Studi Kasus : Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Fakultas Ekonomi
Program Studi Manajemen
oleh:
Anastasia Ardhiyan Adi Suryani NIM : 02 2214 101
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
Studi Kasus : Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Fakultas Ekonomi
Program Studi Manajemen
oleh:
Anastasia Ardhiyan Adi Suryani NIM : 02 2214 101
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2008
Jika seseorang maju dengan ketetapan hati kearah mimpinya dan berusaha keras
untuk hidup seperti yang ia bayangkan, ia akan memperoleh sukses yang tidak
pernah diharapkan dalam saat-saat biasa.
(Thoreau)
I dedicate this thesis to:
*My Savior Jesus Christ for his love and blessing
*Saint Mary thanks for her prayer forme
*My Mom and My Dad, thanks for love
*My Brothers and Sister, I love U all
Saya menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 7 April 2008
Penulis
Studi kasus PerusahaanPropertydanReal EstateYang Terdaftar Di BEJ
Anastasia Ardhiyan Adi Suryani Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2008
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah rasio-rasio keuangan dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba pada perusahaan
propertydanreal estate yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) di masa yang akan datang.
Penelitian menggunakan metode studi kasus. Subjeknya adalah perusahaan
property dan real estate, sedangkan objeknya adalah perubahan relatif rasio keuangan dari tahun 2004-2005 serta perubahan laba bersih sebelum pajak tahun 2005-2006 pada perusahaan property dan real estate. Sampel yang digunakan berjumlah 36 perusahaan. Teknik pengambilan sampel purposive sampling.
Teknik pengambilan data adalah dokumentasi. Data dianalisa menggunakan analisa rasio keuangan dan analisa regresi berganda, sedangkan untuk menguji model regresi dilakukan uji asumsi klasik.
Hasil penelitian menunjukkan dari tiga belas rasio yang diteliti, secara parsial yang berpengaruh pada perubahan laba adalahOperating Income to Sales, Net Income to Net Worth,danCurrent Liabilities to Inventorykarena tingkat sig. < 5%, sedangkan secara simultan semua variabel independen atau perubahan rasio keuangan berpengaruh secara signifikan dalam memprediksi variabel dependennya atau perubahan laba.
in Jakarta Stock Exchange
Anastasia Ardhiyan Adi Suryani Sanata Dharma University
Yogyakarta 2008
The purpose of the research was to identity the ability as financial ratio to predict the profit change in property and real estate companies listed in Jakarta Stock Exchange in future.
The research used case study method. The subjects were property and real estate companies, whereas the object was relative change of financial ratio from 2004-2005 and also the net profit change before tax in 2005-2006 in property and real estate companies. The sample used ware 36 companies. Technique of sampling collection was purposive sampling. Technique of data gaining was documentation. Data was analyzed by using analysis of financial ratio and analysis of multiple regression, whereas to examine the regression model it was conducted classical assumption test.
The result of the research indicated that from thirteen ratio understudied, partially influence to the profit changes were Operating Income to Sales, Net Income to Net Worth, and Current Liabilities to Inventory because the significance level of < 5%, whereas simultaneously all independent variables or change of financial ratio influenced significantly in predicting dependent variables or profit change.
Puji syukur kepada Yesus Kristus yang telah melimpahkan segala berkat
dan kasihNya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi dengan judul
“Rasio-rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Perusahaan” yang diajukan
untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis
menyadari bahwa tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, skripsi ini
tidak akan terselesaikan. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
ucapan terimakasih kepada :
1. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, M.S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Drs. G. Hendra Poerwanto, M.Si., selaku Kepala Jurusan
Manajemen.
3. Ibu Dra.Caesilia Wahyu E.R, M.Si., selaku dosen pembimbing I yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta mengarahkan sehingga skripsi
ini dapat selesai.
4. Bapak A. Yudi Yuniarto, S.E., MBA, selaku dosen pembimbing II yang
telah memberikan pengarahan sehingga skripsi ini dapat selesai.
5. Bapak Drs. P. Rubiyatno, M.M., selaku dosen penguji yang telah
memberikan masukan yang bermanfaat sehingga skripsi ini dapat selesai.
6. Para dosen pengajar dan karyawan yang telah banyak membantu aku selama
belajar di Sanata Dharma.
8. Kedua adekku tresayang Fina dan Antok, tawa dan canda kalian merupakan
semangat dalam hidupku “Love you…”.
9. Pak Anom sekeluarga (mbak Enik, dek Puput, dan para karyawan) yang
telah memberikan banyak pelajaran bagi aku tentang arti kehidupan. Pak
Anom terimakasih atas bimbingannya selama ini, ilmu yang bapak berikan
tidak akan pernah bisa dibayar dengan apapun.
10. Keluargaku di Klaten dan di Cepu terimakasih atas doa dan dukungan
kalian selama ini.
11. Buat Om Marno sekeluarga, terimakasih telah menjadi orang tua keduaku
di Jogja.
12. Buat Om Sumadi sekeluarga, terimakasih atas dukungan material dan
spiritualnya.
13. Sahabatku Santi, Tata, Yudi. Thank a lot for our friendship. Moga persahabatan kita tidak berakhir sampai disini saja.
14. Anak-anak Mel-C yang menjadi keluarga keduaku di Jogja, mbak Rina
(makasih atas komputernya), Ipeh, Dini, Etix, Dwi, Itax, Heni, Iin, Anti,
Naja, Nani, Ayu dan Exs Mel-C (mbak Aat, Munt, Uma, Ely, Ana),
makasih kalian telah menemani aku selama di Jogja. Buat ibu kos (mbak
Niya), makasih banyak sudah memberikan aku tempat bernaung selama di
Jogja.
aku mengikuti jejak kalian.
16. Teman-teman Manajemen B 2002, sukses semuanya yaaaachhh....
17. Teman-teman seperjuanganku Yeni, Nita, Lise, Endah, Christy
Manajemen ’03, semuanya tetep semangat ya...
18. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih banyak
atas segala bantuannya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini jauh dari sempurna
karena ketebatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Untuk itu
penulis mengaharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
untuk penyempurnaan skripsi ini.
Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat berguna bagi pembaca semua.
