PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKIDAH
AKHLAK MATERI AKHLAK TERPUJI MELALUI
METODE
JIGSAW
PADA SISWA KELAS VII MTs
NEGERI WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN
2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
ARIS MUNANDAR
111-13-249
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKIDAH AKHLAK MATERI
AKHLAK TERPUJI MELALUI METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS
VII MTs NEGERI WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
ARIS MUNANDAR
111-13-249
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
v MOTTO
MENJADI LEBIH BAIK, BERGUNA BAGI MASYARAKAT,
MENSEJAHTERAKAN MASYARAKAT, MENJADI PANUTAN
vi
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang-orang yang telah
membantu mewujudkan harapanku:
1. Kedua orangtuaku. Bapak Sururum dan Ibu Siti Sofiatun. yang selalu
berdoa kepada Allah, untuk menempuh pendidikan, berbakti kepada
masyarakat, agar ku selalu berbuat kebaikan dan mempertimbangkan
segala suatu hal.
2. Dan untuk kedua kakak tercinta saya, Achmad Nasir, Ani Maskanah.
3. Dan teman-teman satu angkatan FTIK 2013 yang tidak bisa saya sebutkan
satu persatu. Dari teman-teman saya bisa merasakan betapa indahnya
perbedaan. Seperti mas Tsani Rizqi Huda, Khoirul Mujahidin, Miftahul
Huda, Annilta Manzillah, Andrea Odi Herawan, Jakfar Abdullah, Khoirul
Umam, Tejo Susilo, Arsyat Bagus Saputra, Arip Putro Lajer, Nabila
Maulida, Vina, DKK. Yang selalu menemani perjalananku.
4. Segenap dosen dan karyawan IAIN salatiga yang saya hor mati. Ibu siti
Sukhayati selaku kajur FTIK, Bapak Suwardi.M.PD. selaku dekan Iain
salatiga. Bapak Imam Sutomo selaku Dosen Pembimbing akademik.
Terimakasih, yang telah memberikan ilmu, ibu dan bapakdosen yang saya
hormati, untuk segala ilmunya.
5. Dan untuk saudaraku alumni (MAN KARANGGEDE) ana cahyanti, edi,
risa, anis, tri heri, romadon, sukirman, desi, almar, ika, darojah,dikin.. dan
biarkan air itu mengalir, menemukan tempat persinggahan sendiri-sendiri,
memberikan kehidupan, bagi yang lain.
6. Dan teman-teman saya PPL Mts Tarqiyatul Himmah. Alip, khusnul,
vii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha pengasih Lagi Maha penyayang.
Segala puji dan syukur senantiasa penulis hanturkan kepada Allah SWT.Atas
segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada
Rasullah SAW, Keluarga, sahabat, serta para pengikut setianya.
Skripsi ini dibuat untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana
dalam bidang Ilmu Tarbiyah Institut Aga ma Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Dengsn selesainya skripsi ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Dr.H Rahmat Hariyadi,M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi,M.Pd. selaku Dekan FTIK.
3. Ibu Siti Rukhayati,M.Pd selaku ketua jurusan PAI.
4. Bapak Imam Mas Arum, M.Pd. selaku dosen pembimbing akademik.
5. Ibu Dra. Lilik Sriyanti, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
dengan iklas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta mengorbankan
waktunya dalam upaya membimbing penulis skripsi ini.
6. Bapak Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak
membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Bapak Drs. Joko Susanto, M.Pd. selaku kepala sekolah MTS Negeri
Wonosegro yang telah memberikan dukungan dan kesempatan menulis.
8. Ibu Siti FatimahM.Pd. selaku guru PAI kelas VII Mts Negero
Wonosegoro yang telah banyak membantu dan membimbin penulis.
9. Karyawan perpustakaan IAIN Salatiga yang telah menyediakan
fasilitasnya.
Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan balasan
viii
Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat-nya kepada semua pihak yang telah
membantu penulis.‟
Penulis berharap apabila dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini
kurang memenuhi syarat, pembaca hendaknya memberikan saran maupun kritika
yang membangun kearah perbaikan dan penyempurnaan.
Semoga hasil penelitin ini bermanfaat bagi penulis khus unya dan pembaca pada
umumnya.Amin.
ix ABSTRAK
Munandar, Aris. 2016. Peningkatan Prestasi Belajar Akidah Akhlak Materi Akhlak Terpuji Melalui Metode Jigsaw pada siswa kelas VII MTs Negeri Wonosegoro Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi. Fakultas Tarbiyah & Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Lilik Sriyanti
Kata Kunci : Prestasi Belajar, Akidah Akhlak, dan Metode Jigsaw
Tujuan penelitian yang hendak diperoleh adalah untuk mengetahui penerapan metode Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar Akidah Akhlak Materi Akhlak Terpuji pada peserta didik kleas VII MTs Negeri Wonosegoro Tahun Pelajaran 2017/2018.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, penelitian ini dilakukan dalam III siklus dan pada tiap siklus terdiri atas empat langkah kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
x
DAFTAR ISI
1. HALAMAN JUDUL ...i
2. PERSETUJUAN PEMBIMBING ... Error! Bookmark not defined. 3. PENGESAHAN ... Error! Bookmark not defined. 4. PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... Error! Bookmark not defined. 5. MOTTO ... v
C. Tujuan Penelitian... 3
D. Hipotesis Penelitian dan Indikasi Keberhasilan ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 4
1. Rancangan Penelitian ... 5
2. Subjek Penelitian... 6
3. Langkah-Langkah Penelitian ... 6
4. Istrumen Penelitian ... 9
11. BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 14
A. Prestasi Belajar ... 14
1. Pengertian Prestasi Belajar ... 14
xi
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 14
B. Akidah Akhlak... 22
1. Pengertian Akidah Akhlak ... 22
2. Tujuan Mempelajari Akidah Akhlak ... 23
3. Ruang Lingkup ... 23
4. Pokok Bahasan Akidah Akhlak ... 24
C. Pembelajaran Cooperative LearningTipe Jigsaw ... 26
1. Pengertian Cooperative Learning ... 26
2. Tujuan Pembelajaran Cooperative Learning... 30
3. Model Pembelajaran Cooperative LearningTeknik Jigsaw ... 31
12. BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN... 36
A. Deskripsi Penelitian Siklus 1 ... 36
B. Diskripsi penelitian siklus 2... 44
C. Diskripsi penelitian Siklus 3 ... 51
13. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 58
A. Deskripsi Hasil Siklus I ... 58
B. Diskripsi Hasil Siklus II... 62
C. Diskripsi Hasil Siklus III ... 65
14. BAB V PENUTUP ... 71
A. Kesimpulan ... 71
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Akidah adalah keyakinan atau kepercayaan yang berada di dalam hati,
sedangkan akhlak adalah tingkah laku,perbuatan atau sikap yang
direalisasikan dengan perbuatan atau tindakan nyata yang disadari diri
sendiri. Dengan kata lain Akidah Akhlak adalah sikap percaya, yang
dimaksud di sini adalah sikap(akhlak) percaya kepada allah,rasulullah, ibu
bapak dan guru. Iman kepada yang gaib dan kepada allah, imam kepada
malaikat, iman kepada mahluk gaib. Dan termasuk sikap percaya dengan
akhlak terpuji bagi diri sendiri.
