• Tidak ada hasil yang ditemukan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN KONDISI SANITASI LINGKUNGAN MASYARAKAT DI DESA TANOYAN UTARA KECEMATAN LOLAYAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

Ari Saputra Ligawa*, Jootje M.L. Umboh*, Paul A.T. Kawatu* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK

Dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 (H) ayat 1 dijelaskan bahwa “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahitr dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Sanitasi lingkungan merupakan bagian dari kesehatan lingkungan yang meliputi cara dan usaha individu atau masyarakat untuk mengontrol dan mengendalikan lingkungan hidup eksternal yang berbahaya bagi kesehatan serta yang dapat mengancam kelangsungan hidup manusia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan kondisi sanitasi lingkungan pada masyarakat di Desa Tanoyan Utara kec.Lolayan kab. Bolaang Mongondow. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional (potong lintang). Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 88 Sampel. Pengumpulan data melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner tentang tingkat pengetahuan, sikap dam checklist kondisi sanitasi lingkungan, Uji statistic yang digunakan adalah chi-square. α = 0,05 , dengan kemaknaan 95%. Hasil penelitian menunjukan bahwa responden memiliki tingkat pengetahuan dengan kondisi sanitasi lingkungan dengan probabilitas 0,12 dan sikap menunjukan bahwa responden memiliki sikap dengan kondisi sanitasi lingkungan dengan probabilitas 0,007. Hasil analisis dengan menggunakan chi-square menunjuan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan kondisi, dan ada hubungan antara sikap dengan kondisi sanitasi lingkungan.

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Kondisi, Sanitasi Lingkungan ABSTRACT

In the Constitution of 1945 Section 28 (h) of paragraph 1 was explained that "Everyone has the right to live in physical and spiritual prosperity, reside and earn a good living environment and healthy and receive medical care. Environmental sanitation are part of environmental health, including how individuals or communities and businesses to control and manage the external environment that are harmful to health and which could threaten human survival. The purpose of this study was to determine the correlation between knowledge and attitudes to environmental sanitation in the community in the village of North Tanoyan District of Lolayan, Bolaang Mongondow Regency. This research was an analytic observational study with cross sectional approach. The number of samples in this study was amount to 88 samples. Collecting data was conducted by interviews with using of questionnaire about the level of knowledge, attitudes draft checklist of environmental sanitation conditions. Statistical test used was chi-square. α = 0.05, with a 95% significance. The results from this research showed that the respondents have a level of knowledge with environmental sanitation with the probability of 0.12 and an attitude shows that the respondents had an attitude with environmental sanitation with probability 0.007. The results of data analysis by using chi-square showed that there was no correlation between knowledge with the condition, and there was a correlation between attitudes to environmental sanitation.

Keywords: Knowledge, Attitude, Conditions, Environmental Sanitation

PENDAHULUAN

Dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 (H) ayat 1 dijelaskan bahwa “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahitr dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang

baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan” (Kemenkes RI, 2013). Pada Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan, Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun

(2)

2 sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Sumber daya dibidang kesehatan adalah segala bentuk dana, tenaga, perbekalan kesehatan, sediaan farmasi dan alat kesehatan serta fasilitas pelayanan kesehatan dan teknologi dimanfaatkan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.

Sanitasi lingkungan merupakan bagian dari kesehatan lingkungan yang meliputi cara dan usaha individu atau masyarakat untuk mengontrol dan mengendalikan lingkungan hidup eksternal yang berbahaya bagi kesehatan serta yang dapat mengancam kelangsungan hidup manusia (Sumantri,2015).

