• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan dan minat orang tua siswa melanjutkan bimbingan belajar : studi kasus pada konsumen jasa bimbingan belajar di Mind Programming Indonesia di Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan dan minat orang tua siswa melanjutkan bimbingan belajar : studi kasus pada konsumen jasa bimbingan belajar di Mind Programming Indonesia di Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN

TERHADAP KEPUASAN DAN MINAT ORANG TUA SISWA MELANJUTKAN BIMBINGAN BELAJAR

Studi Kasus pada Konsumen Jasa Bimbingan Belajar di Mind Prgoramming Indonesia di Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh:

Ririn Dewanti Goeslaw

NIM: 07 2214 079

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

i

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN

TERHADAP KEPUASAN DAN MINAT ORANG TUA SISWA MELANJUTKAN BIMBINGAN BELAJAR

Studi Kasus pada Konsumen Jasa Bimbingan Belajar di Mind Programming

Indonesi di Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh:

Ririn Dewanti Goeslaw

NIM: 07 2214 070

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

”Kesuksesan seseorang adalah hasil dari kerja keras yang mereka lakukan, bukan dari hasil pemberian orang lain”

(Penulis)

“Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk

berhasil” (Mario Teguh)

“Untuk segala sesuatu ada masanya untuk apapun dibawah langit ada waktunya, ada waktu untuk lahir ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam,

ada waktu untuk mencabut yang ditanam, ada waktu untuk merombak dan ada waktu untuk membangun, ada

waktu menangis dan ada waktu untuk tertawa (Penghotbah3:1-15)

“Santai dalam penampilan serius dalam pendidikan” (Penulis)

Karya Sederhana Ini Kupersembahkan Bagi :

Tuhan Yesus Kristus dan Roh Kudus yang selalu

mendampingi, menyertaiku melalui berkat dan kuasa cinta-Nya.

Alm. Bapak,Ibu tercinta serta Kakak-kakakkudan

Istrinya

(6)

v

Tanta Epi dan Om , Papa ade Defresi dan Mama ade ,

tanta nenen dan tanta raina beserta seluruh keluargayang selalu memberi dukung. Almamaterku yang Tercinta Universitas Sanata

(7)
(8)
(9)

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha

Esa, karena berkat limpahan kasih dan karunia-Nya sehingga skripsi dengan

judulPengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan dan Minat orang tua

Siswa Melanjutkan Bimbingan Belajar ,” Studi Kasus pada Konsumen Jasa

Bimbingan Belajar di Mind Programming Indonesia di Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan, dukungan, dan

bimbingan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan

baik. Untuk itu penulis ingin secara khusus menyampaikan ucapan

terimakasih dengan tulus kepada:

1. TuhanYesus yang penulis jadikan sebagai inspirasi dalam proses

penyususnan skripsi

2. Alm. Ayah tersayang , Ibuku dan Kakak-kakaku dan kakak iparku Jais

Goeslaw, Irfan Goeslaw, Roy Goeslaw, Patrick Goeslaw, Leksi

Goeslaw, Usi Heny, Usi Lebrina, Usi Nice, Usi Martha. Terimakasih

atas semua cinta, kasih sayang, perhatian, doa, didikan dan semangat

yang telah penulis dapatkan

3. Dr. Ir. P. Wiryono P,S.J. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma

(10)

ix

4. Dr. H. Hery Maridjo,. M. Siselaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma

5. Bapak Dr. Lukas Porwanto, S.E., M.Si selaku Ketua Program studi

Manajemen Universitas Sanata Dharma.

6. Drs. Theodorus Sutadi, M.B.A., selaku Dosen Pembimbing I yang

telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk

memberikan bimbingan, kritik, saran yang sangat berharga, dan

motivasi serta solusi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan

baik.

7. MT. Ernawati,S.E.,MA. selaku Dosen Pembimbing II yang telah

bersedia untuk memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga

dapat terselesaikan.skripsi ini

8. Seluruh dosen dan staf sekretariat Fakultas Ekonomi yang telah

membagi ilmu yang dimiliki dan membimbing mahasiswa agar

memiliki keunggulan akademik & humanistik.

9. Pemilik / pemimpin perusahaan beserta karyawan-karyawan Mind

Programming Indonesia yang menerima saya untuk melakukan

penelitian di tempat tersebut

10.Semua responden yang membantu saya untuk mengisikan kuesioner

yang saya berikan.

11.Sepupuku yang masih menempu Studi d Jogja, Emi, Winda, Nita,

Elen, Enha, Rolan, Tom, Leo, Bonyos, Cito, Olden terimaksih atas

(11)
(12)

xi

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS... vi

HALAMAN LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI... vii

HALAMAN KATA PENGANTAR... viii

(13)

xii

A. Sejarah Singkat Mind Programming Indonesia ... 41

(14)

xiii

2. Variabel Penelitian ... 49

B. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 53

1. Hasil Uji Validitas ... 53

2. Hasil Uji Reliabilitas ... 55

C. Pengujian Hipotesis ... 55

1. Uji Hipotesis Pertama ... 55

2. Uji Hipotesis kedua... 58

D. Pembahasan ... 59

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 61

A.Kesimpulan ... 63

B.Keterbatasan Penelitian ... 63

C.Saran... 64

DAFTAR PUSTAKA……… 65

LAMPIRAN-LAMPIRAN ……… 67

LAMPIRAN I………... 67

LAMPIRAN II………. 75

LAMPIRAN III……… 82

LAMPIRAN IV……… 92

(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel IV.1Keadaan pegawai MPI ... 45

Tabel IV.2Kualifikasi Pengajar MPI ... 46

Tabel IV.3Keadaan Siswa MPI ... 47

Tabel V.4Karakteristik orang Tua Siswa Bimbingan Belajar... 48

Tabel V.5 Distribusi Frekuensi Variabel Kualitas Pelayanan ... 49

Tabel V.6 Distribusi Frekuensi Variabel Kepuasan Konsumen ... 50

Tabel V.7.Distribusi Frekuensi Variabel Minat Orang Tua... 51

Tabel V.8Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Pelayanan ... 53

Tabel V.9 Hasil Uji Validitas Variabel Kepuasan Orang Tua ... 54

Tabel V.10 Hasil Uji Validitas Variabel Minat Orang Tua ... 54

Tabel V.11 Hasil Uji Reliabilitas ... 55

Tabel V.12Hasil Uji Normalitas Model 1 ... 56

Tabel V.13. Hasil Uji Linieritas Model 1 ... 56

Tabel V.14 Hasil Uji t pada Regresi Linear Sederhana Model 1 ... 57

Tabel V.15 Hasil Uji Normalitas Model 2 ... 58

Tabel V.16 Hasil Uji Linieritas Model 2 ... 59

(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar II.1Kerangka Penelitian ... 25

Gambar V.2 Grafik Uji t Hipotesis Pertama ... 57

(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1Surat Ijin Penelitian dan Kuesioner Penelitian ... 68

Lampiran2 Tabulasi Data Penelitian ... 76

Lampiran 3 Uji Validitas dan Reliabilitas... 83

(18)

xvii

ABSTRAK

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN

TERHADAP KEPUASAN DAN MINAT ORANG TUA SISWA MELANJUTKAN BIMBINGAN BELAJAR

(Studi Kasus pada konsumen jasa bimbingan belajar

di Lembaga Mind Programming Indonesia di Yogyakarta)

Ririn Dewanti Goeslaw

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2012

Perkembangan dunia pendidikan ditandai dengan banyaknya lembaga

pendidikan non formal seperti kursus dan bimbingan belajar. Pelayanan yang

berkualitas diharapkan dapat menjadikan peserta didik betah mengikuti

bimbingan belajar di lembaga bimbingan bersangkutan. Orang tua siswa akan

merasa puas apabila anaknya meningkat prestasinya setelah mengikuti les

sehingga akan melanjutkan bimbingan belajar.

Metode yang digunakan adalah penelitian survei dengan

menggunakan kuesioner. Subjek dalam penelitian adalah orang tua siswa

bimbingan belajar di Mind Programming Indonesia (MPI) di Yogyakarta.

Jumlah sampel adalah 84 responden. Peneliti mengukur variabel

(19)

xviii

product moment (validitas) dan spearman brown (reliabilitas). Analisa data

menggunakan regresi linear sederhana dan uji hipotesis menggunakan uji t.

Penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan bimbingan

belajar di MPI berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan orang

tua siswa. Kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

minat orang tua siswa melanjutkan bimbingan belajar di MPI Yogyakarta.

(20)

xix

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF QUALITY SERVICE ON THEIR PARENT’S SATISFACTION AND INTEREST TO CONTINUE WITH A

TUTORIAL OF LEARNING SERVICE

(Case Study on the Mind Programming Indonesia at Yogyakarta)

Ririn Dewanti Goeslaw

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2012

The development of education is characterized by the number of

education institution such as non-formal education courses and tutorial

learning services. The quality service is expected to make the students feel

glad and stay with the tutorial learning service. The parents of students will be

satisfied if their children’s performance increasing after the lesson and will

continue sending their children to the tutorial learning service.

The research method used is survey using questionnaires. The subjects

of the study are parents’ students joining the Indonesian Mind Programming

(MPI) in Yogyakarta. The number of sample is 84 respondents. The

researcher measures variables using Likert Scale. The research instrument is

(21)

xx

(reliability).

The

analysis of data is conducted by using simple linear

regression and the hypothesis is examined using t-test..

This study shows that service quality of MPI is reperceived positive

and significantly influence the satisfaction of parents. The service quality

positive if and significantly impact the parent’ interest to send their children

(22)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia pendidikan ditandai dengan banyaknya

lembaga pendidikan non formal seperti kursus dan bimbingan belajar.

Lembaga bimbingan belajar tumbuh subur di Yogyakarta, mulai dari

lembaga bimbingan belajar yang sudah memiliki brand di masyarakat

sampai lembaga bimbingan belajar yang menengah dan kecil. Banyaknya

lembaga bimbingan belajar menjadikan para konsumen, yaitu orang tua

siswa dapat memilih lembaga bimbingan belajar mana yang dipandang

sesuai dengan kebutuhan anaknya. Siswa dapat dengan keluar dari satu

lembaga bimbingan yang dipandang kurang sesuai dan pindah ke lembaga

lainnya.

Usaha di bidang jasa pendidikan di Yogyakarta, khususnya

bimbingan belajar dituntut memberikan pelayanan yang berkualitas

kepada peserta didik ataupun orang tuanya. Pelayanan yang berkualitas

tampak dari cara pegawai dalam memberikan layanan ketika calon peserta

didik mendaftarkan les, penguasaan materi pelajaran oleh pengajar,

kemampuan pengajar dalam mengajar, ketepatan waktu, fasilitas,

kenyamanan dan sebagainya. Pelayanan yang berkualitas diharapkan

dapat menjadikan peserta didik betah mengikuti bimbingan belajar di

(23)

Peserta didik pasti membutuhkan bimbingan meskipun tidak setiap

hari membutuhkan bimbingan. Kebutuhan mendapatkan bimbingan

biasanya meningkat pada masa-masa tertentu seperti pada saat menjelang

ujian tengah semester, ujian semester, ujian kenaikan kelas atau Ujian

Akhir Nasional (UNAS). Semakin dekat dengan waktu ujian, biasanya

sulit untuk mendapatkan guru les sehingga siswa tidak mudah berganti

atau berpindah ke lembaga bimbingan belajar lainnya. Dengan demikian,

selalu ada potensi peserta didik untuk kembali les di lembaga bimbingan

belajar yang sama.

Salah satu lembaga bimbingan yang melayani jasa bimbingan

belajar bagi siswa-siswa SD hingga SMA bahkan mahasiswa adalah

lembaga MPI (Mind Programming Indonesia). Lembaga ini sudah

bergerak sejak tahun 2005 di Yogyakarta sehingga sudah mempunyai

pengalaman melayani peserta didik enam tahun lebih. Program bimbingan

yang dijalankan yaitu bimbingan belajar privat, bimbingan pemrograman

pikiran, dan bimbingan super memori. Siswa-siswa yang les di MPI pada

umumnya adalah siswa SD, diikuti siswa SMP dan SMA, serta beberapa

mahasiswa.

Sebagian besar siswa-siswa MPI tertarik mengikuti bimbingan

belajar di MPI karena adanya keunggulan tertentu yang ditawarkan yaitu

menjadikan siswa memiliki konsentrasi dan daya ingat yang lebih baik,

belajar lebih mudah dan menyenangkan, pengajar yang sabar dan

(24)

tetapi lembaga ini tidak berkembang pesat seperti lembaga yang sudah

menjadi brand di masyarakat. Studi pendahuluan memperlihatkan bahwa

tidak sedikit siswa yang berhenti di tengah jalan sehingga program yang

ditawarkan tidak tuntas. Beberapa penyebabnya adalah ketidaksesuaian

program dengan kebutuhan siswa, sikap pengajar, dan kurangnya

komunikasi antara manajemen MPI dengan pihak orang tua. Namun

demikian, tidak sedikit yang mengikuti bimbingan belajar sampai

selesainya program.

Adanya siswa yang bertahan mengikuti bimbingan dan banyaknya

siswa yang keluar atau tidak melanjutkan bimbingan di MPI merupakan

fenomena yang menarik untuk diteliti. Meskipun yang les adalah siswa,

baik SD, SMP ataupun SMA, pengambilan keputusan untuk les di MPI

pada umumnya tetap ditangan orang tua karena orang tualah yang

mengeluarkan biaya les. Selain itu, program di MPI relatif baru, yaitu

ada materi peningkatan konsentrasi dan motivasi sehingga para orang tua

siswa selalu bertanya terlebih dulu mengenai materi apa yang akan

diberikan kepada siswa selain materi pelajaran.

Keputusan orang tua siswa untuk mengikutkan anaknya melanjutkan

les di MPI dapat dipengaruhi oleh banyak hal, salah satunya adalah

kualitas pelayanan yang diberikan MPI. Kualitas pelayanan dapat dilihat

dari kualitas program, layanan konsultasi, ketepatan waktu les,

kemampuan guru les, kesesuaian program dengan kebutuhan siswa, dan

(25)

menjadikan siswa merasa cocok dengan MPI sehingga siswa betah

mengikuti proses belajar mengajar di MPI.

Orang tua siswa pada umumnya tetap memantau perkembangan

belajar anaknya terutama dengan melihat nilai hasil ulangan atau nilai

ujian mid semester dan ujian kenaikan kelas. Ketika siswa senang belajar

di MPI dan memperlihatkan peningkatan prestasi dilihat dari peningkatan

nilai pelajaran di sekolah, maka orang tua akan memutuskan untuk

melanjutkan les di MPI. Kualitas pelayanan MPI juga akan meningkatkan

minat orang tua siswa untuk melanjutkan mengikutkan anaknya les di

MPI. Untuk itu, peneliti tertarik untuk mengambil judul: Pengaruh

Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan dan Minat Orang Tua Siswa

Melanjutkan Bimbingan Belajar “Studi Kasus pada konsumen jasa

bimbingan belajar di Lembaga Mind Programming Indonesia di

Yogyakarta”

B. Rumusan masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah:

1. Apakah ada pengaruh kualitas pelayanan bimbingan belajar di MPI

terhadap kepuasan orang tua siswa?

2. Apakah ada pengaruh kualitas pelayanan bimbingan belajar terhadap

minat orang tua siswa melanjutkan bimbingan belajar di MPI

(26)

C. Batasan masalah

Agar permasalahan lebih fokus, penelitian ini hanya meneliti

mengenai pengaruh kualitas pelayanan tehadap kepuasan dan minat orang

tua siswa untuk mengikutkan bimbingan belajar anaknya di MPI.

Penelitian dibatasi pada konsumen yang telah mengikuti bimbingan

minimal selama dua bulan. Alasannya, program MPI dikemas dalam satu

paket bimbingan yang selesai selama satu bulan. Apabila siswa

bersangkutan mengikuti bimbingan paket kedua, berarti pihak orang tua

terbukti sudah memiliki penilaian awal bahwa layanan di MPI sesuai

dengan harapan orang tua. Dengan kata lain, konsumen tersebut telah

memiliki sikap dan pertimbangan-pertimbangan atas kualitas jasa

bimbingan belajar yang diberikan oleh MPI. Artinya konsumen tidak

mengikuti bimbingan hanya karena rasa ingin tahu atau mencoba produk

bimbingan yang ditawarkan oleh MPI.

D. Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Pengaruh kualitas pelayanan bimbingan belajar di MPI terhadap

kepuasan orang tua siswa.

