• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI METODE KARYA WISATA PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TAMAN KANAK-KANAK AISYAH LUBUKLINGGAU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI METODE KARYA WISATA PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TAMAN KANAK-KANAK AISYAH LUBUKLINGGAU"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK

MELALUI METODE KARYA WISATA PADA

ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TAMAN

KANAK-KANAK AISYAH

LUBUKLINGGAU

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Sarjana Kependidikan Bagi

Guru Dalam Jabatan PAUD FKIP Universitas Bengkulu

Oleh : Rodiyana NPM A1I 112 018

PROGRAM SARJANA (SI)

KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2014

(2)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :

Kesusahan dan kepayahan dalam hidup adalah sebuah proses

kematangan menuju kesuksesan

Persembahan :

Kupersembahkan skripsi ini untuk orang-orang yang begitu menyayangi dan

mencintaiku:

1. Untuk almarhum ayahku tercinta Hasan Basri (Alm) terimakasih atas

ridhonya karena sekarang aku dapat menyampaikan impian almarhum semasa

hidup.

2. Untuk ibuku tercinta Asni yang telah memberikan doa, semangat dan

semuanya untuk keberhasilanku.

3. Ayukku ningsih,kakakku asbullah,adik-adikku heni sriwandari dan noveli

terima kasih telah mendukung setiap keberhasilanku

4. Kakak dan ayuk iparku ( wawan dan eva) terima kasih kalian juga telah

memberikan semangat untuk setiap langkahku

5. Keponakanku tercinta (engki, damar, alga, alin, sifa dan safa) terimakasih

kalian telah membuat tante tersenyum di saat tante letih

6. Teman-teman seperjuanganku (mbak Emilda, Ria Puspita Sari, Rita, Wiwin,

Riswanti dan Dede) terima kasih telah membantu dalam penyelesaian skripsi

ini dan ingatlah perjuangan kita masih panjang

7. Kak Aswin yang telah memberikan banyak masukan dalam penyelesaian

Skripsi ini.

8. Almamater Universitas Bengkulu yang telah mendewasakanku dalam berpikir

dan berbuat.

(3)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI METODE KARYAWISATA PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TAMAN

KANAK-KANAK AISYAH LUBUKLINGGAU Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak usia 4-5 tahun melalui metode karya wisata di TK Aisyah Lubuklinggau dan memperbaiki kualitas kemampuan guru dalam meningkatkan kemampuan berbicara anak usia 4-5 tahun. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian adalah anak usia 4-5 tahun di TK Aisyah yang berjumlah 15 orang yang terdiri dari 9 perempuan dan 6laki – laki. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus dan setiap siklusnya dilakukan 3 kali pertemuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah persentase untuk aspek kejelasan pada siklus pertama yaitu 53% dan pada siklus kedua meningkat menjadi 73%, untuk aspek kelancaran pada siklus pertama yaitu 53% dan pada siklus kedua meningkat menjadi 73%, untuk aspek penyampaian isi pada siklus pertama yaitu 46% dan pada siklus kedua meningkat menjadi 73%. Oleh karena itu disarankan kepada guru TK Aisyah untuk menggunakan metode karya wisata dalam meningkatkan kemampuan berbicara anak.

(4)

INCREASING ABILITY OF PASS S PEAKING CHILDREN WITH EXERTION TALKING AXIBILITY CHILDREN WITH TRAVELING METHODE AT 4th- 5th YEARS IN AISYAH PLAY GROUP LUBUKLINGGAU

Abstract

The riset to propused to exertion talking axibility at 4th-5th years with travelling method at Aisyah Play Group Lubuklinggau and to teachers quality rehab into exerted talking axibility at 4th-5th years. The riset is class action riset with subject is 4th-5th children at Aisyah populated 15 children is 9 daughter and 6 boys. The riset is 2 cyclus and a cyclus is 3 meeted. The result is totaly to clear criteria at 1st is 53% and at 2nd exerted make 73%, the criteria about countent at 1st cyclus is 46% and 2nd exerted 73%. So the contributed for Aisyah Play Group to used travelling into exerted talking axibility.

(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sholawat dan salam semoga tetap dilimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, keluarga, para sahabat dan pengikutnya sebagai penuntun akhlak/budi pekerti yang baik. Adapun skripsi ini telah diselesaikan dengan judul ”Meningkatkan

Kemampuan Berbicara Anak Melalui Metode Karyawisata Pada Anak Usia 4-5 Tahun Di Taman Kanak-Kanak Aisyah Lubuklinggau”.

Selanjutnya skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana pendidikan pada jurusan Pendidikan Anak Usia Dini pada Program Sarjana Kependidikan Bagi Guru Dalam Jabatan (SKGJ) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu. Alhamdulillah berkat bantuan berbagai pihak, baik bersifat moril maupun materil, sehingga kekurangpahaman yang terdapat didalam penulisan skripsi ini dapat diatasi dengan kemampuan yang ada. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan didalam penyusunan skripsi ini, terutama kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. Rambat Nur Sasongko, MPd. selaku Dekan FKIP Universitas Bengkulu.

2. Dr. I. Wayan Dharmayana, M.Psi. selaku ketua Program SKGJ FKIP Universitas Bengkulu

(6)

3. Dra. Saparahayuningsih, M.Pd Kons. selaku Dosen pembimbing utama Skripsi

4. Drs. Amrul Bahar, M.Pd. selaku dosen pembimbing pendamping Skripsi 5. Kepala TK Aisyah Kota Lubuklinggau yang telah memberikan izin untuk

melakukan penelitian.

6. Ibu tercinta yang selalu mendukung dan doanya tercurah untuk keberhasilanku

7. Rekan-rekan seperjuangan yang banyak memberikan bantuan dan masukan serta saran-saran yang bersifat membantu penyelesaian Skripsi ini.

Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca serta dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Dengan segala kerendahan hati, penulis sangat mengharapkan kritik ataupun saran yang sifatnya membangun, baik yang disampaikan secara lisan maupun tertulis untuk dapat dipakai sebagai pedoman perbaikan isi skripsi.

Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga , semoga amal baik dari semua pihak akan mendapat ganjaran yang setimpal dari Allah SWT.

Lubuklinggau, Juni 2014 Penulis,

(7)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Rodiyana

Npm : A1I 112 018

Judul Skripsi: Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Metode Karyawisata Pada Anak Usia 4-5 Tahun di Taman Kanak-Kanak Aisyah Lubuklinggau.

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dari Program Sarjana Kependidikan Bagi Guru Dalam Jabatan (Program SKGJ) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu, seluruhnya merupakan hasil karya saya sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan Skripsi yang saya kutip dari hasil karya orang lain, telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian skripsi ini bukan hasil karya saya sendiri, atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya sandang dasn sanksi-sanksi lainnya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Lubuklinggau, Juni 2014 Yang membuat pernyataan

Rodiyana

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

SURAT PERNYATAAN ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah dan Fokus Penelitian ... 5

D. Perumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Hasil Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A.Kajian Teori ... 7

1. Pengertian Kemampuan Berbicara ... 7

2. Tujuan Berbicara ... 9

3. Metode Karyawisata ... 10

4. Tujuan dan Manfaat Karyawisata ... 13

5. Kelebihan dan Kekurangan Metode Wisata ... 13

(9)

B. Kajian Penelitian Yang Relevan ... 15

C. Kerangka Berfikir ... 16

D. Hipotesis Tindakan ... 17

BAB III METODE PENELITIAN ... 18

A. Jenis dan Desain Penelitian ... 19

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 19

C. Subjek Penelitian ... 20

D. Jenis Tindakan ... 20

E. Teknik Pengumpulan Data ... 23

F. Instrumen ... 24

G. Teknik Analisis Data ... 27

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 28

A. Prosedur dan Hasil Penelitian ... 28

B. Pembahasan ... 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 44

A. Kesimpulan ... 46

B. Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 46

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 47

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas... 20

Tabel 3.2 Lembar Observasi Anak ... 24

Tabel 3.3 Lembar Observasi Guru ... 26

Tabel 4.1 Hasil Observasi Anak Siklus I ... 30

Tabel 4.2 Lembar Observasi Guru Siklus I ... 32

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Berpikir ... 17 Gambar 2 Model Penelitian Kemmis Tagart ... 19

