• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN FACEBOOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPTIF MAHASISWA FKIP JURUSAN BAHASA INGGRIS DI UNIVERSITAS IQRA BURU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGGUNAAN FACEBOOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPTIF MAHASISWA FKIP JURUSAN BAHASA INGGRIS DI UNIVERSITAS IQRA BURU"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN FACEBOOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPTIF MAHASISWA FKIP JURUSAN BAHASA

INGGRIS DI UNIVERSITAS IQRA BURU Saidna Zulfiqar bin Tahir

Universitas Iqra Buru, Ambon

To Cite the Article:Bin Tahir, S.Z. Penggunaan Facebook untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Deskriptif Mahasiswa FKIP Jurusan Bahasa Inggris di Universitas Iqra Buru. PROSPEK Kopertis IX ISSN: 0852-8780 Vol. XV Januari 2013. pp. 68-76.

Abstract: This research aims to find out whether Facebook was able to improve the students’ achievement in English writing narrative text. This research used Action Research design. The subjects of the research were the second semester students of English Department of FKIP at University of Iqra Buru. This research applied Classroom Action research which consisted of two cycles; each cycle consisted of planning, implementation, observation, and reflection. The data-collecting methods were observation and test. The data were analyzed using descriptive comparative manner. The result of the research shown that learning writing narrative text through Facebook can improve the students’ achievement. The average score of the initial achievement is 42.07, while at the first cycle is 61.59, and finally, at the second cycle is 68.11. In addition, learning writing through Facebook also increased the students’ motivation for writing exercises.

Keywords:Teaching Writing, Facebook, Narrative text PENDAHULUAN

Bahasa Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulisan untuk memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran dan gagasan, perasan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya yang direalisasikan ke dalam empat keterampilan berbahasa yakni mendengarkan (Listening), berbicara (Speaking), membaca (Reading), dan menulis (Writing). Semua komponen ini harus diajarkan secara intergrated untuk mencapai tujuan keterampilan berbahasa Inggris. Ironisnya kemampuan mahasiswa dalam keterampilan menulis masih sangat rendah. Terbukti pada hasil tes kemampuan menulis teks deskriptif dimana rata-rata mahasiswa hanya mendapatkan skor 4.

Hal ini terjadi karena ada anggapan bahwa Bahasa Inggris itu sangat sulit dan menyesatkan karena perbedaan tulisan dan cara baca. Anggapan itu menyebabkan motivasi mahasiswa rendah dengan indikator setiap kali pelajaran writing mereka tampak apatis. Apatisme para mahasiswa ini ternyata bersumber dari rasa bosan pada saat pelajaran writing menggunakan metode pembelajaran yang monoton tanpa

(2)

variasi. Salah satu indikator kurangnya antusias itu terlihat pada saat setelah pembelajaran writing,lebih dari 70 % siswa yang tidak tuntas standar kompetensinya dari batas ketuntasan adalah 60 % dari penguasaan butir soal yang diteskan.

Karena itu, kualitas pengajar harus ditingkatkan, baik sikap, pengetahuan, keterampilan maupun kreativitasnya. Ini berarti bahwa pengajar harus meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Proses pembelajaran dikatakan bermutu tinggi apabila pengkoordinasian dan penyerasian serta pemaduan input Perguruan Tinggi (dosen, mahasiswa, kurikulum, sarana prasarana, media, dan sebagainya) dilakukan secara harmonis, sehingga mampu menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan (enjoyable learning), mampu mendorong minat dan motivasi, serta benar-benar mampu memberdayakan peserta didik. Untuk menumbuhkan minat dan motivasi mahasiswa, dosen dapat memberi rangsangan dan dukungan moral dalam belajar writing dengan bantuan media internet yaitu Facebook pada proses pembelajaran yang dapat bermanfaat dalam mempelajari kosakata dan konsep bahasa Inggris yang mendukung pada pengajaran menulis (writing) teks deskriptif.

Facebook merupakan perpaduan yang spektakuler antara e-mail, personal web, serta jaringan social. Pesona baru dunia maya inilah yang menyihir sebagian besar pengguna awal Facebook terhenyak di depan komputer, menghabiskan banyak waktu di dunia maya tersebut. Hingga akhir Agustus 2011, pengguna Facebook di seluruh dunia tercatat 250 juta. Catatan Com Score menunjukkan, pengunjung Facebook pada bulan Juni 2011 mencapai 232, 1 juta, lebih tinggi dibandingkan pengunjung jaringan social lainnya. Selain menjadi sarana pergaulan di dunia maya, fasilitas Facebook juga dimanfaatkan sebagai wahana berbagai informasi tentang beragam kegiatan dan alat promosi produk. Anggota Facebook tak sekedar mencari sahabat, tetapi juga dapat menulis catatan pada dinding (wall FB) dan meng-upload foto-foto yang dapat dibaca dan dilihat oleh semua orang.

Banyaknya minat pengguna Facebook sebagai alat komunikasi khusunya mahasiswa Universitas Iqra Buru, maka peneliti mencoba manjadikannya sebagai media pembelajaran, dengan harapan, adanya peningkatan hasil belajar dan kemampuan mahasiswa dalam menulis teks narasi berbahasa Inggris pada dinding Facebook. Manfaat lain dari media ini dalam proses pembelajaran menulis (writing) adalah, mahasiswa akan lebih mudah dan bebas berkreasi dalam belajar menulis teks deskriptif tanpa rasa takut dan malu karena dilakukan bukan face to face melainkan secara on-line.

Berdasarkan pada latar belakang masalah tersebut, peneliti terdorong untuk meneliti tentang Penggunaan Facebook untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis

(3)

Teks Deskriptif Berbahasa Inggris Pada Mahasiswa semester II Jurusan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) di Universitas Iqra Buru”. Konsep Pengajaran writing dan Media Pembelajaran

Menurut Grade dan Robert B. Kaplan (1998:6) Writing is technology, a set of skill which must be practiced and learned through experience, and it must be practiced and learned through experience. Tulisan adalah teknik, tempat seperangkat keterampilan yang harus dipraktikan dan dipelajari melalui pengalaman, dan menulis harus dipraktikan dan dipelajari melalui pengalaman. Dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis berarti kemampuan mahasiswa melakukan tindakan dalam mewujudkan atau mencatatkan gagasan, ide, atau bentuk karangan setelah mengikuti proses pembelajaran yang bisa diamati dan diukur yang mencakup pengetahuan, keterampilan kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Kompetensi menulis teks deskriptif berbahasa Inggris dalam tulisan ini diartikan kemampuan yang mencakup penguasaan perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dapat ditampilkan sebagai hasil belajar menulis teks deskriptif berbahasa Inggris. Perilaku kognitif ditampilkan sebagai sikap ilmiah dan perilaku psikomotorik ditampilkan sebagai keterampilan proses yang diperoleh melalui proses interaktif dalam pembelajaran bahasa Inggris antara peserta didik dengan lingkungannya, dapat diukur langsung dengan tes, dan hasilnya bisa berwujud nilai angka.

Di antara media pendidikan yang ada, media internet adalah media yang trend digemari saat ini. Media ini berfungsi menyalurkan pesan dari sumber informasi ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan dan pesan yang disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual (Sudjana,dkk 2005). Di samping itu, media internet merupakan media visual yang dapat membantu pengajar dalam penyampaian pesan secara konkret sehingga memudahkan mahasiswa dalam memahami konsep materi pembelajaran. Media internet relatif murah, mudah digunakan, mudah dinikmati, dan dapat berfungsi untuk menyalurkan pesan melalui indera pengelihatan. Pesan tersebut dituangkan melalui simbol-simbol komunikasi (Sudjana, dkk. 2005) dan diharapkan dapat menggairahkan dan memberikan rasa percaya diri serta motivasi kepada mahasiswa untuk ikut berpartisipasi aktif dan berinternalisasi dalam proses pembelajaran.

Dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi media pembelajaran adalah sebagai alat bantu pembelajaran (Arsyad, 2004:15) yang ikut mempengaruhi situasi, kondisi, dan lingkungan belajar dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah diciptakan dan didesain oleh pengajar. Hamalik (1996:46) mengemukakan bahwa

(4)

pemakaian media dalam proses pembelajaran akan dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, serta membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar. Jadi, dapat dirumuskan bahwa fungsi media internet khususnya Facebook dalam pembelajaran untuk membangkitkan motivasi belajar mahasiswa dan sebagai alat komunikasi dalam menyampaikan pesan (materi pembelajaran) pada mahasiswa yang lebih konkret, dan lebih mudah digunakan. Cara menggunakan Facebook sangatlah mudah, dengan cara mengklik situs http://www.facebook.com kemudian mendaftar dengan cara mengisi kolom-kolom informasi yang tersedia. Situs Facebook juga dilengkapi dengan menu pencarian lebih user friendly, berdasarkan kota, tempat kerja, sekolah dan wilayah. Seperti halnya pada situs jaringan sosial lain, pada Facebook juga terdapat feature add friends;send message, dan update profile. METODE

Desain penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, menggunakan model yang dikembangkan oleh Kurt (Tim Pelatih Penelitian Tindakan Kelas, 2000:11). Menurut model tersebut, pelaksanaan penelitian tindakan mencakup empat tahap, yaitu: (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Keempat tahapan tersebut membentuk satu siklus. Subjek penelitian adalah mahasiswa semester II Program Studi Bahasa Inggris Fakultas Kegururan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Iqra Buru Tahun Akademik 2011-2012 yang berjumlah 47 orang. Peneliti mengambil subjek penelitan pada mahasiswa semester II karena hasil rata-rata ujian semester Bahasa Inggris dengan materi pokok menulis (writing) teks deskriptif adalah paling rendah di antara semester lain yang ada.

Pengumpulan data menggunakan teknik observasi dan tes (Arikunto, 1996). Observasi dilakukan terhadap seluruh kegiatan mahasiswa semester II selama proses belajar-mengajar menulis teks deskriptif berbahasa Inggris. Alat yang digunakan untuk observasi yaitu lembar observasi yang berfungsi untuk mencatat seluruh kegiatan, baik yang menyangkut sikap, tingkah laku, perhatian, maupun motivasi mahasiswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Tes dilakukan untuk mengetahui hasil pembelajaran. Bentuk tes berupa tes tertulis. Alat tes tersebut terdiri atas butir soal writing yang berjumlah 40 item. Masing-masing butir soal disediakan 4 pilihan untuk dipilih satu jawaban yang paling benar.

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif komparatif. Artinya, peneliti membandingkan hasil belajar yang dicapai anak pada kondisi awal dengan hasil belajar setelah mendapat perlakuan atau pada kondisi akhir. Jika peningkatan hasil belajar pada kondisi akhir ketuntasan belum mencapai lebih dari 65%, dilakukan tindakan lanjutan pada siklus II. Tujuan tindak lanjut ini

(5)

untuk memperbaiki sistem pembelajaran yang lebih baik serta mengatasi segala hambatan dan kelemahan yang ditemukan pada siklus sebelumnya sehingga motivasi dan minat mahasiswa terus bisa meningkat. Dalam analisis data tersebut, digunakan prosedur sebagai berikut: (1) menganalisis data dengan menentukan apakah jawaban siswa benar atau tidak, dan (2) dari jawaban siswa yang benar, diberikan skor. Skor tersebut digunakan untuk mengukur hasil belajar writing dengan bantuan media Facebook.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus pertama terdiri atas empat tahap. Siklus kedua terdiri atas empat tahap. Siklus I memerlukan waktu 5 jam pelajaran (5 x 45 menit). Masing-masing siklus dipaparkan di bawah ini.

Siklus I

a. Perencanaan

Dalam tahap ini peneliti melakukan observasi untuk mengetahui respon, sikap, dan motivasi mahasiswa. Peneliti mempersiapkan pokok bahasan menulis teks deskriptif dengan materi How to Write Daily Activities dan How to Write Short Article. Peneliti menyusun rencana pembelajaran (RP). Peneliti mempersiapkan media internet di warnet kampus dan referensi yang berkaitan dengan materi tersebut kemudian menyusun format tes.

Siklus I memerlukan waktu 4 x 45 menit untuk penyampaian materi dan 1 x 45 menit untuk evaluasi. Peneliti membandingkan hasil yang diperoleh mahasiswa dari hasil tes pada kondisi awal dengan siklus I.

b. Pelaksanaan

Peneltian tindakan kelas dilaksanakan pada pelajaran writing di Jurusan Bahasa Inggris semester II FKIP dengan materi pokok How To Write Daily Activities dan How To Write Short Article. Tujuan kegiatan tersebut adalah memberi pemecahan kepada mahasiswa yang mempunyai kesulitan dalam belajar writing dan meningkatkan hasil belajar atau kemampuan writing teks deskriptif.

1) Pertemuan Pertama

Pertama kali peneliti memperkenalkan bagaimana cara menulis teks deskriptif berbahasa Inggris kepada mahasiswa. Peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan kolaborasi teks deskriptif dan Facebook yang mengaitkan tiga kelompok yaitu bahan (raw materials), alat (tools), dan

(6)

tujuan (goal) yang akan dicapai. Peneliti memberi beberapa kosa kata kunci yang berhubungan dengan menulis teks deskriptif.

2) Pertemuan kedua

Berdasarkan pengalaman pada pertemuan pertama, peneliti memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya jika para mereka masih menemukan kesulitan tentang menulis teks deskriptif. Kesempatan ini diberikan kepada mahasiswa setelah dosen menjelaskan ulang tentang urutan menulis teks deskriptif dan cara menggunakan kata penghubung dan jenis kalimat (tensisnya) yang digunakan. Selanjutnya, peneliti memberi waktu sekitar tiga puluh menit untuk berlatih membuat tulisan (writing). Selanjutnya peneliti memberi tes untuk mengetahui seberapa jauh kemajuan kemampuan menulis teks deskriptif.

c. Pengamatan

Dosen sebagai peneliti mengamati dan mencatat semua kegiatan mahasiswa dalam proses belajar mengajar selama pembelajaran menulis teks deskriptif dengan media Facebook. Dosen juga mencatat situasi dan kondisi mahasiswa saat mereka mengerjakan tes dan juga hasil tesnya. Hasil pengamatan tersebut dapat dinyatakan berikut ini.

1) Pertemuan pertama

Ketika pertama kali dosen memulai pelajaran menulis teks deskriptif, beberapa mahasiswa masih sangat ramai dan banyak mahasiswa yang berbicara sendiri dan tampak pula mahasiswa yang tidak memperhatikan. Ada juga mahasiswa yang memperhatikan. Mereka menemukan kesulitan pada saat akan memulai berlatih menulis teks deskriptif. Maksudnya, mereka tidak tahu apa yang harus ditulis untuk mengawali menulis sebuah tulisan teks deskriptif.

2) Pertemuan kedua

Peneliti menjumpai sebagian besar mahasiswa sangat memperhatikan pada saat dosen mencoba menerangkan kembali untuk memperdalam pemahaman tentang bagaimana menulis teks deskriptif. Mereka selalu mencatat hal-hal baru yang belum diperoleh pada pertemuan pertama dan merespon apa yang diterangkan oleh dosen. Sebagian besar mahasiswa sudah berinisiatif untuk mencoba menulis teks deskriptif dengan judul aktifitas sehari-hari yang berbeda. Saat itu pulalah dosen memberi kesempatan untuk menulis apa yang

(7)

mereka inginkan. Setelah itu, dosen mengadakan pemerikasaan atas hasil tulisan mahasiswa. Dosen mengambil kesimpulan bahwa sebagian besar mahasiswa sudah ada kemajuan dalam hal menulis teks deskriptif.

3) Pertemuan ketiga

Pada pertemuan ketiga, dosen memberi tes dan hasil tes tersebut dianalisis untuk mengetahui apakah sudah ada peningkatan kemampuan menulis teks jika dibandingkan dengan hasil tes pada kondisi awal.

d. Refleksi

Kegiatan ini menganalisis data yang diperoleh, baik yang berupa data kuantitatif maupun data kualitatif dari hasil observasi dengan instrumen yang ada. Hasil dari analisis tersebut dijadikan dasar untuk membuat perencanaan pembelajaran yang lebih baik dan menarik untuk membangkitkan semangat, motivasi baru, dan menumbuhkan sikap percaya diri yang tinggi. Refleksi untuk setiap pertemuan dapat dijelaskan sebagai berikut.

1) Pertemuan pertama

Peneliti sebagai pengajar harus memberi lebih banyak perhatian dan dorongan kepada mahasiswanya agar motivasi, minat dan kepercayaan dirinya semakin tumbuh sehingga kesulitan dan rasa takut mereka dalam berlatih menulis teks deskriptif berbahasa Inggis sirna dari benak mereka. Dosen juga harus terus menerus memberi dorongan dan motivasi untuk meyakinkan kalau diri mahasiswa itu bisa dan mampu menulis teks deskriptif dengan benar.

2) Pertemuan kedua

Berdasarkan hasil tes pada siklus I, mahasiswa mulai memahami dan berani menulis teks deskriptif, tetapi hasil tes mereka belum maksimal. Dalam hubungan dengan materi, menurut hasil diskusi, peneliti harus berhati-hati dalam memilih materi pokok dalam menulis teks deskriptif agar mahasiswa lebih tertarik dan menyenangi pelajaran menulis teks deskriptif. Karena, tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa menulis teks deskriptif dan kualitas proses pembelajaran. Peneliti harus melaksanakan pembelajaran yang lebih bagus dan menarik agar motivasi dan minat mahasiswa semakin tinggi pada siklus II. Peneliti masih menjumpai banyak masalah yang dihadapai oleh para mahasiswanya.

(8)

Kelemahan yang dijumpai pada siklus I harus dipecahkan pada siklus 2. Oleh karena itu, diperlukan pelaksanaan siklus 2 untuk perbaikan siklus I. Dari refleksi siklus I dapat dinyatakan bahwa pembelajaran menulis (writing) melalui media Facebook menunjukkan adanya perubahan. Perubahan yang dimaksud adalah yang semula kebanyakan mahasiswa apatis dan sangat rendah motivasinya sudah ada perubahan yang sangat menggembirakan, yakni ada peningkatan minat dan sikap mahasiswa. Perubahan itu diketahui dengan melihat beberapa indikator berikut: pada waktu pembelajaran writing, mahasiswa sangat memperhatikan dan berlomba untuk bertanya ketika ada kata baru (new vocabulary) yang tidak mereka ketahui maknanya, mereka sangat responsive terhadap pertanyaan dosen, mereka mulai tumbuh sikap percaya diri, dan hasil belajar writing mereka meningkat. Hasil belajar yang diperolah mahasiswa rata-rata 61.59, nilai tertinggi 77.50 , nilai terendah 40, jumlah mahasiswa yang tuntas ada 30 mahasiswa atau 63.82 %, dan yang belum tuntas 17 mahasiswa atau 38.17 %. Karena batas ketuntasan yang ditetapkan, yakni 65 % belum tercapai, penelitian dilanjutkan dengan siklus II.

Siklus II a. Perencanaan

Berdasarkan hasil tes dan refleksi pada siklus I, ternyata masih ada mahasiswa yang belum bisa menulis teks deskriptif, peneliti harus lebih kreatif dan lebih baik dalam proses pembelajaran menulis teks deskriptif dengan materi pokok tentang aktifitas sehari-hari “How to Write Daily Activities”.

b. Pelaksanaan

Peneliti menerangkan bagaimana membuat aktivitas sehari-hari. Pada tahap pertama, peneliti menyebutkan kata-kata (phrase) dan ungkapan yang diperlukan (vocabulariess needed) kemudian menerangkan prosedurnya. Selanjutnya, peneliti menerangkan bagaimana menggunakan conector seperti when, then, first, before that, after that. Ciri kebahasaannya adalah menggunakan simple present dan terfokus pada subjek you. Kata kerja yang banyak digunakan adalah action verbs dan imperative sentence. Menjelang akhir pelajaran, peneliti memberi contoh penulisan teks deskriptif berdasarkan penjelasan tersebut.

Pada pertemeuan kedua peneliti membetulkan beberapa kesalahan yang dilakukan mahasiswa, terutama masalah grammar dan penghubug (conector seperti when, then, after that, before that dan finally). Selanjutnya peneliti mengadakan tes. Hasil tes dianalisis dan dibandingkan dengan hasil tes pada siklus I.

(9)

Berdasarkan perbandingan itu peneliti bisa menyimpulkan apakah masih perlu untuk ditindaklanjuti pada siklus berikutnya atau tidak. Jika hasil perbandingan sudah menunjukan lebih dari 65 % dari jumlah mahasiswa yang tuntas maka tidak perlu untuk melanjutkan pada siklus berikutnya.

c. Pengamatan (observing)

Pengamatan tetap terus dilakukan untuk mendapatkan data, baik dari sikap, minat dan motivasi serta kemajuan kemampuan mahasiswa dalam menulis teks deskriptif berbahasa Inggris. Hasil pengamatan siklus II adalah sebagai berikut.

1) Pertemuan pertama

Para mahasiswa mulai memberi respon yang baik terhadap latihan yang diberikan. Mereka tampak antusias sekali dalam berlatih menulis teks deskriptif dan bahkan ingin berlatih terus dengan berbagai judul yang mereka inginkan. Kalimat dan kosa kata yang mereka gunakan sangat bervariasi. Beberapa kata penghubung pun sudah mulai diterapkan dengan benar.

2) Pertemuan kedua

Respon mahasiswa sudah sangat tampak baik dan rasa percaya diri pun sudah muncul. Hal ini terbukti dari kebanyakan mahasiswa sudah tidak takut lagi untuk menunjukkan hasil latihan yang mereka buat sendiri tanpa ada perintah dari dosen di dinding Facebook mereka. Mereka sangat aktif untuk bertanya berbagai macam prosedur untuk membuat sesuatu dan berbagai macam kosa kata yang sering digunakan dalam teks deskriptif. Para mahasiswa pun berlatih menulis teks deskriptif. Mereka juga sudah tampak keberaniannya untuk menerangkan sesuatu yang diperoleh melalui prosedur secara lisan. Hasil tes pada siklus ke II ternyata lebih baik jika dibandingkan dengan hasil tes siklus I.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan dan tes, peneliti mengevaluasi kemampuan mahasiswa dalam menulis teks deskriptif dan sekaligus kerangka proses belajar mengajar yang disajikan menunjukkan adanya peningkatan. Hasil dari tahap ini menunjukkan bahwa mahasiswa memperoleh kemajuan yang lebih baik dari pada kemajuan pada siklus I.

Sebagian besar mahasiswa telah lebih baik kondisinya ketika proses belajar mengajar berlangsung. Mereka tampak sangat bersemangat dan percaya diri. Hasil

(10)

yang dicapai pada siklus II telah menunjukkan 82.97% mahasiswa mencapai batas ketuntasan belajar. Oleh karena itu, tindak lanjut berikutnya tidak diperlukan karena indikator penelitian sudah tercapai.

Sebelum melaksanakan penelitian tindakan kelas, peneliti sebagai pengajar tidak pernah menggunakan teknik pengajaran writing (menulis teks deskriptif) dengan bantuan media internet yaitu Facebook. Teknik mengajar dan peran pengajar sebelumnya tidak mempengaruhi peningkatan hasil belajar dalam writing. Peningkatan itu bisa dilihat pada tabel 1. Perubahan itu muncul, setelah pemahaman tentang penelitian tindakan kelas diperoleh, dan dipraktikkan dalam proses pembelajaran. Peneliti menggunakan teknik pengajaran writing dengan bantuan media Facebook. Penjelasan baik secara lisan ataupun tertulis selalu diberikan termasuk penulisan dan pengucapan kosakata secara berulang.

Teknik yang digunakan oleh peneliti cukup memberi peningkatan kemampuan menulis teks deskriptif, baik pada siklus I, maupun pada siklus II. Sebagai bukti, dapat dilihat perbandingan hasil belajar mulai dari kondisi awal, siklus I dan siklus II.

Tabel 1. Hasil Belajar dan Batas Ketuntasan Kondisi Awal

No URAIAN NILAI

Kondisi Awal Siklus I Siklus II 1 2 3 4 Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-rata Persentase Ketuntasan 60 22.50 42.07 (12.76%) 77.50 40 61.59 (63.82%) 85 50 68.11 (82.97%) Catatan: Skor maksimal baik pada ulangan kondisi awal, Siklus I maupun Siklus II adalah 100 dengan batas ketuntasan skor 60.

Pada kondisi awal sebelum dosen mendapatkan gambaran tentang penelitian tidakan kelas, ia cenderung mengajar writing dengan apa adanya, tanpa adanya perencanaan yang matang, observasi, dan refleksi. Akibat dari itu semua, motivasi dan apatisme mahasiswa terus tumbuh yang menyebabkan hasil belajarnya rendah. Terbukti dari hasil belajar 12.76 % mahasiswa yang mencapai batas ketuntasan belajar, nilai tertinggi yang dicapai hanya 60 dan nilai terendah 22.50.

(11)

Dari proses pembelajaran writing melalui media Facebook, yang semula kebanyakan mahasiswa apatis dan sangat rendah motivasinya, sudah ada perubahan yang sangat menggembirakan dengan melihat beberapa indikator berikut. Indikator yang dimaksud adalah: setiap pelajaran menulis writing, mahasiswa sangat memperhatikan dan berlomba untuk bertanya setiap ada kata baru yang tidak mereka ketahui maknanya, mereka sangat responsif pada pertanyaan dosen, mereka mulai tumbuh sikap percaya diri, dan hasil belajar writing mereka pun meningkat. Hasil rata-rata yang diperoleh mahasiswa adalah 63.19, nilai tertinggi 77.50, nilai terendah 40 mahasiswa yang tuntas 63.82 %.

Dengan melihat hasil belajar pada siklus I yang cukup meningkat, pada siklus ke II perlu adanya perbaikan sistem pembelajaran. Kelemahan-kelemahan yang ada pada siklus I teratasi pada siklus ke II sehingga motivasi dan sikap percaya diri mahasiswa semakin tumbuh. Keberhasilan ini bisa dilihat dengan beberapa indikator: kesiapan mahasiswa untuk writing teks deskriptif semakin baik, dan hasil ketuntasan ujian mencapai 82.97%. Rata-rata hasil belajar pada siklus II adalah 68.11, dengan nilai tertinggi 85 dan terendah 50, jumlah mahasiswa yang tuntas ada 39 atau (82.97 %) dan yang belum tuntas ada 8 mahasiswa atau (17.02 %).

Berdasarkan uraian di atas, dapat dinyatakan bahwa pembelajaran writing dengan bantuan media Facebook dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa semester II Jurusan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Iqra Buru.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut: pengajaran writing dengan menggunakan media internet yaitu Facebook dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa dalam writing teks deskriptif. Di samping itu, dengan pembelajaran media Facebook, mahasiswa menjadi lebih antusias, termotivasi, dan aktif dalam belajar writing.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara. Arsyad Azwar. 2004. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Grabe William and Robert B. Kaplan. 1998. Theory and Practice of Writing: An

Applied Linguistic Perspective. London Longman, London, and New York. Hamalik, Oemar. 1996. Media Pendidikan. Bandung : PT Citra Aditys Bakti.

Kurt. 2000. Tim Pelatih Penelitian Tindakan (Action Research) Universitas Negeri Yogyakarta. Penelitian Tindakan (Actions Researc). Yogyakarta: Direktorat

(12)

Pendidikan Menengah Umum dan Lembaga Penelitian Univeritas Negeri Yogyakarta.

Sudjana, Nana & Ahmad Rifai ,2005. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo

Gambar

Tabel 1. Hasil Belajar dan Batas Ketuntasan Kondisi Awal

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui seberapa besar laba / rugi bersih setelah pajak dengan metode komersial dan metode fiskal, dan bagaimana

Melakukan penelitian dengan menggunakan variabel lain selain green marketing misalnya fokus kepada green product, green price , atau pun green promotion yang mempengaruhi minat

Dari uraian tersebut di atas, nampak bahwa sistem pembuktian terbalik seperti dianut dalam Pasal 37 undang-undang nomor 31 tahun 1999 dalam implementasinya tidak

U drugom dijelu ankete ispitanici objašnjavaju razloge čitanja, na koji način biraju knjige, što čitaju, u čemu im čitanje pomaže, kako dolaze do knjiga, mogu li knjige promijeniti

- Guru mengajak siswa bersama-sama untuk mengkalifikasi pembelajaran telah di laksanakan - Guru melakukan tanya jawab tentang materi

6- 7 Post test Tes tulisan (UTS & UAS) Dengan jelas menguraikan dan memahami Aspek hukum properti fasilitas umum dan kepentingan umum Dengan jekas menguraikan

Pada bangunan Pondok Pesantren Modern Alhamid di Jakarta sistem transportasi yang digunakan adalah transportasi manual berupa tangga serta tangga darurat yang