PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP
KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH DENGAN KEPUASAN
KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL
MODERATING
(Studi Empiris Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Badung)
1
Luh Putu Dian Metta Sari, 1I Made Pradana Adiputra, 2Gede Adi Yuniarta
Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
email:{[email protected],[email protected],
[email protected]}, @undiksha.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah dengan kepuasan kerja dan komitmen organisasi sebagai variabel moderating di Pemerintah Daerah Kabupaten Badung. Responden dari penelitian ini adalah Kepala Dinas , Kepala Sub Bagian, Kepala Bidang, Kepala Sub Bidang atau Kepala masing masing seksi dan UPTD (Unit Pelaksana Teknis Daerah) di masing masing dinas dilingkungan SKPD Kabupaten Badung. Kuisioner yang disebar sebanyak 75 buah. Kusioner yang kembali berjumlah 75 dan kemudian dimasukkan dalam pengolahan data. Dari analisis data yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat diperoleh persamaan Y = 18,608 + 0,588 PPA . Kemudian untuk hipotesis kedua dan ketiga diperoleh persamaan regresi moderasi sebagai berikut : Y = 19,841 – 1,080 PPA + 0,269 KK + 0,032 PPA*KK dan Y = 11,512– 0,853PPA + 0,446 KO + 0,022 PPA*KO yang menunjukan bahwa interaksi partisipasi penyusunan anggaran, kepuasan kerja, dan komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja aparat pemerintah daerah. Dalam penelitian ini hipotesis dapat diterima , yaitu partisipasi penyusunan anggaran, kepuasan kerja, dan komitmen organisasi terhadap kinerja aparat ditunjukkan dengan nilai thitung sebesar 2,122 > ttabel 2,000 dengan angka signifikansi lebih kecil dari 0,05.
Kata Kunci: Partisipasi penyusunan anggaran, kinerja aparat pemerintah, kepuasan kerja, komitmen organisasi
Abstract
This present study was intended to examine the impact of participation in budgeting on the performance of the local government apparatus: work experience and commitment of organization as moderating variables of the Government of Badung Regency. The respondents in the present study included: Head of Department, Head of Subsection, Head of Division, Head of Subdivision or Head of each section and UPTD (Unit Pelaksana Teknis Daerah) in each SKPD of Badung Regency. The questionnaire distributed totaled 75, all of which were returned and processed. From the result of data analysis, it was obtained that equity Y = 18.608 + 0.588 PPA. Then for hypotheses 1 and 2, the moderating regression equities which were obtained were as follows: Y = 19.841 – 1.080 PPA + 0.269 KK + 0.032 PPA*KK and Y = 11.512 – 0.853PPA + 0.446 KO + 0.022 PPA*KO, meaning that the interaction of participation in budgeting, work satisfaction, and commitment of organization positively affected the performance of the
local government apparatus. In this case, the hypotheses could be accepted; the participation in budgeting, work performance, and commitment of organization on the performance of the government apparatus were found as follows: the value of tcount was 2.122 > ttable 2,000 with the rate of significance was less than 0.05.
Keywords: Participation in budgeting, performance of government apparatus, work satisfaction, commitment of organization
PENDAHULUAN
Indonesia menganut asas
desentralisasi yang dimana memberikan kebebasan serta keleluasaan kepada Pemerintah Daerah dalam menjalankan pemerintahannya. Pemerintah daerah dituntut untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan menerapkan asas asas pelayanan publik seperti transparasi, akuntabilitas, pastisipatif, kesamaan hak, keseimbangan hak, serta kewajiban. Setiap organisasi pemerintahan, dalam menjalankan tugasnya wajib untuk mempunyai perencanaan yang telah disusun dalam bentuk anggaran. Oleh karena itu pemerintah merumuskan berbagai kebijakan yang diatur dalam bentuk anggaran. Untuk melaksanakan hak dan kewajibannya serta melaksanakan tugas yang dibebankan oleh rakyat, pemerintah harus mempunya suatu rencana yang matang untuk mencapai hasil yang maksimal. Rencana-rencana tersebut disusun secara baik yang nantinya bakalan dipakai sebagai pedoman dalam setiap langkah pelaksanaan tugas Negara. Oleh karena itu, maka rencana-rencana pemerintah untuk melaksanakannya keuangan Negara atau Daerah perlu dibuat penyusunan dan dituangkan dalam bentuk anggaran.
Didalam anggaran akan dapat dilihat seberapa besar fungsi pemerintah dalam
melaksanakan berbagai urusan
pemerintahan yang menjadi tanggung jawabnya dan faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhinya. Dalam anggaran akan terlihat seberapa besar fungsi dari pemerintahan dalam melaksanakan fungsi pemerintahannya. Keberhasilan dalam proses penyusunan anggaran salah satunya dapat dipengaruhi oleh sikap dan prilaku pihak yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran. Partisipasi dapat meningkatkan moral dan mendorong inisiatif
yang lebih besar pada semua tingkatan manajemen. Partisipasi juga dapat meningkatkan rasa kesatuan kelompok, yang dapat berfungsi untuk meningkatkan kerja sama antar anggota kelompok dalam penetapan tujuan dalam suatu organisasi. Untuk dapat menyusun Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (RAPBD) berdasarkan anggaran berbasis kinerja (ABK) diperlukan pegawai yang mempunyai kemampuan analisis kinerja program. Tentu saja hal ini merupakan tanggung jawab yang besar bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) selaku pengguna anggaran untuk menyediakan sumber daya manusia yang memadai, agar dapat mengelola anggaran secara ekonomis, efisien, efektif dan yang benar-benar mencerminkan kepentingan masyarakat. Mengelola anggaran secara ekonomis, efisien dan efektif adalah dengan cara membagi waktu secara proporsional untuk satuan kerja atas dan bawahan.
Dengan adanya tuntutan untuk pemerintah daerah agar turut serta berpartisipasi dalam proses penyusunan anggaran, maka diperlukannya komunikasi antara atasan dan bawahan. Kinerja aparat pemerintah yang belum maksimal dalam
penyusunan anggaran biasanya
dikarenakan karena terbatasnya personel baik kualitas maupun kuantitas di pemerintahan daerah. Di samping memberikan informasi kepada atasan, bawahan juga harus ikut serta dalam penyusunan anggaran. Partisipasi penyusunan anggaran ini diperlukan agar anggaran yang dibuat sesuai dengan realita yang ada di lapangan.
Menurut Mangkunegara (2005), kinerja pegawai adalah hasil kerja secara kualitas, kuantitas dan ketepatan waktu yang dicapai
oleh seorang karyawan dalam
melaksanakan serta menjalankan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya dan tidak hanya
dipengaruhi oleh kemampuan dan keahliannya dalam bekerja. Penelitian ini merupakan replikasi dari Wulandari (2011) yang melakukan penelitian berjudul Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah : Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Pada Pemerintahan Daerah Kabupaten Demak). Hasil analisis dari penelitian Wulandari (2011) menunjukkan bawha partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah daerah, dengan diperkuat oleh kepuasan kerja dan komitmen organisasi sebagai variabel moderating. Penelitian mengenai hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dalam proses penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah merupakan penelitian yang masih banyak diperdebatkan hingga sekarang. Beberapa penelitian yang berhubungan dengan partisipasi penyusunan anggran dengan kinerja aparat pemerintah daerah menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Hal itu terjadi karena adanya variabel moderating yang mempengaruhinya.
Variabel moderating yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepuasan kerja dan komitmen organisasi. Proses
penyusunan anggaran memerlukan
kerjasama dari para manajer dari berbagai jenjang organisasi. Keterlibatan, seseorang dalam proses ini tentunya tidak terlepas dari aspek perilaku, diantaranya rasa khawatir atau cemburu, serta rasa kepuasan dari masing-masing individu sebagai akibat dari adanya kenaikan atau disetujuinya usulan yang ditawarkan. Masing-masing individu organisasi pasti memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sistem dan nilai yang dianutinya pada semua organisasi, kepuasan kerja selalu mendapatkan tempat yang sangat penting bagi perilaku organisasi. Menurut Mariot Tua Efendi (2002) kepuasan kerja merupakan penilaian sejauh mana individu merasakan secara positif berbagai macam faktor atau dimensi dari tugas tugas dalam pekerjaannya. Sejalan dengan teori diatas, Ardianto (2008) dan wulandari (2011) dalam masing masing penelitian mereka menunjukkan bahwa interaksi antara partisipasi penyusunan anggaran dan
variabel moderating kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Komitmen organisasi adalah tolak ukur sejauh mana aparat pemerintah daerah memihak pada suatu organisasi tertentu
serta untuk mempertahankan
keanggotaannya dalam suatu organisasi (Sumarno, 2005). Ketidakjelasan peran dapat mengurangi komitmen bawahan untuk mencapai tujuan organisasi, sedangkan kepuasan kerja yang dirasakan bawahan dapat menimbulkan komitmen yang tinggi. Bawahan dikatakan memiliki komitmen organisasi yang tinggi jika lebih mengutamakan kepentingan organisasi dari
pada kepentingan pribadi atau
kelompoknya. Bawahan dikatakan memiliki komitmen organisasi yang rendah jika lebih mengutamakan kepentingan pribadi atau kelompoknya dari pada kepentingan organisasi. Keselarasan tujuan ini pada
akhirnya meningkatkan komitmen
organisasi. Kepercayaan organisasi berkaitan dengan sejauh mana organisasi memperhatikan kepentingan bawahan, semakin tinggi kepercayaan bawahan terhadap organisasi, maka semakin tinggi pula komitmen bawahan terhadap organisasi. Ketidakjelasan peran dapat mengakibatkan bawahan ragu-ragu dalam melakukan kegiatan, yang akhirnya mengurangi komitmen bawahan untuk mencapai tujuan. Untuk menghindarinya, bawahan diikut sertakan dalam mengambil keputusan, misalnya dalam penyusunan anggaran.
Dengan adanya komitmen organisasi yang tinggi maka akan hal itu akan mempengaruhi aparat pemerintah daerah untuk bekerja keras dalam mencapai tujuan yang ditentukan. Selain mempengaruhi aparat pemerintah daerah untuk bekerja keras dalam mencapai tujuan yang ditentukan, komitmen yang tinggi juga dapat menjadikan individu lebih mementingkan organisasi daripada kepentingan pribadinya dan berusaha untuk membentuk organisasi yang baik sesuai dengan yang diharapkan. Apabila komitmen organisasi itu rendah maka akan membuat individu berbuat untuk kepentingan pribadinya. Namun demikian dengan adanya komitmen organisasi yang tinggi maka secara tidak langsung juga akan meningkatkan kinerja yang tinggi pula.
Sardjito (2007) menjelaskan bahwa teori itu sejalan dengan hasil penelitiannya, dimana komitmen organisasi sebagai variabel moderating memperkuat hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial. Namun Sabrina (2009) menunjukkan bahwa komitmen organisasi tidak dapat memperkuat pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah. Penelitian mengenai pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah dengan kepuasan kerja dan komitmen organisasi sebagai variabel moderating dilakukan di satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Kabupaten Badung. Peneliti mengajukan tempat di Kabupaten Badung karena beberapa faktor. Kabupaten Badung merupakan daerah dengan pusat pemerintahan yang besar dan diiringi juga dengan jumlah penduduk yang juga padat. Kabupaten Badung juga memiliki pendapatan asli daerah (PAD) yang tinggi, sehingga diperkirakan SKPD Kabupaten Badung memiliki tingkat partisipasi yang besar dalam proses penyusunan anggaran guna pembangunan didaerahnya. Dengan besarnya pendapatan asli daerah , itu menunjukan bahwa Kabupaten Badung bisa dikatakan mandiri dalam pembangunan daerahnya. Dalam penyusunan anggaran,
Kabupaten Badung tidak hanya
menggunakan dana dari pusat, tapi juga menggunakan dana dari pendapatan asli daerah yang dimilikinya. Sejalan dengan hal tersebut, peneliti berasumsi bahwa tingginya pendapatan asli daerah tidak terlepas dari kinerja aparat pemerintahnya, serta partisipasinya dalam menyusun anggaran.
Dari pemaparan tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan, diantaranya sebagai berikut: (1) Apakah partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah daerah? (2) Apakah kepuasan kerja dan komitmen organisasi sebagai variabel moderating mempengaruhi hubungan partisipasi dalam penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah?
Dari rumusan masalah yang diambil, maka tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui adanya pengaruh penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah. (2) Untuk
mengetahui apakah kepuasan kerja dan komitmen organisasi sebagai variabel moderating mempengaruhi hubungan partisipasi dalam penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah.
METODE
Penelitian ini dilaksanakan di satuan kerja perangkat daerah (SKPD) kabupaten Badung khususnya pada 15 dinas yang ada di Kabupaten Badung. Penelitian ini menggunakan kuisioner sebagai metode pengumpulan data. Kuisioner yang digunakan terdiri dari 4 (empat) instrument yaitu partisipasi penyusunan anggaran, kinerja aparat pemerintah daerah, kepuasan kerja, serta komitmen organisasi. Responden dalam penelitian ini adalah Kepala Dinas, Kepala Bidang, Kepala Sub Bidang atau kepala masing masing seksi serta UPTD (unit pelaksana teknis daerah) di masing masing dinas.
Dalam menguji kebenaran hipotesis yang telah dirumuskan dan diajukan maka teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi moderasi dan dalam perhitungannya menggunakan alat analisis program aplikasi SPSS versi 18.0. Sebelum kuisioner digunakan dalam penelitian, terlebih dahulu akan diuji validitas dan reliabilitasnya dan kemudian uji asumsi klasik.
Tipe validitas yang dipergunakan dalam uji validitas ini adalah validitas konstruk, tipe ini mengkorelasikan nilai item dengan nilai total. Apabila koefisien korelasinya menunjukkan signifikan (lebih
kecil dari α = 5%) maka instrument yang
digunakan adalah valid (Ghozali, 2005). Sugiyono (2009) menyatakan Instrumen dikatakan reliable apabila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda, Alat ukur dikatakan reliabel apabila nilai
Cronbach Alpha > 0,60. Uji Asumsi Klasik ada beberapa asumsi yang harus dipenuhi dalam penyusunan model regresi linear agar hasilnya tidak bias. Pada penelitian ini Uji asumsi klasik yang digunakan, yaitu Uji Multikolineritas, Uji Heterokedastisitas, dan Uji Normalitas.
Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov yang merupakan uji
normalitas yang menggunakan fungsi distribusi kumulatif. Kriteria yang digunakan dalam hal ini adalah membandingkan p-value yang diperoleh dengan taraf signifikansi yang telah ditetapkan yaitu 5%. Apabila p-value > nilai signifikansi, maka data berdistribusi normal (Ghozali, 2005).
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah Teknik Analisis Data Regresi Sederhana dan Moderasi. Teknik analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah yang mempunyai hubungan dengan kepuasan kerja dan komitmen organisasi sebagai variable moderating.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Responden dalam penelitian ini adalah Kepala Dinas, Kepala Bidang, Kepala Sub Bidang atau kepala masing masing seksi serta UPTD (unit pelaksana teknis daerah) di masing masing dinas.. Waktu yang digunakan untuk menyebarkan kuesioner sampai terkumpul adalah kurang lebih 1 minggu. Kuesioner diberikan ke bagian umum di masing masing dinas dan kemudian diteruskan kepada para responden. Jumlah kuisioner yang tersebar sebanyak 75 buah, dan kuisioner yang kembali juga 75 buah.
Syarat minimum suatu kuesioner untuk memenuhi validitas adalah jika korelasi antara butir dengan skor total tersebut positif dan nilainya lebih besar dari rtabel pada 75
responden sebesar 0,811. Berdasar pada hasil pengolahan uji validitas terhadap 75 kuisioner yang disebar dan kemudian diolah menggunakan SPSS versi 18.00, setiap item pertanyaan memiliki rhitung lebih besar dari
pada rtabel, sehingga setiap item pertanyaan
adalah valid.
Hasil instrument realibilitas dapat dilihat dari nilai Cronbach’s Alpha untuk setiap variabel, istrumen dikatakan reliabel
apabila nilai Cronbach’s Alpha lebih besar. Melihat hasil perhitungan mengunakan SPSS 18.00 dapat dinyatakan bahwa seluruh variabel telah memenuhi syarat reliabilitas. Pada Uji multikolinieritas Dapat dilihat bahwa, nilai tolerance untuk semua variabel bebas lebih besar dari 0,1 sedangkan, nilai VIF kurang dari 10. Jadi dapat dinyatakan bahwa, model regresi ini tidak terdeteksi masalah multikolinearitas.
Adapun hasil dari uji heterokedastisitas bahwa, ketiga variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai variabel terikatnya (absolute ei). Hal ini ditunjukkan dari nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05. Jadi dapat dinyatakan bahwa, model regresi ini terbebas dari masalah heterokedastisitas.
Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa angka angka signifikasi lebih besar dari 0,05 untuk uji statistik Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan kriteria uji normalitas, data terdistribusi normal jika angka signifikansi lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukan bahwa sebaran data pada semua unit analisis berdistribusi normal. Tabel 1. Hasil Uji Normalitas
Unit Analisis Kolmogorov-Smirnov
Statistic df Sig.
Partisipasi Penyusunan Anggaran 0,096 75 0,087
Kepuasan Kerja 0,087 75 0,200
Komitmen Organisasi 0,080 75 0,200
Kinerja Aparat 0,099 75 0,065
(Sumber: data primer diolah, 2014) Dari tabel 1 menunjukan bahwa angka angka signifikansi lebih besar dari 0,05. Berdasarkan kriteria uji normalitas, data terdistribusi normal jika angka signifikansi lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukan
bahwa sebaran data pada semua unit analisis berdistribusi normal.
Dari Tabel 1.2 di bawah berikut maka dapat diketahui persamaan regresi sederhana dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut Y = 18,608 + 0,588 PPA. Adapun hasil analisis regresi moderasi
dapat dilihat pada tabel 2 adalah sebagai berikut:
Tabel 2 . Hasil Analisis Regresi Sederhana
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 18,608 1,441 12,913 0,000
PPA 0,588 0,078 0,664 7,582 0,000
(Sumber: data primer diolah, 2014)
Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa hasil perhitungan regresi b sebesar 0,588 konstanta a sebesar 18,608. Dengan demikian, dapat digambarkan hubungan variabel dengan persamaan regresi Y = 18,608 + 0,588 PPA. Berdasarkan persamaan regresi diperoleh arah koefisien positif, yang menunjukan bahwa partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja aparat.
Selanjutnya dilakukan pengujian ketepatan model persamaan regresi Y = 18,608 + 0,588 PPA. Pengujian ketepatan model persamaan regresi menggunakan uji F. Berdasarkan rekapitulasi hasil analisis
moderate regression yang dilakukan,
tampak bahwa nilai statistik F sebesar 387,443 dengan angka signifikansi lebih kecil dari 0,05. Nilai Ftabel pada dkpembilang = 1
dan dkpenyebut = 75 – 1 - 1 = 73 adalah3,98.
Nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel dan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05. Jadi, model persamaan regresi Y = 18,608 + 0,588 PPA sudah tepat dan dapat digunakan.Untuk menguji signifikansi koefisien regresi b4, apakah interaksi antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja aparat berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap kinerja aparat dengan uji t. Berdasarkan Tabel 4.12, diperoleh harga thitung sebesar 3,974 dengan taraf signifikansi
lebih kecil dari 0,05. Nilai ttabel (2-tailed) pada
dk = 75-2 = 73 adalah 2,000. Karena thitung
lebih besar dari ttabel dan taraf signifikansi
lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara partisipasi penyusunan anggaran, kepuasan kerja, dan komitmen organisasi terhadap kinerja aparat. Jadi, terdapat pengaruh interaksi
yang positif dan signifikan antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat. Kemudian untuk menguji hipotesis kedua dan ketiga ditemukan persamaan regresi Y = 19,841 – 1,080 PPA + 0,269 KK + 0,032 PPA*KK dan Y = 11,512– 0,853PPA + 0,446 KO + 0,022 PPA*KO . Berdasarkan persamaan regresi diperoleh arah koefisien positif, yang menunjukan bahwa interaksi partisipasi penyusunan anggaran dan kepuasan kerja dan juga komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja aparat. Setelah mengetahui keterkaitan antara variabel partisipasi penyusunan anggaran dan kepuasan kerja, terhadap kinerja aparat, selanjutnya dilakukan pengujian ketepatan model persamaan regresi tadi. Pengujian ketepatan model persamaan regresi menggunakan uji F. Pada persamaan regresi Y = 19,841 – 1,080 PPA + 0,269 KK + 0,032 PPA*KK ditemukan nilai statistik F sebesar 94,749 dengan angka signifikansi lebih kecil dari 0,05. Nilai Ftabel pada
dkpembilang = 3 dan dkpenyebut = 75-3-1 = 71
adalah 2,74. Nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel
dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Jadi, model persamaan regresi Y = 19,841 – 1,080 PPA + 0,269 KK + 0,032 PPA*KK sudah tepat dan dapat digunakan. Kemudian pada persamaan regresi Y = 11,512– 0,853PPA + 0,446 KO + 0,022 PPA*KO ditemukan nilai statistik F sebesar 206,410 dengan angka signifikansi lebih kecil dari 0,05. Nilai Ftabel pada dkpembilang = 3
dan dkpenyebut = 75-3-1 = 70 adalah 2,74.
Nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel dan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05.Jadi, model persamaan regresi Y = 11,512– 0,853 PPA + 0,446 KO + 0,022 PPA*KO sudah tepat
serta dapat dan juga layak untuk dipergunakan.
Pada sektor publik, partisipasi anggaran dilakukan ketika antara pihak eksekutif, legislatif, dan masyarakat bekerja sama dalam pembentukan anggaran. Unit SKPD (masing-masing instansi/dinas/kantor) membuat usulan-usulan yang kemudian disampaikan kepada Kepala Bagian, Kepala Bagian menyampaikan usulan tersebut kepada Kepala Daerah, kemudian Kepala
Daerah bersama DPRD membahas
anggaran tersebut, hasil dari pembahasan tersebut ditetapkan oleh Kepala Daerah sebagai anggaran yang tentunya dibuat sesuai dengan Peraturan Daerah yang berlaku. Kinerja aparat pemerintahan dinilai dari bagaimana anggota-anggota dalam sektor pemerintahan berupaya untuk memberikan pelayanan terbaik dengan mendayagunakan sumberdaya yang ada di organisasinya untuk memberikan kepuasan kepada masyarakat sebagai pihak yang dilayani. Kinerja bisa diketahui hanya jika individu atau kelompok individu tersebut mempunyai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Kriteria keberhasilan ini berupa tujuan-tujuan atau target- target tertentu yang hendak dicapai. Tanpa ada tujuan atau target, kinerja seseorang atau organisasi tidak mungkin dapat diketahui karena tidak ada tolak ukurnya (Mahsun, 2006)
PEMBAHASAN
Pengaruh Partisipasi Penyusunan
Anggaran Terhadap Kinerja Aparat
Pemerintah Daerah
Untuk mengetahui bentuk korelasi partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat bersifat prediktif atau tidak prediktif, maka dilakukan analisis persamaan regresi linier sederhana. Berdasarkan Tabel 2, diketahui bahwa hasil perhitungan regresi b sebesar 0,588 konstanta a sebesar 18,608. Dengan demikian, dapat digambarkan hubungan variabel dengan persamaan regresi Y = 18,608 + 0,588 PPA. Berdasarkan persamaan regresi diperoleh arah koefisien positif, yang menunjukan bahwa partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja aparat.
Setelah mengetahui keterkaitan antara variabel partisipasi penyusunan
anggaran terhadap kinerja aparat, selanjutnya dilakukan pengujian ketepatan model persamaan regresi Y = 18,608 + 0,588 PPA. Pengujian ketepatan model persamaan regresi menggunakan uji F. Berdasarkan rekapitulasi hasil analisis regresi linier sederhana, tampak bahwa nilai statistik F sebesar 57,491 dengan angka signifikansi lebih kecil dari 0,05. Nilai Ftabel
pada dkpembilang = 1 dan dkpenyebut = 75 – 1 - 1
= 73 adalah3,98. Nilai Fhitung lebih besar dari
Ftabel dan nilai signifikansi lebih kecil dari
0,05. Jadi, model persamaan regresi Y = 18,608 + 0,588 PPA sudah tepat dan dapat digunakan.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sardjito (2007) dengan judul penelitian Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah : Budaya Organisasi dan Komitmen Organisasi sebagai variabel moderating. menyatakan adanya pengaruh positif antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah.
Kinerja aparat pemerintah daerah yang belum maksimal dalam penyusunan anggaran biasanya dikarenakan karena terbatasnya personel dalam organisasi tersebut baik dari segi kualitas maupun kuantitas di tingkat kabupaten atau kota. Selain hal itu dapat juga disebabkan karena daerah belum mampu untuk menyerap dana pembangunan yang begitu besar setelah adanya otonomi daerah. Kinerja aparat pemerintahan dinilai dari bagaimana
anggota-anggota dalam sektor
pemerintahan berupaya untuk memberikan pelayanan terbaik dengan mendayagunakan sumberdaya yang ada di organisasinya untuk memberikan kepuasan kepada masyarakat sebagai pihak yang dilayani. Kinerja bisa diketahui hanya jika individu atau kelompok individu tersebut mempunyai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Kriteria keberhasilan ini berupa tujuan-tujuan atau target- target tertentu yang hendak dicapai. Dari hasil pada saat pengambilan kuisioner diperoleh informasi bahwa partisipasi dalam penyusunan anggaran sudah baik, hal itu sejalan juga dengan hasil kinerja aparat pemerintahan di satuan kerja perangkat daerah di kabupaten Badung. Fungsi dan proses dengan pegawai yang
belatar belakang akuntansi sudah mencukupi, sehingga peraturan perundang-undangan dan menyusun laporan keuangan, maka pegawai yang ada diberdayakan. Hal ini juga diimbangi dengan mengikutsertakan pegawai dalam pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan akuntansi dan pengeloalaan keuangan daerah.
Namun penelitian ini tdak sejalan dengan penelitian Arifah Nur Sabrina (2009), menemukan hasil tidak signifikan antara partisipasi penyusunan anggran dengan kinerja aparat pemerintah daerah dengan menggunakan budaya organisasi dan komitmen organisasi sebagai moderating. Hal tersebut dapat terjadi karena partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja aparat pemerintah daerah itu tergantung pada faktor-faktor situasional (variable kontingensi) yang mana variabel ini memberikan gambaran pada situasi saat itu.
Pengaruh Partisipasi Peyusunan
Anggaran Terhadap Kinerja Aparat
Pemerintah Daerah Dengan
Menggunakan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Moderating.
Variabel moderating pertama yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepuasan kerja. Proses penyusunan anggaran memerlukan kerjasama dari para manajer dari berbagai jenjang organisasi. Keterlibatan, seseorang dalam proses ini tentunya tidak terlepas dari aspek perilaku, diantaranya rasa khawatir atau cemburu, serta rasa kepuasan dari masing-masing individu sebagai akibat dari adanya kenaikan atau disetujuinya usulan yang ditawarkan. Kepuasan kinerja aparat pemerintah itu membuktikan bahwa aparat pemerintah tersebut dapat bersungguh-sungguh untuk dalam mewujudkan suatu rencana yang sudah dirancang sebelumnya. Masing-masing individu organisasi pasti memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sistem dan nilai yang dianutinya dan didapatnya pada semua organisasi, kepuasan kerja selalu mendapatkan tempat yang sangat penting bagi perilaku organisasi di organisasi tempatnya bekerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara partisipasi
penyusunan anggaran dan komitmen organisasi terhadap kinerja aparat.
Persamaan regresi hasil moderate regression analysis persamaan regresi Y = 19,841 – 1,080 PPA + 0,269 KK + 0,032 PPA*KK punya arah koefisien positif, yang menunjukan bahwa interaksi partisipasi penyusunan anggaran dan kepuasan kerja, berpengaruh positif terhadap kinerja aparat. Model persamaan regresi tersebut sudah tepat dan dapat digunakan, yang ditunjukan oleh nilai statistik F sebesar 94,749 dengan angka signifikansi lebih kecil dari 0,05. Nilai Ftabel pada dkpembilang = 3 dan dkpenyebut =
75-3-1 = 775-3-1 adalah 2,74. Nilai Fhitung lebih besar
dari Ftabel dan nilai signifikansi lebih kecil dari
0,05. Jadi, model persamaan regresi Y = 19,841 – 1,080 PPA + 0,269 KK + 0,032 PPA*KK sudah tepat dan dapat juga digunakan.
Dalam organisasi sektor publik, partisipasi anggaran dan pengukuran kinerja mencakup berbagai aspek yang dapat memberikan informasi yang efisien dan efektif dalam mencapai hasil yang diinginkan. Untuk mencegah dampak fungsional atau disfungsional, sikap dan perilaku anggota organisasi dalam penyusunan anggaran perlu melibatkan bawahan (aparat pemerintah daerah). Sehingga partisipasi anggaran dapat dinilai sebagai pendekatan aparat pemerintah daerah yang dapat meningkatkan kinerja setiap anggota organisasi sebagai individual karena dengan adanya partisipasi dalam penyusunan anggaran diharapkan setiap aparat pemerintah daerah mampu meningkatkan kinerjanya sesuai dengan target dan juga tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Kepuasan kerja dapat dirumuskan sebagai respon umum pekerja berupa perilaku yang ditampilkan oleh karyawan atau pekerja sebagai hasil persepsi mengenai hal hal yang berkaitan dengan pekerjaannya. Seorang pekerja yang masuk dan bergabung dalam suatu organisasi atau institusi atau perusahaan akan mempunyai seperangkat keinginan, kebutuhan, hasrat dan juga pengalaman masa lalu yang menyatu dan membentuk suatu harapan yang diharapkan dapat dipenuhi di tempatnya bekerja. Kepuasan kerja akan didapat apabila ada kesesuaian antara harapan pekerja dengan kenyataan
yang ditemui dan didapatkannya dari tempatnya bekerja.
Pengaruh Partisipasi Peyusunan
Anggaran Terhadap Kinerja Aparat
Pemerintah Daerah Dengan
Menggunakan Komitmen Organisasi
Sebagai Variabel Moderating.
Komitmen organisasi yang menjadi tolak ukur sejauh mana aparat pemerintah daerah memihak pada suatu organisasi tertentu serta untuk mempertahankan keanggotaannya dalam suatu organisasi. Memberikan pekerjaan individu yang nilainya tidak selaras dengan nilai dalam organisasi yang ada, maka akan cenderung menghasilkan karyawan yang kurang memiliki motivasi dan komitmen, serta yang tidak terpuaskan oleh pekerjaan mereka dan oleh organisasi tersebut (Sumarno, 2005). Menurut Suwandi dan Indriantoro (2005), komitmen organisasi dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya ketidakjelasan peran, kepuasan kerja dan kepercayaan organisasional. Ketidakjelasan peran dapat mengurangi komitmen bawahan untuk mencapai tujuan organisasi, sedangkan kepuasan kerja yang dirasakan bawahan dapat menimbulkan komitmen yang tinggi.
Persamaan regresi hasil moderate regression analysis Y = 11,512 – 0,853PPA + 0,446KO + 0,022 PPA*KO punya arah koefisien positif, yang menunjukan bahwa interaksi partisipasi penyusunan anggaran dan komitmen organisasi, berpengaruh positif terhadap kinerja aparat. Model persamaan regresi tersebut sudah tepat dan dapat digunakan, yang ditunjukan oleh nilai statistik F sebesar 206,410 dengan angka signifikansi lebih kecil dari 0,05. Nilai Ftabel
pada dkpembilang = 3 dan dkpenyebut = 75-3-1 =
70 adalah 2,74. Nilai Fhitung lebih besar dari
Ftabel dan nilai signifikansi lebih kecil dari
0,05.Jadi, model persamaan regresi Y = 11,512– 0,853PPA + 0,446KO + 0,022 PPA*KO sudah tepat dan dapat digunakan.
Hasil penelitian sebelumnya ditemukan Purwanto (2000), menyatakan hasil yang tidak signifikan antara partisipasi penyusunan anggran dengan kinerja aparat pemerintah daerah. Sedangkan menurut Sardjito dan Muthaher (2007) dalam penelitiannya menyatakan ada pengaruh yang signifikan antara partisipasi
penyusunan anggaran dengan kinerja aparat pemerintah.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah dengan menggunakan kepuasan kerja dan komitmen organisasi sebagai variabel moderating pada SKPD Kabupaten Badung maka dapat disimpulkan: (1) terdapat pengaruhyang positif dan signifikan antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat. Berdasarkan hasil dari statistik F sebesar 57,491 dengan angka signifikansi lebih kecil dari 0,05. Nilai Ftabel
pada dkpembilang = 1 dan dkpenyebut = 75 – 1 - 1
= 73 adalah3,98. Nilai Fhitung lebih besar dari
Ftabel dan nilai signifikansi lebih kecil dari
0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruhyang signifikan antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat. (2) Terdapat pengaruh interaksi yang positif dan signifikan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kepuasan kerja terhadap kinerja aparat. Dari analisis data yang dilakukan oleh peneliti diperoleh persamaan Y = 19,841 – 1,080 PPA + 0,269 KK + 0,032 PPA*KK menunjukan bahwa interaksi partisipasi penyusunan anggaran dan kepuasan kerja, berpengaruh positif terhadap kinerja aparat pemerintah daerah. Dalam penelitian ini hipotesis kedua dapat diterima , yaitu partisipasi penyusunan anggaran dan kepuasan kerja, terhadap kinerja aparat ditunjukkan dengan nilai thitung sebesar 2,156
dengan taraf signifikansi lebih kecil dari 0,05. Nilai ttabel (2-tailed) pada dk = 75-2 = 73
adalah 2,000. (3) Terdapat pengaruh interaksi yang positif dan signifikan antara partisipasi penyusunan anggaran dan komitmen organisasi terhadap kinerja aparat. Dari analisis data yang dilakukan oleh peneliti diperoleh persamaan Y = 11,512 – 0,853PPA + 0,446KO + 0,022 PPA*KO menunjukan bahwa interaksi partisipasi penyusunan anggaran dan kemitmen organisasi, berpengaruh positif terhadap kinerja aparat pemerintah daerah. Dalam penelitian ini hipotesis ketiga dapat diterima , yaitu partisipasi penyusunan anggaran dan komitmen organisasi, terhadap kinerja aparat ditunjukkan dengan
nilai thitung sebesar 2,122 dengan taraf
signifikansi lebih kecil dari 0,05. Nilai ttabel (2 -tailed) pada dk = 75-2 = 73 adalah 2,000. Berdasarkan simpulan di atas, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: (1) Dalam penyusunan suatu anggaran hendaknya para Kepala Dinas atau Kepala Badan melibatkan seluruh kepala yang ada di masing-masing Dinas atau Badan diwilayah SKPD Kabupaten Badung, seperti sekretariat, kepala sub bagian,kepala bagian, kepala bidang, kepala seksi atau kepala sub bidang, petugas lain-lain dan petugas UPTD yang bertujuan agar anggaran yang disusun dapat akurat, tepat, efisien, serta sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada dilapangan. (2) SKPD kabupaten Badung, khususnya subjek yang terlibat dalam menyusun suatu anggaran hendaknya juga harus memperhatikan dan mulai menerapkan kepuasan kerja dan komitmen organisasi,karena dengan menerapkan kedua hal tersebut prediksi yang akurat mengenai jumlah anggaran yang dibutuhkan suatu daerah dimasa yang akan datang dapat dengan mudah diprediksi dengan baik. Kedua hal tersebut juga jika diperhatikan dan diterapkan dengan baik tentunya akan meningkatkan kinerja aparat dimasing-masing dinas atau badan yang ada di wilayah Kabupaten Badung dengan meningkatnya kinerja aparat tentunya akan meningkatkan pula prestasi kerja dan pelayanan kepada masyarakat yang dilakukan oleh masing-masing dinas atau badan tentu akan semakin baik.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar Prabu Mangkunegara. 2005.
”SumberDaya Manusia perusahaan”
.Remaja Rosdakarya: Bandung Bambang Sardjito, dan Osmad Muthaher.
2007. “Pengaruh Partisipasi
Penyusunan Anggaran Terhadap
Knerja Aparat Pemerintah Daerah: Budaya Organisasi dan Komitmen
Organisasi Sebagai Variabel
Moderating”. Makasar
Ghozali, Imam. 2005. “Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS”.
Semarang : Penerbit Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Sabrina, Nur.2009.Pengaruh partisipasi penyusunan Anggaran Terhadap
Kinerja Aparat Pemerintah
Daerah: Budaya Organisasi dan
Komitmen Organisasi Sebagai
Variabel Moderating.Universitas Muhammadiyah Surakarta. Sardjito,Bambang.2007.Pengaruh partisipasi
penyusunan Anggaran Terhadap
Kinerja Aparat Pemerintah
Daerah: Budaya Organisasi dan
Komitmen Organisasi Sebagai
Variabel Moderating. Universitas Hasanudin Makasar.
Sumarno. 2005. “Pengaruh Komitmen
Organisasi dan Gaya
Kepemimpinan terhadap
Hubungan Antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial”.
Disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi (SNA) VIII. Solo, 15—16 September 2005. Wulandari, Nur Endah. 2011. “Pengaruh
Partisipasi Penyusunan
Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah : Kepuasan Kerja Dan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Demak)”. Skripsi Universitas Diponegoro (dipublikasikan)
.