• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Surakarta, 01 Juli 2014 STIKes Kusuma Husada Surakarta Ketua. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Surakarta, 01 Juli 2014 STIKes Kusuma Husada Surakarta Ketua. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si."

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

Dengan mengaucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa maka Jurnal Kesehatan Ku-suma Husada (Jurnal KesMaDaSka) STIKes KuKu-suma Husada Surakarta yang memuat publikasi ilmiah ilmu-ilmu kesehatan khususnya bidang Keperawatan dan Kebidanan telah selesai dicetak.

Perkembangan ilmu pengetahuan di lingkup kesehatan terkait bidang keperawatan dan kebidanan berupa informasi ilmiah melalui kajian kepustakaan maupun ulasan ilmiah lain berdasarkan hasil pene-litian sangat diperlukan.

Berdasarkan hal tersebut maka STIKes Kusuma Husada Surakarta melalui Jurnal KesMaDaSka memberikan wadah bagi para Dosen ataupun Peneliti sesuai bidang kompetensinya untuk mempublika-sikan artikel ilmiahnya. Penerbitan Jurnal Ilmiah KesMaDaSka ini, diharapkan mampu menambahan khasanah ilmu pengetahuan tentang kesehatan khususnya bidang keperawatan dan kebidanan serta me-ningkatkan motivasi bagi para Dosen ataupun Peneliti.

Atas nama civitas akademika STIKes Kusuma Husada Surakarta, saya mengucapkan selamat atas terbitnya Jurnal Ilmiah Kesehatan Kusuma Husada. Semoga Jurnal ini bermanfaat bagi kita semua.

Surakarta, 01 Juli 2014 STIKes Kusuma Husada Surakarta

Ketua

(2)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

PERAN KELUARGA KAITANNYA DENGAN TINGKAT KESIAPAN REMAJA PUTRI MENGHADAPI MENSTRUASI

(Studi Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Colomadu Kabupaten Karanganyar)

Anik Sularmi, Sih Rini Handajani, Murwati 69

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PADA JURUSAN KEBIDANAN DI KAMPUS III POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA

Ana Widi Astuti, Henik Istikhomah 75

PENGARUH KONSELING MENGGUNAKAN ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN (ABPK) BER-KB TERHADAP PENGGUNAAN KONTRASEPSI INTRA UTERIN DEVICE (IUD) (Studi Pre Eksperimen di Desa Platarejo Kecamatan Giriwoyo Kabupaten Wonogiri Tahun 2013)

Gita Kostania, Kuswati, Lina Kusmiyati 83

HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN STRATEGI KOPING PADA ANGGOTA KELUARGA DENGAN RIWAYAT PERILAKU KEKERASAN DI WILAYAH SURAKARTA

Dwi Ariani Sulistyowati 90

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PENCAPAIAN TARGET PEMASANGAN INFUS PADA MAHASISWA TINGKAT II JURUSAN D III KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA TAHUN 2013

Sri Mulyanti 98

FAKTOR-FAKTOR DOMINAN SINDROM METABOLIK YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN AKUT MIOKARD INFARK (AMI) DI RUANG INTENSIVE CARDIOVASKULER CARE UNIT (ICVCU) RSUD DR. MOEWARDI TAHUN 2014

Mentari Rosriyana Dewi, Dwi Susi Haryati, Sumardino 105 HUBUNGAN ANTARA RESPONSIVENESS PERAWAT DENGAN LOYALITAS PASIEN

Atiek Murharyati, Meri Oktariani 117

PENGALAMAN PREHOSPITAL PASIEN DENGAN STEMI (St Elevation Myocard Infract) PERTAMA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. MOEWARDI SURAKARTA

Anissa Cindy Nurul Afni, Sri Andarini, Septi Dewi Rachmawati 124 PENGALAMAN PERAWAT INSTALASI GAWAT DARURAT DALAM MERAWAT PASIEN PERCOBAAN BUNUH DIRI DI RUMAH SAKIT Dr. MOEWARDI SURAKARTA

Ika Subekti Wulandari, Retty Ratnawati, Lilik Supriyati, Kumboyono 133 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA MINAT PENGGUNAAN AKDR (IUD) DI DESA GEBANG SUKODONO

(3)

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN INTENSITAS KUNJUNGAN LANJUT USIA KE POSYANDU LANSIA BAROKAH DI DUSUN DARATAN

KEPOH TOHUDAN COLOMADU KARANGANYAR 146

Erinda Nur Pratiwi, Eni Rumiyati, Wijayanti 146

PEDOMAN PENULISAN NASKAH 151

(4)
(5)

-oo0oo-PERAN KELUARGA KAITANNYA DENGAN

TINGKAT KESIAPAN REMAJA PUTRI

MENGHADAPI MENSTRUASI

(Studi Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Colomadu

Kabupaten Karanganyar)

Anik Sularmi

1)

,

Sih Rini Handajani

2)

, Murwati

3) 1, 2,3 Program Studi D-IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Surakarta

ABSTRAK

%HUGDVDUNDQ KDVLO EDVHOLQH VXUYH\ /HPEDJD 'HPRJUD¿ 8QLYHUVLWDV ,QGRQHVLD GL HPSDW SURYLQVL -DWLP-DWHQJ-DEDUGDQ/DPSXQJWDKXQPHQXQMXNNDQEDKZDKDQ\DUHPDMDPHPSXQ\DL SHQJHWDKXDQ\DQJEDLNWHQWDQJRUJDQUHSURGXNVLSXEHUWDVPHQVWUXDVLGDQNHEHUVLKDQGLULGDQKDQ\D UHPDMD \DQJ PHQJHWDKXL WHQWDQJ PDVD VXEXU 'DUL VWXGL SHQGDKXOXDQ VLVZL \DQJ VXGDK PHQJDODPL PHQDUFKH PHUHND PHQJDWDNDQ EDKZD SDGD VDDW SHUWDPD NDOL PHQVWUXDVL PHQDUFKH PHUHND PHUDVD EHOXP PHPSXQ\DL NHVLDSDQ7XMXDQ SHQHOLWLDQ XQWXN menganalisis hubungan antara SHUDQ NHOXDUJD GHQJDQ NHVLDSDQ UHPDMD SXWUL PHQJKDGDSL PHQVWUXDVL SDGD 6LVZD .HODV 9,, 603 1HJHUL &RORPDGX .DEXSDWHQ .DUDQJDQ\DU -HQLV SHQHOLWLDQ DGDODK SHQHOLWLDQ NXDQWLWDWLI GHQJDQ metode korelasional3RSXODVLGDODPSHQHOLWLDQLQLVHPXDVLVZDSXWULNHODV9,,6031HJHUL&RORPDGX .DEXSDWHQ .DUDQJDQ\DU VHEDQ\DN VLVZD 7HNQLN SHQJDPELODQ VDPSHO PHQJJXQDNDQ WHNQLN SXUSRVLYH VDPSOLQJ GHQJDQ MXPODK VDPSHO UHVSRQGHQ 7HNQLN SHQJXPSXODQ GDWD PHQJJXQDNDQ NXHVLRQHUWHNQLNDQDOLVLVGDWDPHQJJXQDNDQDQDOLVLVVWDWLVWLNFKLVTXDUH+DVLOSHQHOLWLDQPHQXQMXNNDQ NDUDNWHULVWLNUHVSRQGHQEHUNDLWDQGHQJDQNHVLDSDQPHQJKDGDSLPHQVWUXDVL\DLWXWLQJNDWSHQGLGLNDQ RUDQJWXDUHVSRQGHQVHEDJLDQEHVDUPHPLOLNLSHQGLGLNDQWLQJJLMHQLVSHNHUMDDQRUDQJWXDUHVSRQGHQ VHEDJLDQ EHVDU SHJDZDL VZDVWD WLQJNDW SHQJKDVLODQ RUDQJ WXD UHVSRQGHQ VHEDJLDQ EHVDU NDWHJRUL WLQJJLUDWDUDWDODPDPHQVWUXDVLUHPDMDSXWULVHEDJLDQEHVDUWHUMDGLDQWDUDVDPSDLKDULQRUPDO GDQVHEDJLDQEHVDUUHVSRQGHQPHQJJXQDNDQREDWSHQDKDQUDVDVDNLWVDDWPHQVWUXDVL3HUDQNHOXDUJD dalam memberikan informasi tentang menstruasi termasuk kategori baik yaitu sebanyak 34 orang .HVLDSDQ UHPDMD SXWUL PHQJKDGDSL PHQVWUXDVL PDVXN NDWHJRUL EDLN VHEDQ\DN RUDQJ +DVLODQDOLVLVGLSHUROHKQLODLSYDOXH .HVLPSXODQDGDKXEXQJDQDQWDUD SHUDQ NHOXDUJD GHQJDQ NHVLDSDQ UHPDMD SXWUL PHQJKDGDSL PHQVWUXDVL SDGD 6LVZD .HODV 9,, 603 1HJHUL&RORPDGX.DEXSDWHQ.DUDQJDQ\DU

Kata Kunci:SHUDQNHOXDUJDNHVLDSDQUHPDMDSXWULPHQVWUXDVL ABSTRACT %DVHGRQWKHUHVXOWVRIWKHEDVHOLQHVXUYH\FRQGXFWHGE\WKH,QVWLWXWHRI'HPRJUDSK\8QLYHUVLW\RI ,QGRQHVLDLQIRXUSURYLQFHV(DVW-DYD&HQWUDO-DYD:HVW-DYDDQG/DPSXQJLQVKRZHGWKDW RQO\RIWHHQDJHUVKDYHDJRRGNQRZOHGJHRIWKHUHSURGXFWLYHRUJDQVSXEHUW\PHQVWUXDWLRQDQG SHUVRQDOK\JLHQHDQGRQO\RIWHHQVZKRNQRZDERXWWKHIHUWLOHSHULRG)URPWKHSUHOLPLQDU\VWXG\ IHPDOHVWXGHQWVZKRKDGH[SHULHQFHGPHQDUFKHWKH\VD\WKDWDW¿UVWPHQVWUXDWLRQPHQDUFKHWKH\ IHHOQRWKDYHIRUZDUGQHVV7KHDLPWKLVUHVHDUFKWRDQDO\]HWKHUHODWLRQVKLSEHWZHHQWKHUROHRID\RXQJ IDPLO\ZLWKDUHDGLQHVVWRIDFHPHQVWUXDWLRQLQ&ODVV9,,6031HJHUL&RORPDGX'LVWULFW.DUDQJDQ\DU

(6)

Jurnal KesMaDaSka - Juli 2014

7KLVUHVHDUFKLVTXDQWLWDWLYHUHVHDUFKZLWKFRUUHODWLRQPHWKRG7KHSRSXODWLRQLQWKLVVWXG\DOOIHPDOH VWXGHQWVRIFODVV9,,6031HJHUL&RORPDGX.DUDQJDQ\DUDVPDQ\DVVWXGHQWV7KHVDPSOLQJ WHFKQLTXH XVHG SXUSRVLYH VDPSOLQJ WHFKQLTXH ZLWK D VDPSOH RI UHVSRQGHQWV 7KH WHFKQLTXH RI FROOHFWLQJGDWDXVLQJTXHVWLRQQDLUHVGDWDDQDO\VLVWHFKQLTXHVXVLQJFKLVTXDUHVWDWLVWLFDODQDO\VLV7KH UHVXOWVVKRZWKHFKDUDFWHULVWLFVRIWKHUHVSRQGHQWVUHODWHGWRSUHSDUHGQHVVPHQVWUXDOSDUHQWDOHGXFDWLRQ OHYHORIUHVSRQGHQWVPRVWO\KDYHKLJKHUHGXFDWLRQRFFXSDWLRQRISDUHQWVRIUHVSRQGHQWVPRVWO\SULYDWH HPSOR\HHVWKHOHYHORILQFRPHRIWKHHOGHUO\UHVSRQGHQWVPRVWO\KLJKFDWHJRU\WKHDYHUDJHOHQJWKRI PHQVWUXDOJLUOVSDUWLDOO\RFFXUUHGEHWZHHQWRGD\VQRUPDODQGWKHPDMRULW\RIUHVSRQGHQWVXVLQJ SDLQNLOOHUVGXULQJPHQVWUXDWLRQ7KHUROHRIWKHIDPLO\LQSURYLGLQJLQIRUPDWLRQDERXWPHQVWUXDWLRQ LQFOXGLQJERWKFDWHJRULHVDVPDQ\DVSHRSOH5HDGLQHVVPHQVWUXDWLQJJLUOVIDFHHLWKHU FDWHJRUL]HGDVPDQ\DVSHRSOH7KHUHVXOWVREWDLQHGE\DQDO\VLVRISYDOXH &RQFOXVLRQWKHUHLVDUHODWLRQVKLSEHWZHHQWKHUROHRID\RXQJIDPLO\ZLWKDIRUZDUGQHVVWKHPHQVWUXDWLRQ LQ&ODVV9,,6031HJHUL&RORPDGX.DUDQJDQ\DU KeywordsWKHUROHRIWKHIDPLO\IRUZDGUQHVVWHHQHJHUPHQVWUXDWLRQ 1. PENDAHULUAN

