RESPON TANAMAN STROBERI (Fragaria sp.)
TERHADAP BERBAGAI CAMPURAN DAN
VOLUME MEDIA TANAM PADA BUDIDAYA
DI DATARAN MEDIUM
SKRIPSI
Oleh
Neli Kemala Dewi
C1M013141
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARM
RESPON TANAMAN STROBERI (Fragaria sp.)
TERHADAP BERBAGAI CAMPURAN DAN
VOLUME MEDIA TANAM PADA BUDIDAYA
DI DATARAN MEDIUM
Oleh
Neli Kemala Dewi
C1M013141
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Mataram
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
HALAMAN PERNYATAAN
Yang bertanda tanggan di bawah ini: Nama
NIM : :
Neli Kemala Dewi C1M013141
menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya yang belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar atau diploma pada perguruan tinggi manapun, dan bukan merupakan duplikasi sebagian atau seluruhnya dari karya orang lain yang diterbitkan atau yang tidak diterbitkan, kecuali kutipan berupa data atau informasi yang sumbernya dicantumkan dalam naskah dan daftar pustaka.
Pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya secara sadar dan bertanggung-jawab, dan saya bersedia menerima sanksi pembatalan skripsi apabila terbukti melakukan duplikasi terhadap karya ilmiah lain yang sudah ada.
Mataram, Agustus 2017
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi penelitian ini diajukan oleh: Nama Terhadapa Berbagai Campuran dan Volume Media Tanam Pada Budidaya di Dataran Medium.
telah berhasil dipertahankan di depan dosen penguji yang terdisi atas Ir. Hj. Aluh
Nikmatullah, M.Agr.Sc.,Ph.D., Ir. I Ketut Ngawit, MP., Ir. Padusung, MP.,
pada Tanggal 8 Agustus 2017 dan diterima sebagai salah satu syarat untuk meemperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Mataram.
Skripsi ini telah diperiksa, diperbaiki, dan disetujui oleh dosen pembimbing.
Menyetujui: Pembimbing Utama,
Ir. Hj. Aluh Nikmatullah, M.Agr.Sc.,Ph.D. NIP. 19650224 199203 2 003
Pembimbing Pendamping,
Ir. I Ketut Ngawit, MP. NIP. 19620715 198902 1 001 Mengetahui:
Dekan
Fakultas Pertanian,
Dr. Ir. Sukartono, M,Agr. NIP. 19621212 198902 1 001
Ketua Jurusan Budidaya Pertanian,
Dr. Ir. Bambang Supeno, MP. NIP. 19591108 198503 1 002 Tanggal Pengesahan:
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas perkenaa-Nya penulis dapat meyelesaikan penyusunan Skripsi ini yag berjudul Respon Tanaman Stroberi (Fragaria sp.) Terhadap Berbagai Campuran dan Volume Media Tanam Pada Budidaya di Dataran Medium.
Pada kesempatan ini Penulis menyampaikan penghargaan kepada berbagai pihak yang telah membantu sehingga tugas penulisan skripsi ini dapat penulis selesaikan. Penulis ucapkan terima kasih kepada Dekan Fakultas Pertanian Universitas Mataran, Ketua Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Mataran, Ketua Program Studi Agroekoteknologi Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Mataran, dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Selanjutnya penulis juga menghanturkan ucapan terima kasih kepada Ibu Ir. Aluh Nikmatullah, M.Agr.Sc.,Ph.D. selaku Pembimbing Utama, Bapak Ir. I Ketut Ngawit, MP. sebagai Pembimbing Pendamping, dan Bapak Ir. Padusung, MP., selaku Dosen Penguji.
Ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis tunjukan kepada orang tua tersayang yang telah memberikan dorongan moral, materi, dan doa yang tiada putus, Penulis mengucapkan rasa terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya. Terimakasi juga untuk semua keluarga, adik saya tercinta dan teman-teman yang telah memberikan dorongan moral, motivasi dan doanya hingga Penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan tepat waktu.
Semoga Allah SWT membalas segala bantuan dari semua fihak yang telah memberikan bantuan selama mengerjakan skripsi ini. Amin
Ahkirnya semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Mataram, Agustus 2017 Penulis,
DAFTAR ISI
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 2.1. Biologi Tanaman Stroberi ... 2.2. Budidaya Tanaman Stroberi ...
2.3. Media Budidaya di Dalam Pot/polibag ... 2.4. Pengaruh Campuran Media dan Volume media Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Stroberi ... BAB III. METODE PENELITIAN ... 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ... 3.2. Bahan dan Alat Penelitian ...
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1. Interaksi Perlakuan……….
3.2. Kategori Tingkat Kemanisan Buah Stroberi Berdasarkan
nilai/0brix………
3.3. Hasil ANSARA Untuk Percobaan Dengan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) Faktorial………..
4.1. Haisl analisis sidik ragam (Ansara) Pengaruh volume media, campuran media dan interaksinya terhadap pertumbuhan, umur berbunga dan jumlah bunga tanaman stroberi di dataran
medium………...
4.2. Laju pertumbuhan tiinggi tanaman stroberi pada perlakuan campuran media dan volume media tanam, serta interaksi
perlakuannya……….
4.3. Laju penambahan luas kanopi tanaman stroberi pada perlakuan campuran media dan volume media tanam, serta terhadap biomassa basah tajuk, biomassa kering tajuk, biomassa basah dan biomassa kering tanaman ………. 4.6. Pengaruh interaksi perlakuan terhadap biomassa basah tajuk,
biomassa kering tajuk, biomassa basah dan biomassa kering
tanaman………..
berbunga (hst) dan jumlah bunga………..
4.10.Umur berbunga (hst) dan jumlah bunga ) pada perlakuan interaksi volume media dan campuran media tanam. ………... 4.11.Data kuantitatif hasil tanaman stroberi pada interaksi
campuran dan volume media tanam ……….
4.12.Data kualitatif kualitas buah (grade) stroberi pada interaksi berbagai campuran dan volume media tanam ………... 4.13.Data Kualitatif kadar gula (0brix) stroberi pada interaksi
berbagai campuran dan volume media tanam………
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Data hasil tinggi tanaman stroberi ... 2. Data hasil luas kanopi tanamana stroberi ... 3. Data hasil panjang akar tanaman (cm) ... 4. Data hasil biomassa basah akar tanaman (g) ... 5. Data hasil biomassa basah tajuk tanaman (g) ... 6. Data hasil biomassa kering akar tanaman (g). ... 7. Data hasil biomassa kering tajuk tanaman (g)…. ... 8. Data hasil biomassa basah tanaman (g) ... 9. Data hasil biomassa kering tanaman (g) ... 10.Data hasil umur berbunga (hst) ... 11.Data hasil jumlah bunga tanaman (kuntum) ... 12.Data hasil umur berbuah tanaman ... 13.Data hasil jumlah buah per panen ... 14.Data hasil berat buah per panen ... 15.Data hasil pengamatan jumlah buah total dan frekuensi Panen ... 16.Data hasil kualitas buah (grade) ... 17.Data hasil kadar gula (0brix) ... 23.Hasil pengamatan kadar gula (0brix) buah stroberi di Sembalun ... 24.Hasil analisis kimia berbagai campuran yang digunakan didalam
RINGKASAN
NELI KEMALA DEWI. Respon Tanaman Stroberi (Fragaria sp.) Terhadap Berbagai Campuran dan Volume Media Tanam Pada Budidaya di Dataran Medium. Dibimbing oleh Ir. Hj. Aluh Nikmatullah, M.Agr.Sc.,Ph.D. dan Ir. I Ketut Ngawit, MP.
Tanaman stroberi budidaya (Fragaria x ananassa var Duchesne) merupakan salah satu tanaman buah-buahan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi, kandungan gizi yang tinggi, dan merupakan salah satu komoditas buah-buahan terpenting di dunia. Tanaman stroberi tumbuh baik di dataran tinggi (daerah dengan ketinggian 1.000-1.500 mdpl), dengan suhu antara 17-20˚C, kelembaban udara 80-90%, dan curah hujan 600-700 mm/tahun. Akan tetapi luas area yang tersedia di dataran tinggi sangat terbatas oleh karena itu perlu dilakukan budidaya stroberi pada dataran medium (daerah dengan ketinggian tempat 400-700 m dpl). Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman di pot/polibag adalah menyediakan ruang, nutrisi, air dan udara didalam media tumbuh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh berbagai campuran dan volume media tanam serta interaksi antara keduanya terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman stroberi (Fragaria sp.) di dataran medium.
(BNJ) pada taraf nyata 5%. Selain itu, dilakukan analisis deskriptif untuk parameter hasil, serta analisis regresi untuk mengetahui laju pertambahan tinggi tanaman dan luas kanopi tanaman. Laju pertumbuhan tinggi tanaman dan luas kanopi tanaman dianalisis menurut regresi korelasi linier menggunakan microsoff excel dan minitab fon windows pada taraf nyata 5 %.
Hasil penelitian menunjukan adanya pengaruh volume media tanam terhadap luas kanopi tanaman pada umur 4 mst dan 6 mst. Volume yang memberikan luas kanopi terbaik yaitu pada volume 2 (polibag ukuran 35x35 cm) dengan luas kanopi 254,2 cm2 pada umur 4 mst dan 383,5 cm2 pada umur 6 mst. Laju penambahan luas kanopi tanaman yang tertinggi yaitu pada volume 2 (polibag ukuran 35x35 cm) yaitu 1,45 cm2/hari.
