Tanah dan iklim merupakan faktor lingkungan yang dapat menentukan keberhasilan budidaya. Tanah merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya tanaman sehingga baik buruknya hasil tanaman ditentukan oleh tingkat kesuburan tanahnya. Penelitian ini dilakukan di lahan UPB BBI PPH Santong, Desa Santong, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara, pada ketinggian tempat 485 m dpl. Jenis tanah di tempat penelitian umumnya adalah jenis tanah entisol atau tanah yang baru berkembang dari bahan induk (Suwardji et.al., 2007) Tanah entisol merupakan tanah pasiran yang memiliki kadar lempung dan bahan organik rendah, sehingga daya menahan airnya rendah (bersifat porous). Curah hujan merupakan salah satu kondisi iklim yang memiliki peran penting dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Curah hujan di tempat penelitian pada bulan November 2016 - Maret 2017 yaitu 23,3 - 33,9 mm/jam dengan suhu rata-rata berkisar antara 240C - 250C (Data Terlampir). Adapun faktor lingkungan yang tidak kalah pentingnya yaitu hama dan penyakit tanaman. Hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman stroberi ialah leaf bright, antraknose, bercak merah, ulat grayak, slug, kumbang putih, siput, kutu daun, penggerek buah dan urat (Balijestro, 2014).
Pada penelitian ini, dilakukan tiga metode analisis data yaitu analisis sidik ragam (Ansara) dan analisis secara deskriptif, serta analisis regresi . Data yang dianalisis menggunakan Ansara adalah data pertumbuhan yaitu tinggi tanaman (cm) pada umur 2, 4, 6, 8, dan 10 mst, luas kanopi tanaman (cm2)pada umur 2, 4, 6, 8, dan 10 mst, panjang akar (cm), biomassa basah akar (gr), biomassa kering akar (gr), biomassa basah tajuk (gr), biomassa kering tajuk (gr), biomassa basah tanaman (gr), biomassa kering tanaman (gr) dan data hasil untuk parameter umur berbunga serta jumlah bunga. Sedangkan data yang dianalisi secara deskriptif adalah umur berbuah (hst), jumlah buah per panen, bobot buah perpanen, tingkat kemanisan buah (brix), jumlah total panen, total produksi, kualitas buah (grade)
dan frekuensi panen. Hal ini dilakukan karena sebagian data hasil yang diperoleh tidak memenuhi syarat untuk dapat dilakukan analisa denganAnsara. Selain itu juga dilakukan juga analisis regresi terhadap tinggi tanaman umur 2, 4, 6, 8 dan 10 mst, luas kanopi tanaman pada umur 2, 4, 6, 8 dan 10 mst untuk mengetahui trend peningkatan laju penambahan tinggi tanaman dan luas kanopi tanaman stroberi pada perlakuan yang diberikan.
Hasil analisis sidik ragam pengaruh volume media, campuran media dan interaksinya terhadap pertumbuhan dan pembungaan tanaman stroberi di dataran medium ditampilkan Pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Hasil analisis sidik ragam (Ansara) pengaruh volume media, campuran media dan interaksinya terhadap pertumbuhan, umur berbunga dan jumlah bunga tanaman stroberi di dataran medium.
