• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PEMBINAAN AKHLAQ SISWA MTS TERPADU AL-HIKMAH KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2016 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "MODEL PEMBINAAN AKHLAQ SISWA MTS TERPADU AL-HIKMAH KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2016 - Test Repository"

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL PEMBINAAN AKHLAQ SISWA

MTS TERPADU AL-HIKMAH KARANGGEDE

KABUPATEN BOYOLALI

TAHUN 2016

SKRIPSI

Disusun guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)

Oleh :

LULUK SURYANINGSIH

_______________________________________

NIM : 111-12-099

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)

v

MOTTO

ُناْرُقلا َمَّلَسَو ِهْيَلَع ُالله ىَّلَص ِّيِبَّنلا ُقُلُخ َناَك

“Akhlaq nabi saw adalah Al-Qur’an” (HR. Ahmad, Muslim dan Abu Daud)

(6)

vi

PERSEMBAHAN

Teriring Do’a rasa syukur kepada Allah SWT yang teramat

dalam

kupersembakan

karya ini buat orang-orang yang telah banyak berjasa dalam

hidupku, yang tanpa mereka aku tidak mungkin bisa

merasakan hidup seperti saat ini.

Skripsi ini bukanlah akhir dari tugas, namun awal aku

berkarya.

Terimakasih

buat…

Wanita terindah penuh kasih sayang (Ibunda tercinta)

“You are the light that shines mylife

Thank you for all you have given to me

Withouth you,

I can’t do anything”

Dan tidak terlupakan ayahanda terkasih serta kakak dan

adik, yang selalu memberikan motivasi dan semangat di

setiap hari.

Bapak Mufiq, S.Ag., M.Phil yang dengan ketelatenan dan

kesabaran telah membimbing dan mengarahkan penulis

untuk menyelesaikan skripsi ini sampai membuahkan hasil

maksimal sebagaimana impian penulis.

Untuk semua keluarga MTs Terpadu Al-Hikmah

yang telah

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya.

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan Pendidikan Agama Islam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Pd., selaku kepala jurusan Pendidikan Agama Islam. 4. Bapak Mufiq. S.Ag., M.Phil. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas ini. 5. Bapak H. Muh. Irfan Helmy, Lc, MA., selaku pembimbing akademik (PA)

yang dengan sabar membimbing dan mengarahkan penulis dari semester 1 hingga semester akhir.

(8)

viii

7. M. Abdul Mudhofar, S.Pd.I selaku kepala MTs TERPADU Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali dan para guru yang telah mengizinkan dan membantu penulis dalam melakukan penelitian skripsi ini.

8. Terkhusus orang tua tercinta: Ayahanda Basuni dan Ibunda Sumiyati serta kakakku Durrotul Yatimah dan adikku Umi Khasanah, terima kasih sedalam-dalamnya penulis ucapkan atas doa, nasihat, dukungan, dan kasih sayang yang tiada henti mereka curahkan kepada penulis. Dan juga membantu dalam bentuk materi untuk membiayai penulis dalam menyelesaikan studi di IAIN Salatiga.

9. Terimakasih kepada para sahabat: khususnya Ulum Muhfaidah yang tiada henti memberikan semangat dan motivasi kepada penulis serta seluruh sahabat PAI C yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu. Teman-teman PAI angkatan 2012. Dan kepada Puji Rohmatin, Fauziatul Hasanah dan Hening Retno Asturini yang selalu menemani penulis. Semoga tali silaturahhim diantara kita akan selalu terjaga selamanya. Amin.

10.Seluruh rekan-rekan dan Pengurus HMI Cabang Salatiga, khususnya M. Eko Prasetyo, Sri Jarwati, A. Mahfud Rosyidi. Jazakumullah khoiron katsir telah menghadirkan semangat dalam setiap langkah. Semoga dapat memberikan manfaat bagi diri saya pribadi maupun orang lain atas ilmu-ilmu yang telah didapatkan dalam berorganisasi.

(9)
(10)

x

ABSTRAK

Suryaningsih, Luluk. 2016. Model Pembinaan Akhlaq Siswa MTs Terpadu

Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2016. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Mufiq, S.Ag., M.Phil.

Kata kunci: Model, Pembinaan, Akhlaq

MTS Terpadu Al-Hikmah Karanggede merupakan sekolah yang memadukan antara pendidikan umum dengan pendidikan keagamaan. Pendidikan yang diterapkan di MTS Terpadu Al-Hikmah dapat dijadikan contoh bagi sekolah lain untuk mewujudkan generasi yang berakhlaq mulia.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Bagaimana model pembinaan akhlaq siswa MTS Terpadu Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2016?. Apa strategi yang digunakan dalam pembinaan akhlaq siswa MTS Terpadu Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2016?. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam pembinaan akhlaq siswa MTS Terpadu Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2016?.

Penelitian ini menggunakan pendekatan jenis penelitian kualitatif. Data dikumpulkan melalui metode wawancara (interview), observasi, dan dokumentasi. Data yang diperoleh dilapangan kemudian disusun dengan memilih dan menyederhanakan data. Selanjutnya dilakukan penyajian data untuk ditarik kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Model pembinaan akhlaq siswa MTS Terpadu Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2016 adalah: menggunakan sistem boarding school

Strategi yang digunakan dalam pembinaan akhlaq siswa MTS Terpadu Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2016 antara lain: Halaqoh, Orang Tua Asuh, Memberikan Motivasi, Memberikan Teladan, Memberi Nasihat, Pembiasaan Yang Baik, dan Mendidik Melalui Kedisiplinan

(11)

xi

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Halaman Nota Pembimbing ... ii

Halaman Pengesahan ... iii

Deklarasi ... iv

Motto ... v

Persembahan ... vi

Kata Pengantar ... vii

Abstrak ... x

Daftar Isi ... xi

Daftar Tabel ... xiv

Daftar lampiran ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian ... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3

D. Definisi Operasional ... 5

E. Metode Penelitian ... 7

F. Sistematika Penulisan Skripsi ... 15

BAB II LANDASAN TEORI A. Definisi Model Pembinaan Akhlak ... 17

B. Ruang Lingkup Akhlak ... 19

(12)

xii

D. Alat Yang Efektif Dalam Pembinaan Akhlak ... 33

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum MTS TERPADU Al-Hikmah

Karanggede Kabupaten Boyolali ... 38 1. Profil MTS TERPADU Al-Hikmah Karanggede ... 38 2. Visi, Misi dan Tujuan MTS TERPADU Al-Hikmah

Karanggede ... 39 3. Struktur Organisasi MTS TERPADU Al-Hikmah

Karanggede ... 40 4. Program Kegiatan MTS TERPADU Al-Hikmah

Karanggede ... 41 5. Sarana Dan Prasarana Pendidikan MTS TERPADU

Al-Hikmah Karanggede ... 42 6. Keadaan Guru Dan Siswa MTS TERPADU Al-Hikmah

Karanggede ... 43 B. Temuan Data Penelitian ... 45 1. Kondisi MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede ... 45 2. Model Pembinaan Akhlaq Siswa MTs Terpadu

Al-Hikmah Karanggede ... 46 3. Strategi Pembinaan Akhlaq Siswa MTs Terpadu

Al-Hikmah Karanggede ... 49 4. Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Pembinaan

(13)

xiii

BAB IV ANALISIS DATA

A. Model Pembinaan Akhlak Siswa MTS TERPADU

Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2016 ... 60

B. Strategi Yang Digunakan Dalam Pembinaan Akhlak Siswa MTS TERPADU Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2016 ... 61

C. Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Pembinaan Akhlak Siswa MTS TERPADU Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2016 ... 70

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 77

B. Saran ... 78

C. Penutup... 79

Daftar Pustaka ... 80

(14)

xiv

Daftar Bagan dan Tabel

Bagan 3.1 Struktur Organisasi MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede Tabel 3.1 Sarana dan Prasarana MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede Tabel 3.2 Daftar Guru dan Karyawan

(15)

xv

Daftar Lampiran

1. Daftar Riwayat Hidup Penulis 2. Surat Ijin Penelitian

3. Surat Pernyataan Telah Meneliti 4. Lembar Konsultasi

5. Laporan SKK

(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) akan terus menerus mengalami kemajuan. Hadirnya era modernisasi menimbulkan berbagai dampak yang cukup signifikan bagi kalangan masyarakat baik dampak positif ataupun dampak negatif. Kecanggihan teknologi memudahkan seseorang untuk berkomunikasi tanpa mengenal batas ruang dan waktu. Misalnya peristiwa dibelahan dunia manapun dapat kita ketahui melalui situs internet, faxmile, film, buku, dan sebagainya. Tentu dengan segala konsekuensi dan dampak negatifnya. Dampak yang negatif seperti meningkatnya angka kriminalitas, sebagai contoh yaitu tawuran, pembunuhan, penyalahgunaan narkotika, minuman keras, dan pola hidup yang materealistik dan hidonistik semakin menjadi-jadi bahkan dijadikan trend hidup di era saat ini.