Campuran media tanam memberikan pengaruh yang signifikan terhadap luas kanopi tanaman 4 mst, luas kanopi tanaman 6 mst, luas kanopi tanaman 10 mst, biomassa kering tajuk (g), dan biomassa kering tanaman (g). Campuran yang memberikan pengaruh yang baik terhadap luas kanopi tanaman yaitu campuran 4 (campuran tanah:kompos jerami:arang sekam) yang menghasilkan luas kanopi dengan luas 273,3 cm2 pada umur 4 mst, 410,8 cm2 pada umur 6 mst dan 630,7 cm2 pada umur 10 mst. Biomassa kering tajuk (g) tertinggi diperoleh pada campuran 2 (campuran tanah:pupuk kandang sapi:arang sekam) dengan nilai biomassa kering tajuk 3,7 g, sedangkan biomassa kering tanaman (g) yaitu 4,2 g. Laju penambahan luas kanopi tanaman yang tertinggi adalah pada campuran 4 (campuran tanah:kompos jerami:arang sekam) yaitu 2,80 cm2/hari
Volume media, campuran media serta interaksi perlakuan tidak memberikan pengaruh terhadap hasil tanaman, kecuali pada umur berbungga dengan perlakuan berbagai campuran media tanama yang memberikan pengaruh hanya pada umur berbunga tanaman stroberi. Campuran yang memberikan pengaruh terbaik terhadap umur berbunga tanaman stroberi yaitu campuran 2 (tanah:pupuk kandang sapi:arang sekam) dengan umur berbunga yaitu 51,0 hst.
yang baik adalah v3c1 dengan berat biomassa basah tajuk 17,6 g, sedangkan pada biomassa basah tanaman yang menghasilkan berat biomassa basah tanaman tertinggi yaitu v2c1 dengan berat 20,8 g.
Interaksi perlakuan yang memberikan pengaruh yang baik terhadap hasil tanaman stroberi yaitu pada perlakuan v3c1 dengan umur berbunga paling cepat yaitu 54,7 hst, v1c2 dengan jumlah buah per panen paling banyak yaitu 2,0 buah, v3c2 dengan jumlah buah total terbanyak yaitu 6 buah, v1c4 dengan berat buah per panen paling tinggi yaitu 8,5 g. Perlakuan v3c1 dengan berat total tertinggi yaitu 26,8 g, v3c2 dengan frekuensi panen terbanyak yaitu 4,0 kali panen, v1c4 dan v2c1 dengan kualitas (grade) buah terbagus yaitu grade B (mulus dan tidak cacat), dan v2c1 dengan nilai brix tertinggi yaitu 80brix (cukup manis (bermutu sedang)).
Dari hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa campuran media berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman stroberi. Pertumbuhan tanaman stroberi terbaik diperoleh pada perlakuan campuran tanah:kompos jerami:arang sekam (c4) dengan laju pertumbuhan tinggi tanaman 0,09 cm/hari dan laju penambahan luas kanopi tanaman 2,80 cm2/hari. Volume media berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman stroberi. Pertumbuhan tanaman stroberi terbaik diperoleh pada perlakuan volume 37,7 cm3 (v3) dengan laju pertumbuhan tinggi tanaman 0,08 cm/hari dan laju penambahan luas kanopi tanaman 0,94 cm2/hari. Terdapat interaksi antara campuran dan volume media dalam mempengaruhi biomassa basah tajuk dan biomassa basah tanaman. Pertumbuhan dan hasil tanaman stroberi terbaik diperoleh pada perlakuan campuran tanah:kompos jerami:arang sekam (c4) dengan volume media tanam 37,7 cm3 (v3).
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tanaman stroberi budidaya (Fragaria x ananassa var Duchesne) merupakan salah satu tanaman buah-buahan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Daya pikatnya terletak pada warna buah yang merah mencolok dengan bentuk yang menarik,serta rasa yang manis dan segar. Selain itu buah stroberi memiliki kandungan gizi yang tinggi. Setiap 100 gr buah stroberi mengandung 37 kalori;0,7 gr protein;60 IU provitamin A;59 mg provitamin C;0,03 gr thimin;0,07 gr riboflavin;0,6 gr niacin;21 mg fosfor;8,4 gr karbohidrat;0,4 mg lemak;1 mg besi;1 mg natrium;164 mg kalium;12 mg magnesium dan 89,9 gr air (Desai dan Salunkhe,1991). Stroberi juga merupakan komoditas buah-buahan yang terpenting didunia, terutama untuk negara-negara yang memiliki iklim subtropis(Sitepu,2007).
Buah stroberi yang berwarna merah segar,berukuran mungil dan rasanya yang asam manis membuat buah stroberi menjadi buah yang sangat menarik dan merupakan salah satu daya tarik bagi konsumen. Meskipun demikian, produksi stroberi di Indonesia tiap tahunnya mengalami penurunan. Pada tahun 2013 produksi stroberi secara nasional adalah 90.352 ton yang menurun menjadi 58.882 ton pada tahun 2014 (Badan Pusat Statistika tahun 2013 dan 2014). Penyebab dari penurunan produksi stroberi yang sangat drastis ini antara lain ketersedian lahan untuk budidaya mulai berkurang yang disebabkan karena alih fungsi lahan sebagai jalur pariwisata, bertambahnya populasi penduduk maupun karena erosi. Direktorat Jenderal Holtikultura menyatakan bahwa luasan lahan untuk budidaya stroberi pada tahun 2010 yaitu 1.159 ha yang menurun menjadi 787 ha pada tahun 2014 (Taufik, 2015)
tinggi sangat terbatas oleh karena itu perlu dilakukan budidaya stroberi pada dataran medium (daerah dengan ketinggian tempat 400-700 mdpl). Johan (2015) menunjukan bahwa budidaya stroberi berhasil dilakukan pada daerah dengan ketinggian tempat 600 mdpl, dengan suhu 20 ˚C-35 ˚C, dan kelembaban udara 57%-120%.
Tanaman stroberi dapat ditanam pada lahan sawah dan pada lahan perkarangan menggunakan polibag. Budidaya stroberi didalam pot atau polibag dapat menguntungkan petani atau masyarakat yang tidak memiliki lahan sawah. Untuk meningkatkan pemanfaatan perkarangan pot/polibag dapat ditempatkan pada rak bertingkat (Anonim, 2013). Salah satu lokasi potensial untuk budidaya stroberi di dataran medium Pulau Lombok adalah Desa Santong, Kecamatan Kayangan. Desa Santong merupakan jalur wisata menuju dua air terjun yaitu Air Terjun Tiu Teja dan Air Terjun Sekeper. Adanya budidaya stroberi menggunakan polibag diharapkan dapat menambah daya tarik wisata Desa Santong dengan wisata petik stroberi di pekarangan yang akhirnya akan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Salah satu faktor yang menentukan budidaya stroberi di dalam pot adalah campuran dan volume media tanam (Wioyo, 2008). Media tanam merupakan komponen utama ketika bercocok tanam. Media berfungsi untuk menumbuhkan tanaman, sebagai tempat perakaran untuk menegakkan tanaman secara kokoh, menyediakan ruang, nutrisi, air dan udara untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Ingram, 2003). Pertumbuhan tanaman di dalam polibag sangat ditentukan oleh sifat fisik, kimia dan biologi media yang digunakan, termasuk ketersediaan unsur hara, air dan udara tanah yang memadai (Yuliarti, 2007).
menggunakan seminimal mungkin bahan kimia, baik pupuk maupun pestisida. Oleh karena itu, pemilihan jenis pupuk kandang dalam campuran media menentukan keberhasilan budidayanya.
Sumber bahan organik yang dapat digunakan sebagai sumber nutrisi pada budidaya dalam polibag yaitu kompos dan humus yang berasal dari kotoran sapi, kotoran ayam, kotoran kambing, kotoran kelinci dan kotoran hewan lainnya, jerami, daun bambu dan bahan organik lainnya (Hasibuan, 2006). Di NTB, sumber pupuk organik yang mudah diperoleh adalah pupuk kandang sapi, pupuk kandang kambing dan kompos jerami padi. Pupuk kandang sapi mempunyai kadar serat yang tinggi seperti selulosa, mengandung unsur hara makro dan mikro, serta dapat memperbaiki daya serap air pada tanah (Hartatik, 2010). Pupuk kandang kambing memiliki tekstur yang sukar pecah secara fisik karena bentuknya yang butir-butiran, akan tetapi pupuk kambing merupakan pupuk kandang yang memiliki kandunga K yang relatif lebih tinggi dari pupuk kandang lainnya, dengan kadar hara N dan P hampir sama dengan pupuk kandang lainnya (Syarief, 1989). Jerami padi merupakan limbah pertanian yang cukup tersedia sehingga banyak dimanfaatkan sebagai pupuk organik, dikarenakan jerami padi memiliki kandungan N yang tinggi (Sutanto, 2002).
Selain ketersediaan nutrisi, air dan udara, pertumbuhan tanaman di dalam polibag juga dipengaruhi oleh volume media yang digunakan. Volume media menentukan luasan ruang yang tersedia bagi pertumbuhan dan kekuatan akar untuk menompang tanam, serta ketersediaan nutrisi dan air untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Muliawati, 2001). Semakin besar wadah atau ukuran polibag yang digunakan ( jumlah media atau bobot media yang digunakan) maka akar semakin leluasa untuk berkembang. Apabila ukuran polibag yang digunakan semakin kecil maka pergerakan akar tidak leluasa (Aminuddin, 2003). Oleh sebab itu, telah dilakukan penelitian tentang“ Respon Tanaman Stroberi (Fragaria
sp.) TerhadapBerbagai Campuran dan Volume Media Tanam Pada
1.2.Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh campuran media tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman stroberi (Fragaria sp.) di dataran medium.
2. Untuk mengetahui pengaruh volume media tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman stroberi (Fragaria sp.) di dataran medium.
3. Untuk mengetahui interaksi antara campuran dan volume media tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman stroberi (Fragaria sp.) di dataran medium.
1.3.Kegunaan Penelitian
Penelitian ini berguna untuk mendapatkan berbagai campuran media dan volume media tanam yang sesuai bagi budidaya tanaman stroberi (Fragaria sp.)
di dalam polibag. Selain itu, penelitian ini dapat memberiakan informasi bagi pengembangan tanaman stroberi di dataran medium.
1.4.Hipotesis Penelitian
H0 = Diduga penggunaan berbagai campuran media dan volume media tanam tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman stroberi (Fragaria sp.) di dataran medium.
Hi = Diduga penggunaan berbagai campuran media dan volume media tanam berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman stroberi (Fragaria
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Biologi Tanaman Stroberi
Tanaman stroberi merupakan tanaman buah tahunan berbentuk semak yang berasal dari daerah subtropik yaitu daerah pegunungan chili. Tanaman stroberi yang dibudidayakan, atau dikenal dengan nama ilmiah Fragaria x ananassa var duchesne adalah hasil persilangan antara Fragaria Virginiana L var duschene dari Amerika Utara dengan Fragaria chiloensis L. var duschene dari Chili, Ameika Selatan. Spesies tanaman stroberi yaitu Fragaria chiloensis L. var duschene menyebar ke berbagai Negara di Amerika, Eropa, dan Asia. Persilangan ini dilakukan pada tahun 1750. Persilangan-persilangan lebih lanjut menghasilkan jenis stroberi dengan buah berukuran besar, harum, dan manis. Sementara spesies lainya yaitu F.Vesca yang lebih luas penyebarannya dan jenis stroberi inilah yang pertama kali masuk ke Indonesia (Adanikid, 2008).
Tanaman stroberi dalam tatanama (taksonomi) tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut (Radford, 1986) :
Kingdom
gaya masyarakat yang ingin sehat karena buah stroberi dapat dinikmati langsung dalam keadaan buah segar maupun hasil olahan seperti sirup, selai, jus, manisan, es krim, yougert, salad buah, serta olahan lainnya. Stroberi sangat kaya akan kandungan gizi (nutrisi). Pada 100 gram buah stroberi segar mengandung energi 37 kalori; protein 0,8 gr; lemak 0,5 gr; karbohidrat 8 gr; kalium 28 mg; fosfat 27 mg; zat besi 0,8 mg; magnesium 10 mg; potassium 10 mg; selesium 0,7 mg; asam folat 17,7 mg; vitamin A 60 SI; vitamin B 0,03 mg; vitamin C 60 mg dan air 89,9 gr (Budiman, 2008a). Selain zat gizi, stroberi juga mengandung senyawa fitikimia yang disebut etlagic acid, yaitu suatu persenyawaan fenol yang berpotensi sebagai antikarasinogen dan antimutagen, dapat mempercantik kulit, menjadikan gigi putih, menghilangkan bau mulut, serta meningkatkan kekuatan otak dan penglihatan (Budiman, 2006b).Senyawa karsinogen yang memicu timbul kanker tesebar di lingkungan kita. Senyawa fitokimia ini dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan guna bagi anti virus (Paddmiarson, 2008).
Tanaman stroberi merupakan tanaman berakar tunggang (radix primaria). Akarnya terus tumbuh, berukuran besar dan dapat mencapai panjang 100 cm, namun akarnya hanya dapat menembus lapisan tanah atas sedalam 15-45 cm. secara morfologi, akar tanaman stroberi terdiri atas pangkal akar (collum), batang akar (corpus), ujung akar (apeks), bulu akar (pilus radicalis) dan tudung akar (calyptras) (Adanikid,2008).
Daun stroberi tersusun pada tangkai yang berukuran cukup panjang. Tangkai daun berbentuk bulat dan seluruh permukaannya ditumbuhi oleh bulu-bulu halus. Helai daun bersusun tiga (trifoliate). Bagian tepi daun bergerigi, berwarna hijau, dan berstruktur tipis. Daun dapat bertahan hidup selama 1-3 bulan, selanjutnya ketika buah telah dipanen maka daun akan menggering kemudian mati ( Gayo,2009 ).
Tanaman stroberi memiliki bunga yang berbentuk klaster (tandan) pada beberapa tangkai bunga. Biasanya bunga mekar tidak bersamaan, bunga yang lebih awal mekar ukurannya lebih besar daripada bunga yang mekar terakhir. Bunga stroberi berwarna putih, berdiameter 2,5-3,5 cm, terdiri dari 5-10 kelopak bunga berwarna hijau dan 5 mahkota bunga (Yudi,2007).
Stroberi memiliki warna buah yang sangat menarik yaitu berwarna merah menyala. Buahstroberi adalah buah semu, yang merupakan pembesaran yaitu receptacle (tangkai buah). Buah sejati yang berasal dari pembuahan ovul berkembang menjadi buah kering dengan biji yang kerasdisebut achen, dimana pembentukannya ditentukan oleh jumlah pistil dan keefektifan penyerbukan ( Prihartman,2006 ).
Menurut Sjechnadarfuddin (2005) bahwa tinggi rendahnya tingkat kuantitas dan kualitas hasil suatu tanaman dipengaruhi oleh varietas yang digunakan. Selain itu varietas unggul biasanya memiliki tingkat resistensi/ketahanan yang lebih tinggi terhadap serangan OPT, kualitas yang lebih baik seperti penampakan buah (warna, ukuran, dan bentuk), kekerasan buah, aroma, rasa dan kandungan nutrisinya. Varietas unggul memegang peranan penting dalam peningkatan produktivitas stroberi, karena memiliki sifat baik, secara genetik seragam, sehingga diharapkan dapat menghasilkan hasil yang lebih tinggi daripada varietas yang lain (Amarta, 2009).
Cianjur, Cipanas dan Sukabumi (Jawa Barat), Batu dan Sitobondo (Jawa Timur), Magelang dan Purbalingga (Jawa Tengah), Bedugul (Bali), dan Berastagi (Sumatra Utara). Varietas stroberi seperti Sweet Charlie, Erlybride dan camarosaa banyak juga ditemukan pada lahan budidaya petani stroberi di Sembalun, NTB (Balitjestro, 2009)
2.2. Budidaya Tanaman Stroberi
2.2.1. Syarat Tumbuh
Stroberi merupakan tanaman subtropik yang di daerah tropis dapat beradaptasi dengan baik didaerah yang memiliki curah hujan 600-700 mm/tahun dengan lama penyinaran 8-10 jam setiap harinya. Beradaftasi dengan baik didaerah dengan suhu diantara 17-20 ºC dengan kelembaban udara antara 80-90% (Prihartman, 2006). Derajat keasaman tanah (pH tanah yang ideal untuk budidaya stroberi yaitu sekitar 6.5-7.0 dengan ketinggian tempat sekitar 1.000-1.300 mdpl. Tinggi tempat dari permukaan laut menentukan suhu udara dan internsitas sinar matahari yang diterima oleh tanaman. Semakin tinggi suatu tempat, semakin rendah suhu tempat tersebut, demikian juga intensitas matahari semakin berkurang. Suhu dan penyinaran inilah yang nantinya akan menggolongkan tanaman apa yang sesuai untuk dataran tinggi atau dataran rendah (Guslim, 2007).
Selain di daerah dataran tinggi, di Indonesia beberapa varietas tanaman stroberi juga dapat tumbuh dan berproduksi di daerah dataran medium dengan ketinggian 600 md dpl dengan suhu dan sinar matahari penuh pada pagi hari. Di ketinggian ini, suhu pada siang hari akan berkisar antara 22-25 ºC dan pada malam hari yaitu 14-18 ºC (Wijoyo, 2008)
yang disyaratkan adalah 50-100 cm dari permukaan tanah. Jika ditanam didalam pot, media harus memiliki sifat poros, mudah merembeskan air dan unsur hara selalu tersedia (Anonim, 2011).
2.2.2. Teknik Budidaya Tanaman Stroberi
2.2.2.1.Teknik Budidaya di Lapangan
Budidaya stroberi di lapangan dapat dilakukan di kebun maupun sawah. Budidaya di lapangan diawali dengan penyiapan dan pengolahan untuk mengkondisikan tanah menjadi gembur, subur, berhumus, memiliki drainase yang baik serta pH yang ideal. Tanah diolah dengan cara dibajak dan dibalik kemudian kering anginkan selama 2-3 minggu agar residu tanaman, materi organik tanah dan nutrisi tanah menjadi lebih merata. Tanah kemudian digaru dan dibuat bedengan dengan lebar 80 x 120 cm, tinggi 30-40 cm, dan jarak antar bedengan 50-60 cm. Pembuatan parit keliling perlu dilakukan untuk mengatur drainase supaya ketika hujan air tidak tergenang (Livy, 1996).
