• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA PENGARUH VARIASI CONVEYING RATE DAN LUFFING ANGLE TERHADAP RESPON GETARAN MEKANISME PENGGERAK KONVEYOR BOOM PADA STACKER RECLAIMER PLTU PAITON BARU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISA PENGARUH VARIASI CONVEYING RATE DAN LUFFING ANGLE TERHADAP RESPON GETARAN MEKANISME PENGGERAK KONVEYOR BOOM PADA STACKER RECLAIMER PLTU PAITON BARU"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

!" !#$%#$%"&

'

"&

(') (* ("(

)"+)',

,

"&

(2)

!

" # $"% " " &# '# (

(

!

)&

* $

)*

&

&

&

)*

+

+ $

&

&

* + $

)*

$

+

)$)&

$

)

,

)*

+

)$)&

(3)
(4)

ii

!!"" # $"" #

%

% &

'

& (

) *)

! +,- .&

+/ $ .& 0

(

1 )

2

)3 ) & 3 )

(

(5)
(6)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Esa dan atas segala limpahan rahmat, taufik,

serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tesis ini sesuai dengan waktu

yang telah direncanakan.

Dalam penulisan Laporan Tesis ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih

kepada :

1. Allah SWT dan rosulnya Nabi Muhammad SAW

2. Orang tua, Istri, serta anak tercinta yang telah memberikan dorongan dan semangat dengan

cinta dan kasih sayangnya yang tiada batas dan tak terbalaskan serta doa restunya.

3. PT. Pembangkitan Jawa Bali Services melalui beasiswa, telah mendukung penulis sehingga

mencapai gelar Master.

4. Bapak Dr. Eng. Harus Laksana Guntur, ST, M.Eng selaku dosen pembimbing yang telah

menyumbangkan waktu, tenaga serta pikirannya sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

5. Bapak dan Ibu dosen penguji tesis yang telah memberikan kritik dan saran demi

kesempurnaan tesis ini.

6. Semua Bapak dan Ibu dosen pasca sarjana Teknik Mesin yang telah memberikan ilmu

selama kuliah, juga untuk seluruh karyawan pasca sarjana Teknik Mesin atas pelayanannya.

7. Mangemen UBJOM PT PJB Paiton Baru yang telah memberikan ijin dan dukungan dalam

melakukan eksperimen pada stacker reclaimernya.

8. Bapak Sigit Pramono, bagian pemeliharaan mesin 2, untuk dukungan data dan informasi

teknis.

9. Bagian CBM PLTU Paiton Baru atas bantuannya dalam melakukan pengambilan data

vibrasi.

10.Teman-teman keluarga besar pasca sarjana Teknik Mesin Rekayasa Energi.

Akhir kata semoga tesis ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Penulisan tesis

ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu segala kritik dan saran untuk pengembangan

sangat diharapkan.

Surabaya, Desember 2014

(7)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

BAB 1 ... 1

2.1 Penelitian Terdahulu ... 7

2.2 Teori Penunjang ... 11

2.2.1 Mekanika Getaran ... 11

2.2.2 Elemen Getaran ... 12

2.2.3 Karakteristik Getaran ... 13

2.2.4 Derajat Kebebasan ... 17

2.2.5 Free Body Diagram ... 19

2.2.6 Persamaan Gerak ... 19

2.2.7 State Variable Equations ... 22

2.2.8 Karakteristik Redaman ... 24

2.3 Belt Conveyor System ... 27

2.3.1 Bagian-bagian konveyor ... 27

2.3.2 Perhitungan Effective Tension Dan Daya Pada Belt Conveyor ... 31

2.4 Simulink Matlab ... 38

(8)

