6 7 = 3 + 4 + 5 + 6

III. TANJUNG BALAI

14 ASAHAN MATI 651.999.000 0 0 135.746.000 787.745.000

15 BAGAN ASAHAN 651.999.000 181.634.000 0 1.262.251.000 2.095.884.000

16 BAGAN ASAHAN BARU 651.999.000 181.634.000 0 653.847.000 1.487.480.000

17 BAGAN ASAHAN PEKAN 651.999.000 181.634.000 0 638.161.000 1.471.794.000

18 KAPIAS BATU VIII 651.999.000 0 0 255.575.000 907.574.000

19 PEMATANG SEI BARU 651.999.000 0 0 224.010.000 876.009.000

20 SEI APUNG 651.999.000 0 0 164.104.000 816.103.000

21 SEI APUNG JAYA 651.999.000 0 144.096.000 483.325.000 1.279.420.000

JUMLAH 5.215.992.000 544.902.000 144.096.000 3.817.019.000 9.722.009.000 IV. SEI KEPAYANG

22 SEI KEPAYANG TENGAH 651.999.000 0 0 107.482.000 759.481.000

23 SEI KEPAYANG KANAN 651.999.000 0 0 226.590.000 878.589.000

24 SEI PAHAM 651.999.000 0 0 173.945.000 825.944.000 25 PERTAHANAN 651.999.000 0 0 145.311.000 797.310.000 26 PERBANGUNAN 651.999.000 0 0 265.095.000 917.094.000 27 BANGUN BARU 651.999.000 0 0 112.481.000 764.480.000 JUMLAH 3.911.994.000 0 0 1.030.904.000 4.942.898.000 V. SIMPANG EMPAT

28 PERKEBUNAN SUKA RAJA 651.999.000 0 144.096.000 71.177.000 867.272.000

29 PERKEBUNAN HESSA 651.999.000 0 0 80.805.000 732.804.000

30 SEI DUA HULU 651.999.000 0 0 269.849.000 921.848.000

(31)

31 NO NAMA DESA ALOKASI DASAR (Rp)

ALOKASI AFIRMASI (Rp) ALOKASI KINERJA (Rp) ALOKASI FORMULA (Rp) JUMLAH (Rp) 1 2 3 4 5 6 7 = 3 + 4 + 5 + 6 32 SILOMLOM 651.999.000 0 0 83.426.000 735.425.000 33 SIMPANG EMPAT 651.999.000 0 0 318.741.000 970.740.000 34 SIPAKU AREA 651.999.000 0 0 136.192.000 788.191.000 35 ANJUNG GANJANG 651.999.000 0 0 92.951.000 744.950.000 JUMLAH 5.215.992.000 0 144.096.000 1.280.308.000 6.640.396.000 VI. AIR BATU

36 SEI ALIM ULU 651.999.000 0 0 68.466.000 720.465.000

37 PINANGGIRIPAN 651.999.000 0 0 81.152.000 733.151.000

38 PERKEBUNAN PULAHAN 651.999.000 0 0 74.514.000 726.513.000

39 HESSA PERLOMPONGAN 651.999.000 0 0 75.131.000 727.130.000

40 PERKEBUNAN AIR BATU I/II 651.999.000 0 144.096.000 208.486.000 1.004.581.000

41 PERKEBUNAN AIR BATU III/IX 651.999.000 0 144.096.000 218.384.000 1.014.479.000

42 DANAU SIJABUT 651.999.000 0 144.096.000 123.275.000 919.370.000

43 AIR TELUK HESSA 651.999.000 0 144.096.000 70.672.000 866.767.000

44 AIR GENTING 651.999.000 0 0 166.042.000 818.041.000

45 HESSA AIR GENTING 651.999.000 0 0 102.224.000 754.223.000

46 SIJABUT TERATAI 651.999.000 0 0 98.461.000 750.460.000

47 PULAU PULE 651.999.000 0 144.096.000 66.300.000 862.395.000

JUMLAH 7.823.988.000 0 720.480.000 1.353.107.000 9.897.575.000 VII. PULAU RAKYAT

48 SEI PIRING 651.999.000 0 0 144.519.000 796.518.000

49 PULAU RAKYAT TUA 651.999.000 0 0 156.279.000 808.278.000

(32)