No Parameter Pengamatan Perlakuan
Volume media (v) Campuran media (c) Interaksi perlakuan (vxc) 1 Tinggi tanaman (cm) 2 MST NS NS NS 2 Tinggi tanaman (cm) 4 MST NS NS NS 3 Tinggi tanaman (cm) 6 MST NS NS NS 4 Tinggi tanaman (cm) 8 MST NS NS NS 5 Tinggi tanaman (cm) 10 MST NS NS NS
6 Luas kanopi tanaman (cm2) 2 MST NS NS NS
7 Luas kanopi tanaman (cm2) 4 MST S S NS
8 Luas kanopi tanaman (cm2) 6 MST NS S NS
9 Luas kanopi tanaman (cm2) 8 MST NS NS NS
10 Luas kanopi tanaman (cm2) 10 MST S S NS
11 Panjang akar (cm) NS NS NS
12 Biomassa basah akar (g) NS NS NS
13 Biomassa kering akar (g) NS NS NS
14 Biomassa basah tajuk (g) NS NS S
15 Biomassa kering tajuk (g) NS S NS
16 Biomassa basah tanaman (g) NS NS S
17 Biomassa kering tanaman (g) NS S NS
18 Umur berbunga (HST) NS S NS
19 Jumlah bunga NS NS NS
Keterangan : MST= Minggu Setelah Tanam HST= Hari Setelah Tanam NS= Non-Signifikan S= signifikan
Pada Tabel 4.1. Terlihat secara umum bahwa tidak ada pengaruh volume media terhadap pertumbuhan tanaman, kecuali pada luas kanopi tanaman pada
umur 4 mst dan 10 mst. Campuran media tanam tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman pada semua umur pengamatan, luas kanopi tanaman pada umur 2 dan 8 mst, pertumbuhan akar, panjang akar (cm), biomassa basah tanaman (g), biomassa kering akar (g), biomassa basah tajuk (g), serta biomassa basah tanaman (g) tetapi berpengaruh terhadap luasa kanopi tanaman 4 mst, luas kanopi tanaman 6 mst, luas kanopi tanaman 10 mst, biomassa kering tajuk (g), dan biomassa kering tanaman (g). Demikian juga tidak terdapat interaksi antara volume media dan campuran media terhadap pertumbuhan dan pembungaan tanaman stroberi kecuali terhadap biomassa basah tajuk (g), dan biomassa basah tanaman.
Perlakuan campuran media dan volume media tanam, serta interaksinya tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi tanaman stroberi. Namun demikian berdasarkan analisis regresi laju pertambahan tinggi tanaman sehubungan dengan semakin bertambahnya umur tanaman terjadi penambahan yang berbeda nyata pada masing-masing perlakuan volume media maupun campuran media tanam, serta interaksi perlakuannya. Hal ini terbukti dari slope garis regresi hubungan antara penambahan tinggi tanaman dan penambahan umur tanaman yang ditandai dengan nilai koefisien regresi (r2). Pada perlakuan berbagai volume media kisaran nilai koefisien r2 mendekati 1, yaitu antara 0,975-0,999. Demikian pula pada penggunaan berbagai campuran media tanam nilai koefesien r2 mendekati 1, yaitu antara 0,938-0,975. Sedangkan pada perlakuan interaksi perlakuan campuran media dan volume media tanam, laju pertambahan tinggi tanaman menunjukan perbedaan yang nyata karena nilai koefesien r2 pada masing-masing interaksi perlakuan menunjukan nilai lebih dari 0,5 sampai mendekati 1, yaitu antara 0,591-0,982.
Laju pertambahan tinggi tanaman stroberi pada perlakuan campuran media, volume media tanaman, serta interaksinya di tampilkan pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Laju pertumbuhan tinggi tanaman stroberi pada perlakuan campuran media dan volume media tanam, serta interaksi perlakuannya.
Perlakuan Laju Pertambahan Tinggi Tanaman Stroberi cm/hari r2 v1 0,06 0,957 v2 0,07 0,978 v3 0,08 0,99 c1 0,08 0,975 c2 0,05 0,938 c3 0,08 0,966 c4 0,09 0,939 v1c1 0,11 0,937 v2c1 0,05 0,883 v3c1 0,08 0,898 v1c2 0,04 0,922 v2c2 0,03 0,591 v3c2 0,07 0,882 v1c3 0,07 0,982 v2c3 0,07 0,860 v3c3 0,11 0,806 v1c4 0,04 0,637 v2c4 0,15 0,92 v3c4 0,08 0,975
Keterangan = nilai koefesien r2 mendekati 1 (data yang dianalisis akurat)
Pada Tabel 4.2. Terlihat bahwa nilai laju pertumbuhan tinggi tanaman sejak umur 2 mst s/d 10 mst pada perlakuan volume media tanaman v3 lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada v1dan v2, hal ini dapat dilihat dari nilai laju pertumbuhan tinggi tanaman yaitu 0,08 cm/hari. Sedangkan pada perlakuan campuran media tanam yang mampu menyebabkan nilai laju pertumbuhan tanaman tertinggi terjadi pada campuran media tanam c4 dengan nilai laju pertumbuhan tinggi tanaman yaitu 0,09 cm/hari. Pada perlakuan interaksi
campuran media dan volume media tanam yang memberikan laju pertumbuhan tanaman tertinggi yaitu v2c4, dengan nilai laju pertumbuhan tinggi tanaman 0,15 cm/hari.