vi

BAB 3 ... 41

3.1 Metodologi Penelitian ... 41

3.2 Studi Literatur ... 43

3.3 Pengumpulan Data Teknis ... 43

3.4 Pengambilan Data Eksperimen ... 45

3.5 Pembuatan Model Matematis ... 47

3.6 Persamaan Gerak Dinamis ... 49

3.7 Membangun Bklok Diagram ... 49

3.8 Simulasi Respon Dinamis ... 49

3.9 Analisa Hasil ... 49

BAB 4 ... 51

4.1 Variasi dan Titik Pengukuran ... 51

4.2 Hasil Pengukuran Respon Getaran ... 52

4.3 Analisa Hasil eksperimen ... 57

BAB 5 ... 61

5.1 Pemodelan Matematis ... 61

5.2 Pembuatan Model ... 61

5.3 Free Body Diagram, Persamaaan Gerak, Dan State Variable ... 63

5.4 Parameter Pemodelan ... 69

5.5 Gaya Eksitasi ... 69

5.6 Hasil Simulasi ... 72

5.6.1 Respon getaran hasil simnulasi eksitasi impuls ... 72

5.6.2 Simulasi eksitasi periodik ... 73

5.6.3 Analisa hasil simulasi... 80

BAB 6 ... 83

6.1 Perbandingan Gelombang Respon Getaran ... 83

6.1.1 Perbandingan respon getaran pada luffing angle 30 dan conveying rate 300 t/h. ... 83

(9)

vii

6.1.3 Perbandingan respon getaran pada luffing angle 40 dan conveying

rate 300 t/h. ... 87

6.1.4 Analisa perbandingangrafik hasill eksperimen dan simulasi ... 89

6.2 Perbandingan RMS Velocity Respon Getaran ... 90

BAB 7 ... 95

7.1 Kesimpulan ... 95

7.2 Saran ... 95

(10)
(11)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Faktor KY ... 34

Tabel 2.2 Faktor TP... 34

Tabel 2.3 Discharge Plow Allowance ... 35

Tabel 2.4 Skirtboard Friction Factor, Cs ... 36

Tabel 2.5 Wrap Factor, Cw ... 37

Tabel 2.6 Batas Nilai pada Pengukuran Non-rotating Parts... 40

Tabel 3.1 Spesifikasi Konveyor Boom ... 41

Tabel 3.2 Spesifikasi Gearbox ... 41

Tabel 3.3 Spesifikasi Motor ... 41

Tabel 4.1 Variasi Eksperimen ... 51

Tabel 4.2 Hasil Eksperimen Respon Getaran Pada Frekuenbsi 1,237 Hz ... 57

Tabel 5.1 Parameter pemodelan ... 69

Tabel 5.2 Spesifikasi Teknis Konveyor ... 70

Tabel 5.3 Faktor-Faktor Dalam Perhitungan ... 70

Tabel 5.4 Hasil Perhitungan Komponen tegangan Efektif Konveyor ... 71

Tabel 5.5 Perhitungan Tegangan Efektif ... 72

Tabel 5.6 RMS Velocity Hasil Simulasi ... 80

Tabel 6.1 Perbandingan RMS Velocity Eksperimen, simulasi, dan effective tension pada DPIB horizontal ... 91

Tabel 6.2 Perbandingan RMS Velocity Eksperimen, simulasi, dan effective tension pada DPIB vertikal ... 91

Tabel 6.3 Perbandingan RMS Velocity Eksperimen, simulasi, dan effective tension pada DPOB horizontal ... 92

(12)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Flow Chart Dan Skema Proses Unloading ... .1

Gambar 1.2 Flow Chart Dan Skema Proses loading ... .2

Gambar 1.3 Stacker Recklaimer ... 2

Gambar 1.4 Tren Vibrasi Outboard Bearing Pulley Konveyor Boom ... 3

Gambar 2.1 Belt Support Interaction Untuk Model Moving String ... 7

Gambar 2.2 Spektrum Hasil Simulasi ... 8

Gambar 2.3 Pengaruh Parameter Beban Terhadap Diagnostic Feature ... 8

Gambar 2.4 Solid Model Of test Stand ... 9

Gambar 2.5 Skematik Dan Spring Model Dari Belt Drive System ... 10

Gambar 2.6 Perbandingan Hasil Simulasi Dan Eksperimen Saat Torque Pulse Amplitude 3 Nm ... 11

