• Tidak ada hasil yang ditemukan

Solved Problems (taken from tutorials)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Solved Problems (taken from tutorials)"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

L

L

a

a

m

m

p

p

i

i

r

r

a

a

n

n

 

 

K

K

u

u

m

m

p

p

u

u

l

l

a

a

n

n

 

 

S

S

o

o

a

a

l

l

s

s

o

o

a

a

l

l

 

 

T

T

u

u

t

t

o

o

r

r

i

i

a

a

l

l

 

 

d

d

a

a

n

n

 

 

P

P

R

R

 

 

 

 

A

A

n

n

a

a

l

l

i

i

s

s

i

i

s

s

 

 

R

R

e

e

a

a

l

l

 

 

(2)

Solved Problems

(

taken from tutorials

)

1. Apakah f = {<x, y> | x = y2} 2 suatu fungsi?

Jawab:

Untuk menunjukkan bahwa f suatu fungsi, maka perlu diingat kembali definisi fungsi secara matematis, yaitu:

f : XY⇔∀xX, ∃! yY∋ <x, y> ∈f (atau y = f(x))

⇔∀xX, ∋yiY, i > 1, <x, yi> ∈f (atau yi = f(x))

Karena ∃x = 1 ∈X sehingga untuk y1 = –1 dan y2 = 1 berlaku x =y12 dan x = y22, dengan y1≠y2,

maka f bukan fungsi.

2. Apakah f = {<x, y> | y = x2} 2 suatu fungsi?

Jawab: f adalah fungsi Bukti:

Diambil sebarang x1, x2X dengan x1 = x2. Karena y = x2, maka

y1 = f(x1) = x12

dan

y2 = f(x2) = x22.

Karena x1 = x2, maka

x12 = x22

Dari sini, maka f(x1) = f(x2) atau y1 = y2. Jadi, f fungsi.

3. Buktikan bahwa, untuk sebarang himpunan A, BX berlaku

ABBcAc

Bukti:

Pertama, akan dibuktikan ABBcAc

Diketahui AB. Akan dibuktikan BcAc.

Diambil sebarang xBc.

Karena x Bcmaka xB. Karena AB maka xA. Karena xA maka xAc.

Dengan kata lain, terbukti bahwa BcAc.

Kedua, akan dibuktikan ABBcAc

Diketahui BcAc. Akan dibuktikan AB.

Diambil sebarang xA.

Karena xA maka xAc. Karena BcAc maka xBc. Karena xBc maka xB.

Dengan kata lain, terbukti bahwa AB.

4. Buktikan bahwa, untuk sebarang himpunan A, BX berlaku

AB = BA Bukti: ( ~ ) ( ~ ) ( ~ ) ( ~ ) A B A B B A B A A B B A ∆ = ∪ = ∪ = ∆

5. Buktikan bahwa, untuk sebarang himpunan A, BX berlaku

A B = ∅⇔A = B

(3)

Pertama, dibuktikan bahwa A B = ∅⇒A = B. Diketahui A B = ∅ , akan dibuktikan A = B

Karena ( ~ ) ( ~ ) (A B∆ = A B B A = A B c) (∪ ∩B Ac)= ∅ maka ABc = dan BAc =

(bukti langsung, it’s mine)

Karena ABc = maka xA berakibat xBc. Karena xBc maka xB.

Diperoleh ∀xA xB. Jadi, AB.

Karena BAc = maka xB berakibat xAc. Karena xAc maka xA.

Diperoleh ∀xB xA. Jadi, BA. (bukti tidak langsung, with Venn Diagrams illustrated)

Andaikan AB, misal AB. Karena AB, ABc = tetapi B Ac . Kontradiksi

dengan BAc = .

ABc BAc

Misal BA. Karena BA, B Ac = tetapi ABc. Kontradiksi dengan ABc = . BAc ABc

Jadi pengandaian salah, yang benar A = B.

Kedua, dibuktikan bahwa A B = ∅⇐A = B. Diketahui A = B, akan dibuktikan A B = ∅.

( ~ ) ( ~ ) ( ~ ) ( ~ ) A B A B B A A A B B ∆ = ∪ = ∪ = ∅ ∪ ∅ = ∅

6. Jika ς kumpulan himpunan-himpunan. Buktikan bahwa untuk sebarang himpunan BX berlaku ( ) A A B A B A ς ς ∈ ∈ ⎡ ⎤ ∩ = ∩ ⎣

Bukti: dan

dan untuk suatu untuk suatu ( ) . . . . A A A x B A x B x A x B x A A x B A A x B A ς ς ς ς ς ∈ ∈ ∈ ⎡ ⎤ ⎡ ⎤ ∈ ∩ ⇔ ∈ ∈ ⎣ ⎦ ⎣ ⎦ ⇔ ∈ ∈ ∈ ⇔ ∈ ∩ ∈ ⇔ ∈ ∩

7. Jika f : XY fungsi, A, BX dan G, HY. Buktikan bahwa: a) f(AB) = f(A) ∪f(B) b) f Aλ f A

[ ]

λ λ λ ⎡ ⎤ = ⎢ ⎥ ⎣

c) f(AB) ⊂ f(A) ∩f(B). Berikan contohnya! d) Jika f satu-satu, maka f(AB) = f(A) ∩f(B).

X B A X B A X A B X A B

(4)

e) f–1(GH) = f–1(G) f–1(H)

f) f–1(GH) = f–1(G) f–1(H)

g) f–1(Y ~ G) = X ~ f–1(G)

Bukti:

a) Diambil sebarang yf(AB), maka

( ) sehingga ( )

sehingga ( ) atau sehingga ( ) ( ) atau ( . . . . ) ( ) ( ) y f A B x A B y f x x A y f x x B y f x y f A y f B y f A f B ∈ ∪ ⇔ ∃ ∈ ∪ = ⇔ ∃ ∈ = ∃ ∈ = ⇔ ∈ ∈ ⇔ ∈ ∪ b) Diambil sebarang y f Aλ λ ⎡ ⎤ ∈ ⎢ ⎥ ⎣

[ ]

( ), untuk suatu [ ] untuk sua . . tu . y f A y f x x A y f A y f A λ λ λ λ λ λ λ λ ⎡ ⎤ ∈ ⇔ ∈ ∀ ∈ ⎣ ⎦ ⇔ ∈ ⇔ ∈

c) f(AB) ⊂ f(A) ∩f(B). Berikan contohnya!

Diambil sebarang y ∈f(AB) maka terdapat xAB sehingga y = f(x). Karena xAB maka xA dan xB sehingga y = f(x).

