• Tidak ada hasil yang ditemukan

Judul Skripsi : Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi Menyimak Cerita Anak Melalui Media Wayang Sumpit Pada Siswa Kelas III MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Kec. Pabelan Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Judul Skripsi : Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi Menyimak Cerita Anak Melalui Media Wayang Sumpit Pada Siswa Kelas III MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Kec. Pabelan Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 - Test Repository"

Copied!
137
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

MATERI MENYIMAK CERITA ANAK MELALUI MEDIA

WAYANG SUMPIT PADA SISWA KELAS III MI MIFTAHUL

HUDA SUMBEREJO 01 KEC. PABELAN KAB. SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

NUR YUNITASARI

NIM : 11513021

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

(2)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

MATERI MENYIMAK CERITA ANAK MELALUI MEDIA

WAYANG SUMPIT PADA SISWA KELAS III MI MIFTAHUL

HUDA SUMBEREJO 01 KEC. PABELAN KAB. SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

NUR YUNITASARI

NIM : 11513021

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

(3)
(4)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

MATERI MENYIMAK CERITA ANAK MELALUI MEDIA

WAYANG SUMPIT PADA SISWA KELAS III MI MIFTAHUL

HUDA SUMBEREJO 01 KEC. PABELAN KAB. SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

NUR YUNITASARI

NIM : 11513021

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

(5)
(6)
(7)
(8)

MOTTO

ٌةَضيِرَف ِملِعلا ُبَلَط

ٍةَمِلسُمَو ٍمِلسُم ِّلُك ىَلَع

“Jangan Takut Mencoba Melakukan Sesuatu Hal Yang Baru,

(9)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan kepada :

1. Allah SWT atas taufiq dan hidayah-Nya.

2. Orang tuaku Bapak (Eko Pristiwanto) dan Ibu (Siti Zuhriyah) tercinta

yang senantiasa mendidik, menyemangati dan mengarahkan aku dengan

penuh kesabaran dan kasih sayang.

3. Kakak-kakak dan Adik-adikku tercinta.

4. Keluarga besar Mbah Kusno

5. Keluarga besar Krida Remaja Desa Sumberejo

6. Sahabat-sahabatku tercinta Siti Muslikah, Ayu Puji Rahayuni, Wiwik

Syarifah, Muslikatun Mardiyah, Afif Trisidha Sari dan Tiyas Milati yang

telah memberi banyak dukungan dan semangat serta terima kasih atas

nasehat serta canda tawa kalian.

7. Teman-teman PGMI angkatan 2013.

8. Teman-teman KKN 2017 Desa Beji Kec. Andong Kab. Boyolali.

9. Keluarga Besar SSC (Student Sport Club) IAIN Salatiga.

(10)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan penelitian tindakan kelas yang berjudul : “Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi Menyimak Cerita Anak Melalui Media Wayang Sumpit Pada Siswa Kelas III MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Kec. Pabelan Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017”. Penelitian tindakan kelas ini disusun untuk

memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan.

Penyusunan Penelitian Tindakan Kelas ini tidak lepas dari hambatan dan rintangan serta kesulitan-kesulitan. Namun berkat bimbingan, bantuan, nasihat, dan dorongan serta saran-saran dari berbagai pihak, khususnya pembimbing, segala hambatan dan rintangan serta kesulitan tersebut dapat teratasi dengan baik. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan tinggi kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M. Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga. 2. Bapak Suwardi, M. Pd., selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

3. Ibu Peni Susapti, M. Si., selaku Ketua Jurusan PGMI IAIN Salatiga. 4. Ibu Dra. Nur Hasanah, M. Pd., selaku dosen pembimbing akademik. 5. Bapak Imam Mas Arum, M. Pd., selaku dosen pembimbing yang telah

(11)

6. Bapak Ibu dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga yang telah memberikan bekal pengetahuan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Ibu Nur Khasanah, S. Pd.I., selaku Kepala sekolah MI Miftahul Huda Sumberejo 01 yang telah mengizinkan penulis melaksanakan penelitian.

8. Ibu Nur Faizah, S. Pd.I., selaku Wali Kelas III MI Miftahul Huda Sumberejo 01 yang telah membantu dalam kegiatan penelitian.

9. Pihak-pihak lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dan memberikan motivasi, dukungan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga Allah SWT memberikan pahala yang setimpal atas kebaikan yang telah mereka lakukan. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca semua.

Salatiga, Juli 2017

(12)

ABSTRAK

Yunitasari, Nur. 2017. Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi Menyimak Cerita Anak Melalui Media Wayang Sumpit Pada Siswa Kelas III MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Imam Mas Arum, M. Pd.

Kata Kunci : Media Wayang Sumpit, Hasil Belajar dan Bahasa Indonesia.

Skripsi ini membahas peningkatan hasil belajar siswa kelas III tentang mata pelajaran Bahasa Indonesia materi menyimak cerita anak dengan metode berceritayang menggunakan media wayang sumpit. Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: Apakah media wayang sumpit dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi menyimak cerita anak pada siswa kelas III di MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan media wayang sumpit dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi menyimak cerita anak pada siswa kelas III MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017.

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Kec. Pabelan Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017, dengan subjek penelitian yaitu siswa siswi kelas III yang berjumlah 18 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Penelitian ini berlangsung selama dua siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

(13)

DAFTAR ISI

SAMPUL... i

LEMBAR BERLOGO... ii

JUDUL... ... iii

NOTA PEMBIMBING... iv

PENGESAHAN KELULUSAN... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN... vii

KATA PENGANTAR... ix

ABSTRAK... xi

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL... xvi

DAFTAR GAMBAR... xvii

DAFTAR LAMPIRAN... xviii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 6

C.Tujuan Penelitian... 6

D.Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan... 6

(14)

F. Definisi Operasional... 8

G.Metode Penelitian... 9

1. Rancangan Penelitian... 9

2. Lokasi, Waktu, dan Subjek Penelitian... 10

3. Langkah-langkah penelitian... 10

4. Instrumen Penelitian... 13

5. Teknik Pengumpulan Data... 13

6. Analisis Data... 15

H.Sistematika Penulisan... 17

BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Hasil Belajar... 19

1. Pengertian Hasil Belajar... 19

2. Ciri-ciri Perubahan Karakteristik Perilaku Belajar... 21

3. Prinsip-prinsip Belajar... 22

4. Fungsi Hasil Belajar... 23

5. Tujuan Hasil Belajar... 24

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar... 25

B. Materi Bahasa Indonesia... 26

1. Hakikat Bahasa Indonesia... 26

2. Ruang Lingkup Bahasa Indonesia... 26

3. Menyimak Cerita dalam Bahasa Indonesia... 27

(15)

5. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia... 29

C.Media Pembelajaran... 30

1. Pengertian Media Pembelajaran... 30

2. Macam-macam Media... 31

3. Pengertian Media Wayang Sumpit... 33

4. Tujuan dari Media Wayang Sumpit... 35

5. Langkah-langkah Penggunaan Media Wayang Sumpit... 35

6. Kelebihan dan Kekurangan Media Wayang Sumpit... 37

D.Penelitian Yang Relevan... 38

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A.Letak Geografis MI Miftahul Huda Sumberejo 01... 43