2. Pengaruh kualitas pelayanan bimbingan belajar terhadap minat orang

(27)

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Perusahaan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai

pertimbangan untuk menentukan langkah yang sebaiknya diambil

dalam mengatur strategi-strategi pemasaran di masa yang akan datang

dan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi MPI dalam

meningkatkan kualitas pelayanan agar orang tua siswa kembali

mendaftarkan anaknya mengikuti bimbingan belajar di MPI.

2. Bagi Penulis

Merupakan kesempatan untuk menerapkan ilmu yang didapat

selama kuliah dan menambah wawasan tentang masalah yang terjadi

secara nyata di suatu lingkungan tertentu, khususnya masalah yang

berhubungan dengan minat pembelian ulang jasa pendidikan.

F. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan

(28)

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini penulis memaparkan teori-teori yang menjadi

landasan bagi peneliti dalam melakukan penelitian sehingga dijadikan

pedoman bagi peneliti untuk melakukan pembahasan pada bab-bab

berikutnya.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini dijelaskan jenis penelitian yang digunakan, lokasi

dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, sumber dan

pengumpulan data dan juga teknik analisanya.

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini memberikan gambaran umum tentang objek penelitian

yang meliputi sejarah berdirinya, struktur organisasi, produk

jasa yang ditawarkan, dan tenaga pengajar yang mempunyai

relevansi dengan fokus penelitian ini.

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dianalisis data yang diperoleh dan hasil

penelitian, yaitu analisis untuk menguji hipotesis yang telah

dikemukakan berdasarkan pada teori pendukung, sehingga

hasilnya dapat menjadi pendukung dalam pengambilan

(29)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dan saran berdasarkan pembahasan

(30)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Perilaku Konsumen

Berbicara mengenai perilaku konsumen berarti memasuki

topik yang paling inti dari kegiatan pemasaran, artinya perilaku

konsumen merupakan suatu fondasi dari suatu kegiatan pemasaran.

Oleh karena itu pemahaman mengenai perilaku konsumen merupakan

suatu keharusan bagi seorang manajer pemasaran dalam membuat

suatu kebijakan dalam pemasaran secara tepat. Pengertian perilaku

konsumen menurut (Engel et. Al. 2000: 123): “Consumer Behavior is

defined as the acts of individual directly involced in obtaining and

using economic goods and services including decision process that

precede and determining the acts.”

Perilaku konsumen didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan

dari individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan

menggunakan barang–barang dan jasa–jasa ekonomis, termasuk dalam

proses pengambilan keputusan, pada persiapan dan penentuan

kegiatan–kegiatan tersebut. Definisi lain seperti dikemukakan oleh

(Loudon & Bitta 2000: 89) yang menekankan pada dua elemen

(31)

penting dalam pengertian perilaku konsumen. “Consumer behavior

may be defined as the decision process and physical activity

individuals engage in when evaluating, acquiring using or disposing

of goods and services.”

Perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai proses

pengambilan keputusan dan tindakan fisik individu yang dapat

dilaksanakan pada saat mengevaluasi, mendapatkan, menggunakan

atau melepaskan barang dan jasa. Dari berbagai pendapat tersebut

terdapat kesamaan yakni menempatkan perilaku konsumen sebagai

orientasi dari pemasaran, karena berkaitan dengan kebutuhan dan

keinginan konsumen.

Untuk mengetahui, memahami, dan menganalisis perilaku

konsumen memerlukan teori–teori yang relevan dan mendukung.

Secara umum ada empat jenis teori yang biasa digunakan sebagai

pedoman, yaitu: (1) teori ekonomi mikro, (2 ) teori psikologi, (3) teori

sosiologi, (4) teori anthropologi (Schiffman and Kanuk, 2004: 45).

Teori ekonomi mikro melihat perilaku konsumen dipengaruhi oleh

hukum permintaan yaitu bila harga suatu barang meningkat, maka

kuantitas (jumlah) barang yang diminta akan berkurang atau

menurun. Dalam konteks ini, maka jika biaya pendidikan naik, maka

orang tua yang mengikutkan anaknya les belajar semakin berkurang.

Teori psikologi menjelaskan bahwa perilaku konsumen untuk

(32)

individual seperti persepsi, motivasi, pengalaman belajar, kepribadian,

keyakinan dan konsep diri. Teori sosiologi menjelaskan perilaku

konsumen dipengaruhi oleh faktor budaya, kelas sosial, kelompok

referensi, dan keluarga. Teori antropologi yaitu terkait dengan makna

barang dan cara konsumen menggunakannya (Kotler & Armstrong,

2006: 135)

Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen seperti

penjelasan tersebut di atas juga dapat dijelaskan dengan membedakan

dua faktor yang mempengaruhi keputusan membeli, yaitu: (1) faktor

eksternal (lingkungan) dan (2) faktor internal (individu). .

a. Faktor Individu

Faktor individu adalah faktor yang paling berpengaruh

terhadap perilaku konsumen jika dibandingkan faktor-faktor lain

karena bersifat psikologis seperti motivasi, pengamatan,

pembelajaran, dan keyakinan, kepribadian, konsep diri seperti

dijelaskan berikut ini.

1) Motivasi

Motif adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang

mendorong keinginan individu untuk melakukan

kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. Dengan demikian

pengertian motivasi adalah kondisi yang menggerakkan

(33)

Motif timbul karena kekurangan atau kebutuhan yang

menyebabkan keseimbangan dalm jiwa seseorang menjadi

terganggu. Motif yang ada pada seseorang akan mewujudkan

suatu tingkah laku yang diarahkan pada tujuan mencapai

sasaran kepuasan. Motivasi pembelian dibedakan menjadi dua

macam, yaitu :

a) Product motive, motif pembelian terhadap produk tertentu

terdiri: (1) Emotional Product Motive, sesuatu yang

mendorong individu untuk membeli produk yang berkaitan

dengan perasaan atau emosi tanpa alasan atau

pertimbangan rasional. (2) Rational Product Motive, yaitu

motif pembelian produk yang didasari pertimbangan

rasional individu.

b) Patronage Motive, motif pembelian yang lebih

mempertimbangkan aspek tempat dan siapa yang menjual,

terdiri : (1) Emotional Patronage Motive, Berkaitan dengan

perasaan, (2) Rational Patronage Motive, berkaitan dengan

alasan individu.

Dalam suatu pembelian terkadang melibatkan kedua

motif secara bersama, baik rasional maupun emosional, oleh

karena itu manajer pemasaran perlu mempelajarinya untuk

(34)

2) Persepsi

Persepsi merupakan proses bagaimana seseorang

menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan

masukan-masukan informasi untuk mencapai gambaran secara

keseluruhan yang berarti (Kotler, 2000: 105)

3) Belajar

Belajar adalah perubahan-perubahan perilaku yang

terjadi sebagai hasil akibat adanya pengalaman. Dalam

kaitannya dengan aktivitas membeli, konsumen dalam

merespon sangat dipengaruhi pengalaman masa lalu. Jika

konsumen merasa puas maka tanggapan akan diperkuat.

Sedangkan konsumen yang tidak puas, kemungkinan akan

beralih produk yang diharapkan mampu memberi kepuasam.

Dengan demikian ada kemungkinan konsumen beralih ke

produk pesaing.

4) Kepribadian

Kepribadian antar individu tidak sama yang satu

dengan yang lain. Kepribadian mencakup kebiasaan –

kebiasaan, sikap, dan lain – lain. Watak khas individu akan

menentukan perbedaan perilaku dari tiap – tiap individu dan

berkembang apabila orang tadi berhubungan dengan orang

lain. Sedangkan secara definitif, pengertian kepribadian

(35)

Kepribadian dapat didefinisikan sebagai pola sifat individu yang dapat menentukan tanggapan dan cara bertingkah laku, terutama sebagai tingkah lakunya dapat dijelaskan oleh orang lain dengan cara yang cukup konsisten (Dharmmesta dan Handoko, 1997).

Adapun variabel-variabel yang dapat mencerminkan

kepribadian seseorang, yaitu: aktivitas, minat dan opini.