Karena terdapat xA sehingga y = f(x) dan terdapat xB sehingga y = f(x) maka xf(A) dan xf(B). Jadi, x f(A) ∩f(B). Contoh: y = f(x) = x2 A = [–1,0] maka f(A) = [0,1] B = [0,1] maka f(B) = [0,1} f(A) ∩f(B) = [0,1] dan AB ={0} f(AB) = {0} Jadi, f(AB) ⊂ f(A) ∩f(B) tetapi f(AB) ⊃f(A) ∩f(B) d) Jika f satu-satu, maka f(AB) = f(A) ∩f(B).

Dari c) telah dibuktikan f(AB) ⊂ f(A) ∩f(B) Sehingga cukup dibuktikan f(AB) ⊃f(A) ∩f(B) Diambil sebarang yf(A) ∩f(B).

Karena yf(A) ∩f(B), maka yf(A) dan yf(B). Karena yf(A) maka terdapat x1∈A sehingga y = f(x1)

Karena yf(B) maka terdapat x2∈B sehingga y = f(x2)

Karena y = f(x1) = f(x2) dan f satu-satu maka x1 = x2.

Sebut x1 = x2 = x.

Diperoleh, xA dan xB sehingga y = f(x).

Jadi terdapat xA dan xB sehingga y = f(x). Karena xA dan xB maka xAB

sehingga y = f(x).

Karena terdapat xAB sehingga y = f(x), maka yf(AB). e) f–1(GH) = f–1(G) f–1(H)

(5)

1 1 1 1 1 ( ) sehingga ( ) atau seh . . . . ingga ( ) ( ) atau ( ) ( ) ( ) x f G H y G H y f x y G y H y f x x f G x f H x f G f H − − − − − ∈ ∪ ⇔ ∃ ∈ ∪ = ⇔ ∃ ∈ ∃ ∈ = ⇔ ∈ ∈ ⇔ ∈ ∪ f) Diambil sebarang xf–1(GH) 1 1 1 1 1 ( ) sehingga ( ) dan sehingga ( ) ( ) dan ( ) ( ) ( ) . . . . x f G H y G H y f x y G y H y f x x f G x f H x f G f H − − − − − ∈ ∩ ⇔ ∃ ∈ ∩ = ⇔ ∃ ∈ ∃ ∈ = ⇔ ∈ ∈ ⇔ ∈ ∩ g) f–1(Y ~ G) = X ~ f–1(G) 1 1 1 1 1 . . . ( ~ ) ~ sehingga ( ) sehingga ( ) dan sehingga ( ) ( ) dan ( ) sehingga ( ) ( ) seh . ingga ( ) ~ ( ) . . c c x f Y G y Y G y f x y Y G y f x y Y y G y f x x f Y x f G y f x x X f G y f x x X f G − − − − − ∈ ⇔ ∃ ∈ = ⇔ ∃ ∈ ∩ = ⇔ ∃ ∈ ∉ = ⇔ ∈ ∉ = ⎡ ⎤ ⇔ ∈ ∩ = ⇔ ∈

8. Misal f : XY fungsi, EX dan HY. Jika f satu-satu, buktikan bahwa:

f–1(f(E)) = E

Bukti:

Pertama, dibuktikan f–1(f(E)) E

Diambil sebarang x1∈f–1(f(E)), maka terdapat yf(E) sehingga y = f(x1).

Karena y f(E), maka terdapat x2∈E sehingga y = f(x2).

Karena y = f(x1) = f(x2) dan f satu-satu, maka x1 = x2. Karena x2∈E, maka x1 = x2∈E.

Kedua, dibuktikan f–1(f(E)) E

Diambil sebarang x E. Karena f fungsi, maka terdapat yf(E) sehingga y = f(x). Karena yf(E) sehingga y = f(x) dan f fungsi, maka xf–1(f(E)).

9. Misal g dan f fungsi dari X ke Y. Buktikan bahwa jika g f satu-satu, maka f satu-satu. Bukti:

Diambil sebarang x1, x2∈X dengan f(x1) = f(x2).

Karena f(x1) = f(x2), maka 1 2 1 2 ( ( )) ( ( )) ( )( ) ( )( ) g f x g f x g f x g f x = =

Karena g f satu-satu, maka x1 = x2. Jadi f satu-satu.

10. Misal g dan f fungsi dari X ke Y. Buktikan bahwa jika g dan f satu-satumaka g f satu-satu. Bukti:

Diambil sebarang x1, x2X dengan (g f x)( ) (1 = g f x)( )2 . Karena (g f x)( ) (1 = g f x)( )2 maka,

g(f(x1)) = g(f(x2)) Karena g satu-satu maka

f(x1) = f(x2)

(6)

Solved Problems

(

taken from tutorials

)

Tutorial #2

A terhitung ⇔A = {x1, x2, x3, …}

A ~ N

⇔ ada korespondensi satu-satu antara A dan N

1. a. Tentukan fungsi bijektif f : NZ untuk membuktikan Z terhitung Jawab:

Didefinisikan fungsi f : NZ dengan aturan 1 , 1, 3,5,... 2 ( ) 2 , 2, 4,6,... 2 n n f n n n + ⎧− = ⎪⎪ = ⎨ = ⎪⎩

(note that, image of f must be in Z and it’s domain in N, quite clear for this case. Unless, we have to define another different functions)

Sebagai contoh,

1 → –1 2 → 0 3 → –2 4 → 1 Jadi, f fungsi bijektif.

Oleh karena itu, Z ~ N. Dengan kata lain, Z terhitung. b. Tentukan fungsi bijektif h : ZN

Jawab:

Perhatikan bahwa domain h adalah Z dan image-nya ada di N. Didefinisikan fungsi h dengan aturan sebagai berikut:

(2 1), 1, 2, 3,... ( ) (2 1), 0,1, 2, 3,... x x h x x x − + = − − − ⎧ = ⎨ + = ⎩ Terlihat h bijektif.