Yogyakarta, April 2008
Penulis
Anastasia Ardhiyan AS
HALAMAN JUDUL………....i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………..ii
HALAMAN PENGESAHAN ……… iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN………...iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………...v
HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI...vi
ABSTRAKSI………vii
ABSTRACT………...viii
KATA PENGANTAR………..ix
DAFTAR ISI………..xii
DAFTAR TABEL………...x
1. BAB I. PENDAHULUAN……… 1
A. Latar Belakang………... 1
B. Rumusan Masalah……… 4
C. Batasan Masalah………... 4
D. Tujuan Penelitian………... 5
E. Manfaat Penelitian……….. 6
F. Sistematika Penulisan………... 7
2. BAB II. LANDASAN TEORI………. 9
A. Laporan Keuangan……….. 9
1. Pengertian Laporan Keuangan……….. 9
2. Tujuan Laporan Keuangan……… 10
3. Peranan Laporan Keuangan……….. 10
4. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan……….. 11
5. Pihak-pihak Yang Berkepentingan Dalam Laporan Keuangan……… 12
B. Analisis Laporan Keuangan……… 13
1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan……… 13
C. Analisis Rasio Keuangan……….. 16
1. Pengertian Analisis Rasio Keuangan………... 16
2. Tujuan Analisis Rasio Keuangan……….… 17
3. Macam Rasio Keuangan……….. 17
4. Rasio Keuangan Yang Digunakan dalam Penelitian………... 19
D. Perubahan Laba………. 28
E. Hubungan Antara Rasio Keuangan dan Perubahan Laba………. 29
F. Tinjauan Penelitian Sebelumnya………...… 30
G. Hipotesis……… 32
3. BAB III. METODE PENELITIAN……… 34
A. Jenis Penelitian……….. 34
B. Tempat dan Waktu Penelitian……… 34
C. Subyek dan Obyek Penelitian……… 34
D. Variabel Penelitian………. 35
1. Variabel Independen……… 35
2. Variabel Dependen……….. 36
E. Data Yang Diperlukan………... 37
F. Populasi dan Sampling……….. 37
G. Teknik Pengambilan Sampel………. 38
H. Teknik Pengumpulan Data……… 39
I. Teknik Analisis Data………. 40
1. Analisa Rasio Keuangan………. 40
2. Analisis Regresi Berganda……….. 41
4. BAB IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN………. 46
A. PT. Bursa Efek Jakarta………... 46
1. Sejarah Singkat PT. Bursa Efek Jakarta……….. 46
A. Deskripsi Data………... 66
B. Analisa Data dan Pembahasan……….. 68
1. Analisa Rasio Keuangan, Perubahan Relatif Rasio Keuangan, dan Perubahan Laba……… 69
2. Analisis Regresi Berganda……….. 98
6. BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN………... 108
A. Kesimpulan………... 108
B. Keterbatasan Penelitian……… 110
C. Saran………. 111 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Tabel V.1 Daftar nama perusahaanpropertydanreal estatesebagai sample...66
Tabel V.2 Rasio Keuangan Tahun 2004………70
Tabel V.3 Rasio Keuangan Tahun 2005………77
Tabel V.4 Perubahan Relatif Rasio Keuangan Tahun 2004 – 2005…………..84
Tabel V.5 Perubahan Laba Relatif Tahun 2005 – 2006………96
Tabel V.6 Statistik Deskripsi………98
Tabel V.7 Koefisien Regresi……….99
Tabel V.8 Anova………..102
Tabel V.9 Model Summary……….103
Tabel V.10 Hasil Uji Multikolinearitas……….104
Tabel V.11 Autokorelasi………105
Tabel V.12 Hasil Uji Heterokedastisitas Korelasi Spearman………106
A. Latar Belakang
Masyarakat luas mengukur keberhasilan perusahaan berdasarkan
kemampuan manajemen dalam mengelola perusahaan. Jika manajemen dapat
menunjukkan prestasi yang baik, maka manajemen akan memperoleh
penghargaan dan imbalan yang besar. Dalam dunia usaha besar kecilnya
perolehan laba akan dijadikan ukuran sukses tidaknya manajemen dalam
mencapai tujuan perusahaan. Selain itu, perolehan laba perusahaan juga
menjadi ukuran tingkat efisiensi dan efektivitas kegiatan usaha perusahaan.
Seperti yang kita ketahui, tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah
memperoleh laba, yang nantinya akan diperlukan untuk perkembangan dan
kelangsungan hidup perusahaan.
Untuk memahami kondisi keuangan perusahaan, diperlukan analisis
terhadap laporan keuangan perusahaan. Disamping manajer keuangan atau
pihak intern perusahaan, beberapa pihak diluar perusahaan juga perlu
memahami kondisi keuangan perusahaan. Pihak-pihak tersebut diantaranya
adalah para calon pemodal dan kreditur. Kepentingan mereka berbeda, tetapi
mereka sama-sama mengharapkan memperoleh informasi dari laporan
keuangan perusahaan (Husnan, 1994: 65).
Salah satu analisis terhadap laporan keuangan adalah analisis rasio
keuangan. Analisis rasio keuangan meliputi perhitungan dan interpretasi rasio
keuangan yang dapat membantu para pelaku bisnis, pemerintah, maupun para
pemakai laporan keuangan lainnya dalam menilai kondisi keuangan suatu
perusahaan. Analisis rasio keuangan juga memberikan pemahaman yang lebih
baik terhadap kinerja keuangan perusahaan daripada analisis terhadap data
keuangannya saja. Investor dan kreditur menggunakan rasio yang relevan
untuk pengambilan keputusan tertentu. Jika analisis dilakukan oleh pihak
kreditur, aspek yang dinilai akan berbeda dengan penilaian yang dilakukan
oleh investor. Kreditur akan berkepentingan dengan kemampuan perusahaan
melunasi kewajiban finansial tepat pada waktunya, sedangkan investor akan
lebih berkepentingan dengan kemampuan perusahaan menghasilkan
keuntungan. Jadi penggunaan analisis rasio keuangan ini sangat bervariasi dan
tergantung pada pihak yang memerlukan.
Banyak ahli yang melakukan penelitian untuk mengetahui apakah
laporan keuangan bermanfaat atau tidak sesuai dengan tujuannya. Liby pada
tahun 1975 membuktikan bahwa rasio-rasio akuntansi menyediakan informasi
yang berguna bagi pejabat kredit perbankan dalam memprediksi kegagalan
maupun kesuksesan bisnis. Pada tahun 1987 Houghton dan Woodliff juga
membuktikan kegunaan rasio-rasio keuangan, rasio-rasio tersebut harus
menyediakan informasi dalam proses pembuatan keputusan. Selanjutnya
mereka membuktikan bahwa rasio-rasio keuangan return on assets, shorterm liquidity, devidend policy, cashflows, dan indebtedness dapat digunakan sebagai prediktor dalam kegagalan maupun keberhasilan suatu perusahaan
Penelitian tentang manfaat rasio keuangan juga pernah dilakukan di
Indonesia, salah satunya dilakukan oleh Mas’ud Machfoedz pada tahun 1994
terhadap 68 perusahaan pabrikan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Mas’ud
Machfoedz menganalisis 47 rasio keuangan yang dikategorikan dalam 8
kategori rasio keuangan yaitu short term-liquidity, long-term solvency, profitability, productivity, indebtedness, investment intensiveness, leverage,
danequity. Mas’ud Machfoedz dapat membuktikan bahwa terdapat tiga belas rasio keuangan yang signifikan yang dapat digunakan sebagai prediktor
terhadap pertumbuhan laba. Rasio keuangan yang signifikan tersebut terdiri
dari satu rasio kategori short term-liquidity, satu rasio kategori long-term solvency, empat rasio kategori profitability, satu rasio kategori Investment Intensiveness, satu rasio kategori productivity, satu rasio kategori
indebtedness, satu rasio kategori leverage, dan tiga rasio kategori equity
(Hartono, 1999: 70).
Salah satu objek yang mampu menyediakan data tentang laporan
keuangan perusahaan yang dapat dipertanggungjawabkan adalah Bursa Efek
Jakarta, artinya perusahaan yang sudah terdaftar di Bursa Efek Jakarta laporan
keuangannya adalah hasil audit. Ada sembilan sektor usaha yang terdapat
dalam Bursa Efek Jakarta, salah satu diantaranya adalah sektor jasa yang
bergerak di bidang property dan realestate. Hal ini dipilih oleh peneliti disebabkan karena keterbatasan waktu, dana, dan kemampuan menentukan
Berdasarkan uraian tersebut dan mengacu pada penelitian Mas’ud
Machfoedz, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang menguji
kegunaan rasio keuangan perusahaan dalam mempengaruhi perubahan laba
perusahaan, khususnya pada perusahaanpropertydanreal estateyang terdaftar di BEJ. Penelitian ini dibatasi oleh tiga belas rasio keuangan yang
dikelompokkan dalam delapan kategori rasio keuangan yang telah diteliti oleh
Mas’ud Machfoedz, sehingga judul penelitian yang digunakan adalah
“Rasio-Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Perusahaan” Studi
kasus pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini penulis
membuat rumusan masalah sebagai berikut. Apakah rasio-rasio keuangan
dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba pada perusahaan
property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) di masa yang akan datang?
