• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tri Fajarhayu Kadarisman Hidayat Sri Sulasmiyati

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tri Fajarhayu Kadarisman Hidayat Sri Sulasmiyati"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 2 2015| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id

1 ANALISIS TINGKAT AKURASI DINAS PENDAPATAN DAERAH DALAM MENENTUKAN NILAI JUAL OBJEK PAJAK BUMI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ASSESSMENT SALES

RATIO

(STUDI KASUS DI KECAMATAN SUMBERREJO KABUPATEN BOJONEGORO TAHUN 2014) Tri Fajarhayu

Kadarisman Hidayat Sri Sulasmiyati

PS Perpajakan, Jurusan Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, [email protected]

ABSTRACT

The Implementation of Law Number 28 Year 2009 on Regional Taxes and Levies causes land and building tax rural and urban sectors (P2) are managed delegation previously by the central to the local government. PBB-P2 consists of two elements that name are land and building. PBB-PBB-P2 practices to the official assessment system that makes tax officials (tax authorities) plays an active role to determine the amount of tax payable by the taxpayers. The basis for calculating the amount of tax payable is sales value of tax object (SVTO) are set against tax object. SVTO must be accurately defined, that must relative in appropriate with the actual market value so as to maximize local revenues of the PBB-P2. The method uses to measure the accuracy of such designation is the method of assessment sales ratio. This research is a descriptive study with a quantitative approach. This study aims to measure the level of accuracy of the determination by the Earth SVTO Bojonegoro Regional Revenue Office in the District Sumberrejo 2014. Based on this research is that the determination of the Earth in the district SVTO Sumberrejo is relatively accurate but less uniform so it needs to be done re-appraisal.

Keywords : SVTO, Market value, Assessment sales ratio ABSTRAK

Berlakunya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah menyebabkan terjadinya pelimpahan wewenang pengelolaan pajak bumi dan bangunan (PBB P2) sektor pedesaan dan perkotaan yang semula dikelola Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah. PBB P2 terdiri dari 2 unsur yakni Bumi dan Bangunan. PBB P2 menganut official assessment system yang membuat petugas pajak (fiskus) berperan aktif untuk menentukan jumlah pajak terutang oleh wajib pajak. Dasar untuk menghitung besarnya pajak terutang adalah nilai jual objek pajak (NJOP) yang ditetapkan terhadap objek pajak. NJOP yang ditetapkan haruslah akurat, yakni relatif sesuai dengan nilai pasar yang sebenarnya sehingga memaksimalkan penerimaan asli daerah dari sektor PBB P2. Metode yang digunakan untuk mengukur akurasi atas penetapan tersebut adalah metode assessment sales ratio. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat akurasi penetapan NJOP Bumi oleh Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bojonegoro di Kecamatan Sumberrejo tahun 2014. Berdasarkan penelitian dapat diketahui bahwa penetapan NJOP Bumi di Kecamatan Sumberrejo adalah relatif akurat namun kurang seragam sehingga perlu dilakukan penialaian ulang (re-appraisal).

Kata kunci : NJOP, Nilai Pasar, Assessment sales ratio PENDAHULUAN

Tangkilisan (2007:82) mengatakan bahwa “ciri utama yang menunjukan suatu daerah otonom mampu berotonomi terletak pada keuangan daerah, yakni daerah harus memiliki kewenangan dan kemampuan untuk menggali sumber keuanganya sendiri”. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, pemerintah pusat mengamanatkan kepada

pemerintah daerah untuk mengelola pajak daerahnya sendiri. Pajak-pajak yang dikelola oleh daerah tersebut antara lain: pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak mineral bukan logam dan batuan, pajak parkir, pajak sarang burung walet, pajak bumi dan bangunan sektor pedesaan dan perkotaan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan.

(2)

Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 2 2015| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id

2 Pajak bumi dan bangunan terdiri dari 2

(dua) unsur, yakni bumi dan bangunan. Pajak bumi dan bnagunan menganut official assessment system. Official assessment system memberikan kewenangan kepada aparatur perpajakan (fiskus) untuk menentukan sendiri jumlah pajak terutang sesuai ketentuan undang-undang yang berlaku (Resmi,2005:10). Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 14 Tahun 2011 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan, penentuan jumlah pajak terutang didasarkan dengan penetapan atas nilai jual objek pajak (NJOP) atas objek pajak tersebut. NJOP atas objek-objek yang bersifat umum ditentukan degan menggunakan penilaian massal, oleh karena itu diperlukan sebuah metode yang dapat mengukur tingkat akurasi NJOP yang telah ditetapkan.

Metode yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat akurasi NJOP adalah metode assessment sales ratio. Metode assessment sales ratio adalah perbandingan yang digunakan untuk penetapan pajak suatu properti terhadap nilai pasarnya (IAAO,2007:39). Parameter yang digunakan dalam analisis statistik ini meliputi pengukuran tendensi sentral dan rasio hasil penilaian objek pajak terhadap nilai pasar (Elriza,2013:1377). Berdasarkan Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-01/PJ.06/2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan Analisis Assessment Sales Ratio, Terdapat 5 (lima) kriteria daerah yang dapat dilakukan uji assessment sales ratio, antara lain: wilayah yang mempunyai tingkat pembangunan tinggi, wilayah yang berpotensi dalam upaya penyesuaian peningkatan NJOP, wilayah-wilayah yang berbatasan dalam rangka menjaga tingkat keseimbangan njop antar wilayah, wilayah dimana terdapat indikasi adanya data pasar yang mencakupi, wilayah yang sudah 3 (tiga) tahun atau lebih belum dilakukan revaluasi.

Kecamatan Sumberrejo merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Bojonegoro. Penerimaan pajak di Kecamatan Sumberrejo adalah Rp. Rp 966,275,200,- dari yang ditargetkan sebesar Rp. 1,145,834,911,-, angka itu menunjukan adanya potensi pajak yang belum tergali. Di Kecamatan Sumberrejo belum pernah dilakukan proses penelitian lapangan secara langsung oleh Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bojonegoro. Kecamatan Sumberrejo juga memiliki pasar tradisional yang menjadi pusat perekonomian di sekitarnya. Berdasarkan poin-poin tersebut maka perlunya diadakan assesment sales ratio di Kecamatan Sumberrejo, hal ini dikarenakan

beberapa kriteria yang di rekomendasikan oleh Dirjen Pajak yang tertuang dalam Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-01/PJ.06/2002 yakni antara lain : wilayah yang berpotensi dalam upaya penyesuaian peningkatan NJOP, wilayah dimana terdapat indikasi adanya data pasar yang mencakupi, wilayah yang sudah 3 (tiga) tahun atau lebih belum dilakukan revaluasi telah terpenuhi.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini meneliti tentang tingkat akurasi Dinas Pendapatan Daerah dalam menentukan NJOP Bumi dengan mengambil studi atas penetapan NJOP Bumi oleh Dinas Pendapatan Daerah kabupaten Bojonegoro di Kecamatan Sumberrejo pada tahun 2014. Judul yang diambil dalam penelitian ini adalah ”Analisis Tingkat Akurasi Dinas Pendapatan Daerah Dalam Menentukan NJOP Bumi Dengan

Menggunakan Metode Assessment Sales

Ratio (Studi Di Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro Tahun 2014).

KAJIAN PUSTAKA

NILAI JUAL OBJEK PAJAK (NJOP)

Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 523/KMK.04/1998 tentang Penentuan Klasifikasi dan Besarnya Nilai Jual Objek Pajak Sebagai Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan, NJOP adalah harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara wajar, dan bilamana tidak terdapat transaksi jual beli, NJOP ditentukan mealui perbandingan harga dengan objek yang sejenis, atau ilai perolehan baru, atau NJOP pengganti. NJOP ditentukan atas objek pajak pada tiap awal tahun. NJOP atas objek pajak yang tidak bersifat khusus ditentukan dengan menggunakan metode penilaian massal.

Penilaian massal adalah proses penilaian yang sistematis untuk sejumlah objek pajak yang dilakukan pada saat tertentu secara bersamaan dengan menggunakan suatu prosedur standar yang dikenal sebagai computer assisted valuation (Sidiq,2000:81). Secara umum, Penilaian massal bumi dilakukan dengan menggunakan metode zona nilai tanah dan nilai indikasi rata-rata (ZNT/NIR). Berdasarkan Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-06/PJ.06/1999 tentang Pelaksanaan Analisa Penentuan ZNT dan NIR Sebagai dasar Penentuan PBB, metode ZNT/NIR merupakan cara yang digunakan untuk menghitung nilai bumi dengan menentukan zona-zona tertentu yang memiliki karakteristik dan lokasi yang sama dan menentukan nilai indikasi rata-rata untuk setiap zona tersebut.

(3)

Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 2 2015| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id

3 NILAI PASAR

Menurut Firdaus (2008:2) “nilai pasar merupakan nilai yang mencerminkan persepsi dan prilaku kolektif pasar serta merupakan dasar dalam penilaian sebagian sumber daya dalam ekonomi berbasis pasar”. Nilai pasar merupakan nilai yang paling umum digunakan dalam penilaian properti. Nilai pasar direpresentasikan oleh nilai transaksi jual-beli yang terjadi secara wajar selama periode berjalan (IAAO,2007:7). Unsur-unsur yang membentuk nilai pasar antara lain: pembeli dan penjual berkehendak melakukan transaksi, dalam keadaan pasar terbuka, penjual dan pembeli mempunyai pengetahuan, pengalaman, dan informasi yang mencukupi mengenai objek pajak yang ditransaksikan, jangka waktu penawaran tercukupi, pembelian / penjualan istimewa diabaikan (Firdaus,2008:3).

NILAI SEKARANG (PRESENT VALUE) Present value merupakan besarnya jumlah uang pada awal periode yang diperhitungkan atas dasar tingkat bunga tertentu dari suatu jumlah uang yang akan diterima atau dibayarkan beberapa periode kemudian (Martono dan Harjito, 2005:25). Present value digunakan karena NJOP ditetapkan pada awal tahun sedangkan transaksi jual-beli terjadi pada pertengahan tahun. Besarnya present value dipengaruhi oleh discount factor. Discount factor adalah tingkat prosentase tertentu yang digunakan untuk mendiskontokan suatu nilai yang akan diterima pada waktu yang akan datang untuk nilai sekarang (Martono dan Harjito,2005:26).

Rumus yang digunakan untuk menghitung besarnya present value adalah:

Rumus present value

Sumber : Martono dan Harjito (2005:26) Keterangan :

PV0 : Present value suatu nilai FVn : Nilai yang akan datang i : Discount factor

n : Periode waktu ASSESSMENT SALES RATIO

Assessment sales ratio merupatkan suatu rasio perbandingan antara nilai yang digunakan untuk penetapan pajak suatu properti terhadap nilai pasar (Hartoyo, 1998:1). Assessment sales ratio secara umum digunakan untuk mengevaluasi kinerja dari penilaian yang dilakukan (IAAO,2007:7). Berdasarkan Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor

SE-01/PJ.06/2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan Analisis Assessment Sales Ratio, beberapa kriteria yang harus dipenuhi untuk melaksanakan analisis assessment sales ratio antara lain: wilayah yang mempunyai tingkat pembangunan tinggi (wilayah perkotaan), wilayah yang berpotensi dalam upaya penyesuaian peningkatan NJOP (diluar wilayah perkotaan), wilayah yang berbatasan dalam rangka menjaga tingkat keseimbangan NJOP antar wilayah, wilayah dimana terdapat indikasi adanya data pasar yang mencakupi, wilayah yang sudah 3 (tiga) tahun atau lebih belum dilakukan revaluasi.

Assessment sales ratio digunakan untuk mengetahui besarnya rasio antara NJOP yang telah ditetapkan terhadap nilai pasar (Hartoyo,1998:2). Assessment sales ratio di hitung sebagai berikut:

Rumus assessment sales ratio

Sumber : diolah dari IAAO (2007:11) Keterangan:

ASR : Assessment sales ratio

A : Nilai yang ditetapkan properti S : Nilai Pasar

PENGUKURAN TENDENSI SENTRAL MEAN

Yaitu total nilai dari assessmen sales ratio (ASR) dibagi dengan jumlah observasi. Mean dihitung sebagai berikut:

Rumus Mean

Sumber : IAAO (2007:11) Keterangan

ASRMean : Assessment sales ratio

A : Nilai yang ditetapkan pada properti S : Nilai Pasar

n : Jumlah objek penelitian

Tingkat assessment sales ratio yang direkomendesikan oleh IAAO adalah berkisar diantara 90% sampai dengan 110% dari nilai yang diinginkan.

MEDIAN

Median merupakan nilai tengah dari sebuah distribusi frekuensi. Median diketahui dengan rumus berikut:

Rumus Median Sumber : Hasan (2001:78) MODUS 𝐴𝑆𝑅 =𝐴 𝑆 𝐴𝑆𝑅𝑀𝑒𝑑= 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑆𝑅 𝑘𝑒 1 2(𝑛 + 1) 𝑃𝑉0= 𝐹𝑉𝑛 (1 + 𝑖)𝑛 𝐴𝑆𝑅𝑀𝑒𝑎𝑛=∑( 𝐴/𝑆) 𝑛

(4)

Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 2 2015| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id

4 Menurut Santosa dan Hamdani (2007:78)

“Modus merupakan data yang memiliki frekuensi terbanyak atau paling sering terjadi”. WEIGHTED MEAN

Yaitu rata-rata tertimbang dari sebuah observasi. Weighted mean dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

Rumus weighted mean

Sumber : diolah dari IAAO (2007:13) Keterangan:

∑A : Jumlah total NJOP ∑S : Jumlah total nilai pasar MEAN DIBAGI WEIGHTED MEAN

Mean dibagi weighted mean digunakan untuk mencari tingkat price related differencial. Price related differencial merupakan tingkat kesesuaian prosentase penetapan atas objek yang bernilai rendah terhadap objek yang bernilai tinggi (IAAO,2007:13). Jika mean/ weighted mean rasionya lebih dari (103%) merupakan indikasi bahwa terjadi progresivitas, berarti properti yang bernilai rendah ditentukan NJOP nya (assessed) pada persentase yang lebih rendah dari pada properti (objek pajak) yang lebih tinggi nilai pasarnya. Jika mean/weighted mean rasionya kurang dari (98%) merupakan indikasi bahwa terjadi regresivitas, berarti properti yang bernilai rendah ditentukan NJOP nya (assessed) pada persentase yang lebih tinggi dari pada properti (objek pajak) yang lebih tinggi nilai pasarnya (IAAO,2007:14).

PENGUKURAN VARIABILITAS

Pengukuran variabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat keseragaman antar masing-masing wilayah atas penetapan NJOP. Pengukuran variabilitas yang digunakan yakni coefficient of dispersion dan coefficient of varience. COEFFICIENT OF DISPERSION (COD)

COD adalah perhitungan statistik yang digunakan untuk mengetahui tingkat bias suatu data sampel dengan menggunakan tolak ukur nilai median (IAAO,2007:40). Semakin rendah COD, semakin baik penentuan NJOP nya. Hal ini berarti objek pajak telah ditetapkan NJOPnya pada suatu tingkat akurasi rata-rata persentase yang seragam terhadap nilai median dari assessment sales ratio. COD dapat diketahui dengan menggunakan formula berikut ini:

Rumus Coefficient of dispersion

Sumber : diolah dari IAAO (2007:13) Keterangan:

COD : Coefficient Of Dispersion A : NJOP

S : Nilai pasar n : Jumlah data

ASRmed: Median assessment sales ratio

Jika COD ≤ 25% maka dapat dikatakan bahwa rata-rata persentase keseragaman dari assessment sales ratio terhadap nilai median dari assessment sales ratio tinggi, sedangkan jika COD ≥ 25% maka dapat dikatakan bahwa rata-rata tingkat persentase keseragaman dari assessment sales ratio terhadap nilai median dari assessment sales ratio rendah (IAAO,2007:7). COEFFICIENT OF VARIENCE (COV)

COV adalah perhitungan statistik yang digunakan untuk mengetahui tingkat bias suatu data sampel dengan menggunakan tolak ukur nilai mean (IAAO,2007:40). Semakin rendah COV, semakin baik penentuan NJOP nya. COV dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Rumus Coefficient of Variation

Sumber: diolah dari Hasan (2001:120) Keterangan :

COV : Coefficient of variation ASRmean : Rasio mean

A/S : Rasio properti n : Jumlah data

Jika COV ≤ 25% maka tingkat keseragaman akurasi dalam penetapan nilai jual objek pajak tinggi, sedangkan jika COV ≥ 25% maka tingkat keseragaman akurasi dalam penetapan nilai jual objek pajak rendah (IAAO,2007:7).

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Objek yang diteliti adalah transaksi jual beli objek pajak bumi di Kecamatan Sumberrejo yang terjadi selama tahun 2014 dengan kriteria antara lain: objek pajak merupakan objek pajak bumi berupa lahan kosong, terletak di Kecamatan Sumberrejo, objek pajak bumi yang diperjual-belikan mamiliki nomor bbjek pajak (NOP), ini dimaksudkan supaya diketahui identitas dari objek tersebut, objek pajak bumi tersebut memiliki nilai diatas Rp. 10.000.000,-.

Data transaksi jual-beli objek bumi diperoleh dari Badan Pertanahan Nasional 𝐴𝑆𝑅𝑊𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡𝑚𝑒𝑎𝑛= ∑ 𝐴 ∑ 𝑆 𝐶𝑂𝐷 = ∑| 𝐴 𝑆−𝐴𝑆𝑅𝑚𝑒𝑑 𝑛 | 𝐴𝑆𝑅𝑚𝑒𝑑 *100% 𝐶𝑂𝑉 = 100 𝐴𝑆𝑅𝑚𝑒𝑎𝑛 ∗ √∑(𝐴/𝑆 − 𝐴𝑆𝑅𝑚𝑒𝑎𝑛) 2 𝑛

(5)

Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 2 2015| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id

5 Kabupaten Bojonegoro. Berdasarkan data

tersebut dilakukan penelusuran sehingga diketahui NOPnya. Berdasarkan NOP yang telah diketahui, maka dilakukan penelusuran NJOP atas objek tersebut.

Data nilai pasar yang terkumpul kemudian dihitung nilai sekarangnya. Hal ini dikarenakan NJOP ditetapkan ketika diawal tahun, sedangkan transaksi jual-beli terjadi ketika pertengahan tahun berjalan. Atas nilai pasar yang telah diketahui nilai sekarangnya dan atas data NJOP yang telah terkumpul, kemudian dianalisis dengan menggunakan metode assessment sales ratio. Analisis yang digunakan adalah perhitungan assessment sales ratio untuk mengetahui tingkat akurasi penetapan, pengukuran price related differencial untuk mengetahui perbandingan prosentase penetapan atas objek yang bernilai pasar rendah terhadap objek yang bernilai pasar lebih tinggi, dan pengukuran variabilitas untuk mengetahui keseragaman tingkat akurasi atas penetapan yang dilakukan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

PERHITUNGAN NILAI SEKARANG

Berdasarkan kriteria yang ditetapkan, maka dipilih 81 transaksi yang akan digunakan sebagai objek penelitian. Transaksi tersebut tersebar di 21 desa/kelurahan. Berdasarkan objek terpilih maka dilakukan perhitungan nilai sekarang. Discount factor yang digunakan adalah laju inflasi properti bulanan yang terjadi di Kabupaten Bojonegoro yang akan ditampilkan pada tabel 1.

Tabel 1 : Inflasi Properti Kabupaten Bojonegoro

Bulan Laju Inflasi (%)

Januari 0,25 Februari 0,99 Maret 0,20 April 0,20 Mei 0,22 Juni 0,17 Juli 0,22 Agustus 1,24 September 0,60 Oktober 0,07 Nopember 0,51 Desember 0,14

Sumber : BPS Kabupaten Bojonegoro (2014)

Dengan menggunakan discount factor diatas maka dilakukan perhitungan nilai sekarang sebagaimana disajikan pada tabel 2.

Tabel 2: Perhitungan nilai sekarang

No NOP Harga Present

Value 1 018.012-0110.0 26.000.000 25.935.162 2 013.004-0017.0 25.000.000 24.937.656 3 013.012-0050.0 40.000.000 39.510.075 4 013.004.0040.0 25.000.000 24.693.797 5 023.007-0023.0 50.000.000 49.193.231 6 022.003-0020.0 41.000.000 40.251.325 7 013.011-0026.0 30.000.000 29.452.189 8 022.014-0082.0 40.000.000 39.269.586 9 013.011-0089.0 27.000.000 26.462.805 10 022.002-0041.0 86.000.000 84.288.935 11 022.006-0075.0 50.000.000 48.899.756 12 017.007-0018.0 35.000.000 34.229.829 13 013.008-0062.0 40.000.000 39.119.804 14 022.013-0130.0 43.000.000 42.053.790 15 025.001-0005.0 10.000.000 9.662.769 16 009.011-0035.0 18.000.000 17.392.985 17 013.001-0096.0 25.000.000 24.156.923 18 001.029-0086.0 55.000.000 53.145.231 19 002.027-0024.0 22.000.000 21.258.093 20 018.007-0065.0 27.000.000 26.089.477 21 018.007-0065.0 28.000.000 27.055.754 22 026.003-0108.0 30.000.000 28.988.308 23 012.009-0041.0 29.260.000 28.273.263 24 024.003-0128.0 35.000.000 33.819.693 25 026.001-0011.0 27.000.000 26.089.477 26 003.001-0167.0 15.000.000 14.494.154 27 010.018-0109.0 35.000.000 33.819.693 28 011.002-0123.0 55.000.000 53.145.231 29 013.011-0005.0 42.000.000 40.583.631 30 026.004-0127.0 25.000.000 24.156.923 31 022.003-0043.0 10.000.000 9.607.071 32 013.008-0032.0 101.880.000 97.876.837 33 023.012-0154.0 30.000.000 28.821.212 34 020.011-0034.0 20.000.000 19.214.142 35 025.005-0052.0 150.000.000 144.106.062 36 021.006-0093.0 40.000.000 38.428.283 37 022.004-0146.0 25.000.000 24.017.677 38 022.013-0018.0 70.000.000 67.249.496 39 022.017-0002.0 35.000.000 33.624.748 40 022.011-0077.0 28.000.000 26.899.798 41 022.011-0077.0 67.000.000 64.367.374 42 022.011-0077.0 26.000.000 24.978.384 43 023.012-0146.0 20.000.000 19.214.142 44 005.029-0071.0 30.000.000 28.821.212 45 006.011-0086.0 10.529.000 10.115.285 46 013.011-0172.0 40.000.000 38.428.283 47 005.030-0059.0 30.000.000 28.801.843 48 013.009-0120.0 30.000.000 28.801.843 49 020.007-0019.0 35.000.000 33.602.151 50 022.013-0105.0 60.000.000 57.603.687 51 019.015-0031.0 10.000.000 9.600.614 52 019.015-0031.0 30.000.000 28.801.843 53 007.001-0020.0 55.000.000 52.671.902 54 022.015-0072.0 40.000.000 38.306.838 55 018.007-0087.0 44.000.000 42.137.522 56 018.007-0089.0 34.000.000 32.560.812 57 002.011-0060.0 20.000.000 19.153.419 58 012.008-0006.0 15.000.000 14.365.064 59 013.001-0161.0 40.000.000 38.306.838 60 002.024-0065.0 46.000.000 44.052.863 61 010.011-0032.0 33.000.000 31.603.141 62 026.006-0101.0 11.000.000 10.534.380 63 014.010-0170.0 25.000.000 23.941.774

(6)

Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 2 2015| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id 6 64 003.001-0047.0 33.000.000 31.603.141 65 025.006-0063.0 10.000.000 9.576.709 66 026.003-0023.0 78.000.000 74.698.334 67 012.004-0093.0 15.000.000 14.365.064 68 012.009-0139.0 15.000.000 14.365.064 69 007.019-0019.0 14.000.000 13.357.504 70 004.010-0005.0 25.000.000 23.852.686 71 019.002-0085.0 49.000.000 46.751.264 72 002.025-0019.0 35.000.000 33.393.760 73 023.013-0031.0 45.000.000 42.934.834 74 021.001-0010.0 40.000.000 38.164.297 75 025.003-0013.0 12.000.000 11.449.289 76 021.001-0030.0 15.000.000 14.311.611 77 012.009-0076.0 36.000.000 34.347.868 78 014.013-0036.0 40.000.000 38.164.297 79 010.012-0023.0 44.000.000 41.980.727 80 023.007-0141.0 02.000.000 192.729.701 81 023.012-0092.0 20.000.000 19.082.149 Sumber: Diolah (2015)

ASSESSMENT SALES RATIO

Setelah diketahui nilai sekarang pada tiap-tiap objek penelitian, maka dilakukan analisis assessment sales ratio. Analisis assessment sales ratio dilakukan dengan membandingkan NJOP yang telah ditetapkan oleh Dinas Pendapatan Daerah atas objek penelitian di awal tahun terhadap nilai pasar objek penelitian yang telah diketahui nilai sekarangnya. Adapun assessment sales ratio pada masing-masing objek pajak yang diteliti akan ditampilkan sebagaimana tabel 3.

Jika mengacu kepada apa yang telah direkomendasikan oleh Dirjen Pajak melalui Surat Edaran Nomor SE-09/PJ.6/2003 tentang Penerapan NJOP Sama Dengan Nilai Pasar, pada poin kedua disebutkan bahwa tingkat assessment sales ratio minimal 80%. Berdasarkan hal tersebut maka dapat dikatakan bahwa sebagian objek bumi yang diteliti telah ditetapkan NJOPnya sesuai dengan kriteria yang telah direkomendasikan, sedangkan untuk sebagian yang lain NJOPnya masih belum ditetapkan sesuai dengan apa yang direkomendasikan. Hal ini berarti bahwa penetapan NJOP yang dilakukan akurat untuk sebagian objek pajak, namun belum akurat untuk sebagian objek pajak yang lain. Objek yang memiliki tingkat assessment sales ratio tertinggi adalah objek dengan nomor objek pajak 007.001-0020.0, sedangkan objek yang memiliki tingkat assessment sales ratio terendah adalah objek dengan nomor objek pajak 022.013-0018.0.

Tabel 3 : Assessment sales ratio

Nomor Objek Pajak Nilai Pasar (Rp) Total NJOP (Rp) ASR 022.013-0018.0 67.249.496 5.751.000 0,0855 022.003-0020.0 40.251.325 10.112.000 0,2512 001.029-0086.0 53.145.231 15.179.450 0,2856 022.015-0072.0 38.306.838 11.136.000 0,2907 012.008-0006.0 14.365.064 4.746.000 0,3304 025.006-0063.0 9.576.709 3.556.000 0,3713 022.004-0146.0 24.017.677 9.600.000 0,3997 023.012-0154.0 28.821.212 11.808.000 0,4097 019.015-0031.0 9.600.614 4.032.000 0,4200 013.001-0096.0 24.156.923 10.432.000 0,4318 023.012-0146.0 19.214.142 10.824.000 0,5633 020.011-0034.0 19.214.142 10.980.000 0,5715 022.017-0002.0 33.624.748 21.376.000 0,6357 021.001-0030.0 14.311.611 9.860.000 0,6890 006.011-0086.0 10.115.285 7.209.000 0,7127 021.001-0010.0 38.164.297 28.000.000 0,7337 013.004.0040.0 24.693.797 18.286.000 0,7405 003.001-0167.0 14.494.154 10.989.000 0,7582 022.002-0041.0 84.288.935 64.000.000 0,7593 013.008-0062.0 39.119.804 30.200.000 0,7720 025.005-0052.0 144.106.062 113.300.000 0,7862 013.004-0017.0 24.937.656 20.208.000 0,8103 013.009-0120.0 28.801.843 24.000.000 0,8333 023.012-0092.0 19.082.149 15.908.000 0,8337 025.001-0005.0 9.662.769 8.078.000 0,8360 026.003-0108.0 28.988.308 25.130.000 0,8669 004.010-0005.0 23.852.686 21.260.000 0,8913 019.015-0031.0 28.801.843 25.812.000 0,8962 013.012-0050.0 39.510.075 35.900.000 0,9086 023.013-0031.0 42.934.834 40.560.000 0,9447 017.007-0018.0 34.229.829 32.592.000 0,9522 003.001-0047.0 31.603.141 30.096.000 0,9523 018.007-0089.0 32.560.812 31.100.000 0,9551 018.007-0065.0 26.089.477 24.920.000 0,9552 022.014-0082.0 39.269.586 37.632.000 0,9583 005.030-0059.0 28.801.843 27.980.000 0,9715 013.008-0032.0 97.876.837 95.280.000 0,9735 018.007-0065.0 27.055.754 26.380.000 0,9750 002.024-0065.0 44.052.863 42.980.000 0,9756 013.001-0161.0 38.306.838 37.440.000 0,9774 007.019-0019.0 13.357.504 13.230.000 0,9905 018.007-0087.0 42.137.522 41.820.000 0,9925 022.006-0075.0 48.899.756 48.540.000 0,9926 010.018-0109.0 33.819.693 33.600.000 0,9935 005.029-0071.0 28.821.212 28.720.000 0,9965 002.025-0019.0 33.393.760 33.320.000 0,9978 018.012-0110.0 25.935.162 26.000.000 1,0025 013.011-0172.0 38.428.283 38.800.000 1,0097 025.003-0013.0 11.449.289 11.620.000 1,0149 020.007-0019.0 33.602.151 34.344.000 1,0221 013.011-0005.0 40.583.631 41.560.000 1,0241 023.007-0023.0 49.193.231 50.512.000 1,0268 011.002-0123.0 53.145.231 54.810.000 1,0313 019.002-0085.0 46.751.264 48.320.000 1,0336 012.009-0076.0 34.347.868 35.532.000 1,0345 012.009-0041.0 28.273.263 29.260.000 1,0349 026.001-0011.0 26.089.477 27.048.000 1,0367 014.010-0170.0 23.941.774 24.864.000 1,0385 021.006-0093.0 38.428.283 39.940.000 1,0393 022.011-0077.0 26.899.798 28.032.000 1,0421 023.007-0141.0 192.729.701 201.088.000 1,0434 026.003-0023.0 74.698.334 78.000.000 1,0442 022.011-0077.0 64.367.374 67.968.000 1,0559

(7)

Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 2 2015| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id 7 024.003-0128.0 33.819.693 35.844.000 1,0599 010.012-0023.0 41.980.727 44.600.000 1,0624 002.027-0024.0 21.258.093 22.730.000 1,0692 010.011-0032.0 31.603.141 33.840.000 1,0708 014.013-0036.0 38.164.297 40.920.000 1,0722 026.004-0127.0 24.156.923 25.980.000 1,0755 022.011-0077.0 24.978.384 26.880.000 1,0761 009.011-0035.0 17.392.985 18.860.000 1,0843 026.006-0101.0 10.534.380 11.634.000 1,1044 022.003-0043.0 9.607.071 10.848.000 1,1292 012.009-0139.0 14.365.064 16.440.000 1,1444 013.011-0026.0 29.452.189 36.080.000 1,2250 022.013-0130.0 42.053.790 58.131.000 1,3823 002.011-0060.0 19.153.419 27.244.000 1,4224 022.013-0105.0 57.603.687 85.050.000 1,4765 013.011-0089.0 26.462.805 39.400.000 1,4889 012.004-0093.0 14.365.064 21.518.000 1,4979 007.001-0020.0 52.671.902 88.760.000 1,6851 Sumber : Diolah (2015)

PERHITUNGAN TENDENSI SENTRAL MEAN

Mean atau rata-rata tingkat assessment sales ratio atas penetapan NJOP Bumi oleh Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bojonegoro di Kecamatan Sumberrejo tahun 2014 dapat diketahui dengan melakukan perhitungan sebagaimana berikut: 𝐴𝑆𝑅𝑀𝑒𝑎𝑛 = ∑( 𝐴/𝑆) 𝑛 =74,0894 81 = 0,9147

Jadi mean assessment sales ratio atas penetapan NJOP yang dialkukan Dinas Pendapatan daerah Kabupaten Bojonegoro di Kecamatan Sumberrejo tahun 2014 adalah adalah 0,9147 atau 91,47%. Jika dibandingkan batasan yang direkomendasikan oleh IAAO, maka penilaian NJOP yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bojonegoro di Kecamatan Sumberrejo telah mencapai kata memuaskan. Hal ini dikarenakan rata-rata tingkat assessment sales ratio lebih dari 90%. Rekomendasi atas level of assessment yang diberikan oleh IAAO adalah besaran level of assessment hendaknya berada di tingkat 0,90-1,10 dari nilai yang diinginkan atau sebesar 90%-110%.

MODUS

Nilai modus diporeleh dengan menghitung frekuensi dari nilai pengamatan dan menentukan nilai pengamatan yang manakah yang memiliki frekuensi terbesar. Dalam penelitian ini tidak memiliki modus. Hal ini dikeranakan masing-masing nilai muncul 1 (satu) kali

MEDIAN

Median dari data assessment sales ratio atas penetapan NJOP Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bojonegoro di Kecamatan Sumberrejo tahun 2014 diketahui dengan melakukan perhitungan sebagaimana berikut:

𝐴𝑆𝑅𝑀𝑒𝑑= 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑆𝑅 𝑘𝑒 1 2(𝑛 + 1) = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑆𝑅 𝑘𝑒 1 2(81 + 1) = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑆𝑅 𝑘𝑒 41

Jadi median atas data assessment sales ratio atas penetapan NJOP Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bojonegoro di Kecamatan Sumberrejo tahun 2014 adalah data ke 41, yakni 0,9905 atau sebesar 99,05%.

WEIGHTED MEAN

Weighted mean dari assessment sales ratio atas penetapan NJOP yang dilakukan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bojonegoro di Kecamatan Sumberrejo tahun 2014 dihitung sebagiamana berikut: 𝐴𝑆𝑅𝑊𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡𝑚𝑒𝑎𝑛= ∑ 𝐴 ∑ 𝑆 = 2.696.319.450 2.916.174.389 = 0,9246

Jadi weighted mean atas penetapan NJOP Bumi yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten di Kecamatan Sumberrejo tahun 2014 adalah 0,9246 atau sebesar 92,46%. Jika ditinjau dari rekomendasi IAAO, maka dapat dikatakan bahwa penetapan NJOP bumi di Kecamatan Sumberrejo sudah memuaskan, karena berada diantara 90%-1,10% dari nilai yang diharapkan.

MEAN DIBAGI WEIGHTED MEAN

Mean dibagi weighted mean digunakan untuk mengetahi tingkat price related differencial. Mean dibagi weighted mean diketahui dengan melakukan perhitungan sebagaimana berikut: 𝑃𝑅𝐷 = 𝑀𝑒𝑎𝑛 𝑊𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡𝑒𝑑 𝑀𝑒𝑎𝑛 = 0,9147 0,9246 = 0,9893

Jadi tingkat price related differencial yang ada di Kecamatan Sumberrejo adalah adalah 0,9893 atau sebesar 98,93%. Berdasarkan rekomendasi atau batasan yang diberikan oleh IAAO, maka atas penetapan NJOP yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bojonegoro di Kecamatan

(8)

Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 2 2015| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id

8 Sumberrejo tahun 2014 tidak mengalamai

progresivitas maupun regresivitas. Tidak adanya progresivitas maupun regresivitas dalam penetapan berarti pada tahun 2014 di Kecamatan Sumberrejo, objek yang memiliki nilai pasar rendah telah ditetapkan pada tingkat prosentase yang relatif sama terhadap objek yang memiliki nilai pasar lebih tinggi. Tidak terjadinya progresivitas maupun regresivitas dikarenakan Kecamatan Sumberrejo memiliki tingkat price related differencial diantara nilai 98%-103%.

COEFFICIENT OF DISPERSION (COD) Kabupaten Bojonegoro berdasarkan nilai median (coefficient of dispersion) dihitung sebagaimana berikut: 𝐶𝑂𝐷 = ∑| 𝐴 𝑆−𝐴𝑆𝑅𝑚𝑒𝑑 𝑛 | 𝐴𝑆𝑅𝑚𝑒𝑑 * 100% = 16,1689 81 0,9905 ∗ 100% = 20,1531%

Jadi Tingkat coefficient of dispersion dari penetapan NJOP yang dilakukan Dinas Pendapatan Daearah Kabupaten Bojonegoro di Kecamatan Sumberrejo adalah 20,15%. Berdasarkan hal ini maka dapat dikatakan bahwa dengan mengacu nilai median assessment sales ratio, objek pajak yang serupa telah ditetapkan pada suatu tingkat akurasi yang relatif sama. Semakin kecil tingkat coefficient of dispersion maka semakin baik pula keseragaman akurasi atas penetapan yang dilakukan. Batasan yang diberikan oleh IAAO untuk coefficient of dispersion atas penilaian yang dilakukan terhadap objek lahan kosong adalah sama dengan atau kurang dari 25% .

COEFFICIENT OF VARIENCE (COV)

Tingkat keseragaman akurasi penetapan NJOP yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bojonegoro di Kecamatan Sumberrejo tahun 2014 berdasarkan nilai mean (coefficient of varience) dihitung sebagaimana berikut: 𝐶𝑂𝑉 = 100 𝐴𝑆𝑅𝑚𝑒𝑎𝑛 ∗ √∑(𝐴1/𝑆1− 𝐴𝑆𝑅𝑚𝑒𝑎𝑛) 2 𝑛 = 100 0,9147∗ √ 6,9230 81 = 31,9619%

Jadi tingkat keseragaman akurasi penetapan NJOP yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bojonegoro di Kecamatan Sumberrejo tahun 2014 dengan menggunakan pengukuran coefficient of varience

adalah 31,9619%. Dengan hasil itu dapat dikatakan bahwa tingkat keseragaman penetapan NJOP bumi yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bojonegoro di Kecamatan Sumberrejo masih belum memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh IAAO dan agar dilakukan re-appraisal. Adapun rekomendasi IAAO untuk tingkat coefficient of variance adalah kurang dari 25%.

Persebaran assessment sales ratio untuk masing-masing kelurahan, dapat diketahui bahwa kelurahan dengan tingkat assessment sales ratio tertinggi adalah Desa Kayulemah dengan tingkat assessment sales ratio 1,5446 atau sebesar 154,46%. Sedangkan untuk kelurahan dengan tingkat assessment sales ratio terendah adalah Desa Tlogohaji dengan tingkat assessment sales ratio 0,2856 atau sebesar 28,56%. Adapun kelurahan yang memiliki rata-rata tingkat assessment sales ratio yang paling mendekati nilai yang diharapkan adalah Desa Mejuwet, yang mana memiliki tingkat assessment sales ratio 1,0202 atau sebesar 102,02%.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Berdasarkan Penelitian yang dilakukan diketahui bahwa sebagian objek telah ditetapkan NJOPnya relatif sesuai terhadap nilai pasar dan sebagian lagi ditetapkan NJOP nya kurang sesuai terhadap nilai pasar. Hal ini mengacu kepada Surat Edaran Dirjen Pajak nomor SE-09/PJ.6/2003 tentang Penerapan NJOP Sama Dengan Nilai Pasar, yang menyebutkan bahwa assessment sales ratio minimal adalah 80%.

2. Berdasarkan perhitungan tendensi sentral yang dilakukan, diketahui bahwa untuk Kecamatan sumberrejo memiliki tingkat rata-rata assessment sales ratio sebesar 91,47%, dan tingkat rata-rata tertimbang assessment sales ratio sebesar 92,46% serta tingkat price related differencial sebesar 98,93%. Rata-rata tersebut menunjukan bahwa dalam penentuan NJOP yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bojonegoro tergolong akurat, jika dibandingkan dengan rekomendasi IAAO untuk tingkat assessment sales ratio berkisar diantara 90%-110%. Berdasarkan perhitungan mean dibagi weighted mean untuk mencari besarnya tingkat price related differencial dapat diketahui bahwa di Kecamatan Sumberrejo tidak terjadi progresivitas maupun regresivitas, yang berarti bahwa objek pajak bumi yang

(9)

Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 2 2015| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id

9 memiliki nilai rendah ditetapkan dengan

prosentase akurasi yang relatif sama dengan objek pajak bumi yang memiliki nilai lebih tinggi. Hal ini dikarenakan tingkat price related differencial berada diantara batasan yang direkomendasikan oleh IAAO yakni berkisar diantara 98%-103%.

3. Tingkat variabilitas yang dimiliki oleh kecamatan sumberrejo yakni 20,15% untuk ukuran COD dan 31,96% untuk ukuran COV. COD lebih sesuai digunakan untuk data non-parametrik sedangkan COV lebih sesuai digunakan untuk data parametrik. Data assessment sales ratio merupakan data parametrik sehingga COV lebih tepat digunakan dalam penelitian ini. Hasil COV tersebut menunjukan bahwa untuk Kecamatan Sumberrejo penetapan NJOP yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bojonegoro belum seragam, sehingga perlu diadakan penilaian ulang (re-appraisal).

Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas, adapun hal-hal yang harus dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bojonegoro yakni:

1. Melakukan perbaikan penilaian atas objek-objek yang ditetapkan belum sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Standar penetapan atas NJOP yang direkomendasikan oleh Dirjen Pajak adalah minimal 80%. Perbaikan dapat dilakukan dengan melakukan kerjasama dengan instansi-instansi terkait misalnya Badan Pertanahan Nasional dan Badan Pusat Statistik, sehingga nantinya pergerakan atas nilai pasar objek dapat diketahui. Diketahuinya nilai pasar objek pajak, akan memperbaiki penetapan-penetapan yang kurang sesuai sehingga atas penetapan yang dilakukan dapat memenuhi rekomendasi yang diberikan. 2. Mempertahankan kinerja penilaian

sehingga nantinya mampu mempertahankan tingkat keakurasian serta keseimbangan penilaian yang dilakukan atas objek pajak bumi yang bernilai rendah terhadap objek pajak bumi yang bernilai lebih tinggi.

3. Melakukan penilaian ulang (re-appraisal) terhadap kelurahan-kelurahan tertentu yang memiliki tingkat assssment sales ratio terlalu rendah maupun terlalu tinggi dari yang direncanakan, sehingga mampu

meningkatkan tingkat keseragaman akurasi atas penetapan NJOP pada masing-masing kelurahan sesuai dengan apa yang diharapkan. Tingkat keseragaman yang direkomendasikan adalah dibawah 25%.

4. Penelitian ini hanya membahas atas penetapan NJOP yang dilakukan Dinas Pendapatan Daerah terhadap objek pajak bumi. Oleh karena itu, untuk penelitian selanjutanya disarankan juga membahas mengenai penetapan NJOP yang dilakukan Dinas Pendapatan Daerah terhadap objek pajak bangunan. Sehingga, dapat diketahui dan dibandingkan tingkat akurasi penetapan NJOP oleh Dinas Pendapatan Daerah atas objek pajak bumi dan atas objek pajak bangunan.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2014. Bojonegoro Dalam Angka. Bojonegoro: BPS Kabupaten Bojonegoro

Elriza,Paat. 2013. Tingkat Akurasi Penetapan NJOP Bumi Terhadap Nilai Pasar dengan Metode Assessment Sales ratio di Kecamatan Sario Kota Manado Tahun 2012. Jurnal EMBA Vol 1

Firdaus, Bayu. 2008. Penilaian Pendekatan Data Pasar, Jakarta: Pusdiklat Departemen Keuangan Republik Indonesia

Hartoyo. 1998. Assessment Rato Suatu Alat Pengukur Kinerja Penilaian Dalam

Pelaksanaan Pajak Bumi dan

Bangunan.Jakarta: MEP UGM

Martono dan Agus Harjito. 2005. Manajemen Keuangan. Yogkakarta: Penerbit Ekonesia Republik Indonesia. Keputusan Menteri

Keuangan Nomor 523/KMK.04/1998 tentang Penentuan Klasifikasi Dan Besarnya Nilai Jual Objek Pajak Sebagai Dasar Pengenaan Pajak Bumi Dan Bangunan

. Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 14 Tahun 2011 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

. Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-01/PJ.06/2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan Analisis Assessment Sales Ratio

. Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-06/PJ.06/1999 tentang Pelaksanaan Analisa Penentuan Zona Nilai Tanah (ZNT) Dan Nilai Indikasi

(10)

Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 2 2015| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id

10 Rata-Rata (NIR) Sebagai Dasar Penentuan

Njop Tanah

. Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-09/PJ.06/2003 tentang Penerapan NJOP Sama Dengan Nilai Pasar

. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah

Resmi, Siti. 2005. Perpajakan Teori dan Kasus. Jakarta: Penerbit Salemba Empat

Santosa, Purbayu Budi dan Muliawan Hamdani. 2007. Statistika Deskriptif Dalam Bidang Ekonomi dan Niaga. Jakarta: Penerbit Erlangga

Sidik, Machfud. 2000. Model Penilaian Properti Berbagai Penggunaan tanah di Indonesia. Jakarta: Yayasan Bina Ummat Sejahtera Tangkilisan, Hasel Nogi S. 2007. Manajemen

Publik. Jakarta: PT Grasindo

The International Association of Assessing Officers. 2007. Standart On Ratio Studies. Kansas city: The International Association of Assessing Officers

Gambar

Tabel 2: Perhitungan nilai sekarang
Tabel 3 : Assessment sales ratio

Referensi

Dokumen terkait

- Kadar Aspal Residu Optimum (KARO) Campuran Aspal Emulsi Dingin (CAED) adalah 7% untuk aspal emulsi tipe CSS-1h, sedangkan untuk aspal emulsi tipe CMS-1 dan CRS-1 tidak ada nilai

Untuk mengukur kepuasan pelanggan digunakan metode Servqual (Sevice Quality). Kelebihan dari penggunaan metode ini terletak pada kemampuannya untuk menangkap

Untuk melihat peningkatan dari semua aspek kemampuan guru dalam mengajar sebagai berikut: (a) melakukan kegiatan apersepsi pada siklus I dengan skor 3 sedangkan

Jenis penelitian adalah penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional study, yang ber- tujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab tu- runnya

Adipose-derived stem cells atau adipose-derived mesenchymal stem cells (ASCs) yang diambil dari jaringan adiposa dapat menjadi sumber baru MSCs karena mudah diambil

Dari hasil run yang dilakukan terhadap 5 kasus di atas, diperoleh bahwa semakin panjang lintasan horizontal, maka semakin besar produksi gas dan produksi air seperti

dari data penelitian menunjukkan bahwa kompos kulit buah kakao dengan kotoran sapi berpengaruh nyata terhadap jumlah tunas pada 5 MST, berpengaruh nyata tinggi tanaman pada 4 MST,

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: Perlakuan pemberian pupuk organik cair (POC) urin sapi berpengaruh nyata terhadap parameter pengamatan