2. Misal fungsi f : NA bijektif dan g : NB bijektif. Tentukan fungsi bijektif h : NAB. Jawab:

Didefinisikan fungsi h dengan aturan sebagai berikut: 1 , 1, 3,5,... 2 ( ) , 2, 4,6,... 2 n f n h n n g n + ⎧ ⎛ ⎞ = ⎜ ⎟ ⎪⎪ ⎝ ⎠ = ⎨ ⎛ ⎞ ⎪ ⎜ ⎟ =⎝ ⎠ ⎩ Jadi, A = {f(1), f(2), f(3),…} dan B = {g(1), g(2), g(3),…}

3. Misal fungsi f : AN bijektif dan g : BN bijektif. Tentukan fungsi bijektif h : A x BN. Jawab:

(7)

2 2 2 2 2( 1) bilangan genap R a c b k l b k l a c + = − + + − = − + + − = ⇔

Jadi, R tidak transitif. Oleh karena itu R bukan relasi urutan parsial. Misal A = ×

Definisikan relasi R pada A sebagai berikut

, R ,

a b c d a d b c

< > < > ⇔ + = +

3. Buktikan bahwa R relasi ekuivalen pada A

Bukti :

Diambil sebarang <a, b>, <c, d>, dan <e, f> ∈A. a) Akan dibuktikan R transitif

Misal <a, b>R<c, d> dan <c, d>R<e,f>. Akan dibuktikan <a, b>R<e, f> atau dibuktikan a + f = b + e. Karena <a, b>R<c, d> maka a + d = b + c ……. (*)

Karena <c, d>R<e, f> maka c + f = d + e …….. (**)

Dari (*) dan (**) diperoleh a + d + c + f = b + c + d + e atau a + f = b + e. Jadi terbukti R transitif

b) Akan dibuktikan R simetri

Misal <a, b>R<c, d>. Akan dibuktikan <c, d>R<a, b> atau dibuktikan c + b = d + a

Karena <a, b>R<c, d> maka a + d = b + cd + a = c + bc + b = d + a

Jadi terbukti R simetri

c) Akan dibuktikan R refleksi, yaitu <a, b>R<a, b>. Karena a + b = b + a maka sesuai definisi R

diperoleh <a, b>R<a, b>

Jadi terbukti R refleksi

Karena terbukti R transitif, simetri, dan refleksi maka terbukti R relasi ekuivalen. 4. Didefinisikan operasi + pada A sebagai berikut

<a, b> + <c, d> = <a + c, b + d> Jika <a, b>R<a’, b’> dan <c, d>R<c’,d’> maka buktikan a b, +c d, R a b', '+c d', '

Bukti : , ', ' , ', ' R ' ' R ' ' a b a b c d c d a b b a c d d c ⇔ + = + ⇔ + = + Diperoleh, ' ' ' ' ( ) ( ' ') ( ) ( ' ') a b c d b a d c a c b d b d a c + + + = + + + + + + = + + +

Jadi, menurut definisi R dan operasi + pada A, diperoleh

, R ' ', ' ' , , R ', ' ', ' a c b d+ + a c b d+ + ⇔ a b+c d a b +c d

5. Misalkan F relasi urutan parsial pada A. Relasi R didefinisikan sebagai berikut:

x R yy F x

Buktikan R relasi urutan parsial pada A. Bukti:

Pertama, dibuktikan R antisimetris

Diambil sebarang x, yA. Misalkan x R y dan y R x. Akan dibuktikan x = y. Karena

x R yy F x

dan

(8)

Karena F urutan parsial maka F antisimetri. Karena y F x dan y F x, dan F antisimetri maka y = x.

Jadi terbukti R antisimetri Kedua, dibuktikan R transitif.

Diambil sebarang x, y, zA. Misalkan x R y dan y R z. Akan dibuktikan x R z. Karena

x R yy F x

dan

y R zz F y

Karena F urutan parsial maka F transitif. Karena y F x dan z F y, dan F transitif maka z F x. Karena

z F x, sesuai dengan definisi R maka x R z.

Jadi terbukti R transitif

Karena terbukti R antisimetri dan transitif maka terbukti R relasi urutan parsial pada A. 6. Misalkan X himpunan dengan operasi/fungsi

P : XxXX dengan aturan P(x, y) = xy dan memenuhi (i) x(yz) = (xy)z (ii) xy = yx (iii) xx = x

Didefinisikan relasi R pada X sebagai berikut

x R yxy = y

Buktikan R relasi urutan parsial pada X

Bukti:

Pertama, dibuktikan R antisimetri

Diambil sebarang x, yX. Misalkan x R y dan y R x. Akan dibuktikan x = y

Karena

x R yxy = y

dan

y R xyx = x

Karena xy = y dan yx = x, maka

yx x= ⇔xy= ⇔y yx = ⇔ =y x y

Jadi terbukti R antisimetri Kedua, dibuktikan R transitif

Diambil sebarang x, y, zX. Misalkan x R y dan y R z. Akan dibuktikan x R z atau dibuktikan bahwa xz = z.

Karena

x R yxy = y

dan

y R zyz = z

Karena xy = y dan yz = z, maka

( ) ( ) yz z xy z z x yz z xz z = = = =

Jadi terbukti R transitif

Karena terbukti R antisimetri dan transitif, maka terbukti R relasi urutan parsial.

0 0 . . sup( ) ( ) , ( ) 0, a A i a x x A ii ε x A x a ε = ⇔ ≥ ∀ ∈ ∀ > ∃ ∈ ∋ > −

(9)

7. Misalkan A⊂ , A≠∅. A terbatas dan didefinisikan

sA = {sa | a A} Buktikan

a) Jika s > 0 maka sup(sA) = s.sup(A) b) Jika s < 0 maka sup(sA) = s.inf(A) Bukti:

a) Misal a = sup(A). Untuk s > 0 akan dibuktikan sup(sA) = sa.

0 0 . . sup( ) ( ) , ( ) 0, s a A i a x x A ii ε x A x a ε = ⇔ ≥ ∀ ∈ ∀ > ∃ ∈ ∋ > −

Karena s > 0, dari (i) dan (ii) diperoleh

sasx atau sat, ∀t = sxsA ………. .. (*) dan, 0 0 0 0, t sx sA t sa ε ε ∀ > ∃ = ∈ ∋ > − ……….. (**) Dari (*) dan (**) terlihat sa = sup(sA).

b) Misal b = inf(A). Untuk s < 0 akan dibuktikan sup(sA) = sb

0 0 ( ) inf( ) ( ) , . . ( ) 0, s b A i x b x A ii ε x A x b ε − = ⇔ ≥ ∀ ∈ ∀ > ∃ ∈ ∋ < +

Karena s < 0, dari (i) dan (ii) diperoleh

sbsx atau sbt, ∀t = sxsA ………. .. (*) dan, 0 0 0 0, t sx sA t sb ε ε ∀ > ∃ = ∈ ∋ > − ……….. (**) Dari (*) dan (**) terlihat sb = sup(sA).

(10)

T

T

u

u

t

t

o

o

r

r

i

i

a

a

l

l

 

 

#

#

3

3

 

 

R

R

e

e

a

a

l

l

 

 

A

A

n

n

a

a

l

l

y

y

s

s

i

i

s

s

 

 

    Khaeroni, S.Si  onny_11_49@yahoo.com      Lisensi Dokumen:  Copyleft on khaeroni.wordpress.com 

Seluruh dokumen di khaeroni.wordpress.com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk  

tujuan bukan komersial (nonprofit) atau akademis (kenaikan pangkat, sertifikasi, dan sebagainya). Dibolehkan  

melakukan penulisan ulang, dengan tanpa mendapatkan ijin terlebih dahulu dari khaeroni.wordpress.com.  

Karena sifatnya bukan referensi, maka diperkenankan juga untuk tidak menyertakan link dari dokumen ini. Penulis  

tidak bertanggung jawab atas segala ketersesatan yang ditimbulkan oleh penggunaan dokumen ini. 

 

 

a, b, cX

• R relasi ekuivalen, jika :

- Transitif, yaitu : a R b dan b R ca R c

- Simetri, yaitu : a R bb R a

- Refleksi, yaitu : a R a

• R relasi urutan parsial (≺), jika :

- Antisimetri, yaitu : a R b dan b R aa = b

- Transitif

• ≺ relasi urutan linear, jika :

a b≺ atau b≺a

Jika ≺ relasi urutan linear pada X maka X disebut himpunan yang terurut linear (terhadap relasi ≺) 1. Berikan contoh himpunan yang terurut linear.

Jawab:

, , , dan adalah himpunan-himpunan terurut linear terhadap relasi < 2. Misal relasi R pada didefinisikan sebagai berikut

x R yx + y = bilangan ganjil Periksa apakah:

a) R relasi ekuivalen? b) R relasi urutan parsial? Jawab:

a) R bukan relasi ekuivalen sebab R tidak simetri. Contoh 1 R 1 karena 1 + 1 bukan bilangan ganjil

b) Diambil sebarang a, b, c∈ dengan a R b dan b R c. Karena

a R ba + b = 2k – 1, k∈ …..… (*)

b R cb + c = 2l – 1, l∈ ……….. (**) Dari (*) dan (**) diperoleh

(11)

2 2 2 2 2( 1) bilangan genap R a c b k l b k l a c + = − + + − = − + + − = ⇔

Jadi, R tidak transitif. Oleh karena itu R bukan relasi urutan parsial. Misal A = ×

Definisikan relasi R pada A sebagai berikut

, R ,

a b c d a d b c

< > < > ⇔ + = +

3. Buktikan bahwa R relasi ekuivalen pada A

Bukti :

Diambil sebarang <a, b>, <c, d>, dan <e, f> ∈A. a) Akan dibuktikan R transitif

Misal <a, b>R<c, d> dan <c, d>R<e,f>. Akan dibuktikan <a, b>R<e, f> atau dibuktikan a + f = b + e. Karena <a, b>R<c, d> maka a + d = b + c ……. (*)

Karena <c, d>R<e, f> maka c + f = d + e …….. (**)

Dari (*) dan (**) diperoleh a + d + c + f = b + c + d + e atau a + f = b + e. Jadi terbukti R transitif

b) Akan dibuktikan R simetri

Misal <a, b>R<c, d>. Akan dibuktikan <c, d>R<a, b> atau dibuktikan c + b = d + a

Karena <a, b>R<c, d> maka a + d = b + cd + a = c + bc + b = d + a

Jadi terbukti R simetri

c) Akan dibuktikan R refleksi, yaitu <a, b>R<a, b>. Karena a + b = b + a maka sesuai definisi R

diperoleh <a, b>R<a, b>

Jadi terbukti R refleksi

Karena terbukti R transitif, simetri, dan refleksi maka terbukti R relasi ekuivalen. 4. Didefinisikan operasi + pada A sebagai berikut

<a, b> + <c, d> = <a + c, b + d> Jika <a, b>R<a’, b’> dan <c, d>R<c’,d’> maka buktikan a b, +c d, R a b', '+c d', '

Bukti : , ', ' , ', ' R ' ' R ' ' a b a b c d c d a b b a c d d c ⇔ + = + ⇔ + = + Diperoleh, ' ' ' ' ( ) ( ' ') ( ) ( ' ') a b c d b a d c a c b d b d a c + + + = + + + + + + = + + +

Jadi, menurut definisi R dan operasi + pada A, diperoleh

, R ' ', ' ' , , R ', ' ', ' a c b d+ + a c b d+ + ⇔ a b+c d a b +c d

5. Misalkan F relasi urutan parsial pada A. Relasi R didefinisikan sebagai berikut:

x R yy F x

Buktikan R relasi urutan parsial pada A. Bukti:

Pertama, dibuktikan R antisimetris

Diambil sebarang x, yA. Misalkan x R y dan y R x. Akan dibuktikan x = y. Karena

x R yy F x

dan

(12)

Karena F urutan parsial maka F antisimetri. Karena y F x dan y F x, dan F antisimetri maka y = x.

Jadi terbukti R antisimetri Kedua, dibuktikan R transitif.

Diambil sebarang x, y, zA. Misalkan x R y dan y R z. Akan dibuktikan x R z. Karena

x R yy F x

dan

y R zz F y

Karena F urutan parsial maka F transitif. Karena y F x dan z F y, dan F transitif maka z F x. Karena

z F x, sesuai dengan definisi R maka x R z.

Jadi terbukti R transitif

Karena terbukti R antisimetri dan transitif maka terbukti R relasi urutan parsial pada A. 6. Misalkan X himpunan dengan operasi/fungsi

P : XxXX dengan aturan P(x, y) = xy dan memenuhi (i) x(yz) = (xy)z (ii) xy = yx (iii) xx = x

Didefinisikan relasi R pada X sebagai berikut

x R yxy = y

Buktikan R relasi urutan parsial pada X

Bukti:

Pertama, dibuktikan R antisimetri

Diambil sebarang x, yX. Misalkan x R y dan y R x. Akan dibuktikan x = y

Karena

x R yxy = y

dan

y R xyx = x

Karena xy = y dan yx = x, maka

yx x= ⇔xy= ⇔y yx = ⇔ =y x y

Jadi terbukti R antisimetri Kedua, dibuktikan R transitif

Diambil sebarang x, y, zX. Misalkan x R y dan y R z. Akan dibuktikan x R z atau dibuktikan bahwa xz = z.

Karena

x R yxy = y

dan

y R zyz = z

Karena xy = y dan yz = z, maka

( ) ( ) yz z xy z z x yz z xz z = = = =

Jadi terbukti R transitif

Karena terbukti R antisimetri dan transitif, maka terbukti R relasi urutan parsial.

0 0 . . sup( ) ( ) , ( ) 0, a A i a x x A ii ε x A x a ε = ⇔ ≥ ∀ ∈ ∀ > ∃ ∈ ∋ > −

(13)

7. Misalkan A⊂ , A≠∅. A terbatas dan didefinisikan

sA = {sa | a A} Buktikan

a) Jika s > 0 maka sup(sA) = s.sup(A) b) Jika s < 0 maka sup(sA) = s.inf(A) Bukti:

a) Misal a = sup(A). Untuk s > 0 akan dibuktikan sup(sA) = sa.

0 0 . . sup( ) ( ) , ( ) 0, s a A i a x x A ii ε x A x a ε = ⇔ ≥ ∀ ∈ ∀ > ∃ ∈ ∋ > −

Karena s > 0, dari (i) dan (ii) diperoleh

sasx atau sat, ∀t = sxsA ………. .. (*) dan, 0 0 0 0, t sx sA t sa ε ε ∀ > ∃ = ∈ ∋ > − ……….. (**) Dari (*) dan (**) terlihat sa = sup(sA).

b) Misal b = inf(A). Untuk s < 0 akan dibuktikan sup(sA) = sb

0 0 ( ) inf( ) ( ) , . . ( ) 0, s b A i x b x A ii ε x A x b ε − = ⇔ ≥ ∀ ∈ ∀ > ∃ ∈ ∋ < +

Karena s < 0, dari (i) dan (ii) diperoleh

sbsx atau sbt, ∀t = sxsA ………. .. (*) dan, 0 0 0 0, t sx sA t sb ε ε ∀ > ∃ = ∈ ∋ > − ……….. (**) Dari (*) dan (**) terlihat sb = sup(sA).

(14)

T

T

u

u

t

t

o

o

r

r

i

i

a

a

l

l

 

 

#

#

4

4

 

 

R

R

e

e

a

a

l

l

 

 

A

A

n

n

a

a

l

l

y

y

s

s

i

i

s

s

 

 

    Khaeroni, S.Si  onny_11_49@yahoo.com      Lisensi Dokumen:  Copyleft on khaeroni.wordpress.com 

Seluruh dokumen di khaeroni.wordpress.com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk  

tujuan bukan komersial (nonprofit) atau akademis (kenaikan pangkat, sertifikasi, dan sebagainya). Dibolehkan  

melakukan penulisan ulang, dengan tanpa mendapatkan ijin terlebih dahulu dari khaeroni.wordpress.com.  

Karena sifatnya bukan referensi, maka diperkenankan juga untuk tidak menyertakan link dari dokumen ini. Penulis  

tidak bertanggung jawab atas segala ketersesatan yang ditimbulkan oleh penggunaan dokumen ini. 

 

 

(Barisan Konvergen)

<xn> konvergen ke a⇔ (∀ε > 0)(∃N)∋(|xna| < ε)(∀nN)

1. Tentukan bilangan asli N sehingga ∀nN berlaku a) 1 1 1 2 n n+ − < b) 2 1 1 3 n n+ − < Jawab: a) 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 2 n n n n n n n n − − − < ⇔ < + + ⇔ < ⇔ + > ⇔ > +

N adalah bilangan asli dengan N > 1

b) 2 1 2 1 1 3 1 3 1 2 1 2 2 3 1 3 2 n n n n n n n n − − − < ⇔ < + + ⇔ < ⇔ + > ⇔ > +

N adalah bilangan asli dengan N > ½ 2. Buktikan bahwa barisan 1

n

⎧ ⎫ ⎨ ⎬

⎩ ⎭ konvergen ke 0.

Bukti:

Diambil sebarang ε > 0. Kemudian pilih bilangan asli N sedemikian sehingga N 1 1

N ε ε > ⇔ < . Maka ∀nN berlaku 1 1 1 0 n− = ≤n N

Jadi, untuk setiap ε > 0 terdapat bilangan asli N dengan N 1 ε > sehingga ∀nN berlaku 1 0 n− <ε Terbukti bahwa 1 n ⎧ ⎫ ⎨ ⎬ ⎩ ⎭ konvergen ke 0.

 

(15)

3. Buktikan bahwa barisan

{ }

n n=1 tidak konvergen. Bukti:

Andaikan {n} konvergen, misalkan konvergen ke L. Karena {n} konvergen ke L, maka ∀ε > 0, ∃N

∋∀nN berlaku |nL| < ε. Karena ε sembarang misalkan diambil 1 2

ε = . Diperoleh, 1 1

2 2

L− < < +n L

Artinya setiap bilangan asli n terletak pada selang yang panjangnya 1. Hal ini tidak mungkin, karena tidak ada bilangan asli yang demikian. Sehingga pengandaian salah, haruslah {n} tidak konvergen.

 

4. Buktikan bahwa barisan {xn} yang konvergen ke l merupakan barisan Cauchy.

Bukti:

Diambil sebarang ε > 0. Karena {xn} konvergen l. Maka ∃N sehingga

|xnl| < ε/2, ∀nN dan |xml| < ε/2, ∀mN

Untuk N di atas, maka n, mN sehingga

| | |( ) ( )| | | | | 2 2

n m n m n m

xx = x − −l x − ≤l x − +l x − < + =l ε ε ε

5. Buktikan bahwa barisan Cauchy terbatas. ({xn} terbatas ⇔∃M > 0, ∋ |xn| ≤M, ∀nN) Bukti:

Misalkan {xn} barisan Cauchy. Karena {xn} barisan Cauchy maka ∀ε > 0, ∃N |xnxm| < ε untuk

setiap n, mN.

Untuk nN berlaku xn = (xnxN)+xNxnxN + xN < +ε |xN|

Untuk n < N, pilih k = maks{|x1|, |x2|, . . ., |xN–1|} sehingga |xn| ≤k, ∀n < N

Dari sini, pilih M = maks{ε + |xN|, k}, maka ∀nN, |xn| ≤M.

6. Jika {xn} terbatas dan {yn} konvergen ke 0, buktikan {xnyn} konvergen ke 0.

Bukti:

Diambil sebarang ε > 0.

Karena {xn} terbatas, maka ∃M > 0, ∋ |xn| ≤M, ∀nN

Karena {yn} konvergen 0, maka ∃N sehingga ∀nN, berlaku |yn – 0| < ε/M atau |yn| < ε/M

Untuk N di atas, maka ∀nN berlaku

|xnyn – 0| = |xnyn| = |xn||yn| < M.ε/M = ε.

Jadi terbukti {xnyn} konvergen ke 0.

7. Jika p bilangan prima, buktikan bahwa p bukan bilangan rasional Bukti:

Andaikan p bilangan rasional, maka ∃m n, ∈] sehingga p m n

= dengan (m, n) = 1. Dari sini

2 2 2 2 m p m pn n = ⇔ =

Sehingga m2 kelipatan p. Dari sini m kelipatan p. Sebab, jika m bukan kelipatan p, maka ∃ ∈k ]

sehingga m = kp dan m2 = (k2p)p = tp, t = m2p ] yang berarti m2 bukan kelipatan p. Kontradiksi,

jadi m kelipatan p. Hal yang sama, didapat n kelipatan kelipatan p. Jadi (m, n) = p. Kontradiksi, jadi

(16)

8. Buktikan bahwa tidak ada bilangan rasional x sehingga x2 = 2.

Bukti:

Andaikan ada bilangan rasional x sehingga x2 = 2.

Karena x rasional maka x = m/n untuk suatu ,m n∈] dengan (m, n) = 1. Dari sini maka

m2/n2 = 2 m2 = 2n2.

Jadi m2 bil genap. Dari sini m genap. Sebab, jika m ganjil, yaitu m = 2k + 1 untuk suatu k∈] maka

m2 = (2k +1)2 = 4k2 + 4k + 1 = 2(2k2 + 2k) + 1 yang berarti m2 ganjil. Kontradiksi, haruslah m

genap. Hal yang sama diperoleh n genap. Akibatnya (m, n) = 2. Kontradiksi, jadi tidak ada bilangan rasional x sehingga x2 = 2. (Himpunan Buka) A buka di \ ⇔∀xA, ∃δ > 0 ∋B(x, δ) ⊂A 9. Buktikan (1, 2) buka di \ Bukti: Ambil sebarang x∈ (1, 2) Akan dibuktikan ∃δ > 0 ∋B(x, δ) ⊂ (1, 2) Pilih δ = min{x – 1, 2 – x}

Akan dibuktikan bahwa B(x, δ) ⊂ (1, 2) Misal tB(x, δ). Maka, ( 1) (2 ) 1 2 x t x x x t x x t δ δ − < < + − − < < + − < < t∈ (1, 2). 10. Buktikan (a, b) buka di \ Bukti:

Diambil sebarang x∈ (a, b), maka a < x < b. Akan dibuktikan ∃δ > 0 ∋B(x, δ) ⊂ (a, b) Pilih δ = min{|xa|, |bx|}

Akan dibuktikan bahwa B(x, δ) ⊂ (a, b) Maka ∀tB(x, δ) berlaku, |t x− <| δ .

Jika |xa| < |bx|, maka (xa)2 – (bx)2 < 0 (xa + bx)(xab + x) < 0

⇔ (ba)(2x – (a + b)) < 0. Karena ba > 0 maka 2x < a + b⇔ 2xa < b dan, |tx| < |xa|

(t x)2 – (xa)2 < 0

(tx + xa)(txx + a)<0

(ta)(t – 2x + a)< 0 diperoleh a < t < 2xa < b.

Jika |bx| < |xa|, maka (bx)2(xa)2 < 0 (bx + xa)(bxx + a) < 0

⇔ (ba)(2x – (a + b)) > 0. Karena ba > 0 maka 2x > a + ba < 2xb dan, |tx| < |bx|

(tx)2 – (bx)2 < 0

(tx + bx)(txb + x)<0

(t – 2x + b)(tb)< 0 diperoleh a < 2xb < t < b.

(17)

T

T

u

u

t

t

o

o

r

r

i

i

a

a

l

l

 

 

#

#

5

5

 

 

R

R

e

e

a

a

l

l

 

 

A

A

n

n

a

a

l

l

y

y

s

s

i

i

s

s

 

 

    Khaeroni, S.Si  onny_11_49@yahoo.com      Lisensi Dokumen:  Copyleft on khaeroni.wordpress.com 

Seluruh dokumen di khaeroni.wordpress.com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk  

tujuan bukan komersial (nonprofit) atau akademis (kenaikan pangkat, sertifikasi, dan sebagainya). Dibolehkan  

melakukan penulisan ulang, dengan tanpa mendapatkan ijin terlebih dahulu dari khaeroni.wordpress.com.  

Karena sifatnya bukan referensi, maka diperkenankan juga untuk tidak menyertakan link dari dokumen ini. Penulis  

tidak bertanggung jawab atas segala ketersesatan yang ditimbulkan oleh penggunaan dokumen ini. 

 

 

(Himpunan Buka dan Tutup)

G buka di \ ⇔∀xG, ∃δ > 0 ∋B(x, δ) ⊂G

1. Jika A dan B buka di \, maka buktikan A B× buka di \2.

Bukti :

Misal x∈ ×A B maka x = (a, b), aA dan bB. Akan dibuktikan ∃δ > 0, ∋B(x, δ) ⊂ A B× . Karena A buka dan a A maka ∃δ1 > 0 ∋B(a, δ1) ⊂A

Karena B buka dan bB maka ∃δ2 > 0 ∋B(b, δ2) ⊂B

Pilih δ = min{δ1, δ2}. Tinggal dibuktikan B(x, δ) ⊂ A B× .

Misal t =( , )t t1 2B x( , )δ maka 2 2 1 2 (ta) +(tb) <δ Di lain pihak 2 2 1 ( 1 ) ( 2 ) 1 t − ≤a ta + tb < <δ δ artinya t1B a( , )δ1 sehingga t1∈A. Dan 2 2 2 ( 1 ) ( 2 ) 2 t − ≤b ta + tb < <δ δ artinya t2B b( , )δ2 sehingga t2∈B.

Jadi, t1∈A dan t2∈B. Sehingga t =( , )t t1 2 ∈ ×A B. Jadi, A B× buka di 2 \ . tutup di dan (jelas) Jika maka F F F F F F F x F x F ⇔ = ⇔ ⊂ ⊂ ⇔ ∈ ∈ \ 0, | | x F∈ ⇔ ∀ > ∃ ∈ ∋ − <δ y F y x δ

2. Jika A dan B tutup di \ maka A B× tutup di \2.

Bukti:

Misal x =( , )a b ∈ ×A B

(18)

Karena x =( , )a b ∈ ×A B maka ∃ =y ( ,y y1 2)∈ ×A B ∋ 2 2 1 2 (ya) +( yb) <δ Karena 2 2 1 ( 1 ) ( 2 ) y − ≤a ya + yb

dan y1A, maka menurut definisi a A∈ . Karena A tutup, maka aA. Karena

2 2

2 ( 1 ) ( 2 )

y − ≤b ya + yb

dan y2B, maka menurut definisi b B∈ . Karena B tutup, maka bB. Jadi, aA dan bB. Sehingga x =( , )a b ∈ ×A B

3. x F∈ ⇔ ∃

( )

yn ⊂ ∋F ynx Bukti: ⇒) Misal x F∈ , maka ∃ynF∋ |ynx| < 1 n =δ Karena 1 n ⎧ ⎫ ⎨ ⎬

⎩ ⎭ konvergen ke 0, maka untuk ε > 0 yang diberikan ∃N

1 n <ε, ∀nN. Jadi ∀nN 1 n y x n ε − < < Sehingga ynx

⇐) Misal δ > 0 diberikan dan ∃ynF sehingga ynx.

Karena ynx maka ∃N∋ |ynx| < δ, ∀nN. pilih y = ynF sehingga diperoleh |yx| < δ

Jadi, jika A = (0,1) Apakah 0∈A? Dipilih yn 1 (0,1) yn 0 n = ∈ ⇒ → . Jadi, 0∈A. Apakah 1∈A? Dipilih yn 1 1 (0,1) yn 1 n = − ∈ ⇒ → . Jadi, 1∈A. 4. _ \= (_≠ ∅. Jadi _ tidak tertutup)

Bukti:

i) x∈_ ⇒∃yn∈ _ ∋ynx

Karena yn∈ _ maka yn∈ \, sehingga x∈ \. ii) x∈\ ⇒x – δ, x + δ∈ \, ∀δ > 0.

Akibat dari Sifat Archimedes

⇒∃y∈ _ ∋x – δ < y < x + δ, ∀δ > 0 ⇒∃y∈ _ ∋ |yx| < δ, ∀δ > 0 ⇒ x∈_ 5. Misal :f \→\kontinu Buktikan B=

{

x∈\| ( ) 0f x =

}

tertutup Bukti:

Cukup dibuktikan bahwa BB.

Diambil sebarang x B∈ , maka ∃(yn) ⊂B sehingga ynx.

(19)

Karena f kontinu dan ynx maka f(yn) →f(x)

Karena f(yn) = 0 maka f(x) = 0. Artinya xB. Jadi, terbukti bahwa B tertutup.

(Fungsi Kontinu)

f kontinu di x⇔∀ε > 0,∀ ∈y \, ∃δ > 01 dengan |xy| < δ sehingga |f(x) – f(y)| < ε

f kontinu pada Af kontinu ∀xA

6. f(x) = x2

a) f kontinu seragam pada (0, 1) (δ tidak bergantung pada x) Bukti:

Diambil sebarang ε > 0 dan x, y∈ (0, 1). Pilih δ = ε/2 dengan |xy| < δ, maka2

(

)

2 2 ( ) ( ) | | | | 2| | 2 f xf y = xy = −x y x+ < −y x y x + y < x− <y δ ε< b) f kontinu pada \ Konstruksi bukti: Misal |xy| < 1, maka 2 2 1 2 x+ = + ≤ − +y y x y x x = − +x y x < + x Sehingga

(

)

( ) ( ) | | 1 2 f xf yx+ <y δ + x <ε Bukti:

Diambil sebarang ε > 0 dan ,x y∈\. Pilih min 1, 1 2x ε δ = ⎧⎪ ⎫⎪ + ⎪ ⎪ ⎩ ⎭ dengan |xy| < δ, maka

(

)

2 2 ( ) ( ) | | 1 2 f xf y = xy = −x y x+ <y δ x+ <y δ + x

c) f tidak kontinu seragam pada \

Bukti:

Pilih ε = 1, dan untuk setiap δ > 0

1 1 dan 2 x y δ δ δ = = + Sehingga 1 1 2 2 y x δ δ δ δ δ − = + − = < . Tetapi, 2 2 2 2 2 2 1 1 ( ) ( ) 1 1 1 4 4 f x f y x y δ δ ε δ δ − = − = − − − = + > =

Bagi setiap lisan yang telah terkunci, bahkan sampai kepada hatinya…Maka izinkan dan biarkanlah selembar pengaduan ini menjadi kata maaf yang sangat tulus…Namun, jika ia terlambat dan terkunci sudah segala pengabulan maaf, maka biarkanlah lembaran ini hanya menjadi baris yang memperindah keranjang sampah. Gunakanlah, jika ia berkenan memaafkan…dan buanglah, jika memang tidak berkenan…Namun percayalah, aku akan tetap mendo’akan kebaikan bagi kita semua…engkau suka atau tidak suka...

"Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami,

sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang". (T.Q.S 59:10)

1 pemilihan δ bergantung pada ε dan x

(20)

T

T

u

u

t

t

o

o

r

r

i

i

a

a

l

l

 

 

#

#

6

6

 

 

R

R

e

e

a

a

l

l

 

 

A

A

n

n

a

a

l

l

y

y

s

s

i

i

s

s

 

 

    Khaeroni, S.Si  onny_11_49@yahoo.com      Lisensi Dokumen:  Copyleft on khaeroni.wordpress.com 

Seluruh dokumen di khaeroni.wordpress.com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk   tujuan bukan komersial (nonprofit) atau akademis (kenaikan pangkat, sertifikasi, dan sebagainya). Dibolehkan   melakukan penulisan ulang, dengan tanpa mendapatkan ijin terlebih dahulu dari khaeroni.wordpress.com.   Karena sifatnya bukan referensi, maka diperkenankan juga untuk tidak menyertakan link dari dokumen ini.     Penulis tidak bertanggung jawab atas segala ketersesatan yang ditimbulkan oleh penggunaan dokumen ini. 

 

 

(Tipe Fσ dan Gδ)

Himpunan D memiliki tipe Fσ jika

1 i i D F ∞ = =

, Fi tertutup1.

Himpunan B memiliki tipe Gδ jika

1 i i B G ∞ = =

, Gi terbuka2.

1. Setiap himpunan tertutup memiliki tipe Fσ

Bukti :

Misal F himpunan tertutup, maka

1 ... i i F F F ∞ = = ∪∅ ∪∅ ∪∅ =

dengan F1 = F, F2 = F3 = F4 = . . . = ∅ tertutup

2. Setiap himpunan terbuka memiliki tipe Gδ

Bukti:

Misal G himpunan terbuka, maka

1 ... i i G GG = = ∩ ∩ ∩ ∩ =

dengan G1 = G, G2 = G3 = G4 = . . . = terbuka.

3. Tidak semua himpunan yang memiliki tipe Fσ adalah tutup

Contoh:

(

]

1 1 0,1 ,1 n n ∞ = ⎡ ⎤ = ⎣ ⎦

(0,1] memiliki tipe Fσ tetapi (0,1] tidak tutup.

1 Gabungan terhitung dari himpunan-himpunan tutup

(21)

4. Tidak semua himpunan yang memiliki tipe Gδ adalah buka Contoh:

(

]

1 1 0,1 0,1 n n ∞ = ⎛ ⎞ = + ⎝ ⎠

(0,1] memiliki tipe Gδ tetapi (0,1] tidak buka.

5. Buktikan memiliki tipe Fσ

Bukti: , m n m n ∈ ⎧ ⎫ = ⎨ ⎬ ⎩ ⎭

m n ⎧ ⎫ ⎨ ⎬

⎩ ⎭ tutup, sehingga memiliki tipe Fσ

6. Setiap selang hingga memiliki tipe Fσ

Bukti:

( )

[ ]

[ ]

(

]

[

)

1 1 , , , , 1 , , 1 , , a b a b n n a b a b a b a b n a b a b n ⎡ ⎤ = + − ⎣ ⎦ = ⎡ ⎤ = + ⎣ ⎦ ⎡ ⎤ = ⎣ ⎦

7. Setiap selang memiliki tipe Gδ

Bukti:

( )

( )

[ ]

(

]

[

)

, , 1 1 , , 1 , , 1 , , a b a b a b a b n n a b a b n a b a b n = ⎛ ⎞ = − + ⎝ ⎠ ⎛ ⎞ = + ⎝ ⎠ ⎛ ⎞ = ⎝ ⎠

8. Jika A memiliki tipe Fσ maka buktikan Ac memiliki tipe Gδ

Karena A memiliki tipe Fσ, maka :

1 2 3 1 ... i i A F F F F ∞ = =

= ∪ ∪ ∪ ; Fi tertutup.

Menggunakan sifat DeMorgan, diperoleh :

(

1 2 3

)

1 2 3 1 ... ... c c c c c c i i A F F F F F F F ∞ = = ∪ ∪ ∪ = ∩ ∩ ∩ =

Karena Fi tertutup, maka Fic terbuka.

Menurut definisi, Ac memiliki sifat G

(22)

9. Setiap selang tak hingga memiliki tipe Fσ

(

)

(

)

(

]

[

]

1 , , 1 , , , , a n a n a a n n n n ⎡ ⎤ −∞ = − − ⎣ ⎦ ⎡ ⎤ ∞ = + ⎣ ⎦ −∞ ∞ = −

(Ukuran Luar dan Himpunan Terukur)

Ukuran luar dari himpunan A

* ( ) inf ( ) n n A I m A l I ⊂ =

E disebut himpunan terukur jika untuk setiap A berlaku:

* ( ) * ( ) * ( c) m A =m A E∩ +m A E∩ 10. Tentukan m*(A), jika a) A = {1} b) A = [0,1] Jawab :

a) Misal {In} koleksi selang-selang buka menyelimuti A. Misal In = {1} In = (0,2) dst * ( ) inf ( ) 0 n n A I m A l I ⊂ =

= ∪

b) Misal {In} koleksi selang-selang buka yang menyelimuti A. Dapat dipilih

1 1 ,1 n I n n ⎛ ⎞ = − + ⎝ ⎠ l(In) = 1 2 n + (infimumnya 1) * ( ) inf ( ) 1 n n A I m A l I ⊂ =

= ∪

11. Jika A terhitung, maka buktikan m*(A) = 0 Bukti :

Karena A terhitung, maka :

A = {x1, x2, . . . } A = 1 { }i i x ∞ =

(

)

(

)

1 * ( ) * { }i * { }i i m A m x m x ∞ = =

Karena m*({xi}) = 0, untuk setiap i, maka m*(A) = 0.

12. Misalkan himpunan A dan ε > 0 diberikan. Buktikan bahwa ada himpunan buka O sehingga AO

dan

m*(O) ≤m*(A) + ε

Bukti :

Misal {In} koleksi terhitung dari selang-selang buka yang menyelimuti A.

* ( ) inf ( ) n n A I m A l I ⊂ =

(23)

( )n * ( ) l Im A

Karena * ( ) inf ( ) n n O I m O l I ⊂ =

∪ maka * ( ) ( )n m O

l I Sehingga * ( ) * ( ) m Om A

13. Jika E dan F terukur, buktikan EF terukur. Bukti :

Misalkan A sembarang himpunan diberikan

Akan dibuktikan bahwa m*(A) = m*(AEF) + m*(A∩ (EF)c)

Karena E terukur maka

m*(AF) = m*(AFE) + m*(AFEc) ………. (1)

Karena F terukur maka

m*(A) = m*(AF) + m*(AFc) ……….(2)

Dari (*) dan (**) diperoleh,

m*(A) = m*(AFE) + m*(AFEc) + m*(AFc) ………(3) Misal B = A∩ (EF)c. Diperoleh : BF = (A∩ (EcFc)) F = ((AEc) (AFc)) F = ((AEcF) (AFcF) = AEcF = (AF) Ec ……….. (4) dan BFc = (A (EcFc)) Fc = ((AEc) (AFc)) Fc = ((AEcFc) (AFcFc) = (A∩ (EF)c) (AFc) = AFc……….……. (5)

Karena F terukur, maka

m*(B) = m*(BF) + m*(BFc)

Dengan mensubstitusi (4) dan (5) ke persamaan di atas, diperoleh

m*(A∩ (EF)c) = m *((AF) Ec) + m*(AFc) ……….. (6)

Sehingga, dari (3) dan (6) diperoleh

m*(A) = m*(AEF) + m*(A∩ (EF)c)

seperti yang diminta.

Bagi setiap lisan yang telah terkunci, bahkan sampai kepada hatinya…Maka izinkan dan biarkanlah selembar pengaduan ini menjadi kata maaf yang sangat tulus…Namun, jika ia terlambat dan terkunci sudah segala pengabulan maaf, maka biarkanlah lembaran ini hanya menjadi baris yang memperindah keranjang sampah. Gunakanlah, jika ia berkenan memaafkan…dan buanglah, jika memang tidak berkenan…Namun percayalah, aku akan tetap mendo’akan kebaikan bagi kita semua…engkau suka atau tidak suka...

"Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami,

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan cara meningkatkan kemampuan berbicara anak usia 4-5 tahun melalui metode karya wisata

Wakil Ketua DPP Andreas Adi Loviantoro yang mewakili Pastor Paroki RD Marselinus Wahyu Dwi Harjanto mengatakan, pelatihan ini sangat bagus dan diharapkan para peserta bisa

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah kedelai, isolat protein kedelai, kedelai yang ditambahkan dekstrin, serta dua puluh produk minuman bubuk komersial berbasis

.Berdasarkan hasil Output ArcGIS (Geometry Informindo System) potensi penyebab terjadinya gangguan trip pada penyulang parangbanua adalah pohon dan tanaman yang

Lingkungan Eksternal Lingkungan Internal Lingkungan Sosial Lingkungan Tugas Misi Tujuan Strategi Kebijakan Program/ Kegiatan Internal Struktur Budaya SDO Anggaran

test meter Data skala rotameter Volume udara dan waktu Ulangi dengan variasi skala rotameter lain Hubungkan kembali selang output rotameter dengan kolom. Ukur

27 Benar bahwa pengkajian secara komprehensif terhadap sumber ajaran Islam, baik al-Quran maupun hadis, akan menjurus kepada sebuah kesimpulan bahwa Islam telah

Dari hasil uji regresi yang telah dilakukan dapat diperoleh kesimpulan bahwa mekanisme CG yang diwakili oleh kepemilikan manajerial, proporsi outside directors, dan jumlah BOD