C. Batasan Masalah
Fokus penelitian ini adalah pada rasio-rasio keuangan yang telah diteliti
yang meliputiGross Profit to Sales (GPS), Operating Income to Sales(OIS), Net Income to Sales (NIS), dan Net Income to Net Worth (NINW), Productivity ratio yang meliputi Quick Assets to Inventory(QAI), Investment Intensiveness yang meliputi Net Worth to Sales (NWS), Indebtedness yang meliputi Operating Income to Total Liabilities (OITL), Leverage yang meliputi Current Liabilities to Inventory (CLI), Equity yang meliputi Net Income to Total Liabilities(NITL), Current Liabilities to Net Worth(CLNW), dan Net Worth to Total Liabilities (NWTL), serta perubahan laba bersih Sebelum bunga dan pajak (EBIT) setiap perusahaan, yang selanjutnya akan
dianalisis untuk menguji apakah rasio-rasio tersebut dapat digunakan untuk
memprediksi perubahan laba di masa yang akan datang. Adapun periode
penelitian yang digunakan adalah dari tahun 2004-2006.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah rasio-rasio keuangan dapat digunakan untuk memprediksi
E. Manfaat Penelitian.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang
berkepentingan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini dapat digunakan perusahaan sebagai
pertimbangan dalam menentukan kebijakan keuangan untuk periode
selanjutnya. Setelah perusahaan mengetahui rasio-rasio keuangan
yang paling dominan pengaruhnya terhadap pertumbuhan laba di
masa mendatang, sehingga perusahaan dapat menentukan strateginya
secara lebih baik.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini dapat menambah referensi perpustakaan
Universitas Sanata Dharma sebagai wahana menggali ilmu
pengetahuan, khususnya mengenai kegunaan rasio keuangan.
3. Bagi Penulis
Kegiatan penelitian ini dapat memperdalam dan mengaplikasikan
ilmu yang diperoleh penulis dibangku kuliah, dibidang manajemen
F. Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN
Bab I ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
batasan masalah,tujuan, penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab II berisi tentang teori-teori yang relevan dengan topik
penelitian ini yang terdiri dari pengertian laporan keuangan, tujuan
laporan keuangan, peranan laporan keuangan, karakteristik
kualitatif laporan keuangan, pihak-pihak yang berkepentingan
dalam laporan keuangan, pengertian analisis laporan keuangan,
tujuan analisis laporan keuangan, prosedur analisis laporan
keuangan, metode analisis laporan keuangan, pengertian analisis
rasio keuangan, tujuan analisis rasio keuangan, macam rasio
keuangan, perubahan laba, hubungan rasio keuangan dan
perubahan laba, hubungan antara rasio keuangan dan perubahan
laba, tinjauan penelitian sebelumnya, dan hipotesis.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Bab III ini berisi tentang jenis penelitian, tempat, dan waktu
penelitian, subyek dan obyek penelitian, variabel penelitian, data
yang diperlukan, populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel,
BAB IV : GAMBARAN UMUM PASAR MODAL DI INDONESIA
Bab IV ini berisi tentang gambaran umum perusahaan yang terdiri
dari sejarah singkat PT. Bursa Efek Jakarta, sistem perdagangan
efek di Bursa Efek Jakarta, dan sekilas tentang
peusahaan-perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
BAB V : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab V ini berisi analisis terhadap data-data yang diperoleh dari
perusahaan dengan menggunakan Analisis Rasio Keuangan,
Analisis Regresi Linier Berganda, Koefisien Determinasi.
BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab VI ini berisi kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil
analisis dan pembahasan pada Bab V, keterbatasan penelitian, serta
Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan pada dasarnya melaporkan kegiatan-kegiatan
perusahaan, di antaranya adalah kegiatan investasi, kegiatan pendanaan,
kegiatan operasional, dan sekaligus sebagai alat untuk mengevaluasi
keberhasilan strategi perusahaan dalam mencapai tujuan. Laporan
keuangan utama yang umumnya dibuat oleh setiap perusahaan adalah
neraca dan laporan rugi laba. Neraca dibuat dengan maksud untuk
menggambarkan posisi keuangan suatu organisasi pada suatu saat tertentu,
sedangkan laporan rugi laba menggambarkan hasil-hasil usaha yang
dicapai dalam suatu periode waktu tertentu (Jusup, 2001:21).
Menurut Myer laporan keuangan adalah dua daftar yang di susun
oleh Akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu
adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau
daftar rugi laba. Pada waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi
perseroan-perseroan untuk menambahkan daftar ketiga yaitu daftar surplus
atau daftar laba yang tidak dibagikan (Munawir, 1995: 5).
Uraian diatas memberikan pengertian bahwa laporan keuangan
merupakan hasil akhir dari proses akuntansi dan laporan keuangan
disajikan sebagai bentuk tanggung jawab manajemen kepada pemilik
perusahaan.
2. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan dari penyusunan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan. Kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan, yang bermanfaat bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (Prastowo,1995 : 5).
Sedangkan Accounting Prinsiples Board Statement No.4 menggambarkan tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut:
a. Tujuan umum
Menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan secara wajar sesuai prinsip akuntansi yang diterima.
b. Tujuan khusus
Memberikan informasi tentang kekayaan, kewajiban, kekayaan bersih, proyeksi laba, perubahan kekayaan dan kewajiban, serta informasi lainnya yang relevan.
3. Peranan Laporan Keuangan
Peranan laporan keuangan dalam dunia bisnis atau ekonomi dapat digunakan sebagai (Revsine, 1999 : 2):
a. Alat untuk menganalisis
b. Laporan pertanggung jawaban manajemen c. Tanda-tanda peringatan bagi perusahaan
4. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Karakteristik laporan keuangan meliputi (Prastowo , 1995:6-8):
a. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan
keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh para
pemakai. Dalam hal ini, para pemakai diasumsikan memiliki
pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis,
akuntansi serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan
yang wajar.
b. Relevan
Agar bermanfaat informasi harus relevan untuk memenuhi
kebutuhan para pemakai dalam proses pengambilan keputusan.
Informasi mempunyai kualitas relevan apabila informasi tersebut dapat
mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka
mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan
(predictive), menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu (Confirmatory).
c. Keandalan
Agar bermanfaat informasi juga harus andal (reliable). Informasi mempunyai kualitas yang andal jika bebas dari pengertian yang
menyesatkan, kesalahan material dan dapat diandalkan pemakainya
d. Dapat dibandingkan
Pemakai laporan keuangan harus dapat membandingkan laporan
keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi
kecenderungan(trend) posisi keuangan dan kinerja perusahaan. 5. Pihak-pihak Yang Berkepentingan Dalam Laporan Keuangan
Pihak-pihak yang berkepentingan dalam laporan keuangan adalah
(Munawir, 1983:2-4):
a. Pemilik perusahaan
Laporan keuangan diperlukan oleh pemilik perusahaan untuk
menilai hasil yang akan dicapai dimasa yang akan datang sehingga
bisa menaksir bagian keuntungan yang akan diterima dan
perkembangan harga saham yang dimilikinya.
b. Manajer atau pimpinan perusahaan
Laporan keuangan diperlukan manajer sebagai alat untuk
mempertanggung jawabkan kepada para pemilik perusahaan atas
kepercayaan yang telah diberikan kepadanya.
c. Para investor
Laporan keuangan diperlukan para investor untuk mengetahui
prospek keuntungan di masa mendatang dan perkembangan perusahaan
selanjutnya, untuk mengetahui jaminan investasinya dan untuk
mengetahui kondisi kerja atau kondisi keuangan jangka pendek
d. Para kreditur danbankers
Laporan keuangan di gunakan oleh kreditur dan bankers untuk mengetahui posisi keuangan dari perusahaan yang bersangkutan
sebelum mengambil keputusan untuk memberi atau menolak
permintaan kredit dari suatu perusahan.
e. Pemerintah
Laporan keuangan perusahaan digunakan oleh pemerintah untuk
menentukan besarnya pajak yang harus ditanggung oleh perusahaan,
juga sangat diperlukan oleh Biro Pusat Statistik, Dinas Perindustrian,
Perdagangan dan Tenaga Kerja untuk dasar perencanaan pemerintah.
B. Analisis Laporan Keuangan
1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan secara harafiah terdiri dari dua kata,
“analisis” dan “laporan keuangan”. Definisi “analisis” menurut kamus besar
Bahasa Indonesia adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya
dan penelaahan bagian itu sendiri, serta hubungan antar bagian untuk
memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.
Berdasarkan definisi tersebut, analisis laporan keuangan merupakan proses
untuk membedah laporan keuangan, menelaah masing-masing unsur dan
menelaah hubungan diantara unsur tersebut dengan tujuan untuk
memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan
2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan dilakukan untuk mencapai beberapa
tujuan. Misalnya dapat digunakan sebagai alat forecasting mengenai kondisi dan kinerja keuangan di masa mendatang, sebagai diagnosis
terhadap masalah-masalah manajemen, operasi atau masalah lainnya, atau
sebagai alat evaluasi terhadap manajemen. Tujuan terpenting dalam laporan
keuangan adalah mengurangi ketergantungan para pengambil keputusan
pada dugaan murni, tekanan dan intuisi, mengurangi dan mempersempit
lingkup ketidak pastian yang tidak bisa dielakkan pada setiap proses
pengambilan keputusan.
Analisis laporan keuangan tidak berarti mengurangi kebutuhan akan
penggunaan pertimbangan-pertimbangan, melainkan hanya memberikan dasar yang layak dan sistematis dalam menggunakan
pertimbangan-pertimbangan tersebut (Prastowo, 1995 :31).
3. Prosedur Analisis Laporan Keuangan
Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis laporan keuangan,
yaitu (Prastowo,1995:32):
a. Memahami latar belakang data keuangan perusahaan
Memahami tentang bidang usaha yang diterjuni oleh perusahaan
yang dianalisis dan kebijakan akuntansi yang dianut dan diterapkan
b. Memahami kondisi-kondisi yang berpengaruh pada perusahaan.
Kondisi yang dipahami mencakup informasi mengenai trend
(kecenderungan) industri dimana perusahaan beroperasi, perubahan
teknologi, perubahan selera konsumen, perubahan faktor-faktor
ekonomi, dan perubahan yang terjadi di dalam perusahaan itu sendiri.
c. Mempelajari dan me-reviewlaporan keuangan.
Tujuan mempelajari dan me-reviewlaporan keuangan adalah untuk memastikan laporan keuangan telah cukup jelas menggambarkan data
keuangan yang relevan dan sesuai dengan standar akuntansi keuangan
yang berlaku.
d. Menganalisis laporan keuangan.
Dalam menganalisis laporan keuangan harus menggunakan
berbagai metode dan teknik analisis yang ada serta menginterpretasikan
analisis tersebut.
4. Metode Analisis Laporan Keuangan
Secara umum metode analisis laporan keuangan ada 2, yaitu
(Swastha, 1991: 328-330) :
a. Metode Horizontal
Metode Horizontal adalah metode analisis laporan keuangan antara
dua periode atau lebih. Analisis ini bertujuan untuk melihat
perubahan-perubahan kekayaan perusahaan, modal kerja neto, dan kas perusahaan.
Dari analisis-analisis perusahaan ini dapat diketahui asal (sumber) dan
b. Metode Vertikal
Metode Vertikal adalah analisis elemen-elemen laporan keuangan
pada satu periode tertentu. Analisis ini menggunakan rasio atau
perbandingan antara pos-pos yang terdapat dalam neraca dan laporan rugi
laba.
C. Analisis Rasio Keuangan
1. Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Analisis Rasio Keuangan adalah suatu metode analisis untuk
mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan rugi
laba secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut (Munawir,
1999:37).
Untuk melakukan analisis rasio keuangan, diperlukan perhitungan
rasio-rasio keuangan yang mencerminkan aspek-aspek tertentu. Agar
bermanfaat, rasio-rasio harus dihubungkan dengan beberapa standar. Salah
satu pendekatannya adalah menggunakan pola historis perusahaan sendiri,
yang melibatkan perhitungan rasio-rasionya untuk sejumlah tahun guna
menentukan apakah perusahaan membaik atau memburuk.
Pendekatan kedua adalah melakukan perbandingan dengan
perusahaan-perusahaan lain dalam industri yang sama. Dengan melakukan
analisis rasio keuangan selama beberapa periode akan dapat dilihat
dalam nilai prestasi keuangan perusahaan di masa lalu dan prospeknya di
masa mendatang.
2. Tujuan Analisis Rasio Keuangan
Tujuan dari analisis rasio keuangan yaitu (Simangunsong, 1995:52) :
a. Menentukan tingkat likuidasi
b. Mengukur efektivitas operasi
c. Mengukur derajat keuntungan
3. Macam Rasio Keuangan
Penggolongan rasio keuangan itu banyak sekali, karena rasio dapat
dibuat menurut kebutuhan analisis. Berikut ini adalah penggolongan rasio
keuangan yang dibagi menjadi dua kelompok (Riyanto, 1995: 264-265) :
a. Rasio keuangan berdasarkan sumber datanya dapat digolongkan menjadi
tiga kelompok:
1) Rasio-rasio neraca (Balance sheet ratios), ialah rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca, misalnya: current ratio, acid-test ratio, current assets to total ratio, current liabilities to total assets ratio, dan sebagainya.
2) Rasio-rasio laporan Rugi dan Laba (Income Statement Ratios), ialah rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari income statement, misalnya: gross profit margin, net operating margin, operationg ratio, dan sebagainya.
berasal dari income statement, misalnya: assets turnover, inventory turnover, receivables turnover, dan sebagainya.
b. Berdasarkan tujuan analisis rasio keuangan dapat digolongkan
menjadi:
1) Rasio-rasio likuiditas, adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk
mengukur likuiditas perusahaan (Current ratio, Acid test ratio). 2) Rasio-rasio leverage, adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk
mengukur sampai berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan
hutang (Debt to total assets ratio, Net Worth to Debt ratio, dan sebagainya).
3) Rasio-rasio aktivitas, adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk
mengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalam
mengerjakan sumber-sumber dananya (Inventory turnover, Average collection period, dan sebagainya).
4) Rasio-rasio profitabilitas, yaitu rasio-rasio yang menunjukkan hasil
akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan
(Profit margin on sales, Return on total assets, Return on net worth,dan sebagainya).
c. Pengelompokan rasio berdasarkan kategori,
Hanafi dan Halim (2003) mengatakan bahwa pengelompokan
1) Rasio Likuiditas
Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi
kewajiban jangka pendeknya
2) Rasio Aktivitas
Rasio yang mengukur sejauh mana efektivitas penggunaan aset
dengan melihat tingkat aktivitas aset.
3) Rasio Solvabilitas
Rasio yang mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan
memenuhi kewajiban jangka panjangnya.
4) Rasio Profitabilitas
Rasio yang melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba
(profitabilitas).
5) Rasio Nilai Pasar
Rasio ini melihat perkembangan nilai perusahaan relatif terhadap
nilai buku perusahaan.
4. Rasio Keuangan yang Digunakan Menganalisis dalam Penelitian
Berikut ini adalah penjelasan mengenai rasio-rasio yang akan
digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :
a.Short-term Liquidity
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendek perusahaan. Rasio yang dipakai
 Cash Flow to Current Liabilities(CFCL).
Rasio CFCL digunakan untuk mengukur hutang lancar
perusahaan dengan menggunakan arus kas operasi perusahaan.
CFCL dirumuskan sebagai berikut:
Rasio CFCL yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan mampu
memenuhi kewajiban lancarnya atau mampu membayar hutang
lancar perusahaan dengan menggunakan arus kas perusahaan,
sebaliknya rasio CFCL yang rendah menunjukkan risiko
perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban lancarnya atau
perusahaan tidak mampu membayar hutang lancarnya.
a. Long-term Solvency
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban jangka panjang perusahaan. Long-term Solvency Ratio yang dipakai dalam penelitian ini adalah:
 Net Worth and Total Liabilities to Fixed Assets(NWTLFA):
Rasio ini digunakan untuk mengukur bagaimana
Semakin tinggi rasio NWTLFA menunjukkan bahwa perusahaan
mampu membiayai aktiva tetap perusahaan dengan modal sendiri perusahaan dan hutang perusahaan. Semakin rendah rasio NWTLFA menunjukkan kecilnya modal yang dimiliki
perusahaan dan kecilnya hutang yang diperoleh perusahaan sehingga tidak mampu membiayai aktiva tetap perusahaan.
b.Profitability
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal
sendiri (Sartono, 2001:122).
