• Tidak ada hasil yang ditemukan

Respon Masyarakat Terhadap Keberadaan Posko Terpadu di Kampung Kubur Kecamatan Medan Petisah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Respon Masyarakat Terhadap Keberadaan Posko Terpadu di Kampung Kubur Kecamatan Medan Petisah"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Respon

Sikap, persepsi, dan partisipasi adalah yang menunjang dan melatarbelakangi ukuran sebuah respon. Respon pada prosesnya didahului sikap seseorang karena sikap merupakan kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku kalau ia menghadapi suatu rangsangan tertentu. Jadi, berbicara mengenai respon atau tidak respon terlepas dari pembahasan sikap. Respon juga diartikan sebagai tingkah laku atau sikap yang berwujud baik sebelum pemahaman yang mendetail, penelitian, pengaruh atau penolakan, suka atau tidak suka serta pemanfaatan pada susatu fenomena tertentu (Sobur, 2003 :359).

Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi respon seseorang, yaitu :

a. Diri orang yang bersangkutan yang melihat dan berusaha memberikan interpretasi tentang apa yang dilihatnya itu, ia dipengaruhi oleh sikap, motif, kepentingan, dan harapannya.

b. Sasaran respon tersebut berupa orang, benda, atau peristiwa. Sifat- sifat sasaran itu biasanya berpengaruh terhadap respon orang melihatnya. Dengan kata lain, gerakan, suara, ukuran, tindakan- tindakan, dan ciri- ciri lain dari sasaran respon turut menentukan cara pandang orang.

(2)

Konsep respon manusia lebih banyak dikemukakan oleh bidang- bidang ilmu sosial yang melihat respon pada tindakan dan perilaku individu, kelompok, atau masyarakat. Secara keseluruhan respon individu atau kelompok terhadap suatu situasi fisik dan non fisik dapat dilihat dari tiga tingkatan, yaitu persepsi, sikap dan tindakan. Simon dalam Wijaya membagi respon seseorang atau kelompok terhadap program pembangunan mencakup tiga hal, yaitu :

1. Persepsi, berupa tindakan penilaian (dalam benak seseorang) terhadap baik buruknya objek berdasarkan faktor keuntungan dan kerugian yang akan diterima dari adanya objek tersebut.

2. Sikap, berupa ucapan secara lisan atau pendapat untuk menerima atau menolak objek yang dipersiapkan.

3. Tindakan atau partisipasi, melakukan kegiatan nyata untuk peran serta atau tindakan terhadap suatu kegiatan yang terkait dengan objek tersebut (http://id.shovoong.com diakses pada tanggal 20 Februari 2016 pukul 10.15).

2.2 Persepsi

(3)

Persepsi merupakan bagian dari keseluruhan proses yang menghasilkan tanggapan setelah rangsangan diterapkan kepada manusia. Persepsi dan kognisi diperlukan dalam semua kegiatan kehidupan. Rasa dan nalar bukan merupakan bagian yang perlu dari situasi rangsangan tanggapan, sekalipun kebanyakan tanggapan individu yang sadar dan bebas terhadap suatu rangsangan atau terhadap satu bidang rangsangan sampai tingkat tertentu dianggap dipengaruhi oleh akal atau emosi atau kedua-duanya.

Proses persepsi terdapat 3 komponen utama yaitu :

a. Seleksi adalah proses penyaringan oleh indera terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit.

b. Interpretasi (penafsiran), yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang. Interpretasi dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti pengalaman masa lalu, sistem nilai yang dianut, motivasi, kepribadian dan kecerdasan. Interpretasi juga bergantung pada kemampuan seseorang untuk mengadakan pengkategorian informasi yang diterimanya, yaitu proses mereduksi informasi yang komplek menjadi sederhana.

(4)

2.3 Sikap

Sikap adalah suatu organisasi yang megandung pendapat, perasaan dan keyakinan tentang suatu yang sifatnya relatif konstan pada perasaan tertentu dan memberikan dasar untuk berperilaku (Walgito, 2000:57). Sikap dalam diri seseorang memberikan kesiapan dalam dirinya untuk merespon hal- hal yang dianggap benar atau salah terhadap obyek atau situasi tertentu. Pembentukan sikap tidak terjadi dengan sendirinya atau dengan sembarangan saja. Pembentukan sikap senantiasa berlangsung dalam interaksi manusia dan berkaitan dengan objek tertentu.

