• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL BACTH 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL BACTH 1"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Model Pengembangan Desain

Handicraft

dengan

Pendekatan Rekayasa Konstruksi Arsitektural

Landasan Transplantasi Terumbu Karang

(Studi Kasus di Wilayah Pantai Pangandaran Jawa Barat)

Dr. Wanjat Kastolani, M.Pd

Dr. Ir.Suwandi, M.Si

Husen Hendriyana, S.Sn, M.Ds

Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Departemen Pendidikan Nasional

(2)

Peta Digital Rupa Bumi Pangandaran

dan sekitarnya

(3)
(4)

Latar Belakang

Pasca tsunami para perajin cinderamata

Pangandaran

mengalami

penurunan

(kerusakan fisik/ ekosistem dan cinderamata

menjadi langka)

Penelitian

industri

kreatif

bidang

seni

mengangkat fenomena produk cinderamata

wisata Pangandaran yang ramah lingkungan

memiliki unsur intraestetik (materia, bahan)

dan ekstraestetik (keunikan, kehasan produk,

gaya

visualisasi,

kapasitas

produksi,

dayadukung persediaan bahan baku, serta

pengelolaan.

(5)

Kawasan wisata Pangandaran adalah salah

satu daerah yang memiliki potensi akan

kreativitas pada bidang produksi cinderamata

wisata

yang dikerjakan secara tradisional

dengan

menggunakan

bahan

baku

dari

kekayaan alam laut di lingkungan sekitarnya.

Tahun 1990 -2003 setiap kelompok industri

rumahan masyarakat ini memiliki tingkat

produktivitas rata-rata hingga mencapai 1000

unit/bulan bahkan 100 unit/ hari.

(6)

Dengan melihat potensi tersebut, maka peneliti

mengangkat aktivitas produksi cinderamata tersebut

sebagai objek penelitian sekaligus sebagai objek

mitra binaan.

Potensi keterampilan dan keuletan kerja para perajin

menggugah peneliti menjadikan topik penelitian ini.

Potensi sumber daya kelompok perajin ini sangat

memungkinkan menjadi masyarakat binaan pada

pengembangan kreativitas yang dapat membantu

dalam

upaya

economic

recovery

kelompok

masyarakatnya.

(7)

Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah

kondisi terumbu karang

saat ini (

pasca

tsunami) ?

2. Bagaimanakah

kebutuhan bahan baku kerajinan

bagi perajin

yang berbasis media dari tumbuhan dan hewan laut?

3. Bagaimanakah

desain pemulihan daya dukung terumbu

karang

terhadap

peningkatan

bahan

baku

produk

cindermata wisata bahari secara berkelanjutan?

4. Bagaimanakah

bentuk

base

transplantasi terumbu karang

sesuai standar habitat lingkungan laut, dan sosial budaya

setempat?

5. Bagaimana menumbuhkan pemahaman daya

kreativitas

para perajin

, terhadap bentuk desain, material dan teknik

pengerjaan produk cinderamata/kerajinan yang ramah

lingkungan?

(8)

Tujuan Penelitian

1. Mengidentifikasi kondisi terumbu karang di kawasan

pantai Pangandaran saat ini (

pasca

tsunami)

2. Mengetahui kapasitas bahan baku produk kerajinan bagi

perajin yang berbasis media dari kekayaan alam laut

Pangandaran (tumbuhan dan hewan laut).

3. Merancang desain pemulihan terumbu karang sebagai

daya dukung terhadap peningkatan persediaan bahan

baku

produk

cindermata

wisata

bahari

secara

berkelanjutan.

4. Merancang bentuk base transplantasi terumbu karang

sesuai karakteristik gelombang arus laut, dan sosial

budaya setempat.

5. Menumbuhkan pemahaman daya kreativitas para perajin,

terhadap bentuk desain, material dan teknik pengerjaan

produk cinderamata/kerajinan yang ramah lingkungan.

(9)

Metodologi Penelitian

Pendekatan yang diunduh: pendekatan

inter-disipliner ilmu desain, kriya, ekologi dan ekonomi

Metode

focus

group:

mengundang

pakar

transplantasi lingk.hidup, khususnya transplantasi

terumbu karang

Metoda ini dipilih dg pertimbangan terjadinya

diskusi dan evaluasi empiris dari pengalaman

para pelaku seni terkait, sehinggga gagasan dapat

dicurahkan

(10)

Grand design

penelitian ini dirancang dalam lingkup

penelitian industri kreatif secara umum beorientasi pada

pengembangan usaha, dan pasar dari hasil produk kreatif

kelompok masyarakat setempat, serta dapat menunjang

industri pariwisata yang memiliki jatidiri bangsa.

Program ini dirancang secara bekesinambungan

(multi years)

dalam cakupan

cultural industries

dan

creative economic

produk kerajinan / cinderamata wisata Pangandaran.

Cakupan lingkup penanganan

cultural industries

dan

creative

economic

terdiri dari empat unit, yakni industri kreatif, unit

pengembangan usaha, unit pengembangan pariwisata, dan

unit pengembangan target pasar.

Namun dalam penelitian ini,

dikonsentrasikan pada unit

pengkajian dan pengembangan industri kreatif produk

kerajinan yang menggunakan bahan baku hasil alam laut yang

ramah lingkungan.

(11)

Grafik hierarki peran dan fungsi unsur Body of

knowledge material industri kreatif

Body of Knowladge Material Creative Industry

Essential Importance Desirable M a te ri a l S tr u k tu r & T e k n ik B e n tu k F u n g si In o va si M e d ia V is u a l (P rm o si ) ke m a sa n K e u n ika n & K e kh a sa n P a sa r B u d g e t & K a p a s it a s P ro d u k s i M a n a g e m e n P e n g e lo la a n Intraestetik Ekstraestetik

(12)

Posisi unsur

body of knowledge material creative

industry

, menginspirasikan terhadap tahapan skala

prioritas dalam penelitian multi years ini.

Konteks penelitian industri kreatif bidang seni dan

kerajinan dilakukan melalui strategi pendekatan

Partisipatory

Rural

Appraisal

(PRA)

dan

Entrepreneurship Capacity Building (ECB)

.

Metode Pendekataninterdisipliner

desain, ekologi

dan ekonomi.

Konteks desain dan kriya secara operasional

dilakukan melalui eksplorasi dan eksperimentasi

unsur-unsur intraestetik dan ekstraestetik.

(13)

Kesimpulan (1)

Kondisi terumbu karang saat ini pasca tsunami) telah

mengalami kerusakan yang cukup parah

sehingga banyak

karang yang mati. Selain itu, terumbu karang rusak akibat dari

pola perilaku wisatawan yang tidak ramah lingkungan.

Kebutuhan bahan baku kerajinan bagi perajin yang berbasis

media dari tumbuhan dan hewan laut menunjukkan sangat

tinggi. Namun untuk mengatasi terbatasnya bahan baku

kerajinan, para perajin melakukan diversifikasi bahan baku

baik dengan yang berasal dari ekosistem air payau maupun

dari ekosistem air tawar. Selain itu, para perajin juga

melakukan barter (tukar) bahan baku kerajinan yang berasal

dari laut dengan daerah lain sehingga memiliki keunikan dan

variasi yang sangat menonjol.

(14)

Lanjutan Kesimpulan (2)

Desain pemulihan daya dukung terumbu karang terhadap peningkatan

bahan baku produk cinderamata wisata bahari secara berkelanjutan dapat

dilakukan secara bertahap sesuai dengan kondisi lingkungan lautnya.

Terdapat karakter yang berbeda antara Pantai Barat dan Pantai Timur,

terutama gelombang laut. Pemulihan untuk Pantai Barat mengalami

kendala dengan besarnya gelombang dari laut lepas sehingga hal ini perlu

menjadi perhatian.

Bentuk base transplantasi terumbu karang yang dikembangkan di kawasan

pantai Pangandaran menggunakan model balok beton. Model balok beton

ini adalah model terumbu buatan yang cukup efektif dibandingkan dengan

bentuk rumpon, base gunungan buatan dari ban bekas, tetapi model balok

beton ini juga memilki kelemahan yang cukup mendasar, yaitu biaya dalam

pembuatan balok beton ini sangat mahal. Model balok beton ini banyak

menemukan kendala antara lain sulitnya menertibkan para nelayan yang

akan mengambil udang lobster dari sekitar balok beton.

Para perajin cinderamata kerang kawasan wisata Pangandaran telah

menunjukkan kreativitas yang baik dengan bentuk desain yang unik.

Teknik pengerjaannya pun telah dilakukan dengan baik pula. Namun,

kreativitas dan teknik pengerjaan masih dapat dioptimalkan sehingga

dapat menghemat bahan baku.

(15)

Rekomendasi

• Kondisi ekosistem terumbu karang yang masih rusak perlu adanya upaya pemulihan dengan langkah-langkah yang nyata, yang melibatkan semua stakeholder (pihak-pihak yang terkait) dengan baik melalui kegiatan sosialisasi, pelatihan dan lokakarya, transplantasi terumbu karang serta kegiatan-kegiatan lainnya yang ramah lingkungan.

• Agar para perajin cinderamata kerang berkesinambungan, perlu adanya kegiatan untuk meningkatkan keterampilan (upgrade skill) kreativitas dalam industri kreatif. Keunggulan dalam industri kreatif bukan karena banyaknya kerang yang ditempelkan, tetapi desain harus sesuai dengan minat konsumen yang semakin mengarah pada kualitas dan kreativitas yang makin tinggi.

• Perlu adanya pembinaan terhadap para perajin cinderamata kerang berdasarkan konsep One Village One Product (OVOP). OVOP didasari oleh pemikiran untuk menciptakan, mengembangkan dan memperkuat basis produksi suatu daerah (desa) sehingga menjadi satu sentra produksi yang produknya bisa diterima di pasar lokal maupun global. Dengan demikian diharapkan produk bersangkutan akan mendatangkan nilai tambah yang tinggi.

• Perlu adanya perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian lingkungan di kawasan wisata alam pangandaran dengan menerapkan sistem manajemen lingkungan (ISO 14000) secara bertahap sehingga dapat dilaksanakan secara baik.

• Perlu terus dibangun secara fisik model balok beton bentuk base transplantasi terumbu karang disertai dengan kegiatan transplantasi terumbu karang dengan melibatkan sponsor yang peduli lingkungan serta terjalinnya hubungan yang baik dengan stakeholder perlu terus ditingkatkan.

(16)

Temuan Penelitian

Jenis kerang yang mudah dibudidayakan yaitu

kerang mutiara. Kerang mutiara memiliki

keistimewaan struktur visual.

Karena itu implementasi tahun kedua perlu

adanya budidaya, sehingga dapat mengangkat

kondisi ekonomi masyarakat.

(17)

RENCANA KEGIATAN TAHAP SELANJUT

NYA

(Tahun Kedua)

Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dalam rencana kegiatan penelitian tahun II

adalah:

Mewujudkan potensi industri kreatif hasil kekayaan alam laut ke

dalam bentuk produk

handicraft

wisata Pangandaran yang ramah

lingkungan, kreatif, artisititk, unik, dan bernilai jual.

Merancang

base transplantasi terumbu karang sebagai upaya

tempat membudidayakan tumbuhan dan hewan laut yang dapat

digunakan sebagai bahan baku kerajinan dimaksud.

Mewujudkan kesinambungan industri kreatif kelompok masyarakat

perajin kerang yang dapat hidup dan menghidupi dirinya secara

berkesinambungan.

Berupaya meningkatkan pendapatan di kalangan masyarakat,

(18)

Metode

Strategi pendekatan

Parsipatory Rural

Apraisal (PRA)

dan

Entrepreneurship

Capasity Building (ECB)

dengan metode

pendekatan interdisipliner desain, kriya,

ekologi dan ekonomi

(19)

Desirable Importance Essential K E M A M P U A N K ON S E P T U A L N il a i: P e s a n , K e pent inga n atau k e per luan KE M A M P U A N P S IKOL OG IS S ik a p ,ji wa d a n m e n ta l & k r e a ti v it a s K E M A M P U A N S K IL L -P R A K T IS KE M A M P U A N E NT RE P RE NE UR S HIP / L IV E P RE NE U RS HIP Kr e a ti v it a s d a n k e m a n d ir ia n K E M A M P U A N M A N A GERI A L

Strategi dan Sasaran Pengembangan Individu

Perajin Desainer

(20)

Jadwal Kerja

Bentuk kegiatan pada tahun II, direncanakan

terdiri dari:

Konsentrasi pada perajin

Konsentrasi pada sumber daya dukung bahan

baku produk yakni desain base transplantasi

terumbu karang sebagi salah satu wahana

untuk

membudidayakan

tumbuhan

dan

hewan laut yang dapat diambil sebagai bahan

baku produk kerajinan/cinderamata.

Gambar

Grafik hierarki peran dan fungsi unsur Body of  knowledge material industri kreatif

Referensi

Dokumen terkait

“ Analisis Pengaruh Komunikasi Internal dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan: Studi Kasus Pada Karyawan Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta ” beserta

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Bentuk Pertunjukan Kesenian Silakupang sebagai

Dengan adanya dukungan dari seluruh pegawai BPS Provinsi Banten, instansi/lembaga terkait serta masyarakat sebagai pengguna data, kiranya pelaksanaan PST di BPS dapat

Sebagaimana yang telah dipaparkan di atas, bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses pembayaran tagihan rekening Pembangkit Listrik Tenaga Diesel

yaitu Play dan Exit yang merupakan struktur navigasi hirarki. Jika memilih Play maka akan menampilkan tiga objek yaitu daun, batang, dan akar. Apabila memilih daun maka

Media tersebut juga dapat digunakan sebagai media pendamping untuk setiap siswa sehingga tercipta suasana kondusif dalam proses pembelajaran Media pembelajaran yang

bagaimana inovasi yang diterapkan untuk mengembangkan pendidikan diniyah formal atau menambah referensi untuk pelaksanaan pengembangan pendidikan diniyah formal

Metodologi yang diusulkan menggunakan DTCWT sebagai fitur ekstraksi dan Neural Network sebagai classifier.Metode tersebut dibagi menjadi 2 fase yang dilakukan secara