5) Konsep Diri

Konsep diri merupakan cara seseorang untuk melihat

diri sendiri dan pada waktu yang sama pula, ia melihat

gambaran tentang diri ini kedalam: (1) konsep diri sendiri yang

sesungguhnya (ideal), dan (2) konsep diri nyata. Secara denitif

Theodore M. New Combe dalam bukunya “Social Psikology”,

dalam Swastha dan Handoko (1997) yang dimaksud dengan

konsep diri adalah sebagai individu yang diterima oleh

individu sendiri dalam kerangka kehidupan suatu masyarakat

yang menentukan.

Konsep diri tidak hanya dibatasi keinginan fisik saja,

tetapi juga hal lain seperti kejujuran, rasa humor, keadilan,

kejahatan, dan lain-lain. Pihak manajemen pemasaran harus

dapat mengidentifikasikan tujuan konsumen dalam suatu

pembelian, karena dapat mempengaruhi perilaku mereka.

Tujuan konsumen dapat diketahui, jika pemasar mengetahui

tentang konsep diri konsumen bersangkutan. Pemahaman

(36)

konsumen memilih produk dan preferensinya terhadap merek

(Schiffman and Kanuk, 2004: 78).

6) Sikap dan Kepercayaan

Keduanya merupakan faktor yang ikut mempengaruhi

pandangan dan perilaku pembelian konsumen dan saling

mempengaruhi. Dengan mempelajari keadaan jiwa seseorang

dan keadaan pikiran dan perilaku konsumen dapat diubah

melalui komunikasi yang persuasive dan pemberian informasi

yang efektif pada konsumen.

b. Faktor Lingkungan

1) Kebudayaan

Kebudayaan sifatnya sangat luas dan kompleks yang

menyangkut segala aspek kehidupan manusia, baik

pengetahuan , kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat

istiadat, dan kemampuan – kemampuan lain serta

kebiasaan-kebiasaan yang tumbuh dalam kehidupan masyarakat.

Menurut William J. Stanton dalam Dharmmesta &

Handoko (1997) definisi kebudayaan adalah sebagai berikut :

Kebudayaan sebagai symbol dan fakta yang kompleks yang diciptakan oleh manusia, diturunkan dari generasi ke generasi sebagai penentu dan pengatur tingkah laku manusia dalam masyarakat yang ada.

Jadi perilaku manusia sangat ditentukan oleh kebudayaan yang

(37)

tradisi dalam permintaan akan bermacam- macam barang dan

jasa dipasar, dan pengaruhnya akan berubah setiap waktu

sesuai perkembangan jaman.

Implikasi dari kebudayaan harus dicermati oleh seorang

manajer pemasaran sehingga barang atau jasa yang dihasilkan

perusahaan dapat diterima dalam kebudayaan konsumen.

2) Kelas Sosial

Kelas sosial adalah kelompok yang relatif homogen

dan bertahan lama dalam suatu masyarakat yang tersusun

secara hirarkhis dan yang keanggotaannya mempunyai nilai,

martabat, dan perilaku yang serupa.

Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa perilaku

konsumen antara kelas sosial yang satu dengan yang lain akan

berbeda. Kelas sosial menunjukkan perbedaan pilihan atau

preferensi. Dalam tatanan masyarakat kita dikelompokkan

menjadi 3 (tiga), yaitu : kelas atas, kelas menengah, kelas

bawah. Pembagian tersebut bersifat relatif dan terus

mengalami perubahan serta sukar dikualifikasi secara akurat.

3) Kelompok Referensi

Kelompok referensi adalah kelompok sosial yang

menjadi ukuran seseorang untuk membentuk kepribadian dan

perilaku atau dengan kata lain merupakan kelompok dimana

(38)

mempengaruhi perilaku seseorang dalam pembeliannya dan

sering dijadikan pedoman oleh konsumen dalam bertingkah

laku.

Dengan demikian manajemen pemasaran harus dapat

mengetahui dan mengidentifikasikan kelompok-kelompok

referensi di daerah pemasarannya. Siapa yang menjadi pelopor

opini dari suatu kelompok bersangkutan serta dapat

memanfaatkan kelompok referensi untuk mempengaruhi

konsumen.

4) Keluarga

Keluarga merupakan unit terkecil dalam stuktur

masyarakat. Perilaku keluarga memainkan peranan dalam

mempengaruhi dan menentukan dalam pengambilan keputusan

dalam membeli. Dibandingkan kelompok lainnya, keluarga

memilik pengaruh yang paling kuat dan paling awet terhadap

perilaku seseorang.

Keinginan dan selera tiap anggota keluarga

berbeda-beda, sehingga manajemen pemasaran harus mengetahui siapa

sebenarnya dari anggota keluarga yang bertindak sebagai

pengambil inisiatif, penentu, pembeli atau siapa saja yang

(39)

2. Kualitas Pelayanan

Goetsch dan Davis dalam (Tjiptono, 2003: 4) membuat definisi

mengenai kualitas. Definisi tersebut adalah kualitas merupakan suatu

kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia,

proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Ada

delapan dimensi kualitas yang dikembangkan Garvin (dalam Larson,

1994: 4-10) yang dapat digunakan sebagai kerangka perencanaan

strategis dan analisis, terutama untuk produk. Dimensi-dimensi

tersebut adalah:

a. Kinerja (performance) karakteristik operasi pokok dari produk inti.

b. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features), yaitu

karakteristik sekunder atau pelengkap.

c. Kehandalan (reliability), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami

kerusakan atau gagal dipakai.

d. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications),

yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi

standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya.

e. Daya tahan (durability), berkaitan dengan berapa lama produk

tersebut dapat terus digunakan.

f. Serviceability, meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan,

mudah direparasi, penanganan keluhan yang memuaskan.

(40)

h. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), yaitu citra dan

reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.

Kualitas jasa, termasuk jasa pendidikan memiliki empat

karakteristik utama yang membedakannya dari barang, yaitu:

a. Intangibility.

Jasa bersifat intangible, maksudnya tidak dapat dilihat,

dirasa, dicium, didengar, diraba, sebelum dibeli dan dikonsumsi.

Konsep intangible pada jasa memiliki dua pengertian yaitu: a.

Sesuatu yang tidak dapat disentuh dan tidak dapat dirasa. b.

Sesuatu yang tidak dapat dengan mudah didefinisikan,

diformulasikan, atau dipahami secara rohaniah.

b. Inseparability.

Jasa pada umumnya dijual terlebih dahulu. Interaksi antara

penyedia jasa dan pelanggan merupakan ciri khusus dalam

pemasaran jasa. Kedua pihak mempengaruhi hasil (outcome) dari

jasa tersebut. Dalam hubungan penyedia jasa dan pelanggan ini,

efektivitas individu yang menyampaikan jasa (contact-personnel)

merupakan unsur penting.

c. Variability

Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan

(41)

jenis, tergantung kepada siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut

dihasilkan.

Kualitas pendidikan dapat pula dilihat dari 13 karakter mutu

pendidikan (Usman, 2004: 464) sebagai berikut:

a. Kinerja berkaitan dengan aspek fungsional sekolah.

b. Waktu wajar (time lines), yaitu selesai dengan waktu yang wajar.

c. Handal (reliability), yaitu usia pelayanan prima yang dilakukan

sekolah bertahan lama

d. Daya tahan (durability), yaitu sekolah tahan banting menghadapi

berbagai masalah.

e. Indah (aesthetics),yaitu sekolah tampil dan tertata dengan indah

dan menarik.

f. Hubungan manusiawi (personal interface), yaitu sekolah

menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan profesionalisme

g. Mudah penggunaannya (easy of use), yaitu sekolah memberikan

sarana prasarana yang mudah digunakan.

h. Bentuk khusus (feature), yaitu keunggulan tertentu yang ada di

sekolah.

i. Standar tertentu (conformance to specification), yaitu memenuhi

standar mutu tertentu.

j. Konsistensi, yaitu keajegan, konstan dan stabil.

k. Seragam (uniformity), artinya tidak tercampur, tanpa variasi atau

(42)

l. Mampu melayani (serviceability), artinya sekolah mampu

memberikan pelayanan prima.

3. Kepuasan Pelanggan

Definisi kepuasan dalam beberapa literatur diartikan secara

beragam. (Kotler 2000: 192) mendefinisikan kepuasan pelanggan

sebagai perasaan suka atau tidak seseorang terhadap suatu produk

setelah ia membandingkan prestasi produk tersebut dengan

harapannya. Kepuasan pelanggan adalah evaluasi purna beli dimana

alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya sama atau melampaui

harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul apabila masih

tidak memenuhi harapan. Engel, et al dalam Tjiptono, 2001: 56).

