• Tidak ada hasil yang ditemukan

P U T U S A N Nomor 38/Pdt.G/2014/PTA.Mks BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "P U T U S A N Nomor 38/Pdt.G/2014/PTA.Mks BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

P U T U S A N

Nomor 38/Pdt.G/2014/PTA.Mks

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Tinggi Agama Makassar yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat banding dalam sidang musyawarah majelis telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara antara :

Pembanding, umur 51 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir S1, pekerjaan Guru SMPN Mangkoso, bertempat tinggal di , Kabupaten Barru, sebagai Tergugat I/Pembanding ;

Pembanding, umur 37 tahun, agama Islam, pekerjaan tidak ada, bertempat tinggal di Kabupaten Barru, sebagai Tergugat II/Pembanding ; Pembanding, umur 33 tahun, agama Islam, pekerjaan tidak ada, bertempat tinggal di Kabupaten Barru, sebagai Tergugat III/Pembanding; Dalam hal ini berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 15 juli 2013 yang didaftar dalam Buku Register Surat Kuasa Pengadilan Agama Barru pada tanggal 15 Juli 2013 dengan Nomor 13/K.Kh/2013/PA.Br., memberikan kuasa kepada Danial, S.H., Advokat/Konsultan Hukum, yang beralamat di Perumahan Nusa Harapan Permai Blok A.II Nomor 03, Kelurahan Paccerakkang, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar;

melawan

Terbanding, umur 65 tahun, agama Islam, bertempat tinggal di Ongkoe,

Desa Lampoko, Kecamatan Balusu, Kabupaten Barru, sebagai Penggugat/Terbanding.

Dalam hal ini berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 30 Mei 2013 yang didaftar dalam Buku Register Surat Kuasa Pengadilan Agama Barru pada tanggal 30 Mei 2013 dengan Nomor 10/K.Kh/2013/PA.Br., memberikan kuasa kepada Mansyur, S.H.,Advokat/Konsultan Hukum, yang beralamat di Jalan Jend. Sudirman, Komplek Perumahan Hibrida Barru Nomor 1; Kecamatan Barru, Kabupaten Barru;

dan

Turut Terbanding, umur 73 tahun, agama Islam, pekerjaan petani,

bertempat tinggal di Kabupaten Barru, sebagai Turut Tergugat I/Turut Terbanding;

(2)

Turut Terbanding, umur 57 tahun, agama Islam, pekerjaan tidak ada, bertempat tinggal di Kabupaten Barru, sebagai Turut Tergugat II/Turut Terbanding;

Turut Terbanding, umur 54 tahun, agama Islam, pekerjaan petani, dahulu

bertempat tinggal di Kabupaten Barru, sekarang tidak diketahui tempat tinggalnya di Wilayah Negara Republik Indonesia, sebagai Turut Tergugat III/Turut Terbanding;

Pengadilan Tinggi Agama tersebut;

Telah membaca dan mempelajari semua surat yang berhubungan dengan perkara ini.

DUDUK PERKARANYA

Mengutip uraian sebagaimana termuat dalam putusan Pengadilan Agama Barru Nomor 193/Pdt.G/2013/PA.Br., tanggal 19 Desember 2013 M., yang bertepatan dengan tanggal 16 Shafar 1435 H., yang amarnya berbunyi sebagai berikut:

M E N G A D I L I Dalam Eksepsi

- Menolak eksepsi para tergugat; Dalam Konvensi

1. Mengabulkan gugatan penggugat

3. Menyatakan almarhum yang meninggal pada tanggal 18 Februari 2013 adalah pewaris;

4. Menyatakan menurut hukum harta bersama pewaris dengan penggugat berupa :

1. Satu bidang tanah perumahan yang terletak di Ongkoe, Desa Balusu, Kecamatan Balusu, Kabupaten Barru, seluas 960 m² yang di atasnya sebuah rumah panggung seluas 63 m² dengan batas-batas :

- Sebelah utara : Jalanan; - Sebelah selatan : Tanah; - Sebelah timur : Tanah ; - Sebelah Barat : Tanah ;

2. Satu petak sawah yang terletak di Dusun Balusu, Desa Balusu, Kecamatan Balusu, Kabupaten Barru, seluas 4.176 m² dengan batas - batas sebagai berikut :

(3)

- Sebelah utara : Tanah sawah - Sebelah selatan : Tanah sawah - Sebelah timur : Tanah sawah - Sebelah barat : tanah sawah

3. Uang tabungan dalam Rekening BRI Unit Takkalasi, atas , sejumlah Rp 32.606.200,00 (tiga puluh dua juta enam ratus enam ribu dua ratus rupiah);

4. Uang tunai yang diambil dan dikuasai tergugat I sejumlah Rp10.500.000,00 (sepuluh juta lima ratus ribu rupiah);

5. Tanah perumahan di Ongkoe, Desa Lampoko, Kecamatan Balusu, seluas lebih kurang 500 m² yang di atasnya sebuah rumah panggung seluas lebih kurang 57 m² dengan batas-batas :

- Sebelah utara : Tanah - Sebelah selatan : Tanah - Sebelah timur : Tanah - sebelah barat : Tanah

6. Menyatakan bahwa pada poin 5 angka 1 s/d 5 di atas adalah harta bersama yang harus dibagi dua antara pewaris dengan penggugat, yaitu 1/2 bagian untuk pewaris dan 1/2 bagian untuk penggugat;

7. Menetapkan bagian pewaris adalah harta warisan yang harus dibagi kepada ahli warisnya;

8. Menetapkan ahli waris dari pewaris adalah : 1) penggugat;

2) tergugat I; 3) tergugat II; 4) tergugat III;

9. Menetapkan bagian masing-masing ahli waris adalah :

1. penggugat, 1/8 x 1/2 = 1/6 = 06,25 % ditambah bagian harta bersama sebesar 50 % = 56,25 %

2. Tiga orang anak perempuan yaitu. tergugat I, tergugat II, dan

tergugat III mendapat 2/3 x 1/2 = 16/48 = 33.03 % + 10.45 % = 43.75 %;

10. Menghukum pihak-pihak yang menguasai harta warisan tersebut agar menyerahkan bagian masing-masing kepada yang berhak

(4)

menerimanya, dan apabila tidak dapat dibagi secara natura, maka harus dilelang melalui badan lelang negara kemudian hasilnya dibagi kepada ahli waris yang berhak;

11. Menolak gugatan penggugat selain dan selebihnya; Dalam Rekonvensi

- Mengabulkan gugatan penggugat rekonvensi; Dalam Konvensi dan Rekonvensi

- Menghukum penggugat dengan para tergugat untuk membayar biaya perkara secara tanggung renteng sejumlah Rp1.491.000,00 (satu juta empat ratus sembilan puluh satu ribu rupiah);

Bahwa, terhadap putusan tersebut, para tergugat keberatan dan mengajukan permohonan banding ke Pengadilan Tinggi Agama Makassar melalui Pengadilan Agama Barru sesuai Akta Permohonan Banding Nomor 193/Pdt.G/2013/PA.Br. tanggal 30 Desember 2013 dan permohonan banding tersebut telah diberitahukan kepada penggugat/ terbanding pada tanggal 2 januari 2014.

Bahwa, para tergugat/pembanding telah melengkapi permohonan bandingnya dengan Memori Banding tertanggal 15 Januari 2014 yang diserahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Barru pada tanggal 15 Januari 2014. Selanjutnya Memori Banding tersebut telah diberitahukan dan diserahkan salinannya kepada penggugat/ terbanding pada tanggal 22 Januari 2014;

Bahwa, penggugat/terbanding telah menyerahkan Kontra Memori Banding tertanggal 27 Januari 2014 kepada Panitera Pengadilan Agama Barru pada tanggal 27 Januari 2014. Selanjutnya Kontra Memori Banding tersebut telah diberitahukan dan diserahkan salinannya kepada para tergugat/pembanding pada tanggal 03 Februari 2014;

Bahwa berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Berkas Perkara Nomor 0193/Pdt.G/2013/PA.Br. tanggal 03 Februari 2014 penggugat/terbanding telah datang ke Pengadilan Agama Barru guna melihat dan memeriksa berkas perkara yang diajukan banding sebelum dikirim ke Pengadilan Tinggi Agama Makassar;

Bahwa berdasarkan Surat Keterangan Tidak Memeriksa Berkas tertanggal 18 Februari 2014 para tergugat/pembanding atau kuasanya tidak datang ke Pengadilan Agama Barru guna melihat dan memeriksa berkas

(5)

perkara yang diajukan banding tersebut sebelum dikirim ke Pengadilan Tinggi Agama Makassar, meskipun berdasarkan Relaas Pemberitahuan Memeriksa Berkas Perkara Banding (Inzage) tertanggal 03 Februari 2014 para tergugat/pembanding telah diberitahu agar datang ke Pengadilan Agama Barru untuk memeriksa berkas perkara yang diajukan banding;

PERTIMBANGAN HUKUM

Menimbang, bahwa oleh karena permohonan banding dalam perkara ini telah diajukan oleh para tergugat/pembanding dalam tenggang waktu dan menurut cara yang ditentukan dalam undang - undang, maka permohonan banding tersebut secara formal dapat diterima;

Menimbang, bahwa setelah mempelajari dan meneliti dengan seksama berkas perkara yang terdiri dari Berita Acara Sidang pengadilan tingkat pertama, surat-surat bukti dan surat-surat lainnya yang berhubungan dengan perkara ini, serta keterangan saksi-saksi, juga salinan resmi Putusan Pengadilan Agama Barru Nomor 193/Pdt.G/2013/PA.Br. tanggal 19 Desember 2013 Masehi, bertepatan dengan tanggal 16 Shafar 1435 Hijriyah, majlis hakim tingkat banding memberikan pertimbangan – pertimbangan sebagaimana diuraikan di bawah ini;

Dalam Eksepsi

Menimbang, bahwa atas eksepsi yang diajukan oleh para tergugat yang menyatakan bahwa gugatan penggugat kabur (Obscuur Lible) dengan alasan karena :

1. Penggugat tidak memerinci proses dan tahun perolehan obyek sengketa, 2. Obyek sengketa yang berupa tanah perumahan seluas ± 500 m² dan

rumah kayu yang berdiri di atasnya yang terletak di Ongkoe, Desa Balusu, Kecamatan Balusu, Kabupaten Barru adalah milik pribadi tergugat II, majelis hakim tingkat banding berpendapat bahwa mengenai eksepsi para tergugat sebagai mana tersebut pada angka 1 (satu) tidak terbukti, karena penggugat telah menguraikan dengan jelas bahwa obyek-obyek sengketa tersebut diperoleh dalam masa perkawinan penggugat dengan almarhum yaitu dalam rentang waktu tahun 1989 sampai dengan tahun 2013, sedangkan eksepsi para tergugat sebagaimana tersebut pada angka 2 (dua) merupakan bantahan para tergugat yang sudah menyangkut pokok perkara. Oleh karena itu maka apa yang telah diputus oleh majelis hakim tingkat pertama yang menyatakan menolak eksepsi para tergugat harus dikuatkan;

