• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA MENARCHE DINI PADA REMAJA PUTRI DI SDN 1 PULUBALA KABUPATEN GORONTALO - Tugas Akhir

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA MENARCHE DINI PADA REMAJA PUTRI DI SDN 1 PULUBALA KABUPATEN GORONTALO - Tugas Akhir"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Masa remaja merupakan masa transisi yang unik dan ditandai oleh berbagai perubahan fisik, emosi dan psikis, masa remaja merupakan masa yang khusus dan penting karena merupakan periode pematangan organ reproduksi manusia sering disebut masa pubertas (Depkes, 2004). Masa ini merupakan periode yang sulit bagi remaja, disebabkan karena adanya perubahan fisik dan biologis serta perubahan tuntutan dari lingkungan sehingga diperlukan suatu proses penyusuaian diri dari temannya tersebut. Adapun perubahan yang dialami oleh remaja putri meliputi perubahan secara sekunder (pertumbuhan payudara, rambut kemaluan, perubahan tinggi badan,dll) maupun perubahan secara primer yaitu dengan menarche (Zulkifli, 2004).

Menarche dini merupakan menstruasi pertama yang dialami seorang

wanita subur pada usia dibawah 12 tahun. Kondisi menarche dini karena mendapat produksi hormone esterogen lebih banyak dibanding wanita lain pada umumnya, itulah sebabnya menjadikan masalah ini menjadi penting (Rosental, 2009). Pendapat lainnya menyebutkan bahwa, menarche merupakan menstruasi pertama yang biasa terjadi dalam rentang usia 10-16 tahun atau pada masa awal remaja di tengah masa pubertas sebelum memasuki masa awal reproduksi (Proverawati dan Misaroh, 2009).

(2)

rentang usia 10-11 atau <12 tahun sebagai akibat dari adanya produksi hormone esterogen lebih banyak dibanding wanita lain yang belum mengalami masa menstruasi pada usia yang sama.

Terdapat studi yang telah dilakukan di beberapa negara yang menunjukkan rata-rata umur menarche. Di Amerika Serikat, rata-rata umur menarche adalah lebih dari 14 tahun sejak tahun 1994 dan sekarang menurun menjadi 12,8 tahun, di Kanada rata-rata umur menarche berkisar 8,5-15,6 tahun, di Jamika rata-rata umur menarchenya 13,8 tahun, sementara di Asia seperti Hongkong dan Jepang rata-rata umur menarche ramaja putri adalah 12,2 tahun dan 12,38 tahun (Karapanou, 2010).

Penelitian yang dilakukan di Belanda dalam Wiley dan Sons (2003), studi pertumbuhan nasional terhadap usia menarche dilakukan dalam dua kelompok. Kelompok pertama yang tergabung dalam tahun 1952- 1956, dan kelompok yang paling baru-baru ini di kelompokkan pada tahun 1996-1997. Usia saat menarche menurun menjadi 13,15 tahun yang merupakan penurunan 6 bulan selama empat dekade ini.

(3)

Penurunan usia menarche dihubungkan karena beberapa faktor yang meliputi keadaan gizi, genetik, konsumsi makanan, hormon, sosial ekonomi, keterpaparan media massa orang dewasa (pornografi ), perilaku seksual dan gaya hidup (Soetjiningsih, 2007).

Gaya hidup merupakan kebiasaan sehari-hari yang dilakukan remaja putri yang berkaitan dengan olahraga, konsumsi soft drink dan makan makanan fast food. Menurut Nopembri (2012) bahwa remaja putri aktif dalam kegiatan fisik (olahraga) yang berlebihan sebelum datang menarche akan mengalami keterlambatan menarche dari pada remaja putri yang jarang melakukan olahraga bahkan tidak pernah melakukan olahraga. Menurut Path (2005) bahwa konsumsi soft drink yang mengandung pemanis buatan cenderung meningkat selama fase luteal (masa saat ovulasi terjadi sampai terjadinya menstruasi). Sehingga selama fase luteal terjadi peningkatan asupan makanan atau energi. Menurut Susanti, (2012) makanan fast food banyak mengandung pemanis buatan, lemak, dan zat aditif bisa menyebabkan menarche lebih awal.