Peningkatan laju pertumbuhan tinggi tanaman pada perlakuan tersebut erat kaitannya dengan kesuburan fisik dari campuran media yang digunakan, seperi halnya campuran 4 (yaitu campuran tanah:kompos jerami:arang sekam) yang memiliki nilai laju pertumbuhan tanaman yang terbaik. Penggunaan volume media juga merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman karena sangat erat kaitannya dengan ketersedian ruang tumbuh, unsur hara, air, udara. Menurut Aminudin (2003), semakin besar wadah atau ukuran polibag yang digunakan (jumlah media atau bobot media yang digunakan) maka akan membuat akar semakin leluasa berkembang. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman dipengaruhi oleh penggunaan ukuran wadah yang tepat, serta kondisi media yang mampu menahan air, menyerap air dan mineral.
Pengaruh dari campuran media dan volume media terhadap laju penambahan luas kanopi tanaman tampaknya nyata kaitannya. Berdasarkan nilai koefesien regresi r2 pada perlakuan volume media (v1, v2dan v2) mendekati 1, yaitu berkisar antara 0,953-0,980. Demikian pula pada perlakuan dengan campuran media (c1,c2 ,c3dan c4) , nilai koefesien regresi r2 yang diperoleh juga berkisar antara 0,899-0,999. Pada interaksi perlakuan campuran media dan volume media , nilai koefesien r2 lebih beragam, akan tetapi keertaanhubungannya yang signifikan, yaitu berkisar antara 0,833-0,997. Laju penambahan luas kanopi tanama stroberi pada perlakuan campuran media dan volume media tanam, serta interaksi perlakuannya ditampilkan pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3. Laju penambahan luas kanopi tanaman stroberi pada perlakuan campuran media dan volume media tanam, serta interaksi perlakuannya.
Perlakuan Laju Penambahan Luas Kanopi Tanaman Stoberi cm2/hari r2 v1 1,09 0,953 v2 1,45 0,980 v3 0,94 0,974 c1 0,59 0,990 c2 0,57 0,899 c3 0,06 0,960 c4 2,80 0,990 v1c1 0,31 0,833 v2c1 0,77 0,968 v3c1 0,78 0,968 v1c2 0,70 0,871 v2c2 0,36 0,862 v3c2 0,62 0,910 v1c3 3,97 0,993 v2c3 1,20 0,878 v3c3 0,08 0,957 v1c4 1,28 0,947 v2c4 1,96 0,997 v3c4 0,65 0,948
Keterangan = nilai koefesien r2 mendekati 1 (data yang dianalisis akurat)
Laju penambahan luas kanopi tanam pada perlakuan volume media (v1, v2dan v2) juga menunjukan trend yang berbeda-beda. Laju penambahan luas kanopi tertinggi pada perlakuan volume media yaitu pada volume 2 (v2) dengan nilai laju penambahan 1,45 cm2/hari. Perlakuan campuran yang memberikan laju penambhan luas kanopi tertinggi yaitu pada campuran 4(c4) dengan nilai penambahan 2,80cm2/hari. Pada Tabel 4.3. juga terlihat bahwa interaksi perlakuan campuran media dan volume media tanam menunjukan trend pengaruh yang
berbeda nyata terhadap laju penambahn luas kanopi tanaman. Laju penambahan luas kanopi tanaman yang tertinggi yaitu pada perlakuan v1c3, dengan nilai penambahan 3,97 cm2/hari.
