• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2014"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Berita Resmi Statistik No. 048/08/63/Th XVIII, 5 Agustus 2014 1 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2014

 Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II-2014 tumbuh sebesar 12,95% dibanding triwulan sebelumnya (q to q) dan apabila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun lalu tumbuh 4,89% (y-on-y). Besaran PDRB atas dasar harga berlaku pada triwulan II-2014 mencapai Rp 22,94triliun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 pada triwulan yang sama adalah Rp 9,61 triliun.

 Tiga sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi secara q-to-q adalah sektor pertanian 63,00%, sektor perdagangan, hotel & restoran 5,4%, sektor konstruksi 5,1%. Sementara untuk pertumbuhan y-on-y adalah sektor keuangan, persewaan & jasa perusahaan 9,90%, sektor perdagangan, hotel dan restoran 8,23% dan sektor bangunan 7,65%.

 Secara kumulatif, sampai dengan semester I-2014, perekonomian Kalimantan Selatan tumbuh (c-to-c) sebesar 5,18 % dibandingkan semester I-2013, dengan nominal Rp 43,29 triliun atas dasar harga berlaku.

 Struktur PDRB Triwulan II-2014 masih didominasi oleh sektor pertambangan, sektor pertanian, dan sektor perdagangan, hotel dan restoran, masing-masing memberikan kontribusi sebesar 20,64%, 20,42%, dan 16,89% terhadap total PDRB.

 Kinerja perekonomian Kalimantan Selatan di triwulan II-2014 masih didorong oleh konsumsi domestik yang mampu meredam menurunnya ekspor luar negeri akibat koreksi harga beberapa komoditas yang berbasis sumber daya alam di pasar internasional.

 Dari sisi permintaan (demand side), hampir semua komponen pada triwulan II ini mengalami peningkatan dibanding triwulan I 2014.

I. Nilai PDRB Menurut Lapangan Usaha

Pada triwulan II-2014 PDRB Kalimantan Selatan atas dasar harga berlaku mencapai 22,94 triliun rupiah atau naik 2,58 triliun rupiah jika dibandingkan dengan PDRB pada triwulan I-2014. Demikian pula jika dihitung atas dasar harga konstan (2000), PDRB pada triwulan II-2014mencapai 9,61 triliun rupiah atau meningkat 1,10 triliun rupiah dari triwulan I-2014 seperti pada tahun-tahun sebelumnya, pada triwulan II ini terjadi kenaikan yang signifikan dibanding triwulan I.

Atas dasar harga berlaku, sektor ekonomi yang menunjukkan nilai tambah bruto yang terbesar pada triwulan II-2014 adalah sektor pertambangan dan penggalian sebesar 4,73 triliun rupiah, kemudian No. 048/08/63/Th XVIII, 5Agustus 2014

(2)

Berita Resmi Statistik No. 048/08/63/Th XVIII, 5 Agustus 2014 2 sektor pertanian sebesar 4,68 triliun rupiah, disusul sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 3,87 triliun rupiah. Sementara nilai tambah bruto paling rendah adalah sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 130,91milyar rupiah. Pada perhitungan atas dasar harga konstan 2000, tiga sektor yang memberikan nilai tambah bruto terbesar adalah sektor pertanian 2,31 triliun, sektor pertambangan dan penggalian sebesar 1,90 triliun rupiah, disusul oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 1,61 triliun rupiah.

Tabel 1

PDRB Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000(Milyar Rupiah)

Lapangan Usaha Harga Berlaku Harga Konstan

Triw II-2013 Triw I-2014 Triw II-2014 Triw II-2013 Triw I-2014 Triw II-2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 4.298,45 2.862,12 4.683,02 2.243,54 1,420,20 2.314,97 2 Pertambangan dan Penggalian 4.616,38 4.701,80 4.732,84 1.891,05 1,882,47 1.895,46 3 Industri Pengolahan 1.831,30 1.941,35 2.018,24 902,22 929,70 948,04 4 Listrik Gas dan Air Bersih 118,08 125,52 130,91 46,83 48,27 49,61 5 Konstruksi 1.226,08 1.305,94 1.392,44 528,34 541,18 568,76 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 3.395,46 3.597,53 3.873,33 1.484,66 1,524,40 1.606,79 7 Pengangkutan dan Komunikasi 1.785,43 1.945,58 2.013,82 795,92 837,07 850,52 8 Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 1.114,08 1.227,43 1.271,68 395,09 419,65 434,22 9 Jasa-Jasa 2.398,09 2.649,38 2.819,35 876,29 907,63 943,98