Rasio-rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1) Gross Profit to Sales(GPS)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam mendapatkan laba kotor per rupiah penjualan bersih.Gross Profit to Sales dirumuskan sebagai berikut:
bersih Penjualan
kotor laba 
GPS
Laba kotor adalah penjualan setelah dikurangi oleh semua
biaya untuk memproduksi barang. Semakin besar rasio GPS berarti keuntungan perusahaan semakin naik, karena biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan kecil dibandingkan
produksi yang dikeluarkan perusahaan terlalu besar dibandingkan dengan penjualan bersihnya.
2) Operating Income to Sales(OIS)
Operating Income to Sales (OIS) digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba operasi
sebelum bunga dan pajak yang dihasilkan oleh setiap rupiah
penjualan bersih. Rasio ini membandingkan antara laba operasi
dengan penjualan bersih, sehingga dapat dirumuskan sebagai
berikut:
bersih Penjualan
Operasi Laba
 OIS
Besar kecilnya Operating Income to Sales ditentukan oleh dua faktor, yaitu penjualan bersih dan laba operasi. Besar kecilnya laba operasi tergantung pada pendapatan dari penjualan dan
besarnya biaya usaha. Jika Operating Income to Sales tinggi menandakan perusahaan mampu menghasilkan laba operasi yang
tinggi pada tingkat penjualan tertentu dengan cara menekan atau memperkecil biaya usaha perusahaan.Operating Income to Sales
yang rendah menandakan laba operasi yang dihasilkan
3) Net Income to Sales(NIS)
Net Income to Sales menunjukkan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih. Net Income to Salesdapat dirumuskan sebagai berikut:
bersih
Rasio ini merupakan alat untuk mengukur sampai seberapa efektif
perusahaan telah mengelola pengeluaran-pengeluarannya
(biaya-biaya perusahaan), hal ini dilihat dari perbedaan antara nilai
penjualan dengan laba bersih yang terletak pada total biaya
(Kuswadi, 2004: 188). Apabila rasio NIS naik berarti biaya-biaya
perusahaan menurun, sedangkan penjualan meningkat. Sebaliknya,
jika rasio NIS turun berarti biaya-biaya perusahaan meningkat,
sedangkan penjualannya menurun.
4) Net Income to Net Worth(NINW)
Net Income to Net Worth adalah rasio profitabilitas yang menunjukkan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan
modal sendiri.Net Income to Net Worth dapat dirumuskan sebagai berikut:
modal sendiri. Sebaliknya, Net Income to Net Worth rendah maka akan terjadi penurunan laba bersih setelah pajak dan modal sendiri perusahaan, sehingga laba perusahaan mengalami penurunan
c. Productivity
Rasio ini untuk mengukur seberapa besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya. Rasio productivity yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
 Quick Assets to Inventory(QAI)
Quick Assets to Inventory menunjukkan penggunaan aktiva lancar perusahaan yang paling liquid terhadap persediaan. Quick Assets to Inventorydapat dirumuskan sebagai berikut:
Persediaan
Semakin tinggi rasio Quick Assets to Inventory mengakibatkan risiko likuiditas yang ditanggung perusahaan semakin rendah. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya aktiva lancar perusahaan
yang paling liquid yaitu kas, investasi, piutang usaha dan piutang lain-lain dan juga meningkatnya persediaan perusahaan.
d.Indebtedness
Rasio ini digunakan untuk menghitung kemampuan perusahaan untuk membayar semua hutang-hutangnya (baik hutang jangka pendek
maupun jangka panjang). Rasio Indebtedness yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
 Operating Income to Total Liabilities(OITL)
Rasio ini digunakan untuk mengukur total hutang perusahaan dengan menggunakan laba operasi perusahaan.
Operating Income to Total Liabilities dirumuskan sebagai berikut:
hutang Total
operasi Laba
 OITL
Semakin tinggi rasio OITL, maka perusahaan mampu membayar hutangnya, baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang dengan menggunakan laba operasi perusahaan.
Sebaliknya, semakin rendah rasio OITL menunjukkan risiko perusahaan tidak mampu membayar hutang-hutangnya.
e. Investmet Intensiveness
Rasio ini digunakan untuk menghitung kemampuan perusahaan untuk meningkatkan investasi perusahaan dengan menggunakan modal sendiri. Rasio yang digunakan untuk penelitian ini adalah:
 Net Worth to Sales(NWS):
Rasio NWS digunakan untuk menghitung penjualan bersih perusahaan dengan mengunakan modal sendiri.Net Worth to Sales
bersih Penjualan
sendiri Modal
 NWS
Semakin tinggi rasioNet Worth to Sales,maka perusahaan semakin mampu meningkatkan investasinya dengan menggunakan modal
sendiri. Sebaliknya, rasio Net Worth to Sales rendah akan mengakibatkan investasi perusahaan menurun.
f. Leverage
Rasio yang digunakan untuk mengukur sampai berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang perusahaan. Rasio Leverage yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
 Current Liabilities to Inventory(CLI)
Rasio yang menunjukkan perbandingan antara hutang lancar dengan persediaan. Current Liabilities to Inventory
dirumuskan sebagai berikut:
Persediaan lancar Hutang 
CLI
g. Equity
Rasio yang digunakan untuk mengukur sampai berapa jauh modal perusahaan dalam membiayai hutang-hutang perusahaan. Rasio Equity
yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Net Income to Total Liabilities(NITL)
Rasio yang menunjukkan perbandingan antara laba bersih
setelah pajak dengan hutang perusahaan, baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang. Net Income to Total Liabilitiesdirumuskan sebagai berikut:
hutang
Net Income to Total Liabilities yang tinggi menandakan bahwa perusahaan mampu membayar hutang-hutangnya dengan laba yang
dihasilkan perusahaan. Sebaliknya, Net Income to Total Liabilities
yang rendah merupakan risiko bagi perusahaan tidak dapat membayar hutang-hutangnya, dikarenakan laba yang dihasilkan
perusahaan terlalu rendah.
2) Current Liabilities to Net worth(CLNW)
Rasio yang menunjukkan perbandingan antara hutang lancar dengan modal sendiri. Current Liabilities to Net Worth
dirumuskan sebagai berikut:
memenuhi kewajiban lancarnya, sebaliknya Current Liabilities to Net Worth semakin rendah maka modal sendiri perusahaan juga semakin rendah, sehingga menimbulkan risiko bagi perusahaan
tidak dapat memenuhi kewajiban lancarnya. 3) Net Worth to Total Liabilities(NWTL)
Rasio yang menunjukkan perbandingan antara modal
sendiri dengan total hutang perusahaan, baik hutang jangka panjang maupun hutang jangka pendek. Net Worth to Total Liabilitiesdirumuskan sebagai berikut:
hutang Total
sendiri Modal
 NWTL
Net Worth to Total Liabilities yang tinggi menandakan bahwa perusahaan mampu membayar hutang-hutangnya, baik hutang
jangka pendek maupun hutang jangka panjang menggunakan modal sendiri. Sebaliknya, Net Worth to Total Liabilities yang rendah mengakibatkan perusahaan tidak mampu membayar
hutang-hutangnya karena modal yang dimiliki perusahaan terlalu rendah.
D. Perubahan Laba
Perubahan laba yang digunakan dalam penelitian ini adalah perubahan
laba relatif , karena perubahan laba relatif akan mengurangi pengaruh ukuran
perusahaan (Zainuddin, 1999: 72). Sedangkan indikator perubahan laba yang
(EBIT), hal ini bertujuan untuk menghindari pengaruh penggunaan tarif pajak
yang yang berbeda antar periode yang dianalisis.
Perubahan laba dihitung dengan rumus sebagai berikut ( Machfoedz,
1994:119):
 : perubahan laba
t : periode perhitungan laba
i : perusahaan sampel
n : jangka waktu perubahan laba
Apabila besarnya laba bertambah atau kerugian berkurang, maka hal ini
menunjukkan keadaan perusahaan bertambah baik, apabila besarnya laba
turun atau kerugian bertambah hal ini menunjukkan keadaan perusahaan
mengalami kemunduran (Simangunsong, 1995:80).
E. Hubungan Antara Rasio Keuangan dan Perubahan Laba
Rasio keuangan digunakan sebagai instrumen analisis prestasi
perusahaan yang menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau
prestasi perusahaan dimasa lalu. Meskipun analisis rasio keuangan didasarkan
pada data kondisi masa lalu, tetapi dimaksudkan untuk menilai risiko dan
peluang perusahaan yang bersangkutan dimasa yang akan datang.
Prediksi laba merupakan salah satu informasi yang paling menarik
perusahaan dimasa yang akan datang dibandingkan informasi yang bersifat
historis. Rasio keuangan diduga dapat digunakan sebagai prediktor terhadap
perubahan laba (laba naik atau laba turun). Untuk menguji kemampuan rasio
keuangan sebagai prediktor terhadap perubahan laba digunakan informasi
dalam laporan keuangan.
Rasio keuangan dikatakan bermanfaat apabila dapat digunakan dalam
membantu mengambil keputusan. Manfaat rasio keuangan sebagai prediktor
perubahan laba dapat diukur dengan signifikan atau tidak signifikan antara
rasio keuangan dengan perubahan laba. Apabila hubungan antara rasio
keuangan dengan perubahan laba adalah signifikan berarti rasio keuangan
bermanfaat sebagai prediktor dalam perubahan laba perusahaan, sebaliknya
jika hubungan antara rasio keuangan dengan perubahan laba tidak signifikan
berarti rasio keuangan tidak bermanfaat sebagai prediktor perubahan laba
(Zainuddin&Hartono, 1999: 74).
F. Tinjauan Penelitian Sebelumnya
Penelitian terdahulu yang menjadi referensi penelitian ini adalah :
1. Mas’ud Machfoedz
Penelitian tentang kegunaan rasio keuangan pernah dilakukan oleh
Mas’ud Machfoedz pada tahun 1994 terhadap 68 perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Tujuan penelitian Mas’ud Machfoedz
adalah untuk menguji apakah rasio keuangan dalam memprediksi perubahan
47 rasio keuangan yang dikategorikan dalam 8 kategori rasio keuangan yaitu
short term-liquidity, long-term solvency, profitability, productivity, indebtedness, investment intensiveness, leverage, dan equity. Dari rasio keuangan tersebut dilakukan seleksi denganstepwise regression menunjukkan bahwa terdapat 13 rasio keuangan yang signifikan yang dapat digunakan
sebagai prediktor terhadap pertumbuhan laba. Rasio keuangan yang signifikan
tersebut terdiri dari 1 rasio kategori short term-liquidity yaitu Cash Flow to Current Liabilities (CFCL), 1 rasio kategori long-term solvency yaitu Net Worth and Total Liabilities to Fixed Assets (NWTLFA), 4 rasio kategori
profitability yaitu Gross Profit to Sales (GPS), Operating Income to Sales
(OIS), Net Income to Sales (NIS), dan Net Income to Net Worth (NINW), 1 rasio kategori Investment Intensiveness yaitu Net Worth to Sales (NWS), 1 rasio kategori productivity yaitu Quick Assets to Inventory (QAI), 1 rasio kategori indebtedness yaitu Operating Income to Total Liabilities (OITL), 1 rasio kategori leverage yaitu Current Liabilities to Inventory (CLI), dan 3 rasio kategori equity yaitu Net Income to Total Liabilities (NITL), Current Liabilities to Net Worth(CLNW), danNet Worth to Total Liabilities(NWTL). 2. Warsidi dan Bambang Agus Pramuka
Pada tahun 2000 Warsidi dan Bambang Agus Pramuka juga melakukan
penelitian tentang kegunaan rasio keuangan dalam memprediksi perubahan
laba di masa yang akan datang. Pengujian dilakukan dengan menggunakan
sampel random sebanyak 54 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
regresión dianalisis sejumlah 49 rasio keuangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tujuh rasio keuangan terbukti signifikan digunakan
sebagai prediktor perubahan laba di masa yang akan datang. Rasio-rasio
tersebut antara lainCost of Goods Sold to Inventories (CGSI), Cost of Goods Sold to Net Sales (CGSNS), Net Sales to Trade Receivables (NSTR), Net Sales to Quick Assets (NSQA) yang termasuk dalam kategori productivity ratio.Working Capital to Total Assets(WCTA),Working Capital to Net Sales
(WCNS) yang termasuk dalam kategori investment intensiveness ratio dan
Profit Before Taxes to Shareholders Equity (PBTSE) yang termasuk dalam kategoriReturn on Investment ratio.
G. Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan mengenai sesuatu hal yana harus diuji
kebenarannya. Hipotesis yang dapat diuji disebut hipotesis nol, istilah nol
mengacu pada pemikiran bahwa tidak ada perbedaan antara nilai yang
sebenarnya dengan nilai yang ada dalam hipotesis. Di samping itu harus
diformulasikan hipotesis alternatifnya (Ha), sehingga menolak Ho berarti
menerima Hadan sebaliknya (Djarwanto dan Pangestu, 1999: 183).
Berdasarkan uraian di atas dan mengacu pada penelitian Mas’ud
Machfoedz digunakan untuk membangun hipotesis ini. Perubahan laba
belas rasio yang telah diteliti oleh Mas’ud Machfoedz. Oleh karena itu,
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ho : Perubahan relatif rasio keuangan tidak berpengaruh secara signifikan
dalam memprediksi perubahan laba pada perusahaan property dan
real estate.
Ha : Perubahan relatif rasio keuangan berpengaruh secara signifikan dalam
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah studi kasus, yaitu penelitian yang
memusatkan pada suatu obyek tertentu yang akan diteliti. Kesimpulan yang
dapat diambil dalam kasus ini hanya berlaku pada perusahaan yang diteliti
saja dan tidak berlaku untuk perusahaan lain (Umar, 1997:42).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian : Universitas Sanata Dharma (Pojok BEJ)
2. Waktu Penelitian : Agustus 2007
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek Penelitian : Perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
2. Obyek Penelitian : Perubahan relatif rasio keuangan perusahaan
property dan real estate dari tahun 2004-2005, yang meliputi rasio Short-term Liquidity, Long-term Solvency, Profitability, Productivity, Investment Intensiveness, Indebtedness, Equity, dan Leverage,
serta perubahan laba bersih sebelum bunga dan pajak
(EBIT) pada perusahaan property dan real estate
dari tahun 2005-2006.
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Independen
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
perubahan relatif rasio keuangan pada perusahaanpropertydanreal estate
yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Rasio yang digunakan berjumlah 13,
yang dikelompokkan kedalam delapan kategori rasio keuangan berikut ini:
a. Short-term Liquidity tahun 2004-2005, yang digunakan adalah
Cash Flow to Current Liabilities(CFCL).
b. Long-term Solvency tahun 2004-2005, yang digunakan adalah
Net Worth and Total Liabilities to Fixed Assets(NWTLFA). c. Profitability tahun 2004-2005, meliputi Gross Profit to Sales
(GPS), Operating Income to Sales (OIS), Net Income to Sales
(NIS),danNet Income to Net Worth(NINW).
d. Productivity tahun 2004-2005, yang digunakan adalah Quick Assets to Inventory(QAI).
e. Investment Intensiveness tahun 2004-2005, yang digunakan adalahNet Worth to Sales(NWS).
f. Indebtedness tahun 2004-2005, yang digunakan adalah
Operating Income to Total Liabilities(OITL).
h. Equity tahun 2004-2005, meliputi Net Income to Total Liabilities (NITL), Current Liabilities to Net Worth (CLNW), danNet Worth to Total Liabilities(NWTL).
Alasan penggunaan angka relatif rasio keuangan dimaksudkan
untuk menghindari pengaruh variasi besaran perusahaan, sehingga rumus
yang digunakan adalah sebagai berikut (Warsidi & Bambang, 2000: 18) :
i
 : Perubahan relatif rasio keuangan untuk periode t
ti
Fr : Rasio keuangan pada periode t
i t
Fr(1) : Rasio keuangan periode t-1
i : Data observasi ke i
2. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah perubahan laba
pada perusahaan property dan real estate tahun 2005-2006. Indikator perubahan laba yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba bersih
sebelum bunga dan pajak (EBIT), hal ini dimaksudkan untuk menghindari
pengaruh penggunaan tarif pajak yang berbeda antar periode yang
Perubahan laba dihitung dengan rumus sebagai berikut (Machfoedz,
∆Yit : perubahan laba
t : periode perhitungan laba
i : perusahaan sampel
n : jangka waktu perubahan laba
E. Data Yang Diperlukan
1. Gambaran umum PT. Bursa Efek Jakarta dan Perusahaan Property dan
Real estateyang terdaftar di BEJ.
2. Neraca PerusahaanPropertydanReal Estatedari tahun 2004-2006.
3. Laporan laba rugi Perusahaan Property dan Real Estate dari tahun 2004-2006.
4. Laporan arus kas PerusahaanPropertydanReal Estatetahun 2004-2006.
F. Populasi danSampling
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
1999: 72). Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah 38 perusahaan
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 1999: 73). Sampel dalam penelitian ini
berjumlah 36 perusahaan yang tergabung dalam perusahaanpropertydanreal estate.
G. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yaitu penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 1999:78).
Perusahaan yang memenuhi kriteria dan dipilih sebagai sampel dalam
penelitian ini berjumlah 36 perusahaan yang termasuk dalam kelompok
perusahaanpropertydanreal estate.
Adapun kriteria yang digunakan dalam pemilihan sampel adalah sebagai
berikut:
1. Perusahaan tersebut telah menerbitkan laporan keuangan untuk periode
tahun 2004-2006.
2. Perusahaan belum pernah didelistoleh Bursa Efek Jakarta.
3. Akhir periode setiap laporan keuangan yang digunakan adalah per 31
Desember. Kriteria ini penting untuk memastikan bahwa sampel tidak
akan meliputi laporan tahunan yang berbeda-beda dalam satu periode.
Dengan demikian rasio keuangan yang digunakan atas dasar laporan
4. Perusahaan yang hasil perhitungan setiap rasionya adalah minimal nol. Ini
penting, agar setiap hasil perhitungan rasio dapat di intepretasikan secara
logis.
Penggunaan perusahaanpropertydanreal estateyang terdaftar di Bursa Efek Jakarta sebagai sampel didasari berbagai alasan. Pertama, ketersediaan
data laporan keuangan hasil audit yang akan digunakan untuk perhitungan
perubahan rasio keuangan dan perubahan laba perusahaan. Kedua,
penggunaan perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEJ dimaksudkan agar implikasi dari penelitian ini dapat memberikan informasi
bagi investor di pasar modal. Ketiga, penulis sengaja menggunakan
perusahaan property dan real estate bukan perusahaan manufaktur seperti yang digunakan oleh Mas’ud Machfoedz yang merupakan peneliti
sebelumnya, agar dapat membuktikan bahwa hasil penelitian Mas’ud
Machfoedz dapat digunakan dalam bidang usaha lain.
H. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi, yaitu
teknik pengumpulan data dengan cara melihat dan mempelajari
dokumen-dokumen perusahaan yang berhubungan dengan penelitian. Data yang
digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah data sekunder yang diperoleh
I. Teknik Analisis Data
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisa rasio keuangan yang digunakan untuk mengetahui hubungan dari
pos-pos tertentu dari neraca masing-masing perusahaan property dan real estate
yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Sedangkan untuk mengetahui
variabel-variabel bebas yang mempunyai pengaruh kuat terhadap variabel-variabel terikatnya
dan untuk menjawab hipotesis yang telah diajukan digunakan analisis regresi
berganda.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk masing-masing
analisa adalah sebagai berikut:
1. Analisa Rasio Keuangan
Analisa ini dilakukan dengan menghitung rasio keuangan setiap
perusahaan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
bersih
2. Analisis regresi berganda
Untuk menjawab hipotesis yang telah diajukan yaitu apakah
perubahan relatif rasio keuangan berpengaruh secara signifikan dalam
memprediksi perubahan laba pada perusahaan property dan real estate
digunakan analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda berguna
untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas dengan variabel
a. Persamaan Regresi Berganda
Persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut:
∆Y = bo+ b1X1(t-1)+ b2X2(t-1)+ …+ bkXk(t-1)+ e
Keterangan:
∆Y = variabel dependen
bo = konstanta
b1…bk = koefisien regresi variabel independen
ke1 sampai ke k
X1(t-1)…Xk(t-1)= perubahan rasio keuangan
e = kesalahan prediksi
b. Uji F
Uji F ini untuk mengetahui apakah semua variabel
independen (secara simultan) mempunyai pengaruh yang sama
terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan melihat
tabel Anova, apabila tingkat signifikansinya lebih kecil dari 0,05
(sig.<0,05), maka semua variabel independen secara simultan atau
bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen.
Sebaliknya, apabila tingkat signifikansinya lebih besar dari 0,05
(sig.>0,05), maka variabel independen secara simultan tidak
c. Uji t
Uji t ini untuk mengetahui apakah semua variabel
independen secara individu berpengaruh terhadap variabel dependen.
Uji t dilakukan berdasarkan tingkat signifikansi koefisien regresi
setiap variabel independen. Jika sig.> 0,05, maka koefisien regresi
tidak signifikan artinya variabel independen secara individu tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen. Sebaliknya, Jika sig.<
0,05, maka koefisien regresi signifikan artinya variabel independen
secara individu berpengaruh terhadap variabel dependen.
d. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi dalam penelitian ini ditentukan oleh
nilaiAdjusted R Square bukan dengan nilai R Square, karena nilaiR Square akan mengalami penambahan nilai ketika dimasukkan variabel baru walaupun variabel baru tersebut secara parsial tidak
signifikan. Nilai Adjusted R Square dinilai lebih mempresentasikan nilai pengaruh yang sebenarnya. Hal ini akan terlihat dari hasil
analisis Adjusted R Square yang dapat bertambah atau berkurang ketika ada penambahan variabel baru.
Untuk menguji apakah model regresi baik digunakan dalam
memprediksi variabel atau dengan kata lain untuk mengetahui
apakah rasio-rasio keuangan dapat digunakan dalam memprediksi
dari uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas
atau uji homogenitas.
a.Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah
antara sesama prediktor mempunyai hubungan yang besar atau
tidak. Uji multikolinearitas diketahui dari nilai VIF untuk
masing-masing prediktor. Persyaratan untuk dapat dikatakan bebas dari
multikolinier apabila nilai VIF prediktor tidak melebihi nilai 10
(VIF < 10).
b.Uji Autokorelasi
Autokorelasi (korelasi serial) adalah korelasi yang terjadi
antara anggota-anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun
dalam rangkaian waktu seperti data runtut waktu (time series data) atau yang tersusun dalam rangkaian ruang seperti data silang waktu
(cross section data).
Untuk mendeteksi terjadinya autokorelasi dalam penelitian,
digunakan uji Durbin Watson (Uji DW) atau dapat dideteksi dengan uji statistik. Adapun cara mendeteksi autokorelasi dalam
model analisis regresi dengan menggunakan uji Durbin Watson
DW Kesimpulan
Kurang dari 1.08 1.08 s.d 1.66 1.66 s.d 2.34 2.34 s.d 2.92 Lebih dari 2.92
Ada Autokorelasi Tanpa Kesimpulan Tidak Ada Autokorelasi
Tanpa Kesimpulan Ada Autokorelasi Sumber : Algifari.2000
c.Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas atau uji homogenitas bertujuan
untuk menguji apakah antarprediktor mempunyai pengaruh yang
signifikan dengan nilai residualnya. Uji heteroskedastisitas
dilakukan dengan menggunakan metode korelasi spearman.
Dikatakan terjadi heteroskedastisitas apabila nilai koefisien
korelasi Spearman mempunyai korelasi yang signifikan
(Sig.<0,05) terhadap nilai residualnya, sebaliknya nilai koefisien
korelasi Spearman (Sig.> 0,05) dapat disimpulkan model regresi
A. PT. Bursa Efek Jakarta (PT. BEJ)
PT. Bursa Efek Jakarta beralamat di Gedung Bursa Efek Jakarta, Jalan
Sudirman Kav. 52-53 Jakarta Selatan 12190, telepon: 021-5150515 (Hunting).
Fax:021-5150330. Homepage: http:/www.jsx.co.id. Di gedung ini selain terdapat kantor manajemen Bursa Efek Jakarta juga terdapat lantai bursa dimana transaksi
dilakukan.
1. Sejarah singkat PT. Bursa Efek Jakarta
PT. Bursa Efek Jakarta didirikan secara resmi pada bulan Desember
1991 dan memperoleh ijin operasi dari Menteri Keuangan pada bulan Maret
1992, serta serah terima pengelolaan dari BAPEPAM dimulai pada bulan
April 1992. PT. BEJ baru mulai beroperasi penuh sebagai bursa swasta mulai
bulan Juli 1992.
Sebagai perseroan, PT. BEJ didirikan berdasarkan akte Notaris Ny.
Purbaningsih Adi Warsito, SH. No. 27 Tanggal 4 Desember 1991. Kedudukan
peseroan sebagai Badan Hukum telah disahkan melalui SK Menteri
Kehakiman No.C2-8126.HT.01. 01 Tanggal 26 Desember 1991 dan dimuat
dalam tambahan Berita Negara No. 1335 Tahun 1992. Pada tanggal 18 Maret
1992, perseroan secara resmi memperoleh ijin usaha dari Menteri Keuangan
melalui SK No.323/KMK.010/1992. Penyerahan pengelolaan bursa dari
BAPEPAM kepada perseroan dilaksanakan pada bulan April 1992. Peresmian
swastanisasi perseroan dilakukan oleh Menteri Keuangan pada tanggal 13 Juli
1992 di Jakarta.
PT. BEJ bertekad mewujudkan bursa efek berskala internasional yang
menawarkan kesempatan berinvestasi secara luas sejalan dengan
perkembangan perekonomian Indonesia. PT. BEJ berusaha mewujudkan
sarana perdagangan yang efisien, sistem informasi yang terpercaya, lengkap
dan tepat waktu, serta sumber daya manusia yang profesional dan berintegrasi
tinggi. Sehingga menjadikan Bursa Efek Jakarta sebagai Bursa efek yang
transparan, likuid, wajar, dan efisien. Dengan demikian dapat membawa
Bursa Efek Jakarta sejajar dengan bursa efek-bursa efek dunia.
PT. BEJ aktif berpartisipasi mengembangkan basis investor lokal yang
luas dan kokoh sebagai stabilisator Pasar Modal Indonesia. PT. BEJ bertekad
menawarkan beragam efek yang berkualitas sejalan dengan instrumen pasar
modal yang semakin berkembang, sehingga BEJ dapat memberikan manfaat
yang optimal baik kepada investor domestik maupun asing.
2. Sistem Perdagangan Efek di Bursa Efek Jakarta
Kegiatan perdagangan efek tidak berbeda dengan kegiatan pasar pada
umumnya, yang melibatkan pembeli dan penjual. Namun untuk membeli dan
menjual efek dibutuhkan Perusahaan Pialang atau Broker (anggota bursa).
Aktivitas jual dan beli di lantai bursa dilakukan pialang melalui orang yang
ditunjuk sebagai Wakil Perantara Perdagangan Efek (WPPE). Mereka adalah
a) Pembagian Pasar di Bursa
Dilihat dari pembentukan harga efek yang terjadi di pasar,
pembagian pasar terdiri dari pasar reguler dan pasar negosiasi.
Pembentukan harga di pasar reguler dengan cara tawar-menawar (action market) secara terus menerus berdasarkan kekuatan pasar. Pembentukan harga efek di pasar negosiasi (negotiated market) antara pihak penjual dan pembeli. Pasar negosiasi terdiri dari:
1) Perdagangan dalam jumlah besar (Block Trading) untuk jumlah saham minimal 200 ribu lembar saham.
2) Perdagangan dibawah standar lot (Odd Lot) untuk perdagangan dibawah standar lot atau dibawah 500 lembar saham.
3) Perdagangan tutup sendiri (Crossing) untuk transaksi jual-beli yang dilakukan oleh anggota bursa.
4) Perdagangan saham pemodal asing untuk saham porsi asingnya telah
mencapai 49% dari jumlah saham yang tercatat (Foreign Board). b) Persyaratan Melakukan Transaksi di Pasar Reguler
1) Jumlah lembar saham dalam standar satuan lot, yaitu satu lot adalah
500 lembar saham (untuk saham yang bukan reksadana), sedangkan
standar lot untuk reksadana 1 lot adalah 100 lembar saham.
2) Perubahan harga (fraksi) dengan menawar di bursa:
(i) Untuk saham dengan kelipatan Rp. 25,- dengan perubahan
maksimum Rp. 200,-.
(iii)Untuk harga Bukti Right sampai dengan Rp. 100,- ditetapkan kelipatan Rp. 1,- dengan setiap kali perubahan maksimum Rp. 10,-,
bagi BuktiRightdengan harga antara Rp. 100,- hingga Rp. 1.000,-ditetapkan kelipatan Rp. 10,- dengan setiap kali perubahan
maksimum Rp. 100,-.
c) Pasar Tunai, Harga Saham, Indeks di Bursa dan Biaya Transaksi
Pasar Tunai disediakan bagi perusahaan pialang yang tidak dapat
memenuhi kewajiban dalam menyelesaikan transaksi di Pasar Reguler
atau Pasar Negosiasi (gagal menyerahkan saham) pada hari bursa kelima.
Pasar Tunai dilakukan dengan prinsip pembayaran dan penyerahan
seketika (cash and carry).
Harga saham di bursa ditentukan oleh kekuatan pasar, dalam
artian tergantung kekuatan permintaan (penawaran beli) dan penawaran
jual. Saat ini harga saham sudah ditentukan melalui proses otomatisasi
JATS.
Indeks Harga Saham setiap hari dihitung menggunakan harga
saham terakhir yang terjadi di bursa. Dua macam indeks yang digunakan
di BEJ adalah Indeks Harga Saham Individual yang mencerminkan
perkembangan harga suatu saham dan Indeks Harga Saham Gabungan
yang mencerminkan perkembangan pasar secara keseluruhan. Harga
saham yang digunakan dalam perhitungan indeks di bursa adalah harga
Biaya Transaksi adalah komisi (imbalan jasa) kepada perusahaan
pialang yang besarnya ditentukan berdasarkan kesepakatan dengan
pemodal, untuk membeli atau menjual saham pemodal. Di BEJ biaya
komisi ini setinggi-tingginya 1% dari nilai transaksi (jual atau beli).
Anggota bursa berkewajiban membayar biaya-biaya untuk:
1) Untuk transaksi saham dikenakan biaya transaksi sebesar 0,04% dari
kumulatif nilai transaksi setiap bulannya.
2) Untuk transaksi atas unjuk tidak dikenakan biaya transaksi.
3) Untuk transaksi buktirighttidak dikenakan biaya transaksi.
4) Untuk transaksiwarrantdikenakan biaya transaksi sebesar 0.02% dari nilai transaksi.
5) Untuk anggota bursa yang tidak melakukan transaksi sama sekali
wajib membayar biaya administrasi kepada BEJ sebesar Rp.
250.000,-per bulan.
6) Pengenaan komisi dan biaya ini belum termasuk PPN 10%, Pajak
Transaksi bagi transaksi penjualan saham sebesar 0,1% dari kumulatif
nilai transaksi penjualan, serta pajak penghasilan atas transaksi
penjualan, serta pajak penghasilan atas transaksi penjualan saham oleh
pemegang saham oleh pemegang saham pendiri sebesar 5%.
d) Hak pemodal sebagai pemegang saham.
Sebagai pemegang saham, investor berhak memperoleh dividen,
hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RPUS), dan mendapat