• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 29 PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA KECIL BERKUALITAS SERTA PEMUDA DAN OLAHRAGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 29 PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA KECIL BERKUALITAS SERTA PEMUDA DAN OLAHRAGA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 29

PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

DAN KELUARGA KECIL BERKUALITAS

SERTA PEMUDA DAN OLAHRAGA

A.

KONDISI UMUM

Pembangunan kependudukan dan keluarga kecil berkualitas

serta pemuda dan

olahraga merupakan salah satu langkah penting dalam mencapai peningkatan kualitas

SDM. Pengendalian kuantitas penduduk secara berkesinambungan diperlukan untuk

menjamin tercapainya penduduk tumbuh seimbang di masa yang akan datang.

Peningkatan kualitas keluarga kecil juga dilaksanakan antara lain melalui berbagai

bidang pembangunan termasuk keluarga berencana. Di samping itu, penataan

administrasi kependudukan dilakukan untuk mendukung tertib administrasi

kependudukan baik di tingkat nasional maupun di tingkat daerah. Selain itu, partisipasi

pemuda sebagai bagian dari penduduk merupakan faktor penting dalam pembangunan

suatu bangsa. Aspek penting lainnya dalam rangka peningkatan kualitas penduduk

adalah menumbuhkan budaya olahraga yang lebih luas bagi seluruh lapisan masyarakat.

Pada tahun 2004, pelayanan Keluarga Berencana (KB) telah berhasil mencapai

peserta KB aktif sebanyak 27,6 juta, peserta KB baru sebanyak 4,1 juta serta KB pria

448,6 ribu. Pencapaian peserta KB tersebut didukung oleh sarana pelayanan KB

sebanyak 60 ribu unit pelayanan terdiri dari klinik pemerintah dan swasta. Untuk

meningkatkan pemahaman remaja akan kesehatan reproduksi telah dibentuk Pusat

Informasi dan Konsultasi Remaja (PIKR) sebanyak 950 buah dan telah berhasil

dibentuk Kelompok Keluarga Peduli Remaja (KKPR) dan Kelompok Remaja (KR)

sebanyak 25,7 ribu kelompok. Di samping itu, telah dilatih sebanyak 28 ribu tenaga

konseling tentang Kesehatan Reproduksi Remaja. Usaha untuk memberdayakan

keluarga dan meningkatkan ketahanan keluarga telah terbentuk kelompok Bina

Keluarga (Balita, Remaja, dan Lansia) sebanyak 180,3 ribu kelompok dan jumlah

kelompok UPPKS sebanyak 367,6 ribu kelompok. Komitmen pemerintah daerah

kabupaten/kota telah meningkat sejak penyerahan kewenangan program KB pada tahun

2003, yaitu dengan telah dikeluarkannya peraturan daerah sebanyak 302 dari 410

kabupaten/kota. Partisipasi masyarakat telah meningkat yang ditandai dengan adanya

77,7 ribu kelompok Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD) dan 349,8

ribu kelompok sub PPKBD.

Perkiraan pencapaian pembangunan kependudukan dan keluarga kecil berkualitas

secara umum pada tahun 2005 adalah meningkatnya peserta KB aktif menjadi 27,7 juta

(2)

Pasangan Usia Subur (PUS), peserta KB baru 5,6 juta PUS; peserta KB pria 700 ribu

serta meningkatnya jumlah Pusat Pelayanan informasi dan konseling kesehatan

reproduksi remaja di 40 kabupaten/kota; terselenggaranya model integrasi

BKB-Posyandu-Padu di beberapa kecamatan; meningkatnya jumlah kelompok Bina Keluarga

Balita, meningkatnya jumlah anggota UPPKS yang melakukan usaha ekonomi

produktif, dan meningkatnya institusi masyarakat yang mengelola KB.

Dalam penataan administrasi kependudukan, sebagai pelaksanaan Keppres No.88

tahun 2004 pada tahun 2005 Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK)

akan diujicobakan di 12 provinsi dan kabupaten/kota. Di samping itu, dalam rangka

mendukung pemilihan kepala daerah (PILKADA) secara langsung, pada tahun 2005

akan diserahkan hasil konversi data Pendaftaran Pemilih dan Pendataan Penduduk

Berkelanjutan (P4B) kepada 32 provinsi dan 279 kabupaten/kota. Lebih lanjut, untuk

mendukung perbaikan sistem hukum di bidang administrasi kependudukan, telah

diselesaikan Naskah Akademis Rancangan Undang-Undang (RUU) Administrasi

Kependudukan dan pada saat ini draft RUU tersebut dalam persiapan untuk

disampaikan kepada DPR.

