• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN APE KEMAMPUAN KOGNITIF PADA ANAK KELOMPOK A MELALUIPERAGA RUMAH WARNADI PAUD CERDAS CERIA JETIS KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN APE KEMAMPUAN KOGNITIF PADA ANAK KELOMPOK A MELALUIPERAGA RUMAH WARNADI PAUD CERDAS CERIA JETIS KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN APE KEMAMPUAN KOGNITIF PADA

ANAK KELOMPOK A MELALUIPERAGA RUMAH

WARNADI PAUD CERDAS CERIA JETIS KECAMATAN

BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH:

LIYA NURUL ARIFAH

NIM 11613021

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(2)

PENINGKATAN APE KEMAMPUAN KOGNITIF PADA

ANAK KELOMPOK A MELALUIPERAGA RUMAH

WARNADI PAUD CERDAS CERIA JETIS KECAMATAN

BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH:

LIYA NURUL ARIFAH

NIM 11613021

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(3)
(4)

PENINGKATAN APE KEMAMPUAN KOGNITIF PADA

ANAK KELOMPOK A MELALUIPERAGA RUMAH

WARNADI PAUD CERDAS CERIA JETIS KECAMATAN

BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH:

LIYA NURUL ARIFAH

NIM 11613021

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(5)
(6)
(7)
(8)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Orang-orang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja karena mereka

terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka bekerja.

Mereka tidak menyianyiakan waktu untuk menunggu inspirasi” .

( Yulikha Sarifiyanti )

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada orang-orang yang telah membantu mewujudkan impian saya, dan yang selalu ada bersama saya :

1. Untuk Bapak (Khoiri) Ibu ( Kalimah) kakak dan adik saya serta seluruh

keluarga yang telah memberikan dukungan dan do’a dalam menyelesaikan

tugas akhir ini.

2. Untuk Bapak dan Ibu dosen yang membekali berbagai ilmu pengetahuan. 3. Untuk sahabat-sahabat terkasih Anistya Rachmandani,Ika Khoirul B,

Asmaul Husna, Anik Rohmiyati, Musafak, Miftakhul Ulum, Wawan fitriyanto, Ahmad Junaidi, Nurrayhana, Andiyanto, dll, terima kasih sudah

menjadi yang terbaik.

4. Untuk teman-teman satu angkatan 2013 yang tidak bisa saya sebutkan satu

persatu.

(9)

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrohim

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas kehadiratnya yang selalu memberikan nikmat, karunia, taufik, serta hidayah-Nya, akhirnya penulis

mampu menyelesaikan skripsi dengan judul “Peningkatan APE kemampuan kognitif pada anak kelompok A melalui peraga rumah warna di PAUD cerdas Ceria Jetis Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun

Pelajaran 2017/2018”.

Tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi

Agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dengan segala keterbatasan yang ada pada penulis, sehingga skripsi ini jauh dari sempurna, juga masih

terdapat kekurangan. Untuk itu penulis dengan segala kerendahan hati memohon kritik dan saran dari segala pihak yang bertujuan untuk

menyempurnakan skripsi ini.

Skripsi ini juga tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak,

oleh karena itu pada kesempatan ini ijinkanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

3. Ibu Siti Asdiqoh, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Islam Anak

(10)

4. Ibu Peni Susapti, M.Si. Dosen Pembimbing yang sabar selalu mebimbing, serta mengorbankan waktu serta tenaga untuk mebimbing

penulis dalam penulisan Skripsi hingga akhir.

5. Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmu

pengetahuan, serta karyawan IAIN Salatiga sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang pendidikan S1.

6. Ibu Yulikha Sarifiyanti, S.Pd. selaku Kepala Sekolah PAUD Cerdas

Ceria, beserta guru-guru yang telah mengizinkan kepada penulis untuk melakukan penelitian di PAUD Cerdas Ceria Jetis.

7. Siswa-siswi PAUD Cerdas Ceria Jetis yang telah mendukung dan membantu penulis melakukan penelitian.

8. Kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan dan

doa dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

9. Sahabat-sahabat terkasih,Anistya Rachmandani,Ika Khoirul B, Asmaul Husna, Anik Rohmiyati, Musafak, Miftakhul Ulum, Wawan fitriyanto, Ahmad Junaidi, Nurrayhana, Andiyanto, dll, terima kasih sudah menjadi yang terbaik.

10.Teman PIAUD 2013, yang selalu bersama dalam suka dan duka. 11.Semua pihak yang telah membantu penulis dalam meyelesaikan skripsi

ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT penulis memohon agar kepada mereka yang telah berjasa kepada penulis diberikan balasan yang berlipat ganda dan semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi kita semua.Amin.

(11)

ABSTRAK

Arifah , Liya Nurul. 2018. Peningkatan Kognitif Anak Melalui Peraga Rumah Warna Pada SiswaKelompok ADi PAUD Cerdas Ceria Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi, Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Peni Susapti, M.Si.

Kata Kunci:Kemampuan kognitif anak, Media Rumah Warna

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak melalui peraga rumah warna pada anak usia dini di PAUD Cerdas Ceria Jetis tahun 2017/2018. Anak belum memahami tentang pengenalan konsep warna ( menyebutkan nama-nama warna, mengelompokkan warna yang sama, menyebutkan nama benda dan warna disekitar anak dan mengurutkan pola berdasarkan warna.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah anak dengan usia 2 - 4 tahun yang tergabung dalam Kelompok A dan berjumlah 25 anak. Metode yang digunakan untuk pengumpulan data adalah observasi, dokumentasi dan instrumen.Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, Siklus I pada Rabu, 27 September 2017 dan Siklus II pada Kamis, 3 Oktober 2017. Subjek penelitian adalaha kelompok A sebanyak 25 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan, dilaksanakan di PAUD Cerdas Ceria Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018.

(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR BERLOGO ... ii

JUDUL ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PERNYATAAN KEASLIAAN TULISAN ... v

PENGESAHAN KELULUSAN ... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C.Tujuan Penelitian ... 6

D.Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan... 7

E. Kegunaan Penelitian ... 7

F. Definisi Operasional ... 8

G.Metode Penelitian ... 9

(13)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kemampuan Kognitif ... 18

1. Pengertian Kemampuan Kognitif ... 18

2. Faktor-Faktor yang Mempangaruhi Perkembangan Kognitif . ` 19 3. Program Pengembangan Kognitif ... 21

4. Tahap-Tahap Perkembangan Anak Usia Dini... 22

5. Klasifikasi Pengembangan Kognitif ... 24

B. Alat Peraga Edukatif 1. Pengertian Alat Permainan Edukatif (APE) ... 27

2. Fungsi Alat Permainan Edukatif ... 28

3. Pembuatan Rancangan Permainan Edukatif ... 29

C. Rumah Warna 1. Pengertian Alat Peraga Rumah Warna ... 31

2. Alat dan Bahan Pembuatan Rumah Warna ... 32

3. Langkah-langkah Pembuatan Rumah Warna ... 33

4. Langkah-langkah Permainan RumahWarna ... 36

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Berdirinya PAUD Cerdas Ceria ... 37

2. Profil PAUD Cerdas Ceria ... 37

3. Visi dan Misi ... 38

4. Keadaan Siswa dan Guru ... 38

(14)

B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 43

C. Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus ... 44

D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 44

E. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 47

BAB IV ANALISIS DATA A. Ketentuan KKM/Standar Keberhasilan... 51

B. Analisis Data Per Siklus 1. Ketentuan Hasil Penilaian ... 51

2. Analisis Data Per Siklus ... 53

3. Analisis Data Siklus I ... 56

4. Analisis Data Siklus II ... 62

C. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Ketentuan Hasil Akhir APE Rumah Warna ... 67

2. Peningkatan Hasil Jumlah Siswa yang mencapai Presentase . 68 3. Peningkatan Hasil Pengamatan Guru dan Siswa ... 69

V PENUTUP A. Kesimpulan ... 70

B. Saran ... 70 DAFTAR PUSTAKA

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Ketentuan Pemberian Nilai Lembar Kerja Anak ... 16

Tabel 3.1 Data Siswa Kelompok A PAUD Cerdas Ceria ... 39

Tabel 3.2 Data Guru PAUD Cerdas Ceria ... 40

Tabel 4.1 Indikator Keberhasilan Kreativitas yang Diamati ... 52

Tabel 4.2 Ketentuan Pemberian Nilai Tugas Anak ... 52

Tabel 4.3 Hasil Penilaian Pra Siklus ... 54

Tabel 4.4 Hasil Penilaian Siklus I ... 57

Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus I ... 59

Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I ... 60

Tabel 4.7 Hasil Penilaian Siklus II ... 63

Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus II ... 65

Tabel 4.9 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II ... 66

(16)

DAFTAR GAMBAR

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) Siklus I Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) Siklus II

Lampiran 3 Foto pelaksanaan Pembelajaran Lampiran 4 Penunjukkan Dosen Pembimbing

Lampiran 5 Surat Permohonan Ijin Penelitian Lampiran 6 Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 7 Lembar Pengamatan Kegiatan Guru Siklus I

Lampiran 8 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I Lampiran 9 Lembar Pengamatan Kegiatan Guru Siklus II

Lampiran 10 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II Lampiran 11 Lembar Konsultasi Pembimbing

Lampiran 12 Daftar SKK

(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kunci utama bagi bangsa yang ingin maju dan

unggul dalam persaingan global. Pendidikan adalah tugas negara yang paling penting. Sumber manusia yang berkualitas merupakan prasyarat dasar bagi terbentuknya peradaban yang lebih baik dan sebaliknya, sumber manusia

yang buruk akan menghasilkan peradaban yang buruk. Menurut UU No.20 Tahun 2003 pengertian Pendidikan adalah sebuah usaha yang dilakukan

secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, membangun kepribadian,

pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Undang-undang inilah

yang menjadi dasar berdirinya proses pendidikan yang ada di Indonesia. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber

daya manusia melalui kegiatan pembelajaran.

Prinsip Pendidikan anak usia dini adalah “bermain sambil belajar, atau

belajar seraya bermain”. Sesuai dengan perkembangan, oleh sebab itu

diharapkan seorang pendidik yang kreatif dan inovatif agar anak bisa senang, tenang aman, dan nyaman selama dalam proses belajar mengajar di sekolah

(19)

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah pemberian upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh, dan pemberian kegiatan yang akan

menghasilkan kemampuan dan keterampilan anak (Sujiono, 2009:7). Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan

oleh pemerintah pada jalur pendidikan formal, non formal dan informal.Sebagaimana dalam ayat Al-Qur’an yang menganjurkan agar umat manusia mau menuntut ilmu, tertuang dalam Firman Allah SWT

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu

“Berlapang-lapanglah dalam majelis”, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan : “Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang–orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat . Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan“ (Al Mujadalah :11).

Anak usia dini (AUD) merupakan kelompok usia berada dalam perkembangan yang sangat unik, karena dalam proses perkembanganya

(20)

( masa peka ).Golden Agemerupakan waktu yang paling cepat dan tepat untuk memberikan bekal yang sangat kuat pada anak. Dimasa peka,

kecepatan pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50% dari keseluruhan perkembangan otak anak selama hidupnya. Artinya, Golden Age

merupakan masa yang sangat tepat untuk menggali segala potensi kecerdasan anak sebanyak – banyaknya (Asyiah, 2007: 2.1).

Pada pendidikan anak usia dini, menurut Permendiknas RI No. 20

tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003:28), menjelaskan secara jelas batasan tentang pendidikan anak usia dini bahwa, “Pendidikan Anak Usia Dini diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia

enam tahun”.Keberhasilan dalam menjalankan tugas perkembangan pada suatu masa akan menentukan keberhasilan pada masa perkembnagna anak

berikutnya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Havighurst ( Kumala Sari, 2015: 2) yang berpendapat bahwa “ perkembangan pada satu tahap perkembangan akan menetukan bagi perkembangan pada anak selanjutnya. Hal inilah yang menjadi acuan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah

pendidikan yang sedang jadi prioritas saat ini. Dalam masa peka ini diharapkan para orang tua atau pun pendidik dapat mengupayakan pembinaan yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan. Masa

peka merupakan peletak dasar untuk mengembangkan kemampuan- kemampuan agama,moral, fisik, kognitif, bahasa, serta sosial emosional (

(21)

Dalam dunia pendidikan salah satu aspek perkembangan anak usia dini adalah perkembangan kognitif. Pada jaman ini banyak orang berpendapat

terutama para orang tua perkembangan kognitif harus dikembangkan pada anak sejak dini semaksimal mungkin dengan alasan meningkatnya tingkat

globalisasi dunia ini yang semakin cepat. Kognitif adalah proses yang terjadi secara internal di dalam pusat susunan syaraf pada waktu manusia sedang berpikir (Gagnedalam Jamaris, 2006: 4). Perkembangan kognitif ini

berkembang secara bertahap, sejalan dengan perkembangan fisik dan syaraf-syaraf yang berada di pusat susunan syaraf-syaraf.

Kemampuan kognitif merupakan salah satu bidang pengembangan yang berada di Pendidikan Anak Usia Dini. Kemampuan ini di kembangkan dan diarahkan kepada anak agar anak mampu menyelesaikan dan

memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari, mengembangkan daya pikirnya dan mengerti kondisi yang ada dilingkungan

sekitarnya. Kemampuan kognitif diarahkan untuk anak agar mampu mengembangkan daya persepsinya berdasarkan apa yang dilihatnya,

didengar, dan dirasakan sehingga anak memiliki pemahaman yang utuh dan komprehensif (Sugiyanto, 2013: 5 ).

Pengenalan kemampuan kognitif pada anak usia dini bukan hanya

mengasah kemampuan mengingat tetapi juga imajinatif dan artistik, pemahaman ruang, keterampilan kognitif serta pola pikir kreatif. Anak usia

(22)

kreativitas serta imajinasi sebagai seorang anak yang penuh dengan dengan daya khayal sesuai dengan perkembanganya. Pengenalan warna pada anak

dapat merangsang indera penglihatan, otak, estetis dan emosi.Menurut Berrill (2008: 7) warna dapat memberikan efek seni dan rasa keindahan serta cara

ekspresi seni yang dialami untuk mengungkapkan pikiran, perasaan , dan pemikiran dalam imajinasi.

Ada berbagai macam kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan

kognitif misalnya : mengenalkan konsep warna , bentuk geometri, bau, rasa pada anak yaitu salah satunya dengan kegiatan bermain. Bemain dapat

menimbulkan rasa ingin tahu pada anak dan anakdapat memecahkan masalah sederhana yag berasal dari kegiatan bermain yang bisa menggunakan alat permainan dan bisa juga tanpa alat permainan, karena dunia anak adalah

dunia bermain

Ada banyak sekali jenis permainan dan alat permainan yang ada

disekitar kita yang beraneka ragam. Dalam dunia pendidikan alat permainan ini disebut Alat Peraga edukatif (APE). Alat Peraga Edukatif memang

sengaja dibuat untuk merangsang kemampuan dasar anak. Alat Permainan Edukatif ini sangat beraneka ragam, terbuat dari balok kayu, plastik dan sebagainya. Alat Permainan Edukatif ini tersedia di Toko-toko mainan

disekitar kita. Disini penulis membuat sendiri alat peraga edukatif yang bertujuan untuk meningkatkan perkembangan kognitif pada anak usia dini.

(23)

macam kegiatan dalam perkembangan kognitifnya. Hal ini disebabkan oleh Alat Permainan Edukatif yang kurang memadai dan terbatas sehingga anak

tidak berkonsentrasi dan merasa bosan dan dalam teknik pembelajaran yang kurang bervariasi.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul “ PENINGKATAN APE KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK KELOMPOK A MELALUI PERAGA

RUMAH WARNA DI PAUD CERDAS CERIA JETIS KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN

2017/2018 “

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah permainan edukatif dengan peraga rumah warna dapat meningkatkan kemampuan kognitif pada

anak kelompok A di PAUD Cerdas Ceria Jetis Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018 ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah yang telah disampaikan, maka tujuan dalam melakukan penelitian ini adalah untuk meningkatkan

kemampuan kognitif anak kelompok A melalui peraga rumah warna di PAUD Cerdas Ceria Jetis Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang

(24)

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

masalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul ( Arikunto, 2006: 71 ).

1. Hipotesis Tindakan

Penggunaan Alat Peraga Edukatif ( APE ) rumah warna dapat meningkatkan kemampuan Kognitif pada anak kelompok A di

PAUD Cerdas Ceria Jetis Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2017/2018.

Dengan ditunjang dari beberapa strategi antara lain memberikankesempatan anak untuk mencoba dan mengembangkan kemampuan, daya pikir, dan daya cipta serta memberi kesempatan

pada anak untuk bereksplorasi. 2. Indikator Keberhasilan

Penerapan pengembangan kemampuan kognitif melalui peraga rumah warna dapat dikatakan berhasil apabila indikator yang

diterapkan tercapai.

