• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN PEMERIKSAAN IVA PAP SMEAR PADA IBU- IBU PKK DI DUSUN TAJEM DEPOK SLEMAN NASKAH PUBLIKASI - Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Pemeriksaan IVA/Pap Smear pada Ibu-Ibu PKK di Dusun Tajem Depok Sle

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN PEMERIKSAAN IVA PAP SMEAR PADA IBU- IBU PKK DI DUSUN TAJEM DEPOK SLEMAN NASKAH PUBLIKASI - Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Pemeriksaan IVA/Pap Smear pada Ibu-Ibu PKK di Dusun Tajem Depok Sle"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN PEMERIKSAAN IVA/ PAP SMEAR PADA IBU- IBU PKK

DI DUSUN TAJEM DEPOK SLEMAN

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh: Nuur Desi Eka Pertiwi

NIM: 201410104176

PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG D IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

(2)

HALAMAN PERSETUJUAN

FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN PEMERIKSAAN IVA/ PAP SMEAR PADA IBU- IBU PKK

DI DUSUN TAJEM DEPOK SLEMAN

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh: Nuur Desi Eka Pertiwi

201410104176

Telah Memenuhi Persyaratan Dan Disetujui Untuk Mengikuti Ujian Penelitian Skripsi Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV Di Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta Oleh:

Pembimbing : Indriani, S.KM., M.Sc Tanggal :

(3)

FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN PEMERIKSAAN IVA/ PAP SMEAR PADA IBU- IBU PKK

DI DUSUN TAJEM DEPOK SLEMAN11 Nuur Desi Eka Pertiwi22, Indriani 33

INTISARI

Latar Belakang: Kanker serviks merupakan kanker dengan insiden tinggi pada wanita di Indonesia yang menduduki urutan kedua setelah Vietnam sebesar 2.429 (25,91%). Data Dinkes Kabupaten Sleman didapatkan hasil bahwa angka kejadian kanker serviks tahun 2013 di Kabupaten Sleman masih tergolong tinggi yaitu kasus baru sebanyak 91 kasus dan kasus lama 120 kasus dari semua usia.

Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah diketahui faktor yang berhubungan dengan kunjungan pemerisaan IVA/ Papsmear pada ibu- ibu PKK di Dusun Tajem Depok Sleman.

Metode: Metode yang digunakan survei analitik korelasi dengan analisis data menggunakan chi square. Populasi adalah ibu- ibu PKK yang berjumlah 706 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan “cluster random sampling” sebanyak 191 ibu PKK.

Hasil: Terdapat 153 orang (80,1%) usia > 35 tahun, 90 orang (47,1%) pendidikan SMA, 94 orang (49,2%) pekerjaan IRT, 125 orang (65,4%) usia menikah 21- 35 tahun, 97 orang (50,8%) status ekonomi rendah, 160 orang (83,8%) paritas 1- 3 kali. Sedangkan yang memiliki jaminan kesehatan 153 orang (80,1%), akses terhadap layanan kesehatan dengan jarak sedang 80 orang (41,9%) dan yang mendapatkan dukungan suami 150 orang (78,5%).

Simpulan: Faktor yang berhubungan dengan kunjungan pemeriksaan IVA/ pap smear yaitu usia, pekerjaan, paritas, jaminan kesehatan, akses terhadap layanan kesehatan, dan pengetahuan.

Saran: Bagi tenaga kesehatan agar melakukan pembenahan sistem- sistem yang belum sesuai terkait pencegahan dan penanganan kejadian kanker serviks. Kata Kunci : Kunjungan IVA/ Pap smear,faktor- faktor yang berhubungan Kepustakaan : 7 buku (2007-2014), 21 jurnal (2004- 2015), 3 skripsi

(2010-2014), Al-Qur’an

Jumlah Halaman : xv, tabel (16), gambar (2), 105

1

Judul Skripsi 2

Mahasiswa Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta

3

(4)

THE FACTORS RELATED TO IVA/PAP SMEAR VISIT ON PKK MOTHERS AT TAJEM DEPOK SLEMAN1

Nuur Desi Eka Pertiwi2, Indriani3 ABSTRACT

Research Background: Cervix cancer is a cancer with high cases on woman in Indonesia and places the second place after Vietnam with 2,429 (25.91%). Based on the data of health department of Sleman District, the cervix cancer cases in 2013 in Sleman District was high. There were 91 new cases and 120 old cases of all ages.

