• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI TUKAR PETANI (NTP) SULAWESI UTARA FEBRUARI 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NILAI TUKAR PETANI (NTP) SULAWESI UTARA FEBRUARI 2017"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

No.18/03/71/Th.XI, 1 Maret 2017

NILAI TUKAR PETANI (NTP) SULAWESI UTARA

FEBRUARI 2017

A. PERKEMBANGAN NTP

Nilai Tukar Petani (NTP) di Sulawesi Utara pada Februari 2017 hanya 92,47 atau turun 0,41 persen dibanding

bulan sebelumnya yang masih 92,86. Kenaikan indeks harga yang diterima petani (It) 0,32 persen belum dapat

menaikan NTP, hal ini karena indeks yang dibayar petani (Ib) mengalami peningkatan yang lebih tinggi yakni

0,73 persen. Secara YoY juga mengalami penurunan 5,13 persen.

 Hal yang menggembirakan Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) mengalami kenaikan hanya

0,13 persen di bulan Februari. Dari 103,18 pada bulan Januari menjadi 103,32 di bulan Februari 2017.

 Di wilayah perdesaan Sulawesi Utara mengalami inflasi 0,93 persen. Inflasi terjadi di semua kelompok pengeluaran rumah tangga dengan kenaikan bervariasi, mulai 0,1 hingga 1,59 persen. Kenaikan tertinggi pada konsumsi bahan makanan 1,59 persen dan terendah pada pendidikan, rekreasi, & olah raga yang hanya 0,10 persen.

NTUP

NTP

97.47 97.00 92.86 92.47 107.92 107.54 103.18 103.32 90 100 110

Feb'16 Mar'16 Apr'16 Mei'16 Jun'16 Jul'16 Agust'16 Sept'16 Okt'16 Nov'16 Des'16 Jan'17 Feb'17

Perkembangan NTP dan NTUP (YoY) Februari 2016 – Februari 2017

(2)

Sejak Agustus 2013 hingga saat ini, NTP1 Sulawesi Utara masih berada di bawah 100, pada periode ini menunjukan daya beli maupun kesejahteraan petani belum lebih baik dibanding keadaan di tahun dasar (2012). Nilai dan perubahan NTP dibanding dengan bulan sebelumnya, perubahan dalam

tahun kalender dan perubahan year on year (YoY) disajikan tabel dibawah ini :

Tabel 1. NTP SULAWESI UTARA DAN PERUBAHANNYA JANUARI – FEBRUARI 2017

(2012 = 100)

Rincian

Indeks Gabungan Sulut Perubahan (%) Januari Februari Januari-

Februari

Tahun

Kalender YoY

[1] [2] [3] [4] [5] [6]

Indeks Harga yang Diterima Petani 116,27 116,64 0,32 0,03 -2,66

Indeks Harga yang Dibayar Petani 125,22 126,13 0,73 1,61 2,60

Konsumsi Rumah Tangga 129,89 131,09 0,93 1,97 2,98

Bahan Makanan 140,63 142,86 1,59 3,19 3,29

Makanan Jadi 126,10 126,32 0,17 1,18 5,83

Perumahan 120,33 121,13 0,66 0,85 1,61

Sandang 114,76 115,20 0,39 0,76 3,19

Kesehatan 119,08 119,46 0,32 1,48 4,12

Pendidikan, Rekreasi & Olah raga 108,03 108,14 0,10 0,39 1,10 Transportasi dan Komunikasi 127,17 127,44 0,21 0,55 -0,37

BPPBM 112,69 112,90 0,18 0,59 1,68

Bibit 111,20 110,94 -0,23 -0,23 0,07

Obat-obatan & Pupuk 109,40 109,30 -0,09 0,49 1,03

Sewa Lahan, Pajak & Lainnya 108,75 108,70 -0,05 -0,17 0,59

Transportasi 122,05 122,03 -0,01 0,52 -2,82

Penambahan Barang Modal 109,85 110,11 0,23 0,38 2,09

Upah Buruh Tani 116,49 117,19 0,60 1,31 4,58

Nilai Tukar Petani 92,86 92,47 -0,41 -1,56 -5,13

Nilai Tukar Usaha Pertanian 103,18 103,32 0,13 -0,57 -4,27

Data diatas diperoleh dari pemantauan harga komoditi di perdesaan, dimana NTP pada bulan Februari turun 0,41 persen, dari 92,86 persen di bulan Januari menjadi 92,47 pada bulan Februari. Hal ini lebih disebabkan biaya yang harus dikeluarkan petani untuk rumah tangganya maupun untuk

1

Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) dan dinyatakan dalam persentase. NTP salah satu indikator untuk melihat tingkat kesejahteraan petani, dengan mengukur kemampuan tukar produk yang dihasilkan/dijual petani dan dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani, baik untuk proses produksi maupun untuk konsumsi rumah tangga petani. Semakin tinggi NTP maka kemampuan daya beli atau daya tukar (term of trade) relatif lebih baik dan tingkat kehidupan petani juga lebih baik.

