• Tidak ada hasil yang ditemukan

PESERTA NO : 06 / DIKLATPIM.IV / VIII / 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PESERTA NO : 06 / DIKLATPIM.IV / VIII / 2013"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

1

RENCANA KERJA PENINGKATAN KINERJA

DISIPLIN LALU LINTAS OLEH SEKSI PENGAWASAN

DAN PENGAMANAN JALAN DINAS PERHUBUNGAN,

KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

KABUPATEN SLEMAN

OLEH :

PESERTA

NO : 06 / DIKLATPIM.IV / VIII / 2013

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT IV

DIKLAT PIM IV ANGKATAN VIII YOGYAKARTA

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam mendukung pembangunan dan integrasi nasional sebagai bagian dari upaya memajukan kesejahteraan umum sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sebagai bagian dari sistem transportasi nasional, lalu lintas dan angkutan jalan harus dikembangkan potensi dan perannya untuk mewujudkan keamanan, kesejahteraan, ketertiban berlalu lintas dan angkutan jalan dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, otonomi daerah, serta akuntabilitas penyelenggaraan negara.

Penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan dalam kegiatan pelayanan langsung kepada masyarakat dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, badan hukum, dan/atau masyarakat. Hal tersebut sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Adapun pelaksanaan penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan dilaksanakan oleh pemerintah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi instansi masing-masing.

Semakin berkembangnya jaringan transportasi yang diikuti dengan pembangunan infrastruktur, baik berupa jalan maupun jembatan dan

(3)

pembangunan fisik lainnya harus diikuti dengan pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan yang aman, selamat, tertib, lancar dan terpadu dengan moda angkutan lain untuk mendorong perekonomian nasional, memajukan kesejahteraan umum, memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa, serta mampu menjunjung tinggi martabat bangsa.

Dengan semakin meningkatnya kebutuhan dasar hidup masyarakat maka kebutuhan terhadap jumlah angkutan umum dan angkutan barang juga semakin meningkat. Akibat dari hal tersebut adalah semakin meningkatnya jumlah angkutan umum dan angkutan barang yang melintas di jalan sehingga kondisi jalan akan semakin padat dan konsekuensinya adalah semakin seringnya terjadi pelanggaran lalu lintas yang mengakibatkan kecelakaan lalu lintas.

Untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas yang dirasakan sangat tinggi, upaya ke depan diarahkan pada penanggulangan secara komprehensif yang mencakup upaya pembinaan, pencegahan, pengendalian, dan penegakan hukum. Upaya pembinaan dan pencegahan dilakukan melalui peningkatan intensitas pendidikan berlalu lintas dan penyuluhan hukum, peningkatan pengawasan kelaikan jalan, pemeliharaan dan rehabilitasi perlengkapan jalan, serta uji kelaikan kendaraan dan angkutan. Sedangkan upaya pengendalian dan penegakan hukum dilakukan melalui kegiatan operasi penertiban kendaraan angkutan umum dan angkutan barang dalam rangka menumbuhkan kedisiplinan berlalu lintas bekerjasama dengan pihak terkait yaitu POLRI.

(4)

B. Isu Aktual

Tingkat kecelakaan lalu lintas jalan di wilayah Kabupaten Sleman cukup tinggi. Berdasarkan data dari Satlantas Polres Sleman, kecelakaan lalu lintas yang terjadi di wilayah Sleman sepanjang tahun 2012 sebanyak 780 kejadian dengan korban meninggal dunia sebanyak 15 orang, luka berat 95 orang, dan luka ringan 921 orang dengan total kerugian materi sebesar Rp 305.500.000,-. Kecelakaan lalu lintas terbanyak terjadi pada bulan Agustus 2012 yaitu sebanyak 94 kejadian.

Tingginya jumlah kecelakaan lalu lintas di wilayah Kabupaten Sleman menunjukkan bahwa tingkat kedisiplinan berlalu lintas masih cukup rendah sehingga banyak terjadi pelanggaran lalu lintas oleh pengguna jalan, termasuk oleh operator angkutan umum dan angkutan barang. Oleh karena itu pelaksanaan kegiatan pengawasan, pengendalian dan penegakan hukum khususnya terhadap operator angkutan umum dan angkutan barang melalui operasi penertiban, baik secara statis/di tempat maupun secara mobile bekerjasama dengan kepolisian di Kabupaten Sleman oleh Seksi Pengawasan dan Pengamanan Jalan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sleman perlu untuk terus ditingkatkan.

Berdasarkan uraian tersebut dan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi dalam organisasi sebagai Kepala Seksi Pengawasan dan Pengamanan Jalan, Dinas Hubkominfo Kabupaten Sleman serta mengacu pada tema Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan VIII Badan Diklat Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun

(5)

2013 yaitu “Optimalisasi Sistem dan Lembaga Pemerintah Melalui Peningkatan Sumber Daya Manusia yang Handal untuk Pembangunan Ekonomi Secara Berkelanjutan”, maka penyusunan Kertas Kerja Perseorangan (KKP) ini mengambil judul : Rencana Kerja Peningkatan Kinerja Disiplin Lalu Lintas Oleh Seksi Pengawasan dan Pengamanan Jalan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sleman.

C. Masalah Pokok

Dalam penyusunan Kertas Kerja Perseorangan ini penyusun mengangkat masalah pokok tentang banyaknya pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh operator angkutan umum dan angkutan barang yang disebabkan oleh kurangnya tingkat kedisiplinan dalam berlalu lintas. Dengan adanya masalah pokok tersebut berdampak pada meningkatnya jumlah kecelakaan lalu lintas dengan jumlah korban dan kerugian material yang cukup tinggi.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Kepala Seksi Pengawasan dan Pengamanan Jalan pada Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sleman telah merumuskan permasalahan yang akan dibahas yaitu “Bagaimana cara meningkatkan disiplin lalu lintas kepada operator angkutan umum dan angkutan barang oleh Seksi Pengawasan dan Pengamanan Jalan Dinas Hubkominfo Kabupaten Sleman ?”

(6)

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penyusunan Kertas Kerja Perseorangan (KKP) ini menggunakan metode sebagai berikut :

1. Data Primer

a. Observasi, yaitu pengamatan langsung berdasarkan pengalaman kerja sehari-hari sebagai Kepala Seksi Pengawasan dan Pengamanan Jalan pada Dinas Hubkominfo Kabupaten Sleman. b. Wawancara, yaitu proses tanya jawab langsung dengan

pihak-pihak terkait yang dapat memberikan informasi berkaitan dengan tema penyusunan Kertas Kerja Perseorangan ini.

2. Data Sekunder

a. Metode Kepustakaan, yaitu pengumpulan teori dan peraturan-peraturan yang terkait dengan pokok masalah dengan cara mempelajari buku-buku literatur / referensi / peraturan.

b. Metode Dokumentasi, yaitu pencatatan dokumen serta arsip yang berupa sumber informasi mengenai pelaksanaan pengendalian lalu lintas dan angkutan pada Seksi Pengawasan dan Pengamanan Jalan Dinas Hubkominfo Kabupaten Sleman.

c. Perolehan materi di kelas, khususnya pada materi Pola Kerja Terpadu (PKT), Kertas Kerja Perseorangan (KKP) dan Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan (PMPK) dan konsultasi dengan Widyaiswara pembimbing.

(7)

Untuk mempermudah pembaca memahami istilah-istilah dalam Kertas Kerja Perseorangan (KKP) ini, akan dijelaskan beberapa hal sebagai berikut :

1. Rencana Kerja adalah susunan kegiatan yang dibuat secara rinci dan sistematis atas dasar situasi kondisi tertentu yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan. (Poerwodarminto,1995).

2. Peningkatan adalah proses, cara atau perbaikan menaikkan derajat atau taraf kegiatan. (Kamus Besar Bahasa Indonesia - KBBI, 2008). 3. Disiplin adalah suatu tindakan atau kegiatan seseorang yang

pelaksanaannya sesuai dengan aturan yang berlaku (KBBI, 2008). 4. Lalu Lintas adalah gerak kendaraan dan orang di ruang lalu lintas

Jalan, terdiri atas lalu lintas itu sendiri, angkutan jalan, jaringan lalu lintas dan angkutan jalan, prasarana lalu lintas dan angkutan jalan, kendaraan, pengemudi, pengguna jalan, serta pengelolaannya (Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang LLAJ).

5. Operator Angkutan Umum dan Angkutan barang adalah orang yang melakukan aktifitasnya dengan mengemudi atau menjalankan kendaraan angkutan umum atau barang di jalan (Undang-Undang No 22 Tahun 2009 tentang LLAJ).

Sedangkan lingkup bahasan dalam penyusunan Kertas Kerja Perseorangan (KKP) ini difokuskan pada pokok pembahasan tentang upaya untuk meningkatkan disiplin lalu lintas kepada operator angkutan umum dan angkutan barang oleh Seksi Pengawasan dan Pengamanan

(8)

Jalan pada Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sleman”.

F. Alur Pikir

Untuk mempermudah pemahaman terhadap Kertas Kerja Perseorangan ini, penyusun mengajak untuk mengikuti alur pikir yang sesuai dengan apa yang penyusun kemukakan berdasarkan prinsip Pola Kerja Terpadu (PKT) agar diperoleh gambaran permasalahan yang sesungguhnya. Masalah utama yang dihadapi saat ini oleh Seksi Pengawasan dan Pengamanan Jalan adalah “Tingginya jumlah kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Sleman”.

Adapun keadaan sekarang yang menggambarkan tingkat kinerja saat ini yaitu Banyaknya pelanggaran lalu lintas, sehingga keadaan yang diinginkan di masa yang akan datang adalah Terwujudnya penurunan pelanggaran lalu lintas dengan sasaran prioritas yaitu Terwujudnya disiplin lalu lintas.

Untuk mewujudkan sasaran tersebut maka kegiatan yang akan dilaksanakan adalah “Menyelenggarakan penertiban pengoperasian angkutan umum dan angkutan barang di jalan raya”. Gambaran alur pikir adalah sebagaimana terlihat pada gambar berikut (gambar 1) :

(9)

Gambar 1. Bagan Alur Pikir

G. Sistematika Penyajian

Sistematika penyajian KKP ini disusun sebagai berikut : BAB I. PENDAHULUAN

Berisikan latar belakang masalah penulisan Kertas Kerja Perseorangan (KKP), isu aktual, masalah pokok, pengertian dan lingkup bahasan, metode pengumpulan data, alur pikir dan sistematika penyajian.

MASALAH UTAMA Tingginya jumlah kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Sleman KEADAAN SEKARANG Banyaknya pelanggaran lalu lintas KEADAAN YANG DIINGINKAN Terwujudnya penurunan pelanggaran lalu lintas SASARAN Terwujudnya disiplin lalu lintas KEGIATAN Menyelenggarakan penertiban pengoperasian angkutan umum dan angkutan barang di jalan raya UMPAN BALIK

(10)

BAB II. KEADAAN SEKARANG

Berisi uraian tentang struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi serta gambaran kondisi umum obyek yang ada saat ini. BAB III. KEADAAN YANG DIINGINKAN

Berisikan uraian tentang gambaran keadaan yang diinginkan pada masa mendatang apabila sasaran terwujud.

BAB IV. MASALAH DAN PEMECAHANNYA

Berisi uraian tentang masalah-masalah yang ada dan mencoba untuk memberikan alternatif pemecahan masalah yang dijabarkan dalam matrik rincian kerja beserta paket kerja dan jadwal kegiatan serta pengendalian status kemajuan.

BAB V. KESIMPULAN

Berisi uraian hal-hal penting yang ditemukan dalam keseluruhan pembahasan Kertas Kerja Perseorangan dan menjelaskan manfaat pembangunan metode Pola Kerja Terpadu (PKT) dalam analisis penyelesaian masalah.

(11)

11 A. Gambaran Umum

1. Visi dan Misi Organisasi

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sleman menetapkan visi dan misi organisasi sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategis Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Tahun 2009-2013 sebagai berikut:

a. Visi

Visi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sleman yaitu : “Terwujudnya sistem transportasi dan perhubungan yang efisien, aman, lancar, tertib dan teratur serta terwujudnya masyarakat Sleman yang informatif dan komunikatif”.

b. Misi

Misi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sleman merupakan penjabaran operasional dari visi. Penjabaran dari visi ini diharapkan dapat mengantisipasi terjadinya perubahan lingkungan di masa yang akan datang dengan mempertimbangkan potensi dan hambatan baik internal maupun eksternal.

Adapun misi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sleman yaitu sebagai berikut:

1) Meningkatkan kualitas pelayanan administrasi umum/ perkantoran.

(12)

2) Meningkatkan sarana prasarana dan pelayanan di bidang perhubungan.

3) Meningkatkan keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas 4) Mewujudkan masyarakat Sleman yang komunikatif dan

informatif.

2. Struktur Organisasi

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 2 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Sleman dan Peraturan Bupati Sleman Nomor 15 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan Struktural Pada Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sleman disebutkan bahwa susunan organisasi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sleman adalah sebagai berikut :

a. Kepala Dinas;

b. Sekretariat, membawahi : 1). Sub Bagian Perencanaan; 2). Sub Bagian Keuangan;

3). Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; c. Bidang, terdiri dari :

1). Bidang Perhubungan, membawahi : a). Seksi Angkutan;

(13)

c). Seksi Pengelolaan Terminal dan Parkir.

2). Bidang Pengendalian Operasional Keselamatan Jalan, membawahi :

a). Seksi Pengendalian dan Operasional Lalu Lintas; b). Seksi Pengawasan dan Pengamanan Jalan. 3). Bidang Komunikasi dan Informatika, membawahi :

a). Seksi Komunikasi;

b). Seksi Informasi dan Pemberitaan; c). Seksi Penyiaran;

d. Unit Pelaksana Teknis ;

e. Kelompok Jabatan Fungsional.

3. Tugas Pokok dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Bupati Sleman Nomor 15 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan Struktural Pada Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sleman disebutkan bahwa Seksi Pengawasan dan Pengamanan Jalan merupakan salah satu Seksi pada Bidang Pengendalian Operasional Keselamatan Jalan yang mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Pengendalian Operasional Keselamatan Jalan dalam melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan dan pengendalian kegiatan Seksi Pengawasan dan Pengamanan Jalan.

(14)

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Seksi Pengawasan dan Pengamanan Jalan mempunyai fungsi/uraian tugas yaitu sebagai berikut:

a. menyusun program kegiatan Seksi Pengawasan dan Pengamanan Jalan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan;

b. menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan peraturan perundang-undangan agar pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

c. membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya, memberikan arahan dan petunjuk secara lisan maupun tertulis guna meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas;

d. melaksanakan koordinasi dengan Kepala Seksi dan Kepala Sub Bagian di lingkungan Dinas baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan masukan, informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal;

e. melaksanakan kegiatan pengaturan dan pengamanan lalu lintas di jalan dan persimpangan untuk membantu kelancaran masyarakat pemakai jalan;

f. melaksanakan kegiatan patroli pengawasan, penertiban dan pengendalian lalu lintas angkutan orang dan angkutan barang sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;

(15)

g. melaksanakan kegiatan pembinaan, pengarahan, peringatan dan penindakan terhadap lalu lintas angkutan orang dan angkutan barang yang melakukan pelanggaran lalu lintas sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;

h. melaksanakan operasi penertiban, pemeriksaan dan penyidikan lalu lintas angkutan orang dan angkutan barang secara periodik baik di ruas jalan maupun di terminal sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;

i. melaksanakan kegiatan patroli penertiban ijin dispensasi penggunaan jalan;

j. melaksanakan kegiatan patroli dan pengawalan kunjungan Bupati dan para pejabat daerah ke berbagai wilayah;

k. menyiapkan bahan perijinan di bidang lalu lintas angkutan orang dan angkutan barang serta ijin penggunaan jalan selain untuk kepentingan lalu lintas;

l. mengelola, mengawasi dan menertibkan pemungutan retribusi dispensasi kelas jalan dan masuk kota pada beberapa pos pelayanan di ruas jalan;

m. mengumpulkan, mengolah dan menganalisa serta mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan dan menginventarisir permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas untuk perumusan program kegiatan tahun berikutnya;

n. melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem

(16)

penilaian yang tersedia sebagai cerminan penampilan kerja pegawai;

o. membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar pengambilan kebijakan;

p. menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik lisan maupun tertulis sebagai bahan masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas; dan

q. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

4. Sumber Daya Manusia

Jumlah sumber daya manusia di Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sleman sampai dengan akhir bulan Juli tahun 2013 berjumlah 157 orang terdiri dari 106 orang PNS dan tenaga harian lepas sebanyak 51 orang. Adapun rincian lebih detail dari keseluruhan pegawai adalah sebagai berikut:

a. Berdasarkan pendidikan

1). Pasca Sarjana (S2) : 8 orang 2). Sarjana (S1) : 41 orang 3). Sarjana Muda (D3) : 5 orang 4). SLTA : 41 orang

5). SLTP : 9 orang

6). SD : 2 orang

b. Berdasarkan Golongan

(17)

2). Golongan III : 59 orang 3). Golongan II : 32 orang 4). Golongan I : 6 orang

Jumlah pegawai yang berada di Seksi Pengawasan dan Pengamanan Jalan saat ini sebanyak 9 (sembilan) orang terdiri dari 7 orang PNS dan 2 orang THL dengan jenjang pendidikan sarjana (S1) dan SLTA. Sedangkan jumlah pegawai yang telah memiliki pendidikan bidang LLAJ teknis adalah sebagai berikut :

a. PPNS : 8 orang

b. D.II PKB : 10 orang

c. D.IV LLAJ : 3 orang

d. Pengelolaan Terminal : 8 orang e. Pendidikan lainnya : 9 orang

5. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang ada saat ini digunakan seoptimal mungkin untuk menunjang pelaksanaan operasional kegiatan. Adapun keadaan sarana dan prasarana yang merupakan inventaris Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sleman dapat dilihat pada tabel berikut ini (tabel 1):

(18)

Tabel 1.

Sarana dan Prasarana

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kab. Sleman Tahun 2013

No. Sarana dan Prasarana Jumlah

1 Gedung kantor 3 buah

2 Kendaraan roda empat 8 buah

3 Kendaraan roda dua 15 buah

4 Mesin Ketik 8 buah

5 Komputer 23 unit

6 Printer 18 unit

7 Laptop 6 unit

8 Meja dan Kursi Tamu 4 set

9 Meja Rapat 20 buah

10 Kursi Rapat 44 buah

11 Almari Kayu 8 buah

12 Almari Kaca 3 buah

13 Sound System 3 set

14 Pesawat Telepon 3 buah

15 Handycam 1 buah

Sumber : LAKIP Dinas Hubkominfo Kabupaten Sleman

6. Anggaran

Berdasarkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sleman, anggaran yang dialokasikan untuk Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sleman pada tahun 2012 sebanyak Rp 8.027.569.200,- yang terdiri dari:

a. Belanja Tidak Langsung : Rp 4.390.881.200,- b. Belanja Langsung Rp 3.636.688.000,- terdiri dari :

 Alokasi Belanja Rutin : Rp 660.523.200,-

(19)

B. Gambaran Khusus

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan disebutkan bahwa kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak disangka-sangka dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya, mengakibatkan korban manusia atau kerugian harta benda. Sedangkan yang dimaksud dengan korban kecelakaan lalu lintas adalah manusia yang menjadi korban akibat terjadinya kecelakaan lalu lintas. Korban kecelakaan lalu lintas dibedakan menjadi 3 (tiga) macam yaitu: 1. Korban meninggal dunia atau mati (fatality, killed),

2. Korban luka-luka berat (serious injury), 3. Korban luka-luka ringan (slight injury).

Korban meninggal dunia adalah korban yang dipastikan mati sebagai akibat kecelakaan lalu lintas dalam waktu paling lama 30 hari setelah kecelakaan. Korban luka berat adalah korban yang karena luka-lukanya menderita cacat tetap atau harus dirawat dalam waktu lebih dari 30 hari sejak kejadian kecelakaan. Sedangkan korban luka ringan adalah korban yang tidak termasuk dalam pengertian kedua hal tersebut di atas.

Kecelakaan lalu lintas dibagi menjadi 4 macam kelas, yaitu :

1. Klasifikasi berat (fatal accident), apabila terdapat korban yang meninggal dengan atau tanpa korban luka-luka berat dan ringan. 2. Klasifikasi sedang (serious injury accident), apabila tidak terdapat

korban yang meninggal, namun dijumpai sekurang-kurangnya satu orang yang mengalami luka berat.

(20)

3. Klasifikasi ringan (slight injury accident), apabila tidak terdapat korban yang meninggal atau luka berat, dan hanya dijumpai korban dengan luka-luka ringan saja.

4. Klasifikasi lain-lain, apabila tidak ada manusia yang menjadi korban, sedangkan yang ada hanya kerugian material, baik berupa kerusakan kendaraan, jalan, jembatan, maupun fasilitas umum lainnya.

Untuk menekan kasus kecelakaan lalu lintas maka Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sleman bekerjasama dengan Satlantas Polres Sleman secara rutin melakukan operasi penertiban lalu lintas. Berdasarkan data tahun 2012, jumlah pelanggaran lalu lintas adalah sebagai berikut (tabel 2):

Tabel 2.

Jumlah Pelanggaran Lalu Lintas Kab. Sleman Tahun 2012

No. Bulan Tindakan Terhadap Pelanggaran Tilang Lisan Tertulis Denda

1 Januari 1.123 325 437 26.390.500 2 Februari 1.924 239 408 43.290.000 3 Maret 2.378 258 436 53.267.500 4 April 2.390 316 416 56.493.000 5 Mei 2.619 268 461 90.355.500 6 Juni 2.532 273 374 36.439.000 7 Juli 2.998 1.685 385 46.930.000 8 Agustus 2.240 2.865 328 32.882.000 9 September 2.007 519 349 27.498.000 10 Oktober 2.439 412 350 31.172.000 11 Nopember 2.989 399 792 38.201.300 12 Desember 3.169 419 3.025 32.670.500 JUMLAH 28.808 7.978 7.761 515.589.300

Sumber : Satlantas Polres Sleman

Data inventarisasi hasil penindakan kegiatan pemeriksaan dan penertiban terhadap kendaraan bus dan kendaraan barang di Kabupaten Sleman pada tahun 2012 adalah sebagai berikut (tabel 3):

(21)

Tabel 3.

Data Inventarisasi Hasil Penindakan

Kegiatan Pemeriksaan dan Penertiban Lalu Lintas Kab. Sleman Tahun 2012

No. Bulan

Jumlah Kendaraan Jenis Pelanggaran Diperksa Melanggar Ijin

Trayek Uji Persyaratan teknis lainnya Bus Brng Bus Brng 1 Januari 152 231 4 11 4 8 3 - 2 Februari 197 164 10 8 6 4 8 - 3 Maret 201 173 8 5 7 2 4 - 4 April 185 216 8 6 6 5 3 - 5 Mei 214 186 5 11 4 7 5 - 6 Juni 194 208 6 9 6 7 2 - 7 Juli 187 166 2 4 1 5 - - 8 Agustus 176 193 5 9 5 4 4 1 9 September 192 204 4 5 4 4 1 - 10 Oktober 184 217 7 9 6 10 - - 11 Nopember 167 221 2 7 1 2 3 3 12 Desember 173 211 4 14 3 6 9 - JUMLAH 2222 2390 65 98 53 64 42 4

Sumber : Dinas Hubkominfo Kabupaten Sleman

Sedangkan data jumlah kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Sleman pada tahun 2012 adalah sebagai berikut (tabel4):

Tabel 4.

Jumlah Kecelakaan Lalu Lintas Kab. Sleman Tahun 2012

No. Bulan Laka Lantas tahun 2012

KJD MD LB LR Rugi Materi 1 Januari 63 3 11 68 35.700.000 2 Februari 80 1 3 103 25.250.000 3 Maret 92 2 3 111 40.000.000 4 April 62 3 3 72 19.200.000 5 Mei 68 1 9 74 28.300.000 6 Juni 75 - 12 95 23.400.000 7 Juli 71 1 1 96 29.450.000 8 Agustus 94 - 13 108 38.400.000 9 September 71 - 12 85 27.800.000 10 Oktober 74 2 12 86 24.400.000 11 Nopember 18 2 5 15 7.400.000 12 Desember 12 - 11 8 6.200.000 JUMLAH 780 15 95 921 305.500.000

(22)

Dari uraian tersebut di atas maka permasalahan utama yang dihadapi oleh Seksi Pengawasan dan Pengamanan Jalan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sleman adalah Tingginya jumlah kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Sleman. Hal tersebut antara lain disebabkan oleh :

1. Kurangnya rambu-rambu lalu lintas

Setiap jalan yang digunakan untuk lalu lintas wajib dilengkapi dengan perlengkapan jalan yang pedoman pelaksanaannya mengacu pada Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Salah satu perlengkapan jalan yang dimaksud dalam UU tersebut adalah rambu-rambu lalu lintas.

Rambu Lalu Lintas adalah bagian perlengkapan Jalan yang berupa lambang, huruf, angka, kalimat, dan/atau perpaduan yang berfungsi sebagai peringatan, larangan, perintah, atau petunjuk bagi Pengguna Jalan. Saat ini rambu-rambu lalu lintas di wilayah Kabupaten Sleman sudah banyak yang tidak jelas terlihat/terbaca, rusak, maupun hilang. Hal ini cukup riskan akan memicu terjadinya kecelakaan lalu lintas karena pengguna jalan tidak mengetahui adanya petunjuk, peringatan atau larangan terhadap jalan yang dilaluinya.

2. Banyaknya pelanggaran lalu lintas

Jumlah pelanggaran lalu lintas setiap tahun cenderung meningkat, mulai dari pelanggaran administratif seperti tidak memiliki SIM, STNK, buku kir, ijin trayek, dan dokumen kendaraan lainnya,

(23)

pelanggaran teknis seperti kelebihan muatan orang dan/atau barang, maupun pelanggaran terhadap rambu-rambu lalu lintas, APILL (Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas) dan marka jalan. Hal ini menunjukkan masih rendahnya kesadaran dan kedisiplinan pengguna jalan dalam mentaati peraturan berlalu lintas.

3. Tidak laik jalannya kendaraan bermotor

Dalam Bab VII pasal 48 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan disebutkan bahwa setiap kendaraan bermotor yang dioperasikan di jalan harus memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan. Meskipun sudah diatur dengan sangat jelas, saat ini masih banyak kendaraan yang tidak laik jalan namun tetap beroperasi sehingga berpotensi menimbulkan kecelakaan lalu lintas karena tidak berfungsinya kelengkapan kendaraan seperti rem.

Dari ketiga masalah pokok yang sudah dijelaskan di atas, masalah pokok yang paling dominan yang dihadapi oleh Seksi Pengawasan dan Pengamanan Jalan Dinas Hubkominfo Kabupaten Sleman adalah ”Banyaknya pelanggaran lalu lintas”. Hal tersebut disebabkan antara lain oleh :

1. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang peraturan lalu lintas Pemahaman masyarakat sebagai pengguna jalan terhadap peraturan lalu lintas masih sangat kurang sehingga banyak pengguna jalan yang kurang memahami maksud atau arti dari rambu maupun marka jalan yang terpasang di jalan.

(24)

2. Kurangnya disiplin lalu lintas

Pengguna jalan cenderung untuk kurang berdisiplin dalam berlalu lintas, hal ini terlihat dari banyaknya kasus pelanggaran lalu lintas yang terjadi di lapangan. Oleh karena itu upaya penertiban melalui pelaksanaan operasi dan penegakan hukum perlu untuk terus ditingkatkan.

3. Kurang terampilnya pengendara kendaraan

Pengendara kendaraan bermotor masih banyak yang kurang terampil dan belum menguasai teknis kendaraan yang digunakannya dengan baik, misalnya keterampilan dalam teknik pengereman, keterampilan dalam mengemudikan kendaraan, dan lain sebagainya sehingga dapat membahayakan dirinya sendiri dan juga pengguna jalan lainnya.

(25)

25 A. Gambaran Umum

Dalam rangka mengantisipasi tantangan ke depan menuju kondisi yang diinginkan, Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sleman perlu secara terus menerus mengembangkan peluang dan inovasi. Meningkatnya persaingan, tantangan dan tuntutan masyarakat akan pelayanan prima mendorong Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sleman untuk mempersiapkan diri agar tetap eksis dan unggul dengan senantiasa mengupayakan perubahan ke arah perbaikan. Perubahan tersebut dilakukan secara bertahap, terencana, konsisten dan berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan akuntabilitas kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil atau manfaat.

Oleh karena itu maka keadaan yang diinginkan di masa mendatang adalah terwujudnya lalu lintas yang tertib, aman dan lancar. Hal ini sesuai dengan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, bahwa tujuan dari transportasi jalan adalah : 1. terwujudnya pelayanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang aman,

selamat, tertib, lancar, dan terpadu dengan moda angkutan lain untuk mendorong perekonomian nasional, memajukan kesejahteraan umum, memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa, serta mampu menjunjung tinggi martabat bangsa;

(26)

2. terwujudnyaetika berlalu lintas dan budaya bangsa; dan

3. terwujudnya penegakan hukum dan kepastian hukum bagi masyarakat.

Bertumpu pada tujuan utama penyelenggaraan transportasi tersebut di atas, yaitu transportasi lalu lintas jalan harus aman dan selamat dalam artian tidak terjadinya kecelakaan lalu lintas (Road Safety is No Accident), maka dengan demikian akan terwujud transportasi jalan Zero Accident. Terwujudnya penurunan jumlah pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh operator angkutan umum dan angkutan barang akan berpengaruh positif terhadap penurunan jumlah kecelakaan lalu lintas di wilayah Kabupaten Sleman.

B. Gambaran Khusus

Berdasarkan data jumlah kejadian kecelakaan lalu lintas yang terjadi di wilayah Kabupaten Sleman, salah satu penyebab tingginya korban kecelakaan lalu lintas adalah kurangnya disiplin lalu lintas operator angkutan umum dan angkutan barang. Oleh karena itu, untuk mewujudkan sasaran utama yang ingin diwujudkan di masa yang akan datang yaitu “Terwujudnya penurunan jumlah kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Sleman” maka Seksi Pengawasan dan Pengamanan Jalan Dinas Hubkominfo Kabupaten Sleman telah menganalisis hal-hal yang perlu diwujudkan untuk mencapai sasaran tersebut yaitu sebagai berikut :

(27)

1. Terpasangnya rambu-rambu lalu lintas yang memadai

Dengan terpasangnya rambu-rambu lalu lintas yang memadai di setiap ruas jalan maka diharapkan akan dapat mengurangi jumlah kecelakaan lalu lintas. Rambu-rambu lalu lintas tersebut harus terpasang di tempat yang strategis dan mudah terlihat (tidak terhalang pohon atau benda lainnya) sehingga pengguna jalan dapat mengetahui kondisi jalan yang akan dilaluinya.

2. Terwujudnya penurunan pelanggaran lalu lintas

Dengan menurunnya jumlah pelanggaran lalu lintas maka diharapkan akan dapat meminimalisir tingkat kecelakaan lalu lintas. Menurunnya pelanggaran lalu lintas akan terwujud apabila didukung oleh kesadaran para pengguna jalan untuk mentaati rambu-rambu lalu lintas serta memperhatikan hak pengguna jalan lainnya.

3. Terwujudnya kendaraan yang laik jalan

Dengan terwujudnya kendaraan laik jalan maka diharapkan akan dapat meminimalisir tingkat kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh faktor teknis kendaraan. Oleh karena itu, tingkat kesadaran pemilik kendaraan angkutan untuk mengikuti uji kendaraan bermotor harus terus ditingkatkan. Demikian juga operasi penertiban terhadap kendaraan yang tidak laik jalan harus gencar dilaksanakan dalam rangka mewujudkan keselamatan berlalu-lintas.

Dari hal-hal yang sudah diuraikan seperti tersebut di atas, sasaran pokok yang ingin dicapai oleh Seksi Pengawasan dan Pengamanan Jalan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sleman

(28)

adalah ”Terwujudnya penurunan pelanggaran lalu lintas” yang dipengaruhi oleh :

1. Terwujudnya pemahaman masyarakat tentang peraturan lalu lintas Pemahaman terhadap peraturan lalu lintas bertujuan agar pengguna jalan mengerti dan memahami tujuan dari peraturan lalu lintas, serta mengetahui dampak atau akibat apabila peraturan tersebut dilanggar oleh pengguna jalan.

2. Terwujudnya disiplin lalu lintas

Penegakan hukum terhadap peraturan lalu lintas bertujuan untuk menciptakan kedisiplinan pengguna jalan dan mewujudkan tertib berlalu-lintas sehingga diharapkan masyarakat tidak akan melanggar peraturan lalu lintas di jalan. Tingkat kedisiplinan berlalu-lintas yang tinggi mempunyai dampak yang cukup besar dalam meminimalkan kecelakaan lalu lintas, oleh karena itu hal ini menjadi sasaran yang ingin diwujudkan oleh Seksi Pengawasan dan Pengamanan Jalan.

3. Terwujudnya keterampilan pengendara kendaraan

Keterampilan pengendara kendaraan bermotor sangat diperlukan oleh pengguna jalan pada saat beraktifitas di jalan, hal ini bertujuan untuk meningkatkan kewaspadaan dalam mengantisipasi kondisi lalu lintas yang tidak menentu.

Sasaran yang paling dominan dari ketiga faktor di atas yang ingin diwujudkan oleh Seksi Pengawasan dan Pengamanan Jalan adalah terwujudnya disiplin lalu lintas khususnya operator angkutan umum dan

(29)

angkutan barang. Untuk mencapai sasaran tersebut perlu dilakukan beberapa alternatif tindakan, antara lain :

1. Menyelenggarakan sosialisasi peraturan lalu lintas

2. Menyelenggarakan penertiban pengoperasian angkutan umum dan angkutan barang di jalan raya

3. Menyelenggarakan pemilihan awak kendaraan umum teladan

Dari ketiga faktor tersebut di atas yang akan dilaksanakan oleh Seksi Pengawasan dan Pengamanan Jalan pada Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sleman adalah menyelenggarakan penertiban operasional angkutan umum dan angkutan barang di jalan raya kepada pengemudi atau operator di wilayah Kabupaten Sleman.

(30)

30 A. Identifikasi Masalah

Kendala yang muncul dalam pelaksanaan tugas tentunya perlu dicari bentuk yang tepat dan sesuai untuk memecahkan masalah tersebut. Untuk mencapai hasil yang diinginkan dari beberapa masalah yang ada harus diidentifikasi secara cermat dan tidak mengesampingkan kemungkinan-kemungkinan yang muncul. Dengan demikian perlu adanya perencanaan yang matang dengan mengedepankan masalah yang paling dianggap dominan dan perlu prioritas penanganan dengan mencari alternatif pemecahannya.

Berdasarkan hasil identifikasi masalah dalam rangka melaksanakan tugas dan tanggung jawab ditemukan beberapa masalah maupun hambatan yang terjadi dan harus segera diatasi. Untuk lebih mempermudah dalam menganalisis perlu dirumuskan menjadi satu masalah utama yang dianggap paling mendesak dan diprioritaskan untuk ditindaklanjuti. Masalah utama yang dihadapi oleh Seksi Pengawasan dan Pengamanan Jalan Dinas Hubkominfo Kabupaten Sleman adalah “Tingginya jumlah kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Sleman.” Hal ini disebabkan oleh :

1. Kurangnya rambu-rambu lalu lintas 2. Banyaknya pelanggaran lalu lintas 3. Tidak laik jalannya kendaraan bermotor

(31)

Dari ketiga faktor penyebab terjadinya masalah tersebut maka untuk menentukan masalah pokok yang menjadi prioritas perlu dilakukan analisis USG (Urgency, Seriousness, Growth) dengan skala penilaian dari angka 1 sampai 5 sebagai berikut (tabel 5):

Tabel 5.

Analisis USG Terhadap Masalah Pokok

No Masalah Pokok Prioritas Total Rangking

U S G

1 Kurangnya rambu-rambu lalu lintas

5 4 4 13 II

2 Banyaknya pelanggaran lalu lintas

5 5 5 15 I

3 Tidak laik jalannya kendaraan bermotor

4 4 3 11 III

Keterangan Skala Penilaian: 1 : Sangat Rendah 2 : Rendah

3 : Sedang 4 : Tinggi

5 : Sangat Tinggi

Dari hasil analisis USG tersebut di atas, terlihat bahwa masalah pokok yang paling dominan adalah nomor urut 2 yaitu ”Banyaknya pelanggaran lalu lintas”, hal ini disebabkan oleh:

1. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang peraturan lalu lintas 2. Kurangnya disiplin lalu lintas

3. Kurang terampilnya pengendara kendaraan

Untuk memberikan penegasan masalah spesifik yang dipilih maka digunakan metode USG (Urgency, Seriousness, Growth) dengan skala penilaian dari 1 sampai 5 sebagaimana tabel berikut ini (Tabel 6) :

(32)

Tabel 6.

Analisis USG Terhadap Masalah Spesifik

No Masalah Prioritas Total Rangking

U S G

1 Kurangnya pemahaman masyarakat tentang peraturan lalu lintas

5 4 4 13 II

2 Kurangnya disiplin lalu lintas 5 5 5 15 I 3 Kurang terampilnya pengendara

kendaraan

4 4 4 12 III

Keterangan Skala Penilaian: 1 : Sangat Rendah 2 : Rendah

3 : Sedang 4 : Tinggi

5 : Sangat Tinggi

Dari hasil analisis USG di atas dapat terlihat bahwa masalah spesifik paling dominan yang dihadapi oleh Seksi Pengawasan dan Pengamanan Jalan Dinas Hubkominfo Kabupaten Sleman adalah “Kurangnya disiplin lalu lintas”.

Secara sistematik gambaran tersebut pada analisis situasi dapat ditunjukkan dalam pohon masalah seperti berikut (gambar 2) :

(33)

POHON MASALAH

(Pernyataan negatif)

4

Banyaknya jumlah korban jiwa dan kerugian material

AKIBAT 1

Tingginya jumlah kecelakaan lalu lintas di

Kabupaten Sleman 2 a b SEBAB c Kurangnya rambu-rambu lalu lintas

Banyaknya pelanggaran lalu

lintas

Tidak laik jalannya kendaraan bermotor

3

a b c

Kurangnya pemahaman masyarakat tentang peraturan lalu lintas

Kurangnya disiplin lalu lintas Kurang terampilnya pengendara kendaraan Gambar 2.

Bagan Pohon Masalah

Keterangan Pohon Masalah : - Masalah utama adalah no. 1

- Masalah pokok yang menjadi penyebab masalah utama adalah no. 2b - Masalah spesifik yang menjadi penyebab masalah pokok adalah no. 3b - Akibat dari masalah utama adalah no. 4

(34)

B. Sasaran

Berdasarkan identifikasi dan analisis masalah di atas, maka langkah selanjutnya adalah merumuskan pohon sasaran sebagai pernyataan positif yang hendak diwujudkan berkaitan dengan sasaran utama yaitu : “Terwujudnya penurunan jumlah kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Sleman”. Setelah dilakukan analisis dan identifikasi sasaran, maka ditemukan 3 (tiga) sasaran pokok yang dapat mewujudkan sasaran utama yaitu :

1. Terpasangnya rambu-rambu lalu lintas yang memadai 2. Terwujudnya penurunan pelanggaran lalu lintas

3. Terwujudnya kendaraan yang laik jalan

Dari ketiga faktor di atas yang sangat dominan dan ingin dicapai oleh Seksi Pengawasan dan Pengamanan Jalan adalah ”Terwujudnya penurunan pelanggaran lalu lintas”. Untuk bisa mewujudkan hal di atas, perlu didukung beberapa faktor diantaranya :

1. Terwujudnya pemahaman masyarakat tentang peraturan lalu lintas 2. Terwujudnya disiplin lalu lintas

3. Terwujudnya keterampilan pengendara kendaraan

Dari ketiga faktor ini yang paling dominan adalah ”Terwujudnya disiplin lalu lintas” dengan alasan bahwa meningkatnya disiplin lalu lintas tersebut akan berdampak besar terhadap menurunnya jumlah kecelakaan lalu lintas di wilayah Kabupaten Sleman.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada pohon sasaran sebagai berikut (Gambar 3) :

(35)

POHON SASARAN

(Pernyataan Positif)

4

Terwujudnya penurunan jumlah korban jiwa dan

kerugian material

AKIBAT 1

Terwujudnya penurunan jumlah kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Sleman

2

a b

SEBAB c Terpasangnya

rambu-rambu lalu lintas yang memadai Terwujudnya penurunan pelanggaran lalu lintas Terwujudnya kendaraan yang laik

jalan 3 a b c Terwujudnya pemahaman masyarakat tentang peraturan lalu lintas

Terwujudnya disiplin lalu lintas Terwujudnya keterampilan pengendara kendaraan Gambar 3. Bagan Pohon Sasaran

C. Alternatif Kegiatan

Untuk menentukan salah satu alternatif pemecahan masalah dari sasaran yang ingin dicapai dapat dipilih salah satu yang memiliki

(36)

hubungan sebab yang paling pokok diantara penyebab yang lain. Dengan mempertimbangkan sumber daya yang ada, baik tenaga, biaya, waktu yang disesuaikan dengan tugas wewenang dan tanggung-jawab, maka ditetapkan alternatif kegiatan untuk meningkatkan disiplin lalu lintas kepada operator angkutan umum dan angkutan barang oleh Seksi Pengawasan dan Pengamanan Jalan Dinas Hubkominfo Kabupaten Sleman adalah sebagai berikut :

1. Menyelenggarakan sosialisasi peraturan lalu lintas

Pelaksanaan sosialisasi peraturan lalu lintas bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada para pengguna jalan terhadap aturan-aturan dalam berlalu-lintas sehingga diharapkan pengguna jalan akan lebih mengetahui aturan-aturan tersebut serta mematuhinya.

2. Menyelenggarakan penertiban pengoperasian angkutan umum dan angkutan barang di jalan raya

Pelaksanaan penertiban pengoperasian angkutan umum dan angkutan barang di jalan raya bertujuan untuk menertibkan operator angkutan umum dan angkutan barang terhadap kepatuhan berlalu lintas sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dalam operasi penertiban tersebut dilakukan pemeriksaan terhadap berbagai kelengkapan dokumen kendaraan, kelengkapan teknis kendaraan, jumlah muatan, masa berlaku kir kendaraan, kelengkapan keselamatan berkendara dan lain sebagainya. Sasaran utama adalah operator angkutan di wilayah Kabupaten Sleman.

(37)

3. Menyelenggarakan pemilihan awak kendaraan umum teladan

Pelaksanaan pemilihan awak kendaraan umum teladan (AKUT) bertujuan untuk memotivasi awak kendaraan angkutan untuk berlomba-lomba mewujudkan tertib berlalu-lintas dengan meningkatkan kedisiplinan lalu lintas.

Dari ketiga alternatif tersebut yang dianggap paling dominan untuk dilaksanakan oleh Seksi Pengawasan dan Pengamanan Jalan Dinas Hubkominfo Kabupaten Sleman adalah ”Menyelenggarakan penertiban pengoperasian angkutan umum dan angkutan barang di jalan raya”. Untuk memberikan penegasan alternatif yang dipilih maka digunakan metode Cost Benefit Analysis (CBA) sebagaimana tabel berikut ini (Tabel 7):

Tabel 7.

Analisis CBA Terhadap Alternatif Pemecahan Masalah

No Alternatif Benefit (Manfaat)

Cost

(Biaya) Rasio Urutan

1 Menyelenggarakan sosialisasi peraturan lalu lintas

3 2 1,5 III

2 Menyelenggarakan penertiban pengoperasian angkutan umum dan angkutan barang di jalan raya

5 2 2,5 I

3 Menyelenggarakan pemilihan awak kendaraan umum teladan

2 1 2 II

Keterangan Skala Penilaian:

1 : Sangat Rendah, 2 : Rendah, 3 : Sedang, 4 : Tinggi, 5 : Sangat Tinggi Rangking I adalah alternatif kegiatan prioritas

Secara sistematik gambaran tersebut pada analisis situasi dapat ditunjukkan dalam gambar pohon alternatif (gambar 4) :

(38)

POHON ALTERNATIF

Terwujudnya penurunan jumlah korban jiwa dan

kerugian material

Terwujudnya penurunan jumlah kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Sleman

Terwujudnya penurunan pelanggaran lalu lintas

Terwujudnya disiplin lalu

lintas Menyelenggarakan sosialisasi peraturan lalu lintas Menyelenggarakan penertiban pengoperasian

angkutan umum dan angkutan barang di jalan

raya Menyelenggarakan pemilihan awak kendaraan umum teladan Gambar 4.

Bagan Pohon Alternatif

D. Langkah-Langkah Tindakan

Untuk lebih meningkatkan efektifitas serta akurasi pelaksanaan semua kegiatan sesuai dengan program kerja yang telah ditentukan

(39)

diperlukan ketepatan atau parameter berupa bagan jadwal kegiatan, paket kerja, penanggungjawab dan biaya. Agar kegiatan ini dapat berjalan dengan baik dan dapat mencapai tujuannya perlu dibuat langkah-langkah penyusunan sebagai berikut :

1. Matrik Rincian Kerja (MRK)

Merupakan kerangka yang menghubungkan sasaran dengan kegiatan dan sumber yang diperlukan secara sistematis, antara lain menggambarkan tentang sasaran, kegiatan pokok kerja, serta pokok akhir yang memuat seluruh fungsi manajemen bahkan termuat kejelasan siapa mengerjakan apa, bila mana, dimana dan bagaimana. Kegiatan dirinci menjadi kegiatan kecil sampai yang terkecil yang dinamakan pokok akhir, yaitu :

a. Sasaran Umum

Terwujudnya disiplin lalu lintas melalui penyelenggaraan penertiban pengoperasian angkutan umum dan angkutan barang di jalan raya.

b. Sasaran Khusus

Terwujudnya disiplin lalu lintas melalui penyelenggaraan penertiban pengoperasian angkutan umum dan angkutan barang di jalan raya kepada 400 orang pengemudi selama 3 hari yaitu tanggal 17-19 Maret 2014 dengan biaya sebesar Rp 18.000.000 (delapan belas juta rupiah) yang berasal dari dana APBD tahun 2014 dilaksanakan oleh Seksi Pengawasan dan Pengamanan Jalan Dinas Hubkominfo Kabupaten Sleman.

(40)

c. Kegiatan

Menyelenggarakan penertiban pengoperasian angkutan umum dan angkutan barang di jalan raya kepada 400 orang pengemudi selama 3 hari yaitu tanggal 17-19 Maret 2014 dengan biaya sebesar Rp 18.000.000 (delapan belas juta rupiah) yang berasal dari dana APBD tahun 2014 dilaksanakan oleh Seksi Pengawasan dan Pengamanan Jalan Dinas Hubkominfo Kabupaten Sleman. d. Pokok Kerja

Merupakan pengklarifikasian dari kegiatan yang ingin diwujudkan berdasarkan sasaran yang telah ditentukan. Kegiatan ini dibagi menurut proses kerja yang meliputi persiapan, pelaksanaan dan pengendalian :

1). Persiapan : 5 pokok akhir 2). Pelaksanaan : 1 pokok akhir 3). Pengendalian : 3 pokok akhir e. Pokok Akhir

Menguraikan secara rinci kegiatan pokok kerja dikaitkan dengan penanggung jawab yang terlibat sebagai berikut :

1) Pokok akhir berjumlah 9 (sembilan) kegiatan. 2) Penanggung jawab sebanyak 7 (tujuh) orang. f. Penanggung Jawab

Adalah pelaksana yang terlibat langsung dalam penyelesaian pokok akhir.

(41)

Paket kerja adalah matrik yang memuat rincian kerja, pokok akhir, yang memuat siapa yang bertanggung jawab dan siapa yang penanggung gugat, apa yang dikerjakan, bila mana (waktunya) akan dilaksanakan, dimana pekerjaan itu akan dilaksanakan, serta biaya yang diperlukan untuk mencapai sasaran khusus yang direncanakan.

Adapun paket kerja yang disusun dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah terdiri dari :

a. Rapat Koordinasi b. Pembentukan Tim c. Pencairan Dana d. Penentuan Lokasi e. Penyiapan Sarana f. Pelaksanaan Operasi g. Pemantauan h. Penilaian i. Pelaporan 3. Penjadwalan

Langkah selanjutnya adalah membuat jadwal kegiatan yang menggambarkan kapan kegiatan tersebut akan dimulai dan kapan direncanakan selesai. Penjadwalan dibuat dalam bentuk peta garis, menggambarkan kapan kegiatan dimulai dan kapan direncanakan selesai.

(42)

42 N O M O R Penanggung Jawab Pokok Akhir Ke p a la D in a s K a b id P O K J K a s i PPJ D e h a n S u h a rt o n o W id o d o A g u s Pa ry o n o PPN S J u m la h 1. Rapat Koordinasi PK 1 PK 1 PK 1 PK 1 PK 1 PK 1 - 6 2. Pembentukan Tim PK 2 PK 2 PK 2 PK 2 PK 2 PK 2 - 6 3. Pencairan Dana - PK 3 PK 3 PK 3 - - - 3 4. Penentuan Lokasi - - PK 4 - - PK 4 - 2 5. Penyiapan Sarana - - PK 5 - PK 5 - - 2 6. Pelaksanaan Operasi - - PK 6 PK 6 - PK 6 PK 6 4 7. Pemantauan - - PK 7 - PK 7 - - 2 8. Penilaian PK 8 PK 8 PK 8 PK 8 - - - 4 9. Pelaporan PK 9 PK 9 PK 9 PK 9 PK 9 - - 5 JUMLAH 4 5 9 6 5 4 1

SASARAN KEGIATAN POKOK

KERJA

Gambar 5

Bagan Matrik Rincian Kerja Menyelenggarakan penertiban pengoperasian angkutan umum dan angkutan barang di jalan raya kepada 400 orang pengemudi selama 3 hari yaitu

tanggal 17-19 Maret 2014 dengan biaya

sebesar Rp 18.000.000 yang berasal dari dana APBD tahun 2014 dilaksanakan oleh Seksi Pengawasan dan Pengamanan Jalan Dinas Hubkominfo Kabupaten Sleman P ER S IA P A N P ELA K S A N A A N 41 Terwujudnya disiplin lalu lintas melalui penyelenggaraan penertiban pengoperasian angkutan umum

dan angkutan barang di jalan raya kepada 400 orang pengemudi selama 3 hari yaitu

tanggal 17-19 Maret 2014 dengan biaya sebesar Rp 18.000.000 yang berasal dari

dana APBD tahun 2014 dilaksanakan oleh Seksi Pengawasan dan Pengamanan

Jalan Dinas Hubkominfo Kab. Sleman P EN G EN D A LI A N

(43)

Tabel 8. Rapat Koordinasi

Paket Kerja No. 1 Pokok Akhir : Rapat Koordinasi

Penyelesaian : 2 hari (3- 4 Maret 2014) Penanggung Gugat : Kasi PPJ

No. Uraian Kerja Penanggung

Jawab

Waktu (Hari)

Biaya (Rp) 1 Mengkonsep undangan rapat Kasi PPJ

1 hari 1 hari - - - - - 20.000 - - 180.000 - - 2 Mengetik undangan rapat Widodo

3 Meneliti dan memaraf undangan rapat

Kabid POKJ 4 Meneliti dan menandatangani

undangan rapat

Kepala Dinas 5 Mengagenda dan memberi

cap surat undangan rapat

Widodo 6 Menggandakan dan mengirim

undangan rapat

Widodo 7 Menyiapkan sarana dan

tempat rapat

Agus Paryono 8 Melaksanakan rapat

koordinasi

Kabid POKJ 9 Menyediakan konsumsi rapat

(20 or x Rp.9.000)

Dehan Suhartono

10 Menotulen rapat Agus Paryono

11 Mengkaji hasil rapat untuk ditindaklanjuti

Kasi PPJ

(44)

Tabel 9. Pembentukan Tim

Paket Kerja No. 2 Pokok Akhir : Pembentukan Tim Penyelesaian : 2 hari (5-6 Maret 2014) Penanggung Gugat : Kasi PPJ

No. Uraian Kerja Penanggung

Jawab

Waktu (Hari)

Biaya (Rp) 1 Menyusun daftar nama-nama

tim pelaksana Kasi PPJ 1 hari 1 hari - - - - - - 17.000 - - 2 Menyusun tugas

masing-masing tim pelaksana

Kasi PPJ 3 Membuat konsep SK tim

pelaksana

Kasi PPJ 4 Mengetik SK tim pelaksana Widodo 5 Meneliti dan memaraf SK tim

pelaksana Kabid POKJ 6 Menandatangani SK tim pelaksana Kepala Dinas 7 Menggandakan SK tim pelaksana (4 hal x 25 or x Rp 170) Agus Paryono

8 Memberikan stempel SK tim pelaksana

Dehan Suhartono 9 Membagikan SK tim kepada

anggota tim pelaksana

Dehan Suhartono

(45)

Tabel 10 Pencairan Dana

Paket Kerja No. 3 Pokok Akhir : Pencairan Dana Penyelesaian : 2 hari (7-10 Maret 2014) Penanggung Gugat : Kasi PPJ

No. Uraian Kerja Penanggung

Jawab

Waktu (Hari)

Biaya (Rp) 1 Menyusun nota pencairan

dana ke bendahara Dehan Suhartono

2 hari

- 2 Memeriksa dan memberi

paraf nota pencairan dana Kasi PPJ -

3 Menandatangani nota

pencairan dana Kabid POKJ -

4 Mengajukan nota pencairan

dana ke bendahara Dehan Suhartono 23.000

Jumlah 3 orang 2 Hari 23.000

Tabel 11 Penentuan Lokasi

Paket Kerja No. 4 Pokok Akhir : Penentuan Lokasi Penyelesaian : 2 hari (11-12 Maret 2014) Penanggung Gugat : Kasi PPJ

No. Uraian Kerja Penanggung

Jawab

Waktu (Hari)

Biaya (Rp) 1 Menyiapkan daftar lokasi

operasi penertiban

Kasi PPJ

2 hari

- 2 Melakukan tinjauan / survei

lapangan

Kasi PPJ 500.000

3 Menentukan 2 lokasi operasi penertiban

Kasi PPJ -

4 Mengetik jadwal operasi penertiban

Agus Paryono -

(46)

Tabel 12. Penyiapan Sarana

Paket Kerja No. 5 Pokok Akhir : Penyiapan Sarana Penyelesaian : 2 hari (13 – 14 Maret 2014) Penanggung Gugat : Kasi PPJ

No. Uraian Kerja Penanggung

Jawab Waktu (Hari) Biaya (Rp) 1 Menyusun daftar kebutuhan sarana Kasi PPJ 2 hari - 2 Mengetik daftar sarana

yang dibutuhkan

Widodo -

3 Menyiapkan sarana yang dibutuhkan

Widodo 2.000.000

4 Memeriksa kesiapan sarana operasi penertiban

Kasi PPJ -

Jumlah 2 orang 2 Hari 2.000.000

Tabel 13.

Pelaksanaan Operasi

Paket Kerja No. 6 Pokok Akhir : Pelaksanaan Operasi Penyelesaian : 3 hari (17-19 Maret 2014) Penanggung Gugat : Kasi PPJ

No. Uraian Kerja Penanggung

Jawab

Waktu (Hari)

Biaya (Rp) 1 Melakukan persiapan

menuju lokasi operasi

Agus Paryono 3 hari - 2 Mengkoordinir pelaksanaan operasi penertiban Kasi PPJ -

3 Melakukan operasi penerti-ban operator angkutan

PPNS -

4 Memeriksa kelengkapan dokumen kendaraan

PPNS -

5 Memeriksa kondisi fisik kendaraan / laik jalan

PPNS -

6 Memeriksa muatan barang PPNS -

7 Memberikan surat pelanggaran

PPNS -

7 Menyelesaikan administrasi keuangan (biaya konsumsi, perjalanan, honor)

Dehan Suhartono 14.510.000

(47)

Tabel 14. Pemantauan

Paket Kerja No. 7 Pokok Akhir : Pemantauan Penyelesaian : 13 hari (3-19 Maret 2014) Penanggung Gugat : Kasi PPJ

No. Uraian Kerja Penanggung

Jawab

Waktu (Hari)

Biaya (Rp) 1 Memantau persiapan tempat

pelaksanaan operasi penertiban

Kasi PPJ

13 hari

- 2 Memantau jalannya operasi

penertiban

Kasi PPJ -

3 Mencatat hasil pemantauan Kasi PPJ -

4 Mendokumentasikan hasil pemantauan

Kasi PPJ -

5 Merekap dan menyimpulkan hasil pemantauan

Widodo 250.000

Jumlah 2 orang 13 Hari 250.000

Tabel 15 Penilaian

Paket Kerja No. 8 Pokok Akhir : Penilaian Penyelesaian : 13 hari (3-19 Maret 2014) Penanggung Gugat : Kasi PPJ

No. Uraian Kerja Penanggung

Jawab Waktu (Hari) Biaya (Rp) 1 Menyiapkan format penilaian Dehan Suhartono 13 hari - 2 Mempelajari dan meneliti

hasil penilaian

Kasi PPJ -

3 Mengoreksi hasil penilaian Kabid POKJ -

4 Menandatangani hasil penilaian

Kepala Dinas -

5 Merekap dan mendokumen-tasikan hasil penilaian

Dehan Suhartono 250.000

(48)

Tabel 16. Pelaporan

Paket Kerja No. 9 Pokok Akhir : Pelaporan Penyelesaian : 2 hari (20-21 Maret 2014) Penanggung Gugat : Kasi PPJ

No. Uraian Kerja Penanggung

Jawab Waktu (Hari) Biaya (Rp) 1 Melaporkan pelaksanaan kegiatan Kasi PPJ 2 hari -

2 Menyiapkan data laporan Dehan Suhartono -

3 Menyusun konsep laporan Kasi PPJ -

4 Meneliti, menyetujui dan memaraf konsep laporan

Kabid POKJ -

5 Mengetik laporan Widodo -

6 Meneliti, menyetujui dan menandatangani laporan

Kepala Dinas -

7 Menggandakan laporan Widodo 250.000

(49)

Tabel 17.

Daftar Rekapitulasi Biaya Pokok Akhir

No. Pokok Akhir Waktu (Hari) Biaya (Rp.)

1 Rapat Koordinasi 2 200.000 2 Pembentukan Tim 2 17.000 3 Pencairan Dana 2 23.000 4 Penentuan Lokasi 2 500.000 5 Penyiapan Sarana 2 2.000.000 6 Pelaksanaan Operasi 3 14.510.000 7 Pemantauan 13 250.000 8 Penilaian 13 250.000 9 Pelaporan 2 250.000 Jumlah 18.000.000

(50)

50 No Waktu Pokok Akhir Maret 2014 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 1 Rapat Koordinasi S A B T U M I N G G U S A B T U M I N G G U S A B T U M I N G G U S A B T U M I N G G U 2 Pembentukan Tim 3 Pencairan Dana 4 Penentuan Lokasi 5 Penyiapan Sarana 6 Pelaksanaan Operasi 7 Pemantauan 8 Penilaian 9 Pelaporan 49

(51)

51

Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan pada Bab I sampai dengan Bab IV, maka dalam upaya peningkatan disiplin lalu lintas kepada operator angkutan umum dan angkutan barang oleh Seksi Pengawasan dan Pengamanan Jalan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sleman dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1. Jumlah kecelakaan lalu lintas di wilayah Kabupaten Sleman masih cukup tinggi yaitu sebanyak 780 kasus pada tahun 2012 dengan jumlah korban jiwa dan kerugian material yang cukup besar, hal ini disebabkan oleh masih banyaknya pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh pengguna jalan.

2. Banyaknya pelanggaraan lalu lintas di wilayah Kabupaten Sleman disebabkan oleh kurangnya disiplin lalu lintas para pengguna jalan khususnya operator angkutan umum dan angkutan barang.

3. Untuk meningkatkan disiplin lalu lintas maka perlu diselenggarakan penertiban pengoperasian angkutan umum dan angkutan barang di jalan raya kepada 400 orang pengemudi selama 3 hari yaitu tanggal 17-19 Maret 2014 dengan biaya sebesar Rp 18.000.000 yang berasal dari dana APBD tahun 2014 dilaksanakan oleh Seksi Pengawasan dan Pengamanan Jalan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sleman.

(52)

DAFTAR PUSTAKA

Buku / Literatur :

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sleman, 2009, Rencana Strategis Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sleman Tahun 2009-2013, Sleman.

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sleman, 2013, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2012 Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sleman.

LAN RI, 2008, Kertas Kerja Perseorangan, Bahan Ajar Diklatpim IV LAN-RI, Jakarta

RI, 2008, 2008, Pola Kerja Terpadu (PKT), Bahan Ajar Diklatpim IV LAN-RI, Jakarta.

LAN-RI, 2008, Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan (PMPK), Bahan Ajar Diklatpim IV LAN-RI, Jakarta

Poerwodarminto, 1995, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.

Peraturan-Peraturan :

Pemerintah RI, 2009, Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Pemerintah RI, 1993, Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan.

Pemerintah Kabupaten Sleman, 2009, Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 2 Tahun 2009 Tentang Organisasi dan Tatakerja Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Sleman

Pemerintah Kabupaten Sleman, 2009, Peraturan Bupati Sleman Nomor 15 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan Struktural Pada Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sleman.

(53)

Gambar

Gambar 1.  Bagan Alur Pikir
Tabel 8.  Rapat Koordinasi
Tabel 9.  Pembentukan Tim
Tabel 10  Pencairan Dana
+4

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Dengan maksud menyembunyikan atau menyamarkan asal- usul Harta Kekayaan yang diketahuinya, atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana, dipidana karena tindak pidana

Judul KTI : Insidensi infeksi menular lewat transfusi darah (IMLTD) pada darah donor di unit donor darah PMI kota Semarang Dengan ini menyatakan :2. (a) KTI ini

Danny menarik nafas kelegaan dan senang dengan roti besar yang bisa ia beli dengan harga kurang dari 10 sen.. Sam pasti

Judul : PRODUKSI TEPUNG PASIR UNTUK FILLER ACIAN SEMEN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PERMUKAAN BETON DAN NILAI EKONOMIS PASIR KALI SERTA MENEKAN BIAYA PEMBANGUNAN. Program :

Keuntungan dengan menggunakan mixer jenis ini ialah aliran udara tidak terganggu oleh nozzle, dan juga lubang-lubang di sekeliling saluran udara memungkinkan tumbukan antara

Pandangan di atas telah mengarahkan pariwisata budaya kita di provinsi NTB khususnya di Pulau Lombok yang mempunyai keunikan dan keragaman budaya yang mungkin tidak

Langkah yang menganggap reaksi dalam suasana basa diselesaikan seolah –  olah  berlangsung  dalam  suasana  asam  diatas  mengindikasikan  bahwa  dalam 

Cairan Bouin digunakan sebagai bahan fiksatif untuk needle biopsi renal dan testikular. Cairan Bouin mewarnai jaringan menjadi kuning. Cairan Bouin juga merupakan bahan fiksatif