Menarche adalah menstruasi pertama kali yang dialami remaja putri biasanya terjadi dalam rentang usia 10-16 tahun yang merupakan per-gantian fase kehidupan dari masa kanak-kanak menjadi masa usia remaja (Proverawati, 2009). Seorang wanita akan meng alami menarche yang GLLNXWLSHUWXPEXKDQ¿VLNGLWDQGDLROHKSHUWXP -buhan payudara, pertum-buhan rambut daerah SX -bis dan aksila serta panggul mulai melebar dan membesar, selain itu organ reproduksi yang ber-ada di dalam juga mengalami perkembangan dan perubahan untuk mempersiapkan haid pertama (Lestari, 2011).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilaku-kan pada Siswa Kelas VII SMP Ne geri 1 Coloma-du Kabupaten Karanganyar, menunjukkan bahwa dari 10 siswi yang sudah mengalami menarche mereka mengatakan bahwa pada saat pertama kali mendapatkan menarche, mereka merasa be-lum mem punyai kesiapan sebebe-lumnya, dan hal yang di rasakan dalam bentuk rasa panik karena harus melihat begitu banyak darah yang keluar dari alat vital mereka, rasa malu karena harus mengalami menarche di sekolah, serta reaksi dari teman-teman sekelas yang kurang menyenang-kan seperti mengejek dan mendapat perlakuan yang berbeda pada saat bermain di jam istirahat sekolah. Oleh karena itu diperlukan suatu kesiap-an psikologis dalam menghadapinya. Informasi mengenai menstruasi sangat diperlukan untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi

men-arche. Namun kebutuhan akan informasi tentang menarche tidak selalu mendapatkan perhatian yang cukup dari orang tua, guru, dan pihak yang berkompeten lainnya, sehingga masih banyak remaja perempuan yang merasa tidak siap meng-hadapi menarche.

Peran ibu terhadap remaja putri pada saat menarche sebagai pendidik dan pemberian asuh-an dalam keluarga meliputi pe rawatasuh-an haid, pe-UDZDWDQJHQHWDOLDNHOXKDQ¿VLNNHOXKDQSVLNLV Pada perawatan haid diberikan wawasan masalah haid, pada perawatan genetalia diberikan penge-tahuan tentang merawat tubuh terutama daerah NHPDOXDQ .HOXKDQ ¿VLN PHOLSXWL VDNLW SHUXW pusing, sakit pinggang, mual dan mules, ping-gang terasa mau putus, sedangkan pada keluhan psikis remaja merasa kaget dan takut (Roasih, 2009).

Peran ibu terhadap remaja putri pada saat menarche sebagai pendidik dan pemberian asuh-an dalam keluarga meliputi perawatasuh-an haid, pe-UDZDWDQJHQHWDOLDNHOXKDQ¿VLNNHOXKDQSVLNLV Pada perawatan haid diberikan wawasan masalah haid, pada perawatan genetalia diberikan penge-tahuan tentang merawat tubuh terutama daerah NHPDOXDQ .HOXKDQ ¿VLN PHOLSXWL VDNLW SHUXW pusing, sakit pinggang, mual dan mules, ping-gang terasa mau putus, sedangkan pada keluhan psikis remaja merasa kaget dan takut (Roasih, 2009).

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara peran keluarga dengan kesiapan

(7)

remaja putri menghadapi menstruasi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Colomadu Kabupaten Karanganyar.

2. PELAKSANAAN a. Lokasi dan Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada tang-gal bulan Agustus 2013 s/d bulan Februari 2014 di SMP Negeri 1 Colomadu Kabupaten Karanganyar.

b. Populasi dan sampel penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa putri kelas VII SMP Negeri 1 Colo-madu Kabupaten Karanganyar sebanyak 123 siswa.

Teknik pengambilan sampel yang diguna-kan dalam penelitian ini adalah teknik QRQSURED -ELOLW\VDPSOLQJyaitu SXUSRVLYHVDPSOLQJde ngan jumlah sampel sebanyak 55 orang responden / siswa.

3. METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini digunakan metode korelasional dimana peneliti akan menyelidiki hubungan peran keluarga (variabel bebas) de-ngan kesiapan remaja putri menghadapi menstru-asi (variabel terikat) pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Colomadu Kabupaten Karanganyar. Penelitian ini menggunakan pendekatan “cross sectional“ yaitu rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan atau sekali waktu.

Teknik analisis dalam penelitian ini meng-Teknik analisis dalam penelitian ini meng-gunakan Uji &KL 6TXDUHPengujian dilakukan dengan bantuan program komputer 6366IRU ZLQGRZV

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Univariat

a. Peran Keluarga

Berdasarkan hasil analisis data terhadap ha-sil kuesioner peran keluarga diperoleh nilai ter-endah sebanyak 40 dan nilai tertinggi sebesar 64. Adapun nilai mean variabel peran keluarga sebe-sar 53,4 dan nilai standar deviasi sebesebe-sar 7,74.

Berdasarkan hasil jawaban responden me-ngenai peran keluarga yang dianalisis de ngan

menggunakan rumus skor T diperoleh data se-bagai berikut:

Tabel 1. Peran Keluarga

No Keterangan Jumlah Prosentase

1. 2.

Peran keluarga positif (baik)

Peran keluarga negatif (tidak baik) 34 21 61,82 38,18 Jumlah 55 100 %

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa peran keluarga pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Colomadu Kabupaten Karanganyar ma-suk kategori baik sebanyak 34 orang (61,82%) dan kategori tidak baik sebanyak 21 orang (38,18%).

Hasil uji hipotesis dalam penelitian ini menunjukan bahwa peran keluarga memiliki KXEXQJDQ \DQJ VLJQL¿NDQ GHQJDQ NHVLDSDQ remaja putri menghadapi menstruasi pertama (menarche) pada siswa di kelas VII SMP Ne-geri 1 Colomadu Kabupaten Karang anyar. Hal tersebut dapat dilihat dari jawaban responden terhadap pernyataan mengenai ibu memberitahu tentang tanda-tanda atau gejala ketika responden akan menstruasi yaitu menyatakan sangat setuju sebanyak 38 orang (69,1%).

Hasil uji hipotesis dalam penelitian ini menunjukan bahwa peran keluarga merupakan salah satu faktor yang berperan pada kesiapan menghadapi menstruasi pertama (menarche) pada siswi di SMP Negeri 1 Colomadu. Bentuk kesiapan menghadapi mens truasi tersebut ditun-jukkan dengan jawaban responden atas pernyata-an tentpernyata-ang memahami dpernyata-an mengerti tentpernyata-ang tata cara menggunakan pembalut saat menstruasi per-tama kali sebanyak 60% (33 subjek) menyatakan sa ngat setuju.

Hal ini selaras dengan pendapat Sarwono (2008) yang menyatakan bahwa komunikasi yang efektif antara ibu dan anak akan membantu anak dalam menyesuaikan diri saat mengalami menstruasi pertama (menarche). Hal ini juga selaras dengan pendapat Gunarsa (2007) yang menyatakan bahwa peran keluarga, terutama ibu akan membantu anak dalam menyesuaikan diri saat mengalami menstruasi pertama PHQDUFKH

(8)

Jurnal KesMaDaSka - Juli 2014

Hasil penelitian menunjukan bahwa skor T untuk peran keluarga yang masuk kategori baik yaitu 61,82% (34 subjek). Artinya siswi SMP Negeri 1 Colomadu yang menjalin komunikasi yang cukup efektif de ngan ibunya. Hasil peneli-tian ini mendukung hasil penelipeneli-tian yang dilaku-kan oleh Hartati (2009) yang menyatadilaku-kan bahwa bahwa ada hubungan antara faktor keluarga de-ngan pe ngetahuan menstruasi remaja putri.

Berdasarkan pembahasan yang telah di-paparkan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa sebagian besar siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Colomadu Kabupaten Karanganyar menganggap bahwa menstruasi merupakan hal yang normal di-alami setiap remaja sehingga subjek tidak merasa takut, cemas atau khawatir ketika mendapatkan menstruasi pertama PHQDUFKHSubjek lebih memaknai menstruasi pertama sebagai hal yang positif dan menyenangkan sehingga merasa cu-kup siap dalam menghadapi menstruasi pertama PHQDUFKH

b. Kesiapan Remaja Putri Menghadapi Menstruasi

Berdasarkan hasil analisis data terhadap ha-sil kuesioner kesiapan remaja putri menghadapi menstruasi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Colomadu Kabupaten Karanganyar diperoleh ni-lai terendah sebesar 30 dan nini-lai tertinggi sebesar 48. Adapun nilai mean variabel peran keluarga sebesar 39,87 dan nilai standar deviasi sebesar 5,16.

Berdasarkan hasil jawaban responden me-ngenai kesiapan remaja putri menghadapi mens-truasi yang dianalisis dengan menggunakan ru-mus skor T diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 2. .ODVL¿NDVL.HVLDSDQ5HPDMD3XWUL

0HQJKDGDSL0HQVWUXDVL

No Keterangan Jml Prosentase

1.

2.

Kesiapan remaja putri menghadapi menstruasi positif (baik).

Kesiapan remaja putri menghadapi menstruasi negatif (tidak baik).

36

19

65,45

34,55

Jumlah 55 100 %

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa variabel kesiapan remaja putri meng-hadapi menstruasi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Colomadu Kabupaten Karanganyar masuk kategori baik yaitu sebanyak 36 orang (65,45%) dan kategori tidak baik sebanyak 19 orang (34,55%).

Sedangkan skor T untuk kesiapan meng-hadapi menstruasi pertama (menarche) yang masuk kategori baik yaitu 65,45% (36 subjek). Artinya subjek yang memiliki kategori baik cu-kup siap dalam menghadapi menstruasi pertama (menarche).

4.2. Analisis Bivariat

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh ha-sil sebagai berikut:

Tabel 3. Tabulasi Silang Peran Keluarga GHQJDQ.HVLDSDQ5HPDMD3XWUL0HQJKDGDSL Menstruasi Variabel Kesiapan Remaja Putri Menghadapi Menstruasi Total P Tidak Baik Baik Peran Keluarga Tidak Baik Baik

14 5 7 29 21 34 0,001 Total 19 36 55

Hasil analisis Chi-Square diperoleh nilai SYDOXH= 0,001. Karena nilai SYDOXH= 0,001` < 0,05 berarti antara peran keluarga dengan ke-siapan remaja putri menghadapi menstruasi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Colomadu Kabu-paten Karanganyar mempunyai hubungan yang VLJQL¿NDQ%HUGDVDUNDQGDWDWHUVHEXWPHQJLQGL -kasikan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti hipotesis yang menyatakan bahwa: “Ada hubungan antara peran keluarga dengan kesiapan remaja putri menghadapi menstruasi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Colomadu Kabupaten Karanganyar”, diterima kebenarannya.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa siswa remaja putri kelas VII SMP Negeri Colo-madu 1 yang memiliki peran keluarga baik se-banyak 34 responden terdapat 5 responden yang tidak memiliki kesiapan dalam meng hadapi mens truasi pertama. Sedangkan siswa yang

(9)

me-miliki kesiapan yang baik sebanyak 36 siswa ternyata terdapat 7 responden yang memiliki pe-ran keluarga yang tidak baik.

Dengan demikian dapat dikemukakan bah-wa peran keluarga yang baik belum tentu kesiap-an remaja putri menghadapi menstruasi ykesiap-ang baik pula, hal tersebut disebabkan karena kondisi psikologis remaja putri sen diri yang kurang siap dalam menghadapi menstruasi.

Keterbatasan penelitian ini adalah se bagai berikut:

1. Pengumpulan data dalam penelitian ini di-lakukan setelah selesai pembelajaran, yaitu sekitar pukul 13.00 WIB sehingga respon-den dalam mengisi kuesioner kurang kon-sentrasi dan memahami isi atau pernyataan dalam kuesioner.

2. Responden dalam mengisi instrumen pe-ran keluarga kupe-rang tepat, sebab instrumen peran keluarga seharusnya diisi oleh orang tua responden. Namun karena keterbatasan waktu maka instrumen peran keluarga diisi oleh siswa atau responden.

5. KESIMPULAN

a. Karakteristik responden berkaitan de ngan kesiapan menghadapi menstruasi yaitu tingkat pendidikan orang tua responden se-bagian besar memiliki pendidikan tinggi sebanyak 29 siswa (52,73%), jenis peker-jaan orang tua responden paling banyak adalah pegawai swasta sebanyak 16 siswa (29,09%), tingkat penghasilan orang tua re-sponden paling banyak adalah penghasilan kategori tinggi sebanyak 26 siswa (47,27%), rata-rata lama menstruasi remaja putri Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Colomadu Kabu-paten Karanganyar sebagian besar terjadi antara 3 sampai 8 hari (normal) yaitu seba-nyak 39 siswa (70,91%) dan sebagian besar responden menggunakan obat penahan rasa sakit sebanyak 29 siswa (52,73%).

b. Peran keluarga dalam memberikan infor-masi tentang menstruasi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Colomadu Kabupaten Karang anyar yaitu masuk kategori baik yaitu sebanyak 34 orang (61,82%).

c. Kesiapan remaja putri menghadapi mens-truasi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Colomadu Kabupaten Karanganyar yaitu masuk kategori baik sebanyak 36 orang (65,45%).

d. Hasil analisis diperoleh nilai p-value = 0,001 < 0,05, sehingga ada hubungan antara pe-ran keluarga dengan kesiapan remaja putri menghadapi menstruasi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Colomadu Kabupaten Ka-ranganyar. Semakin tinggi peran keluarga, maka semakin tinggi pula kesiapan remaja putri menghadapi menstruasi. Sebaliknya se-makin rendah peran keluarga, sese-makin ren-dah pula kesiapan remaja putri menghadapi menstruasi.

6. REFERENSI

Ali, Duria A. Rayis, Mona Mamoun dan Ishag Adam. 2011. Age at Menarche and Mens-trual Cycle Pattern Among Schoolgirls in .DVVDODLQ(DVWHUQ6XGDQJournal of Public Health and Epidemiology; 3(3): 111-114. Aboyeji, S, Abiodun, F, Adewara, & Adegoke,

2005. Menstrual Preparation Among Ado-lescents in Kwarta State. Journal. Kwarta State: Department of Obstetrics and Gynae-cology. University of Ilorin Teaching Hospi-tal.

Al-Mighwar, M. 2010, 3VLNRORJL5HPDMD. Band-ung: CV Pustaka Setia.

Andira, D. 2010. Seluk Beluk Kesehatan Re-SURGXNVL:DQLWD. Yogyakarta: A. Plus Books. Aryani. 2010. .HVHKDWDQ 5HPDMD 3UREOHP GDQ

Solusinya. Salemba Medika Jakarta

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Aryani, 2010, ,EX6XVXL$NX Bandung: Khaza-g:

Khaza-nah Intelektua

Azwar, Saifuddin. 2013. 6LNDS 0DQXVLD 7HRUL GDQ 3HQJXNXUDQQ\D Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Depkes, 2005, .HELMDNDQ'DQ6WUDWHJL1DVLRQDO .HVHKDWDQ5HSURGXNVL'L,QGRQHVLDJakarta. Erma, 2006, .RQVWLWXVLRQDO 3VLNRORJLV 5HPDMD Putri Yang Telah Mengalami Menarche Di

(10)

Jurnal KesMaDaSka - Juli 2014

6/73 1HJHUL 2JDQ ,OLUFakultas Kedok-teran Universitas Sriwijaya.

Gunarsa, S.D. 2003. Psikologi Perkembang an $QDNGDQ5HPDMD. Jakarta: Gunung Mulia. Hidayat, 2011, 0HQ\XVXQ6NULSVLGDQ7HVLV(GLVL

Revisi. Bandung: Informatika.

Kartono, Kartini. 1995. Psikologi Umum. Bandung: CV Mandar Maju.

Lestari, 2011, 7LSV3UDNWLV0HQJHWDKXL0DVD6X -bur, Yogyakarta: Katahati.

Lusiana, 2007, Usia Menarche, Konsumsi Pa-QJDQGDQ6WDWXV*L]L$QDNSHUHPSXDQ6'GL %RJRU Bogor.

Masysaroh, 2004, 3HQJHWDKXDQ UHPDMD SXWUL WHQWDQJ NHEHUVLKDQ DODW NHODPLQ SDGD VDDW PHQVWUXDVLGL60$$/:DVKOL\DK0HGDQ 2010. www.usu.ac.id. Diakses tanggal 03 September 2013

Muadz, M. 2009. Modul Pelatihan Konseling .HVHKDWDQ 5HSURGXNVL 5HPDMD EDJL &DORQ Konselor Sebaya, Jakarta: BKKBN.

Manuaba, 2001, .RQVHS2EVWHWULGDQ*LQHNRORJL Sosial Indonesia. Jakarta: EGC.

Machfoedz, 2007, Medotologi Penelitian Bidang .HVHKDWDQ .HSHUDZDWDQ GDQ .HELGDQDQ, Yogyakarta: Fitramaya.

Notoadmojo, 2010, Metode Penelitian Kesehat-an. Jakarta: Rineka Cipta

Puspitaningrum, 2010, 3UDNWLN3HUDZDWDQ2UJDQ *HQLWDOLD (NVWHUQDO SDGD$QDN 8VLD Tahun yang Mengalami Menarche Dini di 6HNRODK'DVDU.RWD6HPDUDQJJurusan Ke-bidanan Universitas Muhammadiyah Sema-rang

Purwandari, 2002, Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi Lembaga Pengembang-an SarPengembang-ana PenyuluhPengembang-an dPengembang-an PendidikPengembang-an Psi-kologi. Jakarta: Fak. Psikologi UI.

Prawirohardjo, S. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakar-ta: Yayasan Bina Pustaka.

Proverawati, 2009, Menarche Menstruasi Perta-ma Penuh Makna. Yogyakarta: Nuha Medi-Yogyakarta: Nuha

Medi-ka.

Razi, F. 2006. Analisa Usia Menarche Pada Da-HUDK3HJXQXQJDQ3DQWDLGDQ.RWD'HSDU -temen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Ke-dokteran Universitas Sumatera Utara RSUP H. Adam Malik-RSUD Dr. Pirngadi Medan, Maret 2006.

Roasih, 2009, 3HQJDODPDQ,EX(WQLV-DZD6DDW 5HPDMD3XWUL0HQDUFKH'L'HVD/DUDQJDQ 'XNXK .HFDPDWDQ /DUDQJDQ .DEXSDWHQ Brebes, Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponego-ro Semarang.

Rumbiak, 2007, /DSRUDQ 3HQHOLWLDQ +XNXP Adat Gianyar. http://www.eprints.undip. ac.id/11459/9/9._Laporan_Penelitian, Diak-ses Tanggal 11 Oktober 2014, Pukul 14.15 WIB.

Ryani, 2010, .HVHKDWDQ 5HPDMD 3UREOHP GDQ Solusinya, Jakarta: Salemba Empat.

Santrock, John W. 2003. Adolescece Per-NHPEDQJDQ5HPDMD. Jakarta: Erlangga. Saringendyanti, 1998, Pendidihan Seks Untuk

Anak. Jakarta. PT. Penebar Swadaya. Sarwono, 2008, 3VLNRORJL5HPDMD. Jakarta: Raja

*UD¿QGR3HUVDGD

Soetjiningsih. 2004. 7XPEXK .HPEDQJ 5HPDMD Dan Permasalahannya. Jakarta: CV. Sagung Seto.

Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta. Syarief, 2003, )DUPDNRORJLGDQ7HUDSL(GLVL.

Jakarta: Departement Farmakologi dan Te-rapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Widyastuti, 2009, .HVHKDWDQ5HSURGXNVL .Yogya-karta: Fitramaya.

Yusuf, 2002, Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakar-ta: Ghalia Indonesia.

Zein, 2005, 3VLNRORJL ,EX GDQ $QDNJakarta: Penerbit Fitramaya

(11)

-oo0oo-ABSTRAK

+DVLO VXUYH\ SHQGDKXOXDQ GLSHUROHK EDKZD SHQJJXQDDQ PHWRGH SHPEHODMDUDQ EHOXP PDNVLPDO PHWRGH\DQJGLJXQDNDQVHEDJLDQVXGDKEHUYDULDVLGDQDGDMXJD\DQJPDVLKPRQRWRQ3HQHOLWLDQLQL EHUWXMXDQPHQJXQJNDSIHQRPHQDSHUVHSVLPDKDVLVZDWHQWDQJPHWRGHSHPEHODMDUDQ\DQJGLJXQDNDQ SDGD -XUXVDQ .HELGDQDQ GL .DPSXV ,,, 3ROWHNNHV 6XUDNDUWD 0HWRGH SHQHOLWLDQ \DQJ GLJXQDNDQ DGDODKUDQFDQJDQNXDOLWDWLIGHQJDQWHNQLNSHQJXPSXODQVDPSHOVHFDUDSXUSRVLYHVDPSOLQJGHQJDQ MHQLV VDPSOLQJ PD[LPXP YDULDWLRQ VDPSOLQJ 7HNQLN SHQJXPSXODQ GDWD EHUGDVDUNDQ WHNQLN 'LVNXVL .HORPSRN 7HUDUDK '.7 GDQ :DZDQFDUD 0HQGDODP :0 +DVLO SHQHOLWLDQ SHUVHSVL PDKDVLVZD WHQWDQJ SHQJHUWLDQ GDQ PDQIDDW PHWRGH SHPEHODMDUDQ PHQXQMXNNDQ EDKZD VHPXD LQIRUPDQ VXGDK PHQMHODVNDQGHQJDQEDLNGLDQWDUDQQ\DSHQJHUWLDQPHWRGHSHPEHODMDUDQ\DLWXFDUDGRVHQPHPEHULNDQ SHODMDUDQFDUDPHQJLPSOHPHQWDVLNDQWHNQLNGDQVWUDWHJLSHPEHODMDUDQ0DQIDDWPHWRGHSHPEHODMDUDQ XQWXNPHQJKLODQJNDQNHMHQXKDQPDKDVLVZDPHQJDNWLINDQPDKDVLVZDGDODPSHPEHODMDUDQ-HQLVMHQLV PHWRGHSHPEHODMDUDQ\DQJGLJXQDNDQGRVHQVHEDJLDQEHVDULQIRUPDQPHQJDWDNDQEDKZDMHQLVPHWRGH SHPEHODMDUDQ\DQJVHULQJGLJXQDNDQGRVHQ\DLWXPHWRGHFHUDPDKWDQ\DMDZDEGLVNXVLEUDLQVWRUPLQJ UROHSOD\VLPXODVLGHPRQVWUDVLUHVLWDVLNHUMDNHORPSRN0HWRGHSHPEHODMDUDQ\DQJMDUDQJGLJXQDNDQ \DLWXMLJ]DZ0HWRGHSHPEHODMDUDQODSDQJDQ\DLWXURQGHEHGVLWHWHDFKLQJPHQWRUVKLSGDQSUHVHSWRUVKLS 0HWRGHSHPEHODMDUDQ\DQJGLVHQDQJLGDQWLGDNGLVHQDQJLSDGDSULQVLSQ\DVHPXDPHWRGHEDLNWHWDSL WHUJDQWXQJ GRVHQ GDODP FDUD PHQ\DPSDLNDQ +DUDSDQ PDKDVLVZD DJDU GRVHQ PHQJHQDONDQ GDQ PHQHUDSNDQPHWRGHSHPEHODMDUDQDJDUPDKDVLVZDGDQGRVHQOHELKDNWLI.HVLPSXODQDGDODKSHUVHSVL PDKDVLVZDWHQWDQJSHQJHUWLDQGDQPDQIDDWPHWRGHSHPEHODMDUDQDGDODKFDUDVWUDWHJLPHWRGHGRVHQ XQWXNPHQJDMDU-HQLVMHQLVPHWRGHSHPEHODMDUDQ\DQJGLJXQDNDQGRVHQ\DLWXFHUDPDKWDQ\DMDZDE GLVNXVLEUDLQVWRUPLQJUROHSOD\GULLOUHVLWDVLNHORPSRNURQGHEHWVLWHWHDFKLQJMLJ]DZVLPXODVL GHPRQVWUDVLPHQWRUVKLSGDQSUHVHSWRUVKLS0HWRGHSHPEHODMDUDQ\DQJGLVHQDQJL\DLWXGLVNXVLMLJ]DZ EUDLQVWRUPLQJGHPRQVWUDVLVLPXODVLUROHSOD\FHUDPDKWDQ\DMDZDE0HWRGH\DQJWLGDNGLVHQDQJL \DLWXFHUDPDKSUHVHQWDVLNHORPSRNGLVNXVLWDQ\DMDZDE+DUDSDQSHQJJXQDDQPHWRGHSHPEHODMDUDQ \DLWXPDKDVLVZDVXGDKWHUPRWLYDVLGDULPHWRGH\DQJGLJXQDNDQWHWDSLSHUOXPHQJHPEDQJNDQPHWRGH Kata kunciSHUVHSVLPDKDVLVZDPHWRGHSHPEHODMDUDQ

ABSTRACT

3UHOLPLQDU\ VXUYH\ UHVXOWV VKRZHG WKDW WKH XVH RI OHDUQLQJ PHWKRGV LV QRW PD[LPL]HG WKH PHWKRG XVHGVRPHDOUHDG\YDULHGDQGVRPHDUHVWLOOPRQRWRQRXV7KLVVWXG\DLPVWRUHYHDOWKHSKHQRPHQRQ RIVWXGHQWV¶SHUFHSWLRQVRIOHDUQLQJPHWKRGVXVHGLQWKH'HSDUWPHQWRI2EVWHWULFVDWWKH3RO\WHFKQLF

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PENGGUNAAN

METODE PEMBELAJARAN PADA JURUSAN

KEBIDANAN DI KAMPUS III POLITEKNIK

KESEHATAN SURAKARTA

Ana Widi Astuti

1)

, Henik Istikhomah

2) 1, 2Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Surakarta

(12)

Jurnal KesMaDaSka - Juli 2014

&DPSXV ,,, 6XUDNDUWD 7KH PHWKRG XVHG LV TXDOLWDWLYH GHVLJQ ZLWK VDPSOH FROOHFWLRQ WHFKQLTXH SXUSRVLYHVDPSOLQJZLWKPD[LPXPVDPSOLQJW\SHRIVDPSOLQJYDULDWLRQ'DWDFROOHFWLRQWHFKQLTXHV EDVHG WHFKQLTXH )RFXV *URXS 'LVFXVVLRQ )*' DQG 'HSWK ,QWHUYLHZV :0 5HVXOWV RI UHVHDUFK VWXGHQWV¶SHUFHSWLRQVDERXWWKHPHDQLQJDQGEHQH¿WVRIOHDUQLQJPHWKRGVVKRZVWKDWDOOLQIRUPDQWV KDYHH[SODLQHGZHOOGLDQWDUDQQ\DXQGHUVWDQGLQJOHDUQLQJPHWKRGWKDWLVWKHZD\WKHOHFWXUHUJLYLQJD OHVVRQKRZWRLPSOHPHQWWHFKQLTXHVDQGOHDUQLQJVWUDWHJLHV%HQH¿WVRIOHDUQLQJPHWKRGVWRHOLPLQDWH ERUHGRPVWXGHQWVWRHQDEOHVWXGHQWVLQOHDUQLQJ7KHW\SHVRIOHDUQLQJPHWKRGVXVHGOHFWXUHUVPRVW RIWKHLQIRUPDQWVVDLGWKDWWKLVW\SHRIOHDUQLQJPHWKRGLVDPHWKRGIUHTXHQWO\XVHGOHFWXUHUOHFWXUH TXHVWLRQ DQG DQVZHU GLVFXVVLRQ EUDLQVWRUPLQJ UROH SOD\V VLPXODWLRQV GHPRQVWUDWLRQV UHFLWDWLRQ JURXSZRUN/HDUQLQJPHWKRGVDUHUDUHO\XVHGWKDWMLJ]DZ)LHOGOHDUQLQJPHWKRGWKDWLVURXQGEHG VLWHWHDFKLQJPHQWRUVKLSDQGSUHVHSWRUVKLS/HDUQLQJPHWKRGVDUHIDYRUHGDQGXQSRSXODULQSULQFLSOH DOO PHWKRGV DUH JRRG EXW GHSHQGV OHFWXUHU LQ KRZ WR GHOLYHU ([SHFWDWLRQV RI VWXGHQWV WR IDFXOW\ WR LQWURGXFHDQGLPSOHPHQWPHWKRGVRIOHDUQLQJVRWKDWVWXGHQWVDQGIDFXOW\PRUHDFWLYH7KHFRQFOXVLRQ LVWKHVWXGHQWV¶SHUFHSWLRQVDERXWWKHPHDQLQJDQGEHQH¿WVRIWHDFKLQJPHWKRGVLVWKHZD\VWUDWHJLHV PHWKRGVIRUWHDFKLQJIDFXOW\7KHW\SHVRIOHDUQLQJPHWKRGVXVHGOHFWXUHUVWKDWOHFWXUHTXHVWLRQDQG DQVZHUGLVFXVVLRQEUDLQVWRUPLQJUROHSOD\GULLOUHFLWDWLRQJURXSURXQGEHWVLWHWHDFKLQJMLJ]DZ VLPXODWLRQVGHPRQVWUDWLRQVPHQWRUVKLSDQGSUHVHSWRUVKLS)DYRUHGOHDUQLQJPHWKRGVWKDWGLVFXVVLRQ MLJ]DZEUDLQVWRUPLQJGHPRQVWUDWLRQVVLPXODWLRQVUROHSOD\VOHFWXUHVIUHTXHQWO\DVNHGTXHVWLRQV7KH PHWKRGLVXQSRSXODULHOHFWXUHVJURXSSUHVHQWDWLRQVGLVFXVVLRQVTXHVWLRQDQGDQVZHU+RSHWKHXVHRI OHDUQLQJPHWKRGVWKDWVWXGHQWVDUHPRWLYDWHGIURPWKHPHWKRGXVHGEXWQHHGWRGHYHORSPHWKRGV KeywordsSHUFHSWLRQVWXGHQWVWHDFKLQJPHWKRGV 1. PENDAHULUAN

Belajar merupakan proses penting bagi per-ubahan perilaku manusia dan ia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar memegang peranan penting bagi perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi manusia (Suardi, M. 2012).

Penggunaan metode pembelajaran dalam pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan dilakukan untuk menciptakan dan membentuk manusia yang profesional. Metode pembelajaran yang digunakan diharapkan dapat meningkatkan motivasi mahasiswa dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Supriyanto (2012) terdapat peranan yang berat antara varia-bel persepsi mahasiswa mengenai penggunaan metode pembelajaran terhadap variabel motivasi belajar mahasiswa. Penjelasan tersebut diperkuat oleh penelitian Butar-Butar (2012), dengan hasil SHQHOLWLDQDGDSHQJDUXKSRVLWLIGDQVLJQL¿NDQDQ -tara penggunaan media pembelajaran dan variasi metode pembelajaran dosen terhadap motivasi belajar mahasiswa.

Dari proses pembelajaran kami melakukan studi pendahuluan pada tanggal 9 September dan pada tanggal 16 September 2013 dengan

melaku-kan wawancara kepada 10 mahasiswa DIII Ke-bidanan dan DIV KeKe-bidanan diperoleh informasi bahwa metode pembelajaran yang ada di Kampus III bervariasi, namun dalam penggunaan metode pembelajaran belum maksimal, mahasiswa me-ngatakan metode pembelajaran adalah cara dosen untuk menyampaikan pelajaran. Mahasiswa me-ngatakan metode yang digunakan sebagian sudah bervariasi dan ada juga yang masih monoton.

Metode yang sudah digunakan dan yang diketahui mahasiswa diantaranya metode ce-ramah, tanya jawab, diskusi, rROH SOD\, demon-strasi, tugas, simulasi. Sebagian besar maha-siswa mengatakan metode pembelajaran yang di senangi mahasiswa adalah metode demonstrasi karena menurut mereka bisa efektif, mahasiswa lebih paham karena bisa melihat dan memprak-tikkan secara langsung, selain itu metode yang disenangi yaitu UROHSOD\ karena dapat menjadi-kan mahasiswa aktif dalam pembelajaran metode tersebut membahas masalah kemudian di praktik-kan mahasiswa sendiri. Hasil penelitian Hamid, A (2010). Menunjukkan bahwa aktivitas belajar mahasiswa dapat ditingkatkan secara optimal, hasil belajar mahasiswa dapat ditingkatkan, dan ketuntasan belajar mahasiswa lebih besar, respon

(13)

mahasiswa terhadap strategi pembelajaran ber-kategori positif.

Sedangkan metode pembelajaran yang kurang disenangi dan dianggap monoton yaitu ceramah, kelebihannya dapat digunakan orang banyak, waktu lebih pendek, sedangkan kelemah-annya mahasiswa mengatakan bila dosen yang menyampaikan pembelajaran ceramah disertai slide dan bisa menguasai kelas dan kreatif dalam pembuatan slide nya maka mahasiswa semangat dalam pembelajaran, tetapi bila dosen kurang menguasai kelas maka ceramah dianggap mem-bosankan mahasiswa, susah memahami pelajar-an, mahasiswa cepat mengantuk. Mahasiswa mengatakan metode yang digunakan dosen ada yang dapat untuk memahami pelajaran yang di-berikan dan ada yang tidak dapat memahami pe-lajaran khususnya metode ceramah.

Menurut mahasiswa sebenarnya semua metode pembelajaran yang di gunakan ada kele-bihan dan kekurangannya, sehingga mahasiswa harus bisa mengikuti dan pandai-pandai dalam memanfaatkan kelebihan metode tersebut dan menghindari kekurangan metode tersebut. Se-baiknya dosen mengganti metode pembelajaran yang lebih menarik sehingga akan menumbuhkan keminatan mahasiswa untuk mengikuti pro ses belajar. Ungkapan tersebut juga sesuai dengan penelitian ButarButar, D (2012). Dengan hasil penelitian tentang motivasi belajar ada pengaruh \DQJ SRVLWLI GDQ VLJQL¿NDQ DQWDUD SHQJJXQDDQ variasi metode pembelajaran dosen terhadap mo-tivasi belajar mahasiswa.

Penelitian ini bertujuan untuk Untuk menge-tahui persepsi mahasiswa tentang pengertian dan

manfaat metode pembelajaran yang digunakan dosen., Untuk mengetahui persepsi mahasiswa tentang jenis-jenis metode pembelajaran yang digunakan., Untuk mengetahui persepsi maha-siswa tentang metode-metode pembelajaran yang disenangi dan tidak disenangi mahasiswa, dan Untuk mengetahui persepsi mahasiswa tentang harapan penggunaan metode pembelajaran yang dapat memberikan motivasi belajar.

2. PELAKSANAAN

Lokasi penelitian dilaksanakan di Jurusan Kebidanan Kampus III Poltekkes Surakarta.

Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan Oktober 2013 sampai bulan Februari 2014. 3. METODE PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dengan cross sectional atau studi potong lintang, bahwa pe-atau studi potong lintang, bahwa pe-nelitian ini serentak pada saat dan periode yang sama

Subyek penelitian menggunakan metode SXUSRVLYHVDPSOHdengan jenis sampling adalah PD[LPXP YDULDWLRQ VDPSOLQJ 0D[LPXP YDULD -tionVDPSOLQJdengan jumlah informan 21 orang, pengumpulan data dengan diskusi.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Persepsi mahasiswa tentang pengertian dan manfaat metode pembelajaran yang digunakan dosen pada Jurusan Kebidan-an di Kampus III Poltekkes Surakarta.

Secara lebih rinci, data mengenai persep-si mahapersep-siswa tentang pengertian dan manfaat metode pembelajaran dapat dilihat pada bagan 4.1.

Berdasarkan hasil penelitian, persepsi ten-tang pengertian metode pembelajaran menurut informan penelitian pada jurusan kebidanan di Kampus III Poltekkes Surakarta terdapat variasi jawaban, diantaranya metode pembelajaran yaitu cara dosen mengaplikasikan teknik dan strategi pembelajaran.

Metode pembelajaran adalah cara-cara dosen memberikan pelajaran ke mahasiswa, hal ini sesuai dengan pendapat Syah, D (2007), yang menyatakan bahwa metode pembelajar-an adalah cara-cara ypembelajar-ang di gunakpembelajar-an guru atau

(14)

Jurnal KesMaDaSka - Juli 2014

dosen untuk menyampaikan bahan pelajaran ke-pada siswa atau peserta didik untuk mencapai tujuan. Pengertian metode pembelajaran yaitu strategi yang di gunakan dosen untuk menyam-paikan materi kepada mahasiswa, kiat-kiat dosen dalam menyampaikan materi pelajaran kepada mahasiswa. Menurut Sutikno (2009) menyatakan bahwa metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan.

Persepsi tentang manfaat metode pem-belajar an menurut informan penelitian terdapat variasi jawaban di antaranya yaitu agar maha-siswa tidak jenuh pada proses pembelajaran, ma-hasiswa bisa aktif mencari solusi sendiri dalam pembelajaran, dosen hanya mengarahkan atau fasilitator, mahasiswa akan tahu materi pelajar-an ypelajar-ang akpelajar-an di sampaikpelajar-an dosen. Untuk dosen menyampaikan materi sesuai SKS yang akan dicapai, diharapkan materi dapat dipahami ma-hasiswa sehingga mama-hasiswa tahu dan jelas, bisa menerima materi, hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana dalam Syah, D (2007), bahwa tujuan penggunaan metode pembelajaran tersebut agar materi pembelajaran dapat diserap peserta didik dengan baik. Pendapat lain dari informan man-faat metode pembelajaran yaitu nilai mahasiswa

naik, karena dengan metode pembelajaran itu mahasiswa jadi tahu materi dosen, sehingga ma-hasiswa akan meningkatkan belajarnya dan dapat meningkatkan partisipasi mahasiswa dalam pem-belajaran, jadi mahasiswa lebih aktif mengikuti pembelajaran, mahasiswa ikut terjun ke pembela-jaran. Pendapat tersebut di dukung oleh pendapat Benny, A (2009), yang menyatakan bahwa tujuan proses pembelajaran adalah agar siswa dapat mencapai kompetensi seperti yang diharapkan.

4.2 Persepsi mahasiswa tentang jenis-jenis metode pembelajaran yang digunakan dosen

Jenis-jenis metode pembelajaran yang di gunakan dosen yaitu metode diskusi, ceramah, jigzaw, tanya jawab, EUDLQVWRUPLQJ UROH SOD\, simulasi, demonstrasi, resitasi, ronde, bed site teaching, mentorship dan preseptorship, kerja kelompok.

Hasil penelitian yang dilakukan Data terse-but lebih jelas dapat dilihat pada bagan 4.2.

(15)

Persepsi mahasiswa tentang jenis-jenis metode pembelajaran yang di gunakan dalam PBM di berbagai tempat pembelajaran meliputi tiga kategori, yaitu persepsi tentang jenis-jenis metode pembelajaran yang digunakan dosen pada proses pembelajaran a) di kelas, b) dalam pembelajaran laboratorium c) di lapangan.

Jenis-jenis metode pembelajaran yang di gunakan dosen yaitu metode diskusi, ceramah, jigzaw, tanya jawab, EUDLQVWRUPLQJ UROH SOD\, simulasi, demonstrasi, resitasi, ronde, bed site teaching, mentorship dan preseptorship, kerja ke-lompok.

Menurut pendapat informan tentang metode diskusi yaitu membagi kelompok-kelompok kecil atau besar, memecahkan dan mendiskusi-kan suatu masalah. Metode diskusi bertujuan untuk meng analisis, memecahkan, meggali, mendiskusi kan permasalahan tertentu. Kelebihan metode pembelajaran diskusi yaitu dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal, dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif, khususnya dalam memberi-kan gagasan dan ide-ide, melatih untuk mem-biasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalah an. Metode diskusi tepat dapat membiasakan siswa untuk beragumentasi dan EHUSLNLU UDVLRQDO XQWXN EHODMDU PHQJLGHQWL¿ -kasi dan memecahkan masalah serta mengambil keputusan. Kelemahan diskusi ilmu yang didapat kurang sesuai dengan yang diharapkan (Aqib , 2013),

Menurut informan penelitian, metode cera-mah yaitu dosen memberikan ceracera-mah ke cera- maha-siswa di depan. Metode ceramah sering dianggap sebagai metode yang membosankan jika guru kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik. Kekurangan metode ceramah yaitu monoton, ma-hasiswa tidak aktif. Keuntungan metode ceramah yaitu bila itu materi baru mahasiswa jadi tahu ma-teri yang disampaikan oleh dosen (Aqib,2013).

Metode tanya jawab menurut informan penelitian yaitu memberikan umpan balik ke mahasiswa, dosen maupun mahasiswa saling bertanya. Keuntungan metode tanya jawab yaitu mahasiswa aktif, pembelajaran tidak membo-sankan. Tujuan yang akan di capai dari metode tanya ja wab yaitu untuk merangsang siswa

ber-pikir, untuk mengecek dan mengetahui sampai sejauh mana materi pelajaran yang telah dikuasai oleh siswa (Aqib, 2013).

4.3 Persepsi mahasiswa tentang metode-metode pembelajaran yang disenangi dan tidak disenangi mahasiswa

Data tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3.

4.3.1 Persepsi pada sub fenomena ini didapat-kan metode pembelajaran yang disenangi maupun tidak disenangi mahasiswa yaitu metode diskusi, ceramah dan tanya jawab. a Metode diskusi

Mahasiswa senang metode diskusi de-ngan alasan untuk penyampaian teori yang disenangi yaitu diskusi karena mahasiswa bisa menemukan permasalahan yang perlu di ketahui, mahasiswa bisa bercerita, bisa lebih aktif, kalau ada pertanyaan dari teman-teman waktu maju ke depan dan bisa

(16)

men-Jurnal KesMaDaSka - Juli 2014

jawab pertanyaan itu merasa puas, bangga, karena merasa menguasai materi yang sudah didiskusikan. Metode diskusi tepat jika di gunakan untuk perluasan pengetahuan yang telah dikuasai siswa atau peserta didik, dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal (Aqib, 2013)..

Metode diskusi juga tidak disenangi mahasiswa dengan alasan bahwa metode diskusi membosankan, banyak mahasiswa yang bicara sendiri saat pelaksanaan disku-si, mahasiswa yang tidak aktif hanya diam. Kelemahan diskusi dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara. Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa yang memiliki keterampilan berbicara, sehingga bagi ma-hasiswa yang kurang aktif mengikuti dis-kusi akan bosan. Agar metode disdis-kusi ba-nyak disenangi mahasiswa maka metode ini perlu strategi tertentu yang dapat menarik mahasiswa dan mengaktifkan semua kalang-an mahasiswa dalam pembelajarkalang-an diskusi, karena diskusi memerlukan waktu yang cu-kup panjang dan kadang-kadang tidak sesuai dengan yang direncanakan (Aqib, 2013). E 0HWRGHFHUDPDK

Metode ceramah disenangi mahasiswa dengan alasan apabila cara penyampaian dosen menarik dan dosen humoris dalam pembelajaran maka mahasiswa akan senang. Kalau dosen hanya membaca slide saja maka mahasiswa bosan dan ngantuk. Sesuai de-ngan pendapat Aqib, Z (2013), bahwa lalui ceramah guru atau pengajar dapat me-ngontrol keadaan kelas karena sepenuhnya kelas merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah.

Pendapat informan lain, metode yang tidak di senangi yaitu metode ceramah kare-na monoton, hanya komunikasi satu arah saja dari dosen, tidak menggali kemampuan mahasiswa. Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan ter-jadinya verbalisme, ceramah sering diang-gap sebagai metode yang membosankan jika

guru kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik (Aqib, 2013).

F 0HWRGHWDQ\DMDZDE

Mahasiswa senang metode tanya jawab apabila dalam penyampaiannya menarik dan dosen humoris. Berhasil tidaknya metode tanya jawab sangat bergantung kepada teknik guru dalam mengajukan pertanyaan-nya. Metode ini digunakan apabila ber-maksud mengulang bahan pelajaran, ingin membangkitkan siswa belajar, tidak terlalu banyak siswa, sebagai selingan metode cera-mah (Aqib, 2013).

4.3.2 Persepsi pada sub fenomena ini didapat-kan metode pembelajaran yang disenangi mahasiswa yaitu metode simulasi, MLJVDZ, demonstrasi, UROHSOD\.

a. Metode simulasi; karena mahasiswa bisa mengaplikasikan pengetahuan. Metode simulasi bertujuan untuk dapat dijadikan se-bagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja (Aqib, 2013). b. Metode MLJVDZ; karena metode ini seru

se-hingga mahasiswa lebih bisa interaksi aktif dengan kelompok lain, lebih menantang saat pembelajaran.

c. Metode pembelajaran demonstrasi; karena mahasiswa dapat mengaplikasikan materi, dapat praktik langsung, mahasiswa jadi tahu gambaran materi yang disampaikan dosen. Sesuai dengan pendapat Saiful (2005), bah-wa dengan cara mengamati secara langsung, siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan, melalui metode demonstrasi, terjadinya ver-balisme akan dapat dihindari karena siswa disuruh langsung memerhatikan bahan pela-jaran yang dijelaskan.

d. Metode UROH SOD\, karena mahasiswa lebih aktif, bisa berekspresi memerankan kenyata-an di lapkenyata-angkenyata-an, mahasiswa tahu gambarkenyata-an besar materinya. Metode UROH SOD\ lebih seru, sesuai pendapat Aqib, Z (2013), bahwa metode ini akan menarik perhatian siswa, sehingga dengan begitu suasana kelas akan

(17)

menjadi lebih hidup dan menyenangkan (Aqib, 2013).

4.3.3 Persepsi mahasiswa tentang jenis-jenis metode pembelajaran yang tidak disenangi menurut informan penelitian yaitu presen-tasi kelompok

Metode presentasi kelompok tidak di-senangai karena tidak efektif, mahasiswa tertentu saja yang aktif, dan mahasiswa yang lain tidak memperhatikan, kalau mahasiswa yang presenta-si kurang menguasai materi maka membosankan mahasiswa yang lain.

4.4 Persepsi mahasiswa tentang harapan ma-hasiswa dalam penggunaan metode pem-belajaran yang dapat memberikan moti-vasi belajar.

Data tersebut dapat dilihat pada tabel 4.4.

Penggunaan metode pembelajaran dapat memberikan motivasi belajar karena dengan metode yang sudah diterapkan mahasiswa ingin

menggali kemampuan memahami materi yang di sampaikan. Namun metode pembelajaran yang digunakan dosen ada yang belum terlalu se suai harapan mahasiswa, mahasiswa ingin setiap dosen dapat menerapkan semua metode pembe-lajaran, sehingga mahasiswa tidak bosan, dosen diharapkan dapat menguasai dan menerapkan metode pembelajaran yang ada.

Harapan mahasiswa dalam penggunaan metode pembelajaran yang dapat memberikan motivasi belajar, antara lain:

a. Ada inovasi baru yang belum pernah di sam-paikan dosen karena masih banyak metode-metode pembelajaran yang lain yang belum di sampaikan ke mahasiswa, dosen bisa me-nambahkan teknis-teknis lain untuk metode pembelajaran.

b. Pengembangan metode pembelajaran yang sudah ada agar sistem pendidikan lebih ba-gus, sehingga dapat membangkitkan moti-vasi belajar mahasiswa, dan materi yang di-sampaikan dosen dapat terserap secara utuh, mahasiswa diharapkan hafal dalam proses pembelajarannya. Metode pembelajaran yang di harapkan mahasiswa yaitu yang ber-variasi, yang tepat sasaran sehingga meng-hasilkan mahasiswa yang berlian dan pro-fesional. Menyesuaikan metode yang tepat untuk pembelajaran teori dan praktik. Dalam kegiatan mengajar makin tepat metode yang GLJXQDNDQPDNDPDNLQHIHNWLIGDQH¿VLHQ kegiatan mengajar yang dilakukan antara guru dan siswa pada akhirnya akan menun-jang dan mengantarkan keberhasilan belajar siswa dan keberhasilan yang dilakukan oleh guru (Syah, 2007)

c. Dosen dapat menerapkan metode yang su-dah ada, karena dosen mungkin susu-dah tahu metode-metode pembelajaran yang ada teta-pi belum menerapkan metode itu. Metode pembelajaran yang di harapkan yaitu yang beragam yang sesuai dengan materi yang di sampaikan, materi yang harus disampaikan dengan cerita yaitu dengan metode ceramah, tetapi kalau pembelajaran berhubungan de-ngan praktik disampaikan dede-ngan demon-strasi atau simulasi. Kriteria yang paling utama dalam pemilihan metode

(18)

pembelajar-Jurnal KesMaDaSka - Juli 2014

an bahwa metode harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Metode pembelajaran yang di harapkan mahasiswa yaitu yang mening-katkan peran aktif mahasiswa, dosen hanya sebagai fasilitator dan mahasiswa yang aktif dalam pembelajaran (Aqib, 2013).

5. KESIMPULAN

Persepsi mahasiswa tentang pengertian metode pembelajaran adalah cara dosen untuk mengimplementasikan teknik pembelajaran, strategi dosen dalam menyampaikan materi dan metode untuk belajar mengajar. Manfaat metode pembelajaran yaitu untuk meningkatkan pema-haman, partisipasi, interaksi dan keaktifan maha-siswa.

Persepsi mahasiswa tentang jenis-jenis metode pembelajaran yang digunakan dosen pada proses PBM di berbagai tempat pembelajar-an meliputi metode ceramah, tpembelajar-anya jawab, dis-kusi, role play, resitasi, brainstorming, simulasi, demonstrasi, jigzaw, drill.

Persepsi mahasiswa tentang jenis-jenis metode pembelajaran yang disenangi mahasiswa meliputi metode diskusi, jigzaw, brainstorming, demonstrasi dan simulasi, role play, ceramah dan tanya jawab. Metode pembelajaran yang tidak disenangi mahasiswa meliputi metode ceramah, presentasi kelompok, diskusi, tanya jawab.

Persepsi mahasiswa tentang harapan peng-gunaan metode pembelajaran yang dapat mem-berikan motivasi belajar bahwa mahasiswa berharap agar dosen mengembangkan metode SHPEHODMDUDQ PHPRGL¿NDVL PHWRGH \DQJ PH narik sehingga mahasiswa tidak bosan, bisa aktif dalam pembelajaran.

6. REFERENSI

Direktorat Jendral Pergururan Tinggi. 2008. Buku Panduan Pengembangan Kurikulum Berba-VLV.RPSHWHQVL3HQGLGLNDQ7LQJJL Jakarta Fitriana, A 2012. 3HUVHSVL 0DKDVLVZD 7HQWDQJ

0HWRGH 3HPEHODMDUDQ 6WXGHQW &HQWHUHG /HDUQLQJDQWDUD5ROH3OD\GDQ*URXS'LV -cussion. Surakarta: Politekhnik Kesehatan Surakarta.

Hamdani, 2011. 6WUDWHJL %HODMDU 0HQJDMDU. Bandung: CV Pustaka Setia.

Jacobsen, David A. 2009. Methods For Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Majid, Abdul. 2013. 6WUDWHJL 3HPEHODMDUDQ. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Masitoh, Siti. 2011. 0HWRGH3HPEHODMDUDQ'LV -NXVL 3DGD 0DWD 3HODMDUDQ $NLGDK $NKODN %DJL 6LVZD .HODV 9,,, 'L 07VQ &LPHUDN Ciamis. Yoyakarta: Uin Sunan Kalijaga. Miles, M. B., Hubberman, A. M. 2007. Analisis

Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indone-sia Press.

Moleong, L. J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. EdisiRevisi. Bandung: PT Rema-ja Rosdakarya.

Mulyana, D. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualita-tif. Bandung: Alfabeta.

Suardi, M. 2012. Pengantar Pendidikan: Teori dan Aplikasi. Jakarta Barat: PT Indeks Supriyanto, D. 2011. 3HUDQDQ 3HUVHSVL 0DKD

-VLVZD 0HQJHQDL 3HQJJXQDDQ 0HGLD GDQ 0HWRGH 3HPEHODMDUDQ 7HUKDGDS 0RWLYDVL %HODMDU 0DKDVLVZD 3HQMDVNHVUHN -32. ).,3 816 0DUHW $QJNDWDQ . Skripsi FKIP UNS: Surakarta.

(19)

-oo0oo-ABSTRAK

,QGRQHVLD PHUXSDNDQ QHJDUD GHQJDQ MXPODK SHQGXGXN \DQJ EHUDGD SDGD SRVLVL NHHPSDW GL GXQLD GHQJDQ ODMX SHUWXPEXKDQ \DQJ PDVLK UHODWLI WLQJJL ,QWUD 8WHULQH 'HYLFH ,8' PHUXSDNDQ DODW NRQWUDVHSVLGDODP5DKLP\DQJWHUELODQJHIHNWLINDUHQDDQJNDNHJDJDODQQ\DGDULNHKDPLODQ 8QWXNPHQLQJNDWNDQDNVHSWRU,8'SHUOXDGDQ\DLQIRUPDVLGDQNRQVHOLQJ\DQJPHPDGDL$ODW%DQWX 3HQJDPELODQ.HSXWXVDQ$%3.EHU.%PHUXSDNDQDODWEDQWXNRQVHOLQJ\DQJEHULVLLQIRUPDVLPXWDNKLU VHSXWDUNRQWUDVHSVL.%GDQVWDQGDUSURVHVGDQODQJNDKNRQVHOLQJ.%\DQJEHUODQGDVNDQSDGDKDN NOLHQ7XMXDQSHQHOLWLDQXQWXNPHQJHWDKXLNDUDWHULVWLNUHVSRQGHQPHQGLVNULSVLNDQGLVWULEXVLNRQWUDVHSVL VHEHOXPNRQVHOLQJPHQJLGHQWL¿NDVLMHQLVDODWNRQWUDVHSVL\DQJGLSLOLKUHVSRQGHQVHWHODKNRQVHOLQJ PHQJHWDKXLSHQJDUXK$%3.EHU.%WHUKDGDSSHQJJXQDDQNRQWUDVHSVL,8'GL'HVD3ODWDUHMR0HWRGH SHQHOLWLDQ\DQJGLJXQDNDQ\DLWXSUHHNVSHULPHQVWXGL,QWDFW*URXS&RPSDULVRQ7HNQLNSHQJDPELODQ VDPSHO \DQJ GLJXQDNan DGDODK SXUSRVLYH VDPSOLQJ .HVHOXUXKDQ VDPSHO EHUMXPODK UHVSRQGHQ 7HNQLNDQDOLVDGDWDGHQJDQXML&KL6TXDUHGHQJDQWDUDIVLJQL¿NDVL+DVLOSHQHOLWLDQPHQXQMXNNDQ sHEDJLDQEHVDUXPXUUHVSRQGHQDGDODK±WDKXQGHQJDQSDULWDVPD\RULWDV UHVSRQGHQEHNHUMDVHEDJDLLEXUXPDKWDQJJD6HEHOXPGLEHULNDQNRQVHOLQJNRQWUDVHSVL\DQJ GLJXQDNDQ UHVSRQGHQ WHUEDQ\DN DGDODK .% VXQWLN ,8' PHUXSDNDQ NRQWUDVHSVL \DQJ SDOLQJ VHGLNLWGLJXQDNDQ3DGDUHVSRQGHQ\DQJGLEHULNDQNRQVHOLQJGHQJDQ$%3.VHEDQ\DN EHUDOLKNH,8'PDVLKPHQJJXQDNDQ.%VXQWLNGDQPHQJJXQDNDQSLO.%6HGDQJNDQ SDGDUHVSRQGHQ\DQJGLEHULNDQNRQVHOLQJWDQSD$%3.VHEDQ\DNWHWDSPHQJJXQDNDQ.%VXQWLN PHQJJXQDNDQSLOEHUDOLKPHQJJXQDNDQ.%,PSODQGDQEHUDOLKNH,8'+DVLO XMLDQDOLVLVQRQSDUDPHWULNGHQJDQ8ML&KL6TXDUHGLSHUROHKQLODL;2 GHQJDQQLODLNHPDNQDDQ 3 VHEHVDU PDND WHUGDSDW SHQJDUXK $%3. WHUKDGDS SHQJJXQDQ NRQWUDVHSVL ,8' GL GHVD3ODWDUHMR.HVLPSXODQWHUGDSDWSHQJDUXKSHQJJXQDDQ$%3.EHU.%GDODPPHODNXNDQNRQVHOLQJ WHUKDGDSSHQJJXQDDQNRQWUDVHSVL,8'GL'HVD3ODWHUMR

Kata kunci: $%3..%,8'NRQVHOLQJ

PENGARUH KONSELING MENGGUNAKAN ALAT

BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN (ABPK)

BER-KB TERHADAP PENGGUNAAN KONTRASEPSI

INTRA UTERIN DEVICE

(IUD)

(Studi Pre Eksperimen di Desa Platarejo Kecamatan Giriwoyo

Kabupaten Wonogiri Tahun 2013)

Gita Kostania

1)

, Kuswati

2)

, Lina Kusmiyati

3) 1, 2Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Surakarta

(20)

Jurnal KesMaDaSka - Juli 2014 ABSTRACT ,QGRQHVLDLVDFRXQWU\ZLWKDSRSXODWLRQWKDWLVDWWKHIRXUWKSRVLWLRQLQWKHZRUOGZLWKDJURZWKUDWH ZKLFKLVVWLOOUHODWLYHO\KLJK,QWUD8WHULQH'HYLFH,8'LVDFRQWUDFHSWLYHLQWKHXWHUXVLVFRQVLGHUHG HIIHFWLYHEHFDXVHWKHQXPEHURISUHJQDQF\IDLOXUH7RLPSURYH,8'DFFHSWRUVWKHQHHGIRU DGHTXDWHLQIRUPDWLRQDQGFRXQVHOLQJ'HFLVLRQ$LG$%3.IDPLO\SODQQLQJFRXQVHOLQJLVDWRROWKDW FRQWDLQVWKHODWHVWLQIRUPDWLRQDERXWFRQWUDFHSWLRQELUWKFRQWURODQGSURFHVVVWDQGDUGVDQGVWHSID - PLO\SODQQLQJFRXQVHOLQJEDVHGRQWKHFOLHQW¶VULJKWV7KHSXUSRVHRIUHVHDUFKWRGHWHUPLQHWKHFKDUDF-WHULVWLFVRIWKHUHVSRQGHQWVGHVFULELQJWKHGLVWULEXWLRQRIFRQWUDFHSWLYHVEHIRUHFRXQVHOLQJLGHQWLI\LQJ WKHW\SHRIFRQWUDFHSWLRQFKRVHQUHVSRQGHQWVDIWHUFRXQVHOLQJ$%3.GHWHUPLQHWKHHIIHFWRIIDPLO\ SODQQLQJRQWKHXVHRI,8'LQWKHYLOODJH3ODWDUHMR7KHPHWKRGXVHGLVDSUHH[SHULPHQWDOVWXG\RI ,QWDFW*URXS&RPSDULVRQ7KHVDPSOLQJWHFKQLTXHXVHGZDVSXUSRVLYHVDPSOLQJ2YHUDOOWKHVDPSOH DPRXQWHGWRUHVSRQGHQWV'DWDDQDO\VLVWHFKQLTXHVZLWK&KL6TXDUHWHVWZLWKDVLJQL¿FDQFHOHYHORI 7KHUHVXOWVVKRZHGWKDWPRVWRIWKHUHVSRQGHQWVZHUHDJHG\HDUVZLWKSDULW\ WKHPDMRULW\RIUHVSRQGHQWVZRUNHGDVKRXVHZLYHV%HIRUHEHLQJJLYHQFRXQVHOLQJ FRQWUDFHSWLYHXVHLVPRVWUHVSRQGHQWVLQMHFWLRQVWKH,8'LVDFRQWUDFHSWLYHWKDWLVOHDVWXVHG 2QUHVSRQGHQWVZKRZHUHFRXQVHOHGE\$%3.DVPXFKVZLWFKHGWRDQ,8' VWLOOXVHLQMHFWLRQVDQGXVLQJELUWKFRQWUROSLOOV:KLOHWKHUHVSRQGHQWVZHUHJLYHQFRXQVHOLQJ ZLWKRXW$%3.DVPDQ\FRQWLQXHWRXVHLQMHFWLRQVXVLQJWKHSLOOVZLWFKHGWR XVLQJELUWKFRQWUROLPSODQWVDQGVZLWFKHGWRWKH,8'1RQSDUDPHWULFDQDO\VLVRIWHVWUHVXOWVZLWK 8ML&KL6TXDUHYDOXHVREWDLQHG; ZLWKVLJQL¿FDQFHYDOXH3RIWKHQWKHUHLVWKH HIIHFWRIWKHXVHRI,8'$%3.LQ3ODWDUHMRYLOODJH7KHUHDUHVLJQL¿FDQWFRQFOXVLRQV$%3.EHU.%XVH LQFRXQVHOLQJDJDLQVWWKHXVHRI,8'LQWKHYLOODJH3ODWHUMR

Keywords: ABPK, KB, IUD, counseling 1. PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara dengan jum-lah pendudukberada pada posisi keempat di du-nia, dengan laju pertumbuhan yang masih relatif tinggi. Esensi tugas program Keluarga Berencana (KB) dalam hal ini telah jelas yaitu menurun kan fertilitas agar dapat mengurangi beban pem-bangunan demi terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan bagi rakyat dan bangsa Indonesia (Manuaba, 2010).

Pada saat ini alat kontrasepsi jangka panjang terutama Intra Uterin Device (IUD) merupakan salah satu cara kontrasepsi yang paling populer dan diterima oleh program Keluarga Berencana di setiap negara.

Menurut data BKKBN Provinsi Jawa Te-ngah pada tahun 2012 jumlah PUS yang menjadi peserta KB aktif tercatat sebanyak 4.784.150 peserta dengan rincian masing-masing per metode kontrasepsi IUD 406.097 (8,49%), MOW sebanyak 262.761 (5,49%), MOP

seba-nyak 52.679 (1,10%), kondom sebaseba-nyak 92.072 (1,92%), implansebanyak 463.786 (9,69%), sun-tik sebanyak 2.753.967 (57,56%), pil sebanyak 752.788 (15,74%) (BKKBN Jateng, 2012). Ha-sil pendataan peserta KB aktif seluruh keluarga per metode kontrasepsi di Kabupaten Wonogiri pada bulan Januari tahun 2013 yang menjadi peserta KB aktif berjumlah 185.284 meliputi IUD jumlah peserta 35259 (19,02%), MOW jum-lah peserta 10951 (5,9%), MOP jumjum-lah peserta 266 (0,1%), kondom 3836 (2,1%), implan jum-lah peserta 10119 (5,4%), suntik jumjum-lah peserta 97947 (52,8%), dan pil jumlah peserta 26906 (14,5%) (BKBKSP, Kab.Wonogiri 2013).

IUD merupakan alat kontrasepsi dalam ra-him yang terbilang efektif karena angka kega-galannya 1 dari 127-170 kehamilan.IUD efektif segera setelah pemasangan, dapat digunakan dalam jangka panjang yaitu 10 tahun untuk CuT-380A sehingga lebih hemat karena tidak perlu sering periksa ke tenaga kesehatan. Akan tetapi IUD belum menjadi pilihan utama bagi akseptor

(21)

Jurnal KesMaDaSka - Juli 2014

yang akan melakukan keluarga berencana. Be-berapa penelitian menyebutkan bahwa rendah-nya pemakaian kontrasepsi IUD disebabkan oleh ketidaktahuan akseptor tentang kelebihanmetode tersebut. Ketidaktahuan akseptor tentang kelebih-an metode kontrasepsi IUD disebabkkelebih-an informasi yang disampaikan petugas pelayanan KB kurang lengkap (Maryatun, 2009).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konseling menggunakan Alat Bantu Pengambilan Keputusan (ABPK) ber-KB ter-hadap penggunaan kontrasepsi IUD di Desa Plata rejo.

2. PELAKSANAAN a. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Platarejo Kecamatan Giriwoyo Kabupaten Wonogiri mulai dari 14 Oktober 2013 s/d 30 Novem-ber 2013.

b. Populasi dan sampel penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh PUS di desa Platarejo. Pengambil an sam-pel secara purposive sampling. Penentuan sampel sebanyak 30 responden sesuai jum-lah sampel minimum yang ditetapkan un-tuk penelitian eksperimen (Sulistyaningsih, 2011) sesuai kriteria inklusi dan eklusi. 3. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah pre eksperimen studi LQWDF JURXS FRPSDULVRQ. Pada desain ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian, tetapi dibagi dua, setengah kelompok untuk eksperimen (yang diberikan perlakuan) dan setengah kelompok untuk kontrol (yang tidak diberi perlakuan).

Analisis data pada penelitian ini menggu-nakan statistik nonparametrik yaitu pengujian FKLVTXDUHPengujian dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS 16.0 forwindows. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil pengumpulan data, di-peroleh karakteristik subyek penelitian meliputi umur, paritas dan pekerjaan responden.

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik 5HVSRQGHQ0HQXUXW8PXU3DULWDV3HNHUMDDQ

GDQ$ODW.RQWUDVHSVL

6TXDUH

8ML &KL

2. Jenis kontrasepsi responden sebelum di-berikan konseling

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi karakteristik UHVSRQGHQEHUGDVDUNDQDODWNRQWUDVHSVL\DQJ

digunakan sebelum konseling

Alat Kontrasepsi f Persentase (%)

Suntik 15 50,0 Pil 10 33,3 Kondom 1 3,3 Implan 0 0 IUD 0 0 Belum KB 4 13,4 Jumlah 30 100,0

3. Jenis alat kontrasepsi responden setelah dilakukan konseling

Setelah dilakukan konseling baik dengan ABPK maupun tanpa ABPK didapatkan data alat kontrasepsi yang digunakan responden sebagai berikut:

(22)

Jurnal KesMaDaSka - Juli 2014

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi karakteristik UHVSRQGHQEHUGDVDUNDQDODWNRQWUDVHSVL\DQJ

digunakan setelah dilakukan konseling

Alat Kontrasepsi Dengan ABPK Tanpa ABPK f % f % Suntik 2 6,6 7 23,4 Pil 2 6,6 4 13,3 Implan 0 0 1 3,3 Kondom 0 0 0 3 IUD 11 36,8 3 10 Jumlah 15 100,0 15 100,0

4. Pengaruh konseling menggunakan ABPK ber-KB terhadap penggunaan kontrasep-si IUD.

Penelitian ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh konseling mengguna-kan alat bantu pengambilan keputusan (ABPK) ber-KB terhadap penggunaan kontrasepsi IUD dengan data kuantitatif berskala nominal by nominal,sehingga dianalisis melalui analisis kuantitatif dengan uji korelasi Chi-6TXDUH

Tabel 4.4[KDVLOSHQJRODKDQGDQSHQJDUXK

$%3.WHUKDGDSSHQJJXQDDQNRQWUDVHSVL,8' FKL VTXDUH

6TXDUH

8ML &KL

Hasil uji analisis non parametrik dengan 8ML&KL-Square diperoleh nilai x2 hitung = 8,571

> x2tabel = 3,481, dengan nilai kemaknaan (p)

sebesar 0,003<0,05., maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima, artinya terdapat pengaruh ABPK terhadap penggunan kontrasepsi IUD di desa Platarejo.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa karak-teristik subyek yang menjadi responden kelom-pok umur terbanyak berusia antara 20 – 35tahun, yaitu sebanyak 20 orang atau 66,7 %. Usia20

– 35 tahun merupakan usia reproduktif sehat. Dalam Keluarga Berencana usia responden ber-hubungan dengan pola penggunaan kontrasepsi yang rasional, sehingga akan berpengaruh ter-hadap sikap ibu dalam mempertimbangkan un-tuk menggunakan alat kontrasepsi IUD. Sesuai dengan usia reproduksi sehat dimana seseorang dapat menentukan pilihan untuk menggunakan kontrasepsi yang terbaik pada usia tersebut.

Karakteristik paritas dari subyek penelitian terbanyak paritas 1 – 2 sebanyak 28 orang atau 93,3%, dalam hal ini sesuai dengan pola penggu-naan kontrasepsi yang rasional pada masa meng-atur kehamilan jangka panjang, karena paritas lebih dari 3 merupakan ancaman bagi kesehatan reproduktif dan kesejahteraan ekonomi.

Karakteristik pekerjaan dari responden ter-banyak adalah ibu rumah tangga (IRT) seter-banyak 14 orang atau 46,6%. Sebagian besar respon-den merupakan ibu rumah tangga menunjukkan bahwa kesadaran wanita akan membina keluar-ga besar denkeluar-gan banyak anak merupakan tukeluar-gas seorang ibu yangsangat berat. Anak yang banyak jelas akan menyulitkan ibu untuk bekerja sehing-ga ibu berkeinginan mengunakan alat kontrasepsi IUD dengan tujuan dapat menjarangkan kehamil-an dalam jkehamil-angka waktu lama 8 – 10 tahun.

Karakteristik alat kontrasepsi yang di-gunakan responden sebelum dilakukan konseling terbanyak adalah KB suntik, sebanyak 15 respon-den atau 50%. Hal ini sejalan respon-dengan penelitian Putriningrum (2011) dalam penelitiannya yang berjudul “Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Ibu dalam Pemilihan Kontrasepsi KB Suntik di BPS Ruvina Surakarta”, bahwa yang mempe-ngaruhi pilihan ibu menjadi akseptor KB suntik di Bidan Praktek Swasta Ruvina adalah faktor pengetahuan, faktor pendidikan, dan faktor jum-lah anak. Mereka beranggapan bahwa KB suntik sangat praktis jika dibanding kontrasepsi yang lain,misalnya penggunaan IUD (Intra Uterine Device), mereka sangat takut menggunakannya karena harus dimasukan pada lubang vagina dan penggunaannya mengganggu hubungan suami istri. Sedangkan kontrasepsi oral Pil, walaupun mereka takut lupa minum dan kadang pusing, ba-nyak dipilih akseptor karena mereka takut dengan kontrasepsi suntik, implan ataupun IUD. Untuk

(23)

kontrasepsi susuk (Implant) tidak ada pengguna karena dimasukan di bawah kulit dengan proses pemasangan melalui operasi kecil sehingga me-reka sangat takut. Hal ini menunjukkan bahwa informasi yang diperoleh oleh responden sangat terbatas dan bahkan keliru terhadap beberapa je-nis alat kontrasepsi sehingga mempengaruhi ter-hadap persepsi dan pemilihan kontrasepsi.

Setelah dilakukan konseling dengan ABPK ber-KB didapatkan sebanyak 11 responden me-milih IUD, 2 responden tetap mengunakan KB suntik, 2 responden memilih pil KB. Peminatan terhadap kontrasepsi IUD meningkat setelah akseptor diberikan konseling dengan ABPK ber-KB. Konseling adalah proses pemberian in-formasi obyektif dan lengkap, dilakukan secara sistematik dengan panduan ketrampilan komuni-kasi interpersonal, teknik bimbingan dan pengua-saan pengetahuan klinik yang bertujuan untuk membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi dan menen-tukan jalan keluar atau upaya untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam melakukan konseling KB agar optimal digunakan suatu Alat Bantu Pengambilan Keputusan(ABPK) ber-KB. ABPK ber-KB tidak hanya berisi informasi mutakhir seputar kontrasepsi atau KB namun juga standar proses dan langkah konseling KB yang berlan-GDVNDQSDGDKDNNOLHQ.%(¿VLHQVLSHQ\HEDUDQ informasi dengan adanya konseling akan lebih PHPEXDW SHQ\HEDUDQ LQIRUPDVL PHQMDGL H¿VLHQ (Saifuddin, 2010). Bentuk ABPK ber-KB berupa lembar balik yang menarik sehingga membuat ibu lebih partisipasif untuk bertanya dan bisa me-mahami apa yang menjadi kebutuhannya. ABPK merupakan panduan standar pelayanan konseling KB yang tidak hanya berisi informasi mutakhir seputar kontrasepsi atau KB, namun juga berisi standar proses dan langkah konseling KB yang berlandaskan pada hak klien KB dan Inform Choice. ABPK juga mempunyai fungsi ganda, antara lain: membantu pengambilan keputusan metode KB, membantu pemecahan masalah dalam penggunaan KB,alat bantu kerja bagi pro-vider (tenaga kesehatan), menyediakan referensi atau info teknis, dan sebagai alat bantu visual un-tuk pelatihan provider (tenaga kesehatan) yang baru bertugas (BKKBN, 2011).

Data responden yang menggunakan alat kontrasepsi setelah diberikan konseling tanpa ABPK ber-KB yaitu sebanyak 7 responden ma-sih menggunakan KB Suntik, 4 responden tetap menggunakan Pil, 1 responden beralih Implan dan 3 responden memilih IUD. Pada penelitian ini peneliti memberikan konseling tanpa alat bantu apapun. Peneliti hanya menjelaskan ten-WDQJ VHPXD DODW NRQWUDVHSVL EDLN LWX GH¿QLVL efek samping, manfaat, keuntungan, kerugian dan cara pemasangan secara lisan. Dalam hal ini peneliti memberikan kesempatan pada respon-den untuk bertanya dan berpartisipasi aktif ter-hadap ke giatan konseling yang dilakukan. Suatu konseling agar berhasil harus meliputi beberapa unsur antara lain pemberi pesan sebagai sumber (encoder) atau konselor, materi atau isi pesan (message), saluran atau media (channel), sasaran sebagai penerima pesan (receiver) atau konseli, pengaruh hasil komunikasi (effects) dan umpan balik komunikasi (feedback) (BKKBN, 2012). Konseling tanpa menggunakan suatu alat media atau saluran (chanel) berarti menghilangkan salah satu unsur dari konseling itu sendiri sehingga ke-berhasilan dari tujuan konseling untuk merubah persepsi dan pandangan seseorang terhadap satu alat kontrasepsi kurang berhasil.

Menurut Nugroho (2010), beberapa strategi untuk memperoleh perubahan perilaku bisa dike-lompokkan menjadi tiga bagian, yaitu menggu-nakan kekuatan atau kekuasaan atau dorongan, pemberian informasi dan diskusi partisipatif. Dengan ABPK ber-KB, konseling dapat berjalan secara informatif dan bersifat diskusi partisipatif karena ABPK ber-KB merupakan panduan stan-dar pelayanan konseling KB yang tidak hanya berisi informasi mutakhir seputar kontrasepsi atau KB namun juga berisi standar proses dan langkah konseling KB yang berlandaskan pada hak klien KB dan Inform Choice. ABPK juga mempunyai fungsi ganda, antara lain membantu pengambilan keputusan metode KB, membantu pemecahan masalah dalam penggunaan KB, alat bantu kerja bagi provider (tenaga kesehatan), menyediakan referensi atau info teknis, dan alat bantu visual untuk pelatihan provider (tenaga kesehatan) yang baru bertugas. Hal tersebut merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayanan Keluarga

(24)

Jurnal KesMaDaSka - Juli 2014

Berencana. Konseling yang berkualitas antara klien dan provider (tenaga medis) merupakan salah satu indikator yang sangat menentukan bagi keberhasilan program keluarga berencana (KB).

Pada penelitian ini didapatkan hasil uji analisis nonparametrik dengan 8ML&KL -Squaredi-perolehnilai x2hitung= 8,571 >x2 tabel=3,481,

dengan nilai kemaknaan (p) sebesar 0,003<0,05, maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis alter-natif diterima. Artinya terdapat pengaruh ABPK terhadap penggunan kontrasepsi IUD di desa Platarejo. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan ABPK seorang wanita lebih jelas akan gambaran alat kontasepsi yang akan di-gunakannya. Hal ini sejalan dengan penelitian Candradewi (2013) dalam penelitian “Pengaruh Pemberian Konseling Keluarga Berencana (KB) terhadap Alat Kontrasepsi IUD Post Plasenta di RSUP NTB” bahwa rata–rata nilai pengetahuan ibu bersalin tentang IUD Post Plasenta sebelum diberikan konseling KB adalah 12,53 dengan standar deviasi 3,589. Sedangkan rata – rata ni-lai pengetahuan ibu bersalin tentang IUD Post Plasenta setelah diberikan konseling KB adalah 17,80 dengan standar deviasi 2,552. Perbedaan nilai rata–rata pengetahuan ibu bersalin tentang IUD Post Plasenta sebelum diberikan konseling KB dan sesudah diberikan konseling KB adalah -5,267 dengan standar deviasi 3,118. Hasil uji statistik SDLUHGWWHVWdidapatkan nilai p = 0,001 SEHUDUWLWHUGDSDWSHUEHGDDQ\DQJVLJQL¿ -kan rata-rata nilai pengetahuan ibu bersalin ten-tang IUD Post Plasenta sebelum diberikan kon-seling KB dan sesudah diberikan konkon-seling KB. Sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh pemberian konseling KB terhadap pemilihan alat kontrasepsi IUD Post Plasenta.

Penggunaan ABPK ber-KB mempengaruhi jenis kontrasepsi yang dipilih responden yaitu IUD. ABPK ber-KB merupakan suatu media atau saluran yang mempengaruhi proses konseling se-hingga terjadi perubahan persepsi dan perilaku sehingga akseptor memilih dan menggunakan IUD. Sangat penting memberikan konseling pada akseptor KB menggunakan ABPK ber-KB kare-na ABPK ber-KB merupakan panduan standar pelayanan konseling KB yang tidak hanya berisi informasi mutakhir seputar kontrasepsi atau KB

namun juga berisi standar proses dan langkah konseling KB yang berlandaskan pada hak klien KB dan Inform Choice. ABPK juga mempunyai fungsi ganda antara lain membantu pengambilan keputusan metode KB, membantu pemecahan masalah dalam penggunaan KB,alat bantu kerja bagi provider (tenaga kesehatan), menyediakan referensi atau info teknis, alat bantu visual untuk pelatihan provider (tenaga kesehatan) yang baru bertugas (BKKBN,2010)

5. KESIMPULAN

Ada pengaruh konseling menggunakan ABPK ber-KB terhadap penggunaan alat kontra-sepsi IUD di desa Platarejo, dilihat dengan meng-gunakan analisis statistik chi square didapatkan nilai x2hitung = 8,571 > x2 tabel = 3,481, dengan

nilai kemaknaan (p) sebesar 0,003<0,05. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian informasi yang benar kepada akseptor akan merubah perilaku se-seorang. Dengan menggunakan ABPK akseptor akan lebih jelas tentang gambaran alat kontasepsi yang akan digunakannya karena ABPK ber-KB merupakan suatu media atau saluran yang mem-pengaruhi proses konseling sehingga terjadi pe-rubahan persepsi dan perilaku sehingga aksepstor memilih dan menggunakan IUD.

SARAN

Dengan adanya penelitian ini maka diharap-kan masyarakat khususnya PUS lebih berperan aktif dalam mengikuti program keluarga beren-cana (KB) dan banyak mencari sumber informasi guna memperluas pengetahuannya sehingga dapatmenentukan alat kontrasepsi yang tepat se-suai kebutuhannya.

Bagi Instansi Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri maupun pihak-pihak terkait diharapkan dapat lebih memperhatikan pengadaan ABPK bagi petugas kesehatan terutama bidan untuk me-ningkatkan kualitas pelayanan Keluarga Beren-cana bagi masyarakat, karena sejauh ini keterse-diaan ABPK bagi tenaga kesehatan khususnya bidan masih sangat terbatas.

6. REFERENSI

Astrina, K.M. (2008). Pengaruh Konseling ter-KDGDS 3HQJHWDKXDQ GDQ 3HPLOLKDQ $ODW

Gambar

Tabel 3. Tabulasi Silang Peran Keluarga  GHQJDQ.HVLDSDQ5HPDMD3XWUL0HQJKDGDSL Menstruasi Variabel Kesiapan  Remaja Putri Menghadapi  Menstruasi Total P Tidak  Baik Baik Peran Keluarga  Tidak Baik Baik
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik  5HVSRQGHQ0HQXUXW8PXU3DULWDV3HNHUMDDQ
Tabel 4.4 [KDVLOSHQJRODKDQGDQSHQJDUXK $%3.WHUKDGDSSHQJJXQDDQNRQWUDVHSVL,8'
Tabel  4.2.  menunjukkan  bahwa  mahasiswa  Tingkat II Semester IV berada pada rentang umur  18  tahun  –  24  tahun,  dimana  jumlah  terbesar  adalah  pada  kelompok  umur  20  tahun  yaitu  70,19% dan yang paling sedikit adalah kelompok  umur  22  tahun
+5

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan pendekatan tersebut, penulis akan menganalisis kumpulan cerpen Penembak Misterius dengan asumsi bahwa PM adalah kumpulan cerpen yang mengandung maskulinitas

TERHADAP PARAMETER KUAT GESER TANAH LEMPUNG Effect of Electroosmosis Usage on Shear Strength Parameters of..

Tahapan analisis dilakukan dengan mengkonfirmasi spesifikasi desain kemudian menuju technical requirements selanjutnya menuju kebutuhan desain tangan prosthetic kaitannya

Sepanjang tahun 2008, pihak Indonesia melalui Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi telah mengikuti sebanyak 17 pertemuan dan pada tahun 2009 telah diikuti 15

Judul dari penelitian penulis adalah Perilaku Mahasiswi tentang SADARI di Prodi D III Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta, sampel yang penulis ambil adalah mahasiswi

pada perancangan schedule, cost, quality, stakeholder, resource, dan communication. Perancangan schedule baseline menentukan durasi untuk aktivitas proyek yang selanjutnya

Dan pada tanggal 18 Agustus 2009, perusahaan menjual seluruh kepemilikan hak atas saham PT Citra Kendedes Pratama yang berlokasi di Sidoardjo kepada pihak minoritas Bp. Rudy

 prasekolah, sekolah dasar, Sekolah Menengah Pertama, maupun Sekolah Atas adalah suatu masa usia anak yang sangat berbeda dengan usia dewasa. Di dalam periode ini, banyak