(17)

2

negatif di lingkungan masyarakat. Hal ini perlu mendapatkan perhatian dari kita semua. Seperti yang sering kita temui terjadi banyak kasus penyimpangan norma, baik itu norma agama ataupun sosial, yang berupa tawuran, pembunuhan, penyalahgunaan narkotika dan lain sebagainya. Oleh karena itu akhlaq merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan saat ini.

Kedudukan akhlaq dalam kehidupan manusia, baik sebagai individu maupun kelompok menempati posisi yang sangat penting, sebab jatuh bangunnya suatu masyarakat tergantung kepada akhlaq yang dimiliki. Jika akhlaqnya baik, maka sejahteralah lahir dan batinnya. Tetapi, jika akhlaqnya rusak, maka akan rusak pula kehidupan masyarakat tersebut (Abdullah, 2007: 1). Oleh karena itu, untuk mengembalikan akhlaq menjadi lebih baik lagi dan mencegah dampak negatif dari perkembangan zaman, dunia pendidikan memiliki tugas pokok yaitu membina siswanya agar memiliki akhlaq yang lebih baik lagi.

Upaya pembinaan akhlak juga selaras dengan tujuan pendidikan nasional seperti yang tercantum dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 bahwa pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Hasbullah, 2009: 310).

(18)

3

baik. Artinya pembinaan akhlak di sekolah harus mampu melatih dan membimbing siswa ke arah perkembangan yang positif. Karena sekolah bertanggung jawab bukan hanya dalam mencetak siswa yang unggul dalam bidang akademik saja, akan tetapi juga dari segi perilaku atau akhlaqnya.

Dari latar belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti tentang model pembinaan akhlaq yang ada di MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede. Peneliti bermaksud mengangkatnya ke dalam penulisan skripsi dengan judul “MODEL PEMBINAAN AKHLAQ SISWA MTs Terpadu AL-Hikmah

Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2016”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan gambaran masalah diatas, maka fokus penelitiannya adalah:

1. Bagaimana model pembinaan akhlaq siswa di MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2016?

2. Apa strategi yang digunakan dalam pembinaan akhlaq siswa di MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2016? 3. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam pembinaan akhlaq siswa

di MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2016?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

(19)

4

1. Untuk mengetahui bagaimana model pembinaan akhlaq siswa yang ada di MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2016?

2. Untuk mengetahui strategi yang digunakan dalam pembinaan akhlaq siswa di MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2016?

3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam pembinaan akhlaq siswa di MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2016?

Sedangkan manfaat penelitian ini adalah:

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua kalangan masyarakat pada umumnya dan khususnya dapat bermanfaat bagi para guru dan seluruh anggota sekolah. Adapun manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini akan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pendidikan dan atau manajemen pendidikan, khususnya dalam pembinaan akhlaq siswa. Lebih jauh penilitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan pada penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pembinaan akhlaq siswa.

2. Manfaat Praktis

(20)

5

referensi riset dan kajian dalam bidang pendidikan khususnya mengenai pembinaan akhlaq siswa. Selain itu juga manfaat penelitian ini adalah sebagai informasi dan bahan pertimbangan bagi sekolah-sekolah lainnya dalam upaya pembinaan akhlaq bagi para pelajar.

D. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahan persepsi dan lebih mengarahkan pembaca dalam memahami judul skripsi ini peneliti merasa perlu untuk menjelaskan beberapa istilah yang terdapat dalam judul tersebut. Adapun istilah-istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagi berikut:

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata pembinaan didefinisikan sebagai kegiatan membangun, mendirikan, mengusahakan supaya menjadi lebih baik. Secara etimologi pembinaan berarti proses dan cara; penyempurnaan, pembaharuan, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik dari sebelumnya (Departemen Pendidikan Nasional, 2007: 152). Dengan demikian secara umum pembinaan diartikan sebagai usaha untuk memberikan pengarahan dan bimbingan, guna mencapai suatu tujuan tertentu.

Akhlaq merupakan sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya (Asmaran As., 2002:1). Namun akhlaq yang ada pada diri seseorang belum sempurna dan perlu dilakukan pembinaan untuk membentuk suatu akhlaq yang baik.

(21)

6

manusia. Perbedaannya terletak pada standar masing-masing. Bagi akhlaq standarnya adalah Al-Qur‟an dan Sunnah, etika standarnya pertimbangan akal pikiran, dan moral standarnya adat kebiasaan yang umum berlaku di masyarakat (Ilyas, 2007: 3).

Dalam bukunya Ilyas (2007: 1-2) secara terminologi atau istilah ada beberapa definisi tentang akhlaq, diantaranya:

1. Menurut Imam Al-Ghazali:

Akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

2. Menurut pendapat Mahmud (2004: 26-27) kata khuluqiyah “akhlaq” atau lazim disebut dengan moral adalah sebuah sistem yang lengkap terdiri dari karakteristik-karakteristik akal atau tingkah laku yang membuat seseorang menjadi istimewa. Karakteristik-karakteristik ini membentuk kerangka psikologi seseorang dan membuatnya berperilaku sesuai dengan dirinya dan nilai yang cocok dengan dirinya dalam kondisi yang berbeda-beda.

(22)

7

E. Metode Penelitian

Dalam suatu penelitian, metode mutlak diperlukan karena merupakan cara yang teratur dan sistematis untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan. Metode ini diperlukan agar hasil penelitian dapat diperoleh secara optimal.

1. Pendekatan dan Jenis penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2009: 90).

Ruslan (2010: 133) berpendapat bahwa penelitian kualitatif lebih menekankan kata-kata sebagai unit analisis dibandingkan dengan angka-angka. Penelitian ini disebut penelitian kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan bercorak kualitatif dengan jenis penelitian lapangan.

2. Kehadiran Peneliti

(23)

8

yang dipergunakan untuk mengumpulkan data dan atau informasi (Leo, 2013: 97)

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede. Yang beralamat di Jl. Sawungrono Trayon kebonan kecamatan karanggede kabupaten Boyolali.

4. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh (Arikunto, 2002: 107). Menurut Lofland dalam Moleong (2009: 157) Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Data yang akan terkumpul melalui penelitian ini adalah data yang sesuai dengan fokus penelitian yaitu mengenai pembinaan akhlaq siswa melalui di MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2016.

Pada penelitian ini data yang dikumpulkan berupa hasil-hasil observasi pada tempat penelitian, dan hasil wawancara terhadap responden dan dokumen yang terkait dengan tempat penelitian. Pada penelitian ini yang dijadikan subjek adalah pengasuh dan guru.

(24)

9

dan sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Adapun sumber data yang diambil yaitu: a. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan secara langsung oleh peneliti dari lapangan. Data ini disebut juga data asli atau data baru. Sumber langsung diperoleh dengan cara observasi dan mewawancarai pengasuh dan guru MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2016

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti dari sumber-sumber yang telah ada. Data sekunder disebut juga data tersedia atau tertulis. Data sekunder berasal dari sumber buku, majalah ilmiah, dokumen pribadi, dokumen resmi, arsip, dan lain-lain. Data tersebut berguna untuk melengkapi data primer.

5. Prosedur Pengumpulan Data a. Metode Wawancara (Interview)

(25)

10

Sedangkan menurut Asmani (2011: 122) Metode wawancara (interview) merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai.

Dalam penelitian ini jenis wawancara yang dilakukan adalah pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara. Jenis wawancara ini mengharuskan pewawancara membuat kerangka dan garis besar materi yang dirumuskan dan tidak perlu ditanyakan secara berurutan (Moleong, 2009: 187)

Interview atau wawancara dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang model pembinaan akhlaq siswa MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali tahun 2016. b. Metode Obsevasi

Metode observasi adalah pengamatan yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra (Arikunto, 2002: 145).

(26)

11

menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan penelitian. Jadi mereka yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti. Tetapi suatu saat peneliti juga tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan. Ketiga, observasi tidak berstruktur yaitu observasi dilakukan dengan tidak berstruktur karena fokus penelitian belum jelas, observasi tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi.

Pada penelitian ini penulis menggunakan observasi terus terang. Tujuannya yaitu untuk memperoleh gambaran tentang pembinaan akhlaq siswa MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2016.

c. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2002: 234).

