• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Dan PDRB Terhadap Pad Provinsi Jawa Barat Tahun Dwi Hastuti L.K., Encang Kadarisman, Aab Abdul Rohman

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Dan PDRB Terhadap Pad Provinsi Jawa Barat Tahun Dwi Hastuti L.K., Encang Kadarisman, Aab Abdul Rohman"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

i

ISSN : 2301-8828

Volume 6, Nomor 2, Juli – Desember 2016

SN :

Jurnal Ilmu Ekonomi

JIE

Alamat Redaksi

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya

Telp : 0265 – 330634 Fax : 0265-325812 e-mail : lp2m@unsil.ac.id

Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Dan PDRB Terhadap Pad Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2014

Dwi Hastuti L.K., Encang Kadarisman, Aab Abdul Rohman

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Penyerapan Tenaga Kerja, Dan Tingkat Pendidikan Terhadap Tingkat Pengangguran Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2003 – 2014

Ade Komaludin, Asep Yusup Hanapia, Dewi Yani Nugraeni

Pengaruh Defisit Anggaran, Nilai Tukar, Pertumbuhan Ekonomi Dan Jumlah Uang Beredar Terhadap Tingkat Inflasi Di Indonesia Tahun 2000-2014

Aso Sukarso, Andi Rustandi, Satria Nur Imaduddin

Kebijakan Implementasi Dak Sub Bidang Transportasi Perdesaan Dalam Rangka Mengurangi Ketimpangan Antar Daerah Di Indonesia

Wasifah Hanim

Pengaruh Dependency Ratio, Penanaman Modal Asing, Penanaman Modal Dalam Negeri, Dan Disparitas Pendapatan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2003-2014

Jumri, Hj Iis Surgawati, Derry Chairun Nissa

Pengaruh Umur, Tingkat Pendidikan, Status Pekerjaan Dan Pengeluaran Biaya Transportasi Terhadap Mobilitas Penduduk Tidak Permanen Di Provinsi Sumatera Barat

Salfadri, Agus Sutardjo

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah Periode Triwulan I 2009 - IV 2014

Apip Supriadi, Chandra Budhi L.S., Rizal Akmalludin

Program Studi

Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi

(2)

ii

JIE

(3)

i

ISSN : 2301-8828

Volume 6, Nomor 2, Juli – Desember 2016

Pembina Beben Bahren

(Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi) Penanggungjawab

Jumri

(Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan) Pimpinan Redaksi Apip Supriadi Sekertaris Redaksi Aso Sukarso Andi Rustandi Dewan Redaksi

Agus Sutardjo (FE Universitas Ekasakti Padang) Wasifah Hanim ( FE Universitas Widyatama Bandung)

Latif Kharie (FE Universitas Fatimura) Asep Yusup Hanapia (FE Universitas Siliwangi )

Ade Komaludin ( FE Universitas Siliwangi) Iis Surgawati (Fe Universitas Siliwangi) M. Syurya Hidayat (FE Universitas Jambi)

Ignatiamartha Hendrati (FE Universitas Veteran Jember) Dini Hariyanti ( FE Trisaksi Jakarta)

Sekertariat

Dwi hastuti LK, Chandra Budi LS, Encang Kadarisman, Nanang Rusliana, Fatimah Zahra Nasution

Alamat Redaksi

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya

Telp : 0265 – 330634 Fax : 0265-325812 e-mail : lp2m@unsil.ac.id

(4)

ii

ISSN : 2301-8828

Volume 6, Nomor 2, Juli – Desember 2016

DAFTAR ISI

DEWAN REDAKSI ... ... ..

i

DAFTAR ISI ... ...

ii

PENGANTAR REDAKSI ... ...

iii

Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Dan PDRB Terhadap PAD

Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2014

Dwi Hastuti L.K., Encang Kadarisman, Aab Abdul Rohman ……… 1241-1254 Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Penyerapan Tenaga Kerja, Dan

Tingkat Pendidikan Terhadap Tingkat Pengangguran Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2003 – 2014

Ade Komaludin, Asep Yusup Hanapia, Dewi Yani Nugraeni ……… 1255-1271 Pengaruh Defisit Anggaran, Nilai Tukar, Pertumbuhan Ekonomi Dan

Jumlah Uang Beredar Terhadap Tingkat Inflasi Di Indonesia Tahun 2000-2014

Aso Sukarso, Andi Rustandi, Satria Nur Imaduddin………

1272 -1293 Kebijakan Imlementasi DAK Sub Bidang Transportasi Perdesaaan

Dalam Rangka Mengurangi Ketimpangan Antar Daerah Di Indonesia Wasifah Hanim ……….

1294 -1310 Pengaruh Depencncy Ratio, Penanaman Modal Asing, Penanaman

Modal dalam Negeri, Dan Disparitas Pendapatan Terhadapa Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Jawa Barat Jawa Barat Tahun 2003 - 2014

Jumri, Hj Iis Surgawati, Derry Chairun Nissa ……….. 1311-1330 Pengaruh Umur, Tingkat Pendidikan, Status Pekerjaan Dan

Pengeluaran Baiaya Transportasi Terhadap Mobilitas Penduduk Tidak Permanen Di Provinsi Sumatra Barat

Salfadri, Agus Sutardjo ………..

1331-1352 Aanalisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Fluktuasi Nilai Tukar

Rupiah Periode Triwulan I 2009 -Triwulan IV 2014

Apip Supriadi, Chandra L.S., Rizal Akmalludin ………... 1353-1373

(5)

iii

ISSN : 2301-8828

Volume 6, Nomor 2, Juli – Desember 2016

Pengantar Redaksi

Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan ke hadhirat Allah SWT, bahwa atas Qudrot dan Irodat Nya, penerbitan jurnal penelitian Volume 6 No 2 Juli – Desember 2016 telah selesai di susun.

Pada penerbitan Volume ini terdapat perubahan dalam hal dewan redaksi, yaitu dengan meloibatkan staff pengajar dari Perguruan Tinggi di luar Unviersitas Siliwanagi Tasikmalaya, dengan harapan terjadi peningkatan kualitas penulisan pada jurnal ini. Harapan kami semoga jurnal ini menjadi pendorong dosen dalam melakukan penelitian sehingga dapat menunjang dalam peningkatan kualitas penelitian maupun kualitas akademik.