Gambar 2.7 Mekanisme Pegas Dengan Beban Pada Ujungnya ... 12

Gambar 2.8 Siklus Getaran ... 14

Gambar 2.9 Hubungan Fasa, Displacement, Velocity, Acceleration ... 16

Gambar 2.10 Beda Fasa 1800 ... 17

Gambar 2.11 Sistem 1 DOF (a) Sistem Translasi; (b) Sistem Rotasi ... 18

Gambar 2.12 Sistem Pegas multi DOF ... 18

Gambar 2.13 Free Body Diagram Dari Sebuah Sistem 1 DOF ... 19

Gambar 2.14 Sistem Berderajat Kebebasan Tunggal ... 20

Gambar 2.15 Model Matematis dan Free Body Diagram... 21

Gambar 2.16 Sistem Getaran Dengan Redaman Untuk Bermaca-macam Damping Ratio ... 25

Gambar 2.17 Contoh Grafik Critically Damped ... 26

Gambar 2.18 Contoh Grafik Overdamped ... 26

Gambar 2.19 Contoh Grafik UnderDamped ... 27

(13)

x

Gambar 2.26 Grafik KT... 33

Gambar 2.27 Take up Gravity ... 39

Gambar 2.28 Contoh Block Diagram Simulink Matlab ... 40

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian ... 41

Gambar 3.2 Konveyor Boom dan Penggerak ... 43

Gambar 3.3 Konveyor Boom dan Penggerak Tampak Atas ... 44

Gambar 3.4 Penggerak Konveyor Boom ... 44

Gambar 3.5 Alat Ukur Vibrasi ... 46

Gambar 3.6 Titik Pengukuran DPOB ... 46

Gambar 3.7 Titik Pengukuran DPIB ... 47

Gambar 3.8 Titik Pengukuran Torque Arm ... 47

Gambar 3.9 SkematikPenggerak Konveyor Boom ... 48

Gambar 3.10 Model Matematis Penggerak Konveyor Boom ... 48

Gambar 4.1 Drive Pulley Inboard Bearing (DPIB) ... 51

Gambar 4.2 Drive Pulley Outboard Bearing (DPOB) ... 52

Gambar 4.3 Respon DPIB pada Luffing angle 30conveying rate 300t/h ... 52

Gambar 4.4 Respon DPOB pada Luffing angle 30conveying rate 300t/h ... 53

Gambar 4.5 Respon DPIB pada Luffing angle 30conveying rate500t/h ... 54

Gambar 4.6 Respon DPOB pada Luffing angle 30conveying rate500t/h ... 54

Gambar 4.7 Respon DPIB pada Luffing angle40conveying rate 300t/h ... 55

Gambar 4.8 Respon DPOB pada Luffing angle40conveying rate 300t/h ... 56

Gambar 4.9 Trending Pengukuran Conveying Rate Saat Eksperimen ... 56

Gambar 5.1 Stacker Reclaimer ... 61

Gambar 5.2 Mekanisme Penggerak Konveyor Boom (pandangan depan) ... 61

Gambar 5.3 Mekanisme Penggerak Konveyor Boom (pandangan belakang)... 62

Gambar 5.4 Mekanisme Penggerak Konveyor Boom (pandangan atas) ... 62

Gambar 5.5 Support Mekanisme Penggerak Konveyor Boom ... 62

Gambar 5.6 Model Matematis ... 63

Gambar 5.7 Free Body Diagram Gerak Horizontal ... 64

Gambar 5.8 Free Body Diagram Gerak Vertikal ... 66

Gambar 5.9 Block Diagram ... 68

(14)

