• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 SISTEM BILANGAN REAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1 SISTEM BILANGAN REAL"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Pertemuan 1

• Standar kompetensi: mahasiswa memahami cara membangun sistem bilangan real, aturan dan sifat-sifat dasarnya.

• Kompetensi dasar

Memahami aksioma atau sifat aljabar bilangan real

Memahami fakta-fakta dasar yang sudah berlaku pada bilangan real

Memahami cara pendenisian operasi kurang - , operasi pembagian ÷, dan pemangkatan

Memahami suatu bilangan adalah bilangan rasional dan bilangan irrasional. • Indikator

Menulisakan 9 sifat aljabar bilangan real

Membedakan elemen satuan dan elemen nol pada bilangan real

Mendenisikan elemen kebalikan dan elemen negatif dari sebuah bilangan real Menulis kembali langkah-langkah pembuktian sifat-sifat dasar yang berlaku pada bilangan real dengan memberikan alasan/justikasi pada setiap langkah-nya.

Melengkapi bukti-bukti yang masih belum diselesaikan.

Bilangan real sudah dikenal dengan baik sejak masih di sekolah menengah. Namun untuk memulai mempelajari materi pada BAB ini anggaplah diri kita belum tahu apa-apa tentang bilangan real. Kita akan mempelajari bagaimana sistem bilangan real itu dibangun.

Pertama-tama kita hanya diberikan suatu himpunan bilangan tetapi belum tahu anggotanya seperti apa, belum aturan yang berlaku di dalamnya. Kemudian kepada himpunan ini diberikan dua operasi binair, penjumlahan dan pengurangan. Dengan dua operasi ini dibuat beberapa aksioma. Dua aksioma penting adalah keujudan elemen 0 dan ele-men 1. Inilah anggota bilangan real pertama yang kita ketahui. Selanjutnya dengan aksioma-aksioma ini didenisikan anggota-anggota lainnya, seperti bilangan positif, bi-langan negatif, bibi-langan bulat, bibi-langan rasional dan bibi-langan irrasional. Juga

(2)

diden-1.1 Sifat Aljabar Bilangan Real

Bilangan real dipandang sebagai suatu himpunan, seterusnya dilambangkan dengan R. Selanjutnya, didenisikan dua operasi binair '+' dan '·' masing-masing disebut operasi penjumlahan dan operasi perkalian. Kedua operasi binair ini diterapkan pada R dan memenuhi sifat-sifat sebagai berikut:

(A1) a+b=b+auntuk setiap a, b∈R, yaitu komutatif terhadap penjumlahan. (A2) (a+b) +c=a+ (b+a) untuk setiapa, b, c∈R, yaitu asosiatif terhadap

penjum-lahan.

(A3) Terdapat elemen0∈R sehinggaa+ 0 = 0 +a=auntuk setiapa∈R. Elemen 0 ini disebut elemen nol.

(A4) Untuk setiap a∈R selalu terdapat (−a)∈ Rsehingga a+ (−a) = (−a) +a= 0. Elemen(−a)ini disebut negatif dari a.

(M1) a·b=b·auntuk setiapa, b∈R, yaitu komutatif terhadap perkalian.

(M2) (a·b)·c=a·(b·a) untuk setiapa, b, c∈R, yaitu asosiatif terhadap perkalian. (M3) Terdapat elemen1∈Rsehinggaa·1 = 1·a=auntuk setiapa∈R. Elemen1 ini

disebut elemen satuan.

(M4) Untuk setiapa∈R,a6= 0selalu terdapat(1/a)∈Rsehinggaa·(1/a) = (1/a)·a= 1. Elemen (1/a) ini disebut kebalikan dari a.

(D) a·(b+c) = (a·b) + (a·c)dan (b+c)·a= (b·a) + (c·a)untuk setiapa, b, c∈R. Sifat ini disebut distributif perkalian terhadap penjumlahan.

Diperhatikan bahwa ada 4 sifat yang berkaitan dengan operasi penjumlahan yaitu A1, A2, A3 dan A4 (notasi A untuk Adisi, atau penjumlahan), 4 sifat yang berkaitan dengan perkalian yaitu M1, M2, M3 dan M4 (M untuk Multiplikasi, atau perkalian) dan 1 sifat yang mencakup keduanya yaitu D (D untuk Distributif). Kesembilan sifat ini disebut sifat aljabar atau aksioma bilangan real.

Sampai saat ini belum didenisikan bilangan negatif dan operasi pengurangan. Notasi −a dianggap sebuah elemen di dalam R. Begitu juga elemen kebalikan 1/a dianggap sebuah elemen dan operasi pembagian belum didenisikan.

Berikut diberikan beberapa teorema sederhana yang diturunkan langsung dari sifat-sifat aljabar ini.

Teorema 1.1. Jika a bilangan real sebarang maka persamaan a+x = b mempunyai

(3)

Bukti. a+x = b[diketahui] (−a) + (a+x) = (−a) +b ((−a) +a) +x = (−a) +b[menggunakan A2] 0 +x = (−a) +b[menggunakan A4] x = (−a) +b[menggunakan A3]

Exercise 1. Buktikan jikaabilangan real tidak nol maka persamaana·x=bmempunyai

penyelesaian tunggal x= (1/b)·a.

Teorema 1.2. Bila asuatu elemen pada Rmaka 1. a·0 = 0 ,

2. (−1)·a=−a,

3. −(−a) =a,

4. (−1)·(−1) = 1.

Bukti. 1) Berdasarkan (M3) kita mempunyai a·1 = a. Selanjutnya kedua ruas ini

ditambahkana, diperoleh

a+a·0 = a·1 +a·0

= a·(1 + 0) [menggunakan D] = a·1 [menggunakan A3] = a[menggunakan M3]

Selanjutnya dengan menggunakan Teorema 1.1 dengan menganggapx sebagaia·0 diperoleh

a·0 = (−a) +a= 0.

2) Dari (M3) kita mempunyai a = 1·a. Tambahkan pada kedua ruas dengan

(−1)·a, diperoleh

a+ (−1)·a = 1·a+ (−1)·a

= (1 + (−1))·a[menggunakan D]

= 0·a[menggunakan A4]

= 0 [menggunakan bagiani, setelah menerapkan (A1)]

Selanjutnya dengan menggunakan Teorema 1.1 dan menganggap x sebagai

(4)

Sisanya dapat dibuktikan sendiri sebagai latihan. Teorema 1.2 (1) mengatakan bahwa bilangan apapun jika dikalikan dengan nol maka hasilnya nol. Fakta ini merupakan teorema yang kebenarannya dapat dibuktikan, bukan suatu kesepakatan atau aksioma. Begitu juga dengan fakta lainnya pada teorema ini.

Teorema 1.3. Misalkana, b, c elemen pada R. (i) Jika a6= 0 maka 1/a= 06 dan 1/(1/a) =a,

(ii) Jika a·b=a·c dana6= 0 maka b=c,

(iii) Jika a·b= 0 maka berlaku salah satu: a= 0 atau b= 0.

Bukti. (i): Karena a6= 0 maka menurut (M4) selalu ada 1/a ∈R. Andaikan 1/a= 0 maka diperoleh

1 =a·(1/a) =a·0 = 0.

Hasil ini berlawanan atau kontradiksi dengan (M3). Jadi pengandaian ini salah, dan haruslah 1/a6= 0. Selanjutnya karena1/a= 06 dan karena (1/a)·a= 1maka dengan Latihan 1 dengan memandang a sebagai x maka diperoleh a = 1/(1/a). (ii): Kedua ruas padaa·b=a·c dikalikan dengan(1/a) disertai dengan menggu-nakan (M2), diperoleh

((1/a)·a)·b = ((1/a)·a)·c

⇔1·b = 1·c[menggunakan M4]

⇔b = c[menggunakan M3]

Bagian sisanya yang belum dibuktikan, dapat dibuktikan sendiri sebagai latihan. Beberapa operasi lainnya pada R

Sejauh ini hanya ada dua operasi pada bilangan real. Melalui dua operasi ini diturunkan bebedapa operasi lainnya yang didenisikan sebagai berikut :

1. Operasi pengurangan. Bilaa, b∈Rmaka notasia−bdibacaadikurang dengan bdan didenisikan oleh

a−b:=a+ (−b).

2. Operasi pembagian. Bilaa, b∈R,b6= 0maka notasia/batau ab dibacaadibagi denganbdan didenisikan oleh

(5)

3. Operasi pangkat. Bila a ∈ R maka notasi a2 dibaca a dipangkatkan dengan

dua ataua kuadarat dan didenisikan sebagai a2 :=a·a. Secara umum untuk n

bilangan asli,an adalahadipangkatkan dengan ndidenisikan oleh an:=a·a·a· · · · ·a

| {z }

sebanyak n faktor .

Untuka6= 0, notasia−1 dimaksudkan untuk1/a dan notasia−n untuk(1/a)n. Beberapa himpunan bagian penting pada R

1. Bilangan asli. Himpunan bilangan asli dilambangkan denganNdipandang seba-gai himpunan bagianR dann∈Ndidenisikan sebagai

n:= 1 + 1 + 1 +· · ·+ 1

| {z }

sebanyak n suku .

2. Bilangan bulat. Himpunan bilangan bulat dilambangkan dengan Z dan keang-gotannya dapat didenisikan sebagai berikut :

Z:={−n:n∈N} ∪N∪ {0} dengan−n:= (−1) + (−1) + (−1) +· · ·+ (−1)

| {z }

sebanyak n suku

.

3. Bilangan rasional dan irrasional. Himpunan bilangan rasional dilambangkan denganQ adalah elemen bilangan real yang dapat ditulis dalam bentuk pecahan. Jadi, Q:= b a :a, b∈Z, a6= 0 .

Bilangan real selain bilangan rasional disebut bilangan irrasional dan himpunan bilangan irrasional ini biasa dilambangkan dengan R\Q.

Notasi ":=" berarti "didenisikan oleh" (dened by). Penggunaan notasi ini lebih tepat daripada menggunakan "=" karena tanda sama dengan seharusnya digunakan untuk menyatakan kesamaan kedua ruas.

Struktur bilangan real diberikan pada Gambar 1.1.

Teorema 1.4. Tidak ada bilangan rasionalr sehingga r2 = 2.

Proof. Andai ada bilangan rasional yang kuadratnya sama dengan dua. Untuk itu dapat ditulis r= mn denganm dan ntidak mempunyai faktor persekutuan selain 1. Diperoleh

(6)

himpunan bilangan irrasional

himpunan bilangan rasional

Z: himpunan bilangan bulat N: himpunan bilangan asli

{1, 2, 3, . . . } { . . . ,-2, -1, 0, 1, 2, . . . } 2 ,

Misal: Q R\Q Misal: -3/4, -1, 0, 2, 1/2, 4/5. R

Figure 1.1: Struktur bilangan real

berartim2 bilangan genap. Karena itumjuga genap (lihat latihan berikut!). Karena m

genap maka dapat ditulis m= 2p. Substitusi m ini ke kesamaan sebelumnya, diperoleh

(2p)2 = 2n2 ⇒4p2= 2n2⇒n2 = 2p2.

Ini berarti n2 bilangan genap, akibatnya n juga bilangan genap. Berangkat dari

pen-gandaian tadi diperoleh dua pernyataan berikut

a. m dan n tidak mempunyai faktor persekutuan selain 1, berarti m dan n tidak

mungkin keduanya genap. b. m dann bilangan genap.

Kedua pernyataan ini bertentangan (kontradiksi), sehingga pengandaian harus diingkari. Kesimpulannya Teorema terbukti.

Beberapa soal yang dipecahkan

Contoh 1.1. Buktikan bahwa jikaz∈Rbilangan irrasioanl danr6= 0 bilangan rasional makar+zdan rz bilangan irrasional.

Penyelesaian.

Dibuktikan dengan kontradiksi. Andai r+zrasional, maka dapat ditulis r+z= m

n danr = p

q, m, n, p, q∈Z, n, q6= 0.

Dari sini diperoleh

z= m n − p q = mq−np nq ,

yaitu z rasional, sebabmq−np, nq ∈Z, nq 6= 0. Kontradiksi dengan z irrasional. Jadi pengandaian r +z rasional salah, dan haruslah r +z irrasional. Dengan

(7)

Contoh 1.2. Buktikan bahwa jikaa, b∈Rmaka 1. −(a+b) = (−a) + (−b)

2. (−a)·(−b) =a·b

3. 1/(−a) =−(1/a), a6= 0 4. −(a/b) = (−a)/b, b6= 0.

Bukti. 1). Dengan menggunakan Teorema 1.2(2) dan sifat distributif diperoleh −(a+b) = (−1)·(a+b)

= (−1)·a+ (−1)·b

= (−a) + (−b).

2). Diperhatikan penjabaran berikut, coba justikasi setiap langkah yang diberikan (−a)·(−b) = ((−1)·a)·((−1)·b) = (a·(−1))·((−1)·b) = a·((−1)·((−1)·b)) = a·(((−1)·(−1))·b) = a·(1·b) = a·b

Untuk sisanya dikerjakan sendiri sebagai latihan.

Contoh 1.3. Bila bilangan realamemenuhia·a=amaka salah satunya berlaku: a= 0 ataua= 1.

Bukti. Diketahuia·a=a. Coba lengkapi justikasi untuk tiap-tiap langkah berikut. a·a+ (−a) = a+ (−a)

a·a+ (−1)·(a) = 0 (a+ (−1))·a = 0.

Dengan menggunakan Teorema 1.3(iii) diperoleh a+ (−1) = 0 atau a= 0. Lan-jutkan langkah untuk menyimpulkan a= 1 daria+ (−1) = 0.

Contoh 1.4. Bila a6= 0 danb6= 0, buktikan 1/(ab) = (1/a)·(1/b).

(8)

diperoleh 1 (1/ab) = a·b 1 (1/ab) ·(1/b) = a·(b·(1/b)) 1 (1/ab) ·(1/b) = a 1 (1/ab) ·((1/b)·(1/a)) = a·(1/a) 1 (1/ab) ·((1/b)·(1/a)) = 1.

Dari baris terakhir dapat disimpulkan (1/a)·(1/b) = (1/(11/ab)) = 1/(ab) karena

1

Gambar

Figure 1.1: Struktur bilangan real

Referensi

Dokumen terkait

Ubah bentuk pertaksamaan yang diketahui ke dalam bentuk pertaksamaan tanpa nilai mutlak dengan menggunakan sifat-sifat nilai mutlak yang ada.. Tentukan himpunan jawab

Definisi b arisan yang merupakan suatu fungsi maka barisan dapat divisualisasikan sebagai grafik fungsi khusus dengan domain himpunan bilangan asli dan range yang berada di

(a) Tidak masalah seberapa besar bilangan real x yang diberikan, kita selalu dapat menemukan bilangan asli n sehingga n > x.. (b) Sebesar apapun bilangan real positif y

fungsi dengan domain , grafiknya terdiri atas titik-titik dalam bidang Kartesius yang koordinatnya merupakan pasangan input-output dari. Dalam notasi himpunan, grafiknya

Dengan Sifat Kelengkapan, himpunan bilangan real R dapat dinyatakan se- bagai sebuah garis, yang kita kenal sebagai garis bilangan real.. Sifat Kelengkapan pula lah yang menjamin

‘diselimuti oleh himpunan terbuka’. Demikian juga dengan istilah ‘selimut hingga’ tidak menunjukkan bahwa selimutnya merupakan himpunan berhingga. Maka setiap selimut terbuka dari

Mengunakan bilangan, hubungan diantara bilangan, berbagai sistem bilangan dan teori bilangan. Memahami operasi pada bilangan real. Menerapkan operasi pada bilangan real.

Semua bilangan rasional dapat dinyatakan dalam bentuk pecahan, sedangkan bilangan irrasional tidak dapat dinyatakan dalam bentuk pecahan Himpunan semua bilangan