KONSTRUKSI SOSIAL MASYARAKAT ADAT TERHADAP
REALITAS SOSIAL KULTURAL
SA’O NGAZA
DALAM
PERUBAHAN SOSIAL KULTURAL DI WOGO-NGADHA-FLORES
TESIS
KONFRIDUS ROYNALDUS BUKU
071414753008
PROGRAM MAGISTER SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS AIRLANGGA
KONSTRUKSI SOSIAL MASYARAKAT ADAT TERHADAP
REALITAS SOSIAL KULTURAL
SA’O NGAZA
DALAM
PERUBAHAN SOSIAL KULTURAL DI WOGO-NGADHA-FLORES
TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Dalam Program Studi Sosiologi
Pada Program Magister Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Airlangga
Oleh:
KONFRIDUS ROYNALDUS BUKU
NIM: 071414753008
PROGRAM MAGISTER SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS AIRLANGGA
vi
KATA PENGANTAR
Syukur dan pujian kepada Tuhan dan Bunda Maria yang telah menjadi tempat saya mengeluh dan mengadu nasib. Saya percaya bahwa karena penyertaan Tuhan dan doa Bunda Maria maka tesis ini dapat saya selesaikan.
Penyusunan tesis ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar magister dalam program studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Airlangga Surabaya.
Tesis ini dapat rampug berkat kerja sama dan perhatian dari berbagai pihak. Untuk itu patut saya ucapkan terima kasih kepada mereka yang telah mendukung dan membimbing saya dalam menyelesaikan tesis ini.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Prof. Dr. Mohammad Nasih, SE.,MT.,Ak (Rektor Universitas Airlangga Surabaya) dan Dr. Falih Suaedi, Drs.,M.Si (Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga Surabaya) yang telah memperkenankan saya belajar dan menimba ilmu pengetahuan di Universitas Airlangga. Kepada Prof. Dr. Hj.Emy Susanti, Dra.,MA (Ketua Program Studi Magister Sosiologi) dan juga kepada Prof. Dr Musta’in Mashud (Mantan Ketua Program Studi Magister Sosiologi), terima kasih untuk jasa-jasamu.
vii
pentignya bersikap kritis dan memiliki keberanian untuk berpikir mandiri. Terima kasih juga buat para penguji Prof. Dr Musta’in Mashud., M.Si; Prof. Dr. I.B Wirawan, Su yang telah turut mematangkan tesis ini. Terima kasih untuk jasa-jasamu.
Kepada para staf pengajar S2 Sosiologi, Prof. Dr. I.B Wirawan, Su; Prof. Dr.Subagyo Adam, MS; Dr. Sutinah, MS; Drs. Herwanto, MA; Dr. Bagong Suyanto, MSi; Drs. Septi Ariadi, MA; Drs Sudarso, MSi; Dr. Tuty Budi Rahayu; Novri Susan, MA, saya ucapkan limpah terima kasih untuk semua jasa-jasa kalian semua.
Bagi teman-teman seangkatan S2 Sosiologi FISIP UNAIR 2014/1015, Elsis, Dodik, Adit, Dedy, Moldy, Sidik, Reza, Jecklin, Ulil, Orin, Sita, Anita, Efi, Garnis, Iza, Nila, Hayu, Mbak Siska, Mbak Ana, Mbak Devi banyak hal yang telah kita lewati bersama selama perkulian berlangsung. Terima kasih untuk semua kebersamaan dan persaudaraan yang terbangun di antara kita. Terima kasih untuk pengertian, kerja sama, kritik, perhatian, yang mewarnai kebersamaan kita.
ix
ABSTRAK
Fokus studi ini menjelaskan konstruksi sosial atas realitas sosial kultural sa’o
ngaza dalam konteks perubahan sosial kultural masyarakat adat di Wogo. Namun
sebelum mengkaji realitas sosial kultural dalam konteks perubahan, terlebih dahulu dikaji konstruksi realitas sosial kultural sa’o ngaza dalam tradisi masyarakat adat Wogo agar dapat memperolah gambaran yang utuh. Sa’o ngaza bagi masyarakat adat Wogo tidak hanya sekedar rumah, tempat tinggal tetapi memiliki makna yang sangat mendalam dan memiliki nilai–nilai yang dikonstruksi. Namun masyarakat adat Wogo saat ini hidup dalam situasi keterbukaan, sehingga yang terjadi adalah adanya perubahan-perubahan realitas sosial kultural masyarakat adat dan juga realitas sosial kultural sa’o ngaza itu sendiri. Untuk menjelaskan persoalan ini digunakan kerangka berpikir teori kontrsuksi sosial Peter L.Berger dan Thomas Luckmann. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan konstruktivis. Teknik yang digunakan untuk menggali dan mengolah informasi adalah wawancara dan observasi serta metode kepustakaan. Untuk menentukan informan digunakan teknik snowball. Data yang berhasil dikumpulkan kemudian dianalisis dengan menggunakan kerangka berpikir teori konstruksi sosial, yakni eksternalisasi, objektivasi dan internalisasi dan dibantu dengan teori perubahan sosial. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa realitas sosial kultural sa’o ngaza merupakan gambaran dari realitas sosial kultural masyarakat adat Wogo yang dieksternalisasikan dalam kehidupan sehari-hari, kemudian dilegitimasi (objektivasi) dan ditarik kembali ke dalam diri masing-masing individu (internalisasi). Dalam konteks perubahan ditemukan adanya sejumlah perubahan oleh karena peleburan budaya lokal dan budaya global. Perubahan tersebut dikonstruksi oleh masyarakat adat dan juga dipengaruhi oleh peleburan budaya.
x
ABSTRACT
The focus of this thesis to explain the social construction of social reality and cultural of sa’o ngaza in the context of social cultural changes on Wogo indigenous people. But before reviewing the social cultural realities in the context of change, first studied the construction of social reality sa’o ngaza on the tradition of Wogo indigenous peoples in order to obtain a complete mean. Sa’o
ngaza for Wogo indigenous peoples is not just a house, dwelling but it has a very
deep meaning an values are constructed. But Wogo indigenous peoples are living in a situation of openness, so that there are changes in social cultural realities of indigenous people as well as social realities of sa’o ngaza. To explain this problem used the framework theory of social construction of Peter L. Berger and Thomas Luckmann. Additionaly, a quantitative method is being used in this thesis, particularly constructivist approach. Moreover, an observation, an interview, and a reading-based method are three key technical tools both in exploring and elaboration information. In addition, this thesis exerts a snowball in designating information. Furthermore, the outcome of this research indicate that the social-cultural realities of sa’o ngaza is a representation of the social cultural realities of Wogo indigenous peoples externalized in everyday life, then legitimized, and pulled back into each individual. In the context of the changes, was found that a number of changes because of the interfusion between local culture and global culture. These changes are constructed by indigenous peoples and is also influenced by the cultural melting.
xi
RINGKASAN
Masalah utama yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah kostruksi sosial atas realitas sosial kultural dalam konteks perubahan sosial kultural masyarakat adat Wogo. Namun sebelum mengkaji realitas sosial kultural dalam konteks perubahan, terlebih dahulu dikaji konstruksi realitas sosial kultural sa’o
ngaza dalam tradisi masyarakat adat Wogo agar dapat memperolah gambaran
yang utuh. Di Wogo, sa’o ngaza merupakan representasi kebudayaan yang paling tinggi dan merupakan ungkapan kesadaran fisis dan metafisis serta yang memiliki makna yang sangat mendalam bagi masyarakat adat Wogo. Nilai dan makna yang terkandung dalam sa’o ngaza telah diwariskan dari generasi ke generasi. Namun masyarakat adat Wogo saat ini tengah berada dalam situasi perubahan yang kemudian menyebabkan terjadinya sejumlah peleburan budaya antara budaya lokal dan budaya global.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab beberapa pertanyaan berikut, yakni bagaimana konstruksi sosial terhadap realitas sosial kultural sa’o
ngaza dalam tradisi masyarakat adat Wogo? Bagaimana konstruksi sosial
terhadap realitas sosial kultural sa’o ngaza dalam konteks perubahan sosial kultural masyarakat adat Wogo?
xii
kelamaan akan menjadi pola tertentu yang kemudian mengalami pelembagaan. Internalisasi adalah suatu pemahaman atau penafsiran individu secara langsung atas peristiwa objektif sebagai pengungkapan makna. Proses internalisasi ini terjadi dalam dua tahap sosialisasi, yakni sosialisasi primer dan sekunder.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan interpretatif khususnya konstruktivis Berger dan Luckmann. Penentuan informan ini pun dilakukan dengan menggunakan sistem snowball. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan wawancara mendalam
(indepth interview) dan observasi serta kepustakaan. Tahap selanjutnya peneliti
menilai pemaknaan dan interpretasi masyarakat berkaitan dengan topik penelitian. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan piranti teoretik konstruksi sosial.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa realitas sosial kultural sa’o ngaza awalnya dibentuk (dikonstruksi) dan dipengaruhi oleh pandangan kosmologi yang berkembang dalam tradisi masyarakat adat Wogo, yang turut dipengaruhi oleh budaya Hinduisme Purba dan Austronesia. Realitas sosial kultural sa’o
ngaza berangkat dari realitas sehari-hari. Realitas yang dialami dalam kehidupan
xiii
Namun dalam konteks perubahan, realitas sosial kultural sa’o ngaza sangat dipengaruhi oleh peleburan antara budaya lokal dan budaya global. Budaya lokal merupakan warisan tradisi masa lalu, yang diterima dari generasi ke generasi. Sedangkan budaya global masuk melalui agama, pendidikan, teknologi, dan globalisasi pada umumnya. Dalam situasi keterbukaan kemudian terjadi peleburan antara dua bentuk kebudayaan ini. Oleh karena itu eksternalisasi realitas sosial kultural sa’o ngaza sangat dipengaruhi oleh peleburan budaya. Peleburan budaya ini kemudian menyebabkan diobjektivasi ulang realitas sosial kultural sa’o ngaza. Realitas yang diobjektivasi adalah (1) kristenisasi realitas sosial kultrual sa’o ngaza oleh karena adanya gerakan inkulturasi yang dilakukan ketika Gereja mulai masuk dalam wilayah budaya Wogo. (2) Pergeseran tuntutan atas hak dan kewajiban yang disebabkan oleh karena adanya konflik perebutan hak atas tanah suku, sehingga dilegitimasi menjadi regula baru. Jika sebelumnya laki-laki tidak memiliki hak atas tanah suku namun saat ini laki-laki juga dapat memiliki hak atas tanah suku. (3) Hilangnya sistem kasta terutama oleh karena masuknya agama Kristen Katolik, pendidikan dan juga prinsip-prinsip kesetaraan yang bersifat universal. (4) Masuknya investasi pariwisata dan cagar budaya. Nilai-nilai yang kemudian ditarik dari realitas sosial kultural sa’o ngaza adalah nilai sakralitas akan tetapi “isi” dari sakralitas sa’o ngaza dipengaruhi oleh tradisi Gereja Katolik. Sa’o ngaza masih tetap dipandang sebagai personifikasi leluhur.
Sa’o ngaza masih dilihat sebagai saran persekutuan walaupun terdapat tendensi
xiv
Perubahan-perubahan terjadi disebabkan juga oleh karena perubahan bentuk sosialisasi dari orang tua kepada anak dan dalam komunitas adat serta kurangnya sosialisasi secara terus menerus.
Dengan demikian secara ringkas dapat dikatakan bahwa realitas sosial kultural sa’o ngaza sangat dipengaruhi oleh realitas sosial kultural masyarakat adat Wogo dalam kehidupan sehari-hari. Konstruksi sosial kultural sa’o ngaza sejalan dengan realitas sosial kultural masyarakat adat Wogo. Dalam konteks perubahan sosial kultural sa’o ngaza terdapat realitas sosial kultural yang tetap bertahan misalnya sa’o ngaza sebagai personifikasi leluhur, sarana persekutuan, akan tetapi ada juga yang kemudian mengalami perubahan yakni bergesernya isi sakralitas sa’o ngaza, hilangnya sistem kasta dan pegangan moralitas, pergeseran hak dan kewajiban dalam sa’o ngaza.
xv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
ABSTRAK ... ix
ABSTRACT ... x
RINGKASAN ... xi
DAFTAR ISI ... xv
DAFTAR TABEL ... xxi
DAFTAR GAMBAR ... xxii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1.Latar Belakang Masalah ... 1
1.2.Fokus Penelitian ... 12
1.3.Rumusan Masalah ... 13
1.4.Tujuan Penelitian ... 13
1.5.Manfaat Penelitian ... 14
1.6.Tinjauan Pustaka ... 15
xvi
1.6.2. Studi Tentang Konstruksi Sosial dan Makna ... 23
1.7. Kerangka Teoritik ... 30
1.7.1. Konstruksi Sosial Peter L. Berger dan Thomas Luckmann ... 30
1.7.1.1. Momen Eksternalisasi ... 34
1.7.1.2. Momen Objektivasi ... 37
1.7.1.3. Momen Internalisasi ... 42
1.7.2. Perubahan Sosial ... 47
1.7.3. Konstruksi Sosial Atas Realitas Sosial Kultural Sa’o Ngaza Dalam Konteks Perubahan Sosial Kultural ... 58
1.8. Metode Penelitian ... 67
1.8.1. Perspektif Penelitian ... 67
1.8.2. Lokasi Penelitian ... 68
1.8.3. Isu-isu Penelitian ... 69
1.8.4. Subjek Penelitian ... 71
1.8.5. Pengumpulan Data ... 74
1.8.6. Analisis Data ... 75
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN ... 77
2.1. Letak Dan Kondisi Geografis ... 77
2.2. Historiografi Kampung Adat Wogo ... 78
2.3. Sistem Kepercayaan ... 86
2.4. Sistem Perkawinan ... 89
2.5. Sistem Pendidikan ... 94
xvii
2.7. Pemukiman dan Unsur-unsur Pembentuk ... 103
2.8. Sistem Organisasi dan Kepemimpinan Tradisional ... 113
2.9. Stratifikasi Sosial Berdasarkan Sistem Kasta ... 117
2.10. Sistem Teknologi ... 120
2.11. Tradisi Reba ... 123
BAB III KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL KULTURAL SA’O NGAZA DALAM TRADISI MASYARAKAT ADAT WOGO ... 134
3.1. Dasar Pembentuk Realitas Sosial Kultural Sa’o Ngaza ... 135
3.2. Objektivasi Realitas Sosial Kultural Sa’o Ngaza ... 147
3.2.1. Objektivasi Dalam Bangunan (Tata Ruang) Sa’o Ngaza ... 148
3.2.1.1. Bagian Kolong Rumah ... 151
3.2.1.2. Badan Rumah ... 154
3.2.1.2.1. Bagian Serambi Luar ... 155
3.2.1.2.2. Bagian Serambi Dalam ... 158
3.2.1.2.3. Bagian Inti Sa’o Ngaza ... 161
3.2.1.3. Bagian Atap Sa’o Ngaza ... 174
3.2.1.4. Kesimpulan ... 175
3.2.2. Objektivasi Dalam Bentuk Ukiran Sa’o Ngaza ... 178
3.2.2.1. Ukiran Jara (Kuda) ... 182
3.2.2.2.Ukiran Manu (Ayam) ... 184
3.2.2.3.Ukiran Zegu Kaba (Tanduk Kerbau) ... 189
3.2.2.4.Ukiran Taka, Bela, dan Gebe (Perhiasan Emas) ... 192
xviii
3.2.2.6.Ukiran Bhuja (tombak) ... 197
3.2.2.7. Kesimpulan ... 199
3.2.3. Objektivasi Dalam Jenis-Jenis Sa’o Ngaza ... 200
3.2.3.1. Sa’o Peka Pu’u (Rumah Pokok) ... 204
3.2.3.2.Sa’o Peka Lobo (Rumah Akhir) ... 207
3.2.3.3.Sa’o Wua Gha’o (Rumah Perangkul) ... 210
3.2.3.4.Sa’o Kaka (Rumah Pendukung) ... 212
3.2.3.5.Kesimpulan ... 213
3.2.4. Objektivasi Dalam Tata Nama Sa’o Ngaza ... 214
3.3. Internalisasi Realitas Sosial Kultural Sa’o Ngaza Dalam Tradisi Masyarakat Adat Wogo ... 219
3.3.1. Pola Pewarisan Realitas Sosial Kultural Sa’o Ngaza ... 219
3.3.2. Makna Realitas Sosial Kultural Sa’o Ngaza ... 224
3.3.2.1.Sakralitas Sa’o Ngaza ... 225
3.3.2.2.Sa’o Ngaza Sebagai Sarana dan Simbol Persekutuan ... 229
3.3.2.3.Personifikasi Leluhur ... 232
3.3.2.4. Tanggung Jawab Atas Hak dan Kewajiban ... 234
3.3.2.5. Pegangan Moralitas ... 238
BAB IV KONSTRUKSI SOSIAL TERHADAP REALITAS SOSIAL DAN KULTURAL SA’O NGAZA DALAM KONTEKS PERUBAHAN SOSIAL KULTURAL MASYARAKAT ADAT WOGO ... 242
xix
4.1.1. Eksternalisasi Sakralitas Sa’o Ngaza Dalam Perubahan
Sosial Kultural ... 250
4.1.1.1. Masuknya Agama Katolik ... 250
4.1.1.2. Dinamika Eksternalisasi Sakralitas Sa’o Ngaza ... 254
4.1.2. Eksternalisasi Relasi Sosial Dalam Sa’o Ngaza ... 258
4.1.3. Eksternalisasi Tuntutan Hak Dan Kewajiban ... 263
4.1.3.1. Konflik Perebutan Hak Dalam Sa’o Ngaza ... 265
4.1.3.2. Tendensi Ke Arah Pergeseran Kewajiban ... 276
4.1.4. Dinamika Eksternalisasi Sistem Kasta ... 280
4.1.5. Eksternalisasi Keinginan Untuk Menggantikan Produk Material Bangunan Sa’o Ngaza ... 283
4.1.6. Kesimpulan ... 286
4.2. Objektivasi Realitas Sosial Kultural Sa’o ngaza Dalam Konteks Perubahan ... 289
4.2.1. Kristenisasi Sakralitas Sa’o Ngaza ... 291
4.2.2. Legitimasi Baru Atas Hak Dan Kewajiban ... 296
4.2.3. Hilangnya Sistem Kasta ... 299
4.2.4. Investasi Pariwisata Dan Cagar Budaya ... 304
4.2.5. Kesimpulan ... 312
4.3. Internalisasi Realitas Sosial Kultural Sa’o Ngaza... 314
4.3.1. Perubahan Bentuk Sosialisasi ... 316
xx
4.3.2.1.Sakralitas Sa’o Ngaza ... 323
4.3.2.2.Sa’o Ngaza Sebagai Sarana Persekutuan ... 327
4.3.2.3.Sa’o Ngaza Sebagai Personifikasi Leluhur ... 329
4.3.2.4.Nilai Kesetaraan Dan Pegangan Moralitas Yang Baru ... 331
4.3.2.5.Kerancuan Dan Kegamangan Budaya ... 333
4.3.3. Kesimpulan ... 340
BAB V PENUTUP ... 342
5.1. Kesimpulan ... 342
5.2. Implikasi Teoritik ... 350
5.3. Saran ... 360 DAFTAR PUSTAKA
xxi
DAFTAR TABEL
xxii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Megalit di Kampung Wogo Lama (Nua Olo) ... 82
Gambar 2.2. Kampung Adat Wogo Yang Merupakan Warisan Budaya Ngadha ... 85
Gambar 2.3. Su’a Ga’e (Tofa Pusaka) ... 102
Gambar 2.4. Kampung Adat Wogo Dan Unsus-Unsur Pembentuknya ... 106
Gambar 2.5. Sa’o Ngaza Yang Terdapat di Kampung Adat Wogo ... 107
Gambar 2.6. Bhaga Simbol Dari Leluhur Perempuan ... 108
Gambar 2.7. Madhu Simbol Dari Leluhur Laki-laki ... 109
Gambar 2.8. Peo Simbol Dari Anak ... 110
Gambar 2.9. Ture Yakni Pekuburan Di Tengah Kampung Adat Wogo ... 111
Gambar 2.10. Peralatan-peralatan Tradisional ... 121
Gambar 2.11. Tarian O Uwi Yang Dilaksanakan Pada Ritus Reba Di Kampung Wogo ... 128
Gambar 2.12. Pelaksanaan Ritus Su’i Uwi ... 129
Gambar 3.1. Sketsa Bangunan Sa’o Ngaza ... 151
Gambar 3.2. Sketsa Tebo Sa’o Ngaza Dengan Seluruh Atributnya ... 155
Gambar 3.3. Atta Tangi (Tangga), Tolo Pena (Lantai Di atas Tangga) ... 160
Gambar 3.4. Ukiran Kuda ... 183
Gambar 3.5. Ukiran Ayam (Manu) ... 189
Gambar 3.6. Ukiran Zegu Kaba (Tanduk Kerbau) ... 191
xxiii
Gambar 3.8. Ukiran Bela (Anting Emas) ... 193
Gambar 3.9. Ukiran Motif Taka ... 194
Gambar 3.10. Ukiran Motif Gebe (Kalung Emas) ... 195
Gambar 3.11. Ukiran Lege Neka (Spiral) ... 197