• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN BERBANTUAN PROTOTYPE MEDIA BERBASIS CMAP TOOLS UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMP.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN BERBANTUAN PROTOTYPE MEDIA BERBASIS CMAP TOOLS UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMP."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

PENGUASAAN KONSEP SISWA SMP SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika

Oleh Puspita Rahayu NIM. 1100104

DEPARTEMEN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENGUASAAN KONSEP SISWA SMP

LEMBAR HAK CIPTA

Oleh: Puspita Rahayu

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika pada Fakultas Pendididkan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

©Puspita Rahayu 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN BERBANTUAN

PROTOTYPE MEDIA BERBASIS CMAP TOOLS UNTUK MENINGKATKAN

PENGUASAAN KONSEP SISWA SMP

Puspita Rahayu 1100104

Pembimbing 1 : Dr. Setiya Utari, M.Si. Pembimbing 2 : Drs. Amsor, M.Si. Departeme n Pendidikan Fisika, FPMIPA UPI

Abstrak

Penguasaan konsep adalah kemampuan yang dimiliki siswa terkait pengetahuan tentang suatu konsep dan penerapannya di berbagai persoalan. Penguasaan konsep ini sangat penting bagi siswa karena siswa akan selalu dihadapkan pada permasalahan yang membutuhkan pemecahan masalah menggunakan konsep yang telah dipelajarinya. Namun, diduga ada indikasi penguasaan konsep ini belum terlatihkan secara optimal, sebagai contoh proses pembentukan pengetahuan belum dibangun secara sistematis. Penelitian ini mencoba untuk memfasilitasi peningkatan penguasaan konsep melalui pendekatan saintifik dengan berbantuan prototype media berbasis cmap tools. Penelitian

pre-experimental dengan desain one group pretest-posttest design menggunakan sampel

sebanyak 35 siswa di salah satu SMP Negeri di Kota Bandung. Hasil penelitian menunjukkan nilai gain ternormalisasi sebesar 0,47 dengan rincian nilai gain ternormalisasi aspek C1 sebesar 0,88, aspek C2 sebesar 0,42, aspek C3 sebesar 0,41, dan aspek C4 sebesar 0,39. Hal ini menunjukkan penerapan pendekatan saintifik dengan berbantuan prototype media berbasis cmap tools dapat meningkatkan kemampuan mengingat dengan baik, namun kemampuan memahami, mengaplikasikan, dan menganalisis belum optimal.

Kata Kunci : Pendekatan Saintifik, Prototype Media Berbasis Cmap Tools,

(5)

THE APLLICATION SCIENTIFIC APPROACH AIDED MEDIA PROTOTYPE BASED CMAP TOOLS TO IMPROVE JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENT’S

MASTERY OF CONCEPT

Puspita Rahayu 1100104

Pembimbing 1 : Dr. Setiya Utari, M.Si. Pembimbing 2 : Drs. Amsor, M.Si. Departeme n Pendidikan Fisika, FPMIPA UPI

Abstract

Mastery of concepts is related with the ability of the students' knowledge of a concept and its application in a wide range of issues to address . Mastery of concept is very important for students because students will always be faced with the problems that need solving problems using concepts they have learned. However, there are indications alleged mastery of concept has not trained optimally, as an example of the process of the formation of knowledge has not been constructed systematically. This study tries to facilitate increased mastery of concepts through a scientific approach aided media prototype based cmap tools. Pre-experimental research design with one group pretest-posttest design using a sample of 35 students in one of the Junior High School in Bandung. The results show the value of normalized gain of 0.47 with the details of the value of the normalized gain of 0.88 aspect C1, C2 aspects of 0.42, aspects of 0.41 C3, and C4 aspects of 0.39. This shows the application of scientific approaches aided media prototype based cmap tools can improve the ability to remember well, but the ability to understand, apply, and analyze not optimal.

Keyword : Scientific approach, media prototype based cmap tools, conceptual

(6)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ...i

ABSTRAK...ii

KATA PENGANTAR ...iv

UCAPAN TERIMA KASIH...v

DAFTAR ISI ...vii

DAFTAR TABEL...ix

DAFTAR GAMBAR ...x

DAFTAR LAMPIRAN ...xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ...1

B. Rumusan Masalah Penelitian ...5

C. Definisi Operasional ...5

D. Tujuan Penelitian...6

E. Manfaat Penelitian...6

F. Struktur Organisasi Skripsi ...7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Pendekatan Saintifik ... 8

B. Prototype Media Berbasis Cmap Tools...10

C. Penguasaan Konsep ...13

D. Hubungan Pendekatan Saintifik, Prototype Media Berbasis Cmap Tools, dan Penguasaan Konsep ...15

BAB III METODE PENELITIAN ... 20

A. Metode dan Desain Penelitian ...20

B. Populasi dan Sampel Penelitian ...21

C. Variabel Penelitian ...21

D. Instrumen Penelitian...21

E. Prosedur Penelitian...23

F. Analisi Data ...25

1. Analisis Instrumen Penelitian...25

(7)

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN... 33

A. Temuan ...33

1. Keterlaksanaan Pembelajaran Pendekatan Saintifik dengan Berbantuan Prototype Media Berbasis Cmap Tools ...33

2. Peningkatan Penguasaan Konsep ...41

3. Angket Pendapat Siswa Mengenai Prototype Media Berbasis Cmap Tools ...43

B. Pembahasan ...45

1. Peningkatan Penguasaan Konsep ...45

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 52

A. Kesimpulan...52

B. Rekomendasi ...53

DAFTAR PUSTAKA ...54

(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pada jenjang Sekolah Menengah Pertama atau SMP terdapat mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang didalamnya terintegrasi mata pelajaran fisika. Salah satu tujuan mata pelajaran IPA adalah agar siswa memiliki kemampuan menguasai konsep serta mempunyai keterampilan mengembangkan pengetahuan dan sikap percaya diri sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mata Pelajaran IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang fenomena alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Depdiknas, 2006).