Sikap dapat dilihat melalui penilaian, penerimaan/penolakan, mengharapkan/ menghindari suatu objek tertentu.

a. Penilaian adalah pengetahuan yang dimiliki seseorang tentang objek sikapnya. Dari pengetahuan ini kemudian akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang bagaimana menilai objek tersebut.

b. Penerimaan atau penolakan adalah berhuhubungan dengan rasa senang/ tidak senang. Jadi sifatnya evaluatif yang berhubungan erat dengan sistem nilai yang dimiliki.

c. Mengharapkan/ menghindari adalah kesiapan seseorang bertingkah laku yang berhubungan dengan objek sikapnya (Walgito, 2000:97).

(5)

kecurigaaan dan prasangka, pemahaman yang mendetail, ide- ide, rasa takut, ancaman, dan keyakinan tentang suatu hal yang khusus. Berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui bahwa cara pengungkapan sikap dapat melalui :

a. Penerimaan atau penolakan b. Penilaian

c. Suka atau tidak suka

d. Kepositifan atau kenegatifan suatu objek.

Selanjutnya disebutkan bahwa ciri khas dari sikap adalah mempunyai objek tertentu (orang, perilaku, konsep, situasi, benda, dan lain sebagainya) dan megandung penilaian (suka- tidak suka; setuju- tidak setuju) (Sobur, 2003:355). Pendapat lain mengenai garis besar tentang sikap, yaitu:

a. Sikap merupakan pengalaman subjektif

b. Sikap adalah pengalaman tentang suatu objek atau persoalan c. Sikap melibatkan pertimbangan yang bersifat menilai

d. Sikap bisa diungkapkan melalui bahasa e. Ungkapan sikap pada dasarnya bisa dipahami

f. Sikap setiap orang bisa sama dan bisa juga tidak sama

g. Sikap berubungan dengan perilaku sosial (Ahmadi dalam Bangun 2013).

2.4 Partisipasi

(6)

mengungkapkan bahwa partisipasi berasal dari bahasa Inggris participate yang artinya mengikutsertakan atau ikut mengambil bagian. Secara umum partisipasi adalah suatu wujud dari peran serta atau keterlibatan masyarakat secara langsung maupun tidak langsung dalam aktivitas berupa perencanaan dan pelaksanaan untuk mencapai tujuan pembangunan masyarakat. Partisipasi atau keikutsertaan para pelaku dalam masyarakat untuk terlibat dalam proses pembangunan ini akan membawa manfaat dan menciptakan pertumbuhan ekonomi di daerah (Walgito, 2000: 68).

Partisipasi dapat timbul dengan melihat persepsi, sikap, dan respon. Adanya partisipasi merupakan keuntungan yang dapat diperoleh antara lain :

a. Mampu merangsanng timbulnya swadaya masyarakat yang merupakan dukungan penting bagi masyarakat.

b. Mampu meningkatkan motivasi dan keterampilan masyarakat dalam membangun.

c. Pelaksanaan pembangunan semakin sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan masyarakat.

d. Jangkauan pembangunan menjadi lebih luas meskipun dengan dana yang terbatas.

(7)

2.5 Masyarakat

Istilah community dapat diterjemahkan sebagai “masyarakat setempat”, istilah mana menunjuk pada warga sebuah desa, kota, suku atau bangsa. Apabila anggota- anggota sesuatu kelompok, baik kelompok itu besar maupun kecil, hidup bersama sedemikian rupa sehingga merasakan bahwa kelompok tersebut dapat memenuhi kepentingan- kepentingan hidup yang utama. Kelompok tadi dapat disebut masyarakat setempat.