Hubungan antara penyakit dengan tempat menunjukan adanya beberapa faktor-faktor lingkungan yang dapat berupa faktor fisik, lingkungan biologis, dan lingkungan sosial ekonomi. Peranan lingkungan dalam menularkan penyakit dipengaruhi oleh kemampuan kuman untuk hidup dan berkembang biak dalam lingkungan, akan sangat menentukan peranan lingkungan dalam menularkan bibit penyakit. (Kantiandagho, 2014)

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013 tentang sanitasi lingkungan seacara nasional

akses sumber air minum di Indonesia 66,8 persen (perkotaan:64,3%; pedesaan: 69,4%). Secara kualitas fisik masih terdapat rumah tangga dengan kualitas air keruh(3,3%),berwarna (1,6%), berasa(2,6%), berbusa(0,5%), dan berbau (1,4%). Menurut karateristik Pada rumah tangga terhadap Kualitas fisik air minum perkotaan (96,0%), pedesaan (92,0%).Di Indonesia menggunakan fasilitas BAB milik sendiri adalah 76,2 persen, milik bersama sebanyak 6,7 persen, dan fasilitas umum adalah 4,2 persen. Masih terdapat rumah tangga yang tidak memiliki fasilitas BAB. BAB sembarangan, yaitu sebesar 12,9 %. Untuk penampungan air limbah rumah tangga Indonesia umumnya dibuang ke selokan (46,7%). Hanya 15,5% yang menggunakan penampungan tertutup di pekarangan dengan dilengkapi SPAL, dan 13,2 % menggunakan penampungan terbuka di pekarangan , dan 7,4% ditampung diluar pekarangan. Sedangkan dalam pengelolaan sampah rumah tangga umummnya dilakukan dengan cara dibakar 50,1% dan hanya 24,9% yang diangkut oleh petugas. Cara lainnya dengan cara ditimbun dalam tanah, dibuat kompos, dibuang ke kali/parit/pulau dan dibuang sembarangan. Kemudian berdasarkan status penguasaan bangunan, sebagian besar rumah tangga di Indonesia

(3)

3 menempati rumah milik sendiri 81,4%, sisanya kontrak, sewa, menempati milik orang lain, milik orang tua/sanak/saudara atau menempati rumah dinas. (KemenkesRI,2013).

Berdasarkan hasil observasi awal kondisi lapangan diperoleh gambaran bahwa masyarakat di Desa Tanoyan Utara memiliki perilaku sanitasi lingkungan yang berbeda-beda. Gambaran permasalahan tentang perilaku masyarakat dalam sanitasi lingkungan hampir sama dengan perilaku gambaran permasalahan secara menyeluruh, seperti masalah Sampah, SPAL dan juga jamban. Masalah sampah yang dimaksud seperti tidak tersedianya penampungan sampah, kemudian masalah SPAL yang kebanyakan hanya dibuang di pekarangan rumah, dan juga masalah jamban yang masyarakat sekitar belum seluruhnya mempunyai jamban dan juga masih ada masyarakat yang buang air besar sembarangan contohnya di aliran sungai yang berdekatan dengan tempat tinggal masyarakat di desa tanoyan utara. Beberapa hal yang diketahui bahwa adanya beberapa persepsi pengetahuan sikap dan tindakan sanitasi lingkungan tidak pernah dirasakan oleh masyarakat sebagai pengetahuan dasar. Adapun faktor yang menjadi penyebab yaitu rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat, sehingga mereka kurang

untuk mendapat informasi yang bermanfaat.Adanya sikap dan tindakan yang mengarah pada kebiasaan hidup masyarakat Tanoyan Utara yang tidak sesuai dengan perilaku tentang sanitasi lingkungan yang baik. Mengingat sangat pentingnya perilaku masyarakat untuk kehidupan sehari-hari., maka penulis perlu untuk melakukan penelitian tentang hubungan pengetahuan dan sikap dengan tindakan tentang sanitasi lingkungan pada masyarakat di desa tanoyan utara.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap dengan kondisi sanitasi lingkungan pada masyarakat di Desa Tanoyan Utara Kecamatan Lolayan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional (potong lintang). Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tanoyan Utara Kecamatan Lolayan Kabupaten Bolaang Mongondow Provinsi Sulawesi Utara. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Oktober 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang bertempat tinggal di Desa Tanoyan Utara Kecamatan Lolayan yang dalam hal ini memilih kepala keluarga sebagai responden dengan besar populasi 751.

(4)

4 Penentuan jumlah sampel penelitian ini menggunakan rumus slovin dan di dapatkan hasil sebanyak 88 responden. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berisi daftar pertanyaan untuk responden.dan alat tulis menulis .

PENGUMPULAN DATA

Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui hasil survey dengan menggunakan kuesioner 88 responden Data sekunder adalah data penunjang seperti jumlah penduduk yang diperoleh melalui kantor desa setempat serta puskesmas.

ANALISIS DATA

Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan proporsi masing-masing variabel yang diteliti. Kemudian, analisis bivariate dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen (pengetahuan dan sikap) dengan variabel dipenden (kondisi sanitasi lingkungan). Analisis menggunakan uji Chi-Square (x2) Confidence Interval (tingat kepercayaan) = 95% dan a (significance interval/ tingkat siknifikan)=0,05.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Desa Tanoyan Utara merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Lolayan Kabupaten Bolaang mongondow. Desa ini terletak di dataran

tinggi yaitu 0-600 m di atas permukaan laut. Luas wilayah 1250 Ha Jumlah penduduk di Desa Tanoyan Utara berdasarkan profil Desa Tanoyan Utara Tahun 2016 sebesar 2698 jiwa, dimana penduduk laki-laki lebih dominan dari pada penduduk perempuan. Jumlah penduduk laki-laki 1418 jiwa sedangkan penduduk perempuan berjumlah 1280 jiwa. Jumlah Kepala Keluarga (KK) yaitu 751 KK. Desa Tanoyan Utara memiliki 6 dusun.

Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan karakteristik responden

Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa jenis kelamin menunjukkan yang paling banyak yaitu jenis kelamin laki-laki yaitu 57 responden dengan persentase

Karakteristik Frekuen si (n) Presenta se (%) Jenis kelamin: Laki-laki perempuan 57 31 64,8 35,2 Umur : < 43,50 >43,50 44 44 50 50 Tingkat Pendidikan: SD SMP/SEDERAJAT SMA/SMK/SEDERA JAT SARJANA/DIPLOM A 24 45 13 6 27,3 51,1 14,8 6,8 Pekerjaan : Wiraswasta PNS IRT Tani 13 7 28 40 14,8 8,0 31,8 45,5

(5)

5 64,8% dan perempuan sebanyak 31 responden dengan persentase 35,2%.

Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu 88 responden tinggal di Desa Tanoyan Utara Kecamatan Lolayan Kabupaten Bolaang Mongondow. Karateristik sampel <43,50 responden 44 dengan persentase 50%, dan ≥43,50 responden 44 dengan persentase 50%.

Tingkat pendidikan responden sebagian besar yang paling banyak yaitu tingkat pendidikan SMP sebesar, 45 responden dengan persentase 51,1%, dan yang paling sedikit yaitu untuk pendidikan sarjana sebesar 6 responden dengan persentase 6,8%.

Jenis pekerjaan responden sebagian besar yaitu Tani sebesar 40 responden dengan persentase 45,5%, dan yang paling sedikit yaitu pegawai negri sipil (PNS) sebesar 7 responden dengan persentase 8,0%.

Tabel 2. Hubungan antara pengetahuan dengan kondisi sanitasi Lingkungan Masyarakat di desa Tanoyan utara kecamatan Laloyan

Berdasarkan tabel 2, bahwa responden dengan tingkat pengetahuan baik terdapat 46 responden (52,3%) yang kondisi sanitasi lingkungan masyarakat baik dan sebanyak 30 responden (34,1%) dengan kondisi sanitasi lingkungan kurang baik. Responden dengan tingkat penegetahuan responden kurang baik 2 responden (2,3%) dengan kondisi sanitasi lingkungan masyarakat baik, sebanyak 10 responden (11,4%) dengan kondisi sanitasi lingkungan kurang baik. Pengujian hubungan antara Pengetahuan dengan kondisi sanitasi lingkungan masyarakat di desa Tnoyan Utara kecamatan Lolayan dilakukan dengan menggunakann uji Chi Square dengan menggunakan batas signifikan 0,05. Nilai signifikan yang didapatkan yaitu 0,12 lebih besar dari 0,05.