Dalam sebuah uraian Susanti (2012) yang mengutip beberapa pendapat pakar menyebutkan bahwa keanekaragaman konsumsi makanan dan faktor genetik merupakan indikator utama timbulnya menarche dini terutama sebagai pemicu keluarnya Gonadotropin Releazing Hormone (GnRH) yang selanjutnya mempengaruhi pengeluaran Follicle Stimulating Hormone (FSH)dan Luteinizing

Hormone (LH)dalam merangsang pematangan folikel dan pembentukan estrogen.

(4)

objektif dengan menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT) indikator. IMT ditentukan oleh berat badan dan tinggi badan. Berat badan sangat mempengaruhi status gizi dalam kaitannya terhadap usia menarche. Hal ini disebabkan oleh adanya adypocyte-derived hormone leptin yang berasal dari lemak tubuh yang diduga dapat mempengaruhi masa awal puberitas. Peningkatan kadar LH, peningkatan LH berhubungan dengan peningkatan estradiol dan awal menarche (Edward, 2007). Jadi penurunan usia menarche berkaitan dengan peningkatan berat badan. Faktor genetik berperan mempengaruhi percepatan dan perlambatan menarche yaitu antara usia menarche ibu dengan usia menarche putrinya (Maulidiah, 2011).

Hasil wawancara tentang gaya hidup dan genetik, yang dilakukan pada sepuluh siswi kelas V dan VI SDN 1 Pulubala Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo yaitu, tujuh dari sepuluh siswi yang telah mengalami menarche mengatakan menyukai dan mengkonsumsi makanan cepat saji (fast food) dan minuman bersoda (soft drink) setiap hari, dan tiga Siswi lainnya mengatakan mengalami menarche di usia yang sama dengan ibunya. Hasil observasi dari sepuluh siswi didapatkan, lima siswi memiliki badan yang gemuk, dan lima siswi lainnya memiliki badan yang ideal.

(5)

Berdasarkan survei pendahuluan dan ditunjang oleh berbagai penelitian yang menyatakan bahwa terjadi penurunan usia menarche (menarche dini), maka peneliti merasa perlu melakukan penelitian tentang "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Terjadinya Menstruasi Dini (menarche dini) pada Remaja Putri kelas V dan VI di SDN 1 Pulubala Kabupaten Gorontalo.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Terjadi penurunan usia menarche di beberapa tempat, di Amerika sejak tahun 1994 usia menarche berkisar 14 tahun keatas dan sekarang menurun menjadi 12,8 tahun di Kanada rata-rata umur menarche berkisar 8,5-15,6 tahun,di Jamaika rata -rata umur menarche 13,8 tahun di Asia seperti Hongkong dan Jepang rata - rata umur menarchenya 12,2 tahun dan 12,38 tahun. di Indonesia 20,9% perempuan mengalami menarche di umur kurang dari 12 tahun dengan usia menarche terdini 10 tahun.

2. Hasil observasi awal melalui wawancara tentang gaya hidup dan genetik, pada sepuluh siswi kelas V dan VI SDN 1 Pulubala Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo didapatkan, tujuh dari sepuluh siswi yang telah mengalami

menarche mengatakan menyukai dan mengkonsumsi makanan cepat saji (fast

(6)

3. Umumnya, menstruasi dialami oleh seorang remaja putri pada usia 12-15 tahun. Namun permasalahan selanjutnya yang ditemukan di lokasi penelitian ditemukan siswi yang mengalami masa menarche dini pada usia 10,7 tahun. 1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut "Faktor Apa yang Berhubungan dengan Terjadinya Menarche Dini pada Remaja Putri SDN 1 Pulubala Kabupaten Gorontalo?

1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan umum

Mengetahui Faktor yang Berhubungan dengan Terjadinya Menarche Dini pada Remaja Putri SDN 1 Pulubala Kabupaten Gorontalo.

1.4.2 Tujuan khusus

1. Mengidentifikasi kejadian menarche dini pada Remaja Putri di SDN 1 Pulubala Kabupaten Gorontalo.

2. Mengidentifikasi faktor status gizi dengan kejadian menarche dini pada Remaja Putri di SDN 1 Pulubala Kabupaten Gorontalo.

3. Mengidentifikasi faktor genetik dengan kejadian menarche dini pada Remaja Putri di SDN 1 Pulubala Kabupaten Gorontalo.

(7)

5. Menganalisis hubungan antara faktor status gizi, dengan kejadian menarche dini pada Remaja Putri di SDN 1 Pulubala Kabupaten Gorontalo.

6. Menganalisis hubungan antara faktor genetik, dengan kejadian menarche dini pada Remaja Putri di SDN 1 Pulubala Kabupaten Gorontalo.

7. Menganalisis hubungan antara faktor gaya hidup dalam hal ini kebiasaan olahraga dengan kejadian menarche dini pada Remaja Putri di SDN 1 Pulubala Kabupaten Gorontalo.

8. Menganalisis hubungan antara faktor gaya hidup dalam hal ini kebiasaan mengkonsumsi fast food dengan kejadian menarche dini pada Remaja Putri di SDN 1 Pulubala Kabupaten Gorontalo.

9. Menganalisis hubungan antara faktor gaya hidup dalam hal ini kebiasaan mengkonsumsi soft drink dengan kejadian menarche dini pada Remaja Putri di SDN 1 Pulubala Kabupaten Gorontalo.

1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah wawasan dan pengetahuan remaja putri tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian menarche dini.

1.5.2 Manfaat praktis

1. Bagi pemerintah dan institusi pelayanan

(8)

yang berhubungan dengan terjadinya mentruasi dini (menarche dini) sehingga dapat menghindari faktor pengaruh yang datangnya dari lingkungan.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan bisa menambah informasi dan pengetahuan institusi dan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi perlunya pendidikan reproduksi diberikan kepada remaja sejak masa pendidikannya di sekolah dasar

3. Bagi Masyarakat

Sebagai bahan masukan kepada masyarakat khususnya orang tua dan remaja untuk meningkatkan pengetahuannya sebagai persiapan sebelum menghadapi menstruasi pertama (menarche) dan faktor-faktor yang berhungan dengan terjadinya menstruasi dini (menarche dini)

4. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitian dasar yang dapat dikembangkan untuk penelitian lanjutan yang lebih mendalam dan spesifik.

5. Bagi keperawatan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi tambahan untuk memperkaya khasanah pengembangan pengetahuan khususnya tentang kesehatan reproduksi remaja.

Referensi

Dokumen terkait

Disisi lain warga bukan peternak ada yang protes untuk menuntut karena tidak setuju dengan adanya peternakan sehingga menimbulkan konflik didalam masyarakat Pedukuhan Ngruno..

Dari posisi-posisi dokumen ini, dengan membandingkan posisi dari suatu dokumen terhadap kata kunci pencarian, akan ditemukan dokumen mana sajakah yang memiliki kesamaan

Tujuan dari di lakukannya penelitian adalah untuk merancang, membuat dan menguji sistem penyiram otomatis berbasis Arduino pada rumah tanaman (greenhouse), sehingga sistem

Produk HS 2401 yaitu tembakau dan turunannya, merupakan salah satu aspek produk yang sangat di konsumsi masyarakat Spanyol, Indonesia juga merupakan salah satu mitra

Berita Acara Serah Terima (BAST) sebagaimana tersebut pada huruf d harus ditandatangani oleh Satker Raskin dan Pokja Raskin Kelurahan SfJrta diketahui oleh pejabat Kelurahan dengan

Lingkar pinggang merupakan antropometri yang mempunyai hubungan paling banyak dengan faktor risiko PKV ( 4 faktor ) yaitu gula darah puasa, apoB, ratio Kol/HDL dan ratio

Perpaduan pintu pada rumah tradisional ada juga yang berbentuk pintu tergabung dengan jendela krepyak pada bagian atas pintu tersebut, dengan demikian apabila

Pengembangan media pembelajaran berbicara ini memiliki tujuan untuk memperkaya ilmu pengetahuan, menjadi sumbangan untuk pembelajaran berbicara bahasa Indonesia sebagai