PDRB Dengan Migas 20.783,35 20.356,65 22,935,63 9.163,94 8.510,58 9.612,36

PDRB Tanpa Migas 20.608,89 20.180,02 22.757,57 9.059,74 8.408,76 9.510,36

II. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II-2014

Perekonomian Kalimantan Selatan pada triwulan II-2014 meningkat 12,95 persen bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (q-to-q). Kenaikan tertinggi terjadi pada sektor pertanian (63,00%), sektor perdagangan, hotel & restoran (5,4%), dan sektor konstruksi (5,1%). Secara umum aktivitas pertanian tanaman pangan terutama padi mulai berproduksi. Beberapa wilayah kabupaten sudah mulai musim panen padi terutama pada lahan lebak dengan produksi padi jenis unggul. Selama April -Juni 2014 produksi padi di Kalsel diperkirakan mencapai sekitar 700 ribu ton, hampir tiga kali lipat dibanding produksi triwulan sebelumnya. Angka ini diperkirakan akan terus meningkat pada triwulan selanjutnya. Sementara itu, secara umum produksi palawija juga meningkat lumayan signifikan. Di sisi lain, produksi kelapa sawit pun menunjukkan perkembangan yang cukup berarti. Adanya mandatori penggunaan

(3)

Berita Resmi Statistik No. 048/08/63/Th XVIII, 5 Agustus 2014 3 biodiesel berbahan bakar sawit kembali menjadi katalis bagi pelaku usaha kelapa sawit untuk terus menggenjot produksi, sehingga keberadaannya mampu memberikan sumbangsih terhadap dinamika sektor pertanian

Pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran dipengaruhi oleh kondisi sektor pertanian yang membaik. Tingginya lalu lintas barang dan jasa yang diperjualbelikan di pasaran juga turut memberikan andil yang tidak sedikit. Pembukaan gerai-gerai ritel pun masih terus bermunculan. Tidak bisa dipungkiri, Kalimantan Selatan merupakan wilayah yang menarik bagi para pelaku perdagangan, khususnya usaha ritel. Sementara itu maraknya event perayaan hari jadi di beberapa kabupaten/kota dan aktivitas kegiatan pemerintah daerah yang dilakukan di hotel, termasuk agenda kampanye pilpres memicu subsektor hotel untuk terus tumbuh.

Kontribusi utama pertumbuhan sektor konstruksi adalah telah dimulainya proyek pembangunan baik yang melibatkan pemerintah dan swasta. Kegiatan penyelesaian pembangunan Fly Over, pengaspalan jalan, serta pembangunan infrastruktur lain yang dibiayai pemerintah mulai melakukan aktifitas pada triwulan ini. Sementara dari swasta, pembangunan perumahan serta investasi fisik konstruksi dari swasta juga terus berjalan.

Tabel 2

Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha(%) Lapangan Usaha Triw II-2014 terhadap Triw I-2014 (q to q) Triw II-2014 terhadap Triw II-2013 (y on y) Sumber Pertumbuhan (qto q) Semester I-2014 terhadap Semester I-2013 (c to c) (1) (2) (3) (4) (5)

1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 63,00 3,18 10,51 2,96 2 Pertambangan dan Penggalian 0,69 0,23 0,15 0,52 3 Industri Pengolahan 1,97 5,08 0,22 4,91 4 Listrik Gas dan Air Bersih 2,79 5,95 0,02 6,00 5 Konstruksi 5,10 7,65 0,32 7,47 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 5,40 8,23 0,97 9,12 7 Pengangkutan dan Komunikasi 1,61 6,86 0,16 7,35 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 3,47 9,90 0,17 9,42 9 Jasa-Jasa 4,00 7,72 0,43 8,42

PDRB Dengan Migas 12,95 4,89 12,95 5,18

PDRB Tanpa Migas 13,10 4,97 5,27

Dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya, PDRB triwulan ini dapat mencerminkan pertumbuhan PDRB selama satu tahun pada triwulan II (y-o-y), dimana perekonomian triwulan II-2014 meningkat sebesar 4,89%. Tiga lapangan usaha yang mengalami peningkatan terbesar

(4)

Berita Resmi Statistik No. 048/08/63/Th XVIII, 5 Agustus 2014 4 adalah sektor sektor keuangan, persewaan & jasa perusahaan 9,90%, sektor perdagangan, hotel dan restoran 8,23% dan sektor bangunan 7,65%.

