• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori dan penelitian yang relevan 1. Membatik Membatik dalam pembelajaran di sekolah termasuk kegiatan yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori dan penelitian yang relevan 1. Membatik Membatik dalam pembelajaran di sekolah termasuk kegiatan yang"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori dan penelitian yang relevan

1. Membatik

Membatik dalam pembelajaran di sekolah termasuk kegiatan yang memerlukan keterampilan khusus yang dapat menumbuhkan keaktifan peserta didik didalam proses belajar mengajar, karena dalam proses membatik memerlukan ketelitian, kesabaran, dan eksistensi yang tinggi oleh karena itu perlu diberikan pemahaman tentang pengertian membatik dan praktek membatik kepada peserta didik agar peserta didik dalam pembelajaran tersebut tidak mengalami kesulitan, usaha yang dilakukan agar peserta didik memahami pesan atau informasi yang akan disampaikan oleh guru dalam sebuah pembelajaran tersebut hanya dapat dilakukan dengan pemahaman tentang suatu wacana. Baik buruknya informasi yang diterima tergantung baik buruknya pemahaman suatu wacana. (Tarigan, 1987:7)

Keterampilan membatik di sekolah diajarkan dalam bentuk menyimak, mencoba (eksperimen), dan latihan-latihan. Dengan tujuan agar siswa terampil dalam membatik.

a. Pengertian Batik

Batik berasal dari bahasa Jawa Amba yang berarti menulis dan titik. Kata batik merujuk pada pakain dengan corak yang dihasilkan oleh bahan malam/lilin (wax) yang ditorehkan keatas kain dengan alat canting sehingga malam dapat menahan masuknya bahan pewarna (dye), atau dalam bahasa Inggrisnya ”Wax resist dyeing” .Batik adalah karya yang dipaparkan diatas bidang datar (kain atau sutra ) dengan dilukis atau ditulis, dikuas, atau ditumpahkan atau dengan menggunakan canting atau cap dengan menggunakan malam untuk menutup agar tetap seperti warna aslinya((http//Faridacie.blogspot.com/2013/ 10/Peb)

(2)

Membatik merupakan kegiatan berkarya seni menggunakan bahan lilin yang dipanaskan dan menggunakan alat canting atau kuas untuk membuat pola gambar atau motif yang dioleskan diatas selembar kain.Teknik pewarnaannya menggunakan teknik tutup celup

(3)

Di dalam kamus besar bahasa Indonesia (1993:84) batik adalah “corak atau gambar pada kain yang pembuatannya secara khusus dengan menerakan malam kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu.”

Menurut Sewan Susanto (1980:5), teknik membuat batik adalah “proses-proses pekerjaan dari pemula yaitu dari mori batik sampai menjadi kain batik.” Jadi membuat batik atau membatik merupakan kegiatan yang memproses kain mori yang berwarna putih polos menjadi kain mori yang bermotif batik yang disebut kain batik.

Secara Etimoligi kata batik berasal dari kata “tik” yang berarti kecil/titik dapat diartikan juga menulis atau menggambar serba rumit.

Batik sama artinya dengan menulis, akan tetapi batik secara umum memiliki arti khusus yaitu melukis pada kain dengan menggunakan lilin/malam, dan alat yang digunakan untuk menorehkan malam pada kain yaitu canting. Canting adalah alat yang digunakan untuk membuat gambar pada batik terbuat dari bahan kuningan atau tembaga. Pembuatan batik di Indonesia pada prinsipnya berdasarkan resist dyes technique (teknik celup rintang) dimana pembuatannya semula dikerjakan dengan cara ikat celup motif yang sangat sederhana, kemudian menggunakan zat perintang warna.

“Batik identik dengan kebudayaan tradisional milik bangsa Indonesia sejak dulu kala, Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian . Selain itu batik bisa mengacu pada dua hal, yaitu pertama teknik pewarnaan kain dengan menggunakan malam untuk mencegah pewarnaan dari kain. Dalam literature internasional, teknik ini dikenal sebagai wax-resist dyeing. Dan yang kedua adalah kain atau busanayang dibuat dengan teknik tersebut, termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang memilki kekhasan. Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan

(4)

untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober 2009.” Sumber: (http//nasinal.kompas.com/read/2011/ 09/28/)

Seni batik merupakan salah satu jenis kerajinan khas Indonesia. Daerah pembuatannya tersebar hampir diseluruh wilayah nusantara. Masing-masing daerah memiliki kekhasan atau keunikan tersendiri. Keunikan tersebut adalah motif atau corak, teknik pembuatan, dan makna simboliknya.