Tidak terdapat hubungan antara Pengetahuan dengan Kondisi sanitasi lingkungan Masyarakat di desa Tanoyan Utara Kecamatan Lolayan. Hasil dalam penelitian ini menunjukan bahwa tingkat pengetahuan pada masyarakat sudah sebagian besar baik tetapi dalam kondisi yang didapat tindakan tidak melakukan sanitasi lingkungan yang baik, hal ini bisa disebabkan karena kesibukan atau sifat turun temurun masyarakat sehingga tidak melihat sanitasi lingkungan yang ada di sekitar tempat tinggal responden.

Pengeta huan Kondisi Sanitasi Lingkungan Total valP ue Baik Kurang Baik n % n % n % Baik 46 52,3 2 2,3 48 54,5 0,12 Kurang Baik 30 34,1 10 11,4 40 45,5 Total 76 86,4 12 13,6 88 100

(6)

6 Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat langsung. Tujuan utama pemberdayaan adalah mewujudkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Bentuk kegiatan seperti penyuluhan kesehatan, pengorganisasian dan pengembangan masyarakat dalam bentuk koperasi,pelatihan untuk kemampuan peningkatan pendapatan keluarga. Dengan meningkatnya kemampuan ekonomi keluarga akan berdampak terhadap kemampuan dalam pemeliharaan kesehatan mereka (Notoadmodjo,2010).

Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Waningsih (2012) di Desa Manggungsari Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya menunjukan bahwa terdapat hubungan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan lingkungan dengan perilakunya dalam memelihara kesehatan lingkungan. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai koefisien korelasi sebesar 0,685 yang termasuk kategori keeratan cukup dan memberikan kontribusi sebesar 46,9%. Semakin baik pengetahuan masyarakat tentang kesehatan lingkungan maka akan sebaik pula perilakunya dalam memelihara kesehatan lingkungan.

Tabel 3. Hubungan antara Sikap dengan kondisi sanitasi lingkungan masyarakat di Desa Tanoyan utara kecamatan Laloyan

Berdasarkan tabel 3, bahwa responden dengan sikap baik terdapat 28 responden (31,8%) yang kondisi sanitasi lingkungan baik dan responden dengan sikap kurang baik 48 responden (54,5%) dengan kondisi sanitasi lingkungan kurang baik. Responden dengan sikap responden kurang baik 10 responden (11,4%) dengan kondisi sanitasi lingkungan masyarakat baik, sebanyak 2 responden (2,3%) dengan kondisi sanaitasi lingkungan masyarakat kurang baik. Pengujian hubungan antara Sikap dengan Kondisi sanitasi lingkungan Masyarakat di desa Tanoyan Utara Kecamatan Laloyan dilakukan dengan menggunakan uji Chi square dengan menggunakan batas signifikan 0,05.

Terdapat hubungan antara Sikap dan Kondisi Sanitasi Lingkungan Masyarakat di desa Tanoyan Utara Kecamatan Lolayan.

Dipandang dari aspek biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau

Sikap Sanitasi Lingkuangan Total p value Baik Kurang Baik n % N % N % Baik 28 31,8 10 11,4 38 43,2 0,007 Kuran g Baik 48 54,5 2 2,3 50 56,8 Total 76 86,4 12 13,6 88 100

(7)

7 aktivitas organisme atau makhluk hidup yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari segi biologis semua makhluk hidup termasu binatang, manusia, mempunyai aktifitas masing-masing. Manusia sebagai salah satu makhluk hidup mempunyai bentangan kegiatan yang sangat luas, sepanjang kegiatan yang dilakukannya antara lain berjalan, berbicara, menangis, tertawa, membaca dan sebagainya, sehingga dapat disimpulkan bahwa perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoadmodjo,2010).

Pada penelitian Suma (2013) yang telah dilaksanakan pada masyarakat di lingkungan 2 Kelurahan Istiqlal Kecamatan Wenang Kota Manado Tahun 2013 dengan judul penelitian hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan ibu rumah tangga dalam pengelolaan sampah rumah tangga yang menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan antara sikap dengan tindakan ibu rumah tangga dalam pengelolaan sampah rumah tangga.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan:

1.. Tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kondisi

sanitasi lingkungan masyarakat di Desa Tanoyan Utara Kecamatan Lolayan.

2. Terdapat hubungan antara sikap dengan kondisi sanitasi lingkungan masyarakat di Desa Tanoyan Utara Kecamatan Lolayan.

SARAN

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat disarankan untuk:

1. Perlunya kerjasama dari pemerintah maupun masyarakat untuk menanggulangi masalah sanitasi lingkungan. Penanggulangan yaitu membuat aturan tentang sanitasi lingkungan kepada masyarakat agar memperhatikan lingkungan sekitar lebih khusus tentang sanitasi lingkungan 2. Perlunya pengawasan dan monitoring secara berkala dari puskesmas untuk mengetahui keadaan sanitasi lingkungan masyarakat. Penanggulangan dapat melalui pendidikan kesehatan lingungan yaitu dengan penyuluhan sanitai lingkungan kepada masyarakat

3. Perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan sanitasi lingkungan masyarakat di Desa Tanoyan Utara Kecamatan Lolayan.

DAFTAR PUSTAKA

Kantiadagho, 2014.Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Dengan Tindakan Tentang

(8)

8 Sanitasi Lingkungan Pada Masyarakat Di Kelurahan Bunaken Kecamatan Kepulauan Bunaken Kota Manado Sulawesi Utara Kementerian Kesehatan RI, 2013.

Laporan Akuntabilitas Kinerja, Jakarta

Kementerian Kesehatan RI, 2013. Riset Kesehatan Dasar, Jakarta Notoadmodjo Soekidjo, 2010. Promosi

Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta

Suma FM. 2013. Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Dengan Tindakan Ibu Rumah Tangga Dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Di Lingkungan II Di Kelurhan Istiqlal Kcamatan Wenang Kota Manado

Sumantri Arif, 2015. Kesehatan Lingkungan. Kencana Prenada Media Group ; Jakarta

Undang-Undang Kesehatan Dan Rumah Sakit.Nuhu Medika, Yogyakarta 2009

Wainingsih, 2012. Hubungan Pengetahuan Masyarakata Tentang Kesehatan Lingkungan Dan Sikap Terhadap Kesehatan Lingkungan Dengan Perilakunya Dalam Memelihara Kesehatan Lingkungan (Studi

pada Masyarakat Kp

Cimanggung Desa

Manggungsari Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya).

Gambar

Tabel  1.  Distribusi  responden  berdasarkan karakteristik responden

Referensi

Dokumen terkait

Lebih lanjut, Jawaher menjelaskan bahwa apabila semua bentuk kerjasama itu dan dilakukan secara intens maka diharapkan anak-anak tunagrahita mampu secara perlahan

Silikon merupakan unsur paduan yang ada pada setiap baja dengan kandungan lebih dari 0,4% yang mempunyai pengaruh untuk menaikkan tegangan tarik dan menurunkan laju

Pelaksana riset dapat menggunakan data yang saat ini digunakan dalam perhitungan CMP/EWS, atau data lainnya sesuai dengan variabel yang akan digunakan pada riset ini, selama

Berdasarkan latar belakang tersebut penting dilakukan penelitian mengenai pengaruh pemberian ekstrak etanol pegagan (Centella asiatica) terhadap jumlah sel neuron di

a. BRI Syariah menyalurkan pinjaman dana talangan pelaksanaan ibadah haji kepada nasabah sebesar paket dana talangan ibadah haji. Dana talangan ini dipinjamkan dengan pengembalian

Cara membuat blackberry masenger di hp atau tablet android caranya artikel tentang panduan untuk pengguna android cara daftar facebook lewat hp tentang aplikasi foto maka klik

Pada proses sinkronisasi manual, deteksi awal sinkronisasi dilakukan dengan mengmati dan mengatur tegangan maupun frequensi dari kedua sumber pembangkit listrik

Berdasarkan observasi awal, ditemukan sebagian besar sumur gali yang digunakan oleh masyarakat setempat belum memenuhi syarat kualitas fisik air bersih dan telah