Sebagai suatu perumpaan, kebutuhan seseorang tidak mungkin secara keseluruhan terpenuhi apabila dia hidup bersama- sama rekan lainnya yang sesuku. Kriteria yang utama suatu masyarakat setempat adalah adanya social relationships antara anggota suatu kelompok. Mengambil pokok- pokok uraian

diatas, dapat dikatakan bahwa masyarakat setempat menunjuk pada bagian masyarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah dalam arti geografis. Batas- batas tertentu dimana faktor utama yang menjadi dasar adalah interaksi yang lebih besar di antara para anggotanya, dibandingkan dengan penduduk di luar batas wilayahnya. Secaras singkat dapat disimpulkan bahwa masyarakat setempat adalah suatu wilayah kehidupan sosial yang ditandai oleh suatu derajat hubungan sosial yang tertentu. Dasar- dasar daripada masyarakat setempat adalah lokalitas dan perasaan masyarakat setempat tersebut.

Empat kriteria dari klasifikasi masyarakat setempat, yaitu :

a. Jumlah penduduk

(8)

c. Fungsi- fungsi khusus masyarakat setempat terhadap seluruh masyarakat

d. Organisasi masyarakat setemapat yang bersangkutan ( Soekanto : 1990).

Definisi masyarakat yang lain dikemukakan oleh :

1. Linton ( ahli antropologi) mengemukakan, bahwa masyarakat adalah setiap kelompok manusia, yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama, sehingga mereka itu dapat mengorganisasikan dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas- batas tertentu.

2. Melville J. Herskovits menulis, bahwa masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasi untuk mengikuti suatu cara hidup tertentu.

3. J.L Gilin J.P Gilin mengatakan, bahwa masyarakat itu adalah kelompok manusia yang terbesar mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama. Masyarakat itu juga meliputi pengelompokan- pengelompokan yang kecil.

4. Mac. Iver menyatakan bahwa masyarakat adalah suatu sistem daripada cara kerja dan prosedur, daripada otoritas dan saling bantu membantu yang meliputi kelompok- kelompok dan pembagian- pembagian sosial lain, sistem dari pengawasan tingkah laku manusia dan kebebasan. Sistem yang kompleks yang selalu berubah atau jaringan- jaringan dari relasi itulah yang dinamakan masyarakat.Ditambahkan bahwa unsur masyarakat adalah :

a. Harus ada kelompok atau pengumpulan manusia.

(9)

c. Adanya aturan (undang- undang) yang mengatur mereka bersama, untuk maju kepada satu cita- cita yang sama (Hartomo dan Azis dalam Bangun 2013).

2.6 Narkoba

Istilah narkoba sesuai dengan surat edaran Badan Narkotika Nasional (BNN) No. SE/ 03/IV/ 2002, merupakan akronim dari narkotika, psykotropika dan bahan- bahan adiktif lainnya. Narkoba yakni zat- zat kimiawi yang jika dimasukan kedalam tubuh manusia (baik secara oral, dihirup maupun intravena, suntik) dapat mengubah pikiran, suasana hati, ataupun perasaan dan perilaku seseorang.

1. Narkotika

Menurut Undang- Undang No. 35 Tahun 2009. Narkotika adalah suatu zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan- golongan. Jenis- jenis narkotika yang sering disalahgunakan yaitu ganja, heroin, morfin, kodein dan lain- lain.

2. Psikotropika

(10)

menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Jenis psikotropika yang sering disalahgunakan adalah ekstasy, shabu- shabu dan lain- lain.Dalam penjelasan umum Undang- Undang No. 5 Tahun 1997 disebutkan bahwa psikotropika terbagi menjadi 4 golongan. Dengan berlakunya Undang- undang No. 35 Tahun 2009 maka Undang- Undang No. 5 Tahun 1997 beserta lampirannya masih berlaku, kecuali lampiran mengenai jenis Psikotropika Golongan I dan Golongan II telah dipindahkan menjadi Narkotika Golongan I.

3. Zat adiktif

Adalah bahan- bahan aktif atau obat yang dalam organisme hidup menimbulkan kerja biologi yang apabila disalahgunakan dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi), yakni keinginan untuk menggunakan kembali secara terus menerus. Apabila dihentikan akan timbul efek putus zat diantaranya rasa sakit atau lelah yang luar biasa. Jenis zat adiktif yang sering disalahgunakan adalah amfetamine, amobarbital, minuman beralkohol, tembakau dan bahan pelarut (Zulkarnain,2004:13-24).