Batik Jawa mempunyai motif-motif yang berbeda-beda, perbedaan motif ini biasa terjadi dikarenakan motif-motif itu mempunyai makna, maksudnya bukan hanya sebuah gambar akan tetapi mengandung makna yang mereka dapat dari leluhur mereka. Batik Jawa banyak berkembang di daerah Solo atau yang biasa disebut dengan batik Solo. Berikut ini adalah pendapat yang dikemukakan oleh Barmin & Wijiono, (2008:10):

“Ragam corak warna batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Corak yang terdapat pada kain batik adalah tumbuhan pohon, ranting, daun, bunga dan akar, hewan: burung, ikan, kupu-kupu, ular, dll, manusia, geometris, dan bentuk lain seperti awan, gapura, rumah, dll. Bahan yang digunakan untuk membuat kain batik berupa kain mori, dan kain sutra. Kain mori dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu jenis primisima, prima, dan biru. Primisima adalah kain mori yang halus, harganya mahal, dan baik untuk batik tulis. Jenis prima bermutu sedang dan bisa dibuat batik tulis. Mori biru mutunya kurang baik, tipis dan tenunannya agak jarang. Mori biru tidak baik untuk batik tulis, hanya dapat digunakan untuk batik cap.”

Di pabrik tekstil, motif batik juga dapat dicetak dalam jumlah banyak dan berwarna-warni seperti halnya mencetak kertas. Sedangkan, batik tulis lebih mahal harganya karena dibuat dengan tangan dan membutuhkan waktu pengerjaan yang lama. Kini kain batik tidak hanya digunakan sebagai busana, tetapi juga sebagai bahan berbagai perlengkapan rumah tangga dan interior serta menjadi produk cinderamata

(5)

Dari berbagai macam pendapat tentang pengertian batik tersebut maka dapat disimpulkan bahwa batik berasal dari bahasa Jawa Amba dan berasal dari kata tik yang berarti kecil/titik dapat diartikan juga menulis dengan menggunakan bahan lilin yang dipanaskan dan menggunakan alat canting atau kuas untuk membuat pola gambar atau motif yang dioleskan di atas selembar kain, yang proses pengerjaannya dari mori sampai menjadi kain batik yang merupakan kebudayaan tradisional milik bangsa Indonesia dan warisan tradisi turun temurun.

b. Tujuan dan manfaat membatik dalam pembelajaran

Membatik dalam pembelajaran seni budaya bertujuan untuk membentuk pribadi siswa menjadi harmonis, dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan siswa dalam mencapai multi kecerdasan. Aktifitas membatik dapat menampung kekhasan tersebut yang tertuang dalam pemberian pengalaman mengembangkan konsepsi, apresiasi, dan kreasi. Semua diperoleh melalui upaya eksplorasi elemen, prinsip, proses, dan teknik berkarya

Manfaat membatik: pada pembelajaran membatik siswa dapat mengetahui nilai-nilai budaya yang diwariskan kepada mereka sebagai generasi bangsa, disamping itu membatik juga dapat membentuk karakter siswa menjadi bertanggung jawab, disiplin, teliti, harmonis, fokus, sabar, tekun dan mengetahui keindahan, serta siswa dapat keterampilan untuk berwirausaha, melalui melalui hasil-hasil karya batik tersebut (www/retcia.com/2013/10/Peb)

Berdasarkan pendapat tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa dengan membatik dapat membentuk kepribadian siswa menjadi harmonis dan siswa lebih mengenal nilai warisan budaya bangsa yang dapat membentuk karakter menjadi bertanggung

(6)

jawab, disiplin, teliti, harmonis, fokus, sabar, tekun, dan pada akhirnya siswa dapat berwirausaha.

c. Tenik Membatik

Beberapa teknik dalam pembuatan batik antara lain seperti berikut: Menurut Subekti, Ratinah, & Supriyaningtyas (2010:4), Ada beberapa macam teknik pembuatan batik di Indonesia, di antaranya adalah sebagai berikut:

1). Teknik canting tulis

Teknik canting tulis adalah teknik membatik dengan menggunakan alat yang disebut canting (Jawa). Canting terbuat dari tembaga ringan dan berbentuk seperti teko kecil dengan corong di ujungnya. Canting berfungsi untuk menorehkan cairan malam pada sebagian motif. Saat kain dimasukkan ke dalam larutan pewarna, bagian yang tertutup malam tidak terkena warna. Membatik dengan teknik canting tulis disebut teknik membatik tradisional. Namun juga ada proses pewarnaan yang lebih modern pada membatik dengan canting seperti teknik pewarnaan dengan colet, yaitu Motif yang dihasilkan dengan. Teknik colet bisa juga disebut dengan teknik lukis, merupakan teknik mewarnai motif batik dengan cara mengoleskan cat atau pewarna kain jenis tertentu pada motif dengan alat khusus atau kuas.

2). Teknik cap

Teknik cap merupakan cara pembuatan motif batik dengan menggunakan canting cap. Canting cap merupakan kepingan logam atau pelat berisi gambar yang agak menonjol. Permukaan canting cap yang menonjol

(7)

dicelupkan dalam cairan malam/lilin. Selanjutnya canting cap dicapkan pada kain. Canting cap akan meninggalkan motif. Motif inilah yang disebut klise. Canting cap membuat proses pemalaman menjadi lebih cepat. Oleh karena itu, teknik cap dapat menghasilkan kain batik yang lebih banyak dalam waktu yang lebih singkat.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa membatik adalah keterampilan menorehkan atau pemberian malam/lilin panas pada kain dengan teknik tulis, cap dan campuran antara tulis dan cap sebagai upaya untuk merintangi warna pada kain, kemudian penghilangan malam/lilin pada kain dengan teknik lorot atau dikerok

d. Perlengkapan Untuk Membatik

Berikut ini adalah perlengkapan yang diperlukan untuk membuat batik tulis, menurut Subekti, Ratinah, & Supriyatingtyas (2010: 6):

1). Canting

Canting adalah peralatan khas yang digunakan untuk membatik. Canting berfungsi seperti pena untuk mengambil lilin/malam dan menggambarkannya pada kain. Canting terbuat dari bahan tembaga atau kuningan dengan gagang yang terbuat dari kayu. Ukuran canting bermacam-macam sesuai dengan besar kecilnya garis gambar yang akan dibuat. Jenis canting ada bermacam-macam, diantaranya canting ngengrengan, tembokan, seret dua, cecekan, dan isen.

(8)

Anglo/keren adalah kompor tanah yang berfungsi untuk memanaskan penggorengan/wajan yang berisi lilin. Anglo dilengkapi dengan kipas untuk menjaga agar api dan arang tetap menyala. Begitu juga dengan kompor kecil berfungsi untuk memanaskan penggorengan/wajan kecil yang berisi lilin/malam

3). Wajan

Wajan/ penggorengan merupakan tempat untuk

memanaskan lilin agar tetap encer. Lilin/malam berfungsi sebagai tinta yang digunakan untuk membuat motif pada kain. Bila lilin/malam mengeras, lilin pada canting pun harus sebentar-sebentar dituang kedalam wajan agar tetap panas dan cair sehingga tidak membuat aliran lilin/malam didalam canting tersumbat.

4). Gawangan

Gawangan berbentuk seperti gawang. Fungsinya tempat untuk “menyampirkan” kain yang akan dibatik. Gawangan terbuat dari kayu atau bambu

e. Proses Membatik

Berikut adalah langkah-langkah pembuatan batik tulis menurut Subekti, Ratinah, & Supriyaningtyas (2010:8),

1) Membuat motif batik pada kain dengan menggunakan pensil

2) Malam/lilin direbus diatas wajan dengan menggunakan anglo/kompor

3) Kemudian motif batik diolesi dengan menggunakan canting yang diisi lilin malam sehingga cairan lilin meresap kedalam serat kain.

(9)

4) Motif yang sudah selesai dibatik kemudian diberi pewarna sesuai dengan warna yang diinginkan dengan teknik colet atau bisa juga dengan pencelupan dan menggunakan pewarna remazol atau naptol

5) Setelah proses pewarnaan selesai, kemudian kain batik direndam kedalam ember yang berisi waterglass selama ± 15 menit untuk memperkuat warna. Proses ini dinamakan ngunci/ngancing warna agar warna tidak mudah luntur. 6) Batik yang sudah selesai di waterglass diangin-anginkan

selama15 menit

7) Cucilah kain batik yang sudah selesai dikunci/dikancing tersebut dengan menggunakan air bersih supaya waterglass luntur.

8) Rebuslah air hingga mendidih dengan kompor dan panci. Masukkan kain batik kedalam panci yang berisi air mendidih untuk melunturkan lilin dari kain. Proses ini dinamakan melorot kain.

9) Pada waktu melorot kain batik diaduk dengan menggunakan kayu, dan sering diangkat keatas permukaan air. Hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam proses pelunturan lilin.malam.

10) Setelah lilin/malam luntur, kemudian kain batik dapat dikeringkan. Jika masih terdapat sisa-sisa malam pada kain batik dapat dihilangkan dengan menggunakan tepung kanji yang dilarutkan kedalam air

2. Metode Drill

a). Pengertian Metode Drill

Roestiyah (1991:125) mengemukakan bahwa metode drill atau teknik latihan ialah suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan

(10)

latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari.

Mahfud (1987:100) mengemukakan bahwa drill merupakan suatu kegiatan dalam melakukan hal yang sama secara berulang-ulang dan sungguh-sungguh dengan tujuan untuk memperkuat suatu asosiasi atau menyempurnakan suatu keterampilan supaya permanen.

Drill merupakan metode latihan yang disebut juga metode training, yang merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu.

Metode drill juga sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik selain itu, metode ini dapat juga digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan. Azwan Zain (1996:108) mengemukakan bahwa metode latihan atau disebut juga metode training merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu, metode ini juga dapat digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan ketepatan, kesempatan dan keterampilan serta kecakapan.

Dari beberapa pendapat metode drill di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa metode drill merupakan salah satu metode dalam pembelajaran dimana siswa diberikan latihan-latihan secara berulang-ulang atau terus menerus agar dapat menguasai keterampilan ketangkasan praktis tentang pengetahuan yang dipelajari. Dalam pelaksanaan metode tersebut, siswa harus diberi pengetahuan dan penjelasan teori tentang apa yang diajarkan oleh guru agar siswa dapat menguasai keterampilan dengan baik.

b). Prinsip dan petunjuk menggunakan metode drill

Syaiful Sagala (2010:217) memaparkan bahwa dalam penggunaan metode drill, ada beberapa petunjuk yang harus diterapkan yaitu :

(11)

1) Siswa harus diberi pengertian dan demonstrasi terlebih dahulu sebelum diadakan latihan.

2) Latihan untuk pertama kalinya hendaknya dengan yang sederhana, lalu diadakan perbaikan untuk kemudian bisa lebih sempurna.

3) Latihan tidak perlu lama asal sering dilaksanakan. 4) Harus disesuaikan dengan taraf kemampuan siswa. c). Kelebihan metode drill

1) Peserta didik memperoleh kecakapan motoris, contohnya menulis, melafalkan huruf, membuat dan menggunakan alat.

2) Peserta didik memperoleh kecakapan mental, contohnya dalam perkalian, penjumlahan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda atau simbol-simbol

3) Dapat menimbulkan rasa percaya diri bahwa peserta didik yang berhasil dalam belajar telah memilki suatu keterampilan khusus yang berguna kelak kemudian hari. 4) Guru lebih mudah mengontrol dan membedakan mana

peserta didik yang disiplin dalam belajarnya dan mana yang kurang, dengan memperhatikan tindakan dan perbuatan peserta didik saat berlangsungnya pengajaran

d). Kelemahan metode drill

1) Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa kepada penyesuaian pada latihan-latihan

2) Dapat menimbulkan verbalisme, terutama pengajaran yang bersifat menghafal

3) Membentuk kebiasaan kaku, artinya seolah-olah peserta didik melakukan sesuatu secara mekanis, dalam memberikan stimulus, peserta didik bertindak secara otomatis

(12)

4) Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan, dimana peserta didik menyelesaikan tugas secara statis sesuai dengan apa yang diinginkan oleh guru

e). Cara mengatasi kelemahan metode drill

1) Metode ini hendaknya digunakan untuk melatih hal-hal yang bersifat motorik, seperti menulis, permainan, pembuatan grafik, dan kesenian

2) Sebelum latihan dimulai, hendaknya diberi pengertian yang mendalam tentang apa yang akan dilatih dan kompetensi apa saja yang harus dikuasai

3) Latihan untuk pertamakali hendaknya bersifat diagnosis, Kalau pada latihan pertama pelajar tidak berhasil, maka guru harus mengadakan perbaikan, lalu penyempurnaan 4) Sifat latihan, yang pertama bersifat ketepatan kemudian

kecepatan, yang keduanya harus dimiliki oleh peserta didik. (Dalam http:www, hardjasapoetra.co.cc/2010/03/ Maret)

Penerapan metode drill dalam penelitian ini adalah siswa diminta untuk mengerjakan latihan-latihan secara bertahap atau kontinyu. Penerapan metode drill pada siklus pertama akan direncanakan 3 kali latihan dalam 1 kali pertemuan 2X40 menit dan siklus kedua 3 kali

latihan dalam 1 kali pertemuan 2X40 menit. Jadi pertemuan keseluruhan ada 6 kali pertemuan atau 12 jam pelajaran. Sebelum diberikan latihan-latihan, guru akan mendemontrasikan mengenai materi di depan kelas dan siswa mengamati

3. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Endah Sulistyarini (2012) yang

(13)

berjudul “Penerapan Metode Pembelajaran Drill (Latihan) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menggambar Bentuk Benda Alam Mata Pelajaran Seni Budaya Kelas VII D SMPN II Cawas Klaten Tahun Ajaran 2011/2012”.

Dalam penelitian ini, penggunaan metode drill (latihan) dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menggambar bentuk benda alam. Kelebihan dari metode drill adalah metode yang bersifat melatih secara berulang-ulang. Dengan adanya latihan yang berulang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menggambar. Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa metode drill (latihan) dapat meningkatkan kemampuan menggambar bentuk benda alam pada mata pelajaran Seni Budaya Kelas VII D Di SMPN II Cawas Klaten tahun pelajaran 2011/2012. Sedangkan hal yang masih kurang dalam penelitian ini adalah kurang spesifiknya gambar benda alam yang dimaksud. Misalnya dengan menyebutkan langsung benda alam yaitu gerabah.

Penelitian yang relevan lainnya yang senada dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Ratri Rosiana Wulandari (2013) dengan judul Penerapan Metode Drill Sebagai Upaya Meningkatkan Keterampilan Menggambar Ragam hias Pada Mata Pelajaran Seni Budaya Kelas IVSD Negeri Karangmangu 01 Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap Tahun Pelajaran 2012/2013. Pada penelitian ini hasil yang didapatkan adalah penerapan metode drill dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam mata pelajaran seni budaya menggambar ragam hias pada kelas IV SD Negeri Karangmangu 01 Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap Tahun Pelajaran 2012/2013.

Namun pada penelitian ini memiliki kelemahan yaitu pada keterampilan menggambar ragam hias tidak difokuskan pada salah satu bentuk atau motif apa dan teknik pengumpulan data yang

(14)

digunakan masih kurang yaitu dengan tidak adanya metode tes maka untuk mendapatkan data yang konkrit tentang keterampilan menggambar ragam hias siswa tidak dapat diketahui dengan jelas.

Penelitian lain yang berkaitan dengan materi batik yaitu dari Novia Nur Kartikasari (2012), dalam penelitian yang berjudul Penerapan Metode Discovery Sebagai Upaya Meningkatkan Kreativitas Seni Lukis Batik Dalam Mata Pelajaran Seni Budaya Pada Siswa Kelas IX A Semester Genap Di SMP N 1 Punggelan Banjarnegara Tahun Ajaran 2011/2012, pada penelitian ini hasil yang diperoleh adalah bahwa dengan metode Discovery dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam seni lukis batik pada mata pelajaran seni budaya kelas IX A semester genap SMP N 1 Punggelan Banjarnegara tahun pelajaran 2011/2012, namun didalam teknik pengumpulan data ada ketidak sesuaian antara pengumpulan data yang disebutkan sebelumnya dengan praktek dilapangan yaitu tentang pengumpulan data dengan angket tidak ada penjelasannya dan tidak digunakan justru yang digunakan adalah data tes perbuatan yang pada pengumpulan data tidak disebutkan.

Penelitian yang relevan tersebut di atas belum ada yang menerapkan metode drill untuk meningkatkan keterampilam membatik pada siswa. Maka dari itu peneliti menganggap penelitian yang peneliti lakukan belum dilakukan oleh penelitian diatas jadi peneliti anggap ada keorisinilan pada penelitian ini, sehingga perlu melakukan penelitian tindakan kelas yang menggunakan metode drill untuk meningkatkan keterampilan membatik pada siswa kelas VIII SMP, khususnya di kelas VIII B SMP Negeri 1 Karangpandan

(15)

B. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan alur penalaran yang sesuai dengan tema dan masalah penelitian serta didasarkan pada kajian teoritis. Kerangka berpikir ini digambarkan dengan skema secara holistik dan sistematik. Selaras dengan judul penelitian yang diambil, yaitu “Upaya Meningkatkan Keterampilan Membatik Dengan Menggunakan Metode Drill Pada Siswa Kelas VIII B Semester II SMP Negeri 1 Karangpandan Tahun Pelajaran 2014/2015.

Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran seni rupa dikelas VIII B SMP Negeri 1 Karangpandan adalah rendahnya kemampuan membatik. Berdasarkan data yang didapat dari lapangan menunjukkan nilai siswa dikelas VIII B tahun pelajaran 2014/2015 adalah 50% atau sebanyak 15 siswa masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Nilai siswa yang sudah memenuhi KKM sebesar 50 % atau sebanyak 15 siswa

Rendahnya kemampuan siswa dalam membatik dikarenakan kurangnya pemahaman akan cara membatik yang baik dan benar, Metode pembelajaran yang dilakukan guru masih menggunakan metode ceramah.

Siswa belum menguasai keterampilan membatik.

Berdasarkan permasalahan tersebut, metode drill merupakan salah satu metode yang akan diterapkan untuk meningkatkan kemampuan membatik siswa dalam mengekspresikan karyanya. Sebelum siswa mengerjakan latihan, guru memberikan pengarahan dan mendemonstrasikan materi didepan kelas. Dengan melakukan latihan secara kontinyu, dan guru juga memberikan demonstrasi, serta siswa mampu mengembangkan kemampuannya dalam membatik. Langkah sistematis agar tujuan tersebut dapat tercapai adalah perlunya tindakan (action) dengan penelitian tindakan kelas yang

(16)

meliputi langkah perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi secara siklus terus menerus,sampai indikator keberhasilan tercapai.

Dari alur penalaran diatas, maka dapat digambarkan kerangka berfikir sebagai berikut :

SI S II

Gambar 2. Alur Kerangka Berfikir

C. Hipotesis Tindakan

Menurut Muhammad Nasir dalam bukunya yang berjudul “ Metode Penelitian” menyatakan bahwa hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus di uji secara empiris (2008:182). Hipotesis adalah pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya pada saat fenomena dikenal dan merupakan dasar kerja serta perpaduan dari verifikasi. Hipotesis merupakan keterangan sementara dari fenomena-fenomena yang komplek.

Penelitian tindakan kelas ini dirumuskan dengan mengacu pada pengertian di atas maka dalam hipotesisnya sebagai berikut:

PeppPelaPelajaran membatik Seni Rupa

Kemampuan membatik siswa baik/ meningkat Kondisi Awal

1.Guru mengajar lebih sering menggunakan metode ceramah 2.Kemampuan siswa

dalam membatik masih rendah hanya 50 % yang mencapai nilai KKM Tindakan kelas Data Awal Metode Drill 1.Perencanaan 2.Pelaksanaan 3.Observasi 4. Refleksi Membatik Seni Budaya

(17)

“Ada peningkatan prestasi subjek peserta didik dalam kemampuan keterampilan membatik melalui penerapan metode Drill pada pokok bahasan membatik mata pelajaran seni budaya semester II dikelas VIII B SMP Negeri 1 Karangpandan tahun pelajaran 2014/2015

Gambar

Gambar 1. Batik (akucintanusantaraku.blogspot.com, 2015)

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini telah dilakukan studi mengenai modifikasi struktur permukaan pelat aluminium dengan bubuk besi menggunakan metoda mechanical alloying (MA) yang bertujuan

Sebagai state of the art, pada penelitian ini diusulkan sebuah rancangan broadband metamaterial BPF menggunakan bahan mikrostrip dengan menggunakan metode open split

Pada bab ini penulis lebih banyak menjelaskan latar belakang mengenai kepuasan pelanggan pada NC Tours and Travel , rumusan permasalahan mengenai pengaruh

Pada tahun 2013, KSAP akan melakukan finalisasi penyusunan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) Berbasis Akrual, yaitu Akuntansi Pendapatan Laporan Operasional (LO)

Berkaitan dengan uraian di atas, maka peneliti ingin melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Sikap Masyarakat terhadap Keberadaan Lokalisasi Prostitusi Dolly dan Maraknya

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sekretaris Desa dibantu oleh kepala Urusan Staf Sekretaris Desa atau Kepala Urusan adalah unsur sekretariat yang melaksanakan urusan

Abstrak: Tujuan penelitian adalah menganalisis pengaruh konflik peran dan kelelahan emosional terhadap kepuasan konsumen pacta organisasi. Penelitian eksperimen ini dilaksanakan

Tujuan yang dicapai dalam Tugas Akhir ini yaitu membuat game bergenre side scrolling adventure bertemakan Suku Dayak sebagai upaya memperkenalkan Budaya