• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR : SK. 2163/HK.208/XI/DIKLAT-2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR : SK. 2163/HK.208/XI/DIKLAT-2010"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN

NOMOR : SK. 2163/HK.208/XI/DIKLAT-2010 TENTANG

PEDOMAN PENYELENGGARAAN

DIKLAT KEAHLIAN PELAUT TINGKAT III NON DIPLOMA

(CRASH PROGRAM/FAST TRACK)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan kuantitas pelaut Indonesia dalam

rangka memenuhi kebutuhan pelaut perwira tingkat III di pasar nasional dan internasional, perlu ditindaklanjuti dengan membuka kesempatan yang lebih luas kepada masyarakat untuk mengikuti diklat kepelautan;

b. bahwa untuk melaksanakan amanah Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM.43 Tahun 2008 tentang Pendidikan dan Pelatihan, Ujian Keahlian Pelaut, serta Sertifikasi Kepelautan, perlu diambil langkah-langkah untuk tetap menjaga kualitas lulusan pelaut Indonesia sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mengutamakan aspek keselamatan dan keamanan pelayaran;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan pedoman penyelenggaraan Diklat Keahlian Pelaut DP-III Non Diploma

(Crash Program/Fast Track) dengan Peraturan Kepala Badan

Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 98, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3493);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2000 tentang Kepelautan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 13, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3929);

(2)

4. Keputusan Bersama Menteri Perhubungan, Menteri Pendidikan

Nasional dan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor KM.41 Tahun 2003, Nomor. 5/U/KB/2003, Nomor KEP.208 A/MEN/2003 tentang Sistem Standar Mutu Kepelautan Indonesia; 5. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 52 Tahun 2007,

tentang Pendidikan dan Pelatihan Transportasi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM.64 Tahun 2009;

6. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 60 tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja di lingkungan Departemen Perhubungan;

Memperhatikan : 1. Keputusan Dirjen Hubla Nomor DL.22/2/1-01 tentang Materi Ujian Keahlian Pelaut untuk Sertifikasi Ahli Nautika dan Ahli Tehnika Pelayaran Niaga;

2. Keputusan Dirjen Hubla Nomor PH. 33/I/5 /DJPL-10 tentang Sistem dan Prosedur Penyelenggaraan Ujian Keahlian Pelaut dan Sertifikasi Kepelautan;

M E M U T U S K A N :

Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN DIKLAT KEAHLIAN PELAUT TINGKAT III NON DIPLOMA (CRASH PROGRAM/FAST TRACK).

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan :

1. Diklat Keahlian Pelaut yang selanjutnya disebut DKP adalah diklat dalam berbagai jalur, jenis dan jenjang untuk meningkatkan keahlian guna mendapatkan sertifikat keahlian pelaut.

2. Diklat Keahlian Pelaut Tingkat III Non Diploma (Crash Program/Fast

Track) adalah diklat pembentukan untuk mendapatkan sertifikat

kompetensi ANT-III/ATT-III.

3. Surat Tanda Tamat Pendidikan Kepelautan yang selanjutnya disebut STTPK adalah Surat Keterangan telah menyelesaikan Diklat, yang diterbitkan oleh Pimpinan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Diklat dan diberikan kepada setiap peserta yang telah menyelesaikan diklat berdasarkan Peraturan ini.

(3)

4. Ujian Keahlian Pelaut yang selanjutnya disebut UKP adalah Ujian untuk memperoleh Sertifikat Keahlian Pelaut yang diselenggarakan oleh Dewan Penguji Keahlian Pelaut (DPKP).

5. Dewan Penguji Keahlian Pelaut yang selanjutnya disebut DPKP adalah penyelenggara ujian keahlian pelaut yang merupakan lembaga mandiri, dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Perhubungan Laut.

6. Sertifikat Keahlian Pelaut adalah bukti pengakuan terhadap kompetensi untuk melakukan pekerjaan sebagai pelaut.

7. Ujian Pendidikan Pelaut yang selanjutnya disebut Ujian Diklat adalah ujian untuk mengevaluasi pencapaian hasil pembelajaran yang diusulkan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Diklat.

8. Ujian Pelaksana Ujian Keahlian Pelaut yang selanjutnya disingkat PUKP adalah pelaksana ujian keahlian pelaut yang berada dibawah pembinaan dan bertanggung jawab kepada DPKP.

9. Unit Pelaksanaan Teknis Badan Diklat Perhubungan yang selanjutnya disebut Unit Pelaksana Teknis (UPT) Diklat adalah lembaga pemerintah yang bertugas melaksanakan Diklat di Lingkungan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan.

10. Praktik laut adalah bagian dari kegiatan pembelajaran pada Diklat Kepelautan berupa praktek berlayar untuk peserta pendidikan dan pelatihan kepelautan di kapal niaga dengan ukuran kapal, tenaga penggerak utama dan daerah pelayaran yang ditetapkan.

11. Kepala Pusat adalah Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan.

12. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Perhubungan Laut.

13. Kepala Badan adalah Kepala Badan yang memiliki tugas dan tanggung jawab di bidang pengembangan sumber daya manusia perhubungan.

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2

(1) Pedoman penyelenggaraan Diklat Keahlian Pelaut Tingkat III Non Diploma disusun dengan maksud untuk memberi arah dan petunjuk kepada Unit Pelaksana Teknis (UPT) Diklat dalam penyelenggaraan Diklat Keahlian Pelaut Tingkat-III Non Diploma (Crash Program/Fast Track).

(4)

a. mengatur pelaksanaan dan penyelenggaraan Diklat Keahlian Pelaut Tingkat III Non Diploma (Crash Program/Fast Track) sesuai dengan sistem standar mutu kepelautan;

b. mengoptimalkan peran dan fungsi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Diklat dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas pelaut kapal niaga; dan

c. memberikan petunjuk pelaksanaan, pengawasan, dan pengendalian penyelenggaraan Diklat Keahlian Pelaut Tingkat III Non Diploma

(Crash Program/Fast Track).

BAB III

PELAKSANAAN DIKLAT KEAHLIAN PELAUT TINGKAT-III NON DIPLOMA

(CRASH PROGRAM/FAST TRACK)

Bagian Kesatu Umum

Pasal 3

Diklat Keahlian Pelaut Tingkat-III Non Diploma dilaksanakan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Diklat.

Pasal 4

(1) Unit Pelaksana Teknis (UPT) Diklat yang melaksanakan Diklat Keahlian Pelaut Tingkat-III Non Diploma (Crash Program/Fast Track) wajib mendapatkan pengesahan (approval) oleh Direktur Jenderal setelah mendapat rekomendasi dari Kepala Badan.

(2) Kepala Badan memberikan kewenangan untuk menerbitkan rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kepada Kepala Pusat atas nama Kepala Badan.

Pasal 5

(1) Rekomendasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, dijadikan dasar pertimbangan untuk mendapatkan pengesahan (approval) program Diklat Kepelautan dari Direktur Jenderal.

(2) Pengesahan (approval) sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan hasil audit dan penilaian terhadap pembuktian obyektif bahwa sistem standar mutu telah terimplementasi secara efektif khususnya dilihat dari aspek competence education and training.

(5)

Bagian Kedua

Prosedur dan Mekanisme Perizinan Paragraf 1

Rekomendasi

Pasal 6

(1) Unit Pelaksana Teknis (UPT) Diklat yang akan melaksanakan Diklat Keahlian Pelaut Tingkat-III Non Diploma(Crash Program/Fast Track)

wajib mengajukan proposal untuk mendapatkan rekomendasi dan diajukan kepada Kepala Pusat dengan tembusan kepada Kepala Badan dan Direktur Jenderal.

(2) Proposal sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disusun dengan mengacu pada sistem standar mutu kepelautan.

(3) Kepala Pusat mengeluarkan surat rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), setelah berkas permohonan yang diajukan telah dilakukan evaluasi dan penilaian oleh Tim yang dibentuk oleh Kepala Pusat.

(4) Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dipergunakan sebagai persyaratan pengajuan proposal untuk mendapatkan pengesahan (approval) dari Direktur Jenderal.

Paragraf 2

Penetapan Rekomendasi

Pasal 7

(1) Rekomendasi pelaksanaan Diklat Keahlian Pelaut Tingkat-III Non Diploma (Crash Program/Fast Track) sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dievaluasi secara berkala setiap 1 (satu) tahun sekali oleh Kepala Pusat.

(2) Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berlaku paling lama 5 (lima) tahun.

(3) Rekomendasi pelaksanaan dapat dicabut apabila pelaksanaan Diklat Keahlian Pelaut Tingkat-III Non Diploma (Crash Program/Fast Track)

(6)

Bagian Ketiga

Persyaratan Peserta Pasal 8

Persyaratan peserta Diklat Keahlian Pelaut Tingkat-III Non Diploma(Crash

Program/Fast Track):

a. Jurusan Nautika:

1) Lulusan SMA/MA jurusan IPA / SMK Pelayaran, Diklat Teknologi Pelayaran Nusantara (DTPN-I), Diploma IV KALK, atau Sarjana; 2) Tinggi badan minimal 160 cm (pria) atau 155 cm (wanita);

3) Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan lulus seleksi kesehatan;

4) Berkelakuan baik dibuktikan dengan SKCK dari kepolisian; 5) Usia maksimal 26 tahun pada saat mendaftar; dan

6) Lulus seleksi penerimaan peserta didik yaitu; administrasi, kesehatan, akademik, kesamaptaan, psikotest dan wawancara. b. Jurusan Tehnika:

1) Lulusan SMA/MA IPA /SMK Pelayaran atau MAK/SMK jurusan mesin, otomotif, elektronik dan listrik, Diklat Teknologi Pelayaran Nusantara (DTPN-I), atau Sarjana;

2) Tinggi badan minimal 160 cm (pria) atau 155 cm (wanita);

3) Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan lulus seleksi kesehatan;

4) Berkelakuan baik dibuktikan dengan SKCK dari kepolisian; 5) Usia maksimum 26 tahun pada saat mendaftar; dan

6) Lulus seleksi penerimaan peserta didik yaitu; administrasi, kesehatan, akademik, kesamaptaan, psikotest, dan wawancara.

Pasal 9

Kegiatan belajar mengajar diklat dilaksanakan sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan oleh Kepala Badan dengan Peraturan tersendiri.

Pasal 10

Proses pembelajaran dilaksanakan dalam sistem semester dengan pengaturan sebagai berikut:

a. Semester I, II dan III merupakan kegiatan belajar mengajar di kampus; dan

b. Semester IV dan V merupakan kegiatan praktik berlayar di atas kapal niaga yang memadai.

(7)

Pasal 11

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diatur di dalam peraturan akademik dan peraturan pembinaan mental dan moral di masing-masing Unit Pelaksana Teknis (UPT) Diklat pelaksana berdasar pada ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB IV

UJIAN DAN SERTIFIKASI Bagian Kesatu

Jenis Ujian

Pasal 12

(1) Ujian Diklat Keahlian pelaut Tingkat III Non Diploma (Crash Program/Fast Track) terdiri atas :

a. ujian diklat tiap 1 (satu) semester mencakup: 1) Ujian Tengah Semester; dan

2) Ujian Akhir Semester. b. ujian keahlian pelaut mencakup:

1) Ujian Pra-Prala; dan 2) Ujian Pasca Prala.

(2) Ujian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pelaksanaannya diatur sesuai sistem dan prosedur penyelenggaraan ujian keahlian pelaut yang berlaku.

(3) Ujian keahlian pelaut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, diselenggarakan oleh PUKP.

Pasal 13

(1) Ujian diklat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) huruf a, dilaksanakan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Diklat untuk mengevaluasi pencapaian hasil pembelajaran.

(2) Unit Pelaksana Teknis (UPT) Diklat harus bertanggungjawab dalam penempatan peserta didik untuk praktik berlayar.

(8)

Bagian Kedua Jenis Sertifikat

Pasal 14

(1) STTPK diberikan kepada Peserta yang telah lulus ujian yang diselenggarakan oleh Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Diklat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(2) STTPK ditandatangani oleh pimpinan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Diklat dan dilaporkan kepada Kepala Pusat.

(3) Pedoman tentang penerbitan bentuk, format, dan pencetakan STTPK ditetapkan lebih lanjut oleh Kepala Pusat dengan mengacu pada Peraturan Kepala Badan tentang Penerbitan Ijazah dan Sertifikat Kompetensi pada Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Transportasi.

Pasal 15

(1) Ujian keahlian pelaut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, dilaksanakan untuk mendapatkan sertifikat keahlian pelaut yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal.

(2) Prosedur, mekanisme, dan persyaratan untuk pelaksanaan Ujian Keahlian Pelaut disesuaikan dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal.

BAB V

PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN PELAPORAN Pasal 16

(1) Kepala Pusat melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan diklat secara berkala dan berkesinambungan.

(2) Hasil pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaporkan kepada Kepala Badan.

Pasal 17

(1) Pimpinan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Diklat wajib membuat laporan awal, akhir semester, dan akhir diklat kepada Kepala Pusat.

(9)

(2) Penyampaian laporan pelaksanaan diklat diatur sebagai berikut a. Laporan awal:

1) Selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah dimulai program diklat;

2) Isi pelaporan mencakup: a) Identitas peserta;

b) Surat Keterangan Dokter (tentang kesehatan mata dan telinga);

c) Daftar pengajar; dan d) Kalender akademik. b. Laporan akhir semester:

1) Selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah akhir semester berjalan;

2) Isi pelaporan mencakup: a) Daftar kehadiran peserta; b) Daftar kehadiran pengajar; c) Mutasi peserta (bila ada); d) Hasil evaluasi belajar; dan e) Realisasi pencapaian kurikulum. c. Laporan akhir Diklat:

1) Disampaikan paling lambat 1 (satu) bulan setelah wisuda; 2) Isi pelaporan mencakup:

a) Rekapitulasi kehadiran peserta; b) Rekapitulasi kehadiran pengajar; c) Hasil evaluasi keberhasilan peserta; d) Realisasi pencapaian kurikulum; e) Hasil evaluasi belajar;

f) Surat keterangan lulus praktik berlayar/Prala;dan g) Lampiran copy STTPK.

BAB VI PEMBIAYAAN

Pasal 18

(1) Pembiayaan penyelenggaraan Diklat Keahlian pelaut Tingkat III Non Diploma (Crash Program/Fast Track) dibebankan pada APBN atau masyarakat.

(2) Pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dikelola berdasarkan mekanisme dan prosedur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(10)

BAB VII PENUTUP

Pasal 19

Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

NO. PROSES NAMA TANGGAL PARAF

1. Disetujui Sunaryo Direktur Jenderal Perhubungan Laut

Ditetapkan di J A K A R T A pada tanggal 16 November 2010 KEPALA BADAN PENGEMBANGAN

SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN ttd

CAPT. BOBBY R. MAMAHIT Pembina Utama Madya (IV/d) NIP. 19560912 198503 1 002 Tembusan Surat Keputusan ini di sampaikan kepada Yth. :

1. Menteri Perhubungan;

2. Menteri Keuangan;

3. Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan; 4. Inspektur Jenderal Kementerian Perhubungan;

5. Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan; 6. Sekretaris Badan Pendidikan dan Pelatihan Perhubungan; 7. Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perhubungan Laut; 8. Para Administrator Pelabuhan;

9. Ketua STIP, Kepala BP3IP, Para Direktur PIP, dan Para Kepala BP2IP;

10. Ketua DPKP;

11. Sekretariat KNPMKI.

NO. PROSES NAMA JABATAN TANGGAL PARAF

1. Peny. Konsep Endang Puji Lestari Kasubag Hukum Kerjasama Setdan Pengembangan SDM Phb.

2. Dikoreksi Sutardjo PH.Kabag Umum Setdan Pengembangan SDM Phb.

3. Dikoreksi Marihot S. Kabag Program Puspeng SDM Phb Laut

4. Disetujui Marihot S. PH.Kapuspeng SDM Perhubungan Laut

Referensi

Dokumen terkait

McNeil Strokes : perjanjian Lump Sum dimana pengguna jasa dan penyedia jasa sepakat pada suatu jumlah pasti yang harus dibayar oleh pengguna jasa kepada

3 CV Putro Sido Biso Kantor/Lokasi Kegiatan: Jln Raya Margasar Jatibarang Desa Karangdawa RT 01/01 Kec Margasari Kab Tegal Jawa Tengah Tel/Fax.0283) 465083 Industri Pembakaran

Pengguna Standar adalah Pengguna yang Berwenang yang penggunaannya atas Layanan Cloud terbatas untuk kemampuan untuk melakukan fungsi-fungsi standar; mengedit,

Jenis bakteri yang digunakan sebagai uji antibakteri bahan biomaterial untuk semen gigi zinc oxide eugenol adalah jenis bakteri. Streptococcus

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah stum mata tidur karet klon PB 260 sebagai objek yang akan diamati, air kelapa sebagai zat pengatur tumbuh,

Hasil penelitian ini menunjukkan hanya pemberian dekokta kulit alpukat dosis 363 mg/kgBB selama 6 hari yang mempunyai aktivitas penurunan aktivitas ALT, AST dan ALP, namun

Berdasarkan Tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai signifikan untuk hipotesis kedua ketiga adalah 0,048 nilai tersebut dinyatakan signifikan karena nilai tersebut lebih kecil

Simpulan dari hasil penelitian (1) validasi untuk aspek kualitas modul TGT diperoleh sebesar 75% dalam katagori baik, yang berarti modul layak dalam memberikan suasana belajar