• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, IPB yang berada pada ketinggian 220 m di atas permukaan laut dengan tipe tanah latosol. Penelitian dilakukan mulai bulan Maret sampai Agustus 2011. Pengamatan jumlah polong dan bobot polong kering dilaksanakan di Laboraturium Genetika dan Pemuliaan Tanaman, IPB pada bulan September hingga November 2011.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih kacang bogor yang berbeda asalnya yaitu asal Darmaga, Sukabumi dan Parung. Bahan lain yang digunakan adalah kapur, pupuk kandang kambing, urea, SP-36 dan KCl. Untuk pengendalian hama dan penyakit digunakan Karbofuran. Alat yang digunakan dalam membantu penelitian ini adalah alat tulis, timbangan, label, ember, ajir serta alat budidaya.

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan percobaan sederhana dengan setiap tanaman dijadikan sebagai satu satuan amatan. Kacang bogor yang tumbuh asal Darmaga berjumlah 69 tanaman, Sukabumi 1 berjumlah 281 tanaman, Sukabumi 2 berjumlah 128 tanaman, Parung 1 berjumlah 288 tanaman dan Parung 2 berjumlah 357 tanaman, sehingga terdapat 1,159 amatan. Selajutnya dilakukan pemilihan tanaman yaitu satu atau dua tanaman dari setiap baris tanaman dari masing-masing petak yang memiliki keragaan diameter kanopi terbaik. Tanaman terpilih asal Darmaga sebanyak 7 tanaman, Sukabumi 1 sebanyak 32 tanaman, Sukabumi 2 sebanyak 14 tanaman, Parung 1 sebanyak 25 tanaman dan Parung 2 sebanyak 36 tanaman.

(2)

Pelaksanaan Percobaan

Persiapan dimulai dengan mencari benih kacang bogor yang banyak dibudidayakan petani. Kacang bogor yang didapatkan berasal dari Darmaga, Sukabumi dan Parung. Namun kacang bogor ini harus dikeringkan terlebih dahulu karena kacang bogor yang didapatkan masih dalam kondisi basah. Setelah itu, persiapan lahan berupa pembabatan gulma dan olah tanah dilakukan satu minggu sebelum tanam, sekaligus dengan pemberian pupuk dasar berupa pupuk kandang dengan dosis 5 ton/ha dan pemberian kapur dengan dosis 400 kg/ha.

Lahan berukuran 77 m x 8 m dibagi menjadi lima petak yaitu Darmaga, Sukabumi 1, Sukabumi 2, Parung 1 dan Parung 2 dengan ukuran masing-masing petak berbeda tergantung jumlah benih yang ada dan kondisi lahan, namun kesemuanya itu untuk membentuk populasi sebesar 1,159 tanaman. Jarak tanam yang digunakan adalah 60 cm x 60 cm dengan setiap baris terdiri atas 13 tanaman. Jarak tanam lebar ini digunakan agar tanaman menunjukkan keragaan terbaik.

Penanaman dilakukan satu minggu setelah olah tanah dengan cara ditugal, 1 butir per lubang tanam. Pupuk urea dengan dosis 100 kg/ha diberikan dua kali, yaitu 1/3 dosis saat tanam dan sisanya pada saat 5 minggu setelah tanam (MST). Selain itu, diberikan pula pupuk SP-36 dan KCl dengan dosis masing-masing 150 kg/ha dan 75 kg/ha yang semuanya diberikan pada saat tanam pada lubang disamping lubang tanam. Untuk pengendalian hama dilakukan dengan pemberian Karbofuran dengan dosis 30 kg/ha bersamaan dengan ditanamnya benih pada lubang tanam. Pengendalian gulma dilakukan sesuai dengan keadaan di lapangan untuk menghindari banyaknya gulma pada saat panen yang menyulitkan pemanenan. Pembumbunan dilakukan saat tanaman berumur 4 MST, 7 MST, 10 MST dan 13 MST, pembumbunan dilakukan untuk memudahkan pembentukan polong. Pemeliharaan dilakukan sampai tanaman siap panen.

