v ABSTRAK
Indonesia merupakan negara dengan iklim tropis dengan beragam hayati yang ada di dalamnya. Tumbuh beragam tanaman dengan beragam manfaat. Diantaranya sebagai tanaman obat, seperti kecubung. Kecubung merupakan tanaman yang beracun namun sering dimanfaatkan sebagai obat bius, antitusif, bronkodilator, halusinogen, hingga pestisida alami. Bali, sebagai salah satu sentra penanam tanaman obat, memiliki dua variasi bunga kecubung yaitu ungu dan putih. Untuk mengetahui golongan senyawa kimia yang terkandung dalam ekstraksi etanol bunga kecubung (Datura metel L.) di Bali yang berpotensi sebagai anestetik dilakukan penelitian dengan menggunakan sampel bunga kecubung yang diperoleh dari Desa Serangan, Denpasar Selatan, Bali. Bunga tersebut diekstraksi dengan etanol 96%, kemudian dilakukan uji fitokimia, hasilnya menunjukkan bahwa bunga kecubung positif mengandung triterpenoid/ steroid, flavonoid, fenolat, tanin, saponin dan alkaloid. Dan senyawa kimia yang berpotensi sebagai anestetik adalah saponin dan alkaloid.
vi ABSTRACT
Indonesia is a country has tropical climate and diverse biological in it. Growing a variety of plants with a variety of benefits. Including as a medicinal plant, such as devil's trumpet. Devil's trumpet is a poisonous plant, but is often used as an anesthetic, antitussive, bronchodilator, hallucinogens, to natural pesticide. Bali, as one of the centers growers of medicinal plants, has two variations of devil's trumpet flowers, they are purple and white. To determine the class of chemical compounds contained in the ethanol extraction amethyst flower (Datura metel L.) in Bali as a potential anesthetic conducted research using a sample obtained from the cone-shaped flowers Serangan, Bali. Flowers were extracted with 96% ethanol, then do phytochemical test, the results showed that the positive devil's trumpet flower contains triterpenoids / steroids, flavonoids, phenolics, tannins, saponins and alkaloids. And chemical compounds that have the potential as an anesthetic was saponins and alkaloids.
Keywords: anesthesia, Devil's trumpet flowers, ethanol extract, phytochemical screening
vii
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas segala nikmat dan karunia-Nya serta shalawat dan salam untuk Nabi junjungan umat, Muhammad SAW, sehingga penulisan skripsi yang berjudul “Identifikasi Senyawa Kimia Ekstrak Etanol Bunga Kecubung (Datura metel L.) di Bali yang Berpotensi sebagai Anestesi” ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokterah Hewan di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana.
Selesainya skripsi ini juga tidak terlepas dari keterlibatan dan bantuan pihak– pihak lain yang mendukung kelancaran penulisan skripsi ini. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. drh. Nyoman Adi Suratma, MP., selaku Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana beserta para Pembantu Dekan. 2. Bapak Dr. drh. I Gusti Ngurah Sudisma, M.Si., selaku Pembimbing I
atas bimbingan dan saran dalam penulisan serta fasilitas yang diberikan selama penelitian berlangsung.
3. Bapak Drh. A.A. Gde Oka Dharmayudha, MP. selaku Pembimbing II atas bimbingan dan saran dalam penulisan skripsi ini.
4. Bapak Dr. drh. I Ketut Anom Dada, M.S., drh. Made Suma Antara,M.Kes., drh. A.A. Gde Jayawardhita, M.Kes., drh. I Wayan Gorda, M.Kes., dan drh. I Wayan Nico Fajar Gunawan, M.Si. yang telah bersedia meluangkan waktunya menjadi penguji serta memberikan saran maupun kritik dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak drh. I Nengah Kerta Besung, M.Si., selaku Pembimbing Akademik.
6. Bapak / Ibu dosen Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana yang telah memberikan ilmu yang berguna bagi penulis.
7. Bapak / Ibu pegawai tata usaha Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana yang telah membantu penulis dalam administrasi penyelesaian skripsi ini.
viii
8. Abahanda Nazman Nawawi dan Amak tercinta Syofina Umar yang selalu mendoakan dan mendukung penulis baik moril maupun materil. 9. Kakanda Ranisia Nazman, Uda Edwar Brata Putra, adik – adikku Aldi
Mahmuda Sani dan Alfiani Fani Nazman, serta Sharon yang selalu memberikan dukungan serta semangat kepada penulis.
10. Tim penelitian Identifikasi Senyawa Kimia Ekstrak Etanol Tanaman Obat, Dwika dan kak Agung.
11. Teman – teman seperjuangan angkatan 2011 untuk kekompakkan dan canda tawa yang dihadirkan setiap hari.
12. Serta semua pihak lain yang telah membantu penulis selama ini yang tidak dapat disebutkan namanya satu – persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak terdaat kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan skripsi ini. Penulis juga berharap semoga hasi dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua.
Denpasar, Januari 2016
ix DAFTAR ISI Hal HALAMAN JUDUL ... i HALAMAN PENGESAHAN ... ii RIWAYAT HIDUP ... iv ABSTRAK ... v
UCAPAN TERIMAKASIH ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR TABEL ... xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 2
1.3 Tujuan Penelitian... 3
1.4 Manfaat Penilitian ... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kecubung ... 4
2.1.1. Klasifikasi Bunga kecubung ... 5
2.1.2. Manfaat bunga kecubung ... 5
2.2 Uji Fitokimia ... 6
2.3 Golongan Senyawa Fitokimia ... 6
2.3.1. Triterpenoid / Steroid ... 6 2.3.2. Flavonoid ... 7 2.3.3. Fenolat... 8 2.3.4. Tanin ... 9 2.3.5. Saponin ... 10 2.3.6. Alkaloid... 11 2.4 Ekstraksi ... 11 2.5 Kerangka konsep ... 13 2.6 Hipotesis ... 13
BAB III MATERI DAN METODE 3.1 Materi ... 14
3.1.1. Bahan Penelitian ... 14
3.1.2. Alat Penelitian ... 14
3.2 Alat dan Bahan Penelitian ... 14
3.2.1. Proses Ekstraksi Bunga Kecubung ... 14
3.2.2. Skrining Fitokimia ... 14
3.2.2.1. Pemeriksaan Triterpenoid / Steroid ... 14
3.2.2.2. Pemeriksaan Flavonoid ... 15
3.2.2.3. Pemeriksaan Polifenol ... 15
x
3.2.2.5. Pemeriksaan Alkaloid ... 15 3.3 Analisis Data ... 15 3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 15 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Uji Fitokimia ... 16 4.2 Pembahasan ... 16 BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ... 20 5.2 Saran ... 20 DAFTAR PUSTAKA ... 21
xi
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1. Tanaman Kecubung... 4
Gambar 2.2. Fenolat ... 8
Gambar 2.3. Klasifikasi Tanin ... 9
Gambar 2.4. Saponin ... 10
Gambar 2.5. Kerangka Konsep Penelitian ... 13
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Hasil Uji Fitokimia pada Bunga Kecubung ... 17
xiii BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan iklim tropis dengan beragam hayati dengan beragam manfaat. Menurut Ditjen POM (2000) terdapat 283 spesies tumbuhan obat yang sudah terdaftar digunakan oleh industri obat tradisional di Indonesia, diantaranya 180 spesies tumbuhan obat berasal dari hutan tropika. Kekayaan alam Indonesia telah terbukti mampu menghidupi masyarakat penghuninya. Masyarakat lokal memiliki pengertian yang dalam akan manfaat berbagai jenis tumbuhan lokal. Tidak kurang dari 400 etnis masyarakat Indonesia yang erat kehidupannya dengan alam dan memiliki pengetahuan tradisional yang tinggi dalam memanfaatkan tumbuhan obat untuk kesehatan (Ilyas, 2010).
Salah satu tanaman obat yang digunakan masyarakat adalah kecubung. Kecubung merupakan tanaman beracun dengan tinggi 0,3-1,5 meter, bereproduksi dengan biji, memiliki akar tunggang, batangnya berongga dan bercabang. Bentuk daun bulat telur, tidak merata kasar bergigi dengan panjang 7-20 cm. Bunganya bermahkota dengan warna ungu, panjang 5-12 cm, berbentuk terompet dengan lima sisi; benang sari hampir keluar dari tabung mahkota, buahnya agak bulat, berdiameter sekitar 2,5 cm dan berduri namun pada bagian dalamnya tidak berduri. Bijinya berwarna coklat tua sampai hitam yang berbentuk ginjal, pipih, dengan permukaan tidak teratur. (Wilbur, 1987). Tanaman ini ditemukan di seluruh Afrika, Asia, Amerika, Australia, dan Eropa (Conklin, 1976).
Secara kimia, Datura metel merupakan sumber alkaloid tropan (Kuang dkk, 2008) yaitu alkaloid yang memiliki inti tropan dalam struktur kimianya (Trease and Evans, 1983). Struktur umumnya adalah amino bisiklik yang memiliki pyrrolidine dan cincin piperidine yang terikat oleh atom nitrogen dan 2 atom karbon (Lounasmaa and Tamminen, 1993). Alkaloid tropane yang terkandung dalam Datura spp yaitu hyoscyamine, atropine dan scopolamine. (EFSA, 2008). Kandungan ini membuat kecubung sering dimanfaatkan sebagai obat herbal. Namun aktivitas antikolinergik bunga dan biji D. metel menyebabkan beberapa kasus keracunan dengan gejala seperti igauan, mengantuk, halusinasi, ataksia,
xiv
kejang, koma, dilatasi pupil, mulut kering, kulit kering, hipertermia, sinus takikardia, kelainan konduksi jantung, disritmia, retensi urin hingga kelumpuhan (Phua dkk, 2008). Tanaman ini juga mengandung berbagai Withanolides (Lindequist 1992 dikutip dalam Ratsch 1998). Withanolides adalah kelompok steroid alami yang terdiri dari ergostane dengan kerangka C-22 dan C-26 secara tepat teroksidasi membentuk δ lakton (Dhar danKalla, 1976).
Di Bali perumusan dan ekstraksi dari tanaman ini telah ditulis pada tahun 991-1016 M di daun lontar, misalnya Lontar Usada (Aditama, 2015). Selain itu, Bali juga merupakan salah satu sentra penanaman tanaman obat (BPS 2003). Tanaman ini oleh masyarakat setempat disebut semprong. Terdapat dua variasi bunga yaitu mahkota berwarna ungu dan berwarna putih. Masyarakat disini biasanya mengkonsumsinya dengan mencampurkannya dengan makanan ataupun minuman. Menurut Duke dan Ayensu (1985) kecubung dapat digunakan sebagai obat bius, antiasthmatic, antitusif, bronkodilator, halusinogen, dan lain – lain. Pada beberapa literatur juga menyebutkan bahwa kecubung juga dapat digunakan sebagai pestisida alami namun di Bali tanaman ini dimanfaatkan sebagai makanan burung Jalak Bali. Tidak hanya itu menurut data BNN (2014) kecubung juga sering digunakan sebagai narkoba, penggunaannya tercatat mencapai 3% dari kelompok halusinogen lainnya. Berdasarkan hal tersebut, penting dilakukan penelitian untuk mengidentifikasi senyawa kimia yang berpotensi sebagai anestetik pada bunga kecubung (Datura metel Linn) dengan mengunakan ektraksi etanol.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah senyawa kimia apakah yang terkandung dalam ekstraksi etanol bunga kecubung (Datura metel Linn) di Bali yang berpotensi sebagai anestetik.