Menurut Schnaars dalam (Tjiptono 2003: 101) pada dasarnya

tujuan dari suatu bisnis adalah menciptakan para pelanggan untuk

merasa puas. Terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan

beberapa manfaat diantaranya hubungan antara perusahaan dengan

pelanggan menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi

pembelian ulang dan terciptanya loyalitas pelanggan, dan membentuk

suatu rekomendasi yang menguntungkan bagi perusahaan.

Dari beberapa definisi tersebut dapat ditarik beberapa unsur

tentang kepuasan pelanggan yaitu produk baik barang maupun jasa,

harapan dan penilaian pelanggan, emosi yang terlibat yaitu suka atau

(43)

dihasilkan dari penilain pelanggan terhadap produk yang dia harapkan.

Masalah mendasar yang muncul dalam upaya peningkatan kualitas

produk dan layanan pendidikan adalah apa produk pendidikan dan

siapa pelanggannya.

Terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan beberapa

manfaat bagi perusahaan, di antaranya hubungan antara perusahaan

dengan pelanggannya menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik

pada pembelian ulang dan terciptanya loyalitas pelanggan dan

membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut yang

menguntungkan bagi perusahaan. Ada 4 metode untuk mengukur

kepuasan konsumen Kotler dalam (Tjiptono, 2001: 148), yaitu :

a. Sistem keluhan dan saran

Konsumen diberikan kesempatan untuk memberikan saran,

pendapat dan keluhan mereka.

b. GuestShopping

Kepuasan konsumen diperoleh dengan cara mempekerjakan

beberapa orang (Guest Shopper) untuk berperan sebagai konsumen

produk perusahaan dan pesaing.

c. Lost Customer Analysis

Kepuasan konsumen diukur dengan cara menghitung berapa

banyak konsumen yang telah membeli atau telah pindah ke

perusahaan pesaing (Customer loss).

(44)

Pengukuran kepuasan pelanggan dilakukan dengan cara survei

melalui pos, telepon maupun wawancara pribadi.

4. Minat Pembelian Ulang

Minat beli dengan mengacu pada pendapat Doods dkk dalam

(Sutantio 2004: 252) adalah kemungkinan pembeli berminat untuk

membeli suatu produk. Sementara itu Howard dalam (Sutantio 2004:

256) mengartikan intention to buy sebagai pernyataan yang berkaitan

dengan batin yang mencerminkan rencana dari pembeli untuk

membeli suatu merek tertentu dalam suatu periode waktu tertentu.

Ferdinand dalam salah satu penelitiannya (2002: 129) menyatakan

bahwa indikator minat beli antara lain; (1) minat transaksional, yaitu

kecenderungan seseorang untuk membeli produk, (2) minat

referensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan

produk kepada orang lain, (3) minat preferensial, yaitu minat yang

menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki preferensi utama

pada produk tersebut, preferensi ini dapat berubah bila terjadi sesuatu

dengan produk preferensinya, (4) minat eksploratif, minat ini

menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi

mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk

mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.

Minat beli ulang pada dasarnya adalah perilaku pelanggan

dimana pelanggan merespons positif terhadap kulitas pelayanan suatu

(45)

mengkonsumsi kembali produk perusahaan tersebut (Cronin, dkk.

1992). Peneliti lainnya juga menyatakan bahwa kepuasan pelanggan

akan mempengaruhi intensi perilaku untuk membeli jasa dari penyedia

jasa yang sama (Woodside dkk. 1989 : 93). Sementara itu Fornell

(1992 : 33) menyatakan bahwa konsumen atau pelanggan yang puas

akan melakukan kunjungan ulang pada waktu yang akan datang dan

memberitahukan kepada orang lain atas jasa yang dirasakannya.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan telah

banyak dilakukan. Beberapa di antaranya yaitu penelitian berjudul Analisis

faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat beli ulang konsumen (Studi kasus di

PT Wijaya Karya Beton Wilayah IV; Jateng, DIY, Kalsel dan Kalteng) oleh

Kuntjara (2007). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

beberapa variabel yang dapat meningkatkan minat beli ulang konsumen

sebagai cara mempertahankan pelanggan. Penelitian ini menggunakan sampel

pelanggan PT WIKA Beton Wilayah Penjualan IV. Sampel penelitian adalah

250 orang pelanggan. Sampel diambil secara random sampling. Hasil

penelitian memperlihatkan bahwa kualitas pelayanan dari tenaga penjual PT

WIKA Beton cukup signifikan dalam mempengaruhi minat beli ulang

konsumen. Reputasi masih cukup signifikan dalam mempengaruhi konsumen

(46)

Penelitian berjudul Pengaruh Pelayanan, Kualitas Produk, Kualitas

Jaringan, dan Harga yang Kompetitif terhadap Kepuasan Pelanggan di PT.

Telekomunikasi Kantor Cabang Purwodadi Jawa Tengah oleh Pujiastuti

(2006). Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada

pengaruh kemudahan pelayanan, kualitas produk, kualitas jaringan dengan

harga yang kompetitif terhadap kepuasan pelanggan. Jika ada, seberapa besar

pengaruhnya terhadap kepuasan pelanggan. Populasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah seluruh pelanggan telepon kabel maupun telepon flexi.

Sampel yang diambil yaitu sebagian dari pelanggan telepon baik telepon

kabel maupun telepon flexi. Adapun cara pengambilan data yaitu dengan

membagikan angket kepada pelanggan telepon saat membayar tagihan

rekening telepon. Hasil penelitian menyebutkan bahwa terdapat pengaruh

kemudahan pelayanan, kualitas produk, kualitas jaringan dengan harga yang

kompetitif terhadap kepuasan pelanggan.

C. Kerangka Penelitian

Kerangka penelitian dari penelitian ini akan dilakukan adalah sebagai

berikut:

Gambar II. 1: Kerangka Penelitian

Kualitas pelayanan MPI

Kepuasan pelanggan MPI

(47)

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangkap pemikiran di atas, maka hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kualitas pelayanan bimbingan belajar di MPI berpengaruh terhadap

kepuasan orang tua siswa.

2. Kualitas pelayanan bimbingan belajar berpengaruh terhadap minat

(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei. Dalam

penelitian survei informasi dikumpulkan dari responden dengan

menggunakan kuesioner. Teknik angket (kuesioner) merupakan suatu

pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar

pernyataan pada responden dengan harapan mereka akan memberikan

respon atas daftar pernyataan tersebut. Peneliti menggunakan kuesioner

tertutup yaitu jawaban sudah diberikan dari pernyataan / pertanyaan.

B. Subjek dan objek penelitian

1. Subjek penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah orang tua siswa bimbingan belajar

di Mind Programming Indonesia (MPI) di Yogyakarta.

2. Objek penelitian

Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah kualitas

pelayanan MPI, kepuasan orang tua siswa, dan minat orang tua siswa

melanjutkan bimbingan belajar di MPI.

(49)

C. Waktu dan lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari – Februari 2012.

Lokasi penelitiannya adalah di lembaga Mind Programming Indonesia

(MPI), Yogyakarta yang berkantor di Jalan Raya Janti No. 331

Yogyakarta.

D. Variabel penelitian

1. Identifikasi variabel

a. Variabel Independen

X : Kualitas pelayanan

b. Variabel Dependen

Yl

Y

: Kepuasan orang tua siswa

2 : Minat orang tua siswa melanjutkan anaknya les bimbingan di

MPI

2. Definisi variabel

a. Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah kualitas

pelayanan. Ada beberapa indikator yang membentuk kualitas

pelayanan, yaitu :

1) Bukti Fisik (Tangiable).

2) Keandalan (Reliability).

3) Daya Tanggap (Responsiveness).

(50)

5) Perhatian (Emphaty).

b. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kepuasan orang tua

siswa dan minat orang tua siswa melanjutkan bimbingan belajar.

1) Kepuasan orang tua siswa

Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah

membandingkan kinerja (hasil) yang ia rasakan dengan

harapannya (Kotler: 2000: 225). Indikator-indikator yang

dipakai dalam kepuasan adalah :

a) Bahagia.

b) Senang.

c) Kepuasan tehadap pelayanan karyawan.

d) Kepuasan terhadap kualitas produk.

2) Minat orang tua siswa melanjutkan bimbingan belajar di MPI

Minat orang tua siswa melanjutkan bimbingan belajar di MPI

menunjukkan keinginan konsumen untuk melanjutkan les

untuk waktu yang akan datang. Untuk menjelaskan minat

pembelian ulang diajukan empat indikator minat pembelian

ulang menurut (Fandy Tjiptono 2002: 233):

a) Minat Transaksional dengan kesediaan berkunjung

kembali.

(51)

c) Minat Preferensial dengan memiliki kecenderungan untuk

memilih produk yang ditawarkan.

d) Minat Eksploratif dengan mencari sisi positif.

3. Pengukuran Variabel

Skala yang digunakan adalah skala likert, yaitu metode yang

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang

tentang subyek, obyek, dan kejadian tertentu.

Ada tiga variabel yang diukur dalam penelitian ini yaitu

persepsi kualitas pelayanan, kepuasan orang tua siswa, dan minat

kembali mengikuti les. Variabel kualitas pelayanan diukur dengan

menggunakan lima skala untuk memberikan penilaian konsumen

terhadap pelayanan yang diberikan MPI Yogyakarta yang

menggambarkan kepuasan setelah mengikuti bimbingan belajar di

MPI Yogyakarta. Demikian juga variabel minat kembali mengikuti les

yang mengukur keinginan orang tua untuk mengikutkan anaknya les

lagi untuk waktu yang akan datang.

1. Jawaban sangat setuju diberi skor 5

2. Jawaban setuju diberi skor 4

3. Jawaban netral diberi skor 3

4. Jawaban tidak setuju diberi skor 2

(52)

E. Definisi operasional

1. Pengertian Kualitas Pelayanan

Kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan

dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi

keinginan konsumen.

2. Kepuasan orang tua siswa

Kepuasan orang tua siswa sebagai konsumen adalah tingkat

perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang

diharapkan dengan harapan, dengan rincian sebagai berikut :

a. Apabila kinerja di bawah standar harapan maka konsumen akan

kecewa.

b. Apabila kinerja sesuai dengan standar harapan maka konsumen

akan merasa puas.

c. Apabila kinerja melebihi standar harapan maka konsumen akan

merasa sangat puas.

3. Minat Kembali melanjutkan les

Minat kembali melanjutkan les sama dengan minat pembelian

ulang yaitu perilaku yang muncul sebagai respon terhadap objek.

Dalam hal ini dapat diartikan perilaku yang muncul yang dilakukan

konsumen sebagai suatu respon atau tanggapan terhadap produk yang

diberikan Mind Programming Indonesia. Apabila konsumen

mempunyai persepsi yang positif atas produk dan berbagai fasilitas

(53)

pembelian ulang. Begitu juga sebaliknya apabila konsumen merasa

kurang puas atau bahkan kecewa terhadap produk maupun fasilitas

dan pelayanan yang diberikan MPI tentunya tidak akan kembali

mengikuti les.

F. Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini terbatas, yaitu seluruh orang tua siswa

yang terdaftar di MPI.

2. Sampel

Sampel merupakan sebagian jumlah dari populasi tersebut. Sampel

pada penelitian ini merupakan sebagian dari orang tua siswa MPI

Yogyakarta. Pengambilan sampel dibatasi pada orang tua siswa yang

sudah melanjut anaknya les sebanyak dua bulan.

G. Teknik pengambilan sampel

Populasi konsumen MPI Yogyakarta terbatas sehingga sebagian

besar anggota populasi dapat dipilih dan dijadikan sampel, maka peneliti

menggunakan teknik pengambilan sampel non random (tidak acak).

Jumlah siswa MPI Yogyakarta sebanyak 96 orang. Sesuai dengan teknik

non random, kriteria untuk memilih sampelnya yaitu orang tua siswa

(54)

bulan, karena dengan melanjutkan bimbingan minimal 2 kali, konsumen

mengetahui tentang kualitas pelayanan MPI dan dianggap telah

mempunyai pertimbangan-pertimbangan yang mantap dalam melakukan

pembelian produk-produk yang ditawarkan MPI. Orang tua siswa yang

memenuhi persyaratan sampel seperti tersebut di atas sebanyak 84 orang,

dengan demikian jumlah sampelnya adalah 84 orang yang terdiri dari

salah satu orang tua siswa, baik ayah atau ibu.

H. Sumber data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu

merupakan data yang didapat dari sumber pertama seperti hasil

wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang disebarkan kepada

responden. Responden dalam penelitian ini adalah salah satu orang tua

siswa, baik ayah atau ibu dari masing-masing siswa yang jumlahnya

mencapai 84 orang.

I. Teknik pengumpulan data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan datanya berupa

kuesioner yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

pernyataan kepada responden untuk dijawab. Kuesioner atau angket

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

(55)

dijawab. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila

peneliti mengetahui dengan pasti variabel yang akan diukur dan

mengetahui apa yang bisa diharapkan dari responden (Sugiyono, 2005:

135).

J. Teknik pengujian instrumen

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk memastikan

instrumen tersebut merupakan alat ukur yang akurat dan dapat dipercaya.

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa

yang akan diukur. Sedangkan reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu

hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran terhadap aspek

yang sama pada alat ukur yang sama.

1. Uji Validitas

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan data (mengukur) itu valid. Validitas adalah instrumen

yang dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya dapat

diukur. Validitas digunakan untuk mengetahui kesamaan antara data

yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek

yang diteliti, sehingga terdapat data yang valid.

Validitas adalah suatu alat ukur yang menunjukkan sejauh

mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan

fungsinya (Sugiyono, 1994 : 148). Validitas dimaksudkan untuk

(56)

akan mengukur apa yang ingin diukur. Pada penelitian ini, pengujian

validitas menggunakan teknik Korelasi Product Moment dengan

persamaan yang digunakan adalah (Sugiyono, 2007):

}

rxy = Koefisien korelasi item soal

∑X = Jumlah skor item

∑X 2

∑Y = Jumlah skor total

= Jumlah kuadrat item soal

∑Y2

N = Jumlah peserta uji coba

= Jumlah kuadrat skor total

Kriteria untuk menentukan instrument itu valid atau tidak, maka

kriteria yang digunakan :

a. Apabila rxy atau rhitung > rtabel

b. Apabila r

, maka item tersebut dapat dikatakan

valid.

xy atau rhitung < rtabel

2. Uji Reliabilitas

, maka item tersebut dapat dikatakan

tidak valid.

Uji ini dilakukan untuk mengetahui tingkat konsistensi hasil

pengukuran bila dilakukan pengukuran data dua kali atau lebih gejala

yang sama. Hasilnya ditunjukkan oleh sebuah indeks yang

(57)

diterapkan untuk mengetahui apakah responden telah menjawab

pertanyaan/pemyataan secara konsisten atau tidak, sehingga

kesungguhan jawabannya dapat dipercaya.

Jika alat ukur telah dinyatakan valid, maka berikutnya alat

ukur tersebut diuji reliabilitasnya. Reliabilitas adalah suatu nilai yang

menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur

gejala yang sama. Reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan

rumus Spearman Brown yaitu :

Untuk menentukan instrument tersebut reliable atau tidak maka

digunakan ketentuan sebagai berikut :

a. Apabila rxy atau rhitung > rtabel

b. Apabila r

, dengan taraf keyakinan 95% maka

instrument dikatakan reliabel.

xy atau rhitung < rtabel, dengan taraf keyakinan 95% maka

instrument dikatakan tidak reliabel.

K. Teknik analisis data

Analisis data merupakan bagian dari proses pengujian data setelah

(58)

tentunya disesuaikan dengan tujuan dari riset yang dilakukan. Adapun

metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi. Analisis regresi

digunakan apabila peneliti ingin mengetahui bagaimana variabel

dependen dapat diprediksi melalui variabel independen secara individual.

Analisis regresi dapat menghasilkan persamaan yang

tidak bias. Uji prasyarat yang digunakan adalah uji normalitas dan

uji linearitas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk mendeteksi distribusi data

dalam suatu variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data

yang baik dan layak untuk membuktikan model-model penelitian

tersebut adalah data yang memiliki distribusi normal. Ada

bermacam-macam cara untuk mendeteksi normalitas distribusi data, salah satunya

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan hipotesis yang diajukan

adalah sebagai berikut:

Ho = Data berdistribusi normal.

Ha = Data tidak berdistribusi normal.

Pengambilan keputusan:

Jika Sig.(p) > 0,05 maka Ho diterima

Jika Sig.(p) < 0,05 maka Ho ditolak.

2. Uji Linieritas

Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel

(59)

biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau

regresi linier. Salah satu uji linieritas yaitu menggunakan uji F dan

hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut (Riduwan, 2011:202):

Ho = Dua variabel berhubungan linier

Ha = Dua variabel tidak berhubungan linier

Pengambilan keputusan:

Jika Sig.(p) > 0,05 maka Ho diterima

Jika Sig.(p) < 0,05 maka Ho ditolak.

3. Regresi Linier Sederhana

Regresi linear sederhana digunakan untuk menjawab hipotesis

penelitian. Analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan

persamaan sebagai berikut (Sugiyono, 2005 : 211) :

Model 1: Y1 = a1 + b1

(60)

Koefisien (b1 dan b2

) dapat dihitung dengan rumus:

4. Uji hipotesis

Uji hipotesis digunakan untuk menguji apakah variabel

independen berpengaruh terhadap variabel dependen.

Langkah-langkah uji hipotesis adalah sebagai berikut:

a. Menentukan formulasi Ho dan Ha

Model 1:

Ho1

Ha

= Kualitas pelayanan tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap kepuasan konsumen.

1

Model 2:

= Kualitas pelayanan berpengaruh secara signifikan

terhadap kepuasan konsumen

Ho2

Ha

= Kualitas pelayanan tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap minat kembali.

2

b. Menentukan tingkat signifikan (α) sebesar 5%, degree of freedom

(df) pembilangnya k dan df penyebutnya n-k-1.

= Kualitas pelayanan berpengaruh secara signifikan

terhadap minat kembali

a. Pengujian ini digunakan statistik uji t

b. Untuk pengujian ini digunakan statistik uji t dengan rumus sebagai

(61)

t =

Se = standard eror estimate (kesalahan standar estimasi)

=

c. Menentukan kriteria pengujian dua sisi

Ho diterima apabila –t (α/2 ; n-k-1) < t hitung < t (α/2 ; n-k-1)

artinya kualitas pelayanan tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap kepuasan orang tua siswa dan minat orang tua

melanjutkan bimbingan belajar.

Ho ditolak apabila t hitung > t (α/2 ; n-k-1) atau t hitung < -t (α/2 ;

n-k-1) artinya kualitas pelayanan berpengaruh secara signifikan

terhadap kepuasan dan minat orang tua siswa melanjutkan

(62)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Mind Programming Indonesia

MPI (Mind Programming Indonesia) merupakan pengembangan dari

lembaga pendidikan bernama CEMARA. Lembaga CEMARA berfokus

di bidang teknologi peningkatan konsentrasi dan daya ingat yang sudah

lama dijalankan yaitu sejak tahun 2005. Lembaga CEMARA berganti

nama menjadi MPI (Mind Programming Indonesia) pada bulan September

2010.Pendiri MPI yaitu M.Taufiq Nur Hidayat, C.Ht, dan Sigit

Kwartianto.

Selama ini, Cemara menangani siswa-siswa dengan masalah belajar

seperti lambat belajar, malas, demotivasi, stress, bahkan depresi. Selain

memberikan les pada siswa, CEMARA juga memberikan diklat dan

workshop, baik sendiri atau bekerjasama dengan dinas pendidikan terkait.

Beberapa kegiatan yang pernah diselenggarakan yaitu:

1. Seminar Konsentrasi dan Daya Ingat bekerjasama dengan Dinas

Pendidikan Dasar Kabupaten Bantul Tgl 25 April 2009 Di Gedung

KOMPAG, Jl. Prof. Soepomo, Bantul

2. Seminar Konsentrasi dan Daya Ingat bekerjasama dengan Dinas

Pendidikan Dasar Kabupaten Bantul Sabtu, tanggal 7 Februari 2009

Aula SD N Jampirejo I Kecamatan Pandak

(63)

3. Mind development for sucsess Hari Minggu, tanggal 17 Oktober 2010

di BMT Al-Ikhwan Jl Flamboyan 382 Perumnas Condongcatur

Yogyakarta.

4. Seminar Hipnoparenting di LPP. Perkebunan: Jl. Urip Sumoharjo No.

100 Yogyakarta.

5. Outbond di SD RSBI Bantul Manunggal pada bulan April tahun 2012

6. Memberikan pembekalan siswa-siswa SD calon peserta olimpiade

sains tingkat nasional asal DIY pada bulan Juli 2010

B. Visi dan Misi

Visi MPI: tercapainya pengembangan potensi kecerdasan dan

kesejahteraan bagi semua.

Misi MPI:

1. Meningkatkan kualitas diri dan peserta didik

2. Meningkatkan kesejahteraan diri dan peserta didik

3. Memberdayakan masyarakat secara bersama-sama melalui pendidikan

C. Program

1. Super memori

Super memori merupakan bimbingan yang bertujuan untuk

meningkatkan konsentrasi dan daya ingat peserta didik agar

kemmapuan belajar meningkat. Program ini ditujukan untuk peserta

(64)

ditetapkan MPI untuk setiap peserta super memory program regular di

kelas yaitu Rp 300.000 per paket (ada 8 kali pertemuan), sedangkan

untuk program privat yaitu Rp 650.000 per paket.

2. Mind programming

Mind programming merupakan program bimbingan yang

bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam

mengendalikan diri, mengenali potensi diri, menyadari tujuan hidup

dan menyadari pentingnya membangun berbagai kecakapan hidup

pada tingkatan soft skills. Program ini ditujukan untuk siswa kelas 4

sampai orang tua/dewasa. Biaya yang ditetapkan MPI untuk setiap

peserta Mind Programming program regular di kelas yaitu Rp

300.000 per paket (ada 8 kali pertemuan), sedangkan untuk program

privat yaitu Rp 650.000 per paket.

3. Pendampingan belajar

Pendampingan belajar yaitu program bimbingan belajar yang

difokuskan pada peningkatan kemampuan atau kecakapan belajar

peserta didik dengan target peserta didik menyadari pentingnya belajar

mandiri dan bersedia untuk belajar secara mandiri. Program ini

ditujukan untuk siswa kelas 4 SD sampai SMA.

Biaya yang ditetapkan MPI untuk program pendampingan

belajar per paket (8 kali pertemuan) adalah sebagai berikut.

a. Pendampingan belajar tingkat SD : Rp 250.000

(65)

c. Pendampingan belajar tingkat SMA : Rp 350.000

D. Jenis Layanan

Bentuk usaha yang dijalankan yaitu berupa usaha jasa di bidang

pendidikan dan pelatihan ditujukan untuk siswa tingkat SD, SMP, SMA,

Mahasiswa dan umum. Adapun jenis produk yang ditawarkan MPI yaitu:

1. Program les privat: Les ditujukan untuk untuk siswa kelas IV SD ke

atas sampai orang tua. Les dilaksanakan di rumah siswa.

2. Program les kelas di sekolah: Les ditujukan khusus untuk siswa SD

kelas IV-VI dilaksanakan di sekolah di luar jam sekolah dengan rasio 1

pengajar : 20 – 30 siswa.

3. Program kelas regular di kantor MPI jalan Raya Janti 331 Yogyakarta

4. Workshop/diklat (untuk dewasa): ditujukan untuk peserta dewasa

(SMA/mahasiswa dan umum). Workshop dilaksanakan selama 9 jam.

E. Sarana dan Fasilitas Pendidikan

Sarana yang ada yaitu berupa kantor MPI dan ruang kelas yang

terletak di Jalan Raya Janti No. 331. Fasilitas pendidikan yang diberikan

yaitu konsultasi gratis bagi orang tua dan peserta didik MPI.

F. Keadaan Pegawai

Pegawai MPI terdiri dari pegawai tetap dan pegawai honorer.

(66)

manajer marketing dan tenaga administrasi. Pegawai honorer yaitu semua

tentor atau trainer yang mendapatkan honor berdasarkan jam

mengajarnya. Secara rinci jumlah pegawai di MPI seperti tampak pada

Tabel 1 berikut.

Tabel 1V.1 Keadaan Pegawai

No Jabatan Jumlah Status Tingkat pendidikan

1 Direktur 1 Tetap Sarjana

2 Manajer akademik 1 Tetap Sarjana

3 Manajer marketing 1 Tetap Sarjana

4 Administrasi 1 Tetap Diploma

5 Keuangan 1 Tetap Diploma

6 Pengajar 15 Tidak tetap Sarjana

Sumber data primer 2012.

Kualifikasi pengajar ataupun trainer di MPI bermacam-macam

dilihat dari kemampuan yang dimiliki oleh para pengajarnya. Dari 15

pengajar yang ada, sebagian besar sudah memiliki bekal yang memadai

karena mengikuti pelatihan terlebih dulu. Dari 15 pengajar yang ada,

hanya ada 5 yang belum mengikuti pelatihan. Pengajar yang telah

mengikuti pelatihan merupakan pengajar yang dapat mengajarkan

materi-materi khusus seperti super memory dan teknik-teknik belajar cepat

lainnya di samping dapat mengajar mata pelajaran sekolah. Pengajar yang

belum mengikuti training tidak dapat mengajarkan materi khusus sehingga

hanya mengajar mata pelajaran sesuai dengan bidang studi yang

(67)

Tabel 1V. 2. Kualifikasi Pengajar MPI

No Kualifikasi Jumlah Keterangan

1 Trainer 3 Trainer adalah tentor yang telah

mengikuti berbagai pelatihan atau pembekalan di internal MPI

2 Konsultan 3 Konsultan adalah tentor yang

dipandang memiliki pengalaman dan kemampuan memberikan konseling kepada orang tua siswa/sekolah

3 Tentor terlatih 4 Tentor terlatih adalah tentor yang

telah mengikuti pembekalan quantum teaching

4 Tentor biasa 5 Tentor biasa adalah tentor yang

tidak harus mengikuti training tentor karena hanya member les pelajaran yang sudah dikuasai oleh tentor bersangkutan.

Sumber data primer 2012.

Para pengajar berlatar belakang pendidikan dari PTN atau PTS ternama

seperti UGM, UNY, Universitas Ahmad Dahlan, Sanata Dharma. Di

antara para pengajar ada yang masih berstatus mahasiswa, termasuk ada 2

orang yang mahasiswa pascasarjana.

G. Keadaan Siswa

Jumlah siswa yang les di MPI berfluktuasi dari waktu ke waktu

karena program yang ditawarkan tidak mengikat harus satu tahun

pelajaran atau satu tingkatan. Program-program bimbingan di MPI

dikemas dalam system paket. Satu paket terdiri dari 8 kali pertemuan

bimbingan. Dalam hal ini siswa dapat mengambil 1 paket saja atau lebih

(68)

Adapun jumlah siswa pada saat dilakukan penelitian pada tahun

2012 dari masing-masing program secara rinci adalah sebagai berikut:

Tabel 1V. 3 Keadaan Siswa MPI

No Kualifikasi Jumlah

(orang)

Keterangan

1 Siswa program

regular

66 Dilaksanakan di kantor MPI

2 Siswa program privat 20 Dilaksanakan di rumah siswa

3 Siswa konseling 6 Dilaksanakan di rumah siswa

Sumber data primer 2012.

Jumlah siswa yang hanya terdaftar atau tidak aktif pada saat dilakukan

penelitian ada sekitar 30 siswa. Mereka dikatakan tidak aktif karena

menyatakan berhenti sementara dan akan menghubungi MPI kembali

(69)

BAB V

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Analisis Deskriptif

1. Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada orang tua siswa

bimbingan belajar di Mind Programming Indonesia (MPI) di

Yogyakarta, maka dapat dideskripsikan karakteristik responden

penelitian dalam Tabel 4 sebagai berikut:

Tabel V.4 Karakteristik orang tua Siswa Bimbingan Belajar

No Karakteristik Frekuensi

(F)

Prosentase (%)

1. Jenis kelamin orang tua siswa

Laki-laki

2. Pekerjaan orang tua siswa

Wirasawasta

3. Penghasilan per bulan orang

tua siswa Sumber: data primer, 2012

Berdasarkan Tabel 4 tersebut di atas dapat diketahui bahwa siswa

bimbingan belajar di MPI Yogyakarta, orang tua siswa yang laki-laki

(58,3%) lebih banyak dari pada orang tua siswa yang perempuan

(70)

(41,7%). Sebagian besar pekerjaan orang tua siswa adalah karyawan

(38,1%), kemudian diikuti wirasawasta (34,5%) dan terakhir PNS

(27,4%). Penghasilan perbulan orang tua siswa sebagian besar 2-4 juta

(46,4%) kemudian diikuti < 2 juta (38,1%), 4 -6 juta (7,1%), 6 – 8 juta

(6,0%) dan terakhir > 8 juta (2,4%).

2. Variabel Penelitian

a. Kualitas pelayanan MPI

Kualitas pelayanan MPI diukur dengan 15 item pertanyaan

dan hasil kuesioner responden ditunjukkan pada tabel berikut :

Tabel V.5 Distribusi Frekuensi Variabel Kualitas Pelayanan

No Item SS S N TS STS Mean

1 Ruang konsultasi bagi siswa cukup nyaman

9 52 21 2 0 3,81

10,7% 61,9% 25,0% 2,4% 0,0%

2 Lembar kerja siswa selalu tersedia 8 58 16 2 0 3,86

9,5% 69,0% 19,0% 2,4% 0,0%

3 Presensi siswa sebagai bukti apresiasi siswa mengikuti les

7 50 25 2 0 3,74

8,3% 59,5% 29,8% 2,4% 0,0%

4 Pelayanan pada saat pendaftaran

berjalan baik

5 59 18 2 0 3,80

6,0% 70,2% 21,4% 2,4% 0,0%

5 Pelayanan selama bimbingan berjalan tepat waktu

9 48 23 4 0 3,74

10,7% 57,1% 27,4% 4,8% 0,0%

6 Bimbingan selalu berjalan tepat waktu 3 51 30 0 0 3,68

3,6% 60,7% 35,7% 0,0% 0,0%

7 Keluhan siswa cepat mendapat

perhatian

9 46 27 2 0 3,74

10,7% 54,8% 32,1% 2,4% 0,0%

8 Keluhan dari orang tua/siswa selalu ditanggapi dengan baik

7 52 24 1 0 3,77

8,3% 61,9% 28,6% 1,2% 0,0%

9 Pelayanan petugas sesuai dengan

kesepakatan di awal

8 47 27 2 0 3,73

9,5% 56,0% 32,1% 2,4% 0,0%

10 Pengajar bersikap ramah pada

siswa/orang tua siswa

11 45 25 3 0 3,76

13,1% 53,6% 29,8% 3,6% 0,0%

11 Pengajar berlaku sopan dalam

mengajar

18 39 26 1 0 3,88

21,4% 46,4% 31,0% 1,2% 0,0%

12 Pengajar bersikap jujur dan terbuka 13 48 22 1 0 3,87

15,5% 57,1% 26,2% 1,2% 0,0%

13 Pengajar bisa memahami kesulitan siswa

11 59 13 1 0 3,95

Gambar

Gambar V.3 Grafik Uji t Hipotesis Kedua  ............................................
Gambar II. 1: Kerangka Penelitian
Tabel 1V.1 Keadaan Pegawai
Tabel 1V. 2. Kualifikasi Pengajar MPI
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

menurut undang-undang Nomor 1 Tahun 2008 tentang perbankan syariah, pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa: transaksi bagi hasil

Dalam hukum internasional terdapat sebuah konvensi yang mengatur tentang perlindungan warisan budaya bawah air yaitu Convention On The Protection of Underwater

Hasil penelitian berdasarkan unsur-unsur kriminalitas dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra dalam novel DMC karya Sri Rokhati ditemukan dua jenis faktor

Hal ini menunjukkan tingkat aman (safety margin), sebab bagi perusahaan penghasil jasa, angka 100% dikatakan sudah mencukupi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa

Selain lalat penghisap darah, lalat pengganggu lain yang sering ditemukan pada peternakan sapi adalah Musca domestica.. Beberapa jenis lalat juga dapat menyebabkan miasis

• Menangkap berbagai objek, berbagai bentuk dan ukuran dengan satu atau dua tangan secara sederhana. • Melemparkan objek ke berbagai arah dengan tangan kiri atau kanan secara

a) S ( setting/scene ), yakni tempat tutur dan suasana tuturan. c) A ( act ), yakni suatu peristiwa di mana seorang penutur sedang melakukan tuturan ( action ). d) K ( key ),