• Tidak ada hasil yang ditemukan

ENTREPRENEURSHIP PADA USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) Rd. Okky Satria STIE Pasundan Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ENTREPRENEURSHIP PADA USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) Rd. Okky Satria STIE Pasundan Bandung"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Majalah Bisnis Dan Iptek | Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pasundan Bandung 47

ENTREPRENEURSHIP PADA USAHA MIKRO, KECIL DAN

MENENGAH (UMKM)

Rd. Okky Satria

STIE Pasundan Bandung Email: okky@stiepas.ac.id

Abstract

SME development is a challenge for Indonesia to increase the role and contribution to national development. The need for planning strategies based on consideration of accelerating changes in the organizational environment that will lead to uncertainty within the organization. By reviewing more about the growth of the SME sector is expected to obtain new models in developing number Entrepreuner in Indonesia.

Keywords: entrepreneurship; sme’s

Abstrak

Pengembangan UKM merupakan tantangan bagi Indonesia untuk dapat meningkatkan peranan dan kontribusi terhadap pembangunan nasional. Kebutuhan akan perencanaan strategi didasarkan pada pertimbangan adanya percepatan perubahan lingkungan organisasi yang akan menimbulkan ketidakpastian dalam lingkungan organisasi. Dengan menkaji lebih lanjut mengenai pertumbuhan sector UMKM maka diharapkan dapat diperoleh model-model baru dalam melakukan pengembangan jumlah entrepreuner di Indonesia.

(2)

Majalah Bisnis Dan Iptek | Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pasundan Bandung 48

PENDAHULUAN

Kewirausahaan berkembang dan diawali dengan adanya inovasi yang dipicu oleh faktor pribadi, lingkungan dan sosiologi. Faktor individu yang memicu kewirausahaan adalah locus of control, toleransi, pengambil resiko, nillai-nilai pribadi, pendidikan, pengalaman, usia, komitmen, dan ketidakpuasan (Carland et

al,. 1984). Faktor pemicu yang berasal dari lingkungan adalah peluang, model

peran, aktivitas, pesaing, inkubator, sumber daya, dan kebijakan pemerintah. Sedangkan faktor pemicu dari lingkungan sosial yaitu keluarga, orang tua, dan jaringan kelompok. (Hadian et al,. 2015)

Pada tahap pertumbuhan sangat bergantung pada kemampuan pribadi, organisasi dan lingkungan. Faktor lingkungan meliputi pesaing, pelanggan, pemasok, dan invetor atau banker. Sedangkan faktor pribadi meliputi komitmen, visi, kepemimpinan, dan kemampuan manajerial, dan faktor yang berasal dari organisasi meliputi kelompok, struktur, budaya, dan strategi. (Suryan, 2009) Berdsasarkan pada model pendekatan manajemen stratejik yang dilakukan oleh Machmud & Sidharta, (2013) memberikan gambaran bahwa usaha kecil, menengah (UMKM) di Kota Bandung mempunyai keunggulan baik dari lingkungan internal maupun dari lingkungan eksternal.

Wirausaha yang berhasil adalah orang yang dapat menggabungkan nilai, sifat utama, dan prilaku dengan bekal pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan praktis. Aspek kompetensi para pelaku usaha sangat berperan penting dalam menjamin efektivitas kegiatan usaha yang meliputi pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan kemampuan (ability) (Sidharta & Lusyana, 2014).

Proses Pertumbuhan Kewirausahaan

Saat ini manajemen modern telah terjadi pergeseran strategi yaitu dari strategi memaksimalkan keungtungan pemegang saham (mencari laba perusahaan) menjadi memaksimalkan keuntungan bagi semua yang berkepentingan dalam perusahaan (stakeholder) yaitu individu atau kelompok yang memiliki kepentingan dalam kegiatan perusahaan bukan hanya pemegang saham, tapi juga

(3)

Majalah Bisnis Dan Iptek | Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pasundan Bandung 49

karyawan, manajemen, pembeli, masyarakat, pemasok, distributor, dan pemerintah dengan tidak mengesampingkan konsep laba yang merupakan alat yang penting buat perusahaan dalam menciptakan manfaat bagi para pemilik kepentingan.

Pada umumnya proses pertumbuhan kewirausahaanpada usaha kecil memiliki ciri penting yaitu;

1. Tahap imitasi dan duplikasi.

Pada tahap ini wirausaha melakukan peniruan ide dari orang lain. Proses imitasi ini diperoleh dari magang atau pengalaman pribadi baik dari lingkungan keluarga maupun orang lain serta pengamatan terhadap ide orang lain.

2. Tahap duplikasi dan pengembangan.

Pada tahap duplikasi dan pengembangan, wirausaha mulai mengembangkan ide-ide baru. Proses pengembangan ini cenderung kurang dinamis, namun sudah ada sedikit perubahan.

3. Tahap penciptaan sendiri barang atau jasa baru yang berbeda.

Pada tahap penciptaan sendiri barang atau jasa yang berbeda dan baru melalui ide-ide sendiri sampai terus berkembang. Pada saat biasanya wirausaha sudah bosan dengan keadaannya sehingga ingin meningkatkan hasil yang lebih unggul, demikian pula dengan organisasi yang cenderung semakin meningkat sehingga jangkauan pasar diperluas serta timbul adanya keinginan menjadi penantang bahkan menjadi pemimpin pasar. Mulai diproduksinya produk-produk unik sesuai dengan keinginan pasar disesuaikan dengan perkembangan teknik yang ada.

Menurut Steinhoff dan Burgess (1993) dalam Suryana (2009) beberapa karakteristik agar wirausaha mencapai kesuksesan adalah sebagai berikut;

Untuk menjadi wirausaha yang sukses, seseorang harus memiliki idea tau visi bisnis yang jelas serta kemauan dan keberanian untuk menghadapi resiko, baik uang maupun waktu kemudian wirausaha harus mempunyai kesiapan diri atas resiko dan tantangan yang akan dihadapinya setelah itu membuat perencanaan

(4)

Majalah Bisnis Dan Iptek | Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pasundan Bandung 50

usaha, mengorganisasikan, dan menjalankannya. Agar usaha tersebut berhasil maka harus bekerja keras dan menjalin hubungan baik dengan mitra usaha dan semua pihak yang berkepentingan dengan perusahaan.

Faktor Penyebab Keberhasilan Dan Kegagalan Berwirausaha 1. Penyebab keberhasilan berwirausaha.

Adapun penyebab keberhasilan berwirausaha adalah sebagi berikut;

 Kemampuan dan kemauan.

 Tekad yang kuat dan kerja keras.

 Mengenal peluang yang ada dan berusaha meraihnya ketika ada kesempatan.

2. Penyebab kegagalan berwirausaha.

Ada beberapa faktor penyebab kegagalan berwirausaha yaitu;

 Tidak kompeten dalam hal manajerial.

 Kurang berpengalaman, baik dalam kemampuan teknik, memvisualiasikan usaha, mengkordinasikan, mengelola sumber daya manusia, dan mengintegrasikan operasi perusahaan.

 Kurang dapat mengendalikan keuangan.

 Gagal dalam perencanaan, perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan sehingga kegagalan dalam perencanaan akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.

 Lokasi yang kurang memadai.

 Kurangnya pengawasan peralatan, sehingga kurang efektif dan efisien.

 Sikap yang kurang bersungguh-sungguh dalam berusaha.

 Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan atau transisi kewirausahaan. Selain faktor-faktor penyebab kegagalan berwirausaha terdapat pula potensi mundurnya seseorang dari kewirausahaan, antara lain;

1. Pendapatan yang tidak menentu.

2. Kerugian akibat hilangnya modal investasi. 3. Perlu kerja keras dan waktu yang lama.

(5)

Majalah Bisnis Dan Iptek | Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pasundan Bandung 51

Kegagalan juga dapat ditimbulkan dengan dasar kelemahan yang bersumber pada sifat pribadi yang penuh ragu dan hidup tanpa pedoman maupun orientasi yang tegas seperti suka meremehkan mutu, suka mengambil jalan pintas, tidak memiliki kepercayaan diri, tidak disiplin, dan suka mengabaikan tanggung jawab.

Keuntungan Dan Kerugian Berwirausaha 1. Keuntungan berwirausaha.

 Otonomi.

 Tantangan awal dan perasaan motif berprestasi.

 Control finansial. 2. Kerugian berwirausaha.

 Pengorbanan personal.

 Beban tanggung jawab.

 Kecilnya margin keuntungan dan besarnya kemungkinan kegagalan.

Menurut kajian dari Tsai dan Chen (2008) yang melakukan studi di China menemukan bahwa dalam proses kewirausahaan terdapat beberapa factor yang mempengaruhi seorang wirausaha yaitu;

Table 1 A Summary of the Antecedents for Entrepreneur's Resilience Level Antecedents for Entrepreneur's Resilience

Intraentrepreneur

Self-efficacy (+) Creative intelligence (+) Autonomous learning (+)

Social orientation (+) Social-identity for oneself (+/−)

Social skills (+)

Interpersonal

Entrepreneurial team diversity (+/−) Knowledge acquisition (+)

Expectations/pressure from important others (+/−) Entrepreneurial team morale/goal consistency (+)

(6)

Majalah Bisnis Dan Iptek | Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pasundan Bandung 52

Table 1 A Summary of the Antecedents for Entrepreneur's Resilience Level Antecedents for Entrepreneur's Resilience

Organizational / Industrial / Institution &

Policy

Internal operation and management capacity (+) Industrial practices for entrepreneurial activities (+/−)

Relationship with resource supportive organizations (e.g. banks, technology supply) (+) Guanxi with governmental or nonprofit organizations

(+)

Norm for entrepreneurial activities (+/−)

Berdasarkan table diatas dapat diketahui factor-faktor mana saja yang dapat berpengaruh positif dan negative terhadap wirausahawan. Hal ini dilakukan karena berdasarkan pada studi Envich (2004) dalam Zimmerer & Scarborough (2008) wirausahawan pada saat proses memulai usahanya mengalami kegagalan lebih dari 50%. Dengan mengetahui factor tersebut maka seorang wirausaha dapat mempertahankan usahanya dan mengembangkan usahanya lebih lanjut.

KESIMPULAN

Pengembangan UKM merupakan tantangan bagi Indonesia untuk dapat meningkatkan peranan dan kontribusi terhadap pembangunan nasional. Kebutuhan akan perencanaan strategi didasarkan pada pertimbangan adanya percepatan perubahan lingkungan organisasi yang akan menimbulkan ketidakpastian dalam lingkungan organisasi. Dengan menkaji lebih lanjut mengenai pertumbuhan sector UMKM maka diharapkan dapat diperoleh model-model baru dalam melakukan pengembangan jumlah entrepreuner di Indonesia.

(7)

Majalah Bisnis Dan Iptek | Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pasundan Bandung 53

REFERENSI

Carland, J. W., Hoy, F., Boulton, W. R., & Carland, J. A. C. (1984).

Differentiating entrepreneurs from small business owners: A

conceptualization.Academy of management review, 9(2), 354-359.

Hadian, D., Machmud, S., Juhana, D., & Sidharta, I. (2015). Measuring Theory Planned Behavior of Students to Become Entrepreneurs (Case Study at School of Economic Pasundan Bandung, Indonesia). International Journal of Human Resource Studies, 5(3), 131-147.

Machmud, S., & Sidharta, I. (2013). Model Kajian Pendekatan Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Sektor UMKM Di Kota Bandung. Jurnal Computech & Bisnis, 7(1), 56-66.

Machmud, S., & Sidharta, I. (2014). Business Models For SMEs In Bandung: Swot Analysis. Jurnal Ekonomi, Bisnis & Entrepreneurship, 8(1), 51-61. Sidharta, I., & Lusiana, D. (2014). Analisis Faktor Penentu Kompetensi

Berdasarkan Konsep Knowledge, Skill, Dan Ability (KSA) Di Sentra Kaos Suci Bandung. Jurnal Computech & Bisnis, 8(1), 49-60.

Suryana., (2009) Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses, Jakarta. Salemba Empat.

Tsai, FS., & Chen, YH., (2008) Entrepreneurship in the 21 Centurty: 21st Century Management, A Reference Handbook, Thousand OAKS, CA: SAGE Publication.

Zimmerer, T, W., & Scarborough, N, M., (2008) Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil. Jakarta, Salemba Empat.

Gambar

Table 1 A Summary of the Antecedents for Entrepreneur's Resilience  Level  Antecedents for Entrepreneur's Resilience
Table 1 A Summary of the Antecedents for Entrepreneur's Resilience  Level  Antecedents for Entrepreneur's Resilience

Referensi

Dokumen terkait

Write about a girl who had lost her parents but managed to achieve success in life. Should children follow their dreams or fulfil their

Sebaliknya, pemberian pola asuh yang salah jstru akan menyebabkan ketidakstabilan eemosi pada remaja dan akan memberikan dampak negatif pada remaja tersebut, seperti kecemasan,

Tinggi badan sangat baik untuk melihat keadaan gizi masa lalu terutama yang berkaitan dengan keadaan berat badan lahir rendah dan kurang gizi pada masa balita.. Tinggi

Sebelumnya masyarakat dan kelompok telah membaca masalah utama yang akan coba diminimalisir, yaitu bagaimana para petani bisa mengolah sendiri biji kopi dan

Orang tua Rara tidak hanya mengerti dan memahami ajaran agama saja tetapi mereka juga menerapkan apa yang mereka ketahui terhadap Rara.. Kedua orang tua Rara

Berdasarkan Tabel 10 dapat dilihat bahwa nilai MSE yang terkecil adalah model GSTAR(1;3) dengan menggunakan matriks bobot biner sehingga model yang terbaik untuk data set 3

Kecelakaan pesawat ulang-alik Challenger terjadi pada 28 Januari 1986 ketika pesawat ulang-alik Challenger pecah setelah 73 detik penerbangan, yang menyebabkan

Nilai uji signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 mengindikasikan adanya hubungan yang signifikan antara konflik intrapersonal kerja perawat dengan kinerja perawat di