Berdasarkan hasil uji lanjut BNJ 0,05 Tampak bahwa perlakuan volume media berpengaruh terhadap rata-rata luas kanopi tanaman pada umur 4 mst dan 10 mst. Rata-rata luas kanopi tertinggi (terluas) diperoleh pada perlakuan volume v3 yaitu 254,2 cm2 (pada umur 4 mst) dan 583 cm2 (pada umur 10 mst). Akan tetapi pada umur 2, 6 dan 8 mst tidak terlihat adanya pengaruh terhadap penggunaan berbagai volume media. Sedangkan luas kanopi tersempit terdapat pada tanaman stroberi yang ditanam pada media dengan volume v1 yaitu 174,8 cm2 (pada umur 4 mst) dan volume 432,4 cm2 (pada umur 10 mst) (Tabel 4.4)
Seperti halnya luas kanopi tanaman stroberi pada umur 2 mst dan 8 mst tidak dipengaruhi oleh campuran media tanam. Namun pengaruh campuran media tanam terhadap luas kanopi tanaman stroberi terlihat pada umur 4, 6, dan 10 mst. Perlakuan campuran 2 (c2) berbeda nyata dengan campuran 4 (c4). Luas kanopi tersempit terdapat pada tanaman stroberi yang ditanam pada media dengan campuran 1 (c1) yaitu 181,6 cm2 (pada umur 4 mst); 295,7 cm2 (pada umur 6 mst), dan 388,0 cm2 (pada umur 10 mst), sedangkan tanaman dengan kanopi terluas adalah yang ditanam pada media dengan campuran 4 (c3) yaitu 273,3 cm2 (pada umur 4 mst); 410,8 cm2 (pada umur 6 mst) dan 630,7 cm2 (pada umur 10 mst) (Tabel 4.4).
Pengaruh volume media dan campuran media Luas kanopi tanaman (cm2) pada umur 2 MST, 4 MST, 6 MST, 8 MST dan 10 MST ditampilkan pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4. Pengaruh volume media dan campuran media terhadap luas kanopi tanaman (cm2) pada umur 2 MST, 4 MST, 6 MST, 8 MST dan 10 MST.
Volume Luas kanopi tanaman (cm2) pada umur
2 MST 4 MST 6 MST 8 MST 10 MST v1 129,5 174,8 a 309,2 411,4 432,4 b v2 153,6 254,2 b 383,5 536,5 582,9 a v3 139,4 226,8 ab 315,6 454,9 483,9 ab BNJ 5% - 70,0 - 139,0 c1 152,7 227,6 ab 326,5 ab 421,1 472,0 ab c2 143,5 181,6 a 295,7 a 411,5 387,9 a c3 127,6 191,8 ab 311,3 ab 482,2 508,3 ab c4 139,5 273,3 b 410,8 b 555,7 630,7 b BNJ 5% - 88,4 104,0 - 176,6
Keterangan : Angka-angka pada setiap kolom yang diikuti oleh huruf yang sama dalam masing-masing perlakuan tidak berbeda nyata pada uji BNJ taraf 5 %.
Penggunaan berbagai volume dan campuran media
tidakberpengaruhterhadap biomassa basah tajukdan biomassa basah tanaman. Namun perlakuan tersebut berpengaruh nyata terhadap biomassa kering tajukdan biomassa kering tanaman. Meskipun demikian, tidak terdapat interaksi antara volume dan campuran media terhadap biomassa basah dan biomassa kering tajuk serta biomassa basah dan kering tanaman. Pengaruh volume dan campuran media, serta interaksinya terhadap biomassa basah tajuk, biomassa kering tajuk, biomassa basah tanaman dan biomassa kering tanaman ditampilkan pada Tabel 4.5 dan 4.6.
Penggunaan berbagai campuran media memberikan pengaruh terhadap biomassa kering tajuk dan biomassa kering tanaman. Pada campuran (c1) dan campuran 2 (c2) berbeda nyata terhadap biomassa kering tajuk dan biomassa kering tanaman. Campuran yang memberikan penggaruh yang baik terhadap biomassa kering tajuk yaitu pada campuran (c1) 3,7 g, sedangkan yang memberikan pengaruh yang kurang baik ditandai dengan nilai berat tanaman yang rendah pada campuran 2 (c2) yaitu 2,4 g. Serta ada biomassa kering tanaman yaitu pada campuran (c1) 4,2 g, sedangkan yang memberikan pengaruh yang kurang baik ditandai dengan nilai berat tanaman yang rendah pada campuran 2 (c2) yaitu 2,6 g (Tabel 4.5).