Semoga Jurnal Ilmu Ekonomi (JIE) ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca, Aamiin

Tasikmalaya, Agustus 2016

Dewan Penyunting

(6)

TAHUN 2003-2014

(The Effect Of Dependency Ratio, Foreign Direct Investment, Domestic Direct Investmentand Disparities Of Income Reserves To Economic Growth

In West Java Province During The Period Of 2003-2014)

Jumri1, Hj Iis Surgawati1 Derry Chairun Nissa2

Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of dependency ratio, foreign direct investment, domestic direct investment, and disparities of income, exchange reserves to economic growth in West Java during the period of 2003-2014.

The research method used is quantitative method by using time series of data were obtained from Statistics, Bank Indonesia and Investment Coordinating Board. The research model use multiple regression equation with data analysis techniques using ordinary least squares (OLS) and assisted by the application program Eviews8.Based on the t-test statistical dependency ratio and domestic foreign investment have a positive and no significant impact on economic growth in West Java. Direct foreign investmen has no significant and negative impact on economict growth in West Java. While disparities in income have a positive and significant impact on economic growth in Central Java.The study is based on the F-test statistics show that together disparities of income, population and inflation have a significant effect on economic growth in West Java.

Keywords: foreign direct investment, economic growth, inflation, exchange rates an foreign exchange reserves

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dependency ratio, penanaman modal asing, penanaman modal dalam negeri, dan disparitas pendapatan terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat pada periode 2005-2014. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kuantitatif dengan menggunakan data runtun (time series) yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat, Bank Indonesia dan Badan Koordinasi Penanaman Modal.Model penelitian menggunakan persamaan regresi dengan teknik analisis data menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS) serta dibantu oleh program aplikasi Eviews8. Berdasarkan hasil uji t-statistik dependency ratio dan penanaman modal dalam negeri berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Jawa Barat. Penanaman modal asing berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Jawa Barat. Sedangkan disparitas pendapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat. Hasil penelitian berdasarkan uji F-statistik menunjukkan

1 Staff Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi 2 Alumni Prodi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi

(7)

1312 bahwa secara bersama-sama disparitas pendapatan, jumlah penduduk dan inflasi berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat.

Kata Kunci: pertumbuhan ekonomi, dependency ratio, penanaman modal asing, penanaman modal dalam negeri, dan disparitas pendapatan.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Penelitian

Pertumbuhan ekonomi merupakan proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Suatu perekonomian dikatakan mengalami suatu perubahan akan perkembangannya apabila tingkat kegiatan ekonomi lebih tinggi daripada yang dicapai pada masa sebelumnya. Menurut Sadono Sukirno (1996: 33), pertumbuhan dan pembangunan ekonomi memiliki definisi yang berbeda, yaitu pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output perkapita yang terus menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan. Dengan demikian makin tingginya pertumbuhan ekonomi biasanya makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat. Pembangunan ekonomi pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang merata. Pemerataan pembangunan yang dimaksudkan adalah pembangunan pemerataan pusat dan daerah seperti yang diharapkan dalam penyelenggaraan otonomi daerah. Sesuai dengan UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan UU No. 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang kemudian direvisi UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintah Daerah dan UU No. 33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan daerah. Maka pemerintah pusat memberikan otonomi pemerintah daerah yang didasarkan pada otonomi luas, nyata dan bertanggung jawab dimana daerah mempunyai kewenangan untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintah menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakatnya.

Keberhasilan pembangunan suatu daerah dapat dilihat dari tingkat pertumbuhan ekonominya. Oleh sebab itu, setiap daerah selalu menetapkan target tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi didalam perencanaan dan tujuan pembangunan daerahnya. Begitu pula dengan Provinsi Jawa Barat yang memiliki cakupan target laju pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi di dalam RPJMD. Karena pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi. Adapun capaian indikator misi

(8)

TAHUN 2003-2014

Jumri, Hj Iis Surgawati, Derry Chairun Nissa

_________________________________________________________________

1313

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2012-2014 sebagaimana tertuang pada tabel di bawah ini :

Tabel 1

Capaian Indikator Misi RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2012-2014 Tahun Indikator Kinerja Satuan Capaian Kondisi Awal 2007 Target Realisasi 2012 Laju Pertumbuhan Ekonomi % per Tahun 6,48 6,3-6,8 6,21 2013 Laju Pertumbuhan Ekonomi % per Tahun 6,48 6 - 6,5 6,06 2014 Laju Pertumbuhan Ekonomi % per Tahun 6,48 6,2 - 6,8 5,61

Sumber : RKPD Provinsi Jawa Barat, BPS Jawa Barat

Dari Tabel 1 diatas dapat diketahui bahwa laju pertumbuhan ekonomi Jawa Barat 2012-2014 tidak mencapai target yang ditentukan. Bahkan realisasi dari tahun ke tahun cenderung menurun.

Periode 2012–2014 diwarnai oleh situasi perekonomian Indonesia yang kurang kondusif. Kondisi ini terkait dengan perkembangan perekonomian global yang tumbuh melambat disertai ketidakpastian yang tinggi, menyebabkan harga komoditas dunia masih dalam tren menurun. Lemahnya permintaan global dan koreksi harga mempengaruhi kinerja ekonomi Indonesia dari sisi eksternal yang ditandai oleh terbatasnya perbaikan ekspor, terutama di daerah-daerah yang selama ini mengandalkan sumber daya alam. meskipun demikian, perekonomian Jawa Barat masih mampu tumbuh di atas lima persen pada tiap tahunnya. Yang terendah adalah pertumbuhan tahun 2014 yang tercatat 5,61 persen sedangkan yang tertinggi adalah capaian tahun 2012 yang tercatat 6,21 persen.

Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, jumlah penduduk di Provinsi ini mencapai 43 juta jiwa atau sekitar 18% dari total penduduk di Indonesia. Jumlah tersebut terdiri dari 29% penduduk usia muda (0-15 tahun), 66% penduduk dengan usia produktif (15-64 tahun) serta 5% penduduk dengan usia tua (lebih dari 64 tahun). Hal ini menggambarkan betapa beruntungnya Jawa Barat dengan adanya surplus penduduk terutama tingginya jumlah penduduk usia

(9)

1314 produktif sehingga bisa meningkatkan produksi regional di berbagai sektor. Sejalan dengan teori Adam Smith yang beranggapan bahwa pertumbuhan ekonomi sebenarnya bertumpu pada adanya pertambahan penduduk. Dengan adanya pertambahan penduduk maka akan terdapat pertambahan output atau hasil.

Tetapi hal ini juga dapat menjadi penghalang bagi pertumbuhan ekonomi. Di negara maju pertumbuhan penduduk mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi, karena didukung oleh investasi yang tinggi, teknologi yang tinggi dan lainlain. Akan tetapi di negara berkembang, akibat pertumbuhan penduduk terhadap pembangunan tidaklah demikian, karena kondisi yang berlaku sama sekali berbeda dengan kondisi ekonomi negara maju. Ekonomi negara berkembang modal kurang, teknologi masih sederhana, tenaga kerja kurang ahli karena itu, pertumbuhan penduduk benar-benar dianggap sebagai hambatan pembangunan ekonomi, dimana pertumbuhan penduduk yang cepat memperberat tekanan pada lahan dan menyebabkan pengangguran dan akan mendorong meningkatnya beban ketergantungan (dependency ratio). Penyediaan fasilitas pendidikan dan sosial secara memadai semakin sulit terpenuhi (Todaro, 1995).

Adapun rasio beban tanggungan penduduk Provinsi Jawa Barat Tahun 2012-2014 sebagaimana tertuang pada tabel di bawah ini:

Tabel 2

Dependency Ratio (Rasio Beban Tanggungan Penduduk) Provinsi Jawa Barat Tahun 2012-2014

Tahun Dependency Ratio

2012 44,77

2013 48,39

2014 51,20

Sumber : BPS Jawa Barat, Jawa Barat Dalam Angka, diolah

Dari Tabel 2 diatas dapat diketahui dependency ratio Jawa Barat mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Dimana tingkat dependency ratio terendah terjadi pada tahun 2012 sebesar 44,77. Sementara tingkat dependency ratio tertinggi terjadi pada tahun 2014 sebesar 51,20. Hal ini berarti bahwa setiap 100 orang berusia produktif menanggung sekitar 52 orang penduduk usia non

(10)

TAHUN 2003-2014

Jumri, Hj Iis Surgawati, Derry Chairun Nissa

_________________________________________________________________

1315

produktif yaitu mereka yang berusia dibawah 15 tahun dan 65 tahun keatas. Peningkatan dependency ratio akan menghambat pertumbuhan ekonomi karena tanggungan usia produktif akan meningkat dengan demikian produktivitas masyarakat akan menurun.

Selain itu, faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah faktor investasi. Menurut Sadono Sukirno dalam teori Neo-Klasik pertumbuhan ekonomi tergantung kepada pengembangan faktor-faktor produksi antara lain tingkat pertumbuhan modal, tingkat pertumbuhan penduduk, tingkat pertumbuhan teknologi.

Pertumbuhan modal provinsi Jawa Barat tercermin antaran lain dari adanya investasi langsung. Investasi langsung berupa penanaman modal asing (PMA) maupun penanaman modal dalam negeri (PMDN) akan mempertinggi tingkat penanaman modal dan selanjutnya mempercepat pembangunan ekonomi daerah, pemerintah daerah perlu membuat kebijakan yang mendukung penanaman modal yang saling menguntungkan baik bagi pemerintah daerah, pihak swasta maupun terhadap masyarakat.

Jawa Barat sebagai salah satu kota tujuan wisata memiliki potensi yang tinggi sebagai daerah maju. Hal ini dikarenakan sumber daya yang dimiliki cukup strategis dan memiliki jumlah yang melimpah. Dengan tumbuhnya iklim investasi yang sehat dan kompetitif diharapkan akan memacu perkembangan investasi yang saling menguntungkan dalam pembangunan daerah. Untuk melihat perkembangan realisasi investasi di provinsi Jawa Barat dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3

Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri Provinsi Jawa Barat Tahun 2012-2014

(miliar rupiah)

Sumber: BPS Jawa Barat

Tahun Penanaman Modal

Asing Penanaman Modal Dalam Negeri

2012 36.656,60 16.024,00

2013 51.074,70 18.487,20

(11)

1316 Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa selama tahun 2012-2014 investasi PMDN di provinsi Jawa Barat terus meningkat. Selama 3 tahun terakhir investasi PMDN di Jawa Barat mengalami kenaikan yang tinggi terutama di tahun 2014 yaitu mencapai 18.726,90 (miliar rupiah). Nilai investasi PMA selama 3 tahun terakhir selalu meningkat pada tahun 2014 mengalami peningkatan yang besar senilai 85.306,00 (miliar rupiah).

Faktor lain yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi selain faktor dependency ratio dan tingkat investasi adalah disparitas pendapatan. Pertumbuhan ekonomi sering kali diikuti dengan perubahan struktur pendapatan, terutama bagi negara yang sedang berkembang. Masalah yang biasa dihadapi oleh negara-negara yang sedang berkembang seperti Indonesia adalah masalah mengenai kesenjangan ekonomi/ketimpangan distribusi pendapatan antar kelompok masyarakat yang berpendapatan tinggi dan kelompok masyarakat yang berpendapatan rendah, serta tinggi rendahnya tingkat kemiskinan. Meningkatkan pendapatan penduduk sebagai salah satu indikator kesejahteraan sering kali dijadikan sebagai sasaran akhir dari pembangunan nasional suatu negara.

Tabel 4

Disparitas Pendapatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2012-2014 Tahun Disparitas Pendapatan

2012 0,42

2013 0,40

2014 0,41

Sumber : BPS Jawa Barat

Disparitas pendapatan di provinsi Jawa Barat bisa diketahui dari indeks gini (gini ratio) yang mengukur derajat ketimpangan dimana angka indeks gini meningkat pada tahun 2012 sebesar 0,42 serta menurun mencapai 0,41 pada tahun 2014. Disparitas pendapatan yang tidak merata, tidak akan menciptakan kemakmuran bagi masyarakat umum dimana akibat adanya disparitas pendapatan maka akan mepengaruhi terhadap pertumbuhan ekonomi.

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas maka peneliti tertarik untuk mengambil judul “Pengaruh Dependency Ratio, Penanaman Modal Asing, Penanaman Modal Dalam Negeri dan Disparitas Pendapatan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Barat Pada Tahun 2005-2014”

(12)

TAHUN 2003-2014

Jumri, Hj Iis Surgawati, Derry Chairun Nissa

_________________________________________________________________

1317

Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui apakah dependency ratio, tingkat investasi, dan disparitas pendapatan berpengaruh secara parsial dan bersama-sama terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Barat Tahun 2003 – 2014.

KERANGKA PEMIKIRAN

Semakin tinggi angka dependency ratio menggambarkan semakin berat beban yang harus ditanggung oleh penduduk usia produktif karena harus mengeluarkan sebagian pendapatannya untuk memenuhi kebutuhan penduduk usia non produktif sehingga pendapatan yang ada lebih banyak digunakan untuk konsumsi daripada menabung dan mengakibatkan penurunan dalam pembentukan modal dan akan menurunkan tingkat pertumbuhan ekonomi.

Studi empiris mengenai pengaruh arus masuk modal asing terhadap pertumbuhan ekonomi di negara-negara sedang berkembang telah banyak dilakukan. Peran modal asing dalam perekonomian atau pertumbuhan ekonomi sampai saat ini masih diperdebatkan, baik mengenai intensitas maupun arahnya. Menurut Michael F. Todaro (1994) terdapat dua kelompok pandangan mengenai modal asing. Pertama, kelompok yang mendukung modal asing, mereka memandang modal asing sebagai pengisi kesenjangan antara persediaan tabungan, devisa, penerimaan pemerintah, ketrampilan manajerial, serta untuk mencapai tingkat pertumbuhan. Kedua, kelompok yang menentang modal asing dengan perusahaan multi nasionalnya, berpendapat bahwa modal asing cenderung menurunkan tingkat tabungan dan investasi domestik. Penanaman modal asing dan Utang luar negeri merupakan salah satu cara yang ditempuh oleh pemerintah Indonesia guna mengatasi defisit tabungan nasional yang mana dapat mendorong pembangunan nasional untuk mendapatkan pertumbuhan ekonomi yang baik.

Penanaman modal dalam negeri dapat diartikan sebagai pengeluaran atau pembelanjaan penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang produksi, untuk menambah kemampuan untuk memproduksi barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian yang berasal dari investasi dalam negeri.

(13)

1318 Investasi menghimpun akumulasi modal dengan membangun sejumlah gedung dan peralatan yang berguna bagi kegiatan produktif, maka output potensial suatu bangsa akan bertambah dan pertumbuhan ekonomi jangka panjang juga akan meningkat. Jelas dengan demikian bahwa investasi khususnya Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) memainkan peranan penting dalam menentukan jumlah output pendapatan. Kekuatan ekonomi utama yang menentukan investasi adalah hasil biaya investasi yang ditentukan oleh kebijakan tingkat bunga dan pajak, serta harapan mengenai masa depan (Samuelson dan Nordhaus, 193:183. Jadi PMDN mmpunyai pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi.

Berdasarkan penelitian dari Danu Winoto dalam skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Penanaman Modal Asing, Penanaman Modal Dalam Negeri, Ekspor Total dan Kredit Perbankan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia tahun 1970-2008, menjelaskan bahwa PMDN berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia yaitu dalam jangka pendek mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, dengan nilai koefisien 0,995965. Artinya, jika PMDN 1% akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi turun sebesar 0,995965%. Sedangkan dalam jangka panjang PMDN mempunyai pengaruh positif akan tetapi tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, dengan nilai koefisien sebesar 0,0000212. Artinya, PMDN dalam jangka panjang mempunyai pengaruh yang tidak terlalu besar terhadap pertumbuhan ekonomi, dengan penjelasan bahwa setiap kenaikan PMDN sebesar 1% maka hanya menaikkan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,0000212% saja.

Inti permasalahan pembangunan ekonomi nasional terletak pada tingginya disparitas (kesenjangan) antarwilayah. Hal ini terlihat dari segi kegiatan ekonomi, pembangunan infrastruktur, sampai tingkat kemiskinan yang begitu timpang. Di kota yang menjadi pusat bisnis, segala sarana dan prasarana tergarap dengan baik. Akan tetapi, di daerah yang bukan pusat bisnis, sarana dan prasarana tidak tergarap. Hal ini kemudian yang membuat aktivitas ekonomi jadi rendah di banyak daerah.

Alisjahbana (2005) dalam Noegroho dan Soelistianingsih (2007), mengatakan bahwa ketimpangan juga sering terjadi secara nyata antara daerah kabupaten/kota di dalam wilayah provinsi itu sendiri. Kesenjangan antar daerah terjadi sebagai konsekuensi dari pembangunan yang terkonsentrasi. Berbagai program yang dikembangkan untuk menjembatani kesenjangan baik ketimpangan

(14)

TAHUN 2003-2014

Jumri, Hj Iis Surgawati, Derry Chairun Nissa

_________________________________________________________________

1319

distribusi pendapatan maupun kesenjangan wilayah belum banyak membawa hasil yang signifikan. Bahkan yang sering terjadi adalah kebijakan pembangunan yang dilakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi tetapi justru dapat menambah kesenjangan baik terhadap distribusi pendapatan maupun kesenjangan wilayah.

Dari uraian diatas dapat ditarik sebagai hubungan variabel bebas dengan variabel terikat yang dapat di gambarkan sebagai berikut:

Gambar 1 Kerangka Pemikiran

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

Objek Penelitian

Objek penelitian yang akan di analisis adalah dependency ratio¸

penanaman modal asing, penanaman modal dalam negeri, disparitas pendapatan dan pertumbuhan ekonomi

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dimana metode deskriptif adalah pengumpulan informasi mengenai suatu gejala yang ada, yaitu keadaan menurut apa adanya pada saat penelitian dilaksanakan.

Dependency Ratio (X1) Pertumbuhan Ekonomi (Y) Penanaman Modal Asing (X2) Penanaman Modal Dalam Negeri (X3)

Disparitas

Pendapatan

(X4)

(15)

1320

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder runtun waktu (time series), yaitu data yang diperoleh berdasarkan informasi yang telah disusun dan dipublikasikan oleh BPS, Bappenas, Bappeda serta beberapa unit SKPD yang ada di lingkungan Pemerintahan Provinsi Jawa Barat, Selain itu data diperoleh juga melalui media publik yang ada di internet diantaranya pada situs (www.pusdalisbang.jabarprov.go.id).

Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan sebisa mungkin menghasilkan nilai parameter model yang baik. Metode analisis dalam penelitian ini akan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS). Berdasarkan teori yang telah dijelaskan sebelumnya maka penulis mendefinisikan permasalahan yang diteliti kedalam sebuah fungsi matematika sebagai berikut:

LPE = f (DR,PMA, PMDN,DP) Dimana :

LPE =β0+Log β1DR+ Log β2PMA+ Log β3 PMDN + Log β4 DP+ e

Dimana :

LPE : Laju Pertumbuhan Ekonomi (dalam satuan persen) DR : Dependency Ratio (dalam satuan orang)

inf : Tingkat Penanaman modal asing, penanaman modal dalam negeri (dalam satuan Persen)

DP : Disparitas Pendapatan (dalam satuan indeks) β0 : Intercept

β1,β2,β3 : Koefisien e : error term

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan model persamaan regresi. Analisis regresi bermanfaat terutama untuk tujuan peramalan (estimation) yaitu bagaimana variabel independen digunakan untuk mengestimasi nilai variabel dependen.

HASIL DAN PEMBAHASAN

(16)

TAHUN 2003-2014

Jumri, Hj Iis Surgawati, Derry Chairun Nissa

_________________________________________________________________

1321

Hasil penelitian untuk Pengaruh Dependency Ratio, Penanaman Modal Asing, Penanaman Modal Dalam Negeri dan Disparitas Pendapatan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Barat Periode Tahun 2003-2014, pengolahan datanya dilakukan menggunakan regresi linear berganda dengan menggunakan metode OLS (Ordinary Least Square) untuk model persamaan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

Y = 𝛽𝛽0 +𝛽𝛽1 X1 + 𝛽𝛽2 X2 + 𝛽𝛽3logX3 + 𝛽𝛽4 logX4 + e

Y = 3.567305 + 0.833092 - 0.613473+ 0.438826+ 2.335633 t-Statistic (0.319376) (-1.947234) (1.528661) (3.222266) R-Squared (0.773650)

F Statistik (5.981391)

Berdasarkan persamaan di atas diketahui bahwa koefisien tiap variable bebas masing-masing adalah 0.833092 untuk Dependency Ratio, -0.613473 untuk penanaman modal asing, 0.438826 untuk penanaman modal dalam negeri dan 2.335633 untuk disparitas pendapatan. Yang dimaksud koefisien dalam penelitian ini adalah pengaruh tiap variabel bebas terhadap variabel tetap yaitu variabel laju pertumbuhan ekonomi (LPE).

Uji Hipotesis

Uji Signifikasi Parameter Individual t-Statistik

Hasil pengujian t-statistik parsial dari model regresi linier (bersama) dari penelitian yang dilakukan sebagaimana tertera pada Tabel 1 di bawah ini:

Tabel 5

Hasil Uji t Pengaruh Dependency Ratio, Penanaman Modal Asing, Penanaman Modal Dalam Negeri dan Disparitas Pendapatan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Barat Periode Tahun 2003-2014

Variabel Prob(t-statistik) Signifikansi

Dependency Ratio 0.7588 Tidak Signifikan

Penanaman Modal Asing 0.0925 Tidak Signifikan Penanaman Modal Dalam Negeri 0.1702 Tidak Signifikan Disparitas Pendapatan 0.0146 Signifikan Sumber : Pengolahan Data Eviews 8

(17)

1322 Berdasarkan data tersebut pada tabel 5 diatas, dapat dikatakan bahwa pada level of significance 5% variabel bebas yang terdiri dari Dependency Ratio, penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negeri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat yaitu pertumbuhan ekonomi, hal ini dapat diketahui dari nilai probabilitas t-statistiknya yang lebih besar dari 0,05. Sedangkan variabel bebas disparitas pendapatan berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat laju pertumbuhan ekonomi, hal ini dapat diketahui dari nilai probabilitas t-statistiknya yang kurang dari 0,05. Nilai probabilitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui signifikansi masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.

Secara parsialuntuk pengaruh Dependency Ratio terhadap Pertumbuhan Ekonomi memiliki koefisien korelasi yang positif (0.833092) dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, yang ini berarti kenaikan koefisien Dependency Ratio sebanyak 1 persen akan menaikan rasio tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 0.833092 persen. Dependency Ratiodinilai tidak signifikan(karena, dilihat dari probabilitasnya yaitu0,4382 yang lebih dari 0,05.

Untuk pengaruh penanaman modal asing terhadap pertumbuhan ekonomi memiliki koefisien korelasi yang negatif (-0.613473) dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Interpretasinya bahwa pada setiap kenaikan penanaman modal asing sebanyak 1 persen akan menurunkan rasio pertumbuhan ekonomi sebesar 0.613473 persen. Penanaman modal asing dinilai tidak signifikankarena dilihat dari nilai probabilitasnya yang lebih dari 0,05.

Untuk pengaruh penanaman modal dalam negeri terhadap pertumbuhan ekonomi bahwa suku bunga memiliki koefisien korelasi yang positif (0.438826) dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini berarti kenaikan koefisien penanaman modal dalam negeri sebanyak 1 persen akan menaikan rasio tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 0.438826 persen. Penanaman modal dalam negeriini dinilai tidak signifikan karena probabilitasnya yang seharusnya kurang dari 0,05 yaitu sebesar 0.1702.

Untuk pengaruh disparitas pendapatan terhadap pertumbuhan ekonomi bahwa disparitas pendapatan memiliki koefisien korelasi yang positif (2.335633) dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini berarti kenaikan koefisien tingkat disparitas pendapatan sebanyak 1 persen akan menaikan rasio tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 2.335633 persen.

(18)

TAHUN 2003-2014

Jumri, Hj Iis Surgawati, Derry Chairun Nissa

_________________________________________________________________

1323

Uji Signifikasi F-Statistik

Pengujian ini dilakukan dan bertujuan untuk melihat apakah terdapat pengaruh yang signifikan (secara bersama-sama) antara Dependency Ratio, Penanaman Modal Asing, Penanaman Modal Dalam Negeri dan Disparitas Pendapatan terhadap Pertumbuhan Ekonomimelalui perbandingan Fhitung dengan

Ftabel pada persamaan.

Dari hasil perhitungan diperoleh Fhitung adalah 5.981391pada kriteriaFtabel dengantaraf nyata 5% yang besarnya adaalah 3.83.Berdasarkan hasil perhitungan, bahwa Fhitung>Ftabel atau 5.981391>3.83yang artinya bahwa pengaruh

dependency ratio, PMA, PMDN, dan disparitas pendapatan terhadap

pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Barat periode tahun 2003-2014 secara bersama-sama adalah signifikan.

Koefisien Determinasi (R2)

Hasil pengolahan diperoleh nilai R2 adalah sebesar 0.773650 hal ini berarti dependency ratio, penanaman modal asing, penanaman modal dalam negeri dan disparitas pendapatan dapat menjelaskan perubahan pada Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) sebesar 77,36% dan sisanya 22,64% dijelaskan oleh variable/faktor lain diluar model.

Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas

Hasil pengujian normalitas data diperoleh hasil sebagaimana Gambar 2 berikut: 0 1 2 3 4 5 6 -0.75 -0.50 -0.25 0.00 0.25 0.50 Series: Residuals Sample 2003 2014 Observations 12 Mean -4.07e-16 Median 0.010627 Maximum 0.486941 Minimum -0.680117 Std. Dev. 0.322565 Skewness -0.430331 Kurtosis 2.948508 Jarque-Bera 0.371695 Probability 0.830400

(19)

1324

Sumber : Pengolahan data eviews 8

Gambar 2 Hasil Uji Normalitas

Pada Gambar 2 merupakan pengujian normalitas data penelitian menggunakan Histogram Normality Test dengan membandingkan nilai

Jarque-Bera lebih kecil dari χ2 tabel sebesar 15,50731. Pada pengujian ini nilai

Jarque-Bera sebesar 0.371695 lebih kecil dari nilai χ2 tabel sebesar 15,50731, sehingga

dapat dinyatakan bahwa data yang digunakan pada periode penelitian yang dilakukan adalah berdistribusi normal.

Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah kondisi adanya hubungan linier antar variabel independen. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.Cara yang digunakan untuk menguji gejala multikolinearitas dalam penelitian ini dengan menggunakan nilai koefisien korelasi antar variabel independen. Bila nilai koefisien korelasi lebih dari 0,85 maka terdapat gejala multikolinieritas sebaliknya jika angka koefisen korelasi kurang dari 0,85 maka tidak terdapat gejala multikolieritas sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 6

Hasil Correlations Regresi Dependency Ratio, PMA, PMDN, dan Disparitas Pendapatan Jawa Barat 2003-2014

DR PMA PMDN DP

DR 1.000000 -0.427468 -0.312314 -0.360771 PMA -0.427468 1.000000 0.721173 0.759493 PMDN -0.312314 0.721173 1.000000 0.712387

DP -0.360771 0.759493 0.712387 1.000000 Sumber : Pengolahan Data Eviews 8

Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi antara observasi satu dengan observasi lain yang berlainan waktu (Widarjono, 2007). Dalam penelitian ini digunakan uji Breusch-Godfrey (BG) Serial Corelation LMTest untuk mendeteksi ada tidaknya gejala autokorelasi. Hasil uji Breusch-Godfrey (BG):

(20)

TAHUN 2003-2014

Jumri, Hj Iis Surgawati, Derry Chairun Nissa

_________________________________________________________________

1325

Tabel 7 Hasil Uji Autokorelasi

F-statistic 3.300474 Prob. F(2,5) 0.1220 Obs*R-squared 6.828009 Prob. Chi-Square(2) 0.0329

Sumber : Pengolahan data eviews 8

Penelitian mengenai pengaruhDependency Ratio, PMA, PMDN, dan disparitas pendapatan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Barat tahun 2003-2014 pada nilai degree of freedom (df) sebesar 8 dengan

menggunakan α = 5% diperoleh nilai χ2 tabel sebesar 15,50731kemudian

dibandingkan dengan nilai Obs*Rsquared Breusch-Godfrey(BG) test hasil regresi yang diperoleh hasilnyasebesar 6.828009 maka nilai Obs*Rsquared Breusch-Godfrey (BG) test ternyata lebih kecil dibandingkan nilai χ2 tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi persamaan tersebut bebas dari gejala autokolerasi.

Uji Heteroskedastisitas

Melalui penggunaan Uji white dalam mendeteksi gejala heteroskedastisitas yang terjadi dalam model persamaan regresi diperoleh hasil sebagaimana tertera pada Tabel 8 berikut:

Tabel 8

Hasil White Heteroskedasticity test Dependency Ratio, PMA, PMDN, dan Disparitas Pendapatan Tahun 2003-2014

F-statistic 1.848533 Prob. F(4,7) 0.2244 Obs*R-squared 6.164288 Prob. Chi-Square(4) 0.1872 Scaled explained SS 2.043566 Prob. Chi-Square(4) 0.7277 Sumber : pengolahan data eviews 8

Untuk model pengaruh variabel Dependency Ratio, penanaman modal asing, penanaman modal dalam negeri dan disparitas pendapatanterhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Barat tahun 2003-2014, pada α = 5% dari nilai degree of freedom (df) sebesar 8 diperoleh nilai χ2 tabel sebesar 15,50731 dibandingkan dengan nilai Obs* R-squared White Heteroskedasticity Test sebesar 6.164288, maka dapat disimpulkan bahwa hasil regresi tersebut terbebas dari

(21)

1326 gejala heteroskedastisitas karena nilai Obs*R squared White Heteroskedasticity Test lebih kecil dibandingkan dengan nilai χ2 tabel.

Pembahasan

Pengaruh Dependency Ratio, PMA, PMDN, Dan Disparitas Pendapatan Secara Parsial Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Jawa Barat

Pengaruh Dependency Ratio terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Barat

Berdasarkan hasil regresi dengan tingkat keyakinan 95% diketahui bahwa pengaruh Dependency Ratio secara parsial adalah searah dan tidak berpengaruh nyata terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Barat. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian terdahulu yang diteliti oleh Muh Mahdi Kharis menyatakan bahwa pengaruh dependency ratio tidak searah dan nyata terhadap Pertumbuhan Ekonomi.