Pemupukan merupakan langkah penting dalam budidaya stroberi . pemupukan yang umum dilakukan adalah dengan 200 kg/ha urea , 250 kg/ha SP-36 dan 100 kg/ha KCl. Stroberi adalah adalah tanaman yang buahnya dikonsumsi dalam bentuk segar, oleh karena itu kecendrungan budidaya yang berkembang adalah budidaya secara organik. Pada budidaya secara organik pupuk kandang merupakan sumber utama nutrisi sehingga diberikan dalam jumlah yang cukup banyak. Pupuk kandang diberikan dengan dosisi 23 ton/ha. Selain pemupukan, pengukuran pH tanah perlu dilakukan untuk mengetahui apakah pH dalam keadaan basa maupun asam. Apabila pH tanah asam maka dilakukan pengapuran untuk menetralkan pH tanah. Bedengan perlu diari terlebih dahulu setelah dilakukan pempupukan dasar dan pemasangan mulsa. Mulsa plastik dipasang pada saat udara panas dan plastik sedang memuai, warna hitam pada plastik menghadap ketanah, sedangkan bagian yang berwarna perak menghadap keatas (Budiman, 2006).
cm, 50 x 50 cm atau 50 x 40 cm tergantung varietas tanaman. Sebelum ditanam sebaiknya dilakukan seleksi bibit terlebih dahulu agar tanaman tumbuh seragam, subur, tegak dan sehat. Bibit ditanam, dan bagian perakaran dipadatkan kemudian tanaman disiram. Pemeliharaan tanaman yang dilakukan adalah penyulaman tanaman yang mati dengan tanaman yang baru, pemangkasan, penyiraman dan pengendalian OPT. Penyiangan dilakukan pada tanaman stroberi tanpa ataupun dengan mulsa. Pada saat penyiangan, mulsa yang berada diantara barisan/bedengan dicabut atau dibenamkan ke dalam tanah. Waktu penyiangan tergantung dari pertumbuhan gulma. Gulma merupakan tumbuhan yang dapat mengganggu pertumbuhan dan kesehatan tanaman (Rukmana, 1998).
Pemangkasan dilakukan terhadap tanaman yang daunnya terlalu rimbun atau terkena penyakit. Pemangkasan dilakukan secara teratur untuk mengarahkan pertumbuhan ke produksi (Aswita, 2007). Pengairan dan penyiraman dilakukan apabila tanah kering. Pengairan bisa dilakukan dengan penyiraman tau menjenuhi parit antar bedengan dengan air. Pemberatasan hama dan penyakit tanaman dapat dilakukan dengan cara manual atau menggunakan pestisida. Beberapa hama yang menyerang tanaman stroberi yaitu seperti kutu daun, tungau, kumbang penggerek, kutu putih, nematode dan kutu putih. Adapula penyakit yang menyerang tanaman stroberi yaitu seperti kapang kelabu, busuk buah matang, busuk rizopus, empulur merah, embun tepung, daun gosong, dan bercak daun (Balijestro, 2014).
2.2.2.2. Teknik Budidaya di Pekarangan
Budidaya tanaman stroberi tidak harus di lakukan dilapangan,seperti sawah maupun kebun yang luas. Lahan yang terbatas, seperti pekarangan juga dapat dimanfaaatkan sebagai tempat budidaya stroberi. Budidaya stroberi di pekarangan dapat menggunakan wadah seperti polibag maupun pot. Salah satu faktor penting dalam penyediaan dan pemilihan pot adalah ukurannya yang sesuai dengan ukuran tanaman stroberi. Wadah yang digunakan harus dapat menampung media tanah yang cukup agar perakaran stroberi tumbuh dengan leluasa (Rukmana, 1998).
Media tanam yang digunakan adalah, campuran tanah : pasir : humus (1 : 1 : 1), campuran tanah : arang sekam : pupuk kandang (1 : 1 : 1) karena dapat meningkatkan daya simpan air dan kation-kation tanah semakin meningkat serta mampu memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah (Nusyamsi, 1997). Media tanam dicampur merata dan diisi kewadah yang telah dipersiapkan. Seleksi bibit dilakukan untuk memperoleh tanaman yang tumbuh dengan sehat dan baik. Bibit stroberi beserta tanahnya dikeluarkan lalu ditanam ke dalam polibag/pot yang telah dibuatkan lubang tanam. Pada saat penanaman, posisi bibit stroberi harus diatur agar tanaman tegak dan posisinya sesuai dengan bibir pot. Pot atau polibag diatur dengan jarak antara tanaman yaitu 40 x 40 cm atau 40 x 50 cm. setelah penanaman, dilakukan penyiraman secara perlahan-lahan agar media tanam memadat dan tanaman segar kembali. Pemeliharaan tanaman stroberi yang dibudidayakan di pot/polibag tidak jauh berbeda dengan tanaman yang dibudidayakan di lapangan. Tanaman perlu dipangkas, disiangi, disiram secara teratur serta dilakukan pemupukan susulan dan pengedalian hama dan penyakit (Edy, 1989).
2.3. Media Budidaya dalam Pot/Polibag
CO2 dan O2. Campuranmedia akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Media tanam berasal dari berbagai macam campuran bahan atau satu jenis bahan saja asalkan dapat memenuhi beberapa persyaratan antara lain dapat memegang air dengan baik, bersifat porous sehingga air siraman tidak menggenang (becek) dan tidak bersifat toksik (racun) bagi tanaman (Widarto, 1996).
Tanah yang diambil dari lapisan top soil merupakan bahan utama media tanam. Peranan tanah bagi tanaman yaitu sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran, penyedia kebutuhan primer tanaman (air, udara, dan unsur hara), dan penyedia kebutuhan sekunder tanaman (zat-zat pemacu tumbuh: hormon, vitamin dan asam-asam organik; antibiotik dan toksin anti hama; enzim yang dapat meningkatkan ketersediaan hara), serta sebagai habitat biota tanah karena dapat menyediakan kebutuhan primer maupun sekunder bagi tanaman (Majid, 2008).
Salah satu campuran media tanam yang berfungsi untuk meningkatkan porositas yaituarang sekam. Menurut Krisantini (1997), arang sekam memiliki karakteristik sangat ringan (BJ = 0,2 kg/l), kasar sehingga sirkulasi udara tinggi karena mengandung banyak pori, kapasitas menahan air tinggi, pH netral, serta relatif bersih dari hama, bakteri dan gulma. Kapasitas menahan air yang tinggi dari arang sekam membuat larutan hara dalam media dapat tahan lama. Unsur hara yang diserap tanaman dapat meningkatkan laju fotosintesis sehingga berpengaruh terhadap produksi buah (Nursyamsi, 1997).
dan biologi tanah. Bahan organik menyediakan unsur hara seperti N, P, K dan S bagi tanaman. Selain itu, bahan organik berperan sebagai sumber energi bagi organisme tanah, sebagai penyangga (buffer) terhadap perubahan pH, dapat mengikat logam-logam, berkombinasi dengan mineral liat, memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan kapasitas tukar kation (Stevenson, 1982). Jenis pupuk organik ditentukan oleh bahanya, seperti bahan untuk kompos, pupuk hijau dan pupuk kandang (Anonim, 1996).
Pupuk kandang merupakan bahan organik yang memiliki sifat alami dan tidak merusak tanah. Pupuk kandang dapat menyediakan unsur makro (nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, dan belerang) dan unsur mikro (besi, seng, boron, kobalt, dan molibdenium) bagi tanaman. Pupuk kandang berfungsi untuk meningkatkan daya serap air, aktifitas mikrobiologi tanah, nilai kapasitas tukar kation dan memperbaiki struktur tanah. Pemberian pupuk kandang secara tidak langsung akan memperbaiki sifat fisik, kimia maupun biologi tanah (Santoso, 2004). Kandungan unsur hara pupuk kandang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain jenis hewan, umur hewan, keadaan hewan, jenis makanan, bahan hamparan yang dipakai, perlakuan, serta penyimpanan sebelum diaplikasikan sebagai media tanam. Jenis pupuk kandang yang dapat digunakan berdasarkan jenis ternak atau hewan yang menghasilkan kotoran antara lain pupuk kandang kotoran sapi, pupuk kandang kuda, pupuk kandang kambing atau domba, pupuk kandang babi dan pupuk kandang unggas atau ayam ( Hasibuan, 2006).
Kompos merupakan hasil perombakan bahan organik oleh mikroba dengan hasil akhir berupa kompos yang memiliki nisbah C/N yang rendah. Bahan yang ideal untuk dikomposkan memiliki C/N sekitar 30, sedangkan kompos yang dihasilkan memiliki nisbah C/N <20. Bahan organik yang memiliki nisbah C/N jauh lebih tinggi di atas 30 akan terombak dalam waktu yang lama, sebaliknya jika nisbah tersebut terlalu rendah akan terjadi kehilangan N karena menguap selama proses perombakan berlangsung (Yuwono,2007).
dan dingin seperti gula, pati, asam amino, urea, dan garam amonium sebanyak 2-30% dan 1-5% lemak larut eter dan alkohol, minyak dan lilin, sehingga penggunaan kompos dapat meningkatkan kesuburan tanah, merangsang perakaran yang sehat, memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kandungan bahan organik tanah, dan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah. (Sutanto, 2002). Syarat kompos yang digunakan sebagai campuran media tanam yang baik yaitu kompos yang memiliki ciri-ciri telah berwarna coklat, berstruktur remah, berkonsistensi gembur dan berbau daun yang lapuk (Sutejo, 1990).
Diantara jenis pupuk kandang, pupuk kandang sapi mempunyai kadar serat (selulosa) yang tinggi yang ditunjukan oleh nilai C/N yang cukup tinggi (>40). Pupuk kandang sapi memiliki kadar C organik yang tinggi sehingga tidak digunakan secara langsung melainkan harus melalui proses dekomposisi terlebih dahulu (Widowati,2005). Pupuk kandang sapi yang baik dapat memperbaiki kesuburan tanah baik fisik, kimia dan biologi tanah. Selain itu, pupuk kandang sapi juga dapat meningkatkan daya pegang air dan meningkatkan kapasitas tukar katio (Hadisumitro, 2002).