Panen dilakukan setelah tanaman berumur 111 HST dengan mencabut semua bagian tanaman. Sesaat sebelum panen, dilakukan penentuan tanaman terpilih. Tanaman terpilih diambil satu atau dua tanaman dari setiap baris tanaman dari masing-masing petak yang dilakukan berdasarkan keragaan diameter kanopi terbaik diantara tanaman dalam satu baris, yaitu yang diameter kanopinya terlebar. Pemilihan ini berdasarkan penelitian yang dilakukan Damayanti (1991) yang

(3)

mengatakan bahwa diameter kanopi saat panen mempunyai korelasi yang positif dengan bobot polong basah dan jumlah polong tetapi tidak dengan bobot polong kering. Selanjutnya dilakukan pengamatan berupa komponen hasil produksi, setelah itu kacang bogor dikeringkan dan disimpan.

Pengamatan Peubah yang diamati mencakup :

1. Umur berbunga (HST) per tanaman yang dihitung pada saat 50% populasi berbunga

2. Diameter kanopi dan panjang tangkai tanaman per tanaman yang diamati satu minggu sebelum panen

3. Jumlah polong total, jumlah polong bernas dan jumlah polong cipo per tanaman

4. Bobot polong basah per tanaman

5. Bobot polong kering total dan bobot polong kering bernas per tanaman 6. Jumlah cabang dan jumlah buku per tanaman untuk tanaman terpilih

Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis menggunakan :

1. Sebaran data untuk populasi asal dan tanaman terpilih

Dari data yang diperoleh untuk setiap peubah, ditentukan nilai terendah dan tertinggi serta dihitung rata-rata, ragam dan simpangan baku. Simpangan baku merupakan akar dari ragam. Perhitungan kisaran, rata-rata, ragam dan simpangan baku dihitung dengan bantuan software

(4)

2. Koefisien keragaman (KK) untuk populasi asal dan tanaman terpilih 𝐾𝐾 =𝜎𝜇 × 100% dan 𝐾𝐾 =𝑥 𝑠× 100%

Keterangan: KK = koefisien keragaman,  = simpangan baku populasi, 𝜇 = nilai tengah populasi, s = simpangan baku tanaman terpilih, 𝑥 = nilai tengah tanaman terpilih

3. Uji Kehomogenan Ragam (Uji F)

Ragam yang diuji adalah ragam populasi yang bertujuan untuk kesamaan nilai tengah kedua populasi. Apabila ragam antar petak sama besar tidak perlu dilakukan uji kehomogenan ragam, namun ragam antar petak dalam penelitian ini tidak sama besar. Asumsi data semua petak berdistribusi normal, sehingga metode pengujian ragam yang digunakan adalah pengujian ragam terbesar dibandingkan ragam terkecil.

𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =𝑠𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟

2 𝑠𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙2 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 𝐹∝ 2(𝑛 𝑠𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟2 − 1; 𝑛 𝑠

𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙2 − 1)

𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka ragam sama

Keterangan: s2 = ragam contoh, ∝= taraf nyata, n = jumlah data

4. Uji Nilai Tengah

 Populasi asal

Uji nilai tengah digunakan untuk mengetahui perbedaan diantara dua nilai tengah dari dua populasi. Dalam pengujian ini terdapat dua macam pengujian yaitu uji t untuk ragam sama dan uji t untuk ragam tidak sama. Oleh karena itu, terlebih dahulu dilakukan uji kehomogenan ragam sebelum melakukan uji nilai tengah. Pengolahan data untuk uji nilai tengah ini dilakukan dengan menggunakan software SAS 9.1.3.

 Tanaman terpilih

Uji nilai tengah pada tanaman terpilih dilakukan untuk mengetahui tanaman terpilih yang diambil dari populasi asal akan menunjukkan bahwa tanaman terpilih yang diambil merupakan tanaman yang baik. Dalam

(5)

penelitian ini, data dalam populasi diasumsikan normal. Uji nilai tengah dihitung dengan menggunakan rumus menurut Steel and Torrie (1993):

𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =

𝑥 − 𝜇 𝑠 𝑛 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 𝑡(∝ 2 ;𝑑𝑏 =𝑛−1)

𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka nilai tengah tidak nyata

Keterangan: 𝑥 = nilai tengah tanaman terpilih, 𝜇 = nilai tengah populasi, s = simpangan baku tanaman terpilih, db = derajat bebas, n = jumlah data tanaman terpilih

