• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ni Kadek Sri Wedari, I Wayan Wendra, I Gede Nurjaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Ni Kadek Sri Wedari, I Wayan Wendra, I Gede Nurjaya"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KELILING

KELOMPOK DENGAN MEDIA FOTO JURNALISTIK SEBAGAI

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN

PENDAPAT SECARA LISAN SISWA KELAS X3

SMA NEGERI 1 SUKAWATI

Ni Kadek Sri Wedari, I Wayan Wendra, I Gede Nurjaya

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail:

{

sriiwedari@gmail.com, wayan.wendra@ymail.com

,

gedenurjaya@gmail.com

}@undiksha.ac.id

Abstrak

Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan (1) mendeskripsikan langkah-langkah yang ditempuh dalam penerapan pembelajaran kooperatif teknik keliling kelompok dengan media foto jurnalistik; (2) mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa hingga tercapainya tingkat ketuntasan hasil belajar siswa pada kegiatan mengemukakan pendapat secara lisan; dan (3) mendeskripsikan respons siswa terhadap penerapan pembelajaran kooperatif teknik keliling kelompokdengan media foto jurnalistik.Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas X3 SMA Negeri 1 Sukawati. Objek penelitian ini adalah langkah-langkah pembelajaran, kemampuan siswa mengemukakan pendapat secara lisan, dan respons siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, tes, kuesioner, dan wawancara. Data yang didapatkan dianalisis dengan teknik deskriptif-kualitatif dan deskriptif-kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, (1) langkah-langkah pembelajaran yang tepat dalam penelitian ini dititikberatkan pada tiga hal, yaitu pemberian pion, mengacak urutan kelompok yang presentasi, dan penggunaan foto yang jelas; (2) penerapan pembelajaran kooperatif teknik keliling kelompok dengan media foto jurnalistik dapat meningkatkan kemampuan mengungkapkan pendapat secara lisan siswa. Hal ini dapat dilihat dalam perbandingan skor rata-rata klasikal, yakni pada pratindakan skor rata-rata klasikal 69,8 (cukup), siklus I memperoleh skor rata-rata klasikal 76,65 (cukup), sedangkan pada siklus II nilai rata-rata klasikal siswa menjadi 81,4 (baik); (3) siswa memberikan respons sangat positif terhadap penerapan pembelajaran kooperatif teknik keliling kelompok dengan media foto jurnalistik dalam pembelajaran mengemukakan pendapat. Oleh karena itu, diharapkan kepada guru bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Sukawati agar menerapkan pembelajaran kooperatif teknik keliling kelompok dengan media foto jurnalistik dalam pembelajaran mengemukakan pendapat secara lisan sesuai langkah yang ditemukan dalam penelitian.

Kata kunci: kooperatif, keliling-kelompok, foto jurnalistik , pendapat

Abstract

This study was Classroom Action Research (CAR) was aims to (1) describe the steps conducted in implementation of cooperative learning round club technique with photo journalism media, (2) describe the improve of students learning until achieve level of students learning in ability to express opinions verbally by implementation of cooperative learning round club technique with photojournalism media, and (3)

(2)

2

describing students responses of the implementation of cooperative learning round

club technique with photo journalism media. Subjects in this study were teachers and studentsof grade X3 of SMA N 1 Sukawati. The objects of the study were the learning step, ability to express opinions verbally, and students responses of the implementation of cooperative learning round club technique with photo journalism media. The method used were testing, observation, questionnaire, and interview. The data were analyzed descriptively through quantitative and qualitative analyzed. The results of the study were, (1) the appropriate learning steps in this study focused in the three thing, were the giving of point, randomize the order of the group presentation, and the used of the clear photos; (2) the application of cooperative learning round club technique with photo journalism media can improve the ability of students to express their opinions verbally. This can be saw in a comparison of the average test scores before treatment, the first cycle, and second cycle, in which the classical average scores were 69,8 (enough) before treatment, 76,65 (enough) in the first cycle, and 81,4 (good) in the second cycle; (3) positive responses were indicated by the students of the implementation of the cooperative learning round club technique with photo journalism media in learning to express opinions. Therefore, it is expected to Indonesian teacher at SMAN 1 Sukawati to implement cooperative learning techniques with a roving group photo journalism media in learning to express opinions orally in accordance with the steps found in this study.

Keywords : cooperative, round club, photo journalism, opinions

PENDAHULUAN

Pendidikan pada hakikatnya ber-langsung dalam suatu proses. Proses tersebut berupa transformasi nilai-nilai, pengetahuan, teknologi, dan keterampilan. Dalam proses belajar mengajar, yang menerima proses pembelajaran adalah siswa yang sedang tumbuh dan ber-kembang menuju arah pendewasaan ke-pribadian dan penguasaan penge-tahuan (Arsjad dan Mukni, 1991: 12). Seiring dengan hal itu, pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berlaku sekarang ini, pembelajarannya lebih berpusat pada siswa. Hal ini berarti dalam suatu proses pembelajaran, siswa dituntut lebih aktif daripada guru. Dalam konsep KTSP yang seperti ini, pembelajaran bahasa Indonesia dikembangkan agar siswa menguasai empat keterampilan berbahasa.

Empat aspek keterampilan ber-bahasa yang tercantum dalam KTSP, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dari keempat keterampilan ter-sebut, keterampilan berbicara merupakan salah satu keterampilan yang perlu dimiliki oleh seseorang, termasuk guru dan siswa. Keterampilan tersebut sangat membantu kelancaran proses belajar mengajar. Dengan keterampilan berbicara, guru mampu mengomunikasikan ilmu penge-tahuan kepada siswa dengan baik. Dengan keterampilan berbicara pula,

siswa mampu menyampaikan aspirasi dan persoalan-persoalan yang dihadapi se-lama proses pembelajaran. Hal yang senada dilontarkan oleh Sudiana (2006:5), bahwa keberhasilan seseorang dalam suatu bidang pekerjaan sering berkaitan erat dengan kemampuan berbahasanya.

Sebagai salah satu keterampilan berbahasa, berbicara memang harus dipelajari dengan serius karena manusia lebih banyak berkomunikasi secara lisan daripada secara tulis. Seseorang dapat bertukar pikiran, perasaan, gagasan dan keinginannya melalui kegiatan berbicara, dengan demikian kegiatan berbicara dapat membangun hubungan mental emosional antara satu individu dengan individu lainnya. Pembelajaran bahasa harus mengajarkan atau melatih agar siswa dapat berbicara dengan baik dan benar. Berbicara yang baik adalah berbicara yang sesuai dengan kaidah-kaidah ke-bahasaan. Hal ini bertujuan supaya se-seorang ketika berbicara dapat menyam-paikan apa yang disammenyam-paikan secara jelas dan lawan bicaranya dapat menerima pesan tersebut secara jelas pula.

King (dalam Wendra, 2009:3) menyatakan bahwa berbicara merupakan suatu bentuk komunikasi yang paling esensial, yang membedakan manusia dengan yang lainnya sebagai suatu spesies. Komunikasi lisan sering

(3)

diguna-3

kan manusia dalam hidup bermasyarakat.

Menurut T. Rangking (dalam Wendra, 2009:7), seseorang mempergunakan tiga puluh persen (30%) waktunya untuk kegiatan berbicara, setelah kegiatan menyimak yang menyita waktu nya empat puluh lima persen (45%). Kegiatan mem-baca hanya menyita waktu sebesar enam belas persen (16%), dan kegiatan menulis menyita waktu sembilan persen (9%). Dengan demikian, persentase kemam-puan berbicara yang cukup besar, sangat signifikan berpengaruh besar dalam kehidupan masyarakat.

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah, aspek berbicara juga sangat ditekankan untuk dikuasai siswa. Penguasaan terhadap keterampilan ini memudahkan siswa dalam mengikuti pro-ses pembelajaran. Dapat dikatakan seperti itu karena keterampilan berbicara dapat mendasari siswa aktif dalam mengikuti semua proses pembelajaran. Namun ke-nyataannya, keterampilan berbicara yang dikuasai oleh siswa masih rendah, khu-susnya pada siswa kelas X3 SMA Negeri 1 Sukawati.

Berdasarkan hasil observasi awal di kelas X3 SMA Negeri 1 Sukawati dan dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia, diperoleh informasi bahwa masih banyak siswa yang kurang mampu mengekspresikan ide secara utuh melalui kegiatan berbicara. Nilai rata-rata kelas masih tergolong cukup, yakni sebesar 69,8. Namun, nilai yang tergolong cukup ini, belum dapat dikategorikan tuntas. Siswa yang tuntas pada kompetensi dasar “memberikan kritik/persetujuan terhadap informasi dari media cetak dan atau elektronik”, apabila memperloleh nilai di atas 78 (nilai minimal ketuntasan). Hanya beberapa orang siswa saja yang memperoleh nilai di atas 78. Dengan demikian dapat diindikasikan bahwa keterampilan berbicara siswa masih rendah.

Sehubungan dengan hal tersebut, pada siswa kelas X3 SMA Negeri 1 Sukawati ditemukan masalah tentang pembelajaran berbicara. Masalah yang ditemukan adalah rendahnya kemampuan siswa mengungkapkan atau mengajukan pendapat. Ada beberapa hal yang

me-latarbelakangi rendahnya kemampuan sis-wa berbicara, yaitu (1) kurangnya rasa percaya diri siswa untuk berbicara di depan kelas. Ketika siswa berbicara di de-pan kelas, sebagian besar dari mereka masih merasa gugup, grogi, tegang, ketakutan, dan kurang rileks. Akibatnya, kata yang seharusnya diucapkan secara lancar menjadi tersendat-sendat atau diulang-ulang; (2) kurangnya keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. Ketika proses pembelajaran di kelas ber-langsung, masih banyak siswa yang belum berpartisipasi dalam pembelajaran; (3) kurangnya minat siswa dalam kegiatan berbicara. Ketika guru meminta siswa menyampaikan pendapat tentang suatu topik, sangat jarang ada siswa yang mau berbicara; (4) siswa masih mengalami kesulitan dalam menemukan ide dan menuangkan idenya dalam bentuk komentar atau pendapat secara lisan. Ketika guru meminta siswa berpendapat tentang suatu topik, siswa masih ke-bingungan dan tidak tahu hal yang akan disampaikandan; (5) dalam berbicara di depan kelas siswa kurang mampu meng-organisasi perkataannya sehingga pem-bicaraannya belum tepat sasaran.

Penyebab kesulitan berbicara di atas tidak terlepas dari akibat penggunaan metode dan media yang digunakan oleh guru. Saat mengajar keterampilan berbicara di kelas X3 SMA Negeri 1 Sukawati, guru menerapkan metode cera-mah, penugasan, serta pemberian contoh langsung. Metode yang digunakan oleh guru ini cukup baik, namun belum maksimal karena terlalu monoton dan kurang divariasikan dengan metode-metode pembelajaran lain yang mampu meningkatkan kreativitas siswa. Hal inilah yang menyebabkan siswa menjadi bosan dalam mengikuti pelajaran karena cara mengajar guru yang monoton atau tidak bervariasi, sehingga keterampilan ber-bicara siswa semakin rendah. Selain itu, rendahnya kemampuan berbicara siswa juga karena guru kurang memberdayakan media pembelajaran yang ada dan tidak menggunakan media yang sesuai dengan metode pembelajaran yang diterapkan.

Berdasarkan permasalahan yang di-hadapi dalam proses belajar-mengajar di

(4)

4

kelas X3 SMA Negeri 1 Sukawati, guru

hendaknya dapat menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan meng-gunakan media yang tepat. Setelah ber-kolaborasi dengan guru bahasa Indonesia yang mengajar di kelas X3 SMA Negeri 1 Sukawati, maka salah satu cara yang dapat dilakukan sebagai upaya me-ningkatkan kemampuan siswa menyam-paikan pendapatnya secara lisan adalah dengan menerapkan pembelajaran koo-peratif teknik keliling kelompok dengan media foto jurnalistik.

Model pembelajaran kooperatif merupakan konsep belajar berkelompok, yaitu siswa bekerja sama dalam suatu kelompok sebagai sebuah tim. Melalui penerapan model pembelajaran koo-peratif, siswa akan menjadi lebih percaya diri karena siswa mendapat dukungan serta motivasi dari teman-teman satu tim. Dalam pembelajaran kooperatif, guru menciptakan suasana yang mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan. Saling ketergantungan memungkinkan sesama siswa saling memberikan motivasi untuk meraih hasil belajar yang optimal. Hal ini senada dengan pernyataan Arif Rohman (2009:186), bahwa pembelajaran kooperatif (Cooperative learning) adalah model pembelajaran yang menekankan pada saling ketergantungan positif antar individu siswa, adanya tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi intensif antar siswa, dan evaluasi proses kelompok.

Teknik keliling kelompok merupakan salah satu teknik yang tepat diterapkan dalam pembelajaran kooperatif karena dalam teknik pembelajaran keliling kelompok, siswa juga dimungkinkan saling bekerjasama di dalam kelompok. Selain itu, teknik keliling kelompok dapat di-gunakan untuk mengatasi masalah kurang aktifnya siswa dalam proses belajar mengajar di kelas. Seperti yang diungkap-kan oleh Lie (2008: 64) bahwa teknik keliling kelompok adalah masing-masing anggota kelompok mendapatkan kesem-patan untuk memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan serta pemikiran anggota lain. Semua siswa akan mendapat kesempatan untuk berbicara. Selain dapat meningkatkan

keaktifan siswa di kelas, penerapan teknik keliling kelompok dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa, karena mau tidak mau siswa wajib berbicara atau berperan dalam pembelajaran.

Kesulitan siswa dalam mengemuka-kan pendapat secara lisan juga dapat diatasi dengan penggunaan media yang tepat, salah satunya media foto jurnalistik. Foto jurnalistik adalah suatu berita yang disajikan dalam bentuk foto, atau dapat diistilahkan sebagai suatu kejadian yang ditampilkan dalam “bahasa” gambar. Foto jurnalistik dapat dijadikan media pem-belajaran yang menarik bagi siswa. Penggunaan media foto dapat menarik minat siswa mengikuti pembelajaran kare-na media foto memiliki warkare-na sehingga tampak lebih realitas dan merangsang minat siswa untuk mengamatinya. Hal ini juga membuat siswa semakin antusias mengikuti pelajaran. Selain itu, peng-gunaan media foto jurnalistik juga dapat mengatasi kesulitan siswa dalam menemukan ide dan menuangkan idenya dalam bentuk komentar atau pendapat. Melalui foto jurnalistik, siswa seolah-olah dapat melihat langsung peristiwa yang tergambar dalam foto. Hal ini me-mungkinkan siswa lebih cepat dan mudah menemukan ide dan menuangkan ide tersebut dalam bentuk komentar atau pendapat, sehingga siswa tidak lagi mengalami kesulitan dalam mengungkap-kan kata-kata.

Jadi, hubungan antara keduanya jelas, pembelajaran kooperatif teknik keliling kelompok dengan media foto jurnalistik akan dapat merangsang siswa untuk mampu mengajukan pendapat atau gagasan secara lisan. Dengan kelebihan yang dimiliki model pembelajaran teknik keliling kelompok yakni menciptakan suasana kelas yang kondusif akan mampu mengatasi masalah-masalah yang di-hadapi siswa dalam mengajukan pen-dapat, seperti yang telah diungkapkan di atas. Kegiatan ini pada akhirnya akan bermuara pada peningkatan kemampuan mengungkapkan pendapat siswa.

Penelitian mengenai keterampilan berbicara telah banyak dilakukan oleh peneliti lain. Salah satunya, penelitian yang dilakukan oleh Huriyah Upriani

(5)

5

(2010) dengan judul “Penerapan Teknik

Masyarakat Belajar (Learning Community) dengan Media Masalah Kontroversial untuk Meningkatkan Keterampilan Ber-argumentasi Lisan pada Siswa Kelas X1 SMA N 1 Sawan”. Sedangkan penelitian lain yang berbicara mengenai penerapan pembelajaran kooperatif teknik keliling kelompok adalah penelitian Siti Titin Khotimah (2013) yang berjudul, “Penerapan Model Pembelajaran Koo-peratif Teknik Keliling Kelompok dengan Menggunakan Media MOM untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Puisi (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SD Negeri I Ganeas Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang”.

Berdasarkan pengamatan tentang penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya, peneliti belum menemukan penelitian mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif teknik keliling kelompok dengan media foto jurnalistik dalam pembelajaran mengemukakan pendapat secara lisan di tingkat SMA. Oleh karena itu, peneliti melakukan pene-litian “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Teknik Keliling Kelompok dengan Media Foto Jurnalistik sebagai Upaya Mening-katkan Kemampuan Mengemukakan Pen-dapat Secara Lisan Siswa Kelas X3 SMA Negeri 1 Sukawati”.

Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini membahas tentang (1) langkah-langkah yang ditempuh dalam menerap-kan pembelajaran kooperatif teknik keliling kelompok dengan media foto jurnalistik sebagai upaya meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat secara lisan siswa kelas X3 SMA Negeri 1 Sukawati, (2) peningkatan hasil belajar siswa hingga tercapainya tingkat ketuntasan hasil belajar siswa pada kegiatan mengemu-kakan pendapat secara lisan dengan penerapan pembelajaran kooperatif teknik keliling kelompok dengan media foto jurnalistik di kelas X3 SMA Negeri 1 Sukawati, dan (3) respons siswa kelas X3 SMA Negeri 1 Sukawati terhadap pe-nerapan pembelajaran kooperatif teknik keliling kelompok dengan media foto jurnalistik sebagai upaya meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat

secara lisan. Sejalan dengan masalah itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) langkah-langkah yang ditempuh dalam penerapan pembelajaran kooperatif teknik keliling kelompok dengan media foto jurnalistik sebagai upaya meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat secara lisan siswa Kelas X3 SMA Negeri 1 Sukawati, (2) peningkatan hasil belajar siswa hingga tercapainya tingkat ketun-tasan hasil belajar siswa pada kegiatan mengemukakan pendapat secara lisan dengan penerapan pembelajaran koo-peratif teknik keliling kelompok dengan media foto jurnalistik di kelas X3 SMA Negeri 1 Sukawati, dan (3) respons siswa kelas kelas X3 SMA Negeri 1 Sukawati terhadap penerapan pembelajaran koo-peratif teknik keliling kelompok dengan media foto jurnalistik untuk meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat secara lisan. Penelitian ini dapat mem-berikan dua manfaat, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. Secara teori-tis, hasil penelitian ini dapat memberikan maanfaat dalam memperkaya khazanah ilmu pengetahuan, khususnya tentang linguistik terapan. Secara praktis penelitian ini memberikan manfaat bagi dunia pendidikan dan bagi peneliti. Bagi dunia pendidikan, hasil penelitian tindakan kelas ini dapat dijadikan strategi alternatif dan acuan guna meningkatkan keterampilan berbicara khususnya kemampuan mengajukan pendapat siswa. Bagi peneliti, hasil penelitian ini ber-manfaat, yaitu sebagai bahan perbanding-an atau referensi penelitiperbanding-an lebih lperbanding-anjut yang berhubungan dengan pembelajaran berbicara, khususnya mengemukakan pendapat secara lisan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan ran-cangan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam multisiklus. Dalam pe-nelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sebanyak dua siklus dengan masing-masing siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi/evaluasi, dan (4) refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X3, serta guru bahasa Indonesia

(6)

6

yang mengajar di kelas X3 SMA N 1

Sukawati. Objek penelitian ini adalah kemampuan siswa menyampaikan pen-dapat secara lisan, langkah-langkah da-lam penerapan pembelajaran kooperatif teknik keliling kelompok dengan media foto jurnalistik, dan respons siswa ter-hadap penerapan model pembelajaran kooperatif teknik keliling kelompok dengan media foto jurnalistik dalam pembelajaran mengemukakan pendapat secara lisan.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi, metode tes, metode angket/kuesioner, dan metode wawan-cara. Metode observasi digunakan untuk mengetahui kegiatan guru dan siswa dalam langkah-langkah pembelajaran mengemukakan pendapat secara lisan dengan menerapkan pembelajaran koo-peratif teknik keliling kelompok dengan media foto jurnalistik. Metode tes digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa mengemukakan pen-dapat secara lisan. Metode ang-ket/kuesioner serta wawancara digunakan untuk mengetahui respons siswa terhadap penerapan pembelajaran kooperatif teknik keliling kelompok dengan media foto jurnalistik dalam pembelajaran menge-mukakan pendapat secara lisan. Penelitian ini menggunakan instrumen sebagai alat untuk mendukung peng-gunaan metode tersebut. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes praktik mengemukakan pendapat secara lisan, lembar observasi aktivitas belajar mengajar, dan lembar angket/kuesioner respons siswa.

Setelah data terkumpul, dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Teknik deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis data dengan cara meng-interpretasikan data yang diperoleh dengan menggunakan kata-kata. Teknik deskriptif kuantitatif digunakan untuk menganalisis data dengan cara meng-interpretasikan data yang diperoleh dengan menggunakan angka-angka. Dalam penelitian ini, data hasil tes mengemukakan pendapat secara lisan dianalisis menggunakan analisis data deskripstif kualitatif dan kuantitatif,

langkah-langkah pembelajaran menge-mukakan pendapat secara lisan dengan penerapan pembelajaran kooperatif teknik keliling kelompok dengan media foto jurnalistik dianalisis menggunakan analisisis data deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Data respons siswa dianalisis dengan teknik deskriptif kuantitatif dan kualitatif.

Kriteria keberhasilan yang diguna-kan sebagai patodiguna-kan dalam mengakhiri penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, standar keterampilan menge-mukakan adalah 75% siswa mampu memeroleh nilai 78-100, yaitu sesuai dengan standar ketuntasan minimal pela-jaran bahasa Indonesia yang ditetapkan di SMA Negeri 1 Sukawati. Kedua, kriteria respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif teknik keliling kelompok dengan media foto jurnalistik sebagai upaya memeningkatkan kemam-puan mengemukakan pendapat secara lisan dianggap berhasil apabila 80% dari jumlah siswa memberikan respons positif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Ada tiga temuan penting pada penelitian ini, yaitu (1) langkah-langkah yang digunakan dalam pembelajaran koo-peratif teknik keliling kelompok dengan media foto jurnalistik menitikberatkan pada (a) pemberian poin tambahan untuk siswa yang berani bertanya atau berkomentar terhadap kelompok yang tampil; (b) mengacak urutan kelompok yang tampil; dan (c) penggunaan media foto yang lebih jelas dan dekat dengan kehidupan siswa, (2) penerapan pembelajaran kooperatif teknik keliling kelompok dengan media foto jurnalistik mampu meningkatkan kemampuan siswa mengajukan pendapat secara lisan (rata-rata skor 81,4), dan (3) respons siswa terhadap penerapan pem-belajaran kooperatif teknik keliling kelom-pok dengan media foto jurnalistik dalam dalam pembelajaran mengemukakan pen-dapat secara lisan tergolong sangat positif.

Dalam penelitian ini ditemukan bahwa langkah-langkah pembelajaran yang tepat dalam penerapan pem-belajaran kooperatif teknik keliling kelompok dengan media foto jurnalistik

(7)

7

untuk meningkatkan kemampuan

menga-jukan pendapat siswa kelas X3 SMA Negeri 1 Sukawati dititikberatkan pada (1) pemberian poin tambahan untuk siswa yang aktif bertanya atau berpendapat kepada kelompok yang presentasi. Berdasarkan refleksi siklus I, diketahui bahwa kelemahan ada pada keberanian siswa bertanya atau mengomentari penampilan kelompok lain. Oleh karena itu, guru mengambil sikap untuk mem-berikan poin atau nilai tambahan bagi siswa yang berani bertanya atau berkomentar. Pemberian poin tambahan ini dilakukan untuk merangsang siswa untuk aktif karena semakin terpacu untuk mencapai nilai tinggi. Tujuan dari pemberian poin atau nilai, yaitu untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam proses pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Djmarah (2006: 168) bahwa memberikan angka (nilai) merupa-kan bentuk motivasi yang dilakumerupa-kan guru dengan harapan dapat memberikan dorongan atau motivasi agar hasil belajar dapat lebih ditingkatkan lagi. Jadi, tanpa ada penilaian dalam suatu pembelajaran maka tidak mungkin timbul kegairahan atau rangsangan pada diri peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan prestasinya masing-masing.; (2) menga-cak urutan kelompok yang presentasi. Dengan dilakukan refleksi siklus I diketahui juga bahwa pada saat pembelajaran siswa sering kurang fokus dan kurang berkonsentrasi dalam pela-jaran, sehingga siswa kurang memper-hatikan kelompok yang presentasi di depan kelas. Oleh karena itu, guru dapat mengambil tindakan untuk mengacak urutan kelompok yang presentasi. Hal ini membuat siswa selalu berkonsentrasi dan memperhatikan teman atau kelompok lain yang presentasi. dan (3) penggunaan media foto yang jelas dan dekat dengan kehidupan siswa. Media foto yang digunakan adalah foto mengenai per-masalahan yang dekat dengan kehidupan siswa, sehingga siswa lebih terangsang untuk menyampaikan pendapat.

Temuan kedua, penerapan pembelajaran kooperatif teknik keliling kelompok dengan media foto jurnalistik membantu meningkatkan kemampuan

mengemukakan pendapat secara lisan siswa kelas X3 SMA Negeri 1 Sukawati. Jika dibandingkan dengan hasil yang diperoleh sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik keliling kelompok dengan media foto jurnalistik terjadi peningkatan hingga memenuhi KKM yang telah ditentukan. Pernyataan ini diperkuat dari perbandingan hasil tes mengemukakan pendapat secara lisan yang diperoeh siswa sebelum dilakukan tindakan, pelaksanaan siklus I, sampai pelaksanaan tindakan siklus II.

Tabel 1. Perbandingan antara skor rata-rata kelas sebelum dilakukan tindakan, pada siklus I, dan pada siklus II

Pelaksanaan Skor rata-rata kelas Kategori Pratindakan Siklus I Siklus II 69,8 76,65 81,4 Cukup Cukup Baik

Peningkatan skor ini membuktikan bahwa penerapan pembelajaran koo-peratif dapat meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat secara lisan siswa. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Stahl dalam Isjoni (2010: 15) menyatakan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan belajar siswa menjadi lebih baik dan meningkatkan sikap saling tolong-menolong dalam perilaku sosial. Konsep yang digunakan dalam pembelajaran kooperatif adalah belajar berkelompok, yaitu siswa bekerja sama dalam suatu kelompok sebagai sebuah tim. Dalam pembelajaran kooperatif, para siswa dapat saling membantu, saling mendiskusikan, dan berargumentasi untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing. Saling keter-gantungan memungkinkan sesama siswa saling memberikan motivasi untuk meraih hasil belajar yang optimal. Hal yang senada dilontarkan oleh Arif Rohman (2009: 186), bahwa pembelajaran koo-peratif (Cooperative learning) adalah model pembelajaran yang menekankan

(8)

8

pada saling ketergantungan positif antar

individu siswa, adanya tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi intensif antar siswa, dan evaluasi proses kelompok.

Model pembelajaran kooperatif menjadi lebih efektif apabila didukung teknik pembelajaran yang tepat, seperti yang diungkapkan oleh Al Khazin (2010), bahwa teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang guru dalam mengimple-mentasikan suatu metode secara spesifik. Oleh karena itu, digunakanlah teknik keliling kelompok. Dalam pembelajaran berbicara dengan menggunakan teknik keliling kelompok, setiap siswa memiliki kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya terhadap suatu topik. Tidak ada siswa yang hanya mendengarkan pendapat teman atau hanya menyerahkan tugas berbicara kepada rekan yang dianggap pintar. Semua siswa mendapat giliran berbicara, sehingga siswa yang merasa malas untuk berbicara menjadi aktif berbicara.

Peningkatan kemampuan siswa mengemukakan pendapat juga di-sebabkan oleh penggunaan media foto jurnalistik. Hal ini karena sebuah foto jurnalistik seperti halnya tulisan berita dapat digunakan untuk membentuk opini seseorang. Melalui foto jurnalistik, siswa dapat melihat langsung peristiwa yang tergambar dalam foto. Hal ini membuat siswa lebih cepat dan mudah menemukan ide dan menuangkan idenya dalam bentuk komentar atau pendapat secara lisan. Oleh sebab itu, foto jurnalistik sangat tepat digunakan sebagai media pembelajaran berbicara karena dapat membantu proses belajar mengajar. Dengan penggunaan foto jurnalistik tujuan pembelajaran dapat tercapai sempurna. Hal ini sesuai dengan pendapat Kustandi dan Sutjipto (2011: 9) yang mengungkapkan “Media pem-belajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang ingin disampaikan sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna. Dengan demikian, media pembelajaran (foto jurnalistik) dapat mendorong siswa lebih

tertarik mengikuti pembelajaran, khusus-nya pembelajaran berbicara.

Selain itu, guru juga memegang peranan penting dalam memengaruhi peningkatan hasil belajar siswa. Motivasi belajar oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas dapat mening-katkan hasil belajar siswa, khususnya dalam mengemukakan pendapat secara lisan. Mudjiono (2006: 85) menya-takan bahwa motivasi memiliki manfaat untuk membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat siswa untuk belajar sampai berhasil. Dalam penelitian ini, guru mulai memberikan motivasi kepada siswa saat siswa mengalami hambatan. Motivasi yang diberikan guru, tidak hanya di depan kelas, melainkan langsung mendekati dan berkomunikasi dengan siswa. Dari pelaksanaan langkah-langkah yang di-terapkan, guru telah berupaya semaksimal mungkin untuk mengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Temuan selanjutnya mengacu pada hasil angket, baik pada siklus I dan II menunjukkan bahwa siswa merasa lebih senang pada saat penerapan pem-belajaran kooperatif teknik keliling kelompok dengan media foto jurnalistik dalam pembelajaran mengemukakan pen-dapat secara lisan. Siswa merasa senang dan menginginkan guru untuk tetap menggunakan pembelajaran kooperatif teknik keliling kelompok dengan media foto jurnalistik, khususnya mengemukakan pendapat secara lisan. Dengan menggunakan media foto jurnalistik siswa lebih mudah menggali ide dari sebuah topik dan menuangkan ide tersebut dalam bentuk pendapat secara lisan. Peng-gunaan foto jurnalistik juga dapat menarik minat siswa mengikuti pembelajaran karena media foto memiliki warna sehingga tampak lebih realitas dan merangsang minat siswa untuk menga-matinya menjadi antusias mengikuti pembelajaran berbicara. Hal senada disampaikan oleh Subana (1998:322) bahwa manfaat gambar/foto sebagai media pembelajaran, yaitu menimbulkan daya tarik pada diri siswa, mempermudah pengertian atau pemahaman siswa, mem-permudah pemahaman yang sifatnya abstrak, memperjelas dan memperbesar

(9)

9

bagian yang penting atau yang kecil

sehingga dapat diamati, dan menyingkat suatu uraian. Hal ini menunjukkan bahwa respon positif siswa dalam pembelajaran mengemukakan pendapat siswa dengan menggunakan media foto jurnalistik berbanding lurus dengan peningkatan kemampuan mengemukakan pendapat secara lisan siswa.

Hasil penelitian ini memiliki ke-samaan dengan penelitian yang pernah dilaksanakan oleh Huriyah Upriani pada tahun 2010 dengan judul “Penerapan Tek-nik Masyarakat Belajar (Learning Commu-nity) dengan Media Masalah Kontroversial untuk Meningkatkan Keterampilan Berar-gumentasi Lisan pada Siswa Kelas X1 SMA N 1 Sawan”. Selain itu, Siti Titin Khotimah (2013) melakukan penelitian dengan judul, “Penerapan Model Pem-belajaran Kooperatif Teknik Keliling Kelompok dengan Menggunakan Media MOM untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Puisi (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SD Negeri I Ganeas Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang”. Dari penelitian ini, penelitian sebelumnya terdapat kesamaan dalam pemerolehan hasil, yakni meningkatnya rata-rata nilai pembelajaran. Jadi, pene-litian ini masih memiliki relevansi dengan penelitian-penelitian sebelumnya.

Dalam penelitian Siti Titin Khotimah, peneliti memilih mengangkat model pembelajaran kooperatif teknik keliling kelompok dengan media MOM dalam pembelajaran membaca puisi. Dipilihnya model pembelajaran tersebut dengan pemikiran bahwa melalui pembelajaran kooperatif teknik keliling kelompok dapat meningkatkan partisipasi siswa secara langsung dalam pembelajaran serta dapat bertukar gagasan antar teman. Selain itu, penggunaan media MOM dapat mengatasi kesulitan siswa dalam membaca puisi dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat. Dalam pembelajaran kooperatif teknik keliling kelompok siswa diberikan kesempatan untuk mendiskusikan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat dalam membaca puisi bersama kelompoknya, kemudian secara bergiliran membaca puisi. Kesulitan siswa dalam membaca puisi dapat dipecahkan dengan diskusi

dengan teman kelompok sehingga pemahaman siswa menjadi merata. Dalam penelitian ini dan penelitian sebelumnya, peneliti sama-sama menekankan pem-bentukan kelompok dalam pem-belajaran secara heterogen yang terdiri atas 4-5 orang siswa. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Siti, peneliti menyimpulkan mo-del pembelajaran kooperatif teknik keliling kelompok tepat digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia, khusus-nya yang berkaitan dengan ber-bicara.

Penelitian yang dilakukan ini hanya terbatas pada penerapan pembelajaran kooperatif teknik keliling kelompok dengan media foto jurnalistik untuk meningkatkan keterampilan mengemukakan pendapat secara lisan siswa kelas X3 SMA Negeri 1 Sukawati. Permasalahan yang peneliti temukan di kelas X3 adalah permasalahan mengenai keterampilan berbicara, yaitu siswa mengalami kesulitan dalam menyampaikan pendapat secara lisan. Namun, tidak menutup kemungkinan siswa juga mengalami permasalahan dalam keterampilan berbahasa lainnya, seperti keterampilan menulis. Sama halnya dengan keterampilan berbicara, keterampilan menulis juga merupakan keterampilan produktif, yaitu keterampilan yang menghasilkan suatu produk yang berupa tulisan. Mengingat pula bahwa penyampaian pendapat tidak hanya dapat dilakukan secara lisan, melaikan juga dapat disampaikan dalam bentuk tulisan, maka keterampilan menulis juga sangat perlu untuk dikuasai oleh seseorang. Oleh karena itu, penelitian lain untuk meningkatkan keterampilan menulis juga dapat dilakukan sebagai salah satu alternatif bagi peneliti lain dengan menerapkan pembelajaran kooperatif teknik keliling kelompok.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan pembahasan di atas, ada beberapa hal yang menjadi simpulan dalam penelitian ini. Pertama, langkah-langkah yang ditempuh dalam menerap-kan pembelajaran kooperatif teknik keliling kelompok dengan media foto jurnalistik sebagai upaya meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat secara lisan sangat efektif dalam meningkatkan

(10)

ke-10

mampuan siswa mengemukakan

pen-dapat secara lisan. Ada beberapa langkah yang harus diikuti agar mengemukakan pendapat secara lisan siswa bisa meningkat dan mencapai ketuntasan, yaitu pemberian poin tambahan, meng-acak kelompok yang tampil, dan menam-pilkan foto secara jelas. Kedua, penerapan pembelajaran kooperatif teknik keliling kelompok dengan media foto jurnalistik dapat meningkatkan kemampuan menge-mukakan pendapat secara lisan siswa kelas X3 SMA N 1 Sukawati. Hal tersebut dapat dilihat dari adanya peningkatan hasil dari sebelum dilakukan penelitian. Nilai rata-rata siswa sebelum dilakukan tindakan adalah 69,8 (cukup). Nilai rata-rata siswa pada siklus I adalah 76,65 (cukup) dan nilai rata-rata pada siklus II adalah 81,4 (baik). Peningkatan yang terjadi sebesar 4,75. Ketiga, penerapan pembelajaran kooperatif teknik keliling kelompok dengan media foto jurnalistik untuk meningkatkan kemampuan menge-mukakan pendapat secara lisan mendapat respons sangat positif dari siswa kelas X3 SMA Negeri 1 Sukawati. Siswa mengaku senang terhadap penerapan pembelaran kooperatif teknik keliling kelompok dengan media foto jurnalistik dalam pembelajaran pengemukakan pendapat secara lisan. Hal tersebut dapat dilihat dari jawaban kuesi-oner siswa yang menunjukkan sikap positif dan sangat positif.

Berdasarkan temuan-temuan dalam penelitian ini, peneliti dapat menyam-paikan beberapa saran sebagai berikut. (1) dalam pembelajaran mengemukakan pendapat, hendaknya guru bahasa Indonesia pada umumnya dan guru bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Sukawati pada khususnya, mencoba untuk menerapkan pembelajaran kooperatik teknik keliling kelompok dengan media foto jurnalistik dalam upaya meningkatkan kemampuan mengemuka-kan pendapat secara lisan siswa di sekolah masing-masing; (2) dalam pembelajaran mengemukakan pendapat secara lisan, hendaknya media foto yang digunakan dapat semakin merangsang kemampuan siswa berpendapat, seperti foto yang menggambarkan masalah-masalah yang dekat dengan kehidupan

siswa, sehingga pengalaman yang dimiliki siswa lebih banyak; dan (3) Penelitian ini hanya terbatas pada penerapan pembe-lajaran kooperatif teknik keliling kelompok dengan media foto jurnalistik untuk meningkatkan keterampilan mengemu-kakan pendapat. Peneliti merasa penerap-an pembelajarpenerap-an kooperatif teknik keliling kelompok dengan media foto jurnalistik juga dapat diterapkan untuk meningkat-kan keterampilan lain, seperti keterampil-an menulis yang juga merupakan keterampilan produktif, yaitu keterampilan yang menghasilkan suatu produk yang berupa tulisan. Jadi, disarankan kepada peneliti lain untuk melakukan penelitian sejenis dengan menerapkan pembelajaran kooperatif teknik keliling kelompok untuk meningkatkan keterampilan menulis.

DAFTAR PUSTAKA

Al khazin. 2010. Defenisi Pendekatan, Strategi, Metode dan teknik Pembelajaran

Matematika.http://aanchoto.com/20 10/09/defenisi-pendekatan-strategi-

metode-dan-teknik-pembelajaran-matematika/. Diakses 04 maret

2014.

Arsjad, Maidar. G. dan Mukti U.S.1991.

Pembinaan Kemampuan

Berbahasa Indonesia. Jakarta :

Erlangga.

Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan

Pembelajaran. Jakarta: Rineka

Cipta.

Djamarah dan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Isjoni. 2010. Cooperative Learning:

Efektifitas Pembelajaran

Kelompok. Jakarta: Alfabeta.

Khotimah, Siti Titin. 2013. “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Keliling Kelompok dengan Menggunakan Media MOM untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Puisi Siswa Kelas di Kelas V SD Negeri I Ganeas”.

(11)

11

Jakarta: Skripsi (Tidak diterbitkan).

Universitas Indonesia.

Kustandi, dan Sutjipto. 2011. Media

Pembelajaran: Manual dan Digital.

Bogor: Gralia Indonesia.

. Lie, Anita. 2008. Cooperative Learning:

Mempraktikkan Cooperative

Learning di Ruang-Ruang Kelas

/GRS. Jakarta: PT Grasindo.

Rohman, Arif. 2009. Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan. Yogyakarta:

Laksbang Mediatama.

Subana dan Sunarti. 1998. Strategi

Belajar Mengajar Bahasa

Indonesia : Pendekatan, Metode,

Teknik, dan Media Pengajaran.

Bandung : Pustaka Setia.

Sudiana, I Wayan.2006. Retorika Bertutur

Efektif. Sidoarjo: Asri Press.

Upriani, Huriyah. 2010. “Penerapan Teknik Masyarakat Belajar (Learning Community) dengan Media Masalah Kontroversial untuk Meningkatkan Keterampilan Berargumentasi Lisan pada Sissa Kelas X1 SMA N 1 Sawan. Singaraja: Skripsi (Tidak diterbitkan). Undiksha.

Wendra, I Wayan. 2011. Keterampilan

Referensi

Dokumen terkait

Barat. Tingginya pengaruh Aspek Pengetahuan terhadap Kinerja Pegawai ini ditunjukkan oleh adanya pemahaman dan penguasaan para pegawai terhadap tugasnya dan memahami

Perlakuan kombinasi antara variasi media dan jenis bakteri dengan nilai absorbansi tertinggi pada hari ketiga adalah kombinasi antara Bacillus subtilis dengan

Program Daerah Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan dan Kelurahan yang selanjutnya disingkat PDPM Kecamatan dan Kelurahan adalah kegiatan pembangunan infrastruktur

Rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah senyawa kimia apakah yang terkandung dalam ekstraksi etanol bunga kecubung (Datura metel Linn) di Bali yang

Sistem akan mengolah data sub masalah yang diupdate, jika salah maka akan ditampilkan pesan kesalahan dan jika benar maka akan menyimpannya ke dalam database. Proses 6.1.5

Jenis penelitian ini adalah peneiltian kuantitatif dengan motode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII VIII MTsN 1 Lubuk Basung Kabupaten Agam

Dapatan kajian menunjukkan bahawa tidak terdapat perbezaan yang signifikan di antara staf akademik dalam tempoh perkhidmatan yang berbeza terhadap peluang pembangunan

Papan partikel yang terbaik adalah papan partikel dangan perbandingan komposisi kulit buah kakao dan ampas tebu 50:50, dengan kadar perekat isosianat 16% dari massa sampel yang