Sikap terpuji bagi diri sendiri ialah sabar, iklas, santun, ramah dan
hemat. Dalam mata pelajaran Akidah Akhlak berisikan materi tentang cara
bersikap atau berhubungan dengan Allah dan sikap berhubungan dengan
sesama manusia. Untuk menyiapkan peserta didik supaya memahami,
mengenal, melakukanya dalam kehidupan sehari-hari sebagai dasar
pandangan hidupnya.
Sering kita jumpai pada anak siswa Madrasah Tsanawiyah yang kurang
mempunyai akhlak terpuji, hal ini dimungkinkan kurangnya penerapan
metode yang tepat dalam pembelajaran Akidah Akhlak yang mengajarkan
kepercayaan dan sikap. Masalah yang mendasar pada penelitian iniadalah
banyak murid atau siswa SMP/MTs yang mempunyai nilai bagus dalam mata
pelajaran Akidah Akhlak di dalam kelas. Tetapi, dalam kehidupan sehari-hari
kurang merealisasikan apa yang didapatkan dalam sekolah itu. Itu juga
disadari karena peserta didik berasal dari latar belakang keluarga yang
berbeda-beda.
Proses pembelajaran yang dilakukan oleh banyak tenaga pendidik atau
guru saat ini cenderung pada pencapaian target materi kurikulum, lebih
mementingkan pada pemahaman konsep penghafalan bukan pada
pemahaman. Hal ini dapat dilihat dalam proses pembelajaran di kelas yang di
2
metode ceramah, sedangkan siswa hanya duduk, mencatat, dan
mendengarkan apa yang disampaikan, sehingga sedikit peluang siswa untuk
bertanya. Dengan demikian siswa menjadi pasif dan pembelajaran tidak
kondusif.
Upaya peningkatan prestasi belajar siswa tidak terlepas dari berbagai
faktor yang mempengaruhinya. Dalam hal ini, diperlukan guru kreatif yang
dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan di sukai oleh peserta
didik. Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa
dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat agar siswa dapat
memperoleh kesempatan untuk berinterkasi satu sama lain sehingga pada
giliranya dapat diperoleh prestasi belajar yang optimal.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti akan memperbaiki pembelajaran
melalui PTK agar siswa aktif dan mudah memahami materi dalam proses
pembelajaran. Untuk mengidentifikasi permasalahan dari pembelajaran yang
dilaksanakan, peneliti meminta bantua n supervisor dan teman sejawat.
Melalui diskusi dengan supervisor dan teman sejawat terungkap beberapa
masalah yang terjadi dalam pembelajaran, yaitu:
1. Siswa pasif mengikuti pelajaran.
2. Rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran.
3. Siswa tidak mau bertanya.
4. Siswa kurang minat mengikuti pelajaran.
Proses pembelajaran yang dilakukan oleh banyak tenaga pendidik saat
ini cenderung pada pencapaian target materi kurikulum, lebih mementingkan
pada penghafalan konsep bukan pada pemahaman.
Proses pembelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) menuntut adanya partisipasi aktif dari siswa. Jadi, kegiatan belajar
berpusat pada siswa, guru sebagai motivator dan fasilitator di dalamnya agar
3
Pembelajaran Cooperative terutama teknik Jigsaw dianggap cocok
diterapkan dalam pendidikan di Indonesia karena sesuai dengan budaya
bangsa Indonesia yang menjunjung nilai gotong royong.
Berdasarkan permasalahan diatas diperlukan upaya peningkatan pemahaman
siswa dalam materi Akidah Akhlak. Maka penulis mengadakan penelitian
tindakan kelas pada mata pelajaran Akidah Akhlak dengan menekankan pada
peningkatan pemahaman siswa MTs dengan menggunakan strategi Jigsaw.
Pemilihan strategi tersebut dengan pertimbangan bahwa strategi Jigsaw
dianggap cocok diterapkan dalam pendidikan di Indonesia karena sesuai
dengan budaya bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi nilai gotong
royong. Dengan strategi Jigsaw diharapkan dapat meningkatkan keaktifan
siswa, proses belajar mengajar lebih menarik, tujuan pembelajaran mudah
tercapai dan memperoleh hasil yang maksimal.
Berdasarkan utaian di atas maka penulis tertarik untuk mengangkat
judul penelitian “ PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKIDAH
AKHLAK MATERI MELALUI METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS
VII MTs NEGERI WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2017/2018.” B. Rumusan Masalah
Berdasarkan later belakang yang Sudan di kemukakan di atas, maka
peneliti menarik beberapa kesimpulan yaitu:
Apakah metode Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar Akidah
Akhlak pada siswa kelas VII MTs Negeri Wonosegoro Tahun Pelajaran
2017/2018?.
C.Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas , peneliti ini mempunyai tujuan:
Untuk mengetahui apakah metode Jigsaw dapat meningkatkan prestasi
belajar Akidah Akhlakpada peserta didik kelas VII MTs Negeri Wonosegoro
4
D.Hipotesis Penelitian dan Indikasi Keberhasilan
1. Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu
melalui penggunaan metode Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar
Akidah Akhlak pada siswa kelas VII MTs Negeri Wonosegoro Tahun
Pelajaran 2017/2018.
2. Indikasi Keberhasilan
Penelitian tindakan kelas ini dinyatakan berhasil apabila hasil
evaluasi pembelajaran para siswa diperoleh KKM kelas (dari total siswa)
minimal 85%.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun
secara praktis.
1. Manfaat Teoritis
a. Memberi sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan, khususnya
berkaitan dengan masalah metode mengajar.
b. Sebagai pertimbangan penelitian yang sejenis dimasa yang akan datang.
2. Manfaat Praktis
a. Baik orang tua peserta didik sebagai bahan masukan untuk lebih
membimbing anak belajar Akidah Akhlak.
b. Bagi para guru sebagai pertimbangan tentang pentingnya mengupayakan
metode mengajar yang baik agar tercapai ketuntasan belajar pada peserta
didik secara optimal.
F. Definisi Operasi
1. Prestasi Belajar
Dalam melakukan belajar, untuk dapat mengetahui sejauh mana
proses belajar megajar itu berhasil dilaksanakan, maka harus diadakan suatu
evaluasi baik secara tertulis maupun praktek. Dari evaluasi tersebut akan
menghasilkan nilai yang sering dikenal dengan istilah prestasi belajar.
Prestasi belajar terdiri dari dua gabungan kata, yaitu prestasi dan
5
usaha yang dapat dicapai. Sedangkan belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri
dalam interaksi dengan lingkungan(Slameto, 1984:8).
Prestasi belajar adalah suatu usaha yang dilakukan guna memperoleh
hasil dari proses pembelajaran, yang dilakukan seseorang dalam
kehidupanya sehari-hari dari ia bangun tidur sampai tidur kembali selama
interaksinya dengan lingkunganya. Yang pada intinya prestasi belajar itu
adalah hasil dari proses belajar itu sendiri.
2. Akidah Akhlak
Mata pelajaran Akidah Akhlak di MTs Negeri Wonosegoro
merupakan salah satu mata pelajaran Akidah Akhlak yang mempelajari
tentang imam kepada hari akhir dan alam gaib yang berhubungan dengan
hari akhir, akhlak terpuji bagi diri sendiri,akhlak bertetangga, keteladanan
sahabat umar bin khattab RA, imam kepada qadha dan qodar, akhlak
pergaulan remaja, adab Islam terhadap lingkungan, keteladanan sahabat
Usman bin „Affan dan Ali binAbi Thalib(buku paket Akidah Akhlak Kelas 9 Kurikulum 2013).
3. Metode Jigsaw
Pembelajaran Cooperative tipe Jigsaw adalah suatu tipe
pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu
kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar
dan mampu mengajar materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompok.
Pembelajaran Cooperative tipe Jigsaw adalah suatu tipe
pembelajaran Cooperative yang terdiri dari beberapa orang dalam satu
kelompok yang bertugas atas penguasaan sebuah materi dan mampu
memberikan bahan mengajar tersebut kepada orang lain dalam kelompok.
G.Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas , yang
6
tindakan kelas (PTK). Menurut muklis, PTK adalah suatu bentuk kajian
yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki
kondisi pembelajaran yang dilakukan (Muklis,2003;3).
Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki dan
meningkatkan praktik pembelajaran secara berkesinambungan yang pada
dasarnya “melekat” menghasilkan misi professional kependidikan yang diemban oleh guru (Wartono, 2004;62).
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian
tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari
Kemmis dan Taggart (Hamalik, 2003;6), yaitu berbentuk spiral dari siklus
satu kesiklus ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning
(rencana), action (tindakan) ,observasi(pengamatan), dan
reflection(refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan
yang sudah direvisi,tindakan,pengamatan, dan refleksi.Sebelum masuk pada
siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi
permasalahan.
2. Subjek Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan di
kelas VII MTs Negeri Wonosegoro dengan jumlah siswa sebanyak 35
orang anak pada semester 2 Tahun pelajaran 2017/2018.
3. Langkah-Langkah Penelitian
Langkah-langkah dalam penelitian tindakan kelas dimulai dari
perencanaan berdasarkan analisis awal, kemudian pelaksanaan pembelajaran
diikuti dengan tindakan observasi atau pengamatan dan diakhiri dengan
kegiatan refleksi. Dari kegiatan refleksi tersebut diketahui apakah sudah
mencapai ketuntasan atau belum.
Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat
7
Gambar 1.1 Alur PTK (Arikunto, 2008:105)
Penjelasan alur di atas adalah:
a. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian
menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana
tindakan, termasuk di dalamnya instrument penelitian dan
perangkat pembelajaran.
b. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan
oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep
siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkan
metode pembelajaran, pengajaran terarah melalui kegiatan
memahami secara utuh, memahami lebih jauh dan memahami
secara mendalam sebagaimana tuntutan metode Jigsaw.
c. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan
hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan
lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat. Fefleksi
Observasi/Tindakan Observasi/Tindakan
Observasi/Tindakan Refleksi
Rencana
awal/Rancangan
refleksi
Rencana yang direvisi
Putaran 3 Putaran 1
Putaran 2
8
d. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi
dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk
dilaksanakan pada siklus berikutnya.
Observasi dibagi menjadi tiga putaran, dimana
masing-masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang
sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan
tes formatif masing-masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran
dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah
dilaksanakan.
Secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas ini meliputi
: (1) perencanaan,(2) pelaksanaan tinda kan,(3) Observasi,(4)
Refleksi dalam setiap siklus. Secara rinci prosedur penelitian
tindakan ini dapat dijabarkan dalam uraian berikut :
a. Perencanaan
Kegiatan ini meliputi:
1) Peneliti menentukan alternative peningkatan kemampuan
belajar Akhlak Akhlak melalui metode Jigsaw.
2) Peneliti membuat perencanaan yang mengacu kepada
pembelajaran Akidah Akhlak dengan meminta masukan
pada guru lain atau sumber yang ada.
3) Peneliti melakukan simulasi mengembangkan pembelajaran
melalui metode Jigsaw.
b. Pelaksanaan tindakan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah
melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagaimana yang telah
direncanakan.
c. Observasi
Dalam tahap ini dilakukan observasi terhadap
pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi
yang telah disiapkan. Selain observasi oleh peneliti sendiri,
9
mengobservasi selama peneliti terlihat dalam pembelajaran.
Hal ini selain karena peneliti tidak memungkinkan melakukan
sendiri, juga untuk menjaga obyektifitas.
d. Refleksi
Data-data yang diperoleh melalui observasi
dikumpulkan dan dianalisis dalam tahap ini. Berdasarkan hasil
observasi tersebut , guru dapat merefleksi diri tentang kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan( Suhardjono, 2014:80).
Berdasarkan hasil refleksi ini akan dapat diketau
kelemahan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru
sehingga dapat digunakan untuk menentukan tindakan kelas
pada siklus berikutnya. Penelitian ini akan dilaksanakan tiga
siklus., sehingga pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini
benar-benar akan memberikan hasil yang baik pada
peningkatan kemampuan belajar Akhlak Akhlak dengan
melalui metode Jigsaw.
4. Istrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya
lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematika sehingga lebih
mudah diolah.
Didalam penelitian data memiliki kedudukan yang paling tinggi,
karena data merupakan penggambaran variabel yang teliti dan berfungsi
sebagai alat pembuktian hipotesis. Benar tidaknya data, tergantung dari baik
tidaknya instrumen pengumpulan data.
Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian untuk
memperoleh data adalah berupa lembar pengamatan, naskah angket dan
lembar soal tes tertulis, naskah soal tes tertulis dalam bentuk uraian
sejumlah 10 soal.
Proses Nilai Tes : Jumlah Nilai yang Diperoleh X 100%
10 5. Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan datapada penelitian
ini adalah sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi adalah proses pengambilan data dalam penelitian
dimana peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian. Teknik ini
digunakan untuk mengamati dari dekat dalam upaya mencari dan
menggali data melalui pengamatan secara langsung dan mendalam
terhadap subjek dan objek penelitian . Teknik ini digunakan oleh
peneliti untuk mengetahui proses belajar peserta didik saat
pembelajaran dengan diterapkanya metode Jigsaw.
b. Wawancara
Wawancara adalah teknik penelitian yang menggunakan teknik
Tanya jawab antara peneliti dengan objek yang diteliti sebelum
melaksanakan wawancara peneliti menyiapkan instrument wawancara
yang disebut pedoman wawancara (interview guide) pedoman ini
berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang diminta untuk
dijawab oleh responden: murid dan guru untuk mendapatkan data.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan bahan tertulis atau benda dengan
suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Dokumen-dokumen yang
dihimpun dipilih yang sesuai dengan tujuan dan fo kus masalah
(Sukmadina, 2012;2222). Digunakan untuk penguat data misalnya
gambaran umum MTs Negeri Wonosegoro, sejarah berdirinya, struktur
organisasi , kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh sekolah sarana
maupun fasilitas yang dimiliki , dan lain-lain.