(27)

12 6. Metode Analisis Data

Analisis data menurut Bogdan (1980), adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain. Sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkan kedalam unit-unit menyusun kedalam suatu pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain (Sugiyono, 2014: 334).

Menurut Bogdan dan Biklen analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Moleong, 2009: 248). Tujuan analisis data adalah untuk menyederhanakan seluruh data yang terkumpul, menyajikannya dalam suatu susunan yang sistematis, kemudian mengolah dan menafsirkan atau memaknai (Imam dan Tobroni, 2003: 134).

(28)

13

penelitian yang baru akan tetapi hanya mendapatkan kejelasan atau penjelasan suatu pengertian tertentu dari penelaahan obyek penelitian. Metode yang digunakan untuk membahas sekaligus sebagai kerangka pikiran pada penelitian adalah sebagai berikut:

a. Reduksi Data

Mereduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal pokok, mengfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu (Sugiyono, 2014: 338).

Dalam reduksi data, penulis mengumpulkan data hasil wawancara ataupun informasi lain dari hasil observasi sesuai dengan tipologi data tersebut. hasil data ataupun informasi yang diperoleh disusun secara sistematis dan diidentifikasi secara sederhana agar memperoleh gambar yang sesuai dengan tujuan penelitian.

b. Menyusun kategorisasi

Kategorisasi merupakan upaya memilih-milih setiap satuan kedalam bagian-bagian yang memiliki kesamaan (Moleong, 2009: 288). Penulis kemudian mengklasifikasikan atau mengolah berdasarkan kategori masing-masing menurut fokus masalahnya.

c. Sintesisasi

(29)

14

pengertian yang baru. Dengan demikian sintesis dilakukan dengan pendekatan deskriptif.

7. Pengecekan Keabsahan Data

Untuk menguji keabsahan data yang diperoleh, penulis menggunakan cara ketekunan dan keajegan pengamatan serta triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2009: 330). Dalam pelaksanaannya peneliti membandingkan data dari informan primer dengan informan lain, sehingga data benar-benar dapat diuji kebenarannya. Ada dua macam triangulasi yang digunakan yaitu:

a. Triangulasi Sumber data

Triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama ( Sugiyono, 2014: 241).

b. Triangulasi Metode

Triangulasi metode dilakukan dengan cara mengecek derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian melalui beberapa teknik pengumpulan data dengan metode yang sama (Moleong, 2009: 331). 8. Tahap- tahap penelitian

(30)

15

pendekatan secara terbuka kepada responden dengan tujuan untuk memperoleh informasi atau data awal.

Tahap kedua mencatat hasil yang diperoleh. Untuk mempermudah memperoleh data dengan wawancara dan pengamatan, setelah data-data sudah terkumpul kemudian dianalisis dan diikuti dengan laporan hasil analisis data yang dilakukan.

Tahap ketiga selanjutnya pengecekan dan memeriksa keabsahan data. Pada tahap ini biasanya diadakan penghalusan data yang dilakukan pada subyek dan informan. Jika terdapat ketidak sesuaian maka perlu diadakan perbaikan.

Tahap keempat ialah merancang penulisan. Tahap ini hendaknya dijelaskan pada rancangan penulisan walaupun tidak dilakukan secara rinci. Jadwal untuk setiap tahap harus diperkirakan secara tepat karena akan menjadi pegangan dalam menyelesaikan secara keseluruhan penulisan selanjutnya. Berdasarkan penjelasan diatas, maka tahap-tahap penulisan yang akan dilaksanakan adalah mulai dari penyerahan surat perizinan penulisan kepada MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali. Setelah melewati proses tadi barulah penulis bisa melaksanakan observasi, melakukan wawancara dengan responden dan mengumpulkan hasil dokumentasi sebagaimana yang telah direncanakan.

F. Sistematika Penulisan Skripsi

(31)

16

BAB I : PENDAHULUAN, yang berisi tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, definisi operasional, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

BAB II : LANDASAN TEORI, yang berisi tentang definisi model pembinaan akhlaq, ruang lingkup akhlaq, strategi pembinaan akhlaq, alat yang efektif dalam pembinaan akhlaq.

BAB III : PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN, Merupakan pembahasan tentang gambaran umum MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali yang meliputi Profil MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede, Visi, Misi dan Tujuan, Struktur Organisasi MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede, Program kegiatan MTs Terpadu Al-Al-Hikmah Karanggede, Sarana Dan Prasarana Pendidikan MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede, keadaan guru, karyawan, pembina asrama dan siswa MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede, dan temuan data penelitian.

BAB IV : ANALISIS, Kemudian dalam bab IV ini membahas mengenai analisis data yang meliputi : Model Pembinaan Akhlaq Siswa MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2016.

(32)

17

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Model Pembinaan Akhlaq

Model dalam kamus besar bahasa Indonesia (2007: 751) adalah pola (contoh, acuan, ragam,dsb) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan.

Pembinaan dalam kamus besar bahasa Indonesia (2007: 152) adalah usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Menurut Syafaat, dkk (2008: 153) pembinaan adalah kegiatan yang mempertahankan dan menyempurnakan apa yang telah ada dengan mengamalkan pengetahuan yang telah diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.

Sedangkan menurut Thoha (1987) dalam (Sarbaini, 2016: http:// www.slideshare.net/iniabras/pembinaan-kepatuhan-peserta-didik-di-sekolah.) mengemukakan pembinaan adalah suatu tindakan, proses, hasil atau pernyataan lebih baik. Dalam hal ini menunjukkan adanya perkembangan dalam bentuk kemajuan, pertumbuhan atau peningkatan terhadap sesuatu. Dengan demikian secara umum pembinaan diartikan sebagai usaha untuk memberikan pengarahan dan bimbingan, guna mencapai suatu tujuan tertentu. Secara etimologis akhlalq (bahasa Arab) adalah bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Berakar

(33)

18

terciptanya keterpaduan

antara kehendak akhlaq (Tuhan) dengan perilaku

makhluq (manusia). Atau dengan kata lain, tata perilaku seseorang terhadap orang lain dan lingkungannya baru mengandung nilai akhlaq yang hakiki manakala tindakan atau perilaku tersebut didasarkan kepada kehendak khaliq (Tuhan) (Ilyas, 2007: 1).

Sedangkan akhlaq merupakan sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya (Asmaran As., 2002:1). Namun akhlaq yang ada pada diri seseorang belum sempurna dan perlu dilakukan pembinaan untuk membentuk suatu akhlaq yang mulia. Dalam bukunya Ilyas (2007: 1-2) secara terminologi atau istilah ada beberapa definisi tentang akhlak, diantaranya:

1. Menurut Imam Al-Ghazali:

Akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

2. Menurut Abdul Karim Zaidan akhlaq adalah nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengan sorotan dan timbangannya seseorang dapat menilai perbuatannya baik atau buruk, untuk kemudian memilih melakukan atau meninggalkannya.

(34)

19

Di samping istilah akhlaq juga dikenal istilah etika dan moral. Ketiga istilah itu sama-sama menentukan nilai baik buruk sikap dan perbuatan manusia. Perbedaannya terletak pada standar masing-masing. Bagi akhlaq standarnya adalah Al-Qur‟an dan Sunnah, etika standarnya pertimbangan akal pikiran, dan moral standarnya adat kebiasaan yang umum berlaku di masyarakat (Ilyas, 2007: 3).

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembinaan akhlaq merupakan suatu pola usaha untuk memberikan arahan dan bimbingan untuk membentuk perilaku seseorang agar menjadi baik dan mulia dengan dasar Al-Qur‟an dan As-Sunnah.

B. Ruang Lingkup Akhlaq

Dilihat dari ruang lingkupnya, akhlaq islami dibagi menjadi dua yaitu akhlaq terhadap Sang Khalik (Allah Swt) dan akhlaq terhadap makhluq (ciptaan Allah). Akhlaq terhadap makhluq ada beberapa rincian diantaranya akhlaq terhadap manusia, akhlaq terhadap makhluq hidup selain manusia (seperti hewan dan tumbuhan), serta akhlaq terhadap benda mati (Zuchdi, 2009: 88).

Dalam Islam, Al-Qur‟an dan hadits yang menjadi sumber pelajaran bagi seorang muslim telah menjelaskan nilai-nilai etika Islam. Sebagian akhlaq baik tersebut misalnya dapat diklasifikasi sebagai berikut:

1. Akhlaq terhadap Allah swt

(35)

20

sebagai sang Khalik. Manusia sebagai seorang mahkluk memiliki sejumlah kewajiban kepada Tuhannya. Beberapa akhlaq yang harus dimiliki seorang manusia kepada Allah sebagai berikut:

Pertama, beribadah kepada Allah swt. Ibadah terbagi menjadi tiga, yaitu

ibadah hati, lisan, dan anggota badan. Ibadah qalbiyah atau ibadah yang dikaitkan dengan hati seperti rasa khauf (takut), raja’ (mengharap), mahabbah (cinta), tawakal (ketergantungan), dan rahbah (takut). Ibadah lisanniyah (Lisan) atau ibadah yang dikaitkan dengan lisan seperti tasbih,

tahlil, tahmid, dan syukur. Sedangkan ibadah badaniyah atau ibadah yang dikaitkan dengan fisik atau perbuatan seperti shalat, zakat, puasa, haji dan jihad (Salamullah, 2008: 4).

Kedua, yaitu cinta kepada Allah. Mencintai Allah swt bisa dipupuk melalui perenungan terhadap tanda-tanda kebesaran-Nya yang tersebar di seluruh ufuk alam semesta. Pada saat yang sama, kecintaan kepada Allah bisa dimanifestasikan ke dalam bentuk amal saleh dan akhlaqul karimah di dalam segenap aspek kehidupan. Mencinta manusia dengan sepenuh hati merupakan bagian dari bentuk cinta kepada Allah swt (Salamullah, 2008: 12).

Ketiga, mengesakan Allah. Setelah mempercayai keberadaan Tuhan,

setiap muslim wajib beriman bahwa Tuhan itu Esa (Salamullah, 2008: 15). Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Al-Kahfi ayat 110:

ٍِ ٌشَشَب اََّأ اَََِّّإ ْوُق

ِِّٔبَس َءاَقِى ُ٘جْشَٝ َُاَم َََِْف ٌذِحاَٗ ٌَٔىِإ ٌُْنَُٖىِإ اََََّّأ ََّٜىِإ َٚحُ٘ٝ ٌُْنُيْث

(36)

21

Artinya: Katakanlah: "Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Esa". Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya".

Manusia sebagai hamba Allah diharuskan mempunyai akhlaq yang baik kepada Allah. Karena kita sebagai manusia diciptakan atas kehendak-Nya, dan sebagai rasa syukur kita kepada Allah sudah sepantasnya kita berakhlaq baik kepada Allah. Salah satunya dengan mengesakan Allah yang artinya tidak ada Tuhan selain Allah. Dari ayat di atas, manusia diperintahkan untuk mengerjakan amal perbuatan yang saleh yaitu sesuai dengan perintah Allah dan dalam beribadah kepada-Nya jangan sampai kita mempersekutukan Allah.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan, berkenaan dengan akhlaq kepada Allah dilakukan dengan cara banyak memuji-Nya. Selanjutnya mencintai Allah yang bisa dipupuk dengan merenungi tanda kebesaran Allah. Serta sikap tersebut diteruskan dengan senantiasa bertawakal kepada-Nya, yaitu menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya yang menguasai diri manusia.

2. Akhlaq terhadap Rasulullah saw

(37)

22

kepada Rasulullah saw, itulah yang dinamakan akhlaq terhadap Rasulullah.

Dalam hal beriman kepada Rasul, Allah memerintahkan manusia agar meneladani yang dicontohkan Rasulullah saw. Sebagai Nabi terakhir, Nabi Muhammad diberi tugas membawa wahyu dan risalah yang berisi pokok-pokok aqidah, ibadah, dan akhlaq yang berlaku sepanjang masa yang wajib diteladani setiap muslim (Ghuddah, 2015: 81). Sebagaimana firman Allah Swt di dalam Q.S Al-Ahzab ayat 21:

َُاَم ْذَقَى

َ َّاللَّ َشَمَرَٗ َشِخٟا ًََْْ٘ٞىاَٗ َ َّاللَّ ُ٘جْشَٝ َُاَم ََِِْى ٌتََْسَح ٌةَْ٘سُأ ِ َّاللَّ ِهُ٘سَس ِٜف ٌُْنَى

اًشِٞثَم

Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.

Dari ayat di atas dapat disimpulkan, bahwa Rasulullah merupakan teladan bagi umatnya dalam segala budi pekerti, perbuatan, dan kondisi beliau. Akhlaq tersebut merupakan akhlaq yang harus dimilik oleh setiap muslim dan muslimah untuk membuktikan bahwa ia benar-benar meneladani sikap Rasul dan dijadikannya sebagai contoh dalam bersikap dan berperilaku.

Menurut Salamullah (2008: 33) di antara akhlaq utama yang perlu kita tunjukkan kepada Rasulullah saw adalah sebagai berikut:

a. Mengimani dan menjalankan ajaran Rasulullah saw. b. Mencintai Rasulullah saw.

(38)

23 3. Akhlaq terhadap sesama manusia

Banyak sekali rincian yang dikemukakan Al-Qur‟an berkaitan dengan akhlaq terhadap sesama manusia, di antaranya sebagai berikut:

a. Akhlaq terhadap orang tua

Mencintai orang tua sama halnya kita mencintai Allah dan Rasul-Nya. Sebaliknya, bila kita tidak mencintai orang tua, maka sia-sia lah kita beribadah kepada Allah Swt (Sanusi, 2013: 20). Cara mencintai orang tua salah satunya dengan patuh dan taat terhadap perintah orang tua.

Sebagai seorang anak wajib patuh dan taat terhadap perintah orang tua dan tidak durhaka kepada mereka. Terutama kepada ibu yang telah mengandung, melahirkan serta membesarkan anak-anaknya dengan penuh kasih sayang tanpa batas. Begitu pula seorang ayah yang berperan besar, ia bertanggung jawab untuk hal-hal yang bersifat finansial dan harus menghidupi keluarganya seperti pendidikan bagi anak-anaknya. Oleh karena itu seorang anak dituntun untuk berbakti kepada kedua orang tua, bersikap baik meskipun ia kurang menyenangkan hatinya, bertutur kata lembut dan mulia, berbuat baik kepada orang tua. Seperti halnya yang diajarkan dalam kitab suci (Al-Qur‟an) yang mengajarkan bahwa kita harus berbicara dengan tutur kata yang lembut, sesuai dengan firman-Nya dalam Q.S. Al-Isra‟ ayat 23-24 sebagai berikut:

{ لاُٗزْخٍَ اًٍٍُْ٘زٍَ َذُعْقَخَف َشَخآ اًَٖىِإ ِ َّاللَّ َعٍَ ْوَعْجَح لا

32

(39)

24 antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.

Salah satu contoh akhlaq terhadap orang tua adalah patuh menjalankan perintah orang tua. Sepanjang perintah orang tua mengandung unsur kebaikan, wajib hukumnya bagi sang anak memenuhi perintah tersebut. Misalnya orang tua menyuruh mengaji, sekolah dan membantu pekerjaannya, kita wajib memenuhi perintah tersebut. Akan tetapi jika perintah tersebut menjurus kepada kemaksiatan, maka anak tidak wajib taat kepada mereka. Hanya saja, kendatipun sikap orang tua menyimpang dari garis agama, sang anak tetap berkewajiban menggauli mereka dengan baik (Salamullah, 2008: 75).

(40)

25

ىا ُّشِب ٌَُّث َهاَق ؟ٌَّٙا ٌَُّث َهاَق اَِٖخْقَٗ َٚيَع ُة َلاَّصىا

ِْٜف ُداَِٖجْىا َهاَق ؟ٌَّٛا ٌَُّث َهاَق َِِْٝذِىَ٘

.َِّٚداَزَى ُُٔحْدَزَخْساَِ٘ىَٗ َِِِّٖب َِْٚثَّذَح َهاَق ,ِاللَّ ِوِْٞبَس

Artinya: “5662. Dari Abi Amr Asy Syaibani, dia berkata: “Berkata kepadaku orang yang punya rumah ini” dan ia memberi isyarah dengan tangannya pada rumah Abdullah dia berkata: “aku bertanya pada Rasulullah saw: “pekerjaan apakah yang paling di senangi oleh Allah?”. Beliau menjawab: “sholat tepat pada waktunya”. Abdullah berkata: “kemudian apa?”. Beliau menjawab: “kemudian berbuat bagus (menghormat) kepada kedua orang tua”. Abdullah berkata:”kemudian apa?”. Beliau menjawab: “ perang di jalan Allah swt”. Abdullah berkata: “Beliau bersabda padaku dengan tiga hal tersebut, andaikan aku minta tambah niscaya beliau menambahinya”. (HR. Bukhori) ( dari kitab ٙساخبىا حٞحص Juz VIII dalam tarjamah shohih bukhari jilid VIII oleh Sunarto, Dkk, 1993: 1)

Dari sini dapat disimpulkan bahwa kedudukan orang tua itu sangat mulia dan merupakan perbuatan yang disenangi Allah, sehingga Allah dan Rasul memerintahkan umat manusia untuk memuliakan dan berbakti kepada orang tua.

b. Akhlaq terhadap guru

Akhlaq terhadap guru merupakan cerminan seorang murid yang patuh dan taat terhadap perintah dan menjalankan segala aturan yang terdapat di dalam lingkungan sekolah yang harus diperhatikan siswa-siswi terhadap gurunya adalah “sikap murid terhadap pribadi dalam

menuntut ilmu murid harus bersih hatinya dari kotoran dan dosa agar dapat dengan mudah dan benar dalam menangkap pelajaran, menghafal dan mengamalkanya” (Nata, 2001: 102).

(41)

26

112). Dengan demikian seorang murid harus menghormati dan patuh terhadap guru karena seorang guru merupakan ladang ilmu bagi murid.

c. Akhlaq terhadap kerabat

Kerabat adalah orang-orang yang mempunyai pertalian keluarga dengan kita, baik melalui jalur hubungan darah ataupun perkawinan. Kita harus menjaga hubungan kekerabatan tersebut supaya tetap terjalin kuat dan tidak terputus. Sebab, apabila tali kekerabatan terputus, maka tatanan keluarga kita akan berantakan (Salamullah, 2008: 26).

Beberapa tata cara (akhlaq) dalam menjaga ikatan kekerabatan dalam agama islam diantaranya sebagai berikut:

Pertama, sering bersilaturahmi. Menyambung silaturahmi tidak

hanya ditujukan kepada mereka yang sudah menjadi keluarga dan sahabat kita. Tetapi lebih hakiki adalah apabila kita mampu menyambung tali silaturahmi dengan orang-orang yang telah memutuskan tali kekerabatannya dengan kita (Salamullah, 2008: 29). Kedua, berbuat baik kepada kerabat. Apabila kaum kerabat dalam

kondisi lemah dan kekurangan maka jadikanlah mereka sebagai golongan pertama yang harus kita bantu. Sebab, mereka masih memiliki hubungan dekat dengan kita (Salamullah, 2008: 35).

(42)

27

harus berani menindaknya sesuai dengan hukum yang berlaku. Tidaklah adil jika kita membela secara mati-matian terhadap kerabat yang benar-benar terbukti melakukan kesalahan (Salamullah, 2008: 37).

Keempat, menjaga lisan. Lisan merupakan salah satu nikmat Allah yang paling besar. Akan tetapi lisan juga anggota tubuh yang berbahaya bagi manusia, sebab ia tidak pernah letih bila digunakan dan tidak pernah capai bila digerakkan. Oleh karenanya, banyak di antara umat manusia yang menganggap remeh dan terseret ke arah penyakit lisan. Sehingga Allah memerintahkan untuk menjaga lisan agar kita lebih berhati-hati dalam bertutur kata (Ahmad, 2005: 7). Perintah untuk menjaga lisan sesuai dengan firman Allah dalam Q.S Al-Isra‟ ayat 53 sebagai berikut:

ِٛداَبِعِى ْوُقَٗ

َُاَم َُاَطَّْٞشىا َُِّإ ٌََُْْْٖٞب ُغَزَْْٝ َُاَطَّْٞشىا َُِّإ َُِسْحَأ َِٜٕ ِٜخَّىا اُ٘ىُ٘قَٝ

اًِْٞبٍُ اًُّٗذَع ُِاَسّْلإِى

Artinya: “Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku: " Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya setan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia”. d. Akhlaq terhadap diri sendiri

(43)

28

sendiri (Salamullah, 2008: 261). Akhlaq terhadap diri sendiri di antaranya adalah memelihara diri baik lahir maupun batin. Orang yang dapat memelihara dirinya dengan baik akan selalu berupaya untuk berpenampilan sebaik-baiknya di hadapan Allah khususnya dan di hadapan manusia umumnya dengan memperhatikan tingkah lakunya. Bagaimana penampilan fisiknya, dan bagaimana pakaian yang dipakainya. Pemeliharaan kesucian seseorang tidak hanya terbatas pada hal yang bersifat fisik (lahir) tetapi juga pemeliharaan yang bersifat non fisik (batin) (Zuchdi, dkk, 2009: 91).

4. Akhlaq terhadap lingkungan

Allah memerintahkan kepada kita untuk berbuat baik kepada lingkungan. Yang dimaksud dengan lingkungan di sini adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan maupun benda yang tidak bernyawa.

Binatang, tumbuh-tumbuhan dan benda tak bernyawa semua diciptakan oleh Allah swt dan menjadi milik-Nya, serta semuanya memiliki ketergantungan kepada-Nya. Keyakinan ini mengantarkan seorang muslim untuk menyadari bahwa semua adalah “umat”

Tuhan yang harus diperlakukan secara wajar dan baik (Nata, 2002: 150).

C. Strategi Pembinaan Akhlaq

(44)

29

method, or series of activities designed to achieves a particuler educational

goal. Strategi merupakan perencanaan proses pembelajaran yang berisi

rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan tertentu. Strategi secara umum merupakan jalan dan cara untuk mewujudkan tujuan (Suparlan, 2015: 148).

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa strategi merupakan suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan agar antara teknik dan output sesuai dengan yang diinginkan.

Dalam strategi pembinaan akhlaq, strategi harus menyentuh kepada aspek-aspek manusia atau unsur-unsur insaniyah yang terdiri akal, amarah, dan syahwat.

Ruh dalam diri manusia merupakan potensi yang berfungsi untuk menggerakkan hati, mamahami, dan menerima kebenaran. Ruh, potensi dasarnya adalah baik, namun jika ruh bersemayam dalam tubuh manusia dia akan dapat tertutup oleh faktor fisiologis, syahwat dan kemarahan (Suparlan, 2015: 57).

Akal (aql) dalam diri manusia merupakan potensi yang berfungsi sebagai penengah antara dorongan nafs yang sering mengarah kepada keburukan, dengan ruh yang senantiasa mengarah kepada kebenaran. Akal dapat berfungsi untuk mengambil pelajaran dari peristiwa yang dapat disaksikan (Suparlan, 2015: 64).

(45)

30

akal, nafs, mata, telinga, dan tubuh manusia. Hati (qalb) menjadi pemimpin terhadap jiwa, dan seluruh anggota badan taat pada perintah dan larangan pemimpinnya. Sebagai raja hati (qalb) memiliki dua tentara yakni bashar (semua anggota badan), dan bashirah (sifat dasar hakiki hati). Pernyataan ini menggambarkan bahwa hati (qalb) adalah substansi yang menjadi kendali akhlaq (perilaku), baik atau buruknya dengan demikian sangat tergantung pada kualitas hati (qalb) (Suparlan, 2015: 195).

Perilaku (akhlaq) manusia adalah ketika hati mampu menyeimbangkan secara proporsional dorongan dari kebutuhan fisik yang kemudian ditangkap jiwa menjadi keinginan dan motivasi, dipertimbangkan dan dirasionalkan akal, dirasakan dan dipertimbangkan shadr (shadr merupakan bagian hati terluar dari struktur hati), dan dikirim ke qalb. Apabila jiwa, akal, dan shadr dalam kondisi baik maka dorongan yang dikirim ke hati baik, dan sebaliknya. Manusia juga mempunyai ruh sebagai potensi yang mengilhamkan kebenaran dan yang haq. Pada tahapan ini barulah hati bekerja, memikirkan, mempertimbangkan, menghayati, memahami, dan memutuskan. Apabila keputusan hati proporsional dan seimbang maka akan terjadi perilaku manusia yang sejalan dengan kebenaran. Dan apabila keputusan hati lebih didominasi oleh kebutuhan fisik yang rendahan (walau sudah dirasionalkan), maka perilaku manusia mengarah kepada keburukan, mirip dengan perilaku hewani (Suparlan, 2015: 200-201).

(46)

31

sifat-sifat tercela yang ada pada diri dan menanamkan atau mengisi jiwa dengan sifat-sifat terpuji sehingga memunculkan tingkah laku yang sesuai dengan perintah Tuhan.

Menurut imam Al-Ghazali dalam buku Suparlan yang berjudul mendidik hati membentuk karakter paduan Al-Qur’an Melejitkan Hati

Memperindah Karakter, strategi pembinaan akhlaq dapat dilaksanakan

dengan jalan tazkiyah, tazyinah, tadabburah, dan tarabbuthah.

Tazkiyyah secara bahasa maknanya adalah bersih/suci, tumbuh, dan terpuji. Tazkiyyah dan zakah, memiliki dua makna thaharah dan nama, thaharah maksudnya suci, bebas dari kemusyrikan dan nama bermakna tambah, memperbanyak kebaikan (Suparlan, 2015: 150). Makna tambah di sini adalah bertambah kebaikannya.

(47)

32

Strategi tazyinah merupakan strategi yang bertujuan untuk membuat hati menjadi dihiasi dengan kebaikan. Tazyinah, dapat dipahami sebagai proses membuat sesuatu menjadi indah dan menyenangkan. Strategi tazyinah, dengan demikian adalah semua proses yang dapat dilakukan yang dapat membuat hati menjadi indah. Tazyinah perlu dilakukan karena hati sifat asalnya adalah labil, bisa baik dan bisa buruk. Sifat hati adalah dapat dijadikan baik dengan dihiasi kebaikan, dan dapat dijadikan jahat dengan dihiasi keburukan(Suparlan, 2015: 159).

Strategi tadabburah merupakan upaya mendidik hati dengan menggunakan keagungan bahasa dan pesan Al-Qur‟an. Strategi tadabburah, menjadi sangat urgen melihat fungsinya yang dapat mendidik hati manusia menjadi baik, lembut, dan bijak. Namun proses ini memerlukan keseriusan dari manusianya, apabila manusia serius dan khusyu‟ merenungkan Al -Qur‟an akan tercerahlanlah hatinya (Suparlan, 2015: 172).

Strategi tarabbuthah adalah upaya yang dapat dilakukan manusia agar hatinya diteguhkan oleh Allah menjadi memiliki kekuatan keyakinan untuk melakukan kebaikan. Di antara upaya yang dapat dilakukan untuk mendapat keteguhan hati dari Allah adalah dengan cara merealisasikan keimanan dalam kehidupan sehari-hari baik melalui kesungguhan dalam ibadah dan beramal keshalehan, membiasakan diri dengan menjaga hati senantiasa meningkatkan amaliah ibadah secara terus menerus, menjaga prinsip ittiba‟ Rasul,

(48)

33

dan menghindarkan diri dari perbuatan fitnah dan kemaksiatan sekecil apapun (Suparlan, 2015: 180).

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi pembinaan akhlaq dapat dilakukan dengan cara mensucikan hati dari perbuatan tercela kemudian di isi dengan perbuatan yang baik dan dihiasi dengan Al-Qur‟an. Setiap orang dalam hidupnya bercita-cita memperoleh kebahagiaan. Salah satu kebahagiaan adalah orang yang mensucikan dirinya, yaitu suci dari sifat dan perangai buruk, suci lahir dan batin. Sebaliknya, jiwa yang kotor dan perangai yang tercela membawa kesengsaraan di dunia dan di akhirat. Dengan melaksanakan strategi pembinaan akhlaq ini diharapkan segala kebahagiaan dapat diraih baik kebahagiaan dunia maupun kebahagiaan akhirat.

D. Alat Yang Efektif Dalam Pembinaan Akhlaq

(49)

34

tajalli, yaitu tersingkapnya tabir sehingga diperolah pencaran nur ilahi

Abdullah, 2007: 25).

Dalam pendidikan Islam banyak metode yang diterapkan dan digunakan dalam pembinaan akhlaq. Menurut Abdurrahman An-Nahlawy alat yang efektif untuk pembinaan akhlak di antaranya:

1. Keteladanan

Pada dasarnya, kebutuhan manusia akan figur teladan bersumber dari kecenderungan meniru yang sudah menjadi karakter manusia. Peniruan bersumber dari kondisi mental seseorang yang senantiasa merasa bahwa dirinya berada dalam perasaan yang sama dengan kelompok lain (empati) sehingga dalam peniruan ini, anak-anak cenderung meniru orang dewasa, kaum lemah cenderung meniru kaum kuat, serta bawahan cenderung meniru atasan (An-Nahlawy, 1995: 263).

Dalam lingkungan sekolah dan asrama, guru dan kyai menjadi teladan yang baik bagi siswanya. Guru dan kyai hendaknya menjaga dengan baik perbuatan maupun ucapan sehingga naluri anak yang suka meniru dan mencontoh dengan sendirinya akan turut mengerjakan apa yang dilakukan seorang guru dan kyai.

(50)

35

Seorang anak akan meniru apa yang dilakukan orang tuanya, oleh sebab itu hendaknya orang tua memberikan teladan yang baik bagi anaknya. 2. Pembiasaan

Strategi ini mempunyai peran yang sangat penting dalam pembentukan dan pembinaan akhlak yang baik. Pembiasaan merupakan proses penanaman kebiasaan. Karena kebiasaan merupakan cara-cara bertindak dan hampir otomatis (hampir tidak disadari oleh pelakunya). Pembiasaan merupakan salah satu metode pendidikan yang penting terutama bagi anak-anak, karena belum mengenal mana yang baik dan mana yang buruk. Seseorang yang telah mempunyai kebiasaan tertentu akan dapat melaksanakannya dengan mudah dan senang hati. Bahkan sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan dalam usia muda sulit untuk diubah dan tetap berlangsung sampai tua. Untuk mengubahnya diperlukan terapi dan pengendalian diri yang serius (Aly, 1999: 184-185).

3. Memberi Nasihat

(51)

36 4. Mendidik Melalui Kedisiplinan

Disiplin adalah adanya kesediaan untuk mematuhi ketentuan atau peraturan-peraturan yang berlaku. Kepatuhan yang dimaksud adalah bukanlah karena paksaan tetapi kepatuhan akan dasar kesadaran tentang nilai dan pentingnya mematuhi peraturan-peraturan itu (An-Nahlawy, 1995: 253). Metode ini identik dengan pemberian hukuman atau sanksi bagi yang melanggar peraturan. Tujuannya adalah untuk menumbuhkan kesadaran siswa tentang sesuatu yang dilakukan itu tidak benar, sehingga siswa tidak mengulanginya lagi.

a. Hukuman adalah metode kuratif, yaitu tujuan hukuman adalah memperbaiki peserta didik yang melakukan kesalahan dan memelihara peserta didik lainnya, bukan untuk balas dendam. Oleh sebab itu pendidik hendaknya tidak menjatuhkan hukuman dalam keadaan marah.

(52)

37

c. Sebelum dijatuhi hukuman, peserta didik hendaknya lebih dahulu diberi kesempatan untuk bertaubat dan memperbaiki diri.

d. Hukuman yang dijatuhkan kepada peserta didik hendaknya dapat dimengerti olehnya, sehingga peserta didik sadar akan kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi.

e. Hukuman psikis lebih baik dibandingkan hukuman fisik.

(53)

38

BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede Kabupaten

Boyolali

1. Profil MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede

MTs Terpadu Al-Hikmah didirikan oleh yayasan Al-Hikmah Boyolali pada tahun 2001. Pada tahun pertama hanya menerima siswa putra. Paling banyak berasal dari wilayah Indonesia timur terutama dari Maluku (Ambon, Ternate dan Tidore). Ada juga yang berasal dari Sulawesi yaitu kota Palu serta ada juga beberapa kota di pulau jawa. MTs Terpadu merupakan lembaga pendidikan yang menggunakan sistem boarding (asrama) atau pondok pesantren yaitu Al-Hikmah.

Pondok Pesantren Islam Terpadu (PPIT) Al-Hikmah adalah lembaga pendidikan di bawah yayasan Al-Hikmah Boyolali yang beralamat di Jl. Sawungrono, Trayon, Kebonan, Karanggede, Boyolali, Jawa Tengah. Dalam usia yang sudah 16 tahun tetap berkomitmen merealisasikan Islam sebagai rahmatal lil„alamin dengan mencetak

generasi berkarakter robbani, memiliki wawasan Islam yang integral dan amal islami yang produktif serta menjadikan kitab suci Al-Qur‟an sebagai panduan hidupnya dengan motto “Hidup Mulia Bersama Al-Qur‟an”.

Berikut data tentang sekolah:

(54)

39 NPSN : 20363728

Alamat : Dukuh Trayon, Rt. 03/02 Desa /Kelurahan : Kebonan

Kecamatan : Karanggede Kabupaten / Kota : Boyolali Propinsi : Jawa Tengah Kode Pos : 57381

Kepala Madrasah

Nama : M. Abdul Mudhofar, S.PdI Tempat,Tgl.Lahir : Boyolali, 14 Januari 1986 Jabatan : Kepala Madrasah

Agama : Islam

Alamat Rumah : Pulutan Rt. 07/02 Kebonan Karanggede No. Telpon / HP : 0852 9303 5212

2. Visi, Misi dan Tujuan

Visi MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede yaitu: “Menjadikan Sekolah Islam Terpadu yang berkualitas dengan berbasis Boarding School melalui lingkungan belajar yang aman, nyaman dan menyenangkan.”. Dengan visi tersebut, maka misi yang diemban oleh MTs adalah sebagai berikut:

1) Memiliki pengetahuan Islami yang sesuai dengan kebutuhan diri, ummat, dan jamannya.

(55)

40

3) Memiliki keterampilan belajar dan kecakapan hidup (life skill) Adapun tujuan penyelenggaraan pendidikan di MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede adalah sebagai berikut:

1) Meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan pada jenjang Pendidikan yang lebih tinggi dan membekali Ilmu Pengetahun Agama, Teknologi, Ketrampilan dan Kesenian;

2) Membentuk siswa sebagai anggota masyarakat yang mampu mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan dan berakhlakul karimah.

3. Struktur Organisasi MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede

Struktur organisasi sekolah MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Struktur Organisasi

MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2016

Kepala Sekolah M. Abdul Mudhofar, S.Pd.I.

Bendahara

Ning Hidayati Khomsi, SE.

Tata Usaha Andi Setiyanto, Amd.

Waka Kesiswaan Nur Cholis Ma‟jid, S.Pd.I.

Waka Sarana dan Prasarana Nur achmad, SH. Waka Kurikulum

(56)

41

4. Program Kegiatan MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede

Program kegiatan ekstra kurikuler di MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede adalah sebagai berikut:

a. Kepanduan b. Pramuka SIT c. Science Club d. Math Club e. English Club f. bela diri g. kaligrafi

h. olah raga ( volly, badminton, pingpong, takrow )

Adapun program kegiatan unggulan di MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede di antaranya:

a. Tahfidzul Qur‟an b. Halaqoh Tarbawiyah

Wali Kelas

VII A : Hamid Yulianto, S.Pd. VII B : Imam Sopingi, S.Pd. VII C : Ika Rahmawati, S.Pd.I VIII A : Aji Santoso, S.Pd. VIII B : Probo Cahyono, S.Pd. VIII C : Yasicca Dwi Wijayanti, S.Pd IX A : Alif Hanifudin

(57)

42 c. Mukhoyam Tarbawiyah d. Bahasa Arab

5. Sarana Dan Prasarana Pendidikan MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede Sarana dan prasarana penunjang pelaksana pendidikan yang berada di MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede terdiri dari ruang kelas dan ruang aktifitas lainnya. Sebagaimana dilihat dalam tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1 Sarana dan Prasarana

MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede

No Jenis Jumlah

1 Ruang Kelas 9

2 Ruang Kepala Madrasah 1

3 Ruang Guru 1

4 Ruang Tata Usaha 1

5 Laboratorium IPA (Sains) 1

9 Ruang Perpustakaan 1

10 Ruang UKS 1

13 Toilet Guru 3

14 Toilet Siswa 10

16 Gedung Serba Guna (Aula) 1

17 Ruang Osis 1

19 Masjid/Mushola 1

21 Rumah Dinas Guru 2

22 Kamar Asrama Siswa (Putra) 10 23 Kamar Asrama Siswi (Putri) 3

(58)

43

25 Kantin 1

26 Kursi Siswa 236

27 Meja Siswa 118

28 Kursi Guru Di Ruang Kelas 9 29 Meja Guru Di Ruang Kelas 9

30 Papan Tulis 9

31 Alat Peraga IPA (Sains) 45

32 Bola Sepak 5

33 Bola Voli 4

34 Bola Basket 2

35 Meja Pingpong (Tenis Meja) 3 36 Lapangan Sepak Bola/ Futsal 1

37 Lapangan Bulu Tangkis 1

38 Laptop (di luar yang ada di lab. Komputer) 1 39 Komputer (di luar yang ada di lab. Komputer) 4

40 Printer 4

41 Lcd Proyektor 2

42 Layar (Screen) 2

43 Meja Guru Dan Pegawai 26

44 Kursi Guru Dan Pegawai 26

45 Lemari Arsip 5

46 Kotak Obat P3k 1

47 Pengeras Suara 1

6. Keadaan Guru, Karyawan, Dan Siswa MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede

(59)

44

pelaksana (karyawan) dan pembina asrama. Adapun pegawai yang bertugas di MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede ada 21, sebagaimana terdapat dalam tabel 3.2 berikut:

Tabel 3.2

Daftar Guru dan Karyawan

No Nama Jabatan

1 Muhammad Abdul Mudhofar, S.PdI Kepsek 2 Joko Nur Sandiko Tri Saputro, S.Pd Guru 3 Dwi Nur Hayati, S.Pd.I Guru 4 Ning Hidayati Khomsi, SE Bendahara

5 Nur Achmad, SH Waka Sarana & Prasarana 6 Zainal Abdidin, S.Pd Guru

7 Nurmahdi Guru

8 Imam Sopingi, S.PdI Guru 9 Drs. Heru Sumadiyono Guru 10 Muhammad Bilal, S.Pd.I Guru

11 Nurcholis Majid, S.Pd.I Waka Kesiswaan 12 Muhammad Salman Al Farizi, S.Pd Guru

13 Sofwan Barhanudin, S.Pd Waka Kurikulum 14 Aji Santoso, S.Pd Guru

15 Probo Cahyono, S.Pd Guru

16 Alif Hanifudin Guru

17 Dianah Mahesti, S.Pd Guru 18 Yasicca Dwi Wijayanti, S.Pd Guru 19 Risnia Dwi A, S.Si Guru 20 Putri Ambarsari, S.Pd Guru

(60)

45

Siswa MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede pada tahun ajaran 2015/2016 terdiri dari 236 siswa, sebagaimana terdapat dalam tabel 3.3 sebagai berikut:

Tabel 3.3

Jumlah Siswa

No Kelas L P jumlah

1 VII 55 41 96

2 VIII 39 34 73

3 IX 35 32 67

TOTAL 129 107 236

B. Temuan Data Penelitian.

1. Kondisi MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede

(61)

46

“Pada awalnya di sini menerapkan sistem boarding dan juga fullday, akan tetapi tiga tahun belakangan ini sudah tidak lagi karena banyak mudaratnya. Misalnya di sini peraturannya tidak boleh bawa hp, terus kemudian anak pondok nitip hp kepada temen yang fullday. Jadi dari yayasan menetapkan semuanya wajib tinggal di pondok pesantren (boarding)”.

Oleh karena itu semua siswa MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede wajib berada di pondok pesantren (boarding). Dengan diterapkannya sistem boarding school akan memudahkan guru dalam proses pembinaan akhlaq siswa.

2. Model Pembinaan Akhlaq Siswa MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede Pembinaan Akhlaq siswa MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede yaitu boarding school. Salah satu keunggulan yang terdapat pada model pendidikan yang menggunakan boarding school adalah siswa tidak hanya belajar secara kognitif, akan tetapi juga afektif dan psikomotor. Salah satu cara mengajarkan afektif adalah dengan pemberian teladan atau contoh dari seorang ustadz atau guru kepada siswa. Selain itu boarding school yang diupayakan selama 24 jam akan memudahkan guru untuk memantau kegiatan siswa dalam rangka membentuk kepribadian siswa. Semua kegiatan pada dasarnya mengarah pada pembentukan akhlaq atau karakter siswa. Seperti yang dituturkan kepala sekolah MTs Terpadu Al-Hikmah pada (13/12/2016: 09.15) di kantor guru sebagai berikut:

(62)

47

menerapkan 10 karakter tersebut yang berkesinambungan dengan pondoknya”.

Dengan adanya 10 karakter tersebut siswa diharapkan dapat memiliki akhlaq yang baik. Di antara 10 karakter yang dimaksud adalah sebagai berikut:

a. Salimul Aqidah ( selamat keyakinannya ) b. Shahihul ‘Ibadah ( benar tatacara ibadahnya ) c. Matinul Khuluq ( kokoh akhlaqnya )

d. Qadirun ‘Alal Kasbi ( Mampu berusaha sendiri )

e. Mutsaqaful fikri ( pemikirannya luas dan berwawasan ) f. Qawiyul Jism ( kuat fisiknya )

g. Mujahidun Linafsihi ( selalu menjaga hawa nafsunya ) h. Munazham fi syu’unihi ( teratur semua urusannya )

i. Haritsun ‘Ala Waqtihi ( selalu menjaga waktunya / disiplin ) j. Nafiun Lighoirihi ( bermanfaat bagi orang lain )

Jawaban S atau Waka Kurikulum MTs Terpadu Al-Hikmah pada (13/12/2016: 10.35- 11.01) di kantor guru sebagai berikut:

“Pembinaannya itu dengan model halaqoh. Jadi setiap pekan dilaksanakan Halaqoh. Sistemnya per halaqohnya itu dibagi menjadi 6-8 siswa. Jadi nanti tiap pekan ada murabbinya (Pengampu, Peneliti) masing-masing terus kemudian juga ada evaluasinya nanti per semester. Biasanya nanti di UAS dan di akhir nanti juga ada lembar perkembangan akhlaq siswa”.

(63)

48

“Untuk santri-santri MTs kita punya empat moto yaitu jujur, disiplin, berani dan bertanggung jawab. Dari keempat itu terus kita aplikasikan di semua ekstra. Jadi semua kagiatan ekstra dilandasi dari keempat itu. Yang paling menonjol sebenarnya dihalaqoh, dihalaqoh itu pembentukan karakter atau akhlaq paling jelas langsung mendapatkan materi kemudian di terapkan pada MABIT (malam bina iman dan taqwa) itu, jadi nanti kita ingin lihat seberapa jauh mereka kompak dan toleran terhadap teman. Tidak hanya MABIT akan tetapi juga kegiatan outing class dengan tujuan untuk melihat seberapa jauh materi itu diterima oleh anak”.

Dalam kegiatan ekstrakurikuler pun juga dilandasi dengan jujur, disiplin, berani dan bertanggung jawab. Artinya kegiatan yang dilakukan di MTs Terpadu Al-Hikmah selalu dihubungkan dengan pembinaan akhlaq siswa.

Setelah kegiatan belajar mengajar di sekolah selesai, kemudian dilanjutkan kegiatan di pondok pesantren (boarding). Dalam proses pembinaan akhlaq siswa di boarding juga selaras dengan pembinaan akhlaq siswa di sekolah. Seperti yang dituturkan oleh pembina asrama pada (13/12/2016: 10.00) di kantor guru sebagai berikut:

“Kalau untuk di pondok ini minimal menggunakan tiga prinsip yaitu, pertama pembinaan rutinitas harian, yang kedua halaqoh atau pertemuan rutin dengan murabbi atau pengampu yang kita tunjuk, dan yang ketiga pembinaan karakter atau pun akhlaq dibidang sekolah atau dipelajaran pesantren. Untuk yang lebih intens memang di pembinaan harian dalam hal pengontrolan, pembimbingan, pembersamaan dari ustadz yang mendampingi anak-anak. dan dibawah ustadz ada yang di sebut kakak pembina yang menjembatani antara santri dengan wali asrama. Nah dengan koordinasi itu wali asrama berhubungan langsung dengan kakak pembina kemudian kakak pembina berhubungan langsung dengan santri”.

(64)

49

(boarding). dalam kegiatan sehari-hari pembinaan dilakukan dengan cara

pengontrolan, pembimbingan, dan pembersamaan dari ustadz.

Halaqoh bertujuan untuk lebih dekat dengan siswa agar ustadz bisa

mengerti dan memahami karakter siswa. Selain itu di boarding ada juga kajian umum yang disampaikan oleh direktur yaitu ustadz Mifdhol berkaitan dengan akhlaq dan wawasan keislaman. Berikut yang dituturkan oleh pembina asrama (EP) pada (13/12/2016: 10.00) :

“Kalau program yang berkaitan dengan pembinaan akhlaq yang pertama tadi ada pertemuan rutin satu pekan sekali, dalam pembentukan karakter, pengetahuan wawasan juga keimanan anak-anak, dan pelurusan aqidah tentunya. Dengan cara halaqoh, kita pertemukan dengan ustadz pengampu yang berbeda dengan pembina asrama yang tadi. ini kelompoknya hanya terdiri dari 6-8 santri yang nanti setelah bertemu dengan ustadz akan diberikan wawasan yang berbeda dari pada hanya ketika disekolah. Berkenaan dengan masa depan, motivasi untuk meraih cita-cita, menghormati orang tua dan lain sebagainya. Dan disisi lain kita juga ada kajian umum yang berkenaan dengan karakter dan juga wawasan keislaman yang langsung disampaikan oleh direktur utama yaitu ustadz Mifdhol, dan yang lainnya yang diberikan mandat. Dan selanjutnya ada reward and punishment, sebagaimana orang tua jika anak berprestasi maka diberikan hadiah, tapi ketika anak itu melakukan pelanggaran maka anak itu kita berikan teguran, peringatan, hukuman, atau bahkan kita komunikasikan dengan orang tua ketika sudah terbilang hukuman terberat kita kembalikan kepada orang tua”.

(65)

50

Di MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede salah satu strategi yang digunakan adalah dengan halaqoh. Yaitu pertemuan rutin yang dilaksanakan satu minggu sekali dengan memberikan materi-materi tentang akhlaq. Dimana satu orang murobbi atau pembina masing-masing diberi tanggung jawab untuk membina sekitar 8-10 anak. Seperti yang dituturkan oleh kepala madrasah (M) pada (13/12/2016: 09.15), sebagai berikut:

“Strategi yang kita gunakan adalah semacam orang tua asuh. Masing-masing pembina kita serahi 8-10 siswa. Dan pembina bertanggung jawab untuk melihat perkembangan karakter dari anak tersebut. Ketika ada anak yang kurang baik, ya bagaimana caranya untuk membimbing anak tersebut. Kemudian melaksanakan halaqoh diluar seperti outbound, kemudian juga ada kunjungan ke pameran buku biasanya di Assalam, Biasanya anak-anak suka membeli buku. Ketika anak diajak keluar biasanya akan merasa senang dan akan mudah dalam menerima ilmu. Kemudian kita juga mengadakan ekstrakurikuler yang kira-kira bisa membuat anak disiplin. Misalnya pramuka dan karate”.

Selain halaqoh juga ada kegiatan di luar kelas (outing class) dengan tujuan agar siswa merasa senang, nyaman dan tidak bosan. Dengan begitu siswa akan lebih mudah dalam menangkap materi pelajaran dari guru.

Kemudian juga dituturkan oleh pembina asrama (EP) mengenai strategi pembinaan akhlaq siswa pada (13/12/2016: 10.00) di kantor guru sebagai berikut :

“Strateginya sesuai dengan visi dan misi kita, tadi salah satunya dalam mengelompokkan dalam bentuk kecil tujuannya agar lebih dekat, antara murobbi dengan mereka secara kepribadian. Dan dari situ kita nanti megumpulkan semua pengampu untuk mencari solusi. Kemudian kita tetap memberikan keteladanan, karena mengingat apa yang terus dicontohkan Rasulullah tidak akan pernah ada akhlaq mulia tanpa adanya keteladanan. Saling menasihati, kita semua diminta untuk saling menasihati”.

Gambar

Tabel 3.1 Struktur Organisasi
Tabel 3.1 Sarana dan Prasarana
Tabel 3.2
Tabel 3.3 Jumlah Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Pembuatan laporan akhir ini dimaksudkan untuk mengetahui koordinasi kerja dari rele arus lebih pada penyulang Model Gardu Induk Betung terhadap outgoing Gardu

Pengkaji melakukan kajian secara terperinci, untuk melihat sejauh mana amalan guru dalam pengajaran dan pembelajaran Tilawah al-Qur'an khasnya dari aspek set

Dalam kamar asam, memanaskan klorida hidrat dari magnesium, kalsium dan barium dalam tabung reaksi dan memeriksa asam klorida yang terbentuk.. Menjelaskan apakah ada

1. Tulisan/naskah belum dan tidak akan dipublikasikan dalam media cetak lain, berupa: a. Kajian yang ditambah pemikiran penerapannya pada kasus tertentu, atau c.

Jumlah individu lutung ( Trachypithecus auratus cristatus ) dalam satu kelompok yang diamati pada Blok Manting ini berjumlah 10 individu dengan jenis kelamin yang

Hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan dan dianalisis, dari hasil observasi guru dapat merefleksi diri dengan melihat data observasi guru dan murid selama

harus lebih meningkatkan kesiapan operasional satuan, kualitas SDM, kesejahteraan prajurit dan PNS beserta keluarganya. Dengan adanya pengembangan organisasi Bekang, maka

Meskipun secara umum tanaman padi sawah memiliki kemampuan beradaptasi terhadap kelebihan air, tetapi kelebihan air yang terjadi hingga merendam seluruh kanopi