xi

Gambar 5.11 Respon Getaran Vertikal Hasil Simulasi Impuls ... 72

Gambar 5.12 Hasil simulasi respon getaran horizontal CG pada luffing angle 30

dan conveying rate 300 t/h ... 73

Gambar 5.13 Hasil simulasi respon getaran horizontal pada DPOB dan DPIB

pada luffing angle 30 dan conveying rate 300 t/h ... 74

Gambar 5.14 Hasil simulasi respon getaran horizontal CG pada luffing angle 30

dan conveying rate 500 t/h ... 74

Gambar 5.15 Hasil simulasi respon getaran horizontal pada DPOB dan DPIB

pada luffing angle 30 dan conveying rate 500 t/h ... 75

Gambar 5.16 Hasil simulasi respon getaran horizontal CG pada luffing angle 40

dan conveying rate 300 t/h ... 76

Gambar 5.17 Hasil simulasi respon getaran horizontal pada DPOB dan DPIB

pada luffing angle 40 dan conveying rate 300 t/h ... 76

Gambar 5.18 Hasil simulasi respon getaran vertikal CG pada luffing angle 30 dan

conveying rate 300 t/h ... 77

Gambar 5.19 Hasil simulasi respon getaran vertikal pada DPOB dan DPIB pada

luffing angle 30 dan conveying rate 300 t/h ... 77

Gambar 5.20 Hasil simulasi respon getaran vertikal CG pada luffing angle 30 dan

conveying rate 500 t/h ... 78

Gambar 5.21 Hasil simulasi respon getaran vertikal pada DPOB dan DPIB pada

luffing angle 30 dan conveying rate 500 t/h ... 79

Gambar 5.22 Hasil simulasi respon getaran vertikal CG pada luffing angle 40 dan

conveying rate 300 t/h ... 79

Gambar 5.23 Hasil simulasi respon getaran vertikal pada DPOB dan DPIB pada

luffing angle 40 dan conveying rate 300 t/h ... 80

Gambar 6.1 Respon Getaran DPIB horizontal luffing angle 30 dan

conveying rate 300 t/h ... 83

Gambar 6.2 Respon Getaran DPIB vertikal luffing angle 30 dan conveying

rate 300 t/h ... 84

Gambar 6.3 Respon Getaran DPOB Horizontal luffing angle 30 dan

(15)

xii

Gambar 6.4 Respon Getaran DPOB Vertikal luffing angle 30 dan Conveying

Rate 300 t/h ... 85

Gambar 6.5 Respon Getaran DPIB horizontal luffing angle 30 dan conveying

rate 500 t/h ... 85

Gambar 6.6 Respon Getaran DPIB vertikal luffing angle 30 dan conveying

rate 500 t/h ... 86

Gambar 6.7 Respon Getaran DPOB Horizontal luffing angle 30 dan

Conveying Rate 500 t/h ... 86

Gambar 6.8 Respon Getaran DPOB Vertikal luffing angle 30 dan Conveying

Rate 500 t/h ... 87

Gambar 6.9 Respon Getaran DPIB horizontal luffing angle 40 dan conveying

rate 300 t/h ... 87

Gambar 6.10 Respon Getaran DPIB vertikal luffing angle 40 dan conveying

rate 300 t/h ... 88

Gambar 6.11 Respon Getaran DPOB Horizontal luffing angle40 dan

Conveying Rate 300 t/h ... 88

Gambar 6.12 Respon Getaran DPOB Vertikal luffing angle40 dan Conveying

(16)
(17)

! " # $% !

& ' %!% % ( ' )

# * " %

' %!% % +,, # (

- " " . & ( / 0 ")

( " " " +,, # (

" % ' "1 " ( % ! " "&

')# ' . ) " 0) 2 ) ! " / " 3 #

! " / " #

/ " ( ( ' % ' " 1 " ( ' % +

+, 4 ) " " / ! ( 5 6 '3 7 8

)3 ' 3 '9 73)

3 3 '3 773 9 83 9 .99 ' ) : 3

3:6 3 '6) ' )9 . ;#

(18)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PLTU Paiton Baru merupakan salah satu dari beberapa pembangkit

listrik dalam proyek percepatan dan diversifikasi energi PPDE 10 MW yang

dibangun di pulau Jawa. Pembangkit ini terletak di berlokasi di desa Binor,

kecamatan Paiton, kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, tepatnya di komplek

PLTU Paiton yang sudah ada (existing). PLTU Paiton Baru memiliki kapasitas 1 x

660 MW dengan bahan bakar batubara kalori rendah. Oleh karena itu, untuk

menjamin kelancaran proses produksi perlu didukung oleh sistem penyimpanan

dan suplai batubara (coal handling system) yang handal.

Coal handling system memiliki duaproses, yaitu: proses loading, dan

unloading. Pada gambar 1.1 dan 1.2 dapat dilihat skema kedua proses tersebut.

Proses unloading merupakan proses transfer batubara dari tongkang menuju

stockpile untuk disimpan. Sedangkan proses loading adalah proses pengisian

batubara di coal bunker, batubara bisa berasal dari stockpile maupun tongkang.

Gambar 1.1 a) Flow chart, b) Skema proses Unloading

a) b)

(19)

2

Gambar 1.2 a) Flow chart, b) Skema proses loading.

Stacker Reclaimer (SR) merupakan salah satu peralatan utama dalam

coal handling system yang memiliki fungsi untuk meletakkan dan menata

batubara di stockpile/coal yard juga untuk mengambil batubara dari stockpile

untuk ditransfer menuju silo melalui jalur conveyor. Pada saat berporasi, SR dapat

mengatur kapasitas laju aliran batubara sesuai kebutuhan, juga dapat mengatur

sudut lengan boom untuk menyesuaikan dengan ketinggian batubara pada

stockpile. Kerusakan pada Stacker Reclaimer dapat menyebabkan ketidakstabilan

dalam proses pada coal handling system. Dengan tidak beroperasinya SR akan

berimbas terhadap penurunan kapasitas rata-rata coal handling dari 1100 ton/jam

menjadi 500 ton/jam dan pembengkakan biaya produksi untuk sewa dan bahan

bakar solar alat berat.

Gambar 1.3 Stacker Reclaimer

(20)

3

Untuk menjamin keandalan Stacker Reclaimer, PLTU Paiton Baru

menerapkan metode preventive maintenance (PM) dan predictive maintenance

(PdM). Salah satu cara dalam predictive maintenance yang dilakukan yaitu

dengan cara menganalisa spektrum vibrasi dan membandingkan trend yang

terjadi. Pengukuran vibrasi dilakukan secara berkala pada saat peralatan

beroperasi, kemudian menggunakan data pada awal pengukuran sebagai baseline.

Gambar 1.4 menunjukkan tren hasil pengukuran vibrasi SR, pada

mekanisme konveyor boom, yang telah dilakukan sejak pertama kali dijalankan

hingga awal 2014. Pada gambar tersebut terlihat bahwa tren vibrasi yang

terbentuk bersifat acak terhadap baseline-nya dengan nilai fluktuasi yang cukup

tinggi. Fluktuasi yang tinggi dalam pengukuran akan menyebabkan kesulitan

dalam menganalisa kondisi peralatan.

Gambar 1.4 Tren vibrasi outboard bearingpulley konveyor boom Stacker

Reclaimer.

Vibrasi yang terlalu tinggi pada mesin dapat menyebabkan berkurangnya

life time komponen-komponen yang ada pada mesin tersebut seperti: bearing,

gear, poros, dan lain-lain. Selain itu, vibrasi juga dapat menyebabkan peningkatan

konsumsi energi pada motor penggerak akibat losses yang tinggi pada sistem

transmisinya.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka diperlukan sebuah

(21)

4

conveyor dalam beberapa variasi kondisi operasi. Selain variasi kondisi operasi,

pada penelitian ini juga memasukkan variabel support pada pondasi sistem

penggerak conveyor dalam pemodelan, sehingga dapat diamati interaksi antara

gaya eksitasi dan kestabilan sistem tersebut. Hasil pemodelan yang didapatkan

bisa digunakan untuk mengetahui karakteristik respon vibrasi pada beban dan

sudut elevasi yang berbeda.

1.2 Rumusan masalah

Dengan melihat latar belakang yang ada, maka pada penelitian ini dapat

dibuat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh variasi conveying rate terhadap respon getaran sistem

penggerak konveyor boom pada stacker reclaimer.

2. Bagaimana pengaruh variasi luffing angle terhadap respon getaran sistem

penggerak konveyor boom pada stacker reclaimer.

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui respon getaran sistem penggerak konveyor boom pada stacker

reclaimer dengan variasi conveying rate.

2. Mengetahui respon getaran sistem penggerak konveyor boom pada stacker

reclaimer dengan variasi luffing angle.

1.4 Manfaat

Berdasarkan tujuan yang ada pada penelitian ini, maka manfaat yang

dapat diambil dari penelitian ini adalah :

1. Memberikan informasi respon getaran sistem penggerak konveyor boom pada

stacker reclaimer dengan beberapa variasi beban.

2. Memberikan informasi respon dinamis sistem konveyor boom pada stacker

reclaimer dengan beberapa sudut kemiringan konveyor.

3. Memberikan referensi bagi bagian predictive maintenance PT. PJB UBJOM

Paiton Baru dalam pemilihan baseline vibrasi pada mekanisme konveyor

(22)

5

4. Memberikan informasi bagi operator coal handling system dalam

memprediksi kondisi stacker reclaimer untuk kondisi operasi tertentu.

1.5 Batasan Masalah

Batasan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Mesin yang digunakan adalah stacker reclaimer (SR) pada PT. PJB UBJOM

Paiton Baru.

2. Pemodelan hanya dilakukan pada sistem penggerak konveyor boom saja.

3. Titik yang menjadi pengamatan adalah outboard bearing drive pulley

(DPOB), dan inboard bearing drive pulley (DPIB).

4. Eksitasi hanya disebabkan oleh tegangan belt conveyor.

5. Tidak memodelkan dan menganalisa respon getaran pada sumbu z karena

gaya eksitasi yang dipilih tidak bergerak pada arah sumbu z.

6. Respon getaran yang dimati adalah velocity.

7. Tidak membahas kerangka struktur konveyor boom.

8. Tidak memperhitungkan akibat dari ketidaksesuaian assembly dan cacat pada

komponen stacker reclaimer..

(23)

6

(24)

! "

# $

%

"

"

" &

' ( )

* + , - . ./

0

1

(25)

2

0

-/

3 " !

"

% 45 !

3 !

6 7

!

' / 8 . 9 : / 8 6. 9 ( )

(26)

; + ,

! " ! 0

1

5 5 - . /

! !

!

& 1

<

' < " (6)

3 ;= !

"

3

(27)

.

> - .. /

" "

%

!

' ? !

1 !

"

(28)

' ?

6 ; (<)

1 7

A

; 7

! 7

!

7

' " 7

% !

!

(29)

' ! !

!

!

"

' !

B "

B " "

!

' 5 , %!

!

B

" "

!

7 *

- / - / - /

(30)
(31)

<

- / !

' 2

' 2 (6)

/ # '

' "

7 - /

3 "

$

- /

" $

- /

$

" 8 " -3 >/

* 8 - /

D 8 - C /

E 8 6 <

# F - / 3 >

-4 5/ # ,

(32)
(33)

?

" D 8 E" "

" 3 >

! 8 - E" / - 6/

8 E" - E" / - </

" 8 7- E"/ - E" / - @/

6 < @ 7

" 3

" ! '

' 3 " (6)

/ # '

" "

"

" "

' .

7 "

7 7

, A

(34)

2.H - 8 6?.H/ =

" 2.

' . , " 2. (6)

# $ % %

7 ,

7

, !

/ ! 7

!

!

!

7 ' - /

"

,

(35)

2

- / - /

' 1=# - / * : - / 4 ( )

/ !

!

1

'

0

,

7

0- /

I- /

7 ! 7 ' 6

(36)

&

"

# , 1 -#,1/

! $

' 6 # , 1 1=# (6)

1 " !

- /

# 8 &

' ! ( ) * +

;

1J

3 ;

3

8 . 3

3 ; A

? # !

(37)

. 1J

"

1J

" " 7

' < ! - /

- / (6)

1J

! 7

- /

1 $ 8

8

8

8

" "

(38)

,

!

' @ 5 5 # ! ( )

@- / 0- /

I- / ! $

2

1 -F'/ $

K $

.

@- / - /

(39)

K $

6

!

$

<

, )

$

$

A

$

& "

8

' 7

7 7

(40)

6

6 , 7

7

" !

< , 7 " !

%

$

% " &

% ' & ! - @/

7 $

: : :

0 " , 0 " F

0 " 1 0 " 5 7

$

:

$

% !

(41)
(42)

@

1 - L / " -" /

"

'

' .

; - L /

! ' ?

' ? K

( )

! < $

'

-) 8 / -F 8 ' /

- / !

' !

(43)

?

' F ' " ' !

*

-)M / -F M' /

- / , ' 2 "

' 2 F ' " *

+

-. N)N / -F N' /

(44)

' F ' " +

+

-) 8 ./ "

7 :

"

" /% 0 1

, F " "

A $

5

5 !

6 5

< 5 !

(45)

2 A

. $

' .

" A

!

- / , $ 1 !

! $

, F "

1

7

,

, ! "

! $

-- 5

(46)

- '

-, "

!

' '

- - - >

-!

'

-6 - . - 5 !

(47)

6.

' 6.

A

-' <

' < / A / /

-0

0 "

! " $

1 !

B

1 ! 0

;

3 !

, F !

, 0

(48)

6

A

6 ,

< $ 0 " !

@ 0 " !

' @0

/ ! $

! $ , "

!

" ( + $ 1

/ * O" " -* /

A " " $

*0 8 * - /

*08 P 0 A00 A

* 8 * " 0 - /

* 8 P 0 A 0 + 0 A

(49)
(50)

66

/ # K"

/

# A * -A /

* " 0

' ? ! A

' ? ' " A* (<)

/ # -A0/

A0 $

A08 . ...?2 -+ Q + / Q - C" / 6

1

8 @ ?7 &

8 2 @7 &

8 6 <7 &

8 < 7 &

8 2 27 &

6/ # - -A /

A " 0

" 0

"

(51)

6<

* # A (<)

</ * -* /

*

(52)

6@

* # * (<)

@/ * -* /

$

2

* *

* 8 * Q 3 + 66

* 6

* 6! 0 " (<)

* * 7 C

!

6 C *

$

* 8 6 - / 6<

1 8 - /

* *

* 8 - F P / Q - ? P / - / 6@

1 F 8 # <

(53)

6? 3 8

8. 0 - /

* < # # F (<)

* 8 * Q * * Q * 6?

/ 1 ,

1 " " *

- / 6

1 8 1 - /

* 8 * - /

8 A -" /

/ + # -F /

+ " " "

* *

" ! *

*

(54)

6

* 8 C 7 - /

* 8 7 - /

8 8 2

" 8 "

-. @ . 6@ /

T 8 " - @/

T 8 6

* @ + # F (<)

/

% ! !

!

8

<.

*

$

% 6U *.8 < - + Q + /

% U *.8 ? @ - + Q + /

(55)

62

"/ , -**%/

4 7 $

**%8 - / <

1 $

* 8 * 7 *

* 8 . . @ P +

* 8 3 +

' , + 3

# ! %

5 "

"

! !

1

3

! !

(56)

6

' 2 F

!

& 2 %

& = .2 ?7

+

-/ !

(57)

<.

Gambar

Gambar 6.4  Respon Getaran DPOB Vertikal luffing angle 30 dan Conveying
Gambar 1.1 a) Flow chart,  b) Skema proses Unloading
Gambar 1.2 a) Flow chart,  b) Skema proses loading.
Gambar 1.4 menunjukkan tren hasil pengukuran vibrasi SR, pada

Referensi

Dokumen terkait

Pria pada masyarakat Baduy, seperti juga masyarakat lain umumnya, “menguasai” berbagai sendi kehidupan, mulai dari kegiatan sehari-hari hingga kegiatan upacara

Penulis menganalisis jenis makna imperatif yang terkandung dalam slogan iklan kosmetik berbahasa Jepang ditinjau dari sosiopragmatik dan menganalisis hal-hal di

EasyVR Commander adalah software yang digunakan untuk mengkonfigurasi modul EasyVR yang terhubung ke dengan menggunakan mikrokontroler yang menyediakan

Racing Centre Panaikang Telah dibangun 4 buah rumaH dinas GEDUNG :.. 1 Ex Sub BIPHUT Ujungpandang

Guru yang ada di SD N Karangjati terdiri dari dari guru kelas I sampai VI, guru agama, guru olahraga, guru TIK. Adapun tugas dari masing-masing guru yaitu :.. a) Tugas

Kreatifitas yang para siswa lakukan tidak hanya dituntut saat pencarigagasan atau pengembangan gagasan tersebut menjadi sebuah panduan dalam bentuk skenario yang di

Dalam pelaksanaannya Program Indonesia Pintar belum dapat dirasakan oleh penerima Program Indonesia Pintar karena ketidakjelasan kapan pencairan dana, sampai saat

Akan tetapi di bulan Februari terjadi penurunan, dikarenakan adanya pembagian dividen.Reaksi pasar dan kon- disi perusahaan yang bagus mendorong saham BJTM