Hal ini menunjukan pengaruh dependency ratio tidak terlalu besar terhadap pertumbuhan ekonomi. Selain karena angka dependency ratio merupakan angka kasar dalam melihat beban ketergantungan penduduk, namun penduduk usia produktif belum tentu bekerja semuanya. Hal tersebut dapat dilihat dari fakta angka pengangguran di Jawa Barat. Angka produktivitas kerja untuk usia SMA/SMK berada di peringkat ketiga terendah di seluruh Indonesia. Rata-rata mereka hanya menghabiskan sekitar 8 tahun untuk menempuh pendidikannya, jadi sebagian besar angka lulusan sekolah hanya sampai SD dan SMP. Selain itu pada saat ini banyak penduduk yang dianggap memasuki usia tidak produktif (65+) namun justru masih memiliki penghasilan seperti mendapat uang pensiun atau memiliki usaha yang terus berjalan dan memberikan pendapatan. Begitu pula sebaliknya penduduk usia produktif (15-65 tahun) pada saat ini justru banyak yang tidak memiliki penghasilan (pengangguran) dan menjadi beban tanggungan karena alasan belum memiliki pekerjaan ataupun karena masih mencari pekerjaan.

Pengaruh PMA terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Barat

Berdasarkan hasil regresi dengan tingkat keyakinan 95% diketahui bahwa pengaruh PMA secara parsial tidak searah dan tidak nyata terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Barat. Hal ini sejalan dengan hipotesis peneliti dan penelitian terdahulu yang diteliti oleh Eko Prasetyo menyatakan bahwa PMA berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi.

(22)

TAHUN 2003-2014

Jumri, Hj Iis Surgawati, Derry Chairun Nissa

_________________________________________________________________

1327

Rendahnya kualitas dan produktivitas sumber daya manusia sehingga rencana alih teknologi belum terlaksana dengan baik, serta terjadinya persaingan yang semakin ketat dalam menarik investasi asing oleh negara maju maupun negara berkembang.

Penanaman Modal Asing tidak signifikan juga disebabkan oleh beberapa faktor (Bambang Kustituanto dan Istikomah, 1999:9) :

1).

Risk country,

yaitu pasar domestik yang kecil sehingga menyebabkan

rate if return

dari modal rendah dan kurang tersedianya fasilitas

pendukung seperti transportasi, tenaga kerja terampil, dan teknologi.

2). Pengembangan penanaman modal di Indonesia masih terhambat oleh

rumitnya proses pengurusan izin-izin akibat birokrasi yang berbelit-belit

serta kurangnya keterpaduan koordinasi antar departemen yang terkait.

3). Masih minimnya informasi tentang sumber-sumber dana dari sektor

perbankan yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung pembiayaan

proyek.

Pengaruh PMDN Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Barat

Berdasarkan hasil regresi dengan tingkat keyakinan 95% diketahui bahwa pengaruh PMDN secara parsial searah dan tidak nyata terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Barat. Hasil ini sejalan dengan hipotesis yang dibuat oleh peneliti yaitu berpengaruh secara parsial dan silmultan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Barat. Kenaikan koefisien PMDN sebanyak 1 miliyar akan meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi sebesar 0.373837 miliyar.

Dilihat dari perkembangan Penanaman Modal Dalam Negeri yang terjadi di Jawa Barat selama periode tahun 2003 sampai 2014 mengalami peningkatan dan penurunan. Kenaikan PMDN yang cukup besar terjadi pada tahun 2010 dan mengalami penurunan kembali pada tahun 2011 dan pada tahun 2012 sampai tahun 2014 terus mengalami kenaikan. Jika dibandingkan dengan perkembangkan LPE dari tahun ke tahunnya yang terus mengalami peningkatan dan penurunan. Hal ini menunjukan bahwa kurang adanya pengaruh PMDN yang cukup besar terhadap LPE namun dengan hasil pengolahan data menunjukan adanya hubungan antara PMDN terhadap Pertumbuhan Ekonomi.

(23)

1328 Pengaruh Disparitas Pendapatan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Jawa Barat

Berdasarkan hasil regresi diketahui bahwa pengaruh Disparitas Pendapatan secara parsial adalah searah dan nyata terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Barat.Dilihat dari nilai probablitasnya sebesar 0.0131< 0,05. Hal ini menandakan bahwa tingkat disparitas pendapatan yang diukur dengan rasio Gini berjalan searah dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Barat, yaitu semakin tinggi tingkat disparitas pendapatan maka Pertumbuhan Ekonomi semakin meningkat pula. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh penelitian terdahulu bahwa temuan ini menunjukkan adanya trade-off antara pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan distribusi pendapatan di Jawa Barat. Hal ini sesuai dengan teori Kuznets dan Kaldor yang menyatakan bahwa ketidakmerataan distribusi pendapatan merupakan kondisi yang diperlukan bagi tercapainya peningkatan ekonomi. Ini berarti bahwa semakin tidak meratanya distribusi pendapatan suatu negara, semakin tinggi pula laju pertumbuhan ekonominya karena orang-orang kaya memiliki rasio tabungan yang lebih tinggi dari pada orang-orang miskin sehingga akan meningkatkan aggregate saving rate

yang diikuti oleh peningkatan investasi sebagai modal pembangunan yang akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Pengaruh Dependency Ratio, PMA, PMDN Dan Disparitas Pendapatan secara Bersama-sama Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Barat

Berdasarkan hasil regresi diketahui bahwa Dependency Ratio, PMA, PMDN dan Disparitas Pendapatan secara simultan memberikan pengaruh yang signifikan (nyata) terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Barat.Dari hasil perhitungan diperoleh Fhitungadalah 5.777559 dengan Ftabel pada taraf nyata 5% adalah 3.83. Berdasarkan Hasil perhitungan diatas, maka dapat dilihat bahwa

Fhitung>Ftabelatau 5.777559>3.83 artinya bahwa pengaruh variabel Dependency Ratio, PMA, PMDN, dan Disparitas Pendapatan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Barat periode 2003-2014 secara bersama sama adalah signifikan. Sedangkan jika diuji secara parsial tidak semua variabel hasilnya signifikan. Variabel yang tidak signifikan yaitu Dependency Ratio, PMA, dan PMDN.Sedangkan yang signifikan hanya variabel Disparitas Pendapatan.

(24)

TAHUN 2003-2014

Jumri, Hj Iis Surgawati, Derry Chairun Nissa

_________________________________________________________________

1329

Berdasarkan hasil penelitian, perhitungan dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, penelitian in menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :

Variabel Dependency Ratio, Penanaman Modal Dalam Negeri memiliki korelasi positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Barat tahun 2003-2014. Sedangkan variabel Penanaman Modal Asing memiliki korelasi negatif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Barat tahun 2003-2014. Variabel Distribusi Pendapatan memiliki korelasi positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Barat tahun 2003-2014.

Variabel Dependency Ratio, Penanaman Modal Asing, Penanaman Modal Dalam Negeri dan Distribusi Pendapatan secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan (nyata) terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Barat tahun 2003-2014.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, L. (1999) Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Badan Pusat Statistik. Jawa Barat Dalam Angka berbagai edisi : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

Bonet, Jaime. 2006. “Fiscal Decentralization and Regional Income Disparities: Evidence from The Colombian Experience,” Springer Verlag.

Badan Pusat Statistik Jawa Barat. Penanaman Modal Asing 2006-2014

Badan Pusat Statistik Jawa Barat. Penanaman Modal Dalam Negeri 2006-2014 Baldwin, Robert E. 1986, “Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi” ,

terjemahan St.Dianjung, PT Bina Aksara Jakarta. Boediono,1985, Teori Pertumbuhan Ekonomi, BPFE, Yogyakarta.

Sitindaon, Daniel. 2013 “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Demak,” Skripsi, Universitas Negeri Semarang,.

Dumairy. 2000. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Gujarati, Damodar. 2006. Dasar-Dasar Ekonometrika.Jakarta: Erlangga.

Gomes, Orlando. 2007. “Space, Growth and Technology: an Intregated Dynamic Approach,” Lisbon. Portugal.

Herrick, Bruce/Charles P Kindleberger. 1988 “Ekonomi Pembangunan,” terjemahan Drs. Komarudin, Bina Aksara Jakarta.

Ghozali, Imam.2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. BP Undip

Jhingan, M.L., 1994, Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, Cetakan 5, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Jhingan, M L. 1999. “Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan,” terjemahan D.Guritno, CV Rajawali Jakarta.

(25)

1330 Mahdi Kharis, Muh. 2011 “Pengaruh Faktor-Faktor Kependudukan Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Pemalang,” Skripsi, Universitas Diponegoro.

Myrdal, Gunnar. 1957. “Economic Theory and Underdeveloped Regions,” London: Duckworth.

Purwa Aditia, Amy. 2010 “Pengaruh Faktor-Faktor Demografi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi 35 Kota/Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008,” Skripsi, Universitas Diponegoro.

Prasetyo, Eko. 2011 “Analisis Pengaruh Penanaman Modal Dalam Negeri (Pmdn), Penanaman Modal Asing (Pma), Tenaga Kerja, Dan Ekspor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Jawa Tengah Periode Tahun 1985 – 2009”

Jurnal, Universitas Negeri Semarang.

Retnosari, Devi. 2006 “Analisis Pengaruh Ketimpangan Pendapatan Terhadap Pertumbuhan Ekonom Jawa Barat”, Jurnal, Institut Pertanian Bogo Rizki Syaharani, Febrina. 2011 “Pengaruh Penanaman Modal Dalam Negeri,

Penanaman Modal Asing, Dan Utang Luar Negeri Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia Periode 1985-2009”, Jurnal,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah RKPD Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

Rukmana, Indra. 2012 “Pengaruh Disparitas Pendapatan, Jumlah Penduduk dan Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Tengah Tahun 1984-2009,” Jurnal, Universitas Negeri Semarang.

Salim, Emil. 1984. “Pembangunan Berwawasan Lingkungan,” PT Pustaka LP3ES. Jakarta.

Samuelson, Paul and Nordhaus, William. 1998. “Economic Growth and Macroeconomic Policy” Economics

Sukirno, Sadono. 2000. Ekonomi Pembangunan Proses, Masalah dan Dasar Kebijakan Pembangunan. UI-Press. Jakarta.

Sukirno, Sadono. 2002. Teori Mikro Ekonomi. Cetakan Keempat Belas. Rajawali Press: Jakarta.

Sukirno Sadono. 2005. Mikro Ekonomi Teori Pengantar edisi ketiga. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.

Tambunan, Tulus. 2001. Perekonomian Indonesia : Teori dan Temuan Empiris. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Tjokroamidjojo, Bintoro. 1986. “Perencanaan Pembangunan,” Penerbit PT Gunung Agung Jakarta, Jakarta.

Undang-Undang No. 22 Tahun 1999. Tentang Pemerintah Daerah.

Undang-Undang No. 25 Tahun 1999. Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Undang-Undang No. 32 Tahun 2004. Tentang Pemerintah Daerah.

Undang-Undang No. 33 Tahun 2004. Tentang Perimbangan Keuangan Daerah. Vega Dewanto, Eric ”Analisis Pengaruh Ketimpangan Pendapatan Antar Wilayah

dan Kemiskinan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Jember,” Artikel Ilmiah Mahasiswa, Universitas Jember, 2014.

Gambar

Gambar 1   Kerangka Pemikiran
Gambar 2  Hasil Uji Normalitas

Referensi

Dokumen terkait

Basis data dapat didefinisikan dalam sejumlah sudut pandang, seperti menurut Connolly (2002,p14), definisi basis data adalah kumpulan data yang dihubungkan secara

Penelitian ini bertujuan untuk membuat suatu aplikasi bimbingan skripsi berbasis web (ABTA) yang dapat membantu mahasiswa dalam proses bimbingan, sehingga menghemat

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Kurs

Menurut BPK-RI dari Laporan Keuangan Pemerintah Daerah, permasalahan yang biasa terjadi pada akun aset tetap adalah karena nilai aset tetap yang di sajikan dalam

Peneliti menyajikan data mengenai pendistribusian zakat pada program beasiswa Satu Keluarga Satu Sarjana yang dilakukan oleh Badan Amil Zakat Nasional Jawa Timur

Metode Economic Order Quantity (EOQ) merupakan metode yang digunakan untuk menentukan jumlah pesanan yang paling ekonomis, yaitu seperti jumlah pesanan yang memenuhi

Tesis ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Profesi Psikologi pada tanggal :.. 5

Persyaratan pada ruang meliputi aspek akustik, pencahayaan, penghawaan, dan keamanan yang ada pada ruang-ruang di dalam rental office berbasis coworking space Persyaratan ruang