Research Objective: The purpose of this study was to investigate the factors relating to the IVA/Papsmear visit on PKK mothers at Tajem Depok Sleman.

Research Method: The study employed the survey analytical correlation research. The data analysis used chi square. The research population was 706 PKK mothers. The research samples were 191 PKK mothers taken through cluster random sampling technique.

Research Finding: The result showed that there were 153 people (80.1%) aged > 35 years old, 90 people (47.1%) in senior high school, 94% (49.2%) house assistances, 125 people (65.4%) age of marriage 21-35 years, 97 people (50.8%) low economic status, 160 (83.8%) partum 1-3 times. Meanwhile, 153 people (80.1%) have health insurance and 80 people (41.9%) had medium distance to access the health services. Finally, 150 people (78.5%) had supports from husbands.

Conclusion: The factors influencing the IVA/Pap smear visits are age, occupation, partum, health insurance, and knowledge.

Suggestion: The health practitioners, both state and private, are expected to repair the systems related to the prevention and handling the cervix cancer. Keywords : IVA/Pap smear visit, related factors

ibliography : 7 books (2007-2014), 21 journals (2004-2015), 3 theses, Al-Qur’an

Number of pages: xiv,16 tables, 2 figures, 111 1

Thesis title 2

School of Midwifery Student of ‘Aisyiyah Health Science College of Yogyakarta 3

(5)

PENDAHULUAN

Di Vietnam kanker serviks merupakan penyebab kematian perempuan yang pertama, sedangkan di Indonesia dan Filipina, kanker serviks menduduki urutan kedua penyebab kematian pada wanita, sementara di Thailand dan Malaysia, kanker serviks menduduki penyebab kematian perempuan yang ketiga. Di Indonesia sendiri, diperkirakan 15.000 kasus baru kanker serviks terjadi setiap tahunnya, sedangkan angka kematiannya diperkirakan 7.500 kasus per tahun. Setiap harinya diperkirakan terjadi 41 kasus baru kanker serviks dan 20 perempuan meninggal dunia karena penyakit tersebut. Pada tahun 2009, kasus baru kanker serviks berjumlah 2.429 atau sekitar 25,91% dari seluruh kanker yang ditemukan di Indonesia. Dengan angka kejadian ini, kanker serviks menduduki urutan kedua setelah kanker payudara pada wanita usia subur 15– 44 tahun (Data WHO, 2010)¹

Selama kurun waktu 5 tahun, usia penderita antara 30- 60 tahun, terbanyak antara 45- 50 tahun. Periode laten dari fase prainvasif untuk menjadi invasive memakan waktu sekitar 10 tahun. Hanya 9% dari wanita berusia dibawah 35 tahun menunjukkan kanker serviks yang invasive pada saat didiagnosis, sedangkan 53% dari KIS (Karsinoma in- situ) terdapat pada wanita diatas usia 35 tahun (Depkes RI, 2008)²

Hasil penelitian Oemati tahun 2011, menunjukkan bahwa masalah penyakit kanker di Indonesia antara lain hampir 70% penderita penyakit ini ditemukan dalam keadaan stadium yang sudah lanjut. Prevalensi tumor tertinggi berdasarkan provinsi adalah Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar 9,66 % dan terendah adalah Maluku Utara 1,95 %. Sedangkan urutan jenis kanker atau tumor tertinggi di Indonesia adalah kanker ovarium dan servix uteri.

Masih rendahnya kesadaran, pengertian dan pengeta huan masyarakat mengenai penyakit kanker dan factor risikonya, menyebabkan masih banyaknya perilaku masyarakat yang tidak sehat sehingga kecenderungan untuk terpapar factor risiko penyakit kanker tinggi, seperti merokok, meminum minuman beralkohol, menggunakan bahan tambahan makanan yang mengandung zat kimia, kawin muda <16 tahun, berperilaku seks berisiko, dan lain- lain. Factor sosio-kultural di masyarakat yang kurang menunjang seperti percaya pada pengobatan alternative/ tradisional/ dukun daripada opera si pada kanker stadium awal (Depkes RI,2010)³

(6)

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam Millennium Development Goals (MDGs 2015) yaitu tujuan ke 5 yang meliputi meningkatkan kesehatan ibu serta mewujudkan akses kesehatan reproduksi bagi semua perempuan dimana target yang akan dicapai dari tahun 1990 sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai ¾ resiko jumlah kematian ibu (Jurnal Media Medika Muda, 2012).

Prevalensi penyakit kanker menurut karakteristik 2013 menunjukkan peningkatan seiring dengan bertambahnya usia. Prevalensi kanker agak tinggi pada bayi sebesar 0,3 per mil dan meningkat pada usia di atas 15 tahun dan tertinggi pada usia lansia, usia 75 tahun yang mencapai 5 per mil. Berdasarkan jenis kelamin, perempuan lebih tinggi daripada pria dan ada kecenderungan lebih tinggi di kota dari pada di desa. Dengan adanya perkembangan tersebut, maka dalam rakor tersebut perlu ada tindak lanjut untuk melakukan pencegahan dan penanggulangan kanker. Lebih lebih dengan adanya jaminan kesehatan nasional melalui BPJS Kesehatan, melalui sosialisasi dapat melakukan pencegahan dan mendorong masyarakat untuk berkonsultasi dengan dokter dan berkunjung rumah sakit (Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, 2012).

Hasil studi pendahuluan di Dinkes Kabupaten Sleman didapatkan hasil bahwa angka kejadian kanker serviks tahun 2013 di Kabupaten Sleman masih tergolong tinggi yaitu usia 14 tahun sebanyak 19 kasus baru, usia 20- 44 tahun sebanyak 19 kasus baru, usia 45- 54 tahun sebanyak 29 kasus baru dan 71 kasus lama, usia 55- 58 tahun sebanyak 10 kasus baru dan 23 kasus lama, usia 60- 69 tahun sebanyak 14 kasus baru dan 25 kasus lama, umur > 70 tahun 1 kasus lama. Jumlah Wanita Usia Subur (WUS) sebanyak 242.123 orang. Untuk laporan jumlah skrining yang telah terdata di Dinkes Kabupaten Sleman tahun 2013 sebanyak 500 pasien wilayah Sleman.

Presentase jumlah Wanita Usia Subur (WUS) tertinggi di Kecamatan Depok sebanyak 24.909 orang dan yang terbanyak di wilayah kerja Puskesmas Depok 1 yaitu 9.956 orang. Di wilayah kerja Puskesmas Depok 1 terdapat 20 Dusun dan yang terbanyak di Dusun Tajem yang memiliki jumlah WUS 706 orang.

(7)

takut apabila dari hasil pemeriksaan yang dilakukan memperoleh hasil bahwa diagnosis kanker serviks positif.

Berdasarkan pemikiran dan latar belakang permasalahan di a tas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi kunjungan pemeriksaan IVA/ Papsmear pada ibu- ibu PKK di Dusun Tajem Depok Sleman.

TUJUAN PENELITIAN

Diketahui faktor yang berhubungan dengan kunjungan pemerisaan IVA/ Papsmear pada ibu- ibu PKK di Dusun Tajem Depok Sleman Yogyakarta tahun 2015.

METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian survei analitik, kemudian datanya dianalisis korelasi /hubungan antar variabel (Notoatmodjo, 2007). Lokasi penelitian dilakukan di Dusun Tajem Depok Sleman Yogyakarta. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan selama 7 bulan, mulai dari studi pendahuluan bulan Oktober 2015 dan berakhir pada tanggal 17 Mei 2015.

Populasi penelitian adalah ibu- ibu PKK Dusun Tajem Depok Sleman Yogyakarta sebanyak 706 orang dan subyek penelitian sebanyak 191 responden yang hadir. Subyek penelitian didapatkan dengan teknik Cluster Random Sampling dan rumus Slovin. Dalam penelitian yang dilakukan menggunakan uji validitas terhadap 30 responden di tempat yang sama yang tidak terhitung dalam subyek penelitian.

HASIL PENELITIAN

a. Karakteristik Responden

Kunjungan Pe meriksaan

Jumlah

N F

Pernah Berkunjung 49 25,7

Belum Pernah Berkunjung 142 74,3

Total 191 100,0

Sumber: Data Primer 2015.

(8)

b. Hubungan Faktor Internal dengan dengan Kunjungan Pe meriksaan IVA/ PapSmear

1) Hubungan Usia dengan Kunjungan Pe meriksaan IVA/ PapSmear

Usia

Berdasarkan analisis univariat dan bivariat dapat diperoleh informasi dari tabel 12 di atas bahwa usia responden Pernah berkunjung ke layanan Kesehatan untuk memeriksakan IVA/ PapSmear di Dusun Tajem Depok Sleman terdapat 49 orang (25,7%) dari keseluruhan sampel, dimana hubungan kedua variabel ini dapat dilihat. Berdasarkan tabel 12 di atas, faktor usia < 20 dapat dinyatakan sama sekali tidak pernah berkunjung. Usia 21-35 tahun terdapat 8 orang (16,3%), sedangkan pada usia >35 tahun terdapat 41 orang (83,7%) Pernah berkunjung untuk pemeriksaan IVA/Pap Smear. Sementara pada kolom lainnya, yakni responden tidak pernah ada kaitannya dengan kunjungan Pemeriksaan total keseluruhan responden terdapat 142 orang (73,3%). Dimana hubungan kedua variabel ini dapat dilihat dari usia <20 tahun terdapat 3 orang (2.1%), sedangkan usia 21-35 tahun terdapat 27 orang (19%). Sementara usia > 35 tahun terlihat lebih banyak kunjungan pemeriksaannya yakni terdapat 112 orang (78,9%).

(9)

Berdasarkan analisis univariat dan bivariat dapat diperoleh informasi dari tabel 14 di atas bahwa pendidikan responden pernah berkunjung ke layanan kesehatan untuk memeriksakan IVA/ PapSmear di Dusun Tajem Depok Sleman terdapat 49 orang (25,7%) dari keseluruhan sampel, dimana hubungan kedua variabel ini dapat dilihat. Berdasarkan tabel 14 di atas, faktor pendidikan dasar menempati tempat yang paling rendah yakni hanya terdapat 3 orang (6,1%) sedang yang tetinggi terdapat pada faktor pendidikan tingkat Pendidikan Menengah Atas yakni terdapat 27 orang (55,2%) yang pernah berkunjung. Sementara Sekolah Menengah Pertama yang pernah berkunjung terdapat 7 orang (14,3%), sedang pada faktor pendidikan Tinggi terdapat 12 orang (24,5%).

3) Hubungan Pekerjaan dengan Kunjungan Pe meriksaan IVA/ PapSmear Sumber: data Prime r 2015

(10)

4) Hubungan Usia Menikah dengan Kunjungan Peme riksaan IVA/

Berdasarkan analisis univariat dan bivariat dapat diperoleh informasi dari tabel 18 di atas bahwa usia responden Pernah berkunjung ke layanan Kesehatan untuk memeriksakan IVA/ PapSmear di Dusun Tajem Depok Sleman terdapat 49 orang (25,7%) dari keseluruhan sampel, dimana hubungan kedua variabel ini dapat dilihat. Berdasarkan tabel 12 di atas, faktor usia menikah < 20 yang pernah berkunjung terdapat 6 orang (12,2%). Usia menikah 21-35 tahun terdapat 41 orang (83,7%), sedangkan pada usia >35 tahun terdapat 2 orang (4,1%) yang pernah berkunjung untuk pemeriksaan IVA/Pap Smear. Sementara pada kolom lainnya, yakni responden tidak pernah ada kaitannya dengan kunjungan Pemeriksaan total keseluruhan responden terdapat 142 orang (73,3%). Dimana hubungan kedua variabel ini dapat dilihat dari usia <20 tahun terdapat 55 orang (38,7%), sedangkan usia 21-35 tahun terdapat 84 orang (59,2%). Sementara usia > 35 tahun yakni terdapat 3 orang (2,1%). 5) Hubungan Status Ekonomi dengan Kunjungan Pe meriksaan IVA/

PapSmear

(11)

kaitannya dengan pernah berkunjung untuk memeriksakan IVA/ PapSmear di Dusun Tajem Depok Sleman terdapat 49 orang (25,7%) dari keseluruhan sampel, dimana hubungan kedua variabel ini dapat dilihat. Berdasarkan tabel 20 di atas, faktor status ekonomi tinggi terdapat 33 orang (67,3%), sedangkan status ekonomi sedang 2 orang (4,1%) pernah berkunjung untuk pemeriksaan IVA/Pap Smear dan status ekonomi rendah terdapat 83 orang (28,6%).

6) Hubungan Paritas dengan Kunjungan Pemeriksaan IVA/ PapSmear

Paritas

Kunjungan peme riksaan IVA/ Pap s mear

Total ρ value

Berkunjung Belum berkunjung

n ( f ) n (f ) n (f ) a. Belum

pernah b. 1- 3 x c. > 3 x

2 (4,1%) 43 (87,8%) 4 (8,2%)

6 (4,2%) 117 (82,4%) 19 (13,4%)

6 (4,2%) 160 (83,8%) 23 (12%)

0.662

Total 49 (100%) 142 (100%) 191 (100%) Sumber: Data Primer 2015.

(12)

c. Hubungan Faktor Eksternal dengan Kunjungan Peme riksaan IVA/ PapSmear

1) Hubungan Jaminan Kesehatan dengan Kunjungan Pemeriksaan IVA/ PapSmear

Berdasarkan analisis univariat dan bivariat dapat diperoleh informasi dari tabel 24 di atas bahwa jaminan kesehatan responden pernah berkunjung ke layanan Kesehatan untuk memeriksakan IVA/ PapSmear di Dusun Tajem Depok Sleman terdapat 49 orang (25,7%) dari keseluruhan sampel, dimana hubungan kedua variabel ini dapat dilihat. Berdasarkan tabel 12 di atas, faktor yang memiliki jaminan kesehatan terdapat 39 orang (79,6%) sedangkan yang tidak memiliki jaminan kesehatan dan pernah berkunjung terdapat 10 orang (20,4%).

2) Hubungan Akses Layanan Kesehatan dengan Kunjungan Pemeriksaan IVA/ PapSmear

(13)

terdapat paling banyak, yakni 22 orang (44,9%), akses layanan kesehatan yang sedang terdapat 19 orang (38,8%) sedangkan akses layanan terjauh terdapat 8 orang (16,3%).. Sementara pada kolom lainnya, yakni responden tidak pernah ada kaitannya dengan kunjungan Pemeriksaan total keseluruhan responden terdapat 142 orang (73,3%). Dimana hubungan kedua variabel ini dapat dilihat dari akses layanan kesehatan terdekat dan tidak pernah berkunjung terdapat 51 orang (35,9%), akses layanan kesehatan sedang terdapat 61 orang (43%), sedangkan akses layanan kesehatan yang jauh dan tidak pernah berkunjung terdapat 30 orang (21,1%).

3) Hubungan Dukungan Suami dengan Kunjungan Pemeriksaan IVA/ PapSmear

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dukungan suami responden yang pernah berkunjung untuk memeriksakan IVA/ PapSmear di Dusun Tajem Depok Sleman terdapat 49 orang (25,7%) dari keseluruhan sampel, dimana hubungan kedua variabel ini dapat dilihat. Berdasarkan tabel di atas, yang mendapat dukungan dan pernah berkunjung terdapat 48 orang (98%) sedangkan yang tidak mendapat dukungan suami dan pernah berkunjung terdapat 1 orang (2%).

d. Hubungan Pengetahuan dengan Kunjungan Pe meriksaan IVA/ PapSmear

(14)

Berdasarkan tabel di atas diperoleh informasi bahwa pengetahun baik responden dan pernah berkunjung 22 orang (44,9%), pengetahun cukup yang berkunjung terdapat 23 orang (46,9%) sedangkan pengetahuan Kurang yang berkunjung terdapat 4 orang (8,2%).

e. Hubungan Persepsi dengan Kunjungan Pemeriksaan IVA/ PapSmear

Persepsi Kunjungan pe meriksaan IVA/ Pap s mear

Total ρ value

Berkunjung Belum berkunjung

n ( f ) n (f ) n (f ) Positif

Negatif

33 (67,3%) 16 (32,7%)

60 (42,3%) 82 (57,7%)

93 (48,7%) 98 (51,3%)

0.002

Total 49 (100%) 142 (100%) 191 (100%) Sumber: Data Primer 2015

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh informasi bahwa persepsi responden pernah berkunjung untuk memeriksakan IVA/ PapSmear di Dusun Tajem Depok Sleman terdapat 49 orang (25,7%) dari keseluruhan sampel, dimana hubungan kedua variabel ini dapat dilihat dari persepsi positif terdapat 33 orang (67,3%) sedangkan Persepsi negatif terdapat 16 orang (32,7%). Sementara pada kolom lainnya, yakni responden tidak pernah ada kaitannya dengan kunjungan Pemeriksaan total keseluruhan responden terdapat 142 orang (73,3%). Dimana hubungan kedua variabel ini dapat dilihat dari persepsi positif yang tidak pernah berkunjung terdapat 60 orang (42.3%), sedangkan persepsi negatif yang tidak pernah berkunjung terdapat 82 orang (57,7%).

KESIMPULAN

1. Dari prevalensi faktor internal (usia, pendidikan, pekerjaan, usia menikah, status ekonomi, paritas) dan faktor eksternal (jaminan kesehatan, akses ke layanan kesehatan, dukungan suami) didapatkan responden dengan karakteristik paling banyak antara lain usia > 35 tahun sebanyak 153 orang (80,1%), pendidikan SMA sebanyak 90 orang (47,1%), pekerjaan IRT sebanyak 94 orang (49,2%), usia menikah 21- 35 tahun sebanyak 125 orang (65,4%), status ekonomi rendah sebanyak 97 orang (50,8%), paritas 1- 3 kali sebanyak 160 orang (83,8%). Sedangkan yang memiliki jaminan kesehatan jauh lebih banyak yaitu 153 orang (80,1%), akses terhad ap layanan kesehatan dengan jarak sedang sebanyak 80 orang (41,9%) dan yang mendapatkan dukungan suami sebanyak 150 orang (78,5%).

(15)

keinginan dan motivasi dalam kunjungan pemeriksaan IVA/ Kanker serviks. Usia menikah merupakan faktor kedua yang berhubungan dengan kunjungan pemeriksaan IVA/ pap smear. Menikah pada usia reproduksi sehat 21- 35 tahun ternyata meningkatkan motivasi dan keinginan responden dalam kunjungan pemeriksaan IVA/ Pap smear sebanyak 125 (65,4%) dan yang pernah berkunjung sebanyak 41 (83,7%). Hal lainya juga didukung dengan status ekonomi keluarga dengan ekonomi rendah 97 (50,8%) responden semakin enggan melakukan pemeriksaan IVA/ pap smear karena mengutamakan kebutuhan pokoknya.

3. Faktor eksternal yang paling dominan berhubungan de ngan kunjungan pemeriksaan IVA/ Pap smear adalah dukungan suami sebanyak 48 (98%) responden yang mendapatkan dukungan suami dan telah melakukan pemeriksaan IVA/ pap smear. Dapat diasumsikan bahwa dukungan dari suami dapat meningkatkan keinginan responden dalam deteksi dini kanker serviks.

4. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pengetahuan tidak berpengaruh dengan kunjungan pemeriksaan IVA pap smear yang dilakukan. Dapat dilihat bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik sebesar 76 (39,8%) dan yang melakukan pemeriksaan 22 orang, sedangkan pengetahuan sedang jauh lebih banyak yang sudah melakukan pemeriksaan IVA/ pap smear sebanyak 23 orang. Jadi tingkat pengetahuan tidak selalu dapat mendorong seseorang peduli dengan kesehatnnya.

5. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa persepsi berhubungan dengan kunjungan pemeriksaan IVA/ pap smear. Dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi yang negatif mengenai kanker serviks dan pemeriksaannya mendorong responden untuk tidak memeriksakan dirinya ke fasilitas kesehatan. Data didapatkan hasil dari 98 orang (51,3%) yang memiliki persepsi negatif, sebanyak 82 orang (57,7%) yang tidak memeriksakan dirinya ke fasilitas kesehatan dalam upaya deteksi dini kanker serviks. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi ibu-ibu PKK di Dusun Tajem Depok Sleman Yogyakarta

Ibu- ibu dapat meningkatkan kerjasama dengan cara pemberdayaan SDM yang ada di wilayah sekitar (tenaga kesehatan, tenaga pendidik) dan sektor lain yang bisa mendukung dalam tercapainya kesehatan yang optimal.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Peneliti selanjutnya dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai referensi dalam melanjutkan penelitian tentang kunjungan pemeriksaan IVA pap smear. Mengembangkan penelitian dengan menggunakan variabel dan metode yang berbeda sehingga diperoleh sampel yang lebih banyak dan hasil yang lebih baik sehingga dapat digeneralisasikan.

(16)

Tenaga kesehatan baik pemerintah maupun swasta untuk melakukan pembenahan sistem yang belum sesuai dengan program kerja. Meningkatkan promosi kesehatan terkait kebutuhan masyarakat sekitar terutama masalah kanker serviks, baik pencegahan maupun penanganannya. DAFTAR PUSTAKA

1. Alimul Aziz. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Salemba Medika. Jakarta.

2. Badan Pusat Statistik. 2014. Kanker di Indonesia.

3. Collen C, Robert L. 2011. Panduan Untuk Penderita Kanker Serviks. PT Indeks. Jakarta.

4. Christie Eherman., Jane Henley., et.al. Annual Report to The Status of Cancer 1975- 2008 Featuring Cancer associated With Excess Weight and Lact of Sufficient Physical Activity. Commentary. (2012) 2338- 2366. 5. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2010.

6. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008.

7. Donatus U., Ekwueme., et.al. Cost of Services Provided by The National Breast and Cervical Cancer Early Detection Program. Original Article. (2014) 2604- 2611.

8. Dwika G., Yulia I., Sofiana N. Faktor- faktor yang berhubungan dengan Perilaku Pencegahan Kanker Serviks pada Wanita Usia Subur. JOM PSIK. (2014) volume 1 no 2.

9. Eun Jung Ko., Won Jung Hong., et.al. Human Papilloma Type- 16 Positive Endobronchial Metastasis From Uterine Cervical Cancer. Official Case Reports Journal of The Asian Pacific Society of Respirology. (2014) 2, 10- 12.

10.Francis P., Boscoe., et.al. The Relationship Between Area Poverty Rate and Site Specific Cancer Insidence in The United Status. Original Article. (2014) 2191- 2198.

11.JO Thomas., R Herrero., OI Ajayi., A Arsian., PJF Snijders & JS Smith. Prevalence of Papilloma Virus Infection in Woman in Ibadan Nigeria: a population based study. British Journal of Cancer. (2004) 90, 638- 645. 12.Pratama, Surya. 2012. Karakteristik Penderita Kanker Serviks. Jurnal

Media Medika Muda.

13.Ketayun D., Gauravi M., et.al. Determinants of Compliance in a Cluster Randomised Controlled Trial on Screening of Breast and Cervix Cancer in Mumbai India. Oncology. (2007) 73, 154- 161.

14.K E Jensen., S Schmiedel., B Norrild., K Frederiksen., T Iftner & S K K Jaer. Parity as a Cofactor for High Grade Cervical Disease Among Woman With Persistent Human Papillomavirus Infection: a 13 year follow up. BJC. (2013) 108, 234- 239.

(17)

16.Maryam S. 2012. Peran Bidan yang Kompeten Terhadap Suksesnya MDG’s. Salemba Medika.

17.Melva. 2008. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Kanker Leher Rahim pada Penderita yang Datang Berobat di RSUP H Adam Malik Medan. USU Repository.

18.Notoatmodjo Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta. Jakarta.

19.Peter B., Karin S & Joakim D. Cost Effectiveness of Primary Cytology and HPV DNA Cervical Screening. Publication of The International Union Againts Cancer. (2008) 122, 327- 376.

20.Priyoto. 2014. Teori Sikap dan Perilaku dalam Kesehatan. Nuha Medika. Yogyakarta.

21.Rasjidi Imam. 2010. Deteksi Dini Pencegahan Kanker pada Wanita. Sagung Seto. Jakarta.

22.Ratna. 2013. Faktor yang Mempengaruhi Keterlambatan Klien Kanker Serviks Memeriksakan diri ke Pelayanan Kesehatan. Jurnal Penelitian Kesehatan.

23.Rebecca A., Henry K., et.al. Cervical Screening in England: The Past, Present and Future. Cancer Cytopatology. (2012) 87- 96.

24.Rebecca L., Siegel., et.al. Cancer Statistic 2015. Ca Cancer J Clin. (2015) 1- 25.

25.R Campi., M Frydenberg., O Basso., P Ebbesen & J Olsen. Having Children with Different Men and Subsequent Cancer Risk: A Nationwide Study in Denmark. British Journal of Cancer. (2004) 90, 1374- 1377. 26.Robert A., Smith., et.al. A Review of Current American Cancer Society

Guidelines, Current Issues in Cancer Screening and New Guidance on Cervical Cancer Screening and Lung Cancer Screening. Cancer Journal for Clinicians. (2013) 87- 95.

27.Sasieni P., V M W Leung., R Landy., A W W Lim & A Castanon. Characteristics and Screening History of Woman Diagnoses with Cervical Cancer Aged 20- 29 years. BJC. (2013) 109, 35- 41.

28.Setiati E. 2009. Waspadai 4 Kanker Ganas Pembunuh Wanita. Andi Offset. Yogyakarta.

29.Shehnaz K., Hussain., et.al. Nucleotide Variation in Il- 10 and Il- 12 and Their Receptors and Cervical and Vulvar Cancer Risk: A Hybrid Case- Parent Triad and Case- Control study. International Journal of Cancer. (2013) 133, 201- 213.

30.Sugiono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.

31.Wahyuni S. 2008. Faktor- Faktor yang mempengaruhi perilaku Deteksi Dini Kanker serviks di kecamatan Ngampel Kabupaten Kendal Jawa Tengah.

Gambar

tabel 14 di atas bahwa pendidikan responden pernah berkunjung ke
tabel 12 di atas, faktor usia menikah < 20 yang pernah berkunjung
tabel 22 di atas, faktor paritas belum pernah terdapat 2 orang (4,1%).

Referensi

Dokumen terkait

Nyanyian itu telah lama hidup dan berkembang di dalam masyarakat Kulawi hingga saat ini dan seakan menjadi satu-satunya kesenian yang diketahui masyarakat luas di

Dukungan pemerintah dan pemda—termasuk oleh mitra pembangunan—dalam pengembangan sistem data dan informasi harus difokuskan untuk mendukung pelaksanaan kedua kebijakan umum

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola sebaran rumah sakit, puskesmas, puskesmas pembantu, dan poskesdes di Kecamatan Baturaja Timur mengelompok, serta

Jika nilai Hosmer and Lemeshow Goodness of fit test statistics sama dengan atau kurang dari 0,05 maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada perbedaan

Rasio antara value added dengan human capital perusahaan. Structural Capital Value Added

Dalam pemberian pelayanan kesehatan harus dilakukan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan aturan yang telah ditetapkan, diantaranya pelaksanaan

Menurut analis Dari sekian banyak jenis relasi e-Business, market transaksi bertipe B-to-B (Business to Business) dinilai yang paling besar total nilai bisnisnya, sehingga

Namun, sesungguhnya biaya kerugian lingkungan hidup (menyangkut lingkungan hidup dan kesehatan) bisa jauh lebih tinggi dari biaya pencemaran. 3) Berbeda