(3)

keperluan produksi pertanian mengalami peningkatan yang lebih tinggi dibanding yang diterima, seperti terlihat pada Tabel 1.

B. NTP SUBSEKTOR

- Indeks harga yang diterima petani (I

t

)

Indeks harga yang diterima petani (It) adalah indeks yang berasal dari seluruh harga-harga

yang didapatkan petani dari hasil penjualan seluruh komoditi pertanian yang diusahakan.

Pada bulan Februari indeks It mencapai 116,64; naik tipis 0,32 persen dibandingkan bulan

sebelumnya. Pergerakan indeks It berbeda antar sub sektor pertanian, dimana sub sektor yang

mengalami peningkatan yakni hortikultura, perkebunan rakyat dan peternakan sedangkan tanaman pangan dan perikanan budidaya mengalami penurunan.

- Indeks harga yang dibayar petani (I

b

)

Indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat menunjukkan fluktuasi harga barang dan jasa yang

dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya rumah tangga petani yang merupakan bagian kelompok terbesar yang ada di daerah perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.

Sama halnya dengan Indeks It yang mengalami kenaikan, Indeks Ib juga meningkat sebesar 0,73

persen, dari 125,22 di bulan Januari menjadi 126,13 di bulan Februari. Indeks harga yang dibayar ini mengalami peningkatan hampir disemua subsektor yang ada kecuali sektor perikanan, seperti ditunjukan pada tabel 2.

Tabel 2.

NILAI TUKAR PETANI PER SUB SEKTOR DAN PERUBAHANNYA

JANUARI – FEBRUARI 2017

(2012 = 100)

Subsektor dan Kelompok Bulan % Perub. Januari Februari

[1] [3] [4] [5]

1 Tanaman Pangan

Nilai Tukar Petani 92,89 91,41 -1,59

Nilai Tukar Usaha Pertanian 100,41 99,28 -1,13

a Indeks Harga yang Diterima (It) 118,16 117,20 -0,81

- Padi 117,53 118,63 0,94

- Palawija 118,84 115,67 -2,67

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 127,20 128,21 0,79

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 129,98 131,17 0,92

- Indeks BPPBM 117,68 118,06 0,32

2 Hortikultura

Nilai Tukar Petani 95,31 94,93 -0,40

(4)

Subsektor dan Kelompok Bulan % Perub. Januari Februari

[1] [3] [4] [5]

a Indeks Harga yang Diterima (It) 120,09 120,47 0,31

- Sayur-sayuran 121,05 121,27 0,18

- Buah-buahan 115,09 116,60 1,32

- Tanaman obat 113,76 111,07 -2,36

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 126,00 126,90 0,71

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 129,12 130,18 0,82

- Indeks BPPBM 111,70 111,85 0,13

3 Tanaman Perkebunan Rakyat

Nilai Tukar Petani 86,56 86,70 0,16

Nilai Tukar Usaha Pertanian 97,03 97,65 0,64

a Indeks Harga yang Diterima (It) 108,88 110,06 1,09

- TanamanPerkebunanRakyat (TPR) 108,88 110,06 1,09

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 125,79 126,95 0,92

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 129,23 130,56 1,03

- Indeks BPPBM 112,21 112,71 0,45

4 Peternakan

Nilai Tukar Petani 100,42 100,41 -0,01

Nilai Tukar Usaha Pertanian 111,57 112,45 0,78

a Indeks Harga yang Diterima (It) 120,23 120,52 0,24

- Ternak Besar 120,60 121,03 0,36

- Ternak Kecil 113,47 114,11 0,56

- Unggas 124,25 122,60 -1,33

- Hasil Ternak 131,15 131,88 0,56

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 119,73 120,04 0,26

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 131,05 132,20 0,87

- Indeks BPPBM 107,76 107,18 -0,54

5 Perikanan

Nilai Tukar Petani 100,73 100,85 0,12

Nilai Tukar Usaha Pertanian 113,16 113,97 0,72

a Indeks Harga yang Diterima (It) 126,89 127,92 0,81

- Tangkap 132,68 134,92 1,68

- Budidaya 116,42 115,28 -0,98

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 125,97 126,84 0,69

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 132,35 133,57 0,92

- Indeks BPPBM 112,13 112,24 0,09

1. Perikanan Tangkap

Nilai Tukar Petani 105,24 106,26 0,97

Nilai Tukar Usaha Pertanian 118,52 120,38 1,57

a Indeks Harga yang Diterima (It) 132,68 134,92 1,68

- PenangkapanPerairanUmum 110,70 109,87 -0,74

- PenangkapanLaut 132,70 134,93 1,69

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 126,08 126,97 0,71

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 132,60 133,84 0,94

- Indeks BPPBM 111,95 112,07 0,11

2. Perikanan Budidaya

Nilai Tukar Petani 92,57 91,06 -1,63

(5)

Subsektor dan Kelompok Bulan % Perub. Januari Februari

[1] [3] [4] [5]

a Indeks Harga yang Diterima (It) 116,42 115,28 -0,98

- BudidayaAirTawar 116,44 115,29 -0,98

- BudidayaAirPayau 114,37 114,37 0,00

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 125,77 126,60 0,66

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 131,90 133,08 0,90

- Indeks BPPBM 112,46 112,54 0,07

BPPBM=Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

a. Subsektor Tanaman Pangan/Padi & Palawija (NTPP)

NTP tanaman pangan pada bulan Februari turun 1,59 persen dibandingkan bulan sebelumnya, dari 93,34 di bulan Januari turun menjadi 92,89 di bulan Februari . Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani tidak sebanding dengan yang dibayarkan.

Indeks harga yang diterima petani berasal dari kelompok padi dan palawija dimana indeks pada kelompok tanaman padi meningkat sebesar 0,94 persen, sedangkan kelompok tanaman palawija turun

sebesar 2,67 persen. Sementara Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP)2 mengalami kontraksi 1,13 persen,

dari 100,41 di bulan Januari menjadi 99,28 pada bulan Februari.

b. Subsektor Hortikultura (NTPH)

NTP Hortikultura yang sempat membaik di bulan Januari, namun di Februari ini mengalami penurunan 0,40 persen. Baik Indeks harga yang diterima petani maupun indeks harga yang dibayar petani sama-sama mengalami perubahan yang positif; masing-masing 0,71 dan 0,31 persen. Nilai NTPH di bulan Januari 95,31 turun menjadi 94,93 pada Februari 2017.

Begitupun dengan Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) disubsektor ini mengalami kenaikan dari 107,51 di bulan Januari menjadi 107,70 di bulan Februari .

c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR)

Pada bulan Februari, NTPR mengalami perbaikan 0,16 persen, dari 86,56 di bulan Januari menjadi 86,70 di bulan Februari. Perbaikan ini karena membaiknya indeks harga yang diterima yang mengalami kenaikan 1,09 persen. Sementara Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Perkebunan Rakyat juga naik 0,64 persen. Dari 97,03,naik menjadi 97,65 di bulan Februari .

2

Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi rumah tangga dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya.

(6)

d. Subsektor Peternakan (NTPT)

NTP Peternakan pada Februari 2017 mengalami penurunan tipis 0,01 persen, sementara Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) peternakan mengalami perbaikan 0,78 persen. Dari 111,57 di bulan Januari naik menjadi 112,45 di bulan Februari .

e. Subsektor Perikanan (NTNP)

NTNP perikanan naik 0,12 persen pada bulan Februari. Baik indeks harga yang diterima maupun indeks yang dibayar, sama-sama mengalami kenaikan, masing-masing 0,81 dan 0,69 persen.

1). Kelompok Penangkapan Ikan (NTN)

NTN perikanan tangkap mengalami perbaikan 0,97 persen di bulan Februari . Nilai NTN dari 105,24 bulan Januari menjadi 106,26 di bulan Februari. Untuk Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) naik 1,57 persen. Sebelumnya di bulan Januari 118,52 menjadi 120,38 di bulan Februari .

2). Kelompok Budidaya Ikan (NTPi)

Beda halnya dengan perikanan tangkap yang mengalami perbaikan, di kelompok ini malah terjadi kontraksi 1,63 persen. Penurunan nilai tukar ini disebabkan indeks yang diterima petani turun 0,98 persen, sementara indeks yang dibayar petani justru mengalami peningkatan 0,66 persen pada bulan yang sama.

Pada Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) di Kelompok Budidaya Ikan juga mengalami penurunan 1,04 persen. Turun tajam dari 103,64 di bulan Januari menjadi 102,44 di bulan Februari .