5. Korelasi antar karakter untuk tanaman terpilih

Hubungan antara karakter ditunjukkan dari nilai koefisien korelasinya (r) yang dihitung melalui rumus menurut Steel and Torrie (1993):

𝑟 = 𝑥 − 𝑥 𝑦 − 𝑦 𝑥 − 𝑥 2 𝑦 − 𝑦 2 Keterangan: x = peubah I, 𝑥 = nilai tengah peubah I

y = peubah II, 𝑦 = nilai tengah peubah II

Pengolahan data untuk pengujian korelasi dilakukan dengan menggunakan

software qbasic-KOREL. Nilai r dari perhitungan akan dibandingkan dengan nilai r dari tabel koefisien korelasi linear sederhana pada taraf nyata 5% dan 1%.

 Tidak berkorelasi (tidak nyata) jika r-hitung < r-tabel 5%

 Berkorelasi positif jika nilainya nyata (r-hitung > r-tabel 5% dan 1%) dan bernilai positif

 Berkorelasi negatif jika nilainya nyata (r-hitung > r-tabel 5% dan 1%) dan bernilai negatif

6. Kehomogenan koefisien korelasi untuk tanaman terpilih

Pengolahan data untuk pengujian korelasi dilakukan dengan menggunakan

(6)

dilakukan dengan menggunakan rumus menurut Steel and Torrie (1993) dengan beberapa tahapan dimulai dari:

 Menghitung Z’i

𝑍′𝑖 = 0.5 ln 1 + 𝑟 1 − 𝑟

Keterangan: Z’i = nilai transformasi dari r, r = koefisien korelasi  Menghitung 𝑍 ′𝑤

𝑍 ′𝑤 =

𝑛𝑖− 3 𝑍′𝑖 𝑛𝑖 − 3

Keterangan: 𝑍 ′𝑤 = nilai rata-rata terboboti, ni = jumlah data pada populasi ke-i, Z’i = nilai transformasi dari r

 Menghitung 2

2 = 𝑛

𝑖 − 3 𝑍′𝑖− 𝑍 ′𝑤 2

Keterangan: 2 = kriteria uji untuk kehomogenan korelasi, ni = jumlah data pada populasi ke-i, Z’i = nilai transformasi dari r, 𝑍 ′𝑤 = nilai rata-rata terboboti Nilai 2 dari perhitungan akan dibandingkan dengan nilai 2 dari tabel chi-square pada taraf nyata 5%.

 Homogen (tidak nyata) jika 2-hitung < 2

-tabel 5%

 Heterogen jika nilainya nyata (2-hitung > 2

-tabel 5% dan 1%)  Menghitung rp 𝑟𝑝 = 𝑒 2×𝑍 ′𝑤 − 1 𝑒 2×𝑍 ′𝑤 + 1

Keterangan: rp = koefisien korelasi yang diperoleh jika homogen, 𝑍 ′𝑤 = nilai rata-rata terboboti

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penemuan kajian ini, setelah syarikat menentukan strategi pemiagaannya • sarna ada strategi kepimpinan kos, strategi pembezaan keluaran atau strategi

Istilah dan definisi yang digunakan dalam standar ini adalah sebagai berikut: 3.1 alkohol anhidrous senyawa kimia hidrokarbon yang disebut juga etil alkohol atau etanol dengan

Panen duku di Kecamatan Katibung sebagian besar dilakukan oleh petani dengan cara diborongkan langsung kepada ke pedagang kecil, hanya sebagian kecil petani yang melakukan

Kraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat atau yang sekarang lebih dikenal dengan nama Kraton Yogyakarta merupakan pusat dari museum hidup kebudayaan Jawa yang ada

Dengan ditetapkannya Direksi dan Dewan Pengawas definitif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 ayat (4), maka untuk pertama kalinya Direksi definitif dengan

Kanak-kanak dalam peringkat umur 7 tahun ini telah mengalami perkembangan otot-otot halus, koordinasi mata dan tangan dan kanak-kanak dalam lingkungan umur ini juga

Untuk menambah data klik kanan pada menu data ortu siswa pilih “Baru” lalu akan muncul form input data wali siswa kemudian mengisikan data pada textbox yang tersedia, lalu klik

Kecepatan sinkron ini dihasilkan dari kecepatan putar rotor dengan kutub – kutub magnet yang berputar dengan kecepatan yang sama dengan medan putar