Perkiraan pencapaian pembangunan pemuda dan olahraga pada tahun 2005 ditandai

dengan telah disusunnya draft Rancangan Undang-Undang Kepemudaan;

dilaksanakannya hubungan kerjasama pemuda dengan 8 negara, dan antardaerah di 32

provinsi; terwujudnya wirausahawan muda dalam strata kelompok usaha kecil pemula

sebanyak 5.560 orang; diselenggarakannya penyuluhan untuk mencegah

penyalahgunaan narkoba, HIV/AIDS dan bahaya destruktif lainnya di 32 provinsi;

dilaksanakannya pengerahan pemuda terdidik sebagai tenaga penggerak pembangunan

di perdesaan sebanyak 1.800 orang; diselenggarakannya latihan kepemimpinan bagi

3.800 pemuda; terbentuknya 55 lokasi sentra pemberdayaan pemuda; disusunnya

Sport

Development Index

(SDI) sebagai alat untuk mengukur keberhasilan atau kegagalan

pembangunan olahraga, pada tahun 2004 Angka Kebugaran Jasmani penduduk

Indonesia adalah 34 persen; disusunnya Rancangan Undang-Undang Keolahragaan;

meningkatnya dukungan sarana dan prasarana olahraga bagi pelajar melalui Pusat

Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) di setiap provinsi; diselenggarakannya

kompetisi olahraga pelajar dan mahasiswa; dan diselenggarakannya pekan olahraga

nasional oleh daerah.

Permasalahan dan tantangan yang dihadapi dalam pembangunan kependudukan dan

keluarga kecil berkualitas adalah menurunnya aksesibilitas pelayanan KB terutama

untuk keluarga yang miskin dan berpendidikan rendah; kurangnya pengetahuan tentang

hak-hak reproduksi yang ditandai dengan permasalahan persalinan terlalu muda, terlalu

tua, terlau dekat dan terlalu sering; rendahnya partisipasi pria dalam ber-KB; kurangnya

pemahaman tentang hak-hak dan kesehatan reproduksi oleh remaja, keluarga dan

masyarakat; masih lemahnya pembinaan keluarga berkaitan pembinaan

(3)

usaha ekonomi produktif; serta menurunnya kuantitas dan kualitas institusi masyarakat

dalam penyelenggaraan KB.

Permasalahan dan tantangan yang dihadapi dalam penataan administrasi

kependudukan adalah belum tersedianya UU Administrasi Kependudukan; kurangnya

pemahaman masyarakat dan aparat birokrat tentang pendaftaran penduduk maupun

pencatatan sipil; dan belum terintegrasinya sistem administrasi kependudukan (SAK)

secara nasional (

online

) dan belum sepenuhnya memanfaatkan data hasil pendaftaran

penduduk dan pencatatan sipil sesuai dengan perubahan status dan peristiwa penting

kependudukan. Lebih lanjut, dengan ditetapkannya UU No.32 tahun 2004 tentang

Otonomi Daerah, kelembagaan yang menangani administrasi kependudukan di daerah

yang berwenang menetapkan kebijakan, pedoman, standarisasi pengelolaan

database

kependudukan serta dokumen kependudukan belum seragam sehingga dapat berakibat

status hukum kependudukan menjadi kurang berarti.

Dalam pembangunan pemuda dan olahraga, permasalahan dan tantangan yang

dihadapi adalah masih rendahnya akses dan kesempatan pemuda untuk memperoleh

pendidikan; masih rendahnya tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) pemuda; belum

serasinya kebijakan kepemudaan di tingkat nasional dan daerah; rendahnya kemampuan

kewirausahaan di kalangan pemuda; tingginya tingkat pengangguran terbuka pemuda;

dan maraknya masalah-masalah sosial di kalangan pemuda, seperti kriminalitas,

premanisme, narkotika, psikotropika, zat adiktif (napza), dan HIV/AIDS; belum

terwujudnya peraturan perundang-undangan tentang keolahragaan; lemahnya koordinasi

antarpemangku kepentingan (

stakeholder

) olahraga baik di tingkat nasional dan daerah;

belum serasinya kebijakan olahraga di tingkat nasional dan daerah; rendahnya

kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan tenaga keolahragaan; lemahnya

kelembagaan dan manajemen pembinaan olahraga; belum standarnya sarana dan

prasarana olahraga di klub, sekolah, dan perguruan tinggi; lemahnya pola kemitraan

dalam pembangunan olahraga; dan masih rendahnya penghargaan dan kesejahteraan

atlet, pelatih, dan tenaga keolahragaan.

B.

SASARAN PEMBANGUNAN TAHUN 2006

Sasaran yang akan dicapai dalam pembangunan keluarga kecil berkualitas adalah

sebagai berikut:

1.

Meningkatnya peserta KB aktif menjadi sekitar 28,6 juta dan peserta KB baru

sekitar 5,6 juta;

2.

Meningkatnya partisipasi pria dalam ber-KB menjadi sekitar 2,7 persen dari CPR;

3.

Menurunnya pasangan usia subur belum terlayani KB (

unmet need

) menjadi sekitar

7,4 persen;

4.

Meningkatnya persentase remaja yang memperoleh informasi tentang kesehatan

reproduksi menjadi sekitar 80 persen;

(4)

5.

Meningkatnya persentase Bina Keluarga Balita yang melakukan pembinaan tumbuh

kembang anak menjadi 29 persen;

6.

Meningkatnya persentase kelompok UPPKS aktif berusaha menjadi 52,5 persen;

7.

Meningkatnya jumlah tempat pelayanan KB non pemerintah menjadi 57 ribu;

8.

Meningkatnya peserta KB mandiri menjadi 41 persen dari peserta KB aktif; dan

9.

Meningkatnya kualitas dan pendayagunaan data dan informasi yang ada dalam

sistem informasi kependudukan dan keluarga.

Sasaran yang akan dicapai dalam penataan administrasi kependudukan adalah

sebagai berikut:

1.

Terintegrasinya kebijakan-kebijakan kependudukan dalam perencanaan

pembangunan di 10 provinsi/kabupaten/kota;

2.

Tersedianya kebijakan kependudukan bidang perkembangan dan proyeksi

kependudukan yang telah disempurnakan;

3.

Disahkannya UU Administrasi Kependudukan;

4.

Meningkatnya penerapan kebijakan pendaftaran penduduk dan kebijakan catatan

sipil di 32 provinsi;

5.

Meningkatnya daerah cakupan rintisan sistem informasi administrasi kependudukan

(SIAK) di 25 kabupaten/kota termasuk updating data P4B dalam mengembangkan

sistem administrasi kependudukan (SAK) secara nasional dan terpadu; dan

6.

Meningkatnya daerah cakupan layanan informasi kependudukan di 30

kabupaten/kota.

Sasaran yang akan dicapai dalam pembangunan pemuda dan olahraga adalah

sebagai berikut:

1.

Meningkatnya koordinasi antarinstansi di tingkat nasional dan daerah, untuk

mengembangkan sistem perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian pembangunan

kepemudaan;

2.

Tersusunnya Rancangan Undang-Undang tentang Kepemudaan;

3.

Dikembangkannya sistem informasi manajemen kepemudaan berbasis e-

youth

;

4.

Disahkannya Undang-Undang tentang Keolahragaan;

5.

Meningkatnya prestasi olahraga pelajar, mahasiswa, dan masyarakat di tingkat

nasional dan daerah;

6.

Terselenggaranya kompetisi olahraga secara teratur, berjenjang, dan

berkesinambungan bagi pelajar, mahasiswa, dan masyarakat;

7.

Meningkatnya kualitas dan kuantitas SDM olahraga, baik di lingkungan pemerintah,

maupun masyarakat, di tingkat nasional dan daerah; dan

8.

Meningkatnya peran dunia usaha, lembaga pemerintah, dan masyarakat dalam

pembangunan sarana dan prasarana olahraga di provinsi dan kabupaten/kota, baik

untuk olahraga pelajar, olahraga masyarakat, olahraga prestasi, maupun industri

olahraga.

(5)

C.

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN 2006

Sesuai dengan prioritas pembangunan nasional, arah kebijakan pembangunan

keluarga kecil berkualitas adalah:

1.

Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan keluarga berencana dan kesehatan

reproduksi bagi keluarga rentan, yaitu keluarga miskin, pendidikan rendah,

terpencil, dan tidak terdaftar;

2.

Meningkatkan akses pria terhadap informasi, pendidikan, konseling, dan pelayanan

keluarga berencana dan kesehatan reproduksi;

3.

Meningkatkan dan mengintegrasikan informasi dan pelayanan konseling bagi

remaja tentang kehidupan seksual yang sehat, HIV/AIDS, napza, dan perencanaan

perkawinan;

4.

Meningkatkan pemberdayaan keluarga dalam kemampuan pengasuhan

penumbuhkembangan anak, pembinaan kesehatan ibu, bayi, anak, dan remaja, serta

pembinaan lingkungan keluarga;

5.

Meningkatkan ketahanan keluarga dalam usaha ekonomi produktif keluarga,

termasuk pengetahuan dan keterampilan usaha, serta fasilitasi dalam mengakses

sumber modalnya;

6.

Memaksimalkan upaya-upaya advokasi, promosi dan KIE Keluarga Berencana

untuk penggalangan komitmen politis untuk kelangsungan program dan

kelembagaan serta pembinaan institusi masyarakat; dan

7.

Meningkatkan kualitas pengelolaan manajemen pembangunan Keluarga Berencana,

termasuk pengelolaan data dan informasi, pengkajian, penelitian dan

pengembangan, serta bimbingan dan pengawasan program.

Sedangkan arah kebijakan penataan administrasi kependudukan adalah:

1.

Menyerasikan kebijakan kependudukan dan penataan administrasi kependudukan

guna meningkatkan kualitas dokumen, data, dan informasi penduduk serta hak-hak

penduduk, dalam mendukung perencanaan dan pelaksanaan pembangunan

berkelanjutan; dan

2.

Menciptakan tertib administrasi kependudukan melalui komitmen berbagai pihak

dan peran serta masyarakat secara nasional.

Selain itu, arah kebijakan pembangunan pemuda dan olahraga adalah:

1.

Mewujudkan kebijakan kepemudaan yang serasi di berbagai bidang pembangunan;

2.

Meningkatkan pendidikan dan keterampilan bagi pemuda;

3.

Meningkatkan kewirausahaan, kepeloporan, dan kepemimpinan bagi pemuda;

4.

Melindungi segenap generasi muda dari masalah penyalahgunaan napza, minuman

keras, penyebaran penyakit HIV/AIDS, dan penyakit menular seksual di kalangan

pemuda;

5.

Mewujudkan kebijakan dan manajemen olahraga dalam upaya mewujudkan

penataan sistem pembinaan dan pengembangan olahraga secara terpadu dan

berkelanjutan termasuk landasan hukum yang mendukung;

(6)

6.

Meningkatkan budaya dan prestasi olahraga secara berjenjang termasuk pemanduan

bakat, pembibitan dan pengembangan bakat;

7.

Memberdayakan dan mengembangkan iptek dalam pembangunan olahraga;

8.

Meningkatkan pemberdayaan organisasi olahraga; dan

9.

Meningkatkan kemitraan antara pemerintah dan masyarakat termasuk dunia usaha

dalam mendukung pembangunan olahraga.

(7)

D. MATRIKS PROGRAM PEMBANGUNAN TAHUNAN 2006

No. Program/

Kegiatan Pokok RPJM

Program/

Kegiatan Pokok RKP 2006 Sasaran Program Instansi Pelaksana

Pagu Sementara (Juta Rupiah)

1. Keluarga Berencana 1. Pengembangan kebijakan

tentang pelayanan KB, komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) peran serta masyarakat dalam KB dan kesehatan reproduksi; 2. Peningkatan akses dan

kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi; 3. Peningkatan penggunaan

kontrasepsi yang efektif dan efisien melalui penyediaan sarana dan prasarana pelayanan kontrasepsi mantap dan berjangka panjang yang lebih terjangkau dan merata di seluruh wilayah Indonesia; 4. Penyediaan alat, obat dan

cara kontrasepsi dengan memprioritaskan keluarga miskin serta kelompok rentan lainnya; dan 5. Penyelenggaraan promosi

dan pemenuhan hak-hak dan kesehatan reproduksi termasuk advokasi,

Keluarga Berencana

1. Perluasan jangkauan pelayanan termasuk melalui pelayanan Tim KB Keliling (TKBK);

2. Pelayanan KB pria termasuk tentang informasi, konseling, dan pelayanan KB/KR;

3. Pelayanan KIE, advokasi, dan KIP/konseling dalam pelayanan KB termasuk pengembangan materi, media dan perluasan cakupan; 4. Pelayanan kontrasepsi yang efektif

dan efisien (keseimbangan pelayanan kontrasepsi hormonal dan non-hormonal);

5. Pembinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan KB/KR yang mandiri;

6. Peningkatan pembinaan kualitas sarana dan pelayanan KB/KR oleh tim jaga mutu dan tim spesialis; 7. Promosi kesehatan ibu, bayi dan

anak melalui kelompok kegiatan di masyarakat (Bina Keluarga, Posyandu, Kelompok KB dll); 8. Penyediaan alat kontrasepsi dan

pelayanan KB Medis Operasi; dan 9. Pelayanan pencabutan implan dan

1. Meningkatnya peserta KB aktif sekitar 28,6 juta dan peserta KB baru sekitar 5,6 juta;

2. Meningkatnya partisipasi pria dalam ber-KB menjadi sekitar 2,7 persen dari CPR; dan

3. Menurunnya pasangan usia subur belum terlayani KB (unmet need) menjadi sekitar 7,4 persen.

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional

(8)

No. Program/ Kegiatan Pokok RPJM

Program/

Kegiatan Pokok RKP 2006 Sasaran Program Instansi Pelaksana

Pagu Sementara (Juta Rupiah)

komunikasi, informasi, edukasi, dan konseling.

perlindungan bagi penerima pelayanan KB.

2. Kesehatan Reproduksi Remaja 1. Pengembangan kebijakan

pelayanan kesehatan reproduksi remaja bagi remaja;

2. Penyelenggaraan promosi kesehatan reproduksi remaja, pemahaman dan pencegahan HIV/AIDS dan bahaya NAPZA, termasuk advokasi, komunikasi, informasi, dan edukasi, dan konseling bagi masyarakat, keluarga, dan remaja; dan

3. Penguatan dukungan dan partisipasi masyarakat terhadap penyelenggaraan program kesehatan reproduksi remaja yang mandiri.

Kesehatan Reproduksi Remaja 1. Pengembangan pusat pelayanan

informasi dan konseling KRR guna mendekatkan akses pelayanan KRR dan perlindungan hak-hak

reproduksi (PHR);

2. Pembekalan program KRR dan PHR bagi pelaksana dan pengelola; 3. Pengembangan materi, metoda, dan media advokasi, KIE dan konseling KRR;

4. Peningkatan penanggulangan triad narkoba, PMS termasuk HIV/AIDS dalam kegiatan KRR; dan

5. Pembinaan pelayanan KRR bagi kelompok remaja dan kelompok sebaya di luar sekolah.

1. Meningkatnya persentase remaja yang memperoleh informasi tentang kesehatan reproduksi menjadi sekitar 80 persen.

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional

8.231,5

3. Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga

1. Pengembangan dan

memantapkan ketahanan dan pemberdayaan keluarga; 2. Penyelenggaraan advokasi,

Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga

1. Pengembangan bahan informasi tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuhkembang anak;

2. Penyiapan tenaga pendamping

1. Meningkatnya persentase Bina Keluarga Balita yang melakukan pembinaan tumbuh kembang anak menjadi 29 persen; dan

2. Meningkatnya persentase kelompok UPPKS aktif berusaha menjadi 52,5

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional

(9)

No. Program/ Kegiatan Pokok RPJM

Program/

Kegiatan Pokok RKP 2006 Sasaran Program Instansi Pelaksana

Pagu Sementara (Juta Rupiah)

keluarga tentang pola asuh dan tumbuhkembang anak, kebutuhan dasar keluarga, akses terhadap sumber daya ekonomi, dan peningkatan kualitas lingkungan keluarga; 3. Pengembangan pengetahuan

dan keterampilan kewirausahaan melalui pelatihan teknis dan manajemen usaha terutama bagi keluarga miskin dalam kelompok usaha peningkatan pendapatan keluarga

sejahtera (UPPKS);

4. Pengembangan cakupan dan kualitas UPPKS melalui penyelenggaraan

pendampingan/magang bagi para kader/anggota

kelompok UPPKS; dan 5. Pengembangan cakupan dan

kualitas kelompok Bina Keluarga bagi keluarga dengan balita, remaja, dan lanjut usia.

kecamatan;

3. Pengembangan model operasional BKB-Posyandu-PADU di seluruh kabupaten/kota;

4. Pengembangan keterpaduan kegiatan Bina Keluarga dengan usaha ekonomi produktif dan peningkatan kualitas lingkungan keluarga di seluruh kabupaten/kota; 5. Promosi dan sosialisasi kebijakan

ketahanan keluarga untuk memantapkan jejaring kerja; 6. Pengembangan kelompok UPPKS

yang didukung oleh program permodalan mikro dan pendampingan usaha;

7. Pengenalan penggunaan ATTG kepada kelompok UPPKS; dan 8. Pengembangan Pusat (galeri)

ATTG di kabupaten/kota.

4. Penguatan Pelembagaan Keluarga Kecil Berkualitas 1. Pengembangan sistem

pengelolaan dan informasi

Penguatan Pelembagaan Keluarga Kecil Berkualitas

1. Amandemen Undang-undang Nomor 10 Tahun 1992 tentang

1. Meningkatnya jumlah tempat pelayanan KB non pemerintah menjadi 57 ribu;

2. Meningkatnya peserta KB mandiri

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional

(10)

No. Program/ Kegiatan Pokok RPJM

Program/

Kegiatan Pokok RKP 2006 Sasaran Program Instansi Pelaksana

Pagu Sementara (Juta Rupiah)

termasuk personil, sarana dan prasarana dalam era desentralisasi untuk mendukung keterpaduan program;

2. Peningkatan kemampuan tenaga lapangan dan kemandirian kelembagaan KB yang berbasis

masyarakat, termasuk promosi kemandirian dalam ber-KB;

3. Pengelolaan data dan informasi keluarga berbasis data mikro; dan

4. Pengkajian dan pengembangan serta pembinaan dan supervisi pelaksanaan program.

Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera; 2. Peningkatan kemampuan tenaga

dan pengelola program di lapangan; 3. Peningkatan kemandirian institusi/

lembaga penyelenggara pelayanan KB yang berbasis masyarakat; 4. Peningkatan kualitas dan

pengelolaan data dan informasi keluarga berbasis data mikro bagi pengembangan dan operasional program di lapangan; dan 5. Pendataan keluarga dan individu

dalam keluarga serta pengolahannya dengan memanfaatkan teknologi informasi.

menjadi 41 persen dari peserta KB aktif; dan

3. Meningkatnya kualitas dan pendayagunaan data dan informasi yang ada dalam sistem informasi kependudukan dan keluarga.

5. Keserasian Kebijakan Kependudukan

1. Pengembangan kebijakan dan program pembangunan yang berwawasan

kependudukan meliputi aspek kuantitas, kualitas, dan mobilitas;

2. Pengkajian dan

penyempurnaan peraturan

Keserasian Kebijakan Kependudukan 1. Sosialisasi kebijakan-kebijakan

kependudukan di antaranya: perkembangan kependudukan, analisis dampak, proyeksi penduduk, dan kelembagaan administrasi kependudukan di daerah;

2. Pembekalan tentang wawasan kependudukan bagi pengelola

1. Terintegrasinya kebijakan-kebijakan kependudukan dalam perencanaan pembangunan di 10 provinsi/kabupaten/kota; 2. Tersedianya kebijakan

kependudukan bidang perkembangan dan proyeksi kependudukan yang telah disempurnakan; dan

3. Meningkatnya penggunaan standar

(11)

No. Program/ Kegiatan Pokok RPJM

Program/

Kegiatan Pokok RKP 2006 Sasaran Program Instansi Pelaksana

Pagu Sementara (Juta Rupiah)

mengatur perkembangan dan dinamika kependudukan (kuantitas, kualitas, dan mobilitas penduduk) di semua tingkat wilayah administrasi; dan 3. Pengintegrasian faktor

kependudukan ke dalam pembangunan sektoral dan daerah.

3. Peningkatan kapasitas kelembagaan dan sistem informasi administrasi kependudukan.

kependudukan di semua tingkat wilayah administrasi. 6. Penataan Administrasi Kependudukan 1. Penyempurnaan peraturan perundang-undangan yang mendukung administrasi kependudukan antara lain UU Administrasi

Kependudukan beserta turunan dan peraturan tentang penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan catatan sipil;

2. Penyempurnaan sistem pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, dan pengelolaan informasi kependudukan melalui Sistem Administrasi Kependudukan (SAK); 3. Penataan kelembagaan

Penataan Administrasi Kependudukan 1. Penyelesaian Pembahasan RUU

Administrasi Kependudukan; 2. Sosialisasi kebijakan pendaftaran

penduduk dan kebijakan catatan sipil;

3. Peningkatan kualitas tenaga pengelola sistem informasi

administrasi kependudukan (SIAK) di bidang informatika;

4. Pengembangan sistem informasi administrasi kependudukan (SIAK) yang dikelola secara terpadu sebagai pelaksanaan Keppres No.88 tahun 2004 dengan meningkatkan cakupan daerah rintisan di 25 kabupaten/kota termasuk updating

data P4B;

5. Peningkatan layanan informasi kependudukan untuk tertib

1. Disahkannya UU Administrasi Kependudukan;

2. Meningkatnya penerapan kebijakan pendaftaran penduduk dan

kebijakan catatan sipil di 32 provinsi;

3. Tersedianya 90 SDM yang berkualitas dalam bidang sistem informasi administrasi

kependudukan (SIAK); 4. Meningkatnya daerah cakupan

rintisan sistem informasi

administrasi kependudukan (SIAK) di 25 kabupaten/kota termasuk

updating data P4B dalam mengembangkan sistem

administrasi kependudukan (SAK) secara nasional dan terpadu.; 5. Meningkatnya daerah cakupan

layanan informasi kependudukan di

(12)

No. Program/ Kegiatan Pokok RPJM

Program/

Kegiatan Pokok RKP 2006 Sasaran Program Instansi Pelaksana

Pagu Sementara (Juta Rupiah)

administrasi kependudukan yang berkelanjutan di daerah termasuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia; dan

4. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam bidang administrasi informasi kependudukan.

administrasi kependudukan; dan 6. Penyiapaan pranata hukum dan

kelembagaan dalam administrasi kependudukan.

30 kabupaten/kota; dan 6. Tersedianya peraturan yang

mendukung administrasi kependudukan.

7. Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Pemuda 1. Pengkajian kebijakan-kebijakan pembangunan di bidang pemuda; 2. Pengembangan kemitraan pemerintah dengan masyarakat dalam pembangunan kepemudaan; 3. Peningkatan peran serta

pemuda dalam kegiatan pembangunan secara lintasbidang dan sektoral; dan

4. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pembangunan pemuda

Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Pemuda

1. Peningkatan koordinasi

antarinstansi baik di tingkat pusat dan daerah untuk mengembangkan sistem perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian pembangunan kepemudaan;

2. Penelitian dan/atau pengkajian kebijakan-kebijakan pembangunan kepemudaan;

3. Penyusunan Renstra kepemudaan; 4. Penyusunan Rancangan

Undang-Undang tentang Kepemudaan; 5. Perumusan kebijakan

kewirausahaan bagi pemuda; 6. Penyusunan pedoman Komunikasi,

Informasi, Edukasi, dan Advokasi tentang kepemimpinan pemuda; 7. Penyusunan rancangan pola

1. Meningkatnya koordinasi antarinstansi baik di tingkat pusat dan daerah untuk mengembangkan sistem perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian pembangunan kepemudaan;

2. Terlaksananya penelitian dan/atau pengkajian kebijakan-kebijakan pembangunan kepemudaan; 3. Tersusunnya Renstra kepemudaan; 4. Tersusunnya Rancangan

Undang-Undang tentang Kepemudaan; 5. Terumuskannya kebijakan

kewirausahaan bagi pemuda; 6. Tersusunnya pedoman Komunikasi,

Informasi, Edukasi, dan Advokasi tentang kepemimpinan pemuda; 7. Tersusunnya rancangan pola

kemitraan antarpemuda dengan masyarakat;

Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga

(13)

No. Program/ Kegiatan Pokok RPJM

Program/

Kegiatan Pokok RKP 2006 Sasaran Program Instansi Pelaksana

Pagu Sementara (Juta Rupiah)

masyarakat;

8. Pengembangan sistem informasi manajemen kepemudaan berbasis

e-youth;

9. Perluasan penyusunan rencana aksi nasional dan rencana aksi daerah bidang kepemudaan; dan 10.Pemantauan dan evaluasi

pelaksanaan pembangunan pemuda.

manajemen kepemudaan berbasis

e-youth;

9. Tersusunnya rencana aksi nasional dan rencana aksi daerah bidang kepemudaan; dan

10.Terlaksananya pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pembangunan pemuda.

8. Pembinaan dan Peningkatan Partisipasi Pemuda

1. Peningkatan wawasan dan sikap mental pemuda dalam pembangunan;

2. Peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan kewirausahaan pemuda; 3. Peningkatan kreativitas dan

inovasi pemuda sebagai wadah penyaluran minat dan bakat;

4. Peningkatan advokasi dan penyelamatan pemuda dari bahaya NAPZA dan HIV/AIDS; dan 5. Peningkatan dukungan

sarana dan prasarana pembangunan kepemudaan.

Pembinaan dan Peningkatan Partisipasi Pemuda

1. Peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan kecakapan hidup pemuda;

2. Peningkatan jaringan kemitraan pemerintah dengan masyarakat untuk mengembangkan kualitas dan kemandirian pemuda;

3. Perluasan pengerahan tenaga terdidik dalam upaya percepatan dan penggerakan pembangunan perdesaan;

4. Perluasan pelaksanaan dialog pemuda tingkat kabupaten/kota, regional, dan nasional;

5. Perluasan upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba dan bentuk-bentuk bahaya destruktif serta perilaku negatif lainnya di kalangan pemuda;

1. Meningkatnya kewirausahaan dan kecakapan hidup pemuda; 2. Meningkatnya jaringan kemitraan

pemerintah dengan masyarakat untuk mengembangkan kualitas dan kemandirian pemuda;

3. Meningkatnya jumlah tenaga terdidik dalam upaya percepatan dan penggerakan pembangunan

perdesaan;

4. Meluasnya pelaksanaan dialog pemuda tingkat kabupaten/ kota, regional, dan nasional;

5. Meluasnya upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba dan bentuk-bentuk bahaya destruktif serta perilaku negatif lainnya di kalangan pemuda;

6. Meningkatnya jaringan pemuda antardaerah dan antarnegara; 7. Tersedianya berbagai bahan KIE

Dep. Agama, Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga, dan Badan Narkotik Nasional

(14)

No. Program/ Kegiatan Pokok RPJM

Program/

Kegiatan Pokok RKP 2006 Sasaran Program Instansi Pelaksana

Pagu Sementara (Juta Rupiah)

6. Peningkatan jaringan pemuda antardaerah, dan antarnegara; 7. Persiapan berbagai bahan KIE dan

advokasi kepemudaan; dan 8. Peningkatan dukungan sarana dan

prasarana pembangunan kepemudaan.

dan advokasi kepemudaan di seluruh provinsi dan

kabupaten/kota; dan

8. Peningkatan dukungan sarana dan prasarana pembangunan

kepemudaan.

9. Pengembangan Kebijakan dan Manajemen Olahraga

1. Penelitian dan/atau pengkajian kebijakan-kebijakan pembangunan olahraga;

2. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pembangunan olahraga;

3. Pembinaan manajemen olahraga;

4. Pembinaan kemitraan dan kewirausahaan untuk pengembangan industri olahraga; dan 5. Penyusunan peraturan perundangan tentang keolahragaan.

Pengembangan Kebijakan dan Manajemen Olahraga

1. Pengkajian kebijakan-kebijakan pembangunan olahraga;

2. Penyusunan peraturan perundangan tentang keolahragaan;

3. Pembinaan manajemen organisasi olahraga;

4. Penyusunan pola kemitraan pemerintah dan masyarakat dalam pembangunan dan pengembangan industri olahraga;

5. Penyusunan pedoman standar pelayanan minimum pembangunan olahraga tingkat provinsi, dan kabupaten/kota; dan

6. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pembangunan olahraga.

1. Terlaksananya kajian kebijakan-kebijakan pembangunan olahraga; 2. Disahkannya Undang-Undang

tentang Keolahragaan. 3. Terlaksananya koordinasi dan

sosialisasi di tingkat nasional; 4. Tersusunnya pola kemitraan

pemerintah dan masyarakat dalam pembangunan dan pengembangan industri olahraga;

5. Tersusunnya pedoman standar pelayanan minimum pembangunan olahraga di seluruh provinsi dan kabupaten/kota; dan

6. Terlaksananya pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pembangunan olahraga.

Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga

(15)

No. Program/ Kegiatan Pokok RPJM

Program/

Kegiatan Pokok RKP 2006 Sasaran Program Instansi Pelaksana

Pagu Sementara (Juta Rupiah)

10. Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga

1. Pemassalan olahraga bagi pelajar, mahasiswa, dan masyarakat;

2. Peningkatan pemanduan bakat dan pembibitan olahraga;

3. Peningkatan prestasi olahraga;

4. Pembinaan olahraga yang berkembang di masyarakat; 5. Pembinaan olahraga untuk

kelompok khusus; 6. Penataran dan pendidikan

jangka pendek dan panjang termasuk magang;

7. Peningkatan profesionalisme pelatih, manajer, dan tenaga keolahragaan;

8. Pengembangan pengetahuan iptek olahraga dan

meningkatkan keahlian yang strategis bagi pelatih, peneliti, praktisi, dan teknisi olahraga; dan

9. Pengembangan sistem penghargaan dan kesejahteraan bagi atlet, pelatih, dan tenaga keolahragaan.

Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga

1. Pengembangan kesehatan jasmani di sekolah dan perguruan tinggi; 2. Pengembangan olahraga rekreasi; 3. Pengembangan olahraga lanjut usia

termasuk penyandang cacat; 4. Identifikasi dan pengembangan

olahraga unggulan daerah; 5. Identifikasi bakat dan potensi

pelajar dalam olahraga; 6. Pembinaan dan pembibitan

olahragawan berbakat berdasarkan cabang olahraga prioritas daerah melalui wadah-wadah pembinaan; 7. Penyediaan sarana dan prasarana

olahraga di setiap sekolah; 8. Pemberian penghargaan bagi insan

olahraga yang berdedikasi dan berprestasi;

9. Pemassalan olahraga bagi pelajar, mahasiswa, dan masyarakat; 10.Identifikasi prioritas cabang

olahraga prestasi di tingkat daerah, nasional, dan internasional;

11.Pembinaan cabang olahraga prestasi prioritas di tingkat daerah dan nasional;

12.Penyelenggaraan kompetisi olahraga secara teratur, berjenjang dan berkesinambungan bagi pelajar,

1. Meningkatnya prestasi olahraga di sekolah dan perguruan tinggi; 2. Meningkatnya kebugaran jasmani di

tingkat nasional dan daerah; 3. Meningkatnya jumlah tenaga

olahraga;

4. Tersedianya laporan tentang identifikasi dan pengembangan olahraga unggulan daerah; 5. Tersedianya laporan tentang

identifikasi bakat dan potensi pelajar dalam olahraga;

6. Meningkatnya jumlah wadah-wadah pembinaan/daerah yang dibina; 7. Meningkatnya jumlah sekolah yang

dibantu;

8. Meningkatnya jumlah insan olahraga yang berdedikasi dan berprestasi yang diberikan penghargaan;

9. Meningkatnya jumlah masyarakat yang melakukan olahraga secara rutin;

10.Tersedianya laporan tentang identifikasi prioritas cabang olahraga prestasi di tingkat daerah, nasional, dan internasional; 11.Meningkatnya jumlah cabang

olahraga prestasi prioritas di tingkat daerah dan nasional yang dibina; 12.Terselenggaranya kompetisi

Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga

(16)

No. Program/ Kegiatan Pokok RPJM

Program/

Kegiatan Pokok RKP 2006 Sasaran Program Instansi Pelaksana

Pagu Sementara (Juta Rupiah)

mahasiswa, dan masyarakat;

13.Peningkatan manajemen organisasi olahraga tingkat perkumpulan, tingkat daerah, dan tingkat nasional; 14.Peningkatan jumlah dan kualitas

serta kompetensi pelatih, peneliti, praktisi, dan teknisi olahraga; 15.Pengembangan pengetahuan iptek

olahraga sebagai pendorong peningkatan prestasi olahraga; 16.Peningkatan jaminan kesejahteraan

bagi masa depan atlet, pelatih, dan teknisi olahraga; dan

17.Peningkatan SDM pembina olahraga, baik di tingkat

pemerintah, maupun masyarakat.

olahraga secara teratur, berjenjang dan berkesinambungan bagi pelajar, mahasiswa, dan masyarakat; 13.Meningkatnya jumlah cabang

olahraga yang dikelola;

14.Meningkatnya jumlah dan kualitas serta kompetensi pelatih, peneliti, praktisi, dan teknisi olahraga; 15.Meningkatnya pemanfaatan iptek

olahraga sebagai pendorong peningkatan prestasi olahraga; 16.Diterapkannya sistem jaminan

kesejahteraan bagi masa depan atlet, pelatih, dan teknisi olahraga; dan 17.Meningkatnya kualitas dan kuantitas

SDM pembina olahraga, baik di tingkat pemerintah, maupun masyarakat.

11. Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga

1. Peningkatan partisipasi dunia usaha dan masyarakat untuk mendukung pendanaan dan pembinaan olahraga; dan 2. Dukungan pembangunan

sarana dan prasarana olahraga di provinsi, dan kabupaten/kota sesuai dengan cabang olahraga

Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga

1. Peningkatan peran dunia usaha dalam pengembangan sarana dan prasarana olahraga; dan

2. Peningkatan kerjasama pola kemitraan antara pemerintah dan masyarakat untuk pembangunan sarana dan prasarana olahraga di provinsi, dan kabupaten/kota untuk olahraga pelajar, olahraga

1. Meningkatnya peran dunia usaha dalam pengembangan sarana dan prasarana olahraga; dan

2. Meningkatnya peran lembaga pemerintah dan masyarakat dalam pembangunan sarana dan prasarana olahraga di provinsi, dan

kabupaten/kota untuk olahraga pelajar, olahraga masyarakat, dan olahraga prestasi.

Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga

(17)

Referensi

Dokumen terkait

Dari 20 tanaman yang ditelaah dari sumber data review berupa jurnal dan internet, kayu manis memiliki efek hepatoprotektor terbesar dengan dosis 10 mg/Kg BB, diikuti

Kegunaan utama penelitian bidang ini adalah memegang kunci dalam pengembangan ilmu pengetahuan, sehingga memperoleh yang jelas dan ilmiah mengenai relevansi yang

belum pernah merencanakan suatu pro- yek. Kadang-kadang tidak ada kesadaran dari masyarakat itu sendiri. Air minum yang mereka minum sehari-hari ke- banyakan tidak memenuhi syarat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prinsip perancangan konstruksi mekanik dan elektronik pada vibrating sample magnetometer (VSM), pengaruh frekuensi getaran

Berdasarkan penilaian diatas, dapat dilihat bahwa konsumen merasa belum puas dengan kualitas makanan, minuman, dan layanan dari 40 Avenue Restaurant & Bar, maka

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2007 tentang Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan

Setiap penyedia jasa wajib memberikan atau menyampaikan jasa berkualitas terbaik.. determinan atau faktor penentu utama kualitas jasa berdasarkan sudut pandang pelanggan.

Data resistivitas dari penampang resistivitas 2-D yang diperoleh dari pengukuran lintasan 1 sampai dengan pengukuran lintasan 4 di lapangan yaitu zona lapisan