C. PERBANDINGAN NTP ANTAR PROVINSI

Seluruh provinsi di pulau Sulawesi mengalami penurunan NTP dengan penurunan dibawah satu persen. Penurunan tertinggi di Sulawesi Tengah 0,77 persen, sedangkan terendah Sulawesi Barat yang hanya 0,16 persen. Sementara Nilai Tukar Usaha pertanian (NTUP), hanya 2 daerah yang menggembirakan, yakni Sulawesi Utara dan Gorontalo, masing-masing naik 0,31 dan 0,26 persen; sementra provinsi lainnya mengalami penurunan.

(7)

Tabel 3.

NTP 6 PROVINSI DI PULAU SULAWESI DAN PERSENTASE PERUBAHANNYA FEBRUARI 2017 (2012 = 100)

D.

INFLASI PERDESAAN

Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah

pedesaan. Pada bulan Februari, di daerah perdesaan Sulawesi Utara telah terjadi inflasi sebesar 0,93

persen. Inflasi perdesaan terjadi di seluruh jenis konsumsi, terutama konsumsi bahan makanan yang mengalami inflasi di atas satu persen, seperti terlihat pada Tabel 4.

Tabel 4.

INDEKS HARGA KONSUMEN PERDESAAN DAN PERUBAHANNYA PROVINSI SULAWESI UTARA MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

JANUARI – FEBRUARI 2017 (2012 = 100)

Kelompok Pengeluaran Januari Februari

Perubahan Januari - Februari

[1] [2] [3] [4]

Konsumsi Rumah Tangga 129,89 131,09 0,93

Bahan Makanan 140,63 142,86 1,59

Makanan Jadi, Rokok & Tembakau 126,10 126,32 0,17

Perumahan 120,33 121,13 0,66

Sandang 114,76 115,20 0,39

Kesehatan 119,08 119,46 0,32

Pendidikan, Rekreasi, & OR 108,03 108,14 0,10

Transportasi & Komunikasi 127,17 127,44 0,21

No. Provinsi

It Ib NTP NTUP

Indeks % Perub Indeks % Perub Indeks % Perub Indeks % Perub

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] 1 Sulawesi Utara 116,64 0,32 126,13 0,73 92,47 -0,41 103,32 0,13 2 Sulawes Tengah 121,39 -0,26 126,08 0,52 96,28 -0,77 106,64 -0,81 3 Sulawesi Selatan 128,46 -0,33 126,67 0,41 101,41 -0,73 111,58 -0,51 4 Sulawesi Tenggara 121,02 -0,13 124,43 0,35 97,26 -0,48 106,61 -0,54 5 Gorontalo 132,57 0,29 125,88 0,55 105,32 -0,25 119,82 0,26 6 Sulawesi Barat 129,41 -0,01 121,61 0,15 106,41 -0,16 117,30 -0,39

(8)

Informasi lebih lanjut hubungi:

Martedhy Mormin Tenggehi, S.Si

Kabid. Statistik Distribusi

BPS Provinsi Sulawesi Utara

Telepon: 0431-847044

Fax.: 0431-862204

Email: [email protected]

Homepage: http://sulut.bps.go.id

Gambar

Tabel 1.                                    NTP SULAWESI UTARA DAN PERUBAHANNYA      JANUARI – FEBRUARI 2017
Tabel 2.         NILAI TUKAR PETANI PER SUB SEKTOR DAN PERUBAHANNYA

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mendukung pencapaian tujuan keterlaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi dan sejalan dengan salah satu misi Universitas Riau Kepulauan, Lembaga Penelitian dan

1) Produk, memiliki produk yang berbeda dari sekolah lainnya yakni kegiatan baca tulis Al-Quran, kegiatan ekstrakurikuler drumband, beladiri, pramuka, futsal, voli, basket. 2)

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, yang dilakukan di SMP Negeri 1 Mentaya Hilir Selatan Kabupaten Kotawaringin Timur, teknik pengumpulan data

Hubungan antara persepsi tentang perilaku merokok dengan tingkat perilaku merokok pada penelitian ini bersifat negatif, yaitu siswa yang memiliki persepsi negatif atau yang

Penelitian ini menguji dan menganalisis pengaruh kepemimpinan transformasional pada kreativitas karyawan dan peran moderasi dari variabel penugasan pemimpin dan

Kebijakan pemberian bantuan pembangunan rusunawa lembaga perguruan tinggi dan lembaga pendidikan berasrama telah diatur dalam Undang-undang Nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumah

17 tahun 2014 ini bahwa anggota Dewan Perwakilan Rakyat memiliki hak imunitas atau kekebalan yang dalam penjelasannya ditafsirkan bahwa hak imunitas adalah hak

Langkah selanjutnya adalah membuat RAID-1 dengan perintah berikut, dimana device baru bernama /dev/md20, menggunakan mode=1 (mirroring) dimana device pasangannya adalah /dev/sdd1