(6)

Dalam Konvensi

Menimbang, bahwa atas dasar apa yang telah dipertimbangkan dalam putusan pengadilan tingkat pertama dalam perkara ini baik yang berkaitan dengan penolakan permohonan sita, penetapan status keahliwarisan kedua belah pihak dan penetapan obyek-obyek sengketa sebagai harta bersama dan juga sebagai harta warisan pewaris, dapat disetujui dan diambil alih sebagai pertimbangan hukum dan pendapat majelis hakim pengadilan tingkat banding, namun demikian pengadilan tingkat banding memandang perlu juga mengadakan koreksi dan menambahkan pertimbangannya sendiri sebagaimana diuraikan di bawah ini;

Menimbang, bahwa penulisan nomor urut dalam amar putusan pengadilan tingkat pertama tidak menggunakan sistem penulisan nomor urut yang baik dan benar sehingga menimbulkan kerancuan urut-urutan nomor, yang akibatnya pula terjadi kesalahan dalam diktum angka 6 yang berbunyi : “Menyatakan bahwa pada poin 5 angka 1 s/d 5 di atas adalah harta bersama yang harus dibagi dua antara pewaris dengan penggugat, yaitu 1/2 bagian untuk pewaris dan 1/2 bagian untuk penggugat”, padahal dalam amar putusan tersebut tidak ditemukan diktum poin 5 angka 1 s/d 5 yang ada adalah poin 4 angka 1 s/d 5;

Menimbang, bahwa mengenai obyek gugatan yang berupa uang tunai sejumlah Rp12.430.000,00 (dua belas juta empat ratus tiga puluh ribu rupiah) majelis hakim tingkat pertama dalam pertimbangan hukumnya yang terurai pada halaman 47 pada pokoknya menyatakan bahwa penggugat mendalilkan ada uang tunai yang diambil dan dikuasai oleh tergugat II sebanyak Rp12.430.000 (dua belas juta empat ratus tiga puluh ribu rupiah) dan uang tersebut merupakan harta bersama dengan Penggugat. Terhadap gugatan penggugat ini tergugat telah mengakui adanya uang tersebut dengan mengatakan bahwa uang tersebut telah habis untuk biaya penguburan. Selanjutnya berdasarkan pengakuan ini pengadilan tingkat pertama menyatakan gugatan penggugat tersebut telah terbukti, namun pertimbangan hukum tersebut tidak sejalan dengan bunyi amar putusan pada angka 4 point 4 yang pada pokoknya menyatakan bahwa uang tunai yang diambil dan dikuasai tergugat I sejumlah Rp10.500.000,00 (sepuluh juta lima ratus ribu rupiah) merupakan harta bersama pewaris dengan penggugat. Oleh karena itu majelis hakim tingkat banding akan mempertimbangkan sendiri

(7)

sebagaimana diuraikan di bawah ini;

Menimbang, bahwa penggugat di dalam dalil-dalil gugatannya menyatakan bahwa obyek sengketa yang berupa uang tunai sebesar Rp12.430.000,00 (dua belas juta empat ratus tiga puluh ribu rupiah) adalah harta bersama penggugat dengan almarhum yang diambil oleh tergugat 1 sewaktu almarhum meninggal dunia;

Menimbang, bahwa atas dalil gugatan penggugat sebagaimana tersebut diatas, para tergugat telah memberikan jawaban yang pada pokoknya menyatakan bahwa yang benar uang tunai yang diambil tergugat tersebut sejumlah Rp10.500.000,00 (sepuluh juta lima ratus ribu rupiah) dan uang tersebut telah habis terpakai untuk membiayai ongkos rumah sakit dan membiayai ongkos pemakaman almarhum

Menimbang, bahwa hal-hal yang diperselisihkan kedua belah pihak yang perlu dibuktikan lebih lanjut adalah mengenai:

a. Apakah uang tunai yang diambil oleh tergugat tersebut berjumlah Rp12.430.000,00 (dua belas juta empat ratus tiga puluh ribu rupiah), ataukah berjumlah Rp10.500.000,00 (sepuluh juta lima ratus ribu rupiah); b. Apakah uang tersebut telah habis terpakai untuk membiayai ongkos

rumah sakit dan membiayai ongkos pemakaman almarhum ataukah tidak; Menimbang, bahwa terhadap hal-hal yang diperselisihkan sebagaimana tersebut di atas penggugat yang lebih tepat dibebani untuk membuktikan bahwa uang yang diambil oleh tergugat adalah sejumlah Rp12.430.000,00 (dua belas juta empat ratus tiga puluh ribu rupiah), sebaliknya tergugat yang harus dibebani untuk membuktikan bahwa uang yang telah diakui diambil tersebut telah habis dipergunakan untuk membiayai ongkos rumah sakit dan membiayai ongkos pemakaman almarhum

Menimbang, bahwa oleh karena penggugat tidak dapat membuktikan bahwa uang tunai yang diambil oleh tergugat adalah berjumlah Rp12.430.000.00 (dua belas juta empat ratus ribu rupiah), maka majelis hakim tingkat banding berpendapat bahwa uang tunai yang terbukti diambil oleh tergugat adalah sesuai dengan yang telah diakui oleh tergugat yaitu sejumlah Rp10.500.000,00 (sepuluh juta lima ratus ribu rupiah);

Menimbang, bahwa sebaliknya oleh karena para tergugat tidak dapat membuktikan bahwa uang sejumlah Rp10.500.000,00 (sepuluh juta lima ratus ribu rupiah) yang diambil oleh tergugat telah habis terpakai untuk

(8)

membiayai ongkos rumah sakit dan membiayai ongkos pemakaman almarhum, maka majelis hakim tingkat banding berpendapat bahwa uang tunai sejumlah Rp10.500.000,00 (sepuluh juta lima ratus ribu rupiah) tersebut merupakan harta bersama almarhum Muh. dengan penggugat;

Menimbang, bahwa selanjutnya mengenai amar putusan pengadilan tingkat pertama angka 4.5 yang pada pokoknya menyatakan bahwa obyek sengketa berupa sebidang tanah perumahan seluas ± 500 m² yang terletak di Ongkoe, Desa Lampoko, Kecamatan Balusu, Kabupaten Barru, sebagai harta bersama almarhum dengan /penggugat, majelis hakim tingkat banding berpendapat bahwa oleh karena obyek sengketa tersebut muncul dari adanya gugatan balik/rekonvensi maka sudah seharusnya baik pertimbangan hukum maupun diktumnya dimasukkan dalam rekonvensi, tidak dalam konvensi;

Menimbang, bahwa dengan demikian obyek – obyek sengketa yang harus dinyatakan sebagai harta bersama antara dengan adalah sebagaimana yang tersebut dalam amar putusan pengadilan tingkat pertama pada angka 4 point 1 sampai dengan point 4, dan oleh karena itu maka sudah seharusnya pula harta bersama tersebut dibagi dua antara Masennang dengan, masing-masing berhak 1/2 bagian. Kemudian bagian berupa 1/2 bagian dari harta bersama tersebut dibagikan kepada ahli warisnya yang berhak yaitu : 1), isteri/janda, 2)., anak perempuan, 3), anak perempuan dan 4) Kasma binti, anak perempuan;

Menimbang, bahwa meskipun para turut tergugat yaitu Lamiring bin masing-masing sebagai saudara kandung dari, termasuk ahli waris dari namun dalam kasus a quo, berdasarkan Pasal 174 ayat (2) Kompilasi Hukum Islam, ketiganya tidak memperoleh bagian dari harta warisan peninggalan almarhum. Oleh karena itu maka sudah seharusnya apabila gugatan penggugat pada petitum angka 5 yang pada pokoknya agar pengadilan menyatakan bahwa penggugat, para tergugat dan para turut tergugat adalah ahli waris, dan petitum angka 8 agar pengadilan menetapkan bagian masing-masing ahli waris yaitu penggugat dan para tergugat dan turut tergugat secara Faraidh Islam dapat dikabulkan sebagian;

Menimbang, bahwa bagian masing – masing ahli waris atas harta warisan peninggalan almarhum berupa 1/2 bagian dari harta bersama adalah sebagai berikut, isteri/janda, memperoleh 1/8 atau 3/24 bagian, dan 3 (tiga)

(9)

orang anak perempuan masing-masing bernama dan secara bersama-sama memperoleh 2/3 atau 16/24 bagian;

Menimbang, bahwa oleh karena harta warisan peninggalan almarhum berupa 1/2 bagian dari harta bersama tersebut tidak habis dibagikan kepada ahli warisnya yaitu, isteri/janda : 3/24 bagian, dan 3 (tiga) orang anak perempuan : 16/24 bagian, (3/24 + 16/24 = 19/24), masih ada sisa/kelebihan sebesar 5/24 bagian, maka sisa/kelebihan tersebut ditambahkan kepada 3 (tiga) orang anak perempuan tersebut dengan jalan radd, sehingga bagian untuk 3 orang anak perempuan tersebut adalah 16/24 + 5/24 = 21/24 bagian;

Menimbang, bahwa dengan menambahkan pertimbangan-pertimbangan dan koreksi sebagaimana tersebut di atas, maka putusan Pengadilan Agama Barru Nomor 193/Pdt.G/2013/PA.Br. tanggal 19 Desember 2013 M., yang bertepatan dengan tanggal 16 Syafar 1435 H. yang berkaitan dengan gugatan konvensi tersebut dapat dikuatkan dengan perbaikan sehingga bunyi selengkapnya sebagaimana tercantum dalam amar putusan perkara a quo;

Dalam Rekonvensi

Menimbang, bahwa terhadap hal-hal yang telah dipertimbangkan dalam konvensi mutatis mutandis dianggap sebagai bagian yang tidak terpisahkan dengan pertimbangan hukum dalam rekonvensi;

Menimbang, bahwa apa yang telah dipertimbangkan dan diputus oleh majelis hakim pengadilan tingkat pertama mengenai obyek sengketa yang berupa satu bidang tanah seluas ± 500 m² beserta sebuah bangunan rumah panggung yang berdiri di atasnya seluas ± 57 m² yang terletak di Ongkoe, Desa Lampoko, Kecamatan Balusu, Kabupaten Barru, majelis hakim pengadilan tingkat banding sependapat bahwa obyek gugatan tersebut dinyatakan sebagai harta bersama dengan I Dina binti Labengnga, namun majelis hakim tingkat banding tidak sependapat dengan pertimbangan hukum dari majelis hakim tingkat pertama pada halaman 51 yang menyatakan bahwa dinyatakannya obyek sengketa sebagai harta bersama adalah berdasarkan pengakuan murni dari tergugat rekonvensi. Demikian juga majelis hakim tingkat banding tidak sependapat bahwa pernyataan hukum tersebut dipindahkan dan dituangkan dalam amar putusan tentang konvensi, seharusnya dituangkan dalam amar putusan tentang rekonvensi, karena

(10)

obyek gugatan tersebut muncul dari adanya gugatan rekonvensi bukan dari gugatan konvensi. Oleh karena itu majelis hakim pengadilan tingkat banding akan memberikan pertimbangannya sendiri sebagaimana diuraikan di bawah ini;

Menimbang, bahwa pada pokoknya penggugat rekonvensi mendalilkan bahwa obyek gugatan yang berupa satu bidang tanah seluas ± 500 m² beserta sebuah bangunan rumah panggung yang berdiri di atasnya seluas ± 57 m² yang terletak di Ongkoe, Desa Lampoko, Kecamatan Balusu, Kabupaten Barru, merupakan harta pewaris bukan harta gono gini (harta bersama), karena dibeli dengan menggunakan harta bawaan pewaris dari pendapatan pewaris bersama isteri keduanya yang bernama I Juma binti Ladau, meskipun pembeliannya baru terjadi setelah pewaris menikah dengan penggugat konvensi/tergugat rekonvensi

Menimbang, bahwa atas gugatan tersebut tergugat rekonvensi telah menyampaikan jawaban bahwa tidak benar obyek sengketa tersebut merupakan harta bawaan pewaris, yang benar obyek sengketa tersebut adalah harta bawaan tergugat rekonvensi yang dibeli dari hasil menjual harta bawaan tergugat rekonvensi berupa kebun dan 35 pohon cengkeh yang terletak di Kabupaten Polmas, sehingga surat-surat kepemilikan atas obyek sengketa adalah atas nama tergugat rekonvensi (I Dina binti Labengnga);

Menimbang, bahwa sebelum mempertimbangkan hal-hal yang masih diperselisihkan kebenarannya oleh kedua belah pihak, terlebih dahulu akan dipertimbangkan hal-hal yang telah diakui atau tidak dibantah kebenarannya oleh kedua belah pihak, karena terhadap hal-hal yang telah diakui atau tidak dibantah kebenarannya oleh kedua belah pihak dianggap telah terbukti dan tidak perlu dibuktikan lebih lanjut;

Menimbang, bahwa hal-hal yang telah diakui atau tidak dibantah kebenarannya oleh kedua belah pihak adalah bahwa benar obyek sengketa berupa satu bidang tanah seluas ± 500 m² beserta sebuah bangunan rumah panggung yang berdiri di atasnya seluas ± 57 m² yang terletak di Ongkoe, Desa Lampoko, Kecamatan Balusu, Kabupaten Barru, dibeli pada masa pernikahan dengan tergugat rekonvensi

Menimbang, bahwa hal-hal yang masih diperselisihkan kebenarannya oleh kedua belah pihak yang harus dibuktikan lebih lanjut adalah apakah

(11)

uang yang dipergunakan untuk membeli obyek sengketa tersebut merupakan harta bawaan pewaris dari pendapatan pewaris bersama isteri keduanya yang bernama, sebagaimana didalilkan oleh penggugat rekonvensi, ataukah sebaliknya obyek sengketa tersebut merupakan milik tergugat rekonvensi sendiri karena dibeli dari hasil menjual harta bawaan tergugat rekonvensi berupa kebun dan 35 pohon cengkeh yang terletak di Kabupaten Polmas, sebagaimana didalilkan oleh tergugat rekonvensi;

Menimbang, bahwa penggugat rekonvensi untuk membuktikan kebenaran dalil-dalilnya telah mengajukan 3 (tiga) orang saksi, masing-masing adalah Saksi dan, masing-masing-masing-masing tidak ada hubungan kekeluargaan dengan kedua belah pihak yang menyebabkan terhalang menjadi saksi dan keduanya telah memberikan keterangan dengan mengangkat sumpah, karenanya secara formal dapat diterima sebagai saksi. Sedangkan saksi I adalah ibu kandung dari penggugat rekonvensi II dan III, oleh karena itu maka secara formal tidak dapat diterima sebagai saksi;

Menimbang, bahwa kedua orang saksi yang diajukan oleh penggugat rekonvensi sebagaimana tersebut di atas tidak satu orangpun yang mengetahui secara langsung berdasarkan pengetahuannya sendiri bahwa obyek sengketa dibeli dari harta bawaan dari hasil penjualan pohon cengkeh di Palopo, karena pengetahuan masing-masing saksi tersebut hanya didasarkan dari cerita orang lain (testimonium de auditu), oleh karena itu keterangannya harus dikesampingkan;

Menimbang, bahwa sebaliknya untuk membuktikan kebenaran dalil-dalilnya bahwa obyek sengketa adalah hak milik tergugat rekonvensi sendiri karena dibeli dengan harta bawaan tergugat rekonvensi dari hasil menjual kebun dan 35 pohon cengkeh yang terletak di Polmas, tergugat rekonvensi telah mengajukan alat-alat bukti surat yang diberi tanda P.6, P.7, dan P.8. Alat-alat bukti yang berupa fotokopian tersebut semuanya telah bermeterai cukup dan telah dicocokkan dengan aslinya, oleh karena itu secara formal dapat diterima sebagai alat bukti;

Menimbang, bahwa nilai dari alat-alat bukti P.6,P.7 dan P.8 tersebut adalah sebagai berikut :

- Alat bukti P.6 berupa fotokopian Sertifikat Hak Milik nomor 00371 atas tanah yang menjadi obyek sengketa, tercatat sebagai pemegang hak adalah Alat bukti P.7 berupa fotokopian Surat persetujuan Jual Beli

(12)

Perumahan antara Mansjur sebagai penjual dan I Dina sebagai pembeli; - Alat bukti P.8 berupa fotokopian Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang

Pajak Bumi dan Bangunan atas nama wajib pajak

Alat-alat bukti tersebut membuktikan bahwa tanah dan rumah yang menjadi obyek sengketa tercatat atas nama namun yang diperselisihkan oleh kedua belah pihak adalah dari mana asal uang yang dipergunakan untuk membeli obyek sengketa tersebut, bukan tercatat atas nama siapa obyek sengketa tersebut, karena untuk menentukan apakah suatu obyek sengketa merupakan harta bawaan ataukah harta bersama, bukan dilihat dari atas nama siapa obyek sengketa tersebut tercatat, tapi dari mana asal obyek sengketa tersebut diperoleh;

Menimbang, bahwa selain mengajukan alat-alat bukti surat, tergugat rekonvensi juga mengajukan 3 (tiga) orang saksi, masing-masing bernama. Masing-masing saksi tersebut tidak mempunyai hubungan kekeluargaan dengan kedua belah pihak yang dapat menyebabkan terhalang menjadi saksi, dan kemudian masing-masing saksi tersebut telah memberikan keterangan dengan mengangkat sumpah, oleh karena itu secara formal dapat diterima sebagai saksi;

Menimbang, bahwa dari ketiga orang saksi yang diajukan oleh tergugat rekonvensi tersebut hanya saksi yang menyatakan tahu secara langsung bahwa obyek sengketa dibeli dari uang hasil penjualan kebun dan 35 pohon cengkeh milik tergugat rekonvensi yang terletak di Polmas kepada seharga Rp7.000.000,00 (tujuh juta rupiah). Sedangkan saksi pengetahuannya hanya berdasarkan cerita dari tergugat rekonvensi

(testimonium de auditu) sehingga tidak bernilai, dan saksi sama sekali tidak

mengetahui asal usul obyek sengketa. Oleh karena keterangan satu orang saksi identik dengan tidak ada saksi (unus testis nullus testis), maka kesaksian saksi tersebut harus dikesampingkan;

Menimbang, bahwa berdasarkan penilaian terhadap alat-alat bukti yang diajukan oleh kedua belah pihak sebagaimana tersebut di atas, maka majlis hakim tingkat banding berpendapat bahwa penggugat rekonvensi tidak dapat membuktikan kebenaran dalil-dalil gugatannya bahwa obyek sengketa adalah harta bawaan pewaris demikian juga halnya tergugat rekonvensi tidak dapat membuktikan kebenaran dalil-dalil bantahannya bahwa obyek sengketa adalah harta bawaan tergugat rekonvensi

(13)

Menimbang, bahwa oleh karena telah ternyata, sebagaimana diakui atau tidak dibantah kebenarannya oleh kedua pihak, bahwa obyek sengketa tersebut dibeli pada masa pernikahan pewaris dengan tergugat rekonvensi sedangkan kedua belah pihak masing-masing tidak dapat membuktikan bahwa obyek sengketa tersebut diperoleh dari menjual harta bawaan, maka sudah seharusnya obyek sengketa tersebut dinyatakan sebagai harta bersama almarhum

Menimbang, bahwa oleh karena telah dinyatakan bahwa obyek sengketa tersebut di atas merupakan harta bersama dengan I, maka sudah seharusnya pula harta bersama tersebut dibagi dua, masing-masing Muh. dan berhak 1/2 bagian;

Menimbang, bahwa oleh karena telah meninggal dunia, maka bagiannya berupa 1/2 dari harta bersama tersebut merupakan harta warisan almarhum yang karenanya pula maka sudah seharusnya apabila gugatan penggugat rekonvensi pada point kedua agar pengadilan menyatakan obyek sengketa dalam gugatan rekonvensi adalah budel warisan yang ditinggalkan oleh pewaris dapat dikabulkan sebagian, yaitu sebatas yang menjadi hak berupa 1/2 bagian dari harta bersama;

Menimbang, bahwa oleh karena 1/2 bagian dari harta bersama tersebut merupakan harta warisan almarhum, maka sudah seharusnya gugatan penggugat rekonvensi pada point ketiga agar pengadilan menghukum tergugat rekonvensi untuk mengembalikan obyek sengketa ke dalam budel warisan peninggalan pewaris dapat pula dikabulkan untuk sebagian, dengan cara membagikan harta warisan tersebut kepada ahli warisnya yang berhak, yaitu, isteri/janda memperoleh 1/8 atau 3/24 bagian, dan 3 (tiga) orang anak perempuan masing-masing bernama. dan secara bersama-sama memperoleh 2/3 atau 16/24;

Menimbang, bahwa oleh karena bagian almarhum berupa 1/2 bagian dari harta bersama tersebut tidak habis dibagikan kepada ahli warisnya yaitu isteri/janda : 3/24 bagian, dan 3 (tiga) orang anak perempuan : 16/24 bagian, (3/24 + 16/24 = 19/24), masih ada sisa/kelebihan sebesar 5/24 bagian, maka sisa/kelebihan tersebut ditambahkan kepada 3 (tiga) orang anak perempuan tersebut dengan jalan radd, sehingga bagian untuk 3 orang anak perempuan tersebut adalah 16/24 + 5/24 = 21/24 bagian;

(14)

gugatannya tidak secara tegas mohon agar pengadilan membagi harta warisan peninggalan pewaris kepada ahli warisnya yang berhak, namun gugatan penggugat rekonvensi pada point kedua agar pengadilan menyatakan obyek sengketa adalah budel warisan yang ditinggalkan oleh pewaris, dan gugatan penggugat rekonvensi pada point ketiga agar pengadilan menghukum tergugat rekonvensi untuk mengembalikan obyek sengketa ke dalam budel warisan peninggalan pewaris dan juga karena gugatan penggugat rekonvensi ini berkaitan erat dengan budel warisan pewaris dalam perkara konvensi sebagaimana telah dipertimbangkan diatas, maka majelis hakim tingkat banding berpendapat bahwa pembagian obyek sengketa dalam perkara a quo, baik pembagiannya sebagai harta bersama, maupun pembagian dari harta warisan peninggalan pewaris yang berupa 1/2 bagian dari harta bersama kepada para ahli waris yang berhak, merupakan suatu keharusan dan tidak melanggar asas ultra petita, hal ini sesuai pula dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 556 K/Sip/1971 tanggal 10 Nopember 1971 yang menyatakan bahwa pengadilan dapat mengabulkan lebih dari yang digugat asal masih sesuai dengan kejadian materiel;

Menimbang, bahwa dengan pertimbangan-pertimbangan sebagaimana tersebut di atas, maka putusan Pengadilan Agama Barru Nomor 193/Pdt.G/2013/PA.Br. tanggal 19 Desember 2013 M., bertepatan dengan tanggal 16 Syafar 1435 H. yang berkaitan dengan gugatan rekonvensi, yang amar putusannya hanya berbunyi : “Mengabulkan gugatan penggugat rekonvensi”, dengan tidak menjelaskan apakah dikabulkan seluruhnya ataukah sebagian dan tanpa diikuti amar-amar putusan berikutnya yang memerinci hal-hal apa saja yang dikabulkan, harus dibatalkan dan dengan mengadili sendiri sehingga bunyi selengkapnya sebagaimana tercantum dalam amar putusan perkara a quo;

Dalam Konvensi dan rekonvensi

Menimbang, bahwa dengan demikian biaya yang timbul dalam perkara ini pada tingkat banding sepenuhnya dibebankan kepada para tergugat konvensi/penggugat rekonvensi/pembanding;

Mengingat segala ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan hukum syar’i yang berkaitan dengan perkara ini.

(15)

MENGADILI

- Menyatakan permohonan banding yang diajukan oleh para tergugat/pembanding dapat diterima;

Dalam Eksepsi

- Menguatkan Putusan Pengadilan Agama Barru Nomor 193/Pdt.G/2013/PA.Br. tanggal 19 Desember 2013 M., yang bertepatan dengan tanggal 16 Syafar 1435 H.

Dalam Konvensi

- Menguatkan Putusan Pengadilan Agama Barru Nomor 193/Pdt.G/2013/PA.Br. tanggal 19 Desember 2013 M., yang bertepatan dengan tanggal 16 Syafar 1435 H. dengan perbaikan, sehingga amarnya berbunyi sebagai berikut

1. Mengabulkan gugatan penggugat untuk sebagian;

2. Menyatakan yang telah meninggal dunia pada tanggal 18 Februari 2013 adalah pewaris;

3. Menyatakan menurut hukum harta bersama dengan adalah sebagai berikut:

3.1. Satu bidang tanah perumahan seluas ± 960 m² termasuk sebuah bangunan rumah panggung yang berdiri di atasnya seluas ± 63 m² terletak di Ongkoe, Desa Balusu, Kecamatan Balusu, Kabupaten Barru, dengan batas-batas sebagai berikut:

- Sebelah Utara : Jalanan - Sebelah Selatan : Tanah - Sebelah Timur : Tanah - Sebelah Barat : Tanah

3.2. Satu petak tanah sawah seluas 4.176 m² terletak di Dusun Balusu, Desa Balusu, Kecamatan Balusu, Kabupaten Barru, dengan batas-batas sebagai berikut :

- Sebelah Utara : Tanah sawah - Sebelah Selatan : Tanah sawah - Sebelah Timur : Tanah sawah - Sebelah Barat : Tanah sawah

3.3. Uang tabungan dalam rekening Bank Rakyat Indonesia (BRI) Unit Takkalasi atas nama sejumlah Rp32.606.200,00 (tiga

(16)

puluh dua juta enam ratus enam ribu dua ratus rupiah);

3.4. Uang tunai sejumlah Rp10.500.000,00 (sepuluh juta lima ratus ribu rupiah).

4. Menetapkan harta bersama sebagaimana tersebut dalam diktum angka 3.1 sampai dengan angka 3.4 di atas dibagi dua antara masing-masing berhak 1/2 (setengah) bagian;

5. Menetapkan ahli waris yang berhak mewarisi harta warisan pewaris adalah sebagai berikut :

5.1 isteri/janda

5.2. anak perempuan; 5.3. anak perempuan; 5.4. anak perempuan;

6. Menetapkan bagian pewaris berupa 1/2 (setengah) bagian dari harta bersama tersebut dibagi kepada ahli warisnya dengan bagian masing-masing sebagai berikut:

6.1. , isteri/janda memperoleh : 1/8 bagian atau 3/24 bagian; 6.2. 3 (tiga) orang anak perempuan yaitu dan. secara

bersama-sama memperoleh : 21/24 bagian (2/3 atau

16/24 ditambah kelebihan sebesar 5/24 dengan jalan radd =

21/24

7. Menghukum para pihak yang menguasai harta-harta tersebut agar menyerahkan bagian masing-masing kepada yang berhak menerimanya dan apabila tidak dapat dibagi secara natura maka harus dilelang melalui badan lelang negara dan hasilnya dibagikan kepada para pihak yang berhak;

8. Menolak gugatan penggugat untuk selain dan selebihnya; Dalam Rekonvensi

- Membatalkan Putusan Pengadilan Agama Barru Nomor 193/Pdt.G/ 2013/ PA.Br. tanggal 19 Desember 2013 M. bertepatan dengan tanggal 16 Shafar 1435 H. dengan mengadili sendiri sebagai berikut : 1. Mengabulkan gugatan penggugat rekonvensi untuk sebagian;

2. Menyatakan obyek sengketa yang berupa satu bidang tanah seluas ± 500 m² beserta sebuah bangunan rumah panggung yang berdiri di atasnya seluas ± 57 m² yang terletak di Ongkoe, Desa Lampoko, Kecamatan Balusu, Kabupaten Barru, dengan

(17)

batas-batas:

- Sebelah Utara : Tanah - Sebelah Selatan : Tanah - Sebelah Timur : Tanah - Sebelah Barat : Tanah merupakan harta bersama dengan

3. Menetapkan harta bersama sebagaimana tersebut pada diktum angka 2 di atas dibagi dua antara dan, masing-masing berhak 1/2 (setengah) bagian;

4. Menetapkan ahli waris yang berhak mewarisi harta warisan pewaris adalah sebagai berikut :

4.1. isteri/janda

4.2. anak perempuan; 4.3. , anak perempuan; 4.4. , anak perempua

5. Menetapkan bagian pewaris berupa 1/2 (setengah) bagian dari harta bersama tersebut dibagi kepada ahli warisnya dengan bagian masing-masing sebagai berikut:

5.1. isteri/janda, memperoleh : 1/8 bagian atau 3/24 bagian

5.2. 3 (tiga) orang anak perempuan yaitu dan secara bersama-sama memperoleh : 21/24 bagian (2/3 atau 16/24 ditambah kelebihan sebesar 5/24 dengan jalan radd = 21/24);

6. Menghukum para pihak yang menguasai harta-harta tersebut agar menyerahkan bagian masing-masing kepada yang berhak menerimanya dan apabila tidak dapat dibagi secara natura maka harus dilelang melalui badan lelang negara dan hasilnya dibagikan kepada para pihak yang berhak;

7. Menolak gugatan penggugat rekonvensi untuk selain dan selebihnya;

Dalam Konvensi dan rekonvensi

- Menghukum penggugat konvensi/tergugat rekonvensi dan para tergugat konvensi/para penggugat rekonvensi untuk membayar biaya perkara pada tingkat pertama secara tanggung renteng sejumlah Rp 3.621.000,00 (tiga juta enam ratus dua puluh satu ribu rupiah). - Menghukum para tergugat/pembanding untuk membayar biaya perkara

(18)

pada tingkat banding sejumlah Rp150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah).

Demikian putusan ini dijatuhkan dalam sidang musyawarah Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama Makassar pada hari Senin tanggal 12 Mei 2014 M., bertepatan dengan tanggal 12 Rajab 1435 H., oleh Drs. H. A. Ahmad As'ad, S.H., sebagai Ketua Majelis, Drs. Sukiman BP. S.H. M.H. dan Drs. H. Mohammad Nor Hudlrien, S.H., M.H., masing-masing sebagai Hakim Anggota yang ditunjuk berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Agama Makassar tanggal 11 Maret 2014, dengan dibantu oleh Hj. Nahirah, S.H. sebagai Panitera Pengganti, putusan tersebut pada hari itu juga diucapkan dalam sidang yang terbuka untuk umum tanpa dihadiri oleh pihak-pihak yang berperkara.

Hakim Anggota, Ketua Majelis,

ttd, ttd,

Drs. Sukiman BP., S.H., M.H. Drs. H. A. Ahmad As'ad, S.H.

ttd,

Drs. H. Mohammad Nor Hudlrien, S.H.,M.H. Panitera Pengganti, ttd, Hj. Nahirah, S.H. Perincian Biaya : Redaksi : Rp 5.000,00 Meterai : Rp 6.000,00 Proses Penyelesaian Perkara : Rp139.000,00

(19)

J u m l a h : Rp150.000,00

(seratus lima puluh ribu rupiah)

Untuk Salinan

Panitera Pengadilan Tinggi Agama Makassar

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pengembangan serta memperkaya pengetahuan Ilmu Hukum khususnya dibidang Hukum Internasional tentang status kepemilikan

Untuk memenuhi kewajiban dalam mempertanggungjawabkan pengelolaan dan pengendalian sumber daya serta pelaksanaan kebijakan sesuai dengan tugas dan kewenangannya dalam

1) Peniliti mengidentifikasi permasalahan dalam pembelajaran yang terdiri dari metode mengajar yang digunakan dan hasil belajar peserta didik. 2) Guru memilih materi pokok yang

Sebagai informasi untuk menarik orang agar membuka link Rockradiolive.co dan mempercayai Rockradiolive.co sebagai sarana/wadah untuk menyebarluaskan Flayer dibagikan

Besarnya pengaruh terhadap rasio lancar perusahaan perdagangan besar barang produksi yang terdaftar di BEI dapat dijelaskan rasio per- putaran piutang usaha dan periode penagihan

Masalah-masalah penelitian tersebut sangat penting untuk diteliti bagi pengembangan ilmu pemasaran terutama yang berkaitan dengan orientasi pasar, pembelajaran oragisasional

Pada bulan Maret 2017 kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,0008 persen dengan komoditas yang memberikan sumbangan inflasi adalah Komoditas televisi

Kelembagaan ekonomi merupakan hal yang fundamental dalam struktur suatu masyarakat. • Bahkan, Karl Marx mengatakan