• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pemahaman Konsep Matematis - Very Ekawati BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pemahaman Konsep Matematis - Very Ekawati BAB II"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pemahaman Konsep Matematis

Purwanto (2010) menjelaskan yang dimaksud dengan pemahaman adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan siswa mampu memahami arti atau konsep, situasi, serta fakta yang diketahuinya. Sardiman (2003) menyatakan bahwa pemahaman dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. Pemahaman menurut Sudijono (2009) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat.

Konsep menurut Wardhani (2008) adalah ide yang dapat digunakan atau memungkinkan seseorang untuk mengelompokkan suatu objek. Matematika adalah bahasa yang melambangkan makna dari serangkaian pernyataan yang ingin kita sampaikan. Menurut Heruman (2007) pemahaman konsep yaitu, pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep yang bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep matematika. Pemahaman konsep menurut Shadiq (2009) yaitu siswa mampu mendefinisikan konsep, mengidentifikasi dan memberi contoh atau bukan contoh dari konsep.

(2)

Wardhani (2008) menjelaskan tentang indikator – indikator pemahaman konsep pada petunjuk teknis Peraturan Dirjen Dikdasmen Depdiknas Nomor 506/C/Kep/PP/2004 tanggal 11 November 2004 yaitu: 1. Menyatakan ulang sebuah konsep.

2. Mengklasifikasikan objek menurut sifat tertentu sesuai dengan konsepnya 3. Memberi contoh dan bukan contoh dari suatu konsep.

4. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis. 5. Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep.

6. Menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi

tertentu.

7. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah.

Indikator – indikator yang menunjukkan pemahaman konsep menurut Shadiq (2009) antara lain adalah:

1. Menyatakan ulang sebuah konsep.

2. Mengklasifikasikan objek menurut sifat tertentu. 3. Memberi contoh dan non contoh dari konsep.

4. Menyajikan konsep dalam bentuk representasi matematis. 5. Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep. 6. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah.

(3)

1. Menyatakan ulang sebuah konsep, yaitu kemampuan siswa untuk mengungkapkan kembali definisi berdasarkan konsep yang dimiliki oleh sebuah objek.

2. Mengklasifikasi objek menurut sifat tertentu sesuai dengan konsep, yaitu

kemampuan siswa mengelompokkan objek menurut sifat atau ciri tertentu yang dimiliki sesuai dengan konsepnya.

3. Memberi contoh dan bukan contoh dari suatu konsep, yaitu kemampuan memberikan contoh lain dari sebuah objek baik untuk contoh maupun non contoh.

4. Menyajikan konsep dalam bentuk representasi matematis, yaitu mampu menyatakan suatu objek dalam bentuk representasi matematis.

5. Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep, yaitu mampu mengkaji mana syarat perlu dan syarat cukup yang terkait dengan suatu objek.

6. Menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu, yaitu kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal dengan tepat sesuai dengan prosedur.

(4)

B. Pembelajaran Generatif

1. Pengertian Pembelajaran Generatif

Wena (2009) menjelaskan bahwa model pembelajaran generatif pertama kali diperkenalkan oleh Osborne dan Cosgrove. Pembelajaran generatif merupakan pembelajaran yang dimaksudkan agar siswa belajar dengan cara mereka sendiri sesuai dengan pengetahuan yang telah diperoleh siswa pada tingkat kelas sebelumnya untuk mempelajari pelajaran yang akan dipelajari berdasarkan pengalaman yang sudah dimiliki siswa. Suyatno (2009) menjelaskan bahwa pembelajaran generatif dapat menekankan peningkatan aktif materi baru dengan skemata yang ada di benak siswa, sehingga siswa mengucapkan dengan kata – kata sendiri apa yang telah mereka dengar. Model pembelajaran generatif menurut Lusiana (2009) merupakan salah satu model yang dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika yang terdiri dari empat fase, yaitu: 1) the preliminary step (tahap pendahuluan), 2) the focus step (tahap pemfokusan), 3) the challenge step (tahap tantangan), dan 4) the application step (tahap penerapan).

2. Tahap – Tahap Pembelajaran Generatif Tahap 1 : Pendahuluan

(5)

akan dibahas. Mereka diajak untuk mengungkapkan pemahaman dan pengalaman mereka dalam kehidupan sehari – hari yang berkaitan dengan topik tersebut. Mereka diminta mengomentari pendapat teman sekelas dan membandingkannya dengan pendapat sendiri. Tujuan dari tahap ini adalah untuk menarik perhatian siswa terhadap pokok yang sedang dibahas, membuat pemahaman mereka menjadi eksplisit dan sadar akan variasi pendapat diantara mereka sendiri.

Tahap 2: Pemfokusan

Pada tahap pemfokusan siswa melakukan pengujian dan guru bertugas sebagai fasilitator yang menyangkut kebutuhan sumber, memberi bimbingan dan arahan dengan demikian para siswa dapat melakukan proses pembelajaran. Tugas – tugas pembelajaran yang diberikan hendaknya dibuat sedemikian rupa hingga memberi peluang dan merangsang siswa untuk menguji hipotesisnya dengan caranya sendiri. Tugas – tugas pembelajaran yang disusun guru hendaknya merupakan petunjuk atau langkah – langkah kerja, tetapi tugas – tugas haruslah memberikan kemungkinan siswa beraktivitas sesuai caranya sendiri atau cara yang diinginkannya.

(6)

Tahap 3: Tantangan

Pada tahap tantangan setelah siswa memperoleh data selanjutnya menyimpulkan dan menulis dalam lembar kerja. Perwakilan siswa diminta mempresentasikan temuannya melalui diskusi kelas. Melalui diskusi kelas akan terjadi proses tukar pengalaman diantara siswa. Dalam tahap ini siswa berlatih untuk berani mengeluarkan ide, kritik, berdebat, menghargai pendapat teman, dan menghargai adanya perbedaan diantara pendapat teman.

Pada saat diskusi, guru berperan sebagai moderator dan fasilitator agar jalannya diskusi tepat terarah. Diharapkan pada akhir diskusi siswa memperoleh kesimpulan pemantapan konsep yang benar. Pada tahap ini sebaiknya guru memberikan pemantapan konsep dan latihan soal. Latihan soal dimaksudkan agar siswa memahami secara mantap konsep tersebut. Tahap 4: Penerapan

Pada tahap penerapan siswa diajak untuk dapat memecahkan masalah dengan menggunakan konsep barunya atau konsep benar dalam situasi baru yang berkaitan dengan hal – hal praktis dalam kehidupan sehari – hari. Hasil diskusi yang dilaksanakan pada tahap ketiga merupakan suatu konsep atau pembelajaran baru bagi para siswa. Untuk itu, pada tahap keempat ini hasil diskusi yang merupakan konsep baru dapat diterapkan dalam kehidupan yang lebih nyata.

(7)

baik untuk dilakukan. Pada tahap ini guru mengajak siswanya dalam menilai kembali konsep yang telah didapatkan dengan memberikan latihan – latihan soal dan juga tugas rumah atau PR. Pada tahap ini siswa perlu

diberi banyak latihan – latihan soal. Dengan adanya latihan soal, siswa akan semakin memahami konsep (isi pembelajaran) secara lebih mendalam dan bermakna. Pada akhirnya konsep yang dipelajari siswa akan masuk ke memori jangka panjang, ini berarti tingkat pemahaman siswa semakin baik.

Berdasarkan keempat tahapan di atas, siswa diharapkan dapat memiliki dan meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan dalam membangun pengetahuan secara mandiri. Jadi dengan menghubungkan konsep pengetahuan sebelumnya dengan konsep baru yang ditugaskannya, diharapkan siswa akhirnya mampu menemukan atau membangun pengetahuan yang baru menjadi semakin matang.

3. Kelebihan Pembelajaran Generatif

a) Pembelajaran generatif memberikan peluang kepada siswa untuk belajar secara berkelompok.

b) Pembelajaran generatif dapat merangsang rasa ingin tahu siswa. c) Pembelajaran generatif dapat meningkatkan ketrampilan proses

siswa.

(8)

e) Konsep yang dipelajari siswa akan masuk ke memori jangka panjang. (Wena, 2009).

4. Kelemahan Pembelajaran Generatif

a) Membutuhkan waktu yang relatif lama.

b) Dikhawatirkan akan terjadi misconception atau salah konsep (Wena, 2009). Agar tidak terjadi salah konsep, maka guru harus membimbing siswa dalam mengeksplorasi pengetahuan dan mengevaluasi dugaan siswa pada tahap tantangan setelah siswa melakukan presentasi, sehingga siswa bisa memahami materi dengan benar, meskipun usaha menggali pengetahuan sebagian besar adalah siswa itu sendiri.

5. Langkah – Langkah Pelaksanaan Pembelajaran Generatif

a) Memberikan contoh yang ada dalam kehidupan sehari – hari.

b) Memotivasi siswa untuk mengutarakan ide atau konsep yang mungkin berdasarkan contoh.

c) Mengelompokkan ide atau pendapat yang dikemukakan siswa dan mengklarifikasi berdasarkan konsep.

d) Membimbing dan mengarahkan siswa untuk menetapkan konteks permasalahan sesuai dengan ide yang telah dikemukakan siswa untuk mengeksplorasi konsep.

e) Menguji siswa sehubungan dengan konsep. f) Membagi siswa menjadi beberapa kelompok.

(9)

h) Membimbing siswa untuk menunjukkan bukti – bukti tentang ide mereka.

i) Meminta siswa mempresentasikan hasil diskusi.

j) Menilai kembali hasil diskusi siswa dan menyatukan pendapat sesuai

dengan konsep.

k) Memberikan latihan soal kepada siswa untuk diselesaikan sesuai dengan konsep yang ada (Wena, 2009).

C. Pembelajaran Konvensional

Sanjaya (2005) menyatakan di dalam pembelajaran konvensional siswa ditempatkan sebagai objek belajar yang berperan sebagai penerima informasi secara pasif, lebih banyak belajar secara individual dengan menerima, mencatat dan menghafal materi pembelajaran. Pembelajaran konvensional menjadikan guru sebagai pusat perhatian, pusat informasi selanjutnya siswa hanya menerima informasi – informasi tersebut secara mentah. Nasution (2006) menyatakan bahwa pembelajaran konvensional yaitu pengajaran dimana bahan pelajaran kebanyakan berbentuk ceramah, kuliah, tugas tertulis, dan media lain menurut pertimbangan guru. Pembelajaran konvensional dalam penelitian ini berperan sebagai kelas kontrol.

D. Materi Pembelajaran

Standar Kompetensi : Memahami konsep segiempat dan segitiga serta menentukan ukurannya.

(10)

Indikator :

1. Indikator Persegi Panjang

- Menjelaskan pengertian persegi panjang.

- Menjelaskan sifat – sifat persegi panjang ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya.

- Menghitung keliling dan luas persegi panjang dan menggunakannya dalam pemecahan masalah.

2. Indikator Persegi

- Menjelaskan pengertian persegi.

- Menjelaskan sifat – sifat persegi ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya.

- Menghitung keliling dan luas persegi dan menggunakannya dalam pemecahan masalah.

3. Indikator Jajargenjang

- Menjelaskan pengertian jajargenjang.

- Menjelaskan sifat – sifat jajargenjang ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya.

- Menghitung keliling dan luas jajargenjang dan menggunakannya dalam pemecahan masalah.

E. Penelitian Relevan

Kristiningsih (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Pembelajaran Generatif Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Peran Aktif Pada

Siswa SMP Negeri 2 Sokaraja, berdasarkan penelitian tindakan kelas yang

(11)

menggunakan model generatif membuktikan adanya peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa dan peran aktif siswa dalam pembelajaran.

Penelitian yang sama juga pernah dilakukan oleh Latifah (2012) dalam penelitiannya yang berjudul Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Melalui Pembelajaran Generatif Pada Siswa Kelas VII

A SMP Muhammadiyah 1 Purwokerto, menyimpulkan bahwa berdasarkan

penelitian tindakan kelas yang dilakukan hasil penelitian menunjukan bahwa di dalam pembelajaran menggunakan model generatif membuktikan adanya peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dalam proses pembelajaran.

F. Kerangka Berpikir

Kemampuan pemahaman konsep matematis merupakan salah satu tujuan utama yang ingin dicapai dalam pembelajaran, karena pemahaman merupakan aspek penting yang harus dimiliki oleh siswa. Pelajaran matematika terdiri dari konsep sederhana sampai konsep yang lebih kompleks, oleh karena itu sangat diperlukan pemahaman yang benar terhadap konsep dasar yang membangun konsep tersebut. Sehingga apabila siswa tidak paham dengan materi sebelumnya, kemungkinan besar siswa juga akan mengalami kesulitan pada pemberian materi baru karena materi baru akan terkait dengan materi sebelumnya.

(12)

aktifitas yang sebenarnya dapat mendorong mereka untuk belajar dari aktifitas yang mereka lakukan tersebut. Sehingga dalam pelaksanaannya, siswa kurang memahami maksud maupun konsep dari materi yang telah mereka dengar dan mereka catat.

Hal tersebut menyebabkan siswa hanya menghafal apa yang disampaikan guru tanpa harus menyusun kembali konsep – konsep tersebut sehingga siswa menjadi kurang paham dan kemampuan pemahaman konsep pun menjadi kurang baik. Oleh karena itu guru haruslah mampu menciptakan suasana pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa terutama dalam memahami konsep – konsep matematis.

Pemahaman konsep matematis siswa dapat diterapkan melalui berbagai cara, salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran yang dinilai efektif dalam menunjang pembelajaran. Salah satu pembelajaran yang dapat diterapkan adalah menggunakan pembelajaran generatif. Pembelajaran generatif merupakan suatu model pembelajaran yang dimaksudkan agar siswa belajar dengan cara mereka sendiri sesuai dengan pengetahuan yang telah diperoleh siswa pada tingkat kelas sebelumnya untuk mempelajari pelajaran yang akan dipelajari berdasarkan pengalaman yang sudah dimiliki siswa, dengan tahapan pembelajarannya adalah: pendahuluan, pemfokusan, tantangan dan penerapan konsep.

(13)

memahami suatu konsep, mempunyai ide atau pendapat sendiri terhadap suatu permasalahan sehingga apabila siswa telah memahami suatu konsep dan memiliki ide sendiri maka diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa.

Tahap tantangan ini siswa berlatih untuk diskusi, berani mengeluarkan ide, kritik, berdebat, menghargai pendapat teman, dan menghargai adanya perbedaan diantara pendapat teman. Diharapkan pada akhir diskusi siswa memperoleh kesimpulan pemantapan konsep yang benar sehingga pada tahap ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep dengan baik. Tahap penerapan diharapkan siswa dapat aktif dalam mengerjakan soal menggunakan konsep yang telah di pahami siswa.

Pada tahap ini guru mengajak siswanya dalam menilai kembali konsep yang telah didapatkan dengan memberikan latihan – latihan soal dan juga tugas rumah atau PR. Dengan adanya latihan soal, siswa akan semakin memahami konsep secara lebih mendalam dan bermakna. Pada akhirnya konsep yang dipelajari siswa akan masuk ke memori jangka panjang, ini berarti tingkat pemahaman siswa semakin baik. Dengan adanya pembelajaran generatif diduga ada pengaruh terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis siswa.

G. Hipotesis

Referensi

Dokumen terkait

Apakah dukungan petugas yang diberikan oleh petugas kesehatan terhadap Bapak/ Ibu untuk kepatuhan minum obat penderita TB MDR mulai dari tahap positif terkena sampai

Perkolasi, adalah proses penyarian simplisia dengan pelarut yang selalu baru sampai terjadi penyarian sempurna yang umumnya dilakukan pada temperatur kamar.. Proses perkolasi

Hal ini sesuai dengan pendapat Stein (dalam Yuniarti 2002) kehidupan lajang adalah kehidupan pria dan wanita yang belum menikah, yang tidak terlibat dalam hubungan homoseksual

Ledakan penduduk juga terjadi karena rumah tangga tidak direncanakan secara baik dan tidak melihat faktor sebab akibat, banyak rumah tangga yang berdiri tapi tidak

Belajar bahasa Inggris tentang buah dan sayuran membantu anak-anak agar bisa bahasa Inggris dan mengetahui tentang buah-buahan dan sayuran agar mereka lebih mengerti lagi dan

[r]

Penerapan media poster untuk meningkatkan partisipasi belajar siswa dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Hasil pengujian adaptifitas yang dilakukan pada game dengan genre Turn-Based Role Playing Game berdasarkan tiga parameter pengujian yakni efektifitas, efisiensi,