B. Tujuan... 43

C.Visi Misi dari Sekolah MI Miftahul Huda Sumberejo 01... 44

D.Struktur Organisasi di MI Miftahul Huda Sumberejo 01... 44

E. Jumlah Siswa di MI Miftahul Huda Sumberejo 01... 45

F. Subjek Penelitian... 45

G.Pelaksanaan Penelitian... 46

H.Deskripsi Pelaksanaan Penelitian... 47

1. Deskripsi Kegiatan Pra Siklus... 47

2. Deskripsi Kegiatan Siklus I... 47

(16)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus... 57

1. Deskripsi Hasil Kondisi Awal (Pra Siklus)... 57

2. Deskripsi Hasil Kegiatan Siklus I... 59

a. Data Hasil Pengamatan... 59

b. Refleksi... 62

3. Deskripsi Hasil Kegiatan Siklus II... 63

a. Data Hasil Pengamatan... 63

b. Refleksi... 66

B. Pembahasan... 67

1. Hasil Rekapitulasi... 67

2. Kondisi Akhir... 68

BAB V PENUTUP A.Kesimpulan... 70

B. Saran... ... 71

DAFTAR PUSTAKA... 72 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Struktur Organisasi di MI Miftahul Huda Sumberejo 01... 45

Tabel 3.2 Jumlah Siswa di MI Miftahul Huda Sumberejo 01... 45

Tabel 3.3 Subjek Penelitian di MI Miftahul Huda Sumberejo 01... 46

Tabel 4.1 Daftar Nilai Pra Siklus... 57

Tabel 4.2 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I... 60

Tabel 4.3 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II... 63

Tabel 4.4 Hasil Rekapitulasi Siswa Siklus I dan Siklus II... 67

(18)

DAFTAR GAMBAR

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 RPP Siklus I

Lampiran 2 Soal Siklus I

Lampiran 3 Jawaban Siklus I

Lampiran 4 Lembar Observasi Siswa Siklus I

Lampiran 5 Lembar Observasi Guru Siklus I

Lampiran 6 Nilai Hasil Belajar Siklus I

Lampiran 7 RPP Siklus II

Lampiran 8 Soal Siklus II

Lampiran 9 Jawaban Siklus II

Lampiran 10 Lembar Observasi Siswa Siklus II

Lampiran 11 Lembar Observasi Guru Siklus II

Lampiran 12 Nilai Hasil Belajar Siklus II

Lampiran 13 Dokumentasi Pembelajaran

Lampiran 14 Surat Ijin Melakukan Penelitian

Lampiran 15 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 16 Lembar Konsultasi

Lampiran 17 SKK

(20)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha membimbing dan membina serta bertanggungjawab untuk mengembangkan intelektual pribadi anak didik ke arah kedewasaan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan menurut orang awam adalah mengajari murid di sekolah, melatih anak hidup sehat, melatih sifat, menekuni penelitian, membawa anak ke masjid, melatih anak menyanyi, bertukang dan lain-lain. Dengan demikian, pendidikan diarahkan untuk mengembangkan manusia pada seluruh aspeknya: spiritual, intelektual, daya imajinasi, fisik, keilmuan, dan bahasa, baik secara individual maupun kelompok, serta mendorong seluruh aspek tersebut untuk mencapai kebaikan dan kesempurnaan.

Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara menjadi bahasa pengantar dalam pendidikan nasional. Hal ini dapat diartikan bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar di semua jenjang pendidikan.

(21)

Realitas menunjukkan bahwa hasil belajar bahasa Indonesia sebagian besar siswa kelas III MI Miftahul Huda Sumberejo 01 kurang maksimal. Hal itu terlihat saat diberikan tugas belum seluruhnya paham yang disebabkan oleh beberapa hal, yakni :

1. Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru saat pelajaran.

2. Kurangnya minat siswa dalam pembelajaran khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia.

3. Kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang bersifat abstrak. 4. Siswa belum bisa membaca dengan lancar.

5. Kurang mengetahui isi materi yang disampaikan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dinyatakan, bahwa pendidik adalah orang yang mendidik (Perwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, 1991: 250). Dalam pengertian yang lazim digunakan, guru adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan pertolongan pada peserta didiknya dalam perkembangan jasmani dan rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaan, mampu berdiri sendiri dan memenuhi tingkat kedewasaanya, mampu berdiri sendiri memenuhi tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah SWT, dan mampu melakukan tugas sebagai makhluk sosial dan sebagai makhluk individu yang mandiri (Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, 2006: 87).

(22)

tenaga professional yang bertugas merencanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (Iskandar wassid dan Dadang, 2015: 152).

Tujuan dari pembelajaran Bahasa Indonesia pada pendidikan tingkat dasar yakni agar siswa memiliki pengetahuan keterampilan, dan sikap dasar yang diperlukan untuk melanjutkan pelajaran, bekerja di masyarakat, dan mengembangkan diri sesuai dengan asas pendidikan seumur hidup, Broto (1978: 40).

Dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dinyatakan bahwa "Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia merupakan kualifisikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia" (Depdiknas, 2007: 5).

Slamet dalam Listiani (2014: 1-2) mengungkapkan pengajaran Bahasa Indonesia pada hakikatnya adalah pengajaran keterampilan berbahasa. Keterampilan-keterampilan berbahasa yang perlu ditekankan pada pengajaran Bahasa Indonesia adalah keterampilan menyimak, berbicara dan menulis.

(23)

mereka ketahui. Dan ketika sudah menyimak dengan baik mereka menjadi tahu alur yang dibicarakan dan menjadi fokus memperhatikan.

Namun sebagian besar siswa, kegiatan mendengar ini masih dipandang sebagai suatu kegiatan yang sangat membosankan dan sulit untuk dilakukan dibandingkan dengan kegiatan berbahasa yang lainnya. Oleh karena itu, perlu dicari metode, media atau alat peraga yang dapat digunakan untuk menumbuhkan ketertarikan serta minat siswa untuk mendengar atau menyimak dengan baik.

Kenyataan yang terjadi di MI Miftahul Huda Sumberejo 01, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, perolehan nilai Bahasa Indonesia siswa kelas III rata-rata 60% masih di bawah standar. Adapun nilai KKM yang ditetapkan di MI ini adalah 70. Untuk itu dibutuhkan suatu cara atau strategi yang dapat menarik siswa lebih bersemangat dalam belajar dan dapat mencapai nilai yang baik.

Salah satu cara untuk menarik minat siswa adalah dengan menggunakan media yang di dalamnya siswa dengan guru dapat berinteraksi dengan baik. Media yang digunakan juga harus efektif, efisien dan menyenangkan, yaitu dalam pembelajaran itu menghasilkan sesuatu yang diharapkan dan penerapannya relative menggunakan tenaga, usaha, biaya dan waktu yang dikeluarkan semakin kecil.

(24)

sumpit. Karena media wayang sumpit akan menarik minat siswa untuk pembelajaran dengan di bantu metode yang mendukung dan akan mempermudah guru dalam menyampaikan materi, juga mempermudah siswa untuk memahami isi materi. Melalui media wayang sumpit dapat menarik perhatian dan dapat mengembangkan pengetahuan siswa.

Hal ini bertujuan untuk melatih siswa mendengarkan, menyimak dan fokus pada apa yang disampaikan guru menggunakan media wayang sumpit. Agar dapat memberikan jawaban atau tanggapan ketika guru meminta untuk memberikan pendapat atau komentar yang diajukan. Penerapan media wayang sumpit dalam penelitian ini untuk membantu guru dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran guru harus tepat dalam memilih media pembelajaran yang sesuai dengan materi, agar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.

(25)

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah media wayang sumpit dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi menyimak cerita anak pada siswa kelas III di MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017?”.

C. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia materi menyimak cerita anak melalui media wayang sumpit pada siswa kelas III di MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017.

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

(26)

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pedoman dalam mengadakan penelitian selanjutnya dengan materi yang berbeda. b. Untuk menambah khasanah keilmuan dalam lingkup pendidikan. c. Dapat dijadikan sebagai pertimbangan strategi dalam memperbaiki

mutu pembelajaran Bahasa Indonesia, terutama dalam meningkatkan kemampuan menyimak cerita anak.

2. Manfaat Praktis a. Bagi guru

Sebagai masukan untuk guru agar lebih meningkatkan serta mengeksplor kemampuannya dalam mengajar dengan menggunakan media wayang sumpit pada mata pelajaran Bahasa Indonesia pada aspek menyimak.

b. Bagi siswa

Memperkenalkan pada siswa media wayang sumpit untuk pendidikan. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa sehingga tercapainya tujuan pembelajaran. Dapat menumbuhkan minat belajar siswa dan memahami akan pentingnya minat belajar.

c. Bagi sekolah

(27)

membantu sekolah atau madrasah dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi yang bersangkutan.

d. Bagi Penulis

Dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta pengalaman yang dapat dijadikan sebagai calon pendidik agar menjadi pendidik yang baik.

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari persepsi terhadap penggunaan istilah dalam penelitian ini, maka perlu diberikan definisi operasional sebagai berikut: 1. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah suatu kemampuan yang berupa ketrampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau pengalaman yang diperoleh (Sams, 2010: 33). Ahmad (2013: 5) juga mengemukakan pendapatnya tentang hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar.

2. Bahasa Indonesia

(28)

Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara menjadi bahasa pengantar dalam pendidikan nasional. Hal ini dapat diartikan bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar di semua jenjang pendidikan. 3. Wayang Sumpit

Wayang adalah bagian dari khazanah budaya tradisional bangsa Indonesia. Media pembelajaran wayang sumpit adalah media wayang atau gambar (digabungkan dengan sumpit) yang sudah dimodifikasi sedemikian rupa agar lebih menarik siswa untuk memperhatikan dan fokus pada saat pembelajaran (Hairunnisa, 2010: 35).

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian Tindakan Kelas

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Hopkin (1993, 45) Penelitian Tindakan Kelas adalah salah satu jenis penelitian tindakan yang bersifat praktis sebab penelitian ini menyangkut kegiatan yang dipraktikkan guru sehari-hari. Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dalam pekerjaan guru. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dalam kancah kelas tempat guru mengajar.

(29)

pembelajaran yaitu tingkat pemahaman siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia rendah dan ada keinginan guru untuk memperbaiki tingkat pemahaman siswa dengan kegiatan penelitian.

2. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian. a. Lokasi Penelitian

Lokasi : MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Materi Pokok : Menyimak Cerita Anak Kelas/Semester: III/Genap.

b. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2015/2016.

1) Siklus I dilaksanakan 8 Mei 2016 2) Siklus II dilaksanakan 15 Mei 2016 c. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas III Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Huda Sumberejo 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Dengan jumlah siswa 18 yang terdiri dari 10 anak laki-laki dan 8 anak perempuan.

3. Langkah-langkah Penelitian

(30)

a. Perencanaan

Langkah pertama melakukan perencanaan secara matang dan teliti. Maka kegiatan yang akan dilakukan yaitu:

1) Menyiapkan materi pembelajaran.

2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

3) Menyiapkan lembar soal tes untuk mengetahui hasil belajar siswa.

4) Menyiapkan alat dan media pembelajaran. b. Pelaksanaan

Tahap kedua dari PTK adalah pelaksanaan. Pelaksanaan adalah menerapkan apa yang direncanakan pada tahap satu, yaitu bertindak di kelas. Peneliti akan menggunakan media pembelajaran wayang sumpit ketika mengajar, khususnya untuk topik siswa yang belum bisa mendengarkan dan menyimak dengan baik, kemudian siswa memberikan pendapat atau tanggapan terkait dengan cerita atau kisah yang sudah diceritakan guru di depan kelas tadi. Dan setelah itu siswa mengerjakan pertanyaan yang diberikan guru dan mengerjakan dengan jawaban yang tepat.

c. Pengamatan

(31)

Peneliti akan menggunakan teknik tes, pengamatan, dan wawancara untuk melihat efek penggunaan media pembelajaran wayang sumpit dalam pembelajaran.

d. Refleksi

Tahap terakhir dalam PTK ini adalah refleksi yaitu kegiatan mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan. Hasil refleksi terhadap perencanaan yang telah dilakukan tersebut akan dipergunakan untuk memperbaiki kinerja selanjutnya. Peneliti akan mengkaji hasil tindakan beserta kelebihan dan kelemahan tindakan tersebut. Dan melakukan evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.

(32)

4. Instrumen Penelitian

a. Lembar observasi guru dan siswa

b. Lembar Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) c. Soal/tes evaluasi pembelajaran

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data tersebut meliputi pengamatan (observasi), tes, wawancara, dan dokumentasi yang dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Observasi

(33)

diarahkan pada kegiatan guru kelas III MI Miftahul Huda Sumberejo 01 dalam menjelaskan pelajaran, memotivasi siswa, mengajukan pertanyaan dan menanggapi jawaban siswa, mengelola kelas, memberikan latihan dan umpan balik dan melakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa. Sementara itu observasi terhadap siswa kelas III MI Miftahul Huda Sumberejo 01 difokuskan pada tingkat partisipasi siswa dalam mengikuti pelajaran.

b. Tes

Menurut Arikunto (1996: 30) tes yaitu suatu alat pengumpul informasi tetapi jika dibandingkan dengan alat-alat lain tes ini bersifat lebih resmi karena penuh dengan batasan-batasan.

Adapun tes dalam penelitian ini dilaksanakan setiap akhir pembelajaran atau pada saat pemberian evaluasi. Tes dilakukan terhadap siswa kelas III MI Miftahul Huda Sumberejo 01. Tes yang diberikan berupa tes uraian yang harus diselesaikan oleh siswa. Pemberian tes ini dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh hasil yang diperoleh siswa kelas III MI Miftahul Huda Sumberejo 01 setelah kegiatan pemberian tindakan.

c. Wawancara

(34)

informasi), dalam hal ini bisa murid, orang tua murid, teman-temannya atau orang lain yang diminta keterangan tentang murid dengan mengemukakan pertanyaan-pertanyaan lisan yang dijawab secara lisan pula.

d. Dokumentasi

Dokumentasi menurut Arikunto (1992: 236) adalah penelitian data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.

Di sekolah umumnya telah ada sejumlah dokumen tentang murid, dokumen tentang hasil atau nilai pelajaran, tentang keadaan dan latar belakang keluarga, tentang keadaan dan perkembangan pribadi murid, tentang aktivitas di sekolah maupun di luar sekolah. Betapapun sederhananya sekolah, dokumen tentang nilai pelajaran biasanya ada, apakah dalam bentuk buku nilai atau catatan pada guru, buku induk atau rapot. Pada sekolah yang lebih teratur secara administratif biasanya ada juga dokumen-dokumen tentang keadaan keluarga dan sejumlah data pribadi siswa, walaupun hanya yang penting-penting saja (Budiamin & Setiawati, 2009).

6. Analisis Data

(35)

lapangan. Analisis reflektif dilakukan peneliti sebagai pijakan untuk menentukan program aksi pada siklus selanjutnya atau untuk mendeteksi bahwa kajian tindakan kelas ini sudah mencapai tujuannya.

Analisis data dilakukan dengan membandingkan antara skor nilai tiap siklus dengan KKM yang telah ditentukan yaitu 70 (sesuai KKM yang berlaku di MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Oleh karena itu, setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya atau sudah mencapai KKM jika nilai perolehan siswa lebih dari 70. Sebaliknya siswa dikatakan belum tuntas belajarnya atau belum mencapai KKM jika nilai perolehan siswa kurang dari 70. Selanjutnya untuk menentukan akhir perbaikan melalui siklus-siklus digunakan tolak ukur Kriteria Ketuntasan Klasikal. Suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya jika dalam kelas tersebut terdapat lebih dari 80% siswa yang telah tuntas belajarnya.

1. Menghitung nilai rata-rata kelas :

̅

Keterangan :

̅ = Nilai rata-rata

∑ = Jumlah nilai semua siswa

∑ = Jumlah siswa

2. Menghitung ketuntasan belajar Klasikal

(36)

Keterangan :

% = Presentase ketuntasan klasikal

ft = Frekuensi siswa tuntas KKM

∑ = Jumlah frekuensi seluruhnya

Apabila ketuntasan ≥ 80 % maka ketuntasan belajar klasikal

tercapai (Djamarah, 2011: 180).

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi hasil penelitian tindakan kelas yang diajukan dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti dan bagian akhir. Masing-masing bagian dapat dirinci sebagai berikut: 1. Bagian awal meliputi: halaman judul, nota pembimbing, pengesahan,

deklarasi, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.

2. Bagian inti meliputi:

a. BAB I Pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis dan indikator keberhasilan, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

(37)

hasil belajar. Sub B membahas tentang materi pembelajaran Bahasa Indonesia, terdiri dari ruang lingkup pembelajaran Bahasa Indonesia, tema-tema pembelajaran Bahasa Indonesia, menyimak cerita anak. Sub C membahas tentang media wayang sumpit terdiri dari pengertian media pembelajaran, macam-macam media, tujuan dari media pembelajaran wayang sumpit, langkah-langkah penggunaan media wayang sumpit, kelebihan dan kekurangan media wayang sumpit.

c. BAB III Pelaksanaan Penelitian, terdiri dari gambaran deskripsi pelaksanaan pra siklus dan deskripsi pelaksanaan siklus.

d. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, meliputi deskripsi hasil penelitian per siklus dan pembahasan hasil penelitian.

e. BAB V Penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran.

(38)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Slameto dalam Hamdani (2011: 20) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Syah (1995:88), belajar ialah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Hamalik (2010: 37) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.

Menurut Suprijono (dalam Thobroni 2015: 20), hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar berupa hal-hal sebagai berikut.

(39)

b. Keterampilan intelektual, yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan intelektual sendiri dari kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-sintesis fakta-konsep, dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas.

c. Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.

d. Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.

e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.

(40)

2. Ciri-ciri Perubahan Khas yang menjadi Karakteristik Perilaku Belajar

Ciri-ciri perubahan khas yang menjadi karakteristik perilaku belajar antara lain perubahan intensional, perubahan positif dan aktif, serta perubahan efektif dan fungsional (Syah, 1995:115)

a. Perubahan Intensional.

Perubahan yang terjadi dalam proses belajar adalah berkat pengalaman atau praktek yang dilakukan dengan sengaja dan disadari.

b. Perubahan Positif dan Aktif

Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat positif dan aktif. Positif artinya baik, bermanfaat, serta sesuai dengan harapan, diperolehnya sesuatu yang baru yang lebih baik daripada apa yang telah ada sebelumnya.

c. Perubahan Efektif dan Fungsional

(41)

3. Prinsip-prinsip Belajar

Menurut Dimyati (2002: 42) prinsip-prinsip belajar meliputi : a. Perhatian dan motivasi

Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Sehingga akan membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya. Motivaasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktifitas seseorang.

b. Keaktifan

Kecenderungan psikologi dewasa ini menganggap bahwa anak adalah makhluk yang aktif. Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinya sendiri. c. Keterlibatan Langsung atau Berpengalaman

Belajar harus dilakukan sendiri oleh siswa, siswa yang mengalami sendiri. Belajar yang baik adalah belajar melalui pengalaman langsung, yakni siswa tidak sekedar mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati terlibat langsung dalam perbuatan dan bertanggung jawab terhadap hasilnya.

d. Pengulangan

(42)

e. Tantangan

Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu mendapat hambatan yaitu mempelajari bahan belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu. f. Balikan dan Penguatan

Siswa akan belajar lebih semangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik. Akan merupakan balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik bagi uasaha belajar selanjutnya.

g. Perbedaan Individual

Perbedaan individual ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa. Perbedaan individu perlu diperhatikan oleh guru dalam upaya pembelajaran.

4. Fungsi Hasil Belajar

Menurut Hamalik (2010: 159) tentang fungsi hasil belajar yaitu : a. Untuk diagnostik dan pengembangan. Berdasarkan data yang ada

selanjutnya dapat didiagnosis jenis kesulitan apa yang dirasakan oleh siswa, dan selanjutnya dapat dicarikan alternatif cara mengatasi kesulitan tersebut melalui proses bimbingan dan pengajaran remedial.

(43)

lulus seleksi berarti telah memenuhi persyaratan pengetahuan dan keterampilan yang telah ditetapkan, sehingga yang bersangkutan dapat diterima pada suatu jenjang pendidikan tertentu.

c. Untuk kenaikan kelas. Hasil belajar digunakan untuk menetapkan siswa mana yang memenuhi rangking atau ukuran yang ditetapkan dalam rangka kenaikan kelas.

d. Untuk penempatan. Para lulusan yang ingin bekerja pada suatu instansi atau perusahaan perlu menyiapkan transkip program studi yang telah ditempuhnya, yang juga memuat nilai-nilai hasil belajar. 5. Tujuan Hasil Belajar

Adapun tujuan dari hasil belajar yaitu :

a. Memberikan informasi tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajar melalui berbagai kegiatan belajar. b. Memberikan informasi yang dapat digunakan untuk membina

kegiatan-kegiatan belajar siswa lebih lanjut, baik keseluruhan kelas maupun masing-masing individu.

c. Memberikan informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa, menetapkan kesulitan-kesulitannya dan menyarankan kegiatan-kegiatan remedial (perbaikan).

(44)

e. Memberikan informasi tentang semua aspek tingkah laku siswa, sehingga guru dapat membantu perkembangannya menjadi warga masyarakat dan pribadi yang berkualitas.

f. Memberikan informasi yang tepat untuk membimbing siswa memilih sekolah, atau jabatan yang sesuai dengan kecakapan, minat dan bakatnya (Hamalik, 2010).

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi belajar (Sriyanti, 2013:24-27)

a. Faktor Eksternal

1) Faktor nonsosial Faktor nonsial adalah faktor-faktor di luar individu yang berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar. Aspek fisik tersebut bisa berupa peralatan sekolah, sarana belajar sarana transportasi yang tersedia dan jenisnya. 2) Faktor sosial adalah faktor-faktor di luar individu yang berupa

manusia. Intinya hubungan antara anak dengan orang lain seprti dalam keluarga lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.

b. Faktor Internal

(45)

pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kelemahannya itu. 2) Faktor kesehatan. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat.

Kesehatan berpengaruh pada belajarnya.

B. Materi Bahasa Indonesia 1. Hakikat Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara menjadi bahasa pengantar dalam pendidikan nasional. Hal ini dapat diartikan bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar di semua jenjang pendidikan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Bahasa Indonesia merupakan sebuah bahasa pergaulan dan persatuan dalam masyarakat, bahasa merupakan sebuah alat untuk berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis yang dapat digunakan di berbagai lembaga pendidikan.

2. Ruang Lingkup Bahasa Indonesia

(46)

3. Menyimak Cerita dalam Bahasa Indonesia

Menurut Keltner (dalam Hermawan, 2012: 32), menyimak merupakan sebuah proses pengalihan rangsangan secara konstan. Kita memusatkan pada satu rangsangan selama beberapa detik saja. Seperti pencarian sebuah objek oleh antena radar, indera manusia secara konstan melihat sepintas kepada rangsangan yang datang untuk mendapatkan informasi yang menurut kita penting

Keterampilan menyimak cerita adalah kecakapan seseorang untuk mendengarkan lambang-lambang lisan dengan sungguh-sungguh, penuh perhatian, pemahaman, dan apresiasi, untuk memperoleh informasi, isi atau pesan dari cerita yang terdiri dari unsur-unsur pembangun cerita yang didengar sehingga menjadi makna yang dapat diterima.

4. Manfaat Pembelajaran Bahasa Indonesia a. Sebagai Media Berkomunikasi

(47)

b. Sebagai Media Mempelajari Ilmu Pengetahuan

Dengan menguasai bahasa Indonesia secara lisan atau tertulis, seorang akan dapat mempelajari ilmu pengetahuan baik yang disampaikan oleh para guru (dosen) maupun buku-buku yang menggunakan Bahasa Indonesia. Dari sini dapat dikatakan, bahwa Bahasa Indonesia merupakan jembatan bagi seseorang yang ingin mendapat ilmu pengetahuan. Di samping itu, orang tersebut akan mudah mendapat informasi (berita) di media massa atau media sosial yang ditulis dengan menggunakan Bahasa Indonesia.

c. Sebagai Media Penyampaian Ide Kreatif

Seorang yang menguasai Bahasa Indonesia secara tertulis, akan berpeluang menjadi sastrawan atau penulis yang menyampaikan ide kreatifnya melalui karya tulis baik fiksi maupun non fiksi. Tentu saja, Bahasa Indonesia yang digunakan adalah bahasa baku dan benar menurut Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).

d. Sebagai Modal Utama dalam Penyuntingan Naskah

(48)

e. Sebagai Bahasa Nasional, Persatuan, dan Negara

Bahasa Indonesia bermanfaat untuk meningkatkan spirit nasionalisme dan persatuan bangsa. Dengan demikian, Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa persatuan. Di samping itu, Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara. Bahasa yang menceritakan kepribadian dan kebudayaan Negara Indonesia di mata dunia Internasional (Achmad, 2015: 19-20).

5. Tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia

Pembelajaran Bahasa Indonesia di lingkup dunia akademik khususnya dan masyarakat pada umumnya memiliki beberapa tujuan, antara lain:

a. Mendidik anak didik dan masyarakat agar dapat berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia secara efektif, efisien, baik, dan benar sesuai etika dan kesopanan.

b. Supaya anak didik dan masyarakat semakin dapat menghargai serta merasa bangga terhadap Bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa.

c. Supaya anak didik dan masyarakat bisa memahami Bahasa Indonesia dan mampu menggunakannya secara tepat.

(49)

e. Supaya anak didik dan masyarakat mampu membaca yang merupakan syarat mutlak di dalam memperluas wawasan serta memperhalus budi pekerti.

f. Supaya anak didik dan masyarakat bisa mampu menghayati karya sastra Indonesia yang fungsinya dapat memberikan inspirasi, edukasi, dan rekreasi yang sehat.

g. Supaya anak didik dan masyarakat bisa menyampaikan gagasannya ke dalam karya tulis baik fiksi maupun non fiksi (Achmad, 2015: 20-21).

C. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin, yaitu medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Selain itu, kata media juga berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti ‘perantara’ atau ‘pengantar’ (Arief S. Sadiman, dkk., 2006: 6).

Media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran (Djamarah dan Aswan, 1997: 137).

(50)

sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya (Usman dan Asnawir, 2002: 11)

Dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa, yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Adapun media pembelajaran adalah media yang membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran.

Menurut para pakar, media pembelajaran meliputi alat secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri atas buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer.

Menurut Anderson dalam Sukiman (2012: 28), media pembelajaran adalah media yang memungkinkan terwujudnya hubungan langsung antara karya seseorang pengembang mata pelajaran dengan para siswa. Secara umum wajarlah bila peranan guru yang menggunakan media pembelajaran sangatlah berbeda dari peranan seorang guru “biasa” (Ronald H. Anderson, 1987: 21).

2. Macam-macam Media

a. Dilihat dari Jenisnya, Media Dibagi ke Dalam : 1) Media Auditif

(51)

ini tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan dalam pendengaran (Djamarah dan Aswan, 1997).

Media audio atau auditif berkaitan dengan indera pendengar, di mana pesan yang disampaikan dituangkan dalam lambang-lambang auditif, baik verbal (ke dalam kata-kata atau bahasa lisan) maupun non verbal. Ada beberapa jenis media yang dapat dikelompokkan dalam media audio ini antara lain : a) Radio, b) Alat perekam pita magnetik, c) Piringan hitam, dan d) Laboratorium bahasa (Asnawir dan Basyiruddin, 2002: 83).

2) Media Visual

Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip (film rangkai), slides (film bingkai) foto, gambar atau lukisan, cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu dan kartun (Djamarah dan Aswan, 1997).

3) Media Audio-Visual

(52)

a) Audio Visual Diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai suara (sound slides), film rangkai suara, cetak suara.

b) Audio Visual Gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video-cassette.

b. Dilihat dari Bahan Pembuatannya, Media Dibagi Dalam : 1) Media Sederhana

Media ini bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya mudah, dan penggunaannya tidak sulit.

2) Media Kompleks

Media ini adalah media yang bahan dan alat pembuatannya sulit diperoleh serta mahal harganya, sulit membuatnya, dan penggunaannya memerlukan keterampilan yang memadai (Djamarah dan Aswan, 1997).

3. Pengertian Media Wayang Sumpit

(53)

dimodifikasi dari wujud aslinya, namun manfaatnya jauh lebih besar untuk proses belajar mengajar.

Wayang adalah salah satu model perbandingan. Wayang merupakan benda tiruan dari bentuk hewan, atau manusia. Sebagai media pendidikan, wayang dapat dimainkan dalam bentuk sandiwara wayang (Daryanto, 2011: 33).

(54)

menggunakan media wayang sumpit. Penerapan media wayang sumpit dalam penelitian ini untuk membantu guru dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

4. Tujuan dari Media Wayang Sumpit

Tujuan dari penggunaan media wayang sumpit yaitu dengan pembelajaran bercerita dengan menggunakan bantuan media pembelajaran wayang sumpit ini diharapkan dapat mengaktifkan siswa untuk fokus menyimak dan tertarik dalam pembelajaran khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia, dan menjadikan pembelajaran di kelas berjalan menyenangkan dan tidak membosankan. Dengan pembelajaran yang menyenangkan maka diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar di kelas.

5. Langkah-langkah Penggunaan Media Wayang Sumpit

Menurut Hairunnisa (2010: 35) langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran wayang sumpit adalah sebagai berikut:

a. Guru menyiapkan sebuah sumpit bekas, selotip, karton bekas, gambar (boleh menggambar sendiri), lem dan gunting.

(55)

c. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan para siswa untuk membaca dan mempelajari materi pelajaran.

d. Setelah siswa selesai membaca materi pelajaran dan mempelajari isinya, guru mempersilakan siswa untuk menutup isi bacaan. e. Siswa mendengarkan dan menyimak kisah yang akan diceritakan

oleh guru dengan sungguh-sungguh (serius).

f. Guru mengambil wayang sumpit dan mulai memperagakan atau menggunakan wayang sumpit untuk bercerita.

g. Selesai menceritakan guru meminta siswa untuk memberi tanggapan atau pendapat sesuai dengan apa yang diceritakan guru tadi.

h. Kemudian guru memberikan pertanyaan dan siswa diajak untuk menjawab pertanyaan tersebut.

i. Siswa diberi waktu untuk mengerjakan pertanyaan dibuku tugas dengan tidak boleh tanya teman.

j. Jawaban dikumpulkan ke meja guru dan murid kembali ke tempat duduk masing-masing.

k. Guru memberi kesimpulan.

(56)

6. Kelebihan dan Kekurangan Media Wayang Sumpit Kelebihan media wayang sumpit yaitu :

a. Mampu meningkatkan ketrampilan menyimak dongeng atau cerita. b. Efisien terhadap waktu, tempat, biaya dan persiapan.

c. Dapat mengembangkan imajinasi dan aktivitas siswa

d. Wayang merupakan bagian dari khasanah kebudayaan bangsa. e. Media yang mudah dibuat, murah dan praktis

f. Bentuknya unik dan menarik g. Mudah penggunaannya.

Kekurangan media wayang sumpit yaitu :

a. Bagi guru yang tidak bisa bersuara keras, hal ini akan menghambat penyampaian pesan yang ingin disampaikan.

b. Menuntut guru untuk lebih kreatif dalam menciptakan bentuk - bentuk wayang, sehingga bagi guru yang tidak mau mencurahkan kreativitasnya hal ini tentu akan menjadi sulit.

c. Menuntut guru untuk bisa totalitas dalam menyampaikan dongeng. d. Guru harus bisa mengendalikan siswa yang ribut di samping

(57)

D. Penelitian Yang Relevan

Berikut ini adalah beberapa penelitian yang relevan dengan judul skripsi yang saya lakukan :

(58)

selisih nilai mean post test kelompok control dan post test kelompok eksperimen sebesar 10,13.

(59)
(60)

Terhadap Keterampilan Menyimak Cerita Siswa Kelas II B SD Negeri

Kasongan Bantul Yogyakarta yang relevan dengan penelitian yang dilakukan peneliti lakukan adalah mengenai media yang digunakan dalam penelitian tersebut. Ketika menggunakan media tersebut memperhatikan cerita sesuai dengan perencanaan yang telah di buat. Di dalam penelitian Ratna Wulandari mahasiswi Universitas Negeri Yogyakarta, saat bercerita menggunakan suara yang berbeda. Sehingga dalam pembelajaran menyimak cerita jika menggunakan media wayang siswa akan memahami isi cerita. Penggunaan media wayang dalam pembelajaran menyimak cerita dapat memperjelas dan mengkonkretkan isi atau pesan pada cerita. Hanya saja yang membedakan media tersebut terletak pada bagian penyangga (model wayangnya).

Maka dari itu penulis mempunyai gagasan untuk mengembangkannya dan tertarik untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi Menyimak

Cerita Anak Melalui Media Wayang Sumpit Pada Siswa Kelas III MI

Miftahul Huda Sumberejo 01 Kec. Pabelan Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017”.

(61)
(62)

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Letak Geografis MI Miftahul Huda Sumberejo 01

MI Miftahul Huda Sumberejo 01 merupakan satu dari dua Madrasah Ibtidaiyah yang ada di Desa Sumberejo, yang tepatnya berada di Dusun Krajan Kidul RT 01 RW 03 Desa Sumberejo Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Secara geografis madrasah ini terletak di kawasan pedesaan yang letaknya strategis yaitu berada persis di pinggir jalan raya jurusan Salatiga-Dadapayam Km 7 dari Kota Salatiga. Letaknya yang hanya 25 m dari Jalan Raya, menjadikan Madrasah yang sangat dekat dengan lingkungan ini mudah dijangkau oleh para peserta didik yang mulai tersebar di enam desa di wilayah Kecamatan Pabelan, Kecamatan Suruh, dan Kecamatan Tengaran. Karena Desa Sumberejo itu sendiri terletak di ujung selatan dari wilayah Kecamatan Pabelan, dan berbatasan langsung dengan wilayah Kecamatan Suruh dan Tengaran. Ini menjadikan harapan yang semakin besar kepada MI Miftahul Huda Sumberejo 01 untuk selalu berkembang menjadi sebuah lembaga pendidikan yang mampu memenuhi harapan sebagian besar masyarakat.

B. Tujuan

1. Menguasai bacaan dan gerakan sholat.

(63)

3. Mampu melaksanakan puasa ramadhan.

4. Menghormati orang tua, yang lebih tua dan guru

5. Mampu bergaul dengan baik di tengah-tengah komunitasnya 6. Menguasai kurikulum Kemenag dan kurikulum Kemendiknas 7. Mampu Mengoperasikan Komputer Ms. Word dan Ms. Exel.

C. Visi Misi dari Sekolah MI Miftahul Huda Sumberejo 01 1. Visi

Mencetak Generasi Muslim yang Beriman, Bertaqwa Berakhlak Mulia, Berkualitas, Peka Terhadap Komunitasnya, serta Mampu Mengembangkan Potensi yang dimiliki.

2. Misi

a. Menanamkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. b. Membiasakan akhlak yang mulia.

c. Melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien berbasis komunitas.

d. Mengadakan training penguasaan teknologi informasi.

D. Struktur Organisasi di MI Miftahul Huda Sumberejo 01

NO NAMA JABATAN

1 Nur Khasanah, S.Pd.I Kepala Sekolah 2 M Syukri, S.Pd.I Dewan/Komite 3 M Safari, S.Pd.I Tata Usaha

4 Sugiyanti, S.Pd.I Unit Perpustakaan 5 Roudlotul Hidayah, S.Pd.I Wali Kelas I 6 Lutfiana Putri, S.Pd.I Guru Kelas I

7 Siti Mutiah, S.Pd.I

(64)

8 Supriyanto Guru Kelas II 9 Nur Faizah, S.Pd.I Wali Kelas III 10 Siti Zulaikah, S.Pd.I Guru Kelas III 11 A. Slamet Tirmidzi, S. Ag.

Wali Kelas IV dan Guru Bidang Studi

12 Mohammad Safari, S.Pd.I Guru Kelas IV 13 Siti Mustainah, S.Pd.I

Wali Kelas V dan Waka Kurikulum

14 Etik FK, S.Pd.I Guru Kelas V 15. Rika Umami, ST. Wali Kelas VI

Tabel 3.1 Struktur Organisasi di MI Miftahul Huda Sumberejo 01

E. Jumlah Siswa di MI Miftahul Huda Sumberejo 01

Jumlah peserta didik di MI Miftahul Huda seluruhnya yaitu 241 siswa. Dengan di buat kelas parallel untuk untuk kelas satu sampai dengan kelas lima.

Tabel 3.2 Jumlah Siswa di MI Miftahul Huda Sumberejo 01

F. Subjek Penelitian di MI Miftahul Huda Sumberejo 01

(65)

No Nama Jenis Kelamin

Tabel 3.3 Subjek Penelitian di MI Miftahul Huda Sumberejo 01 G. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini menggunakan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) 2006 dengan materi menyimak cerita anak melalui media wayang sumpit (visual gerak) pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas III MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Kec. Pabelan Kab. Semarang. Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus memiliki beberapa tahapan yakni: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

Waktu pelaksanaan sebagai berikut :

(66)

H. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian 1. Deskripsi Kegiatan Pra Siklus

Pra Siklus dilakukan sebelum tindakan penelitian. Kegiatan pra siklus ini dilaksanakan pada tanggal 12 April 2017. Dalam pra siklus ini peneliti melakukan tanya jawab dengan guru kelas III. Peneliti dan guru mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian. Guru memperkenalkan peneliti dan menjelaskan maksud diadakan penelitian kepada siswa kelas III MI Miftahul Huda Sumberejo 01. Peneliti juga mengumpulkan data diri siswa kelas III dan data nilai siswa kelas III dalam pembelajaran menyimak cerita anak sebelum menggunakan media. Dalam data tersebut masih banyak siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM), yaitu dari 18 siswa yang mencapai KKM hanya 9 siswa dengan nilai tertinggi 90 dan 18 siswa masih di bawah KKM dengan nilai terendah 40. Sedangkan sekolah untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah 70. Data-data tersebut dijadikan sebagai acuan dalam perencanaan penelitian selanjutnya.

2. Deskripsi Kegiatan Siklus I a. Perencanaan

(67)

1) Mempersiapkan materi cerita anak yang akan diceritakan kepada siswa-siswa.

2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dikembangkan mengacu pada Silabus 2006.

3) Merancang kegiatan pembelajaran dengan alat dan bahan yang diperlukan.

4) Menyiapkan media pembelajaran yaitu wayang sumpit.

5) Merancang soal-soal sebagai sarana untuk mengetahui kemampuan siswa.

6) Menyusun lembar pengamatan terhadap guru dalam bercerita di kelas menggunakan media visual gerak (wayang sumpit) untuk membantu pemahaman siswa ketika menyimak.

7) Menyusun lembar pengamatan siswa. b. Pelaksanaan

Pelaksanaan siklus I dilaksanakan pada tanggal 08 Mei 2017 selama dua jam pelajaran (2 x 35 menit). Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai guru dan pengamatan dilakukan oleh rekan guru. Adapun kegiatan pelaksanaan tindakan dalam siklus I ini dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Kegiatan awal (10 menit), antara lain : Apersepsi dan Motivasi

(68)

1) Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan dilanjutkan berdoa bersama yang dipimpin oleh salah seorang siswa dengan penuh khidmat.

2) Guru bertanya “ Apa kabar anak-anak?” 3) Guru mengabsen kehadiran siswa. b. Memotivasi Siswa

1) Guru memotivasi siswa dan menanyakan pelajaran sebelumnya.

2) Guru bertanya “Siapa yang suka mendengarkan

dongeng?”

c. Menjelaskan Tujuan

1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Setelah belajar hari ini siswa mampu :

a) Mendengarkan cerita yang dibacakan guru.

b) Menyebutkan tokoh dalam cerita dengan kata atau kalimat yang sederhana.

c) Menentukan rangkaian sebab akibat yang dialami tokoh dalam cerita.

d) Menceritakan kembali isi dongeng tersebut dengan kalimat sendiri.

(69)

1) Guru bertanya kepada siswa “Apakah kalian pernah mendengar cerita anak?”

2) Guru bertanya kepada siswa mengenai isi dari cerita yang pernah di dengar tersebut.

b. Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

1) Sebelum guru menceritakan, siswa diminta untuk menyimak dengan baik.

2) Kemudian guru bercerita menggunakan media wayang sumpit untuk memudahkan siswa memahami jalan cerita. 3) Siswa menyebutkan karakter atau sifat yang terdapat

dalam tokoh cerita.

4) Guru memberi tugas baik lisan maupun tulisan.

5) Guru memberikan kesempatan siswa untuk berfikir dalam menyelesaikan tugas.

c. Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum di ketahui siswa

2) Guru memberikan umpan balik yang positif dan menguatkan dalam bentuk lisan maupun tulisan.

(70)

3. Kegiatan akhir ( 5 menit) antara lain: Dalam kegiatan penutup, guru:

a. Guru menyimpulkan tentang hasil pembelajaran hari ini. b. Penegasan terhadap pembelajaran hari ini.

c. Guru menutup pelajaran dengan berdoa dan salam. c. Pengamatan

Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran untuk mengetahui sikap guru selama mengajar serta kegiatan siswa selama proses pembelajaran. Kegiatan siswa yang diamati peneliti meliputi cara siswa menjawab salam, berdoa, siswa dalam memperhatikan penjelasan guru, menyimak dan cara siswa menjawab pertanyaan. Sedangkan aktifitas guru yang diamati meliputi bagaimana berinteraksi dengan siswa, penggunaan metode dan media yang tepat, serta cara penyampaian materi dan saat mengkondisikan siswa.

Selama proses pengamatan ini berlangsung, guru dapat melakukan keterampilan mengajar dengan cukup baik. Siswa juga tampak senang dan tertarik untuk mengikuti pelajaran.

(71)

mengamati aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

d. Refleksi

Pada tahap ini peneliti dan pengamat segera setelah kegiatan belajar mengajar selesai menganalisa pelaksanaan PTK sebagai bahan refleksi. Di samping itu mencatat kekurangan, kendala yang ada pada siklus pertama diantaranya adalah :

1) Siswa masih belum bisa fokus karena pengaruh bising dari kelas lain. Dan saat diceritakan oleh guru siswa yang tempat duduknya jauh, terpaksa harus duduk bertiga-tiga agar bisa mendengarkan dan menyimak dengan baik.

2) Siswa tertarik dengan cerita yang dibawakan guru.

3) Siswa belum begitu paham tentang watak tokoh yang diceritakan.

4) Siswa menemui kesulitan saat harus menuliskan pesan yang ada pada cerita anak yang diceritakan oleh guru.

5) Siswa masih kebingungan menyebutkan tempat terjadinya cerita yang disampaikan.

3. Deskripsi Kegiatan Siklus II a. Perencanaan

(72)

mempersiapkan materi yang diajarkan kepada siswa. Adapun langkah-langkah dalam perencanaan adalah sebagai berikut:

1) Mempersiapkan materi cerita anak yang akan diceritakan kepada siswa-siswa.

2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dikembangkan mengacu pada Silabus 2006.

3) Merancang kegiatan pembelajaran dengan alat dan bahan yang diperlukan.

4) Menyiapkan media pembelajaran yaitu wayang sumpit.

5) Merancang soal-soal sebagai sarana untuk mengetahui kemampuan siswa.

6) Menyusun lembar pengamatan terhadap guru dalam bercerita di kelas menggunakan media visual gerak (wayang sumpit) untuk membantu pemahaman siswa ketika menyimak.

7) Menyusun lembar pengamatan siswa. b. Pelaksanaan

Pelaksanaan siklus II dilaksanakan pada tanggal 12 Mei 2017 selama dua jam pelajaran (2 x 35 menit). Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai guru dan pengamatan dilakukan oleh rekan guru. Adapun kegiatan pelaksanaan tindakan dalam siklus I ini dapat diuraikan sebagai berikut :

(73)

a) Menyiapkan Siswa

1) Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan dilanjutkan berdoa bersama yang dipimpin oleh salah seorang siswa dengan penuh khidmat. 2) Guru bertanya “ Apa kabar anak-anak?”

3) Guru mengabsen kehadiran siswa. b) Memotivasi Siswa

a) Guru memotivasi siswa dan menanyakan pelajaran sebelumnya.

b) Guru bertanya “Siapa yang suka mendengarkan

dongeng?”

c) Menjelaskan Tujuan

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Setelah belajar hari ini siswa mampu :

a) Mendengarkan cerita yang dibacakan guru.

b) Menyebutkan tokoh dalam cerita dengan kata atau kalimat yang sederhana.

c) Menentukan rangkaian sebab akibat yang dialami tokoh dalam cerita.

d) Menceritakan kembali isi dongeng tersebut dengan kalimat sendiri.

(74)

1) Guru bertanya kepada siswa “Apakah kalian pernah mendengar cerita anak?”

2) Guru bertanya kepada siswa mengenai isi dari cerita yang pernah di dengar tersebut.

b. Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

1) Sebelum guru menceritakan siswa diminta untuk menyimak dengan baik.

2) Kemudian guru bercerita menggunakan media wayang sumpit untuk memudahkan siswa memahami jalan cerita.

3) Guru memberi tugas baik lisan maupun tulisan. 4) Guru memberikan kesempatan siswa untuk berfikir

dalam menyelesaikan tugas. c. Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum di ketahui siswa.

2) Guru memberikan umpan balik yang positif dan menguatkan dalam bentuk lisan maupun tulisan. 3) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan

(75)

3. Kegiatan akhir ( 5 menit) antara lain:

a. Guru menyimpulkan tentang hasil pembelajaran hari ini. b. Penegasan terhadap pembelajaran hari ini.

c. Guru menutup pelajaran dengan berdoa dan salam. c. Pengamatan

Pada saat pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran berlangsung digunakan lembar observasi oleh peneliti untuk mengamati partisipasi peserta didik pada saat kegiatan pembelajaran. Digunakan lembar observasi oleh peneliti untuk mengamati aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

d. Refleksi

Pada tahap ini peneliti dan pengamat segera setelah kegiatan belajar mengajar selesai menganalisa pelaksanaan PTK sebagai bahan refleksi. Di samping itu mencatat kekurangan, kendala yang ada pada siklus pertama diantaranya adalah :

1) Siswa sudah bisa membiasakan diri untuk mendengarkan cerita dari guru dengan baik.

2) Siswa tertarik dengan cerita yang dibawakan guru.

3) Siswa masih kebingungan menyebutkan tempat terjadinya cerita yang disampaikan.

4) Siswa sudah mulai bisa menuliskan pesan atau nilai yang

(76)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus

1. Deskripsi Hasil Kondisi Awal (Pra Siklus)

Dalam pelaksanaan pra siklus guru menyampaikan materi kepada siswa dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Dari dokumentasi sebelum penerapan penggunaan media wayang sumpit di dapatkan nilai sebagai pembanding setelah dan sebelum penerapan penggunaan media wayang sumpit sebagai pemecah masalah. Nilai dalam penelitian ini sebagai indikator tingkat pencapaian penggunaan media wayang sumpit untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Sebagai patokan adalah nilai Ketuntasan Kriteria Minimum (KKM) kelas III MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Pabelan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu 70.

Tabel 4.1 Daftar Nilai Pra Siklus

(77)

12 M. Isma Andhika 70 90

13 M. Syarif Hidayat 70 60

14 Naufal Wahyu Saputra 70 40

15 Novita Naura Salsabila 70 80

16 Sellya Gunta Ramadhani 70 60

17 Septian Hendy Prasetya 70 50

18 Zulfa Putra Fadhilah 70 50

Jumlah 1160

Rata-rata 64,45

Berdasarkan tabel di atas, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

nilai seluruh peserta didik (F) = 1160

nilai peserta didik yang tuntas belajar (Ftb) = 8

peserta didik (N) = 18

Persentase Ketuntasan belajar

Sehingga, nilai rata-rata (x) =

(78)

Dari data di atas diperoleh nilai tertinggi 90. Siswa yang tuntas pada kegiatan pra siklus ini adalah 8 siswa, sedangkan siswa yang belum tuntas adalah 10 siswa. Nilai rata-rata siswa secara klasikal yaitu 64,45 dengan presentase ketuntasan belajar mencapai 44,45%. Nilai rata-rata tersebut masih sangat jauh di bawah nilai KKM mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas III yang ditentukan yaitu 70, dan presentase kelulusan 80%.

2. Deskripsi Hasil Kegiatan Siklus I a. Data Hasil Pengamatan

Kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia materi mendengarkan cerita anak pada siklus I ini dapat dilaksanakan dengan baik. Data yang diperoleh dari siklus ini berupa data nilai hasil belajar siswa. Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung, di mana guru dibantu kolaborator yang berperan sebagai pengamat dan penilai. Siklus I ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 8 Mei 2017, dengan waktu dua jam pelajaran (2 x 35 menit) yang diikuti oleh 18 siswa kelas III di MI Miftahul Huda Sumberejo 01.

(79)

Dalam penelitian ini akan dilihat apakah ada peningkatan hasil belajar dari nilai kondisi awal ke siklus I.

Tabel 4.2 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I

No Nama KKM Siklus I Keterangan

Nilai Rata-Rata Kelas 68,89

Berdasarkan hasil nilai yang diperoleh pada siklus I, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

nilai seluruh peserta didik (F) = 1240

nilai peserta didik yang tuntas belajar (Ftb) = 12

(80)

Persentase Ketuntasan belajar

Sehingga, nilai rata-rata ( x ) =

(81)

b. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi pada siklus I ini, ada 18 siswa ternyata banyak siswa yang sudah menyimak cerita saat guru bercerita, karena mereka tertarik dengan media yang baru mereka lihat dan digunakan. Tetapi ada juga siswa yang kurang bersungguh-sungguh mendengarkan cerita, mungkin karena cerita yang dibawakan terlalu panjang dan bahasa yang digunakan banyak belum dimengerti. Dari data dan uraian tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pada siklus I dapat diperoleh hasil sebagai berikut :

1) Siswa tertarik dengan media yang dipakai.

2) Sebagian siswa sudah memahami cerita yang disampaikan guru. 3) Meskipun pada saat guru menjelaskan materi, dan di kelas

sebelah bising siswa-siswa tetap dengan senang menyimak cerita yang disampaikan guru dengan sungguh-sungguh tanpa merasa terganggu sedikitpun.

4) Adanya beberapa siswa yang belum mendapatkan nilai sesuai dengan standar ketuntasan, hal ini dikarenakan siswa kurang memperhatikan cerita yang dibawakan oleh guru.

(82)

3. Deskripsi Hasil Kegiatan Siklus II a. Data Hasil Pengamatan

Dalam siklus II, peneliti tetap menggunakan media wayang sumpit, namun dengan tetap memperhatikan kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I. Peneliti menggunakan bacaan cerita yang berbeda dan tidak terlalu panjang. Setelah proses pembelajaran berlangsung siswa diberikan soal atau latihan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan atau kemampuan siswa pada siklus II ini.

Siklus II dilaksanakan pada hari Jum’at 12 Mei 2017, di MI

Miftahul Huda Sumberejo 01. Pada akhir pembelajaran, peneliti memberikan soal evaluasi sebanyak 10 soal essay yang dapat digunakan untuk melihat kemampuan hasil belajar siswa. Nilai hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.3 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II

Gambar

Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Model Elliot)
Tabel 3.1 Struktur Organisasi di MI Miftahul Huda Sumberejo 01
Tabel 3.3 Subjek Penelitian di MI Miftahul Huda Sumberejo 01
Tabel 4.1 Daftar Nilai Pra Siklus
+5

Referensi

Dokumen terkait

Produk biogas dianalisa komposisi mol dan nilai kalornya di Sucofindo, sehingga pada penelitian ini ditujukan untuk mempelajari kinetika konversi biomassa organik

Menurut Sugiyono (2008 : 13), metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti populasi atau

 Dengan diberi contoh gerakan oleh guru, siswa dapat melakukan gerak koordinasi kepala, tangan, dan kaki sesuai hitungan dengan benar..  Dengan diberikan teks cerita tentang

Pada penelitian ini yaitu metode pengumpulan data dengan cara mengamati langsung terhadap hubungan antara kompensasi finansial terhadap kinerja karyawan PT Graha Pusri

Ibu Noerlina N, S.Kom, MM, selaku pembimbing penulis yang telah banyak memberikan petunjuk dan saran yang sangat membantu dalam penulisan Skripsi ini.. Staff perpustakaan

satu dosen wali di STBI Semarang pada tanggal 2 November 2015, terdapat beberapa gejala atau ciri-ciri prokrastinasi akademik yang dilakukan mahasiswa Prodi

TUJUAN JABATAN : Koordinasi penyelenggara sistem akuntansi dan pelaporan keuangan lingkup Kementerian Keuangan yang efektif dan optimal, Pembinaan implementasi sistem

Dalam pelaksanaannya, Jaminan Sosial Tenaga Kerja mencakup empat program yaitu Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Hari Tua, Jaminan Kematian dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan..