• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR PUSAT PENGINAPAN WISATAWAN BACKPACKER - 13.11.0075 FRANSISCA ATIKA MAHARANI (9.8).BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR PUSAT PENGINAPAN WISATAWAN BACKPACKER - 13.11.0075 FRANSISCA ATIKA MAHARANI (9.8).BAB III"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

40

BAB III

ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR PUSAT

PENGINAPAN WISATAWAN BACKPACKER

3.1. ANALISA PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.1.1. Studi Aktivitas

a. Pengelompokan kegiatan

Pendekatan kebutuhan ruang dilakukan dengan menganalisa aktivitas berdasarkan pelaku yang dibedakan 4 kriteria yaitu : kelompok kegiatan utama, kelompok pelayanan penunjang, kelompok kegiatan pengelola, dan kelompok kegiatan service.

Tabel 3. 1. Pengelompokan Aktivitas Utama

Kelompok Aktivitas Utama

Pelaku Aktivitas / Kegiatan Kebutuhan Ruang Sifat Kegiatan

Pengunjung / Wisatawan

menginap

Menginap / beristirahat Dormitory Room Privat Privat Room

Ruang Check in dan

Check out Resepsionis (sekaligus kasir)

Publik Mencari Informasi

Pembayaran

Menunggu Lobby Publik

Makan dan minum Dapur Service

BAB dan BAK Toilet Service

(2)

41 Tabel 3. 2. Pengelompokan Aktivitas Penunjang

Kelompok Aktivitas Penunjang

Pelaku Aktivitas / Kegiatan Kebutuhan Ruang Sifat Kegiatan

Pengunjung /

Roof Top Terrace

Mencari Informasi wisata

Ruang Free Wifi Publik Communal Area Semi Publik

Menyimpan Barang Locker Storage Privat Locker Privat

Mencuci pakaian Laundry Service

Makan dan Minum

Dapur Service

Warung Publik

Jasa Mencuci Baju Laundry Service

BAB dan BAK Toilet Service

Pengunjung tidak menginap

Mencari Informasi Resepsionis Publik

Makan dan Minum Warung Publik

BAB dan BAK Toilet Umum Publik

(3)

42 Tabel 3. 3. Pengolompokan Aktivitas Pengelola

Kelompok Aktivitas Pengelola

Pelaku Aktivitas /

Kegiatan Kebutuhan Ruang

Sifat Kegiatan

Owner

Memarkirkan

Kendaraan Owner Parkir

Privat

Mengecek data

Ruang Owner Privat

Kendaraan Parkir Manager

Privat

Mengecek data

Ruang Manager Privat Mengecek Kinerja

karyawaan

Rapat dan Briefing Ruang Rapat Privat Makan dan Minum Ruang makan staff Privat

BAB dan BAK Toilet Pengelola Service

HRD

Memarkirkan

Kendaraan Parkir Karyawan

Privat

Mengurus administrasi

karyawan

Ruang Staff Privat Mengelola kinerja

karyawaan dan seluruh staff

(4)

43 Rapat dan Briefing Ruang Rapat Privat Makan dan Minum Ruang maka staff Privat

BAB dan BAK Toilet Pengelola Service

Accounting

Memarkirkan

Kendaraan Parkir Karyawan

Privat

Rapat dan Briefing Ruang Rapat Privat Melaporkan

Keuangan

Ruang Acounting Privat Membuat

Makan dan Minum Ruang makan Staff Privat BAB dan Bak Toilet Staff Service

Marketing

Memarkirkan

Kendaraan Parkir Karyawan

Privat

(5)

44 Engineering

Memarkirkan

Kendaraan Parkir Karyawan

Privat

Rapat dan Briefing Ruang Rapat Privat Memeriksa MEE

Penginapan Ruang Engineering

Privat

Makan dan Minum Ruang makan Staff Privat BAB dan Bak Toilet Staff Service

sumber: Analisa Pribadi

Tabel 3. 4. Pengelompokan Aktivitas Service

AKTIVITAS SERVICE

Pelaku Aktifitas / Kegiatan Kebutuhan Ruang

Kendaraan Parkir Pengelola

Privat

Melayani checkin dan checkout

untuk reservasi Privat

(6)

45 Makan dan Minum Ruang makan

Staff

Privat

BAB dan BAK Toilet Staff Service

Kasir Warung

Memarkirkan

kendaraan Parkir Staff

privat

Melayani

pembayaran Warung Kasir

Privat

Makan dan Minum Ruang Istirahat Staff

Kendaraan Parkir Staff

privat

Memasak Dapur Warung Service

Makan dan Minum Ruang Istirahat Staff

Privat

BAB dan BAK Toilet Service

Pelayan Warung

Melayani Pengunjung

Warung Publik

Mengantar makanan dan minuman Mencuci piring dan

gelas Dapur Warung

Service

Makan dan Minum Ruang Istirahat Staff

Privat

BAB dan BAK Toilet Service

Laundry Memarkirkan Kendaraan

(7)

46

Ruang Laundry Privat

Menjaga kebersihan area laundry

Makan dan Minum Dapur Istirahat Staff

Privat

BAB dan BAK Toilet Staff Service

Cleaning Service

Memarkirkan

Kendaraan Parkir Staff

Privat

Membersihkan kamar Kamar Hotel Privat Memberikan layanan

laundry Ruang Laundry

Service

Makan dan Minum Dapur Istirahat Staff

Privat

BAB dan BAK Toilet Staff Service

Satpam

Memarkirkan

Kendaraan Parkir Staff

Privat

Menjaga Keamanan Ruang Satpam Privat

Makan dan Minum Dapur Istirahat Staff

Privat

(8)

47 b. Pola Aktivitas

a. Pola Aktivitas Pengunjung

 Pengunjung Menginap dijelaskan pada bagan 3.1 Berikut : Bagan 3. 1 Pola Aktivitas Pengunjung Menginap

Sumber: analisa pribadi

(9)

48  Pengunjung tidak menginap dijelaskan pada bagan 3.2

berikut :

Bagan 3. 2 Pola Aktivitas Pengunjung tidak menginap

Memarkirkan

Sumber : analisa pribadi

b. Pola Aktivitas Pengelola dan Service

 Pola aktivitas Pengelola dijelaskan pada bagan 3.3 berikut:

Bagan 3. 3 Pola Aktivitas Pengelola

Sumber: analisa pribadi

(10)

49  Pola aktivitas Karyawan dijelaskan pada bagan 3.4 berikut :

Bagan 3. 4 Pola Aktivitas Karyawan

Sumber : analisa pribadi

MEMARKIRKAN KENDARAAN

ABSENSI, BRIEFING, RAPAT

MELAYANI TAMU ISTIRAHAT,

MAKAN, MINUM, BAB dan BAK PULANG

DATANG

c. Pendekatan Pelaku

Studi Jumlah Pengunjung

Pendekatan tamu wisatawan di Yogyakarta dengan melakukan perbandingan terhadap jumlah tamu wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara yang datang ke kota Yogyakarta selama tahun 2011 – 2015, setelah mendapat jumlah tamu rata-rata pertahun, akan dilakukan prediksi terhadap tamu wisatawan 15 tahun mendatang.

(11)

50 Tabel 3. 5 Jumlah wisatawan mancanegara dan domestik yang datang ke

Daerah Istimewa Yogyakarta

Jumlah 3.206.334 3.546.331 3.810.644 3.877.679 4.056.916

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi D.I.Yogyakarta

Pada tabel 3.5, jumlah total pengunjung atau wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara yang masuk ke Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dari tabel diatas maka, rasio pertambahan jumlah

Perhitungan peningkatan jumlah

o 2011 2012

3.546.331 - 3.206.334 = 339.997 : 3.546.331 x 100% = 9,58 %

o 2012 2013

(12)

51

o 2013 2014

3.877.679 - 3.810.644 = 67.035 : 3.877.679 x 100% = 1,72 % o 2014 2015

4.056.916 - 3.877.679 = 179.237 : 4.056.916 x 100% = 4,41 %Kenaikan rata rata =

(9,58 % + 6,93 % + 1,72 % + 4,41 %) : 4 = 5,66 %

Jumlah rata – rata ini akan diproyeksikan kedalam rumus untuk memprediksi tamu penginapan dalam setiap tahunnya selama 15 tahun kedepan. Berikut rumus yang digunakan :

Tp = To ( 1 + R ) a

Keterangan :

Tp = Tahun prediksi To = Tahun dasar

R = rasio pertambahan rata-rata tiap tahun (dalam desimal) A = Jarak tahun prediksi dan tahun dasar

Perhuitungan :

Tp = To ( 1 + R ) a

(13)

52 Jadi, selama 15 tahun ke depan (2015 – 2030) jumlah wisatawan baik lokal maupun mancanegara yang menginap adalah sebanyak 94.931.834 tamu. Berarti tamu yang datang untuk menginap di Yogyakarta :

Dalam setiap tahunnya

94.931.834 / 15 tahun = 6.328.788 tamu

Dalam setiap harinya

6.328.788 / 365 hari = 17.339 tamu

Yang direncanakan :

- 1 single privat room = 4 kamar, @berisi 1 bed ukuran single

size. Dapat menampung 4 orang untuk 1 single privat room. - 1 twin privat room = 4 kamar, @berisi 1 bed ukuran single

size. Dapat menampung 8 orang untuk 1 twin privat room. - 4 dormitory female single bed = 5 kamar, @berisi 1 bed

ukuran single size. Dapat menampung 20 female untuk 4 dormitory single bed.

- 8 dormitory mixed single bed = 10 kamar, @berisi 1 bed

ukuran single size. Dapat menampung 80 orang untuk 8 dormitory single bed

(14)

53 Tabel 3. 6 Tabel Kapasitas Penginapan

Sumber : analisa pribadi

Jumlah Kamar

Tipe Kamar Kapasitas per Kamar

Tabel 3. 7 Tabel Jumlah karyawan

Sumber : analisa pribadi

PELAKU JUMLAH ANALISA

(15)

54 Pelayan Warung 8 4 @ 2x shift

Laundry 4 2 @ 2x shift

Cleaning Service 6 3 @ 2x shift

Keamanan 6 2 @ 3x shift

TOTAL 31

Total jumlah pengguna :

 Pengunjung menginap 112 orang  Pengunjung tidak menginap 20 orang  Pengelola dan karyawan 31 orang

(16)

55

Tabel jadwal kegiatan :

Tabel 3.8 adalah Tabel jadwal kegiatan fasilitas pada Pusat Penginapan Tabel 3. 8 Jadwal Kegiatan

Sumber : analisa pribadi

NO Fasilitas Kegiatan Hari Jam

1 Kamar Penginapan

Menginap (check in pukul 14.00 – check out pukul 12.00)

Setiap Hari 24 Jam wisata yang ada di Yogyakarta

Setiap Hari 24 Jam

5 Roof Top Terrace

Nongkrong,

Berkumpul bersama

Setiap Hari 24 Jam

6 Warung Menikmati makan Setiap Hari 24 Jam

7 Security Pelayanan keamanan Setiap Hari

(17)

56

3.1.2. Studi Fasilitas

a. Pendekatan Kebutuhan Ruang

Kebutuhan ruang merupakan suatu tempat untuk aktifitas yang dilakukan. Kebutuhan tersebut dapat dilihat pada tabel 3.9 dibawah ini.

Tabel 3. 9 Studi Fasilitas dengan pendekatan kebutuhan ruang

PELAKU KEBUTUHAN RUANG

Aktivitas Utama

 Kamar Penginapan  Lobby

 Front Office

o Resepsionis o Kasir

Aktivitas Penunjang

(18)

57

Sumber: analisa pribadi

b. Studi Sifat Ruang

Tabel 3. 10 Studi fasilitas dengan Studi Sifat Ruang

Sumber : analisa pribadi

(19)
(20)

59  Toilet Karyawan

 Gudang  Dapur  Ruang MEE

(21)

60

c. Persyaratan Ruang

Tabel 3. 11 Persyaratan ruang

Sumber : analisa pribadi

NO NAMA

RUANG

KEBUTUHAN

AKUSTIK PENCAHAYAAN PENGHAWAAN KEAMANAN

Stabil Tenang Alami Buatan Alami Buatan Keba- karan

CCTV

Area Fasilitas Utama

1 Dormitory Room      

2 Privat room

3 Front Office       

4 Lobby      

5 Ruang Akses

Komputer     

Area Fasilitas Pengelola

(22)

61

7 Ruang GM       

8 Ruang HRD       

9 Ruang Marketing       

10 Ruang

Accounting      

11 Ruang Rapat       

Area Fasilitas Penunjang

12 Area TV       

13 Ruang Santai       

14 Roof Top Teracce      

15 Communal Area       

16 Ruang Tunggu

(23)

62

17 Gudang     

18 Toilet Umum     

19 Toilet     

20 Dapur      

21 Ruang Makan

Staff      

22 Ruang Laundry      

23 Ruang Security      

Area Fasilitas Mekanikal & Elektrikal

24 Ruang CCTV     

25 Ruang Genset     

26 Ruang Pompa air     

27 Ruang Panel

listrik     

(24)

63

d. Pola Ruang

- Pola Ruang Makro dijelaskan pada bagan 3.5 berikut ini

Bagan 3. 5 Pola ruang Makro

Sumber : analisa pribadi

Keterangan :

PINTU UTAMA

PARKIR

RESEPSIONIS LOBBY

AREA PENGELOLA AREA

UTAMA

AREA MEE

AREA PENUNJANG

AREA SERVICE

PUBLIK SEMI PUBLIK PRIVAT SERVICE

(25)

64 - Pola Ruang Mikro : Area Utama

Pola ruang mikro area utama dijelaskan pada bagan 3.6 berikut

Bagan 3. 6 Pola ruang mikro area utama

Sumber : anlisa pribadi

Keterangan :

PUBLIK SEMI PUBLIK PRIVAT SERVICE

(26)

65 - Pola Ruang Mikro : Area Penunjang

Pola ruang mikro area penunjang dijelaskan pada tabel 3.7 berikut ini

Bagan 3. 7 Pola ruang mikro area penunjang

Sumber : analisa pribadi

PINTU UTAMA

PARKIR

LOBBY

RESEPSIONIS WARUNG

AREA MAKAN

TOILET

WARUNG RESEPSIONIS

RUANG AKSES KOMPUTER

LAUNDRY

RUANG SANTAI RUANG TV

ROOF TOP TERRACE

(27)

66 - Pola Ruang Mikro : Area Pengelola

Pola Ruang Mikro area pengelola dijelaskan pada bagan 3.8 berikut ini

Bagan 3. 8 Pola ruang mikro area pengelola

Sumber : analisa pribadi

PINTU

(28)

67 - Pola Ruang Mikro : Area Service

Pola Ruang Mikro area service dijelaskan pada bagan 3.9 berikut ini

PINTU UTAMA

PARKIR

LOBBY GUDANG

POS JAGA

DAPUR TOILET

Bagan 3. 9 Pola ruang area service

Sumber : analisa pribadi

(29)

68 - Pola Ruang Mikro : Area Mekanikal & Elektrikal

Pola Ruang Mikro area mekanikal & elektrikal dijelaskan pada bagan 3.10 berikut ini

PINTU UTAMA

PARKIR

LOBBY

RUANG PANEL RUANG

CCTV

RUANG POMPA

RUANG GENSET

Bagan 3. 10 pola ruang area MEE

Sumber : analisa pribadi

(30)

69

e. Studi Besaran Ruang Khusus

Pada perancangan Pusat Penginapan Wisatawan Backpacker ini terdapat beberapa hal yang akan di urai berdasarkan buku human dimension, & interior space :

 Jarak pandang dan ukuran tempat tidur

Pada gambar diatas menunjukan standrat kenyamanan dalam ukuran bed single adalah 99cm x 213.4cm dan ukuran double adalah 152.4cm x 213.4cm, jarak pandang orang melihat keluar jendela, jarak tempat tidur dengan tembok adalah 152.4cm. Dengan adanya studi ini, dapat membuat studi besaran khusus pada kamar penginapan.

Tabel 3.12 dibawah ini menunjukan studi ruang khusus pada kamar penginapan.

Gambar 3. 3Jarak tempat tidur dengan tembok dan jarak pandang

orang melihat keluar jendela

Sumber : human dimension & interior space, hal. 150

Gambar 3. 2tempat tidur single dan double

Sumber : human dimension & interior space, hal. 150

Gambar 3. 1ukuran sleeping space

Sumber : human dimension & interior

(31)

70 Tabel 3. 12 Studi Ruang khusus Tipe Privat Room

Sumber : analisa pribadi

Ruang Perabot Layout

Sumber : anlisa pribadi

Sirkulasi :

Gambar 3. 5 Denah Twin Privat Room

(32)

71  Standart Kenyamanan Tempat Tidur Bertingkat

Pada standart kenyamanan untuk tempat tidur bertingkat dan loker pribadi yang berada di bawah tempat tidur, dapat ditunjukan pada gambar dibawah ini yang diambil dari buku human dimension & interior space.

Pada gambar 3.6 di atas ada beberapa standart kenyamanan untuk tempat tidur bertingkat yaitu :

 Ukuran storage atau loker dibawah tempat tidur adalah 20.3cm – 25.4cm

 Ukuran lower bunk bed dari alas tempat tidur dan ketebalan tempat tidur adalah 25.4cm – 30.5cm

Gambar 3. 6Dimensi tempat tidur bertingkat

Sumber : human dimension & interior

(33)

72  Jarak antara tempat tidur dengan Upper Bunk bed adalah

101.6cm – 111.8cm

 Ukuran upper bunk bed atau ketebalan alas tempat tidur dan matras tempat tidur adalah 15.2cm - 20.3cm

 Ukuran saat orang tidur di ukur dengan tinggi tangan orang adalah 71.1cm – 97.5cm

 Jarak lantai ke atas matras di bunk bed adalah 162.6cm – 188cm

 Standart Kenyamanan dalam mengambil barang

Pada gambar 3.7 di atas ada beberapa standart kenyamanan dalam mengambil barang di storage locker yaitu :

 Sirkulasi orang lewat pada ukuran single bed adalah 76.2cm Gambar 3. 7Dimensi

pergerakan orang mengambil barang dan space orang

(34)

73  Jarak mengambil barang pada storage locker bawah tempat

tidur dengan tepi tempat tidur adalah 116.8cm – 157.5cm  Jarak single bed dengan jarak aktivitas mengambil barang

adalah 208.3cm – 332.7cm

(35)

74 Tabel 3. 13 Studi khusus Dormitori Room

Sumber : analisa pribadi

Ruang Perabot Layout

Gambar 3. 8 Denah Dormitori 4 Single bed

Sumber : analisa pribadi

(36)

75

o Studi Besaran Ruang

Tabel 3. 14 Studi Besaran ruang Fasilitas Utama

Sumber : analisa pribadi

FASILITAS UTAMA

Nama Ruang Kapasitas

(orang)

Single Privat Room

1 (orang) 4

Twin Privat room

2 (orang) 4

- Bunk bed

- Lemari pakaian

- Drawer (laci)

6.42 m2 (4) = 25.68 m2

Sirkulasi 7.05%

26 SBR

Dormitory single bed 4 (orang) 5

Dormitory single bed

(37)

76

Sirkulasi 100% = 10.96 m2

11 SBR

(38)

77

SIRKULASI 30% 192.3 m2

TOTAL 833.3 m2

Tabel 3. 15 Studi Besaran ruang Fasilitas Penunjang

Sumber : analisa pribadi

Fasilitas Penunjang

(39)

78

(40)

79

Sirkulasi 30%=12.5m2

RoofTop

Terrace 30 orang 1

- Meja

- Kursi

(0.8m x 0.8m x 15) + (0.6m x 0.6m x 30) = 20.6 m2

30 orang = 45 m2

Total = 65.6 m2

Sikulasi 30% = 85.3 m2

86 SBR

JUMLAH 310 m2

SIRKULASI 30% 93 m2

(41)

80

Tabel 3. 16 Tabel Studi besaran ruang Fasilitas pengelola

Sumber : analisa pribadi

Fasilitas Pengelola

Nama

(42)

81

(43)

82

0.6m) + (1m x 0.8m) = 4.88 m2

3 orang (1 marketing + 2 Tamu) = 4.5 m2

Total = 9.38 m2

Sirkulasi 50% = 14.07 m2

(44)

83

Total = 6.04 m2

Sirkulasi 50% = 9.06 m2

Ruang Rapat

1 1

- Meja

- Kursi

- LCD

- Proyektor

(3m x 1.6m) + (0.5m x 0.5m x 10) = 7.3 m2

10 orang = 15 m2

Total = 22.3 m2

Sirkulasi 70% = 37.91 m2

38 SBR

JUMLAH 119 m2

SIRKULASI 30% 35.7 m2

(45)

84

Tabel 3. 17 Tabel Studi Besaran Ruang Fasilitas Service

Sumber : analisa pribadi

Fasilitas Service

(46)

85

- Shower Pria = (1.4m x 1.2m x 4) + (1.2m x 1.1m x 2) + (0.8m x 0.75m x 4) = 11.76 m2

4 orang = 6 m2

Total = 27.12 m2

Sirkulasi 30% = 35.26m2

Toilet Pengelola

2 2

- Closet Duduk

- Wastafel

- Urinoir

- Shower

Wanita = (1.4m x 1.2m x 2) + (1.2m x 1.1m x 2) = 6m2

Pria = (1.4m x 1.2m x 2) + (1.2m x 1.1m x 2) + (0.8m x 0.75m x 2) = 7.2 m2

2 orang = 3 m2

Total = 16.2 m2

Sirkulasi 30% = 21.06m2

(47)

86

Sirkulasi 30% = 28.16m2

29 SBR

Dapur 1 - Kitchen Set 2.5m x 3m = 7.5 m

2

Sirkulasi 100%

15 AP

Sirkulasi 100%

(48)

87

Tabel 3. 18 Besaran ruang MEE

Sumber : analisa pribadi

Fasilitas Mekanikal dan Elektrikal

Nama

Sirkulasi 30% = 14.82m2

(49)

88 Sirkulasi 100%

18 AP

Ruang Panel

listrik 1 1

- Panel listrik 2.5m x 2m = 5 Sirkulasi 100%

10 AP

TOTAL KESELURUHAN

833.3 + 403 + 154.7 + 309.4 + 293.6 1.994 m2

Keterangan :

(50)

89

Ruang Khusus

Single Privat Room

Kapasitas kamar 4, ukuran 14.28 m2 (5.1m x 2.8m)

Total Luas 57.12 m2

Fasilitas kamar :

 1 kasur ukuran Single size

 Saklar ganda, 2 stop kontak internasional  Lemari pakaian

 Drawer (Laci)

 Wastafel dan cermin  Kamar mandi dalam

 Selimut, bantal, handuk baru

Gambar 3. 10 Denah single privat Room

Sumber : analisa pribadi, 2017

Gambar 3. 11 Perspektif Single Privat Room

(51)

90  Twin Privat Room

Kapasitas kamar 4, ukuran 8.05 m2 (2.3m x 3.5m)

Total Luas 32.2 m2

Fasilitas Kamar :

 2 kasur ukuran Single size

 Saklar ganda, 2 stop kontak internasional  Lemari pakaian

 Drawer (Laci)

 Selimut, bantal, handuk baru

Gambar 3. 12 Denah Twin Privat Room

Sumber : analisa pribadi

Gambar 3. 13 Perspektif Twin Privat Room

(52)

91  Dormitori Female Single bed

Kapasitas kamar 5, ukuran 20 m2 (5m x 4m)

Total Luas 100 m2

Fasilitas Kamar :

 1 kasur ukuran Single size

 Saklar ganda, 2 stop kontak internasional  Locker

 Selimut, bantal, handuk baru, sandal hotel  Cermin

Gambar 3. 14 Denah Dormitori Female Room

Sumber : analisa pribadi

Gambar 3. 15 Perspektif Dormitori Female Room

(53)

92

Dormitori Mixed Single Bed

Kapasitas kamar 10, ukuran 35 m2 (7m x 5m)

Total Luas 350 m2

Fasilitas :

 1 kasur ukuran Single size

 Saklar ganda, 2 stop kontak internasional  Locker

 Selimut, bantal, handuk baru, sandal hotel  Cermin

Gambar 3. 17 Denah Dormitori Mixed Room

Sumber : analisa pribadi

Gambar 3. 16 Perspektif Dormitori Mixed Room

(54)

93 Gambar 3. 19 dan gambar 3. 18 di atas merupakan contoh suasana Tipe Dormitori dilihat dari beberapa survey yang dilakukan mendapatkan analisis berupa kenyamanan di dalam satu Tipe Dormitori yaitu memiliki privat dengan adanya korden yang akan digunakan pada saat tidur, memiliki lampu tidur sendiri supaya tidak mengganggu orang lain,

Gambar 3. 19 Contoh Suasana Tipe Dormitori

Sumber : analisa pribadi

Gambar 3. 18 Contoh Tipe Dormitori

(55)

94  Kebutuhan Luas parkir

Total jumlah pengunjung = 132 orang

Total jumlah pengelola dan karyawan = 48 orang

o Pengunjung menginap (sewa)

Asumsi = 50 orang

Mobil 30% (1 mobil 4 orang)

Jumlah pengguna mobil = 50 x 30% = 15 : 4 = 3,75 mobil = 4 mobil

Motor 70% (1 motor 2 orang)

Jumlah pengguna motor = 50 x 70% = 35 : 2 = 17,5 motor =

18 motor

o Pengunjung tidak menginap

Asumsi = 20 orang

Mobil 70% (1 mobil 4 orang)

Jumlah pengguna mobil = 20 x 30% = 6 : 4 = 1.5 = 2 mobil Motor 30% (1 motor 2 orang)

Jumlah pengguna motor = 20 x 70% = 14 : 2 = 7 motor o Pengelola dan Karyawan

Asumsi = 48 orang

Mobil 30% (1 mobil 4 orang)

Jumlah pengguna mobil = 48 x 30% = 14,4 : 4 = 3,6 = 4 mobil

(56)

95 Jumlah pengguna motor = 48 x 70% = 33,6 : 2 = 16,8 = 17 motor

o Perhitungan luas lahan mobil

1 mobil = 2.5m x 5m = 12.5m2

13 mobil x 12.5m2 + sirkulasi 100% = 325 m2

o Perhitungan luas lahan motor

1 motor = 1m x 2m = 2 m2

39 motor x 2 m2 + sirkulasi 100% = 156 m2

(57)

96

f. Studi Kebutuhan Luas Bangunan

Menurut Peratutan Daerah Istimewa Yogyakarta No 2 Tahun 2010 tentang Retribusi Izin mendirikan bangunan :

o KDB = max 90 % o KLB = max 4 (8 lantai)

Luas Lahan

= Luas Total Bangunan : KLB = 2.167.6m2 : 2

= 1.083,8 m2

Luas lantai dasar

= Luas lahan x KDB 90% = 1.083,8 m2 x 90%

= 975,42 m2

Tinggi bangunan

= Luas Total : Lantai dasar = 2.167,6 m2 : 975,42 m2

= 3 lantai

Luas ruang terbuka

= Luas lahan – Luas Lantai dasar = 1.083,8 m2 – 975,42 m2

= 108,38 m2

Luas Ruang Terbuka Hijau (RTH)

(58)

97 = 481 m2 + 1.083,8 m2

= 1.564,8 m2dibulatkan 1.565 m2  Luas Kebutuhan Tapak

= L. Lantai Dasar + L. Parkir + L. Ruang Terbuka = 975,42 m2 + 481 m2 + 1.564,8 m2

= 3.021,22 m2

g. Studi Citra Arsitektural

Proyek Pusat Penginapan Wisatawan Backpacer ini adalah sebuah bangunan penginapan yang ada untuk memfasilitasi para pengunjung untuk berwisata ke kota Yogyakarta. Memiliki konsep dengan menerapkan pendekatan arsiterktur nusantara. Yaitu dengan pendekatan yang memasukan unsur budaya dari kota Yogyakarta dengan ciri khas batik. Penerapan tersebut melalui perpaduan pemilihan bahan material bangunan. Selain fasilitas utamanya sebagai akomodasi menginap, di Pusat Penginapan Wisatawan Backpacker ini juga menyedakan berbagai fasilitas penunjang seperti Warung, Laundry, Free Wifi dan lain – lain.

Citra Guna

(59)

98 wisatawan dosmetic dan wisatawan mancanegara sehingga wisata yang ada di Kota Yogyakarta semakin banyak dinikmati oleh para masyarakat luas.

Citra Visual

a. Eksterior

Fasad pada bangunan Pusat Penginapan Wisatawan Backpacker ini harus dapat menjadi ciri khas dan berbeda dari penginapan yang lainnya di Kota Yogyakarta, mengingat fungsinya sebagai bangunan komersial. Dalam perencanaan dan perancangannya bangunan ini harusa dapat mementingkan dan merespon keadaan lingkungan sekitar sehingga tidak terjadi kerusakan

b. Interior

Pada perencanaan dan perancangan interior bangunan ini harus memperhatikan beberapa aspek seperti diantaranya aspek visual, thermal, dan kualitas udara di dalam ruangan.

(60)

99 3.2. ANALISA PENDEKATAN SISTEM BANGUNAN

3.2.1. Studi Sistem Struktur & Enclosure

Sistem Struktur yang digunakan pada proyek Pusat Penginapan Wisatawan Backpacker ini adalah struktur yang dapat menahan beban dan menunjang bangunan yang berada di lahan datar. Sistem struktur yang digunakan pada bangunan ini dibagi menjadi dua jenis yaitu:

a. Sub Structure (Struktur bawah)

Sturktur bawah ini untuk menahan seleruh beban struktur yang berada diatasnya. Struktur bawah ini menyalurkan beban struktur menuju ke tanah secara vertikal maupun vertikal. Contoh : pondasi, retaining wall.

b. Upper Structure (Struktur Atas)

Struktur atas ini untuk menahan beban struktur penutup atap dan beban lateral pada rangka secara mandiri. Struktur ini menyalurkan beban struktur penutup atap dan beban lateral menuju ke struktur bawah secara vertikal. Contoh : Struktur skeleton (kolom, balok dan plat lantai).

 Pada sistem struktur bangunan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai kriteria pemilihan struktur yaitu : Pertimbangan aspek ability, durability, safety, strength, stability.

(61)

100  Memperhatikan kondisi lingkungan seperti zigma tanah,

pergerakan tanah dan jenis tanah

 Struktur yang memperhitungankan bencana tidak terduga seperti gempa bumi maupun kebakaran.

Tabel 3. 19 Struktur Bawah

Sumber : analisis pribadi, 2017

Struktur Bawah

Pondasi Boorpile

Pondasi yang berbentuk tabung, dengan cara mengebor tanah sesuai dengan perhitungan diameter pondasi sampai menuju tanah keras.

Kelebihan

 Mutu beton terjamin karena pancang merupakan pabrikasi  Dapat mencapai daya dukung

tanah yang paling keras  Harga relatif murah

Kekurangan  Proses pemancangan

menimbulkan getaran dan kebisingan

 Proses pengangkutan yang susah

Gambar 3. 20Pondasi Bor pile

Sumber:

(62)

101

Pondasi Pancang

Pondasi yang menggunakan tiang pancang sebagai penyalur beban dari struktur atas ke tanah lebih dalam.

Kelebihan

 Ujung pondasi bertumpu pada tanah keras  Pelaksanaan yang relatif

susah

Tabel 3. 20 Struktur atas

Sumber : analisis pribadi, 2017

Struktur Atas

Sistem struktur Rangka

Gambar 3. 22 struktur rangka

Sumber : wordprees.com

Struktur rangka adalah struktur yang terdiri dari kolom dan balok yang membentuk suatu modul dan berguna sebagai penyalur beban Gambar 3. 21 Pondasi

Pancang

(63)

102 balok harus disusun sesuai modul dan harus sepadan

Plat dinding sejajar

Gambar 3. 23 Dinding sejajara

Sumber : Pedoman bangunan tahan gempa (Heinz Frick& Tri Hesti Mulyani)

Struktur yang terdiri dari dinding masif yang berdiri sejajar dan berfungsi sebagai pemikul beban utama keseluruhan dan beban itu sendiri

Kelebihan  Tidak memerlukan kolom

struktur

 Kuat terhadap gaya horisontal yang searah dengan plat dinding sejajar

Kekurangan  Cenderung mahal  Pembagian ruang yang

terpaku posisi garis dinding  Lemah

Plat lantai beton konvensional

Struktur plat lantai ini terbuat dari beton dan terdapat tulangan didalamnya yang bersilang pada kedua arah

Gambar 3. 24Plat lantai beton

(64)

103

 Membutuhkan begisting saat pengecoran

 Waktu lebih lama dalam pengeringan beton

Plat lantai bondek

Struktur plat lantai bondek ini alasnya yang diatasnya dipasang tulanag kemudian dicor beton

Kelebihan  Lebih hemat dalam

pengecoran

 Pemasangan relatif lebih cepat  Pemanfaatan begisting

Kekurangan

 Tidak bisa digunakan untuk kantilever

 Dalam pemasangan bondek harus memerlukan pengaturan yang tepat agar tidak terbuang  Harga relatif mahal

Rangka Baja konvensional

Gambar 3. 26 Baja Konvensional Gambar 3. 25 Plat lantai bondek

Sumber :

(65)

104 Sistem Enclosure pada bangunan Pusat Penginapan Wisatawan Backpacker ini dikategorikan menjadi beberapa aspek yaitu :

 Pemasangan membutuhkan alat berat

Rangka Baja Ringan

Gambar 3. 27 Baja Ringan

(66)

105 Tabel 3. 21 Sistem Enclosure

Sumber : analisa pribadi, 2017

PENUTUP LANTAI

Keramik

Kelebihan

 Beban yang di terima merata

Kekurangan

 Susunan antara kolom dan balok harus disusun sesuai modul dan harus sepadan

Lantai Kayu

Kelebihan Kekurangan

Gambar 3. 28 Penutup Lantai Keramik

Sumber : www.img.okezone.com

Gambar 3. 29Lantai Kayu

Sumber :

(67)

106  Beban yang di terima merata  Susunan antara kolom dan

balok harus disusun sesuai modul dan harus sepadan

Beton Ekspose

Kelebihan  Perawatan mudah

 Tidak mudah kotor jika diberi coating

 Tergolong dalam kategori ekonomis

Kekurangan  Permukaannya tidak halus

dan rata, udara lembab dan air bisa terserap dengan mudah, maka lantai lebih lunak dan berlumut

Gambar 3. 30 Beton expose

(68)

107  Tahan terhadap perubahan

suhu ekstrim

Kekurangan  Mudah mengalami retak

rambut pada lapisan finishingnya

material seperti beton karena Gambar 3. 31 Batu Bata

Sumber : www.sekilasharga.com

Gambar 3. 32Gambar Batako

(69)

108 bentuk fisik yang berongga akan tidak kuat sehingga retak dalam rambut dinding

Partisi Kaca

Gambar 3. 33 Partisi Kaca pada ruangan

Sumber :

www.pasangaluminiumkaca.com

Kelebihan  Memberikan kesan luas

sehingga dapat digunakan sebagai pembatas ruang

Kekurangan  Lebih berat dari plastik  Penggunaan kaca juga

(70)

109

PLAFOND

Kalsiboard

Kelebihan  Tahan terhadap muai dan

susut

 Harga ekonomis  Perawatannya lebih

sederhana

Kekurangan  Tidak tahan api

 Tidak menahan tekanan beban struktural

 Membutuhkan rangka yang lebih kuat

PENUTUP ATAP

Kaca Tempered

Gambar 3. 35 Kaca tempered kanopi

Sumber : www.sustainingtowers.org

Kelebihan Kekurangan

Gambar 3. 34Kalsiboard

Sumber :

(71)

110  Mudah Perawatannya

 Cahaya masuk kedalam bangunan melalui kaca

 Membawa panas masuk kedalam bangunan

Dag Beton Konvensional

Kelebihan  Tidak mudah bocor  Anti rayap

 Dapat dibentuk sesuai keinginan

Kekurangan  Mahal

 Proses pengerjaan lama Gambar 3. 36 dak beton

(72)

111

3.2.2. Studi Sistem Utilitas

A. Jaringan Air Bersih

Dalam sistem penyediaan air bersih ini terdapat 2 macam cara pendistribusian, yaitu :

o Sistem Up Feed

Sistem pendistribusian ini umumnya digunakan pada bangunan dengan tinggi tidak melebihi 12 lantai. Sistem ini dalam penerapannya membutuhkan energy listrik yang besar untuk memompa air dari reservoir air di bawah untuk didistribusikan ke atas. Pada proses ini kinerja air sepenuhnya dibantu oleh pompa.

o Sistem Down feed

(73)

112

o Perhitungan kebutuhan air bersih

Tabel 4. 1 Standar Kebutuhan air bersih

Sumber : SNI-03-7065-2005-plambing

Penggunaan Gedung

Pemakaian air Satuan

Rumah tinggal 120 Liter/hari Hotel berbintang 250 Liter/hari

Hotel melati /

penginapan 150 Liter/hari

Restoran 15 Liter/kursi

Kantor / pabrik 50 Liter/hari

Berdasarkan data diatas, maka kebututhan air bersih untuk hotel / penginapan dalam satu hari adalah 150 liter/hari. Sedangkan pengunjung yang datang adalah 48 orang perhari. Kemudian kebutuhan pengelola diasumsikan pada kebutuhan air bersih sebuah kanto dalam satu hari 50 liter/pegawai. Jumlah dari pengelola adalah 48 orang. Data tersebut dapat dilakukan analisis kebutuhan air sebagai berikut :

Q = n x kebutuhan air per hari

Keterangn :

Q = kebutuhan air bersih rata- rata per hari (liter/hari) N = jumlah pengunjung dalam satu hari

Perhitungan :

Qtotal = Q pengunjung + Q pengelola

(74)

113 = 9.600 liter/hari

Diasumsikan kebutuhan tambahan air sebesar 30% untuk mengatasi kebakaran, hal kebocoraan dan lainnya dengan perhitungan sebagai berikut :

Qd = 30% x Q

Keterangan :

Qd = Kebutuhan tambahan air

Q = kebutuhan air bersih rata-rata per hari Perhitungan :

Qd = 30% x Q = 30% x 9.600 = 2.880 liter/hari

Jadi total kebutuhan air bersih seluruhnya adalah 9.600 + 2.880 = 12.480 liter / hari

B. Jaringan Air Kotor

Terdapat 3 macam sistem yang digunakan dalam pendistribusian air kotor pada bangunan :

1. Grey Water

(75)

114 Grey Water

Bak penampung

pompa Penyaringan

Bak Penampung Distribution

Bagan 3. 11 Alur Grey water

Sumber : analisa pribadi, 2017

2. Black Water

Limbah ini dari kotoran manusia dan kemudia limbah ini akan terurai pada bio septicktank, di saring dan dibuang ke saluran air

3. Air Hujan

Perancangan proyek ini air hujan turun diterima oleh atap lalu dialirkan ke talang dan terkumpul di bak reservoir yang terlebih dahulu disaring. Kemudian dari reservoir atas langsung dialirkan untuk flusing dan penyiraman taman.

Black Water

Septictank

penyaringan Sumur resapan Bagan 3. 12 Alur Black water

(76)

115 Bagan 3. 13 alur Air Hujan

Sumber : analisa pribadi, 2017

AIR

HUJAN TALANG GROUNDTANK TOILET

C. Jaringan Listrik

Jaringan listrik yang digunakan pada penginapan ini bersumber dari PLN dan Genset. Genset sendiri digunakan jika mengalami pemadaman listrik.

Bagan 3. 14 Jaringan Listrik

Sumber : analisa pribadi, 2017

Jaringan

PLN GARDU

CENTRAL

PANEL PENGINAPAN

GENSET

D. Pencahayaan Alami dan Buatan

o Pencahayaan Alami

Pencahayaan alami yang diterapkan dalam bangunan pusat penginapan ini berasal dari terang langit. Tujuan utama pemanfaatan cahaya alami ini adalah penghematan energi listrik pada lampu. Cara dalam memasukkan cahaya alami ini dikategorikan sebagai berikut :

(77)

116 Pencahayaan alami yang dipancarkan melalui pantulan / secara tidak langsung. Terbagi 3 jenis pencahayaan, antara lain :

 Dipantulkan ke bidang datar

 Disaring sebelum masuk ke ruangan  Dipantulkan pada bidang kasar

- Pencahayaan bukaan Dinding

Pencahayaan ini memanfaatkan pelubangan pada dinding sebagai jalan masuk cahaya alami ke dalam bangunan atau ruang. Lubang yang dimaksudkan adalah jendela, pintu, ventilasi, roster dan glassblock. Penerapan bukaan pada dinding akan mempengaruhi ploting ruang pada bangunan karena bukaan jenis ini bergantung oleh arah edar matahari maupun arah datangnya cahaya terhadap bangunan.

o Pencahayaan Buatan

(78)

117 lampu dengan fungsi ruang. Beberapa jenis lampu yang dapat digunakan dalam bangunan ini adalah :

a. Lampu Halogen

Lampu halogen digunakan sebagai lampu sorot karena memiliki reflektor yang berfungsi untuk memfokuskan cahaya yang dihasilkan.

Gambar 3. 37 Lampu Halogen

Sumber: http://assets.bmdstatic.com

b. Lampu LED

(79)

118 Gambar 3. 38 Lampu LED

Sumber : http://semarangkota.com

c. Lampu TL

Lampu TL atau lampu neon memiliki tingkat luminasi yang cukup tinggi. Secara umum, lampu TL ini digunakan pada ruang service seperti ruang MEE, ruang Genset dan lain-lain.

Gambar 3. 39 Lampu TL

(80)

119 d. Lampu CFL

Lampu CFL merupakan lampu flourescent yang berbentuk seperti lampu tungsten atau lampu pijar. Daya lampu CFL ini adalah VAC 220 Volt.

Gambar 3. 40 Lampu CFL

Sumber : www.lumenika.com

E. Sistem Penghawaan alami dan buatan

o Penghawaan Alami

(81)

120

o Penghawaan Buatan

Penghawaan buatan yang ada di dalam bangunan ini menggunakan Air Conditioner split karena setiap kamar membutuhkan AC untuk mengefisiensikan daya listrik terhadap bangunan.

Gambar 3. 41 AC

Sumber : www.aptibet.org

F. Sistem pemadam kebakaran

o APAR

Alat pemadam api portable yang mudah dibawa, cepat dan tepat di dalam penggunaan untuk awal kebakaran, secara itu pula karena bentuknya yang portable sehingga mudah mendekati daerah kebakaran.

Gambar 3. 42 Tabung APAR

(82)

121

o Fire Hydrant Pilar

Penempatan hidran ini pada titik - titik tertentu sebagai sumber air.

o Hydrant bangunan / indoor

Biasanya diletakkan pada bangunan publik, jarak antar hydrant adalah 35 meter. Bangunan harus memiliki luas ±

800 m2 untuk menghemat jumlah hydrant.

Gambar 3. 44Hydrant box

Sumber : www.pzb.cz Gambar 3. 43 Fire Hydrant Pilar

(83)

122

G. Jaringan Keamanan

a. CCTV

Sistem teknologi ini menggunakan kamera CCTV yang terpasang disetiap sudut ruangan. Kemudian CCTV ini terhubung dengan ruang pemantau CCTV yang harus menyala 24 jam yang dipantau oleh petugas.

Gambar 3. 45 Dome Camera

Sumber : www.creativesoch.com

Gambar 3. 46 Bullet Camera Sumber :

(84)

123 b. Sistem keamanan aktif

Sistem ini dilakukan menggunakan jasa manusia yang bertugas mengontrol keamanan seluruh aktivitas didalam maupun diluar bangunan.

H. Jaringan Komunikasi

Sistem komunikasi menggunakan telpon, fax dan internet. Untuk penggunaan internet sendiri menggunakan wi-fi internet.

Gambar 3. 48 Portabel Jaringan WIFI

Sumber : www.cloudfront.net Gambar 3. 47Security

(85)

124

I. Sistem Transportasi Vertikal

a. Tangga

Tangga merupakan salah satu transportasi vertikal manual yang paling ramah lingkungan, karena tidak membutuhkan energi listrik. Tangga juga merupakan alat transportasi vertikal yang wajib dalam sebuah bangunan, selain sebagai sirkulasi vertikal, tangga juga berfungsi sebagai jalur evakuasi saat kebakaran.

Gambar 3. 49Tangga

(86)

125 b. Elevator lift barang

Sarana transportasi vertikal yang dapat digunakan untuk sirkulasi manusia atau barang, penggunaan lift membutuhkan daya listrik yang besar.

Berdasarkan fungsielevator dibedakan menjadi 2, yaitu elevator / lift penumpang dan elevator / lift barang untuk mengangkut barang pada area service.

Gambar 3. 50Lift

Sumber :

www.elevatorescalator.files. wordpress.com Gambar 3. 51Lift barang

(87)

126

3.2.3. Studi Pemanfaatan Teknologi

a. Sistem Pintu Kartu

Sistem ini digunakan untuk akses pengunjung yang sudah checkin di penginapan tersebut, bila yang tidak mempunyai kartu hanya bisa dibukakan dari dalam.

b. Water heater

Sistem ini digunakan untuk pemanas air yang disalurkan ke kamar mandi dengan tenaga cahaya matahari.

Gambar 3. 52 Pintu kartu

Sumber : http://g01.s.alicdn.com

Gambar 3. 53 Solar water Heater

(88)

127 3.3. ANALISA KONTEKS LINGKUNGAN

3.3.1. Analisa Pemilihan Lokasi

Lokasi proyek Pusat Penginapan Wisatawan Backpacker ini berada di Kota Yogyakarta. Pada Kota Yogyakarta sendiri mempunyai 14 kecamatan, tetapi hanya satu kecamatan yang dipilih dalam penentuan lokasi tapak. Berikut dibawah ini gambar 3. 53 menunjukkan peta kota yogyakarta :

Gambar 3. 54 Peta Kecamatan Kota Yogyakarta

(89)

128 Kriteria Lokasi :

 Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota yang memiliki keunggulan yaitu dalam wisatanya

 Kota Yogyakarta menjadi lokasi yang berpotensi strategis dan berkembang sebagai pusat tujuan rekreasi dan infrastruktur kota yang mendukung perkembangan kota yang dapat dijangkau.

(90)

129

o Kriteria pemilihan kecamatan

Kriteria ini berdasarkan pada daerah permukiman yang dekat dengan pusat Kota Yogyakarta. Bisa dilihat pada tabel 3.22 Berikut :

Tabel 3. 22 Kriteria pemilihan kecamatan

Sumber : analisa pribadi

Kriteria Skor Gedong

Tengen Jetis

Dekat dengan jalur

bis trans jogja 10 7.5 7.5

7.5

Dari kriteria yang dipilih pada tabel 3.22 diatas ini kriteria yang dipilih adalah kecamatan gedongtengen.

Menurut Peraturan Daerah Kota Yogyakarta No 2 tahun 2010 Jalan Dagen ini adalah kawasan permukiman padat penduduk.

Batas – batas kecamatan Gedong tengen :

o Utara : Kecamatan Jetis

o Barat : Kecamatan Wirobrajan dan Tegalrejo o Timur : Kecamatan Danurejan

(91)

130

3.3.2. Analisa Pemilihan Tapak

Setelah melakukan analisa pada pemilihan lokasi yang ada di Kota Yogyakarta, maka langkah selanjutnya yang dilakukan adalah melakukan pemilihan alternatif tapak. Pada proyek Pusat Penginapan Wisatawan Backpacker ini akan direncanakan berada di pusat kota Yogyakarta. Pada kecamatan Gedong tangen ini ada beberapa alternatif tapak :

1. Alternatif tapak 1

Alternatif tapak yang pertama berada di Jalan Dagen Malioboro.

Gambar 3. 55Alternatif tapak 1

(92)

131 Batas tapak yaitu :

- Utara : Permukiman warga

- Selatan : Jalan Dagen Malioboro dan Penginapan Kunthi Gambar 3. 56 Batas Utara alternatif 1

Sumber : dokumen pibadi

Gambar 3. 57Batas Selatan alternatif 1

(93)

132

- Barat : Gang Kecil

- Timur : Hotel Permata

Gambar 3. 59Batas Timur alternatif 1

Sumber : dokumen pribadi Gambar 3. 58Batas Barat alternatif 1

(94)

133 Berikut adalah foto – foto hasil survey pada tapak 1 :

Gambar 3. 61Tapak tampak timur dan adanya eksisting pohon mangga

Sumber : dokumen pribadi

Gambar 3. 60 Tapak tampak selatan

Sumber : dokumen pribadi

Gambar 3. 63Sebelah kiri terdapat pembatas tapak dari

seng

Sumber : dokumen pribadi

Gambar 3. 62Tapak Tampak barat

(95)

134 Tabel 3. 23 Potensi dan Kendala tapak 1

Sumber : analisa pribadi

POTENSI KENDALA

Lokasi mudah dijangkau dengan kendaraan motor, mobil dan becak

Banyak penginapan yang sudah ada dari hotel berbintang dan hotel non bintang

Dekat dengan Pusat Kota Yogyakarta atau Jalan Malioboro

Terdepat pohon eksisting yang bisa dimanfaatkan

2. Alternatif tapak 2

Alternatif tapak yang kedua berada di Jalan Gandekan dan Jalan Kementrian .

Gambar 3. 64Alternatif tapak 2

(96)

135 Batas Tapak yaitu :

- Utara : Jalan Kementrian

- Selatan : permukiman warga Gambar 3. 65Jalan

Kementrian

Sumber : dokumen pribadi

Gambar 3. 66batas selatan tapak

(97)

136

- Barat : Permukiman warga

Gambar 3. 67Batas barat tapak

Sumber : dokumen pribadi

- Timur : Jalan Gandekan

Gambar 3. 68Jalan Kementrian

(98)

137 Berikut adalah foto – foto hasil survey pada tapak 2 :

Tabel 3. 24 Potensi dan Kendala pada tapak 2

Sumber : analisa pribadi

POTENSI KENDALA

Banyak eksisting pohon yang tumbuh di tapak yang bias dimanfaatkan

Jarak dengan Jalan Malioboro sekitar ± 1 Km

Luas tapaknya cukup besar

Dilewati banyak kendaraan umum Utilitas di sekitar tapak sudah memadai Gambar 3. 70batas tapak barat

Sumber : dokumen pribadi

Gambar 3. 69banyak eksisting pohon yang tumbuh di tapak

(99)

138 3. Alternatif tapak 3

Alternatif tapak yang ketiga berada di Jalan Gandekan.

Batas Tapak yaitu :

- Utara : Jalan Jlagran lor

Gambar 3. 72Batas Tapak bagian utara

Sumber : dokumen pribadi

Gambar 3. 71Alternatif tapak 3

(100)

139

- Selatan : Permukiman warga

Gambar 3. 73Batas tapak bagian selatan

Sumber : dokumen pribadi

- Barat : Permukiman warga

Gambar 3. 74 Batas tapak bagian barat

(101)

140

- Timur : Jalan Gandekan

Berikut adalah foto – foto hasil survey pada tapak 3 : Gambar 3. 75batas tapak bagian

timur

Sumber : dokumen pribadi

Gambar 3. 77Tapak tampak utara

Sumber : dokumen pribad

Gambar 3. 76ada banyak pohon yg tumbuh di tapak

(102)

141 Tabel 3. 25 Potensi dan Kendala Alternatif tapak 3

Sumber : analisa pribadi

POTENSI KENDALA

Dekat dengan stasiun Tugu Jogja

Jauh dari Jalan utama yaitu Jalan Malioboro dan dekat dengan Lampu Lalu lintas dan saat merah sangat mengganggu akses masuk ke tapak Dilewati banyak

kendaraan umum Tapaknya sedikit luas Gambar 3. 79Tapak bersebelahan

langsung dengan permukiman

Sumber : dokumen pribadi

Gambar 3. 78Tapak yang dekat dengan jalan raya

(103)

142 Berikut ini adalah kriteria pemilihan tapak yang dapat mendukung fungsi dari Pusat Penginapan Wisatawan Backapcker di Yogyakarta, yaitu :

Tabel 3. 26 Kriteria pemilihan Tapak

Sumber : analisa pribadi

Kriteria Lokasi Bobot

TAPAK 1 TAPAK 2 TAPAK 3

Nilai Hasil Nilai Hasil Nilai Hasil

Memiliki akses yang mudah menuju lokasi

40%

7 2.8 8 3.2 7 2.8

Dilewati kendaraan umum

7 2.8 8 3.2 7 2.8

Lokasi yang cukup strategis

40%

8 3.2 8 3.2 5 2

Dekat dengan fasilitas wisata

8 3.2 7 2.8 5 2

Topografi yang landai

20%

7 1.4 8 1.6 6 1.2

Memiliki jaringan utilitas yang cukup

lengkap

8 1.6 9 1.8 7 1.4

TOTAL 15 15.8 12.2

Gambar

Tabel 3. 7 Tabel Jumlah karyawan
Tabel 3. 8 Jadwal Kegiatan
Tabel 3. 9 Studi Fasilitas dengan pendekatan kebutuhan ruang
Gambar 3. 7 Dimensi
+7

Referensi

Dokumen terkait

STUDI PERBANDINGAN KARAKTERISTIK SUHU TRANSISI, STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT KEKERASAN PADA LOGAM INDUK, LOGAM LAS DAN DAERAH PENGARUH PANAS {HAZ) BAJA TAHAN KARAT

Penggunaan single coating FeCrBMnSi tidak disarankan untuk aplikasi di temperature tinggi tanpa bonding coat ataupun mixing coat dengan NiAl dikarenakan fracture toughness

Perlu dilakukan penelitian sejenis dengan penambahan variasi jenis garam dengan temperatur beku yang lebih bawah, volume yang lebih besar, variasi pada laju

Dari hasil pengolahan data, diperoleh ragam konsep diri. Ragam konsep diri yang muncul seperti, diri yang besar dan kuat, sehat atau sakit, rapi dan tampan terkait dalam aspek

Adapun keuntungan yang akan Anda dapatkan dengan adanya kerjasama di bidang servis AC ini yaitu gedung kantor Anda akan terasa jauh lebih nyaman ketika digunakan untuk bekerja

Karena berkat rahmat dan hidayat-Nya, sehingga saya dapat melaksanakan skripsi sampai proses penyusunan skripsi ini dengan baik, Laporan ini saya persembahkan

Sistem pengereman antilock ini bertujuan agar roda dari mobil tidak terkunci ketika pengereman dilakukan yang umumnya terjadi apabila kendaraan mendapatkan gaya pengereman

Pembangunan Saluran Drainase Lingkungan (2014) Ibu Kota Kec.. Pembangunan Saluran Drainase Lingkungan (2014) Ibu