• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV KONSEP PERANCANGAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

80

BAB IV

KONSEP PERANCANGAN

4.1. Konsep Umum Perancangan

Gambar 4. 1 Diagram Ilustrasi Konsep Umum Perancangan

Sumber: Analisis Penulis, 2014

Berawal dari komunitas bernama generasi 90-an, muncul sebuah buku ilustrasi populer yang menjadi best seller pemicu nostalgia para pembacanya. Kemudian satu per satu di media sosial pun ramai memperbincangkan topik serupa. Benda-benda yang pernah hits di era 90-an menjadi topik utama dalam pembahasan buku dan media sosial. Melihat banyaknya peminat dari dua sumber tersebut, terciptalah sebuah event tahunan yang bertajuk Mesin Waktu Generasi 90-an. Acara hiburan dengan aktivitas utama mengenang, bernostalgia dan senang-senang. Dari keempat sumber tersebut, disadari perlunya suatu

(2)

81 media pamer pengganti buku (buku memamerkan ilustrasi, museum memamerkan benda aslinya), ruang interaksi nyata sebagai pengganti interaksi di dunia maya dan ruang multifungsi atau hall sebagai ruang terselenggaranya event tahunan yang sudah memiliki nama tersebut. Keempat fungsi tersebut diwadahi dalam suatu area yang dinamakan dengan Kampung Nostalgia Generasi 90-an, dan dilengkapi dengan fasilitas pendukung lain di dalamnya. Adapun beberapa konsep yang diterapkan dalam perancangan Kampung Nostalgia ini tertera di empat lingkaran di bawahnya. Secara visual area ini menerapkan konsep fisik yang ada pada kampung, seperti penataan massa yang organik, sirkulasi dinamis dan pemakaian material local serta bentuk dan massa bangunan yang modern estetis namun tetap dengan tema kampung yang “homy”. Konsep kampung ini juga merupakan solusi untuk meredam sisi komersial dari keseluruhan area dengan suasana yang ramah dan nyaman. Secara batin atau perasaan, yang ingin disampaikan dari media ini adalah rasa rindu atau nostalgia akan era 90-an. Kemudian pembagian zonasi menjadi free zone (selain museum) dan paid zone (museum) diterapkan untuk membedakan fungsi ruang yang bersifat privat maupun publik. Poin berikutnya adalah pengarahan aktivitas yang menekankan kepada interaksi antar seluruh elemen pengisi Kampung. Pemisahan massa bangunan dilakukan bertujuan untuk memberikan pengalaman ruang yang berbeda di setiap fungsinya.

4.2. Eksterior Bangunan 4.2.1. Pencapaian

Terdapat dua akses menuju lokasi yang terletak dari dua jalan yang berbeda, yaitu Jln. Kemang Selatan Raya dan Jln. Kemang Selatan 11. Kedua akses ini dimanfaatkan sebagai akses masuk yang berbeda peruntukannya. Akses pertama yang bertanda panah biru menunjukkan akses pencapaian untuk kendaraan bermotor. Kendaraan masuk dari tanda panah biru nomor 1 menuju area parkir yang terletak di sebelah barat site melalui jalan khusus yang hanya dapat diakses oleh kendaraan. Kendaraan yang akan keluar diarahkan melalui jalan bertanda panah biru nomor 2 dan keluar di Jln. Kemang Selatan Raya. Hal ini diterapkan untuk menertibkan kendaraan yang masuk ke dalam area.

(3)

82

Gambar 4. 2 Konsep Pencapaian Site

Sumber: Analisis Penulis, 2014

Sedangkan tanda panah berwarna biru muda menunjukkan akses pencapaian untuk pejalan kaki. Akses tersebut terletak di banyak titik bertujuan untuk memudahkan pengunjung mengakses area secara bebas. Alasan lain yaitu untuk menerapkan konsep fisik kampung yang memiliki banyak akses keccil seperti jalan tikus di berbagai penjuru. Tanda panah oranye merupakan akses masuk untuk staff dan pengelola yang dapat dikatakan juga sebagai BOH (back of the house). Akses ini diperuntukkan untuk memudahkan loading barang, servis dan kebutuhan akan area agar membedakan tingkat privasi pengelola dan publik pengunjung. 4.2.2. Zonasi Tata Ruang Luar

Gambar 4. 3 Konsep Zonasi Tata Ruang Luar

Sumber: Analisis Penulis, 2014

1

2

(4)

83 terpilih. Pengaturan zonasi didasari atas tingkat aksesibilitas nya yang didapat dari tatanan ruang sekitar yang dibagi menjadi are yang lebih privat dan lebih publik. Sisi utara lebih bersifat privat (paid zone) sedangkan sisi selatan bersifat publik (free zone).

Lahan di sisi barat dialokasikan sebagai area parkir yang dapat diakses melalui sirkulasi khusus kendaraan yang terletak di selatan site. Pemisahan lahan sirkulasi dengan site dilakukan untuk menjaga agar tidak adanya kendaraan yang dapat mengakses bagian “kampung” dari site. Alasan lain adalah untuk menjaga kontrol terhadap kendaraan yang masuk menuju area parkir.

Pada pusat area terdapat zona publik servis (lobi, ticketing dll) dan zona pengelola. Kedua zona ini memiliki besaran luasan yang hampir sama sehingga akan lebih efektif bila kedua fungsi disatukan menjadi satu massa bangunan, dengan lobi di lantai 1 dan pengelola di lantai 2 nya. Di dekat kedua zonasi tersebut diletakkan zona servis pendukung (musholla, ruang sekuriti dll) dan utilitas (ruang genset dll). Pada sisi selatan ruang publik terdapat area komersial (warung jajan, warung oleh-oleh) yang memiliki tingkat aksesibilitas lebih bebas (termasuk bersifat publik dan dapat dikatakan free zone). Sedangkan di sisi utara ruang publik pusat terdapat zona pamer (bersifat privat dan termasuk paid zone). Zona pamer ini terbagi menjadi beberapa massa bangunan yang dipisahkan berdasar tema pamer.

Di sisi barat dan timur zona-zona tersebut diisi dengan ruang komunitas dan interaksi yang terwujud dalam taman bersifat outdoor maupun ruang bersifat indoor. Area ini bebas diakses seluruh pengunjung tanpa memerlukan tiket masuk atau biaya administrasi.

Di sisi barat bagian utara dijadikan area pengelola dan utilitas untuk memudahkan akses pengelola dari area parkir menuju tempat bertugasnya. Kemudahan loading barang dan kebutuhan servis area utilitas menjadi pertimbangan dalam peletakan kedua zonasi ini. Area ini menjadi akses utama bagi para staff dan pegelola untuk masuk ke tempat bertugas nya (menjaga lobi, ruang pamer, bekerja di kantor pengelola, dll). Area ini dapat juga dikatakan sebagai BOH (back of the house) dari keseluruhan site.

(5)

84 4.2.3. Sirkulasi Ruang Luar

Gambar 4. 4 Hasil Analisis Pola Sirkulasi Ruang Luar

Sumber: Analisis Penulis, 2014

Berdasar hasil analisis pada Bab III, didapatkan pola sirkulasi pada ruang luar yang dinamis. Sebagai area hiburan yang menyeimbangkan unsur komersial di daerah hunian, bangunan ini menerapkan konsep “kampung” yang muncul pada beberapa karakter fisiknya, diantaranya sirkulasi ruang luar yang dinamis dan tatanan massa yang organic. Salah satu alasannya adalah agar unsur komersial masih dapat tergolong sebagai kategori area yang “homy” dan nyaman. Berikut adalah rencana sirkulasi ruang luar yang diterapkan pada site terpilih.

Gambar 4. 5 Konsep Sirkulasi Ruang Luar

Sumber: Analisis Penulis, 2014

Zonasi fungsi ruang dan pencapaian yang telah ditentukan pada poin sebelumnya menjadi acuan dasar penentuan sirkulasi. Akses masuk pengunjung terdiri dari banyak titik di sisi barat dan timur site. Dari banyak titik tersebut pengunjung dibebaskan mengakses area, melewati zona komunitas dan interaksi,

(6)

85 yaitu area lobi dan ticketing yang berada di pusat site. Setelah berkumpul di pusat tersebut, pengunjung diarahkan untuk memilih tujuan berikutnya sesuai dengan keinginan, yaitu ke zona pamer, komersial ataupun kembali lagi ke area komunitas dan interaksi.

Pada tanda panah berwarna oranye menunjukkan sirkulasi bagi pengelola. Diawali dengan masuk melalui akses khusus pengelola kemudian menuju tempat bertugas masing-masing (menjaga lobi, ruang pamer, bekerja di kantor pengelola, dll).

Sirkulasi kendaraan ditandai dengan panah berwarna biru. Kendaraan masuk melalui Jln. Kemang Selatan 11, menuju jalan khusus ke arah area parkir, dan keluar melalui jalan berbeda yaitu jalan kecil menuju Jln. Kemang Selatan Raya. 4.2.4. Bentuk dan Massa Bangunan

Tatanan massa bangunan pada area Kampung Nostalgia bersifat organik, dalam artian sederhana bersifat acak, namun masih nyaman dilalui dan digunakan. Massa bangunan tersebut didirikan sesuai dengan konsep zonasi yang telah ditentukan di poin sebelumnya.

Pada dasarnya, Kampung Nostalgia ini terdiri dari beberapa massa bangunan yang terpisah, dan adapun yang terhubung satu sama lainnya. Massa bangunan tersebut yaitu:

Gambar 4. 6 Pemisahan Massa Bangunan

Gambar

Gambar 4. 1 Diagram Ilustrasi Konsep Umum Perancangan  Sumber: Analisis Penulis, 2014
Gambar 4. 3 Konsep Zonasi Tata Ruang Luar  Sumber: Analisis Penulis, 2014
Gambar 4. 4 Hasil Analisis Pola Sirkulasi Ruang Luar  Sumber: Analisis Penulis, 2014
Gambar 4. 6 Pemisahan Massa Bangunan  Sumber: Analisis Penulis, 2014

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menjawab tantangan tersebut penulis akan menerapkan Internet of things pada kendaraan, khususnya sepeda motor, alat yang akan dirancang memiliki sistem yang

f. unit yang menangani urusan kepegawaian pada Instansi Pusat mengiriman usulan penetapan Formasi JFMI kepada Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Bila dilihat menurut kelompok umur, komposisi penduduk Provinsi Nusa Tenggara Barat berbentuk pyramid dengan komposisi penduduk terbanyak berada pada umur 0-4 tahun

Bank adalah sebagai lembaga keuangaan yang kegiatan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta

Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Sooko sebagai bentuk satuan pendidikan kejuruan sebagaimana ditegaskan dalam penjelasan Pasal 15 UU SISDIKNAS, merupakan

Kambang yang artinya bunga, sedangkan Reno artinya emas. Ada juga yang menyebut Reno dengan kata perhiasan yang indah-indah. Alasan ini lah yang membuat Kambang

Rohrbaugh & Jessor (dalam Sulistyarini, 2010) menambahkan bahwa religiusitas mengacu kepada pemahaman total terhadap agama dalam kehidupaan sehari-hari,

Memiliki bandwidth yang besar: Semua intermediate node pada jalur yang aktif mengupdate routing table dan memaksimalkan penggunaan bandwidth, walaupun routing tabel