• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Kelurahan Kalampangan

Kelurahan Kalampangan secara Geografis terletak pada 200 16’ 00” - 200 19’ 20” LS dan 1130 58’ 20” - 1140 03’ 50” BT. Kelurahan ini secara administrasi termasuk wilayah Kecamatan Sabangau, Kota Palangkaraya, Provinsi Kalimantan Tengah. Jarak Kelurahan Kalampangan ke Ibukota Kecamatan sejauh 3 km dan jaraknya dari Ibukota Provinsi sejauh 18 km. Batas wilayahnya dapat dijelaskan sebagai berikut: (a) disebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Bereng Bengkel, (b) disebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Kameloh Baru, (c) disebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Sabaru dan (d) disebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Panarung. Wilayah Kelurahan Kalampangan mempunyai luas 5.000 ha dengan topografi wilayah datar (kemiringan 0 – 3 %) dan ketinggian tempat 14 – 18 m dpl (Kelurahan Kalampangan, 2010).

Tanah di Kelurahan Kalampangan termasuk jenis glei humus dan organosol dengan struktur tanah topsoil berlapis gambut tebal. Tekstur tanah di Kelurahan Kalampangan termasuk dalam bahan organik gambut belum masak dengan klasifikasi tanah IV notasi 01 + 4H1. Tataguna lahan di kelurahan ini terdiri atas: lahan pekarangan seluas 200 ha, lahan kebun seluas 1.000 ha dan jalur hijau seluas 50 ha. Kondisi iklim di kelurahan ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Bulan basah terjadi pada November – Februari dan bulan kering pada Juni – September. Kelembaban udara maksimum 97%. Kelembaban udara minimum 79% dan kelembaban udara rata-rata 88%. Suhu maksimum 340C dan suhu minimum 240C (Kelurahan Kalampangan, 2010).

Jumlah penduduk Kelurahan Kalampangan adalah 3.184 orang yang terdiri atas 1.491 orang laki-laki dan 1.593 orang perempuan. Tenaga kerja yang tersedia sesuai dengan kelompok umur seperti tercantum pada Tabel 3. Kelompok Tani yang terdapat di Kelurahan Kalampangan berjumlah 23 kelompok, dengan jumlah anggota per kelompok berkisar antara 17 – 35 orang (Kelurahan Kalampangan, 2010).

(2)

Tabel 3 Tenaga kerja berdasarkan kelompok umur

No. Kelompok Umur Laki-laki Perempuan

1. Usia 18 – 56 tahun yang bekerja 641 617 2. Usia 18 – 56 tahun yang belum/tidak bekerja 130 110

3. Usia 0 – 6 tahun 220 248

4. Usia sekolah 7 – 18 tahun 376 499

5. Usia 56 tahun keatas 196 197

Sumber: Kelurahan Kalampangan, 2010.

Mata pencaharian penduduk Kelurahan Kalampangan seperti tersaji pada Tabel 4.

Tabel 4 Matapencaharian penduduk Kelurahan Kalampangan

No. Jenis Pekerjaan Laki-laki Perempuan

1. Petani 687 230

2. Pegawai Negeri Sipil (PNS) 48 15 3. Pengrajin Industri Rumah Tangga 5 2

4. Peternak 687 -

5. Montir 5 -

6. Pembantu Rumah Tangga - 16

7. TNI 2 -

8. POLRI 6 -

9. Pensiunan PNS/TNI/POLRI 8 -

10. Pengusaha kecil dan menengah 4 -

11. Dukun kampung terlatih - 5

12. Seniman/artis 6 -

13. Karyawan perusahaan swasta 3 -

14. Karyawan BUMN 4 -

Jumlah 1.462 270

Jumlah Total 1.732

Sumber: Kelurahan Kalampangan, 2010.

Luas tanaman pangan menurut komoditas adalah sebagai berikut: jagung seluas 230 ha, kedelai seluas 7 ha, kacang tanah seluas 3 ha, kacang panjang seluas 40 ha, ubi jalar seluas 7 ha, cabe seluas 16 ha, tomat seluas 37 ha, sawi seluas 80 ha, mentimun seluas 42 ha, buncis seluas 6 ha, brocoli seluas 1,5 ha, terong seluas 36 ha, bayam seluas 211 ha, kangkung seluas 130 ha, umbi-umbian lain seluas 1,5 ha dan talas seluas 3 ha. Jagung merupakan hasil pertanian unggulan di Kelurahan Kalampangan dengan nilai produksi mencapai Rp 480.000.000,- per tahun (Kelurahan Kalampangan, 2010).

(3)

Luas tanaman buah-buahan menurut komoditasnya adalah sebagai berikut: jeruk seluas 80 ha, rambutan seluas 31 ha, pepaya seluas 1 ha, pisang seluas 12 ha, melon seluas 2 ha, nenas seluas 10 ha dan jambu klutuk seluas 5 ha. Luas tanaman obat (apotik hidup) adalah sebagai berikut: rosela seluas 4 ha, jahe seluas 3 ha, kunyit seluas 2 ha, lengkuas seluas 4 ha, sambiloto seluas 1 ha, temulawak seluas 1 ha dan dewi-dewi seluas 0,5 ha. Tanaman rosela merupakan komoditas tanaman obat unggulan dengan nilai produksi mencapai Rp 40.000.000 per tahun. Tanaman perkebunan yang banyak dikembangkan oleh petani di Kelurahan Kalampangan adalah kelapa seluas 2 ha, pinang seluas 0,25 ha, karet seluas 45 ha, jelutung seluas 12 ha dan gaharu seluas 13 ha (Kelurahan Kalampangan, 2010).

Jenis ternak yang banyak dikembangkan di Kelurahan Kalampangan adalah: (a) sapi sejumlah 320 ekor dengan peternak berjumlah 170 orang, (b) kerbau sejumlah 18 ekor dengan peternak berjumlah 6 orang, (c) babi sejumlah 18 ekor dengan peternak berjumlah 4 orang, (d) ayam kampung sejumlah 700 ekor dengan jumlah peternak 311 orang, (e) ayam broiler sejumlah 300 ekor dengan peternak berjumlah 2 orang, (f) bebek sejumlah 90 ekor dengan peternak berjumlah 5 orang dan (g) kambing sejumlah 200 ekor dengan peternak berjumlah 60 orang. Jenis ikan yang banyak dibudidayakan di kolam adalah patin, nila, papuyu dan lele dengan luas total kolam mencapai 1,5 ha (Kelurahan Kalampangan, 2010).

Desa Tumbang Nusa

Desa Tumbang Nusa berada di wilayah Kecamatan Jabiren Raya, Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah. Desa ini berbatasan dengan Desa Kalampangan di bagian Utara, di Selatan dengan Desa Pilang, di Barat dengan Sungai Sebangau dan di Timur dengan Desa Katunjung. Luas desa ini adalah 299 km2. Jumlah kepala keluarga 403 KK yang tersebar di 8 rukun tetangga (RT). Jumlah penduduknya 1.525 jiwa, terdiri dari 774 perempuan dan 751 laki-laki. Jumlah kepala keluarga penerima Subsidi Langsung Tunai (SLT) sebanyak 370 KK. Jumlah penduduk berdasarkan klasifikasi umur adalah: 0 – 12 tahun sebanyak 445 orang, 12 sampai 16 tahun sebanyak 217 orang, 16 sampai 20

(4)

tahun sebanyak 172 orang, 20 sampai 60 tahun sebanyak 591 orang dan 60 tahun ke atas sebanyak 76 orang (Balai Penyuluh Pertanian Jabiren Raya, 2010).

Matapencaharian utama warga Desa Tumbang Nusa adalah nelayan dan penyadap getah karet. Hasil tangkapan terbanyak pada musim kemarau (bulan Juni – Juli). Warga desa menangkap ikan di tatas (parit kecil yang dibuat memotong sungai Kahayan) yang mereka buat sendiri. Saat ini terdapat tidak kurang dari 100 tatas yang telah dibuat oleh warga Desa Tumbang Nusa. Ikan-ikan yang biasa ditangkap dan dijual adalah: gabus, baung, kakapar, udang, papayu dan ikan betutu (bakut). Usaha pembibitan tanaman mulai dikembangkan pada Tahun 2003. Bibit yang diusahakan adalah jenis kapur naga, rotan, jelutung, blangiran, meranti dan akasia. Sedangkan pembibitan karet mulai dikembangkan pada tahun 2005 (Balai Penyuluh Pertanian Jabiren Raya, 2010).

Kondisi tanah di Desa Tumbang Nusa semakin tidak subur. Hal ini disebabkan oleh bencana kebakaran yang setiap tahun melanda desa ini. Kondisi tersebut menyebabkan banyak lahan yang dibiarkan terlantar (tidak produktif). Kualitas air di Desa Tumbang Nusa juga semakin menurun dibandingkan dengan sebelum tahun 1999. Pada saat ini, air sungai semakin hitam, namun demikian air tersebut masih digunakan untuk berbagai keperluan rumah tangga. Kualitas air sungai yang semakin menurun karena semakin banyak kapal dan limbahnya yang dibuang ke sungai, selain itu juga karena semakin berkurangnya hutan akibat penebangan pohon oleh warga dan karena kebakaran. Desa Tumbang Nusa mempunyai hutan keramat yang disebut labehu bunter dengan luas 1 ha, yang digunakan untuk acara ritual dan tempat sembahyang umat Hindu Kaharingan. Selain itu terdapat juga hutan larangan seluas 10 ha yang disebut Pulau Bagantung. Hutan tersebut tidak boleh dibuka atau dimasuki warga (Balai Penyuluh Pertanian Jabiren Raya, 2010).

Desa Jabiren

Desa Jabiren termasuk wilayah Kecamatan Jabiren Raya, Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah. Desa ini mempunyai luas wilayah 120 km2 dengan jumlah penduduk mencapai 2.480 jiwa, terdiri atas laki-laki sebanyak

(5)

1.298 dan perempuan sebanyak 1.182 dengan jumlah kepala keluarga (KK) sebanyak 626. Batas Desa adalah sebagai berikut: (a) sebelah utara berbatasan dengan Desa Pilang, (b) sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Sebangau, (c) sebelah timur berbatasan dengan hutan negara dan (d) sebelah selatan berbatasan dengan Desa Sakakajang (Winarko, 2011).

Keadaan tanah di Desa Jabiren secara umum bergambut tipis, tanah organik (tanah gambut) yang merupakan tanah khas pada daerah rawa dengan ketebalan gambut ± 90 cm – 132 cm, berwarna coklat kehitaman sampai coklat tua, drainase agak terhambat, reaksi tanah masam. Penggunaan lahan di Desa Jabiren adalah sebagai berikut: (a) sawah seluas 1.955 ha dengan rincian sawah beririgasi teknis seluas 750 ha, sawah irigasi ½ teknis seluas 567 ha, irigasi sederhana seluas 38 ha, sawah tadah hujan seluas 300 ha dan sawah pasang surut seluas 400 ha, (b) tanah kering seluas 7.178 ha yang terdiri atas pekarangan dan bangunan seluas 300 ha, kebun seluas 3.307 ha dan ladang/tanah huma seluas 4.000 ha, (c) tanah basah seluas 1.573 ha yang terdiri atas rawa pasang surut seluas 1.200 ha, kolam seluas 2 ha dan gambut seluas 371 ha, (d) tanah hutan seluas 13.677 ha dengan rincian hutan lebat seluas 4.500 ha, hutan belukar seluas 5.992 ha, hutan sejenis seluas 3 ha, hutan rawa seluas 3.177 ha dan hutan produksi seluas 5 ha (Winarko, 2011).

Komoditas utama pertanian di Desa Jabiren adalah sebagai berikut.

Pertama, tanaman pangan, yang meliputi: padi seluas 75 ha, jagung manis seluas 3 ha, ubi kayu seluas 2 ha dan ubi jalar seluas 4 ha. Kedua, hortikultur, yang meliputi nangka seluas 2,5 ha, cempedak seluas 20 ha, rambutan seluas 20 ha, durian seluas 7 ha, dan pisang 2 ha. Ketiga, perkebunan terdiri atas: karet seluas 3.155 ha, belangiran seluas 4 ha, sungkai seluas 24,5 ha, rotan seluas 45 ha, jelutung seluas 19 ha dan sengon seluas 12 ha. Keempat, sayuran meliputi: kacang panjang seluas 3,5 ha, sawi seluas 0,5 ha, cabe rawit seluas 1,5 ha, terung seluas 0,5 ha, ketimun seluas 0,5 ha, buncis seluas 0,2 ha, labu putih seluas 0,2 ha, kangkung seluas 0,6 ha, bayam seluas 0,3 ha, gambas seluas 0,3 ha, pare seluas 0,2 ha, daun bawang seluas 0,1 ha (Winarko, 2011).

Komoditas utama peternakan adalah sapi sebanyak 19 ekor, kambing sebanyak 2 ekor, babi sebanyak 49 ekor, ayam buras sebanyak 1.400 ekor, bebek

(6)

sebanyak 12 ekor, entok sebanyak 15 ekor. Pemilik kandang ayam broiler (ayam potong) di Desa Jabiren sebanyak 36 orang dengan populasi ayam berkisar antara 1.000 ekor – 13.000 ekor dengan jumlah total mencapai 126.200 ekor. Sektor perikanan terdapat keramba sebanyak 20 unit dan kolam sebanyak 15 unit (Winarko, 2011).

Kelompok tani di Desa Jabiren berjumlah 9 kelompok dengan jumlah anggota berkisar antara 24 – 60 orang per kelompok. Teknologi pertanian yang dilakukan oleh petani masih bersifat tradisional, sehingga luas areal tanam masih tergantung kemampuan fisik. Hal ini berdampak pada jumlah lahan terlantar yang luas di Desa Jabiren (Winarko, 2011).

Desa Mentaren II

Desa Mentaren II termasuk wilayah Kecamatan Kahayan Hilir, Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah. Desa ini di sebelah Utara berbatasan dengan Desa Mentaren I, di sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Buntoi, di sebelah Timur berbatasan dengan Desa Mentaren I dan di sebelah Barat berbatasan dengan Desa Mentaren I dan Desa Buntoi. Jumlah kepala keluarga di desa ini sebanyak 742 KK. Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 1.180 orang dan jumlah penduduk wanita sebanyak 1.110 orang. Jumlah total penduduk adalah 2.290 orang dengan tingkat kepadatan penduduk 293 per km2 (Desa Mentaren II, 2011).

Tabel 5 Tenaga kerja berdasarkan kelompok umur

No. Kelompok Umur Laki-laki Perempuan

1. Usia 18 – 56 tahun yang bekerja 50 30 2. Usia 18 – 56 tahun yang belum/tidak bekerja 665 590

3. Usia 0 – 6 tahun 114 60

4. Usia sekolah 7 – 18 tahun 90 85 Sumber: Desa Mentaren II, 2011.

Luas kepemilikan tanah adalah sebagai berikut: (a) memiliki tanah seluas 5 – 10 ha sebanyak 9 KK, (b) memiliki tanah seluas 1 – 5 ha sebanyak 622 KK, (c) memiliki tanah seluas kurang dari 1 ha sebanyak 21 KK, (d) tidak memiliki tanah

(7)

sebanyak 10 KK. Luas wilayah menurut penggunaannya adalah sebagai berikut: (a) pemukiman seluas 183 ha, (b) persawahan seluas 1.076 ha terdiri atas sawah tadah hujan seluas 200 ha dan sawah pasang surut seluas 876 ha, (c) perkebunan seluas 97 ha, (d) kuburan seluas 2 ha, (e) pekarangan seluas 104 ha, (f) taman seluas 2,5 ha, (g) perkantoran seluas 1,5 ha, (h) prasarana umum seluas 204 ha, (i) tegal/ladang seluas 97 ha. Menurut kondisi ketergenangan tanah di Desa Mentaren II terdiri atas tanah basah (tanah rawa) seluas 901 ha dan tanah kering seluas 384 ha (Desa Mentaren II, 2011).

Desa Mentaren II mempunyai hutan rakyat seluas 325 ha dan hutan lindung seluas 50 ha. Jumlah lahan terlantar di desa ini mencapai 270 ha. Luas tanaman menurut komoditas adalah sebagai berikut: (a) kacang panjang seluas 2 ha, (b) kacang merah seluas 2 ha, (c) ubi kayu seluas 5 ha, (d) ubi jalar seluas 1,5 ha, (e) cabe seluas 3 ha, (f) tomat seluas 0,1 ha, (g) sawi seluas 0,1 ha, (h) mentimun seluas 0,5 ha, (i) terong seluas 4 ha, (j) bayam seluas 2 ha, (k) kangkung seluas 1,5 ha, (l) talas seluas 2 ha, (m) jenis umbi-umbian lainnya seluas 1,5 ha dan (n) lahan tumpangsari seluas 15 ha. Luas tanaman buah-buahan: (a) jeruk seluas 4 ha, (b) mangga seluas 3 ha, (c) rambutan seluas 1 ha, (d) manggis seluas 0,2 ha, (e) salak seluas 5 ha, (f) pepaya seluas 0,1 ha, (g) belimbing seluas 0,1 ha, (h) durian seluas 2 ha, (i) sawo seluas 0,5 ha, (j) duku seluas 0,5 ha, (k) pisang seluas 3 ha, (l) semangka seluas 2 ha, (m) limau seluas 0,5 ha, (n) jeruk nipis seluas 0,1 ha, (o) melon seluas 0,5 ha, (p) jambu air seluas 0,1 ha, (q) nangka seluas 0,5 ha, (r) kedondong seluas o,1 ha, (s) melinjo seluas 0,5 ha, (t) nenas seluas 4 ha dan (u) jambu klutuk seluas 0,5 ha (Desa Mentaren II, 2011).

Jenis populasi ternak di Desa Mentaren II adalah sebagai berikut: (a) sapi sebanyak 1.250 ekor dengan jumlah pemilik 412 orang, (b) ayam kampung sebanyak 16.000 ekor dengan jumlah pemilik 519 orang, (c) bebek sebanyak 100 ekor dengan jumlah pemilik 50 orang, (d) kambing sebanyak 380 ekor dengan jumlah pemilik 185 orang, (e) angsa sebanyak 6 ekor dengan jumlah pemilik 2 orang. Ketersediaan hijauan makanan ternak di Desa Mentaren II cukup terjamin dengan adanya lahan tanaman pakan ternak seluas 17 ha (Desa Mentaren II, 2011).

Gambar

Tabel 3 Tenaga kerja berdasarkan kelompok umur

Referensi

Dokumen terkait

kerukunan umat beragama ini, melibatkan berbagai pihak. Karena itu, dalam kesempatan ini penulis sampaikan penghar- gaan setinggi-tingginya dan ucapan terimakasih yang tak

Oleh karena itu dilakukan survei geo-penetrating radar untuk melakukan analisis lebih lanjut agar mengetahui benda didalam tanah tersebut supaya hasil volume dan jenis benda

Dam tipe gravitasi dari beton dapat direkomendasikan untuk Dam Ayung dilihat dari penyediaan bahan-bahan bangunan karena bahan-bahan bangunan yang dibutuhkan hampir satu

Sebagai respon, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah, yang bertujuan untuk mengembangkan

Tujuan utama dari Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini, menyelesaikan permasalahan mitra, yaitu dalam pembukuan keuangan usaha dan permasalahan dalam pengemasan

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa objek ilmu dalam Islam tidak semata berkaitan dengan objek fisik atau yang tampak pada indra dan akal manusia.. Namun ia mencakup

Kadar C-Organik tanah meningkat sekitar 7 % dengan penambahan biochar sekam 4 t ha -1 pada Inpara 2.Perlakuan dolomit nyata meningkatkan jumlah gabah per malai

Dari tiga jenis mordan yang digunakan pada kain katun, penggunaan kapur menghasilkan ketahanan luntur warna terhadap sinar paling baik dengan nilai 4 untuk limbah