Selaras dengan tujuan pembelajaran IPA yang menekankan pada penguasaan konsep, maka kemampuan menguasai konsep merupakan salah satu hal yang penting dan harus dimiliki setiap siswa. Penguasaan konsep ini dapat dilatihkan dalam proses pembelajaran. Menurut Amri dan Ahmadi (dalam Fitriyatin Naziah, 2014, hlm. 2), penguasaan konsep diperlukan dalam pembelajaran, karena siswa selalu dihadapkan pada permasalahan yang memerlukan pemecahan masalah tersebut dengan konsep yang sudah dipelajarinya. Indikator penguasaan konsep menurut Sumarya (dalam Fitriyatin Naziah, 2014, hlm. 4) yaitu seseorang dikatakan menguasai konsep jika orang tersebut benar-benar memahami konsep yang dipelajarinya sehingga mampu menjelaskan dengan menggunakan kata-kata sendiri sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.

(9)

Pada kenyataannya di lapangan, proses pembelajaran IPA di sekolah untuk melatihkan penguasaan konsep siswa belum sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini dibuktikan berdasarkan hasil studi pendahuluan melalui observasi kelas dan penyebaran angket yang pernah peneliti lakukan di salah satu SMP Negeri di Kota Bandung. Dari data hasil observasi kelas menunjukkan bahwa siswa masih berperan sebagai penerima informasi yang disampaikan oleh guru sehingga menjadikannya pasif dalam pembelajaran. Salah satu faktor yang menyebabkan siswa menjadi pasif dan kurangnya motivasi adalah proses pembelajaran yang minim media dan sarana prasarana lain yang digunakan guru masih kurang memadai.

Selain itu dilihat dari hasil penyebaran angket menyatakan bahwa 52,63% siswa merasa kesulitan dalam mempelajari mata pelajaran fisika baik dalam hal konsep maupun matematisnya, 89,47% siswa merasa kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru di dalam kelas kurang menyenangkan, dan 57,89% siswa merasa kurang puas dengan nilai mata pelajaran fisika yang sudah diperolehnya. Informasi ini didukung dengan hasil perolehan nilai rata-rata ulangan harian terakhir pada materi kalor, hanya terdapat 25% dari 40 siswa yang memperoleh nilai diatas kriteria ketuntasan minimal, dengan nilai kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan oleh sekolah sebesar 75. Informasi tersebut menunjukkan bahwa penguasaan konsep siswa masih kurang memuaskan sehingga perlu untuk ditingkatkan.

(10)

sedang untuk keseluruhan namun pada aspek C2 (memahami), C3 (menerapkan), dan C4 (menganalisis) mengalami peningkatan dengan kategori rendah.

Berdasarkan uraian diatas, terlihat bahwa penguasaan konsep siswa masih kurang terpenuhi sehingga perlu ditingkatkan melalui suatu proses pembelajaran yang lebih bermakna. Menurut Anderson, L.W. & Krathwohl. Anderson, L.W. & Krathwohl (2010, hlm. 97) mengemukakan bahwa belajar yang bermakna menghadirkan pengetahuan dan proses-proses kognitif yang siswa butuhkan untuk menyelesaikan masalah. Dengan kata lain, proses pembelajaran yang lebih bermakna dapat menjadikan siswa lebih memahami konsep dan berdampak pada peningkatan penguasaan konsepnya. Dalam memberikan pembelajaran yang bermakna bagi siswa maka proses pembelajaran tersebut harus menempatkan siswa lebih aktif dalam kelas. Salah satu pembelajaran yang dapat diterapkan adalah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik. Menurut Weiman (2007), pendekatan saintifik dalam pembelajaran sains adalah melatihkan kemampuan meneliti pada siswa seperti para saintis atau ilmuwan dalam memahami suatu konsep. Dengan menerapkan pendekatan saintifik, maka dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang meningkatkan aktivitas siswa.

(11)

Untuk memudahkan siswa dalam proses pembelajaran diperlukan suatu alat pendukung yaitu media pembelajaran selain pendekatan pembelajaran, hal ini sesuai pendapat Sunarno (1998) yang menyatakan bahwa media pembelajaran merupakan salah satu komponen pendukung keberhasilan proses belajar mengajar. Untuk membantu keberhasilan proses belajar mengajar, maka digunakan media pembelajarn yang berupa prototype media berbasis cmap tools. Prototype media berbasis cmap tools ini merupakan perangkat teaching material

yang dikembangkan berdasarkan peta konsep yang digunakan dalam proses pembelajaran, berupa software pembelajaran yang dibuat oleh peneliti berisikan peta konsep yang dapat diunduh secara langsung sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Software dibuat dengan menggunakan program yang dikembangkan oleh IHMC (Institute for Human and Machine Cognitive). Penelitian tentang peta konsep telah dilakukan oleh Novak (dalam Alfiani, 2012, hlm. 2) mengatakan bahwa peta konsep adalah pengetahuan yang sistematis dan singkat, beberapa penelitian lain mengungkapkan bahwa penggunaan metode pemetaan konsep menggunakan cmap tools (perangkat peta konsep) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, memudahkan siswa dalam memahami keutuhan materi ajar yang dipelajari, dapat mengatasi miskonsepsi, dan menyebabkan retensi yang lebih tahan lama (Agus Kurniawan, 2013, hlm. 6). Dengan adanya peta konsep, dapat menarik perhatian siswa dan mengurangi kesulitan dalam memahami materi pelajaran.

Berdasarkan permasalahan dan penyataan yang telah diungkapkan, peneliti bermaksud melakukan penelitian mengenai pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dengan berbantuan prototype media berbasis cmap tools. Dimana pendekatan saintifik dengan berbantuan prototype media berbasis cmap tools yang di dalamnya mengandung teaching material berupa animasi

pembelajaran, video pembelajaran, dan soal-soal evaluasi yang diharapkan mampu meningkatkan penguasaan konsep siswa dalam pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti mengambil judul “Pendekatan Saintifik Dengan Berbantuan Prototype Media Berbasis Cmap Tools Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep

(12)

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka perumusan masalah

dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana peningkatan penguasaan konsep siswa

SMP setelah diterapkannya pendekatan saintifik dengan berbantuan prototype media berbasis cmap tools?”

Permasalahan penelitian di atas dapat dijabarkan menjadi pertanyaan penelitian sebagai berikut ini.

1. Bagaimana keterlaksanaan pendekatan saintifik dengan berbantuan prototype media berbasis cmap tools dalam pembelajaran?

2. Bagaimana peningkatan penguasaan konsep siswa SMP pada ranah kognitif setelah diterapkan pendekatan saintifik dengan berbantuan prototype media berbasis cmap tools?

3. Bagaimana pendapat siswa tentang penggunaan prototype media berbasis cmap tools dalam proses pembelajaran?

C. Definisi Operasional

1. Pendekatan Saintifik dengan berbantuan prototype media berbasis cmap tools

Pendekatan Saintifik dengan berbantuan prototype media berbasis cmap tools merupakan gabungan pendekatan saintifik yang menggunakan prototype

media berbasis cmap tools. Pendekatan saintifik yang diterapkan dalam penelitian ini adalah pendekatan dengan langkah-langkah yaitu mengamati, menanya, melakukan, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Sedangkan prototype media berbasis cmap tools merupakan software pembelajaran yang dibuat oleh peneliti berisikan peta konsep yang dapat diunduh secara langsung sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Software ini dibuat dengan menggunakan program yang dikembangkan oleh IHMC (Institute for Human and Machine Cognitive). Prototype media berbasis cmap tools merupakan perangkat teaching material

(13)

media berbasis cmap tools digunakan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dan angket pendapat siswa tentang prototype media berbasis cmap tools.

2. Penguasaan konsep

Penguasaan konsep merupakan kemampuan dimana siswa tidak sekedar mengetahui konsep-konsep, melainkan dapat memahami dan menyelesaikannya dengan baik, yang ditunjukkan oleh kemampuannya dalam menyelesaikan berbagai persoalan, baik yang terkait dengan konsep itu sendiri maupun penerapannya dalam situasi baru. Dalam penelitian ini, penguasaan konsep dibatasi pada kemampuan ranah kognitif dengan tingkatan mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan(C3) dan menganalisis (C4). Konsep yang dimaksud dalam penelitian ini adalah konsep fisika terkait dengan materi wujud zat, perubahan wujud zat, dan massa jenis zat. Penguasaan konsep diukur menggunakan tes penguasaan konsep dalam bentuk soal pilihan ganda yang diberikan pada saat pretest dan posttest.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah pada penelitian ini, maka tujuan penelitian ini adalah mendapatkan jawaban tentang peningkatan penguasaan konsep siswa SMP setelah diterapkannya pendekatan saintifik dengan berbantuan prototype media berbasis cmap tools.

E. Manfaat Penelitian

(14)

F. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi skripsi merupakan susunan atau sistematika dalam penulisan skripsi. Pada penelitian ini, struktur organisasi skripsinya sebagai berikut :

1. Bab I, bab ini mengenai pendahuluan dari skripsi yang terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, definisi operasional, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

2. Bab II, bab ini merupakan kajian pustaka mengenai pendekatan saintifik, prototype media berbasis cmap tools, penguasaan konsep, dan hubungan

pendekatan saintifik, prototype media berbasis cmap tools, penguasaan konsep.

3. Bab III, pada bab ini berisi metode penelitian yang terdiri dari desain penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, instrumen penelitian, prosedur penelitian, dan analisis data.

4. Bab IV, bab ini merupakan penjabaran dari hasil penelitian yang terdiri dari pengolahan data atau temuan dan pembahasan.

5. Bab V, bab ini merupakan simpulan dan rekomendasi yang menyajikan pemaknaan peneliti terhadap hasil temuan penelitian.

(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Karena tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan jawaban tentang peningkatan penguasaan konsep siswa SMP setelah diterapkannya pendekatan saintifik dengan berbantuan prototype media berbasis cmap tools dan penelitian ini bersifat terbatas karena hanya hendak mengungkap peningkatan bukan untuk membandingkan suatu variabel sehingga penelitian ini hanya menggunakan satu kelas eksperimen, maka metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pre-experimental design. Sandjaja dan Heriyanto (2006, hlm.123) menyatakan bahwa dengan rancangan penelitian ini (metode pre-experimental design) peneliti hendak mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan hanya

melibatkan satu kelompok subjek saja atau tidak ada kelompok kontrolnya. Selain itu, Sugiyono (2014, hlm. 109) berpendapat bahwa dikatakan metode pre-experimental design, karena metode ini belum merupakan eksperimen

sungguh-sungguh, masih ada variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya hasil yang ingin dicapai. Sehingga hasil ekseperimen ini bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabelnya, hal ini dapat terjadi karena tidak adanya variabel kontrol dan sampel yang tidak dipilih secara random.

Untuk mencapai tujuan dari penelitian ini, maka peneliti harus mengetahui terlebih dahulu penguasaan konsep siswa sebelum diberikan perlakuan (treatment) dan sesudah diberikan perlakuan (treatment) sehingga pada penelitian ini dilakukan tes sebelum siswa diberikan suatu treatment (pretest) dan tes sesudah diberika treatment (posttest). Maka desain penelitian yang dipilih dari metode pre-eksperimental design adalah one group pretest-posttest design. Dengan

(16)

Tabel 3.1 Desain penelitian one group pretest-posttest design.

Pretest Treatment Posttest

O1 X O2

Keterangan :

Treatment yang digunakan merupakan pendekatan saintifik dengan

berbantuan prototype media berbasis Cmap Tools.

B. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII di salah satu SMP di Kota Bandung. Sedangkan sampel penelitian ini adalah satu kelas eksperimen berjumlah 35 siswa yang diambil dengan teknik Probability Sampling secara simple random sampling. Menurut Sugiyono (2014, hlm.120), Probablility

Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang

sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi sampel. Simple Random Sampling merupakan salah satu jenis Probablility Sampling yang

dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi.

C. Variabel Penelitian

Penelitian mengenai penerpaan pendekatan saintifik dengan berbantuan prototype media berbasis cmap tools bertujuan untuk meningkatkan penguasaan

konsep siswa SMP. Merujuk pada Sugiyono (2014, hlm. 61) maka variabel dalam penelitian ini sebagai berikut ini:

1. Variabel independen dari penelitian ini adalah pendekatan saintifik dengan berbantuan prototype media berbasis cmap tools.

2. Variabel dependen dari penelitian ini adalah penguasaan konsep siswa.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian yaitu sebagai berikut a. Tes Penguasaan Konsep

(17)

saat awal pembelajaran (pretest) dan akhir pembelajaran (posttest). Dari hasil tes ini, akan dihitung gain yang ternormalisasi untuk melihat perubahan penguasaan konsep ranah kognitif dari sebelum dan setelah penerapan treatment. Tes penguasaan konsep ini terdiri dari dua puluh soal yang distribusinya dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Distribusi Soal Pada Setiap Aspek Ranah Kognitif

Sub Materi Pokok

Soal Untuk Tiap Aspek Ranah Kognitif Mengingat (C1) Memahami (C2) Mengaplikasik an (C3) Menganalisis (C4) No. Soal Jumlah Soal No. Soal Jumlah Soal No. Soal Jumlah Soal No. Soal Jumlah Soal Sifat Wujud

Zat 1 1 2 1 3 1 - 0

Perubahan

Wujud Zat 4, 5 2 6 1

7, 8,

9 3 10 1

Massa Jenis

Zat - 0

11, 18, 19 3 12, 14, 16

3 13,15,

17,20 4

Jumlah Soal Tiap Aspek

Kognitif

3 5 7 5

b. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran

Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan berbantuan prototype media berbasis cmap tools. Lembar observasi ini dilakukan pada dua

objek yaitu guru dan siswa. Lembar observasi ini diisi oleh observer pada saat pembelajaran berlangsung. Lembar observasi berisi tahapan-tahapan pendekatan saintifik yang digunakan dalam penelitian.

c. Angket Respon Siswa tentang pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dengan berbantuan prototype media berbasis cmap tools.

Angket ini digunakan untuk menanyakan pada siswa mengenai beberapa hal terkait pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dengan berbantuan prototype media berbasis cmap tools. Angket respon siswa tentang pembelajaran

menggunakan pendekatan saintifik dengan berbantuan prototype media berbasis cmap tools terdiri dari 13 pertanyaan dan jawaban tanggapan siswa tentang

(18)

untuk “sangat tidak setuju” hingga empat untuk “sangat setuju. Angket ini diberikan pada akhir pembelajaran bersamaan dengan posttest.

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang akan dilakukan terdiri dari tiga tahapan yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir.

a. Tahap persiapan

1) Melakukan studi pendahuluan yang meliputi penyebaran angket mengenai proses pembelajaran di kelas dan observasi proses pembelajaran.

2) Studi literatur terhadap jurnal, buku, artikel dan laporan mengenai pendekatan saintifik, prototype media berbasis cmap tools, penguasaan konsep dan tes.

3) Perumusan masalah penelitian.

4) Melakukan telaah kurikulum IPA fisika SMP mengenai pokok bahasan yang akan dijadikan materi pembelajaran dalam penelitian.

5) Menyusun instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran. 6) Men-judgement instrumen.

7) Merevisi/memperbaiki instrumen. 8) Melakukan uji coba pada sampel. 9) Menganalisis hasil uji coba instrumen. b. Tahap pelaksanaan

1) Menentukan subjek penelitian yaitu satu kelas eksperimen. 2) Melaksanakan pretest.

3) Melakukan treatment pada subjek penelitian.

4) Melakukan observasi terkait keterlaksanaan pembelajaran.

5) Melaksanakan posttest dan mengisi angket pendapat siswa mengenai prototype media berbasis cmap tools.

c. Tahap akhir

1) Mengolah data hasil penelitian.

(19)

tools dari lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran serta tanggapan

siswa tentang pembelajaran menggunakan prototype media berbasis cmap tools dari angket pendapat siswa.

3) Menarik kesimpulan.

4) Menyusun laporan hasil penelitian.

Skema penelitian dari penelitian ini adalah seperti pada gambar 3.1

Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian Studi Lapangan

Tes Awal (pretest)

Judgement, Uji Coba, dan Revisi

Penyusunan Perangkat Pembelajaran

Penyusunan Instrumen Penelitian

Studi Literatur dan Telaah Kurikulum

Rumusan Masalah

Observasi Keterlaksanaan P embelajaran P endekatan Saintifik dengan

Berbantuan Prototype Media Berbasis Cmap Tools

T es akhir (posttest) dan mengisi angket

Analisis Data

Pembelajaran dengan Menggunakan Pendekatan Saintifik dengan Berbantuan Prototype Media Berbasis Cm ap Tools

(20)

F. Analisis data

1. Analisis instrumen penelitian a. Analisis Validitas Tes

Sebelum digunakan dalam penelitian, maka instrumen harus telah melalui uji validitas untuk mengetahui apakah instrumen yang akakn digunakan dalam tes sudah bisa mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas tes yang digunakan adalah uji validitas konstruksi, yaitu validitas yang berkaitan dengan kesesuaian soal dengan indikator yang dilakukan oleh profesional. Sedangkan, untuk mengetahui validitas empiris digunakan uji validitas dengan teknik korelasi product moment menggunakan persamaan 3.1, yaitu :

√{ } ....(3.1)

Menurut Arikunto (2012, hlm.89) menyatakan kriteria yang digunakan untuk menginterpretasi besarnya koefisien korelasi yaitu disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 3.3 Klasifikasi Validitas Butir Soal Nilai rxy Kriteria

0,80 - 1,00 Sangat Tinggi 0,60 – 0,80 Tinggi

0,40 – 0,60 Cukup 0,20 – 0,20 Rendah 0,00 – 0,20 Sangat Rendah

b. Analisis Reliabilitas Tes

(21)

Dalam penelitian ini, rumus yang digunakan untuk menguji reliabilitas soal adalah KR-20 dengan rumus seperti pada persamaan 3.2 (Arikunto, 2012, hlm.115).

∑ .... (3.2)

Adapun tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas alat ukur disajikan pada tabel berikut :

Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas Soal

Nilai r11 Kriteria

0,00≤r≤ 0,20 Sangat rendah 0,20 ≤ r ≤ 0,40 Rendah

0,40 ≤ r ≤0,60 Sedang 0,60 ≤ r11 ≤ 0,80 Tinggi 0,80 ≤ r11 ≤ 1,00 Sangat tinggi

(Arikunto, 2012 hlm. 89)

c. Tingkat Kesukaran

Analisis tingkat kesukaran soal dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi antara soal yang sukar, sedang, dan mudah sudah proporsional atau belum. Arikunto (2012, hlm. 223) menyatakan bahwa rumus untuk mencari indeks kesukaran ditunjukkan oleh persamaan 3.3 sebagai berikut

....(3.3)

dengan, P = Indeks Kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal tersebut dengan benar JS = Jumlah seluruh siswa yang mengikuti tes

(22)

Tabel 3.5 Klasifikasi Indeks Kesukaran Indeks Kesukaran Kriteria

0,00 – 0,25 Sukar 0,26 – 0,75 Sedang

0,75 – 1,00 Mudah

d. Daya Pembeda

Analisis daya pembeda soal dilakukan untuk mengetahui apakah soal yang telah dibuat dapat membedakan kemampuan siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai. Menurut Arikunto (2012, hlm. 228) menyatakan bahwa rumus untuk menentukan daya pembeda adalah sebagai berikut seperti pada persamaan 3.4.

....(3.4)

Dengan, D : Daya Pembeda

: Jumlah Peserta kelompok atas yang menjawab soal tersebut dengan benar.

: Banyaknya peserta tes dari kelompok atas.

: Jumlah Peserta kelompok bawah yang menjawab soal tersebut dengan benar.

: Banyaknya peserta tes dari kelompok bawah.

: Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar.

: Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar

(23)

Tabel 3.6 Kriteria Indeks Daya Pembeda Indeks Daya Pembeda Kriteria

0,00 – 0,20 Buruk

0,20 – 0,40 Cukup

0,40 – 0,70 Baik

0,70 – 1,00 Baik sekali

e. Hasil Analisis Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen dalam penelitian ini dilakukan di slaah satu kelas di sekolah tempat penelitian, yang mana kelas tersebut telah mempelajari mengenai materi yang dijadikan pokok bahasan dalam penelitian ini. Instrumen yang diuji coba terserbut berupa tes pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 20 butir soal.

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa tingkat kesukaran dari 20 soal yang diujicobakan berkategori mudah sebesar 55%, berkategori sedang sebesar 35%, dan berkategori sukar 10%. Daya pembeda dari 20 soal yang diujicobakan berkategori jelek sebesar 20%, berkategori cukup sebesar 55%, berkategori baik sebesar 20%, dan berkategori sebesar baik sekali 5%. Sedangkan validitas dari 20 soal yang diujicobakan berkategori rendah sebesar 30% dan berkategori cukup sebesar 70%.

Selain tingkat kesukaran, daya pembeda, dan validitas terdapat juga hasil perhitungan reliabilitas tes, instrumen yang berjumlah 20 soal tersebut dinyatakan reliabel dengan kriteria tinggi yaitu 0,7. Untuk rekapitulasi hasil uji coba instrumen dapat dilihat pada tabel 3.7 dibawah ini:

Tabel 3.7 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen

No. Soal

Reliabilitas Validitas Tingkat

Kesukaran Daya Pembeda Ket

Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria

1

0,7 Tinggi

0,4 Rendah 0,9 Mudah 0,4 Cukup Diperbaiki

2 0,5 Cukup 0,9 Mudah 0,4 Cukup Dipakai

3 0,3 Rendah 0,7 Sedang 0,4 Cukup Diperbaiki

4 0,4 Cukup 0,9 Mudah 0,3 Cukup Dipakai

5 0,4 Cukup 0,9 Mudah 0,3 Cukup Dipakai

6 0,4 Cukup 0,9 Mudah 0,2 Jelek Dipakai

(24)

Tabel 3.7 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen (Lanjutan)

No. Soal

Reliabilitas Validitas Tingkat

Kesukaran Daya Pembeda Ket

Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria

8

0,7 Tinggi

0,4 Cukup 0,9 Mudah 0,2 Jelek Dipakai

9 0,4 Cukup 0,9 Mudah 0,4 Cukup Dipakai

10 0,5 Cukup 0,9 Mudah 0,3 Cukup Dipakai

11 0,21 Rendah 0,62 Sedang 0,36 Cukup Diperbaiki

12 0,5 Cukup 0,8 Mudah 0,3 Cukup Dipakai

13 0,42 Cukup 0,59 Sedang 0,64 Baik Dipakai

14 0,3 Rendah 0,77 mudah 0,36 cukup Diperbaiki

15 0,44 Cukup 0,49 Sedang 0,64 Baik Dipakai

16 0,5 Cukup 0,8 Mudah 0,5 Baik Dipakai

17 0,22 Rendah 0,21 Sukar 0,18 Jelek Diperbaiki

18 0,59 Cukup 0,49 Sedang 0,82 Baik

sekali

Dipakai

19 0,41 Cukup 0,64 Sedang 0,36 Cukup Dipakai

20 0,5 Cukup 0,7 sedang 0,5 Baik diperbaiki

Berdasarkan Tabel 3.7 diperoleh analisis dari 20 butir soal yang digunakan terdapat 13 butir soal dapat dipakai dan 7 butir soal perlu diperbaiki. Soal – soal tersebut sebelum digunakan dalam penelitian terlebih dahulu akan dilakukan perbaikan terhadap soal-soal yang dianggap harus diperbaiki, yaitu soal-soal yang memiliki validitas rendah, daya pembeda jelek atau tingkat kesukaran yang mudah dan sukar. Perbaikan yang dilakukan akan ditinjau dari segi isi, bahasa, maupun kesesuaian antara soal dan indikator.

2. Analisis Data Penelitian a. Tes Penguasaan Konsep 1) Penskoran

Skor setiap siswa ditentukan oleh jumlah jawaban benar, dnegan metode penskoran berdasarkan metode rights only, yaitu jawaban yang benar diberi skor satu dan jawaban salah atau butir soal yang tidak dijawab diberi skor nol. Pemberian skor dihitung dengan menggunakan ketentuan :

S = ∑ .... (3.5) Dengan, Skor = jumlah jawaban yang benar

(25)

Untuk menghitung nilai rata-rata (mean) dari skor tes baik pretest atau posttest, digunakan rumus:

̅ ∑ ....(3.6)

Keterangan :

̅ = rata-rata skor atau nilai x ; = skor atau nilai siswa ke i; n = jumlah siswa

2) Menghitung nilai gain ternormalisasi

Untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep pada ranah kognitif, digunakan data hasil pretest dan posttest siswa kemudian dilakukan analisis terhadap gain ternormalisasi (N-gain). Hake (1999) mengungkpakan bahwa rata-rata gain ternormalisasi (N-gain) merupakan rasio aktual rata-rata-rata-rata gain terhadap rata-rata maksimum. Rumus gain ternormalisasi yang digunakan ditunjukkan oleh persaman 3.7 dengan interpretasinya ditunjukkan oleh Tabel 3.8.

<g> =

.... (3.7)

Dengan , <g> : gain ternormalisasi

%<G> : persentase gain (selisih rata-rata posttest dan pretest) % : persentase gain maksimum yang mungkin terjadi

: persentase rata-rata skor posttest

: persentase rata-rata skor pretest

Menurut Hake (1999), interpretasi rata-rata gain ternormalisasi terhadap peningkatan penguasaan konsep pada aspek kognitif pada suatu pembelajaran dibagi ke dalam tiga kriteria seperti tercantum pada tabel 3.8

Tabel 3.8 Kriteria Rata-Rata Gain Ternormalisasi Rata-rata gain ternormalisasi Kriteria

0,00 < (<g>) ≤ 0,30 Rendah

0,30 < (<g>) ≤ 0,70 Sedang

(26)

b. Keterlaksanaan Pembelajaran

Data yang diperoleh adalah data yang diambil melalui lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran. Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran ini berbentuk checklist dan memuat kolom “ya” dan “tidak”. Pengolahan data dilakukan dengan menghitung persentase keterlaksanaan setiap tahapan pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan berbantuan prototype media berbasis Cmap Tools. Adapun langkah-langkah yang peneliti lakukan untuk mengolah data tersebut adalah sebagai berikut:

 Menghitung jumlah jawaban “ya” dan “tidak” yang pengamat isi pada format observasi keterlaksanaan pembelajaran.

 Menghitung persentase keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan rumus :

 Setelah data dari lembar observasi keterlaksaan pembelajaran tersebut diolah, kemudian diinterpretasikan dengan mengadopsi kategori dari persentase keterlaksanaan pembelajaran yang diperoleh berdasarkan pada tabel 3.9 mengenai kategori persentase keterlaksanaan pembelajaran menurut Mundilarto (2012, hlm. 68).

Tabel 3.9 Kategori Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran Keterlaksanaan

Pembelajaran (%) Kategori

0-33 Kurang

34-67 Cukup

68-100 Baik

c. Analisis Angket Respon Siswa tentang pembelajaran menggunakan

prototype media berbasis Cmap Tools.

(27)

direkapitulasi untuk setiap kategori untuk setiap aspek. Jumlah siswa pada setiap kategori dan setiap aspek kemudian dihitung nilai presentasenya. Untuk mengetahui sebaran pendapat siswa digunakan hubungan antara presentase dengan harga tafsiran berikut :

Tabel 3.10 Hubungan Presentase dengan Tafsiran Sebaran

Presentase (%) Tafsiran

0 Tidak ada

1-25 Sebagian kecil

26-49 Hampir setengahnya

50 Setengahnya

51-75 Sebagian besar

76-99 Hampir seluruhnya

100 Seluruhnya

(28)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data hasil penelitian yang telah dilakukan di salah satu SMP Negeri di Kota Bandung, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Penerapan pendekatan saintifik dengan berbantuan prototype media berbasis cmap tools dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa SMP pada ranah

kognitif. Hal tersebut ditunjukkan dari nilai gain ternormalisasi keseluruhan sebesar 0,47 dengan kategori sedang. sedangkan nilai gain ternormalisasi pada aspek mengingat (C1) sebesar 0,88 dengan kategori tinggi, nilai gain ternormalisasi pada aspek memahami (C2) sebesar 0,42 dengan kategori sedang, nilai gain ternormalisasi pada aspek mengaplikasikan (C3) sebesar 0,41 dengan kategori sedang, dan nilai gain ternormalisasi pada aspek menganalisis (C4) sebesar 0,39 dengan kategori sedang.

2. Keterlaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dengan berbantuan prototype media berbasis cmap tools pada pertemuan pertama termasuk pada kategori baik, sedangkan keterlaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dengan berbantuan prototype media berbasis cmap tools pada pertemuan kedua dan ketiga termasuk pada kategori cukup.

(29)

B. REKOMENDASI

Berdasarkan penelitian telah dilakukan, terdapat beberapa saran sebagai berikut:

1. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan dapat meningkatkan aspek memahami (C2), mengaplikasikan (C3), dan menganalisis (C4) lebih baik lagi.

2. Dalam pembuatan soal tes diharapkan dapat memenuhi persyaratan tes yang baik dan untuk setiap indikator pembelajaran memiliki beberapa soal yang dapat diujikan, sehingga ketika ada soal yang validitasnya rendah tidak usah dipergunakan.

3. Untuk penelitian selanjutnya dapat lebih kreatif dalam merancang proses pembelajaran sehingga siswa dapat mudah memahami suatu konsep.

4. Dalam proses pembelajaran ada baiknya tahap motivasi tidak terlewatkan karena tahap ini penting untuk menumbuhhkan ketertarikan siswa pada pembelajaran.

5. Jika dalam proses pembelajaran kegiatan demonstrasi di depan kelas tidak dapat terlihat oleh seluruh siswa maka guru dapat menjadikan demonstrasi tersebut dalam bentuk video sehingga demonstrasi tersebut dapat terlihat oleh seluruh siswa dan siswa dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

6. Untuk penelitian selanjutnya dapat sering memberikan pengulangan dan latihan sehingga siswa bisa menguasai konsep atau informasi secara utuh dan akan tahu kapan serta dimana harus menggunakan pengetahuannya.

7. Siswa lebih dilatihkan dalam komunikasi aktif menggabungkan pengetahuan yang dimilikinya untuk menyelesaikan suatu permasalahan dan guru memberikan arahan agar siswa dapat menyelesaikan permasalahan tersebut dengan baik.

(30)

DAFTAR PUSTAKA

Alfiani. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Cycle 5e dengan bantuan prototype media berbasis CmapTools. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI.

Bandung : Tidak diterbitkan.

Amien, Mohammad.(1987). Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Dengan

Menggunakan Metode “Discovery”Dan “Inquiry”. Jakarta: Depdikbud.

Anderson, L.W & Krathwohl, D.R.(2010). Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, Dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Andiraharja, Diyar Dinanjar. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Keterampilan Berkomunikasi Dan

Penguasaan Konsep Fisika. Skripsi Sarjana Pada FPMIPA UPI. Bandung:

Tidak diterbitkan.

Arikunto, Suharsimi. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Canas, A. J., Hill, G., & Lott, J. (2003b). Support for Constructing Knowledge Models in CmapTools (Technical Report No. IHMC CmapTools 2003-02).

Pensacola, FL : Institute for Human and Machine Cognition. Dahar, Ratna Wilis. (1989). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Davies, Ivor K. (1987). Penerjemah: Sudarsono S. Dkk. Pengelolaan Belajar. Jakarta: CV. Rajawali dan PAU-UT.

Depdiknas. (2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pelajaran Fisika. Jakarta: Depdiknas.

Djamarah, S.B. dan Zain A. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah,S dan Zain,A. (2010). Strategi Belajar Mengajar. (cetakan ke-4). Jakarta: PT Rineka Cipta.

Fauziah Nurohmah, E. (2015). Efektifitas Pendekatan Saintifik dalam Meningkatkan Hasil dan Motivasi Belajar siswa SMP. Skripsi Sarjana Pada

(31)

Hake, R. (1999). Analyzing Change/Gain Scores. [Online]. Diakses dari: www.physics.indiana.edu/.../AnalyzingChange-G.

Hariadi, Teguh.(2013). Definisi Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013. [Online]. Diakses dari: http://perangkatguruindonesia.blogspot.com/2013/11/definisi-pendekatan-saintifik-kurikulum.html.

Jamaludin. (2011). Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran. [Online]. Diakses dari: http://Jamaludin270709.blogspot.com/2011/03/fungsi-dan-manfaat-media-pembelajaran.html.

Joyce&Weil. (2009). Model of Teaching. Needham Height, Massachustetts: Alynabd bachon.

Kbbi.web.id

Kemendikbud. (2013). Permendikbud No.64 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta: Kemendikbud.

Kemendikbud. (2013). Permendikbud No.81A Tentang Implementasi Kurikulum. Jakarta: Kemendikbud.

Kurniawan, Agus. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbantuan Cmaptools Dalam Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan

Kemampuan Kognitif Dan Mempertahankan Retensi Siswa. Tesis S2 UPI.

Bandung: Tidak diterbitkan.

Makmun, Abin Syamsudin. (2007). Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda. Muhtadi, Ali. (2005). Manajemen Sumber Belajar. Yogyakarta: UNY.

Mujiburahman, A. (2009). Pengaruh Model Pembelajaran Training Inquiry Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa. Skripsi Pada Jurusan Fisika

FPMIPA UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Munaf, Syambasri. (2001). Evaluasi Pendidikan Fisika. Bandung: Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI.

Mundilarto. (2012). Penilaian hasil belajar fisika. Penilaian hasil belajar fisika. Yogyakarta: UNY Press.

Naziah, Fitriyatin. (2014). Implementasi Model Pembelajaran Induktif Dalam Pembelajaran Fisika Untuk meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa SMP.

(32)

Novak, J. D., & Cañas, A. J. (2004). Building on constructivist ideas and CmapTools to create a new model for education. In A. J. Cañas, J. D.

Novak & F. M. González (Eds.), Concept maps: Theory, methodology, technology, proceedings of the 1st international conference on concept mapping. Pamplona, Spain: Universidad Pública de Navarra.

Novak, J.D. and Gowin, D.B., (1984). Learning How to Learn, Cambridge: Cambridge University Press.

Nugraha, Muhammad Gina.(2011). Model Pembelajaran Inkuiri Berbantuan Simulasi Komputer Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan

Korelasinya Dengan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI Pada

Pokok Bahasan Fluida Statis. Tesis S2 UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Pratama, Defrianto. (2011). Penerapan Pembelajaran Fisika Berbasisi ICT Untuk Meningkatkan Penguasaan Konseo Dan Melatihkan Keterampilan ICT

Siswa. Skripsi Sarjana Pada FPMIPA UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Pritchard, et.al. (2002). What Course Elements Correlate With Improvement On Test In Introductory Newtonian Mechanics. [Online]. Diakses dari:

http://relate.mit.edu/effectiveness.pdf.

Ribowo, B. (2006). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas II A SMP Negeri 2 Bajarharjo Brebes dalam Pokok Bahasan Segiempat Melalui

Model Pembelajaran Tutor Sebaya dalam Kelompok Kecil Tahun

Pembelajaran 2005/2006. Skripsi: FPMIPA Universitas Negeri Semarang.

[Online]. Diakses dari: http://digilip.unnes.ac.id.

Rustaman, A. (2005). Pengembangan Kompetensi (Pengetahuan, Keterampilan, Sikap dan Nilai) Melalui Kegiatan Praktikum Biologi. BANDUNG:

FMIPA UPI. Tidak diterbitkan

Sandjaja, B. & Heriyanto. (2006). Panduan Penelitian. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Septiani, Reni. (2011). Penerapan Self Assement dalam Mengungkapkan Penguasaan Konsep Siswa SMP pada Materi IPBA. Skripsi Sarjana pada

FPMIPA UPI. Bandung : Tidak diterbitkan.

(33)

Sudrajat, A. (2008). Konsep Media Pembelajaran. [Online]. Diakses dari:

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/konsep-media-pembelajaran/.

Sudrajat, Akhmad. (2008). Pengertian Pendekatan, Stategi, Teknik, dan Model

Pembelajaran. [Online]. Diakses dari:

https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pendekatan-strategi-metode-teknik-dan- model-pembelajara/

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sunarno. (1998). Komputer Sebagai Media Pembelajaran Fisika. [Online]. Diakses dari: http://ardansirodjuddin.blogspot.com/2007/11/komputer-sebagai-mediapembelajaran.html.

Weiman, C. (2007). Why Not Try A Scientific Approach To Scientific Education.

[Online]. Diakses dari:

Gambar

Tabel 3.1 Desain penelitian one group pretest-posttest design.
Tabel 3.2 Distribusi Soal Pada Setiap Aspek Ranah Kognitif
Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian
Tabel 3.3 Klasifikasi Validitas Butir Soal
+7

Referensi

Dokumen terkait

lebih baik daripada kemampuan analogi matematis siswa yang memperoleh. pembelajaran dengan menggunakan

Dengan berlatar pada kondisi sistem politik Indonesia waktu itu, dimana sebagai sebuah Negara yang masih baru merdeka dan masih mengalami banyak guncangan baik itu dari luar,

terdiri dari tes kemampuan analogi dan komunikasi matematis, angket skala sikap,.. dan lembar

The main assumptions made in the study were the selected training pixels to be pure elements of their representative land cover classes, the fine resolution pixels

Kartosoewirjo founded Darul Islam and Indonesian Islamic Army in Malangbong, West Java on 7 August 1949,in that time Indonesian government was moving to Jogjakarta and West Java was

Untuk menciptakan suatu strategi bersaing diperlukan analisis SWOT, dimana dalam menganalisis menggunakan SWOT, akan dilakukan tahap pengelompokan faktor internal dan eksternal

[r]

Penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dan masukan kepada Bapak Taufik Ginting dan istri sebagai pemilik Toko Kaban untuk mengetahui strategi yang tepat untuk