Tabel 4.5. Pengaruh berbagai volume media dan campuran media terhadap biomassa basah tajuk, biomassa kering tajuk, biomassa basah dan biomassa kering tanaman
Volume Biomassa basah tajuk (g) Biomassa kering tajuk (g) Biomassa basah tanaman (g) Biomassa kering tanaman (gr v1 11,4 2,7 13,4 3,0 v2 13,2 3,0 15,9 3,4 v3 13,2 3,2 15,8 3,6 BNJ 0,05 - - c1 14,9 3,7 a 17,6 4,2 b c2 10,7 2,4 b 12,8 2,6 a c3 11,4 2,8 ab 13,6 3,1 ab c4 13,5 3,1 ab 16,2 3,5 ab BNJ 0,05 - 1,2 - 1,42
Keterangan : Angka-angka pada setiap kolom yang diikuti oleh huruf yang sama dalam masing-masing perlakuan tidak berbeda nyata pada uji BNJ taraf 5 %, keterangan.
Penggunaan berbagai volume media dan campuran media memberikan pengaruh terhadap biomassa basah tajuk dan biomassa basah tanaman, serta perlakuan v2c1, v3c1 dan v3c2 menunjukan adanya pengaruh yang berbeda nyata terhadap biomassa basah tajuk dan biomassa basah tanaman. Perlakuan yang menujukana nilai biomassa basah tajuk tertinggi yaitu pada perlakuan v3c1 (17,6 g) dan terendah yaitu pada perlakuan v3c2 (7,6 g), sedangkan pada biomassa basah tanaman yang menunjukan nilai tertinggi yaitu pada perlakuan v3c2 (20,8 g) dan terendah yaitu pada perlakuan v3c2 (8,8 g) Rata-rata perlakuan yang memberikan pengaruh yang baik terhadap biomassa basah tajuk yaitu 14,9 g pada campuran 1 (c1) dan 13,25 pada volume 3 (v3). Serta pada biomassa basah tanaman perlakuan yang memberikan pengaruh yang baik, ditandai dengan nilai biomassa yang tinggi yaitu 17,6 g pada campuran 1 (c1) dan 15,9 g pada volume 2 (v2) (Tabel 4.6).
Pada perlakuan dengan menggunakan berbagai volume media dan campuran yang berbeda mengakibatkan nilai biomassa basah tajuk, biomassa kering tanaman, biomassa basah tanaman dan biomassa kering tanaman pun berbeda. Rata-rata biomassa basah tajuk tertinggi pada penggunaan volume media yang berbeda yaitu 13,2 g pada volume 3 (v3). Rata-rata biomassa basah tajuk tertinggi pada penggunaan berbagai campuran media yaitu 13,2 g pada campuran 1 (1). Rata-rata biomassa kering tanaman tertinggi dengan volume media berbeda
yaitu 3,2 g pada volume 3 (v3), sedangkan pada penggunaan campuran media yang berbeda yaitu 3,7 g pada campuran 1 (c1). Rata-rata biomassa basah tanaman tertinggi pada penggunaan volume media yang berbeda yaitu 15,9 g pada volume 2 (v2), sedangkan pada penggunaan campuran yang berbeda yaitu 17,6 g pada campuran 1 (c1). Rata-rata biomassa kering tanaman tertnggi pada penggunaan volume yang berbeda yaitu 3,6 g pada volume 3 (v3), sedangkan pada penggunan campuran yaitu 4,2 g pada campuran 1 (c1).
Tabel 4.6. Pengaruh interaksi perlakuan terhadap biomassa basah tajuk, biomassa kering tajuk, biomassa basah dan biomassa kering tanaman.
Volume Biomassa basah tajuk (g) Rerata
c1 c2 c3 c4 v1 10,2 ab 13,0 ab 8,8 ab 13,8 ab 11.45 v2 17,0 b 11,4 ab 9,8 ab 14,6 ab 13.2 v3 17,6 b 7,6 a 15,6 ab 12,2 ab 13.25 Rerata 14.9 10.7 11.4 13.5 - BNJ 0,05 8,8
Biomassa kering tajuk (g)
v1 2,6 2,8 2,1 3,2 2.7
v2 4,0 2,5 2,5 3,2 3.1
v3 4,4 1,8 3,7 2,9 3.2
Rerata 3.7 2.4 2.8 3.1 -
BNJ 0,05 -
Biomassa basah tanaman (g)
v1 11,8 a 15,8 a 10,4 ab 15,6 ab 13,4
v2 20,8 a 13,8 a 11,4 ab 17,6 ab 15,9
v3 20,2 a 8,8 b 19,0 ab 15,4 ab 15,8
Rerata 17.6 12.8 13.6 16.2 -
BNJ 0,05 10,9
Biomassa kering tanaman (g)
v1 3,0 3,2 2,4 3,5 3.0
v2 4,6 2,8 2,7 3,7 3.5
v3 5,0 1,9 4,1 3,4 3.6
Rerata 4.2 2.6 3.1 3.5 -
BNJ 0,05 -
Keterangan : Angka-angka pada setiap kolom yang diikuti oleh huruf yang sama dalam masing-masing perlakuan tidak berbeda nyata pada uji BNJ taraf 5 %, keterangan.
Selain pertumbuhan di atas permukaan tanah, volume media dan campuran media tanam dapat mempengaruhi pertumbuhan akar. Panjang akar (cm),
biomassa basah akar (g) danbiomassa kering akar (g) pada berbagai volume media dan campuran media serta interaksinya ditampilkan pada Tabel 4.7 dan 4.8. Tabel 4.7. Panjang akar (cm), biomassa basah akar (g) dan, biomassa kering akar
(g) pada berbagai volume media dan campuran media.
Volume Panjang akar
(cm) Biomassa basah akar (g) Biomassa kering akar (g) v1 19,8 2,0 0,3 v2 20,9 2,7 0,4 v3 20,1 2,6 0,4 BNJ 0,05 - - - c1 21,0 2,7 0,5 c2 19,1 2,1 0,3 c3 20,4 2,2 0,3 c4 20,5 2,6 0,4 BNJ 0,05 - - -
Keterangan : Angka-angka pada setiap kolom yang diikuti oleh huruf yang sama dalam masing-masing perlakuan tidak berbeda nyata pada uji BNJ taraf 5 %, keterangan
Tabel 4.8. Panjang akar (cm), biomassa basah akar (g) dan, biomassa kering akar (g) pada berbagai interaksi volume media dan campuran media.
Panjang akar (cm) Rerata
Volume Campuran c1 c2 c3 c4 v1 20,0 22,2 19,8 17,2 19.8 v2 21,2 18,8 19,0 24,5 20.9 v3 22,0 16,3 22,4 19,8 20.1 Rerata 21.1 19.1 20.4 20.5 BNJ 0,05 -
Biomassa basah akar (g)
v1 1,6 2,8 1,6 1,8 2.0
v2 3,8 2,4 1,6 3,0 2.7
v3 2,6 1,2 3,4 3,2 2.6
Rerata 2.7 2.1 2.2 2.7
BNJ 0,05 -
Biomassa kering akar (g)
v1 0,3 0,4 0,3 0,2 0.3
v2 0,6 0,3 0,1 0,5 0.4
v3 0,6 0,2 0,4 0,5 0.4
Rerata 0.5 0.3 0.27 0.4
BNJ 0,05 -
Keterangan: Angka-angka pada setiap kolom yang diikuti oleh huruf yang sama dalam masing-masing perlakuan tidak berbeda nyata pada uji BNJ taraf 5 %.
Panjang akar (cm), biomassa basah akar (g), dan biomassa kering akar (g) tanaman stoberi tidak berbeda nyata pada perlakuan berbagai volume media, campuran media dan interaksinya. Rerata panjang akar tanaman stroberi tertinggi (yang diukur pada umur 6 mst) pada volume media yang berbeda adalah pada volume 2 (v2) yaitu 20,9 cm dan yang pendek yaitu pada volume 1 (v1) dengan panjang 19,8 cm. Rerata panjang akar tertinggi pada berbagai campuran media berbeda adalah pada campuran 4 (c4) yaitu 20,5 cm, sedangkan yang terpendek yaitu 19,1 cm pada volume 1 (v1). Rerata biomassa basah akar tertinggi pada tanaman stroberi pada volume media yang berbeda adalah 2,7 gr pada volume 2 (v2). Rerata biomassa basah akar tertinggi pada berbagai campuran media berbeda adalah 2,7 gr pada campuran 1 dan 4 (c1 dan c4). Rerata biomassa kering akar tertinggi pada volume media yang berbeda adalah 0,5 g pada volume 3 (v3). Reratabiomassa kering akar tertinggi pada berbagai campuran media adalah 0,5 g pada campuran 1 (c1) (Tabel 4.7 dan 4.8).
Media merupakan tempat tumbuh tanaman, dan media yang baik yaitu media yang mampu menyediakan ruang, unsur hara, air dan udara yang cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Ingram, 2003). Pada penanaman di dalam polibag, volume dan jenis media yang digunakan akan menentukan banyaknya ruang, unsur hara, air dan udara bagi tanaman. Fikri (2012) menyatakan bahwa semakin banyak media yang digunakan, maka perkembangan akar semakin meningkat, yang menyebabkan luasan akar untuk menyerap air dan unsur hara semakin meningkat sehingga akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pada penelitian ini, volume media berpengaruh secara nyata terhadap luas kanopi tanaman umur 4 dan 10 mst, biomassa basah tajuk dan biomassa basah tanaman stoberi, dengan v2 memiliki rata-rata luas kanopi tertinggi meskipun tidak berbeda nyata dengan v3, sedangkan luas kanopi terendah diperoleh pada volume media 1 (v2). Volume media tanam berkaitan dengan ketersedian air, unsur hara, udara dan ruang bagi tanaman untuk memenuhi kebutuhan tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Koswara (1982) menyatakan bahwa dengan tersedianya unsur hara bagi tanaman
maka pertumbuhan tanaman akan berlangsung dengan baik pula. Hal ini dapat terlihat dari kanopi yang lebih luas.
Pemilihan campuran media yang digunakan juga merupakan faktor yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, karena berkaitan langsung dengan ketersedian unsur hara, air dan udara (Ingram, 2003). Pada penelitian ini, campuran media berpengaruh terhadap luas kanopi tanaman umur 4, 6 dan 10 mst, biomassa kering tajuk dan biomassa kering tanaman. Pada campuran c4 menghasilkan luas kanopi tertinggi, dan pada campuran c1 menghasilkan biomassa kering tajuk dan biomassa kering tanaman tertinggi, sedangkan campuran c2 menghasilkan luas kanopi, biomassa kering tajuk dan biomassa kering tanaman terendah. Penggunaan campuran media yang berasal dari top soil, bahan organik maupun pupuk kandang dapat menyediakan unsur hara bagi tanaman. Kandungan unsur hara yang ada pada berbagai penggunaan campuran media cukup lengkap, khususnya unsur N, P dan K yang dibutuhkan tanaman.
Perbedaan campuran media yang digunakan pada penelitian ini menyebabkan perbedaan sifat kimiawi dari media. Campuran c4 kandungan hara tertinggi yaitu kadar lengas (7,8 %); N-total (0,6 %); Kadar P tersedia (1.022,5 ppm); K tersedia (5,0 me/100 gr) dan C organik (8,3 %), sedangkan campuran c2 memiliki kadar lengas (6,0); N-total (0,4%), Kadar P tersedia (417,1 ppm), K tersedia (4,5 me/100 gr) dan C organik (5,8 %) yang paling rendah (Data Terlampir).
Dalam perkembangan vegetatif, unsur hara yang paling banyak dibutuhkan oleh tanaman yaitu unsur N. Perananan N bagi tanaman yaitu untuk merangsang pertumbuhan secara keseluruhan pertumbuhan akar, batang, daun, serta pembentukan klorofil yang berguna bagi fotosintesis (Marlina, 2011). Hakim (1986) menyatakan bahwa unsur N diperlukan untuk memproduksi protein dan bahan-bahan penting lainnya dalam pembentukan sel, serta berperan dalam pembentukan klorofil yang cukup pada daun sehingga daun berkemampuan untuk menyerap cahaya matahari dalam membantu proses fotosintesis yang diperlukan oleh sel-sel dalam melakukan aktifitas seperti pembelahan dan pembesaran sel. Apabila hara yang tersedia cukup bagi tanaman di media, maka nutrisi yang
tersedia akan sangat berguna bagi proses fotosintesis, sehingga proses fotosintesis berjalan dengan optimum yang dapat berpengaruh terhadap banyak atau tidaknya daun yang dapat terbentuk. Selain N, unsur P bagi tanaman lebih banyak berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar tanaman muda serta berfungsi untuk merangsang pembelahan sel tanaman dan memperbesar jaringan sel. Unsur K juga dibutuhkan tanaman untuk pembentukan protein dan karbohidrat. Pemberian unsur ini akan memperkuat tanaman sehingga daun tidak mudah gugur Jika kadar lengas didalam media bagus maka akan berpengaruh terhadap kemampuan tanaman untuk tumbuh dan bereproduksi dengan optimum, karena peenyerapan hara dan pernafasan akar didalam media baik (Gardener et. al., 1991).