Tingginya pertumbuhan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan salah satunya ditopang oleh kinerja subsektor perbankan yang tumbuh sebesar 9,26% (yoy). Peningkatan ini dipengaruhi bertambahnya kredit yang disalurkan di mana pada triwulan II-2014 (yoy) tumbuh sekitar 15,29%. Kredit untuk konsumsi masih mendominasi dengan porsi 40,25%, modal kerja 32,51% dan sisanya untuk investasi sebesar 27,23%. Kredit untuk usaha UMKM pun meningkat sekitar 14,87% (yoy). Besaran LDR (rasio kredit terhadap dana) yang tumbuh sekitar 8,47% (yoy) juga mengkonfirmasi bahwa subsektor perbankan kembali bergerak cukup signifikan pada tahun ini.

III. Struktur PDRB Menurut Lapangan Usaha Triwulan II-2014

Sektor ekonomi yang memiliki pangsa terbesar pada triwulan II-2014 adalah sektor pertambangan dan penggalian yang memiliki andil sebesar 20,64%, diikuti oleh sektor pertanian 20,42% dan sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 16,89%. Gabungan dari ketiga sektor tersebut memberikan andil pada pasar sebesar 57,94% dari seluruh kapasitas ekonomi Kalsel. Hal yang menarik adalah pangsa sektor pertambangan dan penggalian dengan produk utama batubara, pada triwulan II-2014 lebih kecil jika dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya.Untuk ke sekian kalinya, permintaan batubara dunia belum menunjukkan perbaikan, khususnya dari China, mengingat di negara tersebut masih terjadi oversupply batubara. Terlebih pasca diratifikasinya UU Minerba yang sedikit banyak juga mulai berpengaruh terhadap kelangsungan produksi batubara.

Sektor lain yang cukup berkembang adalah sektor bangunan. Seiring berjalannya waktu, pangsa sektor ini kian meningkat. Pembangunan berbagai infrastruktur memang terus digalakkan oleh pemerintah, khususnya di bidang transportasi dan bangunan sipil. Di sisi lain pembangunan perumahan, ruko dan sentra pergudangan di beberapa kabupaten juga terus terjadi.

Tabel 3

Struktur PDRB Menurut Lapangan Usaha(%)

Lapangan Usaha 2013 2014

Triw I Triw II Triw I Triw II

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 14.46 20.68 14.06 20.42 2 Pertambangan dan Penggalian 24.74 22.21 23.10 20.64 3 Industri Pengolahan 9.71 8.81 9.54 8.80 4 Listrik Gas dan Air Bersih 0.62 0.57 0.62 0.57 5 Konstruksi 6.30 5.90 6.42 6.07 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 17.03 16.34 17.67 16.89 7 Pengangkutan dan Komunikasi 9.37 8.59 9.56 8.78 8 Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 5.83 5.36 6.03 5.54 9 Jasa-Jasa 11.95 11.54 13.01 12.29

(5)

Berita Resmi Statistik No. 048/08/63/Th XVIII, 5 Agustus 2014 5 IV. PDRB Menurut Penggunaan Triwulan II-2014

Ditinjau dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan didorong permintaan domestik yaitu konsumsi rumah tangga dan lembaga nonprofit, konsumsi pemerintah, dan pembentukan modal tetap bruto. Meskipun kinerja ekspor luar negeri masih menunjukkan penurunan namun masih ditutupi oleh nilai ekspor antar daerah domestik yang meningkat pada triwulan ini. Pengeluaran konsumsi rumah tangga atas dasar harga berlaku mencapai 10,98 triliun rupiah pada triwulan I-2014, naik menjadi 11,46 triliun rupiah pada triwulan II-2014. Sedangkan pengeluaran konsumsi rumah tangga secara riil (atas dasar harga konstan 2000) meningkat sebesar 1,32 persen pada triwulan II-2014 (4,37 triliun rupiah) dibandingkan dengan triwulan I-2014 (4,31 triliun rupiah). Pada triwulan II ini mulai memasuki masa liburan sekolah sehingga meningkatkan konsumsi rumah tangga terutama pada konsumsi nonmakanan berupa transportasi dan akomodasi.

Hal yang membedakan antara triwulan II tahun ini dengan triwulan II tahun 2013 adalah pada triwulan II tahun ini terdapat momentum pemilu legislatif dan kampanye pemilu presiden. Partai politik sebagai salah satu lembaga nonprofit yang terlibat langsung dalam momentum ini banyak melakukan rapat konsolidasi sehingga meningkatkan konsumsi lembaga nonprofit pada triwulan ini. Hal ini tercermin dari pertumbuhan konsumsi lembaga nonprofit pada triwulan II 2014 ini yang meningkat mencapai 10,69 persen dibanding triwulan yang sama pada tahun 2013. Nilai konsumsi lembaga nonprofit triwulan II 2014 atas dasar harga berlaku mencapai 122 milyar rupiah, dan atas dasar harga konstan mencapai 44,8 milyar rupiah dengan pertumbuhan sebesar 4,6 persen dibanding triwulan I 2014.

Tabel 4

PDRB Menurut Penggunaan

Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Milyar Rupiah)

Komponen

Harga Berlaku Harga Konstan

Triw II-2013 Triw I-2014 Triw II-2014 Triw II-2013 Triw I-2014 Triw II-2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 9.949,72 10.978,20 11.455,46 4.081,52 4.312,76 4.369,55 2 Pengeluaran Konsumsi LNPRT 100,51 111,58 122,70 40,47 42,83 44,80 3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 3.305,85 3.238,41 3.933,11 1.215,90 1.133,17 1.324,24 4 Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 4.451,98 4.793,32 5.390,65 1.688,35 1.720,45 1.870,13 5 Perubahan Inventori 1.239,25 106,04 895,46 521,97 38,62 731,52 6 Ekspor Barang dan Jasa 12.000,03 12.070,92 12.219,54 5.410,46 5.256,53 5.294,79 7 (Dikurangi) Impor Barang dan jasa 10.263,99 10.941,84 11.081,30 3.794,74 3.993,79 4.022,67

PDRB 20.783,35 20.356,65 22.935,63 9.163,94 8.510,58 9.612,36

Pengeluaran konsumsi pemerintah atas dasar harga berlaku meningkat dari 3,24 triliun rupiah pada triwulan I-2014 menjadi 3,93 triliun rupiah pada triwulan II-2014. Konsumsi pemerintah dapat terdiri

(6)

Berita Resmi Statistik No. 048/08/63/Th XVIII, 5 Agustus 2014 6 dari belanja pegawai, belanja barang, dan penyusutan yang bersumber dari APBN maupun APBD. Pada triwulan II, realisasi anggaran baik APBN maupun APBD mengalami peningkatan dibanding triwulan sebelumnya menyebabkan peningkatan pada konsumsi pemerintah.

Pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan dari 4,79triliun rupiah pada triwulan I-2014 menjadi 5,39 triliun rupiah pada triwulan II-2014. PMTB atas dasar harga konstan (2000) pada triwulan II-2014 (1,87 triliun rupiah) naik sebesar 8,70 persen bila dibandingkan dengan triwulan I-2014 (1,72 triliun rupiah). Seiring dengan meningkatnya realisasi belanja modal yang bersumber dari APBN maupun APBD, pembentukan modal tetap bruto juga meningkat pada triwulan II ini. Indikator lain yang menunjukkan meningkatnya nilai PMTB di triwulan ini adalah realisasi pengadaan semen untuk Kalimantan Selatan dari Asosiasi Semen Indonesia, mengindikasikan bahwa ada kenaikan sekitar 8,32 persen yang secara tidak langsung menunjukkan adanya realisasi pembangunan fisik yang meningkat. Peningkatan nilai PMTB pada triwulan II 2014 ini didukung juga dari data BKPM berupa realisasi penanaman modal asing maupun penanaman modal dalam negeri di Kalimantan Selatan. Realisasi penanaman modal asing meningkat sekitar 14,56 persen dari 148,6 juta US $ pada triwulan I menjadi 170,2 juta US $ pada triwulan II ini. Peningkatan yang sangat tinggi juga terjadi pada realisasi penanaman modal dalam negeri yang pada triwulan I mencapai 43 milyar rupiah, kemudian pada triwulan II 2014 meningkat menjadi 495,4 milyar rupiah. Adapun nilai pembentukan modal tetap bruto pada triwulan II-2014 dibandingkan triwulan yang sama pada tahun 2013 (y o y) naik sebesar 10,77 persen.

Nilai ekspor pada triwulan II-2014 berdasarkan harga konstan (2000) meningkat sebesar 0,73 persen dibanding triwulan I-2014, yaitu dari 5,26 triliun rupiah menjadi 5,29 triliun rupiah pada triwulan II-2014. Pertumbuhan ini relatif kecil karena ekspor luar negeri Kalimantan Selatan pada triwulan II ini masih mengalami penurunan namun tertutupi oleh nilai ekspor antar daerah (domestik) yang masih tumbuh positif. Ekspor Kalimantan Selatan ke luar negeri didominasi sekitar 83 persen oleh batubara. Ekspor batubara ini mengalami penurunan sehubungan dengan implementasi UU Minerba, ditambah dengan lesunya pasar batubara di pasar global terkait belum membaiknya perekonomian China. Sedangkan ekspor antar daerah mengalami peningkatan sehubungan dengan mulai masuknya musim panen padi di Kalimantan Selatan pada triwulan II 2014 ini.

Nilai impor Kalimantan Selatan atas dasar harga berlaku mengalami kenaikan dari 10,94 triliun rupiah pada triwulan I-2014 menjadi 11,08 triliun rupiah pada triwulan II-2014. Sementara itu nilai impor Kalimantan Selatan atas dasar harga konstan (2000) mengalami kenaikan sebesar 0,72 persen, dari 3,99 triliun rupiah pada triwulan I-2014 menjadi 4,02 triliun rupiah pada triwulan II-2014.

(7)

Berita Resmi Statistik No. 048/08/63/Th XVIII, 5 Agustus 2014 7 Tabel 5

Laju Pertumbuhan Komponen-Komponen PDRB Penggunaan (%)

Lapangan Usaha Triw II-2014thd Triw I-2014 (q to q) Triw II-2014thd Triw II-2014 (y on y)

(1) (2) (3)

1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 1,32 7,06 2 Pengeluaran Konsumsi LNPRT 4,60 10,69 3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 16,86 8,91 4 Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 8,70 10,77 5 Ekspor Barang dan Jasa 0,73 -2,14 6 (Dikurangi) Impor Barang dan jasa 0,72 6,01

PDRB 12,95 4,89

Dilihat dari pola distribusi PDRB penggunaan (Tabel 6), pada triwulan II 2014 komponen ekspor barang dan jasa memang merupakan penyumbang terbesar dalam penggunaan PDRB Kalimantan Selatan yakni 53,28 persen. Namun apabila diperhitungkan sebagai net ekspor (ekspor dikurangi impor), kontribusinya hanya sekitar 4,96 persen. Apabila diurutkan, komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga dan Lembaga Non Profit memberikan kontribusi terbesar atau hampir separo terhadap total PDRB Kalimantan Selatan (mencapai 50,48 persen). Jumlah penduduk yang cukup besar sekitar 3,8 juta jiwa berpotensi cukup besar terhadap konsumsi barang-barang makanan dan nonmakanan. Komponen kedua yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pembentukan PDRB Kalimantan Selatan dari sisi penggunaan adalah pembentukan modal tetap bruto, sedangkan komponen yang terkecil kontribusinya terhadap pembentukan PDRB adalah perubahan inventori.

Tabel 6

Struktur PDRB Menurut Penggunaan (%)

Lapangan Usaha Triw II-2013 2014

Triw I Triw II

(1) (2) (3) (4)

1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 47,87 53,93 49,95

2 Pengeluaran Konsumsi LNPRT 0,48 0,55 0,53

3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 15,91 15,91 17,15

4 Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 21,42 23,55 23,50

5 Perubahan Inventori 5,96 0,52 3,90

6 Ekspor Barang dan Jasa 57,74 59,30 53,28

7 (Dikurangi) Impor Barang dan jasa 49,39 53,75 48,31

Referensi

Dokumen terkait

Jurnal Manajemen Pendidikan 919 Berdasarkan deskripsi konseptual di atas, maka dapat disintesiskan bahwa organizational citizenship behavior adalah perilaku

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini: (1) Pengeluaran untuk investasi dan harga faktor-faktor produksi didasarkan pada harga konstan, (2)

Menurut Ascraft dapat dijelaskan dengan logika bahwa ketika seseorang memiliki kecemasan, maka memunculkan kecemasan dalam tes memberikan hasil yang tidak

Kemasan kompetensi yang digunakan mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) untuk Kategori Jasa Profesional, Ilmiah, dan Teknis Golongan Pokok

Dengan beroperasi nya pabrik tersebut, perusahaan akan memiliki tujuh pabrik pengola- han kelapa sawit dengan total kapasitas produksi sebesar 485 ton per jam, dari kapasitas

Dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 telah diatur sejumlah larangan praktik monopoli dan/atau persaingan usaha yang tidak sehat lainnya, dengan harapan dapat

Tetapi walaupun terjadi peningkatan jumlah unit usaha dari tahun ke tahun namun pertumbuhan jumlah unit usahanya sedikit, hal ini dikarenakan pengembangan industri

Hasil dari penelitian yang dilakukan Rosita (2009) menunjukkan bahwa variabel Nilai Utilitarian secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian