• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSTRUKSI SOSIAL TENTANG LESBIAN (Studi Deskriptif Lesbian Di kota Surabaya)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KONSTRUKSI SOSIAL TENTANG LESBIAN (Studi Deskriptif Lesbian Di kota Surabaya)"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)KONSTRUKSI SOSIAL TENTANG LESBIAN (Studi Deskriptif Lesbian Di kota Surabaya). Disusun Oleh : Novika Lusia Sandra 071311433044. PROGRAM STUDI SOSIOLOGI DEPARTEMEN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS AIRLANGGA SEMESTER GASAL 2018/2019. JURNAL S1 SOSIOLOGI UNIVESTAS AIRLANGGA. 1.

(2) KONSTRUKSI SOSIAL TENTANG LESBIAN (Studi Deskriptif Lesbian Di kota Surabaya) Novika Lusia Sandra NIM : 071311433044 Email : novikalusiasandra17@gmail.com (Sosiologi FISIP - Universitas Airlangga, Surabaya). Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga Semester Gasal Tahun 2018/2019 ABSTRAK. Kontruksi sosial merupakan sebuah pandangan kepada kita bahwa semua nilai, ideologi, dan institusi sosial adalah buatan manusia. Salah satunya adalah fenomena lesbian yang dipandang sebagai perilaku menyimpang dan tidak sesuai dengan norma agama oleh sebagian besar masyarakat. Berdasarkan dari beberapa permasalahan diatas maka perlu adanya penelitian yang lebih detai terkait bagaimana seorang lesbian mengkonstruksikan tentang lesbian menggunakan teori dari Peter L Berger. Penelitian ini menggunakan pendekatan Kualitatif. Penelitian ini dilakukan didaerah sekitar Surabaya, Jawa Timur. Dan akan dipilih 6 orang responden, pemilihan ini bersifat random sampling, pertama, populasi lesbian di Surabaya tidak diketahui jumlahnya, kedua mereka adalah individu yang sangat tertutup, sehingga sangat sukar mendekati mereka. Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dari observasi dan wawancara. Hasil dari penelitian ini adalah mereka secara pribadi memiliki penilaian tersendiri bagaimana mereka mengkonstruksikan sosok lesbian dari sudut pandang mereka, seorang feminim melihat lesbian sebagai sosok yang berbeda dan menentang masyarakat, sehingga lesbian femme cenderung takut untuk menunjukkan jati diri mereka sendiri ke dunia luar, sebab mereka takut tidak bisa diterima karena kondisi mereka. Sementara Andro, mereka melihat dunia lesbian sebagai sesuatu yang harus dijalani, namun hampir sama dengan lesbian femme, mereka masih merasakan beban dalam diri mereka sendiri dengan identitas tersebut, khususnya beban yang berkaitan dengan keluarga dan masa depan mereka. Sedangkan lesbian buci mereka mengkonstruksi lesbian dalam pandangan mereka adalah pilihan yang harus dipilih dan bertanggung jawab terhadap pilihan tersebut, oleh karena itu mereka cenderung berani dalam menetapkan sebuah pilihan, mereka berani untuk menghadapi diri sendiri, lingkungan sosial ataupun penghakiman dari masyarakat terhadap identitas lesbian mereka.. JURNAL S1 SOSIOLOGI UNIVESTAS AIRLANGGA. 2.

(3) Kata kunci : Konstruksi Sosial, Lesbian, Surabaya. Pendahuluan Kehidupan masyarakat Indonesia. mencolok dan sangat berbeda dengan. selama ini hanya dikenal dua katergori. tingkah laku normal pada umumnya atau. jenis. masyarakat dominan berbuat demikian,. kelamin,. yakni. laki-laki. dan. perempuan. Keduanya dikonstruk pada. maka. posisinya masing-masing dan tidak boleh. sebagai abnormal (Agustine, 2008).. ada yang saling bertukar. Laki-laki dengan. biasanya. langsung. Homoseksual. dinyatakan. yaitu. kelainan. kemaskulinannya dan perempuan dengan. terhadap orientasi seksual yang ditandai. kefeminimannya. keduanya. dengan timbulnya rasa suka terhadap. diposisikan untuk berpasangan. Tidak ada. orang lain yang mempunyai jenis kelamin. tempat untuk laki-laki dengan laki-laki,. yang sejenis atau identitas gender yang. perempuan. sama. Homoseksualitas mengacu pada. serta. dengan. perempuan. dan. demikian pula laki-laki dengan identitas. interaksi. penampilan perempuan atau sebaliknya.. pribadi yang berjenis kelamin sama secara. Masyarakat terkadang menganggap hal. situasional atau berkelanjutan. Istilah yang. tersebut. yang. sudah umum dikenal masyarakat adalah. dianggap berada diluar pola pengaturan. homoseksual sesama laki-laki disebut gay,. yang sudah baku.. sedangkan. adalah. keabnormalan. Sebenanrya abnormalitas. normalitas. itu. masih. dan. sosial. perempuan. atau romantis antara. homoseksual. sesama. disebut lesbian atau lesbi. samar-samar. Lesbian adalah istilah perempuan yang. batasnya. Kebiasaan dan sikap hidup yang. mengarahkan seksualnya kepada sesama. dirasakan sebagai sesuatu yang normal. perempuan atau disebut juga perempuan. oleah suatu kelompok, terkadang dianggap. yang mencintai perempuan baik secara. abnormal. oleh. fisik, seksual, emosional atau secara. lainnya.. Menurut. kelompok. masyarakat. Ruth. Benedict. spiritual.. Lesbian. merupakan. seorang. memiliki. ikatan. penggolongan kepribadian “normal” dan. perempuan. “abnormal”. berhubungan. dengan. emotional-erotis dan seksual terutama. perumusan. konfigurasi. pola. dengan perempuan atau yang melihat. kebudayaan dari suatu masyarakat. Hal. dirinya terutama sebagai bagian dari. tersebut kemungkinan besar tidak berlaku. komunitas. erat atau. yang. yang. mengidentifikasikan. jika keabnormalan tersebut sudah sangat JURNAL S1 SOSIOLOGI UNIVESTAS AIRLANGGA. 3.

(4) diriya sebagai seorang lesbian (Ardhiati. 2007:26).. Kontruksi sosial merupakan sebuah pandangan kepada kita bahwa semua nilai,. Kontruksi sosial memiliki arti yang. ideologi, dan institusi sosial adalah buatan. luas dalam ilmu sosial. Hal ini biasanya. manusia.. dihubungkan pada pengaruh sosial dalam. memahami. pengalaman. Asumsi. penuh dari pernyataan ini. Sebagai contoh,. dasarnya pada “realitas adalah kontruksi. dimasa lampau dianggap bahwa bumi. sosial”. Luckmann.. adalah pusat jagat raya yang dikelilingi. Selanjutnya dikatakan bahwa kontruksi. planet-planet. Galileo berpendapat lain dan. sosial. kekuatan.. menempatkan matahari sebagai pusat jagat. Pertama, peran sentral bahasa memberikan. raya dan bumi bersama planetplanet lain. mekanisme. berevolusi mengelilingi matahari.. hidup. dari. individu.. Berger. memiliki. dan. beberapa. konkret,. dimana. budaya. mempengaruhi pikiran dan tingkah laku. Diperlukan. waktu. dan menghargai. untuk implikasi. Pendapat ini bertentangan dengan. individu. Kedua, kontruksi sosial dapat. pandangan. mewakili kompleksitas dalam satu budaya. karenanya ia dianggap gila dan malah. tunggal, hal ini tidak mengasumsikan. dimasukkan ke dalam penjara. Diperlukan. keseragaman. Ketiga, hal ini bersifat. waktu panjang sebelum sistem heliosentris. konsisten dengan masyarakat dan waktu.. diterima umum. Kontruksi sosial adalah. Menurut DeLamater dan Hyde juga. yang. dianut. umum. dan. sebuah pernyataan keyakinan (a claim). bahwa konstruksi sosial menyatakan tidak. dan juga. ada kenyataan pokok (essences) yang. viewpoint). benar, realitas adalah kontruksi sosial oleh. kesadaran, dan cara berhubungan dengan. karena itu fenomena seperti homoseksual. orang lain itu diajarkan oleh kebudayaan. adalah kontruksi sosial, hasil dari suatu. dan masyarakat (Bastaman, T.K dkk.. budaya, bahasanya, dan juga institusi-. 2004).. institusi.. Juga. bahwa. pandang (a. kandungan. dari. sosial. Tercakup di dalamnya pandangan. pasangan. bahwa semua kuantitas metafisik riil dan. seksualitas yang menarik tapi pada variasi-. abstrak yang dianggap sebagai suatu. variasi budaya dalam mempertimbangkan. kepastian itu dipelajari dari orang lain. apakah. disekitar kita.(Ian Rory, 1997). Pendekatan. mengfokuskan. konstruksi. sebuah sudut. bukan. yang menarik. pada. itu. (Ardianto,. Elvinaro dan Q-Anees, Bambang. 2009).. konstruksi sosial berkembang pada abad 20.. Pendekatan. yang. kemudian. berkembang pesat pada tahun 1970an ini JURNAL S1 SOSIOLOGI UNIVESTAS AIRLANGGA. 4.

(5) banyak dipengaruhi oleh ide-ide Foucault,. menyimpang dan tidak sesuai dengan. yang kemudian disebut konstruksionisme. norma. sosial, sosiokonstruksionisme, atau non-. masyarakat,. esensialisme.. kelompok masyarakat diposisikan sebagai. Pendekatan konstruksi sosial lahir dari. beberapa. sumber,. seperti. agama. oleh. sebagian. besar. lesbian. dalam. sehingga. kaum marjinal. Sebagian besar masyarakat Indonesia. masih. menganggap. kaum. antropologi. lesbian sebagai penyimpangan seksual. simbolik, dan para ilmuwan bidang gay. yang belum berlaku secara umum dan. lesbian dan feminis. Pendekatan ini lebih. belum dapat diterima oleh masyarakat. menekankan. (Tarigan, 2011:73).. interaksionisme. sosial,. budaya. dalam. kerangka. bagi. Keberadaannya disadari sebagai. pengalaman dan pemaknaan seksualitas.. sebuah realita di dalam masyarakat dan. Dengan demikian, konstruksi sosial secara. menimbulkan berbagai macam reaksi oleh. tegas menyertakan budaya sebagai faktor. lingkungan sekitarnya. Hal itu terjadi. kunci untuk memahami seksualitas (Az-. karena orientasi seksual lesbian secara. Zulfi, M. : 2005).. umum. memberikan. pengaruh suatu. Penyimpangan seksual diartikan. masih. masyarakat. dianggap. pada. tabu. umumnya,. bagi. sehingga. sebagai ketidakwajaran seksual (sexual. sampai saat ini masih terjadi penolakan. perversion) mencakup perilaku-perilaku. terhadap. atau fantasi-fantasi seksual yang ditujukan. masyarakat. Hal ini membuat kaum lesbian. pada pecapaian orgasme melalui relasi. cenderung menutup diri. Lesbian dimaknai. seksual. sebagai perempuan yang tertarik terhadap. di. heteroseksual.. luar. hubungan. Perilaku. kelamin. penyimpangan. kaum. perempuan,. lesbian. dimana. di. perilaku. kalangan. seksual. seksual merupakan sebuah relasi hubungan. diarahkan. heteroseksual yang pada umumnya bersifat. perempuan,memiliki fantasi seks terhadap. kompulsif dan menetap. Oleh karena itu,. perempuan, memiliki ketertarikan secara. disfungsi seksual serta hubungan seks. emosional, memiliki gaya hidup yang. yang menyimpang merupakan satu aspek. tertarik. dari gangguan kepribadian dan merupakan. mengidentifikasi. penyakit neurotis (Koeswinarno, 1996:43).. perempuan yang menyukai perempuan. Salah satunya adalah fenomena lesbian yang dipandang sebagai perilaku. (disalurkan). terhadap. (Angelina,. sesama. pada. jenis,. dirinya. 2011:32).. Secara. dan. sebagai. sosial. kehidupan lesbian sama halnya dengan kelompok masyarakat lainnya. Aktivitas-. JURNAL S1 SOSIOLOGI UNIVESTAS AIRLANGGA. 5.

(6) aktivitas yang dilakukan oleh kaum lesbian. homoseksual,. sama. terhadap laki-laki (Budianta, Melani :. seperti. apa. yang. dilakukan. masyarakat pada umumnya, karena secara. begitupun. sebaliknya. 2014).. fisik tidak ada perbedaan antara lesbian. Beberapa ahli berpandangan bahwa. dengan perempuan normal. Terbukti tidak. keadaan abnormalitas seseorang tidak. sedikit kaum lesbian menempati berbagai. dapat. profesi baik secara plolitisi, birokrat, artis,. perkembangan manusia, sejak ia berada. atau. dalam kandungan, lahir, dan dibesarkan. profesional. lainnya. (Susilandari,. 2004:127). Salah. dipisahkan. dari. proses. dalam kehidupan di dunia. Faktor lainnya satu. kacamata. yang. yang. mampu. menyebabkan. memandang homoseksual sebagai gejala. penyimpangan. abnormalitas seksual adalah psikologi.. Biologis Genetik dan hormonal misalnya,. Lebih jauh menegenai hal ini ada beberapa. adanya pengalaman dan Reinforcement. ahli yang menyatakan kaum homoseksual. Positif, biasanya menjelang usia dewasa. (gay dan lesbian) itu adalah keturunan,. pengalaman. menyatakan setiap manusia adalah carrier. sering dijumpai, dan jika individu yang. atau pembawa dari kromosom X dan. dimaksud menikmati pengalaman tersebut,. kromosom Y, sehingga faktor genetik. maka kebiasaan itu akan terus berlanjut.. yang. kepada. Pengalaman yang dimaksud bisa dengan. jumlah. mimpi akil balik pertama yang dialami. kromosom manakah yang lebih dominant. hampir semua laki-laki dan perempuan.. diantara. diketahui,. Biasanya dalam mimpi tersebut seorang. kromosom Y mewakili perempuan dan. perempuan bermimpi membayangkan laki-. kromosom X mewakili laki-laki. Jika sejak. laki, tetapi bagi perempuan homoseksual. lahir seorang wanita memiliki kromosom. mereka malah sebaliknya, dalam mimpi. X lebih banyak dalam dirinya, maka orang. tersebut seorang homseksual bermimpi. tersebut cenderung diantara keduanya. Jika. bermesraan. sejak lahir seorang perempuan memiliki. (Budianta, Melani. 2014).. berperan. banyaknya. tergantung. masing-masing. keduanya.. Seperti. seksual. perempuan. dengan. yaitu. adanya secara. homoseksual. sesama. jenisnya. kromosom X lebih banyak dalam dirinya,. Fenomena di atas menyebutkan. maka perempuan tersebut cenderung dan. bahwa faktor pergaulan dan pengalaman. dapat menjadi seorang homoseksual, yang. memberikan peran yang besar dalam. tentunya juga didukung oleh pemicu yang. proses pembentukan identitas seseorang,. dapat. Apakah. menjadikan. dirinya. sebagai. JURNAL S1 SOSIOLOGI UNIVESTAS AIRLANGGA. dia. akan. menjadi. seorang 6.

(7) heteroseksual. atau. menjadi. seorang. berafiliasi dengan organisasi, lembaga,. homoseksual. Selanjutnya adalah kondisi. atau. negatif dari heteroseksual. Perintah atau. Satupelangi.com. wadah ini bertujuan. larangan. anak. menjadi “rumah” bagi lesbian Indonesia. perempuannya untuk mengadakan suatu. agar bisa mencari informasi mengenai. pendekatan terhadap lawan jenisnya bisa. dunia lesbian. Website ini dibangun dari,. dijadikan. oleh, dan untuk lesbian Indonesia.. orang. alasan. tua. kepada. mengapa. seseorang. instansi. apapun. bernama. memilih menjadi homoseksual dari pada. Komunitas Lesbian Gay Biseks. heteroseksual. Karena sejak kecil mereka. Transgender/Waria Interseks dan Queer. terbiasa dengan peraturan itu, menjadikan. (LGBTIQ) bergabung dalam berbagai. hal tersebut menjadi salah persepsi bagi. ikatan misalnya; GAYA NUSANTARA,. anak yang menerimanya. Sebagai contoh :. PREWAKOS, Savy Amira dan lain-lain. jika masih bersekolah, anak perempuan. yang. selalu dilarang oleh orang tuanya untuk. menyampaikan kepada masyarakat bahwa. berteman. tentunya. bertujuan. untuk. dengan. teman. laki-lakinya,. komunitas LGBTIQ adalah orang –orang. dianggap. dapat. mengganggu. biasa yang tidak berbeda dengan orang-. prestasinya di sekolah. Ini menjadikan. orang lain. Sebagian kota besar khususnya. mereka akan terbiasa bergaul dengan. di Surabaya kita bisa dengan mudah. kawannya yang hanya perempuan, dan. menjumpai. merasa tidak nyaman jika mempunyai. sesama jenis pasca isu LGBT semakin. teman dekat laki-laki (Budirahayu, Tuti.. merebak. 2011).. perempuan atau lesbian yang menunjukan. karena. Di. Indonesia,. pasangan. yang. pasangan. menyukai. sesama. jenis. fenomena. bahwa dirinya adalah seorang lesbian,. keberadaan gay, waria ataupun lesbian. mereka sudah tidak peduli dengan label. sudah lama ada. Namun tidak bisa. maupun. diungkapkan secara pasti kapan awal. Hampir dapat ditemui diberbagai tempat. keberadaan mereka. Komunitas mereka. komunitas gay dan lesbian yang semakin. biasanya tertutup dan enggan menonjolkan. berkembang. diri di masyarakat. Kondisi ini tak. Surabaya ini (Ika, Yuniarsih, 2009).. mengherankan, karena sampai sekarang. stereotype. dari. masyarakat.. eksistensinya. Berdasarkan. di. dari. kota. beberapa. keberadaan mereka masih menimbulkan. permasalahan diatas maka perlu adanya. sinisme berbagai kalangan. Saat ini telah. penelitian. muncul website independen yang tidak. bagaimana. JURNAL S1 SOSIOLOGI UNIVESTAS AIRLANGGA. yang. lebih seorang. detai. terkait lesbian 7.

(8) mengkonstruksikan. tentang. lesbian. lingkungan kerja dan di lingkungan. menggunakan teori dari Peter L Berger. Penyimpangan sosial menurut masyarakat. tetangganya? 2. Bagaimana. terhadap lesbian yang memiliki orientasi. respon. masyarakat. terhadap lesbian?. seksual berbeda daripada orang-orang pada umumnya, dianggap sebagai menyimpang karena tidak sesuai dengan norma yang ada. pada. masyarakat.. Keberadaannya. Tujuan dan Manfaat Penelitian a) Untuk melakukan. disadari sebagai sebuah realita di dalam. dengan. macam reaksi oleh lingkungan sekitarnya.. kaum. lesbian. di. kalangan. masyarakat. Hal ini membuat kaum lesbian cenderung. menutup. diri.Secara. sosial. c) Untuk memahami tentang konstruksi sosial. d) Sebagai. yang. dilakukan. masyarakat pada umumnya, karena secara. bahan. pertimbangan. dan. masukan untuk melakukan penelitian yang sejenis yang akan dilakukan selanjutnya. aktivitas yang dilakukan oleh kaum lesbian apa. sosial. didalam bangku perkuliahan.. kelompok masyarakat lainnya. Aktivitas-. seperti. konstruksi. sesuai ilmu yang telah diperoleh. kehidupan lesbian sama halnya dengan. sama. konteks. b) Untuk mengetahui dunia penelitian. bagi masyarakat pada umumnya, sehingga. terhadap. terhadap. tentang lesbian.. lesbian secara umum masih dianggap tabu. sampai saat ini masih terjadi penolakan. refleksi. dan. keberlakuan teori konstruksi sosial. masyarakat dan menimbulkan berbagai. Hal itu terjadi karena orientasi seksual. mengembangkan. Literatur Teori Konstruksi Sosial Peter L Berger. fisik tidak ada perbedaan antara lesbian dengan perempuan heteroseksual.. Menurut Peter Berger Teori konstruksi sosial (sosial construction). Rumusan Masalah. teori sosiologi kontemporer yang berpijak. Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan pertanyaan yaitu : 1. Bagaimana lesbian memaknai orientasi seksualnya. di. merupakan. lingkungan. sekitar,. pada sosiologi pengetahuan. Dalam teori ini. terkandung. pemahaman. bahwa. kenyataan dibangun secara sosial, serta kenyataan dan pengetahuan merupakan dua istilah kunci untuk memahaminya. Kenyataan adalah suatu kualitas yang. JURNAL S1 SOSIOLOGI UNIVESTAS AIRLANGGA. 8.

(9) terdapat dalam fenomena-fenomena yang. orang-orang. diakui memiliki keberadaan (being)-nya. secara intensif dalam situasi tatap muka;. sendiri sehingga tidak tergantung kepada. dan di sisi lain, terdapat abstraksi-abstraksi. kehendak. yang sangat anonim karena sifatnya yang. pengetahuan. manusia;. kepastian. saling. berinteraksi. bahwa. tidak terlibat dalam tatap muka. Dalam. fenomen-fenomen itu nyata (real) dan. konteks ini, struktur sosial merupakan. memiliki karakteristik yang spesifik (Miles. jumlah keseluruhan tipifikasi dan pola-. & Huberman : 2007).. pola interaksi yang terjadi berulang-ulang. Bagi. adalah. sedangkan. yang. Berger. kenyataan. hidup. kenyataan. yang. dan. Luckmann,. sehari-hari tertib. sebagai. melalui tipifikasi, dan ia merupakan satu unsur yang esensial dari kenyataan hidup sehari-hari (Ika, Yuniarsih, 2009).. dan. tertata.. seperti. sudah. Berger. tersusun sejak semula dalam bentuk pola-. berpandangan. pola,. kepada. dibangun secara sosial, sehingga sosiologi. pemahaman seseorang. Kenyataan hidup. pengetahuan harus menganalisi proses. sehari-hari tampak sudah diobjektivasi,. terjadinya itu. Dalam pengertian individu-. sudah dibentuk oleh suatu tatanan objek-. individu dalam masyarakat itulah yang. objek sejak sebelum seseorang hadir.. membangun. Dalam hal ini, bahasa yang digunakan. pengalaman individu tidak terpisahkan. dalam. dengan. Fenomena-fenomenanya. yang. tidak. kehidupan. tergantung. dan bahwa. Luckmann kenyataan. masyarakat,. itu. maka. masyarakatnya.. Waters. sehari-hari. terus-. sebagai. sarana. mengatakan bahwa “they start from the. objektivasi yang membuat tatanan menjadi. premise that human beings construct sosial. bermakna.. reality in which subjectives process can. menerus,. dipakai. Oleh karena itu, pandangan Berger dan Luckmann dapat dimengerti bahwa kenyataan sosial kehidupan sehari-hari dipahami (continuum). dalam berbagai. suatu. rangkaian. tipifikasi,. yang. menjadi semakin anonim dengan semakin jauhnya tipifikasi itu dari di sini dan sekarang dalam situasi tatap-muka. Pada satu sisi, di dalam rangkaian itu terdapat. become objectivied”. ( Mereka mulai dari pendapat bahwa manusia membangun kenyataan sosial di mana proses hubungan dapat. menjadi. tujuan. Pemikiran. inilah. mendasari. lahirnya. yang. panta).. barangkali teori. yang. sosiologi. kontemporer “kosntruksi sosial”. (Basrowi dan Sukidin, 2002 : 201) Kajian Teori Tentang Gender. JURNAL S1 SOSIOLOGI UNIVESTAS AIRLANGGA. 9.

(10) perempuan tersebut dikonstruksikan.Selain Gender dan seks adalah dua hal yang berbeda. Jenis kelamin atau seks lebih mengacu pada pembagian dua jenis kelamin yang berbeda, yakni jantan dan betina, laki-laki atau perempuan, yang mana kedua jenis alat kelamin ini adalah bentuk dari penciptaan Tuhan yang tidak dapat dipertukarkan, sesuai dengan kodrat dan ketentuan-Nya. Namun, menurut John M Echols & Hassan Sadhily, menyatakan. itu,. istilah. gender. merujuk. pada. karakteristik dan ciri-ciri sosial yang diasosiasikan. pada. laki-laki. dan. perempuan. Karakteristik dan ciri yang diasosiasikan tidak hanya didasarkan pada perbedaan biologis, melainkan juga pada interpretasi sosial dan cultural tentang apa artinya menjadi laki-laki atau perempuan (Jose, PE, Alexandra, M., Mireia, O., & Raphael, B : 2012).. bahwa gender juga berasal dari serapan kata bahasa Inggris yang mengacu pada jenis kelamin. Namun terdapat pengertian. Lesbian Perilaku lesbian mengacu pada. yang berbeda antara gender laki-laki dan. sebuah. gender perempuan. Menurut Fakih, gender. melibatkan rasa, cinta, kasih sayang antara. adalah suatu sifat yang melekat pada jenis. dua manusia yang memiliki jenis kelamin. kelamin tersebut, baik laki-laki maupun. perempuan. Pemahaman ini mengacu pada. perempuan,. kesamaan makna dari kata homoseksual.. kemudian. dikonstruksikan. hubungan. Hanya. terdapat beragam perbedaan, perubahan,. bersifat luas, dan tidak mengacu pada satu. ciri, dan sifat-sifat yang terjadi dari waktu. jenis kelamin tertentu. Sebab, tidak semua. ke waktu dan dari tempat ke tempat. lesbian dapat terlihat bakat sebagai lesbian. lainnya, yang kemudian disebut dengan. sejak masa kanak-kanak, perempuan lebih. konsep gender.. sukar. gender ataupun seks memiliki perbedaan yang mendasar dari segi dimensi, semisal istilah seks (jenis kelamin) mengacu pada dimensi. biologis. laki-laki. ataupun. jika. yang. secara sosial maupun kultural. Seringkali. Namun, menurut Santrock, istilah. saja,. emosional. dideteksi. homoseksual. orientasi. lebih. seksualnya. daripada laki-laki, namun ada beberapa karakteristik dugaan. yang. kelak. homoseks,. dapat. mereka. diantaranya. memberikan. akan. menjadi. karakteristik. tomboy (Tobing, 1987:53).. perempuan, maka konsep gender lebih. Dalam kelompok lesbian terdapat 3. mengacu pada dimensi sosial, kultural dan. label yang muncul karena karakter dasar. budaya. dari perempuan tersebut atau penampilan. bagaimana. laki-laki. dan. JURNAL S1 SOSIOLOGI UNIVESTAS AIRLANGGA. 10.

(11) keseharian yang terlihat pada seorang lesbian yaitu, Butch, Femme dan Andro.. Metode. Jika Butch (B) lebih mengacu dengan lesbian. yang. memiliki. tomboy,. kelaki-lakian,. Penelitian. karakteristik. berbusana. dan. bersikap maskulin, misalnya indikasi ini ditunjukkan dengan pakaian kemeja lakilaki, celana panjang, potongan rambut sangat pendek, sikap yang cenderung. pendekatan. ini. menggunakan. Kualitatif.. Pendekatan. kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi. yang. menyelidiki. suatu. fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat. manly, gentle.. suatu gambaran kompleks, meneliti kataSedangkan. Femme. (F). adalah. lesbian yang berkarakteristik feminim, lembut,. seperti. layaknya. perempuan. heteroseksual pada umumnya dan tidak terdapat ciri lesbian sama sekali, femme juga. cenderung. perempuan,. anggun,. berpakaian. gaun. feminim,. cantik,. selalu menjaga sikap, selalu merawat diri seperti pada umumnya perempuan.. kata, laporan terinci. dari. pandangan. responden, dan melakukan studi pada situasi. yang. alami. (Creswell,. 1998:15).Lokasi yang digunakan pertama kali untuk melihat fenomena ini adalah kawasan taman dikota Surabaya yaitu taman Bungkul Surabaya sebagai tempat berkumpulnya lesbian. Peneliti melihat banyak lesbian yang sedang berkumpul. Sedangkan Andro atau Androgyne. diwarung kopi taman Bungkul Surabaya. (A) adalah perpaduan penampilan antara. selain itu banyak lesbian yang berkumpul. butch dan femme. Lesbian ini memiliki. diberbagai pusat perbelanjaan seperti di. karakter. mall. cenderung. lebih. fleksibel,. terkadang andro bisa bergaya tomboy,. atau menata rambut dengan gaya feminim, dan sebagainya. Dalam relasi seksualnya kemudian andro bisa menyesuaikan, saat bertemu butchi ia akan menjadi femme, saat bertemu femme ia juga bisa menjadi butchi (Tan, 2005:36-37).. plaza. Surabaya. maupun. Surabaya Town Square (SUTOS).. namun tetap terlihat feminimnya, tidak risih berdandan dan mengenakan make up,. royal. Banyak yang memperbincangkan tentang fenomena lesbian dikota Surabaya ini sehingga memunculkan ide untuk mendapatkan informan dilokasi tersebut untuk sewaktu-waktu diwawancarai secara mendalam. oleh. peneliti.Penelitian. ini. dilakukan didaerah sekitar Surabaya, Jawa Timur.. JURNAL S1 SOSIOLOGI UNIVESTAS AIRLANGGA. Dan. akan. dipilih. 6. orang. 11.

(12) responden, pemilihan ini bersifat random. Jawa dan berhadapan dengan Selat Madura. sampling, pertama, populasi lesbian di. serta Laut Jawa. Kota Surabaya dijadikan. Surabaya tidak diketahui jumlahnya, kedua. tempat untuk sarana bersosialisasi dan. mereka adalah individu yang sangat. tempat pertemuan bagi kalangan LGBT di. tertutup, sehingga sangat sukar mendekati. Surabaya, Jawa Timur. Ada beberapa. mereka. Peneliti lebih memilih informan. lokasi di Surabaya yang biasanya dipakai. yang. fokus. sebagai tempat berkumpulnya komunitas. permasalahan dalam penelitian, berikut. LGBT yakni Gang Pattaya lokasinya. adalah kriteria responden penelitian yaitu :. disekitar Monumen Kapal Selam alias. 1. Perempuan berusia 19-30 tahun. Monkasel. Tempat ini biasanya dijadikan. kontekstual. dengan. 2. Memiliki orientasi sesksual lesbian (butchi, feme, andro) sebab dalam dunia lesbian terbagi 3 kategori ini, sehingga bisa didapatkan data yang komprehensif menyikapi. bagaimana. lingkungan. mereka. berdasarkan. positioning mereka.. tempat bertemunya kaum gay maupun sebagai. tempat. untuk. bertransaksi. menjajakan diri bagi pekerja seks atau pelacur pria terhadap sesama jenisnya. Lokasi berikutnya adalah Taman Bungkul yang juga dijadikan lokasi bertemunya kaum LGBT tepatnya diarea permainan ketangkasan atau ekstreme sports, serta. 3. Bertempat tinggal di Surabaya. dibawah pohon beringin besar disisi timur. Selain itu, tempat favorit lainnya yakni disebuah foodcourt mall di Surabaya. Deskripsi Objek Penelitian. Selatan. Ditempat makan itu kita bisa Penelitian Surabaya. yang. ini. dilakukan. merupakan. ibu. di kota. Provinsi Jawa Timur, sekaligus menjadi kota metropolitan terbesar di provinsi tersebut.. Surabaya. merupakan. kota. terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Surabaya juga merupakan pusat bisnis, perdangangan, industri, dan pendidikan di kawasan Indonesia bagian timur. Kota ini terletak 789 km setelah timur Jakarta, atau 426 km setelah barat laut Denpasar, Bali. melihat banyak pasangan sejenis berjalan bergandengan. tangan. kebanyakan. pasangan tersebut adalah lesbian yang masih. berusia. remaja.. Selanjutnya. kawasan jalan Diponggo tempatnya berada dibelakang Shangri-La Hotel tempatnya kaum gay Surabaya bertemu dan memadu kasih setiap pukul 22.00 ramai pasangan sejenis laki-laki yang memadati tempat ini. (http://www.jawapos.com/jpgtoday/06/03/2016/inilah-4-lokasi-favorit-. Surabaya terletak ditepi pantai utara pulau JURNAL S1 SOSIOLOGI UNIVESTAS AIRLANGGA. 12.

(13) pasangan-lgbt-di-Surabaya?amp=1 diakses. perempuan,. dimana. perilaku. seksual. pada tanggal 03 November 2018 pukul. diarahkan (disalurkan) pada perempuan,. 21.26). memiliki fantasi seks terhadap perempuan, memiliki ketertarikan secara emosional,. Hasil dan Pembahasan. memiliki gaya hidup yang tertarik terhadap. Makna Orientasi Seksual Lesbian. sesama jenis, dan mengidentifikasi dirinya sebagai. Berdasarkan. hasil. wawancara. perempuan. yang. menyukai. perempuan (Angelina, 2011:32).. dengan para informan Menurut Aan Pada indikator faktor pendorong. Ferguso (dalam Lasasti, 2011), lesbian adalah seorang perempuan yang memiliki ikatan emosional dan yang melihat dirinya sebagai bagian dari sebuah komunitas lesbian serta memiliki ikatan baik itu emosional. ataupun. seksual. dengan. perempuan. Lesbian sebagai satu bagian dari homoseksual,. dimana homoseksual. itu sendiri diartikan sebagai suatu gejala dari dua orang berjenis kelamin sama, secara. seksual. dengan. yang. merasa. terterik. satu. lainnya dan keduanya. terlibat dalam aktivitas seksual (dalam Soetjiningsih,. 2004).. Keberadaannya. disadari sebagai sebuah realita di dalam masyarakat dan menimbulkan berbagai macam reaksi oleh lingkungan sekitarnya. Hal itu terjadi karena orientasi seksual lesbian secara umum masih dianggap tabu bagi masyarakat pada umumnya, sehingga sampai saat ini masih terjadi penolakan terhadap. kaum. lesbian. di. kalangan. masyarakat. Hal ini membuat kaum lesbian cenderung menutup diri. Lesbian dimaknai sebagai perempuan yang tertarik terhadap. perilaku. lesbian,. para. informan. mengetahui tentang perilaku lesbian ini berawal dari pergaulan yakni pacar-pacar mereka yang lesbian. Sedangkan dua orang yakni AW dan PA menyatakan bahwa mereka menyadari bahwa diri mereka sudah menjadi lesbian sejak lama, namun dari mereka juga baru berani mengakui pada diri mereka sendiri sebagai seorang lesbian sejak SMA, atau pada awal-awal kuliah. Semakin berkembangnya zaman maka akan berdampak pula pada gaya hidup setiap masyarakat. Gaya hidup merupakan bentuk eksistensi dari identitas diri. Berbagai macam cara akan dilakukan setiap individu untuk mencapai kepuasan dalam dirinya baik dari segi penampilan, pola hidup sampai pada perilaku seksual. Saat ini perilaku seksual semakin marak di lakukan baik secara terang-terangan atau sembunyi-sembunyi. khususnya. pada. kalangan remaja. Berbagai bentuk perilaku lazimnya sejalan dengan nilai dan norma yang berlaku, namun semakin modernnya. JURNAL S1 SOSIOLOGI UNIVESTAS AIRLANGGA. 13.

(14) zaman. bentuk-bentuk. perilaku. yang. dilakukan oleh setiap individu semakin. mulai. Banyaknya. mengakui. preferensi. seksualnya sejak mulai kuliah.. tidak bisa diatur atau diikat oleh normanorma yang berlaku.. berani. Identitas seksual secara sederhana memiliki tiga aspek. Pertama bentuk tubuh. yang. sebagai ciri utama atau sebagai dasar. dilakukan terutama pada aspek seksual. menentukan laki-laki atau perempuan.. menciptakan berbagai opini yang berbeda-. Kedua, sikap atau perilaku yang kongruen. beda pada setiap individu. Sebagai wujud. atau sesuai dengan jenis kelaminnya.. dari gaya hidup yang mengikuti arus dan. Ketiga, orientasi lawan seksual perilaku. dampak dari westernisasi maka bentuk. yang persisten mempunyai daya tarik. perilaku seksual saat ini tidak hanya terjadi. seksual apakah terhadap sesama jenis atau. antara laki-laki dengan perempuan namun. pada jenis kelamin yang berbeda. Ketiga. juga terjadi antara sesama jenis. Seperti. aspek tersebut dipercaya telah terbentuk. halnya perilaku seksual yang terjadi antara. dengan baik sebelum menginjak usia. wanita dengan wanita yang umumnya. remaja (Soetjiningsih, 2004).. disebut. lesbi. merupakan. penyimpangan. atau. istilah. lesbian. bagi. Lesbian. wanita. yang. Remaja lesbian sebagian besar sama dengan ramaja heteroseksual dalam. mengarahkan orientasi seksualnya kepada. perjuangannya. sesama jenis baik secara fisik, seksual,. Walaupun berhadapan dengan penolakan. emosional, atau secara spiritual. Lesbian. dari orangtua, pemimpin agama, dan. adalah wanita yang penuh kasih sayang.. teman-teman yang tentu tidak dapat. (Agustin, 2005:18).. menerima perilaku homoseksual. Remaja. Kemudian para informan memiliki. pada. pada. masa. umumnya. remaja.. mencoba. kesadaran bahwa diri mereka adalah. menyembunyikan perasaan seksualitas dari. seorang lesbian memiliki waktu yang. teman dekat dan keluarga akan menambah. berbeda-beda. menjadi. rasa terisolasi (dalam Soetjiningsih, 2004).. seorang lesbian saat dia memasuki kerja,. Mengenai latar belakang mereka. informan. AY. dimana pada saat itu ia sudah bisa. menjadi. seorang. lesbian. terdapat. bertanggung jawab secara pribadi pada. perbedaan antar informan berdasarkan. dirinya. Sedangkan RM sudah menjadi. wawancara tersebut terdapat 2 hal yang. lesbian sejak SMP, sedangkan ND dan. melatar. belakangi. AW menjadi lesbian SMA, FG dan PA. informan. menjadi. masing-masing seorang. lesbian,. kelompok pertama diwakili AY, FG, AW JURNAL S1 SOSIOLOGI UNIVESTAS AIRLANGGA. 14.

(15) dan. PA. menyatakan. sebelumnya. mereka. maskulin dalam penampilan tetapi, fungsi. latar. belakang. psikologisnya. karena. laki-laki,. disominasi. hormon. ditambah dengan pihak laki-laki yang. sebaliknya.. (Moh. dianggap tidak bisa memahami kebutuhan. 2004:111). Menurut Adelsa (Harren, 2009). mereka, karena cuek, egois dan tidak peka,. terdapat tiga garis besar kemungkinan. sementara. pasangan. faktor-faktor. lesbian mereka yang sesama perempuan. terbentuknya. baik buci, femme atau andro lebih. berikut:. cenderung peka dan memahami keinginan. 1. Biologis. trauma. memiliki. bahwa. sakit. hati. mereka. menilai. secara. kongenital feminim. Yasir. yang. atau Alimin,. mempengaruhi. perilaku lesbian sebagai. :. Kombinasi/. rangkaian. mereka, sehingga mereka memutuskan. tertentu di dalam genetik (kromosom),. lebih baik berpacaran dengan perempuan.. otak, hormon, dan susunan syaraf. Sementara ND dan RM menyatakan latar. diperkirakan. belakang mereka menjadi seorang lesbian. terbentuknya homoseksual. Beberapa. karena berawal dari coba-coba, mereka. faktor. menilai hal tersebut sebagai hal yang seru-. homoseksual dapat dilihat dari:. seruan karena merasa sesama perempuan. a. Susunan kromosom : Perbedaan. mempengaruhi. penyebab. lebih bisa mengerti perasaan dan sudut. homoseksual. pandang. dapat. yang. sama,. sehingga. lebih. orang. dan. dilihat. menjadi. heteroseksual dari. susunan. yang. berbeda.. memahami keinginan satu sama lain, juga. kromosomnya. lebih menyenangkan jika diajak untuk. Seorang wanita akan mendapatkan. jalan ataupun kegiatan lainnya.. satu kromosom X dari ibu dan satu. Pengaruh lingkungan luar seperti masyarakat,. kromosom X dari ayah. Sedangkan. media. cetak. maupun. elektronik. menjadi. faktor. penyebab. kromosom X dari ibu dan satu. terjadinya. penyimpangan. seseorang.. kromosom Y dari ayah. Kromosom. Pengaruh. lingkungan. artinya. Y adalah penentu seks pria. Jika. melalui. terdapat kromosom Y, sebanyak. yang. apapun kromosom X, dia tetap. akhirnya mengganti orientasi seksual yang. berkelamin pria. Seperti yang terjadi. pada dasarnya secara alamiah bersifat. pada. heteroseksual sedangkan penegasan kedua. Klinefelter. artinya bahwa seseorang bisa jadi sangat. kromosom seks yaitu XXY. Dan hal. homoseksualitas sosialisasi. atau. bisa. terjadi. pembelajaran,. JURNAL S1 SOSIOLOGI UNIVESTAS AIRLANGGA. pada. pria. pria. mendapatkan. penderita yang. satu. Sindrom. memiliki. tiga. 15.

(16) ini dapat terjadi pada 1 diantara 700. straight males. Gay females inilah. kelahiran bayi. Misalnya pada pria. yang biasa disebut lesbian.. yang. mempunyai. 48XXY.. Orang. kromosom. tersebut. d. Kelainan. tetap. susunan. Berdasarkan. syaraf. hasil. :. penelitian. berjenis kelamin pria namun pada. terakhir, diketahui bahwa kelainan. pria tersebut mengalami kelainan. susunan. pada alat kelaminnya.. mempengaruhi. b. Ketidak. perilaku. dapat seks. heteroseksual maupun homoseksual.. hormon. Kelainan susunan syaraf otak ini. testoteron, tetapi juga mempunyai. disebabkan oleh radang atau patah. hormon yang dimiliki oleh wanita. tulang dasar tengkorak.. pria. hormon. otak. :. Seorang. seimbangan. syaraf. memiliki. yaitu estrogen dan progesteron.. 2. Lingkungan : Lingkungan dipekirakan. Namun kadar hormon wanita ini. turut. sangat sedikit. Tetapi bila seseorang. homoseksualitas.. pria. hormon. yang diperkirakan dapat mempengaruhi. esterogen dan progesteron yang. terbentuknya homoseksualitas terdiri. cukup tinggi pada tubuhnya, maka. atas berikut :. hal. mempunyai. inilah. kadar. yang. menyebabkan. mempengaruhi. terbentuknya. Faktor. lingkungan. a. Budaya / adat istiadat : Dalam. perkembangan seksual seorang pria. budaya. mendekati karakteristik wanita.. masyarakat tertentu terdapat ritual-. c. Struktur otak : Struktur otak pada. ritual yang mengandung unsur. straight females dan straight males. homoseksualitas, mulai dari cara. serta gay females dan gay males. berinteraksi dengan lingkungan,. terdapat perbedaan. Otak bagian kiri. nilai-nilai. dan kanan dari straight males sangat. pandangan, maupun pola pemikiran. jelas terpisah dengan membran yang. tertentu terutama berkaitan dengan. cukup tebal dan tegas. Straight. orientasi, tindakan, dan identitas. females, otak antara bagian kiri dan. seksual seseorang.. kanan tidak begitu tegas dan tebal dan. pada. adat. yang. dianut,. istiadat. sikap,. b. Pola asuh : Cara mengasuh seorang. males,. struktur. anak juga dapat mempengaruhi. dengan. straight. terbentuknya homoseksual. Sejak. female, serta pada gay females. dini seorang anak telah dikenalkan. struktur. pada. otaknya. gay. dan. sama. otaknya. sama. dengan. JURNAL S1 SOSIOLOGI UNIVESTAS AIRLANGGA. identitas. mereka. sebagai. 16.

(17) seorang pria atau perempuan dan. jenis, dan kesemuanya juga menjawab. pengenalan identitas diri ini tidak. bahwa mereka pernah dikecewakan oleh. hanya sebatas pada sebutan namun. pacar lawan jenis mereka, dan mengakui. juga pada makna di balik sebutan. bahwa. pria. perempuan lebih nyaman dibandingkan. atau. perempuan. tersebut,. meliputi : c. Figur orang yang berjenis kelamin. hubuangan. dengan. sesama. dengan laki-laki. Cinta. lesbian. pada. dasarnya. dengan. cinta. sama. sama dan relasinya dengan lawan. heteroseksual, di dalam cinta itu juga. jenis, dalam proses pembentukan. terdapat. identitas seksual, seorang anak. menyertainya.. pertama-tama akan melihat pada orangtua. mereka. sendiri. yang. beberapa. komponen. yang. Dalam teorinya triangular theory of love, Sternberg (dalam Marasabessy,. berjenis kelamin sama dengannya,. 2008). anak laki-laki melihat ayahnya dan. memiliki. perempuan melihat pada ibunya. keintiman (intimacy) perasaan dalam suatu. dan mereka juga melihat pada. hubungan. teman. kedekatan, keterikatan, dan keterkaitan.. bermain. yang. berjenis. kelamin sama dengannya.. pengalaman. tiga. bahwa. komponen:. yang. cinta. pertama,. meningkatkan. Kedua, hasrat (passion) meliputi rasa. d. Kekerasan seksual / sexual abuse dan. mengemukakan. traumatik.. kerinduan yang dalam untuk bersatu dengan. orang. yang dicintai. yang. Kekerasan seksual yang dilakukan. merupakan ekspresi hasrat dan kebutuhan. oleh. seksual.. orang-orang. tidak. Ketiga,. komitmen. keputusan. bertanggung jawab terhadap orang. (commitment/decision) suatu keputusan. lain yang berjenis kelamin sama. untuk mencintai seseorang, menjaga cinta. adalah salah satu faktor yang. itu. mempengaruhi. bertahan bersama sesuatu atau seseorang. terbentuknya. dan. ketetapan. seseorang untuk. homoseksual.. sampai akhir. Pada. Para informan sebelum menjadi. seorang lesbian itu sangat mendalam dan. seorang lesbian, ternyata juga pernah. lebih hebat dari pada cinta heteroseksual.. menjalin hubungan dengan lawan jenis. Meskipun. sebelumnya berdasarkan wawancara diatas. didapatkan kepuasan seksual yang wajar.. menunjukkan. Cinta lesbian juga biasanya lebih hebat. bahwa. semua. informan. pernah menjalin hubungan dengan lawan. daripada. JURNAL S1 SOSIOLOGI UNIVESTAS AIRLANGGA. pada. cinta. umumnya,. cinta. relasi lesbian, tidak. homoseksual diantara 17.

(18) kaum pria. Elemen erotik dan nafsu-nafsu. sejajar. dahsyat. lainnya.. yang. bergelora. pada cinta. lesbian itu pada umumnya jauh lebih intensif. daripada. nafsu. heteroseksual. (Kartono, 1989). pasangan. heterogen. Sebagai pasangan lesbian mereka juga memiliki harapan-harapan mengenai hubungan mereka kedepannya terdapat dua. Pertanyaan selanjutnya berkaitan dengan. dengan. bagaimana. para. informan. kelompok besar pendapat diantara mereka. Berdasarkan. wawancara. dengan. para. memaknai hubungan pasangan lesbian itu. informan ini menyatakan bahwa dua orang. seperti apa berdasarkan wawancara dengan. informan. mereka, masing-masing informan memiliki. menyatakan. kesamaan sudut pandang yang menilai. harapan. bahwa lesbian adalah hubungan terlarang. dengan pasangan lesbiannya dan menjalani. antara sesama perempuan. bahwa perilaku. kehidupan sewajarnya pasangan heterogen. lesbian adalah perilaku seksual yang. yang. dilakukan antara dua orang yang berjenis. menjalani hidup yang wajar di masyarakat.. kelamin sama yaitu perempuan yang. Sementara pendapat informan lainnya. melingkupi aktivitas yang luas seperti. yang diwakili AY, ND, RM dan PA. strategi untuk menemukan dan menarik. menyatakan. perhatian pasangan (perilaku mencari dan. menjalani apa yang ada saat ini dan untuk. menarik. antar. kedepannya mereka lebih menyerahkan. individu, kedekatan fisik atau emosional,. pada Tuhan, sebab mereka menyadari. dan hubungan seksual. Namun mereka. bahwa hidup seperti ini tidak mungkin,. juga menilai menjadi seorang lesbian. kelak mereka harus berkeluarga dan. adalah. jawab. memiliki keturunan. Dari hasil wawancara. masing-masing dan sudah merupakam. ini menunjukkan bahwa sekalipun mereka. takdir dari Tuhan yang tidak bisa mereka. lesbian, mereka memiliki keinginan untuk. tolak.. tetap memiliki anak dan berkeluarga. pasangan),. pilihan. dan. Pandangan. interaksi. tanggung. masyarakat. tentang. diwakili. FG. bahwa. kedepan. menikah,. mereka bisa. memiliki. bersama-sama. memiliki. bahwa. AW. anak. mereka. hanya. seperti. mereka. dan. keinginan meneruskan keinginan adalah. membalas dengan prestasi dalam pekerjaan. hal yang utama dalam kehidupan manusia.. ataupun kehidupan sosial mereka, hal ini. Dari wawancara ini nampak bahwa. mereka lihat sebagai satu-satunya cara. mereka memaknai orientasi lesbian adalah. agar mereka tetap dilihat dan dipandang. sebagai sebuah pilihan hidup yang harus. hal. tersebut. JURNAL S1 SOSIOLOGI UNIVESTAS AIRLANGGA. umumnya,. dan. preferensi sosial mereka yang minus, menyadari. pada. dan. khususnya. 18.

(19) mereka jalani, semua informan menjalani. positioning. mereka. sebagai. dengan menerima kondisi dan keadaan. lesbian menunjukkan bahwa positioning. mereka, namun mereka juga berpikir. masing-masing dalam dunia lesbin, dari. mengenai masa depan bahwa sebagai. para informan karakteristik buci (lesbian. perempuan mereka kelak akan menjadi ibu. maskulin) diwakili oleh FG dan AW,. dan harus memiliki keturunan sehingga hal. kemudian. tersebut juga menjadi pertimbangan utama. (lesbian tomboy) diwakili oleh ND dan. mereka menghadapi masa depan.. RM.. karakteritik. Sedangkan. seorang. lesbian. andro. karakteristik. lesbian. feminim diwakili oleh AY dan PA. Dalam Respon Masyarakat Terhadap Lesbian Terdapat beberapa jenis perilaku. hal penampilan mereka tidak tahu sejak kapan. mereka. menyadari. positioning. lesbian yaitu buchy, femme, dan andro.. masing-masing. Athena (Soetjiningsih, 2004) mengatakan. mereka hanya berusaha menjadi diri. bahwa kepuasan seksual pada golongan. mereka sendiri dengan kenyamanan yang. femme menjadi prioritas utama. Golongan. ada.. butch lebih banyak memberi dan golongan femme lebih banyak menerima, begitu pula dengan tingkat kepuasan dimana golongan butch hanya akan merasakan kepuasan jika pasangannya puas. Berdasarkan. dunia. lesbian,. Selain dalam hal penampilan, maka peran ini juga menjadi sebuah perilaku yang mewakili mereka sebagai seorang lesbian, seperti yang telah disebut pada teori. sebelumnya. Butch. atau. buci. wawancara. seringkali mempunyai stereotip sebagai. dengan para informan tentang penampilan. pasangan yang lebih dominan dalam. mereka sebelum dan tampilan mereka. hubungan seksual. Bahkan kadang-kadang. setelah. mereka. hubungan seksual antara Butch-Femme. mereka. terjadi secara satu arah sehingga Butch. menyesuaikan dengan karakteristik mereka. lebih digambarkan sebagi sosok yang. secara pribadi. Penampilan mereka saat. tomboy, agresif, aktif, melindungi dan. menjadi lesbian ataupun sebelum menjadi. lain-lain. Kemudian Femme adalah tipe. lesbian masih sama, karakteristik dan. lesbian yang mengambil peran selayaknya. positioning itu akan terbentuk dengan. wanita. sendirinya.. mereka biasanya selalu tampil cantik,. menjadi. menyatakan. lesbian, tampilan. Kemudian selanjutnya. hasil. dalam. pada. mengenai. pertanyaan karakteristik. dalam. penyayang,. peranan. keibuan,. heteroseksual,. sentimental, dan. menyenangkan bagi pasangannya.. JURNAL S1 SOSIOLOGI UNIVESTAS AIRLANGGA. 19.

(20) Berkaitan dengan peranan masing-. Dalam lingkungan keseharian ini,. masing karakteristik di dunia lesbian. secara. antara. bahwa tidak ada pengaruh signifikan. buci,. memiliki. femme. ataupun. karakteristik. dan. andro peranan. dalam. umum. informan. keseharian. menunjukkan. mereka,. lingkungan. dengan informan menunjukkan bahwa. lingkungan sosial, namun beberapa dari. masing-masing karakter dalam lesbian. mereka masih berupaya untuk menutupi. memiliki peranan yang sama seperti. keadaan dan kondisi mereka yakni 5 orang. pasangan. informan AY, ND, FG, AW, dan PA. lainnya.. Lesbian. kerja. di. masing-masing. Berdasarkan wawancara. heterogen. keluarga,. baik. femme adalah lesbian yang feminim. menunjukkan. berperan. dimana. melakukan banyak perubahan penampilan. tuntunannya adalah tampil cantik, tampil. baik di lingkungan kerja, lingkungan. menarik, sewajarnya peranan perempuan. keluarga, ataupun lingkungan pertemanan. di depan pasangannya. Sedangkan andro. mereka, sebab bagi mereka kecenderungan. adalah karakteristik lesbian yang tomboy. mereka sebagai lesbian dalam bentuk. sehingga bisa menjadi keduanya, saat. penampilan. berpasangan dengan lesbian yang feminim. karakteristik mereka dalam keseharian.. mereka menjadi pihak yang maskulin,. Sedangkan RM menyatakan bahwa ia. sedangkan bila bertemu dengan maskulin. masih. mereka menjadi pihak yang feminim.. lesbiannya. Karakteristik. cenderung. sosialnya, keluarga maupun lingkungan. unisex dimana ia bisa menjadi keduanya. kerja. RM masih memiliki ketakutan akan. dan peranan juga bisa dipertukarkan.. sanksi sosial. Sedangkan lesbian buci adalah lesbian. apabila ia membuka identitasnya, misalnya. yang memiliki karakter maskulin dan. membuat. mereka lebih bold dengan karakteristiknya,. bersedih, sedangkan di lingkungan kerja ia. mereka berperan sebagi laki-laki dalam. takut menjadi bahan pergunjingan rekan. berhubungan dimana mereka bertugas. kerja.. melindungi,. lesbian. kamuflase untuk menutupi identitasnya. melakukan. dengan masih sering keluar dengan lawan. banyak hal lainnya sebagai tugas laki-laki. jenis sehingga ia tidak dicurigai memiliki. pada pasangan heterogen pada umumnya.. hubungan dengan sejenis.. femme. sebagai. perempuan. mereka. memberi. pasangannya,. juga. nafkah dan. JURNAL S1 SOSIOLOGI UNIVESTAS AIRLANGGA. bahwa. ataupun. hampir. sangat. Ia. mereka. sama. merahasiakan. ini. baik. dari. tidak. dengan. identitas lingkungan. yang akan diterimanya. orang. tuanya. bahkan. juga. marah. atau. melakukan. 20.

(21) Pertanyaan mengenai mereka. selanjutnya. lingkungan melakukan. adalah. sosial. dimana. interaksi. dalam. diketahui. berbeda. diantara. informan.. umum. atau. dicurigai. sebagai lesbian mereka memilih tetap cuek dan apa adanya.. kesehariannya. Terdapat dua pendapat yang. oleh. Berkaitan dengan latar belakang para lesbian mengungkapkan orientasi. Berdasarkan wawancara AY, RM dan PA. seksual. menyatakan bahwa tidak ada orang-orang. terdapat dua perbedaan pendapat diantara. di lingkungan sosial ataupun keluarga. mereka. Berdasarkan hasil wawancara. yang mengetahui perilaku lesbian mereka. dengan masing-masing informan lesbian. kecuali teman di kalangan yang sama, bagi. tersebut menunjukkan bahwa ND, FG dan. mereka identitas lesbian adalah identitas. AW. yang minus di masyarakat dan hal tersebut. identitas diri dan siapa diri mereka,. tidak bisa dirubah, namun mereka semua. sekalipun mereka tidak menyatakan secara. menyimpan. langsung,. memiliki. keinginan. mereka. seorang. namun. lingkungan. lesbian. mereka. adalah. juga. tidak. keberatan bila preferensi seksual mereka. keturunan sehingga mereka tidak ingin. diketahui oleh umum, karena mereka. identitas. kelak. merasa bahwa hal tersebut adalah jati diri. mengganggu masa depan mereka. Disisi. sejati mereka. Sementara bagi AY, ia. yang lain mereka masih benar-benar. sebenarnya. tidak. menjaga diri dari keluarga masing-masing. membuka. preferensi. karena dua responden yakni RM dan PA. orang lain, namun hal itu dilakukannya. dibesarkan oleh keluarga yang betul-betul. karena. agamis sehingga jika mereka membuka. pendapat orang lain dan menyelesaikan. identitas mereka takut untuk mendapatkan. masalah yang dihadapinya. Sementara RM. sanksi dari keluarga mereka. Sementara. dan PA cenderung tertutup mengenai. ND, FG, dan AW justru terkesan cuek jika. kondisi dan kehidupan seksualnya hal ini. identitas mereka diketahui oleh lingkungan. karena mereka masih takut dengan sanksi. mereka, sebab mereka sudah nyaman. sosial ataupun sanksi dari keluarganya, di. dengan identitas dan pilihan mereka. satu sisi secara karakter mereka memang. menjadi lesbian, jadi meskipun ditentang. lebih tertutup dan memilih berhati-hati. oleh keluarga seperti AW, namun mereka. dengan kondisi preferensi seksual mereka.. lesbian. santai. demikian. pula. yang normal. mejadi. terhaap. dan. tetap. keluarga. kelak. mereka. mereka. menjalani bila. pilihannya,. identitas. mereka. kebutuhannya. secara. langsung. seksualnya. untuk. pada. meminta. Tekanan sosial merupakan paksaan yang digunakan oleh masyarakat untuk. JURNAL S1 SOSIOLOGI UNIVESTAS AIRLANGGA. 21.

(22) mengendalikan. setiap. menutupi identitas diri sebagai lesbi. individu agar seirama (sejalan) dengan. dengan berpacaran dengan sesama lesbi. norma-norma yang berlaku. Individu yang. femme atau disebut dengan femme to. memiliki identitas sebagai lesbi sering. femme. Menurut tiga orang informan. mengalami ketakutan dan keraguan untuk. tersebut. melakukan coming out karena adanya. perempuan feminim membuat tiga orang. penilaian-penilaian negatif yang dipikirkan. informan tersebut tidak dicurigai lesbi,. oleh lesbi femme mengenai diri sendiri di. berbeda halnya ketika berpacaran dengan. mata masyarakat. lesbi butcy yang lebih mudah dicurigai. perbuatan. tingkah. gila,. laku. yaitu lesbi sebagai dosa. dan. membuat. berpacaran. dengan. sesama. oleh masyarakat sebagai pasangan lesbi.. masyarakat pantas untuk menjauhi dan. Balsam,. Rothblum,. dan. menghina kaum lesbi. Kondisi tersebut. Beauchaine (2005) meyakini bahwa kaum. menjadi permasalahan utama bagi lesbi. lesbi menyadari pilihannya sebagai lesbi. yaitu. bahwa. posisi. lesbi. adalah hal yang menyakitkan. Hal ini. minoritas. yang. akan. terjadi sebagai respon psikologis kaum. kecemasan. sosial. lesbi terhadap tekanan sosial dan stigma. (social anxiety) yaitu adanya perasaan. yang dapatkan dari lingkungan sosial.. ketakutan akan ditolak dan didiskriminasi. Russer dan Joyner (2001) mengatakan. (Jose, dkk., 2012) yang membuat lesbi. bahwa masyarakat melakukan penolakan. femme. yang kuat terhadap lesbi karena lesbi. sebagai. merasakan kaum. menimbulkan. suatu. terhambat. dalam. melakukan. coming out.. dianggap melawan agama, moral, etika. Pernyataan Ellison dan Daniels. dan. tidak. normal. dalam. kehidupan. (dalam D’Augelli & Hershberger, 2008). masyarakat. Hal tersebut sejalan dengan. mengemukakan. pandangan. penolakan. masyarakat,. Evan. Broido. adanya. anggapan bahwa kaum lesbi melakukan. individu akibat adanya persepsi dari diri. perbuatan cabul dan kotor, dan adanya. sendiri bahwa tindakan yang dilakukan. pandangan masyarakat bahwa hubungan. salah, akibat adanya penilaian negatif dari. percintaan yang wajar adalah dengan. masyarakat mengenai lesbi. Selain itu,. lawan jenis, situasi ini terkadang membuat. muncul. kaum lesbi berusaha berpura-pura menjadi. diekspresikan oleh orang lain mencegah. heteroseksual dengan berpacaran dengan. individu mencari dukungan orang lain dan. laki-laki. Ada tiga informan yang berusaha. terbuka dengan identitasnya sebagai lesbi.. rasa. yang muncul. (1999). stigma, kecurigaan berdasarkan dengan. JURNAL S1 SOSIOLOGI UNIVESTAS AIRLANGGA. keraguan. dan. permusuhan. pada. yang. 22.

(23) Semua informan dalam penelitian. mereka berharap untuk menikah dan. ini berpikir bahwa masyarakat tidak bisa. memiliki anak. Namun AY, ND dan AW. menerima pilihan informan yang menyukai. mereka menyatakan bahwa apabila kondisi. sesama perempuan, begitu juga dengan. mereka diketahui keluarga atau khalayak. pemikiran masyarakat yang menganggap. umum. kaum lesbi sebagai hal yang abnormal,. mempermasalahkannya,. dosa dan menjijikkan, sehingga membuat. bagaimanapun mereka sudah menerima. informan takut untuk bercerita mengenai. jati diri mereka sendiri.. mereka. tidak. terlalu sebab. identitasnya sebagai lesbi ke lingkungan. Keluarga merupakan lingkungan. sekitar terutama pada lingkungan kerjanya.. pertama yang dikenal oleh setiap individu. Semua informan. yang memberikan pengaruh besar dalam. belum siap untuk. menghadapinya.. pembentukan karakter dan kepribadian. Sedangkan tanggapan keluarga jika mengetahui. tentang. mereka. yang sesuai dengan nilai-nilai serta norma. sebagai lesbian, para informan menyatakan. yang berlaku dalam keluarga maupun. bahwa. masih menutup-nutupi. masyarakat yang ditanamkan sejak dini. berkaitan dengan jati diri mereka. ND, RM. (Tjondrorini & Mardiya, 2012). Disisi lain,. dan PA tetap memilih bungkam mengenai. keluarga yang seharusnya sebagai tempat. kondisi mereka, demi menjaga perasaan. individu untuk berinteraksi dan saling. banyak. mereka. pihak,. Khususnya. RM. kondisi. individu melalui pembiasaan-pembiasaan. khususnya. keluarga.. berbagi pengalaman malah justru menjadi. dan. keduanya. salah. PA,. satu. faktor semua. penghambat. yang. informan. dalam. dibesarkan oleh kultur keluarga yang. menyebabkan. agamis, Islam taat dan Katolik taat, mereka. penelitian ini belum siap untuk melakukan. berusaha menyembunyikan identitas asli. coming out kepada keluarga.. mereka dari keluarga karena mereka takut. Faktor penyebab ini muncul karena. mengenai sanksi sosial dalam keluarga.. adanya nilai-nilai dalam keluarga yang. RM dan PA mereka tidak mau kondisi dan. berhubungan dengan ajaran-ajaran yang. identitas lesbian mereka ini diketahui oleh. dibentuk. keluarga mereka, sebab mereka takut. orientasi seksual baik langsung maupun. menyakiti orang tua, serta sanksi sosial. tidak langsung. Satu informan dalam. ataupun. bagi. penelitian ini sempat mengungkapkan. mereka.Buat mereka citra diri haruslah. bahwa keluarga sangat merasa risih ketika. sesuatu yang wajib dijaga, sebab kelak. melihat ada pasangan wanita sedang. keluarga. dirasa. berat. JURNAL S1 SOSIOLOGI UNIVESTAS AIRLANGGA. dalam. keluarga. mengenai. 23.

(24) bermesraan di tempat umum dan keluarga. menghancurkan. mengatakan. dengan lingkungan sosial.. bahwa. perbuatan. yang. dilakukan pasangan wanita itu adalah. Hal. hubungan. tersebut. keluarga. didukung. oleh. tindakan abnormal dan tidak tahu diri. Hal. penelitian. ini menyebabkan individu tersebut tidak. (2007), bahwa lesbi yang melakukan. mau. keluarga. proses coming out maka akan ada faktor. mengenai identitas sebagai lesbi. Hal ini. risiko yang bisa muncul dari keputusan. menimbulkan ketakutan dan permasalahan. tersebut seperti adanya penolakan dan. sendiri dalam diri individu mengenai. perubahan hubungan individu dengan. identitas sebagai lesbi yang saat ini sedang. orang-orang terdekatnya. Penelitian yang. dijalani tersebut tidak akan diterima oleh. dilakukan oleh Cramer dan Roach (1988). keluarga.. menemukan. menceritakan. Rasa. kepada. bersalah. dan. takut. yang. dilakukan. bahwa. Gottschalk. pengungkapan. merupakan hasil yang muncul dalam setiap. orientasi. individu dalam pengungkapan diri kepada. ketegangan pada hubungan orangtua yang. keluarga.. membuat individu takut pada penilaian. seksual. Rasa bersalah ini muncul karena. orangtua. individu merasa nilai homoseksual yang. individu. dijalani saat ini bertentang jauh dari nilai. seksualnya.. keluarga. Individu merasa bersalah apabila melakukan. coming. out. maka. akan. dan. mengakibatkan. teman-temannya. mengungkap. ketika orientasi. Rasa takut muncul dari ketakutan informan terutama. yang berhubungan. membuat keluarga kecewa. Tiga informan. dengan individu (informan) dan pasangan.. mengakui bahwa merasa bersalah terutama. Individu berasumsi dengan nilai yang. kepada. individu. dibangun dalam keluarga, apabila individu. menceritakan orientasi homoseksual ini,. melakukan coming out maka hubungan. informan berasumsi keluarga akan kecewa,. dengan pasangan akan terputus begitu juga. sedih dan juga malu dengan pilihan yang. dengan. dilakukan informan. Hal ini didukung pada. ekonomi. penelitian Coleman (dalam Yang, 2008),. belum mandiri dalam mencari penghasilan. bahwa lesbi yang melakukan coming out. sehingga. pada keluarga akan mengalami dampak. keluarga. Individu yang diketahui menjadi. negatif bahkan bisa saja dibuang dari. seorang lesbi, tidak ingin nantinya bantuan. keluarga,. ekonomi. orangtua,. tidak. ketika. dianggap. anak. dan. akan. terputusnya. dikarenakan. masih. yang. individu. menjadi. biasa. hubungan masih. tanggungan. diberikan. oleh. orangtua akan berhenti. Hal tersebut JURNAL S1 SOSIOLOGI UNIVESTAS AIRLANGGA. 24.

(25) didukung dari hasil penelitian Gottschalk. Hubungan yang seperti ini menjadi pemicu. (2007) mengenai risiko yang dialami. menjadi seorang homoseksual atau lesbi. ketika melakukan coming out yaitu adanya. karena. kemungkinan untuk tidak didukung lagi. bersalah.. secara finansial, diusir, dan dipaksa untuk. adanya. Respon. kecemasan. dan. masyarakat. rasa. yang. di. kembali ke heteroseksual. Lesbi femme. maksud adalah respon terhadap perilaku. dalam. lesbian. penelitian. ini. takut. apabila. yang. terjadi. di. sekitar. hubungan dengan pasangan dijauhkan,. masyarakat baik respon yang negatif. kemudian dipaksa menikah dan dibawa ke. maupun respon. pengobatan alternatif karena menganggap. dengan. homoseksual merupakan sebuah penyakit. menilai perilaku. akibat ilmu hitam atau guna-guna.. negatif. yang. positif. masing-masing. sesuai. individu. lesbian. contohnya. itu.. yang respon. menggunjing,. Hurlock (2007) mengungkapkan. membicarakan, menjauhi, memaki kaum. dampak perceraian sangat berpengaruh. lesbian, sedangkan respon yang positif. pada anak-anak, salah satunya yaitu anak. seperti mendekati. kurang kasih sayang. Hal ini menyebabkan. menasehati, tidak memandang rendah,. anak mencari kasih sayang lain di luar. tidak memaki. B.S. Bloom dalam Tia. rumah, sehingga pertengkaran orangtua di. Nopitri. depan anak dan atau perceraian orangtua. menjadi 3 bagian. bisa. mengalami. yaitu respon masyarakat yang berkaitan. kurangnys kasih sayang baik dari ibu. erat dengan pengetahuan keterampilan dan. maupun dari ayahnya. Kurangnya kasih. informasi seseorang mengenai sesuatu.. sayang anak dari ibu ataupun kurangnya. (2)Afektif,. peran dari ayah akibat perceraian tadi bisa. yang berhubungan dengan emosi, sikap,. mengarahkan anak tumbuh menjadi lesbi.. dan menilai seseorang terhadap sesuatu.. menyebabkan. anak. Menurut Soetjiningsih, terfiksasi mengalami. Freud. hal-hal. (2009). yaitu. lesbian,. Respon. yaitu. dibagi. : (1)Kognitif,. respon. masyarakat. (3)Konatif, yaitu respon masyarakat yang. dapat. berhubungan. homoseksual. sejak. yang meliputi tindakan atau perbuatan.. tertentu. dalam. Bimo Walgito (2002:13) menjelaskan. 2009). menjadi. (dalam. Yanti. pelaku. individu. dengan. perilaku. nyata. kehidupannya, misalnya adanya hubungan. perilaku terbagi menjadi dua yaitu. yang tidak baik antara anak dengan kedua. (1)perilaku. orangtua, anak dengan salah satu orangtua,. behavior). orangtua tiri atau lingkungan yang lain.. menampak (innert behavior). Perilaku. JURNAL S1 SOSIOLOGI UNIVESTAS AIRLANGGA. yang. menampak. dan (2)perilaku. :. (overt. yang tidak. 25.

(26) atau aktivitas-aktivitas yang ada dalam individu. atau. tidak. yang dijalaninya saat ini merupakan suatu. timbul dengan sendirinya, tetapi akibat. hal yang salah karena melanggar norma. dari. stimulus. organisme stimulus. organisme. yang. yang. itu. Lesbi femme menganggap apa. diterima. oleh. dan nilai-nilai masyarakat sehingga adanya. bersangkutan. baik. harapan. eksternal. maupun. stimulus. untuk. heteroseksual.. kembali Hal. ini. orientasi. menunjukkan. internal. Sedangkan menurut Johan Suban. adanya. Tukan (1994:78) “lesbian adalah rasa. individu dengan orientasi seksual yang. tertarik secara erotis dan seksual kepada. sedang dijalani meskipun telah mencapai. orang sesama jenis antara sesama wanita.”.. fase. Jadi, Respon masyarakat terhadap perilaku. menimbulkan pertentangan dalam batin. lesbian. masyarakat. individu dengan orientasi homoseksual. lesbian. di. yang sedang dijalani. Ada dua bagian yang. baik perilaku. menyebabkan seseorang individu masih. adalah. terhadap. tanggapan. perilaku. lingkungan. kaum. masyarakat,. negatif ataupun perilaku positif. Dari nampak. seluruh. bahwa. acceptance,. yang. sehingga. dialami. hal. ini. bimbang dengan orientasi seksual yang. wawancara. respon. kebimbangan. ke. ini. saat ini sedang dijalani sebagai lesbi.. masyarakat. Bagian. yang. pertama. terhadap para informan atau kondisi. mengenai. lesbian mereka masih negatif, masyarakat. dapatkan selama menjadi seorang lesbi.. memandang hal tersebut sebagai suatu. Kenyamanan. penyakit dan bentuk dari pelanggaran. perilaku pasangan menyebabkan perasaan. agama. Hal ini nampak dari bagaimana. cinta dan kenyamanan bagi individu. para informan pernah diolok atau dihina,. sendiri. Bagian kedua adalah perasaan. karena kondisi mereka, para informan juga. yang muncul dari nurani individu bahwa. merasakan perasaan rendah diri ataupun. homoseksual adalah suatu hal yang salah.. perasaan takut dikucilkan oleh keluarga. Bagian kedua ini akan menimbulkan. dan mendapatkan sanksi sosial. Pada. pertentangan batin dalam diri individu. penelitian Sumadi (2013), didapatkan hasil. sehingga. bahwa adanya keinginan untuk kembali. keputusan untuk mengurangi gejolak yang. normal pada lesbi femme, sedangkan pada. terjadi dalam diri. Adanya harapan untuk. lesbi butcy mengungkapkan tidak ada. bisa kembali lagi menjadi heteroseksual. keinginan. dan menutupi identitas diri sebagai lesbi. untuk. heteroseksual.. menjalani. orientasi. dengan. JURNAL S1 SOSIOLOGI UNIVESTAS AIRLANGGA. kenyamanan. yang. individu. berpacaran. yang. adalah individu. didapatkan. membuat. dengan. dari. suatu. sesama 26.

(27) perempuan feminim merupakan salah satu sarana. yang. dipilih. individu. untuk. mengurangi konflik batin.. Para informan juga menyadari bahwa kelak suatu saat mereka juga harus menjalani hidup berkeluarga, hal tersebut. Pada teori psikologi sosial, kondisi. menjadi pertimbangan utama mereka.. yang dialami individu ini disebut dengan. Mereka juga sadar diri bahwa apa yang. disonansi. 1957).. mereka jalani sekarang adalah sesuatu. kondisi. yang salah dan melanggar norma agama. dimana ada pertentangan dalam kognitif. ataupun norma-norma di masyarakat. Hal. (pikiran) mengenai perilaku yang bertolak. ini selaras dengan yang diungkapkan. belakang yang sedang terjadi dan individu. Gunawan (2012) bahwa ketika individu. berusaha untuk mengurangi perasaan yang. memiliki rasa bersalah dalam diri karena. tidak nyaman dengan mengambil sebuah. melanggar suatu nilai dalam dirinya, maka. keputusan (Festinger, 1957).. menimbulkan perasaan-perasaan negatif. Ketika. kognitif individu. (Festinger, mengalami. Menurut Wibowo (dalam Sarwono, 2009),. disonansi. kogntif. merupakan. keadaan tidak nyaman akibat adanya ketidaksesuian antara dua sikap atau lebih serta antara sikap dan tingkah laku. Lesbi femme yang merupakan responden dalam penelitian ini, memilih mengembangkan harapan untuk bisa kembali menjadi heteroseksual. dan. menyembunyikan. orientasi seksual sebagai lesbi dengan berpacaran dengan sesama perempuan feminim. sebagai. sarana. mengurangi. disonansi kognitif yang individu alami.. lainnya yang berujung pada rasa malu dan rasa sakit. Rasa bersalah dalam diri individu akan membawa individu dalam suatu kondisi yang sangat tidak nyaman dalam. perasaan. individu.. Menurut. Gunawan (2012), Individu akan berusaha mengembangkan pemecahan konflik. tiga. pilihan. masalah apabila batin. untuk. strategi memiliki. mengurangi. ketidaknyamanan psikologis yang muncul yaitu menghindar dari masalah (flight), menghadapi masalah (fight) dan berdiam diri (freeze).. Lesbi femme mengambil keputusan untuk tidak membuka diri dan harapan untuk bisa. Kesimpulan. kembali hetroseksual agar rasa bersalah di. Berdasarkan hasil penelitian yang. dalam diri dapat dikurangi, sehingga tidak. telah diuraikan diatas, maka berikut adalah. berkembang suatu pemaknaan internal. kesimpulan yang didapatkan oleh peneliti. bahwa lesbi sebagai bagian penuh dari. sebagai berikut :. keyakinan diri individu. JURNAL S1 SOSIOLOGI UNIVESTAS AIRLANGGA. 27.

(28) Studi. ini. bahwa. ke dunia luar, sebab mereka takut tidak. informan lesbian yang berperan sebagai. bisa diterima karena kondisi mereka.. femme. Sementara Andro, mereka melihat dunia. (lesbian. feminim),. feme. menemukan. yang. berpenampilan. mengkonstruksikan. lesbian. sebagai. sesuatu. yang. harus. dirinya sebagai lesbian perempuan yang. dijalani, namun hampir sama dengan. membutuhkan perlinduingan, pengayoman. lesbian femme, mereka masih merasakan. seperti halnya posisi perempuan pada. beban dalam diri mereka sendiri dengan. hubungan heterogen. Kemudian lesbian. identitas tersebut, khususnya beban yang. yang berperan sebagai andro (lebian yang. berkaitan dengan keluarga dan masa depan. bisa berpenampilan feminim dan bisa. mereka. Sedangkan lesbian buci mereka. berpenampilan. mereka. mengkonstruksi lesbian dalam pandangan. mengkonstruksikan dirinya sebagai lesbian. mereka adalah pilihan yang harus dipilih. yang. juga. dan bertanggung jawab terhadap pilihan. maskulin, namun mereka memiliki pikiran. tersebut, oleh karena itu mereka cenderung. demi masa depannya mereka menhendaki. berani dalam menetapkan sebuah pilihan,. untuk menikah dengan lawan jenisnya dan. mereka berani untuk menghadapi diri. berperan menjadi seorang ibu dari anak-. sendiri,. anaknya kelak. Berbeda dengan informan. penghakiman dari masyarakat terhadap. buci (lesbian berpenampilan maskulin). identitas lesbian mereka.. masih. mereka. maskulin). feminim,. namun. mengkonstruksikan. dirinya. lingkungan. Rumusan. sosial. masalah. ataupun. berikutnya. sebagai sosok maskulin, mengambil peran. adalah berkaitan dengan respon masyarakt. seperti. hubungan. terhadap kaum lesbian di kota Surabaya. heterogen, mereka menginginkan sebuah. respon masyarakat terhadap para lesbian. hubungan pernikahan dengan pasangan. atau kondisi lesbian mereka menilai. sesama jenisnya.. sebagai. laki-laki. dalam. Mereka secara pribadi memiliki. sesuatu. masyarakat. hal. memandang. yang. negatif,. hal. tersebut. penilaian tersendiri bagaimana mereka. sebagai suatu penyakit dan bentuk dari. mengkonstruksikan sosok lesbian dari. pelanggaran agama. Hal ini nampak dari. sudut pandang mereka, seorang feminim. bagaimana para informan pernah diolok. melihat. lesbian. yang. atau dihina, karena kondisi mereka, para. berbeda. dan. masyarakat,. informan juga merasakan perasaan rendah. sehingga lesbian femme cenderung takut. diri ataupun perasaan takut dikucilkan oleh. untuk menunjukkan jati diri mereka sendiri. keluarga dan mendapatkan sanksi sosial.. sebagai menentang. sosok. JURNAL S1 SOSIOLOGI UNIVESTAS AIRLANGGA. 28.

(29) Lesbian femme dan andro masih memiliki. 2. Untuk masyarakat sebaiknya dapat. kecenderungan untuk takut menghadapi. membantu lesbian untuk berubah. kenyataan. dengan. karena sebagian besar dari mereka. pandangan masyarakat terhadap mereka,. hanya terpengaruh ikut-ikutan menjadi. namun lesbian buci mereka berani untuk. lesbian dan mereka menghendaki. menunjukkan diri mereka dan tampil apa. untuk berubah menjadi perempuan. adanya sesuai dengan identitas mereka.. normal sehingga kita bisa menolong. dan. berhadapan. mereka berubah dengan memberikan Saran. nasehat agar mereka berubah. Selain Berdasarkan hasil penelitian dan. itu dihaharapkan kepada orang tua. kesimpulan yang telah diuraikan pada. agar lebih memperhatikan pergaulan. bagian sebelumnya, maka saran yang dapat. anaknya dengan teman-temannya agar. diajukan adalah sebagai berikut :. tidak terjerumus kepada hal-hal yang. 1. Untuk. akademisi,. menyimpang.. diharapkan memberikan. 3. Untuk lesbian sebaiknya merubah diri. sumbangsih dengan mengetahui apa. jika sudah ada niatan untuk kembali. yang dihadapi oleh lesbian terkait. menjadi perempuan normal maka. dengan identitas diri mereka, kondisi,. segera berubah agar kelak mendapat. kehidupan yang mereka jalani serta. kehidupan yang lebih baik sebagai. pengharapan-pengharapan. mereka,. perempuan normal,. sehingga. semoga. penelitian. ini. bisa. kedepannya. kedepannya. penelitian. memberikan. ini. sumbangsih. bisa. Daftar Pustaka Agustine. (2008). All About Lesbian. Jakarta Selatan: Ardhanary Institute.. untuk. membuat kebijakan-kebijakan yang dirasa penting. Tentunya penelitian ini juga masih memiliki banyak sekali kelemahan, semoga penelitian lain bisa. lebih. menyempurnakannya. dengan sudut pandang yang berbeda, misalnya. dengan. menggunakan. analisis resepsi atau bentuk analisis yang. lainnya. sehingga. lebih. Andika, Nur. Potret Komunitas Gay di Taman Bungkul Surabaya : Jurnal Universitas Negeri Sunan Ampel Surabaya ; 2018 Angelina, Cindy. 2011. Gambaran Psychological Well-being Pada Lesbian. Skripsi: Fakultas Psikologi, Universitas Sumatra Utara. Anthony, Sinot 1993. Tubuh Sosial Simbolisme, diri, dan Masyarakat. Jalasutra.. komprehensif. JURNAL S1 SOSIOLOGI UNIVESTAS AIRLANGGA. 29.

(30) American Psychiatric Assocation. (2013). Diagnostic And Statistical Manual Of Mental Disorders Fifth Edition. USA: Brtish Library.. Budiarty, A. (2011). Gaya hidup lesbian (studi kasus di kota makassar). Makassar: Skripsi-Jurasan Sosiologi, Universitas Hasanuddin. Ardianto, Elvinaro dan Q-Anees, Bambang. 2009. Filsafat Ilmu Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Chaney, James F, dan Joan Ross Acocella. 1996. Psikologi Tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan. Semarang: IKIP Semarang Press.. Az-Zulfi, M. (2005). Homoseks Ih.. Takut…! Belajar Dari Kisah Kaum Nabi Luth. Jakarta: Hikmah. Bastaman, T.K dkk. 2004. Leksikon Istilah Kesehatan Jiwa dan Psikiatri. Jakarta: Buku Kedokteran EGD. Budianta, Melani. 2014. Ekspresi Untuk Identitas. Suarakita. Jakarta Budirahayu, Tuti. 2011. Sosiologi Perilaku Menyimpang. Surabaya: PT. Revka Petra Media. Balsam, K., Rothblum, E., & Beauchaine, T. Victimization over the live span: A comparison of lesbian, gay, bisexual, and heterosexusl sibilings. Journal of Consulting and Clinical Psychology (Online), 73 (3), 477487. (http://www.researchgate.net/profile/ Kimberly_Balsam/publication/77620 32_Victimization_over_the_life_spa n_A_comparison_of_lesbian_gay_bi sexual_and_heterosexual_siblings/li nks/00b49536a7fedb435d000000.pd f, diakses 17 Oktober 2018). Coleman, E. (1982). Developmental stages of the coming out process. Journal of Homosexuality (Online), 7, 31-43.( http://www.tandfonline.com/doi/abs/ 10.1300/J082v07n02_06?journalCod e=wjhm20, diakses 17 Oktober 2018) Constanti, Septiana. (2012). Hubungan penerimaan diri dan proses coming out pada gay di jakarta. Jakarta: Skripsi-Universitas Bina Nusantara. (Online), (http://library.binus.ac.id/Collections /ethesis_detail.aspx?ethesisid=20121-00565-PS , diakses 18 Oktober 2018). Cramer, D. W., & Roach, A. J. (1998). Coming out to mom and dad: A study of gay males and their relationships with their parents. USA: Journal of Homosexuality. Basrowi dan Sukidin. 2002. Metode Penelitian Perspektif Mikro: Grounded theory, Fenomenologi, Etnometodologi, Etnografi, Dramaturgi, Interaksi Simbolik, Hermeneutik, Konstruksi Sosial, Analisis Wacana, dan Metodologi Refleksi, Surabaya: Insan Cendekia. Bertens, K, 1999. “Sejarah Filsafat Yunani”,Yogyakarta: Kanisius. JURNAL S1 SOSIOLOGI UNIVESTAS AIRLANGGA. 30.

(31)

Referensi

Dokumen terkait

Penciptaan Film Animasi 2D Diadaptasi dari Puisi “Engkau” berasal dari keinginan diri untuk mempermudah seorang penyair menyampaikan pesan dari puisinya dalam

Berbeda dengan analisis Location Quontient (LQ) yang berpedoman pada kontribusi, sektor pertanian antar Kecamatan di Kabupaten Blora pada tahun 2102-2105 tergolong

Pertanggungjawaban oleh orang yang memerintahkan Tembak di tempat secara administratif dan teknis, dimana secara Administratif atasan yang memberi perintah diberikan

Hasil : Kadar glukosa darah pada kelompok tidak sarapan dikategorikan kurang (70.4%) dan kelompok sarapan dikategorikan cukup (62.9%). Kesimpulan : Ada hubungan

Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan ruang parkir dengan ruang parkir yang tersedia pada off street parking , lokasi parkir yang masih mencukupi adalah lokasi

Dengan demikian hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel- variabel tersebut perlu diperhatikan oleh penentu kebijakan dan pengambil keputusan di Koperasi Krama Bali

Dari awal yang kelihatan tidak ada apa-apanya, sekecil biji sesawi, namun Gereja tumbuh berkembang seperti sebatang pohon yang besar dan rindang.. Di bawah

Salah satu aspek dari resiliensi yaitu penerimaan positif dimana individu menerima perubahan dalam diri sehingga memiliki penyesuaian diri yang baik dan