Jerami padi merupakan limbah pertanian yang tersedia dalam jumlah cukup banyak dibandingkan dengan limbah pertanian lainnya, serta mudah diperoleh untuk dimanfaatkan sebagai pakan dan sebagian menjadi kompos (Agustinus, 2011). Menurut Arifin (1993); Hadiwigeno (1993); dan Basyir (1996), pemberian 5,0 ton/ha jerami dapat menghemat pemakaian pupuk KCL sebesar 100 kg/ha. Sedangkan Adaningsih (1984), melaporkan bahwa penggunaan jerami sebanyak 5 ton/ha selama 4 musim tanam dapat menyumbang hara sebesar 170 kg K, 160 kg Mg, dan 200 kg Si. Hal ini juga didukung dengan penelitian Rostaman (2011), menunjukan bahwa pemberian pupuk 20 ton/ha kelahan sawah dapat meningkatkan K, sehingga dapat meningkatkan tinggi tanaman, jumlah anakan dan jumlah malai padi.
Penggunaan kompos sebagai pupuk sangat baik karena dapat menyediakan unsur hara yang diperlukan oleh tanaman, serta menjadi salah satu alternatif pengganti pupuk kimia karena harganya yang lebih murah, berkualitas dan ramah lingkungan. Sebagai campuran media tanam, jerami bersifat multiguna karena bisa dimanfaatkan untuk bahan dasar pupuk organik, dapat memperbaiki struktur dan tekstur tanah, meningkatkan porositas tanah, aerasi tanah dan dapat menambah komposisi mikroorganisme dalam tanah (Murbandono, 2000)
1.4.Pengaruh campuran dan volume media tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
Pemberian pupuk kandang pada tanaman dapat meningkatkan kesuburan tanah, mengurangi laju penurunan Boron melalui proses mineralisasi, serta dapat menaikan pH tanah (Djamaludin, 1987). Hasil penelitian Bahtera (2010) menunjukan bahwa tanaman stroberi yang ditanam pada media campuran tanah, pupuk kandang dan arang sekam (3: 1: 1) menghasilkan produksi buah paling tinggi yaitu 38,45 kg/petak dibandingan dengan media campuran tanah dan pupuk kandang (3: 1) dengan produksi 30,69 kg/petak.
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1.Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan UPB BBI PPH Santong, Desa Santong, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara dengan ketinggian tempat 485 m dpl . Waktu pelaksanaan penelitian mulai dari bulan November 2016 sampai dengan bulan Februari 2017.
3.2.Bahan dan Alat Penelitian 3.2.1. Alat-alat
Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu cangkul,sekop, sprayer, gembor, alat tulis menulis, oven, alat pengayak, refraktometer, gunting, kertas label, selirban dan timbangan digital.
3.2.2. Bahan-bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu polibag (ukuran 40x40 cm, 35x35 cm dan 30x30 cm), bibit stroberi varietas “Sweet
charlie’’,pupuk organik (pupuk kandang sapi, pupuk kandang kambing, dan kompos jerami),arang sekam,tanah, pupuk NPK Ponska, perekat (supranik), bambu, sungkup plastik, Yellow Trap, dan pupuk perlengkap cair (Green booster).
3.3.Metode Penelitian
3.4.Rancangan Percobaan
Penelitian ini menggunakan Racangan Acak Lengkap (RAL) faktorial, terdiri dari dua faktor yaitu faktor campuran media tanam (c) dan faktor volume
media tanam (v).
1. Faktor campuran media (c) terdiri dari 4 aras :
c1 : Kontrol : tanah :arang sekam dengan perbandingan 1 : 1 (v:v)
c2:Campuran tanah : pupuk kandang sapi : arang sekam dengan perbandingan 1 : 1 : 1 (v : v : v)
c3:Campuran tanah : pupuk kandangkambing : arang sekam dengan perbandingan 1 : 1 : 1 (v : v : v)
c4:Campuran tanah : kompos jerami : arang sekam dengan perbandingan 1 : 1 : 1 (v : v : v)
2. Faktor volume media yang di uji terdiri dari 3 aras yaitu : v1 = 14,1 cm3 (ukuran polibag 30x30 cm)
v2 = 24,0 cm3 (ukuran polibag 35x35 cm)
v3 = 37,7 cm3 (ukuran polibag 40x40 cm)
Interaksi perlakuan ditampilkan pada Tabel 3.1
Tabel 3.1. Interaksi Perlakuan
Volume (v) Campuran media tanam (c)
c1 c2 c3 c4
v1 v1c1 v1c2 v1c3 v1c4
v2 v2c1 v2c2 v2c3 v2c4
v3 v3c1 v3c2 v3c3 v3c4
destruktif sehingga dipersiapkan 120 unit (polibag) percobaan dan ditambah 80 unit sebagai tanaman cadangan, sehingga diperoleh sebanyak 200 unit percobaan.
3.5.Pelaksanaan Penelitian
3.5.1. Persiapan lokasi penelitian
Penanaman stroberi untuk 200 polibag dengan jarak antar tanaman 30x30 cm memerlukan lahan seluas 100 m2 . Lahan yang telah digunakan untuk meletakkan polibag dibersihkan dari gulma, diratakan dan dipadatkan lalu dibuat parit keliling sebesar 50 cm. pada lahan percobaan telah dibuat sungkup dari plastik dengan panjang 10 m, luas 10 m dan tinggi 1,5 m.
3.5.2. Penyiapan media tanam
Bahan-bahan sesuai dengan perlakuan dicampur secara merata, kemudian dimasukkan ke dalam polibag dan dipadatkan dengan cara menghetakan polibag yang telah terisi dengan campuran media tanam ketanah, kemudian disiram sampai volume media pada polibag konstan. Media tanam pada v1 dimasukkan ke polibag ukuran 30x30 cm (diisi setinggi 20 cm), v2 dengan ukuran polibag 35x35 cm (diisi setinggi 25 cm), dan v3 menggunakan polibag ukuran 40x40 cm (diisi setinggi 30 cm).
2.5.3. Penanaman
Bibit yang digunakan adalah bibit stroberi varietas “Sweet Charlie" yang
diperoleh dari petani di Sembalun dan berasal dari perbanyakan stolon. Bibit yang digunakan adalah bibit berumur 40-45 hari dengan vigor dan ukuran yang seragam, tinggi 10-12 cm, dan memiliki 2-3 daun terbuka. Bibit yang terpilih ditanam ke dalam polibag yang telah terisi campuran media. Sebelum penanaman, dibuat lubang tanam dengan kedalaman 5 cm dibagian tengah media. Bibit dipindah ke media tanam dengan cara menggunting polibag yang digunakan sebagai wadah penanaman bibit untuk menghindari perakarannya patah akibat perlakuan yang tidak baik (dicabut), kemudian ditutup dan tepat di leher batang ditekan pada saat penanaman.Pupuk dasar berupa NPK Ponska (15:15:15) dengan dosis 12 gr/tanaman diberikan setelah penanaman. Pupuk dasar diaplikasikan dengan cara melingkar di bagian pinggir tanaman supaya akar menyerap unsur hara dengan optimal. Setelah penanaman, tanaman disiram menggunakan gembor sampai media tanam lembab. Penyiraman dihentikan ketika air telah merembes melalui lubang-lubag polibag, maka pemberian air di hentikan.
3.5.4. Pemeliharaan Tanaman 3.5.4.1. Penyiraman
pori-pori telah terisi oleh air yang ditandai dengan air telah merembes melalui lubang-lubang polibag, lalu pemberian air di hentikan.
3.5.4.2. Penyulaman
Penyulaman dilakukan dengan menggantitanaman yang mati atau tumbuh tidak normal (abnormal) atau terhadap tanaman yang rusak oleh OPT. Penyulaman dilakukan dengan cara mengganti tanaman yang disulam dengan tanaman cadangan yang pertumbuhannya sama.
3.5.4.3. Pemupukan
Pemupukan di perlukan untuk menyediakan sumber nutrisi bagi tanaman agar kebutuhan tanaman terpenuhi. Pemupukan dengan pupuk anorganik diberikan sebagai pupuk dasar yaitu dengan pupuk NPK Ponska (15:15:15) dengan dosis 12 gr/tanaman (polibag). Pupuk susulan diberikan menggunakan pupuk daun (Green Boster) dengan kosentarasi 1 g/l dan di tambah perekat (supranik) dengan kosentarasi 0,01 % (10 tetes/l) dan volume semprot 50 ml per tanaman. Pemupukan susulan diberikan sejak tanaman berumur 4 MST dan selanjutnya diberikan selang 2 minggu sekali sampai dengan akhir penelitian. 3.5.4.4. Pemangkasan
Pemangkasandilakukan 2 minggu sekali terhadap daun-daun stroberi yang mengering dan daun yang terserang hama dan penyakit, karena bisa menularkan penyakit ketanaman lain. Pemangkasan juga dilakukan pada stolon untuk mengarahkan pertumbuhan ke arah produksi buah. Pemangkasan stolon dilakukan 2 minggu sekali dengan cara menggunting stolon sepanjang 5 cm dari pangkal batang.
3.5.4.5. Pengendalian Hama Penyakit
menangkap/mengendali serangga. Yellow trap dipasang pada kayu atau bambu dengan tinggi 60 cm dan jarak 5 m, sehingga yellow trap yang diperlukan yaitu 6 buah.
3.5.4.6. Panen
Pemanenan dilakukan secara berkala terhadap buah yang telah
menunjukan karakteristik siap panen yaitu kulit buah telah berwarna merah (≥
50%). Panen dilakukan dengan cara menggunting tangkai buah pada jarak 5 cm dari buah menggunakan gunting yang telah disterilkan terlebih dahulu dengan alkohol 70%. Panen dilakukan pada pagi hari untuk menghindari terpaan sinar matahari langsung kebuah, yang mengakibatkan buah mudah rusak atau busuk.
3.6. Variabel Pengamatan
Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, luas kanopi, panjang akar, biomasa basah tajuk, biomasa kering tajuk, biomasa basah akar, biomasa kering akar, total biomasa basah, total biomasa kering, arsitektur akar, jumlah bunga per pengamatan, umur berbunga, umur berbuah, jumlah buah per pengamatan, jumlah buah per panen, berat buah perpanen, tingkat kemanisan buah (brix), bobot produksi perpanen, kualitas buah (Grade) frekuensi panen, jumlah total panen dan total produksi. Cara pengamatan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
3.6.1. Tinggi tanaman
Pengamatan dilakukan dengan mengukur tinggi tanaman stroberi dari pangkal batang sampai ujung kanopi menggunakan pengarisan. Pengamatan tinggi tanaman dilakukan pada umur 2 MST, 4 MST, 6 MST, 8 MST, dan 10 MST.
3.6.2. Luas Kanopi
r= 𝑑1+4𝑑2
Luas kanopi kemudian dihitung menggunakan rumus : Luas =𝜋𝑟2 Keterangan :r : jari-jari
3.6.3. Panjang akar
Pengamatan panjang akar pada tanaman stroberi dilakukanpada saat tanaman berumur 6 MST dengan cara destruktif. Tanaman dilepaskan dari polibag, kemudian dicuci bagian tanaman yang akan diamati (akar) sampai bersih, lalu mengukur panjang akar tanaman stroberi dari pangkal batang sampai ujung akar terpanjang, menggunakan penggaris.
3.6.4. Biomassa Basah Tanaman
Pengamatan biomassa basah pada tanaman stroberi dilakukan pada saat tanaman berumur 6 MST dengan cara destruktif. Tanaman dilepaskan dari polibag, kemudian dicuci bagian tanaman yang akan diamati (akar dan tajuk) sampai bersih dsn ditimbang beratnya menggunakan timbangan digital di lokasi penelitian.
3.6.5. Biomassa Basah Tajuk
Tajuk tanaman stroberi adalah bagian atas tanaman yang terdiri dari batang, serta daun-daun pada tanaman. Pengamatan biomassa basah tajuk pada tanaman stroberi dilakukan pada saat tanaman berumur 6 MST dengan cara destruktif . Tanaman dilepaskan dari polibag, kemudian dibersihkan dan dipisahkan antara bagian diatas dan didalam tanah. Biomasa basah tajuk tanaman dihitung dengan cara menimbang langsung tajuk menggunakan timbangan digital di lokasi penelitian.
3.6.6. Biomassa Basah Akar
3.6.7. Biomassa Kering Tanaman
Pengamatan biomassa kering pada tanaman stroberi dilakukan pada saat tanaman berumur 6 MST dengan cara destruktif. Tanaman yang telah diukur biomasa basahnya , kemudian dimasukkan ke dalam kertas amplof dan di oven pada suhu 60-70 ͦC sampai memperoleh bobot konstan, kemudian ditimbang beratnya.
3.6.8. Biomassa Kering Tajuk
Pengamatan biomassa tajuk kering pada tanaman stroberi dilakukan pada saat tanaman berumur 6 MST dengan cara destruktif. Tanaman dilepaskan dari polibag, dibersihkan dan bagian tanaman yang akan diamati (tajuk), dimasukkan ke dalam kertas amplof dan di oven pada suhu 60-70 ͦC sampai memperoleh bobot konstan, kemudian tajuk yang kering ditimbang.
3.6.9. Biomassa Kering Akar
Pengamatan biomassa kering akar pada tanaman stroberi dilakukan pada saat tanaman berumur 6 MST dengan cara destruktif. Akar yang telah dipisahkan dengan bagian kotoran dan bagian tanaman lainnya dimasukkan ke dalam kertas amplof dan di oven pada suhu 60-70 ͦC sampai memperoleh bobot konstan , kemudian ditimbang beratnya.
3.6.10. Arsitektur Akar
Pengamatan Arsitektur akar dilakukukan pada akhir penelitian, dengan mengambil dua sampel dalam tiap ulangan. Media tanam atau wadah (polibag) di belah menjadi dua bagian menggunakan karter, kemudian diamati dan difoto arsitektur akarnya.
3.6.11. Jumlah Bunga Per Pengamatan
3.6.12. Umur Berbunga
Pengamatan umur berbunga pada tanaman stroberi dilakukan dengan cara menghitung jumlah hari sejak tanam sampai dengan muncul bunga untuk pertama kali.
3.6.13. Umur Berbuah
Pengamatan umur berbuah tanaman stroberi dilakukan dengan cara menghitung jumlah hari sejak tanam sampai dengan terbentuk buah pertama kali. Tanaman dikatakan telah berbuah apabila ditemukan buah dengan panjang minimal 1 cm.
3.6.14. Jumlah Buah Per Panen
Pengamatan jumlah buah dilakukan setiap kali panen, dengan cara menghitung jumlah buah yang di panen pada setiap kali panen.
3.6.15. Bobot Buah Per Panen
Pengamatan bobot buah dilakukan dengan cara menimbang berat masing-masing buah per panen menggunakan timbangan digital.
3.6.16. Kualitas Buah (Grade)
Pengamatan grade buah dilakukan dengan cara mngklasifikasikan buah yang telah dipanen. Stroberi diklasifikasikan menjadi 3 kelas berdasarkan kualitas buahnya yaitu; kelas A (11-20 gram/buah), kelas B (7-10 gram/buah), kelas C (6-4 gram/buah), kelas D (< 4 gram/buah) (Warintek, 2004).
3.6.17. Jumlah Total Panen
Pengamatan jumlah total panen dilakukan dengan menghitung jumlah total buah dari semua pemanenan stroberi.
3.6.18. Total Produksi
3.6.19. Kadar Gula buah (0brix)
Pengamatan tingkat kemanisan buah dilakukan dengan mengukur derajat kemanisan menggunakan hand refraktometer. Sebelum pengukuran terlebih dahulu dilakukan kalibrasi refraktometer dengan cara air akuades diteteskan pada pentratometer kemudian tutup prisma, tunggu 10 detik kemudian arahkan kecahaya apabila nilainnya nol maka dapat digunakan untuk mengukur tingkat kemanisan buah Tutup prisma, di lap menggunakan tisu sebelum digunakan untuk mengukur tingkat kemanisan buah stroberi. Derajat kemanisan sampel diukur dengan cara menghancurkan buah hasil panen, kemudian menyaring sari buah, kemudian meletakkan dua tetes sari buah padalensa sampel buah refraktometer. Prima refraktomter yang telah ditetesi cairan sampel ditutup secara perlahan untuk mencegah terbentuknya gelembung udara, selanjutnya refraktometer diarahkan kea rah cahaya yang cukup supaya terlihat jelas skala penunjuk untuk mengetahui tingkat kemanisan (derajat brix) buah stroberi.
Tingkat/kategori rasa manis buah stroberi ditentukan berdasarkan nilai/0brix yang meliputi beberapa kategori sebagai berikut (Direktorat Jendral Bea dan Cukai, 2016).
Tabel 3.2. Kategori tingkat kemanisan buah stroberi berdasarkan nilai/0brix
No Nilai/0brix Kategori Rasa Manis Buah Stroberi
1 0->3 Tidak Manis (Tidak Bermutu Sama Sekali)
2 >3-<6 Kurang manis (Bermutu Rendah)
3 >6-<10 Cukup Manis (Bermutu Sedang)
4 >10-<14 Manis (Bermutu)
5 >14-16 Sangat Manis (Bermutu Baik)
3.6.20. Frekuensi Panen
3.7.Analisis Data
Data hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis sidik ragam (ANSARA) pada taraf nyata 5% dan untuk parameter yang berbeda nyata diuji lanjut menggunakan uji beda nyata jujur (BNJ) pada taraf nyata 5% dan analisis deskriptif untuk tanaman yang tidak memenuhi syarat untuk dilakukan analisis. Laju pertumbuhan tinggi tanaman dan luas kanopi tanaman, dianalisis menurut regresi korelasi linier menggunakan microsoff excel dan minitab fon windows, pada taraf nyata 5 %.
Persamaan regresinya adalah
y = a+bx Dimana
y = tinggi tanaman dan luas kanopi tanaman a = konstanta
b = penambahan pertumbuhan tinggi tanaman dan luas kanopi tanaman
x = umur tanaman (minggu)
Berdasarkan persamaan garis regresi yang diperoleh dapat dihitung nilai laju pertumbuhan tinggi tanaman dan luas kanop tanaman dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Dew, 1972. Dalam Ngawit, 2008).
𝑏𝑖 =𝑏 𝑎
bi= laju Pertumbuhan tinggi tanaman dan luas kanopi tanaman b = koefisien regresi
Tabel 3.3. Tabel hasil ANSARA untuk percobaan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial
Sumber Keragaman (SK)
Derajat Bebas (db) Jumlah Kuadrat (JK)
Kuadrat Tengah (KT)
F hit F tabel 5%
Perlakuan (P) t-1=12-1=11 JKP KTP KTP/KTG v (volume media) v-1=3-1=2 JKV KTV KTV/KTG
c (campuran media)
c-1=4-1=3 JKC KTC KTC/KTG
vc (interaksi faktor v*c)
(v-1)(c-1)=2x3=6 JKVC KTVC KTVC/KT G Galat (G)
t-(r-1)=12(5-1)=12x4=48
JKG KTS
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tanah dan iklim merupakan faktor lingkungan yang dapat menentukan keberhasilan budidaya. Tanah merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya tanaman sehingga baik buruknya hasil tanaman ditentukan oleh tingkat kesuburan tanahnya. Penelitian ini dilakukan di lahan UPB BBI PPH Santong, Desa Santong, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara, pada ketinggian tempat 485 m dpl. Jenis tanah di tempat penelitian umumnya adalah jenis tanah entisol atau tanah yang baru berkembang dari bahan induk (Suwardji et.al., 2007) Tanah entisol merupakan tanah pasiran yang memiliki kadar lempung dan bahan organik rendah, sehingga daya menahan airnya rendah (bersifat porous). Curah hujan merupakan salah satu kondisi iklim yang memiliki peran penting dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Curah hujan di tempat penelitian pada bulan November 2016 - Maret 2017 yaitu 23,3 - 33,9 mm/jam dengan suhu rata-rata berkisar antara 240C - 250C (Data Terlampir). Adapun faktor lingkungan yang tidak kalah pentingnya yaitu hama dan penyakit tanaman. Hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman stroberi ialah leaf bright, antraknose, bercak merah, ulat grayak, slug, kumbang putih, siput, kutu daun, penggerek buah dan urat (Balijestro, 2014).
dan frekuensi panen. Hal ini dilakukan karena sebagian data hasil yang diperoleh tidak memenuhi syarat untuk dapat dilakukan analisa denganAnsara. Selain itu juga dilakukan juga analisis regresi terhadap tinggi tanaman umur 2, 4, 6, 8 dan 10 mst, luas kanopi tanaman pada umur 2, 4, 6, 8 dan 10 mst untuk mengetahui trend peningkatan laju penambahan tinggi tanaman dan luas kanopi tanaman stroberi pada perlakuan yang diberikan.
Hasil analisis sidik ragam pengaruh volume media, campuran media dan interaksinya terhadap pertumbuhan dan pembungaan tanaman stroberi di dataran medium ditampilkan Pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Hasil analisis sidik ragam (Ansara) pengaruh volume media, campuran media dan interaksinya terhadap pertumbuhan, umur berbunga dan jumlah bunga tanaman stroberi di dataran medium.
No Parameter Pengamatan Perlakuan
Volume
Keterangan : MST= Minggu Setelah Tanam HST= Hari Setelah Tanam NS= Non-Signifikan S= signifikan
umur 4 mst dan 10 mst. Campuran media tanam tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman pada semua umur pengamatan, luas kanopi tanaman pada umur 2 dan 8 mst, pertumbuhan akar, panjang akar (cm), biomassa basah tanaman (g), biomassa kering akar (g), biomassa basah tajuk (g), serta biomassa basah tanaman (g) tetapi berpengaruh terhadap luasa kanopi tanaman 4 mst, luas kanopi tanaman 6 mst, luas kanopi tanaman 10 mst, biomassa kering tajuk (g), dan biomassa kering tanaman (g). Demikian juga tidak terdapat interaksi antara volume media dan campuran media terhadap pertumbuhan dan pembungaan tanaman stroberi kecuali terhadap biomassa basah tajuk (g), dan biomassa basah tanaman.
Perlakuan campuran media dan volume media tanam, serta interaksinya tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi tanaman stroberi. Namun demikian berdasarkan analisis regresi laju pertambahan tinggi tanaman sehubungan dengan semakin bertambahnya umur tanaman terjadi penambahan yang berbeda nyata pada masing-masing perlakuan volume media maupun campuran media tanam, serta interaksi perlakuannya. Hal ini terbukti dari slope garis regresi hubungan antara penambahan tinggi tanaman dan penambahan umur tanaman yang ditandai dengan nilai koefisien regresi (r2). Pada perlakuan berbagai volume media kisaran nilai koefisien r2 mendekati 1, yaitu antara 0,975-0,999. Demikian pula pada penggunaan berbagai campuran media tanam nilai koefesien r2 mendekati 1, yaitu antara 0,938-0,975. Sedangkan pada perlakuan interaksi perlakuan campuran media dan volume media tanam, laju pertambahan tinggi tanaman menunjukan perbedaan yang nyata karena nilai koefesien r2 pada masing-masing interaksi perlakuan menunjukan nilai lebih dari 0,5 sampai mendekati 1, yaitu antara 0,591-0,982.
Tabel 4.2. Laju pertumbuhan tinggi tanaman stroberi pada perlakuan campuran media dan volume media tanam, serta interaksi perlakuannya.
Perlakuan Laju Pertambahan Tinggi Tanaman Stroberi cm/hari
r2
v1 0,06 0,957
v2 0,07 0,978
v3 0,08 0,99
c1 0,08 0,975
c2 0,05 0,938
c3 0,08 0,966
c4 0,09 0,939
v1c1 0,11 0,937
v2c1 0,05 0,883
v3c1 0,08 0,898
v1c2 0,04 0,922
v2c2 0,03 0,591
v3c2 0,07 0,882
v1c3 0,07 0,982
v2c3 0,07 0,860
v3c3 0,11 0,806
v1c4 0,04 0,637
v2c4 0,15 0,92
v3c4 0,08 0,975
Keterangan = nilai koefesien r2 mendekati 1 (data yang dianalisis akurat)
campuran media dan volume media tanam yang memberikan laju pertumbuhan tanaman tertinggi yaitu v2c4, dengan nilai laju pertumbuhan tinggi tanaman 0,15 cm/hari.
Peningkatan laju pertumbuhan tinggi tanaman pada perlakuan tersebut erat kaitannya dengan kesuburan fisik dari campuran media yang digunakan, seperi halnya campuran 4 (yaitu campuran tanah:kompos jerami:arang sekam) yang memiliki nilai laju pertumbuhan tanaman yang terbaik. Penggunaan volume media juga merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman karena sangat erat kaitannya dengan ketersedian ruang tumbuh, unsur hara, air, udara. Menurut Aminudin (2003), semakin besar wadah atau ukuran polibag yang digunakan (jumlah media atau bobot media yang digunakan) maka akan membuat akar semakin leluasa berkembang. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman dipengaruhi oleh penggunaan ukuran wadah yang tepat, serta kondisi media yang mampu menahan air, menyerap air dan mineral.
Tabel 4.3. Laju penambahan luas kanopi tanaman stroberi pada perlakuan campuran media dan volume media tanam, serta interaksi perlakuannya.
Perlakuan Laju Penambahan Luas Kanopi Tanaman Stoberi cm2/hari
r2
v1 1,09 0,953
v2 1,45 0,980
v3 0,94 0,974
c1 0,59 0,990
c2 0,57 0,899
c3 0,06 0,960
c4 2,80 0,990
v1c1 0,31 0,833
v2c1 0,77 0,968
v3c1 0,78 0,968
v1c2 0,70 0,871
v2c2 0,36 0,862
v3c2 0,62 0,910
v1c3 3,97 0,993
v2c3 1,20 0,878
v3c3 0,08 0,957
v1c4 1,28 0,947
v2c4 1,96 0,997
v3c4 0,65 0,948
Keterangan = nilai koefesien r2 mendekati 1 (data yang dianalisis akurat)
berbeda nyata terhadap laju penambahn luas kanopi tanaman. Laju penambahan luas kanopi tanaman yang tertinggi yaitu pada perlakuan v1c3, dengan nilai penambahan 3,97 cm2/hari.
Berdasarkan hasil uji lanjut BNJ 0,05 Tampak bahwa perlakuan volume media berpengaruh terhadap rata-rata luas kanopi tanaman pada umur 4 mst dan 10 mst. Rata-rata luas kanopi tertinggi (terluas) diperoleh pada perlakuan volume v3 yaitu 254,2 cm2 (pada umur 4 mst) dan 583 cm2 (pada umur 10 mst). Akan tetapi pada umur 2, 6 dan 8 mst tidak terlihat adanya pengaruh terhadap penggunaan berbagai volume media. Sedangkan luas kanopi tersempit terdapat pada tanaman stroberi yang ditanam pada media dengan volume v1 yaitu 174,8 cm2 (pada umur 4 mst) dan volume 432,4 cm2 (pada umur 10 mst) (Tabel 4.4)
Seperti halnya luas kanopi tanaman stroberi pada umur 2 mst dan 8 mst tidak dipengaruhi oleh campuran media tanam. Namun pengaruh campuran media tanam terhadap luas kanopi tanaman stroberi terlihat pada umur 4, 6, dan 10 mst. Perlakuan campuran 2 (c2) berbeda nyata dengan campuran 4 (c4). Luas kanopi tersempit terdapat pada tanaman stroberi yang ditanam pada media dengan campuran 1 (c1) yaitu 181,6 cm2 (pada umur 4 mst); 295,7 cm2 (pada umur 6 mst), dan 388,0 cm2 (pada umur 10 mst), sedangkan tanaman dengan kanopi terluas adalah yang ditanam pada media dengan campuran 4 (c3) yaitu 273,3 cm2 (pada umur 4 mst); 410,8 cm2 (pada umur 6 mst) dan 630,7 cm2 (pada umur 10 mst) (Tabel 4.4).
Tabel 4.4. Pengaruh volume media dan campuran media terhadap luas kanopi tanaman (cm2) pada umur 2 MST, 4 MST, 6 MST, 8 MST dan 10 MST.
Volume Luas kanopi tanaman (cm2) pada umur
2 MST 4 MST 6 MST 8 MST 10 MST
v1 129,5 174,8 a 309,2 411,4 432,4 b
v2 153,6 254,2 b 383,5 536,5 582,9 a
v3 139,4 226,8 ab 315,6 454,9 483,9 ab
BNJ 5% - 70,0 - 139,0
c1 152,7 227,6 ab 326,5 ab 421,1 472,0 ab
c2 143,5 181,6 a 295,7 a 411,5 387,9 a
c3 127,6 191,8 ab 311,3 ab 482,2 508,3 ab
c4 139,5 273,3 b 410,8 b 555,7 630,7 b
BNJ 5% - 88,4 104,0 - 176,6
Keterangan : Angka-angka pada setiap kolom yang diikuti oleh huruf yang sama dalam masing-masing perlakuan tidak berbeda nyata pada uji BNJ taraf 5 %.
Penggunaan berbagai volume dan campuran media
tidakberpengaruhterhadap biomassa basah tajukdan biomassa basah tanaman. Namun perlakuan tersebut berpengaruh nyata terhadap biomassa kering tajukdan biomassa kering tanaman. Meskipun demikian, tidak terdapat interaksi antara volume dan campuran media terhadap biomassa basah dan biomassa kering tajuk serta biomassa basah dan kering tanaman. Pengaruh volume dan campuran media, serta interaksinya terhadap biomassa basah tajuk, biomassa kering tajuk, biomassa basah tanaman dan biomassa kering tanaman ditampilkan pada Tabel 4.5 dan 4.6.
Tabel 4.5. Pengaruh berbagai volume media dan campuran media terhadap
Keterangan : Angka-angka pada setiap kolom yang diikuti oleh huruf yang sama dalam masing-masing perlakuan tidak berbeda nyata pada uji BNJ taraf 5 %, keterangan.
Penggunaan berbagai volume media dan campuran media memberikan pengaruh terhadap biomassa basah tajuk dan biomassa basah tanaman, serta perlakuan v2c1, v3c1 dan v3c2 menunjukan adanya pengaruh yang berbeda nyata terhadap biomassa basah tajuk dan biomassa basah tanaman. Perlakuan yang menujukana nilai biomassa basah tajuk tertinggi yaitu pada perlakuan v3c1 (17,6 g) dan terendah yaitu pada perlakuan v3c2 (7,6 g), sedangkan pada biomassa basah tanaman yang menunjukan nilai tertinggi yaitu pada perlakuan v3c2 (20,8 g) dan terendah yaitu pada perlakuan v3c2 (8,8 g) Rata-rata perlakuan yang memberikan pengaruh yang baik terhadap biomassa basah tajuk yaitu 14,9 g pada campuran 1 (c1) dan 13,25 pada volume 3 (v3). Serta pada biomassa basah tanaman perlakuan yang memberikan pengaruh yang baik, ditandai dengan nilai biomassa yang tinggi yaitu 17,6 g pada campuran 1 (c1) dan 15,9 g pada volume 2 (v2) (Tabel 4.6).
yaitu 3,2 g pada volume 3 (v3), sedangkan pada penggunaan campuran media yang berbeda yaitu 3,7 g pada campuran 1 (c1). Rata-rata biomassa basah tanaman tertinggi pada penggunaan volume media yang berbeda yaitu 15,9 g pada volume 2 (v2), sedangkan pada penggunaan campuran yang berbeda yaitu 17,6 g pada campuran 1 (c1). Rata-rata biomassa kering tanaman tertnggi pada penggunaan volume yang berbeda yaitu 3,6 g pada volume 3 (v3), sedangkan pada penggunan campuran yaitu 4,2 g pada campuran 1 (c1).
Tabel 4.6. Pengaruh interaksi perlakuan terhadap biomassa basah tajuk, biomassa kering tajuk, biomassa basah dan biomassa kering tanaman.
Volume Biomassa basah tajuk (g) Rerata
Keterangan : Angka-angka pada setiap kolom yang diikuti oleh huruf yang sama dalam masing-masing perlakuan tidak berbeda nyata pada uji BNJ taraf 5 %, keterangan.
biomassa basah akar (g) danbiomassa kering akar (g) pada berbagai volume media dan campuran media serta interaksinya ditampilkan pada Tabel 4.7 dan 4.8. Tabel 4.7. Panjang akar (cm), biomassa basah akar (g) dan, biomassa kering akar
(g) pada berbagai volume media dan campuran media.
Volume Panjang akar
Keterangan : Angka-angka pada setiap kolom yang diikuti oleh huruf yang sama dalam masing-masing perlakuan tidak berbeda nyata pada uji BNJ taraf 5 %, keterangan
Tabel 4.8. Panjang akar (cm), biomassa basah akar (g) dan, biomassa kering akar (g) pada berbagai interaksi volume media dan campuran media.
Panjang akar (cm) Rerata
Panjang akar (cm), biomassa basah akar (g), dan biomassa kering akar (g) tanaman stoberi tidak berbeda nyata pada perlakuan berbagai volume media, campuran media dan interaksinya. Rerata panjang akar tanaman stroberi tertinggi (yang diukur pada umur 6 mst) pada volume media yang berbeda adalah pada volume 2 (v2) yaitu 20,9 cm dan yang pendek yaitu pada volume 1 (v1) dengan panjang 19,8 cm. Rerata panjang akar tertinggi pada berbagai campuran media berbeda adalah pada campuran 4 (c4) yaitu 20,5 cm, sedangkan yang terpendek yaitu 19,1 cm pada volume 1 (v1). Rerata biomassa basah akar tertinggi pada tanaman stroberi pada volume media yang berbeda adalah 2,7 gr pada volume 2 (v2). Rerata biomassa basah akar tertinggi pada berbagai campuran media berbeda adalah 2,7 gr pada campuran 1 dan 4 (c1 dan c4). Rerata biomassa kering akar tertinggi pada volume media yang berbeda adalah 0,5 g pada volume 3 (v3). Reratabiomassa kering akar tertinggi pada berbagai campuran media adalah 0,5 g pada campuran 1 (c1) (Tabel 4.7 dan 4.8).
maka pertumbuhan tanaman akan berlangsung dengan baik pula. Hal ini dapat terlihat dari kanopi yang lebih luas.
Pemilihan campuran media yang digunakan juga merupakan faktor yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, karena berkaitan langsung dengan ketersedian unsur hara, air dan udara (Ingram, 2003). Pada penelitian ini, campuran media berpengaruh terhadap luas kanopi tanaman umur 4, 6 dan 10 mst, biomassa kering tajuk dan biomassa kering tanaman. Pada campuran c4 menghasilkan luas kanopi tertinggi, dan pada campuran c1 menghasilkan biomassa kering tajuk dan biomassa kering tanaman tertinggi, sedangkan campuran c2 menghasilkan luas kanopi, biomassa kering tajuk dan biomassa kering tanaman terendah. Penggunaan campuran media yang berasal dari top soil, bahan organik maupun pupuk kandang dapat menyediakan unsur hara bagi tanaman. Kandungan unsur hara yang ada pada berbagai penggunaan campuran media cukup lengkap, khususnya unsur N, P dan K yang dibutuhkan tanaman.
Perbedaan campuran media yang digunakan pada penelitian ini menyebabkan perbedaan sifat kimiawi dari media. Campuran c4 kandungan hara tertinggi yaitu kadar lengas (7,8 %); N-total (0,6 %); Kadar P tersedia (1.022,5 ppm); K tersedia (5,0 me/100 gr) dan C organik (8,3 %), sedangkan campuran c2 memiliki kadar lengas (6,0); N-total (0,4%), Kadar P tersedia (417,1 ppm), K tersedia (4,5 me/100 gr) dan C organik (5,8 %) yang paling rendah (Data Terlampir).
tersedia akan sangat berguna bagi proses fotosintesis, sehingga proses fotosintesis berjalan dengan optimum yang dapat berpengaruh terhadap banyak atau tidaknya daun yang dapat terbentuk. Selain N, unsur P bagi tanaman lebih banyak berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar tanaman muda serta berfungsi untuk merangsang pembelahan sel tanaman dan memperbesar jaringan sel. Unsur K juga dibutuhkan tanaman untuk pembentukan protein dan karbohidrat. Pemberian unsur ini akan memperkuat tanaman sehingga daun tidak mudah gugur Jika kadar lengas didalam media bagus maka akan berpengaruh terhadap kemampuan tanaman untuk tumbuh dan bereproduksi dengan optimum, karena peenyerapan hara dan pernafasan akar didalam media baik (Gardener et. al., 1991).
Berat suatu tanaman erat hubungan dengan pengambilan unsur hara dan air oleh tanaman. Pada penelitian ini, campuran (c1) menghasilkan berat kering tajuk dan biomassa kering tajuk tertinggi sedangkan pada campuran (c2) menghasilkan biomassa kering tajuk dan biomassa kering tanaman terendah. Ketersediaan N,P dan K tersedia yang paling rendah pada campuran (c2) menyebabkan pertumbuhan tanaman yang lebih lambat pada tanaman stroberi yang ditanam pada media campuran (c2). Dari data hasil analisis kimia campuran yang digunakan bahwa campuran (c1) memiliki kandungan P tersedia bagi tanaman yaitu 659,8 ppm, sedangkan pada campuran (c2) yaitu 417,1 ppm (Data Terlampir). Dengan kandungan P yang tinggi pada campuran (c1) dapat merangsang pembelahan dan memperbesar jaringan sel, serta berperan dalam penyusun inti sel, lemak dan protein. Syarif (1986) menyatakan bahwa dengan tersedianya unsur hara dalam jumlah yang cukup pada saat pertumbuhan vegetatif, maka proses fotosintesis akan berjalan aktif, sehingga pembelahan, pemanjangan dan diferensiasi sel akan berjalan dengan baik. Peningkatan proses fotosintesis akan meningkatkan pula hasil fotosintesis berupa senyawa-senyawa organik yang akan ditranslokasikan keseluruh organ tanaman, sehingga meningkatkan bobot kering tanaman (Mahmood et. al., 2002).