• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

AMELLIYANI SALSABIL, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA

SEKOLAH DASAR

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

AMELLIYANI SALSABIL 1105057

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR DEPARTEMEN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

AMELLIYANI SALSABIL, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA

SEKOLAH DASAR

Oleh

Amelliyani Salsabil

1105057

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana pada program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

©Amelliyani Salsabil

Juli 2015

Hak cipta dilindungi undang-undang

(3)

AMELLIYANI SALSABIL, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA

SEKOLAH DASAR Oleh

Amelliyani Salsabil

1105057

Disetujui dan Disahkan oleh:

Pembimbing I

Dra.Hj.Effy Mulyasari, M.Pd NIP. 19680118 2008012003

Pembimbing II

Arie Rakhmat Riyadi, M.Pd NIP. 19820426 2010121005

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas pendidikan Indonesia

(4)

AMELLIYANI SALSABIL, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu i

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

AMELLIYANI SALSABIL

1105057

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil pengamatan peneliti di kelas IV SDN di kota Bandung yang menunjukan bahwa keterampilan kerjasama siswa sangatlah kurang. Namun ternyata bukan hanya kemampuan kerjasama siswa saja menurut hasil observasi peneliti hasil ulangan semester I tahun ajaran 2014/2015 pada mata pelajaran IPS masih rendah dengan perolehan rata-rata ulangan harian 63 dan hanya 33% siswa yang mendapatkan perolehan nilai diatas KKM=70. Hal ini disebabkan karena dalam proses pembelajaran guru mengorganisasikan siswa secara individual dan guru hanya menggunaka metode ceramah. Atas latar belakang tersebut tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan kerjasama dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran Make a match. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan model spiral dari Kemmis dan Taggart yang dilaksanakan dalam tiga siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Model pembelajaran yang digunakan adalah model Make a match dimana dalam pembelajarannya siswa dibagi dalam kelompok yang heterogen dan belajar menggunkan media kartu Make a match. Instrument yang digunakan berupa tes, lembar observasi keterampilan kerjasama siswa, lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran make a match. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV dengan jumlah siswa 15 orang yang terdiri dari 8 orang siswa laki-laki dan 7 orang siswa perempuan. Dari hasil penelitian diperoleh data peningkatan nilai kemampuan kerjasama siswa dari pra siklus yaitu sebelum penggunaan model pembelajaran Make a match sampai dengan proses pembelajaran dengan model pembelajarn Make a match pada siklus I, II dan III terjadi peningkatan yaitu dari nilai rata-rata 49,4 pada pra siklus menjadi 94,9 pada siklus III. Peningkatan pun terjadi pada hasil belajar siswa dimana diperoleh data peningkatan yaitu dari jumlah siswa yang tuntas belajar IPS dari 20% siswa yang tuntas pada pra siklus menjadi 80% siswa tuntas pada siklus III. Berdasarkan dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Make a match dapat meningkatkan kemampuan kerjasama dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas IV.

(5)

AMELLIYANI SALSABIL, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii

APPLICATION OF LEARNING MODEL MAKE A MATCH FOR IMPROVED COOPERATION SKILLS IN PRIMARY SCHOOL STUDENTS

AMELLIYANI SALSABIL

1105057

ABSTRAK

This research is motivated by the observation of researchers in class IV primary school in Bandung, which shows that the cooperation skills of students is lacking. But it was not only the cooperation skills of students' only according to the results of observations researchers test results first semester of the school year 2014/2015 in social studies is still low with an average gain of daily test 63 and only 33% of students who earn above the acquisition value KKM = 70. This is because the teacher organizing the learning process of individual students and teachers only make use of the lecture method. Background on the purpose of this research is to improve cooperation and student learning outcomes in social studies by applying the learning model Make a match. The method used is classroom action research (PTK) with a spiral model of Kemmis and Taggart were conducted in three cycles, each cycle consisting of four stages: planning, implementation, observation and reflection. The learning model used is a model Make a match where the students are divided into heterogeneous groups and learn to use the media card Make a match. Instruments used in the form of tests, observation sheet student collaboration skills, observation sheet carried out learning model make a match. The subjects were students of class IV the number of students 15 people consisting of 8 boys and 7 girls. From the research data showed an increase in the value of joint capabilities that students from pre-cycle before use learning model Make a match up with the learning process with a model Make a match at the cycle I, II and III, namely an increase of the average value of 49.4 in pre cycle becomes 94.9 in the third cycle. Increased ensued on student learning outcomes where data showed that the increase of the number of students who pass the social studies of 20% of students who completed the pre-cycle to 80% of students completed the third cycle. Based on the results of this study concluded that the application of learning models Make a match can improve cooperation and student learning outcomes in social studies in class IV.

(6)

AMELLIYANI SALSABIL, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu v

DAFTAR ISI

Abstrak ……….. i

Abstrak ……….. ii

Kata Pengantar ……….. iii

Halaman Ucapan Terima kasih ………. iv

Daftar Isi ………... v

Daftar Tabel ……….. vii

Daftar Gambar ……….. ix

Daftar Grafik ……….. x

Daftar Lampiran ………... xi

Bab I Pendahuluan ………

A. Latar Belakang ………..

B. Rumusan Masalah ………. C. Tujuan Penelitian ………..

Bab II Kajian Pustaka ………...

A. Pengertian Model Pembelajaran ………... B. Kajian Tentang Teknik Make a Match ……….. C. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Konvensional ………. D. Kajian Tentang Belajar, Kerjasama dan Hasil Belajar ………..

E. Kajian Hakikat IPS ………

F. Tinjauan Tentang Karakteristik Anak SD ………. G. Penelitian yang Relevan ………

H. Kerangka Berpikir ……….

Bab III Metode dan Prosedur Penelitian ………...

A. Metode Penelitian ……….

(7)

AMELLIYANI SALSABIL, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vi

F. Instument Penelitian ……….. G. Prosedur Penelitian ………... H. Rencana Pengolahan dan Uji Keabsahan Data ……….

39 42 44

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ………

A. Deksripsi Awal Pra-Penelitian ……….. B. Hasil Penetilian dan Pembahasan ………. C. Pembahasan Penelitian ……….. D. Keterbatasan Penelitian ……….

52 52 57 77 83

Bab V Simpulan dan Rekomendasi ………..

A. Simpulan ………...

B. Saran ………..

84 84 86

(8)

AMELLIYANI SALSABIL, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vii

DAFTAR TABEL

Table 2.1 Kelebihan dan kelemahan Model Pembelajaran Make a Match … 19

Table 2.2 Kelebihan dan kelemahan Metode Ceramah ………. 19

Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal ……….. 40

Tabel 3.2 Lembar Observasi Keterampilan kerjasama ………. 40

Tabel 3.3 Pertanyaan angket ……….. 41

Tabel 3.4 Kriteria Penskoran Siklus I ……… 44

Tabel 3.5 Kriteria Penskoran Siklus II ……….. 45

Tabel 3.6 Kriteria Penskoran Siklus III ………. 46

Tabel 3.7 Indikator Penilaian Memberikan Pendapat ……… 48

Tabel 3.8 Indikator Penilaian Menerima atau Menghargai Pendapat Orang Lain ……… 48 Tabel 3.9 Indikator Penilaian Berada dalam Kelompok atau Interaksi Tatap Muka ………. 49 Tabel 3.10 Indikator Penilaian Partisipasi atau Kontribusi dalam Mengerjakan Soal ……… 50 Tabel 3.11 Interpreatasi angka kolerasi 51 Tabel 4.1 Rekapitulasi nilai keterampilan kerjasama siswa kelas IV SDN Sarijadi 5 Semester II Tahun pelajaran 2014/2015 Pra Siklus ….. 53 Tabel 4.2 Rekapitulasi nilai mata pelajaran IPS Siswa kelas IV SDN Sarijadi 5 Semester II Tahun pelajaran 2014/2015 Pra Siklus ….. 54 Tabel 4.3 Keterlaksanaan Model Pembelajaran Make a match Siklus I …… 59

Table 4.4 Distribusi Nilai Keterampilan Kerjasama Siswa Tes Siklus I …... 60

Table 4.5 Distribusi Nilai Tes Siswa Siklus I ……… 60

Table 4.6 Perbandingan nilai keterampilan kerjasama dan hasil belajar siswa pada siklus dan pra siklus I ………. 61 Tabel 4.7 Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus dan Siklus I .. 62

Tabel 4.8 Keterlaksanaan Model Pembelajaran Make a match Siklus II ….. 66

Table 4.9 Distribusi Keterampilan Kerjasama Siswa ……… 67

(9)

AMELLIYANI SALSABIL, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii

siswa pada siklus I dan siklus II ……….. Tabel 4.12 Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II ... 69 Tabel 4.13 Keterlaksanaan Model Pembelajaran Make a match Siklus III ... 73 Table 4.14 Distribusi Keterampilan Kerjasama Siswa ……….. 74 Table 4.15 Distribusi Nilai Tes Siswa Siklus III ………... 74 Table 4.16 Perbandingan nilai keterampilan kerjasama dan hasil belajar

siswa pada siklus II dan siklus III ……… 75

(10)

AMELLIYANI SALSABIL, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Proses Hasil Belajar ……….. 24 Gambar. 3.1 Adaptasi dari Model Spiral dari Kemmis dan Taggart ……….. 37 Gambar 4.1 Diagram ketuntasan belajar siswa pada pra siklus ………. 55 Gambar 4.2 Grafik perkembangan keterampilan kerjasama siswa antar

siklus ………

78

Gambar 4.3 Grafik perkembangan hasil belajar siswa antar siklus ………. 79 Gambar 4.4 Grafik ketuntasan belajar siswa antar siklus ……… 80 Gambar 4.5 Grafik ketuntasan belajar siswa antar siklus ……… 81 Gambar 4.6 Output korelasi antara nilai kerjasama dan nilai hasil belajar

siswa

(11)

AMELLIYANI SALSABIL, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu x

DAFTAR GRAFIK

Gambar 4.1 Diagram ketuntasan belajar siswa pada pra siklus ………. 59 Gambar 4.2 Grafik perkembangan keterampilan kerjasama siswa antar

siklus ………

82

(12)

AMELLIYANI SALSABIL, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ……….. 92

Lampiran 2 Lembar Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Make a match siklus I ……… 96 Lampiran 3 Lembar Observasi Keterampilan Kerjasama Siswa Siklus I ….. 97

Lampiran 4 Lembar Kerja Siklus I ……… 98

Lampiran 5 Soal Evaluasi Siklus I ………. 103

Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ……… 105

Lampiran 7 Lembar Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Make a match siklus II ………. 110 Lampiran 8 Lembar Observasi Keterampilan Kerjasama Siswa Siklus II …. 111 Lampiran 9 Lembar Kerja Siklus II ………... 112

Lampiran 10 Soal Evaluasi Siklus II ………. 118

Lampiran 11 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ……… 120

Lampiran 12 Lembar Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Make a match siklus III 125 Lampiran 13 Lembar Observasi Keterampilan Kerjasama Siswa Siklus III 126 Lampiran 14 Lembar Kerja Siklus III ……… 127

Lampiran 15 Soal Evaluasi Siklus III ……… 131

Lampiran 16 Daftar Nilai Pra Siklus ……….. 133

Lampiran 17 Daftra Nilai Siklus I ……….. 135

Lampiran 18 Daftar Nilai Siklus II ……… 137

Lampiran 19 Daftar Nilai Siklus III ………... 139

Lampiran 20 Hasil Lembar Kerja Siswa siklus I ………... 140

Lampiran 21 Hasil Soal Evaluasi Siswa Siklus I ………... 146

Lampiran 20 Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus II ………. 149

Lampiran 21 Hasil Soal Evaluasi Siswa Siklus II ………. 155

Lampiran 20 Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus III ……….. 158

Lampiran 21 Hasil Soal Evaluasi Siswa Siklus III ……….. 162

(13)

AMELLIYANI SALSABIL, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

(14)

AMELLIYANI SALSABIL, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan perkembangan dan pembangunan bangsa dan negara. Kemajuan suatu bangsa bergantung pada bagaimana bangsa tersebut mengenali, menghargai dan memanfaatkan sumber daya manusia. Dalam hal ini berkaitan erat dengan kualitas pendidikan yang diberikan kepada anggota masyarakat terutama kepada peserta didik.

Pendidikan merupakan salah satu sektor penting penentu keberhasilan pembangunan nasional, baik dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilakukan dalam mewujudkan cita-cita pembangunan nasional sebagaimana yang tercantum dalam UU Sisdiknas Bab II pasal 3 yang berbunyi:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”

Pembangunan nasional dapat terwujud jika semua elemen yang terdapat didalamnya dapat bekerjasama dengan baik. Maka dari itu pendidikan di sekolah dituntut untuk menciptakan generasi penerus bangsa yang memiliki skill sosial yang sangat berkualitas yang diantaranya adalah bekerjasama

dengan orang lain.

(15)

2

AMELLIYANI SALSABIL, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(16)

3

AMELLIYANI SALSABIL, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada hakikatnya mata pelajaran IPS di SD bertujuan agar siswa mampu mengembangkan pengetahuan nilai, dan sikap serta keterampilan sosial yang berguna bagi dirinya, mengembangkan pemahaman tentang pertumbuhan masyarakat Indonesia masa lampau hingga kini sehingga siswa bangga sebagai bangsa Indonesia.

Keterampilan sosial merupakan salah satu keterampilan dasar yang dibutuhkan oleh siswa untuk menerapkan secara aplikatif pemahaman mereka terhadap konsep-konsep dasar sosial. Keterampilan sosial tidak datang dengan sendirinya, ia harus diajarkan dan dilatih antara lain melalui pendidikan khususnya IPS. Pendidikan IPS di SD sebenarnya memberikan peluang untuk tumbuhnya dasar-dasar keterampilan sosial dengan mulai mengenalkan lingkungan sosial yang dekat dengan kehidupannya, mengenalkan status dan perannya sebagai manusia sosial dan juga keterampilan berkerja sama dan bergotong-royong. Dengan memiliki keterampilan sosial akan membuatnya mudah diterima oleh anak lain karena mampu berperilaku sesuai harapan lingkungannya secara tepat. Begitu pula anak-anak diberi banyak kesempatan untuk bermain dan bergaul cenderung akan memiliki keterampilan sosial yang tinggi ketimbang anak yang sehari-harinya di rumah saja.

Kegiatan pembelajaran bagi anak usia sekolah dasar memiliki makna dan tujuan tersendiri. Hal ini berkaitan dengan ciri-ciri atau karakteristik anak yang bersangkutan. Oleh karena itu proses pembelajaran harus diciptakan atas dasar pemahaman dan bagaimana anak tumbuh dan berkembang. Dengan kata lain, kegiatan belajar mengajar yang secara praktis dikembangkan guru sekolah dasar dituntut untuk berorientasi pada perkembangan anak secara tepat.

(17)

4

AMELLIYANI SALSABIL, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pemusatan perhatian, prinsip keterpaduan, prinsip pemecahan masalah, prinsip menemukan, prinsip belajar sambil bekerja, prinsip belajar sambil bermain, prinsip perbedaan individu dan prinsip hubungan sosial.

Model pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekadar belajar dalam kelompok. Ada unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakan dengan pembelajaran kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prinsip dasar pokok sistem pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru mengola kelas dengan lebih efektif. Dalam pembelajaran kooperatif proses pembelajaran tidak harus belajar dari guru kepada siswa. Siswa dapat saling membelajarkan sesama siswa lainnya. Pembelajaran oleh rekan sebaya lebih efektif daripada pembelajaran oleh guru. Seperti pendapat para ahli sebuah usaha yang dilakukan bersama pada dasarnya dapat meningkatkan kualitas kehidupan, mendatangkan kebahagiaan dan semangat serta supel dan mencegah adanya konflik sosial yang dekonstruktif. Selain itu, usaha yang dilakukan bersama-sama tidak hanya mendorong peningkatan aspek sosial, namun juga mendongkrak aspek intelektual. Oleh karena itu, beberapa tugas akademik yang dikerjakan dengan mengandalkan interaksi sosial biasa disiasati sedemikian rupa untuk meningkatkan hasil pembelajaran. Dengan meningkatkan satu formula ini, perkembangan tingkah laku sosial yang produktif, skill akademik, serta pengetahuan akan sama-sama dicapai.

(18)

5

AMELLIYANI SALSABIL, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelompok memiliki tanggung jawab yang sama untuk keberhasilan kelompoknya. Namun dalam konteks yang berbeda model pembelajaran kooperatif ini masih sangat jarang digunakan untuk meningkatkan kemampuan kerjasama siswa serta meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS pada siswa kelas IV SD.

Berdasarkan fenomena yang terjadi di kelas, peneliti mencoba untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Make a match untuk meningkatkan keterampilan sosial yaitu kemampuan kerjasama siswa dalam proses pembelajaran IPS yang diharapkan dapat memotivasi siswa dalam belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar dan skill sosialnya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian, maka rumusan umum

masalah penelitian ini adalah mengetahui “bagaimana bentuk penerapan

model pembelajaran Make a match untuk meningkatkan kemampuan

kerjasama siswa?” Kemudian, untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan tersebut, maka secara khusus dibuat tiga pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana bentuk perencanaan pembelajaran ilmu pengetahuan sosial dengan menerapkan model pembelajaran Make a match untuk meningkatkan kemampuan kerjasama dan hasil belajar siswa kelas IV SD Sarijadi 5 di Bandung?

2. Bagaimana proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Make a match pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial untuk meningkatkan kemampuan kerjasama dan hasil belajar siswa kelas IV SD Sarijadi 5 di Bandung?

(19)

6

AMELLIYANI SALSABIL, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajarannya serta apakah peningkatan kemampuan kerjasama memiliki hubungan peningkatan hasil belajar?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian, secara umum tujuan penelitian ini adalah mengetahui bentuk penerapan model pembelajaran Make a match untuk meningkatkan kemapuan kerjasama siswa kelas IV SD. Kemudian, tujuan khusus penelitian ini terdiri dari tiga pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Memperoleh bentuk perencanaan pembelajaran ilmu pengetahuan sosial dengan menerapkan model pembelajaran Make a match untuk meningkatkan kemampuan kerjasama dan hasil belajar siswa kelas IV SD Sarijadi 5 di Bandung.

2. Mengetahui proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajarn Make a match pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial untuk meningkatkan kemampuan kerjasama dan hasil belajar siswa kelas IV SD Sarijadi 5 di Bandung.

3. Mengetahui peningkatan kemampuan kerjasama dan hasil belajar siswa kelas IV SD pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial yang menerapkan model pembelajarn Make a match pada proses pembelajarannya serta mengetahui hubungan yang dimiliki anatara peningkatan kemampuan kerjasamsa dengan peningkatan hasil belajar.

D. Manfaat Penelitian

Dengan melakukan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap perbaikan kualitas pendidikan dan pembelajaran. Adapun beberapa manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

(20)

7

AMELLIYANI SALSABIL, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Secara teoritis, hasil dari penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat mengembangkan model pembelajaran Make a match dalam meningkatkan kemampuan kerjasama siswa kelas IV SD.

2. Manfaat Praktis a. Siswa

1) Dengan model pembelajaran Make a match, dapat meningkatkan perasaan positif terhadap satu sama lain, menghilangkan persaingan dan penyendirian, membangun sebuah hubungan dan memberikan sebuah pandangan positif mengenai orang lain.

2) Dengan model pembelajaran Make a match, dapat meningkatkankan penghargaan diri, melalui perasaan dihormati dan dihargai oleh orang lain dalam sebuah lingkungan.

3) Dengan model pembelajaran Make a match, dapat meningkatkan kapasitas untuk berkerjasama secara produktif dan meningkatkan skill sosial secara umum. 4) Dengan model pembelajaran Make a match, dapat menggali

pemahaman baru dan menghasilkan hasil belajar yang maksimal mengenai materi yang dipelajarinya.

b. Guru

1) Memberikan wawasan tentang penggunaan model pembelajaran Make a match yang dapat menciptakan hasil belajar siswa melalui kerjasama antar siswa.

2) Memberikan aspirasi untuk melakukan proses belajar pembelajaran dengan menggunakan berbagai macam metode pembelajaran sehingga tercipta pembelajaran yang menyenangkan.

(21)

8

AMELLIYANI SALSABIL, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sehingga akan selalu bergairah dan bersemangat untuk memperbaiki pembelajarannya secara terus menerus. c. Sekolah

1) Sebagai masukan dalam penyediaan dan pengelolaan sumber belajar di sekolah.

(22)

AMELLIYANI SALSABIL, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 36

BAB III

METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Kemmis dan Taggart (dalam Kasbolah & I wayan, 2006, hlm. 9) mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh pelaku dalam masyarakat sosial dan bertujuan untuk memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjaan ini serta situasi dimana pekerjaan ini dilakukan.

Selanjutnya Ebbut (dalam Kasbolah dan I wayan, 2006, hlm. 9) mendefinisikan penelitian tindakan kelas merupakan studi yang sistematis yang dilakukan dalam upaya memperbaiki praktik-pratik dalam pendidikan dengan melakukan tindakan praktis serta refleksi dari tindakan tersebut.

Maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang memerlukan tindakan untuk menanggulangi masalah dalam bidang pendidikan dan dilaksanakan dalam kawasan kelas atau sekolah yang bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Penelitian memusatkan pada masalah-masalah aktual melalui proses, pengumpulan, penyusunan atau pengklasifikasian, pengolahan, dan penafsiran data.

B. Desain Penelitian

(23)

37

AMELLIYANI SALSABIL, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Pada kotak perencanaan tindakan, dirancanglah strategi bertanya untuk mendorong siswa untuk mejawab pertanyaannya sendiri.

2. Pada kotak pelaksanaan tindakan, mulai diajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa untuk mendorong mereka mengatakan apa yang mereka ketahui dan apa yang mereka minati.

3. Pada kotak observasi, pertanyaan-pertanyaan dan jawaban-jawaban siswa dicatat atau direkam untuk melihat apa yang sedang terjadi. 4. Dalam kotak refleksi, ternyata kontrol kelas yang terlalu ketat

menyebabkan tanya jawab kurang lancar dilaksanakan sehingga tidak mencapai hasil yang baik, dan perlu diperbaiki.

Pada siklus berikutnya, perencanaan direvisi dengan modifikasi dalam bentuk mengurangi pertanyaan-pertanyaan guru yang bersifat mengontrol siswa, agar strategi bertanya dapat berlangsung dengan baik. Pada tahap tindakan siklus kedua hal itu dilakukan. Pelaksanaanya dicatat dan direkam untuk melihat pengaruhnya terhadap perilaku siswa pada tahap refleksi. Siklus tersebut berkesinambungan dan berkelanjutan, bila sudah dirasa cukup dan tujuan telah tercapai, maka siklus dihentikan.

(24)

38

AMELLIYANI SALSABIL, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar. 3.1 Adaptasi dari Model Spiral dari Kemmis dan Taggart (Nurhani,

2013)

Model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart ini dilakukan melalui empat tahapan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Alur siklus tersebut saling berkelanjutan dan berkesinambungan. Siklus pertama dilakukan berdasarkan masalah yang teramati, jika hasilnya masih kurang maka dilanjutkan ke siklus berikutnya yang merupakan perbaikan dari siklus pertama. Siklus dihentikan jika hasil penelitian dirasa sudah cukup dan memenuhi tujuan yang diharapkan.

(25)

39

AMELLIYANI SALSABIL, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tindakan dan observasi, kemudian dilakukan refleksi terkait kekurangan yang perlu diperbaiki di siklus berikutnya.

Siklus II, rencana tindakan dibuat berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama. Selanjutnya melaksanakan tindakan kembali sesuai dengan yang telah direncanakan dengan diamati oleh guru kelas dan teman sejawat, hal yang diobservasi masih sama yaitu terkait keterlaksanaan kegiatan pembelajaran dan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil tindakan dan observasi, kemudian dilakukan diskusi kembali dengan guru kelas dan teman sejawat, dan selanjutnya melakukan refleksi terkait kekurangan yang masih ada dan perlu dipebaiki di siklus berikutnya.

Siklus III, perencanaan tindakan dibuat berdasarkan hasil refleksi pada siklus kedua. Selanjutnya melaksanakan tindakan kembali sesuia dengan yang telah direncanakan dengan diamati oleh guru kelas dan teman sejawat, hal yang diobservasi masih sama yaitu terkait keterlaksanaan kegiatan pembelajaran dan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Bila hasil tindakan dan observasi sesuai dengan yang direncanakan dan tujuan tercapai, maka siklus akan dihentikan.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN yang beralamatkan di Jl. Sarirasa Sarijadi Kota Bandung. Jumlah tenaga pendidik sebanyak 11 orang yang terdiri dari 9 PNS dan 2 guru bantu, selain itu ada juga seorang TU/operator sekolah dan seorang penjaga sekolah. Di SD ini, terdapat tujuh rombel, yang terdiri dari kelas 1,2,3,4 dan 6 satu rombel, sedangkan kelas 5 terdiri dari 2 rombel.

(26)

40

AMELLIYANI SALSABIL, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas IV yang berjumlah 15 orang yang terdiri dari 8 orang siswa laki-laki dan 7 orang siswa perempuan.

E. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Febuari sampai bulan Juni, semester II tahun ajaran 2014/2015.

F. Instrumen Penelitian

Bentuk instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Tes

Tes digunakan untuk mengetahui nilai hasil belajar siswa setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunkan model Make a match pada pembelajaran IPS. Soal tes yang diajukan berupa soal uraian yang terdiri dari 5 butir soal. Kisi- kisi soal pada setiap siklus dapat dilihat pada table 3.1.

Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal

(27)

41

AMELLIYANI SALSABIL, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Instrumen observasi digunakan untuk memperoleh informasi mengenai keterlaksanaan kegiatan pembelajaran dan untuk memperoleh hasil keterampilan kerjasama siswa.

Table 3.2 Lembar Observasi Keterampilan kerjasama

No. Aspek yang dinilai Skor

1 2 3 4

1. Memberikan Pendapat 2. Menerima/menghargai

pendapat orang lain 3. Berada dalam kelompok /

Interaksi tatap muka 4. Partisipasi/ kontribusi

dalam mengerjakan soal

3. Angket

Angket dilakukan dengan menggunakan pedoman angket. Subjek dalam angket ini yaitu siswa yang memang perlu dimintai keterangan mengenai proses kerja kelompok terkait keterampilan kerjasama dan nilai hasil belajarnya yang mengalami peningkatan atau penurunan yang cukup dratis. Berikut pertanyaan angket yang hendak ditanyakan:

Table 3.3 Pertanyaan angket

No. Pertanyaan Jawaban Keterangan

YA TIDAK

1. Ketika mengerjakan LK kelompok, apakah kamu ikut bekerjasama?

2. Apakah kalian saling membantu?

3. Apakah kalian saling memperhatikan ketika sedang berbicara?

(28)

42

AMELLIYANI SALSABIL, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dengan baik?

5.

Apakah pembelajaran yang telah kita lakukan menarik? pembelajaran yang mana yang menurutmu paling menarik ? Berikan alasannya!

6.

Apakah pembelajaran yang telah kita lakukan membosankan? Pembelajaran yang mana yang menurutmu paling

membosankan? Berikan alasannya!

7.

Apakah materinya mudah? Materi apa yang menurutmu paling mudah? Berikan

alasannya!

8. Apakah materinya sulit? Materi apa yang menurutmu paling sulit? Berikan alasannya!

9. Apakah waktu mengerjakan soal tes kamu terburu-buru? Berikan alasannya!

G. Prosedur Penelitian

Penelitian ini diawali dengan melakukan observasi terhadap permasalahan yang muncul pada pembelajaran IPS di kelas IV, kemudian mencari cara pemecahan masalah yang ada dengan menggunakan model Make a match.

1. Perencanaan

Sehubungan dengan cakupan materi teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi, maka penelitian dirancang melalui tiga siklus dengan tiap siklus terdiri dari satu kali tindakan. Tiap tindakan dengan alokasi waktu 2x35 menit. Berikut uraian pokok-pokok materi pada tiap siklusnya:

(29)

43

AMELLIYANI SALSABIL, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Mengenai Perkembangan Teknologi Komunikasi. - Siklus II

Mengenai Perkembangan Teknologi Transportasi. - Siklus III

Mengenai Perkembangan Teknologi Produksi. Pada setiap tindakan dirancang hal-hal berikut: - Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). - Lembar LK.

- Lembar Tes.

- Media Pembelajaran.

- Lembar observasi penampilan guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran.

Selain itu peneliti mempersiapkan rekan observer yang bertugas untuk membantu peneliti mengamati kegiatan pembelajaran, mencatat kelebihan dan kekurangan peneliti sebagai guru saat mengajar dan kegiatan siswa saat pembelajaran. Kemudian disiapkan pula catatan lapangan dan alat dokumentasi.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini, pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan Model Make a match yang dilakukan sesuai dengan persiapan yang telah direncanakan. Berikut kegiatan yang akan dilaksanakan di tiap siklus :

a) Pada kegiatan awal pembelajaran mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan materi sebelumnya dengan materi yang akan diajarkan.

(30)

44

AMELLIYANI SALSABIL, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sendirinya pasangan itu menjadi satu kelompok. Guru membagikan lembaran-lembaran kertas pada kelompok. Siswa diminta untuk mencari pasangan dari lembaran kertas yang mereka terima.

c) Pada kegiatan akhir pembelajaran memberikan soal tes untuk mengetahui kemampuan siswa setelah pembelajaran.

3. Observasi

Observasi terdiri dari observasi guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Aspek yang diobservasi dari guru adalah terkait keterlaksanaan kegiatan pembelajaran. Dan aspek yang diobservasi dari aktivitas siswa adalah terkait aspek-aspek kegiatan yang muncul dari siswa dalam keterampilan berkerjasama. Yang menjadi observer adalah guru kelas dan rekan sejawat.

4. Refleksi

Peneliti beserta observer mendiskusikan hasil dari pemantauan proses kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan berdasarkan dari instrument pengamatan, baik berupa nilai siswa, keterlaksanaan kegiatan pembelajaran dan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Kelebihan yang terdapat dalam pembelajaran siklus pertama akan dijadikan acuan guru dalam melakukan siklus berikutnya, dan kekurangan yang masih terdapat dalam pembelajaran akan didiskusikan bersama cara penyelesainya, sehingga peneliti dapat menemukan perbaikan pembelajaran sebagai bahan menyusun tindakan pada siklus berikutnya. Setelah siklus pertama selesai, maka dilanjutkan ke siklus berikutnya dan berikutnya, siklus dihentikan bila dirasa cukup dan sesuai dengan target dan tujuan yang diharapkan. Setelah itu hasil yang didapat akan di analisis korelasinya menggunakan program SPSS untuk di analisis apakah keterampilan kerjasama mempengaruhi hasil belajar siswa.

(31)

45

AMELLIYANI SALSABIL, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Pengolahan Data Tes

a. Menghitung Skor siswa

Table 3.4 Kriteria Penskoran Siklus I No

Soal

Skor Kriteria Penskoran

1 20 20 = bila jawaban lengkap

10 = bila jawaban kurang lengkap

5 = bila jawaban kurang jelas tetapi menjurus ke jawaban

1 = bila jawaban salah

2 30 30 = bila jawaban 3 jenis teknologi komunikasi 20 = bila jawaban 2 jenis teknologi komunikasi 10 = bila jawaban 1 jenis teknologi komunikasi 1 = bila jawaban salah

3 10 10 = bila jawaban lengkap 5 = bila jawaban kurang lengkap 1 = bila jawaban salah

4 30 30 = bila jawaban 3 jenis teknologi komunikasi masa lalu

20 = bila jawaban 2 jenis teknologi komunikasi masa lalu

10 = bila jawaban 1 jenis teknologi komunikasi masa lalu

1 = bila jawaban salah 5 10 10 = bila jawaban lengkap

5 = bila jawaban kurang lengkap 1 = bila jawaban salah

Skor total 100

(32)

46

AMELLIYANI SALSABIL, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No

Soal

Skor Kriteria Penskoran

1 20 20 = bila jawaban lengkap

10 = bila jawaban kurang lengkap

5 = bila jawaban kurang jelas tetapi menjurus ke jawaban

1 = bila jawaban salah

2 30 30 = bila jawaban 3 jenis teknologi transportasi 20 = bila jawaban 2 jenis teknologi transportasi 10 = bila jawaban 1 jenis teknologi transportasi 1 = bila jawaban salah

3 10 10 = bila jawaban lengkap 5 = bila jawaban kurang lengkap 1 = bila jawaban salah

4 30 30 = bila jawaban 3 jenis teknologi transportasi masa lalu

20 = bila jawaban 2 jenis teknologi transportasi masa lalu

10 = bila jawaban 1 jenis teknologi transportasi masa lalu

1 = bila jawaban salah 5 10 10 = bila jawaban lengkap

5 = bila jawaban kurang lengkap 1 = bila jawaban salah

Skor total 100

Table 3.6 Kriteria Penskoran Siklus III No

Soal

Skor Kriteria Penskoran

(33)

47

AMELLIYANI SALSABIL, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 10 = bila jawaban kurang lengkap

5 = bila jawaban kurang jelas tetapi menjurus ke jawaban

1 = bila jawaban salah

2 30 30 = bila jawaban 3 jenis teknologi produksi 20 = bila jawaban 2 jenis teknologi produksi 10 = bila jawaban 1 jenis teknologi produksi 1 = bila jawaban salah

3 10 10 = bila jawaban lengkap 5 = bila jawaban kurang lengkap 1 = bila jawaban salah

4 30 30 = bila jawaban 3 jenis teknologi produksi masa lalu 20 = bila jawaban 2 jenis teknologi produksi masa lalu 10 = bila jawaban 1 jenis teknologi produksi masa lalu 1 = bila jawaban salah

5 10 10 = bila jawaban lengkap 5 = bila jawaban kurang lengkap 1 = bila jawaban salah

Skor total 100

Setelah itu baru ditentukan skor akhir siswa melalui rumus berikut ini :

Keterangan :

N N = Nilai Siswa

(Sumber Arikunto, 2013:299)

N = � �ℎ� �

(34)

48

AMELLIYANI SALSABIL, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Menghitung rata-rata kelas

Keterangan :

X = Nilai rata-rata kelas

∑ X = Jumlah semua skor siswa N = Jumlah siswa

(sumber Arikunto, 2013:299)

c. Menghitung persentase ketuntasan kelas berdasarkan nilai KKM

(Sumber Arikunto, 2013:299)

Suatu kelas dinyatakan tuntas apabila dalam kelas tersebut 75% siswa telah tuntas mencapai nilai KKM. (BNSP, 2006)

2. Pengolahan Data Observasi

Data observasi guru diolah berdasarkan terlaksana atau tidaknya kegiatan dalam pembelajaran. Sedangkan data observasi siswa diolah sebagai berikut :

Keterangan:

KB = Nilai Keterampilan Kerjasama

∑x = Skor perolehan dari aspek keterampilan kerjasama

S = Skor ideal dari aspek keterampilan kerjasama

Untuk menghitung rata-rata kelas keterampilan kerjasama siswa adalah sebagi berikut:

X =

Ketuntasan kelas = ∑ �ℎ � � � � � � ℎ �

�ℎ � � %

KB =

%

(35)

49

AMELLIYANI SALSABIL, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan:

∑KB = jumlah semua nilai siswa

% KB = Persentase keterampilan kerjasama

N = Jumlah siswa

(sumber Fauzia, 2012:36)

Indikator Penilaian

Table 3.7 Indikator Penilaian Memberikan Pendapat

Skor Indikator Penilaian

1 Tidak memberikan pendapat pada setiap pertanyaan yang terdapat pada LK

2 Memberikan pendapat sekitar sepertiga dari seluruh pertanyaan yang terdapat pada LK

3 Memberikan pendapat sekitar setengah dari seluruh pertanyaan yang terdapat dari LK

4 Memberikan pendapat pada setiap pertanyaan yang terdapat pada LK

Table 3.8 Indikator Penilaian Menerima atau Menghargai Pendapat Orang Lain.

Skor Indikator Penilaian

1 Kurang menghargai pendapat anggota kelompok: tidak mempertimbangakan usulan pendapat yang disampaikan oleh teman dalam kelompok, menyalahkan pendapat teman dalam kelompok, memiliki pendirian bahwa

pendapatnyalah yang paling benar.

(36)

50

AMELLIYANI SALSABIL, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu mempertimbangkan usulan pendapat yang disampaikan oleh teman dalam kelompok, menyalahkan pendapat teman dalam kelompok, tidak memiliki pendirian bahwa

pendapatnyalah yang paling benar. 3 Menghargai pendapat anggota kelompok:

mempertimbangkan ususlan pendapat yang disampaikan oleh sebagian teman dalam kelompok, tidak menyalahkan pendapat teman dalam kelompok, tidak memiliki pendirian bahwa pendapatnyalah yang paling benar.

4 Sangat menghargai pendapat anggota kelompok:

mempertimbngankan usulan pendapat yang disampaikan oleh semua teman dalam kelompok, tidak menyalahkan pendapat teman dalam kelompok, tidak memiliki pendirian bahwa pendapatnyalah yang paling benar.

Table 3.9 Indikator Penilaian Berada dalam Kelompok atau Interaksi Tatap Muka

Skor Indikator Penilaian

1 Tidak berada dalam kelompok selama kerja kelompok dan tidak berkomunikasi

2 Berada dalam kelompok selama kerja kelompok tapi tidak berkomunikasi

3 Berada dalam kelompok selama kerja kelompok tapi berkomunikasi hanya dengan sebagain anggota. 4 Berada dalam kelompok selama kerja kelompok dan

berkomunikasi dengan semua anggota kelompok.

(37)

51

AMELLIYANI SALSABIL, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Skor Indikator Penilaian

1 Tidak berperan serta dalam menyelesaikan tugas yang terdapat dalam LK

2 Berperan serta menyelesaikan tugas yang terdapat dalam LK sekitar sepertiga bagian dari seluruh tugas yang terdapat dalam LK

3 Berperan serta menyelesaikan tugas yang terdapat dalam LK sekitar setengah bagian dari keseluruhan tugas yang terdapat dalam LK

4 Berperan serta dalam menyelesaikan seluruh tugas yang terdapat dalam LK

3. Pengolahan Data Angket

Setelah diperoleh data hasil angket, kemudian menganalisis data tersebut sehingga diperoleh informasi mengapa siswa mengalami atau penurunan nilai secara drastis.

4. Pengolahan korelasi product moment pearson.

Setelah diperoleh data akhir hasil keterampilan kerjasama dan hasil belajar siswa, kemudian akan dilakukan analisis korelasi untuk menjelaskan kekuatan dan arah hubungan antara kerjasama dan hasil belajar. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Keterangan:

r = Pearson r correlation coefficient. N = Jumlah Sampel

∑x = Total jumlah dari variabel X

r =

∑ − ∑ ∑

(38)

52

AMELLIYANI SALSABIL, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

∑y = Total jumlah dari variabel Y ∑x2

= Kuadrat dari total jumlah variabel X

∑y2

= Kuadrat dari total jumlah variabel Y

∑xy = Hasil perkalian daro total jumlah variabel X dan variabel Y

(Sumber Sugiyono, 2007:67)

Tabel 3.11 Interpreatasi angka kolerasi

r Kriteria Hubungan

0 – 0, 199 Korelasi Sangat Lemah 0,20 – 0,399 Korelasi Lemah 0,40 – 0,599 Korelasi Sedang 0,60 – 0,799 Korelasi Kuat

0,80 – 1,0 Korelasi Sangat Kuat 1 Korelasi Sempurna

(39)

AMELLIYANI SALSABIL, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 83

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada bab ini akan dibahas mengenai simpulan yang diambil peneliti dan saran berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya.

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang penerapan model pembelajaran Make a match pada mata pelajaran IPS dengan pokok bahasan tentang perkembangan

teknologi untuk meningkatkan keterampilan kerjasama siswa dan hasil belajar siswa di kelas IV pada semester 2 tahun pelajaran 2014/2015 maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan perencanaan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Make a match pada mata pelajaran IPS, penelitian dirancang melalui tiga siklus dengan tiap siklus terdiri dari satu kali tindakan. Tiap tindakan dengan alokasi waktu 2x35 menit. Pada setiap tindakan peneliti merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar LK, lembar tes evaluasi, media pembelajaran yaitu kartu Make a match dan lembar observasi penampilan guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Selain itu peneliti mempersiapkan rekan observer yang bertugas untuk membantu peneliti mengamati kegiatan pembelajaran, mencatat kelebihan dan kekurangan peneliti sebagai guru saat mengajar dan kegiatan siswa saat pembelajaran. Kemudian disiapkan pula catatan lapangan dan alat dokumentasi.

(40)

84

AMELLIYANI SALSABIL, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

reward yang akan diberikan oleh guru jika mereka memperoleh point lebih banyak, meskipun masih ada beberapa siswa yang kurang aktif, namun setelah guru memberikan motivasi siswa tersebut menjadi aktif. Pada tahap ketiga semua siswa semakin aktif dan antusias dalam pembelajaran dan semakin termotivasi untuk mendapatkan reward. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya siswa yang mengalami peningkatan dari skor sebelumnya.

3. Berdasarkan hasil observasi keterampilan kerjasama siswa yang dilakukan diketahui bahwa keterampilan kerjasama dan hsil belajar siswa kelas IV SDN yang beralamatkan di Jl. Sarijadi dengan model pembelajaran make a match pada mata pelajaran IPS mengalami peningkatan. Pada setiap siklus

(41)

85

AMELLIYANI SALSABIL, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelas IV SDN yang beralamatkan di Jl. Sarirasa Sarijadi kota Bandung. Selain itu dalam penelitian ini kemampuan kerjasama dan hasil belajar memiliki korelasi/ hubungan yang sangat kuat, signifikan dan searah. Dimana kedua variabel ini memiliki keterkaitan satu sama lain sesuai dengan pendapat para ahli yang menyatakan bahwa usaha yang dilakukan bersama-sama tidak hanya mendorong peningkatan aspek sosial, namun juga mendongkrak aspek intelektual

B. Saran

Dalam rangka menindak lanjuti penelitian ini maka, peneliti akan memberikan saran, ide atau rekomendasi yang terkait dengan pembelajarn IPS dengan model pembelajaran make a match.

Adapun rekomendasi yang ingin peneliti sampaikan adalah:

1. Bagi guru pembelajarn melalui model pembelajaran Make a match sebagai salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajarn IPS di sekolah dasar.

Dalam penyampaian prosedur pembelajaran serta waktu yang diberikan sebaiknya dilakukan dengan sejelas mungkin agar setiap kelompok mengetahui waktu yang dimiliki serta tugas yang dikerjakan.

Dalam pendekatan ini, sebaiknya guru mempersiapkan media pembelajarn dengan sebaik mungkin karena dalam proses pembuatan media pembelajarn itu sendiri memerlukan cukup banyak waktu. Dan guru memperhitungkan waktu yang dibutuhkan dengan tepat. Setiap tahapan yang akan dilakukan harus dialokasikan waktunya sehingga pembelajar dapat berlangsung dengan efektif.

Selain itu guru harus mempersiapkan reward berupa hadiah untuk lebih memotivasi siswa agar mereka mau belajar dengan baik dan bekerjasama dengan baik dengan teman sekelompoknya.

(42)

86

AMELLIYANI SALSABIL, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(43)

AMELLIYANI SALSABIL, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 87

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Sa’dun., dkk. (2010). Pengembangan Kurikulum Pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial. Yogyakarta: Cipta Media.

Aqib, Z., dkk. (2009). Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru SD, SLB, TK. Bandung: CV Yrama Widya.

Arikunto, S. (2013). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bandung: Bumi Aksara.

Biggs, J.B. (1991). Teaching For Learning: The View From Cognitive Psychology: Hawthron, Vic.

DEPDIKNAS. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata Pelajaran SD/MI. Jakarta: Depdiknas.

Desmita. (2007). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Fauzia, A. (2012). Penggunaan Metode Pembelajaran Kooperatife Tipe Student Team Achievement Division (STAD) untuk Meningkatlam Keterampilan

Kerjasama dalam Mata Pelajaran IPS diKelas IV di SDN Mekarwangi.

UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Hisnu, T & Winardi (2008). Ilmu Pengetahuan Sosia IV untuk SD/MI kelas IV.Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Huda, M. (2011). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Isjoni, (2010). Cooperative Learning: Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta.

Joyce, B., Weil, M., & Calhoun, E. (2009). Models of teaching. Boston: Pearson.

Kasbolah, Kasihani. (1999). Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Depdikbud.

(44)

88

AMELLIYANI SALSABIL, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kurniawan, D. (2011). Pembelajaran Terpadu. Bandung: CV. Pustaka Cendikia Utama.

Lie, A. (2010). Cooperative Learning. Jakarta:Grasindo.

Ningrum, E., Wakutya, B,. & Susilawati. (2006). Tempat Ruang dan Sistem Sosial. Bandung: UPI PRESS.

Nurihsan, J. & Agustin, M. (2011). Dinamika Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Refika Aditama.

Rusman. (2012). Model-model pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Sagala, S. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sapriya. (2008). Pendidikan IPS. Bandung: UPI PRESS.

Sugiyono, (2007). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suprijono, S. (2010). Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Syaripudin, T & Kurniasih. (2008). Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: Percikan Ilmu.

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.

(45)

89

AMELLIYANI SALSABIL, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

Gambar

Gambar. 3.1 Adaptasi dari Model Spiral dari Kemmis dan Taggart (Nurhani,
Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal
Table 3.3 Pertanyaan angket
Table 3.4 Kriteria Penskoran Siklus I
+5

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian, strategi yang digunakan Paguyuban Drumblek Salatiga dalam mengembangkan kesenian drumblek terdapat dua konsep, yaitu kerja sama

Berdasarkan permasalahan dan sistem yang berjalan saat ini maka, solusi yang ditawarkan adalah suatu perubahan sistem informasi layanan persidangan yang ditampilkan

Slično idućem alatu, Clone Stamp Tool, i HB alat radi kopiranje određenog dijela slike.. Vodi računa o bojama te osvjetljenju na

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT MENGGUNAKAN PETA KONSEP.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kredit mengandung pengertian adanya suatu kepercayaan dari seseorang atau badan kepada seseorang atau badan lainnya yaitu bahwa yang bersangkutan pada masa yang akan datang

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Inspektorat Daerah Kota Pagar Alam tahun 2014 berdasarkan hasil pengukuran, evaluasi, dan analisis pencapaian stratejik

2. Siswa dapat menjelaskan yang memimpin pertandingan sepak bola 9 13. Siswa dapat menjelaskan pengertian mengumpan dengan kepala 10.. 1.2 Mempraktikkan variasi gerak dasar ke dalam

A management plan -- appropriate to the scale and intensity of the operations -shall be written, implemented, and kept up to date. The long term objectives of management, and the