• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT MEGAH SATU PROPERTI) DAN ENTITAS ANAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT MEGAH SATU PROPERTI) DAN ENTITAS ANAK"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

Serta Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada 30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), Dan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013

Beserta

(2)

Surat pernyataan direksi Laporan Auditor Independen

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1 – 2

Laporan Laba Rugi Dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian 3

Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 4 – 5

Laporan Arus Kas Konsolidasian 6

Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian 7 – 57

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

1

Catatan 2016*) 2015*) 2014*) 2013*)

ASET ASET LANCAR

Kas dan setara kas 2d,2e,4 5.058.432.429 10.756.469.225 8.700.771.208 13.360.850.394 Persediaan 2g,5a 304.648.249.283 304.465.278.823 198.326.834.727 93.485.226.591 Piutang lain-lain - pihak ketiga 7 9.910.623.669 - - -Biaya dibayar dimuka dan Uang muka 2h,6 1.586.900.654 975.014.054 519.662.760 330.959.750 Pajak dibayar dimuka 10a 13.496.444.198 11.261.099.420 4.703.061.837 30.000.000 Total - Aset lancar 334.700.650.233 327.457.861.522 212.250.330.532 107.207.036.735 ASET TIDAK LANCAR

Persediaan 2g,5b 92.272.300.925 92.264.916.310 20.157.875.000 16.975.000.000 Piutang pihak berelasi 2f,2t,15a - 10.650.000.000 7.400.000.000 6.879.200.000 Aset tetap 2j,8 885.631.030 1.132.352.041 1.247.290.622 172.066.667 Aset lain-lain 9 286.000.000 289.750.000 60.000.000 -Total - Aset tidak lancar 93.443.931.955 104.337.018.351 28.865.165.622 24.026.266.667 TOTAL ASET 428.144.582.188 431.794.879.873 241.115.496.154 131.233.303.402

*) Diterbitkan kembali (Catatan 30) dan Disajikan kembali (Catatan 31)

(8)

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

2

Catatan 2016*) 2015*) 2014*) 2013*)

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang lain-lain

Pihak ketiga 12 43.435.177.311 36.957.425.737 499.750.000 -Utang pajak 10b 14.873.839.563 13.393.440.319 16.643.104.749 11.790.214.313 Liabilitas jangka panjang jatuh tempo dalam

waktu satu tahun

Utang bank 2n,13 43.841.311.278 39.067.765.374 - -Utang sewa pembiayaan 2m,14 - 129.132.806 451.220.000 -Total - Liabilitas Jangka Pendek 102.150.328.152 89.547.764.236 17.594.074.749 11.790.214.313 LIABILITAS JANGKA PANJANG

Liabilitas jangka panjang jatuh tempo dalam waktu lebih dari satu tahun

Utang bank 2n,13 37.224.828.098 56.833.786.494 50.000.000.000 -Utang pihak berelasi 2t,15b 3.444.876.981 122.788.957.497 38.169.894.088 50.874.431.800 Uang muka pelanggan 2k,11 190.573.474.746 187.621.671.247 158.410.285.382 76.392.475.160 Liabilitas imbalan kerja karyawan 2l,16 438.085.000 330.755.000 433.418.000 99.438.000 Total - Liabilitas Jangka Panjang 231.681.264.825 367.575.170.238 247.013.597.470 127.366.344.960 Total - Liabilitas 333.831.592.977 457.122.934.474 264.607.672.219 139.156.559.273 EKUITAS (DEFISIENSI MODAL)

Modal saham 17 125.000.000.000 2.500.000.000 2.500.000.000 2.500.000.000 Tambahan modal disetor 18 (46.449.201.703) (46.302.756.405) - -Proforma ekuitas dari transaksi

restrukturisasi antara

entitas sepengendali 2v,1b - 250.000.000 (17.614.111.174) 1.075.289.063 Pendapatan komprehensif lain 16 70.585.000 64.228.000 22.066.000 -Saldo laba (Defisit) 15.686.596.572 18.332.370.455 (8.400.130.891) (11.498.544.934) Total defisiensi modal yang dapat

diatribusikan kepada pemilik entitas induk 94.307.979.869 (25.156.157.950) (23.492.176.065) (7.923.255.871) Kepentingan non-pengendali 5.009.342 (171.896.651) - -Total - Ekuitas (Defisiensi Modal) 94.312.989.211 (25.328.054.601) (23.492.176.065) (7.923.255.871) TOTAL LIABILITAS DAN

EKUITAS (DEFISIENSI MODAL) 428.144.582.188 431.794.879.873 241.115.496.154 131.233.303.402

(9)

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

3 Catatan

Penjualan Apartemen 2k,20 37.958.082.940 112.723.195.337 127.147.083.681 46.166.355.791 10.820.660.148 Beban Pokok Penjualan 2k,21 26.820.367.057 75.188.145.577 85.145.682.178 30.793.685.981 7.217.550.638 Laba (Rugi) Kotor 11.137.715.883 37.535.049.760 42.001.401.503 15.372.669.810 3.603.109.510

Beban Usaha 2k,22

Beban Penjualan 2.776.263.831 10.532.968.095 17.277.297.659 13.660.263.644 8.709.431.230 Beban Administrasi dan Umum 9.352.239.869 9.300.952.694 17.117.580.673 12.787.221.669 3.198.398.707 Jumlah Beban Usaha 12.128.503.700 19.833.920.789 34.394.878.332 26.447.485.313 11.907.829.937 Laba Usaha (990.787.817) 17.701.128.971 7.606.523.171 (11.074.815.503) (8.304.720.427) Pendapatan / (Beban) lain-lain 23

Pendapatan lain-lain 54.289.757 615.497.360 823.258.789 348.658.069 852.083.919 Beban lain-lain (44.104.378) (31.425.672) (56.217.322) (62.825.195) (45.816.058) Jumlah Pendapatan Lain-lain 10.185.379 584.071.688 767.041.467 285.832.874 806.267.861 Laba Sebelum Pajak Final dan Pajak Penghasilan (980.602.438) 18.285.200.659 8.373.564.638 (10.788.982.629) (7.498.452.566)

Pajak Final 2o (1.665.263.751) (1.095.065.151) (8.817.469.173) (5.051.618.565) (4.436.886.044) Laba Sebelum Pajak Penghasilan (2.645.866.189) 17.190.135.508 (443.904.535) (15.840.601.194) (11.935.338.610) Taksiran/(Manfaat) Pajak Penghasilan 2o,10c

Pajak Kini - - - - -Pajak Tangguhan - - - - -Laba Sebelum -Laba Entitas Anak Pra-Akuisisi

Dan laba Proforma Dari Transaksi

Restrukturisasi Entitas Sepengendali (2.645.866.189) 17.190.135.508 (443.904.535) (15.840.601.194) (11.935.338.610)

Rugi Entitas Anak Dampak Penyesuaian Proforma

Dari Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali - (18.155.821.359) (27.176.405.881) (18.939.015.237) (666.890.937) LABA (RUGI) PERIODE/TAHUN BERJALAN (2.645.866.189) 35.345.956.867 26.732.501.346 3.098.414.043 (11.268.447.673)

Penghasilan Komprehensif lainnya :

Pos Yang Tidak akan direklasifikasi dalam Laba Rugi

Kerugian Aktuarial Program Pensiun 6.357.000 - 42.162.000 22.066.000

-Pos Yang akan direklasifikasi dalam Laba Rugi - - - - -Laba Komprehensif lainnya 6.357.000 - 42.162.000 22.066.000

-TOTAL LABA KOMPREHENSIF

PERIODE/TAHUN BERJALAN (2.639.509.189) 35.345.956.867 26.774.663.346 3.120.480.043 (11.268.447.673) Laba neto yang dapat diatribusikan kepada :

Pemilik entitas induk (2.645.773.883) 35.345.956.867 26.732.501.346 3.098.414.043 (11.268.447.673) Kepentingan non pengendali (92.306) - - -

-TOTAL (2.645.866.189) 35.345.956.867 26.732.501.346 3.098.414.043 (11.268.447.673) Laba komprehensif yang dapat diatribusikan kepada :

Pemilik entitas induk (2.639.417.105) 35.345.956.867 - - -Kepentingan non pengendali (92.084) - - -

-TOTAL (2.639.509.189) 35.345.956.867 - - -LABA PER SAHAM DASAR

DARI LABA NETO YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK

ENTITAS INDUK 19 (61.056,79) 14.138.382,75 10.693.000,54 1.239.365,62 (4.507.379,07)

Tahun 2013 Periode Enam Bulan

Sampai 30 Juni 2016*)

Tahun 2015 Periode Enam Bulan

Sampai 30 Juni 2015 Tahun 2014

(10)

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

4

Saldo Laba (Defisit) Belum Ditentukan

Penggunaannya Sub-Total

Saldo 31 Desember 2012 2.500.000.000 - 992.180.000 - (230.097.261) 3.262.082.739 - 3.262.082.739 Rugi proforma yang berasal dari transaksi

restrukturisasi antara entitas sepengendali - - 83.109.063 - - 83.109.063 - 83.109.063 Laba komprehensif tahun berjalan - - - - (11.268.447.673) (11.268.447.673) - (11.268.447.673) Saldo 31 Desember 2013 2.500.000.000 - 1.075.289.063 - (11.498.544.934) (7.923.255.871) - (7.923.255.871) Rugi proforma yang berasal dari transaksi

restrukturisasi antara entitas sepengendali - - (18.689.400.237) - - (18.689.400.237) - (18.689.400.237) Laba komprehensif tahun berjalan - - - - 3.098.414.043 3.098.414.043 - 3.098.414.043 Penghasilan komprehensif lain - - - 22.066.000 - 22.066.000 - 22.066.000 Saldo 31 Desember 2014 2.500.000.000 - (17.614.111.174) 22.066.000 (8.400.130.891) (23.492.176.065) - (23.492.176.065) Rugi proforma yang berasal dari transaksi

restrukturisasi antara entitas sepengendali - - (18.253.836.360) - - (18.253.836.360) - (18.253.836.360) Laba komprehensif periode berjalan - - - - 35.345.956.867 35.345.956.867 - 35.345.956.867 Saldo 30 Juni 2015 2.500.000.000 - (35.867.947.534) 22.066.000 26.945.825.976 (6.400.055.558) - (6.400.055.558) Saldo 31 Desember 2015 2.500.000.000 (46.302.756.405) 250.000.000 64.228.000 18.332.370.455 (25.156.157.950) (171.896.651) (25.328.054.601) Penghasilan Komprehensif Lain Kepentingan Non-Pengendali Total Ekuitas (Defisiensi Modal) Modal Saham Tambahan Modal Disetor Proforma Ekuitas dari Transaksi Restrukturisasi Antara Entitas Sepengendali

(11)

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

5

Saldo Laba (Defisit) Belum Ditentukan Penggunaannya Sub-Total Penghasilan Komprehensif Lain Kepentingan Non-Pengendali Total Ekuitas (Defisiensi Modal) Modal Saham Tambahan Modal Disetor Proforma Ekuitas dari Transaksi Restrukturisasi Antara Entitas Sepengendali Setoran modal 122.500.000.000 - - - - 122.500.000.000 - 122.500.000.000 Pembalikan modal proforma yang berasal

dari transaksi restrukturisasi entitas

sepengendali - - (250.000.000) - - (250.000.000) - (250.000.000) Selisih nilai dari transaksi restrukturisasi

entitas sepengendali - (146.445.298) - - - (146.445.298) - (146.445.298) Laba komprehensif periode berjalan - - - - (2.645.773.883) (2.645.773.883) (92.306) (2.645.866.189) Kepentingan non pengendali - - - - 176.998.299 176.998.299 Penghasilan komprehensif lain - - - 6.357.000 - 6.357.000 - 6.357.000 Saldo 30 Juni 2016 125.000.000.000 (46.449.201.703) - 70.585.000 15.686.596.572 94.307.979.869 5.009.342 94.312.989.211

(12)

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

6 Arus Kas Dari Aktivitas Operasi

Penerimaan kas dari pelanggan 40.909.886.439 149.667.403.086 156.358.469.546 128.184.166.013 87.213.135.308 Pengeluaran kas untuk perolehan tanah, pembayaran

ke kontraktor dan pemasok (27.010.722.132) (97.496.889.214) (263.391.167.584) (138.818.169.117) (117.677.777.229) Pengeluaran kas untuk karyawan (4.568.720.833) (5.140.420.316) (7.588.307.749) (5.621.275.503) (1.658.858.984) Penerimaan (pembayaran) kas untuk aktivitas

operasional lainnya (11.237.503.551) (15.108.894.186) 9.578.204.063 (19.650.640.775) (7.912.542.308) Arus kas diperoleh dari operasi (1.907.060.077) 31.921.199.370 (105.042.801.724) (35.905.919.382) (40.036.043.213) Pembayaran beban keuangan (44.104.378) (31.425.672) (49.716.010) (67.977.100) (45.816.058) Penerimaan bunga 54.289.757 615.497.360 816.757.477 353.809.974 411.231.933 Penerimaan (pembayaran) pajak (2.420.209.285) (9.815.998.937) (18.625.171.187) (4.871.789.966) 7.323.328.269 Arus kas bersih digunakan untuk aktivitas operasi (4.317.083.983) 22.689.272.121 (122.900.931.444) (40.491.876.474) (32.347.299.069)

Arus Kas Dari Aktivitas Investasi

Pembelian aset tetap (2.880.000) (54.742.399) (79.342.400) (137.180.000) (178.000.000) Arus kas bersih digunakan untuk Aktivitas investasi (2.880.000) (54.742.399) (79.342.400) (137.180.000) (178.000.000)

Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan

Penerimaan (pembayaran) pinjaman bank (14.835.412.492) 19.230.734.318 45.901.551.868 50.000.000.000 -Penerimaan (pemberian) piutang pihak berelasi 10.650.000.000 (85.774.602.881) (3.250.000.000) (520.800.000) (6.879.200.000) Penerimaan (Pembayaran) utang pihak berelasi 3.155.919.484 50.155.755.228 84.619.063.409 (12.704.537.712) 50.874.431.800 Penerimaan (Pembayaran) utang sewa pembiayaan (129.132.806) (405.351.339) (800.507.415) (1.055.300.000) -Tambahan modal disetor (146.445.298) - (46.302.756.405) - -Kepentingan non pengendali 176.998.299 - (171.896.651) - -Proforma ekuitas transaksi entitas sipengendali (250.000.000) (98.015.001) 45.040.517.055 249.615.000 1.742.180.000 Arus kas bersih diperoleh dari Aktivitas Pendanaan (1.378.072.813) (16.891.479.675) 125.035.971.861 35.968.977.288 45.737.411.800 Peningkatan (Penurunan) kas bersih (5.698.036.796) 5.743.050.047 2.055.698.017 (4.660.079.186) 13.212.112.731 Kas dan bank awal tahun 10.756.469.225 8.700.771.208 8.700.771.208 13.360.850.394 148.737.663

Kas dan Setara Kas Akhir Periode/Tahun 5.058.432.429 14.443.821.255 10.756.469.225 8.700.771.208 13.360.850.394 Tahun 2013 Periode Enam Bulan

Sampai 30 Juni 2016*)

Periode Enam Bulan Sampai 30 Juni

2015*)

Tahun 2015*) Tahun 2014*)

(13)

7

1. UMUM

a. Pendirian dan Informasi Umum

PT Forza Land Indonesia (Dahulu PT Megah Satu Properti) (“Perusahaan”) adalah Perseroan terbatas yang telah secara sah didirikan dengan nama “PT Megah Satu Properti”, berkedudukan di Jakarta, berdasarkan Akta Perseroan Terbatas No.95 tanggal 21 Maret 2012 yang dibuat dihadapan Humberg Lie, SH.,SE.,MKn, Notaris di Jakarta Utara (selanjutnya disebut dengan “Akta Pendirian”), dimana Akta Pendirian ini, telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Perundang-undangan Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusannya AHU-23164.AH.01.01.Tahun 2012, tanggal 1 Mei 2012, telah didaftarkan di Daftar Perusahaan sesuai UU No. 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan dengan Nomor Tanda Daftar Perusahaan 09.05.1.68.73448 tertanggal 4 Juni 2012. Sampai dengan tanggal Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian, Pendirian Perusahaan yang diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia masih dalam proses penyelesaian.

Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan dan terakhir terakhir berdasarkan Akta No. 84, dibuat dihadapan Humberg Lie, SH., SE., MKn., Notaris di Jakarta Utara, tanggal 14 Juli 2015 tentang Perubahan komposisi pemegang saham menjadi PT Forza Indonesia sebesar 2.475 saham dan PT Forza Aset Manajemen sebesar 25 saham, yang telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia nomor: AHU-AH.01.03-0951519, tanggal 14 Juli 2015.

Adapun perubahan-perubahan Anggaran Dasar Perseroan tersebut, antara lain:

1. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan tanggal 23 Februari 2016, sebagaimana dinyatakan dalam Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Perseroan nomor 130 tanggal 23 Februari 2016, dibuat dihadapan Humberg Lie, Sarjana Hukum, Sarjana Ekonomi, Magister Kenotariatan, Notaris di Jakarta Utara, yang telah mendapat Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan dari Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia nomor AHU-0004044.AH.01.02.Tahun 2016 tanggal 1 Maret 2016, Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan nomor AHU.AH. 01.03-0027575 tanggal 1 Maret 2016 dan telah terdaftar dalam Daftar Perseroan yang diselenggarakan oleh Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia nomor AHU-0026741.AH.01.11.Tahun 2016 tanggal 1 Maret 2016 dan sesuai dengan surat keterangan notaris Humberg Lie, Sarjana Hukum, Sarjana Ekonomi, Magister Kenotariatan, Notaris di Jakarta nomor 017/KET-N/VI/2016 pengurusan Berita Negara Republik Indonesia (BNRI) Perseroan sedang dalam proses, yang menyetujui perubahan alamat dan tempat kedudukan Perseroan, yang semula beralamat dan berkedudukan di Karinda Building Lantai 2 Suite nomor 1-2, Jalan Palmerah Selatan nomor 30A, Kelurahan Glora, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, menjadi beralamat dan berkedudukan di Wisma 77 Tower 1 Lantai 8, Jalan Letjend S. Parman Kav. 77, Slipi, Jakarta Barat 11410.

2. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan tanggal 22 Maret 2016, sebagaimana dinyatakan dalam Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Perseroan nomor 134 tanggal 22 Maret 2016, dibuat dihadapan Humberg Lie, Sarjana Hukum, Sarjana Ekonomi, Magister Kenotariatan, Notaris di Jakarta, yang telah mendapat Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan dari Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia nomor AHU-0005568.AH.01.02.Tahun 2016 tanggal 22 Maret 2016 dan telah terdaftar dalam Daftar Perseroan nomor AHU-0036797.AH.01.11.Tahun 2016 tanggal 22 Maret 2016 serta sesuai dengan surat keterangan notaris Humberg Lie, Sarjana Hukum, Sarjana Ekonomi, Magister Kenotariatan, Notaris di Jakarta nomor 017/KET-N/VI/2016 pengurusan Berita Negara Republik Indonesia (BNRI) Perseroan sedang dalam proses, yang menyetujui perubahan Nama Perseroan yang semula Perseroan bernama PT MEGAH SATU PROPERTI diubah menjadi Perseroan bernama PT FORZA LAND INDONESIA.

(14)

8

1. UMUM (Lanjutan)

3. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan tanggal 27 April 2016, sebagaimana dinyatakan dalam Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Perseroan nomor 92 tanggal 27 April 2016, dibuat dihadapan Humberg Lie, Sarjana Hukum, Sarjana Ekonomi, Magister Kenotariatan, Notaris di Jakarta, yang telah mendapat Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan dari Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia nomor AHU-000822.AH.01.02.Tahun 2016 tanggal 29 April 2016, Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar nomor AHU-AH.01.03-0044620 dan Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan nomor AHU.AH. 01.03-0044621 tanggal 29 April 2016 dan telah terdaftar dalam Daftar Perseroan nomor AHU-0053815.AH.01.11.Tahun 2016 tanggal 29 April 2016 dan sesuai dengan surat keterangan notaris Humberg Lie, Sarjana Hukum, Sarjana Ekonomi, Magister Kenotariatan, Notaris di Jakarta nomor 017/KET-N/VI/2016 pengurusan Berita Negara Republik Indonesia (BNRI) Perseroan sedang dalam proses, yang menyetujui peningkatan Modal dasar Perseroan, yang semula Rp10.000.000.000 (sepuluh milyar Rupiah) menjadi Rp500.000.000.000,00 (lima ratus milyar Rupiah) serta Modal Ditempatkan dan Modal Disetor dalam Perseroan, yang semula Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta Rupiah) berubah menjadi Rp125.000.000.000,00 (seratus dua puluh lima milyar Rupiah).

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, maksud dan tujuan dari Perusahaan adalah menjalankan usaha dibidang perdagangan, jasa, kecuali jasa di bidang hukum dan pajak, pembangunan, perindustrian, percetakan dan pengangkutan darat. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut diatas, Perusahaan dapat melaksanakan usaha sebagai berikut :

a) Menjalankan usaha dalam bidang perdagangan pada umumnya b) Menjalankan usaha dalam bidang jasa pada umumnya

c) Menjalankan usaha dalam bidang pembangunan pada umumnya d) Menjalankan usaha di bidang industri

e) Menjalankan usaha di bidang percetakan

f) Menjalankan usaha-usaha di bidang pengangkutan darat

Sampai tanggal Laporan keuangan konsolidasian per 30 Juni 2016 kegiatan usaha yang secara efektif telah dijalankan berupa menyelenggarakan usaha real estat dengan segala aktivitas dan kegiatan yang berkaitan dengan usaha ini.

Perusahaan telah beroperasi secara komersial sejak tahun 2013.

Perusahaan berkantor pusat di Wisma 77 Tower 1 Lantai 8, Jalan Letjend S. Parman Kav. 77, Kelurahan Slipi, Kecamatan Palmerah, Kota Administrasi Jakarta Barat.

PT Forza Indonesia didirikan di Republik Indonesia, adalah entitas induk terakhir dari Grup. b. Susunan Direksi dan Komisaris

Berdasarkan Pernyataan keputusan Rapat umum Pemegang Saham Tahunan PT Forza Land Indonesia, No.92 tanggal 27 April 2016 dibuat dihadapan Notaris Humberg Lie, SH.,SE.,MKn, Notaris di Jakarta Utara, menyetujui perubahan direksi dan dewan komisaris pada 30 Juni 2016, sebagai berikut :

Dewan Komisaris

Komisaris : Freddy Setiawan

Dewan Direksi

(15)

9

1. UMUM (Lanjutan)

Berdasarkan Pernyataan keputusan Rapat umum Pemegang Saham Tahunan PT Forza Land Indonesia, No.84 tanggal 14 Juli 2015 dibuat dihadapan Notaris Humberg Lie, SH.,SE.,MKn, Notaris di Jakarta Utara, menyetujui perubahan direksi dan dewan komisaris pada 31 Desember 2015, sebagai berikut :

Dewan Komisaris

Komisaris Utama : Dedy Widiyanto

Komisaris : Freddy Setiawan

Dewan Direksi

Direktur : Erick Satria

Berdasarkan Pernyataan keputusan Rapat umum Pemegang Saham Tahunan PT Forza Land Indonesia, No.164 tanggal 21 April 2014 dibuat dihadapan Notaris Humberg Lie, SH.,SE.,MKn, Notaris di Jakarta Utara, menyetujui perubahan direksi dan dewan komisaris 31 Desember 2014, sebagai berikut :

Dewan Komisaris

Komisaris Utama : Dedy Widiyanto

Komisaris : Freddy Setiawan

Komisaris : Widodo Nurly Sumady

Dewan Direksi

Direktur : Endy Kusumo

Berdasarkan Pernyataan keputusan Rapat umum Pemegang Saham Tahunan PT Forza Land Indonesia, No.06 tanggal 04 Maret 2013 dibuat dihadapan Notaris Humberg Lie, SH.,SE.,MKn, Notaris di Jakarta Utara, menyetujui perubahan direksi dan dewan komisaris 31 Desember 2013, sebagai berikut :

Dewan Komisaris

Komisaris Utama : Dedy Widiyanto

Komisaris : Freddy Setiawan

Komisaris : Widodo Nurly Sumady

Dewan Direksi

Direktur : Ali Sutra

Berdasarkan Pernyataan keputusan Rapat umum Pemegang Saham Tahunan PT Forza Land Indonesia, No.95 tanggal 21 Maret 2013 dibuat dihadapan Notaris Humberg Lie, SH.,SE.,MKn, Notaris di Jakarta Utara, menyetujui perubahan direksi dan dewan komisaris 31 Desember 2012, sebagai berikut :

Dewan Komisaris

Komisaris Utama : Dedy Widiyanto

Komisaris : Freddy Setiawan

Dewan Direksi

Direktur : M. Dagobert

Jumlah karyawan tetap Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2016, 31 Desember 2015, 2014, 2013, 2012 masing-masing adalah 10, 8, 14, 15 dan 14 karyawan (tidak diaudit).

Jumlah gaji dan tunjangan untuk Direksi dan Komisaris, untuk periode enam bulan 30 Juni 2016 sebesar Rp 190.447.421 dan Rp217.750.000, tahun 2015 sebesar Rp380.894.842 dan Rp435.500.000, untuk tahun 2014 sebesar Rp379.059.744 dan Rp435.500.000, dan untuk tahun 2013 sebesar Rp248.957.844 dan Rp304.281.809.

(16)

10

1. UMUM (Lanjutan)

b) Entitas Anak

Pada tanggal 3 Desember 2015, Perusahaan mengakuisisi 99,90% saham FL Bali, 99,60% saham FP Sutera, 99,60% saham FP Serpong, 99,60% saham FP Uluwatu dan 99,60% saham FP Bedugul yang sebelumnya dimiliki oleh PT Forza Indonesia (FI).

Pada tanggal 27 April 2016, Perusahaan meningkatkan penyertaan di masing-masing entitas anak tersebut dengan mengkonversi masing-masing utang entitas menjadi penyertaan saham, sehingga kepemilikan Perusahaan terhadap masing-masing entitas anak meningkat menjadi: pada PT FL Bali 99,9977%, FP Sutera 99,9978%, FP Serpong 99,9982%, FP Uluwatu 99,9952%, FP Bedugul 99,9972%.

Pada tanggal 27 April 2016, Perusahaan mengakuisisi 99,60% saham FAM yang sebelumnya dimiliki oleh PT Forza Indonesia (FI).

Akuisisi yang dilakukan perusahaan atas seluruh entitas anak merupakan kombinasi bisnis entitas sepengendali, dimana seluruh entitas atau bisnis yang bergabung pada akhirnya dikendalikan oleh pihak yang sama baik sebelum maupun sesudah kombinasi bisnis. Selisih antara imbalan yang dialihkan dan jumlah tercatat dari setiap transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali (SINTRES) diakui di ekuitas dan disajikan dalam pos Tambahan Modal Disetor.

Selisih antara imbalan yang dialihkan dan jumlah tercatat dari setiap transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali (SINTRES), selalu tetap disajikan sebagai Tambahan Modal Disetor walaupun pihak pengakuisisi kehilangan pengendalian, atau pelepasan aset, liabilitas, saham atau instrument kepemilikan lainke pihak lain yang tidak sepengendali.

Selisih antara imbalan yang dialihkan perusahaan dengan nilai tercatat aset bersih masing-masing etitas anak saat akuisisi sebagai berikut :

Perolehan tahun 2015 :

Akuisisi F Bali FP Sutera FP Serpong FP Uluwatu FP Bedugul FAM Total

Harga Perolehan 999.000.000 249.000.000 249.000.000 249.000.000 249.000.000 - 1.995.000.000 Nilai aset bersih yang diperoleh (2.005.313.203) (11.282.797.498) (30.932.917.718) (335.727.986) 249.000.000 - (44.307.756.405) Selisih nilai transaksi restrukturisasi

Entitas Sepengendali 3.004.313.203 11.531.797.498 31.181.917.718 584.727.986 - - 46.302.756.405 31 Desember 2015

Perolehan Tahun 2016 :

Akuisisi F Bali FP Sutera FP Serpong FP Uluwatu FP Bedugul FAM Total

Harga Perolehan 42.999.000.000 45.999.000.000 56.999.000.000 20.999.000.000 35.999.000.000 249.000.000 203.244.000.000 Nilai aset bersih yang diperoleh 39.993.658.371 34.411.296.974 25.729.891.287 20.411.951.665 35.999.000.000 249.000.000 156.794.798.297 Selisih nilai transaksi restrukturisasi

Entitas Sepengendali 3.005.341.629 11.587.703.026 31.269.108.713 587.048.335 - - 46.449.201.703 30 Juni 2016

Entitas anak perusahaan sebagai berikut :

30 Juni Tahun Beroperasi 30 Juni

Nama Perusahaan Kegiatan usaha Domisili 2016 Komersial 2016 2015 2014 2013 Entitas Anak Langsung:

FP Serpong Real estat Jakarta 99,9982% 2013 146.059.339.179 136.242.305.351 46.501.797.882 7.935.540.000 FP Sutera Real estat Jakarta 99,9978% 2014 102.688.069.958 114.914.016.122 57.460.356.291 -FL Bali Real estat Jakarta 99,9977% - 40.523.475.104 40.385.984.324 27.059.493.850 26.366.591.317 FP Uluwatu Real estat Jakarta 99,9952% - 20.686.043.904 20.686.473.710 20.168.724.931 17.226.540.000 FP Bedugul Real estat Jakarta 99,9972% - 36.000.000.000 36.000.000.000 - -FAM Jasa Jakarta 99,6000% 250.000.000 250.000.000 -

-Persentase Kepemilikan

31 Desember Total Aset

(17)

11

1. UMUM (Lanjutan)

PT Forza Properti Serpong (FP Serpong)

Berdasarkan Akta Pendirian Perseroan FP Serpong (Entitas anak) dengan Akta No. 165 tanggal 28 Nopember 2013 dari Notaris Humberg Lie, SH.,SE.,MKn, Notaris di Jakarta Utara, Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-66118.AH.01.01.Tahun 2013 tertanggal 17 Desember 2013.

FP Serpong (Entitas Anak) telah memperoleh Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) - Kecil No. 12.038.-01/1.824.271 tanggal 16 Desember 2013, dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) No.09.05.1.68.80756 tanggal 17 Desember 2013 dari Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan Perdagangan propinsi DKI Jakarta, dengan Kegiatan usaha pokok "aktivitas dan kegiatan yang berkaitan dengan real estat yang dimiliki sendiri atau disewa.

Perusahaan berkantor pusat di Wisma 77 Tower 1 Lantai 8, Jalan Letjend S. Parman Kav. 77, Kelurahan Slipi, Kecamatan Palmerah, Kota Administrasi Jakarta Barat.

PT Forza Properti Sutera (FP Sutera)

Berdasarkan Akta Pendirian Perseroan FP Sutera (Entitas Anak) dengan Akta No. 125 tanggal 22 Mei 2014 dari Notaris Humberg Lie, SH.,SE.,MKn, Notaris di Jakarta Utara, Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-12571.40.10.2014 tertanggal 10 Juni 2014.

FP Sutera (Entitas Anak) telah memperoleh Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)- Kecil No. 13.84/-01/1.824.271 tanggal 6 Juni 2014, dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) No.09.05.1.68.82827 tanggal 10 Juni 2014 dari Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan Perdagangan propinsi DKI Jakarta, dengan Kegiatan usaha pokok "aktivitas dan kegiatan yang berkaitan dengan real estat yang dimiliki sendiri atau disewa. Perusahaan berkantor pusat di Wisma 77 Tower 1 Lantai 8, Jalan Letjend S. Parman Kav. 77, Kelurahan Slipi, Kecamatan Palmerah, Kota Administrasi Jakarta Barat.

PT Forzaland Bali (FL Bali)

Berdasarkan Akta Pendirian Perseroan FL Bali (Entitas Anak) dengan Akta No. 50 tanggal 10 April 2013 dari Notaris Humberg Lie, SH.,SE.,MKn, Notaris di Jakarta Utara, Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-25257.AH.01.01 tertanggal 10 Mei 2013.

FL Bali (Entitas Anak) telah memperoleh Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)- Menengah No. 09063/01/1.824.271 tanggal 4 Juni 2013, dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) No.09.05.1.68.79314 tanggal 24 Juli 2013 dari Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan Perdagangan propinsi DKI Jakarta, dengan Kegiatan usaha pokok "aktivitas dan kegiatan yang berkaitan dengan real estat yang dimiliki sendiri atau disewa.

Perusahaan berkantor pusat di Wisma 77 Tower 1 Lantai 8, Jalan Letjend S. Parman Kav. 77, Kelurahan Slipi, Kecamatan Palmerah, Kota Administrasi Jakarta Barat.

(18)

12

1. UMUM (Lanjutan)

PT Forza Properti Uluwatu (FP Uluwatu)

Berdasarkan Akta Pendirian Perseroan FP Uluwatu (Entitas Anak) dengan Akta No. 26 tanggal 11 Nopember 2013 dari Notaris Humberg Lie, SH.,SE.,Magister Kenotariatan, Notaris di Jakarta, Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-121867.AH.01.09.TH 2013 tertanggal 19 Desember 2013.

FP Uluwatu (Entitas Anak) telah memperoleh Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)- Kecil No. 12.037.-01/1.824.271 tanggal 16 Desember 2013, dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) No.09.05.1.68.80757 tanggal 17 Desember 2013 dari Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan Perdagangan propinsi DKI Jakarta, dengan Kegiatan usaha pokok "aktivitas dan kegiatan yang berkaitan dengan real estat yang dimiliki sendiri atau disewa.

Perusahaan berkantor pusat di Wisma 77 Tower 1 Lantai 8, Jalan Letjend S. Parman Kav. 77, Kelurahan Slipi, Kecamatan Palmerah, Kota Administrasi Jakarta Barat.

PT Forza Properti Bedugul (FP Bedugul)

Berdasarkan Akta Pendirian Perseroan FP Bedugul (Entitas Anak) dengan Akta No. 166 tanggal 28 Nopember 2013 dari Notaris Humberg Lie, SH.,SE.,MKn, Notaris di Jakarta Utara, Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-0124708.AH.01.09.TH 2013 tertanggal 27 Desember 2013.

Sampai tanggal Laporan posisi keuangan konsolidasian FP Bedugul (Entitas Anak) belum memperoleh Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP).

Perusahaan berkantor pusat di Wisma 77 Tower 1 Lantai 8, Jalan Letjend S. Parman Kav. 77, Kelurahan Slipi, Kecamatan Palmerah, Kota Administrasi Jakarta Barat.

Perusahaan mempunyai kepemilikan saham secara langsung pada Entitas Anak (bersama dengan Perusahaan selanjutnya disebut “Grup”):

PT Forza Aset Manajemen (FAM)

Berdasarkan Akta Pendirian Perseroan FAM (Entitas Anak) dengan Akta No. 164 tanggal 28 Nopember 2013 dari Notaris Humberg Lie, SH.,SE.,Magister Kenotariatan, Notaris di Jakarta, Sampai dengan tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian Akta tersebut masih dalam proses pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

Perusahaan berkedudukan di Wisma 77 Tower 1 Lantai 8, Jalan Letjend S. Parman Kav. 77, Kelurahan Slipi, Kecamatan Palmerah, Kota Administrasi Jakarta Barat.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN

Laporan keuangan konsolidasian telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia yang meliputi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan –Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK – IAI), serta peraturan Pasar Modal yang berlaku antara lain Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (LK) No. VIII.G.7 tentang pedoman penyajian laporan keuangan, keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-347/BL/2012 tentang penyajian dan pengungkapan laporan keuangan emiten atau perusahaan publik.

(19)

13

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

Laporan keuangan konsolidasian telah disusun dan diselesaikan oleh Direksi dan diotorisasi untuk diterbitkan pada tanggal 26 Oktober 2016. Laporan keuangan konsolidasian Grup telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian disusun dan disajikan berdasarkan asumsi kelangsungan usaha serta atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas konsolidasian yang menggunakan dasar kas. Dasar pengukuran dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini adalah konsep biaya perolehan, kecuali beberapa akun tertentu yang didasarkan pengukuran lain sebagaimana dijelaskan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Biaya perolehan umumnya didasarkan pada nilai wajar imbalan yang diserahkan dalam pemerolehan aset.

Perubahan Kebijakan Akuntansi

Berikut adalah standar baru, perubahan atas standar dan interpretasi standar yang telah diterbitkan oleh DSAK-IAI dan berlaku efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2015, yaitu:

- PSAK No. 1 (Revisi 2013) “Penyajian Laporan Keuangan” - PSAK No. 4 (Revisi 2013) “Laporan Keuangan Tersendiri”

- PSAK No. 15 (Revisi 2013) “Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama” - PSAK No. 24 (Revisi 2013) “Imbalan Kerja”

- PSAK No. 46 (Revisi 2014) “Pajak Penghasilan” - PSAK No. 48 (Revisi 2014) “Penurunan Nilai Aset”

- PSAK No. 50 (Revisi 2014) “Instrumen Keuangan: Penyajian”

- PSAK No. 55 (Revisi 2014) “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” - PSAK No. 60 (Revisi 2014) “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”

- PSAK No. 65 “Laporan Keuangan Konsolidasian” - PSAK No. 66 “Pengaturan Bersama”

- PSAK No. 67 “Pengungkapan Kepentingan Dalam Entitas Lain” - PSAK No. 68 “Pengukuran Nilai Wajar”

- ISAK No. 26 (Revisi 2014) “Penilaian Kembali Derivatif Melekat”

Berikut ini adalah dampak atas perubahan standar akuntansi diatas yang relevan dan signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian Grup:

 PSAK No. 1 (Revisi 2013) “Penyajian laporan keuangan”, yang mengatur perubahan dalam format serta revisi judul laporan. Dampak signifikan perubahan dari standar akuntansi tersebut terhadap Grup adalah: - Perubahan nama laporan yang sebelumnya adalah “Laporan Laba Rugi Komprehensif” menjadi “Laporan

Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain”;

- Adanya persyaratan penyajian penghasilan komprehensif lain yang dikelompokkan menjadi (a) pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi; dan (b) pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi.  PSAK No. 24 (Revisi 2013) “Imbalan Kerja”.PSAK ini mengubah beberapa ketentuan akuntansi terkait

program imbalan pasti. Perubahan utama mencakup penghapusan “pendekatan koridor”, modifikasi akuntansi untuk pesangon dan penyempurnaan ketentuan mengenai pengakuan, penyajian dan pengakuan untuk program imbalan kerja imbalan pasti

Perubahan ketentuan yang berdampak pada laporan keuangan konsolidasian antara lain sebagai berikut: a) pengakuan keuntungan (kerugian) aktuaria melalui penghasilan komprehensif lain.

(20)

14

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

b) semua biaya jasa lalu diakui sebagai beban pada tanggal yang lebih awal antara ketika amandemen/kurtailmen program terjadi atau ketika entitas mengakui biaya terkait restrukturisasi atau pesangon. Sehingga biaya jasa lalu yang belum vested tidak lagi dapat ditangguhkan dan diakui sepanjang periode vesting.

c) beban bunga dan imbal hasil aset program yang digunakan dalam PSAK No. 24 terdahulu diganti dengan konsep bunga neto, yang dihitung dengan menggunakan tingkat diskonto liabilitas (aset) neto imbalan pasti pada awal setiap periode pelaporan tahunan.

 PSAK No. 46 (Revisi 2013) “Pajak Penghasilan”, PSAK No. 46 (Revisi 2013) ini memberikan penekanan pada pengukuran pajak tangguhan atas aset yang diukur dengan nilai wajar, dengan mengasumsikan bahwa jumlah tercatat aset akan dipulihkan melalui penjualan. Selain itu, standar ini juga menghilangkan pengaturan tentang pajak final.

Penerapan PSAK di bawah ini tidak mempunyai pengaruh material atas pengungkapan atau jumlah-jumlah yang diakui dalam laporan keuangan Perusahaan:

 PSAK No. 4 (Revisi 2013) “Laporan Keuangan Tersendiri”. Merupakan revisi PSAK No. 4 (Revisi 2009) yang menjadi suatu standar yang hanya mengatur laporan keuangan tersendiri. Panduan yang telah ada untuk laporan keuangan tersendiri tetap tidak diubah.

 PSAK No.15 (Revisi 2013) “Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama” merupakan revisi dari PSAK 15 (Revisi 2009) “Investasi pada Entitas Asosiasi”. Standar ini mengatur ketentuan mengenai penerapan metode ekuitas sebagai metode akuntansi untuk investasi pada entitas asosiasi dan ventura bersama.

Standar ini mendefinisikan “pengaruh signifikan”, memberikan panduan mengenai bagaimana metode ekuitas diterapkan dan menetapkan bagaimana investasi pada entitas asosiasi dan ventura bersama diuji penurunan nilainya.

 PSAK No. 48 (Revisi 2014) “Penurunan Nilai Aset Perubahan dalam PSAK No. 48 (Revisi 2014), terutama berkaitan dengan perubahan definisi dan pengaturan nilai wajar sebagaimana diatur dalam PSAK No. 68.  PSAK No. 50 (Revisi 2014) “Instrumen Keuangan: Penyajian”, PSAK No. 55 (Revisi 2014) “Instrumen

Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, dan PSAK No. 60 (Revisi 2014) “Instrumen Keuangan: Pengungkapan

PSAK No. 50 (Revisi 2014) menghapus pengaturan pajak penghasilan yang terkait dengan dividen dan akan mengacu pada PSAK No. 46. Selain itu, PSAK No. 50 (Revisi 2014) memberikan pengaturan (pedoman aplikasi) yang lebih spesifik terkait kriteria untuk melakukan saling hapus dan penyelesaian neto aset dan liabilitas keuangan.

Perubahan PSAK No. 55 (Revisi 2014) mengatur tentang pengukuran dan reklasifikasi derivatif melekat, pengaturan kriteria dan penghentian instrumen lindung nilai, serta pengaturan tanggal pencatatan instrumen keuangan.

PSAK No. 60 (Revisi 2014) mengatur pengungkapan tambahan terkait nilai wajar, saling hapus aset dan liabilitas keuangan, serta pengalihan aset keuangan.

 PSAK No. 65 “Laporan Keuangan Konsolidasian”.Standar ini mengganti semua pedoman mengenai pengendalian dan konsolidasi dalam PSAK No. 4 (Revisi 2009) dan ISAK No.7. Prinsip dasar bahwa suatu entitas konsolidasian menyajikan suatu induk dan entitas-entitas anaknya seolah-olah merupakan satu entitas ekonomi tunggal, beserta prosedur konsolidasinya, tidak berubah.

(21)

15

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

PSAK 65 memperkenalkan suatu model konsolidasi tunggal yang menggunakan pengendalian sebagai dasar untuk mengkonsolidasikan seluruh jenis entitas, dimana pengendalian didasarkan pada apakah suatu investor memiliki kekuasaan atas investee, eksposur/hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan investee serta kemampuannya menggunakan kekuasaannya atas investee untuk mempengaruhi jumlah imbal hasil.

 PSAK No. 68 “Pengukuran Nilai Wajar” PSAK No. 68 mendefinisikan nilai wajar, menetapkan satu kerangka tunggal untuk mengukur nilai wajar dan menetapkan pengungkapan mengenai pengukuran nilai wajar. PSAK No. 68 berlaku saat SAK lain mengharuskan dan mengizinkan pengukuran nilai wajar.

b. Dasar Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasian menggabungkan laporan keuangan Perusahaan dan entitas yang dikendalikan oleh Perusahaan (entitas anaknya). Pengendalian dianggap ada apabila Perusahaan mempunyai hak untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional suatu entitas untuk memperoleh manfaat dari aktivitasnya. Hasil entitas anak yang diakuisisi atau dijual selama tahun berjalan termasuk dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sejak tanggal efektif akuisisi dan sampai dengan tanggal efektif penjualan.Jika diperlukan, penyesuaian dapat dilakukan terhadap laporan keuangan entitas anak agar kebijakan akuntansi yang digunakan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh Grup. Seluruh transaksi intra kelompok usaha, saldo, penghasilan dan beban dieliminasi pada saat konsolidasian.

Kepentingan non-pengendali pada entitas anak diidentifikasi secara terpisah dan disajikan dalam ekuitas. Kepentingan non-pengendali pemegang saham awalnya diukur baik pada nilai wajar ataupun pada proporsi pemilikan kepentingan non-pengendali dari nilai wajar aset neto yang dapat diidentifikasi dari pihak yang diakuisisi. Pilihan pengukuran dilakukan pada akuisisi dengan dasar akuisisi. Setelah akuisisi, jumlah tercatat kepentingan non-pengendali adalah jumlah kepemilikan pada pengakuan awal ditambah bagian kepentingan non pengendali dari perubahan selanjutnya dalam ekuitas. Seluruh laba rugi komprehensif diatribusikan pada kepentingan nonpengendali bahkan jika hal ini mengakibatkan kepentingan non-pengendali mempunyai saldo defisit.

Perubahan dalam bagian kepemilikan Grup pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian dicatat sebagai transaksi ekuitas. Nilai tercatat kepentingan Grup dan kepentingan non-pengendali disesuaikan untuk mencerminkan perubahan bagian kepemilikannya atas entitas anak. Setiap perbedaan antara jumlah kepentingan non-pengendali disesuaikan dan nilai wajar imbalan yang diberikan atau diterima diakui secara langsung dalam ekuitas dan diatribusikan pada pemilik entitas induk.

Ketika Grup kehilangan pengendalian atas entitas anak, keuntungan dan kerugian diakui didalam laba rugi dan dihitung sebagai perbedaan antara (i) keseluruhan nilai wajar yang diterima dan nilai wajar dari setiap sisa investasi dan (ii) nilai tercatat sebelumnya dari aset (termasuk goodwill) dan liabilitas dari entitas anak dan setiap kepentingan non-pengendali. Ketika aset dari entitas anak dinyatakan sebesar nilai revaluasi atau nilai wajar dan akumulasi keuntungan atau kerugian yang telah diakui sebagai pendapatan komprehensif lainnya dan terakumulasi dalam ekuitas, jumlah yang Sebelumnya diakui sebagai pendapatan komprehensif lainnya dan akumulasi ekuitas dicatat seolah-olah Grup telah melepas secara langsung asetyang relevan (yaitu direklasifikasi kelaba rugi atauditransfer langsung kesaldo laba sebagaimana ditentukan oleh PSAK yang berlaku).Nilai wajar setiap sisa investasi pada ent itas anak terdahulu pada tanggal hilangnya pengendalian dianggap sebagai nilai wajar pada saat pengakuan awal aset keuangan sesuai dengan PSAK 55 (revisi 2014), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran atau, jika sesuai, biaya perolehan saat pengakuan awal investasi pada entitas asosiasi atau pengendalian bersama entitas

(22)

16

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

(i) Entitas Anak

Entitas anak adalah entitas yang dikendalikan oleh Grup, yakni Grup terekspos, atau memiliki hak, atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan entitas dan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi imbal hasil tersebut melalui kemampuan kini untuk mengarahkan aktivitas relevan dari entitas (kekuasaan atas investee) hak suara namun dapat mengatur kebijakan keuangan dan operasional secara de-facto.

Pengendalian de-facto dapat timbul ketika jumlah hak suara yang dimiliki Grup, secara relatif terhadap jumlah dan penyebaran kepemilikan hak suara pemegang saham lain memberikan Grup kemampuan untuk mengendalikan kebijakan keuangan dan operasi, serta kebijakan lainnya.

Entitas anak dikonsolidasikan secara penuh sejak tanggal di mana pengendalian dialihkan kepada Grup. Entitas anak tidak dikonsolidasikan sejak tanggal Grup kehilangan pengendalian.

Grup menerapkan metode akuisisi untuk mencatat kombinasi bisnis. Imbalan yang dialihkan untuk akuisisi suatu entitas anak adalah sebesar nilai wajar aset yang dialihkan, liabilitas yang diakui terhadap pemilik pihak yang diakusisi sebelumnya dan ekuitas yang diterbitkan oleh Grup. Imbalan yang dialihkan termasuk nilai wajar aset atau liabilitas yang timbul dari kesepakatan imbalan kontinjensi. Aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas serta liabilitas kontinjensi yang diambil alih dalam suatu kombinasi bisnis diukur pada awalnya sebesar nilai wajar pada tanggal akuisisi. Grup mengakui kepentingan nonpengendali pada pihak yang diakuisisi baik sebesar nilai wajar atau sebesar bagian proporsional kepentingan nonpengendali atas aset neto pihak yang diakuisisi. Kepentingan nonpengendali disajikan di ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari ekuitas pemilik entitas induk. Biaya yang terkait dengan akuisisi dibebankan pada saat terjadinya.

Jika kombinasi bisnis diperoleh secara bertahap, nilai wajar pada tanggal akuisisi dari kepentingan ekuitas yang sebelumnya dimiliki oleh pihak pengakuisisi pada pihak yang diakuisisi diukur kembali ke nilai wajar pada tanggal akuisisi melalui laporan laba rugi.

Imbalan kontijensi yang masih harus dialihkan oleh Grup diakui sebesar nilai wajar pada tanggal akuisisi. Perubahan selanjutnya atas nilai wajar imbalan kontijensi yang diakui sebagai aset atau liabilitas dan dicatat sesuai dengan PSAK 55 (revisi 2011) “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, dalam laporan laba rugi. Imbalan kontijensi yang diklasifikasikan sebagai ekuitas tidak diukur kembali dan penyelesaian selanjutnya diperhitungkan dalam ekuitas.

Selisih lebih dari jumlah imbalan yang dialihkan dengan nilai wajar jumlah kepentingan nonpengendali atas jumlah neto aset dan kewajiban teridentifikasi yang diakusisi dicatat sebagai goodwill. Jika jumlah imbalan ini lebih rendah dari nilai wajar aset neto entitas yang diakuisisi, dalam kasus pembelian dengan diskon, selisihnya diakui langsung dalam laporan laba rugi.

Transaksi, saldo dan keuntungan antar entitas Grup yang belum direalisasi telah dieliminasi. Kerugian yang belum direalisasi juga dieliminasi. Kebijakan akuntansi entitas anak diubah jika diperlukan untuk memastikan konsistensi dengan kebijakan akuntasi yang diadopsi Grup.

(ii) Perubahan kepemilikan tanpa kehilangan Pengendalian

Transaksi dengan kepentingan nonpengendali yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian merupakan transaksi ekuitas. Selisih antara nilai wajar imbalan yang dibayar dan bagian yang diakuisisi atas nilai tercatat aset neto entitas anak dicatat pada ekuitas. Keuntungan atau kerugian dicatat pada ekuitas.

(23)

17

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

(iii) Pelepasan entitas anak

Ketika Grup tidak lagi memiliki pengendalian atau, kepentingan yang masih tersisa atas entitas diukur kembali berdasarkan nilai wajarnya, dan perubahan nilai tercatat diakui dalam laporan laba rugi. Nilai tercatat awal adalah sebesar nilai wajar untuk kepentingan pengukuran kembali kepentingan yang tersisa sebagai entitas asosiasi, ventura bersama atau aset keuangan. Di samping itu, jumlah yang sebelumnya diakui pada pendapatan komprehensif lain sehubungan dengan entitas tersebut dicatat seolah-olah Grup telah melepas aset atau liabilitas terkait. Hal ini dapat berarti bahwa jumlah yang sebelumnya diakui pada pendapatan komprehensif lain direklasifikasi ke laporan laba rugi.

Akuisisi bisnis dicatat dengan menggunakan metode akuisisi. Imbalan yang dialihkan dalam suatu kombinasi bisnis diukur pada nilai wajar, yang dihitung sebagai hasil penjumlahan dari nilai wajar tanggal akuisisi atas seluruh aset yang dialihkan oleh Grup, liabilitas yang diakui oleh Grup kepada pemilik sebelumnya dari pihak yang diakuisisi dan kepentingan ekuitas yang diterbitkan oleh Grup dalam pertukaran pengendalian dari pihak yang diakuisisi. Biaya biaya terkait akuisisi diakui di dalam laba rugi pada saat terjadinya.

c. Kombinasi Bisnis

Kombinasi bisnis entitas sepengendali dicatat berdasarkan PSAK No. 38 (2012), “Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali,” dengan menggunakan metode penyatuan kepemilikan. Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku dicatat dalam akun “Selisih Nilai Transaksi dengan Entitas Sepengendali” dan disajikan sebagai bagian dari “Tambahan Modal Disetor” dalam laporan posisi keuangan dan selanjutnya tidak dapat diakui sebagai laba rugi direalisasi maupun direklasifikasi ke saldo laba.

Penerapan secara prospektif PSAK No. 38 (2012), “Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali”, yang menggantikan PSAK No. 38 (2004), “Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” efektif tanggal 1 Januari 2013, tidak berdampak material terhadap laporan keuangan Grup.

d. Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing

Pembukuan Grup diselenggarakan dalam mata uang Rupiah, mata uang dari lingkungan ekonomi utama dimana entitas beroperasi (mata uang fungsionalnya). Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal pelaporan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laba rugi.

Kurs, berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia, yang digunakan untuk mentranslasi nilai aset dan liabilitas pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut:

30 Juni 2016 31 Desember 2015 31 Desember 2014 31 Desember 2013 Dolar Singapura Rp.9.771 Rp.9.751,- Rp. 9.422,- Rp.9.628,-

e. Kas dan setara kas

Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.

(24)

18

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan) f. Piutang usaha dan non usaha

Piutang usaha adalah jumlah piutang pelanggan atas penjualan yang dilakukan sehubungan dengan kegiatan usaha biasa. Piutang non-usaha adalah jumlah piutang pihak ketiga atau pihak berelasi diluar kegiatan usaha biasa. Jika penagihan diperkirakan diharapkan / dimaksudkan diselesai dalam satu tahun atau kurang (atau dalam siklus operasi normal usaha, jika lebih panjang), piutang diklasifikasikan sebagai aset lancar. Jika tidak, piutang disajikan sebagai aset tidak lancar.

Piutang usaha dan piutang non-usaha pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, apabila dampak pendiskontoan signifikan, dikurangi dengan provisi atas penurunan nilai.Kolektibilitas piutang usaha dan piutang non-usaha ditinjau secara berkala. Piutang yang diketahui tidak tertagih, dihapuskan dengan secara langsung mengurangi nilai tercatatnya. Akun penyisihan digunakan ketika terdapat bukti yang objektif bahwa perusahaan tidak dapat menagih seluruh nilai terutang sesuai dengan persyaratan awal piutang.

Kesulitan keuangan signifikan yang dialami debitur, kemungkinan debitur dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan dan gagal bayar atau menunggak pembayaran merupakan indikator yang dianggap dapat menunjukan adanya penurunan nilai piutang. Jumlah penurunan nilai adalah sebesar selisih antara nilai tercatat aset dan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan pada tingkat suku bunga efektif awal. Arus kas terkait dengan piutang jangka pendek tidak didiskontokan apabila efek diskonto tidak material.

Jumlah kerugian penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi. Ketika piutang usaha dan piutang non-usaha, yang rugi penurunan nilainya telah diakui, tidak dapat ditagih pada periode selanjutnya, maka piutang tersebut dihapusbukukan dengan mengurangi akun penyisihan. Penagihan kembali dikemudian hari atas piutang yang sebelumnya telah dihapusbukukan, dikreditkan pada laporan laba rugi.

g. Persediaan

Persediaan terdiri dari bangunan pergudangan, tanah belum dikembangkan, tanah yang sedang dikembangkan dan bangunan yang sedang dikonstruksi, dinyatakan sebesar biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah.

Tanah belum dikembangkan merupakan tanah mentah yang belum dikembangkan dan dinyatakan sebesar biaya perolehan atau nilai realisasi bersih mana yang lebih rendah. Biaya perolehan tanah yang belum dikembangkan meliputi biaya pra-perolehan dan perolehan tanah. Biaya perolehan akan dipindahkan ke tanah yang sedang dikembangkan pada saat pengembangan tanah akan dimulai atau dipindahkan ke bangunan yang sedang dikonstruksi pada saat tanah tersebut siap dibangun.

Biaya perolehan tanah yang sedang dikembangkan meliputi biaya perolehan tanah yang belum dikembangkan ditambah dengan biaya pengembangan langsung dan tidak langsung yang dapat diatribusikan pada aset pengembangan real estat serta biaya pinjaman. Tanah yang sedang dikembangkan akan dipindahkan ke bangunan yang sedang dikonstruksi pada saat tanah tersebut selesai dikembangkan.

Biaya perolehan bangunan yang sedang dikonstruksi meliputi biaya perolehan tanah yang telah selesai dikembangkan ditambah dengan biaya konstruksi, biaya lainnya yang dapat diatribusikan pada aktivitas pengembangan real estat dan biaya pinjaman, serta dipindahkan ke bangunan yang siap dijual pada saat selesai dibangun dan siap dijual.

Biaya aktivitas pengembangan real estat yang dikapitalisasi ke proyek pengembangan real estat adalah:

 Biaya pra-perolehan tanah;

(25)

19

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

 Biaya yang secara langsung berhubungan dengan proyek;

 Biaya yang dapat diatribusikan pada aktivitas pengembangan real estat; dan

 Biaya pinjaman

Biaya yang dialokasikan sebagai beban proyek adalah:

 Biaya pra-perolehan tanah atas tanah yang tidak berhasil diperoleh.

 Kelebihan biaya dari hasil yang diperoleh atas pembangunan sarana umum yang dikomersialkan, yang dijual atau dialihkan, sehubungan dengan penjualan unit.

Persediaan barang dagangan dinilai berdasarkan nilai terendah antara harga perolehan atau nilai realisasi neto. Harga perolehan meliputi biaya pembelian serta biaya lainnya yang dapat diatribusikan dengan perolehan barang, kecuali yang dapat ditagih kembali kepada kantor pajak. Nilai realisasi neto adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan usaha biasa dikurangi dengan estimasi biaya penyelesaian dan beban penjualan. Setiap penurunan nilai persediaan di bawah biaya perolehan menjadi nilai realisasi bersih neto dan seluruh kerugian penurunan nilai persediaan diakui sebagai beban pada periode terjadinya penurunan atau kerugian tersebut. Setiap pemulihan kembali penurunan nilai persediaan karena peningkatan kembali nilai realisasi neto, diakui sebagai pengurang terhadap jumlah beban persediaan pada periode terjadinya pemulihan tersebut.

h. Biaya dibayar dimuka

Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.

i. Investasi pada Entitas Asosiasi

Entitas asosiasi adalah suatu entitas, dimana Grup mempunyai pengaruh signifikan dan bukan merupakan entitas anak (Catatan 1b) maupun bagian partisipasi dalam ventura bersama. Pemilikan, secara langsung maupun tidak langsung, 20% atau lebih hak suara investee dianggap pemilikan pengaruh signifikan, kecuali dapat dibuktikan dengan jelas hal yang sebaliknya.

Investasi pada entitas asosiasi dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, dimana pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan. Selanjutnya bagian Grup atas laba rugi entitas asosiasi, setelah penyesuaian yang diperlukan terhadap dampak penyeragaman kebijakan akuntansi dan eliminasi laba atau rugi yang dihasilkan dari transaksi antara Grup dan entitas asosiasi, akan menambah atau mengurangi jumlah tercatat investasi tersebut dan diakui sebagai laba rugi Grup. Penerimaan distribusi dari entitas asosiasi mengurangi nilai tercatat investasi. Penyesuaian terhadap jumlah tercatat tersebut juga diperlukan jika terdapat perubahan dalam proporsi bagian Grup atas entitas asosiasi yang timbul dari pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi. Bagian Grup atas perubahan tersebut diakui dalam pendapatan komprehensif lain dari Grup.

Goodwill yang terkait dengan akuisisi entitas asosiasi termasuk dalam jumlah tercatat investasi. Jika terdapat goodwill negatif, maka jumlah tersebut diakui di dalam laba rugi. Goodwill tidak diamortisasi dan dilakukan uji penurunan nilai setiap tahun.

Apabila nilai tercatat investasi telah mencapai nilai nol, kerugian selanjutnya akan diakui bila Grup mempunyai komitmen untuk menyediakan bantuan pendanaan atau menjamin kewajiban entitas asosiasi yang bersangkutan.

(26)

20

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan) j. Aset tetap

Pada awalnya, aset tetap diakui sebesar harga perolehan dan setelahnya dicatat pada harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi atas penurunan nilai. Tanah tidak disusutkan. Aset tetap kecuali tanah disusutkan menggunakan metode garis lurus hingga mencapai nilai sisa, selama periode masa manfaat aset yang dinyatakan sebagai berikut:

Jenis Aset Tetap Taksiran masa manfaat

- Inventaris kantor 4 – 8 Tahun

- Kendaraan 5 – 8 Tahun

Manajemen menelaah masa manfaat aset, metode penyusutan dan nilai sisa ditelaah dan disesuaikan, jika diperlukan, setidaknya setiap akhir periode pelaporan. Dampak dari setiap revisi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, ketika perubahan terjadi.

Beban perbaikan dan pemeliharaan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat terjadinya; biaya penggantian atau inspeksi yang signifikan dikapitalisasi pada saat terjadinya dan jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke Perusahaan, dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.

Aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau ketika tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset dimasukkan dalam laporan laba rugi komprehensif pada periode aset tersebut dihentikan pengakuannya.

k. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pendapatan dari penjualan apartemen, perkantoran dan bangunan sejenisnya, yang pembangunannya dilaksanakan lebih dari satu tahun diakui dengan menggunakan metode persentase penyelesaian (percentage of completion method), apabila seluruh syarat berikut terpenuhi:

a. Proses konstruksi telah melalui tahap awal, yaitu pondasi bangunan telah selesai dan semua persyaratan untuk memulai banguna telah terpenuhi;

b. Jumlah pembayaran oleh pembeli melebihi 20% dari harga jual yang/telah disepakati dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh pembeli;

c. Jumlah pendapatan dan biaya unit bangunan dapat diestimasi dengan handal.

Apabila salah satu atau lebih dari kriteria tersebut tidak terpenuhi, maka jumlah uang yang diterima dari pembeli akan diakui sebagai “uang muka pelanggan” di dalam laporan keuangan, sampai seluruh kriteria tersebut dipenuhi.

Pendapatan dari penjualan rumah, rumah toko dan bangunan sejenis lainnya beserta tanah kavlingnya diakui dengan metode akrual penuh (full accrual method) apabila seluruh kriteria berikut ini terpenuhi:

a. proses penjualan telah selesai; b. harga jual akan tertagih;

c. tagihan penjual tidak akan bersifat subordinasi di masa yang akan datang terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli; dan penjual telah mengalihkan risiko dan manfaat kepemilikan unit bangunan kepada pembeli melalui suatu transaksi yang secara substansi adalah penjualan dan penjual tidak lagi berkewajiban atau terlibat secara signifikan dengan unit bangunan tersebut.

(27)

21

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

Apabila persyaratan tersebut di atas tidak dapat dipenuhi, maka seluruh uang yang diterima dari pembeli diperlakukan sebagai uang muka dan dicatat dengan metode deposit sampai seluruh persyaratan tersebut dipenuhi.

Pendapatan Bunga

Interest Revenue Pendapatan bunga diakru berdasarkan waktu terjadinya dengan acuan jumlah pokok terhutang dan tingkat bunga yang berlaku.

Beban

Biaya yang berhubung an dengan pendapatan yang menggunakan metode persentase penyelesaian diakui sesuai dengan tingkat persentase penyelesaian dari unit bangunan pada setiap akhir periode.

Beban, kecuali yang berhubungan dengan pendapatan yang menggunakan metode persentase penyelesaian, diakui sesuai dengan masa manfaatnya pada tahun yang bersangkutan (accrual basis).

l. Imbalan Kerja

Imbalan Kerja Jangka Pendek

Imbalan kerja jangka pendek diakui ketika pekerja telah memberikan jasanya dalam suatu periode akuntansi, sebesar jumlah tidak terdiskonto dari imbalan kerja jangka pendek yang diharapkan akan dibayar sebagai imbalan atas jasa tersebut. Imbalan kerja jangka pendek mencakup antara lain upah, gaji, bonus dan insentif. Imbalan Pascakerja

Imbalan pascakerja seperti pensiun, uang pisah dan uangpenghargaan masa kerja dihitung berdasarkan Undang-Undang Ketenagakerjaan No.13/2003 (”UU 13/2003”).

Grup mengakui jumlah liabilitas imbalan pasti neto sebesar nilai kini kewajiban imbalan pasti pada akhir periode pelaporan dikurangi nilai wajar aset program yang dihitung oleh aktuaris independen dengan menggunakan metode Projected Unit Credit. Nilai kinikewajiban imbalan imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan imbalan tersebut.

Grup mencatat tidak hanya kewajiban hukum berdasarkan persyaratan formal program imbalan pasti, tetapi juga kewajiban konstruktif yang timbul dari praktikinformal entitas Grup mencatat tidak hanya kewajiban hukum berdasarkan persyaratan formal program imbalan pasti, tetapi juga kewajiban konstruktif yang timbul dari praktik informal entitas.

Biaya jasa kini, setiap biaya jasa lalu dan keuntungan atau kerugian atas penyelesaian, dan bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto diakui dalam laba rugi. Pengukuran kembali atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto yang terdiri dari keuntungan dan kerugian aktuarial, imbal hasil atas aset program dan setiap perubahan dampak batas atas aset diakui sebagai penghasilan komprehensif lain.

Pesangon

Grup mengakui pesangon sebagai liabilitas dan beban pada tanggal yang lebih awal di antara: a) Ketika Grup tidak dapat lagi menarik tawaran atas imbalan tersebut; dan

b) Ketika Group mengakui biaya untuk restrukturisasi yang berada dalam ruang lingkup PSAK No. 57 dan melibatkan pembayaran pesangon

m.Sewa

Sewa yang mengalihkan secara substansial semua risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset kepada lessee diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Pada awal masa sewa, sewa pembiayaan dikapitalisasi sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar.

(28)

22

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

Pembayaran sewa minimum dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan liabilitas sehingga menghasilkan suatu tingkat bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas. Beban keuangan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Aset sewaan yang dimiliki oleh lessee dengan dasar sewa pembiayaan dicatat pada akun aset tetap dan disusutkan sepanjang masa manfaat dari aset sewaan tersebut atau periode masa sewa, mana yang lebih pendek, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa lessee akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa.

Dalam hal transaksi jual dan sewa-balik merupakan sewa pembiayaan maka transaksi tersebut harus diperlakukan sebagai dua transaksi yang terpisah yaitu transaksi penjualan dan transaksi sewa. Selisih lebih hasil penjualan dari nilai tercatat ditangguhkan dan diamortisasi selama masa sewa.

Sewa yang tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset diklasifikasikan sebagai sewa operasi.

n. Biaya Pinjaman

Biaya pinjaman, baik yang secara langsung maupun tidak langsung digunakan untuk mendanai suatu proses pembangunan aset tertentu yang memenuhi syarat (“aset kualifikasian”), dikapitalisasi hingga saat proses pembangunannya selesai. Untuk pinjaman yang secara khusus digunakan untuk perolehan aset kualifikasian, jumlah yang dikapitalisasi adalah sebesar biaya pinjaman yang terjadi selama periode berjalan, dikurangi dengan pendapatan investasi jangka pendek dari pinjaman tersebut. Untuk pinjaman yang tidak secara khusus digunakan untuk perolehan aset kualifikasian, jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi ditentukan dengan mengalikan tingkat kapitalisasi tertentu terhadap pengeluaran untuk aset kualifikasian tersebut.

Kapitalisasi biaya pinjaman dimulai pada saat aktivitas yang diperlukan untuk mempersiapkan aset agar dapat digunakan sesuai dengan maksudnya dan pengeluaran untuk aset tersebut dan biaya pinjaman nya telah terjadi. Kapitalisasi biaya pinjaman dihentikan pada saat selesainya secara substansial yang diperlukan untuk mempersiapkan aset kualifikasian agar dapat digunakan sesuai dengan maksudnya.

Semua biaya pinjaman lainnya diakui dalam laba rugi pada periode terjadinya.

o. Pajak Penghasilan

Beban pajak terdiri dari pajak kini dan pajak tangguhan. Pajak diakui dalam laporan laba rugi, kecuali jika pajak tersebut terkait dengan transaksi atau kejadian yang diakui di pendapatan komprehensif lain atau langsung diakui ke ekuitas. Dalam hal ini, pajak tersebut masing-masing diakui dalam pendapatan komprehensif lain atau ekuitas.

Beban pajak kini dihitung berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku pada tanggal pelaporan keuangan, di negara di mana perusahaan dan entitas anak beroperasi dan menghasilkan pendapatan kena pajak. Manajemen secara periodik mengevaluasi posisi yang dilaporkan di Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) sehubungan dengan situasi di mana aturan pajak yang berlaku membutuhkan interpretasi. Jika perlu, manajemen menentukan provisi berdasarkan jumlah yang diharapkan akan dibayar kepada otoritas pajak.

Pajak penghasilan tangguhan diakui, dengan menggunakan metode balance sheet liability untuk semua perbedaan temporer antara dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas dengan nilai tercatatnya pada laporan keuangan konsolidasian. Namun, liabilitas pajak penghasilan tangguhan tidak diakui jika berasal dari pengakuan awal goodwill atau pada saat pengakuan awal aset dan liabilitas yang timbul dari transaksi selain kombinasi bisnis yang pada saat transaksi tersebut tidak mempengaruhi laba rugi akuntansi dan laba rugi kena pajak. Pajak penghasilan tangguhan ditentukan dengan menggunakan tarif pajak yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada akhir periode pelaporan dan diharapkan diterapkan ketika aset pajak penghasilan tangguhan direalisasi atau liabilitas pajak penghasilan tangguhan diselesaikan.

Gambar

Tabel dibawah ini menganalisis kewajiban keuangan Grup menuju jatuh tempo yang relevan berdasarkan sisa  jatuh tempo kontrak dari instrumen keuangan

Referensi

Dokumen terkait

1) Penyuluhan hama perlu ditingkatkan untuk memberikan informasi kepada petani mengenai pengelolaan tanaman melalui sistem budidaya sehat dan penerapan teknik pengendalian

Pada bagian sebelumnya dikatakan bahwa menjadi ‘publik’ dengan berpartisipasi dalam pasar kerja merupakan salah satu langkah bagi eksistensi diri perempuan, salah satu

Dengan ini diberitahukan bahwa setelah diadakan evaluasi usulan teknis menurut ketentuan yang berlaku, maka Panitia Seleksi Politeknik Negeri Samarinda, Pekerjaan

 Deposito yang diterbitkan atas unjuk, maksudnya hanya ada nilai nominalnya tidak disertai dengan nama orang ataupun lembaga hingga dapat diperjualbelikan kepada pihak

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN POLITEKNIK NEGERI

PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DINAS BINA MARGA KOTA MEDAN.. TAHUN

sejak dini akan mampu mendeteksi dini setiap gejala penyakit ini, sehingga kanker serviks dapat. ditangani sejak dini, penanganannya pun efektif dan efisien sehingga tidak

Selain itu, kesalahan siswa dalam operasi penjumlahan pecahan juga melibatkan beberapa jenis kesalahan, antara lain: Kesalahan yang ditemukan berdasarkan hasil kerja