Dampak yang disebabkan karena pemakaian narkoba, yaitu :

1. Terhadap pribadi atau individu

a. Narkotika dapat merubah kepribadian si korban secara drastis seperti berubah menjadi pemurung, pemarah bahkan melawan terhadap apa atau siapapun.

(11)

c. Semangat belajar menjadi menurun dan suatu ketika bisa saja si korban bersikap seperti orang gila karena reaksi dari penggunaan obat tersebut. d. Tidak ragu untuk mengadakan hubungan seks secara bebas karena

pandangannya terhadap norma- norma masyarakat, hukum dan agama sudah mulai longgar.

e. Menjadi pemalas bahkan hidup santai.

f. Tidak segan- segan menyiksa diri karena ingin menghilangkan rasa nyeri atau menghilangkan sifat ketergantungan terhadap obat bius.

2. Terhadap Keluarga

a. Tidak segan mencuri uang atau bahkan menjual barang- barnag dirumah yang bisa diuangkan.

b. Tidak menjaga sopan santun dirumah bahkan melawan kepada orangtua.

c. Kurang meghargai harta milik yang ada di rumah, seperti mengendarai kendaraan dengan ugal- ugalan.

d. Mencemarkan nama keluarga dan keharmonisan keluarga sirna.

e. Kerugian material (membeli dan mengobati).

3. Terhadap masyarakat

a. Berbuat tidak senonoh (mesum) dengan orang lain, yang berakibat tidak saja bagi diri yang berbuat melainkan mendapat hukuman masyarakat yang berkepentingan.

(12)

c. Mengganggu ketertiban umum, seperti mengendarai kendaraan dengan kecepatan tinggi.

d. Melakukan tindak kekerasan baik fisik, psikis maupun seksual.

e. Menimbulkan bahaya bagi ketentraman dan keselamatan umum antara lain tidak menyesal apabila berbuat kesalahan.

4. Terhadap bangsa dan negara

a. Hilangnya generasi muda (lost generation).

b. Kualitas generasi menurun.

c. Hilangnya rasa patriotisme atau rasa cinta bangsa pada gilirannya mudah untuk dipengaruhi oleh kepentingan- kepentingan yang menjadi ancaman terhadap ketahanan nasional dan stabilitas nasional.

d. Negara terjajah kembali (Zulkarnain, 2014: 20-21).

2.7 Penyalahgunaan Narkoba

(13)

bahwa secara umum untuk menanggulangi permasalahan anak dan remaja dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu :

1. Cara moralistik, dengan menyebarluaskan ajaran- ajaran agama dan norma, perundang- undangan yang baik dan sarana- sarana lain yang dapat mengekang nafsu untuk kembali ke narkoba. Sistem ini hendaknya mendapat perhatian khusus, baik oleh orang tua sendiri, apalagi bagi para ahli yang bersangkutan dan begitu juga dengan pemerintah.

2. Cara abilisionistik, yaitu dengan memberantas sebab- sebab terjadinya penyalahgunaan narkoba, misalnya telah diselidiki bahwa faktor ekonomi (kemiskinan dan kesejahteraan) merupakan penyebabnya maka usaha mencapai kesejahteraan dan kemakmuran adalah mengurangi tindakan penyalahgunaan narkoba.

3. Preventif, yaitu untuk menghindari penyalahgunaan narkoba jauh sebelum rencana menyalahgunakan narkoba itu tejadi dan terlaksana. Tindakan preventif ini adalah berupa memberikan kesibukan yang berarti pada anak- anak, karena memasukan kedalam kursus- kursus keteramoila, pendidikan keagamaan dan lain- lain.

Selain tiga upaya yang telah dijelaskan di atas, terdapat jalur- jalur upaya yang lebih efektif, yaitu :

1. Upaya preventif, artinya terhadap penyalahgunaan narkoba dilakukan dengan cara integral dan dinamis antara unsur- unsur aparat dan potensi masyarakat.

(14)

3. Upaya pengendalian dan pengawasan, artinya penggunaan narkoba bagi kepentingan pengobatan sampai saat ini belum diperlukan. Oleh karenanya penggunaan yang dilakukan untuk pengobatan diperlukan upaya pengendalian dan pengawasan (Gultom, 2014 : 132-133).

Menurut Ny. Jeanne mandagi dan M. Wresniwiro sistem penanggulangan narkotika dan psikotropika dapat dilakukan dengan cara :

1. Upaya pencegahan

Upaya pencegahan terhadap penyalahgunaan narkotika dan psikotropika dapat dilakukan dengan cara integral dan dinamis antara unsur- unsur aparat dan potensi masyarakat, upaya dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan untuk mengubah sikap dan perilaku serta cara berpikir dari kelompok masyarakat yang mudah mempunyai kecenderungan manyalahgunakan narkotika dn psikotropika.

Menurut Soedjono dirdjosisworo bahwa usaha- usaha penanggulangan terhadap penyalahgunaan narkotika dan psikotropika dapat dilakukan dalam bentuk upaya- upaya prefentif, represif dan kuratif. Usaha- usaha tersebut antara lain : Inpres serta kerjasama antara instansi- instansi yang bersangkutan (preventif dan represif); kerjasama dengan luar negeri (preventif dan kuratif); penyempurnaan fasilitas dan perlengkapan (preventif, represif dan kuratif), peningkatan kemampuan aparatur penegak hukum dan meningkatkan pembinaan edukatif.

(15)

penerangan dan penyuluhan tentang masalah bahaya narkotika dan psikotropika. Pembinaan dilakukan dalam dua bidang, yaitu pembinaan kedalam dan pembinaan keluar. Pembinaan kedalam dilakukan unutk meningkatkan mutu para petugas, mereka yang mengabdikan diri dan mereka yang dipandang mampu untuk melaksanakan tugas penanggulangan masalah narkotika dan psikotropika sebagai masalah nasional. Sedangkan pembinaan keluar adalah kegiatan melaksanakan pendidikan pencegahan penyalahgunaan narkotika dan psikotropika dengan menuruti syarat dan caranya.

2. Upaya pengendalian dan pengawasan

Upaya pengendalian dan pengawasan, yaitu penggunaan narkotika dan psikotropika bagi kepentingan pengobatan sampai saat ini masih diperlukan. Oleh karena itu, penggunaan yang dilakukan untuk pengobatan diperlukan pengendalian dan pengawasan.

3. Upaya penindakan atau represif

(16)

4. Pengobatan dan rehabilitasi

Seseorang yang menyalahgunakan narkoba hendak diobati maka pasti akan menghadapi kesulitan yang besar sekali. Kemungkinan hasilnya akan mengecewakan, boleh disebut hampir tidak membawa hasil jarena data- data menunjukan bahwa 90 % dari mereka akan kembali menjadi pengguna. Namun demikian, rehabilitasi tetap diadakan karena didororng atas dasar pemikiran yaitu ketagihan. Ketagihan merupakan salah satu penularan infeksi. Tidak ada pengobatan yang memungkinkan karena itu para pecandu diisolasi. Membuat ketagihandan penyalahgunann menjadi ilegal, akan menimbulkan masalah atau problema. Ketagihan adalah penyakit mental yang memerlukan pengawasan, bertitik tolak dari perikemanusiaan (Gultom, 2014 : 133-135).

2.8 Pola Peredaran Narkoba

(17)

Organisasi sindikat obat bius sekarang ini sangat rapih dan beroperasi dari beberapa negara. Mereka memanfaatkan pengawasan perbatasan yang lemah, karena banyak kapal yang beroperasi melewati laut tanpa pengawasan. Methampetamine akhir- akhir ini diproduksi langsung dalam jumlah besar di Indonesia, tapi banyak juga yang didatangkan lewat Cina,Filipina dan Iran. Pintu masuk utama ke Indonesia adalah pelabuhan- pelabuhan di Jakarta, Batam, Surabaya dan Denpasar. Crystalline Methampetamine terutama masuk dari Malaysia, dan diselendupkan ke Aceh, Medan dan daerah lain di Sumatera

11.20).

Berbagai kajian yang dilakukan pemerhati masalah Narkoba disimpulkan bahwa pola peredaran narkoba sangat bervariasi, yakni :

1. Lewat paket pos yang dikirim dari mancanegara kepada seseorang di negara tujuan dengan menggunakan nama alibi/alias, guna menghindari tertangkapnya si pemesan. Jika barang tersebut lulus dari sensor atau pengawasan aparat, Narkoba yang dalam paket sampai ketangan pengedar / bandar.

2. Lewat orang yang diberi gaji atau upah dengan membawa secara langsung yang tersimpan didalam kas/ koper yang telah dikemas sampai tidak terdeteksi alat sensor di pelabuhan udara.

(18)

wanita Indonesia dan tempat tinggal di pemukiman penduduk dan bersifat sosial kepada masyarakat sekitarnya).

Narkoba yang berhasil lolos selanjutnya diberikan kepada bandar kemudian diberikan kepada pengedar yang bertemu langsung dengan konsumen (Zulkarnain, 2004 :46-47).

2.9 Posko Terpadu

Posko adalah singkatan dari Pos Komando. Posko terpadu yang terdapat di Kampung Kubur Lingkungan I Kelurahan Petisah Tengah Kecamatan Medan Petisah Kota Medan terdiri dari 6 titik Posko. Posko ini di didirikan pada 8 Januari 2016 setelah pihak Kepolisian Kota Medan bekerjasama dengan Pemerintah Kota Medan, BNNP SUMUT, Tentara Nasional Indonesia dan LSM melakukan penggerebekan di kawasan Kampung Kubur. Dimana Posko I terletak di Gang Erlangga, Posko II di Gang Peristiwa, Posko III di Gang Taruma, Posko IV di Jalan Zainul Arifin tepatnya disebelah jembatan Kampung Kubur dan dua Posko lainnya berada didalam kampung.

(19)

ibu- ibu untuk membuat aneka makanan dan kerajinan tangan.Pemerintah Kota Medan bekerjasama dengan Dinas Pariwisata memberikan tempat untuk penjualan hasil program pemberdayaan seperti dodol, tempe, kue- kue dan kerajinan lainnya. Dinas Pendidikan memberikan beasiswa bagi masyarakat kurang mampu untuk tetap bisa melanjutkan pendidikan.

2.10 Kerangka Pemikiran

Permasalahan narkoba di Indonesia saat ini mengalami peningkatan mulai dari penyalahgunaan narkoba hingga peredaran gelap narkoba. Pemerintah, Lembaga Penegak Hukum dan LSM gencar melakukan penangkapan terhadap penyalahguna narkoba, pengedar dan bandar besar. Berbagai usaha dilakukan untuk pembasmian peredaran narkoba agar jangan sampai menjerat generasi bangsa mulai dari upaya preventif, represif, pengobatan dan rehabilitasi.

Upaya preventif di Kampung Kubur Lingkungan I Kelurahan Petisah Tengah Kecamatan Medan Petisah diaplikasikan dalam bentuk kegiatan penyuluhan kepada masyarakat, upaya represif dengan menangkap pengedar dan bandar lalu menyerahkan pada pihak berwajib, upaya pengobatan dan rehabilitasi dengan memfasilitasi masyarakat yang ingin menyembuhkan diri terhadap ketergantungan narkoba tanpa harus menanggung sanksi hukum.

(20)

di Kampung Kubur. Adapun skematisasi kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

(21)

2.11 Definisi Konsep

Definisi konsep adalah pengertian yang terbatas dari suatu konsep yang dianut dalam suatu penelitian (Siagian, 2011:38). Peneliti dapat memberikan batasan mengenai konsep- konsep penelitian untuk menghindari kesalahpahaman arti dan konsep penelitian yang digunakan. Adapun batasan konsep di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Respon diartikan sebagai tingkah laku atau sikap yang berwujud baik sebelum pemahaman yang mendetail, penelitian, pengaruh atau penolakan, suka atau tidak suka serta pemanfaatan pada suatu fenomena tertentu.

2. Persepsi merupakan bagian dari keseluruhan proses yang menghasilkan tanggapan setelah rangsangan diterapkan kepada manusia. Persepsi dan kognisi diperlukan dalam semua kegiatan kehidupan. Rasa dan nalar bukan merupakan bagian yang perlu dari situasi rangsangan tanggapan, sekalipun kebanyakan tanggapan individu yang sadar dan bebas terhadap suatu rangsangan atau terhadap satu bidang rangsangan sampai tingkat tertentu dianggap dipengaruhi oleh akal atau emosi atau kedua-duanya.

3. Sikap adalah keadaan dalam diri seseorang yang memberikan kesiapan dalam dirinya untuk merespon hal- hal yang dianggap benar atau salah terhadap obyek atau situasi tertentu.

(22)

5. Masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama. Masyarakat itu juga meliputi pengelompokan- pengelompokan yang kecil.

6. Posko Terpadu adalah tempat yang difungsikan untuk bergabungnya berbagai instansi seperti Kepolisian Kota Medan, Pemerintah Kota Medan, Tentara Nasional Indonesia Kodim 0201/BS, BNNP SUMUT dan LSM dalam proses pemberantasan narkoba dan pemberdayaan masyarakat Kampung Kubur.

2.12 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu proses menjadikan variabel penelitian sehingga dapat diukur transformasi dari unsur konsep ke dunia nyata. Definisi operasional adalah lanjutan dari perumusan definisi konsep. Perumusan definisi konsep ditujukan untuk mencapai keseragaman pemahaman tentang konsep- konsep, baik berupa objek, peristiwa, maupun fenomena yang diteliti, maka perumusan operasional ditujukan dalam upaya mentransformasi konsep ke dunia nyata sehingga konsep- konsep penelitian dapat di observasi (Siagian, 2011:141).

Respon masyarakat terhadap keberadaan Posko Terpadu di Kampung Kubur dapat diukur dari :

a. Persepsi masyarakat atas keberadaan Posko Terpadu dapat diukur dari :

(23)

2. Pengetahuan masyarakat tentang siapa saja pihak yang tergabung dalam Posko Terpadu.

3. Pengetahuan masyarakat tentang fungsi, manfaat dan tugas Posko Terpadu di Kampung Kubur.

4. Pemahaman masyarakat atas informasi yang diberikan oleh Tim Posko Terpadu.

b. Sikap masyarakat terhadap kegiatan yang dilaksanakan oleh Tim Posko Terpadu di Kampung Kubur :

1. Penilaian masyarakat tentang keberadaan Posko Terpadu.

2. Penilaian masyarakat tentang kegiatan yang dilaksanakan Posko Terpadu

3. Penolakan atau penerimaan adalah berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang masyarakat terhadap keberadaan Posko Terpadu.

4. Masyarakat mengharapkan atau tidak mengharapkan adalah kesiapan masyarakat dalam bertingkah laku yang berhubungan dengan keberadaan Posko Terpadu.

c. Partisipasi masyarakat atas keberadaan Posko Terpadu di Kampung Kubur

1. Keikutsertaan masyarakat dalam menikmati keberadaan Posko Terpadu

Referensi

Dokumen terkait

Perempuan merupakan seorang perempuan yang sudah menginjak masa dewasa dimana seorang perempuan ini mempunyai peran dalam kehidupan berumahtangga untuk mengatur

Berdasarkan hasil penelitian dapat diberikan saran: (1) bagi pembelajaran folklor, mitos dalam tarian ritual barong kemiren yang berupa mitos kepercayaan rakyat dan

[r]

Dari 7 kelompok pengeluaran yang ada, pada bulan Oktober 2012 masing-masing kelompok memberikan andil inflasi/deflasi sebagai berikut: Kelompok Bahan Makanan -0,43

Peta-peta bantu seperti peta tingkat V/C ratio, peta radius belokan, peta penggunaan lahan dan peta parameter lainnya akan saling disintesakan dengan menggunakan model

Penurunan thoughput pada area optimasi diakibatkan karena area tersebut tidak di cover oleh site yang seharusnya sehingga user yang berada pada area optimasi

[r]

Dari hasil data analisis pemanfaatan WhastApp dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan WhatsApp yang digunakan peserta didik kelas VII SMP Negeri 10 Pontianak