6. Analisis Data
Analisis data adalah usaha (proses)
memilih,memilah,mengelola dan membuang data untuk menjawab
11
Penulis menganalisis data dengan menyusun dan mengolah
data yang terkumpul dari catatan observasi dengan melakukan
analisis peningkatan hasil belajar dalam aspek kognitif ,afektif, dan
psikomotor dimana dalam ranah kognitif peningkatan di ukur
dahulu dengan persentase peningkatan antara pre test dan post test
kondisi awal, kemudian dibandingkan dengan presentase
peningkatan pada siklus I dan siklus II. Pada ranah afektif dan
psikomotor jugadi hitung peningkatanya dari awal sampai akhir
dan disesuaikan dengan KKM.
Pelaksanaan analisis dilakukan secara terus menerus pada
saat penelitian sehingga pembuatan laporan penelitian akan
12 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Sebelum membicarakan pengertian prestasi belajar, terlebih dahulu
akan dikemukakan apa yang dimaksud dengan belajar. Para pakar
pendidikan mengemukakan pengertian yang berbeda antara satu dengan
yang lainya, namun demikian selalu mengacu pada prinsip yang sama,
setiap orang yang melakukan proses belajar akan mengalami perubahan
dalam dirinya.
Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan dalam
tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkunganya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan
dinyatakan dalam seluruh aspek tingkah laku. Jadi, belajar adalah suatu
proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yag baru secara keseluruhan. Sebagai hasil pengalaman
individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan ( Slameto.1984:2).
Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan
dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang
dalam belajar maka perlu dilakukan evaluasi, tujuanya untuk mengetahui
prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung.
Adapun prestasi dapat diartikan hasil yang diperoleh karena adanya
aktivitas belajar yang telah dilakukan, namun banyak orang yang
beranggapan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu.
Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan
belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi
13
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar secara garis besar
ada dua, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor
yang ada dalamdiri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ektern
adalah faktor yang ada di luar individu (Slameto.1984:56).
a. Faktor Intern
Di dalam membicarakan faktor intern ini, penulis akan
membahasnya menjadi tiga macam fator, yaitu:
1) Faktor Jasmaniyah
a) Faktor Kesehatan
Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta
bagian-bagian bebas dari penyakit.Kesehatan adalah keadaan atau
hal sehat.Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya.
Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan
seseorang terganggu.(Slameto,1984:56). Agar seseorang dapat
belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya
tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan
ketentuan-ketentuan tentang bekerja,tidur,makan,olah raga dan rekreasi.
b) Cacat Tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik
atau sempurna mengenai badan/tubuh.Keadaan cacat tubuh juga
mempengaruhi belajar siswa. Siswa yang mempunyai cacat akan
mengalami beberapa gangguan dalam belajar. Hendaknya siswa
tersebut belajar dilembaga khusus atau diberikan alat bantu belajar
untuk mengaruhi atau menghilangkan pengaruh cacatnya tersebut.
2) Faktor Psikolog
14
(1) He ability to meet and adapt to novel situations quickly and
effectively.
(2) He ability to utilize abstract concepts effectively.
(3) He ability to grasp relationships and to learn quickly.
Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai
kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau
menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang
tepat(reber.1988) Jadi, intelegensi sebenarnya bukan soal kualitas
otak saja, melainkan kualitas organ-organ tubuh lainya. Akan
tetapi, memang diakui peran otak dalam hubungan dengan
intelegensi manusia lebih menonjol dari pada peran organ-organ
tubuh lainya, lantaran otak merupakan “menara pengontrol” hampir
seluruh aktivitas manusia(syah,1995:134).
Intelegensi mempunyai pengaruh yang besar terhadap
proses belajar. Dalam menghadapi situasi yang sama, siswa yang
mempunyai tingkat intelegensi tinggi akan lebih berhasil dari yang
mempunyai tingkat intelegensi lebih rendah.
b) Perhatian
Perhatian menurut Ghazali adalah keaktivan jiwa yang
dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada suatu
objek(benda) atau sekumpulan objek. Siswa harus memilik
perhatian terhadap objek yang dipelajari untuk menjamin mutu
belajar. Jika bahan ajar tidak menjadi pusat perhatian siswa. Maka
timbullah kebosanan yang dimana siswa tidak lagi suka belajar.
Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka bahan ajar harus
15 c) Minat
Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi
atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.( Syah.1995:136).
Kegiatan yang diminati seseorang.Diperhatikan terus-menerus yang
disertai dengan rasa senang.
Minat mempunyai pengaruh besar terhadap belajar, karena
bila bahan belajar yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa,
siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena siswa tidak
ada daya tarik baginya (Slameto,1984:59).
d) Bakat
Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan
tersebut baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata setelah
belajar atau berlatih. Bakat mempengaruhi belajar siswa, karena
apabila bahan yang dipelajari sesuai dengan bakatnya, maka hasil
belajarnya lebih baik karena ia senang belajar.
e) Motivasi
Motivasi berhubungan erat dengan tujuan yang akan
dicapai. Di dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak,
akan tetap untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan
yang menjadi penyebab berbuat adalah motivasi itu sendiri sebagai
daya penggerak/pendorong.
Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat
mendorong siswa agar belajar dengan baik atau padanya
mempunyai motif untuk berpikir dan memusatkan perhatian,
merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang
16 f) Kematangan
Kematangan adalah suatutingkat/fase dalam pertumbuhan
seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk
melaksanakan kecakapan baru.
g) Kesiapan
Kesiapan atau readinees menurut James Drever adalah:
preparedness torespond or react (kesediaan memberi respon atau
reaksi). Kesedian itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga
berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti
kesiapan untuk melaksanakan kecakapan.
3) Faktor Kelelahan
Kelelahan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a) Kelelahan Jasmani : kelelahan jasmani terlihat dengan lemah
lunglainya tubu dan timbul kecenderungan untuk membaringkan
tubuh.
b) Kelelahan Rohani : kelelahan rohani dapat dilihat dengan
adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan
untuk menghasilkan sesuatu hilang.
Dari uraian di atas dapatlah dimengerti bahwa kelelahan itu
mempengaruhi belajar.Agar siswa dapat belajar dengan baik
haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam
belajarnya.
b. Faktor Ektern
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar
diri individu. Dalam proses belajar disekolah, faktor eksternal
berarti faktor-faktor yang berada di luar diri siswa (Siyanti
17 1) Faktor Keluarga
a) Cara Orang Tua Mendidik
Keluarga adalah lembaga pendidikan yang utama
dan pertama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk
pendidikan dalam ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan
untuk pendidikan dalam ukuran besar yaitu pendidikan
bangsa,negara, dan dunia, cara orang tua mendidik
anak-anaknya akan berpengaruh terhadap belajarnya.
Mendidik anak dengan cara memanjakanya adalah
cara mendidik yang tidak baik. Mendidik anak dengan cara
memperlakukanya terlalu keras, memaksa dan
mengejar-ngejar anaknya untuk belajar, adalah cara mendidik yang
juga salah.