32 NO NAMA DESA ALOKASI DASAR (Rp)

ALOKASI AFIRMASI (Rp) ALOKASI KINERJA (Rp) ALOKASI FORMULA (Rp) JUMLAH (Rp) 1 2 3 4 5 6 7 = 3 + 4 + 5 + 6 51 ORIKA 651.999.000 0 0 76.284.000 728.283.000 52 MANIS 651.999.000 0 0 99.826.000 751.825.000 53 TUNGGUL 45 651.999.000 0 0 191.924.000 843.923.000 54 BANGUN 651.999.000 0 144.096.000 143.490.000 939.585.000 55 PERSATUAN 651.999.000 0 0 105.647.000 757.646.000 56 PADANG MAHONDANG 651.999.000 0 0 423.719.000 1.075.718.000

57 OFA PADANG MAHONDANG 651.999.000 0 0 75.559.000 727.558.000

58 BARU 651.999.000 0 144.096.000 614.531.000 1.410.626.000

59 MEKAR SARI 651.999.000 0 0 94.768.000 746.767.000

JUMLAH 7.823.988.000 0 288.192.000 2.179.063.000 10.291.243.000 VIII. BANDAR PULAU

60 BANDAR PULAU PEKAN 651.999.000 0 0 145.489.000 797.488.000

61 BUNTU MARAJA 651.999.000 0 0 89.774.000 741.773.000

62 GONTING MALAHA 651.999.000 0 0 130.498.000 782.497.000

63 PADANG PULAU 651.999.000 0 0 219.925.000 871.924.000

64 PERKEBUNAN AEK TARUM 651.999.000 0 0 196.987.000 848.986.000

65 PERKEBUNAN PADANG PULAU 651.999.000 0 0 87.103.000 739.102.000

66 HUTA RAO 651.999.000 0 0 192.651.000 844.650.000

67 AEK NAGALI 651.999.000 0 0 141.252.000 793.251.000

68 GAJAH SAKTI 651.999.000 0 0 115.685.000 767.684.000

69 GUNUNG BERKAT 651.999.000 0 0 117.031.000 769.030.000

(33)

33 NO NAMA DESA ALOKASI DASAR (Rp)

ALOKASI AFIRMASI (Rp) ALOKASI KINERJA (Rp) ALOKASI FORMULA (Rp) JUMLAH (Rp) 1 2 3 4 5 6 7 = 3 + 4 + 5 + 6

IX. BUNTU PANE

70 AMBALUTU 651.999.000 0 0 89.150.000 741.149.000

71 BUNTU PANE 651.999.000 0 0 818.883.000 1.470.882.000

72 LESTARI 651.999.000 0 0 80.355.000 732.354.000

73 PRAPAT JANJI 651.999.000 0 0 74.996.000 726.995.000

74 SEI SILAU TIMUR 651.999.000 0 0 93.917.000 745.916.000

75 SIONGGANG 651.999.000 0 0 64.291.000 716.290.000

76 MEKAR SARI 651.999.000 0 0 284.648.000 936.647.000

77 PERKEBUNAN SEI SILAU 651.999.000 0 0 94.086.000 746.085.000

78 KARYA AMBALUTU 651.999.000 0 0 106.340.000 758.339.000

JUMLAH 5.867.991.000 0 0 1.706.666.000 7.574.657.000

X. BANDAR PASIR MANDOGE

79 BANDAR PASIR MANDOGE 651.999.000 0 0 162.041.000 814.040.000

80 HUTA BAGASAN 651.999.000 0 0 370.332.000 1.022.331.000 81 SEI NADORAS 651.999.000 0 0 163.430.000 815.429.000 82 SILAU JAWA 651.999.000 0 0 109.027.000 761.026.000 83 SUKA MAKMUR 651.999.000 0 0 98.860.000 750.859.000 84 SEI KOPAS 651.999.000 0 0 175.414.000 827.413.000 85 HUTA PADANG 651.999.000 0 0 346.353.000 998.352.000 86 TOMUAN HOLBUNG 651.999.000 0 0 170.522.000 822.521.000 87 GOTTING SIDODADI 651.999.000 0 0 139.678.000 791.677.000 JUMLAH 5.867.991.000 0 0 1.735.657.000 7.603.648.000

(34)

34 NO NAMA DESA ALOKASI DASAR (Rp)

ALOKASI AFIRMASI (Rp) ALOKASI KINERJA (Rp) ALOKASI FORMULA (Rp) JUMLAH (Rp) 1 2 3 4 5 6 7 = 3 + 4 + 5 + 6

XI. AEK KUASAN

88 AEK LOBA AFDELING I 651.999.000 0 0 85.285.000 737.284.000

89 ALANG BONBON 651.999.000 0 0 171.456.000 823.455.000 90 SENGON SARI 651.999.000 0 0 73.089.000 725.088.000 91 LOBU JIUR 651.999.000 0 0 74.084.000 726.083.000 92 RAWA SARI 651.999.000 0 0 128.645.000 780.644.000 93 AEK LOBA 651.999.000 0 0 77.241.000 729.240.000 JUMLAH 3.911.994.000 0 0 609.800.000 4.521.794.000

XII. AEK SONGSONGAN

94 AEK SONGSONGAN 651.999.000 0 0 65.951.000 717.950.000

95 PERKEBUNAN BANDAR SELAMAT 651.999.000 0 0 389.428.000 1.041.427.000

96 PERKEBUNAN BANDAR PULAU 651.999.000 0 0 151.951.000 803.950.000

97 AEK BAMBAN 651.999.000 0 0 80.337.000 732.336.000 98 MARJANJI ACEH 651.999.000 0 0 104.874.000 756.873.000 99 LOBU RAPPA 651.999.000 0 0 61.028.000 713.027.000 100 TANGGA 651.999.000 0 144.096.000 109.190.000 905.285.000 101 SITUNJAK 651.999.000 0 0 76.934.000 728.933.000 102 MEKAR MARJANJI 651.999.000 0 0 81.581.000 733.580.000 JUMLAH 5.867.991.000 0 144.096.000 1.121.274.000 7.133.361.000

(35)

35 NO NAMA DESA ALOKASI DASAR (Rp)

ALOKASI AFIRMASI (Rp) ALOKASI KINERJA (Rp) ALOKASI FORMULA (Rp) JUMLAH (Rp) 1 2 3 4 5 6 7 = 3 + 4 + 5 + 6 XIII. RAHUNING 103 RAHUNING 651.999.000 0 0 51.471.000 703.470.000