Berat suatu tanaman erat hubungan dengan pengambilan unsur hara dan air oleh tanaman. Pada penelitian ini, campuran (c1) menghasilkan berat kering tajuk dan biomassa kering tajuk tertinggi sedangkan pada campuran (c2) menghasilkan biomassa kering tajuk dan biomassa kering tanaman terendah. Ketersediaan N,P dan K tersedia yang paling rendah pada campuran (c2) menyebabkan pertumbuhan tanaman yang lebih lambat pada tanaman stroberi yang ditanam pada media campuran (c2). Dari data hasil analisis kimia campuran yang digunakan bahwa campuran (c1) memiliki kandungan P tersedia bagi tanaman yaitu 659,8 ppm, sedangkan pada campuran (c2) yaitu 417,1 ppm (Data Terlampir). Dengan kandungan P yang tinggi pada campuran (c1) dapat merangsang pembelahan dan memperbesar jaringan sel, serta berperan dalam penyusun inti sel, lemak dan protein. Syarif (1986) menyatakan bahwa dengan tersedianya unsur hara dalam jumlah yang cukup pada saat pertumbuhan vegetatif, maka proses fotosintesis akan berjalan aktif, sehingga pembelahan, pemanjangan dan diferensiasi sel akan berjalan dengan baik. Peningkatan proses fotosintesis akan meningkatkan pula hasil fotosintesis berupa senyawa-senyawa organik yang akan ditranslokasikan keseluruh organ tanaman, sehingga meningkatkan bobot kering tanaman (Mahmood et. al., 2002).
Pada interaksi volume dan campuran media tanam, perlakuan v2c1, v3c1 biomassa basah tajuk dan biomassa basah tanaman tertinggi, sedangkan interaksi
v3c2 menghasilkan biomassa basah tajuk dan biomasa tanaman terendah (Tabel 4.4). Hal ini disebabkan karena perbedaan volume dan campuran media menyebabkan perbedaan jumlah air pada interaksi perlakuan. Semakin besar volume media maka jumlah air di dalam media semakin banyak, namun kadar air jaringan tanaman yang lebih tinggi adalah pada campuran media c1. Salisbury dan Ross (1995) menyatakan bahwa berat basah tanaman selain dipengaruhi oleh unsur hara juga dipengaruhi oleh kadar air jaringan. Guritno dan Sitompul (1987) menyatakan bahwa bobot basah tajuk dipengaruhi oleh pengambilan air oleh vtanaman, semakin banyak pengambilan air oleh jaringan tanaman maka semakin tinggi berat basah tajuknya.
Penggunaan media dengan volume dan campuran yang berbeda-beda tidak menyebabkan perbedaan pertumbuhan akar pada tanaman stroberi. Hal ini disebabkan karena unsur hara dan air yang didapatkan tanaman pada masing-masing media sama, hanya saja ruang gerak atau jelajah akar yang berbeda pada penggunaan volume media yang dapat berpengaruh terhadap perkembangan akar didalam media. Perbedaan volume dan campuran media menyebabkan perbedaan arsitektur pengakaran. Arsitektur akar pada berbagai volume dan campuran media ditampilkan pada Gambar 1.
Perlakuan v1c1 Perlakuan v1c2 Perlakuan v1c3 Perlakuan v1c4
Perlakuan v2c1 Perlakuan v2c2 Perlakuan v2c3 Perlakuan v2c4
Perlakuan v3c1 Perlakuan v3c2 Perlakuan v3c3 Perlakuan v3c4
Keterangan: ( ) skala 10 cm.
Gambar 7. Arsitektur akar tanaman stroberi pada berbagai volume dan campuran media tanam.