Disinilah bimbingan dan penyuluhan memegang
peranan yang penting.Anak/siswa yang mengalami
kesukaran-kesukaran di atas dapat ditolong dengan
memberikan bimbingan belajar yang sebaik-baiknya. Tentu
saja keterlibatan orang tua akan sangat mempengaruhi
keberhasilan bimbingan tersebut.
b) Relasi Antar Anggota Keluarga
Relasi antar anggota keluarga yang penting adalah
relasi orang tua dengan anaknya.Demi kelancaran belajar
serta keberhasilan anak, perlu diusahakan relasi yang baik
di dalam keluarga anak tersebut.Hubungan yang baik
adalah hubungan yang penuh pengertian dan kasih saying,
disertai dengan bimbingan dan bila perlu
18 c) Suasana Rumah
Agar anak dapat belajar dengan baik perlulah
diciptakan suasana rumah yang tenang dan tentram. Di
dalam suasana rumah yang tenang dan tentram selain anak
kerasan tinggal di rumah, anak juga dapat belajar dengan
baik.
d) Keadaan Ekonomi Keluarga
Keadaan ekonomi keluarga hubungan erat dengan
belajar anak.Anak yang sedang belajar selain harus
terpenuhi kebutuhan pokoknya, juga membutuhkan fasilitas
belajar, Fasilitas belajar itu hanya dapat dapat terpenuhi
jika keluarga mempunyai cukup uang.
e) Pengertian Orang Tua
Anak belajar perlu dorong dan pengertian orang
tua.Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan
tugas-tugas di rumah.Kadang-kadang anak mengalami lemah
semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan
mendorongya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang
dialami anak di sekolah.Kalau perlu menghubungi guru
anaknya, untuk mengetahui perkembangannya.
f) Latar Belakang Kebudayaan
Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga
mempengaruhi sikap anak dalam belajar.Perlu kepada anak
ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar
19 2) Faktor Sekolah
a) Metode Mengajar
Metode mengajar adalah suatu cara yang harus
dilalui di dalam mengajar. Guru angkatan lama biasa
mengajar dengan metode ceramah saja. Siswa menjadi
bosan, mengantuk,pasif, dan hanya mencatat saja. Guru
yang progresif berani mencoba metode-metode yang baru,
yang dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar
mengajar, dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.
Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka metode
mengajar harus diusahakan yang setepat,efisien, dan efektif
mungkin.
b) Kurikulum
Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan
yang diberikan kepada siswa.Kegiatan itu sebagia besar
adalah menyiapkan bahan pelajaran.Kurikulum yang
kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap belajar.
c) Relasi Guru dengan Siswa
Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan
siswa. Proses tersebut juga dipengaruhi oleh relasi yang ada
dalam proses itu sendiri. Jadi cara belajar siswa juga
dipengaruhi oleh relasinya dengan gurunya.
Di dalam relasi yang baik, siswa akan menyukai
gurunya, juga akan menyukai mata pelajaran yang
diberikanya sehingga siswa berusaha mempelajari
sebaik-baiknya. Hal tersebut juga terjadi sebalinya. Guru yang
berinteraksi dengan siswa menyebabkan proses belajar
mengajar kurang lancar. Yang menyebabkan siswa kurang
20
d) Relasi Siswa dengan Siswa
Guru yang kurang mendekati siswa dan kurang
bijaksana, tidak akan melihat bahwa di dalam kelas ada
group yang saling bersaing secara tidak sehat. Jiwa kelas
tidak terbina, bahkan hubungan masing-masing individu
tidak tampak. Menciptakan relasi yang baik sangat
diperlukan untuk memberikan pengaruh yang positif
terhadap proses belajar mengajar.
e) Disiplin Sekolah
Kedisiplinan sekolah berhubungan erat dengan
kerajinan siswa dalam sekolah dan belajar.Kedisiplinan
sekolah mencakup semua dalam sekolah itu, kedisiplinan
guru dalam mengjar sesuai dengan peraturan yang ada,
kedisiplinan staf tata Usaha dalam pengelolaan administrasi
sekolah, kedisiplinan kepala sekolah dalam mengelola
seluruh staf beserta siswa-siswinya.
Apabila semua warga sekolah telah melaksanakan
kedisiplinan sesuai dengan peraturan sekolah maka hal itu
akan berpengaruh positif terhadap proses belajar mengajar,
karena dengan hal itu maka siswa akan semakin disiplin
dalam mengikuti pembelajaran.
f) Alat Pelajaran
Alat pelajaran berhubungan erat dengan cara belajar
siswa, karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada
waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima
bahan yang diajarkan. Alat pelajaran yang lengkap dan
tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang
diberikan kepada siswa.
g) Waktu Sekolah
Waktu sekolah ialah waktu terjadi proses belajar
21
sore/malam hari. Waktu sekolah juga mempengaruhi
belajar siswa.
h) Standar Pelajaran diatas Ukuran
Guru berpendirian untuk mempertahankan
wibawanya, perlu memberi pelajaran diatas standard.
Akibatnya siswa merasa kurang mampu dan takut kepada
guru.Bila banyak siswa yang tidak berhasil dalam
mempelajari mata pelajaranya, guru semacam itu merasa
senang. Tetapi berdasarkan teori belajar, yang mengingat
perkembangan psikis dan kepribadian siswa yang
berbeda-beda, hal tersebut tidak boleh terjadi. Guru dalam
menentukan kepenguasaan materi harus sesuai dengan
kemampuan siswa, yang penting tujuan yang telah
dirumuskan dapat tercapai.
3) Faktor Masyarakat
a) Kegiatan Siswa dalam Masyarakat
Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat
menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya.Tetapi
jika siswa terlalu banyak ikut dalam kegiatan masyarakat
dapat mengganggu kegiatan belajarnya apabila tidak dapat
mengatur waktunya dengan baik.Memilih kegiatan yang
dapat mendukung kegiatan belajar adalah hal yang sangat
bijaksana.
b) Media Massa
Media massa mempunyai pengaruh yang sangat
besar terhadap belajar siswa. Media massa yang positif
akan memberi pengaruh positif terhadap belajar siswa,
Media massa yang buruk juga akan berpengaruh buruk
22 c) Teman Bergaul
Teman bergaul akan sangat berpengaruh kepada
pribadi dan belajar siswa, teman bergaul yang baik akan
berpengaruh yang baik terhadap belajar siswa, sedangkan
teman yang tidak baik akan berpengaruh tidak baik
terhadap belajar siswa. Pengawasan dan bimbingan
terhadap pergaulan siswa sangat diperlukan untuk menjaga
belajar siswa.
d) Lingkungan dan Budaya Masyarakat
Budaya yang berkembang di masyarakat juga
berkembang terhadap belajar siswa. Siswa cenderung akan
mengikuti budaya yang berkembang di masyarakat.
Lingkungan yang baik akan berpengaruh positif terhadap
belajar siswa sedangkan lingkungan yang buruk akan
berpengaruh buruk terhadap belajar siswa. Mengawasi dan
mengusahakan lingkungan yang baik sangat diperlukan
untuk membantu belajar siswa.