104 PERKEBUNAN GUNUNG MELAYU 651.999.000 0 0 764.697.000 1.416.696.000

105 GUNUNG MELAYU 651.999.000 0 0 76.643.000 728.642.000

106 BATU ANAM 651.999.000 0 144.096.000 237.928.000 1.034.023.000

107 PERKEBUNAN AEK NAGAGA 651.999.000 0 0 86.475.000 738.474.000

108 RAHUNING I 651.999.000 0 0 99.053.000 751.052.000

109 RAHUNING II 651.999.000 0 0 52.853.000 704.852.000

JUMLAH 4.563.993.000 0 144.096.000 1.369.120.000 6.077.209.000 XIV. SEI DADAP

110 TANJUNG ALAM 651.999.000 0 0 115.507.000 767.506.000

111 PERKEBUNAN SEI DADAP I/II 651.999.000 0 0 115.798.000 767.797.000

112 PERKEBUNAN SEI DADAP III/IV 651.999.000 0 0 104.381.000 756.380.000

113 SEI KAMAH I 651.999.000 0 0 88.158.000 740.157.000

114 SEI KAMAH II 651.999.000 0 0 81.378.000 733.377.000

115 BAHUNG SIBATU-BATU 651.999.000 0 0 94.875.000 746.874.000

116 SEI ALIM HASAK 651.999.000 0 0 178.182.000 830.181.000

117 TANJUNG ASRI 651.999.000 0 0 48.773.000 700.772.000

118 SEI KAMAH BARU 651.999.000 0 0 136.076.000 788.075.000

119 PASIRAN 651.999.000 0 0 116.685.000 768.684.000

(36)

36 NO NAMA DESA ALOKASI DASAR (Rp)

ALOKASI AFIRMASI (Rp) ALOKASI KINERJA (Rp) ALOKASI FORMULA (Rp) JUMLAH (Rp) 1 2 3 4 5 6 7 = 3 + 4 + 5 + 6

XV. SEI KEPAYANG BARAT

120 SEI NANGKA 651.999.000 0 144.096.000 336.032.000 1.132.127.000

121 SEI JAWI-JAWI 651.999.000 0 0 298.881.000 950.880.000

122 SEI SERINDAN 651.999.000 0 0 174.955.000 826.954.000

123 SEI TUALANG PANDAU 651.999.000 0 0 97.541.000 749.540.000

124 SEI LENDIR 651.999.000 0 0 96.314.000 748.313.000

125 SEI KEPAYANG KIRI 651.999.000 0 0 111.719.000 763.718.000

JUMLAH 3.911.994.000 0 144.096.000 1.115.442.000 5.171.532.000 XVI. SEI KEPAYANG TIMUR

126 SEI LUNANG 651.999.000 0 0 137.770.000 789.769.000 127 SEI PASIR 651.999.000 0 0 145.141.000 797.140.000 128 SEI TEMPURUNG 651.999.000 0 0 112.064.000 764.063.000 129 SARANG HELANG 651.999.000 0 0 108.539.000 760.538.000 130 SEI SEMBILANG 651.999.000 0 0 222.139.000 874.138.000 JUMLAH 3.259.995.000 0 0 725.653.000 3.985.648.000

XVII. TINGGI RAJA

131 TINGGI RAJA 651.999.000 0 0 89.276.000 741.275.000 132 SUMBER HARAPAN 651.999.000 0 0 83.778.000 735.777.000 133 TERUSAN TENGAH 651.999.000 0 0 133.736.000 785.735.000 134 PIASA ULU 651.999.000 181.634.000 0 353.915.000 1.187.548.000 135 SIDO MULYO 651.999.000 181.634.000 0 831.738.000 1.665.371.000 136 TELADAN 651.999.000 181.634.000 0 1.218.880.000 2.052.513.000

Referensi

Dokumen terkait

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Perjalanan Dinas Dalam Negeri Bagi Pejabat Negara, Pejabat

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena atas rahmat dan karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Senam

Hendrich Peztalozzi (dalam Sofia Hartati, 2005: 41) yang menyatakan bahwa potensi utama yang harus menjadi prioritas untuk anak adalah pengembangan AVM

Bahkan belum ada kerjasama dengan petugas dari Dinas Pekerjaan Umum (DPU) yang mengambil limbah kulit durian tersebut. Jika hal ini dibiarkan dan terjadi

bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 32 ayat (7) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 12 Tahun 2020 tentang Peran Masyarakat Dalam

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Asahan Nomor 13 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Usaha (Lembaran Daerah Kabupaten Asahan Tahun 2011 Nomor 13,

bahwa Rancangan Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang diajukan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, merupakan perwujudan dari

(1) Bupati mendelegasikan kewenangan penandatanganan jenis perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) kepada Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan