TUGAS AKHIR
DESAIN PERKUATAN LERENG DENGAN MENGGUNAKAN SOIL
NAILING : STUDI KASUS LERENG JALAN KERETA API DAERAH
GRINGSING, JAWA TENGAH.
(MENGGUNAKAN PROGRAM PLAXIS V.8.2)
Disusun oleh: ANDREAN MANDALA
41109010013
UNIVERSITAS MERCU BUANA
FAKULTAS TEKNIK PERENCANAAN dan DESAIN PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
Kata Pengantar
ii
KATA PENGANTAR
“Alhamdulillahirobbil’alamin”, Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, atas karunia dan rahmat-Nya. Tak lupa shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta para sahabatnya, keturunannya dan pengikutnya hingga akhir zaman. Sehingga dengan dengan ijin-Nya proses penyusunan Tugas Akhir dalam rangka melengkapi salah satu syarat guna mencapai jenjang strata 1 (S-1) Sarjana Teknik Sipil pada Fakultas Teknik Perencanaan dan Desain, Universitas Mercu Buana dapat terselesaikan.
Penulis merasa bahwa dalam menyusun laporan ini masih menemui beberapa kesulitan dan hambatan, disamping itu juga menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan –kekurangan lainnya, maka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak.
Menyadari penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:
1. Allah SWT atas segala nikmat dan karunianya yang sebesar-besarnya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Kata Pengantar
iii
2. Kedua orang tercinta, Ibu dan Bapak atas doanya yang selalu mengalir untuk penulis, memberikan kasih sayang dan memberikan dukungan baik moril maupun materil.
3. Dr. Ir. Pintor Tua Simatupang, MT selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
4. Ir. Desiana Vidayanti, MT selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
5. Bapak Ir. Mawardi Amin, MT selaku ketua program studi jurusan sipil yang telah membantu penulis di jurusan teknik sipil.
6. Pak Kadi selaku staf Tata Usaha FTPD-UMB yang selama ini telah mempermudah mengurus keperluan Tugas Akhir di kampus.
7. Untuk adikku tercinta Widya dan Andika yang telah memberikan pengertiannya kalau kakaknya lagi sibuk mengerjakan Tugas Akhir ini.
8. Untuk teman-teman teknik sipil angkatan 2009, terima kasih banyak untuk pelajaran hidup dan kenangan yang tak terlupakan dalam 4 tahun kita bersama.
9. Untuk Nadia Zainal, terima kasih untuk segala doa dan dukungan serta segala perhatian dan pengertiannya.
Kata Pengantar
iv
10. Untuk Yuli Wahyu Cahyono, Maulana Abidin dan Bahrudin, terima kasih temen seperjuangan. Semoga kalian cepet-cepet lulus.
11. Buat kakak-kakak angkatan atas, banyak pelajaran dan tambahan wawasan dalam menghadapi kenyataan hidup. Terima kasih telah berbagi pengalaman kalian selama ini.
Akhir kata, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan karunia-Nya dan membalas segala amal budi serta kebaikan pihak-pihak yang telah membantu penuis dalam menyusun laporan ini dan semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Tangerang, 22 Agustus 2013
Daftar Isi
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
ABSTRAK...i KATA PENGANTAR...ii DAFTAR ISI...v DAFTAR GAMBAR...xi DAFTAR TABEL...xvii DAFTAR NOTASI...xxi BAB I PENDAHULUAN... I - 1 1.1 Latar Belakang... I - 1
1.2 Maksud dan Tujuan...I - 2
1.3 Batasan Masalah... I - 3
1.4 Metodologi Perencanaan... I - 3
Daftar Isi
vi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... II - 1
2.1 Umum... II - 1
2.2 Data Pengujian Lapangan... II - 2
2.2.1 Data Sondir... ... II - 2
2.2.2 Data Bor... II - 8
2.3 Parameter Tanah... II - 10
2.3.1 Modulus Young... II - 10
2.3.2 Poissons Ratio... II - 13
2.3.3Berat Jenis Tanah Kering... II - 14
2.3.4 Berat Jenis Tanah Jenuh... II - 14
2.3.5 Sudut Geser Dalam... II - 14
2.3.6 Kohesi... II - 15
2.3.7 Permeabilitas... II - 16
2.4 Stabilitas Lereng... II - 17
2.4.1 Tinjauan Umum... II - 17
2.4.2 Penyelidikan Longsoran... II - 21
Daftar Isi
vii
2.4.4 Evaluasi dan Analisa Kemantapan Lereng... II - 28
2.4.5 Penyebab Gerakan Tanah dan Longsoran... II - 32
2.5 Konsepsi Kemantapan Lereng... II - 34
2.5.1 Teori Dasar... II - 34
2.5.2 Metode Analisis... II - 36
2.5.3 Angka Keamanan (Safety Factor) ... II - 37
2.5.4 Metode Analisis... II - 40
2.5.4.1 Metode Irisan (Method of Slice) ... II - 40
2.5.4.1.1 Metode Analisis Stabilitas Lereng Tanpa Soil
Nailing... II - 41
2.5.4.1.1.1 Metode Fellenius... II - 41
2.5.4.1.1.2 Metode Bishop... II - 44
2.5.4.1.2 Metode Analisis Stabilitas Lereng Dengan Soil
Nailing... II - 46
2.5.4.1.2.1 Metode Fellenius... II - 46
2.5.4.1.2.2 Metode Bishop... II - 48
Daftar Isi
viii
2.6.1 Latar Belakang Teori Soil Nailing... II - 52
2.6.2 Paku (Nail) ... II - 54
2.6.3 Struktur Penutup Permukaan (Facing) ... II - 56
2.6.3.1 Facing desain prosedur... II - 60
2.6.4 Keuntungan dan Kerugian Soil Nailing... II - 73
2.7 Plaxis... II - 74
2.7.1 Input... II - 76
2.7.1.1 General Settings...II - 77
2.7.1.2 Geometry Contour... II - 78
2.7.1.3 Boundary Conditions... II - 79
2.7.1.4 Material Data Sets... II - 79
2.7.1.5 Mesh Generation... II - 81
2.7.1.6 Initial Conditions (Kondisi Awal) ... II - 82
2.7.2 Calculation... II - 83
2.7.3 Output... II - 85
Daftar Isi
ix
BAB III DASAR PERENCANAAN... III - 1
3.1 Data Perencanaan... III - 1
3.1.1Data Penyelidikan Tanah (Soil Investigation) ... III – 1
3.1.1.1 Data Pengujian Bor... III – 2
3.1.1.2 Data Pengujian Sondir... III - 3
3.1.2 Gambar Rencana Lereng... III - 5
3.2 Dasar Pemilihan Soil Nailing Sebagai Perkuatan... III - 6
3.3 Bagan Alir Perencanaan... III - 7
BAB IV PERENCANAAN LERENG GALIAN... IV - 1
4.1 Pendahuluan... IV - 1
4.2 Struktur Penutup Permukaan (Facing Design) ... IV - 2
4.2.1 Perhitungan Facing Design... IV - 4
4.3 Perhitungan Lereng Alami... IV - 8
4.3.1 Metode Bishop Disederhanakan (Simplified Bishop Method) ... IV - 8
4.3.2 Metode Fellenius... IV - 15
4.4 Perhitungan Lereng Galian (Cut Slope) ... IV - 21
Daftar Isi
x
4.4.2 Metode Fellenius... IV - 27
4.5 Perhitungan Lereng Yang Telah Dipasang Perkuatan Soil Nailing.. IV - 33
4.5.1 Metode Bishop Disederhanakan Perkuatan Soil Nailing... IV - 33
4.5.2 Metode Fellenius Dengan Perkuatan Soil Nailing... IV - 40
4.6 Perhitungan Menggunakan Plaxis V.8.2... IV - 46
4.6.1 Tahap-Tahap Perhitungan Soil Nailing Pada Plaxis V.8.2. ... IV - 49
4.6.2 Plaxis V.8.2. Input... IV - 49
4.6.3 Plaxis V.8.2. Calculation... IV - 55
4.6.4 Plaxis V.8.2. Output... IV – 57
4.6.4.1 Plaxis V.8.2. Output (Tanpa Soil Nailing)... IV - 57
4.6.4.2 Plaxis V.8.2. Output (Dengan Soil Nailing)... IV - 62
4.6.5 Plaxis V.8.2. Curves... IV - 70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... V - 1
5.1 Kesimpulan... V - 1
5.2 Saran... V - 2
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Gambar
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Lokasi lereng yang akan diberikan perkuatan soil nailing I-2
Gambar 2.1 Grafik hubungan antara tekanan konus (qc), Friction II-4
Ratio (FR) dan jenis tanah
Gambar 2.2 Penentuan E50 II-11
Gambar 2.3 Kelongsoran lereng II-20
Gambar 2.4 Skema pemasangan instrumen di daerah galian II-27
Gambar 2.5 Jenis longsoran (1) Runtuhan (2) Pengelupasan (3) II-30
Longsoran (4) Rayapan (5) Aliran tanah/debris
Gambar 2.6 Jenis-jenis longsoran rotasi II-31
Gambar 2.7 Skemati longsoran translasi II-32
Gambar 2.8 Kekuatan geser tanah II-35
Gambar 2.9 Keseimbangan benda pada bidang miring II-35
Gambar 2.10 Gaya-gaya yang bekerja pada bidang longsor II-41
Daftar Gambar
xii
Gambar 2.12 Sistem gaya pada suatu elemen menurut Bishop II-45
Gambar 2.13 Penentuan harga Mi () II-45
Gambar 2.14 Sistem Gaya Dengan Metode Bishop Dengan II-48
Ditambahkannya Nail
Gambar 2.15 Penentuan harga Mi () II-50
Gambar 2.16 Daerah aktif dan daerah pasif II-53
Gambar 2.17 Kegagalan lekatan (adhesion) nail II-55
Gambar 2.18 Kegagalan luar (eksternal failure) pada soil nailing wall II-55 (a) Gelincir (b) Miring (c) Kelongsoran (slip failure)
Gambar 2.19 (a) Fraktur dan (b) Pola Lendutan Facing Saat Mengalami II-58 Flexure Failure
Gambar 2.20 Punching Shear Failure II-59
Gambar 2.21 Headed-Stud Tensile Failure II-59
Gambar 2.22 Gambar Untuk Headed-Stud Dimensions II-65
Gambar 2.23 Dialog box Create/Open project II-76
Gambar 2.24 Tab sheet Project dari windows General Settings II-77 Gambar 2.25 Tab sheet Dimensions dari windows General Setting II-78 Gambar 2.26 Tab sheet General dari windows Soil and interfaces II-80
data sets
Daftar Gambar
xiii
Gambar 3.2 Potongan Melintang Proyek 53+600 III-6 Gambar 4.1 Geometri Lereng Dengan Perkuatan Soil Nailing IV-2 Gambar 4.2 Lereng Alami dengan Irisan Bidang Longsor Mengikuti IV-11
Bidang Longsor Dari Plaxis yang Dihitung Dengan Metode Bishop
Gambar 4.3 Lereng Alami dengan Irisan Bidang Longsor Mengikuti IV-18 Bidang Longsor Dari Plaxis yang Dihitung Dengan Metode Fellenius
Gambar 4.4 Lereng Galian dengan Irisan Bidang Longsor Mengikuti IV-23 Bidang Longsor Dari Plaxis yang Dihitung Dengan Metode Bishop
Gambar 4.5 Lereng Galian dengan Irisan Bidang Longsor Mengikuti IV-30 Bidang Longsor Dari Plaxis yang Dihitung Dengan Metode Fellenius
Gambar 4.6 Lereng Dengan Perkuatan Soil Nailing dan Irisan Bidang IV-38
Longsor Mengikuti Bidang Longsor Dari Plaxis yang
Dihitung Dengan metode Bishop
Gambar 4.7 Lereng Dengan Perkuatan Soil Nailing dan Irisan Bidang IV-43
Longsor Mengikuti Bidang Longsor Dari Plaxis yang
Daftar Gambar
xiv
Gambar 4.8 Geometri Lereng Dengan Perkuatan Soil Nailing IV-50
Gambar 4.9 Geometri Lereng Dengan Perkuatan Soil Nailing Di Plaxis IV-51 Gambar 4.10 Besar Pembebanan Akibat Beban Tower IV-51 Gambar 4.11 Properties Untuk Tiap Lapisan Tanah, Nailing dan IV-52
Shortcrete
Gambar 4.12 Tampilan Setelah Dilakukan Mesh Generation IV-53 Gambar 4.13 Tampilan Untuk Menetapkan Gravity Loading IV-54 Gambar 4.14 Lereng yang terdeformasi akibat Gravity Loading IV-57
Gambar 4.15 Arah gerakan tanah dan penurunan akibat Gravity Loading IV-58
Gambar 4.16 Lereng yang terdeformasi akibat Vertical Loading IV-59
Gambar 4.17 Arah gerakan tanah dan penurunan akibat Vertical Loading IV-60
Gambar 4.18 Lereng yang terdeformasi akibat sutet dan kondisi tanah IV-61
tanah asli (tanpa soil nailing)
Gambar 4.19 Arah gerakan tanah dan akibat sutet dan kondisi tanah IV-61
tanah asli (tanpa soil nailing)
Gambar 4.20 Incremental Shear Strains akibat sutet dan kondisi IV-62
tanah asli (tanpa soil nailing)
Daftar Gambar
xv
Gambar 4.22 Arah gerakan tanah dan penurunan akibat Gravity Loading IV-63
Gambar 4.23 Lereng yang terdeformasi akibat Vertical Loading IV-64
Gambar 4.24 Arah gerakan tanah dan penurunan akibat Vertical Loading IV-65
Gambar 4.25 Lereng yang terdeformasi setelah pemasangan soil nailing IV-66
dan shortcrete
Gambar 4.26 Arah gerakan tanah dan penurunan setelah pemasangan IV-66
soil nailing dan shortcrete
Gambar 4.27 Lereng yang terdeformasi setelah pemasangan soil nailing IV-67
dan shortcrete
Gambar 4.28 Arah gerakan tanah dan penurunan setelah pemasangan IV-68
soil nailing dan shortcrete
Gambar 4.29 Lereng yang terdeformasi setelah pemasangan soil nailing IV-69
dan shortcrete
Gambar 4.30 Arah gerakan tanah dan penurunan setelah pemasangan IV-69
soil nailing dan shortcrete
Gambar 4.31 Incremental shear strains setelah pemasangan soil nailing IV-70
Daftar Gambar
xvi
Gambar 4.32 Angka keamanan akibat soil nailing dan shortcrete IV-70
Daftar Tabel
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Hubungan antara konsistensi dengan tekanan konus II-5
Tabel 2.2 Hubungan antara kepadatan, relative density, nilai N, qc II-5
dan Ø
Tabel 2.3 Korelasi empiris antara nilai N-SPT dengan unconfined II-6 compressive strength dan berat jenis tanah jenuh (γsat)
untuk tanah kohesif
Tabel 2.4 Korelasi berat jenis tanah (γ) untuk tanah non kohesif dan II-6
kohesif
Tabel 2.5 Korelasi berat jenis tanah jenuh (γsat) untuk tanah non II-7
kohesif
Tabel 2.6 Nilai SPT dan properties tanah berdasarkan Standard II-9
Penetration Test
Tabel 2.7 Nilai Perkiraan Modulus Elastisitas Tanah II-12
Tabel 2.8 Hubungan antara Es dengan qc II-12
Daftar Tabel
xviii
Tabel 2.10 Hubungan antara sudut geser dalam dengan jenis tanah II-15
Tabel 2.11 Hubungan antara kohesi, N-SPT dan sudut geser pada II-16
tanah lempung
Tabel 2.12 Klasifikasi Gerakan Tanah II-21
Tabel 2.13 Macam pengujian di laboratorium dan aplikasinya II-26
Tabel 2.14 Instrumentasi di daerah gerakan tanah II-27
Tabel 2.15 Cara Analisis Kemantapan Lereng II-36
Tabel 2.16 Faktor Keamanan Minimum Stabilitas Lereng II-39
Tabel 2.17 Properti Baja Ulir II-55
Tabel 2.18 Weld Wire Mesh Dimension II-61
Tabel 2.19 Bar Sizes II-62
Tabel 2.20 Area of Reinforcement Bars at Given Spacing II-63
Tabel 2.21 Headed-Stud Dimensions II-64
Tabel 2.22 Faktor CF II-67
Tabel 2.23 Minimum Recommended Factors of Safety Untuk Desain II-69
Soil Nails Walls Menggunakan ASD Method
Daftar Tabel
xix
Tabel 3.1 Hasil Penyelidikan Bor Titik BT.1 III-3
Tabel 3.2 Hasil Penyelidikan Bor Titik BT.2 III-3
Tabel 3.3 Hasil Penyelidikan Sondir S.1 III-3
Tabel 3.4 Hasil Penyelidikan Sondir S.2 III-4
Tabel 3.5 Hasil Penyelidikan Sondir S.2A III-4
Tabel 3.6 Summary Of Soil Test III-5
Tabel 4.1 Pehitungan Tmax IV-4
Tabel 4.2 Ringkasan Facing Design (Temporary dan Permanent) IV-7
Tabel 4.3 Hitungan Faktor Aman Lereng Alami Dengan Metode IV-12
Bishop
Tabel 4.4 Hitungan Faktor Aman Lereng Alami Dengan Metode IV-19
Fellenius
Tabel 4.5 Hitungan Faktor Aman Lereng Galian Dengan Metode IV-24
Bishop
Tabel 4.6 Hitungan Faktor Aman Lereng Galian Dengan Metode IV-31
Fellenius
Daftar Tabel
xx
Tabel 4.8 Hitungan Faktor Aman Lereng Dengan Perkuatan Soil IV-39
Nailing Metode Bishop
Tabel 4.9 Hitungan Faktor Aman Lereng Dengan Perkuatan Soil IV-44
Nailing Metode Fellenius
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Angka Keamanan Masing-Masing IV-45
Lereng
Tabel 4.11 Parameter-Parameter Untuk Tanah dan Antarmuka IV-47
Tabel 4.12 Parameter-Parameter Untuk Nailing (Pelat) IV-48
Tabel 4.13 Parameter-Parameter Untuk Shotcrete (Pelat) IV-48
Daftar Notasi
xxi
DAFTAR NOTASI
avn = Tulangan silang luas penampang persatuan lebar dalam arah vertikal pada kepala paku
avm = Tulangan silang luas penampang per satuan lebar dalam arah vertikal di tengah bentang;
ahn = Tulangan silang luas penampang per satuan lebar dalam arah horisontal pada kepala kuku;
ahm = Tulangan silang luas penampang per satuan lebar dalam arah horisontal di tengah bentang
b = Lebar potongan lereng1 CU = Kuat geser tanah
CF = Faktor yang mempertimbangkan tekanan tanah yang tidak seragam di belakang facing
CPT = Cone PenetrometerTest
c = kohesi
c’ = kohesi efektif Dr = Relatif Density
d = Setengah ketebalan facing E = Modulus elastisitas
Daftar Notasi
xxii E’ = Gaya normal efektif Eref = Modulus young
FR = Friction Ratio
FK = Angka keamanan terhadap kekuatan tanah fy = Penguatan tarik kekuatan leleh, dan fc ' = Kuat tekan beton
Gs = Specific Gravity
h = Tinggi potongan lereng h = Ketebalan facing
k = Koefisien Permeabilitas Kx = Permeabilitas arah horisontal Ky = Permeabilitas arah vertikal
Mpenahan = Momen tahanan geser pada bidang longsor
N = Gaya normal yang tegak lurus pada bidang longsor N’ = Resultan gaya normal efektif
qc = Tekanan Konus
R = Gaya geser
r = Jari-jari bidang longsor
RFF = Facing flexural resistance
RFP = Facingpunching shear resistance
RFH = Facingheaded stud resistance
SPT = Standard Penetration Test
Daftar Notasi
xxiii Sv = Jarak nail arah vertikal
Sh = Jarak nail arah horisontal
T’ = Resultan gaya geser efektif
Tn = Gaya tarik nail yang muncul keluar dimana dari dasar irisan T0 = Gaya tarik maksimum pada wall facing
Tmax = Gaya axial maksimal yang ada di dalam soil nail
u = Tegangan air pori didasar bidang longsoran Wt = Berat tanah irisan
X’ = Gaya geser efektif
= Kemiringan bidang longsor bagian bawah
= Kemiringan bidang longsor bagian atas
sat = Berat jenis tanah jenuh
= Berat jenis tanah
w = Berat isi air
dry = Berat volume tanah kering
wet = Berat volume tanah basah
= Sudut geser dalam
’
= Sudut geser dalam efektif
= Sudut nail
v = poisson ratio
ρhm = Rasio tulangan horisontal di tengah bentang ρhn = Rasio tulangan horisontal di kepala kuku ρvm = Rasio tulangan vertikal di tengah bentang
Daftar Notasi
xxiv
ρvn = Rasio tulangan vertikal di kepala kuku ρtot = Jumlah rasio tulangan
ρmax = Rasio tulangan maksimum untuk kapasitas lentur facing ρmin = Rasio tulangan minimum untuk kapasitas lentur facing
f = Kekuatan geser rata-rata dari tanah
d = Tegangan geser rata-rata yang bekerja sepanjang bidang longsor