Adapun indikator yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut : a. Ada perubahan hasil belajar secara berkelanjutan dari siklus 1

ke siklus 2 dan selanjutnya.

b. Siswa kelompok A memenuhi kriteria keberhasilan serta

(25)

c. Siswa antusias dalam kegiatan penggunaan Alat Peraga Edukatif (APE) rumah warna.

E. Kegunaan Penelitian

1. Penelitian tentang kemampuan guru dalam meningkatkan perkembangan

kognitif, bentuk dan rasa melalui alat peraga rumah warna yang dapat mengembangkan dan menambah ilmu pengetahuan serta dapat dijadikan wacana khusus bagi pendidikan dan dapat menambah wawasan luas

dalam meningkatkan kognitif anak, sehingga guru harus kreatif dalam mengembangkan kognitif anak.

2. Penelitian tentang peningkatan kognitif anak melalui peraga rumah warna ini dapat memberi manfaat, dorongan dan wawasan bagi guru dan orang tua agar lebih memperhatikan pendidikan anak di dalam

pengembangan kemampuan berpikir, keterampilan, dan menumbuhkan kognitif bagi anak.

F. Definisi operasional

1. Kemampuan kognitif

Menurut Sugiyanto ( 2013: 5 ) kemampuan kognitif diarahkan agar anak mampu mengembangkan daya persepsinya berdasarkan apa yang dilihat, didengar dan dirasakan, sehingga anak akan memiliki

pemahaman yang utuh dan komprehensif. Menurut Berrill (2008: 7) warna dapat memberikan efek seni dan rasa keindahan serta cara

(26)

kemampaun kognitf adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dalam memecahkan suatu masalah melalui proses berfikir

menghubungkan, menilai serta mempertimbangkan dalam menyesuiakan diri untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

2. Peraga Rumah Warna

Rumah warna merupakan salah satu mainan sekaligus media edukatif yang sangat bermanfaat untuk menstimulasi perkembangan

anak dan meningkatkan perkembangan kognitif yang lebih tepatnya pada anak usia dini, diantaranya :

a. Anak mampu membedakan warna benda. b. Anak mampu mengetahui rasa makanan.. c. Anak mampu membedakan konsep besar kecil.

d. Anak mampu membedakan konsep atas bawah. e. Anak mampu membedakan konsep panjang pendek.

f. Anak mampu membedakan konsep bentuk.

Jadi yang dimaksud judul penelitian ini adalah peraga rumah

warna dapat membantu untuk meningkatkan kemampuan kognitif di PAUD Cerdas Ceria.

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Pada penelitian ini, penulis berusaha untuk

(27)

dengan menerapkan pembelajaran menggunakan peraga rumah warna, maka dengan demikian data yang akan dikumpulkan dalam

penelitian bersifat deskriptif yaitu mengenai uraian-uraian kegiatan pembelajaran siswa dan penelitian ini menggunakan

pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian tindakan kelas. Jenis penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) karena peneliti bertindak secara langsung dalam penelitian, mulai

dari awal sampai akhir tindakan. Penelitian tindakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan,

yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama ( Arikunto, 2009:3 ). Penelitian tindakan kelas ini berfokus pada upaya untuk mengubah kondisi real sekarang ke

arah yang diharapkan ( improvemen oriented ). 2. Subyek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subyek adalah siswa PAUD Cerdas Ceria Jetis Kecamatan Bandungan Kabupaten

Semarang yang berjumlah 25 siswa, yang terdiri dari 14 laki-laki dan 11 perempuan dengan berbagai macam karakteristik yang beraneka ragam.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PAUD Cerdas Ceria Jetis di

(28)

4. Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini ada empat langkah dalam melakukan

penelitian tindakan kelas ( PTK ), yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi ( Suyadi, 2010 : 49 ). Uraian rancangan

siklus penelitian tersebut , seperti dibawah ini :

a. Perencanaan (planning). Perencanaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dan mitra peneliti untuk

merencanakan kegiatan yang dilakukan, memilih metode yang tepat, menyiapkan media yang digunakan, menyusun

skenario pembelajaran dan menyiapkan lembar observasi sebagai alat penilaian.

b. Pelaksanaan ( acting ). Pelaksanaan tindakan kelas yaitu

implementasi atau penerapan isi rancangan di dalam kelas. Dalam pelaksanaan tindakan harus taat pada rancangan

yang sudah dirumuskan.

c. Pengamatan ( observing ). Pengamatan yaitu pelaksanaan

pengamatan oleh pengamat. Pengamatan dilakukan pada saat berelangsungnya pelaksanaan tindakan, hal-hal yang perlu diamati adalah kegiatan guru mengajar dan kegiatan

anak mengikuti pembelajaran serta hasil kerja anak melalui lembar observasi.

(29)

Refleksi perlu dilakukan untuk merenung kegiatan yang sudah dilakukan, untuk mengetahui kelemahan dan

kekurangan yang dialami baik pada perencanaan maupun pada pelaksanaan tindakan. Agar dapat dijadikan acuan

untuk perbaikan pada siklus berikutnya.

Alat Peraga Edukatif ( APE ) ini akan memberikan pengalaman langsung yang berharga pada guru untuk dapat memperbaiki

pembelajaran dan mengetahui kelemahan–kelemahan yang ditemukan pada setiap siklusnya, agar bisa diperbaiki pada siklus berikutnya,

hingga memperoleh hasil yang baik juga bagi anak-anak. Untuk lebih jelasnya tahapan-tahapan dalam penelitian tindakan kelas menurut (Yanto, 2013:42) menjabarkan sebagai berikut:

Gambar 1.1. Tahapan-tahapan Penelitian Tindakan Kelas (Suyadi, 2010:50)

Perencanaan

SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan Refleksi

Refleksi

Pelaksanaan

Pelaksanaan

(30)

Pada tiap siklus terdiri dari 4 komponen yakni perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi (reflecting).

5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan peneliti untuk

mengumpulkan data dan informasi dari hasil pelaksanaan tindakan. Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, lembar penilaian performa, dan

dokumentasi.

6. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Arikunto ( 2005: 10 ) metode pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatanya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi

sistematis dan dipermudah olehnya. Metode-metode yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah

sebagai berikut : a. Metode Observasi

Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah cara melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Format yang

(31)

Jenis observasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah observasi langsung yaitu pengamatan dan pencatatan

yang dilakukan terhadap objek di tempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa. Dalam penelitian ini, observasi

dilakukan di PAUD Cerdas Ceria. Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung untuk megetahui aktivitas anak dalam permainan menggunakan peraga Rumah

Warna. Kegiatan lebih mudah dilakukan dengan menggunakan lembar observasi sebagai isntrumen penelitian.

Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah daftar ( check list ). Instrumen check list digunakan memastikan kemampuan anak dalam mengikuti permainan dengan

menggunakan peraga Rumah Warna. b. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat

kabar, majalah, prasaasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya ( Arikunto,2006: 231 ). Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa foto-foto pada saat

kegiatan pembelajaran berlangsung. Dokumentasi ini dilakukan untuk memberikan gambaran nyata tentang

(32)

anak melalui permainan Rumah Warna saat pembelajaran berlangsung serta untuk memperkuat data yang dieroleh.

7. Analisis Data

Pada penelitian ini data yang dianalisis yaitu hasil yang

diperoleh siswa pada pembelajaran menggunakan Rumah Warna di tiap siklus yang disertai dengan pembuatan laporan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ). Untuk menganalisa data yang telah

diperoleh melalui observasi dan dokumentasi maka peneliti menganalisis data yang telah diperoleh untuk memastikan bahwa

pembelajaran dengan permaina rumah warna dapat meningkatkan kemampuan kognitif n pada anak. Analisis data dapat dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu :

a. Menelaah semua data yang diperoleh dari ahsil observasi, dokumentasi dan catatan lapangan

b. Menyeleksi data tindakan aktivitas seorang guru dan aktivitas setiap murid dalam menerapkan permainan

Rumah Warna.

c. Menyajikan data atau memaparkan data. d. Menyimpulkan data.

Data anak yang telah terkumpul dianalisis, analisis data yang telah terkumpul guna mengetahui seberapa besar keberhasilan

(33)

penelitian pada tiap siklus.Peneliti membuat perbandingan peresentase nilai anak sebelum dan sesudah menerapkan

permainan Rumah Warna. Dalam membuktikan hasil penelitian akan dilakukan analisis dengan rumus sebagai berikut :

Jumlah siswa

Tabel 1.1 Ketentuan Pemberian Nilai Lembar Kerja Anak Simbol

Dalam penyusunan skripsi ini terbagi menjadi beberapa sistematika pembahasan.Hal ini dilakukan agar mempermudah peneliti dalam penyususnan skripsi ini dan mempermudah dalam membaca dan memahami

isi dari skripsi ini. Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari :

(34)

BAB I : PENDAHULUAN, berisi tentang pendahuluan skripsi secara umum meliputi : latar belakang masalah, perumusan masalah,

tujuan dan manfaat penelitian, penegasan istilah metode penelitian, sistematika penelitian.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA, berisi tentang kemampuan kognitif, pengenalan warna, media rumah warna, keunggulan rumah warna bagi anak usia dini, dan langkah-langkah permainan

rumah warna.

BAB III : PELAKSANAAN PENELITIAN, berisi gambaran situasi

umum PAUD Cerdas Ceria Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang, diskripsi pelaksanaan siklus I , diskripsi pelaksanaan siklus II.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, memaparkan hasil penelitian dan pembahasan sesuai dengan tujuan dan hasil

penelitian.

BAB V : PENUTUP, Bab ini berisi penutup yang mencakup kesimpulan

hasil penelitian dan saran-saran.

(35)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kemampuan Kognitif

1. Pengertian Kemampuan Kognitif

Perkembangan kognitif pada hakikatnya adalah suatu proses berpikir yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian tau peristiwa. Kognitif juga diartikan

suatu proses berfikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa (Susanto,

2011: 47).

Menurut (Ernawulan Syaodih dan Mubair Agustin,2008: 20) berpendapat, perkembangan kognitif menyangkut perkembangan berpikir dan

bagaimana kegiatan berpikir itu bekerja. Dalam kehidupanya, mungkin saja anak dihadapkan pada persoalan yang menuntut pemecahanya.

Kemampuan kognitif diarahkan anak agar mampu mengembangkan daya persepsinya berdasarkan apa yang dilihatnya, didengar, dan dirasakan

sehingga anak memiliki pemahaman yang utuh (Sugiyanto, 2013: 5). Perkembangan kognitif menunjukkan bagaimana anak dapat mempergunakan kecerdasanya untuk memecahkan masalah. Karena kemampuan kognitif

adalah suatu proses yang dapat menilai, menghubungkan dan dapat dipertimbangkan.

(36)

pemahaman terhadap simbol, melakukan penalaran dan memecahkan masalah, serta terdapat beberapa program kepada anak. Kemampuan yang

diperoleh anak melalui dirinya sendiri dengan terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif

Faktor-Faktor yang mempengaruhi pengembangan kognitif dapat dijelaskan sebagai berikut (Sujiono, 2009:1. 25) yaitu :

a. Hereditas/keturunan

Teori hereditas atau nativisme pertama kali dipelopori oleh

seorang ahli filsafat Schopenhauer, mengemukakan bahwa manusia yang lahir sudah membawa potensi tertentu yang tidak dapat dipengaruhi oleh lingkungan.

b. Lingkungan

Teori lingkungan atau empirisme dipelopori oleh John Locke.

Dia berpendapat manusia dilahirkan sebenarnya suci atau tabularasa. Jadi, perkembangan manusia ditentukan oleh pengalaman dan

pengetahuan yang diperolehnya dari lingkungan. c. Kematangan

Tiap organ ( fisik maupun psikis ) dikatakan matang jika telah

(37)

d. Pembentukan

Pembentukan ialah segala keadaan di luar diri seseorang yang

mempengaruhi perkembangan integensi. Pembentukan dapat dibedakan menjadi pembentukan sengaja (sekolah/formal) dan

pembentukan tidak sengaja (pengaruh alam sekitar/informal). e. Minat dan Bakat

Minat mengarahkan perbuatan kepada tujuan dan merupakan

dorongan untuk berbuat lebih giat dan lebih baik. Bakat seseorang akan mempengaruhi tingkat kecerdasannya. Seseorang yang memiliki

bakat tertentu akan semakin mudah dan cepat mempelajarinya. f. Kebebasan

Kebebasan adalah manusia berfikir divergen ( menyebar ) yang

berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode tertentu dalam memecahkan masalah-masalah dan memilih masalah sesuai

kebutuhanya.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan

bahwa faktor utama yang mempengaruhi perkembangan kognitif anak adalah faktor kematangan dan pengalaman yang bersal dari interaksi anak dengan lingkungan. Anak akan memperoleh pengalaman dengan

menggunakan asimilasi, akomodasi, dan dikendalikan oleh prinsip keseimbangan. Pada Anak Usia Dini (AUD) pengetahuan itu bersifat

(38)

3. Program Pengembangan Kognitif

Guna mengembangkan kemampuan kognitif anak perlu diberi

berbagai kegiatan untuk bermain dengan menjelajahilingkungan, lebih banyak merespon pada rangsangan pada lingkungan dengan cara yang

sangat konstruktif/membangun yaitu ketika ia mengorganisasi informasi dalam otaknya dalam pola yang dapat diprediksi sejak usia sangat dini. (Aisyah, 2008:5.32-5.33)

Selanjutnya dikatakan Beaty (dalam Aisyah,2008:5.33) mengemukakan bahwa ada 5 program pengembangan kognitif pada anak usia dini, yakni:

a. Bentuk

Bentuk adalah salah satu konsep dari konsep paling awal yang harus dikuasai. Anak dapat membedakan benda berdasarkan

bentuk lebih dahulu sebelum belajar ciri-ciri yang lainya. b. Warna

Konsep warna yang paling baik dikembangkan dengan cara memperkenalkan warna satu per satu kepada anak dan menawarkan

beragam permainan dan kegiatan menarik yang berhubngan dengan warna.

c. Ukuran

Ukuran adalah salah satu yang diperhatikan anak secara khusus.sering kali hubungan ukuran ini diajarkan dalam konteks

(39)

ukuran diperoleh dari pengalaman anak pada ia berinteraksi dengan lingkungannya, khususnya pengalaman yang berhubungan dengan

membandingkan mengklasifikasikan dan menyusun benda-benda. d. Pengelompokan

Ketika anak memilih benda, orang, kejadian, atau dalam kelompok dengan dasar beberapa karakteristik umum, seperti warna, ukuran, bentuk, kita dapat mengatakan anak sedang belajar

mengelompokkan. e. Pengurutan

Pengurutan adalah kemampuan meletakan benda dalam ukuran menurut urutan tertentu.

Dari beberapa program tersebut dapat disimpulkan

pengembangan konsep akan muncul secara sistematis melalui berbagai kegiatan yang dilakukan oleh anak. Jika anak diberi

kesempatan untuk melakukan berbagai kegiatan, maka akan mempermudah anak dalam memahami konsep yang dipelajarinya.

4. Tahap-Tahap Perkembangan Anak Usia Dini

Tahap-tahap perkembangan menurut Piaget (dalam Sujiono, 2009: 3.6 ) tentang keempat tahapan perkembangan kognitif pada

anak sebagai berikut : a. Sensorimotor

(40)

kombinasi komplek dari kemampuan sensori motor. Contohnya bayi menghisap jempolnya rasanya nyaman sehingga ia menghisap lagi.

b. Pra-operasional

Pada tahap ini anak berumur 2 – 7 tahun. Dalam tahapan inianak mulai mampu menggunakan nama benda,suara benda dan mengekspresikan kalimat-kalimat pendek secara efektif (Hamzah, 2009: 5).

c. Konkret Operasional

Tahap ini anak berusia 7 – 11 Tahun. Anak mengembangkan kemampuan berpikir logis tentang kejadian – kejadian konkrit. Contohnya, Ketika kita menuang susu dalam gelas pendek gemuk kedalam gelas susu yang tinggi kurus, dia akan tahu dan berbicara

terdapat jumlah yang sama. d. Formal Operasional

Tahap ini anak berusia 11 – remaja. Pada tahap ini anak mampu berfikir menggunakan logika. Jika kita bertanya, tali panjang dengan

beban ringan dibandingkan dengan tali panjang beban berat. Dia akan menjawab tali pendek akan membuat ayunan yang cepat, dan tali panjang akan membuat ayunan lambat.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa anak mulai bisa memahami realitas dilingkunganya.

(41)

hubungan – hubungan, kegiatan yang mnegakibatkan seorang anak memperoleh pengetahuan baru.

5. Klasifikasi Pengembangan Kognitif

Dengan pengembangan kognitif akan mudah bagi orang dewasa

mesntimulasi kemampuan kognitif anak sehingga, akan tercapai secara optimal potensi yang dimiliki anak. Berikut adalah masing-masing bidang pengembangan yaitu :

a. Pengembangan Auditory

Kemampuan ini berhubungan dengan bunyi atau indra

pendengaran. Kemampuan yang dikembangkan yaitu :

1) Mendengarkan dan menirukan bunyi yang didengar sehari-hari 2) Mengikuti perintah lisan sederhana.

3) Mendengarkan cerita dengan baik. 4) Menyebutkan nama-nama hari dan bulan.

b. Pengembangan Visual

Kemampuan ini berhubungan dengan penglihatan,

pengamatan, perhatian, dan tanggapa anak terhadap lingkungan. Kemampuan yang dikembangkan yaitu :

1) Mengetahui benda dari ukuran, bentuk, dan warnanya.

2) Mengenali huruf dan angka

3) Menyusun potongan teka-teki ( puzzle )

(42)

c. Pengembangan Taktil

Kemampuan ini berhubungan dengan pengembangan tekstur

(indera peraba). Kemampuan yang dikembangkan yaitu : 1) Bermain pasir

2) Bermain air 3) Bermain plastisin 4) Meremas kertas koran

5) Meraup biji-bijian d. Pengembangan Kinestetik

1) Kemampuan yang berhubungan dengan motorik halus yang mempengaruhi perkembangan kognitif yaitu Finger painting dengan tepung kanji.

2) Menjiplak huruf-huruf geometri. 3) Mewarnai dengan sederhana.

e. Pengembangan Aritmatika

Berhubungan dengan kemampuan untuk kemampuan konsep

berhitung permulaan. Kemampuan yang dikembangkan yaitu : 1) Menyebut dan membilang angka.

2) Menghitung benda

3) Mengurutkan lima sampai 10 benda berdasarkan urutan. f. Pengembangan Geometri

(43)

1) Memilih benda menurut warna, bentuk dan ukuran. 2) Menyusun menara dari delapan kubus.

3) Mengukur benda secara sederhana.

4) Menyebut benda di kelas sesuai dengan bentuk geometri.

5) Membandingkan benda menurut ukuran, seperti besar-kecil, tinggi-rendah, panjang- pendek.

g. Pengembangan Sains Permulaan

Kemampuan ini berhubungan dengan percobaan/demonstrasi atau pendekatan sainstific atau logis. Kemampuan yang

dikembangkan yaitu :

1) Balon ditiup lalu dilepas 2) Menanam biji.

3) Melakukan percobaan gunung meletus. 4) Penggunaan kaca pembesar.

6. Karakteristik Perkembangan Kognitif a. Membilang dan menulis angka 1 – 10. b. Membedakan warna yang sama atau berbeda. c. Menayapa dengan kata-kata yang sopan.

d. Menjawab pertanyaan dan bertanya sesuai dengan gambar.

(44)

B. Alat Peraga Edukatif

1. Pengertian Alat Permainan Edukatif (APE)

Alat permainan edukatif (APE) merupakan salah satu media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran pendidikan anak usia

dini. Ketersediaanya menunjang kegiatan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan sehingga anak dapat mengembangkan seluruh potensinya secara optimal.

Depdiknas (2003) dalam Zaman (2005) menyatakan bahwa Alat permainan edukatif adalah segala sesuatu yang dapat digunakan

sebagai sarana atau peralatan untuk bermain yang mengandung nilai edukatif (pendidikan) dan dapat mengembangkan seluruh kemampuan anak. Hal yang sama dikemukakan oleh Tedjasaputra (2001:81) bahwa

alat permainan edukatif merupakan alat permainan yang dirancang untuk kepentingan pendidikan.

Dengan demikian maka, alat permainan edukatif merupakan alat permainan yang sengaja dirancang dengan perencanaan pembuatan

yang mendalam dengan mempertimbangkan karakteristik dan mengaitkannya pada aspek perkembangan anak. Adapun ciri-ciri alat permainan edukatif adalah sebagai berikut :

a. Dapat digunakan dalam berbagai cara, maksudnya dapat dimainkan dengan bermacam-macam tujuan, manfaat dan menjadi

(45)

b. Ditujukan terutama untuk anak-anak pra sekolah dan berfungsi mengembangkan aspek perkembangan kecerdasan serta motorik anak.

c. Segi keamnan sangat diperhatikan baik dari bentuk maupun penggunaan cat.

d. Membuat anak terlibat secara aktif e. Sifatnya konstruktif

2. Fungsi Alat Permainan Edukatif

Alat permainan edukatif yang dikembangkan memiliki fungsi yang mendukung kegiatan pembelajaran anak sehingga kegiatan pembelajaran

dapat berjalan dengan baik dan bermakna serta menyenangkan bagi anak. Adapun fungsi alat permaianan edukatif (APE) menurut Tedjasaputra (2001) adalah sebagai berikut:

a. Menciptakan situasi bermain (belajar) yang menyenangkan bagi anak dalam proses pemberian perangsangan indikator kemampuan anak.

b. Menumbuhkan rasa percaya diri dan membentuk citra diri anak yang positif. Dalam suasana yang menyenangkan, anak akan mencoba

melakukan berbagai kegiatan yang mereka sukai dengan cara menggali dan menemukan sesuai yang ingin merekaketahui. Kondisi tersebut sangat mendukung anak dalam mengembangkan rasa percaya diri mereka

dalam melakukan kegiatan.

(46)

anak usia dini. Alat permainan edukatif dirancang dan dikembangkan untuk memfasilitasi kedua aspek pengembangan tersebut.

d. Memberikan kesempatan anak bersosialisasi, berkomunikasi dengan teman sebaya. Alat permainan edukatif berfungsi memfasilitasi

anak-anak mengembangkan hubungan yang harmonis dan komunikatif dengan lingkungan di sekitar misalnya dengan teman temannya.

Dari penjelasan diatas dapat kita ketahui bahwa fungsi dari alat

permainan edukatif selain sebagai media pembelajaran yang menyenangkan juga dapat memberikan rangsangan pada anak untuk

bersosialisasi dan berkomunikasi dengan temanya. 3. Pembuatan Rancangan Alat Permainan Edukatif

Menurut Zaman (2005: 6.22) ada beberapa syarat pembuatan APE, yaitu :

a. Syarat Edukatif

1) Pembuatan APE disesuaikan dan dengan memperhatikan program

kegiatan pembelajaran

2) Pembuatan APE disesuaikan dengan didaktik-metodik. Artinya, APE

dapat membantu keberhasilan prses pembelajaran, mendorong aktivitas dan kreativitas anak, dan sesuai dengan kemampuan 9tahap perkembangan anak)

b. Syarat Teknis

APE dirancang sesuai dengan tujuan, fungsi sarana (tidak menimbulkan

(47)

bentuk, dan ukuran mutlak dipenuhi karena jika ukurannya tidak tepat akan menimbulkan kesalahan konsep.

c. APE hendaknya multiguna, walaupun ditujukan untuk tujuan tertentu tidak menutup kemungkinan digunakan untuk tujuan pengembangan

yang lain.

d. APE dibuat denganmenggunakan bahan yang mudah didapat dilingkungan sekitar, murah, atau dari bahan bekas/sisa.

e. Aman (tidak mengandung unsure yang membahayakan anak, misalnya tajam, beracun, dan lain-lain).

f. APE hendaknya awet, kuat dan tahan lama.

g. APE hendaknya mudah digunakan, menambah kesenangan anak untuk bereksperimen dan bereksplorasi.

h. APE hendaknya digunakan secara individual, kelompok atau klasikal. i. Syarat Estetika

1) Bentuk yang elastis, ringan (mudah dibawa anak.

2) Keserasian ukuran (tidak terlalu besar atau terlalu kecil)

3) Warna (kombinasi warna) serasi dan menarik

j. Prosedur Pembuatan APE Dapat Dilakukan Melalui Langkah-Langkah Sebagai Berikut.

1) Guru mempelajari dan menguasai rencana program pembelajaran terutama mengenai kemampuan-kemampuan yang harus dicapai

(48)

2) Guru melakukan analisis program pembelajaran dengan maksud mengetahui hubungan antara kemampuan yang akan dicapai anak

dengan jenis kegiatan yang akan dilakukan serta sarana yang diperlukan.

3) Menginventariskan sarana (alat permainan ) yang ada.

4) Memeriksa kelngkapan alat menyangkut kelangkapan setiap jenis dan jumlah yang diperlukan.

5) Memeriksa fungsi alat yang ada, apakah masih berfungsi dengan baik atau tidak.

6) Mengidentifikasi kebutuhan sarana yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran.

7) Merencanakan pembuatan APE

8) Melaksanakan pembuatan ape

C. Rumah Warna

1. Pengertian Alat Peraga Rumah Warna

Salah satu prinsip penyelenggaraan pendidikan anak usia dini

adalah belajar seraya bermain. Kegiatan bermain secara tidak langsung dapat mengemangkan aspek-aspek perkembangan anak.. Salah satunya yaitu aspek perkembangan kognitif. Dalam meningkatkan perkembangan

kognitif pada anak, guru dapat menggunakan alat perga, media atau alat permainan yang edukatif sehingga anak merasa senang dan tidak

(49)

secara khusus untuk kepentingan pendidikan. Alat Permainan Edukatif ( APE ) memang dirancang untuk proses pendidikan pengembangan konsep

kemampuan dasar anak dari perkembangan fisik motorik, seni, bahasa, konitif, dan sosial emosional.

Rumah Warna adalah salah satu Alat Permainan Edukatif ( APE ) yang dirancang untuk pembelajaran kognitif bagi anak usia dini adalah rumah warna. Alat peraga ini sangat bermanfat untuk menstimulasi

perkembangan anak terutama perkembangan kognitif pada anak didik. Rumah warna ini dapat dipergunakan untuk belajar seraya bermain di

dalam kelas.

Rumah warna ini berbentuk kotak, yang didalamnya terdapat berbagai macam permainanedukatif bagi anak yang dapat dipergunakan

untuk menstimulasi berbagai perkembangan kognitif pada anak usia dini sehingga anak tidak bosan saat proses pembelajaran di dalam maupun di

luar kelas. Di dalam Rumah warna macam-macam angka, huruf, warna, bentuk, alat musik perkusi, serta alat permainan yang lain. Pembuatan

rumah warna ini alat permianan edukatif yang mudah dibuat dan bahan yang mudah di dapat. Pembuatan alat peraga rumah warna ini sangatlah mudah dibuat alat dan bahan sangatlah mudah di dapat.

2. Alat dan Bahan pembuatan rumah warna sebagai berikut :

a. Gunting d. Perekat kain

b. Cutter e. Cat

(50)

f. Double tip o. Pita, renda

g. Spidol besar dan kecil p. Buku cerita bergambar

h. Botol Bekas Yakult q. Serbuk gergaji

i. Pensil r. Paku

j. Isolasi s. pasir laut

k. Triplek t. Stick es krim

l. Kardus bekas u. Palu

m. Kain flanel v. Sedotan Minuman

n. Kuas w. Koran bekas

3. Langkah-langkahPpembuatan Rumah warna

Adapun langkah-langkah dalam pembuatan rumah warna, adalah sebgai berikut : a. Potong triplek berukuran 40 cm sebanyak 4 buah dan 2 potong dengan

ukuran 20 cm dan rangkai menjadi bentuk rumah.

b. Dinding rumah bagian samping dicat dengan berbagai warna.

c. Potong kain flanel warna merah dan tempelakn pada bagian atap rumah menggunakan lem.

d. Tempelkan kaset cd bekas berurutan sehingga berbentuk seperti ulat tempelkan menggunakan lem hias menggunkan kertas lipat dan flanel. e. Hias bagian depan rumah warna dengan menambahkan pintu, jendela

yang dihiasi kertas warna dan bagian halaman diberi lem kemudian ditaburi pasir.

(51)

g. Membuat angka 1 – 10 dari kertas warna.

h. Membuat huruf vokal a, i, u, e, o dari kertas lipat.

i. Potong kain flanel berbentuk geometri ( segitiga, lingkaran, persegi, dan persegi panjang ).

j. Potong gambar buah-buahan lalu ditempeli perekat pada bagian belakang gambar.

k. Remas koran menjadi bulat dengan ukuran kecil, sedang dan besar

kemudian dibungkus dengan kertas lipat warna warni supaya menjadi bola yang rapi.

l. Bersihkan 3 botol yakult lalu masukkan beras, kacang hijau dan kerikil. m. Potong stick es krim sesuai ukuran untuk konsep tinggi rendah.

n. Potong 2 kardus berbentuk kotak dengan ukuran kecil salah satu kardus

diberi lem ditaburi pasir dan satunya dibungkus dengan kertas lipat. o. Semua ditata rapi didalam rumah warna bagian dalam yang sudah

terdapat skat-skat, agar mudah dalam penggunaanya.

Dengan peraga rumah warna diharapkan anak usia dini mampu

meningkatkan aspek kognitif, karena peraga rumah warna ini dirancang sesuai dengan standart tingkat pencapaian perekmbangan anak yang mengacu pada Permendiknas no 58 tahun 2009. Adapun tingkat

pencapaian perkembangan anak aspek kognitif yang ada didalam Permendiknas no 58 tahun 2009, adalah sebagai berikut :

(52)

sesuai dengan standart tingkat pencapaian perekmbangan anak yang mengacu pada Permendiknas 137 Tahun 2014. Adapun tingkat

pencapaian perkembangan anak aspek kognitif yang ada didalam Permendiknas no 137 tahun 2014, adalah sebagai berikut

Lingkup Perkembangan Tingkat Pencapaian Perkembangan

Kognitif Usia 4-5 tahun

A. Pengetahuan umum dan Sains

1. Mengenal benda sesuai fungsi ( pensil untuk menulis

2. Menggunakan benda-benda sebagai permainan simbolik (kursi sebagai mobil)

3. Mengenal gejala sebab-akibat yang terkait dengan dirinya.

4. Mengenal konsep sederhana dalam kehidupan sehari-hari (gerimis, hujan, panas )

Mengkreasikan sesuatu sesuai dengan idenya sendiri.

B. Konsep bentuk,

warna, ukuran, dan pola

1. Mengklasifikasikan benda

berdasarkan bentuk atau warna atau ukuran.

2. Mengklasifikasikan benda ke dalam kelompok yang sama tau kelompok yang sejenis atau kelompok yang berpasangan dengan 2 variasi.

3. Mengenal pola AB-AB dan ABC-ABC.

4. Mengurutkan benda berdasarkan 5 seriasi ukuran atau warna.

C. Konsep bilangan lambang bilangan dan huruf

1. Mengetahui konsep banyak dan sedikit. 2. Membilang banyak benda 1-10

3. Mengenal konsep bilangan. 4. Mengenal lambang bilangan. Mengenal lambang huruf.

(53)

D. Langkah-langkah Permainan Rumah Warna

Adapun langkah-langkah dalam kegiatan menggunakan alat peraga

rumah warna, adalah

a. Sebagai pendahuluan anak duduk dengan rapi

b. Guru mengenalkan rumah warna kepada anak-anak di depan kelas c. Guru menjelaskan tentang aturan rumah warna

d. Guru mengenalkan dan mnyebutkan bagian-bagian yang ada dalam

rumah warna.

e. Anak diberi kesempatan untuk melakukan kegiatan menggunakan

rumah warna.

f. Guru sebagai fasilitator dalam pelaksanaan kegiatan bermain memberikan bimbingan dan stimulus agar anak mampu melakukan

kegiatan pembelajaran.

g. Guru mengajukan pertanyaan saat kegiatan permainan tentang tebak

warna, membilang huruf, angka dll.

h. Guru akan diberi kebebasan untuk melakukan sendiri permainan rumah

(54)

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Berdirinya PAUD Cerdas Ceria

PAUD Cerdas Ceria Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang berdiri pada tanggal 1 Juli 2008. Letak PAUD Cerdas Ceria terletak di

tengah-tengan Desa Jetis Dusun Jetis Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang yaitu di Jalan Bandungan Km.02 Dusun Jetis Desa Jetis

Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang 50665. PAUD Cerdas Ceria memiliki jumlah peserta didik berjumlah 25 anak.

Pada awal berdiri, PAUD Cerdas Ceria merasakan banyak kesulitan

dan sehingga perkembanganya belum maksimal. Mengetahui hambatan-hambatan yang ada, pengelola PAUD Cerdas Ceria tidak berputus asa. Sejak

saat itu dengan segala keterbatasan, PAUD Cerdas Ceria mulai menata diri dan berusaha menata diri dan berusaha menjadi yang terbaik dalam melayani

pendidikan pra-sekolah.

2. Profil PAUD Cerdas Ceria Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang

a. Nama Sekolah : PAUD Cerdas Jetis b. Alamat Sekolah : Jetis

c. Desa : Jetis

(55)

e. Kabupaten : Semarang

f. Kode Pos : 50665

g. NPSN : 69781919

h. Ijin Pendirian operasional : 421.9/830/2016

3. Visi dan Misi a. Visi

Terwujudnya anak usia dini yang cerdas, kreatif, sehat jasmani dan

rohani serta berahlak mulia sehingga siap memasuki jenjang yeng lebih tinggi serta siap menghadapi era globalisasi yang terus berkembang.

b. Misi

1) Mengupayakan perluasan dan pemerataan pelayanan pendidikan, kesehatan dan gizi bagi anak usia dini agar tumbuh dan berkembang secara optimal sehingga siap memasuki pendidikan selanjutnya.

2) Mengupayakan peningkatan kemampuan pengetahuan ketrampilan baik penyelenggara, tenaga pendidik serta kesadaran masyarakat

atau wali murid dalam memberikan pendidikan sejak dini.

3) Mengupayakan peningkatan sumber daya manusia agar lebih baik dan lebih berwawasan maju serta menghasilkan penerus bangsa yang

militan.

4. Keadaan Siswa dan guru PAUD Cerdas Ceria Jetis kecamatan

Bandungan Kabupaten Semarang a. Daftar Nama Siswa

(56)

Ceria Jetis berjumlah 25 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.Adapun nama-nama siswa

Tabel 3.1 Data Siswa Kelompok A PAUD Cerdas Ceria

No Nama Janis

Kelamin Tempat, Tanggal Lahiir

1 Ajda Maritsa Tessa P Kab. Semarang, 01 Januari 2014 2 Aditya Arfa Ibrahim L Kab. Semarang, 03 April 2014 3 Akmal Al Majiid L Kab. Semarang, 17 Juni 2013 4 Althea Gabriel Maska L Kab. Semarang, 08 Mei 2014 5 Fairel Hanif Putra

Anindya L

Kab. Semarang, 26 Oktober 2013

6 Isfi Akhlisa Aryani P Kab. Semarang, 02 Desember 2013 7 Ikhwana Rifqi

Zulfadhli L

Kulon Progo, 09 November 2013

8 Khayla Desta Fiana P Kab. Semarang, 28 Desember 2013 9 Malika Viola

Kurniawan P

Kab. Semarang, 27 Januari 2014

10 Maulana Malik Ibrahim L Kab. Semarang, 19 Januari 2014 11 M. Virsha Fairuz L Kab. Semarang, 27 April 2014 12 M. Wafa Lazuardi L Kab. Semarang, 28 Agustus 2014 13 M. Fadhil Abdi Rakha L Kab. Semarang, 23 September 2013 14 M. Zaenal Irawan L Kab. Semarang, 21 November 2013 15 M. Syahrul Mubarok L Kab. Semarang, 07 Juli 2014 16 M. Azka Tamam L Kab. Semarang, 19 November 2014 17 Nadine Neyla Felita P Kab. Semarang, 27 November 2013 18 Naura Hasna Annida P Kab. Semarang, 26 Januari 2014 19 Naura Syaza P Kab. Semarang, 15 Januari 2014 20 Nawa Hangindita

Lituhayu P

Kab. Semarang, 24 September 2014

21 Raya Ayunda Yasmin P Kab. Semarang, 31 Juli 2014 22 Sofi Dewi Ariyanti P Kab. Semarang, 25 Desember 2013 23 Ahmad Azzam

Arrosyid L

Kab. Semarang, 05 Januari 2014

24 Novia Wahyu Anindita P Kab. Semarang, 11 November 2014 25 Iqbal Ulul Albab L Kab. Semarang, 05 November 2013

(57)

b. Daftar Nama Guru

Adapun nama-nama guru di PAUD Cerdas Ceria terlihat pada

tabel dibawah ini :

Tabel 3.2 Data Guru PAUD Cerdas Ceria

No Nama Tempat, tanggal lahir Jabatan

1 Yulikha Sarifiyanti, S.Pd. Kab. Semarang, 18 Juli 1976 Kepala Sekolah 2 Dewi Absari, S.Pd. Kab. Lampung, 18 Januari 1984 Pendidik 3 Sulis Setiyowati Kab. Semarang, 13 November

1988 Pendidik

4 Liya Nurul Arifah Kab. Semarang, 10 April 1995 Pendidik

5 Septiyan - Pendidik

( Sumber : Buku Daftar Guru PAUD Cerdas Ceria Jetis )

5. Tata Tertib PAUD Cerdas Ceria Kecamatan Bandungan Kabupaten

Semarang

a. Tata Tertib Peserta Didik.

1) Peserta didik hadir di sekolah 15 menit sebelum bel.

2) Peserta didik mengikuti senam.

3) Peserta didik menyimpan tas ditempat yang sudah disediakan,

kemudian membuka absen.

4) Peserta didik memakai seragam sesuai jadwal yang telah di tentukan oleh guru.

5) Apabila peserta didik datang terlambat langsung bergabung dengan teman-teman.

6) Peserta didik tidak boleh membawa bekal makanan berupa “ Mie

(58)

7) Peserta didik setiap hari membawa baju ganti.

8) Dalam proses KBM tidak boleh ada wali murid yang menunggu di

dalam kelas/ruangan.

9) Peserta didik bermain di halaman/lingkungan sekolah.

b. Tata Tertib Guru

1) Hari Senin – Kamis setiap guru wajib hadir di sekolah paling lambat pukul 07.40 wib kecuali guru yang piket pukul 07.00 wib.

2) Guru wajib mengikuti senam dan do’a pagi dengan anak-anak di halaman sekolah.

3) Guru yang berhalangan hadir atau sakit wajib memberitahu kepada kepala sekolah.

4) Tidak meninggalkan kelas kecuali dengan ijin kepala sekolah.

5) Guru yang meninggalkan sekolah wajib meminta ijin kepala sekolah dan salah satu tim guru dan mencatat di buku ijin.

6) Berpakain seragam guru sesuai dengan kesepakatan yang telah ditentukan oleh pihak sekolah.

7) Menjaga nama baik di luar maupun di dalam lingkungan sekolah. 8) Membuat perangkat mengajar PROTA, PROMES, RPPH, RPPM. c. Tata Tertib Wali Murid.

1) Wali kelas dan guru membentuk paguyuban wali murid.

2) Wali murid wajib mengantar dan menjemput anak tepat waktu

(59)

Semester I Senin – Kamis

KB ( PAUD) : 08.00 – 10.15 wib. TPA : 07.30 – 12.00 wib. Seragam :

Batik : Senin - Selasa Olahraga : Rabu - Kamis

Semester II

KB ( PAUD) : 08.00 – 10.15 wib. TPA : 07.30 – 12.00 wib. Seragam :

Batik : Senin - Selasa

Olahraga : Rabu - Kamis

3) Apabila menjemput diluar jam tersebut , wajib memberi informasi

kepada guru.

4) Apabila mendapat undangan dari sekolah, wali murid wajib untuk

memenuhi dan mengikuti.

5) Apabila ada hal yang kurang berkenan dalam kegiatan PAUD, KBM, bunda dan sebagainya, wali murid memberi saran/masukan

secara langsung dalam bentuk tertulis dan dapat dipertanggung jawabkan.

(60)

7) Wali murid setiap hari selau memeriksa tas anak setiap pulang sekolah.

8) Apabila ada kegiatan luar sekolah, wali murid wajib mendampingi anak dari awal kegiatan sampai akhir kegiatan.

9) Apabila ada informasi dari sekolah melalui sms, wali murid merespon dengan membalas informasi tersebut.

B. Diskripsi Pelaksanaan Penelitian

Pada bagian ini Peneliti akan memaparkan mengenai kondisi kelompok A, tempat observasi dilaksanakan serta penjelasan adanya

perbedaan antara media ataupun media pembelajaran yang biasadilakukan dengan media pembelajaran yang akan diperkenalkan.

PAUD Cerdas Ceria Jetis merupakan tempat yang dipilih untuk

mnegadakan penelitian tindakan kelas. Dengan subyek yang akan dilakukan tindakan adalah siswa kelompok A yang berjumlah 25 siswa dengan fokus

penelitian pada perkembangan kognitif anak.

Penelitian Tindakan kelas ( PTK ) yang dilakukan peneliti terdiri dari

2 siklus ini merancang pembelajaran yang berbeda dengan pembelajaran yang selama ini berlangsung. Mengingat salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan perkembangan kognitif pada anak. Peneliti menyadari

(61)

Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti mencoba membuat alat peraga edukatif dari bahan bekas yang bahanya

mudah didapat di lingkungan sekitar.

Tujuanya untuk meningkatkan kreativitas dalam pembelajaran dan

perekmbangan kognitif pada anak sehingga anak tidak merasa bosan. C. Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah diperoleh data

bahwa sebagian besar siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran. Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran masih kurang aktif. Selama ini

pembelajaran dilakukan hanya dengan metode ceramah dan tanya jawab, serta menirukan ucapan guru.

Data yang diperoleh dari observasi yang dilakukan di PAUD Cerdas

Ceria Jetis di kelompok A pada hari Senin, 18 September 2017 perkembangan kognitif siswa melalui bahan bekas diperoleh 0%. Indikator

standar ketentuan keberhasilan kelas yang ditetapkan dalam pembelajaran ini adalah 85% dan indikator keberhasilan nilai rata-rata siswa adalah 70.Jika

hasil pembelajaran peningkatan kognitif belum mencapai angka yang telah ditetapkan, maka pembelajaran Pra Siklus belum berhasil.

D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

Dalam pelaksanaan siklus I ini terdiri dari empat tahapan yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.Kegiatan siklus I

(62)

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah

sebagai berikut : a. Menentukan tema

b. Menyusun Kegiatan Kegiatan Harian c. Menyiapkan rencana atau siklus

d. Menyiapkan media atau alat peraga pembelajaran.

e. Menyiapkan format penilaian atau lembar observasi kegiatan. 2. Pelaksanaan

a. Pra Pembelajaran

1) Guru mengkondisikan siswa untk tenang dan memperhatikan pembelajaran yang berlangsung.

2) Menyiapakan RPPH/RKH.

3) Menyiapkan pewarna makanan, bentuk-bentuk geometri, batang

talas, pelepah pisang, buah belimbing. b. Kegiatan Awal

1) Ikrar PAUD 2) Mengaji Iqra’

3) Guru mengucapkan salam.

4) Membaca Al-fatihah dan Asmaul Husna. 5) Absensi.

(63)

c. Kegiatan Inti

1) Guru bertanya jawab tentang tema dan sub tema yang

dipelajari hari ini tentang kebutuhanku ( Minuman )

2) Guru menjelaskan tentang macam-macam warna dan bentuk

di lingkungan sekitar.

3) Guru membimbing anak untuk dapat membedakan

bentuk-bentuk geometri lingkaran (○), segitiga (∆), persegi (□) dan persegi panjang ( )

4) Guru membagi anak secara kelompok, melatih kreativitas

anak melukis dengan jari ( finger painting ).

5) Guru membimbing anak untuk percobaan sains sederhana percobaan pencampuran warna, dengan menggunakan

pewarna makanan yang terdapat pada rumah warna. d. Kegiatan Akhir

1) Guru mengajak anak untuk bernyanyi lagu Pelangi - pelangi 2) Guru mengulas kembali kegiatan belajar dari awal hingga

akhir.

3) Guru menutup kegiatan belajar mengajar dengan doa dan salam.

3. Observasi

Selama pemberian tindakan pembelajaran pada siklus I, peneliti

(64)

mneingkatkan kemampuan kognitif dengan alat peraga rumah warna pada PAUD Cerdas Ceria anak sudah mulai memhami tentang

macam-macam warna serta konsep bentuk geometri, lingkaran (○), persegi,

persegi panjang ( ) , serta warna dan alam sekitar yang mampu

mengasah potensi anak didik. 4. Refleksi

Hasil observasi di lapangan dijadikan bahan refleksi untuk

perbaikan rencana pada siklus berikutnya. Setelah semua data terkumpul dan analisis ternyata hasil siklus I belum seperti yang diharapkan

peneliti, karena anak baru pertama kali mencoba bermain dengan rumah warna sehingga anak – anak belum terbiasa dalam proses pembelajaran. Untuk mendapatkan hasil yang di inginkan maka harus dilaksanakan

siklus berikutnya untuk mengetahui terjadinya peningkatan hasil belajar yang signifikan. Dengan belajar menggunakan rumah warna anak akan

lebih mampu berkonsentrasi, tidak bosan dan memudahkan pehaman pembelajaran yang di sampaikan oleh guru.

E. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

Pada siklus I sudah ada beberapa keberhasilan dalam pembelajaran namun masih banyak kekurangan dalam pembelajaran tersebut, maka

peneliti melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus II agar nantinya tidak terjadi kekurangan. Dalam pelaksanaan siklus II ini terdiri dari

(65)

dan refleksi. Kegiatan siklus IIinidilaksanakan pada hari Rabu, 3 Oktober 2017. Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan

Pada tahap ini perencanaan ini kegiatan yang dilakukan oleh peneliti

adalah sebagai berikut : a. Menentukan tema

b. Menyusun Rencana Kegiatan Harian

c. Menyiapkan rencana atau siklus

d. Menyiapkan media atau alat peraga pembelajaran

e. Menyiapakan format penilaian atau lembar observasi kegiatan. 2. Pelaksanaan

a. Pra Pembelajaran

1) Guru mengkondisikan anak untk tenang dan memperhatikan pembelajaran yang berlangsung.

2) Menyiapakan RPPH/RKH. 3) Menyiapkan lembar kerja.

b. Kegiatan Awal

1) Guru mengucapkan salam. 2) Absensi.

(66)

c. Kegiatan Inti

1) Guru bertanya jawab tentang tema yang dipelajari hari ini

tentang (Minuman)

2) Guru membagi anak secara kelompok, melatih kreativitas

anak meronce dengan manik-manik berdasarkan warna. 3) Guru membimbing siswa untuk bermain playdough.. d. Kegiatan Akhir

1) Guru dan siswa mengucap syair nol balonku ada 5 .

2) Guru mengulas kembali kegiatan belajar dari awal hingga

akhir.

3) Guru menutup kegiatan belajar mebgajar dengan doa dan salam.

3. Observasi

Selama pemberian tindakan pembelajaran pada siklus 1, peneliti

melakukan pengamatan dengan menggunakan lembar observasi. Berdasarkan pada hasil observasi dalam kegiatan pembelajaran untuk

mneingkatkan kemampuan kognitif dengan peraga rumah warna pada kelompok A PAUD Cerdas Ceria, anak mulai mampu menyebutkan macam-macam warna dan alam sekitar yang mampu mengasah potensi

anak didik. 4. Refleksi

(67)

PAUD Cerdas Ceria. Hasil refleksi pada siklus II ini, penelitian perbaikan pembelajaran meningkatkan kemampuan kognitif anak dengan

alat peraga rumah warna pada kelompok A PAUD cerdas Ceria sudah mengalami kemajuan dan tercapai sesuia dengan tujuan peneliti. Dengan

Gambar

Gambar 1.1. Tahapan-tahapan Penelitian Tindakan Kelas
Tabel 1.1 Ketentuan Pemberian Nilai Lembar Kerja Anak
Gambar 2.1. Tingkat Pencapaian Perkembangan Kognitif
Tabel 3.1 Data Siswa Kelompok A PAUD Cerdas Ceria
+7

Referensi

Dokumen terkait

Partisipasi politik masyarakat menjadi hasil dari proses pendidikan politik sebagai bentuk pemahaman politik masyarakat. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kondisi

gambarkerja, spesifikasidan instruksi supervisi dipahami  Rancangan tangga dan metode sambungan diidentifikasi berdasarkan gambar kerja dan spesifikasi  Jenis bahan

Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Aplikasi ini dirancang untuk beberapa konfigurasi diantaranya yaitu konfigurasi IP address, DHCP server, DNS server, web server, router, dimana setiap konfigurasi

1 Program pelatihan yang dibuat sudah sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai perusahaan 2 Program pelatihan telah. menjelaskan apa yang menjadi

Maka dengan berbagai upaya perusahaan melakukan kegiatan yang mengarah pada perbaikan kinerja karyawan, karena dengan kinerja karyawan yang baik maka tujuan perusahaan akan

Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa time out merupakan salah satu alternatif efektif untuk mengurangi intensitas perilaku anak yang tidak diharapkan... (dalam kasus ini

Pada penulisan ilmiah yang berjudul Strategi Pengembangan Produk Pada Usaha Mie Mangkok ini, penulis ingin mengetahui mekanisme pengembangan produk pada usaha mie mangkok serta