1. Menghimpun fakta untuk
penulisan
Menghimpun fakta
berarti
menjawab berbagai
pertanyaan, mencari fakta
sebanyak-banyaknya
tentang persoalan untuk
topik maupun tema yang
2. Mempelajari bahan
(masalah) yang hendak
Mempelajari bahan (masalah)
adalah upaya memahami
bangunan masalah, melihat
korelasi fakta (hubungan
antarfakta), memilih
angle
(sudut pandang) tulisan, dan
membuat
outline
Mengenal dan memahami
suatu
objek yang dipelajari
berarti
mengetahui sebanyak mungkin
Makin banyak fakta yang kita
ketahui tentang
objek yang dipelajari
(topik),
makin “sempurna”
pemahaman kita tentang
objek
itu.
Sebaliknya, kian sedikit fakta yang
kita ketahui kian rendah pemahaman
Makin banyak fakta yang kita
ketahui, makin kuat
alasan
untuk interpretasi maupun
kesimpulan
yang kita buat
Sebaliknya, kian sedikit fakta yang
kita ketahui kian terbuka
kemungkinan untuk tidak jelasnya
uraian kita tentang
objek (topik)
tersebut,
kian lemah alasan
--bahkan sangat mungkin keliru--
untuk interpretasi maupun
kesimpulan yang kita buat.
3. Menuliskan fakta
maupun gagasan yang
Menuliskan fakta maupun gagasan
adalah menyatakan atau
memaparkan (dengan teks) kepada
orang lain fakta yang diketahui,
interpretasi yang dibuat, ataupun
gagasan yang timbul berdasarkan
Pada dasarnya, kegiatan
ekspresi (secara lisan maupun
lewat tulisan) atau
mengomunikasi kenyataan dan
pikiran selalu didahului oleh
menemukan fakta,
menyadarinya, dan
1. Ismail Marahimin, Menulis Secara Populer
2. Gorys Keraf, Komposisi
3. Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi
4. Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa
5. Gorys Keraf, Eskposisi dan Deskripsi
6. Lee Odell dan Dixie Goswami, Writing in Nonacademic Settings
Komponen Nilai
1. Ujian Tengah Semester 20 persen
2. Latihan 50 persen
3. Ujian Akhir Semester 20 persen
Latihan
1. Dikerjakan di rumah
(dengan deadline)
Menulis ...
Mulailah dengan berlatih dan
membiasakan diri berpikir
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Kota Bandung dinilai belum begitu mendesak. Hal itu disebabkan
PLTSa belum ada modelnya, sehingga jika gagal masalah yang ditimbulkan akan semakin
parah. Keberhasilan pengelolaan dan
penanganan masalah sampah sangat ditentukan rumah tangga, sementara di Bandung lebih
dari 90% warganya tidak peduli terhadap sampah.
Apa yang kita ketahui dari tiga kalimat yang dipetik dari laporan
suratkabar itu?
Laporan itu mengatakan
pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) belum
begitu mendesak, sebab PLTSa belum ada modelnya.
Tidaklah mungkin mendesak atau tidaknya pembangunan PLTSa
ditentukan oleh ada atau tidak adanya model PLTSa.
Mendesak atau tidaknya
pembangunan PLTSa ditentukan oleh tingkat kebutuhan akan PLTSa
Pernyataan tidak logis seperti itu hanyalah sebagian kecil dari persoalan yang mungkin saja ditemukan di dalam menulis. Penyebabnya dapat dipastikan, si penulis tidak menyadari apakah yang
dia nyatakan itu masuk akal atau tidak. Dengan kata lain dapat
dinyatakan, si penulis tidak terlatih berpikir jernih.
Berpikir jernih adalah syarat mutlak dalam menulis. Berpikir jernih
diperlukan sejak menghimpun bahan untuk tulisan, mempelajari bahan (masalah) itu, dan memaparkannya
menjadi persoalan yang terstruktur dengan jelas, dengan bahasa yang
Menulis adalah memaparkan fakta, atau mengutarakan perasaan, atau
mengemukakan gagasan (interpretasi maupun kesimpulan) yang didukung oleh
fakta, secara tertulis dengan bahasa dan struktur artikel yang mudah dimengerti
orang lain, sehingga pesan yang
disampaikan dipahami pembaca seperti yang dimaksud oleh penulis.
Di Indonesia budaya tulis tidak
berkembang dengan baik, bahkan dapat
dikatakan Indonesia tidak mengenal
budaya tulis. Karena itu budaya
dokumentasinya juga buruk, dan tradisi
membaca begitu rendah.
Tiga rumpun budaya tulis yang
baik di dunia:
1.
Barat
2.
Timur Tengah
Syarat untuk Dapat Menulis
atau Menjadi Penulis
Memiliki tradisi membaca
untuk mendapatkan fakta
untuk menambah pengetahuan,
memperbaiki kemampuan analisis
untuk meningkatkan kemampuan berbahasa untuk memperkaya teknik bercerita atau
teknik penyampaian pesan yang efektif
Suka berpikir
!Tidak membiasakan diri mengabaikan suatu kenyataan yang ditemukan, suka
mencari jawaban pertanyaan why dan how tentang kenyataan itu.!
Merangkaikan suatu kenyataan dengan
kenyataan lain, mempelajarinya, membuat dugaan, membuat interpretasi, membuat prediksi. !
Dapat berpikir dengan jernih
!Sanggup mempelajari dan memahami masalah dengan struktur yang baik, memahami suatu kenyataan dan
hubungannya dengan
kenyataan-kenyataan yang lain dalam rangkaian yang jelas.!
Sanggup memaparkan kenyataan (fakta), pendapat (gagasan), dan perasaan dengan bahasa yang jelas dan baik, dengan struktur uraian yang terangkai dengan logis serta
Suka menulis (menuliskan apa saja)
sesering mungkin
!Merekam (disampaikan kepada orang lain, ataupun tidak) kenyataan-kenyataan, atau
kenyataan yang disertai dengan analisis. Biasa merekam (mencatat ataupun menuliskan) segala sesuatu yang dipandang perlu untuk direkam, kenyataan yang ditemukan sebagai pengalaman, gagasan yang terpikirkan, atau bahkan
Apakah menulis memerlukan bakat?
Jawabannya: dapat diperdebatkan. Seseorang yang berbakat membuat uraian lisan maupun
tertulis dengan baik, belum tentu dapat jadi penulis, tanpa tradisi membaca dan terbiasa
berpikir. Seseorang yang merasa tidak berbakat membuat uraian lisan maupun
Jelas dalam segala hal
Berpikir jernih dalam memahami
persoalan!
Ide yang hendak dikemukakan tulisan !
Pilihan kata (untuk makna yang tepat)!
Susunan kalimat!
Hal terlarang
!
Memakai “kacamata kuda”, terbukalah
terhadap pendapat orang lain.!
Menjadi true believer.!
Mengambil kesimpulan secara terburu-buru.!
Terlalu cepat percaya, walaupun terhadap kesimpulan sendiri.!
Realitas -- kenyataan yang diyakini
sebagai benar oleh penulis (biasanya dia ketahui lewat bacaan, kesan yang tercipta dalam pandangan umum)
Fakta -- kenyataan yang diketahui
oleh penulis (biasanya dia ketahui lewat bacaan, wawancara,
maupun observasi) dan sudah terbukti atau dapat dibuktikan
sendiri oleh penulis sebagai suatu kebenaran.
Data -- kenyataan atau fakta yang
ditampilkan dalam bentuk lebih spesifik (secara kualitatif maupun kuantitatif), atau dalam bentuk yang lebih terurai atau rinci.
Opini -- pendapat penulis yang
timbul (dibuat, diambil,
disimpulkan) berdasarkan fakta yang dia ketahui.
Jakarta adalah kota yang rawan
banjir.
!
Terhitung sejak tahun 2000,
Jakarta sudah dua kali dilanda
banjir besar, pada awal 2002 dan
awal 2007. Sebelum dua kejadian
itu, banjir besar melanda Ibu Kota
pada tahun 1996.
!
Sebagian (40 persen) permukaan tanah Jakarta (65.000 hektar), khususnya di Jakarta Utara, lebih rendah dari elevasi pasang laut. Wilayah yang berada pada dataran banjir (flood plain) adalah Kali
Angke, Kali Pesanggrahan, Kali Sekretaris, Kali Grogol, Kali Krukut, Ciliwung, Kali Cipinang, Kali Sunter, Kali Buaran, Kali
Jatikramat, dan Kali Cakung.
!
Di luar faktor aliran sungai dan rendahnya
wilayah Jakarta, ada faktor alam lainnya yang
juga menjadi penyebab banjir, yakni curah hujan yang tinggi (berkisar antara 2.000 mm dan 4.000 mm per tahun) serta air pasang dari laut. Ada 78 lokasi rawan banjir di Jakarta yang tetap akan menjadi sasaran sebagai daerah genangan air
dengan kedalaman bervariasi, dari 30 sentimeter hingga 2,5 meter, dengan lama penggenangan dari
tiga jam sampai 168 jam atau 7 hari.
!
Penanggulangan banjir di Jakarta
tidak akan menunjukkan hasil tanpa
adanya sistem drainase yang baik,
pemeliharaan alur sungai, dan upaya
melindungi kelestarian alam dataran
tinggi Jawa Barat: Bogor, Puncak,
dan Cianjur.
!
Korupsi merajalela di Indonesia.
!
Transparency International Global
Corruption Barometer 2005
menyebutkan, Indonesia termasuk
di antara lima negara dengan
tingkat korupsi terparah di dunia.
!
Sektor yang tingkat korupsinya paling
buruk adalah partai politik, parlemen,
kepolisian, dan pajak. Menurut
Transparency International, 63%
responden di Indonesia menyatakan
opitimis melihat pemberantasan
korupsi.
!
Sebetulnya agak diragukan, benarkah
orang Indonesia dewasa ini optimis
melihat upaya pemberantasan
korupsi yang dinilai berjalan dengan
cara “tebang pilih”.
!
Topik -- bidang masalah (lingkup
masalah) yang dijadikan objek
Tema – sesuatu yang dinyatakan
untuk suatu topik (apa yang kita
Angle – sudut pandang yang
dipakai dalam membahas suatu topik. Angle melahirkan
Judul (headline) – kalimat yang
menandai topik pembahasan, dan dapat pula menandai tema
Anak judul (sub-head) – Kata atau
kalimat pendek yang menandai isi pada bagian tertentu dalam sebuah naskah. Anak judul biasanya
membantu pembaca untuk menadari pembabakan uraian.
Paragraf -- atau alinea adalah
kumpulan beberapa kalimat yang terangkai secara baik untuk
Lead – paragraf atau alinea pertama
dari sebuah naskah, berfungsi mengajak pembaca untuk
memberikan perhatian pada topik yang akan dibahas atau tema yang akan dikemukakan.
Ending – penutup uraian
atau uraian penutup
Plagiarisme -- pencaplokan karya orang
lain, mempublikasikannya, dan
mengakui sebagai karya sendiri, terlihat sebagai peniruan yang sangat mirip
dalam hal bahasa yang dipakai, jalan pikiran dalam melihat atau
membicarakan suatu topik, gagasan atau tema yang disampaikan, serta gaya dan