• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Nilai Jumlah Dominansi (NJD). a. Analisis vegetasi sebelum Aplikasi.

Hasil analisis vegetasi menunjukan bahwa sebelum dilakukan aplikasi, atau pemberian herbisida glifosat terdapat 8 jenis gulma yang ada pada lahan tanaman terung. Gulma yang mendominasi tersebut adalah amaranthus spinosus dengan nilai NJD 0.83% pada aplikasi kontol, kemudian diikuti oleh gulma Borrreria latifolia sebesar 0.66 % pada aplikasi 5 HBT, Phylantus niruri 0.74 % pada perlakuan 5 HST,Casia obtusifolia 0.66 % pada aplikasi 10 HST, hal ini menunjukan bahwa gilifosat mampu membunuh gulma yang berdaun lebar. gulma tersebut merupakan gulma yang mampu bersaing dengan gulma lainnya pada lahan terbuka.

Tabel 1: Nilai Jumlah Dominansi Gulma Sebelum Aplikasi Herbisida Glifosat.

JENIS GULMA NJD %

KONTROL 5 HBT 5 HST 10 HST Golongan Daun lebar :

Casia obtusifolia Phylantus niruri Amaranthus spinosus

Borrreria latifolia Heliotropium indicum Golongan daun sempit :

Leeresia hexandra Paspalum conjugatum Golongan teki : Cyperus rotundus 0.75 0.62 0.83 0.63 0.67 0.56 0.50 0.57 0.54 0.48 0.57 0.66 0.56 0.65 0.61 0.57 0.6 0.74 0.58 0.64 0.22 0.61 0.63 0.55 0.66 0.63 0.61 0.63 0.58 0.65 0.78 0.55

(2)

Gulma yang tumbuh pada tanaman terung yang ada pada 6 MST dan saat panen banyak di dominasi oleh gulma berdaun lebar, dan berdaun sempit, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2: Nilai Jumlah Dominansi Gulma 6 MST dan Saat Panen Berdasarka Aplikasi Herbisida Glifosat

JENIS GULMA NJD %

Pengamatan 6 MST Pengamatan saat panen

Golongan daun lebar : Casia obtusifolia Phylantus niruri Amaranthus spinosus Borrreria latifolia Heliotropium indicum Ludwigia hyssopifolia Chromoloena odorata Golongan daun sempit :

Paspalum conjugatum Paspalum viginatum Cynodon dactylon Ottochloa nodasa Leeresia hexandra Golongan teki : Cyperus rotundus 1 2 3 4 1 2 3 4 0.59 0.50 0.52 0.69 0.04 0.38 0.51 0.39 0.50 0.47 0.54 0.63 0.40 0.39 0.42 0.48 0.57 0.56 0.58 0.48 0.42 0.40 0.45 0.44 0.52 0.61 0.60 0.5 0.42 0.39 0.43 0.43 0.51 0.58 0.55 0.57 0.07 0.38 0.41 0.42 - 0.60 0.49 0.56 - 0.40 0.41 0.4 - - - 0.48 0.51 0.36 0.42 0.51 0.41 0.69 0.37 0.4 0.41 0.42 - - - 0.47 0.51 0.44 - 0.52 0.78 0.64 - 0.45 0.46 0.43 - - - 0.41 0.54 0.41 0.46 0.68 0.52 0.39 0.46 0.40 - 0.42 0.55 0.44 0.44 0.39 0.44 0.39 0.40 Ket : 1.kontrol. 2. 5 HBT 3. 5 HST. 4. 10 HST.

Pada pengamatan gulma pada umur tanaman 6 MST, setelah perlakuan pemberian herbisida menunjukan bahhwa terjadi penambahan jenis gulma, muncul gulma baru yaitu Ludwigia hyssopifol dan. Hasil NJD pada semua petak menunjukan bahwa gulma lebih dominan muncul, Cynodon dactylon 0.78% pada aplikasi 5 HST, kemidian diikuti oleh gulma Paspalum conjugatum dan Casia obtusifolia 0.69% pada aplikasi 10 HST. Kemudian gulma Leeresia hexandra 0.68% pada perlakuan 5 HBT. Dan urutan terendah yaitu Casia obtusifolia 0.59% pada aplikasi control. Perubahan gulma dominan dapat disebabkan karena biji – biji atau organ

(3)

perkembang biakan gulma yang ada di dalam tanah tidak terkena percikan herbisida yang di aplikasikan pada petak perlakuan (Listyobudi, 2011). Gulma yang dominan tumbuh pada petak pada saat pengamatan 6 MST yaitu Cynodon dactylon dengan nilai NJD 0.78% % hal ini disebabkan karena herbisida tersebut mampu membunuh gulma dalam jangka waktu 3 sampai 7 hari setelah penyemprotan.

Hasil analisis vegetasi akhir atau saat panen menunjukkan bahwa terjadi juga peningkatan jumlah spesies gulma dari 10 menjadi 13 spsies, pada pengamatan gulma saat panen, muncul gulma baru yaitu 2 (dua) spesies berdaun sempit dan 1 (satu) golongan spesies berdaun lebar, seperti Ottochloa Nodasa dan Chromoloena odorata. Gulma yang dominan tumbuh pada saat panen yaitu Phylantus niruri 0.48%, pada aplikasi 10 HST, kemudian diikuti oleh gulma Ottochloa nodasa 0.54 % pada aplikasi 5 HST, Leeresia hexandra 0.56% pada aplikasi 5 HBT, Amaranthus dan spinosus Borrreria latifolia 0.42% pada aplikasi kontol. Gulma yang lebih dominan tumbuh yaitu Ottochloa nodasa 0.54% gulma yang termasuk dalam Golongan tersebut akan berpengaruh negative pada tanaman budidaya, karena gulma memiliki sifat yang sulit untuk dikendalikan dan memiliki ruang penyebaran yang luas sehingga akan tampak selalu hadir pada lahan budidaya. Dengan demikian kompotisi yang terjadi akan makin besar sehingga akan berpengaruh pada kualitas dan kuantitas hasil tanaman yang di tanam. Herbisida glifosat termasuk herbisida sistemik yang diaplikasikan untuk menekan gulma golongan rumput dan daun lebar. Herbisida ini masuk melalui daun dan ditranslokasikan ke seluruh jaringan. Gejala kerusakan tampak 7-10 hari setelah aplikasi dan akhirnya gulma akan mati pada minggu ke 2-4 (Jauron, 1994).

Munculnya aneka ragam spesies gulma yang tumbuh pada lokasi penelitian semakin memberi tekanan pada pertumbuhan tanaman terung, dimana kompetisi untuk memperebutkan cahaya, suhu, unsur hara, air dan ruang tumbuh semakin ketat. Disisi lain radiasi matahari yang terpancar mempengaruhi naiknya suhu udara di lingkungan lokasi penelitian akibatnya terjadi penguapan air baik pada permukaan tanah maupun, pada tanaman itu sendiri, dan terlihat jelas pada siang hari permukaan daun-daun menggulung dan kondisi ini memberi gambaran bahwa tanaman semakin stres air. Sementara gulma-gulma yang tumbuh tidak terpengaruh oleh iklim yang kering, lingkungan yang kurang mendukung dan tidak memilih jarak tanam yang rapat maupun jarak tanam yang lebar. (Nurlaili, 2010).

(4)

4.2Tinggi Tanaman Terung

Tinggi tanaman terung yaitu terdapat pada aplikasi herbisida 5 HST, dan yang terendah yaitu pada kontrol atau tanpa aplikasi herbisida, lebih jelas dapat dilihat pada Tabel berikut ini : Tabel 3 : Rata Rata Tinggi tanaman terung (cm) Berdasarkan aplikasi pemberian herbisida.

Aplikasi Herbisida Waktu pengamatan 14 HST 21 HST 28 HST 35 HST Saat panen Kontrol 15.85 tn 19.15 tn 23.75 tn 27.25 tn 38.8 tn 5 HBT 17 22.35 25.05 28.9 40.9 5HST 18.82 25.7 29.4 34.55 46.55 10 HST 18.55 24.9 26.15 30.45 42.2 BNT 5% - - - - -

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji BNT 5 %

Berdasarkan table 3, menunjukan bahwa pada pengamatan tinggi tanaman 7 HST, sampai saat panen, dari hasil uji BNT 5% tidak berpengaruh nyata terhadap waktu aplikasi herbisida glifosat

Pengamatan pertama nilai tertinggi pada apliksai pemberian herbisida, terdapat pada umur 14 HST, dapat mencapai 18.82 cm terdapat pada perlakuan pemberian herbisida pada umur tanaman 5 HST. Demikian pada minggu ke 3 atau 21 HST tinggi tanaman dapat mencapai 25.7 cm pada perlakuan pemberian herbisida 5 HST. Dan terendah yaitu 19.15 cm terdapat pada tanpa aplikasi (kontrol) . Tinggi tanaman terung 28 HST menapai 29.4 cm yaitu pada aplikasi pemberian herbisida 5 HST, Dan tanpa aplikasi mempunyai nilai terendah yaitu 23.75 cm. Tinggi tanaman terung pada umur pengamatan 35 HST, menunjukan bahwa pada aplikasi pemberian herbisida 5 HST mencapai 34.55 cm, demikian pula pada tinggi tanaman umur pengamatan saat panen, yaitu dengan nilai tertinggi yaitu 46.55 cm, pada aplikasi pemberian herbisida 5 HST. Dan yang terendah yaitu 38.8 cm terdapat pada perlakuan tanpa aplikasi. Tinggi tanaman terug antara perlakuan yang satu dengan lainnya tidak berbeda jauh, baik pengamatan pertama sampai panen

(5)

Gambar 1 hubungan antara tinggi tanaman dengan waktu perlakuan herbisida.

Berdasargan gambar di atas mnunjukan bahwa pada perlakuan apliksai herbisida glifosat 5 HST dapat meningkat tinggi tanaman terung, pertambahan tinggi kedua, yaitu terdapat pada aplikasi herbisda glifosat 10 HST pada 14 HST sampai saat panen, namun pada 7 HST mengalami penurunan. kemudian di ikuti dengan apliksai 5 HST Dan pertambahan tinggi tanaman yang terendah adalah pada control, (tanpa aplikasi herbisida).

Penggunaan herbisida secara langsung akan mempengaruhi pertumbuhan gulma, apabila daya tekan herbisida terhadap gulma cukup baik, maka pengaruh tidak langsung herbisida yang digunakan terhadap perumbuhan tanaman diharapkan juga akan tumbuh lebi baik.dengan menghambat pertumbuhan gulma pada awal pertumbuhan akan menurunkan persaingan gulma pada tanaman terung, dengan berkurangnya persaingan antar tanaman dengan gulma maka dapat memberikan pertumbuhan yang baik.hasil sidik ragam menunjukkan bahwa waktu aplikasi herbisida tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada 14 HST sampai pada saat panen, hal ini menunjukan aplikasi herbisida mampu menekan perumbuhan gulma memberikan peluang tanaman terung untuk tumbuh secara optimal, di samping membuat gulma membusuk sehingga menyuburkan tanaman, karena herbisida glifosat merupakan herbisida sistemik yang mampu membunuh gulma sampai ke akar – akarnya, sehingga pertumbuhan gulma tertekan, tidak menggangu dan tidak membahayakan tanaman terung (Girsang,2005).

Meningkatnya populasi tanaman terung akan mengakibatkan kesempatan tanaman secara individu untuk memperoleh sinar matahari, unsur hara dan air menjadi terbatas sehingga mengurangi aktivitas fotosintesis tanaman tersebut (septriana, 2008).

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 7 HST 14 HST 21 HST 28 HST 35 HST Saat Panen KONTROL 5 HBT 5 HST 10 HST

(6)

Perbedaan tinggi tanaman masing-masing perlakuan menggambarkan perbedaan kompetisi antara tanaman terung dengan gulma. Terjadinya kompetisi sangat nampak pada tanaman yang relatif muda karena saat tersebut merupakan periode dimana pertumbuhan tanaman terung dan gulma ada pada keadaan yang aktif (Daud 2004).

4.3 Jumlah Daun

Pengatan jumlah daun tanaman terung dilakukan 5 kali (14 HST, 21 HST, 28 HST, 35 HST, saat panen) berdasarkan hasil analisis ragam menunjukan bahwa pengamatan saat umur 28 HST itu berpengaruh nyata akibat aplikasi herbisida. Pengamatan yang tidak berpengaruh nyata pada aplikasi herbisida yaitu pengamatan pada umur 14 HST, 21 HST, 35 HST, dan saat panen. Hasil uji BNT terlihat pada tabel 1. Sidik ragam jumlah daun.

Tabel 4: Rata – Rata Jumlah Daun Tanaman Terung (Helai) Berdasarkan Apliksi Herbisida Glifosat dapat di Lihat Sebagai Berikut:

Aplikasi Herbisida Pengamatan 14 HST 21 HST 28 HST 35 HST Saat panen Kontrol 5 HBT 5HST 10 HST 4.05 tn 4.15 4.9 4.75 5.15 tn 5.55 5.95 6.3 6.75 a 7.25 b 9.2c 8.4 d 10.6 tn 9.85 13.5 12.7 19.85 tn 18.05 23.65 19.9 BNT 5 % - - - -

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji BNT 5 % Tabel 4 menunjukan 7 HST, pada apliksai pemberian herbisida dapat meningkat jumlah daun terbanyak yaitu pada aplikasi pemberian herbisida pada waktu 5 HBT (4.1 helai), kemudian umur 14 HST, pada aplikasi pemberian herbisida jumlah daun terbanyak terdapat pada waktu aplikasi 10 HST yaitu (4.75 helai).dan terendah terdapat pada perlakuan tanpa pemberiaan herbisida (kontrol) yaitu 4.05 helai, demikian pula Pada umur tanaman 21 HST jumlah daun teranyak juga terdapat pada waktu pemberian herbisida 10 HST yaitu 6.3 helai, namun pada umur tanaman 28 HST, nilai tertinggi jumlah daun terdapat pada aplikasi pemberian herbisida pada waktu 5 HST yaitu 9.2 helai, kemudian nilai jumlah daun yang terbanyak pada umur tanaman 35 HST, yaitu terdapat pada aplikasi pemberian herbisida pada waktu 5 HST sebesar 13.5 helai, dan jumlah daun paling sedikit terdapat pada aplikasi tanpa pemberian herbisida yaitu

(7)

10.6. Kemudian di ikuti pada saat panen jumlah daun tertinggi terdapat pada waktu pemberian herbisida 5 HST dan terendah te

Kurva antara jumlah daun tanaman dengan waktu aplikasi herbisida, dapat di lihat pada gambar 2.

Gambar 2 hubungan antara jumlah daun dengan waktu pemberian herbisida.

Gambar di atas menunjukan bahwa pada umur tanaman 7 HST, nilai jumlah daun terbanyak yaitu terdapat pada waktu aplikasi herbisida 5 HBT, kemudian umur tanaman 14 HST pada yaitu pada perlakuan waktu aplikasi 5 HST. Umur tanaman 21 HST jumlah daun teranyak waktu aplikasi 10 HST, dan terendah terdapat kontrol, kemudian pada umur tanaman 28, 35 HST dan saat panen urutan tertinggi nilai jumlah daun yaitu pada aplikasi 5 HST,

dikarenakan aplikasi herbisida 5 HST mampu memberikan jumlah daun yang terba

9.2 helai dibandingkan tanpa aplikasi (kontrol) yaitu 6.75 helai, itu karenakan herbisida glifosat merupakan herbisida sistemik yang mampu membunuh gulma sampai ke akar

sehingga pertuumbuhan gulma tertekan, tidak menggangu dan tidak m terung.

Meningkatnya populasi tanama terung akan mengakibatkan kesempatan tanaman secara individu untuk memperoleh sinar matahari, unsur hara dan air menjadi terbatas sehingga mengurangi aktivitas fotosintesis tanaman tersebut (Harjadi

0 5 10 15 20 25 7 HST 14 HST

10.6. Kemudian di ikuti pada saat panen jumlah daun tertinggi terdapat pada waktu pemberian herbisida 5 HST dan terendah terdapat pada tanpa pemberian herbisida.

Kurva antara jumlah daun tanaman dengan waktu aplikasi herbisida, dapat di lihat pada

Gambar 2 hubungan antara jumlah daun dengan waktu pemberian herbisida.

Gambar di atas menunjukan bahwa pada umur tanaman 7 HST, nilai jumlah daun terbanyak yaitu terdapat pada waktu aplikasi herbisida 5 HBT, kemudian umur tanaman 14 HST pada yaitu pada perlakuan waktu aplikasi 5 HST. Umur tanaman 21 HST jumlah daun k waktu aplikasi 10 HST, dan terendah terdapat kontrol, kemudian pada umur tanaman 28, 35 HST dan saat panen urutan tertinggi nilai jumlah daun yaitu pada aplikasi 5 HST,

dikarenakan aplikasi herbisida 5 HST mampu memberikan jumlah daun yang terba

9.2 helai dibandingkan tanpa aplikasi (kontrol) yaitu 6.75 helai, itu karenakan herbisida glifosat merupakan herbisida sistemik yang mampu membunuh gulma sampai ke akar

sehingga pertuumbuhan gulma tertekan, tidak menggangu dan tidak membahayakan tanaman

Meningkatnya populasi tanama terung akan mengakibatkan kesempatan tanaman secara individu untuk memperoleh sinar matahari, unsur hara dan air menjadi terbatas sehingga

fotosintesis tanaman tersebut (Harjadi 1996 dalam Setiawan, 2003) 21 HST 28 HST 35 HST Saat Panen KONTROL 5 HBT 5 HST 10 HST

10.6. Kemudian di ikuti pada saat panen jumlah daun tertinggi terdapat pada waktu pemberian

Kurva antara jumlah daun tanaman dengan waktu aplikasi herbisida, dapat di lihat pada

Gambar 2 hubungan antara jumlah daun dengan waktu pemberian herbisida.

Gambar di atas menunjukan bahwa pada umur tanaman 7 HST, nilai jumlah daun terbanyak yaitu terdapat pada waktu aplikasi herbisida 5 HBT, kemudian umur tanaman 14 HST pada yaitu pada perlakuan waktu aplikasi 5 HST. Umur tanaman 21 HST jumlah daun k waktu aplikasi 10 HST, dan terendah terdapat kontrol, kemudian pada umur tanaman 28, 35 HST dan saat panen urutan tertinggi nilai jumlah daun yaitu pada aplikasi 5 HST, hal ini dikarenakan aplikasi herbisida 5 HST mampu memberikan jumlah daun yang terbanyak yaitu 9.2 helai dibandingkan tanpa aplikasi (kontrol) yaitu 6.75 helai, itu karenakan herbisida glifosat merupakan herbisida sistemik yang mampu membunuh gulma sampai ke akar – akarnya, embahayakan tanaman

Meningkatnya populasi tanama terung akan mengakibatkan kesempatan tanaman secara individu untuk memperoleh sinar matahari, unsur hara dan air menjadi terbatas sehingga

Setiawan, 2003) KONTROL

(8)

4.4 Jumlah Buah

Pada pengamatan jumlah buah, jumlah buah yang terbanyak

herbisida 5 HST, dan yang terendah yaitu pada kontrol atau tanpa aplikasi herbisida, jelasnya dapat di lihat pada tabel berikut ini :

Table 5: Rata – Rata Jumlah Buah Tanaman Terung Berdasarkan Aplikasi Herbisida Glifosat. Aplikasi herbisida KONTROL 5 HBT 5 HST 10 HST BNT 5 %

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji BNT 5 % Berdasarkan hasil BNT 5%, tidak terdapat perbedaan yang nyata antara perlakuan waktu pemberian herbisida glifosat, terhadap jumlah buah,

gulma hanya berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetative tanaman terung namun tidak berpengaruh terhadap kualitas tanaman terung. pertumbuhan tanamn terung yang optimal tidak menjamin memberikan hasil yang lebih tinggi karena factor lingkungan mempengaru

Table 5, menunjukkan bahwa, jumlah buah yang tertinggi adalah pada perlakuan waktu aplikasi herbisida 5 HST yaitu 19 buah kemudian di ikuti oleh perlakuan waktu pemberian herbisida glifosat 5 HBT, yaitu 18.28 buah . aplikasi waktu pemberian herbisida

adalah pada perlakuan kontrol dan 10 HST yaitu 17.25 buah.

Gambar 3. Diagram hubungan antara aplikasi waktu pemberian herbisida glifosat dengan jumlah buah.

Gambar menunjukan bahwa aplikasi waktu pemberian herbisida yang tertinggi adalah 5 HST, dan terendah yaitu pada perlakuan kontrol.

16 18 20

Kontrol 5 HBT 5 HST

10 HST

Pada pengamatan jumlah buah, jumlah buah yang terbanyak yaitu terdapadapat pada aplikasi herbisida 5 HST, dan yang terendah yaitu pada kontrol atau tanpa aplikasi herbisida,

dapat di lihat pada tabel berikut ini :

Rata Jumlah Buah Tanaman Terung Berdasarkan Aplikasi Herbisida Glifosat. Jumlah buah 17.25tn 18.25 19 17.25 -

: Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji BNT 5 % Berdasarkan hasil BNT 5%, tidak terdapat perbedaan yang nyata antara perlakuan waktu pemberian herbisida glifosat, terhadap jumlah buah, hal ini diduga bahwa penekanan kompoti gulma hanya berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetative tanaman terung namun tidak berpengaruh terhadap kualitas tanaman terung. pertumbuhan tanamn terung yang optimal tidak menjamin memberikan hasil yang lebih tinggi karena factor lingkungan mempengaru

Table 5, menunjukkan bahwa, jumlah buah yang tertinggi adalah pada perlakuan waktu aplikasi herbisida 5 HST yaitu 19 buah kemudian di ikuti oleh perlakuan waktu pemberian herbisida glifosat 5 HBT, yaitu 18.28 buah . aplikasi waktu pemberian herbisida

adalah pada perlakuan kontrol dan 10 HST yaitu 17.25 buah.

Gambar 3. Diagram hubungan antara aplikasi waktu pemberian herbisida glifosat dengan

Gambar menunjukan bahwa aplikasi waktu pemberian herbisida yang tertinggi adalah 5 HST, dan terendah yaitu pada perlakuan kontrol.

10 HST

yaitu terdapadapat pada aplikasi herbisida 5 HST, dan yang terendah yaitu pada kontrol atau tanpa aplikasi herbisida, untuk lebih

Rata Jumlah Buah Tanaman Terung Berdasarkan Aplikasi Herbisida Glifosat.

: Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji BNT 5 % Berdasarkan hasil BNT 5%, tidak terdapat perbedaan yang nyata antara perlakuan waktu

hal ini diduga bahwa penekanan kompotisi gulma hanya berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetative tanaman terung namun tidak berpengaruh terhadap kualitas tanaman terung. pertumbuhan tanamn terung yang optimal tidak menjamin memberikan hasil yang lebih tinggi karena factor lingkungan mempengaruhi

Table 5, menunjukkan bahwa, jumlah buah yang tertinggi adalah pada perlakuan waktu aplikasi herbisida 5 HST yaitu 19 buah kemudian di ikuti oleh perlakuan waktu pemberian herbisida glifosat 5 HBT, yaitu 18.28 buah . aplikasi waktu pemberian herbisida yang terendah

Gambar 3. Diagram hubungan antara aplikasi waktu pemberian herbisida glifosat dengan

(9)

Komponen hasil dari tanaman terung dipengaruhi oleh pertumbuhan tanaman, pertumbuhan yang baik disebabkan tercukupnya segala sarana tumbuh yang di butuhkan. Kehadiran gulma pada tanaman terung memung

sehingga akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman terhambat dan hasil tanaman menjadi berkurang.( Rosaline,2010 ).

4.5 Berat Buah

Pengangamatan berat buah, berdasarkan hasil sidik ragam menunjukan bahwa tidak nyata terhadap waktu aplikasi herbisida. Hasil uji BNT dapat dilihat pada tabel berikut ini. Table 6: Rata – Rata Berat Buah Tanaman Terung Berdasarkan Aplikasi Herbisida Glifosat.

Aplikasi Herbisida Kontrol 5 HBT 5 HST 10 HST BNT 5 %

Table diatas menunjukan bahwa pada

buah yang tertinggi yaitu pada perlakuan 5 HST yaitu 1.97 Kg, kemudian di ikuti oleh perlakuan waktu pemberian herbisida tanpa aplikasi sbesar 1.82 Kg, dan aplikasi herbisida10 HST yaitu 1.82 Kg. Berat buah yang terendah adalah pada perlakuan waktu pemberian herbisida glifosat yaitu pada aplikasi 5 HBT, seesar 1.9 kg.

Gambar 4, hubungan antara waktu aplikasi herbisida dengan berat buah tanaman terung 1.7 1.75 1.8 1.85 1.9 1.95 2 KONTROL 5 HBT

Kg

Komponen hasil dari tanaman terung dipengaruhi oleh pertumbuhan tanaman, pertumbuhan yang baik disebabkan tercukupnya segala sarana tumbuh yang di butuhkan. Kehadiran gulma pada tanaman terung memungkinkan terjadinya persaingan antara keduanya, sehingga akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman terhambat dan hasil tanaman menjadi

Pengangamatan berat buah, berdasarkan hasil sidik ragam menunjukan bahwa tidak nyata terhadap waktu aplikasi herbisida. Hasil uji BNT dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Rata Berat Buah Tanaman Terung Berdasarkan Aplikasi Herbisida Glifosat. Kg 1.82tn 1.9 1.97 1.82 -

Table diatas menunjukan bahwa pada perlakuan waktu pemberian herbisida nilai berat buah yang tertinggi yaitu pada perlakuan 5 HST yaitu 1.97 Kg, kemudian di ikuti oleh perlakuan waktu pemberian herbisida tanpa aplikasi sbesar 1.82 Kg, dan aplikasi herbisida10 HST yaitu yang terendah adalah pada perlakuan waktu pemberian herbisida glifosat yaitu pada aplikasi 5 HBT, seesar 1.9 kg.

Gambar 4, hubungan antara waktu aplikasi herbisida dengan berat buah tanaman terung

5 HBT 5 HST 10 HST

Kg

Komponen hasil dari tanaman terung dipengaruhi oleh pertumbuhan tanaman, pertumbuhan yang baik disebabkan tercukupnya segala sarana tumbuh yang di butuhkan.

kinkan terjadinya persaingan antara keduanya, sehingga akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman terhambat dan hasil tanaman menjadi

Pengangamatan berat buah, berdasarkan hasil sidik ragam menunjukan bahwa tidak berpengaruh nyata terhadap waktu aplikasi herbisida. Hasil uji BNT dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Rata Berat Buah Tanaman Terung Berdasarkan Aplikasi Herbisida Glifosat.

perlakuan waktu pemberian herbisida nilai berat buah yang tertinggi yaitu pada perlakuan 5 HST yaitu 1.97 Kg, kemudian di ikuti oleh perlakuan waktu pemberian herbisida tanpa aplikasi sbesar 1.82 Kg, dan aplikasi herbisida10 HST yaitu yang terendah adalah pada perlakuan waktu pemberian herbisida glifosat

(10)

Gambar di atas menunjukan bahwa waktu aplikasi pemberian herbisida glifosat, pada aplikasi 5 HST merupakan berat buah yang tertinggi, dan yang terendah yaitu pada aplikasi 5 HBT. Pemberian herbisida 5 HST dapat menekan gulma karena interaksi yang terjadi

memungkinkan tanaman terung dapat memenuhi kebutuhan nutrisi, cahaya dan ruang tumbuh dengan mudah, karena tidak saling menaungi dan berkompotisi antara tanaman terung dengan gulma. Beberapa jenis gulma merupakan pesaing kuat terhadap cahaya, air dan unsur hara, sehingga besarnya hasil panen sangat ditentukan oleh tingkat dan lamanya persaingan gulma dengan tanaman (Rosalyne, 2010)

Semua perubahan yang diamati pada pertumbuhan tanaman terung yaitu tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah buah dan berat buah tanaman terung pada semua tingkat perlakuan waktu aplikasi herbisids tidak terjadi pengaruh yang nyata ini artinya respon tanamn terhadap semua perlakuan adalah sama. Minimalnya ketersediaan air untuk melakukan penyiraman berakibat tidak optimalnya pertumbuhan tanaman jagung, dimana unsur hara yang tersedia di dalam tanah proses penyerapan terganggu sehingga proses fotosintesis menjadi terhambat dan asimilat yang tersedia di dalam tubuh tanaman tidak tercukupi, secara fisiologis tampak yang lain tanaman pertumbuhan tanaman terung terhambat merana dan kerdil. (Nurlaili, 2010)

(11)

Gambar

Tabel 1: Nilai Jumlah Dominansi Gulma Sebelum Aplikasi Herbisida Glifosat.
Tabel 2: Nilai Jumlah Dominansi Gulma 6 MST dan Saat Panen Berdasarka Aplikasi Herbisida  Glifosat
Gambar 1 hubungan antara tinggi tanaman dengan waktu perlakuan herbisida.
Tabel  4:  Rata  –  Rata  Jumlah  Daun  Tanaman  Terung  (Helai)  Berdasarkan  Apliksi  Herbisida  Glifosat  dapat di Lihat Sebagai Berikut:
+3

Referensi

Dokumen terkait

Kinerja Universitas untuk Persfektif Pemangku Kepentingan (Stakeholders Perspective) belum mencapai apa yang diharapkan pada Rencana Strategi Bisnis 2008-2012,

Pemeliharaan ikan jambal siam yang dipelihara dengan padat tebar berbeda dan diberi pellet mengandung suplemen herbal fermentasi selama 60 hari memberikan pengaruh

Proses pengisian data pada aplikasi SIKDA Generik dan P-Care BPJS Kesehatan berisikan data yang sama merupakan pekerjaan yang tidak efisien. Petugas puskesmas mengisi

Pembagian kuisioner dan wawancara terhadap pengelola yakni Kelompok Pemanfaaat dan Pemelihara (KPP). KPP adalah sekelompok orang yang bertanggung jawab terhadap

Tahap pertama adalah pembuatan pembibitan dilakukan dengan pengisian polibag ukuran 8 x 15 cm dengan tanah yang sudah dicampurkan dengan pupuk kompos, dengan

Reduksi aerosol semakin besar dengan semakin besarnya kecepatan hingga mecapai optimum pada kecepatan 1,2 m/dt dan kemudian terjadi penurunan reduksi baik pada

Hasii pengujian menyatakan bahwa minat beii memediasi hubungan pengaruh sikap konsumen terhadap keputusan memilih karena t hitung 2,80 lebih besar dari t tabei i ,983 maka

[r]