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas... 48

Lampiran 2 Data Anak usia 4-5 Tahun TK Aisyah ... 49

Lampiran 3 Daftar Pembagian Tugas ... 50

Lampiran 4 Surat Penelitian ... 51

Lampiran 5 Surat Pernyataan Teman Sejawat ... 52

Lampiran 6 Rencana Kegiatan Harian Siklus I Pertemuan I ... 53

Lampiran 7 Rencana Kegiatan Harian Siklus I Pertemuan 2 ... 55

Lampiran 8 Rencana Kegiatan Harian Siklus I Pertemuan 3 ... 57

Lampiran 9 Rencana Kegiatan Harian Siklus II Pertemuan 1 ... 59

Lampiran 10 Rencana Kegiatan Harian Siklus II Pertemuan 2 ... 61

Lampiran 11 Rencana Kegiatan Harian Siklus II Pertemuan 3 ... 63

Lampiran 12 Instrumen Anak Siklus I Pertemuan I ... 65

Lampiran 13 Instrumen Anak Siklus I Pertemuan 2 ... 64

Lampiran 14 Instrumen Anak Siklus I Pertemuan 3 ... 65

Lampiran 15 Instrumen Anak Siklus II Pertemuan 1 ... 68

Lampiran 16 Instrumen Anak Siklus II Pertemuan 2 ... 69

Lampiran 17 Instrumen Anak Siklus II Pertemuan 3 ... 70

Lampiran 18 Lembar Observasi Guru Siklus I pertemuan 1 ... 71

Lampiran 19 Lembar Observasi Guru Siklus I pertemuan 2 ... 72

Lampiran 20 Lembar Observasi Guru Siklus I pertemuan 3 ... 73

Lampiran 21 Lembar Observasi Guru Siklus II pertemuan 1 ... 74

Lampiran 22 Lembar Observasi Guru Siklus II pertemuan 2 ... 75

Lampiran 23 Lembar Observasi Guru Siklus II pertemuan 3 ... 76

Lampiran 24 Foto Kegiatan Pembelajaran Siklus 1 ... 83

Lampiran 25 Foto Kegiatan Pembelajaran Siklus II ... 83

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemampuan berbicara diperlukan untuk berkomunikasi baik secara tertulis maupun secara lisan. Ini artinya pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih dapat dilakukan secara lisan dan tertulis. Berbicara adalah “suatu keterampilan berbicara yang berkembang pada kehidupan anak yang hanya didahului oleh keterampilan menyimak dan pada masa tersebutlah kemampuan berbicara atau berujar dipelajari” (Tarigan, 2000:3). Berbicara sudah barang tentu erat berhubungan dengan perkembangan kosa kata yang diperoleh oleh sang anak melalui kegiatan

menyimak dan membaca. Pada kenyataannya di Taman Kanak-kanak Aisyah Kota Lubuklinggau

tidak semua anak memiliki kemampuan berbicara yang baik. Dari 15 anak, hanya 25% atau 5 orang yang mampu berbicara dengan baik, sedangkan 75% atau 10 orang dikategorikan masih kurang dan belum jelas dalam menceritakan apa yang diinginkannya.

Melihat kenyataan tersebut maka diperlukan cara yang dapat menanamkan kemampuan berbicara anak dengan cara memberikan pendekatan melalui pembelajaran yang dapat diterima oleh anak sesuai dengan pikirannya. Dengan pendekatan tersebut dalam proses belajar

(14)

mengajar tidak terjadi hambatan komunikasi antara guru dengan anak dan antara anak dengan teman sebayanya.

Pendekatan-pendekatan yang dilakukan ini diharapkan akan menjadi kontribusi guru terhadap anak didiknya. Tidak hanya sebatas itu saja, guru juga memegang peranan yang sangat menentukan arahnya dalam dunia pendidikan, karena sukses atau tidaknya suatu lembaga pendidikan sebagian besar ditentukan oleh keberadaan guru yang bertugas di lembaga tersebut.

Dalam hal ini guru berperanan sebagai penentu arah dalam dunia pendidikan, guru juga mempunyai peranan dalam menentukan keberhasilan pendidikan. Hal ini disebabkan guru mengemban tugas yang banyak selaku pendidik, gurulah yang mengusahakan anak didiknya dari orang yang tidak tahu, orang yang tidak mempunyai sikap, tidak bernilai dan tidak terampil menjadi manusia yang bersikap, bernilai dan terampil dan orang yang belum dewasa menjadi orang yang dewasa. Gurulah yang banyak memainkan peran dalam pencapaian tujuan pendidikan. Di samping itu guru bertugas membentuk dan membina kepribadian anak didiknya agar tercapai kepribadian yang sempurna serta ilmu pengetahuan yang didapatnya bisa menjadi ilmu yang berguna dan berdaya guna.

Di saat guru menjalankan tugas selaku pengajar dan pendidik, selalu menjadi pusat perhatian dan teladan bagi anak didiknya. Setiap tindak tanduk dan tingkah laku guru menjadi perhatian anak didik, maka apa yang dilihatnya dari setiap tindak tanduk guru adalah contoh yang akan dipraktekkan anak didik dalam kehidupannya.

(15)

Demikian pula halnya sewaktu tatap muka sedang berlangsung dalam kegiatan belajar mengajar, sikap dan penampilan seorang guru dapat membawa pengaruh terhadap anak didik, dengan sikap dan penampilan tersebut anak didik akan terbawa suasana yang diciptakan oleh guru dalam mengajar. Oleh karena itu sebagai seorang guru yang akan tampil di depan anak didiknya hendaknya dapat menguasai emosinya, karena dengan kondisi emosi yang stabil guru dapat memilih mana urusan yang berkaitan dengan urusan pribadi dan urusan sekolah. Mengenai kestabilan emosi ini, Daradjat (2002:17) mengatakan bahwa “perasaan dan emosi guru yang mempunyai kepribadian terpadu tanpa stabil, optimis dan menyenangkan, dia dapat memikat hati anak didiknya karena setiap anak merasa diterima dan disayangi oleh guru, betapapun sikap dan tingkah lakunya”.

Guru sebagai panutan bagi anak didik hendaknya terlebih dahulu mengambil dan menerapkan suri teladan Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan sehari-hari, sehingga tercermin dalam kepribadiannya sebagai guru yang baik. Jika sudah demikian baru dicontohkan kepada anak didiknya. Dalam hal ini anak akan tertarik dan simpatik serta merasa senang berhadapan dengan gurunya, sehingga mereka dapat dengan baik menerima pendidikan yang diberikan oleh gurunya.

Interaksi antara guru dan anak didik ini tentunya berlangsung secara langsung dalam proses pembelajaran di dalam sekolah. Kebanyakan guru tidak menyadari bahwasanya dalam interaksi di dalam keluarganya itu

(16)

sebagai proses pendidikan, sehingga sikap dan kebiasaan guru terkadang tidak diperhatikan dalam berinteraksi dengan anak didiknya.

Interaksi dan pergaulan pada anak didik ini merupakan kontribusi guru terhadap anak didiknya. Dalam hal ini menurut pengamatan awal yang penulis selaku tenaga pengajar di Taman Kanak-kanak Aisyah Lubuklinggau bahwa guru senantiasa mendekati dan membangun emosional anak dalam membentukan kemampuan berbicara anak didik, untuk itu diperlukan strategi untuk melaksanakannya.

Salah satu metode yang dapat memudahkan anak dalam meningkatkan kemampuan berbicaranya yaitu melalui metode karyawisata, yang memiliki tujuan agar anak usia 4-5 tahun termotivasi untuk berbicara lancar dengan lafal yang benar berdasarkan pengalaman yang di peroleh anak itu sendiri. Dengan metode ini diharapkan hasil belajar akan tercapai dengan baik, karena melalui karyawisata akan melatih anak dalam berbicara.

Berdasarkan atas latar belakang dan penemuan awal ini, maka penulis bermaksud untuk mengadakan penelitian lebih lanjut dengan judul

“Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Metode Karya

wisata Pada Anak Usia 4 – 5 Tahun di Taman Kanak-kanak Aisyah Lubuklinggau”.

B. Identifikasi Masalah

Kurangnya kemampuan berbicara anak sering terjadi hambatan komunikasi antara guru dan anak dan antara anak dengan anak lainnya, agar anak lebih meningkat dalam kemampuan berbicaranya diperlukan

(17)

media belajar yang cocok dan menyenangkan bagi anak. Karena dengan media belajar yang cocok dan menyenangkan akan membuat anak merasa senang sehingga kemampuan anak dalam berbicara juga dapat meningkat.

C. Pembatasan Masalah dan Fokus Penelitian

Penelitian ini akan membatasi fokus penelitian pada kegiatan pembelajaran pada kemampuan berbicara dengan penekanan pada metode karyawisata.

Dengan pembatasan masalah yang ada diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui metode karyawisata pada anak usia 4-5 Tahun di Taman Kanak-kanak Aisyah Lubuklinggau.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada pendahuluan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Apakah melelui metode Karya wisata dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak usia 4-5 Tahun di Taman Kanak-kanak Aisyah Lubuklinggau?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan cara meningkatkan kemampuan berbicara anak usia 4-5 tahun melalui metode karya wisata di Taman Kanak-kanak Aisyah Kota Lubuklinggau.

(18)

F. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi anak, dapat memotivasi anak didik dalam memperbaiki kemampuan berbicaranya, disamping itu untuk memupuk keberanian anak, serta dapat bekerja sama dengan orang lain/teman-temannya.

2. Bagi guru, memberikan informasi bagi guru tentang penggunaan metode karya wisata sebagai salah satu metode yang dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak.

3. Bagi lembaga, memberi solusi permasalahan yang selama ini dihadapi pada pembelajaran berbahasa aspek berbicara dengan menggunakan metode karyawisata

4. Bagi dinas pendidikan, menjadi wadah bagi para guru untuk menambah wawasan untuk mengembangkan berbagai metode yang dapat dipakai dalam dunia pendidikan.

(19)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pengertian Kemampuan berbicara

Menurut Caplin (2007:34), kemampuan (ability) merupakan “tenaga untuk melakukan suatu perbuatan”. Kemampuan bisa merupakan ”kesanggupan bawaan sejak lahir, atau merupakan hasil latihan atau praktek” (Robbins,2000:46). Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah kecakapan atau potensi menguasai sesuatu keahlian yang merupakan hasil latihan atau praktek dan digunakan untuk mengerjakan sesuatu yang diwujudkan melalui tindakan.

Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan (Tarigan, 2008:16). Pengertian tersebut menunjukkan dengan jelas bahwa berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata yang bertujuan untuk menyampaikan apa yang akan disampaikan baik itu perasaan, ide atau gagasan.

Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi bahasa untuk mengekspresikan atau menyampaikan pikiran, gagasan atau perasaan secara lisan. Pengertian ini pada intinya mempunyai makna yang sama dengan pengertian yang disampaikan oleh Tarigan yaitu bahwa berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata.

(20)

Haryadi dan Zamzani (2000:72) mengemukakan bahwa secara umum berbicara dapat diartikan sebagai suatu penyampaian maksud (ide, pikiran, isi hati) seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga maksud tersebut dapat dipahami orang lain. Pengertian ini mempunyai makna yang sama dengan kedua pendapat yang diuraikan diatas, hanya saja diperjelas dengan tujuan yang lebih jauh lagi yaitu agar apa yang disampaikan dapat dipahami oleh orang lain. Sedangkan Slamet dan Amir (1996: 64) mengemukakan pengertian berbicara sebagai keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan sebagai aktivitas untuk menyampaikan gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan penyimak. Pengertian ini menjelaskan bahwa berbicara tidak hanya sekedar mengucapkan kata-kata, tetapi menekankan pada penyampaian gagasan yang disusun dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan penyimak atau penerima informasi atau gagasan.

Berdasarkan pendapat-pendapat yang telah diuraikan di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian berbicara ialah kemampuan mengucapkan kata-kata dalam rangka menyampaikan atau menyatakan maksud, ide, gagasan, pikiran, serta perasaan yang disusun dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan penyimak agar apa yang disampaikan dapat dipahami oleh penyimak.

Kata kemampuan berbicara adalah kesanggupan dalam menyampaikan informasi secara lisan dan tulisan dalam berinteraksi

(21)

dengan (Depdiknas, 2007:36). Secara umum Kemampuan berbicara berarti interaksi dan komunikasi yang baik dalam menjalani kehidupan ini.

2. Tujuan Berbicara

Tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi. Komunikasi merupakan pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Oleh karena itu, agar dapat menyampaikan pesan secara efektif, pembicara harus memahami apa yang akan disampaikan atau dikomunikasikan. juga mengemukakan bahwa berbicara mempunyai tiga maksud umum yaitu untuk memberitahukan dan melaporkan (to inform), menjamu dan menghibur (to entertain), serta untuk membujuk, mengajak, mendesak dan meyakinkan (to persuade).

Gorys Keraf dalam Slamet dan Amir (1996: 46-47) mengemukakan tujuan berbicara diantaranya adalah untuk meyakinkan pendengar, menghendaki tindakan atau reaksi fisik pendengar, memberitahukan, dan menyenangkan para pendengar. Pendapat ini tidak hanya menekankan bahwa tujuan berbicara hanya untuk memberitahukan, meyakinkan, menghibur, namun juga menghendaki reaksi fisik atau tindakan dari si pendengar atau penyimak.

Tim LBB SSC Intersolusi (2006:84) berpendapat bahwa tujuan berbicara ialah untuk: (1) memberitahukan sesuatu kepada pendengar, (2) meyakinkan atau mempengaruhi pendengar, dan (3) menghibur

(22)

pendengar. Pendapat ini mempunyai maksud yang sama dengan pendapat-pendapat yang telah diuraikan di atas.

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan berbicara yang utama ialah untuk berkomunikasi. Sedangkan tujuan berbicara secara umum ialah untuk memberitahukan atau melaporkan informasi kepada penerima informasi, meyakinkan atau mempengaruhi penerima informasi, untuk menghibur, serta menghendaki reaksi dari pendengar atau penerima informasi.

3. Metode Karya wisata

Metode berasal dari bahasa Latin yaitu meta yang berarti melalui dan hodos yang berarti jalan atau cara. Dalam bahasa Arab, metode disebut “tariqat” artinya jalan, cara, sistem atau keterlibatan dalam mengerjakan sesuatu. Sedangkan menurut istilah metode adalah suatu sistem atau cara yang mengatur suatu cita-cita (Uhbiyati, 2000:136).

Alipandie (2002:71) mendefinisikan bahwa metode adalah cara yang sistematis yang digunakan untuk mencapai tujuan. Sedangkan Surakhmad (1994:95) mendefinisikan bahwa metode ialah “cara, di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan, makin baik metode itu makin baik pula pencapaian tujuan”.

Machfudz (2000:30) menjelaskan bahwa istilah metode dalam pembelajaran Bahasa Indonesia berarti perencanaan secara menyeluruh untuk menyajikan materi pelajaran bahasa secara teratur. Istilah ini lebih bersifat prosedural dalam arti penerapan suatu metode dalam

(23)

pembelajaran bahasa dikerjakan dengan melalui langkah-langkah yang teratur dan secara bertahap, dimulai dari penyusunan perencanaan pengajaran, penyajian pengajaran, proses belajar mengajar, dan penilaian hasil belajar. Sedangkan menurut Salamun (2002,54) berupa metode pembelajaran adalah cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda. Jadi dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah sebuah cara untuk perencanaan secara utuh dalam menyajikan materi pelajaran secara teratur dengan cara yang berbeda-beda untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda.

Bagi anak TK karyawisata berarti memperoleh kesempatan untuk mengobservasi, memperoleh informasi, atau mengkaji segala sesuatu secara langsung. Karyawisata juga berarti membawa anak TK ke objek-objek tertentu sebagai pengayaan pengajaran, pemberian pengalaman belajar yang tidak mungkin diperoleh anak di dalam kelas dan juga mengalami sendiri dari dekat (Moeslichatoen, 2004:25).

Metode karyawisata dilakukan oleh guru membawa para siswa ke luar ruang kelas untuk belajar. Bisa dilingkungan sekolah, bisa juga mengunjungi objek wisata yang ada sangkut pautnya dengan materi pelajaran yang diberikan di sekolah (Djamarah, 2006:36). Dengan begitu pengetahuan dan pemahamannya selama melakukan karyawisata. Dalam prosesnya karyawisata dilakukan dengan menghubungkan konsep yang

(24)

telah disampaikan di kelas dengan situasi yang ada pada objek wisata, sehingga karyawisata itu benar-benar mengaktifkan para siswa.

Berkaryawisata mempunyai makna penting bagi perkembangan anak karena dapat membangkitkan minat anak kepada sesuatu hal, memperluas perolehan informasi. Juga memperkaya lingkup program kegiatan belajar anak TK yang tidak mungkin dihadirkan di kelas, seperti melihat bermacam hewan, mengamati proses pertumbuhan, tempat-tempat khusus dan pengelolaannya, bermacam kegiatan transportasi, lembaga sosial dan budaya (Moeslichatoen, 2004:25-26). Jadi dari karyawisata anak dapat belajar dari pengalaman sendiri, dan sekaligus anak dapat melakukan generalisasi berdasarkan sudut pandang mereka.

Metode karyawisata adalah suatu metode dalam kegiatan pembelajaran dengan cara mengamati dunia sesuai dengan kenyataan yang ada secara langsung, meliputi manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan benda-benda lainnya (Gunarti, 2008:8.3). Melalui mengamati secara langsung anak memperoleh kesan yang sesuai dengan pengamatannya. Pengamatan ini diperoleh melalui panca indra, yaitu penglihatan (mata), pendengaran (telinga), pengecapan (lidah), pembauan (hidung), dan perabaan (kulit).

4. Tujuan dan Manfaat Metode Karyawisata

Karyawisata bagi anak usia dini dapat dipergunakan untuk merangsang minat mereka terhadap sesuatu, memperluas informasi yang

(25)

telah diperoleh di kelas, memberikan pengalaman mengenai kenyataan yang ada, dan dapat menambah wawasan (Gunarti,2008:84).

Melalui karyawisata anak usia dini mendapat kesempatan untuk menumbuhkan minat tentang sesuatu hal. Misalnya, untuk mengembangkan minat tentang agama, anak dapat dibawa ke masjid. Mereka mendapat kesempatan untuk belajar sholat dan mengaji.

Sesuai dengan manfaat yang diperoleh anak usia dini dari kegiatan karyawisata yaitu menumbuhkan minat, meningkatkan perbendaharaan kata dan pengetahuan, memperluas wawasan serta penghargaan terhadap karya dan jasa maka tujuan karyawisata dapat diarahkan pada pengembangan aspek perkembangan anak usia dini yang sesuai.

5. Kelebihan dan kekurangan Metode Karyawisata

Walaupun kegiatan karyawisata sangat menarik, namun metode karyawisata juga memiliki kekurangan dan kelebihan. Kelebihan dan kekurangan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Kelebihan Metode Karyawisata

a. Karyawisata menerapkan system pengembangan modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran

b. Bahan yang dipelajari disekolah menjadi reelevan dengan kenyataan dan kebutuhan yang ada dimasyarakat;

c. Kegiatan pengembangan dapat lebih merangsang kreativitas anak (Gunarti, 2008:8.3)

(26)

2. Kekurangan Metode Karyawisata

a. Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak b. Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang c. Sering kali unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan

utama

d. Memerlukan pengawasan yang cukup ketat terhadap setiap gerak gerik anak dilapangan

e. Kadang memerlukan biaya yang cukup mahal

f. Memerlukan tanggung jawab pendidik dari sekolah atas kelancaran karyawisata dan keselamatan anak didik terutama karyawisata jangka panjang dengan jarak jauh(Gunarti,2008:8,13).

6. Langkah-langkah Metode Karyawisata

Adapun langkah-langkah metode karyawisata sebagai berikut: a. Menetapkan sasaran yang diprioritas sesuai dengan tema kegiatan

belajar yang dipilih

b. Merumuskan program kegiatan melalui karyawisata

c. Mengadakan hubungan dan pengenalan medan sasaran karyawisata

d. Koordinasi dengan pihak tempat karyawisata e. Menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan

f. Membuat kesepakatan bersama dengan anak tentang tata tertib g. Permintaan izin dan partisipasi orang tua

(27)

h. Apersepsi pendidik di kelas kepada anak tentang tempat wisata yang dituju (Gunarti, 2008:8.15).

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan mengambil acuan skripsi yang di buat oleh Rani (2009:60) dengan judul “Upaya Menanamkan Akhlakul Karimah Dengan Media karya wisata Pada Anak Didik Taman Kanak-Kanak Mardhotillah 1”. Dapat disimpulkan bahwa melalui kegiatan metode karyawisata merupakan cara yang dapat dilakukan untuk menanamkan akhlakul karimah pada anak Taman Kanak-Kanak Mardhotillah 1 Lubuklinggau. Dilihat dari hasil penelitiannya pada siklus I mencapai 27% dari jumlah 15 orang anak sehingga penelitian pada siklus I masih dikategorikan sangat belum berhasil, sehingga dilakukan perbaikan lagi pada siklus II dimana pada siklus ke II ini kemampuan berbicara anak meningkat menjadi 80%, Dengan demikian hipótesis anak yang dikatakan mampu berbicara terbukti kebenarannya

Dari uraian diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa penelitian yang dilakukan penulis relevan dengan penelitian skripsi Rani tersebut.

C. Kerangka Berpikir

Penelitian tindakan ini dilakukan persiklus, dimana setiap siklusnya terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

(28)

Siklus tersebut akan dihentikan apabila prestasi belajar anak benar-benar telah meningkat.

Perencanaan dilakukan dengan membuat desain pembelajaran secara konseptual, pembelajaran menerapkan metode karya wisata untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak didik karena dalam penerapan metode karya wisata banyak memberikan kesempatan kepada anak untuk aktif terlibat dalam proses pembelajaran sehingga guru lebih berfungsi sebagai fasilitator dan motivator bagi anak dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan anak tersebut. Berikut ini merupakan bagian dari konseptual yang dipakai.

Gambar 1 Kerangka Berfikir Kemampuan berbicara anak masih rendah Penerapan metode karyawisata Kemampuan berbicara anak meningkat - anak masih ragu dalam berbicara - anak kelihatan masih takut - anak tidak tahu

apa yang akan dibicarakan - pelaksanaan dilaksanakan di Masjid Al-Hidayah dan Musium Subkoss Garuda - mengajak anak ke Maqsjid Al-Hidayah dan Musium Subkoss Garuda - anak sudah dapat mengemukakan idenya - anak kelihatan bersemangat - anak tahu apa

yang akan dibicarakan

(29)

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah ” dengan menerapkan metode karya wisata dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak usia 4-5 tahun di Taman Kanak-kanak Aisyah Lubuklinggau”. Hipotesis tindakan ini merupakan jawaban sementara terhadap rumusan penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.

(30)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut Arikunto (2009:3) PTK merupakan “suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama”.

Beradasarkan pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas (classroom action research) adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif, yang dilakukan secara bersama antara pelaku tindakan dan pesertanya dalam sitausi sosial yang berguna untuk meningkatkan penalaran atau pemikiran dalam praktik pendidikan sosial, dan pemahaman terhadap tindakan itu sendiri serta perbaikan situasi dan kondisi tempat itu dilakukan.

2. Model Penelitian Tindakan Kelas

Konsep penelitian tindakan kelas yang dikenalkan oleh Kemmis dan Mc Taggart terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Sesudah siklus diimplementasikan, kemudian diikuti perencanaan ulang terhadap

(31)

implementasi siklus sebelumnya dan ini merupakan kelebihan model Kemmis dan Mc Taggart.

Secara skematis, keempat langkah yang dikenalkkan oleh Kemmis dan Mc Taggart dapat dimedia interaktifkan sebagai berikut:

Gambar 2

Model PTK menurut Kemmis dan McTaggart

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan pada Taman Kanak-kanak Aisyah Kota Lubuklinggau yang berlokasi di Jln. Wirakarya Kelurahan Wirakarya Kecamatan Lubuklinggau Timur II Kota Lubuklinggau.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini adalah dimulai dari proses perencanaan hingga proses laporan selesai terhitung dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2014, dengan rencana pembagian waktu seperti pada tabel berikut :

Rencana Tindakan dan

Observasi Refleksi Rencana yang dipakai Tindakan dan Observasi Refleksi

(32)

Tabel 3.1

Jadwal Penelitian Tindakan Kelas

No Siklus Subtema Tema/ Hari/Tanggal Waktu

1 Siklus I Lingkunganku/ lingkungan Masjid 1. Senin, 07 April 2014 2. Rabu, 09 April 2014 3. Jum’at, 11 April 2014 08.00 – 10.00 2 Siklus II Lingkunganku/ Lingkungan Musium Subkoss Garuda 1. Senin, 21 April 2014 2. Rabu, 23 April 2014 3. Sabtu, 26 April 2014 08.00 – 10.00 C. Subjek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah semua anak didik kelompok A Taman Kanak-kanak Aisyah Kota Lubuklinggau berjumlah 15 orang terdiri dari 6 orang laki-laki dan 9 orang perempuan. Partisipan dalam penelitian ini adalah guru di TK Aisyah Lubuklinggau yang membantu melakukan pengamatan.

D. Jenis Tindakan

Jenis tindakan yang akan dilakukan adalah menggunakan metode karyawisata dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berbicara

(33)

anak usia 4-5 tahun. Pada setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

1. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk memperoleh data awal, peneliti akan melakukan pratindakan pada siswa TK. Aisyah Lubuklinggau dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan berbicara anak.

b. Menentukan tema pembelajaran yaitu memilih tema lingkungan

c. Menyusun rencana kegiatan harian (RKH) sesuai dengan tema pembelajaran.

d. Menyusun alat penilaian dan lembar observasi. 2. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan ini akan dilaksanakan sebanyak 2 siklus yaitu siklus 1 dan siklus 2. Tindakan dalam penelitian ini menerapkan metode karyawisata dalam pembelajaran kemampuan berbicara sesuai dengan tema pembelajaran, yang dilaksanakan sebagaimana tugas yang biasa dilakukan oleh guru di dalam kelas sesuai dengan RKH yang telah disusun.

a. Siklus 1

1) Pelaksanaan pembelajaran siklus 1

Langkah-langkah kegiatan siklus 1 adalah sebagai berikut: a. Kegiatan awal + 30 menit

(34)

1. Baris, berdoa, salam, absensi 2. Menyanyi lagu anak-anak

3. Tanya jawab tentang pengalaman b. Kegiatan inti + 60 menit

1. Guru mengajak anak mengunjungi Masjid AL-Hidayah.

2. Guru menunjukkan tempat-tempat yang ada di Masjid seperti tempat parkir, tempat wudhu, tempat sholat imam dan makmum

3. Guru menjelaskan pada anak-anak kegiatan yang akan dilakukan di masjid AL-Hidayah yaitu menyebutkan kegunaan tempat-tempat tersebut.

4. Guru memberikan motivasi dan pujian pada anak dan memberikan kesempatan pada anak untuk mengulang kata yang di sebutkan. c.Kegiatan akhir + 30 menit

1. Evaluasi pembelajaran 2. Bernyanyi

3. Doa dan salam 3. Observasi

Kegiatan observasi telah dilaksanakan pada waktu tindakan, penggunaan metode karyawisata akan dilaksanakan oleh peneliti dengan di dampingii oleh observer yang mengobservasi tentang kinerja peneliti selama penerapan metode karya wisata dan mengobservasi aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.

(35)

Dalam mengobservasi harus mendapatkan data yang sesungguhnya yang terdapat di lapangan atau pada saat belajar, pada tahap ini diharapkan dapat di kenali sedini mungkin tindakan mengarah terhadap terjadinya perubahan positif dalam proses belajar sesuai dengan yang diharapkan.

4. Refleksi

Refleksi dilakukan untuk mengetahui beberapa kekurangan yang muncul dalam pelaksanaan tindakan tersebut. Setelah itu, guru dan peneliti berdiskusi untuk menentukan tindakan yang harus dilakukan untuk mengatasi kekurangan yang muncul sekaligus sebagai langkah perbaikan pada pembelajaran berikutnya.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik untuk mengumpulkan data dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini menggunakan teknik observas dan tanya jawabi tentang pengetahuan dan sikap kemampuan berbicara yang baik, penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan anak dalam melakukan sesuatu, berupa kemampuan berbicara atau berkomunikasi dengan lembar observasi sebagai pendukung data hasil belajar. Sedangkan data aktivitas guru diamati oleh teman sejawat, dengan lembar observasi yang telah disediakan oleh peneliti.

(36)

F. Instrumen

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Lembar observasi

Lembar observasi terdiri dari lembar observasi anak dan lembar observasi guru. Lembar observasi anak digunakan untuk mengamati aktivitas anak selama kegiatan karyawisata, sedangkan lembar observasi guru digunakan untuk mengamati kegiatan guru dalam pelaksanaan mengajar dalam penerapan metode karyawisata.

2. Tanya Jawab

Tanya jawab dilakukan untuk memperoleh informasi langsung mengenai kemampuan anak dalam berbicara.

G. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui adanya peningkatan pada setiap pengambilan data tes mulai dari tes pratindakan hingga siklus terakhir (siklus kedua), peneliti menggunakan rumus sebagai berikut:

% 100 X N n P (Sudijono, 2008:7) Keterangan:

P = Persentase peningkatan hasil tindakan. n = Jumlah frekuensi

Gambar

Gambar 1  Kerangka Berfikir Kemampuan berbicara anak masih rendah Penerapan metode karyawisata  Kemampuan  berbicara anak meningkat -  anak masih ragu dalam berbicara -  anak kelihatan masih takut -  anak tidak tahu

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil diatas dapat dilihat sebaran 16 tipe kepribadian MBTI, di mana mayoritas mahasiswa adalah Extrovert sekitar 60,31% ini berarti mereka adalah mahasiswa-mahasiswa yang

RSU Bangkatan Binjai merupakan rumah sakit tipe C, yang menggunakan KIUP secara manual sehingga perlu adanya sistem yang dapat mempermudah penggunaan KIUP agar

Selain fungsi bernilai real yang telah dibahas terlebih dahulu, didalam pembahasan ini akan dibahas mengenai fungsi bernilai vektor.Fungsi bernilai vektor atau fungsi vektor

Sertifikat kompetensi (SK) yang dikeluarkan oleh Kolegium Dokter Parasitologi Klinik Indonesia (KPDSPARKI), bersama dengan Surat Tanda Registrasi (STR) yang dikeluarkan oleh

Hal ini disebabkan pergerakan dinding penahan tanah dalam kondisi aktif tidak dapat bergerak sejauh saat pada kondisi pasif.. Berikut adalah jarak pergerakan

Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Kulon Progo Nomor 50 Tahun 2013;..

Berdasarkan hasil analisis statistic deskriptif dan statistic inferensial yang diperoleh serta hasil observasi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan peneliti, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Penggunaan modul pembelajaran akuntansi, intensitas praktikum