B. Akidah Akhlak
1. Pengertian Akidah Akhlak
Mata pelajara Akidah Akhlak di Madrasah Tsaawiyah merupakan
salah satu mata pelajaran PAI yang mempelajari tentang melaui pemberia
contoh-contoh perilaku da cara megamalkannya dalam kehidupan
sehari-hari. Secara substansi mata pelajaran Akidah Akhlak memiliki kotribusi
dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan
al-ahlakul karimah dan adab islami dalam kehidupan sehari-hari sebagai
manifestasi dari keimaan kepada Allah, malaikat-malaikatnya,
Kitab-kitabnya, rasul-rasulnya, hari akhir, serta qada dan Qadar(Peraturan Menteri
23 2. Tujuan Mempelajari Akidah Akhlak
Mata pelajaran Akidah Akhlak bertujuan untuk menumbuhkan dan
meningkatkan keimanan peserta didik yang diwujudkan dalam akhlak yang
terpuji, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan,
pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang akidah dan akhlak
islami, sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dan
meningkat kualitas keimanan dan ketaqwaan kepada Alaah SWT. Serta
berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jentang pendidikan yang
lebih tinggi( Departemen Agama Republik Indonesia, 2006:23).
3. Ruang Lingkup
Pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah berisi bahan
pelajaran yang dapat mengarah pada pencapaian kema mpuan dasar peserta
didik untuk memahami rukun iman dengan sederhana serta pengamalan dan
pembiasaan berakhlak Islam secara sederhana, untuk dapat dijadikan
landasan perilaku dalam kehidupan sehari-hari serta sebagai bekal untuk
jenjang pendidikan berikutnya. Ruang lingkup pelajaran Akidah Akhlak
meliputi:
a. Aspek Keimanan
Aspek keimanan meliputi sub-sub aspek : Iman kepada Allah
SWT,dengan alasan pembuktian yang sederhana, menyakini rukun iman
kepada malaikat, menyakini iman kepada malaikat-malaikat Allah,
menyakini rukun imam kepada kitab-kitabAllah, serta memahami rukun
iman kepada rasul-rasul Allah, iman kepada hari akhir, imam kepada qada
dan qadar Allah ( Departemen Agama Republik Indonesia 2006:24).
b. Aspek Akhlak
Aspek Akhlak yang meliputi : Akhlak dirumah, akhlak di
24
dan meludah, akhlak dalam bergauk dengan orang yang lebih lemah,
akhlak dalam membantu dan menerima tamu, perilaku akhlak
peribadi/karakter pribadi yang terpuji meliputi : rajin ramah, pemaaf, jujur,
lemah lembut. Berterima kasih dan dermawan. Akhlak dalam bicara,
melafalkan dan membiasakan kalimat tyyiban, akhlak terhadap orang yang
sakit, syukur nikmat. Perilaku akhlak/karakter pribadi yang terpuji
meliputi : teliti, rendah hati, qanaah, persaudaraan dana persatuan,
tanggung jawab, berani menegakkan kebenaran, taat kepada Allah dan
menghindari akhlak tercela(Departemen Agama Republik
Indonesia,2006:24).
c. Aspek Keteladanan
Aspek kisah keteladana yang meliputi : keteladanan Nabi
Muhamaad SAW. Kisah Sahabat Usman Ibn „Affan. Kisah Ali bin Abi Thalib, dan Asbabul Kahfi dan i‟tibar dari kisah raja Namrudz dan Fir‟aun
(Departemen Agama Republik Indonesia.2006:25).
4. Pokok Bahasan Akidah Akhlak
a. Beriman kepada mahluk gaib selain malaikat
Allah adalah Tuhan yang Maha Kuasa , salah satu bukti
kekuasaan-Nya selain menciptakan mahluk-mahluk yang tampak, Allah
juga menciptakan mahluk-mahluk yang tidak tampak. Mahluk Allah SWT
ada yang nyata seperti manusia, hewan dan tumbuhan , tetapi ada juga
yang gaib seperti malaikat, jin, dan setan. Mereka tidak dapat dilihat oleh
manusia karena alam atau lingkungannya berbeda. Mahluk gaib yang akan
dibahas dalam bab ini adalah jin dan setan.
1). Jin
Secara bahasa jin berasal dari kata jiniy artinya tidak terlihat atau
25
dan punya kewajiban, berjasad halus dan hidup bersama-sama manusia di
bumi. Jin diciptakan Allah dari api.
Jin berbeda dengan malaikat.Malaikat semuanya beriman dan taat
kepada Allah. Sedangkan jin ada yang beriman ada yang kafir. Kewajiban
jin sama dengan kewajiban manusia, yaitu mempunyai kewajiban
menyembah kepada Allah.
2). Setan
Setan adalah makhluk ciptaan Allah yang berasal dari kata syatana
artinya jauh, maksudnya adalah jauh dari petunjuk Allah atau tersesat.
Syatana juga mempunyai arti dhakala artinya masuk, maksudnya
dia masuk kedalam dada atau jiwa manusia untuk menggoda dan
mempengaruhi manusia supaya mengikuti langkah-langkah setan.
Setan dapat digolongkan dalam dua jenis yaitu:
a) Setan yang berasal dari jenis jin
setanjenis ini termasuk makhluk gaib, mereka tidak dapat dilihat,
didengar maupun diraba. Bujukan setan jenis jin langsung diarahkan
kehati manusia. Orang yang terkena jenis bujukan setan jenis jin tidak
merasakan bahwa ia telah tergoda, dia tidak menyadari bahwa dalam
hatinya timbul keinginan untuk berbuat jahat dan maksiat. Seperti
mencuri, membunuh, merampok, dan perbuatan dosa lainya.
b) Setan dari jenis manusia
setan dari jenis manuisa termasuk makhluk jasmani. Mereka adalah
manusia biasa, dapat dilihat, di dengar suaranya, dan bentuk tubuhnya
dapat dilihat oleh semua manusia, tetapi sikap dan perbuatanya selalu
berbuat maksiat dan merugikan orang lain, setan jenis manusia ini
menggoda manusia lain dengan kata-kata dan rayuan, perbuatanya selalu
26 1) Beberapa cara menghindari godaan setan
a) menyakini bahwa setan musuh orang-orang mukmin.
b) beriman kepada Allah dan mengamalkan syariat islam dengan baik dan
benar.
c) rajin membaca ta‟awudz dan Al-Quran. 2) Perbedaan jin dan setan
Jin dan setan memiliki perbedaan diantara lain:
a) Jin diwajibkan untuk menyembah Allah, sedangkan setan tidak.
b)Jin ada yang baik, setan selalu jahat.
c) Jin daapt berubah bentuknya, sedangkan setan selalu menakutkan.
d) Jin ada yang beriman, sedangkan setan selalu durhaka dan ingkar.
C.Pembelajaran Cooperative LearningTipe Jigsaw
1. Pengertian Cooperative Learning
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomer 20 tahun 2003
menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar .
Dalam pembelajran , guru harus memahami hakikat materi pelajaran yang
diajarkan dan memahami berbagai model pembelajaran yang dapat
merangsang kemampuan siswa untuk belajar dengan perencanaan
pengajaran yang matang oleh guru.
Model pembelajaran Cooperative Learning merupakan salah satu
model pembelajaran yang mendukung pembelajaran kontekstual.Sistem
pengajaran Cooperative Learning dapat didefinisikan sebagai sistem
kerja/belajar kelompok yang terstruktur. Yang termasuk di dalam sktruktur
ini adalah lima unsur pokok (Johnson &Johnson,1993), yaitu saling
ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal,
27
Falsafat yang mendasari pembelajaran Cooperative
Learning(pembelajaran gotong royong) dalam pendidikan adalah “ homo
homini socius” yang menekan bahwa manusia adalah makhluk sosial.
Cooperative Learning adalah sesuatu strategi belajar mengajar
yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau
membantu di antara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam
kelompok, yang terdiri dari dua atau lebih.
Pembelajaran Cooperative adalah salah satu bentuk pembelajaran
yang berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperative
merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota
kelompok kecil yang tingkat kemampuanya berbeda. Dalam
menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelo mpok harus
saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi
pelajaran. Dalam pembelajaran Cooperative , belajar dikatakan belum
selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan
pelajaran.
Menurut Anita Lie dalam bukunya”Cooperative Learning” , bahwa
model pembelajaran Cooperative Learning tidak sama dengan sekedar
belajar kelompok, tetapi ada unsur-unsur dasar yang membedakannya
dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan . Roger dan
David Johnson mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa
dianggap Cooperative Learning, untuk itu harus diterapkan lima unsur
model pembelajaran gotong royong yaitu:
a. Saling ketergantungan positif.
Keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha setiap
anggotanya. Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar
perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota
kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain dapat
28 b. Tanggung jawab perseorangan.
Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model
pembelajaran Cooperative Learning, setiap siswa akan merasa
bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Pengajar yang
efektif dalam pembelajaran Cooperative Learning membuat persiapan
dan menyusun tugas sedemikian rupa sehingga masing-masing anggota
kelompok harus melaksanakan tanggung jawabnya sendiri agar
selanjutnya dalam kelompok bisa dilaksanakan.
c. Tatap muka.
Dalam pembelajaran Cooperative Learning setiap kelompok harus
diberikan kesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi. Kegiatan
interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk membentuk
sinergi yang menguntungkan semua anggota. Inti dari sinergi ini adalah
menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi
kekurangan.
d. Komunikasi antar anggota.
Unsur ini menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan
berbagai keterampilan berkomunikasi, karena keberhasilan suatu
kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk
saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan
pendapat mereka. Keterampilan berkomunikasi dalam kelompok
meupakan proses panjang. Namun, proses ini merupakan proses yang
sangat bermanfaat dan perlu ditempuh untuk memperkaya pengalaman
belajar dan pembinaan perkembangan mental dan emosional para siswa.
e. Evaluasi proses kelompok.
Pengjar perlu menjadwal waktu khusus bagi kelompok untuk
mengevaluasi kerja dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa
29
Urutan langkah-langkah perilaku guru menurut model
pembelajaran coopertive yang diuraikan oleh Arends (1997) adalah
sebagaimana terlihat table berikut ini.
Tabel. I Sintaks Pembelajaran Cooperative
Fase Tingkah Laku Guru
Fase 1
Menyampaikan tujuan dan
memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan
pelajaran yang ingin di capai pada
pelajaran tersebut dan memotivasi siswa
belajar
Fase 2
Menyampaikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa
dengan jalan demonstrasi atau lewat
bahan bacaan
Fase 3
Mengkordinasikan siswa ke
dalam
kelompok-kelompok belajar
Guru menjelaskan kepada siswa
bagaimana caranya membentuk
kelompok belajar dan membantu setiap
kelompok agar melakukan transisi secara
efisien
Fase 4
Membimbing kelompok bekerja
Dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok
belajar pada saat pada saat mereka
mengerjakan tugas mereka
Fase 5
Evaluasi
Guru mengevaluasi tentang materi yang
telah dipelajari atau masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil
kerjanya
Fase 6
Memberikan penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk
penghargaan baik upaya maupun hasil
30
2. Tujuan Pembelajaran Cooperative Learning
Tujuan pembelajaran cooperative berbeda dengan kelompok
konversional yang menerapkan sistem kompetisi, dimana keberhasilan
individu diorientasikan pada kegagalan orang lain. Sedangkan tujuan dari
pembelajaran Cooperative adalah menciptakan situasi di mana
keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan
kelompoknya(Slavin,1994).
Model pembelajaran Cooperative dikembangkan untuk mencapai
setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum oleh
Ibrahim, et al. (2000), yaitu:
a. Hasil belajar akademik
Dalam belajarCooperative meskipun mencakup beragam tujuan
sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademik penting
lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu
siswa memahami konsep-konsep sulit. Para pengembang model ini telah
menunjukkan bahwa model struktur penghargaan Cooperative telah dapat
meningkatkan nilai siswa pada pelajaran akademik dan perubahan norma
yang berhubungan dengan hasil belajar. Disamping mengubah norma yang
berhubungan dengan hasil belajar, pembelajaran kooperatife dapat
memberikan keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun
kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik.
b. Penerimaan terhadap perbedaan individu
Tujuan lain model pembelajaran Cooperative adalah penerimaan
secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas
sosial, kemampuan, dan ketidakmampuan. Pembelajaran kooperative
memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk
bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui
31 c. Pengembangan keterampilan sosial
Tujuan penting ketiga pembelajaran Coopertaive adalah, mengajarkan
kepada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi.
Keterampilan-keterampilan sosial, penting dimiliki oleh siswa sebab saat ini banyak anak
muda masih kurang dalam keterampilan sosial.
3. Model Pembelajaran Cooperative LearningTeknik Jigsaw
Dalam teknik ini, guru memperhatikan skemata atau latar belakang
pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan
pelajaran menjadi lebih bermakna,.selain itu, siswa bekerja sama dengan
sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak
kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan
berkomunikasi.
Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran
kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang
bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu
mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya.
Model pembelajaran cooperative tipe Jigsaw merupakan model
pembelajran kooperatif dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang
terdiri dari 4-6 orang secara heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan
yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi
pelajaranyang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada
anggota kelompok yang lain.
Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa
terhadap pembelajaranya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak
hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap
memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada kelompok yang lain.
Dengan demikian, “ siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus
32
Para anggota dari tim-tim yang berbeda dengan topik yang sama
bertemu untuk diskusi (tim ahli) saling membantu satu sama lain tentang topik
pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian siswa-siswa itu
kembali pada tim / kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota
kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari sebelumnya pada
pertemuan tim ahli.
Pada model pembelajaran cooperative tipe Jigsaw, terdapat kelompok
asal dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk siswa yang
beranggotakan siswa dengan kemampuan,asal, dan latar belakang keluarga
yang beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli.
Kelompok ahli yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal
yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik
tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya
untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.
Belajar ala Jigsaw merupakan teknik yang paling banyak dipraktikkan.
Teknik ini serupa dengan pertukaran kelompok de ngan kelompok, namun ada
satu perbedaan penting: yakni tiap siswa mengerjakan sesuatu. Ini merupakan
alternatif menarik bila ada materi belajar yang bisa disegmentasikan atau di
bagi-bagi dan bila bagian-bagiannya harus diajarkan secara berurutan. Tapi
siswa mempelajari sesuatu yang bila digabungkan dengan materi yang
dipelajari oleh siswa laim, membentuk kumpulan pengetahuan atau
ketrampilan yang padu.
Langkah-langkah dalam penerapan teknik Jigsaw adalah sebagai berikut :
a. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok (disebut dengan
kelompok asal, setiap kelompok terdiri dari 4 – 6 siswa dengan kemampuan
yang heterogen). Setiap anggota kelompok nantinya diberi tugas untuk
memilih dan mempelajari materi yang telah disiapkan oleh guru (misal ada 5
33 -Misal 1 kelas : 40 anak
-Ada 5 topik yang akan
dipelajari
Kelompok asal
b. Di kelompok asal, setelah masing-masing siswa menentukan pilihanya,
mereka langsung membentuk kelompok ahli berdasarkan materi yang
dipilih.
Ilustrasinya adalah sebagai berikut:
Kelompok asal
34
c. Setelah setiap kelompok ahli mempelajari (berdiskusi) tentang materinya
masing-masing, setiap anggota dalam kelompok ahli kembali lagi ke
kelompok asal untuk menjelaskan/menularkan apa-apa yang telah mereka
pelajari/diskusikan di kelompok ahli. Ilustrasinya adalah sebagai berikut:
Materi A Materi B Materi C Materi D Materi E
Kelompok Asal
d. Dalam tipe ini peran guru lebih banyak sebagai fasilitator, yaitu
memfasilitasi agar pelaksanaan kegiatan diskusi dalam kelompok ahli
maupu penularan dalam kelompok asal berjalan secara efektif dan optimal.
e. Setelah masing-masing anggota dalam kelompok asal selesai
menyampaikan apa yang dipelajari sewaktu dalam kelompok ahli, guru
memberikan soal/kuis pada seluruh siswa. Soal harus dikerjakan secara
individual.
f. Nilai dari pengerjaan kuis individual digunakan sebagai dasar pemberian
nilai penghargaan untuk masing-masing kelompok. Teknik
penilaian/penghargaan akan dijelaskan tersendiri di akhir bab pembelajaran
cooperative ini.
35
Dalam pelaksanaan di sekolah tidak selalu berjalan dengan mulus
meskipun rencana telah dirancang sedemikian rupa. Hal-hal yang dapat
menghambat proses pembelajaran terutama dalam penerapan model
pembelajaran Cooperative learning diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Kurangnya pemahaman guru mengenai penerapan pembelajaran
Cooperative Learning.
b. Jumlah siswa yang terlalu banyak yang mengakibatkan kerjasama guru
terhadap proses pembelajaran relative kecil sehingga yang hanya
segelintir orang yang menguasai area kelas, yang lain hanya sebagai
penonton.
c. Kurangnya buku sumber sebagai media pembelajaran.
d. Terbatasnya pengetahuan siswa akan sistem teknologi dan informasi
yang dapat mendukung proses pembelajaran.
Agar pelaksanaan pembelajaran Cooperative Learning dapat berjalan
dengan baik, maka upaya yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Guru senantiasa mempelajari teknik-teknik penerapan model
pembelajaran Cooperative Learning di kelas dan menyesuaikan dengan
materi yang akan diajarkan.
b. Pembagian jumlah siswa yang merata, dalam artian tiap kelas
merupakan kelas heterogen.
c. Diadakan sosialisasi dari pihak terkait tentang teknik pembelajaran
Cooperative Learning.
d. Meningkatkan sarana pendukung pembelajaran terutama buku sumber.
Mensosialisasikan kepada siswa akan pentingnya sistem teknologi dan
36 BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A.Deskripsi Penelitian Siklus 1
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan meode Penelitian
Tindakan Kelas terdiri dari 3 (tiga ) siklus yaitu siklus I, II dan siklus III.
Tahapan-tahapan dari setiap siklus terdiri dari :
1. Perencanaan (planning)
Peneliti membuat perencanaan sebagai berikut:
a. Peneliti menentukan permasalahan dan pengkajian evaluasi terhadap
pembelajaran Akidah Akhlak yang selama ini dilakukan dengan
menggunakan metode ceramah sehingga siswa kurang aktif dalam
mengikuti proses pembelajaran dan pada akhir pembelajaran tidak
diadakan evaluasi.
b. Penyusunan Rencana Pelaksanaan (RPP) dengan menggunakan media
dan metode ataupun pendekatan pembelajaran yang sesuai (medel
pembelajaran Jigsaw) dengan pokok bahasan dan istrumen pengumpulan
data selama penelitian tindakan.
c. Menyusun soal pre-tes/pos-tes untuk mengetahui hasil belajar siswa
sebelum/sesudah pelaksanaan tindakan kelas.
d. Menyiapkan media dan fasilitas pendukung meliputi buku paket
Pendidikan Agama Islam Kelas XII.
e. Membuat panduan observasi (istrumen) untuk mengetahui motivasi
belajar siswa, kerjasama antar siswa dalam diskusi/kerja kelompok, dan
kelancaran kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran Jigsaw.
2. Tindakan (Acting)
Pelaksanaan tindakan yang dilakukan peneliti untuk mengoptimalkan hasil
37
Akidah Akhlak bagi siswa kelas MTs Negeri Wonosegoro melalui model
pembelajaran Jigsaw ada beberapa tahap antara lain:
a. Tahap pertama:
1)Membuka kegiatan pembelajaran dengan salam
2) Mengkondisikan siswa dilanjutkan dengan berdoa bersama
3) Mengadakan pre-tes pada awal siklus untuk mengetahui kondisi awal
siswa sebelum diberi tidakan
4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
5) Siswa yang berjumlah 39 siswa dibagi menjadi beberapa kelompok,
dengan setiap kelompok terdiri dari 4-6 siswa dengan
kemampuan yang berbeda. Kelompok ini disebut kelompok
asli.
b. Tahap kedua:
1) Setiap siswa diberi tugas mempelajari salah satu bagian materi
pembelajaran
2) Semua siswa dengan materi pembelajaran yang sama belajar bersama
dalam kelompok ahli.
3) Dalam kelompok ahli, siswa mendiskusikan bagian materi
pembelajaran yang sama, serta menyusun rencana bagaimana
menyampaikan kepada temanya jika kembali ke kelompok asal.
4) Guru memfasilitasi diskusi kelompok baik yang ada pada kelompok
ahli maupun kelompok asal.
5) Setelah siswa berdiskusi dalam kelompok ahli maupun kelompok asal,
prestasi masing-masing kelompok atau dilakukan pengundian salah
satu kelompok untuk menyajikan hasil kelompok yang telah dilakukan
agar guru dapat menyamakan persepsi pada materi pembeljaran yang
telah didiskusikan.